i
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR FIQIH
MATERI SHALAT JENAZAH DENGAN MEDIA
AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS VII B MTs
SUDIRMAN GETASAN KECAMATAN GETASAN
KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN
2016/2017
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam
Oleh
SUKITRI
NIM. 111-13-196
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
iii
Yth. Dekan FTIK IAIN Salatiga Di Salatiga
Assalamu’allaikum Wr. Wb.
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara :
Nama : Sukitri NIM : 11113196
Jurusan : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan / Pendidikan Agama Islam
Judul : PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR FIQIH MATERI SHALAT JENAZAH DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS VII B MTs SUDIRMAN GETASAN KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017.
Dengan ini kami mohon skripsi saudara diatas supaya segera dimunaqosahkan. Demikian agar menjadi perhatian
Wassalamu’allaikum Wr.Wb.
Salatiga, 03 Agustus 2017
Pembimbing
Dr. Winarno, M.Pd.
iv SKRIPSI
“PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR FIQH MATERI SHALAT
JENAZAH DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS VII
B MTs SUDIRMAN GETASAN KECAMATAN GETASAN KABUPATEN
SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017”
disusun oleh:
SUKITRI
NIM: 111-13-196
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 14 September 2017 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.
Susunan Panitia Penguji
Ketua Penguji : Siti Rukhayati, M.Ag. __________________
Sekretaris Penguji : Mufiq, S.Ag., M.Phil __________________
Penguji I : Jaka Siswanta, M.Pd. __________________
Penguji II : Dr. Maslikhah, M.Si. __________________
Salatiga,14 September 2017 Dekan
Suwardi, M. Pd.
v
DEKLARASI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Sukitri
NIM : 11113196
Jurusan : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK)
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis benar-benar merupakan hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain. pendapat atau temuan orang
lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik
ilmiah.
Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.
Salatiga, 25 Juli 2017
Yang menyatakan,
SUKITRI
vi MOTTO
َلاَق .ًُْىَع ُالله َيِضَر ِثِرْيَىُحلا ِهْبا ِكِلَام ْهَعَو
اَمَكاْىُّلَص : َمَّلَسَو ًِيَلَع ُالله ًَلَص ِالله ُلْىُسَر
)يراخبلا ياور( ًِّلَصُا ًِوْىُمُتْيَأَر
“Dan dari Malik bin Al Huwairits:
Sesungguhnya Rasulullah SAW telah bersabda:
Shalatlah kamu sebagaimana kamu melihatku
vii
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirobbil’alamin dengan rahmat Allah yang Maha Kuasa, penulisan
skripsi ini telah selesai. Skripsi ini saya persembahkan kepada:
1. Kedua orang tua saya, yang selalu mendo’akan dan membantuku dalam
penyusunan skripsi.
2. Suamiku tercinta, yang selalu memberikan perhatian dan kasih sayang serta
menghiburku setiap saat.
3. Dosen pembimbingku yang tiada lelah membimbingku dengan ketulusan untuk
menyelesaikan skripsi kami.
4. Seluruh sahabat-sahabatku seperjuangan yang selalu memberi motivasi untuk
terus bersemangat dalam menyelesaikan skripsiku.
5. Anakku Daffa Hafizh Firdaus penyemangatku.
6. Dan tidak lupa untuk semua pembantu terselesainya skripsiku ini dan para
pembaca yang budiman.
Semoga amal dan perbuatan mereka mendapat balasan yang setimpal dari
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah yang Maha Esa yang telah memberikan
petunjuk dan pertolongan-Nya untuk penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi Penelitian Tindakan Kelas ini selesai sesuai
yang direncanakan dengan judul
“PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR FIQH MATERI SHALAT
JENAZAH DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS VII B
MTs. SUDIRMAN GETASAN KECAMATAN GETASAN KABUPATEN
SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017”.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi
Agung Muhammad SAW, beserta keluarganya, sahabat-sahabatnya serta
orang-orang mukmin yang senantiasa mengikutinya.
Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini tidak akan selesai tanpa
adanya bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
dengan segala kerendahan hati pada kesempatan ini penulis menghaturkan rasa
terima kasih kepada:
1. Rektor IAIN Salatiga, Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd.
2. Dekan FTIK IAIN Salatiga, Suwardi, M.Pd.
3. Ketua jurusan PAI IAIN Salatiga, Hj.Siti Rukhayati, M.Ag.
4. Dosen Pembimbing Akademik, Nasafi, M.Pd.
5. Dr.Winarno, M.Pd, selaku dosen pembimbing skripsi terima kasih atas
ix
6. Seluruh dosen,staf dan karyawan IAIN Salatiga
7. Bapak-Ibu guru MTs Sudirman Getasan terima kasih atas kerjasamanya
Kepada semuanya, peneliti mengucapkan terima kasih disertai do’a
semoga amal baiknya semuanya diterima oleh Allah SWT, dan mendapatkan
balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT. semoga skripsi ini bisa
bermanfaat bagi penulis sendiri dan bagi para pembaca pada umumnya.
Salatiga, 20 September 2017
Peneliti
Sukitri
x ABSTRAK
Sukitri. 2017. Peningkatan Prestasi Belajar Fiqh Materi Shalat Jenazah Dengan Media Audiovisual Pada Siswa Kelas VII B MTs Sudirman Getasan Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017.
Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Dr.Winarno,M.Pd
Kata kunci : Media Audiovisual dan peningkatan prestasi belajar
Skripsi ini dilatar belakangi adanya permasalahan dalam penggunaan media pembelajaran yang menjadikan prestasi peserta didik kurang baik. Dalam kasus yang terjadi di MTs Sudirman Getasan ini media pembelajaran yang digunakan guru dalam menyampaikan materi pelajaran masih menggunakan metode ceramah, dimana guru lebih aktif berbicara dan siswanya cenderung diam untuk mendengarkan penyampaian gurunya dan ada juga siswa yang merasa bosan dan ngantuk sehingga menjadikan siswa tidak bisa menguasai materi dengan baik. Untuk mengatasi itu semua peneliti menyarankan untuk menggunakan media baru sebagai cara untuk meningkatkan minat belajar siswa. Media uadiovisual adalah media yang mempunyai unsur gambar dan unsur suara.
Studi ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan “Apakah penggunaan media pembelajaran audiovisual dapat meningkatkan prestasi belajar Fiqih materi Shalat Jenazah pada siswa kelas VII B MTs Sudirman Getasan Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2016/2017”.
Permasalahan tersebut dibahas melalui penelitian tindakan kelas yang dilakukan melalui dua siklus dengan setiap siklus tahapannya adalah perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Data penelitian diperoleh melalui observasi di kelas dan dokumentasi hasil tindakan yang dilakukan maupaun data dari guru kelas, dengan penelitian tindakan ini akan diketahui peningkatan atau penurunan setelah dilakukan tindakan kelas yang dilakukan di setiap siklus.
xi
HALAMAN BERLOGO IAIN SALATIGA ...
PERSETUJUAN PEMBIMBING ...
A. Latar Belakang Masalah ...
B. Rumusan Masalah ...
C. Tujuan Penelitian ...
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ...
E. Manfaat Penelitian ...
xii
G. Metode Penelitian ...
1. Rancangan Penelitian ...
2. Subjek Penelitian ...
3. Langkah-langkah Penelitian ...
4. Instrumen Penelitian ...
5. Pengumpulan Data ...
6. Analisis Data ...
H. Sistematika Penulisan ...
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A.Prestasi Belajar ...
1. Pengertian Prestasi Belajar ...
2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Belajar ...
B.Pembelajaran Fiqh ...
1. Pengertian Pembelajaran Fiqh ...
2. Fungsi Pembelajaran Fiqh ...
3. Tujuan Pembelajaran Fiqh ...
4. Ruang Lingkup Pembelajaran Fiqh ...
5. Shalat Jenazah ...
1) Pengertian Shalat Jenazah ...
2) Hukum Shalat Jenazah ...
3) Syarat-syarat Shalat Jenazah ...
4) Rukun Shalat Jenazah ...
xiii
5) Cara Mengerjakan Shalat Jenazah ...
C. Media Audiovisual ...
1. Pengertian Media Audiovisual ...
2. Manfaat Media Audiovisual ...
3. Jenis-jenis Media Audiovisual ...
4. Kelebihan dan Kekurangan Media Audiovisual ...
5. Cara Pemakaian Media Audiovisual Dalam
Pembelajaran...
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A.Gambaran Umum MTs. Sudirman Getasan ...
1. Sejarah Singkat Berdirinya MTs. Sudirman Getasan ...
2. Profil Sekolah ...
a. Identitas Madrasah ...
b. Identitas Kepala Sekolah ...
c. Kondisi Siswa ...
d. Kondisi Guru dan Karyawan ...
e. Sarana dan Prasarana ...
f. Kondisi Orang Tua Siswa ...
g. Data Keadaan Tanah ...
h. Daftar Guru dan Karyawan ...
3. Visi, Misi, dan Tujuan MTs. Sudirman Getasan ...
xiv
b. Misi MTs. Sudirman Getasan ...
c. Tujuan MTs. Sudirman Getasan ...
4. Struktur Organisasi MTs. Sudirman Getasan ...
B. Pelaksanaan Penelitian ...
1. Pra Siklus ...
2. Siklus I ...
3. Siklus II ...
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
xv
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR
1. Daftar Tabel
Tabel 3.1 Identitas Madrasah ...
Tabel 3. 2 Identitas Kepala Sekolah ...
Tabel 3.3 Data Pelatihan yang Pernah Diikuti ...
Tabel 3.4 Kondisi Siswa ...
Tabel 3.5 Kondisi Guru dan Karyawan ...
Tabel 3.6 Sarana dan Prasarana ...
Tabel 3.7 Kondisi Orang Tua Siswa ...
Tabel 3.8 Data Keadaan Tanah ...
Tabel 3.9 Data Guru dan Karyawan ...
Tabel 3.10 Struktur Organisasi MTs. Sudirman Getasan ...
Tabel 3.11 Standar KKM ...
Tabel 4.1 Nilai Pra Siklus ...
Tabel 4.2 Rekapitulasi Nilai Pra Siklus ...
Tabel 4.3 Lembar Pengamatan Guru Siklus I ...
Tabel 4.4 Lembar Pengamatan Siswa Siklus I ...
Tabel 4.5 Nilai Siklus I ...
Tabel 4.6 Rekapitulasi Nilai Siklus I ...
Tabel 4.7 Lembar Pengamatan Guru Siklus II...
Tabel 4.8 Lembar Pengamatan Siswa Siklus II ...
Tabel 4.9 Nilai Siklus II ...
xvi
Tabel 4.11 Rekapitulasi Nilai Persiklus...
2. Daftar Gambar
Gambar 1.1 Alur Penelitian Tindakan Kelas ...
Gambar 4.1 Grafik Persentase Ketuntasan Belajar Pra Siklus, Siklus
I, Siklus II ... 73
12
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran Lembar Pengamatan Guru Siklus I ...
2. Lampiran Lembar Pengamatan Siswa Siklus I ...
3. Lampiran Lembar Pengamatan Guru Siklus II ...
4. Lampiran Lembar Pengamatan Siswa Siklus II ...
5. Lampiran Foto Hasil Penelitian ... 79
80
81
82
83
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam
menghadapi kemelut arus globalisasi seperti sekarang ini, bahkan bisa
dikatakan bahwa pendidikan merupakan salah satu faktor kebutuhan primer
bagi umat manusia dalam menghadapi tantangan zaman yang semakin ketat
dan semakin berat. Tanpa pendidikan mungkin manusia sekarang tidak akan
berbeda dengan pendahulunya yaitu pada masa purbakala (Nur Uhbiyanti,
1991:98).
Pendidikan memang peranan penting yang menyangkut kemajuan dan
masa depan bangsa, tanpa pendidikan yang baik mustahil suatu bangsa akan
maju. Berhasil atau tidak suatu pendidikan dalam suatu negara salah satunya
adalah karena guru, yang mempunyai peranan sangat penting dalam
perkembangan dan kemajuan anak didiknya. Dari sinilah guru dituntut untuk
dapat menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya supaya berhasil mencapai
tujuan pengajaran yang diharapkan. Guru harus pandai dalam memilih media
yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan anak didik agar mereka merasakan
senang dalam belajar.
Belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil dari
pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya
2
pengetahuan saja, akan tetapi pemberian pemahaman sangatlah penting,
kareana secara psikologis anak merasa senang apabila mereka diperhatikan.
Dalam hal ini bukan hanya menyampaikan pesan berupa mata pelajaran,
melainkan penanaman sikap dan nilai pada diri peserta didik yang sedang
belajar (Usman, 2000:4).
Proses belajar mengajar atau proses pengajaran merupakan suatu kegiatan
melakukan kurikulum satu lembaga pendidikan agar dapat mempengaruhi para
siswa menuju pada pembahasan-pembahasan tingkah laku baik intelektual,
moral maupun sosial. Dalam mencapai tujuan tersebut siswa berinteraksi
dengan lingkungan belajar yang diatur guru melalui proses pengajaran. Upaya
untuk meningkatkan mutu pendidikan disekolah harus memulai pembelajaran.
Berbagai konsep dan wawasan baru tentang proses belajar mengajar disekolah
telah muncul dan berkembang seiring pesatnya perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi (Subroto,2002:2). Eksistensi guru tetap penting
karena peran guru tidak seluruhnya dapat digantikan dengan teknologi.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan
yang sangat signifikan terhadap berbagai dimensi kehidupan manusia, baik
dalam ekonomi sosial budaya maupun pendidikan. Oleh karena itu, agar
pendidikan tidak tertinggal dari perkembangan IPTEK tersebut perlu adanya
penyesuaian-penyesuaian terutama yang berkaitan dengan faktor-faktor
pengajaran di sekolah salah satu faktor tersebut adalah media pembelajaran
yang perlu dipelajari dan dikuasai oleh calon guru sehingga mereka dapat
3
Media pembelajaran yaitu suatu cara penyampaian bahan pelajaran untuk
mencapai tujuan yang ditetapkan, maka fungsi metode mengajar tidak dapat
diabaikan karena turut menentukan berhasil tidaknya suatu proses belajar
mengajar dan merupakan bagian yang integral dalam suatu sistem pengajaran
(Usman,2002:31). Oleh karena itu seorang guru dituntut harus mampu memilih
dan menerapkan media pengajaran yang relevan dengan situasi dan suasana
pembelajaran agar tujuan yang direncanakan dapat tercapai (Ulwan, 1998:65).
Dalam media pengajaran ada dua aspek yang paling menonjol yaitu
metode mengajar dan media pengajaran sebagai alat bantu pengajaran
sedangkan penilaian adalah alat untuk mengukur atau menentukan taraf
tercapai tidaknya tujuan pembelajaran (Ahmad Rifa’i,2002:1). Sarana dan alat
pendidikan sebagai salah satu faktor dalam pendidikan memiliki peran yang
penting untuk keberhasilan proses belajar mengajar. Keberadaan media akan
lebih membantu tercapainya tujuan secara efektif dan efisien para guru dituntut
agar mampu menggunakan alat-alat yang telah disediakan oleh sekolah dan
tidak tertutup bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan zaman
sekarang ini.
Pada hakikatnya kegiatan belajar mengajar adalah satu proses komunikasi,
proses komunikasi ini harus diwujudkan melalui kegiatan penyampaian dan
tukar menukar pesan atau informasi oleh setiap guru dan peserta didik. Pesan
atau informasi pendidikan dapat berupa pengetahuan, keahlian, pengalaman
dan sebagainya. Melalui komunikasi pesan dimungkinkan bisa diserap oleh
4
digunakan sarana dalam proses mengajar yang membantu proses komunikasi
yang disebut media (Rihani, 1991:1). Pemakaian media pengajaran dalam
proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru,
membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar dan bahkan
membawa pengaruh psikologi pada siswa. Penggunaaan media pengajaran
pada tahap orientasi pengajaran akan sangat membantu keefektifan proses
pembelajaran (Arsyad, 2000:15). Dalam perkembangannya media pengajaran
mengikuti perkembangan teknologi. Teknologi yang paling tua yang
dimanfaatkan dalam proses belajar adalah percetakan yang bekerja atas prinsip
mekanis kemudian lahir teknologi audiovisual yang menggabungkan
penemuan mekanis dan elektronik untuk tujuan pembelajaran.
Teknologi audiovisual cara menghasilkan atau menyampaikan materi
dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik untuk menyajikan
pesan-pesan audiovisual jelas bercirikan pemakaian perangkat keras selama
proses belajar seperti mesin proyektor, film, tipe recorder dan proyektor visual
yang lebar (Arsyad, 2000:30). Media audiovisual adalah media yang
mempunyai unsur suara dan unsur gambar (Azwan Zain, 2010:124).
Pengunaan media audiovisual mempunyai peranan yang sangat penting yaitu
dapat memberikan banyak manfaat asalkan guru berperan aktif dalam proses
pembelajaran.
Pada kasus yang terjadi di sekolah MTs Sudirman Getasan, media
pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang digunakan dalam kegiatan belajar
5
dalam kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di MTs Sudirman
Getasan terutama pada mata pelajaran Fiqih materi shalat jenazah adalah
ceramah, dimana guru lebih aktif berbicara untuk menjelaskan materi dan
siswa lebih pasif dan cenderung diam untuk mendengarkan dan mencatat
materi yang disampaikan. Sehingga para siswa merasa bosan bahkan
menjadikan siswa itu ngantuk dan tidak dapat menerima pembelajaran dengan
baik. Maka dibutuhkan media pembelajaran baru yang dapat membangkitkan
semangat belajar siswa menjadi lebih aktif dan kreatif dalam belajar.
Berdasarkan hasil survay yang peneliti peroleh dari guru PAI pada mata
pelajaran Fiqih materi shalat jenazah menunjukkan bahwa prestasi belajar
siswa kelas VII B MTs Sudirman Getasan dengan jumlah siswa 29 orang masih
banyak yang jauh dari harapan guru dan masih di bawah KKM yaitu 70. Dari
hasil ulangan tersebut ada 11 siswa dari 29 siswa yang nilainya masih dibawah
KKM paling rendah adalah 57, itu disebabkan oleh kurangnya media
pembelajaran yang kreatif yang membuat para siswa malas untuk belajar dan
bertanya apa yang belum dipahami kepada gurunya. Cara mengajar guru juga
dapat mempengaruhi hasil belajar siswa misalnya cara penyampaian gurunya
itu terlalu cepat atau terlalu bertele-tele maka daya serap siswa akan berkurang
sehingga hasil dari belajar menjadi buruk dan tidak menimbulkan semangat
belajar siswa.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut peneliti mempunyai metode baru
untuk mata pelajaran Fiqih materi shalat jenazah untuk siswa kelas VII agar
6
diharapkan gurunya. Media yang akan digunakan peneliti pada penelitian ini
adalah media audiovisual, dimana dalam pembelajarannya para siswa diberikan
sebuah gambar atau tayangan video tentang tata cara pengurusan jenazah, agar
pemahaman siswa dari yang bersifat konkrit kepada yang abstrak menjadikan
mereka mudah menyerap ilmu pengetahuan seperti ini.
Dengan demikian, guru dalam upayanya membuat siswa bisa mengguasai
materi dengan tuntas, guru harus memilih media yang tepat agar tercapailah
tujuan pengajaran yang baik. Guru sebagai salah satu sumber belajar
berkewajiban menyediakan lingkungan belajar yang kreatif bagi kegiatan
belajar siswa dikelas. Salah satu kegiatan yang harus guru lakukan adalah
melakukan pemilihan dan penentuan media, media mana yang akan dipilih
untuk mencapai tujuan pengajaran.
Kegagalan seorang guru dalam mencapai tujuan pembelajaran akan terjadi
jika pemilihan dan penentuan media tidak dilakukan pengenalan terhadap
karakteristik dari masing-masing media pengajaran. Karena itu, yang terbaik
guru lakukan adalah mengetahui kelebihan dan kekurangan dari beberapa
media pengajaran yang akan dibahas dalam uraian-uraian selanjutnya.
Materi fiqih merupakan mata pelajaran yang sebagian bermaterikan
cara-cara melakukan ibadah praktik yang untuk memahaminya lebih mudah dengan
melakukan visualisasi, perlu dilakukan contoh-contoh atau gerakan sesuai
dengan kegiatan aslinya. Misalnya Shalat Jenazah melakukan ibadah yang
7
memberikan materi pelajaran Fiqih selain memberikan pengajaran yang
bersifat teori, harus pula memberikan contoh materi yang akan diajarkannya.
Berdasarkan gambaran diatas, penulis ingin mengadakan penelitian yang
berkaitan dengan hal tersebut yaitu bagaimana media audiovisual agar dapat
meningkatkan pemahaman siswa dalam menguasai mata pelajaran Fiqih. Dari
uraian tersebut penulis terdorong untuk meneliti masalah tersebut dengan judul
: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR FIQIH MATERI SHALAT
JENAZAH DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS VII
B MTs Sudirman GETASAN KECAMATAN GETASAN KABUPATEN
SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka permasalahan yang akan dibahas
dalam penelitian ini adalah “Apakah penggunaan media pembelajaran
audiovisual dapat meningkatkan prestasi belajar Fiqih materi Shalat Jenazah
pada siswa kelas VII B MTs Sudirman Getasan Kecamatan Getasan
Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2016/2017?”
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
peningkatan hasil belajar Fiqih materi shalat jenazah dengan media
audiovisual pada siswa kelas B VII MTs Sudirman Getasan Kecamatan
8
D. Hipotesis Penelitian dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Tindakan
Hipotesis yaitu suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap masalah
penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto, 1993:62).
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah media audiovisual dapat
meningkatkan prestasi belajar Fiqih materi Shalat Jenazah kelas VII B MTs
Sudirman Getasan Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang tahun pelajaran
2016/2017.
2. Indikator Keberhasilan
Untuk mengetahui tingkat perkembangan kemampuan siswa pada mata
pelajaran fiqih, penulis membandingkan:
a. Peningkatan nilai rata-rata dari tes formatif pra siklus, tes formatif siklus
I, dan tes formatif siklus II, semakin baik nilai rata-rata tersebut berarti
semakin meningkat pemahaman siswa.
b. Peningkatan yang signifikan nilai pelajaran fiqih sebelum dilakukan
Tindakan Kelas dengan nilai fiqih sesudah dilakukan Tindak Kelas (siklus
I, dan siklus II).
c. Peningkatan siswa yang mencapai nilai KKM, dan sudah mencapai
tingkat ketuntasan belajar mencapai 85% maka semakin meningkat minat
9
E. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara
teoritis maupun praktis :
1. Manfaat Teoritis
a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang baik bagi
dunia pendidikan.
b. Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan secara
teoritis untuk memperkaya contoh penerapan media audiovisual
dikelas khususnya pada mata pelajaran Fiqih di Madrasah.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti
Penelitian ini mampu meningkatkan kemampuan dalam merancang
strategi dan media pembelajaran yang bervariasi dengan menerapkan
media audiovisual pada pembelajaran.
b. Bagi siswa
Mampu meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa secara aktif
dan partisipatif dalam pembelajaran sehingga prestasi belajar dapat
tercapai dengan maksimal.
c. Bagi guru
Mampu meningkatkan profesionalisme guru dalam upaya perbaikan
proses pembelajaran dengan memilih media yang tepat dalam suatu
10
d. Bagi sekolah
Dapat dijadikan sebagai masukan dan tambahan informasi sekaligus
bahan acuan dalam usaha peningkatan hasil belajar melalui Penelitian
Tindakan Kelas.
F. Definisi Operasional
Untuk menghindari persepsi dan kesamaan konsep dalam mengartikan
istilah maka perlu ditegaskan beberapa istilah sebagai berikut:
1. Prestasi merupakan suatu hasil dari suatu yang telah dikerjakan ataupun
diciptakan baik itu oleh individu bisa juga secara kelompok (Djamarah,
1994:19). Dalam kasus ini peneliti melakukan penelitian menggunakan
hasil nilai ulangan siswa pada mata pelajaran Fiqih materi shalat jenazah
pada siswa kelas VII MTs Sudirman Getasan dengan jumlah siswa
sebanyak 29 orang.
2. Pembelajaran adalah suatu kombinasi tersusun unsur-unsur manusiawi,
material, fasilitas, perlengkapan, prosedur yang saling mempengaruhi
dalam mencapai tujuan pembelajaran. Manusia yang terlibat dalam sistem
pembelajaran terdiri dari anak didik, guru dan tenaga lainnya. Material
meliputu buku-buku, film, audiovisual, dan juga komputer. Sedangkan
prosedur meliputi jadwal, media penyampaian, belajar dan lain-lain.
unsur-unsur tersebut saling berhubungan (interaksi) antara satu unsur
11
3. Fiqih atau fiqh adalah pengetahuan tentang hukum-hukum syara’
mengenai perbuatan manusia, yang diambil dari dalil-dalil terperinci.
Suatu hal yang telah menambah banyaknya macam dan lapangan hukum
islam, maka kata-kata fiqih hanya dipakai untuk sekumpulan syara’ yang
berhubungan dengan perbuatan, seperti hukum wajib, haram, anjuran,
makruh, mubah (boleh), apakah sesuatu perbuatan tersebut sah atau tidak,
mencakupi atau tidak dan sebagainya (Abuddin Nata, 2003:11).
4. Shalat jenazah adalah Al-Janaiz dengan fathah atau kasrah pada huruf jim
adalah bentuk plural dari kata jenazah. Ada yang mengatakan jika
disebutkan dengan fathah pada huruf jim (janaiz) berarti sebutan bagi
mayit. Sedangkan jika dikasrah (Jinazah) adalah sebutan bagi apa saja
yang dibawa untuk si mayit. Shalat Jenazah adalah shalat wajib yang
dikerjakan dengan empat kali takbir dan satu kali salam (Al-Musyaiqih,
2009:221).
5. Media Audiovisual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur
gambar (Azwan Zain, 2010:124). Media audiovisual adalah bahan atau
alat yang dipergunakan dalam situasi belajar untuk membantu tulisan dan
kata yang diucapkan dalam menularkan pengetahuan, sikap, dan ide
(Suprijanto, 2005:171). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan media
12
G. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yaitu penelitian yang
dilaksanakan untuk memecahkan masalah pembelajaran dikelas. Penelitian ini
termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik
pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan.
1. Rancangan penelitian
Sesuai jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan kelas. Ada
beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan dengan bagan
yang berbeda, namun secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim
dilalui yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4)
refleksi (Arikunto, 2008:16). Sebelum masuk pada siklus I dilakukan
tindakan pendahuluan yang berupa indentifikasi permasalahan. Siklus dari
tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut:
Model Penelitian Tindakan
Perencanaan
Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan
Pengamatan Perencanaan
Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan
13
Gambar 1.1
Siklus Penelitian Tindakan Kelas
Gambar diatas menjelaskan bahwa rancangan/rencana awal, merupakan
kegiatan yang dilakukan sebelum mengadakan penelitian. Peneliti menyususn
rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk didalamnya
Instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran. Kegiatan dan pengamatan
meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya membangun
prestasi belajar siswa serta mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya
media pembelajaran audiovisual. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan
mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang telah dilakukan.
Rancanagn/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari peneliti
membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya.
Adapun tempat dan waktu penelitian adalah:
a. Tempat penelitian : penelitian ini bertempat di MTs Sudirman Getasan
Kec. Getasan Kab. Semarang.
b. Waktu penelitian : penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun
pengajaran 2016/2017.
2. Subjek penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII B MTs Sudirman Getasan
Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2016/2017.
3. Langkah-langkah penelitian
14
a. Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan ini adalah:
1. Membuat rencana pembelajaran
2. Menyiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan
3. Menyiapkan lembar observasi untuk mengetahui kondisi belajar
mengajar dikelas
4. Menyusun alat evaluasi untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa
b. Tindakan atau pelaksanaan
1. Mengadakan apresiasi untuk mengetahui tingkat kemampuan daya
serap siswa
2. Mengadakan proses pembelajaran dengan menerapkan media
audiovisual untuk mengkongkritkan teori yang diajarkan
3. Melakukan simulasi pelaksanaan, menyiapkan alat pendukung atau
sarana lain yang diperlukan
c. Pengamatan atau observasi
1. Mengetahui kesesuaian tindakan dengan rencana yang telah
diterapkan
2. Mengetahui seberapa jauh pelaksanaan tindakan yang sedang
berlangsung dan untuk menghasilkan perubahan yang diharapkan.
d. Refleksi
Hasil yang didapatkan dalam lembar observasi dikumpulkan serta
dianalisis dalam tahap ini. Dari hasil data observasi penelitian dapat
15
tujuan yang diharapkan atau tidak dan hasil refleksi ini dipergunakan
sebagai bahan untuk merancang tindakan selanjutnya.
4. Instrumen penelitian
Instrumen penelitian adalah segala peralatan yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih
baik.
Dalam penelitian ini instrumen penelitian yang digunakan adalah:
a. Lembar observasi kegiatan belajar mengajar
b. Tes formatif yang disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai.
5. Pengumpulan data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi
pengelola media audiovisual, observasi siswa dan guru. Alat yang digunakan
untuk mengumpulkan data adalah menggunakan tes formatif berupa praktek
yang dilaksanakan setiap akhir siklus.
6. Analisis data
Analisis data diperlukan untuk mengetahui keefektifan suatu media
pembelajaran. Dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif
kualitatif yaitu media penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan
atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui
prestasi yang dicapai oleh siswa. Untuk menganalisis tingkat keberhasilan
16
pembelajaran setiap siklusnya, maka dilakukan evaluasi dengan tes formatif
pada setiap akhir pembelajaran.
Berdasarkan kriteria ketuntasan minimal (KKM) di MTs Sudirman
Getasan Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang untuk mata pelajaran Fiqih
kelas VII adalah 70. Untuk mengetahui apakah ada peningkatan prestasi atau
tidak bisa dilihat dari kenaikan rata-rata siswa yaitu dengan penjumlahan nilai
yang akan memperoleh rata-rata, yang dapat dirumuskan:
H. Sistematika penulisan
Skripsi ini terdiri dari lima bab, masing-masing bab berisi sebagai
berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, hipotesis penelitian dan indikator keberhasilan,
manfaat penelitian, definisi oprasional, metode penelitian, dan
sistematika penulisan.
BAB II : KAJIAN PUSTAKA
Kajian pustaka yang berisis prestasi belajar, media audiovisual,
17
BAB III : PELAKSANAAN PENELITIAN
Pelaksanaan penelitian yang memuat gambaran umum MTs
Sudirman Getasan Kab. Semarang, deskrepsi pelaksanaan siklus I,
deskrepsi pelaksanaan siklus II.
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berisi deskrisi per siklus, pembahasan.
BAB V : PENUTUP
Yang berisi kesimpulan, saran dan pada bagian akhir dilengkapi
18 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata yaitu
prestasi dan belajar. Dibawah ini akan dikemukakan beberapa pengertian
prestasi dan belajar menurut para ahli.
Secara etimologi kata prestasi berasal dari Belanda, yaitu “prestatie”
kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti hasil usaha
(Djamarah, 2003:16). Prestasi adalah hasil yang sudah dicapai dari suatu usaha
yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara individu maupun secara
kelompok (Djamarah, 1994:19). Sedangkan menurut Mas’ud Hasan Abdul
Dahar dalam (Djamarah, 1994:21) bahwa prestasi adalah apa yang telah dapat
dicapaikan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh
dengan jelas keuletan kerja.
Dalam kamus besar bahasa indonesia, prestasi adalah hasil yang telah
dicapai, dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya (Poerwadarminta, 2006:910).
Menurut Arifin (1990:2-3) bahwa kata prestasi berasal dari belanda yaitu
prestatie. Kemudian dalam bahasa indonesia prestasi yang berarti hasil usaha.
Dari pengertian diatas jelas terlihat perbedaan pada kata-kata tertentu
sebagai penekan, namun intinya sama yaitu hasil yang dicapai dari sesuatu
kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, yang menyenangkan hati, yang
19
dalam kegiatan tertentu. Dalam tulisan ini prestasi hanya dibatasi pendidikan
khususnya pembelajaran.
Mengenai belajar menurut Slameto (1995:2) belajar adalah suatu proses
usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya. Belajar adalah perubahan relatif permanen
dalam tingkah laku atau potensi perilaku yang diperoleh dari pengalaman dan
tidak berhubungan dengan kondisi tubuh pada saat tertentru semacam penyakit,
kelelahan atau obat-obatan (Sriyanti, 2009:18).
Belajar diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku pada diri individu
berkat adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya (Usman,
2007:5). Belajar adalah proses perubahan tingkah laku pada diri seseorang
berkat pengalaman dan penelitian, sedang menurut Hilgard dan Bower belajar
berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi
tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam
situasi ini, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan dasar
kecenderungan respons pembawaan, kematangan atau keadaan-keadaan sesaat
seseorang (Hamalik, 2009:51). Sedangkan menurut Morgen dalam buku yang
sama menambahkan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku karena
pengalaman dan latihan.
Berbagai penjelasan dan pendapat para tokoh diatas, maka dapat ditarik
kesimpulan mengenai pengertian belajar yaitu kegiatan mental dan psikis
20
perubahan. Sedangkan perubahan yang diharapkan adalah perubahan dalam
pengetahguan, pemahaman, ketrampilan, kecakapan, kebiasaan, maupun sikap
mental. Untuk mengetahui seberapa jauh perubahan yang dilakukan setelah
proses belajar tersebut perlu diadakan penelitian. Hasil penelitian tersebut
memberikan gambaran secara nyata mengenai hasil perubahan. Hasil
perubahan tersebut biasanya disebut prestasi belajar.
Dari definisi diatas, karena adanya proses belajar akan menghasilkan
perubahan tingkah laku dalam belajar maka terdapat ciri-ciri perubahan tingkah
laku tersebut seperti dikemukakan oleh (Slameto, 2003:54) dalam bukunya
Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya yaitu:
1) Perubahan terjadi secara sadar
Ini berarti seseorang yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan ini
sekurang-kurangnya ia merasa telah terjadi adanya perubahan dalam
dirinya.
2) Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional
Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi pada diri seseorang
berlangsung secara berkesinambungan, tidak statis. Satu perubahan yang
terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi
kehgidupan atau proses belajar berikutnya.
3) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif
Dalam perubahan belajar, perubahan-perubahan senantiasa bertambah dan
tertuju untuk memperoleh suatu yang lebih baik dari sebelumnya.
21
Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat menetap atau
permanen. Ini berarti bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan
bersifat menetap.
5) Perubahan dalam belajar bertujuan dan terarah
Ini berarti bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang
akan dicapai. Perubahan belajar terarah kepada perubahan tingkah laku
yang benar-benar disadari.
6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku
Perubahan yang dicapai seseorang setelah melalui proses belajar meliputi
suatu proses belajar dan perubahan keseluruhan tingkah laku.
Pada prinsipnya belajar adalah suatu aktifitas yang belangsung dengan
melalui proses dimana proses tersebut tidak lepas adanya pengaruh. Demikian
halnya dengan prestasi atau hasil belajar bidang setudi yang merupakan hasil
adanya suatu proses atau aktivitas belajar juga tidak lepas dari adanya
pengaruh tersebut.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain adalah
sebagai berikut (Hamalik, 2003:208):
1. Faktor Eksternal
a. Faktor Non Sosial
Adalah faktor-faktor diluar individu yang berupa kondisi fisik yang
ada dilingkungan belajar. Kondisi fisik berupa cuaca, alat, gedung dan
22
b. Faktor Sosial
Adalah faktor-faktor diluar individu yang berupa manusia. Faktor
eksternal yang berupa sosial, bisa dipilih menjadi faktor yang berasal dari
keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat termasuk teman
pergaulan anak. Faktor sosial yang dimaksud disini adalah faktor
manusiawi yang dalam hal ini adalah adanya interaksi sesama manusia
yaitu lingkungan dimana anak itu melakukan pendidikan. Lingkungan
pendidikan dapat dibedakan menjadi tiga yaitu:
1) Lingkungan keluarga
Keluarga adalah lingkungan utama yang dikenal dan digeluti oleh
anak didik. Pada lingkungan ini banyak identifikasi yang diperoleh
anak dari lingkungan keluarganya, baik yang berupa bimbingan atau
didikan. Secara informal anak diberikan penegtahuan yang yang tidka
diberikan di sekolahnya. Berkaitan dengan ini lingkungan keluarga
ini, maka keluarga yang sehat akan berarti besar untuk pendidikan
dalakm ukuran kecil, tetapi bersifat menentukan untuk pendidikan
dalam ukuran kecil maupun besar yaitu pendidikan bangsa, negara dan
dunia.
2) Lingkungan sekolah
Sebagai mana telah kita ketahui bersama bahwa lingkungan
sekolah adalah merupakan lingkungan belajar secara sistematis dan
23
efektif, maka dari itu tugas dan tanggungjawab sekolah mempunyai
arti yang sangat besar dalam memepengaruhi pendidikan anak.
3) Lingkungan masyarakat
Lingkungan masyarakat merupakan peranan yang sangat penting
terhadap berhasil atau tidaknya pendidikan. Karena pendidikan anak
itu sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan. Mengingat demikian
besarnya pengaruh dari lingkungan masyarakat maka perlu sekali
untuk mengusahakan lingkungan yang baik agar dapat memberi
pengaruh yang positif terhadap siswa atau anak didik, sehingga dapat
belajar dengan sebaik-baiknya dengan hasil yang maksimal dan
memuaskan.
2. Faktor Internal
Adalah faktor-faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar.
Faktor internal terdiri dari :
a. Faktor Fisiologi
Adalah kondisi fisik yang terdapat dalam diri individu. Yang terdiri
dari:
1. Keadaan tonus jasmani pada umumnya.
Keadaan tonus jasmani secara umum yang ada dalam diri individu
sangat mempengaruhi hasil belajar. Misalnya, tingkat kesehatan dan
kebugaran fisik individu. Apabila badan individu dalam keadaan
24
badan individu dalam keadaan kurang bugar dan kurang sehat akan
menghambat hasil belajar.
2. Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu
Adalah keadaan fungsi jasmani tertentu, terutama yang terkait
dengan fungsi panca indera merupakan pintu gerbang masuknya
pengetahuan dalam individu.
b. Faktor Psikologis
Adalah psikis yang ada dalam diri individu. Faktor-faktor psikis
tersebut antara lain tingkat kecerdasan, motivasi, minat, bakat, sikap,
kepribadian kematangan dan lain sebagainya.
Faktor eksternal dan internal mempengaruhi keberhasilan belajar.
Pengaruhnya bisa bersifat positif (mendukung) namun bisa juga bersifat
negatif (penghambat). Dalam kegiatan belajar siswa, faktor psikologis ini
akan memberikan pengaruh yang cukup besar, karena faktor-faktor
psikologis ini anka senantiasa memberikan landasan dan kemudahan
dalam upaya mencapai tujuan belajar secara optimal (Sudjana, 2009:39).
Adapun faktor psikologis adalah yang berhubungan dengan kejiwaan
peserta didik. Yang termasuk dalam faktor ini adalah kecerdasan,
perhatian, bakat, minat, emosi, dan motivasi. Motivasi sangatlah
berpengaruh terhadap prestasi belajar.
Motivasi adalah tingkah laku atau kegiatan dalam rangka
mengembangkan diri baik dalam aspek kognitif, psikomotor, maupun
25
motornya tidak ada maka aktivitas tidaka akan terjadi. Motivasi belajar
berkaitan erat dengan tujuan yang hendak dicapai oleh individu yang
sednag belajar itu sendiri. Seseorang melakukan aktifitas karena ada faktor
pendorong dari dirinya. Begitu pula dengan kegiatan belajar, siswa
melakukan belajar karena adanya dorongan untuk melakukan aktivitas itu
demi tujuan yang diinginkan (Syaodih, 2010:27).
Berdasarkan peranan dari motivasi belajar mempunyai empat fungsi
yaitu sebagai berikut (Hamalik, 2009:157) :
1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor
dari setiap kegiatan belajar yang akan dikerjakan.
2) Menentukan arah perbuatan yaitu kearah tujuan yang hendak dicapai
sesuai yang diinginkan.
3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa
yang harus dikerjakan dan sesuai dengan tujuan serta menyisihkan
perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat lagi tujuan tersebut.
4) Motivasi berfungsi sebagai pendorong untuk pencapaian prestasi
belajar.
Dari fungsi-fungsi motivasi tersebut, dapat disimpulakn bahwa motivasi
berfungsi mendorong untuk berbuat, menentukan arah perbuatan belajar,
menyeleksi perbuatan belajar, berfungsi meningkatkan prestasi belajar
siswa.
Dengan demikian motivasi yang dimiliki siswa, semakin tinggi
26
untuk perprestasi. Menurut Sudjana prestasi belajar seorang peserta didik
dikatakan sempurna jika memenuhi tiga aspek yaitu (Sudjana, 2009:46) :
1. Aspek Kognitif
Adalah aspek yang berkaitan dengan kegiatan berfikir. Aspek ini
snagat berkaitan erat dengan tingkat intelegensi (IQ) atau kemampuan
berfikir peserta didik. Sejak dahulu aspek kognitif selalu menjadi
perhatian utama dalam sistem pendidikan formal. Hal itu dapat dilihat
dari metode penilaian pada sekolah-sekolah di negeri kita dewasa ini
sangat mengedepankan kesempurnaan pada aspek kognitif.
2. Aspek afektif
Adalah aspek yang berkaitan dengan nilai dan sikap. Penilaian
pada aspek ini dapat terlihat pada kedisiplinan, sikap hormat terhadap
guru, kepatuhan dan lain sebagianya. Aspek afektif berkaitan erat
dengan kecerdasan emosi (EQ) peserta didik.
3. Aspek psikomotorik
Menurut kamus besar bahasa indonesia adalah segala sesuatu yang
berkaitan dengan kemampuan gerak fisik yang mempengaruhi sikap
mental. Jadi sederhananya aspek ini menunjukan kemampuan atau
27
B. Pembelajaran Fiqih
1. Pengertian Pembelajaran Fiqih
Dalam menjabarkan pengertian pembelajaran fiqih penulis akan
menguraikannya sesuai dengan susunan kata yang membentuknya, yakni
“pembelajaran” dan “fiqih”. Dalam bukunya Sugandi, dkk (2004:9)
menyatakan bahwa pembelajaran terjemahan dari kata instruction yang berarti
self instruction (dari internal) dan eksternal instructions (dari eksternal).
Pembelajaran yang bersifat eksternal antara lain datang dari guru yang disebut
teaching atau pengajaran. Dalam pembelajaran yang bersifat eksternal
prinsip-prinsip belajar dengan sendirinya akan menjadi prinsip-prinsip-prinsip-prinsip pembelajaran.
Dalam undang-undang sistem pendidikan nasional (UU Sisdiknas) Tahun
2003 Bab 1 pasal 1 dijelaskan bahwa “pembelajaran merupakan proses
interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar”. Meski telah memiliki pengertian tertentu dalam peraturan
perundang-undangan, dikalangan tokoh pendidikan terdapat perbedaan
penjabaran mengenai pengertian dari pembelajaran. Menurut E Mulyasa,
pembelajaran merupakan proses interaksi anatara peserta didik dengan
lingkungannya yang bertujuan untuk menghasilkan perubahan perilaku. Dalam
interaksi tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor internal yang datang dari
individu maupun faktor eksternal yang datang dari lingkungan. Sementara itu,
pengertian yang berbeda dengan pengertian di atas, khususnya dalam konteks
tujuan pembelajaran, diberikan S Nasution. Menurutnya pembelajaran
28
dengan tujuan untuk memperoleh keterampilan, sikap, serta menetapkan apa
yang dipelajari. Sedangkan Dimyanti dan Mudjiono, sebagaimana dikutip oleh
Syaiful Sagala, lebih menekankan pengertian pembelajaran pada proses belajar
yang dibangun oleh guru untuk meningkatkan kreatifitas berfikir siswa
sehingga dapat meningkatkan kemampuan berfikir siswa yang dapat
meningkatkan penguasaan terhadap materi pelajaran.
Pembelajaran adalah perpaduan dari dua aktivitas, yaitu aktivitas mengajar
dan aktivitas belajar. Aktivitas belajar menyangkut peranan seorang guru
dalam konteks mengupayakan terciptanya jalinan komunikasi harmonis antara
pengajar itu sendiri dengan si belajar. Pengertian belajar yaitu suatu proses
usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003:2).
Dalam proses belajar mengajar (PBM) akan terjadi interaksi antara peserta
didik dan pendidik. Peserta didik atau anak didik adalah salah satu komponen
manusiawi yang menempati posisi sentral dalam proses belajar mengajar
(Slameto, 2003:109), sedangkan pendidik adalah salah satu komponen
manusiawi dalam proses belajar mengajar yang ikut berperan dalam usaha
pembentukan sumber daya manusia yang potensial dibidang pembangunan
(Slameto, 2003:123). Suatu pengajaran akan berhasil secara baik apabila
seorang guru mampu mengubah diri siswa dalam arti luas menumbuh
kembangkan keadaan siswa selama ia mengikuti proses pembelajaran tersebut
29
a. Ciri-ciri dari pembelajaran menurut Sugandi dkk (2000:25) meliputi
hal-hal sebagai berikut:
1) Pembelajaran dilakukan secara sadar dan direncanakan secara
sistematis.
2) Pembelajran dapat menumbuhkan perhatian dan motivasi siswa dalam
belajar.
3) Pembelajaran dapat menyediakan bahan belajar yang menarik dan
menantang bagi siswa.
4) Pembelajaran dapat menggunakan alat bantu belajar yang tepat dan
menarik.
5) Pembelajaran dapat menciptakan suasana belajar yang aman dan
menyenangkan bagi siswa.
6) Pembelajaran dapat membuat siswa siap menerima pelajaran baik
secara fisik maupun psikologis.
b. Prinsip-prinsip pembelajaran menurut Sugandi dkk (2000:27) meliputi
hal-hal sebagi berikut :
1) Kesiapan belajar
Faktor kesiapan baik fisik maupun psikologis merupakan kondisi
awal suatu kegiatan belajar. Kondisi fisik dan psikologis ini biasanya
30
2) Perhatian
Perhatian adalah pemusatan tenaga psikis tertuju pada suatu objek.
Belajar sebagai suatu aktivitas yang kompleks membutuhkan
perhatian dari siswa yang belajar.
3) Motivasi
Motif adalah kekuatan yang terdapat dalam diri seseorang yang
mendorong orang tersebut melakukan kegiatan tertentu untuk
mencapai tujuan. Motivasi menjadi aktif, saat orang melakukan
aktivitas. Jika motivasi tidak aktif, maka siswa tidak bersemangat
belajar. Sehingga guru harus dapat memotivasi siswa.
4) Keaktifan siswa
Kegiatan belajar dilakukan oleh siswa sehingga siswa harus aktif.
Dengan bantuan guru, siswa harus mampu mencari, menemukan dan
menggunakan pengetahuan yang dimilikinya.
5) Mengalami sendiri
Prinsip pengalaman ini sangat penting dalam belajar dan erat
kaitannya dengan prinsip keaktifan. Siswa yang belajar denagn
melakukan sendiri akan memberikan hasil belajar yang lebih cepat
dan pemahaman yang lebih mendalam.
6) Pengulangan
Untuk mempelajari materi sampai pada taraf insight, siswa perlu
31
siswa mengulang-ulang materi yang dipelajari sehingga materi
tersebut mudah diingat.
7) Materi pelajaran yang menantang
Keberhasilan belajar sangat dipengaruhi oleh rasa ingin tahu.
Dengan sikap seperti ini motivasi anak akan meningkat. Rasa ingin
tahu timbul saat guru memberikan pelajaran yang bersifat menantang
atau problematis. Dengan pemberian materi yang problematis akan
membuat aktif belajar.
8) Balikan dan penguatan
Balikan atau feedback adalah masukan penting bagi siswa maupun
bagi guru. Dengan balikan, siswa dapat mengetahui sejauh mana
kemampuannya dalam suatu hal, dimana letak kekuatan dan
kelemahannya. Balikan juga berharga bagi guru untuk menentukan
perlakuan selanjutnya dalam pembelajaran.
9) Perbedaan individu
Masing-masing siswa mempunyai karakteristik baik dari segi fisik
maupun psikis. Dengan adanya perbedaan ini, tentu minat serta
kemampuan belajar mereka tidak sama. Guru harus memperhatikan
siswa-siswa tertentu secara individual dan memikirkan model
pengajaran yang berbeda bagi anak didik yang berbakat dengan yang
kurang berbakat.
Tujuan pembelajaran adalah perubahan perilaku dan tingkah laku yang
32
perubahan yang secara psikologis akan tampil dalam tingkah laku (over
behavior) yang dapat diamati melalui alat indera orang lain baik tutur katanya,
motorik, dan gaya hidupnya.
Pengertian “fiqih”, secara bahasa memiliki arti “tahu atau paham”.
Pengertian ini disandarkan pada salah satu firman Allah dalam surat At-Taubah
ayat 87 berikut ini:
َنْىُهَقْفَيلآ َىُهَف ْمِهِب ْىُلُق ًَلَع َعِبُطَو ِفِلاَىَخْلاَعَماىُوىُكَيْوَاِبا ىُضَر
Artinya : “Mereka rela berada bersama orang-orang yang tidak pergi
berperang, dan hati mereka telah dikunci mati, maka mereka tidak
mengetahui”. (QS. At-Taubah:87)
Sedangkan dalam konteks istilah, terdapat perubahan penjabaran
redaksional mengenai pengertian : fiqih” dikalangan tokoh yang berkompeten
dalam bidang pendidikan. Perbedaan tersebut dapat dilihat dalam tiga pendapat
berikut ini:
a. Abdul Wahhab Khalaf mendefinisikan fiqih sebagai hukum-hukum syara’
yang bersifat praktis yang bersumber dari dalil-dalil yang rinci.
b. Syafi’i Karim memperjelas pengertian fiqih sebagai ilmu yang
mempelajari syari’at Islam yang ebrsifat praktis yang bersumber pada
dalil-dalil yang terinci dalam ilmu tersebut.
c. Muhammad Khalid Mas’ud menjelaskan pengertian fiqih sebagai
Indiscussion of the nature of the law and practice what is imphed
byIslamic law. (Pembahasan mengenai hukum asal dan praktik yang
33
Meskipun terdapat perbedaan dalam konteks redaksi, namun secara
substansi, ketiga pendapat diatas bermuara pada satu pengertian tentang fiqih
yakni sebagai ilmu yang mempelajari syari’at Islam baik dalam konteks asal
hukum maupun praktk dari syari’at Islam itu sendiri. berdasarkan penjelasan
mengenai pengertian pembelajaran fiqih adalah proses interaksi antara guru
dan siswa yang bertujuan untuk mengembangkan nkreatifitas berfikir siswa
dalam bidang syari’at Islam, baik dalam konteks asaln hukumnya maupun
praktiknya sehingga siswa mampu menguasai materi tersebut.
2. Fungsi Pembelajaran Fiqih
Pada dasarnya pembelajaran fiqih memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut:
a. Menanamkan nilai-nilai dan kesadaran beribadah peserta didik kepada Allah
SWT, sebagai pedoman untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
b. Membiasakan pengalaman terhadap hukum Islam pada peserta didik dengan
ikhlas dan perilaku yang sesuai dengan peraturan yang berlaku di sekolahan
dan lingkungan.
c. Membentuk kedisiplinan dan rasa tanggung jawab sosial di sekolah dan
masyarakat
d. Meneguhkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT serta
menanamkan akhlak peserta didik seoptimal mungkin, melanjutkan upaya
yang terlebih dahulu dilakuakn dalam lingkungan keluarga
e. Membangun mental peserta didik dalam menyesuaiklan diri dalam
34
f. Memperbaiki kesalahan-kesalahan, kelemahan-kelemahan peserta didik
dalam pelaksanaan ibadah dan muamalah dalam kehidupan sehari-hari
g. Membekali peserta didik akan bidang fiqih atau hukum Islam untyuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
3. Tujuan Pembelajaran Fiqih
Tujuan merupakan standar usaha yang dapat ditentukan, serta mengarahkan
usaha yang akan dilalui dan merupakan titik pangkal untuk mencapai
tujuan-tujuan lain. agar kegiatan dapat terfokus pada apa yang dicita-citakan, dan yang
terpenting dapat memberi penilaian evaluasi pada usaha-usaha pendidikan.
Tujuan pembelajaran fiqih dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Memberikan bekal kemampuan dasar kepada warga belajar untuk
mengembangkan kehidupan sebagi:
1) Pribadi muslim yang beriman dan bertaqwa serta berakhlak mulia
2) Warga negara yang berkepribadian, percaya kepada diri sendiri, sehat
jasmani dan rohaninya
b. Membina warga belajar agar memiliki pengalaman, pengetahuan,
ketrampilan ibadah, dan sikap terpuji yang berguna bagi pengembangan
pribadinya
c. Mempersiapkan warga negara belajar untuk mengikuti pendidikan lanjutan
pada tingkat pendidikan yang lebih tinggi.
4. Ruang Lingkup Pembelajaran Fiqih
35
a. Fiqih ibadah, menyangkut pengenalan dan pemahaman tentang cara-cara
pelaksanaan rukun Islam dan pembiasaannya dalam kehidupan sehari-hari,
seperti thaharoh, shalat, zakat, puasa, ibadah haji.
b. Fiqih muamalah, yang menyangkut pengalaman dan pemahaman sederhana
mengenai ketentuan makan dan minum yang halal dan haram, khitan,
kuraban serta tata cara pelaksanaan jual beli dan pinjam meminjam
(Pemenag RI No.2, 2008:1).
C. Shalat Jenazah
1. Pengertian Shalat Jenazah
(Al-Musyaiqih, 2009:221) Al-Janaiz dengan fathah atau kasrah pada huruf
jim adalah bentuk plural dari kata jenazah. Ada yang mengatakan jika
disebutkan dengan fathah pada huruf jim (janaiz) berarti sebutan bagi mayit.
Sedangkan jika dikasrah (Jinazah) adalah sebutan bagi apa saja yang dibawa
untuk si mayit. Shalat Jenazah adalah shalat yang dikerjakan dengan empat kali
takbir dan satu kali salam.
Adapun dalil shalat jenazah adalah sebagai berikut Rasullah SAW
bersabda:
)وجام نبا هاًر( ْمُكاَجٌَْم ىَهَع اٌُّْهَص
Artinya: Shalatkanlah olehmu orang yang meninggal”.(HR. Ibnu Majah)
2. Hukum Shalat Jenazah
Shalat Jenazah hukumnya fardhu kifayah, apabila sudah ada sebagaian
36
sehingga hukum bagi mereka adalah sunnah, namun jika mereka semua
meninggalkan kewajiban ini maka mereka berdosa seluruhnya (Al-Musyaiqih,
2009:232).
3. Syarat-syarat Shalat Jenazah
1. Menutup aurat
2. Tempat yang suci serta adanya orang yang menyalatkannya
3. Jenazah telah dimandikan dan dikafani
4. Tidak terkena najis
5. Yang shalat dan yang menyalatkan adalah orang islam
6. Menghadiri Shalat Jenazah apabila jenazah berada di satu daerah serta
yang shalat adalah mukhallaf.
4. Rukun Shalat Jenazah
1. Niat
2. Berdiri bagi yang mampu
3. Bertakbir 4 kali
4. Membaca surat Al-Fatihah
5. Membaca shalawat atas Nabi SAW
6. Membaca doa setelah takbir yang keempat
5. Cara Mengerjakan Shalat Jenazah
Adapun cara-cara mengerjakan Shalat Jenazah adalah:
1. Niat
“
.ىَناَعَج الله ًامٌُْم ْأَم ِةَي اَفِكنا َضْزَف ٍتاَزِبْكَج َعَبْرَا ِثِيَمْنااَذَى ىَهَع ىِّهَصُا
“
37
3. Takbir kedua membaca shalawat Nabi SAW
“
ٍدَّمَحُم ِلَا ىَهَعًَ
ٍدَّمَحُم ىَهَع ِّمَص َّمُيهَّنا
“
4. Takbir ketiga membaca doa
“
ُوْنَعُفْعاًَ ِوِفاَعًَ ُوْمَحْراًَ ُوَنْزِفْغا َّميهَّنا
“
5. Takbir keempat membaca doa
“
ُوَنًَ اَنَنْزِفْغاًَ ُهَدْعَب اَنِحْفَجَلاًَ ُهَز ْجَااَنْمِز ْحَجَلا
َّمُيهَّنا
”
6. Salam
D. Media Audiovisual
1. Pengertian Media Audiovisual
Audio yaitu media yang berkaitan dengan indra pendengaran. Sedangkan
visual yaitu media gambar yang berperan penting dalam pembelajaran yang
dapat menumbuhkan minat belajar siswa.
Media audiovisual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur
gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena
meliputi kedua jenis media auditif (mendengar) dan visual (melihat) (Azwan
Zain, 2010:124). (Suprijanto, 2005:171) media audiovisual adalah bahan atau
alat yang dipergunakan dalam situasi belajar untuk membantu tulisan dan kata
yang diucapkan dalam menularkan pengetahuan, sikap, dan ide.
2. Manfaat Media Audiovisual
Suprijanto (2005:179) mengatakan bahwa media audiovisual mempunyai
38
1. Membantu memberikan konsep pertama atau kesan yang benar
2. Mendorong minat
3. Meningkatkan pengertian yang lebih baik
4. Melengkapi sumber belajar yang lain
5. Menambah variasi metode mengajar
6. Menghemat waktu
7. Meningkatkan keingintahuan intelektual
8. Cenderung mengurangi ucapan dan pengulangan kata yang tidak perlu
9. Membuat ingatan terhadap pelajaran lebih lama
10.Dapat memberikan konsep baru dari sesuatu di luar pengalaman biasa.
3. Jenis-jenis Media Audiovisual
1) Media audiovisual gerak
Media audiovisual gerak adalah media intruksional modern yang sesuai
dengan perkembangan zaman (kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi)
karena meliputi penglihatan, pendengaran dan gerakan, serta menampilkan
unsur gambar yang bergerak (Sudjana,1978:192). Jenis media yang
termasuk dalam kelompok ini adalah televisi, video tape, dan film
bergerak.
a. Film
Film atau gambar hidup merupakan gambar-gambar dalam frame
dimana frame demi frame diproyeksikan melalui lensa proyektor
secara mekanis sehingga pada layar terlihat gambar itu hidup (Arsyad,
39
memberinya daya tarik tersendiri. Kedua jenis media ini pada
umumnya digunakan untuk tujuan-tujuan hiburan, dokumentasi dan
pendidikan. Mereka dapat menyajikan informasi, memaparkan proses,
menjelaskan konsep-konseo yang rumit, mengajarkan keterampilan,
menyingkat atau memperpanjang waktu dan mempengaruhi sikap.
Oemar Hamalik mengemukakan bahwa film yang baik memiliki
ciri-ciri sebagai berikut (M Basyiruddin Usman, 2002:95-96) :
a. Dapat menarik minat anak
b. Benar dan autentik
c. Up to date dalam setting, pakaian dan lingkungan
d. Sesuai dengan lingkungan kematangan audien
e. Perbendaharaan bahasa yang digunakan secara benar
f. Kesatuan dan squence-nya cukup teratur
g. Teknis yang digunakan cukup memenuhi persyaratan dan cukup
memuaskan.
b. Video
Video sebagai media audiovisual yang menampilkan gerak,
semakin lama semakin populer dalam masyarakat kita. Pesan yang
disajikan dapat bersifat fakta (kejadian / peristiwa penting, berita),
maupun fiktif (seperti misalnya cerita), bisa bersifat informatif,
edukatif maupun intruksional. Sebagian besar tugas film dapat
40
menggantikan kedudukan film. Masing-masing memiliki keterbatasan
dan kelebihan sendiri.
c. Televisi
Televisi adalah sistem elektronik yang mengirimkan gambar diam
dan gambar hidup bersama suara melalui kabel dan ruang. Dewasa ini
televisi yang dimanfaatkan untuk keperluan pendidikan dengan mudah
dapat dijangkau melalui satelit. Televisi pendidikan adalah
penggunaan program video yang direncanakan untuk mencapai tujuan
pengajaran tertentu tanpa melihat siapa yang menyiarkannya. Televisi
pendidikan tidak hanya menghibur tetapi lebih penting adalah
mendidik. Oleh karena itu, memiliki ciri-ciri tersendiri antara lain :
1) Dituntut oleh instruktur, seorang instruktur atau guru menuntut
siswa sekedar menghibur tetapi yang lebih penting adalah
mendidik melalui pengalaman-pengalaman visual.
2) Sistematis, siaran berkaitan dengan mata pelajaran dan silabus
dengan tujuan dan pengalaman belajar yang terencana.
3) Teratur dan berurutan, siaran disajikan dengan selang waktu yang
berurutan dimana satu siaran dibangun atau mendasari siaran
lainnya.
4) Terpadu, siaran berkaitan dengan pengalaman belajar lainnya,
seperti latihan, membaca, diskusi, laboratorium, percobaan,
41
Televisi sebenarnya sama dengan film, yakni dapat didengar dan
dilihat. Media ini berperan sebagai gambar hidup dan juga sebagai
radio yang dapat dilihat dan didengar secara bersamaan (Usman,
2002: 102).
Media komunikasi massa khususnya televisi berperan besar dalam
hal interaksi budaya antar bangsa, karena dengan sistem penyiaran
yang ada sekarang ini, wilayah jagkauan siaranya tidak ada masalah
lagi. Meskipun demikian, bagaimanapun juga televisi hanya berperan
sebagai alat bukan merupakan tujuan kebijakan komunikasi, karena
itu televisi memiliki fungsi diantaranya adalah sebagai berikut (Fatah,
2005:150-152):
a. Sebagai alat komunikasi massa
Daerah jagkauan televisi dibelahan bumi manapun sudah
tidka terjadi masalah bagi media massa. Hal ini karena ada
revolusi dibidang satelit komunikasi massa yang terjadi pada
akhir-akhir ini. Sebagi akibat adanya sistem komunikasi yang
canggih itu, media televisi mampu Sebagi akibat adanya sistem
komunikasi yang canggih itu, media massa televisi mampu
membuka isolasi masyarakat tradisional yang sifatnya tertutup