• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KETEKUNAN IBADAH SALAT DAN PUASA TERHADAP AKHLAK SISWA PADA GURU (Penelitian di SDN Dukuh 05 Salatiga Tahun Pelajaran 2006/2007) - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH KETEKUNAN IBADAH SALAT DAN PUASA TERHADAP AKHLAK SISWA PADA GURU (Penelitian di SDN Dukuh 05 Salatiga Tahun Pelajaran 2006/2007) - Test Repository"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

TERHADAP AKHLAK SISWA PADA GURU

(Penelitian di SDN Dukuh 05 Salatiga Tahun Pelajaran 2006/2007)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Saijana Pendidikan Islam

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

(2)

Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan

orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya

orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.”

(3)
(4)

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

• Ayah dan Ibu terhormat

• Suami tercinta, M uch A tek

• Buah hatiku H id ayat A rifian to “F ian ”

• Kakak dan Adik-adik tersayang

• Sahabat-sahabat saya semua

(5)

melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas penyusunan skripsi ini dengan tanpa halangan suatu apapun.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini telah melibatkan banyak pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya, terutama kepada Yth:

1. Ketua STAIN Salatiga

2. Kepala Sekolah SD N Dukuh 05 Salatiga

3. Keluarga dan teman-teman yang membantu baik materiil maupun moril

Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih banyak kekurangan baik dalam penggunaan bahasa maupun analisis permasalahan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kepada pembaca untuk berkenan memberikan kritik dan saran yang konstruktif demi perbaikan.

Harapan penulis, semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca umumnya.

Salatiga, Desember 2008

(6)

MOTTO ... PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR .... DAFTAR IS I... DAFTAR TABEL... BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Bjj’sPenjelasan Istilah ... C. Rumusan Masalah... D. Tujuan Penelitian... E. Hipotesis Penelitian... F. Metode Penelitian... G. Sistematika Penulisan ... BAB II KAJIAN PUSTAKA...

A. Masalah Pengamalan Ibadah 1. Pengertian Ibadah... 2. Dimensi Ibadah... 3. Indikator tentang salat....

a. Salat... b. P u asa... c. Membaca Al-Qur’an

(7)

3. Hikmah Membaca Al-Qur’a n ... B. Bentuk Etika Pergaulan Siswa pada Guru ...

1. Batasan pengertian... 2. Bentuk-bentuk etika pergaulan siswa pada guru ... a. Taat pada guru... b. Menjalin hubungan yang b a ik ... c. Hormat siswa pada guru dalam konteks keagamaan d. Jujur/benar... C. Pengaruh Ibadah Akhlak Terhadap Siswa pada G u ru ... BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN ... A. Gambaran Umum SD N Dukuh 05 Salatiga... L Letak Geografis... 2. Sejarah Berdirinya ... 3. Visi dan M isi... a. V isi... b. Misi ... c. T ujuan... 4. Fasilitas sumber d ay a... a. Fasilitas ... b. Sarana Penunjang... c. Tenaga Pengajar...

(8)

2. Data PSB (tiga tahun terakhir)... b. Keadaan guru menurut ijazah ... c. Struktur organisasi personalia sekolah... d. Potensi di lingkungan sekolah... 6. Bimbingan Konseling SD N Dukuh 05 Salatiga... a. Organisasi siswa... b. Remedial Teaching... c. Penyuluhan individual ... 7. Keadaan warga belajar sisw a... B. Penyajian d a ta ... BAB IV ANALISIS DATA...

A. Analisis Pendahuluan... 1. Analisis untuk mengetahui pengalaman ibadah siswa 2. Analisis untuk mengetahui etika pergaulan sisw a... B. Analisis lanjutan... BAB VPENUTUP ...

A. Kesimpulan dan S aran ... DAFTAR PUSTAKA

(9)

A. Latar Belakang Masalah

Sekolah merupakan wahana proses pendidikan yang bertujuan untuk membentuk pribadi siswa menjadi lebih dewasa dalam pengertian yang sebenarnya. Pribadi dewasa adalah pribadi yang selain mempunyai daya intelektual dan penguasaan ilmu pengetahuan juga diikuti kepribadian yang mantap.

Akhlak mulia pada kenyatannya tidak mudah ditanamkan secara mendalam pada diri siswa tanpa dukungan kesadaran terhadap ajaran agama, terutama pada usia remaja. Kesadaran perintah agama membuat seseorang (siswa) rajin mengamalkan perintah ibadah dan siswa yang rajin mengamalkan ibadah akan berpengaruh pada perilaku kehidupannya sehari-hari, seperti cara bergaul dengan guru dan lain sebagainya.

Akhlak pergaulan siswa pada guru (maupun pada yang lainnya) senantiasa menjadi bahan perbincangan, karena dari hari ke hari kasus-kasus ketidaksopanan siswa terhadap guru terus bermunculan, mulai dari bicara tidak sopan sampai pada tindakan pemukulan pada guru.

Masih banyaknya siswa yang berperilaku tidak etis terhadap guru lebih banyak dipengaruhi oleh kondisi keluarga dan lingkungan bermain mereka serta masih dipengaruhi oleh kondisi keluarga dan lingkungan bermain mereka serta masih kurangnya penanaman modal keagamaan. Oleh karena itu, selain lingkungan, pengamalan ibadah merupakan pengendali sikap siswa dalam

(10)

bergaul pada siapa saja. Hal ini disebabkan, akhlak senantiasa dibimbing, diawali dan dikontrol oleh ibadah.1

Menurut pengamalan peneliti, di SD Negeri Dukuh 05 Salatiga juga ditemukan gejala sebagaimana digambarkan di atas. Yakni siswa yang pengalaman agamanya bagus, etika pergaulan mereka dengan guru juga cenderung bagus dan sebaliknya.

SD N Dukuh 05 yang notabene merupakan lembaga penampung para siswa yang mayoritas berasal dari latar belakang kurang harmonis cenderung lebih sulit didukung kesadaran para siswa sendiri. Di sini peran agama menjadi sangat penting untuk menyadarkan diri mereka sendiri, bahwa berlaku sopan kepada guru sebenarnya tidak semata-mata perintah guru tetapi juga merupakan perintah agama.

Berangkat dari permasalahan di atas peneliti bermaksud mengadakan penelitian ilmiah yang membahas tentang pengaruh pengamalan ibadah terhadap etika pergaulan siswa pada guru, sehingga diperoleh jawaban secara ilmiah pula. Untuk tujuan ini, peneliti mengambil judul skripsi:

“PENG ARUH K ETEK UNAN IBA D A H SALAT D A N PU A SA

TERHADAP AKHLAK SISW A K EPADA GURU

(Penelitian di SD N Dukuh 05 Salatiga Tahun Pelajaran 2006/2007)”

(11)

B. Penjelasan Istilah

Untuk menghindari salah tafsir dan sekaligus menyamakan presepsi antar pembaca, peneliti akan menjelaskan setiap istilah yang terdapat dalam judul di atas sesuai dengan interprestasi yang di maksud.

Judul di atas memuat dua variabel, yaitu pengamalan ibadah di posisikan sebagai variabel pengaruh (VP) dan akhlak pergaulan siswa kepada guru diperlakukan sebagai variable terpengaruh (VT)

1) Variabel Pengamalan Ibadah

Pengalaman ibadah identik dengan kerajinan atau kebiasaan hidup beragama. Kebiasaan hidup beragama adalah pengalaman dengan sadar ajaran agama secara kontinyu.2 Pengamalan ibadah bisa berupa ibadah ritual dan sosial, baik yang bersifat rutinitas maupun berkala serta yang dapat dilakukan secara terus menerus sewaktu-waktu.

Untuk mengukur kerajinan siswa dalam mengamalkan ibadah, peneliti membatasi indikator ibadah mahdhod maupun ghoiru mahdhoh sebagai berikut:

a. Menjalankan salat - Salat wajib - Salat sunat - Salat berjamaah3

2 M. Tholib, Analisa Wanita Dalam Bimbingan Islam, Allkhlas, Surabaya, 1987, hal. 193.

(12)

b. Ibadah di bulan ramadhan - Puasa ramadhan - Salat tarawih

- Mengelurkan zakat fitrah4 c. Mempelajari agama

- menghadiri pengajian - membaca Al-Qur’an5

2) Variabel akhlak pergaulan siswa kepada guru '

Istilah akhlak pergaulan diambil dari makna secara etimologis, akhlak yang berarti ilmu tentang apa yang baik dan buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak)6 dan pergaulan yang berarti hal bergaul kehidupan bermasyarakat7.

Akhlak pergaulan dalam pembahasan ini diarahkan pada pola hubungan siswa dengan guru yang didasarkan pada nilai-nilai moral yang berlaku. Pada guru digunakan indikator sebagai berikut:

a. Taat pada perintah guru

b. Jujur dalam berbicara dengan guru c. Hormat dalam berbicara dan pergaulan d. Bersilaturohmi datang ke rumah C. Rumusan Masalah

4 M. Tholib, Op. Cit., hal. 194. 5 Ibid

6 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, 1988, hal. 237

(13)

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka pokok masalah yang akan diteliti sebagai berikut:

1. Bagaimana kondisi pengamalan ibadah siswa SD Negri Dukuh 05 Salatiga tahun pelajaran 2006/2007?

2. Bagaimana kondisi akhlak siswa SD Negri Dukuh 05 Salatiga tahun pelajaran 2006/2007?

3. Adakah pengaruh pengamalan ibadah terhadap akhlak siswa terhadap guru?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pokok masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui kondisi pengamalan ibadah siswa SD Negri Dukuh 05 Salatiga tahun pelajaran 2006/2007

2. Mengetahui kondisi akhlak siswa SD Negri Dukuh 05 Salatiga tahun pelajaran 2006/2007

3. Mengetahui pengaruh ketekunan ibadah salat dan puasa terhadap akhlak siswa kepada guru.

£ . Hipotesis Penelitian

(14)

ketekunan ibadah salat dan puasa terhadap akhlak siswa kepada guru”. Maka, semakin rajin beribadah semakin baik pula etika siswa terhadap guru.

Hipotesis merupakan jawaban/dengan sementara yang masih harus dibuktikan dengan perhitungan statistik. Hal ini sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto: “Hipotesa dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian. Sampai terbukti melalui data yang terkumpul”.8

Berdasarkan pengertian tersebut, maka peneliti masih harus menguji kebenarannya melalui pengumpulan dan analisis data.

F. Metode Penelitian 1. Populasi dan Sampel

Populasi adalah kenyataan yang hendak digeneralisasikan. Populasi dalam penelitian ini para siswa SD Negeri Dukuh 05 Salatiga tahun pelajaran 2006/2007. Menurut observasi penliti jumlah populasi yang berhasil dihimpun sebanyak 120 siswa yang tersebar dalam 6 kelas.

Sampel adalah bagian dari populasi yang dijadikan sasaran penelitian, yang dianggap dapat mewakili populasi. Berdasarkan jumlah siswa di atas, maka penelitian ini tidak menggunakan sampel tetapi responden diambil semua. Jadi, penelitian bersifat porposif random.

(15)

2. Metode Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data peneliti menggunakan metode-metode sebagai berikut:

a. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu penyediaan yang ditujukan pada penguraian dan penjelasan apa yang telah lalu melalui sumber-sumber dokumen.

Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data kuantitatif, yaitu: gambaran umum SD Negeri Dukuh 05, sejarah singkat berdirinya, letak geografisnya, struktur organisasi dan lain-lain.

b. Angket

Metode ini sering disebut dengan interview secara tertulis dengan berbagai perbedaan. Angket yang biasa disebut quisioner sampelnya dihubungi melalui daftar pertanyaan peneliti. Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data kualitatif, yaitu: tingkat kerajinan pengamalan ibadah dan etika pergaulan siswa pada guru.

3. Persiapan Pengolahan Data

Hal-hal yang peneliti lakukan dalam mengolah data antara lain:

a. Melakukan cheking (pemeriksaan): untuk mengetahui validitas jawaban responden (kondisi jawaban responden harus dalam keadaan

baik dan dapat (siap diolah lebih lanjut)).

(16)

4. Analisis Data

a. Analisis Pendahuluan

Analisis ini untuk menghitung skor masing-masing variabel secara terpisah. Sehingga diketahui ciri masing-masing variabel penelitian. Analisis ini menggunakan rumus presentase:

N

Keterangan:

P : Presentase perolehan F Frekuensi mentah N : Jumlah total responden b. Analisis Lanjutan

Analisis ini untuk mengetahui pengaruh pengamalan ibadah terhadap etika pergaulan siswa pada guru. Analisis ini menggunakan rumus Product Moment:

Keterangan:

Rxy : Product Moment X Frekuensi Variabel X Y : Frekuensi Variabel Y N Jumlah Responden

P = — *100%

(17)

G. Sistematika Penulisan Skripsi Skripsi ini memuat bab, yaitu: BABI : Pendahuluan

BAB II

Bab ini berisi: Latar belakang masalah - penjelasan masalah - penjelasan istilah - rumusan masalah - hipotesis penelitian - metodologi penelitian dan sistematika penulisan skripsi

: Kajian Pustaka

Bab ini memuat: masalah pengamalan ibadah meliputi: Batasan pengertian - dimensi ibadah - indikator pengamalan ibadah. Masalah etika pergaulan siswa, meliputi: batasan pengertian - bentuk-bentuk etika pergaulan siswa terhadap guru - kaitan pengamalan ibadah dengan etika pergaulan.

BAB III : Laporan Hasil Penelitian Bab ini melaporkan:

Situasi umum SD Negeri Dukuh 05 Salatiga tahun pelajaran 2006/2007 dan penyajian data penelitian.

BAB IV : Analisis Data

(18)

A. Masalah Pengamalan Ibadah 1. Pengertian Pengalaman Ibadah

Ibadalah adalah perbuatan untuk menyatakan bukti kepada Allah SWT yang di dasari ketaatan menjalankan perintah dan menjauhi laranganNya. Sedangkan ibadah menurut terminologi Islam adalah keputusan secara total kepada Allah, suatu penyerahan diri yang bulat dan jujur kepadaNya9 Ibadah merupakan perbuatan yang dikerjakan kaum muslimin untuk mendekatkan diri kepada Allah serta mengingat-ingat keagungannya sebagai tanda bukti keimanan kepada Allah dan pengawasan diri serta menghadapkan hati sepenuhnya kepadaNya.

Menurut Ashadi Fatih, ibadah dalam arti lisan adalah mengkoordinir dan mengintregrasikan segala kemungkinan yang memberi manfaat kepada diri sendiri atau kepada umat dalam berbagai bentuk dan motifikasinya demi kemakmuran dan kedamaian bumi. Dapat pula dimuarakan untuk pengabdian kepada Allah, apapun bentuknya, berapapun jumlahnya dan dimanapun tempatnya dapat dikategorikan sebagai ibadah yang dalam bahasa simple, sering disebut dengan ibadah takwa.

9 Ashadi Falih dan Cahyo Yusuf, Akhlak M embentuk Pribadi M uslim, Aneka Ilmu, Semarang, 1985, him. 15.

(19)

Seperti kata Humaidi Tata Pangarsa, bahwa ibadah merupakan bentuk pengabdian kepada Allah dalam kehidupan sehari-hari yang realisasi atau manifestasinya berupa diamalkannya segala perintah Allah dan dijauhi segala larangan Allah10. Meskipun secara redaksional definisi yang kedua terkesan berseberangan dengan definisi, namun jika dikaji mendalam mempunyai penekanan sama, yaitu melakukan kebaikan yang muaranya untuk mencari ridho Allah. Hal tersebut dikuatkan oleh Hastbi Ash Sidiqy yang menurut ibadah (ibaday) yaitu hukum-hukum yang dimaksud pokoknya mendekatkan diri kepada Allah11.

Dengan demikian secara simple dapat dikatakan ibadah merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang dalam rangka memperoleh kebaikan dan mengharapkan ridho Allah, baik ibadah yang langsung berhubungan dengan Allah, seperti salat, puasa dan lain-lain maupun yang dilakukan selalu hubungan dengan manusia seperti zakat, menolong sesama dan lain- lain.

2. Dimensi Ibadah

Ibadah menurut beberapa definisi di atas dapat diinterprestasikan sebagai wujud dari sikap keberagaman seseorang yang realisasinya bisa berupa hubungan langsung dengan Allah (Ibadah Vertikal) atau melalui pergaulan dengan sesama manusia (Ibadah Horizontal) menurut Humaidi Tata Pangarsa, ada 2 jalur komunikasi yagn dialami manusia dalam

(20)

hidupnya: 1. Jalur komunikasi yang bersifat vertikal, yaitu jalur komunikasi manusia dengan Tuhannya. 2. Jalur komunikasi yang bersifat horizontal yaitu jalur komunikasi manusia dengan alam sekitar, terutama manusia itu sendiri12.

Ibadah merupakan perwujudan kepatuhan dan sekaligus kebutuhan bagi seorang hamba kepada Tuhannya. Ibadah merupakan media atau cara berkomunikasi antara hamba dengan Tuhannya.

Menurut Endang Syarifudin Al-Anshori ibadah pada garis besarnya dapat dibagi menjadi dua yaitu: ibadah khusus dan ibadah umum. Ibadah khusus yaitu segala tata cara dan upacara pengabdian langsung manusia kepada Allah yang segala sesuatunya terinci digarikan oleh Allah dan Rasulnya seperti: salat, zakat, puasa (sauml, hati dan sebagainya yang berkaitan yang berkaitan erat dengan hal-hal yang termaksud)13.

Seorang hamba yang telah berhasil melaksanakan hubungan dengan Allah dengan baik melalui kekhususan dalam melakukan serangkaian ibadah ritualnya. Biasanya hubungan dengan alam sekitar juga cenderung baik, karena kesadaran manusianya sudah tercipta dengan sendirinya, lebih dalam berhubungan dengan orang yang lebih tua, misalnya kepada orang tua atau gurunya.

Adapun seorang hamba yang telah berhasil melakukan serangkaian amalan yang bersifat sosial keagamaan berlumlah tentu menjamin bahwa amalan ibadahnya kepada Allah. Juga sekaligus baik karena bisa hanya

12 Humaidi Tata Pengarsam, Op. Cit, him. 18.

(21)

didasarkan pada rasa kemanusiaan saja dan bukan dilandasi dengan keimanan dan melaksanakan perintah Allah SWT.

3. Indikator Ibadah a) Indikator Salat

- Salat tepat waktu - Bertoharoh dengan baik - Sering salat beijamaah

- Memperhatikan syahnya salat diwaktu akan melaksanakannya seperti tempatnya bersih, menutup aurat.

b) Indikator tentang puasa

- Mendidik disiplin tepat waktu - Berbuka dan sahur

- Mencegah marah

- Menahan lapar dan haus c) Indikator tentang ahlaq

- Memberi salam pada guru - Berkata lemah lembut - Taat kepada guru

- Suka menolong orang lain

(22)

a. Salat

Menurut bahasa, salat berarti doa, sedangkan menurut syara’ artinya yang terdiri atas perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri salam14. Dalam Islam, salat menempati kedudukan tertinggi dibandingkan ibadah apapun. Salat merupakan tiang agama, merupakan garis pemisah antara kafir dan muslim, merupakan syariat untuk mencapai keselamatan dan merupakan penjaga iman seseorang dalam Al-Qur’an. Allah telah menggolongkan salat ke dalam syarat- syarat utama untuk mencapai hidayah dan takwa. Sebagaimana firman Allah QS. Al-Baqarah 1-3:

Artinya : A lif laam miin. Kitab (Al Quran) Ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezki yang kami anugerahkan kepada mereka. (QS. Al-Baqarah

1-3).

Menurut Zamri Hamit perkataan salat menurut Bahasa Arab berdoa. Adapun menurut istilah dalam agama Islam salat adalah

(23)

ucapan-ucapan dan perbuatan tertentu yang dimulai dengan takbir dan di akhiri dengan membaca salam15. Salat diwajibkan Allah kepada hambanya. Tentu mempunyai banyak manfaat, balasan bagi orang yang tekun menjalankan salat lima waktu antara lain:

- Selamat dari penghidupan yang sempit - Selamat dari siksa kubur

- Catatan amal diterima dengan tangan kanan - Masuk surga tanpa di hisab

Di samping itu, salat menurut firman Allah dapat mencegah perbuatan keji dan mungkar.

i ’ v . .

Artinya : Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. (QS. Al-Ankabut: 45) Jamaludin al-Mulqy wa Jamludin as Suyuti memberi penafsiran terhadap ayat di atas bahwa salat menurut Allah menjadi syarat dan dapat mencegah larangan Allah dalam tafsir Al-Jalaludin menulis.

U

(24)

Artinya : Bahwa sesungguhnya salat itu menurut Allah SWT menjadi syaradan salat itu dapat mencegah apa yang menjadi larangan bagi Allah.

Salat manakala dilakukan secara tekun dan kontinyu akan menjadi alat pendidikan batin yang efektif, memelihara jasmani dan rohani serta hidup yang dinamis penuh amal saleh, terhindar dari berbagai perbuatan dosa dan keji.

Islam juga mengajarkan supaya dalam menjalankan salat dilakukan secara beijamaah. Karena dengan berjamaah pahala salat dilipatgandakan sampai 27 derajat. Sebagaimana sabda Rasulullah.

Artinya : Dari Ibnu ra. Bahwa Rasulullah bersabda: kebaikan salat berjamaah melebihi salat sendirian sebanyak 27 derajat (HR. Mutafaqun alaih)16.

Di samping salat wajib yang lima masih ada lagi salat-salat sunah diantaranya salat sunah rawatib yaitu salat yang dikerjakan di antara salat wajib. Ada juga salat tahajud, salat tarawih dan lain-lain.

(25)

Mengenai keutamaan salat, Rasulullah bersabda:

Artinya : Tidak ada (balasan) bagi seorang muslim yang

Puasa adalah mencegah makan minum pada siang hari (apapun yang menjadikan atau memberi kelezatan). Menurut Zahri Hamid, perkataan syiam atau saum dalam Bahasa Arab berarti menahan diri atau berdiam diri. Menurut istilah agama Islam syiam atau saum atau puasa ialah menahan diri dari makan, minum, hubungan seksual dan

1 o

segala yang membatalkan sejak fajar terbenam matahari . Sebagaimana firman Allah: 17 18

17 Departemen Agama RI, Al-Q ur’an dan Terjemahannya, 1991, him. 635. 18 Departemen Agama RI, Op. Cit, him. 144.

mengerjakan salat (sunah) setiap hari 12 menyediakan

• 17

(26)

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa (QS. Al-Baqarah:

183).

Ibadah puasa merupakan sistem yang berkembang di dalam Islam, dalam rangka membina manusia agar mampu mengendalikan diri dari mempertahankan sifat kemanusiaan dari arus nafsu syahwatnya.

Pengaruh puasa terhadap pengendalian diri tergantung pada nilai amalan puasa itu sendiri. Puasa yang baik akan berperan membentengi hidup kita, di samping itu tentunya lebih banyak dapat mengendalikan nafsu kita, tetapi bagi orang yang menjaga diri bahkan banyak puasa yang tidak berfungsi apa-apa karenanya di bawah standar yang ditentukan19.

Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan- penjelasan mengenai petunjuk dan pembeda (antara yang baik dan yang batil). Karena itu barang siapa diantara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah berpuasa pada bulan itu... (Al-Baqarah 185).

(27)

c. Membaca Al-Qur’an

Membaca Al-Qur’an sangat dianjurkan oleh agama Islam karena Al-Qur’an adalah penyembuh hati yang tersesat firman yan kotor dan yang pasti jika membacanya akan mendapat pahala dari Allah. Al-Qur’an merupakan kalam (diklum) Allah SWT yang diturunkan olehnya dengan perantaraan malaikat Jibril ke dalam hati Rasulullah Muharam bin Abdullah dengan lafadz (kata-kata) Bahasa Arab dengan makna yang benar, agar menjadi hujjah Rasul SAW dalam pengakuannya sebagai Rasulullah20 21. Alasan (efidence) bahwa Al-Qur’an adalah hujjah atas umat manusia dan hukum-hukumnya adalah undang-undang yang harus diikuti (ditaati) olehnya ialah bahwa Al-Qur’an itu diturunkan dari sisi Allah SWT dengan jalan pasti, tidak terdapat keraguan mengenai kebenarannya .

Lebih jauh, jika dan menghayati Al-Qur’an tentang betapa pentingnya ilmu pengetahuan bagi kehidupan manusia akan ditemukan seruan hakiki yang bersumber ilmu. Oleh karena itu, harus dijadikan rujukan (referensi) dalam mempelajari segala ilmu pengetahuan supaya mengetahui betapa luas cakupan materi Al-Qur’an.

Al-Qur’an menyuruh kita beijalan, menyelidiki, memperlihatkan dan memikirkan segala ciptaan Allah. Ia tidak meletakkan batas atau penghalang pada jalan ilmu. Kita masih ingat bahwa Al-Qur’an bukanlah kitab ilmu-ilmu alam dan ilmu-ilmu sosial, 20 Muhammad Fadli al-Jamali, Konsep Pendidikan Al-Q ur’ani (Terjemah Judi Al- Falansi), Ramadhani, Solo, 1993, him. 74.

(28)

tetapi kita yang menyeru untuk mempelajari segala cabang ilmu pengetahuan. Maka program Al-Qur’an senantiasa dengan segala kehidupan, waktu dan tempat, berkembang bersama-sama dengan pertumbuhan manusia dalam bidang ilmu pengetahuan.

4. Hikmah Ibadah

Allah memerintahkan manusia untuk melakukan sesuatu pasti memiliki tujuan-tujuan tertentu, apalagi perintah Allah pada manusia untuk beribadah yang merupakan kewajiban manusia. Hanya saja kadang kala manusia tidak menyadari manfaat apa yang ia peroleh dari pelaksanaan ibadah kepada Allah22.

Diantara manfaat spiritual puasa ialah melatih bersabda menguatkan kesabaran, mengendalikan diri serta memunculkan sifat taqwa dalam diri manusia mempererat ikatan dengan Allah perasaan emosional terkendali sehingga berperilaku lurus dan bersikap istiqomah serta tidak terkuasai oleh syahwat. Adapun hikmah dari pelaksanaan ibadah kepada Allah antara lain:

1. Hikmah Salat

Hikmah diwajibkannya ibadah salat ialah memberihkan jiwa, mensucikan, mengkondisikan seorang hamba untuk munajat kepada Allah di dunia dan berdekatan dengannya dengan akhirat serta

(29)

melarang pelakunya dari perbuatan keji dan kemungkaran sebagaimana firman Allah:

Artinya : Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al-Qura'n dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar, dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain), dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al- Ankabut: 45)23.

2. Hikmah Puasa

Diantara manfaat spiritual puasa ialah bersabar menguatkan kesabaran, mengendalikan diri serta memunculkan sifat taqwa dari manusia24. Sebagaimana firman Allah:

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang

(30)

sebelum kamu agar kamu bertakwa (QS. Al-Baqarah: 183)25.

Manfaat sosial dari puasa adalah membiasakan umat untuk bersatu, cinta persamaan, ahlaq berbuat baik serta melindungi masyarakat dari keburukan.

3. Hikmah membaca Al-Qur’ an

Secara garis besar hikmah dari ketiga amalan tersebut mampu mendekatkan diri pada Allah dengan membaca Al-Qur’an dengan sendirinya kita mengingat Allah sehingga menimbulkan rasa cinta kepadanya26 27. Sementara membaca Al-Qur’an membuat hati tenang, karena dengan membacanya akan memunculkan sifat-sifat saleh seperti penyerahan dan merendahkan diri kepada Allah . Sebagaimana firman Allah:

Artinya

t s . *

.

/ i

- :,

i

*

’t

Ipyvai aJn j j Ij POI

: Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. (QS. Al-A’raf: 55)28

25 Departemen Agama RI, Op. Cit, him. 29. 26 M. Abdul Quasem, Op. Cit, him. 235. 27 Ibid, him. 238

(31)

B. Bentuk Etika Pergaulan Siswa Pada Guru 1. Batasan Pengertian

Siswa yang dimaksud dalam bahasan ini adalah warga belajar dalam sanggar belajar. Namun demikian karena warga belajar pada dasarnya mempunyai kapasitas dan tugas-tugas yang tidak jauh berbeda, bahkan sama dengan siswa pada umumnya, maka pembahasan selanjutnya akan menggunakan istilah siswa. Dalam proses pembelajarannya siswa dituntut akti dalam tanya jawab pada gurunya, kemurahan siswa dapat belajar dengan kreatif, sehingga proses belajarnya beijalan lancar29.

Menurut Nazarudin Razak, bahwa ahlaq berasal dari perbendaharaan istilah Islamologi, istilah yang sama artinya dengan akhlaq adalah moral yang mengandung arti laku perbuatan lahiriyah manusia30.

Maka batasan etika atau akhlak siswa pada guru dapat disimpulkan bahwa perbuatan yang minimal harus mengandung dua syarat yaitu perbuatan dilakukan berulang kali sehingga menjadi adat kebiasaan.

2. Bentuk-bentuk Etika Pergaulan Siswa Pada Guru

Etika pergaulan siswa-guru dalam pembahasan ini lebih didasarkan pada tinjauan keagamaan. Ada beberapa sikap yang harus diteladani dan dilakukan pada siswa terhadap gurunya dalam bergaul sehari-hari yaitu:

29 Nazarudin Razak, D inul Islam, Al-Ma’aif, Bandung, 1980, him. 38.

30 Muhammad Syakir, Pesanan Ayah Kepada Anaknya: Terjemahan Zainal Abidin,

(32)

a. Taat Pada Guru

Taat pada guru merupakan bagian dari kewajiban setiap siswa. Di sekolah seorang siswa mempunyai hirarki kewajiban taat pada guru, setelah taat kepada Allah, Rasulullah adalah kepada gurunya, bahkan taat kepada guru harus mendapat tempat lebih dibandingkan pada orang tua.

Muhammad Syakir mengatakan, Wahai anakku, jika engkau terima nasehat seseorang, maka nasehatkulah yagn paling berhak engkau terima. Aku adalah guru yang mengajarimu serta mendidik jiwamu, engkau tidak akan menemui kemanfaatan dan kebaikan selain

aku31.

b. Menjalin Hubungan yang Baik (Silaturrahmi)

Menjalin hubungan baik diperintahkan oleh agama, baik kepada guru maupun kepada sesama. Firman Allah:

Artinya : Bertakwalah kepada Allah dan perbaikilah perhubungan di antara sesamamu. (QS. Al-Anfal: 1)

Menjalin hubungan sangat banyak manfaat dan keuntungannya, terutama dalam lingkup kegiatan belajar mengajar. Hubungan guru dengan murid bila berjalan baik, maka proses interaksi belajar mengajar juga berjalan lancar

(33)

c. Hormat Siswa pada Guru dalam Konteks Keagamaan

Sikap hormat siswa pada guru dalam konteks keagamaan mendapat perhatian sangat serius. Bahkan diyakini dapat membuat ilmu para siswa lebih bermanfaat. Ada fatwa yang berbunyu, jika seorang siwa ingin ilmunya bermanfaat (mudah mendapatkannya dan mudah menyerapnya), maka ia harus menghormati gurunya.

Fatwa tersebut disampaikan Al-Zamuji dalam kitab ta’lim al Muta’lim yang berbunyi lengkap sebagai berikut:

Artinya : Ketahuilah sesungguhnya seorang siswa tidak akan memperoleh ilmu yang bermanfaat kecuali jika ia memuliakan ilmu, ahli ilmu dan memuliakan guru serta menghormatinya.

Hormat pada guru dalam praktiknya pemdidikan sekarang lebih diarahkan pada sikap hormat yang dalam batas kewajaran sehingga sering muncul slogan “bebas tapi sopan” (bebas bertindak dan 32

(34)

berbicara, tetapi tetap dalam batas norma kesusilaan antara guru dengan siswa)33,

d. Jujur/Benar

Kebiasaan berkata benar adalah lambang suatu kesuksesan dalam pergaulan, tanda dan menjamin kemantapan untuk bergaul, keamanan hubungan hidup berkata dan berbuat jujur atau benar sangat diperlukan untuk mempertebal kepercayaan.

Sifat jujur dapat membawa manfaat kepada pelakunya dan kepada orang lain, bahkan menjadikan Allah dan seisinya cinta kepada dia. Firman Allah:

'f ^ 'A i - ' 6 'f \ ? * ' . „ ^ -l'? i J t '

1

1

y )

jS j ^ t i

1 1

j l u a

I

e- v ♦ j j

Al I L^llj

Artinya : Hai orang-orang yang beriman bertahvalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar. (QS. At-Taubah: 119).34

Selain beberapa akhlak yang disebut di muka, tentu saja masih banyak lagi tuntutan akhlak yang harus diperbuat untuk mewujudkan hubungan baik dan taat kepada guru.

C. Pengaruh Ibadah Terhadap Akhlak Siswa pada Guru

Di atas telah disebutkan beberapa hikmah atau keutamaan ibadah salat, puasa dan membaca Al-Qur’an. Titik temu antara pengamalan ibadah dengan akhlak dapat dilihat dalam hal, bahwa setiap ibadah menuntut tata aturan

(35)

sesuai dengan peraturannya dan setiap ibadah juga secara rohani mempunyai

atsar (bekas) yang berupa kesadaran moral bagi pelakunya35.

Ibadah yang lain juga mempunyai hikmah yang lain lagi, karena tia-tiap ibadah itu mempunyai kekhasannya yang khusus baginya dalam meluruskan akhlak pribadi yang beribadat itu36 37.

Pada sisi lain adalah merupakan fakta psikologis bahwa dasar-dasar karakter fundamental dan seseorang diletakkan dalam tingkatan hidup permulaan dan sekolah dapat memainkan peranan dalam membina manusia (akhlak anak) pendidikan mempunyai tugas untuk membentuk si anak dalam pola pribadi Islam, baik melalui pembinaan maupun prinsip keteladanan dalam tingkah laku sehari-hari.

Tujuan pendidikan (Islam) harus bermuara pada peribadatan kepada Allah SWT, dan peribadatan bermuara pada akhlak mulia baik kepada Allah maupun pada sesama.

Oleh karena itu cukup relevan jika ungkapan Khursid Ahmad, ketika membahas tujuan pendidikan (Islam) dikemukakan:

It is a psychological fact that the fundamental character traits are laid the early stages o f life and the school and the collage stages can play a significant roller in building up the characters o f main. It is fo r education to mould the character o f the child into Islamic pattern.

35 Nazarudin Razak, Op. Cit, him. 35.

36 Khursid Ahmad, Principles o f Islamic Publication Limited, Lahore, Pakistan, 1974, him. 124.

(36)

Berdasarkan konsep dasar di atas ada beberapa hal yang dapat penulis simpulkan:

a. Guru harus terus memberi motivasi pada anak didik dengan pendidikan agama yang konkrit, supaya mereka membiasakan diri menjalankan perintah agama (beribadat) karena untuk pendidikan agama anak merupakan faktor penting yang sangat mempengaruhi kelakuan ibadah anak.

b. Keteladanan merupakan variabel penting yang secara alamiah dapat ditiru oleh anak terutama dalam masalah ibadah.

(37)

A. Gambaran Umum SD Negeri Dukuh 05 Salatiga 1. Letak Geografis

SD Negeri Dukuh 05 Salatiga terletak di Desa Ngemplak Salatiga. Tepatnya di Jalan Janoko Nomor 10. SD Negeri Dukuh 05 Salatigadiapit oleh 2 desa yaitu Desa Grogol dan Desa Dukuh Krajan. Yang mudah dijangkau oleh warga yang bersekolah di SD Negeri Dukuh 05 Salatiga baik dengan jalan kaki maupun dengan alat transportasi.

2. Sejarah Singkat Berdirinya

Pemerintah mempunyai tanah di luar Desa Ngemplak namanya Sirondo. Kemudian ada surat dari Pemerintah untuk mendirikan SD Inpres di Desa Ngemplak. Lurah dan Pamong Desa Ngemplak kebingungan kalau misanya dibangun terlalu jauh dari lokasi penduduk. Akhirnya dimusyawarahkan dengan menghadirkan bapak Suwoto, anggota DPR Fraksi Golkar yang mempunyai tanah yang terletak di tengah Desa Ngemplak. Musyawarah tersebut menghasilkan kesepakatan tukar guling yang artinya tanah Sirondo menjadi hak milik Bapak Suwoto.

Sedangkan tanah milik Bapak Suwoto yang terletak di tengah desa Ngemplak menjadi tanah desa yang selanjutnya dibangun gedung impres SD Ngemplak.

(38)

Setelah berdirinya gedung Inpres SD Ngemplak dengan bangunan yang sederhana, maka di mulailah penerimaan siswa baru yang kemudian berkembang sedemikian rupa sehingga menjadi SD Negeri Dukuh 05. Tahun ajaran pertama, tentu baru sedikit murid dengan Kepala Sekolah Bapak Sucipto. Kelebihan ruangan digunakan untuk Taman Kanak-Kanak Perwanida. Setelah murid mencukupi sampai kelas VI, Tamak Kanak- Kanak pindah di desa Grogol. Mengingat jangkuan pendidikan dasar yang begitu luas di wilayah Kelurahan Dukuh sehingga anak-anak daerah Ngemplak dan Dukuh Krajan terlalu jauh apabila tidak ditambah SD di daerah Ngemplak dan Dukuh Krajan, yang sebelumnya anak-anak usia SD di Desa Dukuh dan Ngemplak semuanya sekolah di SD Negeri Dukuh 01.

3. Visi, Misi dan Tujuan a. Visi

Terwujudnya generasi bangsa yang memiliki keimanan dan ketaqwaan maupun keilmuan dan ketrampilan berkepribadian luhur dengan landasan ke-Islaman dan kewarganegaraan.

b. Misi

- Pengamalan Pancasila secara konsisten dalam kehidupan kesiswaan, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

(39)

- Mewujudkan sekolah memulai pendidikan dan latihan Wawasan Wiyata Mandala yang tertib dan kondusif guna menunjang proses pembelajaran

c. Tujuan

Mewujudkan generasi muda yang memiliki pengetahuan ketrampilan dan teknologi berkepribadian mantap berdasarkan Pancasila memiliki keimanan dan ketaqwaan serta mensukseskan berakhlaq khotimah.

4. Fasilitas Sumber Daya

Fasilitas sumber daya manusia merupakan unsur utama penujang dan pengembangan guna mewujudkan dan program sekolah yang didukung oleh unsur sistem administrasi dan kurikulum Depdiknas menjadi landasan keija sekolah dalam gerak aktivitasnya.

a. Fasilitas

Lingkungan SD Negeri Dukuh 05 Salatiga yang nyaman,s ejuk serta ditunjang sarana yang serasi dalam kesempatan proses belajar. b. Sarana Penunjang

(40)

ruang guru dan karyawan, ruang agama, ruang perpustakaan, ruang UKS, ruang Koperasi dan ruang gudang,

c. Tenaga Pengajar

1. Rata-rata terdiri dari S1, DD, Dili dan SMU 2. Para saijana yang profesional dalam bidangnya 3. Di tunjang dengan tenaga administrasi yang trampil

4. Diploma II, III dan SMU betul-betul siap mendidik putra-putri.

5. Profil Sekolah

a. Data Siswa

1. Data Siswa (empat tahun terakhir)

Tahun Pelajaran

Jum lah Siswa

Kelas IV Kelas V Kelas VI Jum lah Angka Siswa % DO

2001/2002 26 28 31 85 2%

2002/2003 34 30 28 92 3%

2003/2004 41 34 38 113

(41)

-2. Data PSB (Penerimaan Siswa Baru) Empat Tahun Terakhir Tahun

Pelajaran P endaftaran

Siswa yang Diterim a

Siswa yang Tidak Diterim a

2002/2003 12 8 4

2003/2004 20 17 8

2004/2005 11 7 6

b. Keadaan Guru Menurut Ijazah

Ijazah Tertinggi

Jum lah

GT GTT

SI 6 2

SI 12 2

DII 4 11

DH 8 3

D ili 2

(42)

-c. Struktur Organisasi dan Personalia SD Negeri Dukuh 05 Salatiga Organisasi SD Negeri Dukuh 05 Salatiga Cabang Dinas Pendidikan

Kecamatan Sidomukti Salatiga Tahun Ajaran 2006/2007

d. Potensi di Lingkungan Sekolah yang Diharapkan Mendukung Program Sekolah Peningkatan Mutu Akademik

1. Peningkatan perolehan nilai UAN 2. Mengaktifkan ekstra kurikulum

3. Pembinaan spiritual (Musola sebagai sarana peningkatan IMTAQ)

1. Bimbingan Konseling SD Negeri Dukuh 05 Salatiga

(43)

lahiriah maupun batiniah. Karya wisata dapat berfungsi sebagai salah satu teknik bimbingan kelompok dalam karya wisata murid-murid di samping dapat bereaksi juga dapat memperoleh kesempatan untuk melakukan penyesuaian diri dalam kehidupan kelompok, misalnya dalam berorganisasi, keijasama, tanggung jawab, percaya pada diri sendiri.

a. Organisasi Siswa

Organisasi siswa dapat dilakukan baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah. Siswa memperoleh kesempatan untuk belajar mengenal berbagai aspek kehidupan sosial, dapat mengembangkan bakat, kepemimpinan juga memupuk rasa tanggung jawab dan harga diri.

b. Remedial Teaching

Maksud Remedial Teaching adalah untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar, bosa dalam penambahan pelajaran, pengulangan kembali, latihan-latihan maupun aspek-aspek tertentu tergantung dari jenis dan tingkat kesulitan belajar yang dialami siswa. Teknik bimbingan ini dapat diberikan baik secara individual maupun kelompok.

c. Penyuluhan Individual

(44)

empati. Simpati artinya menunjukkan sikap turut merasakan apa yang dirasakan oleh konsele. Sedangkan empati adalah berusaha menempatkan diri dalam situasi diri konselor dengan segala masalah usaha yang dialami/dihadapinya.

Tabel I

Keadaan Tutor dan Karyawan SD Negeri Dukuh 05 Salatiga Tahun 2006/2007

N O N IP N A M A M A T A P E L A JA R A N IJA Z A H

1 130730028 Sri Wahyuni Kepala Sekolah SI

2 130648410 Nur Rochim Bahasa Jawa SI

3 130667628 Sumartini Matermatika SPG

4 130730678 Siti Sutarmi Bahasa Indonesia DII

5 131320878 Umi Kalsum IPS DII

6 130770901 Drs. Majkuri Agama S.Ag

7 500109665 Joko Budi Penjas DII

8 500137900 Mulyati Kesenian DII

9 500119701 Ahmad M Bahasa Inggris DII

10 - Mita Arysetyani IPA DII

11 132262638 Suwandi Penjaga SMU

(45)

Struktur Organisasi SD Negeri Dukuh 05 Salatiga Tahun 2006/2007

2. Keadaan Warga Belajar Siswa SD Negeri Dukuh 05 SalatigaTahun Pelajaran 2006/2007

Siswa yang belajar di SD Negeri Dukuh 05 Salatiga Tahun Pelajaran 2006/2007 berjumlah 74 siswa.

Tabel U

Daftar Siswa SD Negeri Dukuh 05 Salatiga Tahun 2006/2007

No Kelas Putra Putri Jumlah

1 IV 15 6 21

2 V 11 18 29

3 VI 13 11 24

(46)

B. Penyajian Data Penelitian

Penelitian bertujuan untuk mengetahui tentang pengalaman ketekunan ibadah salat, puasa siswa dan akhlak pengalaman pada guru dikumpulkan dengan menggunakan angket. Angket disebarkan pada responden sebanyak 74 eksemplar an semua kembali dalam keadaan siap olah.

(47)

A. Analisis Pendahuluan

Pada tahap ini penulis mengadakan analisis variabel dengan menggunakan teknik presentasi. Tujuan analisis ini untuk mengetahui variabilitas pengamalan ibadah siswa dan variabilitas etika pergaulan pada guru.

1. Analisis Untuk Mengetahui Pengamalan Ibadah Siswa

Dalam tahap ini penulis menempuh langkah-langkah sebagai berikut: a. Mencari skor masing-masing responden dengan cara membei nilai dari

masing-masing jawaban responden, yaitu memberi nilai 3 untuk jawaban yang berkode A, memberi nilai 2 untuk jawaban yang berkode B, dan memberi nilai 1 untuk jawaban yang berkode C. Skorsing hasil angket pada masing-masing responden dapat dilihat pada tabel berikut:

(48)
(49)

Menentukan Lebar Interval Nilai: Caranya sebagai berikut:

1. Mencari nilai riil tertinggi (Ba) yaitu 36 2. Mencari nilai terendah (Bb) yaitu 24

3. Menetapkan j umlah interval (tinggi, sedang dan rendah) 4. Memasukkan dalam rumus penentuan interval:

(B a -B b ) (3 6 -2 4 )+ !

Jumlahlnterval 4 = 13

4

= 3,4 dibulatkan 3 Jadi lebar intervalnya adalah 3

b. Mengklasifikasikan nilai responden dengan berpedoman pada interval dalam tiga tingkatan kategori, yaitu:

Nilai 33 - 36 masuk kategori tinggi (A) Nilai 29 - 32 masuk kategori sedang (B) Nilai 2 4 - 2 8 masuk kategori rendah (C)

(50)
(51)
(52)

TABEL VI KLASIFIKASI NILAI

TINGKAT PENGAMALAN IBADAH

No. Res Nilai Etika Nominasi No. Res Nilai Etika Nominasi

(53)

c. Mencari banyaknya individu dalam tiga tingkatan kategori, yaitu: - Tingkat tinggi (A)

- Tingkat sedang (B) - Tingkat rendah (C)

Berdasarkan klasifikasi di atas, maka komparasi frekuensi dapat disajikan sebagai berikut:

TABEL VII

KOMPARASI FREKUENSI NOMINASI NILAI TINGKAT PENGAMALAN IBADAH

No Tingkat Kategori Interval Nilai F %

1 Tinggi (A) 2 4 -2 8 18 36 pengamalan ibadah dapat disimpulkan sebagai berikut:

1) Tingkat pengamalan ibadah kategori tinggi sebanyak 18 siswa sebesar 36 persen

2) Pengamalan ibadah siswa kategori sedang sebanyak 22 atau 44 persen, dan

(54)

Kesimpulan:

Keseluruhan sampel yang diambil yang paling banyak nilainya adalah kategori sedang, yaitu sebanyak 22 sisa atau sebesar 44 persen. Dengan kata lain mayoritas pengamalan ibadahnya dikategorikan sedang.

(55)

TABEL V in

1 Menutup aurat, tempat salat bersih, adalah salah satu

a Syahnya salat 25 50

3 Salat yang banyak dilakukan adalah

a Rawatib dan salat malam 27 54

b Rawatib saja - 13 - - 26

-5 Salah satu salat yang sering dilakukan

a Salat sunat 14 28

b Salat rawatib — 7 - - 14

-c Salat wajib — - 29 — - 58

6 Yang menjadikan anda tidak salat

a Malas 20 40

b Lupa dan tidur - 20 - - 40

-c Sibuk dengan kegiatan sehari-hari - - 10 - - 20

7 Kapan anda membaca Al-Qurian

a Setiap hari 23

_ _

46

.

_

b Seminggu sekali - 19 - - 38

-c Sebulan sekali - - 8 - - 16

8 Puasa-puasa manakah yang harus dikeijakan

a Puasa ramadhan dan senin kamis 25 50

b Puasa ramadhan dan sunat — 15 - - 30

-c Puasa sunat - - 10 - - 20

9 Bila sedang berpuasa makanan uang disajikan hendaknya

a Apa adanya 26 _

_

52 ,

_

b Harus enak - 16 - - 32

-c Sesuai dengan selera - - 8 - - 16

10 Aktivitas beijamaah yang sering dilakukan

a Di masjid 24 48

b Di rumah - 16 - - 32

-c Tidak beijamaah - - 10 - - 20

11 Upaya menambah pengetahuan agama

a Pengajian dan baca buku 21 42

b Baca buku di rumah - 23 - - 46

-c Mendengarkan -cerita - - 6 - - 12

12 Bagaimana anda memperlakukan Al-Qur'an

a Membaca, memahami dan mengamalkannya 16 32

b Membaca dan mengamalkannya - 24 - - 48

(56)

Kesimpulan:

a. Nilai tertinggi pada kategori tinggi adalah pada item soal nomor 5 yaitu tentang salah satu salat yang sering dilakukan. Pada pertanyaan ini sebanyak 29 siswa atau sebesar 58 persen mengaku salat wajib. b. Nilai kategori pada kategori sedang adalah pada item soal nomor 7

yaitu tentang kapan membaca Al-Qur’an. Sebanyak 23 responden atau 46 persen mengaku setiap hari

c. Nilai tertinggi kategori rendah ialah item soal nomor 11 yaitu tentang upaya menambah pengetahuan agama. Sebanyak 6 siswa atau 12 persen mengaku dari pengajian dan membaca buku.

2. Analisis Untuk Mengetahui Etika Pergaulan Siswa pada Guru

Dalam tahap ini penulis juga menemppuh langkah sebagaimana pada langkah pertama, yaitu:

(57)
(58)

b. Mengklasifikasi nilai dengan berpedoman pada lebar interval di atas ke dalam tingkatan kategori, yaitu:

Nilai 2 4 -2 8 masuk kategori tinggi (A) Nilai 1 9 -2 3 masuk kategori sedang (B) Nilai 1 5 -1 8 masuk kategori rendah (C)

Hasil secara rinci dapat dilihat dalam tabel berikut: TABELX

KLASIFIKASI NILAI

ETIKA PERGAULAN SISWA PADA GURU

No. Res Nilai Etika Nominasi No. Res Nilai Etika Nominasi

(59)

c. Mencari banyaknya individu dalam tiga kategori: Tiga kategori tingkatan kategori yang dimaksud adalah: - Tingkat tinggi (A)

- Tingkat sedang (B) - Tingkat rendah (C)

Setelah diadakan perhitungan, komparasi frekuensinya adalah sebagai berikut:

TABEL XI

KOMPARASI FREKUENSI NOMINASI NILAI ETIKA PERGAULAN SISWA

No Tingkat Kategori Interval Nilai F %

1 Tinggi (A) 2 4 -2 9 16 32

2 Sedang (B) 1 9 -2 3 20 40

3 Rendah (C) 1 5 - 1 8 14 28

Jumlah 50 100

Melihat hasil perhitungan yang teijadi dalam tabel di atas, maka etika pergaulan siswa pada guru dapat disimpulkan sebagai berikut:

1) Siswa yang mempunyai etika pergaulan kategori baik sebanyak 16 siswa atau sebesar 32 persen.

(60)

3) Siswa yang etika pergaulan pada guru masuk kategori kurang sebanyak 14 orang atau hanya sebesar 28 persen.

Dari keseluruhan sampel yang diambil yang paling banyak nilainya adalah kategori cukup. Dengan kata lain mayoritas siswa yang dijadikan sampel penelitian mempunyai etika pergaulan sedang-sedang saja.

(61)

TABEL XII

4 Sikap ketika diajak berbuat curang teman

a menolak 23 - - 46 -

-b menerima dengan sarat - 20 - - 40

-c menerima - - 7 - - 14

5 Sikap jika berjalan melewati guru

a beri salam 25 - - 50 -

-7 Kesediaan silarurahmi ke rumah guru

a rajin 27 - - 54 -

-b kurang rajin - 14 - - 28

-c tidak pernah - - 9 - - 18

8 Sikap jik a dipanggil guru ke rumah

(62)

-Kesimpulan:

Melihat variasi jawaban responden sesuai hasil angket yang disebar maka dapat penulis simpulkan:

a. Nilai tertinggi pada kategori tinggi adalah pada item soal nomor 6 yaitu tentang sikap saat diajak bicara guru, 28 anak atau 56 persen mengaku sangat bersemangat dan sopan jika diajak bicara

b. Nilai tertingi pada kategori sedang aalah pada item soal nomor 3 yaitu tentang kejujuran anak pada guru sebanyak 24 responden atau 48 persen mengaku kurang jujur pada guru, terutama dalam soal pribadi c. Nilai tertinggi pada kategori rendah ialah pada item guru bicara.

Sebanyak 11 siswa atau 22 persen mengaku kadang kurang soapn jika diajak bicara guru.

B. Analisis Lanjutan Kondisi Etika Pergaulan Siswa

Analisis ini dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan yaitu membuktikan adanya pengaruh pengamalan ibadah siswa terhadap etika pergaulan pada guru.

Untuk tujuan ini penulis menggunakan teknik analisis statistik korelasi product moment, dengan menggunakan rumus berikut:

Adapun langkah-langkah sebagai berikut:

1. Memasukkan nilai variabel (x) dan variabel (y) ke dalam tabel korelasi

M o )

(63)

Diketahui:

N =50 x = 1 4 6 7 y = 1 1 2 7

x2 =43421 y2 =23764 x y = 31226 2. Menghitung nilai empiris product moment

Rumus yang digunakan adalah:

31226-31066.28________ V43421 - 43041.78.23764 - 23402.58

= 159-82

^(379.22X361.42)

159.82 V137057.7

159.82 547.312

= 0,412

C. Pengaruh Ketekunan Ibadah dan Etika Pergaulan Siswa

Nilai r product moment empiris diperoleh (0,412) setelah dikonsultasikan dengan tabel harga kritik product moment dengan N = 50.

(64)

Pada taraf signifikansi 5% diperoleh nilai product moment batas penolakan (0,3610) dan pada taraf signifikansi 1% diperoleh r product moment batas penolakan (02,297).

Ternyata r product moment empiris pada taraf signifikansi 5% beradai di bawah batas penolakan. Sedangkan pada taraf 1% berada di atas batas penolakan product empiris.

(65)

A. Kesimpulan

Ada tiga masalah pokok yang perlu penulis laporkan dalam bentuk kesimpulan, adalah:

1. Gambaran variabilitas pengamalan ibadah siswa agar dapat dilaporkan sebagai berikut.

a. Tingkatan pengamalan ibadah kategori tinggi sebanyak 8 siswa atau sebesar 16 persen

b. Pengamalan ibadah siswa kategori sedang sebanyak 28 siswa atau 56 persen

c. Pengamalan ibadah siswa pada kategori rendah sebanyak 14 siswa atau sebesar 28 persen

2. Gambaran variabilitas etika pergaulan siswa pada guru dilaporkan sebagai berikut

a. Siswa yang mempunyai etika pergaulan kateogi baik sebanyak 18 siswa atau 36 persen

b. Siswa yang mempunyai etika pergaulan kateogi cukup ternyata paling banyak jumlahnya yaitu 22 dari seluruh responden atau sebesar 44 persen

c. Siswa yang mempunyai etika pergaulan pada guru masuk kateogi kurang sebanyak 10 siswa atau hanya sebesar 20 persen dari

(66)

keseluruhan sampel yang diambil yang paling banyak nilainya adalah kategori cukup. Dengan kata lain mayoritas siswa yang dijadikan penelitian mempunyai etika pergaulan sedang-sedang saja.

3. Hasil Uji Hipotesis

Nilai r product moment empiris diperoleh (0..316), setelah dikonsultasikan dengan tabel harga kritik product moment empiris dengan n = 50, pada taraf signifikan 5% diperoleh nilai product batas penolakan (0.361) dan pada taraf signifikansi 15 diperoleh r product moment batas penolakan (0.297). Ternyata r product moment empiris pada taraf signifikasi 5% berada di bawah batas penolakan. Sedangkan pada taraf 1% berada di atas batas penolkan r product moment.

Berdasarkan analisis di atas, maka hipotesis yang berbunyi “Ada hubungan yang positif antara pengamalan ibadah dengan etika pergaulan siswa pada guru”, dapat diterima dalam taraf signifikansi 1% dan ditolak pada taraf 5%.

B. Saran

1. Tanpa teladan, dorongan dan motivasi dari para tutor/pamong belajar, pada kenyatannya anak kurang mampu mempunyai kesadaran sendiri untuk mengamalkan ajaran agama

(67)

guru atau temannya. Hendaknya para tutor dapat membuktikan bahwa para tutor layak untuk ditiru dan diikuti.

3. Siswa hendaknya lebih menyadari bahwa mengerjakan salat fardhu, puasa maupun mengaji merupakan kewajiban agama yang harus dipenuhi sehingga jangan melakukan karena dipaksa guru.

(68)

Abdul Wahab Khalaf, Kaidah-kaidah Hukum Islam, (Ilmu Ushul Fiqh), Rajawali, Jakarta.

Jalaludin Al-Mahlliyyi Wa Jallaludin As-Sayuti, Tafsir Jallalain, Surat Al-Ankabut: 45, Dalam CD Al-Qur’an Al-Karim, Syariat Sakr, Malaysia,

1996

Muslim, Sahih Muslim, Kitab Shalat al-Mufasirin wa Qasraha, Nomor Hadist 1199, Dalam CD Hadist Asy-Syarif, Syariat Sakr, Malaysia, 1996. Bukhari, Sahih Bukhari, Kitab Al-Adzan, Nomor Hadist 609, Dalam CD Hadist

Asy-Syarif, Syariat Sakr, Malaysia, 1996.

Abu Laits Samarkandi, Tanbihul Ghafilin (Alih Bahasa Abu Imam Taqiyudin),

Darul Ihya, Indonesia, 1986.

Al-Zamuzi, Ta’alim alMuta'alim, Toha Putra, Semarang, n.d

Ashadi Falih dan Cahyo Yusuf, Akhlak Membentuk Pribadi Muslim, Aneka Ilmu, Semarang, 1985,

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta, 1971.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1988.

Cahyo Yusuf dan Ashadi Falih, Akhlak Membentuk Pribadi Muslim, Aneka Ilmu, Semarang, 1985, hal. 115.

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Bina Aksara, Jakarta, 1983, hal. 54 Sutrisno Hadi, Metodologi Research I, Fak. Psikologi UGM, Yogyakarta, 1984,

hal. 70.

Winamo Surachmad, Pengantar Penelitian Ilmiah, Tarsito, Bandung, 1998, hal. 132.

(69)

Endang Saifudin al Anshori, Kuliah al-Islam, Rajawali, Jakarta, 1985, him. 122. Abu Laits Samarkandi, Tanhibul Ghafilin (Alih Bahasa Abu Imam Taqiyudin),

Darul Ihya, Indonesia, 1986, him. 270.

(70)

N am a: Petunjuk Pengisian

# * a. Tulis nama anda terlebih dahulu pada kolom yang tei sedia

b. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, dengan cara memberi tanda silang (X) pada huruf a, b, atau c. ; c. Perlu anda ketahui bahwa anda apapun bentuknyatidak akan mempengaruhi nilai

rapor, dan saya berjanji akan merahasiakan jawaban anda.

Variable Pengamalan Ibadah

1. salat lima waktu wajib hukumnya bagi yang sudah baligh. Dalam sehari semalam berapa kali anda biasa melaksanakannya?

a. 5 kali

b. 3 sampai 4 kali c. 1 sampai 2 kali

2. Dalam melaksanakan salat fardhu biasanya ... a. Selalu tepat waktu

(71)

b. ,1 sampai 6 kali ' ' c. tidak sama sekali

4. Salat apa yang lebih banyak anda lakukan? a. salat rawatib dan salat malam

' b. salat rawatib saja

# ' c. salat sunnah qobliyah jum’at

5. Dalam melaksanakan salat fardhu, berapa kali anda berjamaah dalam sehari semalam?

a. 4 sampai 5 kali b. 2 sampai 3 kali

c. hanya 1 kali atau tidak sama sekali 6. Dimanakah biasanya anda berjamaah?

a. di Masjid/musholla b. di rumah

c. tidak berjamaah

7. Puasa ramadjan wajib hukumnya bagi muslim yang telah memenuhi syarat. Sejauh mana anda melaksanakan dalam bulan ramadhan?

(72)

c. karena teman-teman juga berpuasa

9. Pada bulan ramadhan kemarin, berapa kali anda biasa mengikuti salat tarawih? a. genap 1 bulan

b. tidak penuh 1 bulan c. tidak pernah salat tarawih

10. Dimanakah biasanya anda salat tarawih? a. di Masjid/musholla

' b. di rumah secara berjamaah c. di rumah salat sendiri

11. Selain dari pelajaran sekolah, bagaimanakah cara anda menambah pengetahuan agama?

a. membaca bku dan mengikuti pengajian-pengajian b. cukup membaca buku di rumah

c. cukup mendengarkan cerita teman-teman

12. Apakah anda mengikuti suatu kelompok pengajian di lingkungan anda? a. mengikuti dan aktif dalam kegiatan

b. mengikuti tetapi kurang aktif •» , c. tidak mengikuti

(73)

14. Sebelum membaca Al-qur’an biasanya?

a. saya bersuci dulu, berpakaian sopan, duduk yang baik kemudian membaca • ta’awudz

b. saya bersuci dulu, berpakaian sekenanya, duduk yang baik dan membaca ta’awudz

c. saya bersuci dulu, berpakaian sekenanya, duduk seenaknya dan kadang-kadang tidak membaca ta’awudz

Variabel etika pergauan siswa pada Guru

1. Bapak/Ibu guru sering memberi tugas rumah (PR) berapa persenkah anda mengerjakannya?

a. 76-100% ' b. 56 - 75% • c. 3 0 -5 5 %

2. Saat anda disuruh pak guru membelikan permen atau yang lainnya, bagaimana sikap anda?

(74)

b. menceritakan sebagian saja karena takut Pak guru marah c. berbohong dari pada dimarahi

4. Apa tindakan anda saat dititipi surat ijin salah satu teman tetapi anda tahu ijinnya bohong?

a. menolak, karena itu perbuatan dosa b. saya terima kalau yang titip teman dekat c. menerima. Dari pada dibenci teman

5. Saat anda berjalan melewati Bapak/ibu guru, bagaimana sikap anda? a. mengucapkan salam

b. sambil menundukkan lewat begitu saja

c. mencari jalan lain supaya tidak bertemu dengan bapak/ibu guru

6. Saat Pak guru mengajak bicara padahal anda sedang menulis, bagaimana sikap anda? a. berhenti menulis, mendengarkan dan menyambut pembicaraannya

b. berhenii menulis, mendengarkan tetapi diam saja c. mendengarkan sambil menulis

7. Kapan anda bersilaturahmi ke rumah Bapak/ibu guru? a. setiap saat asal tidak mengganggu Bapak/ibu guru b. setiap lebaran

c. tidak pernah

(75)

9. Menurut anda perlukah siswa berterima kasih pada jasa-jasa guru? a. ya, sangat perlu

b. kurang perlu, karena mengajar memang tugas guru c. tidak perlu, karena sudah digaji

10. Bagaimanakah cara anda berterima kasih pada Guru? a. berlaku sopan dan hormat kepadanya

(76)
(77)

SI RAT KETERANGAN

Pendidikan A gam a Islam / Tarbiyah

Jl. W isnu No. 12 Rt.03/1 Dukuh Krajan Salatiga

Yang bersangkutan telah m elaksanakan penelitian di SD Negeri Dukuh

05 K ecam atan Sidom ukti Salatiga dari tanggal 10 s.d 17 desem ber

D em ikian surat keterangan diberikan, untuk m enjadikan periksa guna seperlunya.

W assalam ualaikum W r.W b

08 Agustus 2008

(78)

Nomor: ST.27/K-1 /TL.01 /l9Jga./2007 4 Desember 2007 Lamp : Proposal Penelitian.

Hal : Permohonan Izin Penelitian

Kepada

Yth. Kepala SD N Dukuh V Salatiga DI Salatiga

Assalamualaikum w.w.

Yang bertanda tangan di bawah ini, kami menerangkan bahwa : NUR HAYATI

11102016

Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga Tarbiyah salah satu persyaratan yang berupa pembuatan SKRIPSI.

Adapun judul skripsinya adalah :

PENGARUH PENGAMALAN IBADAH TERHADAP ETIKA PERGAULAN SISWA PADA GURU DI SD N DUKUH V SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2007/2008

Dengan Pembimbing : Drs. Masykur Minan, M.Ag

Untuk penyelesaian Skripsi tersebut, kami mohon Bapak/Ibu memberi izin kepada mahasiswa tersebut untuk mengadakan penelitian guna memperoleh data atau keterangan dan bahan yang diperlukan di SD N Dukuh V Salatiga. Mulai tanggal 5 Desember 2007 f .d 30 Desember 2007 Kemudian atas pemberian izin Bapak/Ibu, kami sampaikan terima kasih.

Wassalamualaikum w. w.

(79)

T A H U N 2 0 0 5

'

( Opspek 2 0 0 5 )

S E K O L A H T IN G G I

A G A M A ISL A M N E G E R I

T IG A

Kantor BEAmTAINSalatiga ‘

Gedung PKM 2 Lt II STA N Salatiga. Jl. Tentara Pelajar

. Nv.,0t Salatiga

r*

llfi

Sa(atiga;:2 7figtistus 2005

Gambar

Tabel IKeadaan Tutor dan Karyawan SD Negeri Dukuh 05 Salatiga
Tabel UDaftar Siswa SD Negeri Dukuh 05 Salatiga
TABEL m  HASIL ANGKET
TABEL IV HASIL ANGKET
+6

Referensi

Dokumen terkait

Metode penelitian yang digunakan adalah dengan melakukan pengamatan langsung ke PT Gamma Budi Unggul Cendekia, dengan melakukan pengumpulan data dari staff, instruktur dan

O, «həya- tının ən nəcib dostu» adlandırdığı (ifadə onun 22 mart tarixli məktu- bundan götürülmüşdür) həyat yoldaşı Gövhər Xanıma 2 aprel tarixli

Ijarah Mumtahiyah Bittamlik disebut juga dengan ijarah wa iqtina adalah akad sewa menyewa antara pemilik objek sewa ( lessor ) dan penyewa ( lessee ), atas barang yang

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) langkah-langkah penerapan model Group Investigation (GI) dengan media puzzle, yaitu: (a) identifikasi topik dengan media

Setiap dari hasil transaksi yang di lakukan menggunakan chip ini, segala informasi mengenai transaksi yang di lakukan akan dikirim kekantor Bank Aceh Syariah

[r]

DIPLOMA III SI-S TEKNIK SIPIL KELAS SORE DIPLOMA III EL-P TEKNIK LISTRIK KELAS PAGI DIPLOMA III EL-S TEKNIK LISTRIK KELAS SORE DIPLOMA III EK-P TEKNIK ELEKTRONIKA KELAS PAGI DIPLOMA

Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang