• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR FIQIH MATERI SHALAT JENAZAH DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS VII B MTs SUDIRMAN GETASAN KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20162017 SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR FIQIH MATERI SHALAT JENAZAH DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS VII B MTs SUDIRMAN GETASAN KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20162017 SKRIPSI"

Copied!
117
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR FIQIH

MATERI SHALAT JENAZAH DENGAN MEDIA

AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS VII B MTs

SUDIRMAN GETASAN KECAMATAN GETASAN

KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN

2016/2017

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam

Oleh

SUKITRI

NIM. 111-13-196

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(2)
(3)

iii

Yth. Dekan FTIK IAIN Salatiga Di Salatiga

Assalamu’allaikum Wr. Wb.

Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara :

Nama : Sukitri NIM : 11113196

Jurusan : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan / Pendidikan Agama Islam

Judul : PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR FIQIH MATERI SHALAT JENAZAH DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS VII B MTs SUDIRMAN GETASAN KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017.

Dengan ini kami mohon skripsi saudara diatas supaya segera dimunaqosahkan. Demikian agar menjadi perhatian

Wassalamu’allaikum Wr.Wb.

Salatiga, 03 Agustus 2017

Pembimbing

Dr. Winarno, M.Pd.

(4)

iv SKRIPSI

“PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR FIQH MATERI SHALAT

JENAZAH DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS VII

B MTs SUDIRMAN GETASAN KECAMATAN GETASAN KABUPATEN

SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017”

disusun oleh:

SUKITRI

NIM: 111-13-196

Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 14 September 2017 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.

Susunan Panitia Penguji

Ketua Penguji : Siti Rukhayati, M.Ag. __________________

Sekretaris Penguji : Mufiq, S.Ag., M.Phil __________________

Penguji I : Jaka Siswanta, M.Pd. __________________

Penguji II : Dr. Maslikhah, M.Si. __________________

Salatiga,14 September 2017 Dekan

Suwardi, M. Pd.

(5)

v

DEKLARASI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Sukitri

NIM : 11113196

Jurusan : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK)

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis benar-benar merupakan hasil karya

saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain. pendapat atau temuan orang

lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik

ilmiah.

Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.

Salatiga, 25 Juli 2017

Yang menyatakan,

SUKITRI

(6)

vi MOTTO

َلاَق .ًُْىَع ُالله َيِضَر ِثِرْيَىُحلا ِهْبا ِكِلَام ْهَعَو

اَمَكاْىُّلَص : َمَّلَسَو ًِيَلَع ُالله ًَلَص ِالله ُلْىُسَر

)يراخبلا ياور( ًِّلَصُا ًِوْىُمُتْيَأَر

“Dan dari Malik bin Al Huwairits:

Sesungguhnya Rasulullah SAW telah bersabda:

Shalatlah kamu sebagaimana kamu melihatku

(7)

vii

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobbil’alamin dengan rahmat Allah yang Maha Kuasa, penulisan

skripsi ini telah selesai. Skripsi ini saya persembahkan kepada:

1. Kedua orang tua saya, yang selalu mendo’akan dan membantuku dalam

penyusunan skripsi.

2. Suamiku tercinta, yang selalu memberikan perhatian dan kasih sayang serta

menghiburku setiap saat.

3. Dosen pembimbingku yang tiada lelah membimbingku dengan ketulusan untuk

menyelesaikan skripsi kami.

4. Seluruh sahabat-sahabatku seperjuangan yang selalu memberi motivasi untuk

terus bersemangat dalam menyelesaikan skripsiku.

5. Anakku Daffa Hafizh Firdaus penyemangatku.

6. Dan tidak lupa untuk semua pembantu terselesainya skripsiku ini dan para

pembaca yang budiman.

Semoga amal dan perbuatan mereka mendapat balasan yang setimpal dari

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah yang Maha Esa yang telah memberikan

petunjuk dan pertolongan-Nya untuk penulis, sehingga penulis dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi Penelitian Tindakan Kelas ini selesai sesuai

yang direncanakan dengan judul

“PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR FIQH MATERI SHALAT

JENAZAH DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS VII B

MTs. SUDIRMAN GETASAN KECAMATAN GETASAN KABUPATEN

SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017”.

Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi

Agung Muhammad SAW, beserta keluarganya, sahabat-sahabatnya serta

orang-orang mukmin yang senantiasa mengikutinya.

Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini tidak akan selesai tanpa

adanya bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis

dengan segala kerendahan hati pada kesempatan ini penulis menghaturkan rasa

terima kasih kepada:

1. Rektor IAIN Salatiga, Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd.

2. Dekan FTIK IAIN Salatiga, Suwardi, M.Pd.

3. Ketua jurusan PAI IAIN Salatiga, Hj.Siti Rukhayati, M.Ag.

4. Dosen Pembimbing Akademik, Nasafi, M.Pd.

5. Dr.Winarno, M.Pd, selaku dosen pembimbing skripsi terima kasih atas

(9)

ix

6. Seluruh dosen,staf dan karyawan IAIN Salatiga

7. Bapak-Ibu guru MTs Sudirman Getasan terima kasih atas kerjasamanya

Kepada semuanya, peneliti mengucapkan terima kasih disertai do’a

semoga amal baiknya semuanya diterima oleh Allah SWT, dan mendapatkan

balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT. semoga skripsi ini bisa

bermanfaat bagi penulis sendiri dan bagi para pembaca pada umumnya.

Salatiga, 20 September 2017

Peneliti

Sukitri

(10)

x ABSTRAK

Sukitri. 2017. Peningkatan Prestasi Belajar Fiqh Materi Shalat Jenazah Dengan Media Audiovisual Pada Siswa Kelas VII B MTs Sudirman Getasan Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017.

Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Dr.Winarno,M.Pd

Kata kunci : Media Audiovisual dan peningkatan prestasi belajar

Skripsi ini dilatar belakangi adanya permasalahan dalam penggunaan media pembelajaran yang menjadikan prestasi peserta didik kurang baik. Dalam kasus yang terjadi di MTs Sudirman Getasan ini media pembelajaran yang digunakan guru dalam menyampaikan materi pelajaran masih menggunakan metode ceramah, dimana guru lebih aktif berbicara dan siswanya cenderung diam untuk mendengarkan penyampaian gurunya dan ada juga siswa yang merasa bosan dan ngantuk sehingga menjadikan siswa tidak bisa menguasai materi dengan baik. Untuk mengatasi itu semua peneliti menyarankan untuk menggunakan media baru sebagai cara untuk meningkatkan minat belajar siswa. Media uadiovisual adalah media yang mempunyai unsur gambar dan unsur suara.

Studi ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan “Apakah penggunaan media pembelajaran audiovisual dapat meningkatkan prestasi belajar Fiqih materi Shalat Jenazah pada siswa kelas VII B MTs Sudirman Getasan Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2016/2017”.

Permasalahan tersebut dibahas melalui penelitian tindakan kelas yang dilakukan melalui dua siklus dengan setiap siklus tahapannya adalah perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Data penelitian diperoleh melalui observasi di kelas dan dokumentasi hasil tindakan yang dilakukan maupaun data dari guru kelas, dengan penelitian tindakan ini akan diketahui peningkatan atau penurunan setelah dilakukan tindakan kelas yang dilakukan di setiap siklus.

(11)

xi

HALAMAN BERLOGO IAIN SALATIGA ...

PERSETUJUAN PEMBIMBING ...

A. Latar Belakang Masalah ...

B. Rumusan Masalah ...

C. Tujuan Penelitian ...

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ...

E. Manfaat Penelitian ...

(12)

xii

G. Metode Penelitian ...

1. Rancangan Penelitian ...

2. Subjek Penelitian ...

3. Langkah-langkah Penelitian ...

4. Instrumen Penelitian ...

5. Pengumpulan Data ...

6. Analisis Data ...

H. Sistematika Penulisan ...

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A.Prestasi Belajar ...

1. Pengertian Prestasi Belajar ...

2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Belajar ...

B.Pembelajaran Fiqh ...

1. Pengertian Pembelajaran Fiqh ...

2. Fungsi Pembelajaran Fiqh ...

3. Tujuan Pembelajaran Fiqh ...

4. Ruang Lingkup Pembelajaran Fiqh ...

5. Shalat Jenazah ...

1) Pengertian Shalat Jenazah ...

2) Hukum Shalat Jenazah ...

3) Syarat-syarat Shalat Jenazah ...

4) Rukun Shalat Jenazah ...

(13)

xiii

5) Cara Mengerjakan Shalat Jenazah ...

C. Media Audiovisual ...

1. Pengertian Media Audiovisual ...

2. Manfaat Media Audiovisual ...

3. Jenis-jenis Media Audiovisual ...

4. Kelebihan dan Kekurangan Media Audiovisual ...

5. Cara Pemakaian Media Audiovisual Dalam

Pembelajaran...

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

A.Gambaran Umum MTs. Sudirman Getasan ...

1. Sejarah Singkat Berdirinya MTs. Sudirman Getasan ...

2. Profil Sekolah ...

a. Identitas Madrasah ...

b. Identitas Kepala Sekolah ...

c. Kondisi Siswa ...

d. Kondisi Guru dan Karyawan ...

e. Sarana dan Prasarana ...

f. Kondisi Orang Tua Siswa ...

g. Data Keadaan Tanah ...

h. Daftar Guru dan Karyawan ...

3. Visi, Misi, dan Tujuan MTs. Sudirman Getasan ...

(14)

xiv

b. Misi MTs. Sudirman Getasan ...

c. Tujuan MTs. Sudirman Getasan ...

4. Struktur Organisasi MTs. Sudirman Getasan ...

B. Pelaksanaan Penelitian ...

1. Pra Siklus ...

2. Siklus I ...

3. Siklus II ...

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

(15)

xv

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR

1. Daftar Tabel

Tabel 3.1 Identitas Madrasah ...

Tabel 3. 2 Identitas Kepala Sekolah ...

Tabel 3.3 Data Pelatihan yang Pernah Diikuti ...

Tabel 3.4 Kondisi Siswa ...

Tabel 3.5 Kondisi Guru dan Karyawan ...

Tabel 3.6 Sarana dan Prasarana ...

Tabel 3.7 Kondisi Orang Tua Siswa ...

Tabel 3.8 Data Keadaan Tanah ...

Tabel 3.9 Data Guru dan Karyawan ...

Tabel 3.10 Struktur Organisasi MTs. Sudirman Getasan ...

Tabel 3.11 Standar KKM ...

Tabel 4.1 Nilai Pra Siklus ...

Tabel 4.2 Rekapitulasi Nilai Pra Siklus ...

Tabel 4.3 Lembar Pengamatan Guru Siklus I ...

Tabel 4.4 Lembar Pengamatan Siswa Siklus I ...

Tabel 4.5 Nilai Siklus I ...

Tabel 4.6 Rekapitulasi Nilai Siklus I ...

Tabel 4.7 Lembar Pengamatan Guru Siklus II...

Tabel 4.8 Lembar Pengamatan Siswa Siklus II ...

Tabel 4.9 Nilai Siklus II ...

(16)

xvi

Tabel 4.11 Rekapitulasi Nilai Persiklus...

2. Daftar Gambar

Gambar 1.1 Alur Penelitian Tindakan Kelas ...

Gambar 4.1 Grafik Persentase Ketuntasan Belajar Pra Siklus, Siklus

I, Siklus II ... 73

12

(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran Lembar Pengamatan Guru Siklus I ...

2. Lampiran Lembar Pengamatan Siswa Siklus I ...

3. Lampiran Lembar Pengamatan Guru Siklus II ...

4. Lampiran Lembar Pengamatan Siswa Siklus II ...

5. Lampiran Foto Hasil Penelitian ... 79

80

81

82

83

(18)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam

menghadapi kemelut arus globalisasi seperti sekarang ini, bahkan bisa

dikatakan bahwa pendidikan merupakan salah satu faktor kebutuhan primer

bagi umat manusia dalam menghadapi tantangan zaman yang semakin ketat

dan semakin berat. Tanpa pendidikan mungkin manusia sekarang tidak akan

berbeda dengan pendahulunya yaitu pada masa purbakala (Nur Uhbiyanti,

1991:98).

Pendidikan memang peranan penting yang menyangkut kemajuan dan

masa depan bangsa, tanpa pendidikan yang baik mustahil suatu bangsa akan

maju. Berhasil atau tidak suatu pendidikan dalam suatu negara salah satunya

adalah karena guru, yang mempunyai peranan sangat penting dalam

perkembangan dan kemajuan anak didiknya. Dari sinilah guru dituntut untuk

dapat menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya supaya berhasil mencapai

tujuan pengajaran yang diharapkan. Guru harus pandai dalam memilih media

yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan anak didik agar mereka merasakan

senang dalam belajar.

Belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh

suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil dari

pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya

(19)

2

pengetahuan saja, akan tetapi pemberian pemahaman sangatlah penting,

kareana secara psikologis anak merasa senang apabila mereka diperhatikan.

Dalam hal ini bukan hanya menyampaikan pesan berupa mata pelajaran,

melainkan penanaman sikap dan nilai pada diri peserta didik yang sedang

belajar (Usman, 2000:4).

Proses belajar mengajar atau proses pengajaran merupakan suatu kegiatan

melakukan kurikulum satu lembaga pendidikan agar dapat mempengaruhi para

siswa menuju pada pembahasan-pembahasan tingkah laku baik intelektual,

moral maupun sosial. Dalam mencapai tujuan tersebut siswa berinteraksi

dengan lingkungan belajar yang diatur guru melalui proses pengajaran. Upaya

untuk meningkatkan mutu pendidikan disekolah harus memulai pembelajaran.

Berbagai konsep dan wawasan baru tentang proses belajar mengajar disekolah

telah muncul dan berkembang seiring pesatnya perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi (Subroto,2002:2). Eksistensi guru tetap penting

karena peran guru tidak seluruhnya dapat digantikan dengan teknologi.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan

yang sangat signifikan terhadap berbagai dimensi kehidupan manusia, baik

dalam ekonomi sosial budaya maupun pendidikan. Oleh karena itu, agar

pendidikan tidak tertinggal dari perkembangan IPTEK tersebut perlu adanya

penyesuaian-penyesuaian terutama yang berkaitan dengan faktor-faktor

pengajaran di sekolah salah satu faktor tersebut adalah media pembelajaran

yang perlu dipelajari dan dikuasai oleh calon guru sehingga mereka dapat

(20)

3

Media pembelajaran yaitu suatu cara penyampaian bahan pelajaran untuk

mencapai tujuan yang ditetapkan, maka fungsi metode mengajar tidak dapat

diabaikan karena turut menentukan berhasil tidaknya suatu proses belajar

mengajar dan merupakan bagian yang integral dalam suatu sistem pengajaran

(Usman,2002:31). Oleh karena itu seorang guru dituntut harus mampu memilih

dan menerapkan media pengajaran yang relevan dengan situasi dan suasana

pembelajaran agar tujuan yang direncanakan dapat tercapai (Ulwan, 1998:65).

Dalam media pengajaran ada dua aspek yang paling menonjol yaitu

metode mengajar dan media pengajaran sebagai alat bantu pengajaran

sedangkan penilaian adalah alat untuk mengukur atau menentukan taraf

tercapai tidaknya tujuan pembelajaran (Ahmad Rifa’i,2002:1). Sarana dan alat

pendidikan sebagai salah satu faktor dalam pendidikan memiliki peran yang

penting untuk keberhasilan proses belajar mengajar. Keberadaan media akan

lebih membantu tercapainya tujuan secara efektif dan efisien para guru dituntut

agar mampu menggunakan alat-alat yang telah disediakan oleh sekolah dan

tidak tertutup bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan zaman

sekarang ini.

Pada hakikatnya kegiatan belajar mengajar adalah satu proses komunikasi,

proses komunikasi ini harus diwujudkan melalui kegiatan penyampaian dan

tukar menukar pesan atau informasi oleh setiap guru dan peserta didik. Pesan

atau informasi pendidikan dapat berupa pengetahuan, keahlian, pengalaman

dan sebagainya. Melalui komunikasi pesan dimungkinkan bisa diserap oleh

(21)

4

digunakan sarana dalam proses mengajar yang membantu proses komunikasi

yang disebut media (Rihani, 1991:1). Pemakaian media pengajaran dalam

proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru,

membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar dan bahkan

membawa pengaruh psikologi pada siswa. Penggunaaan media pengajaran

pada tahap orientasi pengajaran akan sangat membantu keefektifan proses

pembelajaran (Arsyad, 2000:15). Dalam perkembangannya media pengajaran

mengikuti perkembangan teknologi. Teknologi yang paling tua yang

dimanfaatkan dalam proses belajar adalah percetakan yang bekerja atas prinsip

mekanis kemudian lahir teknologi audiovisual yang menggabungkan

penemuan mekanis dan elektronik untuk tujuan pembelajaran.

Teknologi audiovisual cara menghasilkan atau menyampaikan materi

dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik untuk menyajikan

pesan-pesan audiovisual jelas bercirikan pemakaian perangkat keras selama

proses belajar seperti mesin proyektor, film, tipe recorder dan proyektor visual

yang lebar (Arsyad, 2000:30). Media audiovisual adalah media yang

mempunyai unsur suara dan unsur gambar (Azwan Zain, 2010:124).

Pengunaan media audiovisual mempunyai peranan yang sangat penting yaitu

dapat memberikan banyak manfaat asalkan guru berperan aktif dalam proses

pembelajaran.

Pada kasus yang terjadi di sekolah MTs Sudirman Getasan, media

pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang digunakan dalam kegiatan belajar

(22)

5

dalam kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di MTs Sudirman

Getasan terutama pada mata pelajaran Fiqih materi shalat jenazah adalah

ceramah, dimana guru lebih aktif berbicara untuk menjelaskan materi dan

siswa lebih pasif dan cenderung diam untuk mendengarkan dan mencatat

materi yang disampaikan. Sehingga para siswa merasa bosan bahkan

menjadikan siswa itu ngantuk dan tidak dapat menerima pembelajaran dengan

baik. Maka dibutuhkan media pembelajaran baru yang dapat membangkitkan

semangat belajar siswa menjadi lebih aktif dan kreatif dalam belajar.

Berdasarkan hasil survay yang peneliti peroleh dari guru PAI pada mata

pelajaran Fiqih materi shalat jenazah menunjukkan bahwa prestasi belajar

siswa kelas VII B MTs Sudirman Getasan dengan jumlah siswa 29 orang masih

banyak yang jauh dari harapan guru dan masih di bawah KKM yaitu 70. Dari

hasil ulangan tersebut ada 11 siswa dari 29 siswa yang nilainya masih dibawah

KKM paling rendah adalah 57, itu disebabkan oleh kurangnya media

pembelajaran yang kreatif yang membuat para siswa malas untuk belajar dan

bertanya apa yang belum dipahami kepada gurunya. Cara mengajar guru juga

dapat mempengaruhi hasil belajar siswa misalnya cara penyampaian gurunya

itu terlalu cepat atau terlalu bertele-tele maka daya serap siswa akan berkurang

sehingga hasil dari belajar menjadi buruk dan tidak menimbulkan semangat

belajar siswa.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut peneliti mempunyai metode baru

untuk mata pelajaran Fiqih materi shalat jenazah untuk siswa kelas VII agar

(23)

6

diharapkan gurunya. Media yang akan digunakan peneliti pada penelitian ini

adalah media audiovisual, dimana dalam pembelajarannya para siswa diberikan

sebuah gambar atau tayangan video tentang tata cara pengurusan jenazah, agar

pemahaman siswa dari yang bersifat konkrit kepada yang abstrak menjadikan

mereka mudah menyerap ilmu pengetahuan seperti ini.

Dengan demikian, guru dalam upayanya membuat siswa bisa mengguasai

materi dengan tuntas, guru harus memilih media yang tepat agar tercapailah

tujuan pengajaran yang baik. Guru sebagai salah satu sumber belajar

berkewajiban menyediakan lingkungan belajar yang kreatif bagi kegiatan

belajar siswa dikelas. Salah satu kegiatan yang harus guru lakukan adalah

melakukan pemilihan dan penentuan media, media mana yang akan dipilih

untuk mencapai tujuan pengajaran.

Kegagalan seorang guru dalam mencapai tujuan pembelajaran akan terjadi

jika pemilihan dan penentuan media tidak dilakukan pengenalan terhadap

karakteristik dari masing-masing media pengajaran. Karena itu, yang terbaik

guru lakukan adalah mengetahui kelebihan dan kekurangan dari beberapa

media pengajaran yang akan dibahas dalam uraian-uraian selanjutnya.

Materi fiqih merupakan mata pelajaran yang sebagian bermaterikan

cara-cara melakukan ibadah praktik yang untuk memahaminya lebih mudah dengan

melakukan visualisasi, perlu dilakukan contoh-contoh atau gerakan sesuai

dengan kegiatan aslinya. Misalnya Shalat Jenazah melakukan ibadah yang

(24)

7

memberikan materi pelajaran Fiqih selain memberikan pengajaran yang

bersifat teori, harus pula memberikan contoh materi yang akan diajarkannya.

Berdasarkan gambaran diatas, penulis ingin mengadakan penelitian yang

berkaitan dengan hal tersebut yaitu bagaimana media audiovisual agar dapat

meningkatkan pemahaman siswa dalam menguasai mata pelajaran Fiqih. Dari

uraian tersebut penulis terdorong untuk meneliti masalah tersebut dengan judul

: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR FIQIH MATERI SHALAT

JENAZAH DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS VII

B MTs Sudirman GETASAN KECAMATAN GETASAN KABUPATEN

SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka permasalahan yang akan dibahas

dalam penelitian ini adalah “Apakah penggunaan media pembelajaran

audiovisual dapat meningkatkan prestasi belajar Fiqih materi Shalat Jenazah

pada siswa kelas VII B MTs Sudirman Getasan Kecamatan Getasan

Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2016/2017?”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

peningkatan hasil belajar Fiqih materi shalat jenazah dengan media

audiovisual pada siswa kelas B VII MTs Sudirman Getasan Kecamatan

(25)

8

D. Hipotesis Penelitian dan Indikator Keberhasilan

1. Hipotesis Tindakan

Hipotesis yaitu suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap masalah

penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto, 1993:62).

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah media audiovisual dapat

meningkatkan prestasi belajar Fiqih materi Shalat Jenazah kelas VII B MTs

Sudirman Getasan Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang tahun pelajaran

2016/2017.

2. Indikator Keberhasilan

Untuk mengetahui tingkat perkembangan kemampuan siswa pada mata

pelajaran fiqih, penulis membandingkan:

a. Peningkatan nilai rata-rata dari tes formatif pra siklus, tes formatif siklus

I, dan tes formatif siklus II, semakin baik nilai rata-rata tersebut berarti

semakin meningkat pemahaman siswa.

b. Peningkatan yang signifikan nilai pelajaran fiqih sebelum dilakukan

Tindakan Kelas dengan nilai fiqih sesudah dilakukan Tindak Kelas (siklus

I, dan siklus II).

c. Peningkatan siswa yang mencapai nilai KKM, dan sudah mencapai

tingkat ketuntasan belajar mencapai 85% maka semakin meningkat minat

(26)

9

E. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara

teoritis maupun praktis :

1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang baik bagi

dunia pendidikan.

b. Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan secara

teoritis untuk memperkaya contoh penerapan media audiovisual

dikelas khususnya pada mata pelajaran Fiqih di Madrasah.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi peneliti

Penelitian ini mampu meningkatkan kemampuan dalam merancang

strategi dan media pembelajaran yang bervariasi dengan menerapkan

media audiovisual pada pembelajaran.

b. Bagi siswa

Mampu meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa secara aktif

dan partisipatif dalam pembelajaran sehingga prestasi belajar dapat

tercapai dengan maksimal.

c. Bagi guru

Mampu meningkatkan profesionalisme guru dalam upaya perbaikan

proses pembelajaran dengan memilih media yang tepat dalam suatu

(27)

10

d. Bagi sekolah

Dapat dijadikan sebagai masukan dan tambahan informasi sekaligus

bahan acuan dalam usaha peningkatan hasil belajar melalui Penelitian

Tindakan Kelas.

F. Definisi Operasional

Untuk menghindari persepsi dan kesamaan konsep dalam mengartikan

istilah maka perlu ditegaskan beberapa istilah sebagai berikut:

1. Prestasi merupakan suatu hasil dari suatu yang telah dikerjakan ataupun

diciptakan baik itu oleh individu bisa juga secara kelompok (Djamarah,

1994:19). Dalam kasus ini peneliti melakukan penelitian menggunakan

hasil nilai ulangan siswa pada mata pelajaran Fiqih materi shalat jenazah

pada siswa kelas VII MTs Sudirman Getasan dengan jumlah siswa

sebanyak 29 orang.

2. Pembelajaran adalah suatu kombinasi tersusun unsur-unsur manusiawi,

material, fasilitas, perlengkapan, prosedur yang saling mempengaruhi

dalam mencapai tujuan pembelajaran. Manusia yang terlibat dalam sistem

pembelajaran terdiri dari anak didik, guru dan tenaga lainnya. Material

meliputu buku-buku, film, audiovisual, dan juga komputer. Sedangkan

prosedur meliputi jadwal, media penyampaian, belajar dan lain-lain.

unsur-unsur tersebut saling berhubungan (interaksi) antara satu unsur

(28)

11

3. Fiqih atau fiqh adalah pengetahuan tentang hukum-hukum syara’

mengenai perbuatan manusia, yang diambil dari dalil-dalil terperinci.

Suatu hal yang telah menambah banyaknya macam dan lapangan hukum

islam, maka kata-kata fiqih hanya dipakai untuk sekumpulan syara’ yang

berhubungan dengan perbuatan, seperti hukum wajib, haram, anjuran,

makruh, mubah (boleh), apakah sesuatu perbuatan tersebut sah atau tidak,

mencakupi atau tidak dan sebagainya (Abuddin Nata, 2003:11).

4. Shalat jenazah adalah Al-Janaiz dengan fathah atau kasrah pada huruf jim

adalah bentuk plural dari kata jenazah. Ada yang mengatakan jika

disebutkan dengan fathah pada huruf jim (janaiz) berarti sebutan bagi

mayit. Sedangkan jika dikasrah (Jinazah) adalah sebutan bagi apa saja

yang dibawa untuk si mayit. Shalat Jenazah adalah shalat wajib yang

dikerjakan dengan empat kali takbir dan satu kali salam (Al-Musyaiqih,

2009:221).

5. Media Audiovisual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur

gambar (Azwan Zain, 2010:124). Media audiovisual adalah bahan atau

alat yang dipergunakan dalam situasi belajar untuk membantu tulisan dan

kata yang diucapkan dalam menularkan pengetahuan, sikap, dan ide

(Suprijanto, 2005:171). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan media

(29)

12

G. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yaitu penelitian yang

dilaksanakan untuk memecahkan masalah pembelajaran dikelas. Penelitian ini

termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik

pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan.

1. Rancangan penelitian

Sesuai jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan kelas. Ada

beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan dengan bagan

yang berbeda, namun secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim

dilalui yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4)

refleksi (Arikunto, 2008:16). Sebelum masuk pada siklus I dilakukan

tindakan pendahuluan yang berupa indentifikasi permasalahan. Siklus dari

tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut:

Model Penelitian Tindakan

Perencanaan

Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan

Pengamatan Perencanaan

Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan

(30)

13

Gambar 1.1

Siklus Penelitian Tindakan Kelas

Gambar diatas menjelaskan bahwa rancangan/rencana awal, merupakan

kegiatan yang dilakukan sebelum mengadakan penelitian. Peneliti menyususn

rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk didalamnya

Instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran. Kegiatan dan pengamatan

meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya membangun

prestasi belajar siswa serta mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya

media pembelajaran audiovisual. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan

mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang telah dilakukan.

Rancanagn/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari peneliti

membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya.

Adapun tempat dan waktu penelitian adalah:

a. Tempat penelitian : penelitian ini bertempat di MTs Sudirman Getasan

Kec. Getasan Kab. Semarang.

b. Waktu penelitian : penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun

pengajaran 2016/2017.

2. Subjek penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII B MTs Sudirman Getasan

Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2016/2017.

3. Langkah-langkah penelitian

(31)

14

a. Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan ini adalah:

1. Membuat rencana pembelajaran

2. Menyiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan

3. Menyiapkan lembar observasi untuk mengetahui kondisi belajar

mengajar dikelas

4. Menyusun alat evaluasi untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa

b. Tindakan atau pelaksanaan

1. Mengadakan apresiasi untuk mengetahui tingkat kemampuan daya

serap siswa

2. Mengadakan proses pembelajaran dengan menerapkan media

audiovisual untuk mengkongkritkan teori yang diajarkan

3. Melakukan simulasi pelaksanaan, menyiapkan alat pendukung atau

sarana lain yang diperlukan

c. Pengamatan atau observasi

1. Mengetahui kesesuaian tindakan dengan rencana yang telah

diterapkan

2. Mengetahui seberapa jauh pelaksanaan tindakan yang sedang

berlangsung dan untuk menghasilkan perubahan yang diharapkan.

d. Refleksi

Hasil yang didapatkan dalam lembar observasi dikumpulkan serta

dianalisis dalam tahap ini. Dari hasil data observasi penelitian dapat

(32)

15

tujuan yang diharapkan atau tidak dan hasil refleksi ini dipergunakan

sebagai bahan untuk merancang tindakan selanjutnya.

4. Instrumen penelitian

Instrumen penelitian adalah segala peralatan yang digunakan oleh peneliti

dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih

baik.

Dalam penelitian ini instrumen penelitian yang digunakan adalah:

a. Lembar observasi kegiatan belajar mengajar

b. Tes formatif yang disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan

dicapai.

5. Pengumpulan data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi

pengelola media audiovisual, observasi siswa dan guru. Alat yang digunakan

untuk mengumpulkan data adalah menggunakan tes formatif berupa praktek

yang dilaksanakan setiap akhir siklus.

6. Analisis data

Analisis data diperlukan untuk mengetahui keefektifan suatu media

pembelajaran. Dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif

kualitatif yaitu media penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan

atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui

prestasi yang dicapai oleh siswa. Untuk menganalisis tingkat keberhasilan

(33)

16

pembelajaran setiap siklusnya, maka dilakukan evaluasi dengan tes formatif

pada setiap akhir pembelajaran.

Berdasarkan kriteria ketuntasan minimal (KKM) di MTs Sudirman

Getasan Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang untuk mata pelajaran Fiqih

kelas VII adalah 70. Untuk mengetahui apakah ada peningkatan prestasi atau

tidak bisa dilihat dari kenaikan rata-rata siswa yaitu dengan penjumlahan nilai

yang akan memperoleh rata-rata, yang dapat dirumuskan:

H. Sistematika penulisan

Skripsi ini terdiri dari lima bab, masing-masing bab berisi sebagai

berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah,

tujuan penelitian, hipotesis penelitian dan indikator keberhasilan,

manfaat penelitian, definisi oprasional, metode penelitian, dan

sistematika penulisan.

BAB II : KAJIAN PUSTAKA

Kajian pustaka yang berisis prestasi belajar, media audiovisual,

(34)

17

BAB III : PELAKSANAAN PENELITIAN

Pelaksanaan penelitian yang memuat gambaran umum MTs

Sudirman Getasan Kab. Semarang, deskrepsi pelaksanaan siklus I,

deskrepsi pelaksanaan siklus II.

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berisi deskrisi per siklus, pembahasan.

BAB V : PENUTUP

Yang berisi kesimpulan, saran dan pada bagian akhir dilengkapi

(35)

18 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata yaitu

prestasi dan belajar. Dibawah ini akan dikemukakan beberapa pengertian

prestasi dan belajar menurut para ahli.

Secara etimologi kata prestasi berasal dari Belanda, yaitu “prestatie”

kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti hasil usaha

(Djamarah, 2003:16). Prestasi adalah hasil yang sudah dicapai dari suatu usaha

yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara individu maupun secara

kelompok (Djamarah, 1994:19). Sedangkan menurut Mas’ud Hasan Abdul

Dahar dalam (Djamarah, 1994:21) bahwa prestasi adalah apa yang telah dapat

dicapaikan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh

dengan jelas keuletan kerja.

Dalam kamus besar bahasa indonesia, prestasi adalah hasil yang telah

dicapai, dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya (Poerwadarminta, 2006:910).

Menurut Arifin (1990:2-3) bahwa kata prestasi berasal dari belanda yaitu

prestatie. Kemudian dalam bahasa indonesia prestasi yang berarti hasil usaha.

Dari pengertian diatas jelas terlihat perbedaan pada kata-kata tertentu

sebagai penekan, namun intinya sama yaitu hasil yang dicapai dari sesuatu

kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, yang menyenangkan hati, yang

(36)

19

dalam kegiatan tertentu. Dalam tulisan ini prestasi hanya dibatasi pendidikan

khususnya pembelajaran.

Mengenai belajar menurut Slameto (1995:2) belajar adalah suatu proses

usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

interaksi dengan lingkungannya. Belajar adalah perubahan relatif permanen

dalam tingkah laku atau potensi perilaku yang diperoleh dari pengalaman dan

tidak berhubungan dengan kondisi tubuh pada saat tertentru semacam penyakit,

kelelahan atau obat-obatan (Sriyanti, 2009:18).

Belajar diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku pada diri individu

berkat adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya (Usman,

2007:5). Belajar adalah proses perubahan tingkah laku pada diri seseorang

berkat pengalaman dan penelitian, sedang menurut Hilgard dan Bower belajar

berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi

tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam

situasi ini, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan dasar

kecenderungan respons pembawaan, kematangan atau keadaan-keadaan sesaat

seseorang (Hamalik, 2009:51). Sedangkan menurut Morgen dalam buku yang

sama menambahkan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku karena

pengalaman dan latihan.

Berbagai penjelasan dan pendapat para tokoh diatas, maka dapat ditarik

kesimpulan mengenai pengertian belajar yaitu kegiatan mental dan psikis

(37)

20

perubahan. Sedangkan perubahan yang diharapkan adalah perubahan dalam

pengetahguan, pemahaman, ketrampilan, kecakapan, kebiasaan, maupun sikap

mental. Untuk mengetahui seberapa jauh perubahan yang dilakukan setelah

proses belajar tersebut perlu diadakan penelitian. Hasil penelitian tersebut

memberikan gambaran secara nyata mengenai hasil perubahan. Hasil

perubahan tersebut biasanya disebut prestasi belajar.

Dari definisi diatas, karena adanya proses belajar akan menghasilkan

perubahan tingkah laku dalam belajar maka terdapat ciri-ciri perubahan tingkah

laku tersebut seperti dikemukakan oleh (Slameto, 2003:54) dalam bukunya

Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya yaitu:

1) Perubahan terjadi secara sadar

Ini berarti seseorang yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan ini

sekurang-kurangnya ia merasa telah terjadi adanya perubahan dalam

dirinya.

2) Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional

Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi pada diri seseorang

berlangsung secara berkesinambungan, tidak statis. Satu perubahan yang

terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi

kehgidupan atau proses belajar berikutnya.

3) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif

Dalam perubahan belajar, perubahan-perubahan senantiasa bertambah dan

tertuju untuk memperoleh suatu yang lebih baik dari sebelumnya.

(38)

21

Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat menetap atau

permanen. Ini berarti bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan

bersifat menetap.

5) Perubahan dalam belajar bertujuan dan terarah

Ini berarti bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang

akan dicapai. Perubahan belajar terarah kepada perubahan tingkah laku

yang benar-benar disadari.

6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku

Perubahan yang dicapai seseorang setelah melalui proses belajar meliputi

suatu proses belajar dan perubahan keseluruhan tingkah laku.

Pada prinsipnya belajar adalah suatu aktifitas yang belangsung dengan

melalui proses dimana proses tersebut tidak lepas adanya pengaruh. Demikian

halnya dengan prestasi atau hasil belajar bidang setudi yang merupakan hasil

adanya suatu proses atau aktivitas belajar juga tidak lepas dari adanya

pengaruh tersebut.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain adalah

sebagai berikut (Hamalik, 2003:208):

1. Faktor Eksternal

a. Faktor Non Sosial

Adalah faktor-faktor diluar individu yang berupa kondisi fisik yang

ada dilingkungan belajar. Kondisi fisik berupa cuaca, alat, gedung dan

(39)

22

b. Faktor Sosial

Adalah faktor-faktor diluar individu yang berupa manusia. Faktor

eksternal yang berupa sosial, bisa dipilih menjadi faktor yang berasal dari

keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat termasuk teman

pergaulan anak. Faktor sosial yang dimaksud disini adalah faktor

manusiawi yang dalam hal ini adalah adanya interaksi sesama manusia

yaitu lingkungan dimana anak itu melakukan pendidikan. Lingkungan

pendidikan dapat dibedakan menjadi tiga yaitu:

1) Lingkungan keluarga

Keluarga adalah lingkungan utama yang dikenal dan digeluti oleh

anak didik. Pada lingkungan ini banyak identifikasi yang diperoleh

anak dari lingkungan keluarganya, baik yang berupa bimbingan atau

didikan. Secara informal anak diberikan penegtahuan yang yang tidka

diberikan di sekolahnya. Berkaitan dengan ini lingkungan keluarga

ini, maka keluarga yang sehat akan berarti besar untuk pendidikan

dalakm ukuran kecil, tetapi bersifat menentukan untuk pendidikan

dalam ukuran kecil maupun besar yaitu pendidikan bangsa, negara dan

dunia.

2) Lingkungan sekolah

Sebagai mana telah kita ketahui bersama bahwa lingkungan

sekolah adalah merupakan lingkungan belajar secara sistematis dan

(40)

23

efektif, maka dari itu tugas dan tanggungjawab sekolah mempunyai

arti yang sangat besar dalam memepengaruhi pendidikan anak.

3) Lingkungan masyarakat

Lingkungan masyarakat merupakan peranan yang sangat penting

terhadap berhasil atau tidaknya pendidikan. Karena pendidikan anak

itu sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan. Mengingat demikian

besarnya pengaruh dari lingkungan masyarakat maka perlu sekali

untuk mengusahakan lingkungan yang baik agar dapat memberi

pengaruh yang positif terhadap siswa atau anak didik, sehingga dapat

belajar dengan sebaik-baiknya dengan hasil yang maksimal dan

memuaskan.

2. Faktor Internal

Adalah faktor-faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar.

Faktor internal terdiri dari :

a. Faktor Fisiologi

Adalah kondisi fisik yang terdapat dalam diri individu. Yang terdiri

dari:

1. Keadaan tonus jasmani pada umumnya.

Keadaan tonus jasmani secara umum yang ada dalam diri individu

sangat mempengaruhi hasil belajar. Misalnya, tingkat kesehatan dan

kebugaran fisik individu. Apabila badan individu dalam keadaan

(41)

24

badan individu dalam keadaan kurang bugar dan kurang sehat akan

menghambat hasil belajar.

2. Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu

Adalah keadaan fungsi jasmani tertentu, terutama yang terkait

dengan fungsi panca indera merupakan pintu gerbang masuknya

pengetahuan dalam individu.

b. Faktor Psikologis

Adalah psikis yang ada dalam diri individu. Faktor-faktor psikis

tersebut antara lain tingkat kecerdasan, motivasi, minat, bakat, sikap,

kepribadian kematangan dan lain sebagainya.

Faktor eksternal dan internal mempengaruhi keberhasilan belajar.

Pengaruhnya bisa bersifat positif (mendukung) namun bisa juga bersifat

negatif (penghambat). Dalam kegiatan belajar siswa, faktor psikologis ini

akan memberikan pengaruh yang cukup besar, karena faktor-faktor

psikologis ini anka senantiasa memberikan landasan dan kemudahan

dalam upaya mencapai tujuan belajar secara optimal (Sudjana, 2009:39).

Adapun faktor psikologis adalah yang berhubungan dengan kejiwaan

peserta didik. Yang termasuk dalam faktor ini adalah kecerdasan,

perhatian, bakat, minat, emosi, dan motivasi. Motivasi sangatlah

berpengaruh terhadap prestasi belajar.

Motivasi adalah tingkah laku atau kegiatan dalam rangka

mengembangkan diri baik dalam aspek kognitif, psikomotor, maupun

(42)

25

motornya tidak ada maka aktivitas tidaka akan terjadi. Motivasi belajar

berkaitan erat dengan tujuan yang hendak dicapai oleh individu yang

sednag belajar itu sendiri. Seseorang melakukan aktifitas karena ada faktor

pendorong dari dirinya. Begitu pula dengan kegiatan belajar, siswa

melakukan belajar karena adanya dorongan untuk melakukan aktivitas itu

demi tujuan yang diinginkan (Syaodih, 2010:27).

Berdasarkan peranan dari motivasi belajar mempunyai empat fungsi

yaitu sebagai berikut (Hamalik, 2009:157) :

1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor

dari setiap kegiatan belajar yang akan dikerjakan.

2) Menentukan arah perbuatan yaitu kearah tujuan yang hendak dicapai

sesuai yang diinginkan.

3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa

yang harus dikerjakan dan sesuai dengan tujuan serta menyisihkan

perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat lagi tujuan tersebut.

4) Motivasi berfungsi sebagai pendorong untuk pencapaian prestasi

belajar.

Dari fungsi-fungsi motivasi tersebut, dapat disimpulakn bahwa motivasi

berfungsi mendorong untuk berbuat, menentukan arah perbuatan belajar,

menyeleksi perbuatan belajar, berfungsi meningkatkan prestasi belajar

siswa.

Dengan demikian motivasi yang dimiliki siswa, semakin tinggi

(43)

26

untuk perprestasi. Menurut Sudjana prestasi belajar seorang peserta didik

dikatakan sempurna jika memenuhi tiga aspek yaitu (Sudjana, 2009:46) :

1. Aspek Kognitif

Adalah aspek yang berkaitan dengan kegiatan berfikir. Aspek ini

snagat berkaitan erat dengan tingkat intelegensi (IQ) atau kemampuan

berfikir peserta didik. Sejak dahulu aspek kognitif selalu menjadi

perhatian utama dalam sistem pendidikan formal. Hal itu dapat dilihat

dari metode penilaian pada sekolah-sekolah di negeri kita dewasa ini

sangat mengedepankan kesempurnaan pada aspek kognitif.

2. Aspek afektif

Adalah aspek yang berkaitan dengan nilai dan sikap. Penilaian

pada aspek ini dapat terlihat pada kedisiplinan, sikap hormat terhadap

guru, kepatuhan dan lain sebagianya. Aspek afektif berkaitan erat

dengan kecerdasan emosi (EQ) peserta didik.

3. Aspek psikomotorik

Menurut kamus besar bahasa indonesia adalah segala sesuatu yang

berkaitan dengan kemampuan gerak fisik yang mempengaruhi sikap

mental. Jadi sederhananya aspek ini menunjukan kemampuan atau

(44)

27

B. Pembelajaran Fiqih

1. Pengertian Pembelajaran Fiqih

Dalam menjabarkan pengertian pembelajaran fiqih penulis akan

menguraikannya sesuai dengan susunan kata yang membentuknya, yakni

“pembelajaran” dan “fiqih”. Dalam bukunya Sugandi, dkk (2004:9)

menyatakan bahwa pembelajaran terjemahan dari kata instruction yang berarti

self instruction (dari internal) dan eksternal instructions (dari eksternal).

Pembelajaran yang bersifat eksternal antara lain datang dari guru yang disebut

teaching atau pengajaran. Dalam pembelajaran yang bersifat eksternal

prinsip-prinsip belajar dengan sendirinya akan menjadi prinsip-prinsip-prinsip-prinsip pembelajaran.

Dalam undang-undang sistem pendidikan nasional (UU Sisdiknas) Tahun

2003 Bab 1 pasal 1 dijelaskan bahwa “pembelajaran merupakan proses

interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu

lingkungan belajar”. Meski telah memiliki pengertian tertentu dalam peraturan

perundang-undangan, dikalangan tokoh pendidikan terdapat perbedaan

penjabaran mengenai pengertian dari pembelajaran. Menurut E Mulyasa,

pembelajaran merupakan proses interaksi anatara peserta didik dengan

lingkungannya yang bertujuan untuk menghasilkan perubahan perilaku. Dalam

interaksi tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor internal yang datang dari

individu maupun faktor eksternal yang datang dari lingkungan. Sementara itu,

pengertian yang berbeda dengan pengertian di atas, khususnya dalam konteks

tujuan pembelajaran, diberikan S Nasution. Menurutnya pembelajaran

(45)

28

dengan tujuan untuk memperoleh keterampilan, sikap, serta menetapkan apa

yang dipelajari. Sedangkan Dimyanti dan Mudjiono, sebagaimana dikutip oleh

Syaiful Sagala, lebih menekankan pengertian pembelajaran pada proses belajar

yang dibangun oleh guru untuk meningkatkan kreatifitas berfikir siswa

sehingga dapat meningkatkan kemampuan berfikir siswa yang dapat

meningkatkan penguasaan terhadap materi pelajaran.

Pembelajaran adalah perpaduan dari dua aktivitas, yaitu aktivitas mengajar

dan aktivitas belajar. Aktivitas belajar menyangkut peranan seorang guru

dalam konteks mengupayakan terciptanya jalinan komunikasi harmonis antara

pengajar itu sendiri dengan si belajar. Pengertian belajar yaitu suatu proses

usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003:2).

Dalam proses belajar mengajar (PBM) akan terjadi interaksi antara peserta

didik dan pendidik. Peserta didik atau anak didik adalah salah satu komponen

manusiawi yang menempati posisi sentral dalam proses belajar mengajar

(Slameto, 2003:109), sedangkan pendidik adalah salah satu komponen

manusiawi dalam proses belajar mengajar yang ikut berperan dalam usaha

pembentukan sumber daya manusia yang potensial dibidang pembangunan

(Slameto, 2003:123). Suatu pengajaran akan berhasil secara baik apabila

seorang guru mampu mengubah diri siswa dalam arti luas menumbuh

kembangkan keadaan siswa selama ia mengikuti proses pembelajaran tersebut

(46)

29

a. Ciri-ciri dari pembelajaran menurut Sugandi dkk (2000:25) meliputi

hal-hal sebagai berikut:

1) Pembelajaran dilakukan secara sadar dan direncanakan secara

sistematis.

2) Pembelajran dapat menumbuhkan perhatian dan motivasi siswa dalam

belajar.

3) Pembelajaran dapat menyediakan bahan belajar yang menarik dan

menantang bagi siswa.

4) Pembelajaran dapat menggunakan alat bantu belajar yang tepat dan

menarik.

5) Pembelajaran dapat menciptakan suasana belajar yang aman dan

menyenangkan bagi siswa.

6) Pembelajaran dapat membuat siswa siap menerima pelajaran baik

secara fisik maupun psikologis.

b. Prinsip-prinsip pembelajaran menurut Sugandi dkk (2000:27) meliputi

hal-hal sebagi berikut :

1) Kesiapan belajar

Faktor kesiapan baik fisik maupun psikologis merupakan kondisi

awal suatu kegiatan belajar. Kondisi fisik dan psikologis ini biasanya

(47)

30

2) Perhatian

Perhatian adalah pemusatan tenaga psikis tertuju pada suatu objek.

Belajar sebagai suatu aktivitas yang kompleks membutuhkan

perhatian dari siswa yang belajar.

3) Motivasi

Motif adalah kekuatan yang terdapat dalam diri seseorang yang

mendorong orang tersebut melakukan kegiatan tertentu untuk

mencapai tujuan. Motivasi menjadi aktif, saat orang melakukan

aktivitas. Jika motivasi tidak aktif, maka siswa tidak bersemangat

belajar. Sehingga guru harus dapat memotivasi siswa.

4) Keaktifan siswa

Kegiatan belajar dilakukan oleh siswa sehingga siswa harus aktif.

Dengan bantuan guru, siswa harus mampu mencari, menemukan dan

menggunakan pengetahuan yang dimilikinya.

5) Mengalami sendiri

Prinsip pengalaman ini sangat penting dalam belajar dan erat

kaitannya dengan prinsip keaktifan. Siswa yang belajar denagn

melakukan sendiri akan memberikan hasil belajar yang lebih cepat

dan pemahaman yang lebih mendalam.

6) Pengulangan

Untuk mempelajari materi sampai pada taraf insight, siswa perlu

(48)

31

siswa mengulang-ulang materi yang dipelajari sehingga materi

tersebut mudah diingat.

7) Materi pelajaran yang menantang

Keberhasilan belajar sangat dipengaruhi oleh rasa ingin tahu.

Dengan sikap seperti ini motivasi anak akan meningkat. Rasa ingin

tahu timbul saat guru memberikan pelajaran yang bersifat menantang

atau problematis. Dengan pemberian materi yang problematis akan

membuat aktif belajar.

8) Balikan dan penguatan

Balikan atau feedback adalah masukan penting bagi siswa maupun

bagi guru. Dengan balikan, siswa dapat mengetahui sejauh mana

kemampuannya dalam suatu hal, dimana letak kekuatan dan

kelemahannya. Balikan juga berharga bagi guru untuk menentukan

perlakuan selanjutnya dalam pembelajaran.

9) Perbedaan individu

Masing-masing siswa mempunyai karakteristik baik dari segi fisik

maupun psikis. Dengan adanya perbedaan ini, tentu minat serta

kemampuan belajar mereka tidak sama. Guru harus memperhatikan

siswa-siswa tertentu secara individual dan memikirkan model

pengajaran yang berbeda bagi anak didik yang berbakat dengan yang

kurang berbakat.

Tujuan pembelajaran adalah perubahan perilaku dan tingkah laku yang

(49)

32

perubahan yang secara psikologis akan tampil dalam tingkah laku (over

behavior) yang dapat diamati melalui alat indera orang lain baik tutur katanya,

motorik, dan gaya hidupnya.

Pengertian “fiqih”, secara bahasa memiliki arti “tahu atau paham”.

Pengertian ini disandarkan pada salah satu firman Allah dalam surat At-Taubah

ayat 87 berikut ini:

َنْىُهَقْفَيلآ َىُهَف ْمِهِب ْىُلُق ًَلَع َعِبُطَو ِفِلاَىَخْلاَعَماىُوىُكَيْوَاِبا ىُضَر

Artinya : “Mereka rela berada bersama orang-orang yang tidak pergi

berperang, dan hati mereka telah dikunci mati, maka mereka tidak

mengetahui”. (QS. At-Taubah:87)

Sedangkan dalam konteks istilah, terdapat perubahan penjabaran

redaksional mengenai pengertian : fiqih” dikalangan tokoh yang berkompeten

dalam bidang pendidikan. Perbedaan tersebut dapat dilihat dalam tiga pendapat

berikut ini:

a. Abdul Wahhab Khalaf mendefinisikan fiqih sebagai hukum-hukum syara’

yang bersifat praktis yang bersumber dari dalil-dalil yang rinci.

b. Syafi’i Karim memperjelas pengertian fiqih sebagai ilmu yang

mempelajari syari’at Islam yang ebrsifat praktis yang bersumber pada

dalil-dalil yang terinci dalam ilmu tersebut.

c. Muhammad Khalid Mas’ud menjelaskan pengertian fiqih sebagai

Indiscussion of the nature of the law and practice what is imphed

byIslamic law. (Pembahasan mengenai hukum asal dan praktik yang

(50)

33

Meskipun terdapat perbedaan dalam konteks redaksi, namun secara

substansi, ketiga pendapat diatas bermuara pada satu pengertian tentang fiqih

yakni sebagai ilmu yang mempelajari syari’at Islam baik dalam konteks asal

hukum maupun praktk dari syari’at Islam itu sendiri. berdasarkan penjelasan

mengenai pengertian pembelajaran fiqih adalah proses interaksi antara guru

dan siswa yang bertujuan untuk mengembangkan nkreatifitas berfikir siswa

dalam bidang syari’at Islam, baik dalam konteks asaln hukumnya maupun

praktiknya sehingga siswa mampu menguasai materi tersebut.

2. Fungsi Pembelajaran Fiqih

Pada dasarnya pembelajaran fiqih memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut:

a. Menanamkan nilai-nilai dan kesadaran beribadah peserta didik kepada Allah

SWT, sebagai pedoman untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.

b. Membiasakan pengalaman terhadap hukum Islam pada peserta didik dengan

ikhlas dan perilaku yang sesuai dengan peraturan yang berlaku di sekolahan

dan lingkungan.

c. Membentuk kedisiplinan dan rasa tanggung jawab sosial di sekolah dan

masyarakat

d. Meneguhkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT serta

menanamkan akhlak peserta didik seoptimal mungkin, melanjutkan upaya

yang terlebih dahulu dilakuakn dalam lingkungan keluarga

e. Membangun mental peserta didik dalam menyesuaiklan diri dalam

(51)

34

f. Memperbaiki kesalahan-kesalahan, kelemahan-kelemahan peserta didik

dalam pelaksanaan ibadah dan muamalah dalam kehidupan sehari-hari

g. Membekali peserta didik akan bidang fiqih atau hukum Islam untyuk

melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

3. Tujuan Pembelajaran Fiqih

Tujuan merupakan standar usaha yang dapat ditentukan, serta mengarahkan

usaha yang akan dilalui dan merupakan titik pangkal untuk mencapai

tujuan-tujuan lain. agar kegiatan dapat terfokus pada apa yang dicita-citakan, dan yang

terpenting dapat memberi penilaian evaluasi pada usaha-usaha pendidikan.

Tujuan pembelajaran fiqih dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Memberikan bekal kemampuan dasar kepada warga belajar untuk

mengembangkan kehidupan sebagi:

1) Pribadi muslim yang beriman dan bertaqwa serta berakhlak mulia

2) Warga negara yang berkepribadian, percaya kepada diri sendiri, sehat

jasmani dan rohaninya

b. Membina warga belajar agar memiliki pengalaman, pengetahuan,

ketrampilan ibadah, dan sikap terpuji yang berguna bagi pengembangan

pribadinya

c. Mempersiapkan warga negara belajar untuk mengikuti pendidikan lanjutan

pada tingkat pendidikan yang lebih tinggi.

4. Ruang Lingkup Pembelajaran Fiqih

(52)

35

a. Fiqih ibadah, menyangkut pengenalan dan pemahaman tentang cara-cara

pelaksanaan rukun Islam dan pembiasaannya dalam kehidupan sehari-hari,

seperti thaharoh, shalat, zakat, puasa, ibadah haji.

b. Fiqih muamalah, yang menyangkut pengalaman dan pemahaman sederhana

mengenai ketentuan makan dan minum yang halal dan haram, khitan,

kuraban serta tata cara pelaksanaan jual beli dan pinjam meminjam

(Pemenag RI No.2, 2008:1).

C. Shalat Jenazah

1. Pengertian Shalat Jenazah

(Al-Musyaiqih, 2009:221) Al-Janaiz dengan fathah atau kasrah pada huruf

jim adalah bentuk plural dari kata jenazah. Ada yang mengatakan jika

disebutkan dengan fathah pada huruf jim (janaiz) berarti sebutan bagi mayit.

Sedangkan jika dikasrah (Jinazah) adalah sebutan bagi apa saja yang dibawa

untuk si mayit. Shalat Jenazah adalah shalat yang dikerjakan dengan empat kali

takbir dan satu kali salam.

Adapun dalil shalat jenazah adalah sebagai berikut Rasullah SAW

bersabda:

)وجام نبا هاًر( ْمُكاَجٌَْم ىَهَع اٌُّْهَص

Artinya: Shalatkanlah olehmu orang yang meninggal”.(HR. Ibnu Majah)

2. Hukum Shalat Jenazah

Shalat Jenazah hukumnya fardhu kifayah, apabila sudah ada sebagaian

(53)

36

sehingga hukum bagi mereka adalah sunnah, namun jika mereka semua

meninggalkan kewajiban ini maka mereka berdosa seluruhnya (Al-Musyaiqih,

2009:232).

3. Syarat-syarat Shalat Jenazah

1. Menutup aurat

2. Tempat yang suci serta adanya orang yang menyalatkannya

3. Jenazah telah dimandikan dan dikafani

4. Tidak terkena najis

5. Yang shalat dan yang menyalatkan adalah orang islam

6. Menghadiri Shalat Jenazah apabila jenazah berada di satu daerah serta

yang shalat adalah mukhallaf.

4. Rukun Shalat Jenazah

1. Niat

2. Berdiri bagi yang mampu

3. Bertakbir 4 kali

4. Membaca surat Al-Fatihah

5. Membaca shalawat atas Nabi SAW

6. Membaca doa setelah takbir yang keempat

5. Cara Mengerjakan Shalat Jenazah

Adapun cara-cara mengerjakan Shalat Jenazah adalah:

1. Niat

.ىَناَعَج الله ًامٌُْم ْأَم ِةَي اَفِكنا َضْزَف ٍتاَزِبْكَج َعَبْرَا ِثِيَمْنااَذَى ىَهَع ىِّهَصُا

(54)

37

3. Takbir kedua membaca shalawat Nabi SAW

ٍدَّمَحُم ِلَا ىَهَعًَ

ٍدَّمَحُم ىَهَع ِّمَص َّمُيهَّنا

4. Takbir ketiga membaca doa

ُوْنَعُفْعاًَ ِوِفاَعًَ ُوْمَحْراًَ ُوَنْزِفْغا َّميهَّنا

5. Takbir keempat membaca doa

ُوَنًَ اَنَنْزِفْغاًَ ُهَدْعَب اَنِحْفَجَلاًَ ُهَز ْجَااَنْمِز ْحَجَلا

َّمُيهَّنا

6. Salam

D. Media Audiovisual

1. Pengertian Media Audiovisual

Audio yaitu media yang berkaitan dengan indra pendengaran. Sedangkan

visual yaitu media gambar yang berperan penting dalam pembelajaran yang

dapat menumbuhkan minat belajar siswa.

Media audiovisual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur

gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena

meliputi kedua jenis media auditif (mendengar) dan visual (melihat) (Azwan

Zain, 2010:124). (Suprijanto, 2005:171) media audiovisual adalah bahan atau

alat yang dipergunakan dalam situasi belajar untuk membantu tulisan dan kata

yang diucapkan dalam menularkan pengetahuan, sikap, dan ide.

2. Manfaat Media Audiovisual

Suprijanto (2005:179) mengatakan bahwa media audiovisual mempunyai

(55)

38

1. Membantu memberikan konsep pertama atau kesan yang benar

2. Mendorong minat

3. Meningkatkan pengertian yang lebih baik

4. Melengkapi sumber belajar yang lain

5. Menambah variasi metode mengajar

6. Menghemat waktu

7. Meningkatkan keingintahuan intelektual

8. Cenderung mengurangi ucapan dan pengulangan kata yang tidak perlu

9. Membuat ingatan terhadap pelajaran lebih lama

10.Dapat memberikan konsep baru dari sesuatu di luar pengalaman biasa.

3. Jenis-jenis Media Audiovisual

1) Media audiovisual gerak

Media audiovisual gerak adalah media intruksional modern yang sesuai

dengan perkembangan zaman (kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi)

karena meliputi penglihatan, pendengaran dan gerakan, serta menampilkan

unsur gambar yang bergerak (Sudjana,1978:192). Jenis media yang

termasuk dalam kelompok ini adalah televisi, video tape, dan film

bergerak.

a. Film

Film atau gambar hidup merupakan gambar-gambar dalam frame

dimana frame demi frame diproyeksikan melalui lensa proyektor

secara mekanis sehingga pada layar terlihat gambar itu hidup (Arsyad,

(56)

39

memberinya daya tarik tersendiri. Kedua jenis media ini pada

umumnya digunakan untuk tujuan-tujuan hiburan, dokumentasi dan

pendidikan. Mereka dapat menyajikan informasi, memaparkan proses,

menjelaskan konsep-konseo yang rumit, mengajarkan keterampilan,

menyingkat atau memperpanjang waktu dan mempengaruhi sikap.

Oemar Hamalik mengemukakan bahwa film yang baik memiliki

ciri-ciri sebagai berikut (M Basyiruddin Usman, 2002:95-96) :

a. Dapat menarik minat anak

b. Benar dan autentik

c. Up to date dalam setting, pakaian dan lingkungan

d. Sesuai dengan lingkungan kematangan audien

e. Perbendaharaan bahasa yang digunakan secara benar

f. Kesatuan dan squence-nya cukup teratur

g. Teknis yang digunakan cukup memenuhi persyaratan dan cukup

memuaskan.

b. Video

Video sebagai media audiovisual yang menampilkan gerak,

semakin lama semakin populer dalam masyarakat kita. Pesan yang

disajikan dapat bersifat fakta (kejadian / peristiwa penting, berita),

maupun fiktif (seperti misalnya cerita), bisa bersifat informatif,

edukatif maupun intruksional. Sebagian besar tugas film dapat

(57)

40

menggantikan kedudukan film. Masing-masing memiliki keterbatasan

dan kelebihan sendiri.

c. Televisi

Televisi adalah sistem elektronik yang mengirimkan gambar diam

dan gambar hidup bersama suara melalui kabel dan ruang. Dewasa ini

televisi yang dimanfaatkan untuk keperluan pendidikan dengan mudah

dapat dijangkau melalui satelit. Televisi pendidikan adalah

penggunaan program video yang direncanakan untuk mencapai tujuan

pengajaran tertentu tanpa melihat siapa yang menyiarkannya. Televisi

pendidikan tidak hanya menghibur tetapi lebih penting adalah

mendidik. Oleh karena itu, memiliki ciri-ciri tersendiri antara lain :

1) Dituntut oleh instruktur, seorang instruktur atau guru menuntut

siswa sekedar menghibur tetapi yang lebih penting adalah

mendidik melalui pengalaman-pengalaman visual.

2) Sistematis, siaran berkaitan dengan mata pelajaran dan silabus

dengan tujuan dan pengalaman belajar yang terencana.

3) Teratur dan berurutan, siaran disajikan dengan selang waktu yang

berurutan dimana satu siaran dibangun atau mendasari siaran

lainnya.

4) Terpadu, siaran berkaitan dengan pengalaman belajar lainnya,

seperti latihan, membaca, diskusi, laboratorium, percobaan,

(58)

41

Televisi sebenarnya sama dengan film, yakni dapat didengar dan

dilihat. Media ini berperan sebagai gambar hidup dan juga sebagai

radio yang dapat dilihat dan didengar secara bersamaan (Usman,

2002: 102).

Media komunikasi massa khususnya televisi berperan besar dalam

hal interaksi budaya antar bangsa, karena dengan sistem penyiaran

yang ada sekarang ini, wilayah jagkauan siaranya tidak ada masalah

lagi. Meskipun demikian, bagaimanapun juga televisi hanya berperan

sebagai alat bukan merupakan tujuan kebijakan komunikasi, karena

itu televisi memiliki fungsi diantaranya adalah sebagai berikut (Fatah,

2005:150-152):

a. Sebagai alat komunikasi massa

Daerah jagkauan televisi dibelahan bumi manapun sudah

tidka terjadi masalah bagi media massa. Hal ini karena ada

revolusi dibidang satelit komunikasi massa yang terjadi pada

akhir-akhir ini. Sebagi akibat adanya sistem komunikasi yang

canggih itu, media televisi mampu Sebagi akibat adanya sistem

komunikasi yang canggih itu, media massa televisi mampu

membuka isolasi masyarakat tradisional yang sifatnya tertutup

Gambar

Tabel 3.1
Tabel 3.3
Tabel 3.3 Kondisi Guru dan Karyawan
Tabel 3.6 Data Keadaan Tanah
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil perhitungan % Transmisi Eritema, % Transmisi Pigmentasi, dan SPF dari kombinasi ekstrak etanol rimpang jahe putih besar, jahe merah dan lempuyang gajah.

Puji dan syukur yang sebesar-besarnya penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu wa ta’ala yang berkat rahmat dan hidayah -Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan

Menjadi seorang single parent bagi ketiga anaknya bukanlah hal yang mudah untuk dijalani oleh S, apalagi ketika ditinggal oleh suaminya, S harus banting tulang.. untuk

[r]

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MELALUI PENERAPAN MODEL ADVANCE ORGANIZER. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Tujuan dari penelitian ini dimaksudkan untuk memperbaiki sistem dalam suatu perusahaan yang semula berbasis manual menjadi berbasis sistem informasi akuntansi yang berbasis

Dalam perekaman data beban puncak pada Gardu Induk Srondol tidak disertakan atau dicantumkan posisi tap, padahal dalam perhitungan arus listrik di sisi primer,

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah - Nya, sehingga penulisan skripsi dengan judul “ Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS)