• Tidak ada hasil yang ditemukan

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM PADA KESENIAN TRADISIONAL RODAT DI DESA SIDOMUKTI KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM PADA KESENIAN TRADISIONAL RODAT DI DESA SIDOMUKTI KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam"

Copied!
142
0
0

Teks penuh

(1)

v

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM PADA

KESENIAN TRADISIONAL RODAT DI DESA

SIDOMUKTI KECAMATAN BANDUNGAN

KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam

Pada Jurusan Tarbiyah

Disusun Oleh

ULFAH NURYANI

NIM. 11110071

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

x

Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan

kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan

dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan

bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.

Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara

kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa

diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha

(7)

xi PERSEMBAHAN

Teruntuk Ibu dan Bapak tercinta (Ibu Dartiyah dan Bapak Muhlasin) terimakasih atas doa yang tiada pernah terputus, pengorbanan yang tiada pernah terhenti, suport yang tiada pernah lelah kalian berikan kepadaku, segala fasilitas hidup kalian sediakan, kasih sayank yang tak pernah bisa tergantikan oleh apapun trimakasih karna telah menjadi orang tua terbaik di dunia ini untuk kami anak-anakmu.

Untuk adik kecilku Rischa Amalia Azzahro keceriaanmu menjadi suntikan semangat yang tiada terganti, tetap jadilah pelita untuk kita, meskipun kadang tingkah lucu serta kemanjaanmu membuatku repot tapi kaulah yang teristimewa.

Untuk calon imamku (M.M) terimakasih telah memilihku untuk menjadi calon istri dan ibu dari anak-anakmu kelak, semoga Allah slalu memudahkan jalan yang ada di depan kita.

Untuk Om Heri yang sedang berjuang menyelesaikan tugas akhirnya dan juga keluarga besarku trimakasih telah banyak membantu dan memberiku kehangatan dalam keluarga.

(8)

xii

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas

akhir skripsi dengan judul “Nilai-Nilai Pendidikan Islam pada Kesenian

Tradisional Rodat di Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Tahun 2014”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar kesarjanaan S1 Jurusan Pendidikan Agama Islam

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, tidak akan mungkin penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan lancar. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd. Selaku Ketua STAIN Salatiga. 2. Bapak Suwardi, M. Pd. Selaku ketua Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga. 3. Bapak Rasimin, SPd.I, M.Pd Selaku Ketua program studi PAI STAIN

Salatiga.

4. Bapak Drs. Juz‟an,M.Hum selaku bimbingan skripsi yang telah memberikan

bimbingan, pengarahan, dan sumbangan pemikiran dalam masa bimbingan hingga selesainya penulisan skripsi ini.

5. Ibu Dra.Siti Farikhah,M Pd.selaku dosen pembimbing akademik.

(9)

xiii

7. Bapak (Muhlasin) dan Ibu (Dartiyah) yang selalu memberikan dukungan baik moril maupun materi serta dengan tulus ikhlas tiada henti mendoakan agar dapat menyelesaikan perkuliahan dan skripsi ini.

8. Rischa Amalia Azzahro yang slalu menghibur dan menghilangkan kepenatanku dengan keceriaanmu

9. Calon Imamku (M.M) yang selalu mengajariku dengan berbagai macam cara yang luar biasa agar dapat menjadi pribadi yang lebih dewasa dan kuat, trimakasih untuk kesabaran dan ketidak putus asaan dalam memahamiku dan untuk segalanya.

10. Bapak. Rovik Asari selaku kepala desa Sidomukti yang telah banyak memberikan bantuan dalam proses penelitian hingga terselesaikanya penelitian ini.

11. Sahabat terdekatku dan teman mondar-mandirku di kampus Maharani D.N salam sukses buat kita

12. Semua teman-teman PAI angkatan 2010 (khususnya PAI B), PPL dan KKN yang selalu memotivasi dan saling mendukung agar cepat menyelesaikan perkuliahan ini.

Alhamdulillah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang tentunya masih terdapat kekurangan. Penulis berharap, semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan pemikiran pendidikan Islam, berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin…

Salatiga, 28 Desember 2014 Penulis

(10)

xiv ABSTRAK

Ulfah nuryani. 2015. Nilai-Nilai Pendidikan Islam pada Kesenian Rodat di Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Tahun 2014. Skripsi, Jurusan Tarbiyah. Progam Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negri Salatiga. Pembimbing. Drs. Juz‟an, M.Hum

Kata kunci : Nilai Pendidikan Islam, Rodat

Penelitian ini membahas nilai-nilai pendidikan Islam dalam kesenian rodat di desa sidomukti kecamatan bandungan kabupaten semarang. Fokus penelitian yang dikaji adalah: 1.Bagaimana pemahaman masyarakat tentang konsep kesenian tradisional rodat di Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang 2. Adakah nilai-nilai Pendidikan Islam pada kesenian “rodat” di Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang .

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang menggambarkan fenomena secara mendalam untuk mengkaji masalah yang diteliti. Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan di desa Sidomukti kecamatan Bandungan kabupaten Semarang. Pengumpulan data menggunkan wawancara, dokumentasi, dan observasi atau pengamatan. Analisa data dilakukan dengan cara menelaah data yang ada, lalu melakukan reduksi data, penyusunan satuan, kategorisasi, menarik kesimpulan dan tahap akhir dari analisa data ini mengadakan keabsahan data dengan menggunakan pengamatan triangulasi data.

(11)

xv DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN NOTA PEMBIMBING... ii

PENGESAHAN KELULUSAN... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... iv

HALAMAN MOTTO... v

PERSEMBAHAN... vi

KATA PENGANTAR... vii

ABSTRAK ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

(12)

xvi

F. Metode Penelitian... ... 7

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian... 7

2. Kehadiran Peneliti... 8

3. Lokasi Penelitian... 8

4. Sumber Data... 9

5. Prosedur Pengumpulan Data... 9

6. Analisis Data... 11

7. Pengecekan Keabsahan Data... 12

8. Tahap-tahap Penelitian... 12

G. Sistematika Penulisan Skripsi... 13

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Nilai-nilai Pendidikan Islam 1. Definisi Nilai ... 14

2. Sifat-sifat Nilai ... 15

3. Macam-macam Nilai... 16

4. Pengertian Pendidikan Islam... 20

5. Landasan Pendidikan Islam... 24

6. Tujuan Pendidikan Islam... 27

7. Ruang Lingkup Pendidikan Islam... 29

8. Ciri Substansi Pendidikan Islam... 30

9. Tanggung Jawab Pendidikan Islam... 33

(13)

xvii

BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Paparan Data ... 44

1. Letak Geografis ... 44

2. Keadaan Penduduk... 45

3. Keadaan Sosial Agama... 46

4. Keadaan Pendidikan dan Sarana Pendidikan .... 47

5. Keadaan Sosial Ekonomi... 48

6. Stuktur Organisasi... 49

B. Temuan Penelitian ... 50

1. Sejarah Berkembanganya Kesenian Tradisional Rodat di desa Sidomukti... 50

2. Pemahaman kesenian rodat di desa Sidomukti... 51

BAB IV PEMBAHASAN A. Kesenian Rodat Di Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang.... 79

B. Nilai-nilai pendidikan Islam dalam kesenian tradisional rodat di desa Sidomukti kecamatan Bandungan kabupaten Semarang. ...80

1. Nilai Aqidah... 80

2. Nilai Ibadah... 81

(14)

xviii

4. Nilai Gotong Royong/Kerjasama... 82 5. Nilai Persatuan dan Kesatuan... 83 6. Nilai Kearifan Lokal... 84

BAB V PENUTUP

(15)

xix DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jumlah penduduk di desa Sidomukti berdasarkan usia dan jenis kelamin tahun2014, hlm 45

Tabel 3.2 Data penduduk menurut Agama tahun 2014, hlm 46

Tabel 3.3 Data pendidikan masyarakat desa Sidomukti (Umur 5 Tahun Keatas) tahun 2014, hlm 47

Tabel 3.4 Sarana pendidikan desa Sidomukti tahun 2014, hlm 48

(16)

xx

DAFTAR LAMPIRAN

1. Daftar Riwayat Hidup 2. Daftar Nilai SKK

3. Surat Tugas Pembimbing 4. Surat Ijin Penelitian

5. Surat Keterangan Penelitian 6. Lembar Konsultasi

(17)

v BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Islam sebagai ajaran yang datang dari Allah sesungguhnya merefleksikan nilai-nilai pendidikan yang mampu membimbing dan mengarahkan manusia sehingga menjadi manusia yang sempurna. Islam sebagai agama universal telah memberikan pedoman hidup bagi manusia menuju kehidupan bahagia, yang pencapaiannya bergantung pada pendidikan. Islam menyediakan dasar-dasar untuk membangun sistem pendidikan yang sarat dengan sistem nilai (Saebani, 2009: 22).

Pendidikan Islam adalah usaha bimbingan ditujukan untuk mencapai keseimbangan kebutuhan jasmani dan rohani menurut ajaran Islam. Pendidikan Islam adalah suatu usaha untuk mengarahkan dan mengubah tingkah laku individu untuk mencapai pertumbuhan kepribadian yang sesuai dengan ajaran Islam dalam proses pendidikan melalui latihan-latihan, akal fikiran (kecerdasan), kejiwaan, keyakinan, kemauan, dan perasaan, serta pancaindera dalam seluruh aspek kehidupan manusia (Djumransah, 2007: 19-20)

(18)

vi

dalam diri manusia sehingga manusia merupakan benda organik yang mempunyai hakekat kemanusiaan serta mempunyai berbagai alat potensial dan fitrah (Widodo, 2004: 14).

Dari kedua substansi tersebut maka yang paling esensial adalah substansi immateri atau ruhnya. Manusia yang terdiri dari dua substansi itu telah dilengkapi dengan alat-alat potensial dan potensi-potensi dasar yang harus diaktualkan atau ditumbuh kembangkan dalam kehidupan nyata di dunia ini melalui proses pendidikan untuk selanjutnya dipertanggungjawabkan dihadapan-Nya kelak di akhirat.

Dalam sejarah penyebaran agama Islam di Jawa, Islam mengalami perkembangan yang cukup unik. Dari segi agama, suku Jawa sebelum menerima pengaruh agama dan kebudayaan Hindu, masih dalam taraf animistis dan dinamistis. Dengan khasanah budaya yang semacam ini, akan memberikan nilai tersendiri bagi Indonesia diantara bangsa-bangsa lainya. Sehingga dapat dikatakan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang penuh dengan adat ketimuran, yang diwarnai tataran nilai-nilai luhur dalam pendidikan.

(19)

vii

memuja pandangan praktek lama, menjaganya supaya jangan berubah. Kalau dikaji seni tradisional itu, akan ditemukan ada unsur-unsur yang berhubungan dengan:

1. Agama atau kepercayaan,

2. Pengobatan (misalnya berhubungan dengan jin), 3. Perang (silat),

4. Peristiwa adat,

5. Hiburan. (Gazalba, 1988: 42)

Salah satu unsur seni yang berhungan dengan agama yaitu Rodat. Rodat merupakan tarian rakyat yang dalam pementasannya berupa tarian kelompok berpasangan. Kesenian ini termasuk jenis salawatan yang lama dan sekarang ini sudah jarang ditemui. Perkumpulan kesenian Rodat yang masih ada pun sudah jarang mengadakan pementasan. Jenis tarian ini dari dulu sampai sekarang bertahan hidup masih seperti keadaan aslinya. Fungsi dan pertunjukan Rodat adalah sebagai tontonan bagi masyarakat umum, yang para penontonnya tidak dipungut bayaran. Jumlah pendukung pementasan kesenian ini sekitar 30 orang, yang terdiri dari 20 orang penari dan 10 orang pemain instrumen. Kesenian ini juga masih menggunakan pedoman Kitab Barzanji. Para pemainnya menggunakan kostum realistis yaitu memakai peci, baju dan celana seragam. Mereka selalu membawa kipas dan saputangan sebagai perlengkapan tangan. http://460033.blogspot.com/2010/11/kesenian-tradisional.html, diakses pada

(20)

viii

Berkaitan dengan uraian tersebut di atas maka timbul suatu keinginan dari peneliti untuk mengadakan penelitian guna mengetahui maksud, tujuan, dan nilai-nilai pendidikan Islam pada kesenian tradisional Rodat. Di mana anggapan masyarakat yang berdomisili di Sidomukti dan sekitarnya yang mayoritas beragama Islam bahwa kesenian rodat tersebut mengandung nilai-nilai pendidikan Islam. Oleh karena itu, peneliti mengambil judul skripsi

NILA-NILAI PENDIDIKAN ISLAM PADA KESENIAN TRADISIONAL RODAT DI DESA SIDOMUKTI KECAMATAN

BANGDUNGAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014”

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, permasalahan dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pemahaman masyarakat tentang konsep kesenian tradisional Rodat di Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang tahun 2014?

2. Bagaimana nilai-nilai pendidikan agama Islam pada kesenian tradisional Rodat di Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang tahun 2014?

C. Tujuan Penelitian

(21)

ix

1. Untuk mengetahui pemahaman masyarakat tentang konsep kesenian tradisional Rodat di Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang tahun 2014.

2. Untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan agama Islam pada kesenian tradisional Rodat di Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang 2014.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis.

1. Manfaat teoritik

Secara teoritis penelitian ini diharapkan menjadi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di dalam melestarikan seni budaya yang terdapat di Indonesia guna menambah hasanah keilmuan pada jenjang S-1 STAIN Salatiga.

2. Manfaat praktis

a. Bagi pemerintah, hasil penelitian ini dapat berguna unutuk melestarikan nilai-nilai budaya yang terdapat di Indonesia khususnya pemerintah desa Sidomukti.

(22)

x

c. Bagi STAIN Salatiga, untuk memperkaya perbendaharaan perpustakaan di Sekolah Tinggi Agama Islam Negri (STAIN) Salatiga.

d. Bagi peneliti, sebagi bahan masukan untuk mengembangkan wawasan dan sikap ilmiah serta bahan dokumen untuk penelitian lebih lanjut.

E. Penegasan Istilah

Untuk menghindari timbulnya berbagai interpretasi yang keliru dan untuk membatasi ruang lingkup pembahasan dalam penelitian ini, perlu dijelaskan kata kunci yang terkandung dalam judul skripsi ini, yaitu :

1. Nilai

Nilai diartikan sebagai sesuatu yang berharga, yang dianggap bernilai, adil, baik dan indah serta menjadi pedoman atau pegangan diri (Darmadi, 2009: 27).

2. Pendidikan Islam

Pendidikan Islam sebagai bimbingan terhadap pertumbuhan rohani dan jasmani menurut ajaran Islam dengan hikmah mengarahkan, mengajarkan, melatih, mengasuh dan menguasai berlakunya semua ajaran Islam (Widodo, 2007: 173).

3. Kesenian Tradisional Rodat

(23)

xi

kebutuhan dari nenek moyang yang terdahulu. Tradisi adalah bagian dari tradisional namun bisa musnah karena ketidakmauan masyarakat untuk mengikuti tradisi tersebut (Soemardjo, 2000: 82).

Rodat berasal dari kata Irodat, salah satu sifat Allah yang berarti berkehendak. Maksud pemberian nama itu adalah agar manusia selalu berkehendak untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Ada lagi yang mengatakan ia berasal dari kata raudah, yaitu taman Nabi yang terletak di masjid Nabawi, Madinah. Ada yang berpendapat ia berasal dari nama alat yang dimainkan dalam kesenian ini. Alat musik tersebut berbentuk bundar yang dimainkan dengan cara dipukul yang disebutnya tar. Dengan demikian, maka rodat termasuk seni yang memiliki misi dakwah. http://kedaibacakita.blogspot.com/2008/09/rodat-tarian-pengiring-syair-dan-musik.html. Diakses tanggal 4 Maret 2014 pukul 11:36 WIB

Rodat, dilakukan oleh sebilangan orang, ada yang memukul rebana, ada yang menari dan menyanyikan lagu dalam bahasa arab, memuji Tuhan dan Nabi. (Gazalba, 1988: 43)

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan Islam dalam kesenian tradisional Rodat, mengingat dalam kesenian tersebut terdapat lantunan sholawat.

F. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

(24)

angka-xii

angka atau perhitungan. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran suatu gejala atau masyarakat tertentu (Rumidi 2004:104) Penelitian ini menggunakan metode bercerita secara nyata tentang keadaan yang di teliti. Selain itu penulis juga mengemukakan landasan-landasan atau teori-teori secara literature yang ada hubunganya dengan objek yang diteliti dalam laporan penelitian seperti ini. Data yang dikumpulkan dan dianalisis adalah berbagai informasi dari respon dan hasil laporan penelitian dapat berupa kutipan-kutipan atau gambar.

2. Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai pengumpul data dan sebagai instrumen aktif dalam upaya mengumpulkan data-data di lapangan, Untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan dalam penelitian, maka peneliti hadir secara langsung di lokasi sampai memperoleh data yang valid. dalam penelitian kualitatif, seorang peneliti menjadi pelajar, yakni belajar dari orang diwawancara yang menjadi sumber data. Penelitian dilaksanakan pada bulan September-Desember 2014.

3. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang peneliti ambil adalah di Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang

4. Sumber Data

(25)

xiii

berisi yang berisi nilai-nilai pendidikan dan kesenian tradisional Rodat. Penelitian ini menggunakan metode bercerita secara nyata tentang keadaan yang diteliti. Selain itu, penulis juga mengemukakan landasan-landasan atau teori-teori secara literatur yang ada hubunganya dengan objek yang diteliti dalam laporan penelitian seperti ini. Data yang dikumpulkan dan dianalisis adalah berbagai informasi dari respon dan hasil laporan penelitian dapat berupa kutipan-kutipan atau gambar. Oleh karena itu, data yang diperlukan adalah data sekunder dan data primer. Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari sumbernya. Dalam penelitian ini, sumber data primer penulis peroleh melallui wawancara. Data sekunder yaitu data yang diperoleh melalui pihak kedua, baik berupa catatan, laporan, atau yang lainya.

5. Prosedur Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data ini, peneliti memperoleh data dengan menggunakan tiga teknik pengumpulan data.

a. Metode Observasi

(26)

xiv

b. Metode Wawancara

Wawancara identik dengan pengumpulan data dengan cara bertanya langsung secara lisan maupun tulisan kepada narasumber. Menurut Rumidi (2004:88) wawancara adalah suatu proses tanya jawab lisan, dimana dua orang atau lebih berhadapan secara fisik, yang satu dapat melihat muka yang lain dan mendengar dengan telinga sendiri dari suaranya. Metode wawancara digunkan untuk menggali informasi tentang kesenian tradisional rodat di desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang. Dengan jumlah responden 7 orang yang terdiri dari kepala desa, kepala dusun, ketuan kesenian rodat, pemain rodat dan dua warga yang mewakili warga yang selalu dirumah dan warga yang jarang dirumah.

c. Metode Dokumentasi

Menurut Irawan yang dikutip oleh Rumidi (2004:100) Study dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang ditujukan kepada subyek penelitian. Dokumentasi yang peneliti peroleh dalam hal ini berupa dokumen dan buku-buku serta kumpulan dari beberapa pengamatan langsung di lokasi penelitian yakni berupa foto-foto kesenian rodat di desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang.

6. Analisis Data

Menurut Suprayogo dan Tobroni (2001:192), “Kegiatan analisis

(27)

xv

fenomena sosial yang sedang diteliti dan setelah mengumpulkan data

yang dapat dianalisis”.

Sebagai tahap akhir suatu penelitian maka penulis menggunakan metode deskriptif yaitu dengan cara data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka, hal ini disebabkan oleh adanya penerapan metode kualitatif. Jadi, teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah reduksi data, penyajian data, dan verifikasi. Reduksi data yaitu proses pemilihan, pemutusan pada penyederhanaan, abstraksi dan transformasi data kasar. Penyajian data adalah penyajian kembali sekumpulan informasi atau data untuk yang tersusun untuk dipahami apa yang terjadi dan apa yang harus dilakukan selanjutnya berdasarkan sajian datanya. Verifikasi adalah tahapan penyimpulan dari proses penemuan makna atau gejala atas peristiwa yang diteliti.

Secara garis besar teknik analisis data dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut. Setelah data dirasakan cukup, selanjutnya data tersebut ditelaah dan diseleksi. Jika terdapat data yang tidak diperlukan, data tersebut direduksi. Setelah data baru hasil reduksi baik selanjutnya ditarik suatu kesimpulan, yang merupakan hasil akhir atau jawaban terhadap judul.

7. Pengecekan Keabsahan Data

(28)

xvi

yaitu triangulasi sumber, metode, dan teori (Moleong 2001:178). Tringulasi adalah teknik pemeriksan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai data pembanding. Dengan kata lain, bahwa dengan triangulasi, peneliti dapat me-recheck temuanya dengan jalan membandingkan dengan berbagai sumber, metode atau teori.

8. Tahap-tahap Penelitian

Beberapa urutan kegiatan yang dijadikan pedoman dalam pelaksanaan penelitian ini sebagai berikut:

a. Persiapan, meliputi : penyusunan proposal, pengurusan perizinan, dan penyusunan jadwal kegiatan.

b. Pengumpulan data, meliputi : pengumpulan dokumen dan penelaahan dokumen yang terkumpul.

c. Analisis data, meliputi : analisis awal, reduksi data, analisis data temuan, pengayaan dan pendalaman, dan merumuskan kesimpulan. d. Penyusunan laporan, meliputi : penyusunan laporan sementara

(draf), penilaian laporan penelitian sementara, perbaikan laporan dan penusunan laporan akhir.

G. Sistematika Penulisan

(29)

xvii

besar. Skripsi ini terdiri dari lima bab yang masing-masing saling berkaitan yaitu sebagai berikut:

BAB I berisi tentang pendahuluan yang memuat : terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, metode penelitian, sistematika penulisan.

BAB II berisi konsep nilai, definisi pendidikan Islam, kesenian tradisional Rodat.

BAB III berisi nilai-nilai pendidikan Islam pada kesenian tradisional Rodat yang meliputi konsep kesenian tradisional Rodat dan nilai-nilai pendidikan Islam dalam kesenian Rodat.

BAB IV berisi tentang analisis nilai-nilai pendidikan Islam dalam kesenian tradisional Rodat.

(30)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Nilai-nilai Pendidikan Islam 1. Definisi Nilai

Menurut Muhammad Noor Syam yang dikutip Muhaimin dan Abdul Mujib (1993:109) nilai adalah suatu penetapan atau suatu kualitas objek yang menyangkut suatu jenis apresiasi atau minat.

Nilai itu praktis dan efektif dalam jiwa dan tindakan manusia dan melembaga secara objektif di dalam lembaga masyarakat. Nilai ini merupakan suatu realita yang sah sebagai suatu cita-cita yang benar dan berlawanan dengan cita-cita palsu atau bersifat khayati. Dalam arti lain, nilai adalah konsepsi-konsepsi abstrak di dalam diri manusia atau masyarakat, mengenai hal-hal yang dianggap baik, benar dan hal-hal yang dianggap buruk dan salah (Muhaimin, 1993:110).

(31)

sesuatu barang. Hal ini karena barang tidak memiliki kegunaan, sehingga tidak bernilai yakni nilai pragmatis (guna) (Muhaimin, 1993:110)

Nilai diartikan sebagai sesuatu yang berharga, yang dianggap bernilai, adil, baik dan indah serta menjadi pedoman atau pegangan diri (Darmadi, 2009: 27). Nilai juga diartikan sebagai suatu sasaran sosial atau tujuan sosial yang dianggap pantas dan berharga untuk dicapai (Sagala, 2006: 237). Adapun nilai yang dimaksud di sini adalah norma yang berlaku dalam masyarakat ataupun tuntunan Agama yang ada dalam masyarakat.

Nilai merupakan esensi yang melekat pada sesuatu yang sangat berarti bagi kehidupan manusia. Esensi belum berarti sebelum dibutuhkan oleh manusia, tetapi tidak berarti adanya esensi karena adanya manusia yang membutuhkan. Hanya saja kebermaknaan esensi tersebut semakin meningkat sesuai dengan peningkatan daya tangkap dan pemaknaan manusia sendiri.

2. Sifat-sifat Nilai

Sifat-sifat nilai menurut Sjarkawi (2009: 31) adalah sebagai berikut: a. Nilai itu suatu realitas abstrak dan ada dalam kehidupan manusia.

(32)

mengindra kejujuran itu. Yang dapat kita indra adalah kejujuran itu.

b. Nilai memiliki sifat normatif, artinya nilai mengandung harapan, cita-cita, dan suatu keharusan sehingga nilai nemiliki sifat ideal (das sollen). Nilai diwujudkan dalam bentuk norma sebagai landasan manusia dalam bertindak. Misalnya, nilai keadilan. Semua orang berharap dan mendapatkan dan berperilaku yang mencerminkan nilai keadilan.

c. Nilai berfungsi sebagai daya dorong/motivator dan manusia adalah pendukung nilai. Manusia bertindak berdasar dan didorong oleh nilai yang diyakininya. Misalnya, nilai ketakwaan. Adanya nilai ini menjadikan semua orang terdorong untuk bisa mencapai derajat ketakwaan.

3. Macam-macam Nilai

Nilai dapat dilihat dari berbagai sudut pandangan, yang menyebabkan terdapat bermacam-macam nilai, antara lain:

a. Dilihat dari segi kebutuhan hidup manusia, nilai menurut Abraham Maslaw dapat dikelompokkan menjadi:

(33)

Kelima nilai tersebut berkembang sesuai kebutuhan yakni akan tuntutan fisik biologis, keamanan, cinta kasih, harga diri dan yang terahkir kebutuhan jati diri (Thoha, 1996: 63).

b. Dilihat dari sumbernya menurut Muhaimin (1993:111) nilai di bagi menjadi dua sumber nilai yang berlaku dalam pranata kehidupan manusia dapat digolongkan menjdi dua macam, yaitu:

1) Nilai Ilahi

Nilai yang dititahkan Tuhan melalui para Rasul-Nya, yang berbentuk taqwa, iman, adil, yang diabadikan dalam wahyu Ilahi.

Pada nilai Ilahi ini, tugas manusia adalah menginterpretasikan nilai-nilai itu. Dengan intepretasi itu, manusia akan mampu menghadapi ajaran Agama yang dianut. 2) Nilai Insani

Nilai yang tumbuh atas kesepakatan manusia serta hidup dan berkembang dari peradaban manusia.

(34)

c. Dilihat dari kemampuan jiwa manusia untuk menangkap dan mengembangkan nilai menurut Noeng Muhadjir dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu:

a. Nilai yang statik, misalnya kognisi, emosi, psikomotor.

b. Nilai yang bersifat dinamis, seperti motifasi berprestasi, motivasi berafiliasi, motifasi berkuasa (Thoha, 1996 :63). d. Dilihat dari wujudnya, menurut Muhaimin (1993: 116), nilai yang

dilihat berdasarkan wujudnya dibagi menjadi dua yaitu: 1) Nilai formal

Nilai formal yaitu nilai yang tidak ada wujudnya, tetapi memiliki bentuk, lambang, serta simbol-simbol. Nilai ini dibagi menjadi dua macam yaitu : a) Nilai sendiri, seperti

sebutan “Bapak Lurah” untuk seseorang yang memangku

jabatan lurah. b) Nilai turunan, seprti sebutan “Ibu Lurah” bagi

seseorang yang menjadi istri pemangku jabatan lurah. 2) Nilai material

(35)

e. Pendekatan proses budaya, nilai dapat dikelompokkan dalam tujuh jenis yakni (Darmadi, 2006: 44):

1) Nilai ilmu pengetahuan 2) Nilai ekonomi

3) Nilai keindahan 4) Nilai politik 5) Nilai keagamaan 6) Nilai kekeluargaan dan 7) Nilai kejasmanian.

(36)

g. Menurut Noeng Muhadjir, dilihat dari segi ruang lingkup dan keberlakuannya nilai dapat dibagi menjadi (1) nilai-nilai universal dan (2) nilai-nilai lokal (Thoha, 1996: 64).

h. Ditinjau dari segi hakekatnya nilai dapat dibagi menjadi (1) nilai hakiki (root values) dan (2) nilai instrumental. Nilai-nilai yang hakiki itu bersifat universal dan abadi, sedangkan nilai-nilai instrumental dapat bersifat lokal, pasang-surut, dan temporal.

Perbedaan macam-macam nilai ini mengakibatkan menjadikan perbedaan dalam menentukan tujuan pendidikan nilai, perbedaan strategi yang akan dikembangkan dalam pendidikan nilai, perbedaan metoda dan teknik dalam pendidikan Islam. Di samping perbedaan nilai tersebut di atas yang ditinjau dari sudut objek, lapangan, sumber dan kualitas serta masa keberlakuannya, nilai dapat berbeda dari segi tata strukturnya. Tentu hal ini lebih ditentukan dari segi sumber, sifat dan hakekat nilai itu (Thoha, 1996: 65).

4. Pengertian Pendidikan Islam

(37)

Islam sebagai ajaran yang datang dari Allah sesungguhnya merefleksikan nilai-nilai pendidikan yang mampu membimbing dan mengarahkan manusia sehingga menjadi manusia yang sempurna. Islam sebagai Agama universal telah memberikan pedoman hidup bagi manusia menuju kehidupan bahagia, yang pencapaiannya bergantung pada pendidikan. Islam menyediakan dasar-dasar untuk membangun sistem pendidikan yang sarat dengan system nilai (Saebani, 2009: 22).

pendidikan Islam merupakan proses membimbing dan membina fitrah peserta didik secara maksimal dan bermuara pada terciptanya pribadi peserta didik sebagai muslim paripurna (insan kamil) (Al Rasyidin dan Nizar, 2005:38).

Secara terminologi para ahli pendidikan Islam telah mencoba menformulasikan pengertian pendidikan Islam. Di antara batasan yang variatif tersebut (Al-Rasyidin, Nizar, 2005:31) adalah:

a. Al-Syaibani; mengemukakan bahwa pendidikan Islam adalah proses mengubah tingkah laku individu peserta didik pada kehidupan pribadi, masyarakat, dan alam sekitarnya. Proses tersebut dilakukan dengan cara pendidikan dan pengajaran sebagai suatu aktivitas asasi dan profesi di antara sekian banyak profesi asasi dalam masyarakat.

(38)

tinggi dan kehidupan yang mulia dengan proses tersebut, diharapkan akan terbentuk pribadi perserta didik yang lebih sempurna, baik yang berkaitan dengan potensi akal, perasaan, maupun perbuatannya.

c. Ahmad D. Marimba : mengemukakan bahwa pendidikan Islam adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani peserta didik menuju terbentuknya kepribadiannya yang utama (insan kamil). (Al-Rasyidin, Nizar, 2005:32).

d. Ahmad Tafsir; mendefinisikan pendidikan Islam sebagai bimbingan yang diberikan oleh seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam (Al-Rasyidin, Nizar, 2005:32).

Menurut M.J. Adler yang dikutip Djumransah (2007:14)

mengartikan “pendidikan adalah suatu proses di mana semua

(39)

pengertian ini maka Ibnu Sina memberikan arti “pendidikan” adalah

“pembiasaan”

Menurut Djumransah (2007: 19-20), definisi pendidikan Islam adalah: a. Pendidikan Islam adalah usaha bimbingan ditujukan untuk

mencapai keseimbangan kebutuhan jasmani dan rohani menurut ajaran Islam (Djumransah, 2007: 19).

b. Pendidikan Islam adalah suatu usaha untuk mengarahkan dan mengubah tingkah laku individu untuk mencapai pertumbuhan kepribadian yang sesuai dengan ajaran Islam dalam proses pendidikan melalui latihan-latihan, akal fikiran (kecerdasan), kejiwaan, keyakinan, kemauan, dan perasaan, serta pancaindera dalam seluruh aspek kehidupan manusia.

c. Pendidikan Islam adalah bimbingan secara sadar dan terus-menerus yang sesuai dengan kemampuan dasar (fitrah) dan kemampuan ajaranya (pengaruh dari luar), baik secara individual maupun kelompok sehingga manusia mampu memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam secara utuh dan benar. Ajaran utuh meliputi aqidah (keimanan), syari‟ah (ibadah, muammalah) dan akhlak (budi pekerti) (Djumransah, 2007: 20).

(40)

itu, untuk memahami pendidikan Islam lebih mendalam maka tentu akan lebih baik apabila memahami makna Islam itu sendiri sebagai suatu kekuatan yang memberi hidup bagi suatu peradaban yang mana salah satu buahnya adalah pendidikan. (Djumransah, 2007: 20)

Kata “Islam” yang bersumber dari Al-Qur‟an memang memiliki

banyak pengertian antara lain:

a. silm berarti damai (perdamaian).

b. salaam artinya selamat (keselamatan).

c. taslim artinya serah (penyerahan) diri kepada Tuhan.

d. sullam artinya tangga/ jenjang, naik untuk mencapai kemulyaan

dunia akhirat (Mutholib Muhyidin, 1981: 5)

Pengertian Islam sebagai Agama dapat diketahui dengan

ungkapan lain yaitu “Islam adalah undang-undang tuhan yang

menuntun orang-orang yang berakal dengan ikhtiar mereka yang terpuji

ke arah perbaikan taraf hidup mereka di dunia dan akhirat” (muthalib

muhyidin, 1981:7). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendidikan Islam sebagaimana dirumuskan berdasarkan pengertian Islam yaitu: menyerahkan diri dan tunduk sepenuhnya kepada Allah dengan cara ikhtiar menuju perubahan hidup yang lebih baik.

5. Landasan Pendidikan Islam

(41)

membentuk manusia, harus mempunyai landasan kemana semua kegiatan dan semua perumusan tujuan pendidikan itu dihubungkan (Depag RI, 1984:19).

a. Al-Qur‟an

Al-Qur‟an ialah firman Allah berupa wahyu yang disampaikan oleh malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW. Di dalamnya terkandung ajaran pokok yang yang dapat dikembangkan untuk keperluan seluruh aspek kehidupan melalui ijtihad. Ajaran yang terkandung dalam Al-Qur‟an itu terdiri dari dua prinsip besar, yaitu yang berhubungan dengan masalah keimanan yang disebut Aqidah

dan yang berhubungan dengan amal yang disebut Syari‟ah.

Ajaran- ajaran yang berhubungan dengan iman tidak tidak banyak dibicarakan dalam Al-Qur‟an, yang banyak dibicarakan dalam AL-Qur‟an adalah yang berkaitan dengan amal perbuatan. Ini menunjukkan bahwa amal itulah yang banyak dilaksanakan, sebab semua amalperbuatan manusia dalam hubunganya dengan Allah, dengan dirinya sendiri, sesama manusia (masyarakat), dengan alam dan lingkungannya, kesemuanya itu adalah termasuk

dalam ruang lingkup amal shaleh (syari‟ah). Istilah-istilah yang biasa digunakan dalam membicarakan ilmu syari‟ah ini ialah: 1) ibadah, untuk perbuatan yang berhubungan dengan Allah. 2)

(42)

Allah. 3) akhlak, untuk tindakan yang menyangkut etika dan budi pekerti dalam pergaulan.

b. As-Sunnah

As-Sunnah ialah perkataan, perbuatan, atau pengakuan Rasul Allah SWT. Yang dimaksud dengan pengakuan itu ialah kejadian atau perbuatan orang lain yang diketahui rasulullah dan beliau membiarkan saja kejadian atau perbuatan itu berjalan. Sunnah merupakan sumber hukum kedua sesudah Al-Qur‟an. Seperti Al

-Qur‟an, sunnah juga berisi aqidah dan syari‟ah. Sunah berisi

petunjuk (pedoman) untuk kemaslahayan hidup manusia dalam segala aspeknya, untuk membina umat menjadi manusia seutuhnya atau muslim yang bertakwa. Untuk itu rasulallah menjadi guru dan pendidik utama. Beliau sendiri mendidik. Pertama, dengan menggunakan rumah al-arqam ibn al-arqam, kedua dengan memanfaatkan tawanan perang untuk mengajar baca tulis, ketiga dengan dengan mengirim para sahabat ke daerah-daerah yang baru masuk Islam. Semua itu adalah pendidikan dalam rangka pembentukan manusia muslim dan masyarakat Islam.

(43)

c. Ijtihad

Ijtihad adalah istilah para fuqoha, yaitu berfikir dengan menggunakan seluruh ilmu yang dimiliki oleh ilmuan syari‟at

Islam untuk menetapkan atau menentukan suatu hukum syari‟at

Islam dalam hal-hal yang ternyata belum ditegaskan hukumnya oleh Al-Qur‟an dan Sunnah.Ijtihad dalam dalam pendidikan harus tetap bersumber dari Al-Qur‟an dan Sunnah yang diolah oleh akal yang sehat dari para ahli pendidikan Islam. Ijtihad tersebut haruslah dalam hal-hal yang berhubungan langsung dengan kebutuhan hidup pada suatu tempat pada kondisi dan situasi tertentu. Teori- teori pendidikan baru hasil Ijtihad, harus dikaitkan dengan ajaran Islam dan kebutuhan hidup. ( Depag RI, 1984:21)

Menurut Anshari (1992:84) ijtihad adalah usaha yang sungguh-sungguh seseorang (beberapa orang)ulama tertentu, yang memiliki syarat-syarat tertentu, untuk merumuskan kepastian hukum mengenai sesuatu (beberapa) perkara tertentu, yang tidak ada kepastian hukumnya secara tegas dan positif dalam Al-Qur‟an dan Sunnah.

6. Tujuan Pendidikan Islam

(44)

kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermsyarakat, berbangsa dan bernegara.

Tujuan pendidikan Islam dapat diklasifikasikan menjadi empat dimensi yaitu: a) Tujuan pendidikan jasmani (al-ahdaf al jismiyah), b) tujuan pendidikan rohani (al-ahdaf al-ruhaniyah), c) Tujuan pendidikan akal (ahdaf akliyah, dan d) tujuan pendidikan sosial (ahdaf al-ijtimaiyah) (Saebani, 2009: 146).

Pendidikan Islam diharapkan mampu menghasilkan manusia yang bermanfaat bagi dirinya dan masyarakat, senang dan gemar mengamalkan dan mengembangkan ajaran Islam dalam berhubungan dengan Allah dan sesama manusia, serta dapat mengambil manfaat dari apa yang Allah sediakan di alam semesta ini untuk kepentingan hidup di dunia dan di akhirat nanti (Daradjat, 2011: 29).

Sedangkan tujuan pendidikan Islam dapat dirumuskan sebagai berikut (Saebani, 2009 : 147):

a. Untuk membentuk akhlakul karimah.

b. Membantu peserta didik dalam mengembangkan kognisi, afeksi dan psikomotori guna memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam sebagai pedoman hidupnya sekaligus sebagai kontrol terhadap pola fikir, pola laku dan sikap mental.

(45)

integratif, mandiri dan menyadari sepenuhnya peranan dan tanggung jawab dirinya di muka bumi ini sebagai abdulloh dan kholifatulloh.

Dengan demikian, sesungguhnya inti dari tujuan pendidikan Islam adalah menjadikan seseorang menjadi insan kamil manusian yang utuh secara jasmani dan rohani.

7. Ruang Lingkup Pendidikan Islam

Ruang lingkup pendidikan Islam meliputi keserasian, keselarasan dan keseimbangan antara (Saebani, 2009: 46):

e. Hubungan manusia dengan Allah SWT f. Hubungan manusia dengan sesama manusia g. Hubungan manusia dengan dirinya sendiri

h. Hubungan manusia dengan mahluk lain dan lingkungannya.

Adapun ruang lingkup pendidikan Islam meliputi lima unsur pokok yaitu: Al-Qur‟an, Aqidah, Syari‟ah, Akhlak, dan Tarikh (sejarah). Ruang lingkup ajaran Islam mencakup tiga domain yaitu (Saebani, 2009: 47):

a. Kepercayaan (i‟tiqadiyah), yang berhubungan dengan rukun iman, sepert iman kepada Allah SWT, malaikat, kitabullah, Rasulullah, hari kebangkitan dan takdir;

(46)

manusia dengan Allah SWT.; (2) masalah Mu‟amalah, berkaitan

dengan interaksi manusia dengan sesamanya, baik perseorangan maupun kelompok seperti akad, pembelajaran, hukuman, hukum jinayah (hukum pidana dan perdata);

c. Etika (khulukiyah), berkaitan dengan kesusilaan, budi pekerti, adab atau sopan santun yang menjadi perhiasan bagi seseorang dalam rangka mencapai kutamaan. Nilai-nilai seperti jujur (siddiq), terpercaya (amanah), adil, sabar, syukur, pemaaf, tidak tergantung

pada materi (zuhud), menerima apa adanya (qana‟ah), berserah diri

kepada Allah (tawakal), malu berbuat buruk (haya), persaudaraan

(ukhuwah), toleransi (tasamuh), tolong menolong (ta‟awun), dan

saling menanggung (akaful), adalah serangkaian bentuk dari budi pekerti yang luhur (akhlaq al karimah).

8. Ciri-ciri Substansi Pendidikan Islam

Standar substansi pendidikan Islam menjadi istimewa disebabkan dengan karakter sebagai berikut: keimanan, ilmu, amal, akhlak, dan sosial. Maka pendidikan Islam adalah pendidikan keimanan, pendidikan ilmiah, pendidikan amaliah, pendidikan akhlak dan pendidikan sosial.(hafidz, 2009:68)

a. Pendidikan Keimanan

(47)

dengan Allah penguasa alam yang kekal. Dengan kata lain, bahwa pendidikan keimanan dimaksudkan sebagai pendidikan spiritual yang istimewa bagi setiap individu. (hafidz, 2009:70)

b. Pendidikan Amaliah

Amal saleh pada hakikatnya merupakan salah satu pintu masuk ke dalam substansi pendidikan Islam, di samping merupakan buah utama dari ilmu yang benar, akhlak yang benar dan pendidikan sosial kemasyarakatan yang dapat dipertanggngjawabkan.

Hal ini menunjukan bahwa pendidikan amaliayah mencakup segala sesuatu yang dimuat dalam pendidikan ketrampilan, yang tercermin dalam perbuatan yang bermanfaat kepada umat manusia dalam kehidupan ini dan perbuatan yang dapat menjamin keberlangsungan ilmu pengetahuan sebagai upaya untuk menguasai seluruh alam semesta, mengambil mnfaat dari bumi yang telah diberikan, dan membuat potensi, kekayaan dan kandungan bumi menjadi bermanfaat bagi individu, masyarakat dan umat manusia seluruhnya (hafidz, 2009:84)

c. Pendidikan Ilmiah

Sesungguhnya di antara substansi paling penting dalam pendidikan Islam adalah berbagai macam ilmu pengetahuan, dimulai dari membaca dan menulis.

(48)

beberapa waktu dan masa ke ilmu pengetahuan geografi dan fenomena alam.( hafidz, 2009:99)

d. Pendidikan akhlak

Sesungguhnya pendidikan akhlak menjadi bagian yang penting pula dalam substansi pendidikan Islam sehingga AL-Qur‟an menganggapnya sebagai rujukan terpenting bagi seorang muslim, rumah tangga Islami, masyarakat Islami dan umat manusia seluruhnya. Akhlak adalah buahnya Islam yang diperuntukan bagi seorang individu dan umat manusia, dan akhlak menjadikan kehidupan ini menjadi manis dan elok. Tanpa akhlak, yang merupakan kaidah-kaidah kejiwaan dan sosial bagi individu dan masyarakatnya, maka kehidupan manusia tidak berbeda dengan kehidupan hewan dan binatang. (hafidz, 2009:107)

e. Pendidikan sosial kemasyarakatan

Sesungguhnya pendidikan sosial kemasyarakatan dalam Islam menjadi pintu paling penting dalam pendidikan Islam, disebabkan karena manusia adalah makhluk sosial sesuai dengan ciptaan Allah. (hafidz, 2009:124)

Allah sebagai dzat pencipta dan sembahan manusia dan Islam sebagai rahmat lil alamiin tidak datang hanya untuk satu individu,

(49)

menjadikan sosial sebagai watak Islam dan watak generasi muda Islam. Maka tidak mengherankan, jika Islam memusatkan perhatianya pada pengembangan tradisi sosial yang benar bagi individu, menanamkanya dalam perasaan dan kesadaran sebagai keluarga, anggota masyarakat, individu dan masyarakat dunia yang luas.( hafidz, 2009:124)

9. Tanggung Jawab Pendidikan Islam

Tanggung jawab pendidikan dalam Islam adalah dengan dilaksanakannya kewajiban mendidik. Yaitu menumbuhkan dan mengembangkan potensi jasmaniah dan rohaniah anak didik atau seseorang untuk mendapatkan nilai-nilai atau norma-norma tertentu. (Djumransah, 2007: 83)

a. Tanggung jawab keluarga terhadap pendidikan

Pendidikan dalam keluarga oleh orang tua adalah merupakan dasar atau pondasi dari pendidikan anak selanjutnya. Di dalam keluargalah tempat meletakkan dasar-dasar pendidikan anak yang masih usia muda, karena pada usia ini biasanya nak-anak sangat peka terhadap pengaruh lingkungan dan masyarakat. Orang tua adalah pendidik utama dan pertama bagi anak-anak, karena memang merekalah yang dikenal oleh anak-anak sejak lahir. (Djumransah, 2007: 83)

(50)

Perkembangan watak anak tergantung pada besar kecil dan baik buruknya pengaruh yang ditanamkan oleh ibunya. Adapun gambaran peranan seorang ibu dan tanggung jawab dalam pendidikan anak-anaknya yaitu:

a) Sumber dan pemberi rasa kasih sayang b) Pengasuh dan pemelihara

c) Tempat mencurahkan isi hati

d) Pengatur kehidupan dalam rumah tangga e) Pembimbing hubungan pribadi

f) Pendidik dalam segi-segi emosional (Purwanto, 1988:77) 2) Peranan Ayah terhadap pendidikan anak dalam keluarga

Peranan Ayah terhadap pendidikan anak-anaknya sangat berpengaruh dalam pembentukan sikap dan tingkah laku mereka. Adapun peranan seorang ayah dan tanggung jawab dalam pendidikan anak-anaknya yaitu:

a) Sumber kekuasaan dalam keluarga

b) Penghubung intern keluarga dengan masyarakat atau dunia luar

c) Pemberi rasa aman bagi seluruh anggota keluarga d) Pelindung terhadap ancaman dari luar

(51)

Sekolah atau madrasah adalah lembaga pendidikan yang penting setelah keluarga. Sekolah berfungsi untuk membantu keluarga menanamkan nilai-nilai pendidikan kepada anak-anak yang berhubungan dengan sikap dan kepribadian yang mulia serta pikiran yang cerdas, sehingga nantinya akan menjadi anggota masyarakat yang bermanfaat sesuai dengan tuntunan dan tata laku masyarakat yang berlaku seiring dengan tujuan pendidikan seumur hidup.

c. Tanggung jawab masyarakat terhadap Pendidikan

Masyarakat adalah kumpulan individu dan kelompok yang diikat oleh kesatuan budaya, agama dan pengalaman-pengalaman yang sama serta memiliki sejumlah penyesuaian dalam ikut memikul tanggung jawab pendidikan secara bersama-sama. Jadi, tanggung jawab masyarakat terhadap pendidikan adalah bagaimana masing masing anggota masyarakat ikut menciptakan suatu sistem pendidikan dalam masyarakat sehingga mendorong masing-masing anggota masyarakat untuk mendidik dirinya sendiri agar bersedia mendidik anggota masyarakat lainnya (Zaini, 1986: 139).

d. Pendidikan menjadi tanggung jawab Pemerintah

(52)

1) Mengusahakan pemerataan kesempatan rakyat untuk memperoleh pendidikan

2) Mengusahakan peningkatan kualitas pendidikan

B. Kesenian Tradisional Rodat

Definisi kesenian (seperti juga definisi kebudayaan) tentu banyak. Seni dapat dipandang dari segi kemahiran, segi kegiatan manusia, segi karya manusia, dari segi seni halus (fine arts) dan dari segi seni pandang (visual arts). Tiap pandangan itu merumuskan definisinya sendiri. Dan definisi yang akan dirumuskan disini dipandang dari segi karya manusia. Menurut Herbart Read seni adalah usaha menciptakan bentuk-bentuk yang menyenangkan (Gazalba, 1988: 45).

Dalam perjalanan sejarah boleh dikatakan dalam setiap masa, diulang pertanyaan apa itu seni. Jawaban yang diberikan filosof-filosof banyak dan berbeda-beda. Pembahasan definisi-definisi itu menyimpulkan lima hakikat seni, yaitu (Gazalba, 1988: 82-86):

a. Seni sebagai Kemahiran

Seni dalam pengertianya yang paling dasar berarti kemahiran atau kemampuan.

b. Seni sebagai Kegiatan Manusia

(53)

telah dihayatinya kepada orang lain, dengan perantara tanda-tanda lahir, sehingga ia kejangkitan perasaan itu dan juga mengalaminya. c. Seni sebagai Karya

Seni sebagai kegiatan biasa pula diartikan sebagai produk kegiatan itu, yakni karya seni. Pengertian ini terjadi karena mengacaukan proses dan produk dari proses itu

d. Seni sebagai seni halus

Pengertian ini antara lain dianut oleh Yervan Krikorian yang menguraikan bahwa seni terutama berhubungan dengan benda-benda estetik, berbeda dari seni guna atau seni terapan yang maksudnya untuk kegunaan.

e. Seni sebagai seni pandang

Dewasa ini banyak juga orang yang memaknakan seni sebagai hubungan dengan pandangan mata. Menurut Eugene Johnson seni bermakna seni pandang yaitu bidang-bidang daya cipta seni yang mengadakan saluran terutama melalui mata.

Selain dari lima pengertian tersebut tentu masih ada pengertian-pengertian lain. Misalnya, seni ialah pengungkapan perasaan melalui saluran tertentu. Saluran itu macam-macam, misalnya: suara, bunyi, gerak, bahasa, garis, warna bayang. (Gazalba, 1988: 86).

(54)

cita rasa yang diluapkan dalam satu karya yang dapat dikatakan unik”

(Danusuprapta, 2001).

Dalam buku filsafat seni yang ditulis oleh Soemardjo (2000) menyimpulkan bahwa seni sebagai objek atau benda yang memiliki enam pandangan tentang apa yang seharusnya diwujudkan dalam benda seni. Pertama, seni itu representasi sikap ilmiah atas kenyataan alam dan kenyataan social. Kedua, seni adalah representasi karakteristik general dari alam dan emosi manusia umumnya. Ketiga, seni adalah representasi karakteristik general dalam alam dan manusia yang dilihat secara objektif oleh senimannya. Keempat, seni adalah representasi bentuk ideal yang melekat pada alam kenyataan dan alam pikiran seniman. Kelima, seni adalah representasi bentuk ideal yang transcendental. Kelima, seni adalah representasi dunia seni itu sendiri (seni demi seni).

(55)

Tradisional adalah aksi dan tingkah laku yang keluar alamiah karena kebutuhan dari nenek moyang yang terdahulu.Tradisi adalah bagian dari tradisional namun bisa musnah karena ketida mauan masyarakat untuk mengikuti tradisi tersebut (Soemardjo, 2000: 82).

Kesenian tradisional adalah unsur kesenian yang menjadi bagian hidup masyarakat dalam suatu kaum/puak/suku/bangsa tertentu, namun seni tradisi bisa musnah karena ketidakmauan masyarakat untuk mengikuti tradisi tersebut. http://id.wikipedia.org/wiki/Seni_tradisional diakses pada tanggal 7 November 2013 pukul 15:06 WIB.

Kesenian tradisi di tengah-tengah masyarakat yang kompleks sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan kesenian tradisi tersebut. Seperti halnya di masyarakat perkotaan yang secara umum terdiri dari berbagai berbagai kalangan masyarakat. Dengan demikian disana terdapat multi etnis, multi disiplin ilmu, multi kultur yang menyebabkan kehidupan kesenian tradisi terakulturasi dan menyesuaikan dengan kekomplekan paradigma masyarakat tersebut. Berbeda dengan kesenian tradisi yang ada di kalangan masyarakat desa dan memang kesenian tersebut berada pada habitatnya. Mereka akan tetap memegang nilai-nilai tradisi yang mereka anggap sebagai warisan budaya dari leluhurnya (Rosidi, 1995: 68).

Menilik posisi seniman sebagai manusia yang „bebas nilai‟,

(56)

menyempurnakan dunia seni masa lampau tersebut. Seniman tidak seharusnya melakukan signifikasi atau menafsirkan benda seni tradisi berdasarkan tata nilainya sendiri sekarang ini, atau ditafsirkan berdasarkan konteks nilai kita sendiri. Dunia seni adalah dunia

penyempurnaan, dunia tata nilai ideal yang baru yang „menyelesaikan‟

kenyataan tata nilai yang dikandung dalam seni tradisi.

Seni tradisi kita biasanya masih hidup segar di masyarakat pedesaan dan perkauman etnik. Masyarakat ini punya konteks tata nilai sendiri yang berbeda dengn konteks tata nilai masyarakat perkotaan. Masyarakat perkotaan pun terbagi-bagi lagi dalam beberapa sub-konteks tata nilai. Jelas bahwa seni tradisi yang masih hidup segar dalam kontek ideology masyarakat pedesaan harus didekati secara objektif berdasarkan tata nilai mereka.

(57)

Rodat merupakan salah satu kesenian tradisi di kalangan ummat Islam. Kesenian ini berkembang seiring dengan tradisi memperingati Maulid Nabi dan hari-hari besar Islam lainnya di kalangan umat Islam. Kesenian ini menggunakan syair atau syiiran berbahasa arab yang bersumber dari Kitab Al-Berzanji, sebuah kitab sastra yang masyhur di kalangan ummat Islam. Isi dari shalawat rodat adalah bacaan shalawat yang merupakan puji-pujian terhadap Nabi Muhammad SAW.

Rodat berasal dari kata Irodat, salah satu sifat Allah yang berarti berkehendak. Maksud pemberian nama itu adalah agar manusia selalu berkehendak untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Ada lagi yang mengatakan ia berasal dari kata raudah, yaitu taman nabi yang terletak di masjid Nabawi, Madinnah. Ada yang berpendapat ia berasal dari nama alat yang dimainkan dalam kesenian ini. Alat musik tersebut berbentuk bundar yang dimainkan dengan cara dipukul yang disebutnya tar. Dengan demikian, maka rodat termasuk seni yang memiliki misi dakwah. http://kedaibacakita.blogspot.com/2008/09/rodat-tarian-pengiring-syair-dan-musik.html. Diakses tanggal 4 Maret 2014 pukul

11:36 WIB

(58)

pernikahan, dan juga merti deso atau sedekah desa pada hari lahir sebuah desa (Danusuprapta, 2001: 82).

Rodat merupakan tarian rakyat yang dalam pementasannya berupa tarian kelompok berpasangan. Kesenian ini termasuk jenis salawatan yang lama dan sekarang ini sudah jarang ditemui. Perkumpulan kesenian Rodat yang masih ada pun sudah jarang mengadakan pementasan. Jenis tarian ini dari dulu sampai sekarang bertahan hidup masih seperti keadaan aslinya. Fungsi dan pertunjukan Rodat adalah sebagai tontonan bagi masyarakat umum, yang para penontonnya tidak dipungut bayaran. Jumlah pendukung pementasan kesenian ini sekitar 30 orang, yang terdiri dari 20 orang penari dan 10 orang pemain instrumen. Kesenian ini juga masih menggunakan pedoman Kitab Barzanji. Para pemainnya menggunakan kostum realistis yaitu memakai peci, baju dan celana seragam. Mereka selalu membawa kipas dan saputangan sebagai perlengkapan tangan. http://460033.blogspot.com/2010/11/kesenian-tradisional.html, diakses pada tanggal 7 November 2013 pukul 14:47 WIB.

Pertunjukan Rodat dimulai oleh salah seorang, dari empat, dalang diikuti oleh tabuhan tanjidur dilanjutkan oleh alat instrumen lain. Lagu pembukaan pada umumnya adalah sholawatan yang diambil dari

Al-Barjanji, yaitu ”yaa arkhamarrohimin…..”. kemudian sholawatan

(59)

ada juga lagu-lagu bertema perjuangan atau kebangsaan, seperti lirik berikut (Danusuprapta, 2001: 86):

Sekarang sudah merdeka seluruh Indonesia 2x

Saya menjadi satu semua saudaraku

Kami punya kipas buat main adalah di sini

(60)

BAB III

PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Paparan Data

1. Letak Geografis

Desa Sidomukti termasuk dalam wilayah Kecamatan Bandungan yang tidak jauh dari kota Ambarawa. Dengan alat transportasi yang ada saat ini perjalanan menuju kota Ambarawa dapat ditempuh berkisar 16 menit, dengan angkutan umum yang tersedia setiap saat. Desa ini memiliki luas 596,998 ha, yang terdiri dari pemukiman, sawah, ladang, dll. Adapun batas-batas desa Sidomukti sebagai berikut:

a. Sebelah Utara Desa Sidomukti merupakan Desa Pakopen b. Sebelah Selatan Desa Sidomukti merupakan Desa Duren c. Sebelah Barat Desa Sidomukti merupakan Hutan Negara d. Sebelah Timur Desa Sidomukti merupakan Desa Jimbaran

Pembagian wilayah Desa Sidomukti menjadi 6 dusun yaitu:

(61)

2. Keadaan Penduduk

Dilihat dari jumlah penduduknya wilayah desa Sidomukti mempunyai jumlah penduduk 5606 yaitu orang yang terdiri dari 2794 orang laki-laki dan 2812 orang perempuan. Untuk lebih jelasnya dapat diklasifikasikan berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin yang dikutip dari data monografi pada bulan Agustus 2014 sebagai berikut:

Table 3.1 Jumlah penduduk di desa Sidomukti berdasarkan usia dan jenis kelamin tahun 2014

No Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah

(62)

9

Masyarakat Desa Sidomukti berjumlah 5606 orang yang mayoritas beragama Islam sejumlah 5605 orang dan Kristen sejumlah 1 orang. Sebagai masyarakat yang penduduk mayoritas beragama Islam, maka sangatlah wajar jika kegiatan kemasyarakatan diwarnai dengan kegiatan keIslaman, Seperti yasinan, manaqib, berjanjian, pengajian dan lain sebagainya.

(63)

jalan pada saat memasuki waktu shalat, tanpa bergegas untuk membubarkan diri yang didominasi oleh kaum pria.

Tabel 3.2

Data Penduduk Menurut Agama

No Agama Laki-laki Perempuan Jumlah

1

4. Keadaan Pendidikan dan Sarana Pendidikan

Desa Sidomukti ini meskipun tergolong desa desa yang besar namun masih ada penduduk yang hanya tamatan SD bahkan ada beberapa yang tidak bersekolah, akan tetapi pada jaman sekarang sudah banyak penduduk yang melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi seperti SMP, SMA dan juga Perguruan Tinggi. Menurut data monografi tahun 2014 data kependidikan Desa Sidomukti adalah sebagai berikut:

(64)

Data Pendidikan Masyarakat Desa Sidomukti (Umur 5 Tahun Keatas)

No Jenis Pendidikan Laki-laki perempuan Jumlah

(65)

No Jenis Sarana Jumlah Jumlah guru Jumlah

Berikut sajian data keadaan penduduk desa Sidomukti berdasarkan mata pencaharian.

Tabel 3.5.

Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian (umur 18 keatas)

No Jenis Pekerjaan Laki-laki Perempuan Jumlah

(66)
(67)

Kepala Dusun

B. Temuan Penelitian

Di tengah perkembangan zaman yang semakin modern ini ada banyak sekali kesenian yang lebih banyak menarik perhatian masyarakat, keberadaan seni tradisional semakin jarang ditemui, meskipun begitu kesenian tradisional harus tetap dijaga dan dilestarikan keberadaanya karena diyakini apabila terus melestarikan dan menjaga seni tradisi yang ada maka akan berdampak positif bagi kehidupannya serta sebagai simbol keberadaan suatu masyarakat yang senantiasa menjaga warisan leluhur. Begitu juga dengan kesenian rodat yang menjadi kesenian tradisional yang bernuansa Islami harus selalu dijaga dan dilestarikan agar tidak punah dan kemudian diakui oleh agama lain.

1. Sejarah Berkembanganya Kesenian Tradisional Rodat di Desa Sidomukti

Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang

Kesenian Rodat merupakan kesenian tradisional yang masih bertahan sampai sekarang. Kesenian rodat di desa Sidomukti kecamatan

(68)

Bandungan kabupaten Semarang diajarkan oleh almarhum Mbah Anwar pada tahun 70an. Beliau merupakan salah satu warga desa Sidomukti dan saat ini beliau telah meninggal dunia, beliau meninggal pada tahun 2005.

Rodat baru diadakan lagi tahun 2011 karena dahulu para pemain kesenian rodat banyak sudah tua dan meninggal dunia sehingga tidak dapat melalukan pementasan lagi dan pada tahun 2011 dari pakar rodat yang masih ada salah satunya yaitu ketua rodat Mbah Ruwan ingin menghidupkan kesenian rodat lagi dan hal ini juga didukung oleh para warga juga pemuda yang desa Sidomukti sehingga kesenian ini dapat kembali dilestarikan dan menghibur masyarakat hingga sekarang.

2. Kesenian Rodat di Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten

Semarang

Kesenian rodat di desa Sidomukti kecamatan Bandungan kabupaten Semarang diajarkan oleh almarhum Mbah Anwar. Beliau merupakan salah satu warga desa Sidomukti pada tahun 70an dan saat ini beliau telah meninggal dunia, beliau meninggal pada tahun 2005.

(69)

Kesenian Rodat adalah kesenian tradisional yang becorak keagamaan yaitu agama Islam, yang intinya merupakan gerakan silat dengan iringan musik berupa Terbang dan Jidor. dengan syair lagu yang digunakan merupakan percampuran antara bahasa Arab yang dicampur dengan bahasa Indonesia dan juga lagu karya para pemain itu sendiri.

Menurut ES selaku Kepala Dusun Sidomukti yang ditemui pada tanggal 16 November 2014 Pukul 16.30 WIB, rodat adalah salah satu kesenian yang menggabungkan antara kesenian jawa dan Islam kesenian Rodat di desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang, telah ada sejak tahun 1970an akan tetapi baru dihidupkan lagi pada tahun 2011, kesenian ini juga disebut kesenian kuntulan oleh warga desa Sidomukti.

(70)

rodat itu sendiri juga untuk menyemarakan dan menambah kesenian-kesenian yang ada di dusun Sidomukti ini khususnya, selain itu kesenian rodat juga bertujuan agar masyarakat desa Sidomukti tidak hanya berminat pada kesenian reyog saja tapi juga pada kesenian rodat yang bernuansa Islam agar warga dapat lebih mendekatkan diri pada Allah.

Menurut RA , Kepala Desa Sidomukti yang ditemui di Balai Desa Tanggal 19 November 2014 Pukul 09.16 WIB, kesenian Rodat di Sidomukti sebenarnya telah berdiri sejak lama tapi baru di hidupkan lagi pada tahun 2011 atas kesepakatan para warga, dengan tujuan agar dapat ikut serta meramaikan kesenian-kesenian yang ada di desa Sidomukti juga sebagai wadah bagi para masyarakat untuk menyalurkan bakat dan minatnya, selain itu rodat juga merupakan kesenian inti yang harus ada pada ritual bersih Desa (merti desa) pada bulan Muharram (Syuro), ritual ini dilakukan oleh masyarakat Desa Sidomukti pada bulan syuro dimana ada acara keliling desa. Kesenian ini menjadi salah satu kesenian inti pada acara Bersih Desa (merti desa) semenjak kesenian Rodat berdiri. Meskipun sempat jatuh bangun dan akhirnya di hidupkan lagi oleh masyakat pada tahun 2011. Acara ini merupakan wujud dari seni yang merupakan bagian dari kebudayaan. Rodat itu kesenian yang mengajarkan banyak hal yang paling menonjol menurut saya yaitu kebersamaan warga masyarakat, gotong royong dan syukur kepada Allah.

(71)

berpakaian seperti polisi jaman dahulu tetapi pakaianya berwarna putih dan diiringi rebana dan syair lagu tentang Islam, dengan tujuan untuk melestarikan kesenian tradisional. Sedangkan menurut PR yang ditemui pada tanggal 24 November 2014 pukul 16:55. Rodat adalah kesenian yang mengandung atau mengajarkan budaya Islam, dan juga meningkatkan kebersamaan masyarakat serta kekompakam para pemain. Begitu juga menurut EP yang ditemui pada tanggal 25 november 2014, pukul 19:16 WIB Kesenian rodat itu merupakan kesenian yang didalamnya terkandung nilai-nilai Islam yang dituangkan dengan syair-syair yang disertai dengan atraksi yang mendebarkan.

Dahulu alat musik yang digunakan hanya sedikit, dan orang yang memainkan alat musiknya hanya asal main saja yang penting bunyinya keras dan suaranya enak didengar saja, tidak memperhatikan keras lembutnya suara (dinamika). Dan orang-orang yang latihan tidak mempergunakan notasi sebagai paduan dalam memainkan alat musik rebana sebagai musik pengiring kesenian Rodat, karena pada umumnya mereka sudah hafal lagu dan pola terbang yang dimainkan.

(72)

Keberadaan kesenian Rodat sangat digemari oleh masyarakat, seperti yang dialami oleh jenis kesenian rakyat pada umumnya, hal ini dapat dibuktikan dengan antusiasme masyarakat yang datang untuk menyaksikan pertunjukan kesenian rodat. Seni tersebut mengalami pasang surut di dalam pertumbuhanya, beberapa faktor yang mempengaruhi pasang surut kesenian rodat di desa Sidomukti yaitu tinggi rendahnya minat dan kemauan masyarakat untuk melestarikan kesenian rodat, kesibukan masyarakat yang beraneka ragam sehingga sulit untuk melakukan latihan dan pengenalan kesenian rodat kepada para pemuda sebagai penerus untuk melestarikanya, kesenian rodat yang sangat menarik dan dapat menghibur masyakat sehingga ingin menyaksikanya lagi, kemampuan para sesepuh yang masih bisa mengajarkan kesenian ini pada generasi penerus, kemajuan zaman yang menjadikan kesenian ini menjadi tergerus oleh kesenian sekarang yang lebih cepat berkembang dan disukai oleh masyarakat dan lain-lain.

Keberadaan kesenian Rodat itu tidak dapat dilepas dari peranan sesepuh Desa Sidomukti, peran yang dimaksud disini adalah : Kemampuan dan kemauan dari para sesepuh yaitu ketua kelompok tersebut untuk tetap mengelola kesenian tradisional Rodat tersebut. Usaha itu kini telah berhasil menarik pemuda-pemuda yang ada di desa Sidomukti untuk mempelajari dan melestarikan kesenian rodat.

(73)

Bandungan sehingga dengan adanya pertunjukan rodat ini bisa menunjukan kepada para pengunjung bahwa di Desa Sidomukti mempunyai kekayaan adat dan budaya yang perlu diperhatikan dan dilestarikan, karena dengan memperkuat akar kebudayaan yang ada di daerah maka kebudayaan Indonesia akan lebih kuat di mata negara lain.

Pada acara Upacara Merti desa di desa Sidomukti, menurut R kesenian Rodat mulai dipentaskan sekitar pukul 19.30 WIB. Dengan mengikuti acara arak-arakan dari rumah pemuka adat yang diawali dengan do’a pembuka.

Setelah selesai pembacaan do’a pembuka, dilanjutkan dengan memainkan lagu

Muhammad ya rosul anbiyak sebagai tanda dimulainya upacara arak-arakan keliling desa. Kesenian rodat juga melakukan pemetasan disetiap perempatan jalan dengan mempertujukan gerakan silat yang selaras dengan iringan musiknya. Setelah acara arak-arakan selesai sekitar pukul 22.30 WIB, kesenian

Rodat istirahat sejenak dan kemudian akan dilanjutkan acara do’a bersama.

(74)

tempat merti desa. Respon para penontonpun bemacam-macam, ada yang apresiatif dengan pertunjukan kesenianan rodat ada juga yang biasa-biasa saja. Tetapi dari mayoritas penonton banyak yang apresiatif, itu dibuktikan dengan antusias penonton mengikuti kesenian ini dari awal pertunjukan hingga akhir pertunjukan

a. Bentuk Penyajian

Menurut R biasanya pelaksanaanya ya cukup dengan latihan dulu sebelum pertunjukan setelah dirasa sudah kompak, sudah memadai baru tampil, di dalam kesenian ini selain syair ada juga tarian dan kadang juga atraksi yang dilakukan oleh warga yang telah terlatih, baru setelah pertunjukan selesai di lanjutkan dengan makan dan doa bersama, sedangkan menurut A Sebelunya di awali dulu dengan doa dilanjutkan dengan permainan yang setiap pergantian dari gerakan atau lagu ditandai denngan bunyi peluit yang dibunyikan oleh pemimpin dan di akhir pertunjukan dilanjutkan dengan beberapa atraksi yang dilakukan oleh orang yang telah terlatih.

Kesenian tradisisonal Rodat adalah kesenian yang sangat sederhana sekali, hal ini dapat dilihat dari lagu-lagu yang dibawakan, dan instrumen pengiringnya. Adapun perlengkapan kesenian tradisional Rodat meliputi:

1) Urutan Penyajian

(75)

meliputi:

a) Pembukaan

Pembukaan di dalam kesenian Rodat biasanya dilakukan oleh salah seoarang anggota grup kesenian Rodat ( khususnya oleh ketua kesenian ini) dengan diawali membaca salam atau bacaan Basmalah. Setelah acara pembukaan selesai dibacakan, kemudian dilanjutkan dengan lagu pembuka. Lagu pembuka yang biasa dimainkan atau bahkan wajib dimainkan untuk pembukaan pada setiap pementasan kesenian Rodat adalah memainkan lagu yang diberi nama atau judul

Assalamualla Nabi atau ya rosul anbiyak. Setelah lagu

Assalamualla Nabi selesai dinyanyikan barulah memasuki lagu berikutnya, dengan membawakan lagu Assalamualla Nabi secara tidak langsung para pelaku kesenian ini telah membuka acara dengan mengucap salam kepada Nabi Muhammad.

b) Bagian Inti

Bagian inti yang dimaksud disini adalah bagian dari pertunjukan kesenian Rodat yang dimainkan setelah bagian pembukaan selesai dipentaskan.

Gambar

Table 3.1 Jumlah penduduk di desa Sidomukti berdasarkan usia dan jenis
Tabel 3.2 Data Penduduk Menurut Agama
Tabel 3.4.
Tabel 3.5.

Referensi

Dokumen terkait

Sehubungan dengan telah dilakukannya evaluasi administrasi, teknis dan kewajaran harga serta formulir isian Dokumen Kualifikasi untuk penawaran paket pekerjaan tersebut diatas,

Saya selalu bergantung dengan orang lain karena saya merasa tidak memiliki kemampuan yang cukup. Saya memiliki pegangan hidup yang menjadi penuntun saya dalam menjalani

Hasil dari penelitian ini adalah sistem mampu memodelkan tingkat kemampuan pemain sehingga menghasilkan tingkat kesulitan otomatis “BEGINNER”, “MEDIUM”, “HARD”, dan

Ada 5 tipe pantai yang terdapat di daerah penelitian yaitu, pantai bernipah, pantai berbakau, pantai bertebing, pantai berpasir dan bangunan pantai, dimana pantai yang paling

mengungkapkan / operasi pasar yang dilakukan disesuaikan dengan hari pasaran / sehingga masyarakat dapat langsung membeli beras dari bulog tersebut // Dari data bulog menurut Murino

 Waktu tempuh untuk setiap rute yang dianggap pelaku perjalanan sebagai rute tercepat dihasilkan dengan seleksi secara acak sebaran yang mempunyai rata-rata

Pengadaan Mesin Incinerator (DAK dan Pedamping DAK) pada Dinas Kesehatan Kabupaten Nunukan Tahun Anggaran 2014, maka dengan ini Kami mengundang Saudara untuk hadir pada

Penilaian pada dasarnya adalah langkah-langkah yang dilakukan oleh guru untuk dapat menentukan capaian hasil belajar yang telah dilalui oleh peserta didik selama mengikuti