• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV - 1 DOKUMEN RPI2JM KABUPATEN BANGGAI LAUT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "IV - 1 DOKUMEN RPI2JM KABUPATEN BANGGAI LAUT"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

IV - 1

P

R O F IL

r

IL A Y A H

K A B U P A T E N B A N G G A I L A U T

4.1 Gambaran Geografis dan Administratif Wilayah

Kabupaten Banggai Laut merupakan salah satu di antara 13

Kabupaten di Provinsi Sulawesi Tengah dengan Ibu Kota

berkedududukan di kota Banggai di bentuk berdasarkan

Undang-undang Republik Indonesia No 5 Tahun 2013, dimana sebelumnya

merupakan bagian dari Kabupaten Banggai Kepulauan. Berada

pada kawasan Teluk Tolo yang mempunyai potensi Sumber Daya Alam (SDA) yang

sangat potensial untuk dikembangkan di kawasan Timur Indonesia (KTI).

Kabupaten Banggai Laut terletak antara 1º 26’ 0” Lintang Selatan sampai dengan 2º

18’ 0” Lintang Selatan dan 123º 0’ 0” BujurTimur sampai dengan 124º 20’ 0” Bujur

Timur di Jazirah Timur Laut Pulau Sulawesi. Sebagai daerah Kepulauan Kabupaten

Banggai Laut terdiri dari gugusan pulau-pulau, yaitu terdiri dari 4 pulau sedang dan 286

Pulau kecil. Berdasarkan letak geografis dan peta Kabupaten Banggai Laut, memiliki

Batas Wilayah sebagai berikut:

 Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Maluku, Selat Kalumbatan dan Selat

Bangkurung;

 Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Maluku

 Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Banda; dan

 Sebelah Barat berbatasan dengan Teluk Tolo

Secara administratif Kabupaten Banggai Laut terbagi atas 7 Wilayah kecamatan, 3

Kelurahan dan 63 Desa. Luas wilayah Kabupaten Banggai Laut ± 12.882,45 km² yang

terdiri dari luas daratan 725,67 km² atau sekitar 5,63% dari luas keseluruhan dan luas

laut 12.156,78 km² atau sekitar 94,37% dari luas keseluruhan.

(2)

IV - 2

Tabel 4.1 Luas Wilayah, Jumlah Desa/Kelurahan Tiap Kecamatan di Kabupaten Banggai Laut

Kecamatan Luas Wilayah (km )

Persentase

(%) Kelurahan Desa

Banggai 754.29 5.86 3 7

Banggai Utara 503.59 3.91 - 6

Banggai Tengah 591.55 4.59 - 8

Banggai Selatan 704.41 5.47 - 6

Labobo 1,992.98 15.47 - 8

Bangkurung 2,711.99 21.05 - 12

Bokan kepulauan 5,623.64 43.65 - 16

Total 12,882.45 100 3 63

(3)
(4)

IV - 4

4.2 Gambaran Demografi

Kabupaten Balut yang letaknya terpisah dari daratan Sulawesi Tengah, atau dapat

dikatakan daerah terpencil mempunyai jumlah Jumlah penduduk tahun 2013 sebesar

66.722 jiwa. Laju pertumbuhan selama periode 2012-2013 yaitu 2,92%. Lebih jelasnya

dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut.

Tabel 4.2. Data Kependudukan Kabupaten Banggai Laut per Kecamatan

NO KECAMATAN WILAYAH (kmLUAS 2)

DATA KEPENDUDUKAN (TAHUN - JIWA)

2000 2005 2010 2011 2012

D BOKAN KEPULAUAN

7 Bokan Kepulauan 229,08 9.054 9.913 11.571 11.814 11.971

JUMLAH 725,67 46.854 50.989 62.263 63.812 64.829

Sumber: Kecamatan dalam Angka, BPS Kabupaten Banggai Laut, 2013.

Jumlah penduduk begitu besar dan terus bertambah setiap tahun. Sebagian besar

penduduk masih terpusat di Kecamatan Banggai. Data tahun 2013 menunjukkan sekitar

32,91% penduduk tinggal di Kecamatan Banggai. Dimana luas Kecamatan Banggai

sekitar 11,98% dari seluruh wilayah daratan Kabupaten Banggai Laut.

Pada tahun 2013 terdapat 73,70% penduduk Kabupaten Banggai Kepulauan (termasuk

Kabupaten Banggai Laut) yang memiliki status kawin, 17,73% status belum kawin,

5,94% cerai mati dan sisanya 2,63% cerai hidup. Dimana sebagian besar usia

perkawinan pertama antara umur 19 – 24 tahun.

Besarnya jumlah penduduk di Kecamatan Banggai menyebabkan kepadatan penduduk

di kecamatan ini menjadi cukup tinggi, yaitu 253 penduduk per km2 dengan luas wilayah

sebesar 86,95 km2. Kepadatan penduduk terendah terjadi di Kecamatan Bokan

(5)

IV - 5

Tabel 4.3. Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Banggai Laut, 2013

(6)

IV - 6

4.3 Gambaran Topografi

Bentuk permukaan bumi ditunjukkan oleh morfologi atau topografi tertentu, dan

dikontrol oleh struktur geologi dan genesis atau asal-usul proses pembentukannya.

Ditinjau secara geomorfologi berdasarkan morfologi, struktur, dan proses

pembentukannya, morfologi wilayah Kabupaten Banggai Kepulauan dapat dibagi

menjadi 4 satuan utama, yaitu: pegunungan/ perbukitan struktural,

pegunungan/perbukitan karst, perbukitan intrusif, dan dataran rendah.

a. Pegunungan struktural terdapat di bagian barat PulauPeleng, memanjang

dengan pola selatan - utara dengan ketinggian antara ±700 hingga 1.000 meter

lebih di atas muka air laut, lereng curam hingga sangat curam dengan

kemiringan ≥40%. Morfologi ini terdapat di sekitar perbatasan Kecamatan Buko,

Buko Selatan, Bulagi Selatan, dan Bulagi.Perbukitan struktural terdapat hampir

di seluruh pulau, dengan ketinggian mulai ±200 hingga ±700 meter di atas muka

air laut, denganlereng relatif miring (15-30%) hingga berbukit curam (30-40%),

yang terdapat di Pulau Peleng, Banggai, Labobo, dan Bangkurung.

Puncak-puncak bukit terdapat di Bukit Monimit (490 meter) di Pulau Banggai, dan Bukit

Basasal di Pulau Peleng bagian timur.

b. Perbukitan dan pegunungan karst menempati sebagian besar Pulau Peleng,

dan secara lokal-lokal pada pulau-pulau lainnya. Ciri khas morfologi ini adalah

pola kerucut dan lembah karst, dolin,gua, ponor, dansungai bawah tanah.

Puncaknya terdapat di Gunung Tinakong (558 meter) dan Bukit Blombong di

Pulau Peleng.

c. Perbukitan intrusif merupakan perbukitan yang terbentuk karena penerobosan

batuan gunungapi granodiorit dan diorit, yang sebagian besar terdapat di Pulau

Banggai, dan sebagian kecil di Pulau Labobo dan Bangkurung.

d. Dataran rendah terbentang di sepanjang wilayah pesisir dan lembah-lembah

antar perbukitan atau pegunungan, yang sebagain besar dijumpai di bagian

utara Pulau Peleng, dan sebagian kecil di selatan Pulau Peleng dan selatan

Pulau Banggai.

Kabupaten Banggai Kepulauan dapat diklasifikasikan ke dalam 6 (enam) satuan

geoekosistem bentang lahan asal proses, yaitu: asal proses fluvial (aliran sungai),

marin (gelombang), vulkanik (gunungapi), solusional (pelarutan, karst), struktural

(7)

IV - 7

Secara geologi regional, akibat sejarah geotektonik yang terjadi, maka batuan yang

mengalasi wilayah kajian adalah batuan malihan, granit, dan batuan gunungapi.

Batuan tertua berupa Kompleks Batuan Malihan (PZm) yang terdiri atas sekis,

gneis, dan kuarsit. Kemudian menyusul Formasi Menanga (Cmm) yang terbentuk

dari perselingan batugamping hablur, batupasir malihan, batusabak, dan filit,

dengan penarikhan radiometri menyatakan berumur Karbon (tidak terdapat di

Kabupaten Banggai). Stratigrafi batuan penyusun Kabupaten Banggai Kepulauan

disajikan dalam Gambar 4.2.

(Sumber: Supandjono dan Haryono, 1993 dalam KLHS Kab. Bangkep, 2012)

Gambar 4.1. Stratigrafi Geologi Kabupaten Banggai Kepulauan

Di Kabupaten Banggai Kepulauan terdapat 3 (tiga) klasifikasi tanah tingkat ordo

berdasarkan Soil Taxonomy (PPT Bogor, 1998), yaitu: Entisols, Inceptisols, Ultisols,

dan Mollisols, yang dapat dirinci seperti pada Tabel 6.2.

Tabel 4.5. Klasifikasi Tanah (Soil Taxonomy PPT, 1998) di Kabupaten Banggai Kepulauan

ORDO GRUP KARAKTERI STI K SATUAN

EKOREGI ON

En t i sol s

Aluvial

Fluvaquents

• Stratigrafi lapisan dari bahan-bahan yang berbeda, warna coklat gelap kekelabuan (10YR 4/ 2), tekstur bervariasi bergantung endapan.

• pH agak masam hingga netral, BO sedang hingga tinggi, P dan K total rendah hingga sangat tinggi, KTK rendah hingga tinggi, kejenuhan basa sangat tinggi.

Perbukitan atau Pegunungan ( F1)

(8)

IV - 8

ORDO GRUP KARAKTERI STI K SATUAN

EKOREGI ON

• Warna kelabu (5YR 5/ 1) dengan/ tanpa karatan di lapisan atas, tekstur lempung hingga lempung berpasir.

• Tanah agak alkalis pada daerah genangan, kadar P total sangat tinggi hingga sangat rendah, K total sangat tinggi, KTK dan kejenuhan basa tinggi hingga sangat tinggi.

Lembah antar ( F2)

Psammaquents

• Warna kelabu agak gelap hingga gelap (5YR 3/ 1).

• Struktur berbutir lepas, tekstur kasar (pasir berlempung hingga lebih kasar).

• Tanah sangat asam, BO rendah hingga sedang, P total rendah hingga sangat rendah, K total sedang hingga rendah, KTK rendah hingga sangat rendah, kejenuhan basa sangat tinggi.

Dataran Aluvial Pesisir ( Fm)

Quartzipsamments

• Tekstur kasar (pasir dengan sedikit kandungan pasir kuarsa), warna coklat gelap (7,5YR 4/ 3), drainase cepat.

• Tanah agak masam hingga netral, BO sgt rendah, P dan K total sangat rendah, KTK dan kejenuhan basa sangat rendah.

Wilayah Pesisir Bergisik ( M)

Ul t i so l s

Podsolik Kandiudults

• Horison kandik dengan penurunan lempung < 20% hingga kedalaman 150 cm, drainase baik.

• Lapisan atas berwarna coklat gelap (10YR 4/ 3) sampai coklat gelap kekuningan (10YR 4/ 6), lapisan baw ah coklat kekuningan (10YR 5/ 6) sampai merah kekuningan (5YR 5/ 6).

• Tekstur halus hingga sedang, struktur kersai hingga gumpal agak membulat, konsistensi sangat gembur hingga gembur (lembab) agak lekat sampai lekat (basah).

• Tanah masam, BO rendah, P dan K total sangat rendah hingga rendah, KTK dan kejenuhan basa rendah hingga sangat rendah, Al sangat tinggi.

Perbukitan I ntrusif

• Solum sedang hingga dalam, warna coklat (7,5YR 4/ 6) sampai coklat kekuningan (10YR 5/ 8).

• Tekstur halus, struktur gumpal, konsistensi agak teguh hingga teguh, bahan induk batugamping, batulempung, dan batupasir. • Tanah masam hingga netral, BO umumnya rendah, K total

sangat rendah hingga sedang, P total rendah hingga sangat rendah, KTK rendah, basa rendah, Al tinggi hingga sangat tinggi.

• Horison kandik, drainase baik, warna homogen coklat hingga coklat kemerahan dan merah kotor (10YR 3/ 3-3/ 4 sampai 2,5YR 3/ 3-3/ 4) untuk lapisan, coklat kekuningan hingga coklat tua merah kekuningan (10YR 4/ 6-5/ 6 sampai 5YR 4/ 6-6/ 6) untuk lapisan bawah.

• Tekstur lempung berdebu hingga lempung, struktur agak gumpal hingga kersai, konsistensi sangat gembur (lembab) dan lekat hingga plastis (basah).

• Tanah netral hingga agak basa, BO rendah hingga sedang (atas) dan sangat rendah (bawah), P dan K total sangat rendah, KTK rendah, dan kejenuhan basa tinggi.

Perbukitan dan

Sumber : BP3, Departemen Pertanian RI (2006) dan Hasil Survei Lapangan (Mei-Juni, 2012) dalam KLHS Kab. Bangkep (2012)

Dari aspek topografi, sebagian besar wilayah Kabupaten Banggai Laut berada pada

ketinggian antara 1 mdpl – 5 mdpl, karena berada di pesisir pantai. Sementara

hanya satu kecamatan yang berada di ketinggian 25 mdpl yakni Kecamatan

Banggai Tengah. Data lengkap kondisi topografi wilayah dapat dilihat pada Tabel

(9)

IV - 9

Tabel 4.6. Tinggi Wilayah di Atas Permukaan Laut (DPL) Menurut Kecamatan di Kabupaten Banggai Laut

4.4 Gambaran Klimatologi

Seperti halnya dengan wilayah lain di Indonesia yang beriklim tropis, kondisi iklim di

daerah ini pada umumnya dipengaruhi oleh angin muson yang berlangsung pada bulan

juli sampai dengan september, musim kemarau terjadi sampai dengan bulan september

dan musim penghujan terjadi pada bulan september sampai dengan november.

Berdasarkan pendekatan tipe iklim Oldeman maka tipe iklim untuk Banggai Laut

termasuk dalam tipe B1 (9 bulan basah berturut-turut dan lebih kecil 2 bulan kering).

Suhu udara di suatu tempat antara lain dipengaruhi oleh tinggi rendahnya tempat

tersebut terhadap permukaan laut dan jarak dari garis pantai. Secara umum, suhu udara

berkisar antara 26,8 – 29,4 °C.

Pada tahun 2013 suhu udara rata- rata yang tercatat pada Stasiun Meteorologi Bubung

di Luwuk berkisar antara 28,2°C sampai 31,2°C. Suhu udara maksimum terjadi di bulan

Januari, yaitu sebesar 33,1°C. Sedangkan suhu udara minimum terjadi di bulan Juli

dan Desember, yaitu sebesar 24°C.

Rata-rata kelembaban udara relatif pada Stasiun Meteorologi Bubung pada tahun 2013

berkisar antara 65% (Oktober) dan 78% (April).

Pada tahun 2013 tekanan udara rata-rata pada Stasiun Meteorologi Bubung berkisar

(10)

IV - 10

Maret, yaitu sebesar 1.014,5 mb. Sedangkan tekanan udara minimum terjadi di bulan

April, yaitu sebesar 1.000,5 mb.

Rata-rata kecepatan angin pada Stasiun Meteorologi Bubung pada tahun 2013 berkisar

antara 4 knot dan 7 knot.

Rata-rata jumlah curah hujan di Stasiun Meteorologi Bubung selama tahun 2013

berkisar antara 33 mm (Januari) dan 177,7 mm (Juli). Sedangkan jumlah hujan selama

tahun 2013 berkisar antara 8 hari (September) dan 25 hari (Juli).

(11)

IV - 11

4.5 Kondisi Sosial Ekonomi

4.5.1 Kondisi Sosial

Pembangunan di bidang pendidikan dapat ditunjukkan oleh perkembangan institusi

serta tingkat partisipasi sekolah dari tahun ke tahun. Jumlah sekolah di Kabupaten

Banggai Laut pada tahun 2014 meningkat daripada tahun sebelumnya. Tahun 2014,

jumlah SD/MI tercatat sebanyak 82 sekolah, SMP/MTs 45 sekolah, dan

SMA/MA/sederajat 22 sekolah. Adapun tingkat partisipasi sekolah dapat dilihat dari

APK (Angka Partisipasi Kasar) dan APM (Angka Partisipasi Murni).

Tabel 4.8 Angka Partisipasi Kasar (APK) Menurut Jenjang Pendidikan di Kabupaten Banggai Laut Tahun 2014

Jenjang Sumber: BPS Kabupaten Banggai Laut, 2015

Tabel 4.9 Angka Partisipasi Murni (APM) Menurut Jenjang Pendidikan di KabupatenBanggai Laut Tahun 2014

Jenjang Sumber: BPS Kabupaten Banggai Laut, 2015

Tidak berbeda dengan pendidikan, penyelenggaran layanan kesehatan masyarakat

juga merupakan salah satu komponen yang dapat menunjang upaya peningkatan

kesejahteraan masyarakat. Dari data BPS Kabupaten Banggai Laut, pada tahun

2014 terdapat Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) sebanyak 6 puskesmas

dan 23 Pustu yang tersebar hampir di seluruh wilayah kecamatan dengan tenaga

(12)

IV - 12 4.5.2 Kondisi Ekonomi

Pada tahun 2014, PDRB atas dasar harga berlaku Kabupaten Banggai Laut

mencapai Rp. 942,954 Milyar dan sekitar 97,82% dari nilai tersebut dihasilkan oleh

Sektor Pertanian, kehutanan dan perikanan. Sektor Pertanian merupakan sektor

ekonomi strategis di Kabupaten Banggai Laut. Meskipun nilai tambah Sektor

Pertanian tersebut terjadi penurunan dari tahun sebelumnya, yaitu dari 61,02% di

tahun 2013 menjadi 60,75% pada tahun 2014. Dari hal ini dapat dikatakan

Kabupaten Banggai Laut masih tergolong daerah agraris. Hal ini sesuai dengan

potensi sebagian besar wilayah yang cenderung pada sektor pertanian. Adapun

kontribusi sektor ekonomi lainnya terhadap PDRB Kabupaten Banggai Laut adalah

sebagai berikut.

(13)

IV - 13 Sumber : BPS Kabupaten Banggai Kepuluaun, 2015

Sumber : BPS Kabupaten Banggai Kepulauan, 2015

Gambar

Tabel 4.1    Luas Wilayah, Jumlah Desa/Kelurahan Tiap Kecamatan
Tabel 4.2. Data Kependudukan Kabupaten Banggai Laut per Kecamatan
Tabel 4.3. Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan
Tabel 4.5. Klasifikasi Tanah (Soil Taxonomy PPT, 1998)
+6

Referensi

Dokumen terkait

• Hasil analisis tanah pada lahan subak Megati menunjukkan kemasaman tanah (pH) 6,4 – 7,0 (agak masam – netral), kandungan nitrogen hampir semua sangat rendah (87 %) dan hanya 13

Tanah Ultisol mempunyai kandungan bahan organik yang rendah, unsur hara makro seperti P dan K yang sering kahat,reaksi tanah masam hingga sangat masam serta kejenuhan Al

meningkatkan pH (dari kategori sangat masam menjadi kategori agak masam) dan K-total (dari kategori rendah menjadi kategori sangat tinggi), tidak berpengaruh terhadap C-organik

Unsur hara makro seperti fosfor dan kalium yang sering kahat, reaksi tanah masam hingga sangat masam, serta kejenuhan aluminium yang tinggi merupakan sifat-sifat Ultisol

Dari data BPS Kabupaten Banggai Laut, pada tahun 2014 terdapat Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) sebanyak 6 puskesmas dan 23 Pustu yang tersebar hampir di seluruh

Sifat kimia tanah dicirikan oleh reaksi tanah agak masam sampai netral, dan kandungan bahan organik bervariasi dari rendah hingga tinggi.. Kandungan P dan K total bervariasi dari

Berdasarkan program yang ada pada Kabupaten Banggai Laut untuk entitas Kabupaten/Kota didominasi oleh program non fisik yang berfungsi sebagai acuan dalam perencanaan fisik

pH tanah Alfisol dari tujuh lokasi di Jawa Timur dan Jawa Tengah me-nunjukkan reaksi dari masam hingga netral, dengan kandungan C-organik rendah, P- tersedia sangat rendah