III - 1
ARAHAN STRATEGIS NASIONAL
BIDANG CIPTA KARY A
RTRW Sebagai Arahan Kebijakan Spasial
Dalam Penyusunan RPI2-JM sebagai kebijakan utama adalah Rencana Tata Ruang Wilayah yang memuat arahan struktur ruang dan pola ruang. Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hirarkis memiliki hubungan fungsional, sedangkan pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budidaya. Pembangunan bidang Cipta Karya harus memperhatikan arahan struktur dan pola ruang yang tertuang dalam RTRW, selain untuk mewujudkan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan juga dapat mewujudkan tujuan dari penyelenggaraan penataan ruang yaitu keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan, keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia, serta pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang.
Pada bab ini ini berisikan arahan RTRW Nasional (PP No. 26 Tahun 2008), RTRW Pulau, RTRW Provinsi, serta RTRW Kawasan Strategis Nasional (KSN). Indikasi program Bidang Cipta Karya pada RTRW Nasional, RTRW Pulau, RTRW Provinsi, maupun RTRW KSN yang terkait dengan kabupaten/kota setempat dipaparkan pada bagian ini. Tidak hanya memaparkan arahan kebijakan spasial, bagian ini juga memaparkan kedudukan kota pada rencana pengembangan kawasan khusus, antara lain dalam rangka pengembangan MP3EI dan KEK (jika kabupaten/kota tersebut termasuk dalam KPI MP3EI dan/atau kawasan pengembangan KEK).
III - 2
3.1 Arahan RTRW Nasional
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) disusun melalui Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) yang dijadikan sebagai pedoman untuk:
a. Penyusunan rencana pembangunan jangka panjang nasional, b. Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah nasional,
c. Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatanruang di wilayah nasional, d. Perwujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan
antarwilayah provinsi, serta keserasian antarsektor, e. Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi, f. Penataan ruang kawasan strategis nasional, dan g. Penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota.
Arahan yang harus diperhatikan dari RTRWN untuk ditindaklanjuti ke dalam RPI2–JM kabupaten/kota adalah sebagai berikut:
1. Pusat Kegiatan Nasional (PKN)
PKN suatu wilayah dapat berupa kawasan megapolitan, kawasan metropolitan, kawasan perkotaan besar, kawasan perkotaan sedang, atau kawasan perkotaan kecil .Sesuai dengan arahan pada PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Pusat Kegiatan Nasional atau PKN adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala internasional, nasional, atau beberapa provinsi. Penetapan PKN dilakukan berdasarkan beberapa kriteria yang terdapat pada pasal 14, yaitu sebagai berikut:
A. Penetapan Pusat Kegiatan Nasional (PKN) Kriteria:
a. kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama kegiatan ekspor-impor atau pintu gerbang menuju kawasan internasional, b. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan
industri dan jasa skala nasional atau yang melayani beberapa provinsi, dan/atau
c. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama transportasi skala nasional atau melayani beberapa provinsi.
Standar Infrastruktur Minimal yang dimiliki meliputi :
III - 3 b. Ekonomi : Pasar Induk Antar Wilayah, Perbankan Nasional
dan/atau Internasional. c. Kesehatan : Rumah Sakit Umum Tipe A. d. Pendidikan : Perguruan Tinggi S-1
B. Penetapan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) Kriteria:
a. Kawasan Perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul kedua kegiatan ekspor-impor yang mendukung PKN,
b. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan jasa yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten, dan/atau
c. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul transportasi yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten.
Standar Infrastruktur Minimal yang dimiliki meliputi :
a. Perhubungan : Bandara Pusat Penyebaran Sekunder, dan/atau Pelabuhan Nasional/Utama Tersier dan/atau Terminal Penumpang Tipe A.
b. Ekonomi : Pasar Induk Regional, Perbankan Regional dan / atau Nasional.
c. Kesehatan : Rumah Sakit Umum Tipe B. d. Pendidikan : Perguruan Tinggi D-3
C. Penetapan Pusat Kegiatan Lokal (PKL) Kriteria:
a. kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan jasa yang melayani skala kabupaten dan/atau beberapa kecamatan; dan/atau
b. kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul transportasi yang melayani skala kabupaten dan/atau beberapa kecamatan. Standar Infrastruktur Minimal yang dimiliki meliputi :
a. Perhubungan : Bandara Perintis, dan/atau Pelabuhan Lokal/Pengumpan Sekunder dan/atau Terminal Penumpang Tipe B.
III - 4 c. Kesehatan : Rumah Sakit Umum Tipe C.
d. Pendidikan : Sekolah Menengah
2. Penetapan Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN)
Sesuai dengan arahan pada PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Pusat Kegiatan Strategis Nasional atau PKSN adalah kawasan perkotaan yang ditetapkan untuk mendorong pengembangan kawasan perbatasan negara. Penetapan PKSN dilakukan berdasarkan beberapa kriteria yang terdapat pada pasal 15, yaitu sebagai berikut:
1) Pusat perkotaan yang berpotensi sebagai pos pemeriksaan lintas batas dengan negara tetangga,
2) Pusat perkotaan yang berfungsi sebagai pintu gerbang internasional yang menghubungkan dengan negara tetangga,
3) iPusat perkotaan yang merupakan simpul utama transportasi yang menghubungkan wilayah sekitarnya, dan/atau
4) Pusat perkotaan yang merupakan pusat pertumbuhan ekonomi yang dapat mendorong perkembangan kawasan di sekitarnya.
3. Kawasan Strategis Nasional
Sesuai dengan arahan pada Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Kawasan Strategis Nasional (KSN) adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting secara nasional terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan negara, ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan, termasuk wilayah yang telah ditetapkan sebagai warisan dunia. Penetapan Kawasan Strategis Nasional dilakukan berdasarkan beberapa kepentingan, yaitu:
Penetapan kawasan strategis nasional dilakukan berdasarkan kepentingan: a. Pertahanan dan keamanan,
1) diperuntukkan bagi kepentingan pemeliharaan keamanan dan pertahanan negara berdasarkan geostrategi nasional,
2) diperuntukkan bagi basis militer, daerah latihan militer, daerah pembuangan amunisi dan peralatan pertahanan lainnya, gudang amunisi, daerah uji coba sistem persenjataan, dan/atau kawasan industri sistem pertahanan, atau
III - 5 b. Pertumbuhan Ekonomi
1) memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh,
2) memiliki sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi nasional,
3) memiliki potensi ekspor,
4) didukung jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi, 5) memiliki kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi,
6) berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan nasional dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional,
7) berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi sumber energi dalam rangka mewujudkan ketahanan energi nasional, atau
8) ditetapkan untuk mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal c. Sosial Budaya
1) merupakan tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat atau budaya nasional,
2) merupakan prioritas peningkatan kualitas social dan budaya serta jati diri bangsa,
3) merupakan aset nasional atau internasional yang harus dilindungi dan dilestarikan,
4) merupakan tempat perlindungan peninggalanbudaya nasional, 5) memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman budaya, atau 6) memiliki potensi kerawanan terhadap konflik sosial skala nasional. d. Pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi
1) diperuntukkan bagi kepentingan pengembangan ilmu
2) pengetahuan dan teknologi berdasarkan lokasi, sumber daya alam strategis nasional, pengembangan antariksa, serta tenaga atom dan nuklir 3) memiliki sumber daya alam strategis nasional
4) berfungsi sebagai pusat pengendalian dan pengembangan antariksa 5) berfungsi sebagai pusat pengendalian tenaga atom dan nuklir, atau 6) berfungsi sebagai lokasi penggunaan teknologi tinggi strategis. e. Fungsi dan Daya Dukung Lingkungan Hidup
1) merupakan tempat perlindungan keanekaragaman hayati,
III - 6 3) memberikan perlindungan keseimbangan tata guna air yang setiap
tahun berpeluang menimbulkan kerugian negara,
4) memberikan perlindungan terhadap keseimbangan iklim makro 5) menuntut prioritas tinggi peningkatan kualita lingkungan hidup 6) rawan bencana alam nasional
7) sangat menentukan dalam perubahan rona alam dan mempunyai dampak luas terhadap kelangsungan kehidupan.
3.2 RTRW Kawasan Strategis Nasional ( KSN )
Beberapa arahan yang harus diperhatikan dari RTRW KSN dalam penyusunan RPI2-JM Cipta Karya Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut:
1) Cakupan delineasi wilayah yang ditetapkan dalam KSN. 2) Arahan kepentingan penetapan KSN, yang dapat berupa:
a. Ekonomi
b. Lingkungan Hidup c. Sosial Budaya
d. Pendayagunaan Sumberdaya alam dan Teknologi Tinggi e. Pertahanan dan Keamanan
3) Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang yang mencakup: a. Arahan pengembangan pola ruang:
(i) Arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya
(ii) Arahan pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya seperti pengembangan RTH.
b. Arahan pengembangan struktur ruang terkait keciptakaryaan seperti pengembangan prasarana sarana air minum, air limbah, persampahan, dan drainase
c. Indikasi program sebagai operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur ruang khususnya untuk bidang Cipta Karya.
Adapun RTRW KSN yang telah ditetapkan sampai saat ini adalah sebagai berikut: a. Perpres No. 54 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang Kawasan Jakarta, Bogor,
Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, Cianjur;
b. Perpres No. 45 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan;
III - 7 d. Perpres No. 62 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan
Medan, Binjai, Deli Serdang, dan Karo;
e. Perpres No. 86 Tahun 2011 tentang PengembanganKawasan Strategis dan Infrastruktur Selat Sunda;
f. Perpres No. 87 Tahun 2011 tentang Rencana TataRuang Kawasan Batam, Bintan, dan Karimun.
Tabel Kawasan Kegiatan Nasional Provinsi Sulawesi Tengah
No PKN PKW PKSN
KSN
Nama Kawasan Sudut Kepentingan
1 Palu Poso, Luwuk, Buol,
Kolonodale,
Tolitoli, Donggala
- Kawasan
Industri
Perdagangan
(Kapet )
Kawasan perkotaan
yang berfungsi atau
berpotensi sebagai
simpul utama
transportasi skala
nasional atau melayani
beberapa provinsi
3.3 RTRW Pulau
Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau merupakan rencana rinci dan operasionalisasi dari RTRWN. Adapun arahan yang harus diperhatikan dari RTR Pulau untuk penyusunan RPI2-JM Kabupaten/Kota adalah:
a. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang antara lain mencakup arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya, serta arahan pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya seperti pengembangan RTH. b. Arahan pengendalian pemanfaatan ruang yang memberikan arahan
batasan wilayah mana yang dapat dikembangkan dan yang harus dikendalikan c. Strategi operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur ruang khususnya untuk
bidang Cipta Karya seperti pengembangan prasarana sarana air minum, air limbah, persampahan, drainase, RTH, rusunawa, agropolitan, dll
Sesuai RTRW Pulau yang telah ditetapkan Perpres No. 88 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Sulawesi
3.4 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Sulawesi Tengah
III - 8
3.4.1
Rencana Struktur Ruang Wilayah Provinsi Sulawesi Tengah
Beberapa arahan dam RTRW Provinsi dalam penyusunan Dokumen RPI2-JM adalah Arahan Pengembangan Pola Ruang dan Struktur Ruang yang mencakup :
a. Sistem perkotaan nasional
No. Nama Pusat Kegiatan Nama Kota /
Perkotaan
I. RINCIAN PUSAT KEGIATAN NASIONAL (PKN)
1. P a l u P a l u
II RINCIAN PUSAT KEGIATAN WILAYAH (PKW)
1. ToliToli ToliToli
2. P o s o P o s o
3. B u o l B u o l
4. Kolonedale Morowali
5. Banawa Donggala
6. Luwuk Banggai
b. Sistem Perkotaan Provinsi
RINCIAN PUSAT KEGIATAN LOKAL (PKL)
No. Nama PKL Nama
Kabupaten/Kota
1 Tentena Poso
2 Tambu Donggala
3 Salakan Banggai Kepulauan
4 Bungku Morowali
5 Ampana Tojo Una-Una
6 Bora Sigi
7 Banggai Banggai Laut
8 Tinombo Parigi Moutong
9 Parigi Parigi Moutong
10 Toili Banggai
11 Wakai Tojo Una-Una
12 Bangkir ToliToli
III - 9
RINCIAN PUSAT KEGIATAN LOKAL (PKL)
No. Nama PKL Nama
Kabupaten/Kota
14 Beteleme Morowali
15 Wuasa Poso
III - 11
3.4.2
Kawasan Strategis di Provinsi Sulawesi Tengah
a. Kawasan Strategis Nasional
1. Rincian Kawasan Pertahanan Dan Keamanan
No. Nama KSN Nama Kabupaten/Kota
1. Kawasan Perbatasan Laut RI termasuk delapan belas pulau kecil terluar dgn Negara Malaysia/Filipina.
Tolitoli (Pulau Lingadan, Pulau Salando, dan Pulau Dolangon)
2. Rincian Kawasan Pertumbuhan Ekonomi
No. Nama KSN Nama Kabupaten/Kota
1. Kawasan Pengembangan Ekonomi
Terpadu (KAPET) PALAPAS (sebagai pengganti KAPET BATUI)
Palu, Donggala, Parigi dan Sigi
3. Rincian Kawasan Sosial Budaya
No. Nama KSN Nama Kabupaten/Kota
1. Kawasan Poso dsk. Poso
4. Rincian Kawasan Fungsi Dan Daya Dukung Lingkungan Hidup
No. Nama KSN Nama Kabupaten/Kota
1. Kawasan Kritis Lingkungan Balingara Tojo Una-una dan Banggai 2. Kawasan Kritis Lingkungan Lambunu –
Buol
Buol dan Parigi Moutong.
b. Kawasan Strategis Provinsi
1. Rincian Kawasan Strategis Dari Sudut Kepentingan Pertumbuhan
Ekonomi
No. Nama KSP Nama Kabupaten/Kota
1. Kawasan Strategis Ekonomi (KSE) Palu Utara
Kota Palu
2. Kawasan Kota Terpadu Mandiri (KTM) yaitu:
KTM Air Terang Buol
KTM Tawaru-Bungku Morowali
III - 12
No. Nama KSP Nama Kabupaten/Kota
KTM Bahari Bolano Lambunu Tojo Una-una
KTM Tampolore Poso
3. Kawasan Agrotourism Sausu –
Manggalapi - Palolo dsk.
Kab. Parigi Moutong, Kabupaten Poso dan Kabupaten Sigi 4. Kawasan Perbatasan;
Kawasan Tindantana perbatasan kabupaten Poso
dengan kabupaten Luwu Utara Provinsi Sulawesi Selatan;
Kawasan Teluk Matarape perbatasan kabupaten
Morowali dengan Provinsi Sulawesi Tenggara;
Kawasan Surumana
perbatasan kabupaten Donggala dengan Provinsi Sulawesi Barat;
Kawasan Umu perbatasan kabupaten Buol
dengan Provinsi Gorontalo; perbatasan kabupaten Tojo Una-Una dengan Provinsi Gorontalo;
Kawasan Kepulauan Togian perbatasan kabupaten Parigi-Moutong
dengan Provinsi Gorontalo;
Kawasan Molosipat perbatasan kabupaten
Banggai
Kawasan Pulau Sonit Kepulauan dengan Provinsi
III - 13
2. Rincian Kawasan Pengembangan Perkotaan
No. Nama KSP Ket
1. BALUMBAPOLIPA
Menghubungkan Banawa, Palu, Mamboro, Bora, Pantoloan, Toboli dan Parigi
3. Rincian Kawasan Sosial Budaya
No. Nama KSP Nama Kabupaten/Kota
1. Kawasan Istana Raja Banggai Kepulauan
Banggai Laut
2. Kawasan Istana Raja Palu Palu
3. Kawasan Istana Raja Una-Una Tojo Una-Una 4. Kawasan Istana Raja Tinombo Parigi Moutong 5. Kawasan Lembah Bada dan Lembah
Besoa
Poso
4. Rincian Kawasan Pendayagunaan Sumberdaya Alam Dan Teknologi
Tinggi
No. Nama KSP Nama Kawasan Nama Kabupaten/Kota
1. Kawasan Sumber Daya Air sebagai sumber energi PLTA
Danau Poso Danau Lindu
Poso Sigi
2. Kawasan Sumber Daya Perikanan dan Kelautan
Zona I: Selat Makassar dan Laut Sulawesi
Zona II: Teluk Tomini
Zona III: Teluk Tolo
Donggala, Kota Palu, Tolitoli dan Buol
Parigi Moutong, Poso, Tojo Una-Una dan Banggai
III - 14
5. Rincian Kawasan Fungsi Dan Daya Dukung Lingkungan Hidup
No. Nama KSP Nama Kabupaten/Kota
1. Kawasan Kritis Lingkungan, yaitu;
Kaw. Sungai Podi dsk Kab. Tojo Una-Una
2. Kawasan Wilayah Sungai yang memiliki nilai strategis , yaitu;
Kaw. WS Parigi – Poso; Kab. Parigi Moutong – Poso;
Kaw. WS Laa-Tambalako Kab. Poso-Morowali
Kaw. WS Randangan Prov. Gorontalo-Sulawesi
Tengah - Sulawesi Barat
Kaw. WS Palu – Lariang; Prov. Sulawesi Tengah
-Prov. Sulawesi Selatan
Kaw. WS Kaluku-Karama; Prov. Sulawesi
Barat-Sulawesi Tengah; Kaw. WS Bongka – Mentawa; Kab. Tojo Una-Una –
Banggai-Morowali;
Kaw. WS Pompengan-Lorena;
Prov. Sulawesi Selatan-Sulawesi Tengah-Selatan-Sulawesi Tenggara;
Kaw. WS Lambunu-Buol Kab. Buol-Donggala-Parigi
Moutong-Tolitoli 3. Kawasan Penanganan Khusus Endemik
Schistosomiasis
Kab. Sigi dan Kab. Poso
III - 16
3.4.3
Rencana Pola Ruang Wilayah
Beberapa arahan dam RTRW Provinsi dalam penyusunan Dokumen RPI2JM adalah Arahan Pengembangan Pola Ruang yang mencakup :
3.4.1.1. Kawasan Lindung
A. Rincian Rencana Kawasan Lindung Nasional di Wilayah Provinsi
Sulawesi Tengah
1. Suaka Margasatwa
No
.
Nama
Kawasan
Kabupaten
/Kota
Luasan
(ha.)
Kep.
Penetapan
Potensi
1. Bakiriang Banggai 12.500 KEP.
Menhutbun
No.398/Kpts-II/1998
Flora
Cempaka (Michelia campaca ), Meranti Putih dan Merah (Shorea sp), Damar Ariung (Santiria sp), Palapi ( Heriti-era sp), Sengon (Albizzia falcataria ), Jeruk (Citrus sp), Bambu (Bambusa sp), dll.
Fauna
Maleo
(Macrocephalon maleo ), Buaya Muara
III - 17
No
.
Nama
Kawasan
Kabupaten
/Kota
Luasan
(ha.)
Kep.
Penetapan
Potensi
(Varanus sp), Rangkong (Rhyticeros cassidix ), Ular (Phyton reti- culatus ), dll.
Objek Wisata
Nesting ground, Panorama alam 2. Lombuyan I &
II
Banggai 3.069 KEP. Menhut
No.124/Kpts-II/1999
Flora
Palapi (Heritiera sp), Nyatoh (Palaquium sp), Meranti (Shorea sp), Kayu Sirih (Celtis
phippinensis ), Dadaru
(Euphorbia sp), dll.
Fauna
Monyet Hitam (Macaca ton- keana ), Rusa (Cervus timo- rensisi ), Babi rusa (Baby- roussa babirusa
), Ular, dll.
Objek Wisata
III - 18
alam, Tirta/Air terjun
3. Patipati Banggai 3.103,79 KEP. Menhut
No.239/Kpts-II/1999
Flora
Jambu Batu (Psidium guajava ) Alang-alang (Imperata cylind- rica ), Waru (Hibiscus tiliace-tus ), Teki (Trichoglossus flavoviridis ), Tekukur Hutan (Geopilia sp), Rusa (Cervus timorensis ), dll.
Objek Wisata
Habitat Alam Rusa 4. Pulau
Dolangon
Tolitoli 462.50 KEP. Mentan
No. 441/Kpts/Um/5/
1981
Flora
Kayu Bayam (Intsia bijuga ), Sengon Laut (Albizzia fal- cataria ), Santigi (Pempis acidula ), dll.
Fauna
III - 19
No
.
Nama
Kawasan
Kabupaten
/Kota
Luasan
(ha.)
Kep.
Penetapan
Potensi
scova ), Kakak Tua Putih (Cacatua sulphurea ), Elang Laut (Permis celebensis ), Ikan Duyung (Dugon-dugon ), Burung Gosong (Megacephaan cuminggi ), dll.
Objek Wisata
Biota Laut, Habitat Penyu, Nesting
ground. 5. Pinjan/
Tanjung Matop
Tolitoli 1.692,50 KEP. Mentan No. 445/Kpts/Um/5/
1981
Flora
Meranti (Shorea sp), Nyatoh (Palaquium sp), Damar (Agathis sp), Cempaka (Michelia campaca ), Palapi (Heritiera sp), Medang (Dacrydium sp), dll.
Fauna
III - 20 Musang Coklat (Macro- galidia muschenbroecki
i ), dll.
Objek Wisata
Nesting
Total 69.329,79
2. Cagar Alam
Penetapan Potensi
1. Gunung Dako Buol dan
Damar (Agathis sp), Nyatoh (Palaquium sp, Meranti (Shorea ap), Kayu Manis
(Cinnamomum sp), dll.
Fauna
III - 21
Penetapan Potensi
quarlesii ), Monyet Hitam (Macaca ton-
Damar (Agathis damara ), Meranti (Shorea sp), Nyatoh Monyet Hitam (Macaca ton-
III - 22
No
.
Nama
Kawasan
Kabupaten
/Kota
Luasan
(ha.)
Keputusan
Penetapan Potensi
dan Merah (Shorea sp), Palapi (Heri- tiera sp), Eboni (Diospyros celebica ), Rotan (Palma- ceae ), dll.
Fauna
Ular Phyton (Phyton molurus ), Anoa (Bubalus quarlessi,
Bubalus
deppressicorni
s ), Rusa (Cervus timorensis ), dll.
4. Morowali 1. Morowali 2. Tojo
Una-una
209.400 KEP. Menhut No. 374/Kpts-III/1986
Flora
Damar (Agathis sp), Meranti (Shorea sp), Cemara Pantai (Casuarina equicetifolia ), Nyatoh
(Palaquium sp),
Fauna
III - 23
No
.
Nama
Kawasan
Kabupaten
/Kota
Luasan
(ha.)
Keputusan
Penetapan Potensi
ursinus,
Phalanger
celebensis ), Tikus
Berkantung (Rattus sp), Binatang Hantu (Tarsius sp), Maleo
(Macrocephalon maleo ) dll.
5. Pamona Poso 25.967,3 KEP. Menhut
No.50/Kpts-II/1987
6. Pangi Binangga
Parigi Moutong
6.000 KEP. Menhutbun No.399/Kpts-II/1998
Flora
Kayu Hitam (Diospyros ce- lebica ), Aga (Ficus fariega- ta ), Rotan (Pigafetta filaris ), Uru (Magnolia sp, Elmerillia sp), dll.
Fauna
III - 24
No
.
Nama
Kawasan
Kabupaten
/Kota
Luasan
(ha.)
Keputusan
Penetapan Potensi
7. Tanjung Api Tojo Una-una 4.246 KEP. Mentan No.91/Kpts/U
m/2/1977
Flora
Pangi (Pangium edule ), Kayu Bayam (Intsia bijuga ), Cempaka (Michelia campaca ) Kayu Hitam Pantai (Diospyros maritissima ), dll.
Fauna
Raja Udang (Alcedo atthis ), Jenis Tekukur (Geopelis strep- topelia ), Ular Sawah (Phyton reticulatus ), dll.
Objek Wisata
Api alam
III - 25
3. Taman Nasional
No. Nama
Kawasan
Kab./Kota Luasan
(ha.)
Kep. Penetapan
Potensi
1. Lore Lindu
1. Sigi 2. Poso
217.991,18 KEP. Menhut
No.646/Kpts-II/1999 PP 26 tahun 2008
Tentang RTRWN
Flora
Leda (Eucalyptus deglupta ), Damar Gunung (Agathis philippnensis ), Uru (Elme- rilla ovalis ), Wanga (Piga- fetta filaris ),Anggrek (Orchida ),
Edelweiss, Cemara Gunung (Casuarina junghuhniana ), dll.
Fauna
Maleo
(Macrocephalon Maleo ), Babi rusa (Babyroussa babi- rusa ), Anoa (Bubalus quar-lesii ), Monyet Hitam (Macaca tonkeana ), Musang Coklat (Macrogalidia muchenbroekii ), dll.
Objek Wisata
III - 26
4. Taman Laut dan Taman Wisata Laut
No. Nama
Kawasan Kab./Kota
Luasan
(ha.) Kep. Penetapan Potensi
1. TNL Kepulauan Banggai
Banggai Kepulauan
171.312 PP 26 tahun 2008 Tentang RTRWN 2. TL Pulau
Tokobae
Morowali 1.000 KEP. Menhut No. 757/Kpts-II/1999 3. TL Teluk Tomori Morowali 7.200 KEP. Menhut No.
757/Kpts-II/1999
T o t a l 179.512
5. Hutan Suaka Alam Wisata (HSAW)
No. Nama
Kawasan Kab./Kota
Luasan
(ha.) Kep. Penetapan Potensi
1. Air Terjun Wera
Sigi 250 KEP. Mentan No.
843/Kpts/Um/11/80
Flora
Pinus (Pinus mercusii ), Kenari
(Canarium sp), Bayur
(Pterospermum celebicum ), dll.
Fauna
Rusa (Cervus timorensis ), Ayam Hutan (Gallus galus ), Babi Hutan (Sus
celebensis ), Burung Gagak (Carvus sp), dll.
Objek Wisata
III - 27
No. Nama
Kawasan Kab./Kota
Luasan
(ha.) Kep. Penetapan Potensi
2. Bancea Poso 5.000 1. KEP.
Menhutbun No. 272/Kpts-II/1999
2. PP 26 tahun 2008 Tentang
RTRWN
Flora
Anggrek Bulan (Phalaenopsis amabilis ), Anggrek Kantong (Phapiopedilun sp), Anggrek Antena (Dendrobium antena- tum ), Anggrek Mutiara (Coe- logyne
asperata ), dll.
Fauna
Binatang Hantu (Tarsius spec- trum.
Tarsius dianae
), Jalak Sulawesi (Scissirostrum dubium ), Rangkong (Rhytice- ros cassidix ), dll.
Objek Wisata
Danau Poso Anggrek alam, Panorama alam. 3. Tanjung
Karang
III - 28
No. Nama
Kawasan Kab./Kota
Luasan
(ha.) Kep. Penetapan Potensi
4. Laut Tosale Towale
Donggala 5.000
5. Laut Pulau
Kawasan Kab./Kota
Luasan
(ha.)
Kep.
Penetapan Potensi
1. Kepulauan Togean
Tojo Una – Una
100.000 PP 26 tahun 2008 Tentang
RTRWN.
2. Pulau Batudaka Parigi PP 26 tahun
2008 Tentang RTRWN
7. Taman Hutan Raya
No. Nama
Kawasan Kab./Kota
Luasan
(ha.)
Kep.
Penetapan Potensi
1. Poboya Paneki
1. Donggala 2. Palu
7.128 KEP.
Menhutbun No.
24/Kpts-II/1999
PP 26 tahun 2008 Tentang
RTRWN
Flora
Cendana
III - 29
No. Nama
Kawasan Kab./Kota
Luasan
(ha.)
Kep.
Penetapan Potensi
Fauna
Tekukur Hutan (Geopelia sp., Streptopelis sp), Burung Kakak Tua Jambul Kuning (Cacatua sulphurea ), Biawak (Varanus salvator ), dll.
Objek Wisata
Panorama Alam
8. Taman Buru
No. Nama
Kawasan Kab./Kota
Luasan
(ha.)
Kep.
Penetapan Potensi
1. Landusa Tomata
Poso / Morowali
5.000 397/Kpts-II/1998 Flora
Rumput Kilen (Chliris barbata ), Bulu Mata Munding (Fibrysty- lus annua ), Palapi (Heritiera sp), Kume
(Canarium sp), Damar (Agathis dammara ), dll.
Fauna
III - 30
No. Nama
Kawasan Kab./Kota
Luasan
(ha.)
Kep.
Penetapan Potensi
(Cervus timo- rensis ), Raja Udang (Alcedo atthis ), dll.
Objek Wisata
Berburu Rusa
B. Rincian Rencana Kawasan Lindung di Wilayah Provinsi Sulawesi
Tengah
Kawasan Sempadan Pantai
No. Kab./Kota Panjang (km.)
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Banggai Buol Donggala Parigi Moutong Tojo Una-Una Tolitoli
Banggai Kepulauan Poso
Morowali Palu
613 197 400 431 454 454 700 174 800 42
III - 31
3.4.1.2. Rincian Kawasan Budidaya
A. Rincian Kawasan Budidaya Provinsi Sulawesi Tengah
1. Rincian Kawasan Andalan
No. Nama Kawasan
Andalan
Sektor Unggulan Kep. Penetapan
1. Poso dsk. pertanian, perikanan,
pariwisata, perkebunan, dan industri
PP 26 tahun 2008 Tentang RTRWN
2. Tolitoli dsk. pertambangan, perkebunan, perikanan, pertanian, dan pariwisata
PP 26 tahun 2008 Tentang RTRWN
3. Kolonedale dsk. pertanian, perikanan,
pariwisata, perkebunan, agro industri, dan pertambangan
PP 26 tahun 2008 Tentang RTRWN
4. Palu dsk. pertambangan, perikanan,
industri, pertanian, perkebunan, dan pariwisata.
PP 26 tahun 2008 Tentang RTRWN
2. Rincian Kawasan Andalan Laut
No. Nama Kawasan Andalan Laut Sektor Unggulan
1. Teluk Tolo – Kep. Banggai dsk. perikanan laut dan pariwisata
3. Rincian kawasan Cepat Tumbuh
No. Nama KSN Nama Kabupaten/Kota
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Kaw. Parigi – Ampibabo dsk., Kaw. Danau Poso dsk., Kaw. Ampana dsk., Kaw. Moutong – Tomini dsk., Kaw. Damsol – Damsel dsk., Kaw. Lalundu dsk.
III - 32
4. Rincian Kawasan Budidaya Hutan
No. Status Kawasan Luas (ha) Terletak Pada Kab / Kota
1. Kawasan Budidaya Hutan 1.597.609 Tersebar di Kab. / Kota
1.1 Hutan Produksi Terbatas (HPT)
1.237.974
Kab. Donggala, Parigi Moutong, Morowali, Tojo Una-Una, Tolitoli, Buol, Banggai, Banggai Kepulauan,.dan Sigi 1.2 Hutan Produksi Tetap (HP)
233.348
Kab. Donggala, Poso, Parigi Moutong, Morowali, Tojo Una-Una, Tolitoli, Buol, Banggai, Banggai Kepulauan., dan Sigi 1.3 Hutan Produksi Yang Dapat
Dikonversi (HPK) 126.287
Kota Palu; Kab. Donggala, Poso Parigi Moutong, Morowali, Tojo Una-Una, Tolitoli, Buol, Banggai, Banggai Kepulauan, dan Sigi
2. Kawasan Budidaya Non Hutan 2.976.935 Tersebar di Kab. / Kota
TOTAL LUAS KAWASAN BUDIDAYA 4.574.544
5. Rincian Kawasan Budidaya Pertambangan
No. Jenis Tambang Kabupaten / Kota Kecamatan
1. Nikel Morowali Bungku Utara, Mamosalato, Soyo
Jaya, Petasia, Bungku Tengah, Bungku Selatan, dan Bahodopi Banggai Toili, Bunta, Pagimana, Bualemo,
dan Balantak
Tojo Una-Una Ampana Tete dan Ulubongka
2. Galena (Timah
Hitam)
Donggala Marawola (Sungai Lewara Hulu)
Parigi Moutong Ampibabo
3. Emas Parigi Moutong Moutong, Tolai dan Ampibabo
III - 33
No. Jenis Tambang Kabupaten / Kota Kecamatan
ToliToli Dondo
Donggala Sirenja
Buol Bunobogu
Palu Poboya
4. Molibdenium Tolitoli Dondo
Parigi Moutong Moutong
5. Chromit Morowali Bungku Barat dan Bungku Selatan
Tojo Una-Una Ulubongka dan Ampana Tete
6. Pasir Besi Morowali Bungku Utara, Petasia dan Bungku
Tengah
Banggai Toili, Bunta, Pagimana, Bualemo
dan Balantak
Tojo Una-Una Ampana Tete, Ulubongka dan Tojo
7. Bijih Besi Tojo Una-Una Ampana Tete, Ulubongka, Tojo
Barat dan Tojo
Donggala Sojon dan Sindue
8. Tembaga Parigi Moutong Moutong
Buol Lakea
Donggala Sindue Tobata
9. Belerang Tojo Una-una Pulau Una-Una
10. Wolfram-Tungsten Poso Lore Piore
11. Granit ToliToli Dondo
Sigi Dolo Barat dan Marawola
Parigi Moutong Tinombo Selatan Banggai
Kepulauan
Banggai Desa Lambako
12. Marmer Poso Pamona Utara dan Pesisir
Morowali Lembo dan Petasia
Tojo Una-Una Tojo
Banggai Luwuk Timur
Parigi Moutong Tomini
13. Asbes Tojo Una-Una Ulubongka
14. Batubara Morowali Mori Atas dan Bungku Utara
III - 34
No. Jenis Tambang Kabupaten / Kota Kecamatan
Donggala Sindue
Banggai Kepulauan
Liang, Bulagi, Tataba dan Buko
Buol Momunu
15. Minyak Bumi Morowali Bunku Utara
Banggai Toili Barat
Donggala Balaesang, Dampal Selatan dan
Surumana
16. Gas Bumi Banggai Batui dan Toili
17. Panas Bumi Tolitoli Dondo
Donggala Sindue
Buol Palele
Banggai Pagimana
Banggai Kepulauan
Sigi Dolo Selatan, Dolo Barat dan Sigi
Biromaru Tojo Una-Una Ulubongka
6. Rincian Rencana Pengembangan Kawasan Peruntukan Pariwisata
a. Wisata Alam
No. Nama Kawasan/Lokasi Nama Kabupaten/Kota
1. SM. P. Dolangan dan SM Pinjan Tj. Matop
Tolitoli
2. SM Tj. Santigi Parigi Moutong
3. CA. Pangi Binangga Parigi Moutong
4. CA. Gunung Tinombala Donggala, Tolitoli dan
Parigi Moutong
5. CA. Gunung Dako Tolitoli dan Buol
6. CA. Tanjung Api Tojo Una-una
7. TN. Lore Lindu Sigi dan Poso
III - 35
No. Nama Kawasan/Lokasi Nama Kabupaten/Kota
9. Taman Wisata Pekan Penghijauan Nasioal Desa Ngata Baru
Sigi
10. Danau Poso Poso
11. Danau Lindu Sigi
12. Danau Talaga Donggala
13. Air Terjun Hanga-hanga dan Hutan Bakau Luwuk
Banggai
14. Air Terjun Nupabomba Donggala
b. Wisata Alam Laut
No. Nama Kawasan/Lokasi Nama Kabupaten/Kota
1. Pulau Peleng Banggai Kepulauan
2. Kepulauan Sago Banggai Laut
3. Wakai Tojo Una-Una
4. Tj. Api Tojo Una-Una
5. Pulau Tikus Banggai
6. Pulau Makakata Parigi Moutong
7. Pulau Kelelawar Parigi Moutong
8. Pulau Rosalina Parigi Moutong
9. Danau Laut Tolongano Donggala
10. Pulau Pasoso Donggala
11. Tanjung Manimbaya Donggala
c. Wisata Alam Air Panas
No. Nama Kawasan/Lokasi Nama Kabupaten/Kota
1. Mantikole Sigi
2. Pulu Sigi
3. Bora Sigi
d. Wisata Budaya
No. Nama Kawasan/Lokasi Nama Kabupaten/Kota
III - 36
e. Wisata Lainnya
No. Nama Kawasan/Lokasi Nama Kabupaten/Kota
1. Pulau Maputi Donggala
2. Pulau Pangalaseang Donggala
3. Pulau Tuguan Donggala
3.4.1.3. Rencana Pengembangan Pola Ruang terkait Ke Cipta Karyaan
A. Pengembangan Sistem Jaringan Pengelolaan
Sumberdaya Air
a.
Wilayah Sungai (Ws)1. Wilayah Sungai Lintas Provinsi
No. Nama WS Nama DAS Luas DAS Sigi/Kota Palu Kabupaten Sigi /
Kota Palu
2. Pompengan-Lorena
Sulawesi Selatan – Sulawesi Tenggara
– Kabupaten Morowali Luhumbuti Landawe Amesiu
Sulawesi Selatan – Sulawesi Tenggara
III - 37
No. Nama WS Nama DAS Luas DAS
Km2
Nama
Kabupaten/Kota
4. Randangan-Paguyaman
Gorontalo – Sulawesi Tengah
5. Kaluku - Karama Sulawesi Barat -
Sulawesi Tengah
2. Wilayah Sungai Strategis Nasional
III - 39
3. Wilayah Sungai Lintas Kabupaten/Kota
III - 42
Kaunyo siuna
III - 45
b.
Rincian Bendung1. Rincian Bendung Nasional
No. Nama Bendung Nama Kabupaten/
Kota Sausu Atas Gumbasa Singkoyo
Sinorang Ombolu Mentawa
Parigi Moutong Parigi Moutong Sigi
2. Rincian Bendung Provinsi
No. Nama Bendung Nama Kabupaten/
Kota
Tende Lalos Kolondom
Malomba Ogowele
III - 46
No. Nama Bendung Nama Kabupaten/
Kota Ongka Atas Tada Kasimbar Dolago Maoti
Mepanga Hilir Torue
Tolisu Atas Bawah Dongin
Pandanwangi Moilong Bunta Bella Air Terang
III - 47
Bolano Toga Batu Dako Bolanosau Dedei Laut Kecil
Bolano Molosipat Poso
Tanah Morambo Limbo Kasimpo Telaga Toju Tiu
Biok Njok Njok Keles Liyouk Koyoan Kontra’an Bungin Lalong
III - 48
MA Watutela MA Owo MA Koeloe
MA Kamarora (Air panas) MA Desa Bahagia
MA Duyu MA Mantikole
Palu
e.
Rincian Rencana Pengembangan Instalasi Pengolahan AirBersih (IPA)
III - 49
Tabel Pola ruang Provinsi
No FUNGSI KAWASAN
Berdasarkan Perda
RTRWP Sulteng
No. 4 Tahun 2004
(Ha)
Updating Luas
Berdasarkan
Perhitungan GIS
(Ha)
LUAS % LUAS %
I. Kawasan Lindung 2.166.171 31,84 2.386.986,81 36,43
Kawasan Konservasi Suaka
Alam dan Pelestarian Alam 676.248 9,94 672.160,97 10,26 Kawasan Konservasi Suaka
Alam dan Pelestarian Alam (Air)
338.818,95 5,17
Hutan Lindung 1.489.923 21,90 1.376.006,89 21,00
II. Kawasan Budidaya Hutan 2.228.761 32,76 2.136.958,55 32,61
Hutan Produksi Terbatas (HPT)
1.476.316 23,70 1.421.428,72 21,69
Hutan Produksi Tetap (HP) 500.589 7,36 461.849,28 7,05 Hutan Produksi yang dapat
dikonversi (HPK)
251.856 3,70 253.680,55 3,87
III. Areal Penggunaan Lain
(APL)
2.408.368 35,40 1.969.963,18 30,06
IV. Perairan (Danau & Sungai) - - 58.763,61 0,90
Jumlah III & IV 2.028.726,79 30,96
Luas Wilayah Provinsi
Sulteng (I+II+III+IV)
III - 50
NO KAB/ KOTA APL HSA HL HP HPK HPT Perairan
1. Palu 21.114,57 5.314,47 8.264,29 - - 4.752,55 234,84
2. Donggala 182.794,51 22.011,64 183.878,6 12.272,67 30.218,79 187.442,22 3.162,06
3. Poso 199.715,78 126.939,15 134.433,95 33.058,78 28.557,89 187.888,95 38.979,16
4. Tolitoli 132.834,62 31.841 38.327,33 51.743,26 3.149,36 86.728,25 779,32
5. Banggai 284.073,65 17.429,08 178.771,85 51.028,19 63.999,89 311.949,42 2.330,1
6. Buol 132.708,71 38.544,13 31.520,24 72.845,62 36.286,87 101.046 836,41
7. Morowali 293.088,78 239.575,57 472.734,88 157.673,72 83.915,37 154.033,88 3.059,81
8. Parigi
Moutong 222.527,83 40.178,35 65957,79 113.484,11 18.337,83 163.018,82 2.224,41 9. Banggai
Kepulauan 175.562,42 - 40.283,3 34.034,52 18.173,4 51.529,57 -
10. Tojo
Una-una 138.666,48 7.304,56 148.221,91 57.332,58 10.933,85 124.753,61 1.743,09 11. Sigi 120329,52 7.304,56 43.312,05 43.312,05 4.286,53 120.548,44 4.621,04
TOTAL 1.903.416,87 536.442,51 1.345.706,19 626.785,50 297.859,78 1.493.691,71 57.970,24
TOTAL
III - 51
RINCIAN PROGRAM PEMANFAATAN RUANG
INDIKASI PROGRAM UTAMA LIMA TAHUNAN
NO USULAN PROGRAM UTAMA SUMBER PENDANAAN
WAKTU PELAKSANAAN
2009-2010
2011-2015
2016-2020
2021-2025
2026-2029
PERWUJUDAN STRUKTUR RUANG PROVINSI
A Percepatan Pengembangan Kota-Kota Utama Kawasan Perbatasan
APBN, APBD, Investasi Swasta,
dan/atau kerjasama pendanaan
1. Pengembangan/Peningkatan fungsi
2. Pengembangan baru
3. Revitalisasi kota-kota yang telah berfungsi
B Mendorong Pengembangan Kota-Kota Sentra Produksi yang Berbasis
Otonomi Daerah
APBN, APBD, InvestasiSwasta,
dan/atau kerjasama pendanaan
C Revitalisasi dan Percepatan Pengembangan Kota-Kota Pusat
Pertumbuhan
APBN, APBD, InvestasiSwasta,
dan/atau kerjasama pendanaan
1. Pengembangan/Peningkatan fungsi
2. Pengembangan baru
3. Revitalisasi kota-kota yang telah berfungsi
D Pengendalian Kota-kota Berbasis Mitigasi Bencana
APBN, APBD, InvestasiSwasta,
dan/atau kerjasama pendanaan
1. Rehabilitasi kota akibat bencana alam
III - 52
NO USULAN PROGRAM UTAMA SUMBER PENDANAAN
2009-2010
2011-2015
2016-2020
2021-2025
2026-2029
2. Pengendalian perkembangan kota-kota berbasis Mitigasi Bencana
E Perwujudan Sistem Transportasi
E.1
.
Perwujudan Sistem Jaringan Jalan
Jaringan Jalan Arteri Primer
1. Pemantapan jaringan jalan Arteri Primer, Jaringan Lintas Trans
Sulawesi Tengah, Jaringan lintas Barat
APBN, APBD, Investasi Swasta,
dan/atau kerjasama pendanaan
2. Pengembangan jaringan jalan Arteri Primer menghubungkan antar
wilayah, Jaringan lintas Timur, Jaringan lintasTengah, Jaringan Jalan
Kolektor Primer
3. Pemantapan jaringan jalan Kolektor Primer, Jaringan jalan
pengumpan
E.2
.
PerwujudanSistemTransportasi Laut dan Penyeberangan
1. Pemantapan Pelabuhan Penyeberangan
APBN, APBD, Investasi Swasta,
dan/atau kerjasama pendanaan
2. Pengembangan Pelabuhan Penyeberangan
3. Pembangunan Terusan Khatulistiwa
4. Pemantapan Pelabuhan Inter Provinsi
5. Pengembangan Pelabuhan InterProvinsi
6. Pemantapan Pelabuhan Provinsi
III - 53
NO USULAN PROGRAM UTAMA SUMBER PENDANAAN
2009-2010
2011-2015
2016-2020
2021-2025
2026-2029
E.3
.
Perwujudan Bandar Udara Pusat Penyebarano 1. Pemantapan Bandara Udara Pusat Penyebaran Skala Pelayanan
Primer
APBN, APBD,Investasi
Swasta,dan/atau kerjasama
pendanaan
2. Pengembangan Bandara Udara Pusat Penyebaran Skala Pelayanan
Primer
3. Pemantapan Bandara Udara Pusat Penyebaran Skala Pelayanan
Sekunder
4. Pengembangan Bandara Udara Pusat Penyebaran Skala Pelayanan
Sekunder
5. Pemantapan Bandara Udara Pusat Penyebaran Skala Pelayanan
Tersier
6. Pengembangan Bandara Udara Pusat Penyebaran Skala Pelayanan
Tersier
E.4
. Perwujudan Sistem Jaringan Prasarana Lainnya
I Perwujudan Sistem Jaringan SD Air (SDA)
1. Konservasi SDA, Pendayagunaan SDA, dan
PengendalianDayaRusak Air
APBN, APBD,
InvestasiSwasta,dan/ataukerjasa
ma pendanaan
II Perwujudan Sistem Jaringan Energi
1. Perwujudan Jaringan Pipa Transmisi dan Distribusi Gas Bumi
III - 54
NO USULAN PROGRAM UTAMA SUMBER PENDANAAN
2009-2010
2011-2015
2016-2020
2021-2025
2026-2029
3. Pengembangan Jaringan Transmisi Tenaga Listrik
APBN, APBD, Investasi
Swasta,dan/atau kerjasama
pendanaan
III
Sistem Jaringan Telekomunikasi APBN, APBD, Investasi
Swasta,dan/atau kerjasama
pendanaan
1. Rehabilitasi Jaringan Terestrial
2. Pengembangan JaringanTerestrial
3. Jaringan Pelayanan Feeder Antar Kabupaten
PERWUJUDAN POLA RUANG
A PerwujudanKawasanLindung
I Rehabilitasi dan Pemantapan Fungsi Kawasan Lindung Provinsi
1. Suaka Alam Laut
APBN, APBD, InvestasiSwasta,
dan/atau kerjasama pendanaan
2. Suaka Margasatwa
3. Cagar Alam
4. Taman Nasional
5. Taman Hutan Raya
6. Taman WisataAlam
II Pengembangan Pengelolaan Kawasan Konservasi Provinsi
1. Suaka Alam Laut
APBN, APBD, Investasi Swasta,
dan/atau kerjasama pendanaan
2. Suaka Margasatwa
III - 55
NO USULAN PROGRAM UTAMA SUMBER PENDANAAN
2009-2010
2011-2015
2016-2020
2021-2025
2026-2029
4. Taman Nasional
5. Taman Hutan Raya
6. Taman Wisata Alam
III Rehabilitasi dan Pemantapan Fungsi Kawasan Lindung
(KawasanResapan Air)
APBN, APBD, Investasi Swasta,
dan/atau kerjasama pendanaan
IV Pengembangan Pengelolaan Kawasan Lindung APBN, APBD, Investasi Swasta,
dan/atau kerjasama pendanaan
V Rehabilitasi dan Pemantapan Fungsi Kawasan Taman Buru APBN, APBD, Investasi Swasta,
dan/atau kerjasama pendanaan
VI Pengembangan Pengelolaa nKawasan Taman Buru APBN, APBD, Investasi Swasta,
dan/atau kerjasama pendanaan
B Perwujudan Pengembangan Kawasan Budi Daya
I Pengembangan dan Pengendalian Kawasan Andalan untuk Sektor
Pertanian:
1. Pengendalian Kawasan Andalan untuk Pertanian Pangan Abadi APBN, APBD,Investasi
Swasta,dan/atau kerjasama
pendanaan
2. Pengembangan Kawasan Andalan untuk Pertanian
II RehabilitasidanPengembanganKawasanAndalanuntukSektor
Perkebunan:
1. Rehabilitasi Kawasan Andalan untuk Perkebunan APBN, APBD, Investasi
Swasta,dan/atau kerjasama
pendanaan
III - 56
NO USULAN PROGRAM UTAMA SUMBER PENDANAAN
2009-2010
2011-2015
2016-2020
2021-2025
2026-2029
III Rehabilitasi dan Pengembangan Kawasan Andalan untuk Sektor
Pertambangan:
1. Rehabilitasi Kawasan Andalan untuk Pertambangan APBN, APBD,Investasi Swasta,
dan/atau kerjasama pendanaan
2. Pengembangan Kawasan Andalan untuk Pertambangan
IV Rehabilitasi dan Pengembangan Kawasan Andalan untuk Sektor Industri
Pengolahan:
1. Rehabilitasi Kawasan Andalan untuk industry pengolahan APBN, APBD,Investasi Swasta,
dan/atau kerjasama pendanaan
2. Pengembangan Kawasan Andalan untuk industri pengolahan
V Rehabilitasi dan Pengembangan Kawasan Andalan untuk Sektor
Pariwisata:
1. Rehabilitasi Kawasan Andalan untuk Pariwisata APBN, APBD,Investasi Swasta,
dan/atau kerjasama pendanaan
2. PengembanganKawasanAndalanuntukPariwisata
VI Rehabilitasi dan Pengembangan Kawasan Andalan untuk Sektor
Perikanan:
1. Rehabilitasi Kawasan Andalan untuk Perikanan APBN, APBD,Investasi Swasta,
dan/atau kerjasama pendanaan
2. Pengembangan Kawasan Andalan untu kPerikanan
VII Rehabilitasi dan Pengembangan Kawasan Andalan untuk Sektor
Kelautan:
1. Rehabilitasi Kawasan Andalan untuk Kelautan APBN, APBD,Investasi Swasta,
dan/atau kerjasama pendanaan
2. Pengembangan Kawasan Andalan untuk Kelautan
VIII Rehabilitasi dan Pengembangan Kawasan Andalan untuk Sektor
III - 57
NO USULAN PROGRAM UTAMA SUMBER PENDANAAN
2009-2010
2011-2015
2016-2020
2021-2025
2026-2029
1. Rehabilitasi Kawasan Andalan untuk Kehutanan
APBN, APBD,Investasi Swasta,
dan/atau kerjasama pendanaan
2. Pengembangan Kawasan Andalan Kehutanan
C Perwujudan Pengembangan Kawasan Strategis
I Rehabilitasi dan Pengembangan Kawasan Strategis dari Sudut
Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
APBN, APBD,Investasi Swasta,
dan/atau kerjasama pendanaan
II Rehabilitasi dan Pengembangan Kawasan Strategis dari Sudut
Kepentingan Fungsi dan Daya Dukung Lingkungan Hidup
APBN, APBD,Investasi Swasta,
dan/atau kerjasama pendanaan
III Rehabilitasi dan Pengembangan Kawasan Strategis dari Sudut
Kepentingan Sosial Budaya
APBN, APBD,Investasi Swasta,
dan/atau kerjasama pendanaan
IV
Rehabilitasi dan Pengembangan Kawasan Strategis dari Sudut
Kepentingan Pendayagunaan Sumberdaya alam dan Teknologi Tinggi
APBN, APBD,Investasi Swasta,
dan/atau kerjasama pendanaan
V Rehabilitasi dan Pengembangan Kawasan Strategis dari Sudut
Kepentingan Pertahanan dan Keamanan
APBN, APBD,Investasi Swasta,
dan/atau kerjasama pendanaan
VI Pengembangan Kawasan Strategis dari Sudut Kepentingan
Pendayagunaan Sumber Daya Alam dan/atau Teknologi Tinggi
1. Penawaran Wilayah Kerja Minyak dan Gas Bumi
APBN, APBD,Investasi Swasta,
dan/atau kerjasama pendanaan
2. Penawaran Wilayah Kerja Gas Metana Batubara
3. Pengembangan Kilang LNG
III - 58
NO USULAN PROGRAM UTAMA SUMBER PENDANAAN
2009-2010
2011-2015
2016-2020
2021-2025
2026-2029
VII Pengembangan Kawasan Andalan Bahan Bakar Nabati APBN, APBD, Investasi Swasta
III - 59
3.5 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Banggai Laut
Rencana tata ruang wilayah kabupaten Banggai Laut menghasilkan suatu rencana struktur dan pola ruang yang harus diacu pada periode RTRW yang ada. Berikut akan dibahas mengenai rencana struktur ruang dan pola ruang di Kabupaten Banggai Laut.
3.5.1. Rencana Struktur Ruang Kabupaten Banggai Laut
Menurut RTRW Nasional, struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hirarkis memiliki hubungan fungsiona wilayah. Struktur ruang Kabupaten Banggai Laut akan memperlihatkan sebuah bentuk dari sistem pusat kegiatan wilayah dalam radius pelayanannya, keterkaitan fungsional dengan jaringan prasarana transportasi, kelistrikan, telekomunikasi dan sumber daya air dalam mendukung fungsi utama wilayah sebagai pusat pelayanan kegiatan.
Pertimbangan utama dalam penetapan struktur ruang wilayah di Kabupaten Banggai Laut adalah berupa pengembangan dari sistem pusat-pusat kegiatan yang terhubung oleh sistem melalui pembangunan prasarana transportasi ke arah pusat-pusat pertumbuhan/produksi sebagai penggerak sumberdaya.Disamping itu struktur ruang yang dibentuk memiliki suatu hirarki pusat-pusat kegiatan sesuai dengan kemampuan pelayanan suatu wilayah kawasan, sub kawasan dan jaringan pendukungnya dengan tetap memperhatikan aspek keseimbangan pertumbuhan wilayah dalam satuan ruang.
Rencana struktur ruang Kabupaten Banggai Lautsangat dipengaruhi oleh kondisi wilayah saat ini serta ketetapan-ketetapan dalam rencana struktur perwilayahan yang diatasnya yaitu RTRW Provinsi Sulawesi Tengah melalui Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah Nomor 8 Tahun 2013, tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sulawesi Tengah 2013 – 2033.
III - 60 Kabupaten Banggai Laut dengan menentukan sistem perkotaan dan peranan dalam konteks wilayah Kabupaten.
Untuk mencapai tujuan pembentukan struktur ruang, setiap pusat pertumbuhan perlu memenuhi beberapa kriteria sebagaimana yang telah ditetapkan. Adapun kriteria yang dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Pembentukan Pusat Kegiatan Lokal (PKL), ditetapkan dengan kriteria:
a.
Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusatkegiatan industri dan jasa yang melayani skala kabupaten/kota atau beberapa kecamatan.
b.
Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul transportasi yang melayani skala kabupaten/kota atau beberapa kecamatan.c.
PKL diusulkan oleh pemerintah kabupaten dan ditetapkan oleh pemerintah provinsi.2. Pembentukan Pusat Pelayanan Kawasan (PPK), ditetapkan dengan kriteria :
a.
Kawasanperkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan perdagangan dan jasa yang melayani skala kecamatan atau beberapa desa.b.
Kawasanperkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul transportasi yang melayani skala kecamatan atau beberapa kecamatan.c.
PPK ditetapkan oleh pemerintah kabupaten3. Pembentukan Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL), ditetapkan dengan kriteria:
a.
Kawasanpermukiman yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan yang melayani kegiatan skala antar desa.b.
Kawasan permukiman yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul transportasi yang melayani kegiatan skala antar desa.c.
PPL ditetapkan oleh pemerintah kabupaten.III - 61 dengan fungsinya masing-masing adalah sebagai berikut:
1. Standar infrastruktur minimal dan fasilitas yang harus dipenuhi oleh Pusat Kegiatan Lokal (PKL), meliputi:
a. Perhubungan : Pelabuhan Lokal/ Pengumpan Sekunder dan / atau Terminal Penumpang Tipe C.
b. Ekonomi : Pasar Induk Lokal, Perbankan Lokal dan / atau Regional.
c. Kesehatan : Rumah Sakit Umum Tipe C dan / atau Puskesmas
Rawat Inap.
d. Pendidikan : Sekolah Menengah Umum/Kejuruan.
2. Standar Infrastruktur Minimal dan Fasilitas yang harus dipenuhi oleh Pusat Pelayanan Kawasan (PPK), meliputi :
a. Perhubungan : Terminal Penumpang Perkotaan. b. Ekonomi : Pasar Kecamatan.
c. Kesehatan : Pusat Kesehatan Masyarakat d. Pendidikan : Sekolah Dasar 9 tahun /(SMP)
3. Standar Infrastruktur Minimal dan Fasilitas yang harus dipenuhi oleh Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL), meliputi :
a. Perhubungan : Terhubung dengan pusat kecamatan. b. Ekonomi : Pasar Desa
c. Kesehatan : Pusat Kesehatan Masyarakat Pembantu d. Pendidikan : Sekolah Dasar 9 tahun /(SMP)
III - 62
No. Pusat
Kegiatan
Kota/Pusat Permukiman Fungsi Pelayanan Wilayah Pelayanan
1. Pusat Kegiatan Lokal (PKL)
Banggai, Kecamatan Banggai Pusat Pemerintahan Kabupaten dan Kecamatan Pusat pelayanan sosial
Perdagangan dan jasa
Simpul pelayanan jaringan transportasi wilayah / perhubungan dan komunikasi;
Pusat pelayanan kegiatan Pariwisata
Seluruh wilayah Kabupaten (regional)
2. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK)
a. Lokotoy, Kecamatan Banggai Utara; b. Adean,Kecamatan Banggai Tengah; c. Lantibung, Kecamatan Bangkurung; d. Mansalean, Kecamatan Labobo; dan e. Bungin, Kecamatan Bokan Kepulauan
Pusat Pemerintahan Lokal;
Pusat pelayanan sosial tingkat kecamatan Perdagangan dan jasa tingkat kecamatan Simpul pelayanan jaringan transportasi
wilayah/perhubungan dan komunikasi; Pendukung PKL.
Wilayah Kecamatan masing-masing.
3. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL)
a. Dodung, Kecamatan Banggai; b. Popisi, Kecamatan Banggai Utara; c. Paisumosoni, Kecamatan Banggai Utara: d. Timbong Mominit, Kecamatan Banggai
Selatan;
e. Matanga, Kecamatan Banggai Selatan; f. Sasabobok, Kecamatan Labobo; g. Kalupapi, Kecamatan Labobo; h. Lalong, Kecamatan Labobo; i. Paisulamo, Keca
j. matan Labobo; dan
k. Ndindibung, Kecamatan Bokan Kepulauan.
Pusat Pemerintahan Lokal;
Pusat pelayanan sosial lingkungan Perdagangan dan jasa lingkungan
Simpul pelayanan jaringan transportasi antar desa;
Pendukung PPK
Wilayah Kecamatan dan antar desa
III - 64
3.5.2. Rencana Pola Ruang Kabupaten Banggai Laut
Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten Banggai Laut meliputi: rencana kawasan lindung dan rencana kawasan budidaya. Sesuai dengan UU Penataan Ruang No. 26 Tahun 2007, Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 dan Peraturan Pemerintah No. 15 Tahun 2010 menjelaskan bahwa: Kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan denganfungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yangmencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan, sedangkan Kawasan budi daya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia dan sumber daya buatan. Adapun kawasan lindung dan kawasan budidaya yang ditetapkan di Kabupaten Banggai Laut, menurut ketentuan adalah sebagai berikut. Kawasan lindung terdiri atas: 1. Kawasan hutan lindung
2. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya, yaitu kawasan resapan air.
3. Kawasan perlindungan setempat, meliputi: a. sempadan pantai
b. sempadan sungai
c. kawasan sekitar danau/rawa d. kawasan sekitar mata air e. ruang terbuka hijau (RTH).
4. Kawasansuaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya, meliputi:
a. kawasan pantai berhutan bakau, berterumbu karang dan berpadang lamun
b. kawasan taman nasional laut
c. kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan. 5. Kawasanrawan bencana alam, meliputi:
a. kawasan rawan tanah longsor b. kawasan rawan banjir.
III - 65 2. Kawasanperuntukan pertanian
3. Kawasanperuntukan perikanan 4. Kawasanperuntukan pertambangan 5. Kawasanperuntukan industri
6. Kawasan peruntukan pariwisata 7. Kawasan peruntukan permukiman 8. Kawasan peruntukan lainnya.
Adapun rencana pola ruang di Kabupaten Banggai Laut dapat dilihat pada Tabel di bawah ini.
Tabel 4.1
Rencana Pola Ruang
No. Pola Ruang DARATAN
Luas
Ha km2
1 Kawasan Lindung
Hutan Lindung 10106.96 101.07
Sempadan Pantai 2165.63 21.66
Resapan Air 446.05 4.46
Hutan Mangrove 2656.50 26.56
Taman Nasional (Zona Pemanfaatan) 10192.53 101.93 Taman Nasional (Zona Inti) 16771.60 167.72 Taman Nasional (Zona Perlindungan) 9238.98 92.39
2
Kawasan
Budidaya
Permukiman 7186.47 71.86
Perkotaan 66.07 0.66
Hutan Produksi Terbatas 2219.05 24.08
Pertanian 5267.35 52.67
Hutan Yang Dapat di Konversi 1393.27 11.04
Hutan Produksi Tetap 4956.71 49.57
Total 72566.99 725.67
No. Pola Ruang LAUTAN
Luas
Ha km2
1 Kawasan Lindung
Taman Nasional Laut (Zona
Perlindungan) 3385.55 33.86
III - 66
Pemanfaatan) 10610.27 106.10
Kawasan Konversi Laut Daerah 6096.44 60.96
Terumbu Karang 5.29 0.05
2
Kawasan Budidaya
Kawasan Penangkapan Ikan 1133229.42 11332.29 Kawasan Budidaya Rumput Laut 52332.96 523.33
Total 1215677.68 12156.78
Total Keseluruhan 1288244.67 12882.45