• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PEMBAHASAN. biasanya manajemen perusahaan akan menyusun serta menyajikan laporan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III PEMBAHASAN. biasanya manajemen perusahaan akan menyusun serta menyajikan laporan"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III PEMBAHASAN

A. Laporan Keuangan Perusahaan

Laporan keuangan pada dasarnya merupakan hasil dari sekian banyak transaksi yang terjadi didalam sebuah perusahaan, dimana setiap akhir periode biasanya manajemen perusahaan akan menyusun serta menyajikan laporan keuangan tersebut. Laporan keuangan yang disusun akan menggambarkan posisi keuangan dan hasil usaha yang dicapai.

Menurut Djarwanto (2001:5), “Laporan keuangan merupakan proses akuntansi yang pada hakekatnya merupakan seni pencatatan,penggolongan,dan peringkasan transaksi-transaksi dan peristiwa yang setidak-tidaknya sebagian hasil-hasilnya”.

Harahap (2008:105) menyatakan bahwa “Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dari hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Adapun jenis laporan keuangan yang lazim dikenal adalah neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas dan laporan perubahan posisi keuangan”.

Syahyunan (2004:22) mengemukakan, “Laporan keuangan adalah produk dari manajemen dalam rangka mempertanggung jawabkan (stewardship) penggunaan sumber daya dan sumber dana yang dipercayakan kepadanya. Secara umum laporan ini menyediakan informasi tentang posisi keuangan pada saat tertentu, kinerja dan arus kas dalam satu periode yang ditujukan bagi pengguna

(2)

laporan keuangan di luar perusahaan untuk menilai dan mengambil keputusan yang bersangkutan dengan perusahaan”.

Tujuan dari laporan keuangan itu sendiri adalah untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan.

Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan perusahaan maupun perkembangan perusahaan antara lain:

1. Pemilik Perusahaan (Pemegang Saham)

a) Menilai posisi keuangan perusahaan dan pertumbuhannya; b) Menilai prestasi atau hasil yang diperoleh manajemen; c) Untuk mengetahui hasil dividen yang akan diterima;

d) Sebagai dasar untuk memprediksi kondisi perusahaan dimasa datang dan mempertimbangkan menambah atau mengurangi investasi

2. Manajemen Perusahaan

a) Sebagai alat untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan kepada pemilik atau pemegang saham;

b) Mengukur tingkat efisiensi dan tingkat keuntungan perusahaan, divisi, bagian atau segmen;

c) Menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan perlu tidaknya diambil kebijaksanaan baru;

(3)

d) Memenuhi ketentuan dalam UU, peraturan, anggaran dasar, pasar modal, dan lembaga regulator lainnya;

3. Investor

a) Menilai kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan; b) Menilai kemungkinan menanamkan dan dalam perusahaan; c) Menilai kemungkinan menarik dana/investasi dari perusahaan; d) Menjadi dasar memprediksikan kondisi keuangan perusahaan

dimasa yang akan datang; 4. Kreditur atau Banker

a) Menilai kemampuan likuiditas, solvabilitas, profitabilitas perusahaan sebagai dasar dalam pertimbangan keputusan kredit;

b) Menilai sejauhmana perusahaan mengikuti perjanjian kredit yang disepakati;

c) Menilai kelayakan perusahaan untuk menerima kredit yang diluncurkan;

5. Pemerintahan dan Regulator

Badanbadan pemerintahan tertentu, seperti kantor pelayanan pajak atau badan pengembangan pasar modal (Bapepan) berkepentingan terhadap laporan keuangan untuk menentukan besarnya pajak penghasilan yang harus ditanggung perusahaan dan menilai apakan perusahaan memerlukan bantuan atau tindakan lain dan sebagai

(4)

dasar penetapan kebijaksanaa baru serta menilai kepatuhan perusahaan terhadap aturan yang ditetapkan.

Dengan demikian laporan keuangan dapat dikatakan menjadi suatu titik tolak untuk menilai keadaan tubuh perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang, struktur modal perusahaan, distribusi daripada aktiva, keefektifan pengguna aktiva, hasil usaha yang telah dicapai,serta beban-beban tetap yang harus dibayar.

B. Jenis-jenis Laporan Keuangan

Laporan keuangan perusahaan sebenarnya banyak namun laporan keuangan utama menurut Standart Akuntansi Keuangan (SAK) terdiri dari komponen-komponen berikut ini:

1. Neraca (Balance Sheef)

2. Laporan Laba Rugi (Income Statetment) 3. Laporan Arus Kas

Adapun penjelasan dari masing masing jenis laporan keuangan tersebut yaitu :

Neraca

Neraca (balance sheet) menurutKasmir (2008:28) adalah laporan yang menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada tanggal tertentu. Arti posisi keuangan dimaksudkan adalah posisi jumlah dan jenis aktiva (harta) dan passiva (kewajiban dan ekuitas) suatu perusahaan.

(5)

Menurut Munawir (2007:13) “Neraca adalah laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang, serta modal dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu. Jadi tujuan neraca adalah untuk menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu tanggal tertentu, biasannya pada waktu dimana buku-buku ditutup dan ditentukan saldonya pada akhir tahun fiskal, sehingga neraca sering disebut balance sheef”.

Dengan demikian neraca terdiri dari tiga bagian utama yaitu aktiva,hutang dan modal. Adapun bagian-bagian dari neraca tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Aktiva

Aktiva merupakan harta atau kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan, baik pada saat tertentu maupun periode tertentu. Pada dasarnya aktiva dapat diklarifikasikan menjadi 2 bagian utama yaitu aktiva lancar dan aktiva tetap.

Aktiva lancar merupakan harta atau kekayaan yang segera dapat diuangkan (ditunaikan) pada saat dibutuhkan dan paling lama satu tahun atau dalam perputaran kegiatan perusahaan yang normal. Aktiva lancar merupakan aktiva yang paling likuid dibandingkan dengan aktiva lainnya.

Komponen yang ada di aktiva lancar terdiri dari :

a. Kas atau uang tunai yang dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan.

b. Investasi jangka pendek (surat-surat berharga atau marketable securities) adalah investasi yang sifatnya sementara/jangka pendek dengan maksud untuk memanfaatkan uang kas yang sementara belum dibutuhkan dalam operasi.

(6)

c. Piutang ialah tagihan perusahaan kepada pihak lain.

d. Perdesiaan adalah semua barang-barang yang diperdagangkan yang sampai tanggal neraca masih digudang/belum laku dijual.

e. Dan aktiva lancar lainnya.

Aktiva tetap adalah aktiva yang mempunyai umur kegunaan yang relative permanent atau jangka panjang atau tidak habis selama satu kali perputaran operasi perusahaan. Yang termasuk aktiva tetap ialah tanah, bangunan, mesin, kendaraan, inventaris, kendaraan dan peralatan atau alat-alat lainnya, dan aktiva tetap lainnya.

2. Hutang

Hutang merupakan kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum dipenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana atau model perusahaan yang berasal dari kreditur. Hutang atau kewajiban perusahaan dapat dibedakan kedalam hutang lancar (hutang jangka pendek) dan hutang jangka panjang.

Hutang lancar adalah kewajiban yang dimiliki oleh perusahaan yang harus segera dibayar. Kata segera ini menunjukkan bahwa hutang tersebut harus dibayar dalam waktu kurang dari 1 tahun. Sebagai sumber pembelanjaan maka hutang lancar hanya dapat digunakan untuk membelanjai aktiva lancar, tidak dapat digunakan untuk membelanjai aktiva tetap.

Yang termasuk hutang lancar yaitu :

a. Hutang usaha (account payable) yaitu hutang yang timbul karena adanya transaksi pembelian secara kredit dimana pelunasannya dilakukan dalam jangka waktu pendek.

(7)

b. Hutang wesel yaitu hutang yang disertai janji tertulis (yang diatur dengan undang-undang) untuk melakukan pembayaran sejumlah tertentu pada waktu tertentu dimasa yang akan datang.

c. Hutang pajak yaitu kewajiban perusahaan yang harus segera dilunasi kepada pemerintah atas pajak yang dikenakan.

d. Hutang deviden yaitu bagian laba yang dibagikan kepada para pemegang saham.

e. Pendapatan yang diterima dimuka yaitu penerimaan uang untuk penjualan barang/jasa yang belum direalisir.

Hutang jangka panjang merupakan kewajiban perusahaan kepada pihak lain yang harus dipenuhi dalam jangka waktu melebihi satu tahun. Timbulnya hutang ini dikarenakan perusahaan memerlukan dana dalam jumlah besar untuk perluasan usaha. Yang termasuk hutang jangka panjang adalah hutang hipotek, hutang obligasi dan wesel bayar jangka panjang.

3. Modal Sendiri (equity)

Modal sendiri adalah modal yang menunjukkan jumlah dana yang diinvestasikan oleh pemilik perusahaan. Didalam neraca besarnya modal sendiri dihitung dengan mengurangkan keseluruhan aktiva perusahaan dengan total hutang.

Laporan Laba rugi

Laporan laba rugi merupakan laporan tentang perubahan posisi keuangan untuk satu periode yang berasal dari kegiatan operasi perusahaan selama periode tertentu. Dalam laporan ini dicatat semua penghasilan (revenue) yang

(8)

diperoleh serta beban dan pengeluaran (expenses) yang dikeluarkan oleh perusahaan.

Daftar laba rugi pada dasarnya membandingkan antara pengkasilan dengan biaya-biaya dalam suatu periode tertentu. Penghasilan biasanya berasal dari hasil penjualan barang-barang kepada pelanggan, sedangkan biaya merupakan pengeluaran untuk menghasilkan laba.

Didalam menyusun laporan laba rugi, perlu dilakukan pembedaan unsur-unsur biaya yang tercantum dalam laporan laba rugi, menjadi:

a. Biaya produksi, biaya ini berkaitan dengan biaya yang langsung terkait dengan aktivitas produksi barang-barang dan jasa yang akan dijual perusahaan.

b. Biaya administrasi dan umum, biaya ini berkaitan dengan biaya gaji, pengiklanan, dan biaya lainnya yang tidak terkait langsung dengan biaya produksi barang jasa.

c. Biaya bunga, biaya ini berkaitan dengan biuaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan sebagai konsekuensi penggunaan hutang.

d. Biaya pajak penghasilan, biaya ini berkaitan dengan kewajiban perusahaan untuk membayar sejumlah pajak kepada pemerintah.

Laporan Arus Kas

Laporan arus kas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan kebutuhan peusahaan dalam memanfaatkan dana tersebut, yang diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi, investasidan pendanaan.

(9)

a. Aktivitas Operasi

Arus kas dari kegiatan operasi antara lain dapat berupa arus kas dari transaksi penjualan, pembayaran ke pemasok, karyawan, bunga beban operasional lainnya dan pajak penghasilan.

b. Aktivitas Investasi

Arus kas dari aktivitas investasi mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan arus kas masa depan .

c. Aktivitas Pendanaan

Arus kas pendanaan, dapat berupa penerimaan kas dari saham dan obligasi, pembayaran deviden, serta pelunasan pinjaman.

C. Rasio Keuangan Perusahaan

Pengertian “rasio” dalam analisa laporan keuangan adalah suatu angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (berarti).

Menurut Syahyunan (2004;81) rasio keuangan merupakan analisis yang paling populer untuk mengidentifikasi kondisi keuangan dan kinerja keuangan perusahaan. Pada dasarnya untuk menghitung rasio keuangan suatu perusahaan diperlukan angka-angka yang ada dalam neraca keuangan saja., dalam laporan laba rugi saja, atau kombinasi antara keduannya. Disebut rasio karena yang dilakukan pada dasarnya adalah membandingkan (membagi) antara satu item tertentu dalam laporan keuangan dengan item lainnya.

(10)

Menurut Rianto (2001;329) analisi rasio keuangan merupakan analisa yang menghubungkan perkiraan neraca dan laporan yang lain, yang memberikan gambaran tentang sebuah perusahaan serta penilaian terhadap keadaan suatu perusahaan.

Analisis rasio adalah suatu alat analisis yang penting untuk dipakai menginterprestasikan posisi keuangan suatu perusahaan, apakah posisi keuangannya baik atau buruk. Rasio akan memberikan gambaran keasaan keuangan yang lebih baik dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

Analisis rasio memiliki beberapa kelemahan atau keterbatasan yang harus disadari sewaktu penggunaannya. Adapun kelemahan atau keterbatasan analisis rasio antara lain :

1) Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk kepentingan pemakainya.

2) Jika dua perusahaan dibandingkan bisa saja teknik dan standart akuntansi yang dipakai tidak sama. Oleh karenanya jika dilakukan perbandingan bisa menimbulkan kesalahan.

3) Sulit jika data yang tersedia tidak singkron.

Dalam mengadakan analisis rasio keuangan dapat dilakukan dengan dua macam cara perbandingan yaitu :

1) Cross Sectional Approach

Yaitu membandingkan rasio-rasio keuangan beberapa perusahaan pada suatu saat yang sama termasuk membandingkan rasio-rasio perusahaan dengan perusahaan lain dala industri yang sama atau dibandingkan dengan rasio rata-rata industri.

(11)

2) Time Series Analysis

Adalah cara yang dilakukan dengan jalan membandingkan rasio-rasio keuangan perusahaan dari suatu periode keperiode lainnya dengan bertujuan untuk melihat perkembangan posisi keuangannya.

Dalam hubungan dengan laporan keuangan, dapat diketahui ada bermacam-macam rasio keuangan. Dalam bukunya, Riyanto (2001;330), menggolongkan rasio keuangan dilihat dari sumber dari mana rasio itu dibuat, yaitu :

1. Rasio-rasio neraca (Balance Sheet Ratio), ialah rasio yang disusun dari data yang berasal dari neraca.

2. Rasio-rasio Laporan Laba Rugi (income Statetment Ratios), ialah rasio-rasio yang disusun dari data yang berasal dari laporan laba rugi. 3. Rasio-rasio antar Laporan (Inter-Statetment Ratios) ialah rasio yang

disusun dari data yang berasal dari neraca dan data yang lainnya yang berasal dari Income Statetment.

Sedangkan bila dilihat dari fungsinya, rasio keuangan dapat dibagi menjadi empat kelompok, yaitu:

1. Rasio Likuiditas 2. Rasio Solvabilitas 3. Rasio Profitabilitas 4. Rasio Aktivitas

Adapun laporan laba rugi dan neraca yang penulis sajikan adalah periode 1 januari – 31 Desember 2012 dan periode 1 Januari – 31 Desember yang dapat dilihat berikut ini :

(12)

Tabel 3.1

PT ANUGRAH CIPTA LAMGANDANA NERACA

Per 31 Desember 2012 dan 2013

KETERANGAN TAHUN 2012 2013 AKTIVA Aktiva Lancar Kas Bank Piutang Usaha Piutang Lain-lain Persediaan

Jumlah Aktiva Lancar Aktiva Tetap

Kendaraan Inventaris Kantor Akumulasi Penyusutan Jumlah Aktiva Tetap TOTAL AKTIVA PASSIVA Hutang Lancar Hutang Dagang 21.749.700 585.125.415 719.188.000 218.145.000 95.765.000 28.081.900 617.329.194 935.353.300 128.441.000 82.427.000 1.639.973.115 57.919.450 121.058.300 (35.866.159) 1.791.632.394 49.136.950 145.791.300 (70.862.887) 143.111.591 1.783.084.706 1.021.062.680 124.065.363 1.915.697.757 888.826.864

(13)

Hutang Bank

Jumlah Hutang Lancar Modal

Modal Sendiri Laba tahun Berjalan Jumlah Modal TOTAL PASSIVA 38.214.411 43.998.683 1.059.277.091 650.000.000 73.807.615 932.825.547 650.000.000 332.872.210 723.807.615 1.783.084.706 982.872.210 1.915.697.757 Sumber : PT Anugrah Cipta Lamgandana, 2015

(14)

Tabel 3.2

PT ANUGRAH CIPTA LAMGANDANA SUMATERA UTARA

LAPORAN LABA RUGI Per 31 Desember 2012 dan 2013

URAIAN 2012 2013 Pendapatan Beban Proyek: Beban Langsung Overhead proyek

Total Beban Proyek LABA KOTOR Biaya Operasi: Biaya Pemasaran

Biaya Umum & Administrasi Biaya Keuangan TOTAL BIAYA LABA BERSIH 6.091.883.306 2.618.409.800 2.079`621.000 9.318.437.968 5.764.817.050 1.288.694.900 4.698.030.800 1.393.842.506 129.933.000 959.985.359 230.036.532 7.053.511.950 2.264.926`018 202.410.900 1.427.404.198 302.238.710 1.320.044.891 73.807.615 1.932.053.808 332.872.210

(15)

Rasio-rasio keuangan pada PT Anugrah Cipta Lamgandana selama periode 2012-2013 adalah sebagai berikut :

1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)

Rasio likuiditas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial jangka pendek dengan menggunakan aktiva yang tersedia, Rasio Likuiditas yang digunakan antara lain :

a) Rasio Lancar (current rasio)

Current rasio yaitu kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar yang tersedia. Semakin besar current rasio berarti semakin besar kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya sehingga perusahaan semakin likuid (Munawir, 2007;72). Rasio lancar diperoleh dengan cara membagi jumlah aktiva lancar dengan jumlah kewajiban yang harus dibayar dalam kurun waktu satu tahun, tingkat current ratio 2,00 atau 200% sudah dianggap baik (Syamsuddin, 2004;44).

Adapun rumus dari current rasio adalah sebagai berikut : 𝑪𝑪𝑪𝑪𝑪𝑪𝑪𝑪𝑪𝑪𝑪𝑪𝑪𝑪 𝑪𝑪𝒓𝒓𝑪𝑪𝒓𝒓𝒓𝒓 =𝑯𝑯𝑪𝑪𝑪𝑪𝒓𝒓𝑪𝑪𝑯𝑯 𝑳𝑳𝒓𝒓𝑪𝑪𝑳𝑳𝒓𝒓𝑪𝑪 𝒙𝒙𝒙𝒙𝒙𝒙𝒙𝒙%𝑨𝑨𝑨𝑨𝑪𝑪𝒓𝒓𝑨𝑨𝒓𝒓 𝑳𝑳𝒓𝒓𝑪𝑪𝑳𝑳𝒓𝒓𝑪𝑪

Tahun 2012

=

1.639.973.115

1.059.227.091

x 100% = 155%

Tahun 2013 =1.791.632.394

932.825.547

x100% = 192%

Dari hasil perhitungan diketahui bahwa pada tahun 2012 current ratio perusahaan sebesar 155% dan pada tahun 2013 sebesar 192%, ini berarti

(16)

perusahaan mengalami kenaikan sebesar 37%. Kenaikan ini disebabkan adanya peningkatan aktiva lancar dan menurunnya jumlah hutang lancar.

Bila dikaitkan dengan standart current ratioyang sudah dianggap baik sebesar 200%, maka kondisi current ratioperusahaan kurang baik.

b) Ratio Kas (cash ratio)

Cash ratio menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk membayar kewajiban yang segera harus dipenuhi dengan kas yang tersedia dalam perusahaan dan efek yang dapat segera diuangankan. Rasio ini diperoleh dengan membagi jumlah kas dan bank dengan hutang lancar. Standart umum cash ratio ideal adalah diantara 50% dimana semakin tinggi rasio ini maka semakin baik kinerja keuangan yang dilakukan oleh perusahaan.

Adapun rumus dari cash ratio adalah sebagai berikut:

𝑪𝑪𝒓𝒓𝑪𝑪𝑪𝑪 𝑹𝑹𝒓𝒓𝑪𝑪𝒓𝒓𝒓𝒓 =𝑯𝑯𝑪𝑪𝑪𝑪𝒓𝒓𝑪𝑪𝑯𝑯 𝑳𝑳𝒓𝒓𝑪𝑪𝑳𝑳𝒓𝒓𝑪𝑪 𝒙𝒙𝒙𝒙𝒙𝒙𝒙𝒙%𝑲𝑲𝒓𝒓𝑪𝑪 + 𝑩𝑩𝒓𝒓𝑪𝑪𝑨𝑨

Tahun 2012=21.749.700+585.125.415

1.059.227

x100% = 57%

Tahun 2013=28.081.900+617.329.194

932.825.547

x100% = 69%

Berdasarkan hasil perhitungan diatas dapat dilihat perusahaan mengalami kenaikan cash ratio sebesar 12%. Kenaikan ini disebabkan karena adanya penambahan kas dan bank. Dari perhitungan cash ratio tahun 2012 dan tahun 2013 dapat dilihat cash ratio berada diatas standart umum cash ratio, maka dapat

(17)

disimpulkan bahwa kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya semakin baik.

c) Rasio Cepat (quick ratio/acid test ratio)

Quick ratio menunjukkan kemampuan untuk memenuhi kewajiban dengan tidak memperhitungkan persediaan. Karena persediaan dianggap membutuhkan waktu yang relatif cukup lama untuk menukarkannya dalam bentuk uang tunai. Suatu perusahaan dikatakan likuid menurut ukuran quick ratio apabila total jumlah uang kas, bank, piutang adalah sama atau lebih besar dari hutang lancar. Qiuck ratio sebesar 1,00 atau 100% pada umumnya sudah dianggap baik, tetapi berapa besarnya quick ratio seharusnya, juga sangat tergantung pada jenis usaha perusahaan.

Adapun rumus dari Quick Ratio adalah sebagai berikut:

𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄 𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑄𝑄𝑟𝑟 =𝐴𝐴𝑄𝑄𝑟𝑟𝑄𝑄𝐴𝐴𝑟𝑟 𝐿𝐿𝑟𝑟𝐿𝐿𝑄𝑄𝑟𝑟𝑟𝑟 − 𝑃𝑃𝑃𝑃𝑟𝑟𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑄𝑄𝑟𝑟𝑟𝑟𝐿𝐿𝐻𝐻𝑄𝑄𝑟𝑟𝑟𝑟𝐿𝐿𝐻𝐻 𝐿𝐿𝑟𝑟𝐿𝐿𝑄𝑄𝑟𝑟𝑟𝑟

Tahun 2012=1.544.208.115

1.059.277.091

x100% = 146%

Tahun 2013=1.709.205.394

932.825.547

x100% = 183%

Pada perusahaan ini qiuck ratio pada tahun 2012 sebesar 146% dan pada tahun 2013 sebesar 183%. Perusahaan mengalami kenaikan sebesar 39% dari tahun sebelumnnya. Hal ini disebabkan karena kenaikan aktiva lancar dan penurunan hutang lancar. Penurunan hutang lancar ini menunjukkan bahwa perusahaan mampu memenuhi atau membayar hutang lancar pada saat jatuh

(18)

tempo, maka dalam hal ini poerusahaan mempunyai likuiditas yang baik dan berada diatas standar umum quick ratio.

2. Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas adalah rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang atau pihak luar dengan kekampuan perusahaan yang digambarkan pada modal (equity).

Rasio solvabilitas yang digunakan antara lain: a. Rasio Hutang atas Modal (Debt To Equity Ratio)

Debt to equity ratio menunjukkan berapa persentase dari total hutang yang dimiliki perusahaan dengan total modal sendiri yang tujuannya untuk mengetahui berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan hutang. Semakin tinggi rasio ini akan menunjukkan kinerja yang buruk bagi perusahaan. Maka perusahaan harus berusaha agar debt to equity ratio bernilai rendah atau berada dibawah standart rasio debt to equity ratio 80% (Kasmir, 2008;164).

Adapun rumus dari total debt to equity ratio adalah sebagai berikut :

𝑫𝑫𝑪𝑪𝑫𝑫𝑪𝑪 𝑪𝑪𝒓𝒓 𝑬𝑬𝑬𝑬𝑪𝑪𝒓𝒓𝑪𝑪𝑬𝑬 𝑹𝑹𝒓𝒓𝑪𝑪𝒓𝒓𝒓𝒓 =𝑻𝑻𝒓𝒓𝑪𝑪𝒓𝒓𝑻𝑻 𝑯𝑯𝑪𝑪𝑪𝑪𝒓𝒓𝑪𝑪𝑯𝑯𝑻𝑻𝒓𝒓𝑪𝑪𝒓𝒓𝑻𝑻 𝑬𝑬𝑨𝑨𝑪𝑪𝒓𝒓𝑪𝑪𝒓𝒓𝑪𝑪 𝒙𝒙 𝒙𝒙𝒙𝒙𝒙𝒙%

Tahun 2012=1.059.277.091

650.000.000

x100% = 163%

Tahun 2013=932.825.547

(19)

Berdasarkan perhitungan diatas, pada tahun 2012 perusahaan dibiayai oleh hutang mencapai 163% dan kemudian menurun menjadi 144% pada tahun 2012 atau turun sebesar 19%. Standart debt to equity ratio yaitu 80%, maka debt equity ratio perusahaan ini dikategorikan tidak baik karena berada diatas standart debt to equity ratio.

b. Rasio Hutang atas Harta (debt to assets ratio/debt ratio)

Debt ratio merupakan perbandingan total hutang dengan total aktiva. Rasio ini menunjukkan berapa total aktiva yang disediakan untuk menjamin hutang perusahaan. Hutang tersebut mencakup baik hutang lancar maupun hutang jangka panjang. Semakin rendah rasio ini menunjukkan bahwa semakin sedikit jumlah modal pinjaman yang digunakan didalam menghasilkan keuntungan perusahaan yang menunjukkan semakin baik keadaan keuangan perusahaan (Syamsuddin, 2004;54), standart untuk debt to asset ratio adalah sebesar 35% (Kasmir,2008;164).

Adapun rumus dari debt to assets ratio adalah sebagai berikut: 𝐷𝐷𝑃𝑃𝐷𝐷𝑟𝑟 𝑟𝑟𝑟𝑟 𝐸𝐸𝐸𝐸𝑄𝑄𝑄𝑄𝑟𝑟𝐸𝐸 𝑅𝑅𝑟𝑟𝑟𝑟𝑄𝑄𝑟𝑟 =𝑇𝑇𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑇𝑇 𝐻𝐻𝑄𝑄𝑟𝑟𝑟𝑟𝐿𝐿𝐻𝐻𝑇𝑇𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑇𝑇 𝐴𝐴𝑄𝑄𝑟𝑟𝑄𝑄𝐴𝐴𝑟𝑟 𝑥𝑥 100%

Tahun 2012=1.059.277.091

1.783.084.706

x100% = 59%

Tahun 2013= 932.825.547

1.915.697.757

x100% = 49%

Dari data diatas dapat diketahui perusahaan mengalami penurunan sebesar 10%. Dari sini dapat dilihat bahwa total debt to total asset ratio dalam kondisi kurang baik karena nilainya berbeda diatas standart untuk debt ratio.

(20)

3. Rasio Profabilitas

Rasio ini menggambarkan kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan pendapatan dalam hubungannya dengan volume penjualan, jumlah aktiba dan investasi tertentu dari pemilik perusahaan (Syamsuddin, 2004:59). Rasio ini menunjukkan hasil akhir dari seluruh kebijakan keuangan dan keputusan operasional dalam menghasilkan keuntungan bagi perusahaan.

Rasio profitabilitas yang digunakan antara lain : a. Margin Laba Bersih (Net Profit Margin)

Margin laba bersih (net profit margin) adalah angka yang menunjukkan berapa laba bersih yang diperoleh untuk setiap rupiah yang dihasilkan dari aktivitas penjualan. Rasio ini dihitung dengan cara yaitu penjualan setelah dikurangi dengan seluruh biaya termasuk pajak dibandingkan dengan penjualan. Semakin besar rasio ini menunjukkan senmakin baik perusahaan dalam menghasilkan laba bersih (Syamsuddin, 2004:61). Standart untuk net profit margin adalah 20% (Kasmir, 2007:201).

Adapun rumus dari net profit margin adalah sebagai berikut: 𝑵𝑵𝑵𝑵𝑵𝑵 = 𝑳𝑳𝒓𝒓𝑫𝑫𝒓𝒓 𝑪𝑪𝑪𝑪𝑪𝑪𝑪𝑪𝑻𝑻𝒓𝒓𝑪𝑪 𝒑𝒑𝒓𝒓𝒑𝒑𝒓𝒓𝑨𝑨𝑵𝑵𝑪𝑪𝑪𝑪𝒑𝒑𝑪𝑪𝒓𝒓𝑻𝑻𝒓𝒓𝑪𝑪 𝒙𝒙 𝒙𝒙𝒙𝒙𝒙𝒙%

Tahun 2012= 73.807.615

6.091.883.306

x100% = 1,2%

Tahun 2013= 332.872.210

(21)

Perbandingan net profit margin pada perusahaan tahun 2012 sebesar 1,2% dan tahun 2013 sebesar 3,6%. Dari hasil ini dapat dilihat terjadi kenaikan sebesar 2,4%. Semakin besar nilai rasio ini pada suatu perusahaan maka akan semakin baik karena dianggap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba cukup tinggi. Jika standart net profit margin adalah 20%, maka margin laba bersih perusahaan tidak baik karena masih jauh dibawah standart net profit margin. Ini juga dapar berarti bahwa harga penjualan perusahaan ini relatif rendah atau biaya-biayanya relatif tinggi atau keduannya.

b. Return On Investment / ROI

Return on investment yaitu rasio yang mengukur kemampuan perusahaan didalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan seluruh aktiva yang dimiliki perusahaan. Rasio ini dihitung dengan cara membagi laba bersih setelah dikurangi pajak dengan total aset yang dimiliki oleh perusahaan. Semakin tinggi rasio ini maka semakin baik total aset yang dimiliki perusahaan dalam menghasilkan laba bersih bagi perusahaan (Syamsuddin, 2004;63). Standart untuk return on investment adalah 30% (Kasmir, 2007;208).

Adapun rumus dari return on investment adalah sebagai berikut: 𝑹𝑹𝑹𝑹𝑹𝑹 =𝑻𝑻𝒓𝒓𝑪𝑪𝒓𝒓𝑻𝑻 𝑨𝑨𝑨𝑨𝑪𝑪𝒓𝒓𝑨𝑨𝒓𝒓 𝒙𝒙 𝒙𝒙𝒙𝒙𝒙𝒙%𝑳𝑳𝒓𝒓𝑫𝑫𝒓𝒓 𝑩𝑩𝑪𝑪𝑪𝑪𝑪𝑪𝒓𝒓𝑪𝑪

Tahun 2012= 73.807.615

1.783.084.706

x100% = 4,1%

Tahun 2013= 332.872.210

(22)

Dari perhitungan diatas menunjukkan hasil ROI pada tahun 2012 sebesar 4,1% sedangkan pada tahun 2013 naik 17,4%. Maka kenaikan sebesar 13,3%, namun standar untuk return on investment adalah 30% berarti kondisinya kurang baik karena masih dibawah standart untuk return on investment.

c. Return On Equity / ROE

Rasio ini mengukur kemampuan dari modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham perusahaan. Rasio ini diperoleh dengan cara membagi laba bersih setelah dikurangi biaya pajak dengan modal sendiri perusahaan. Semakin tinggi rasio ini maka semakin besar laba bersih yang diperoleh bagi pemilik perusahaan ini berarti menunjukkan semakin baik keadaan perusahaan (Syamsuddin, 2004;65). Standart untuk return on equity adalah 40% (Kasmir, 2007;208).

Adapun rumus dari return on equity adalah sebagai berikut: 𝑹𝑹𝑹𝑹𝑬𝑬 =𝑵𝑵𝒓𝒓𝑴𝑴𝒓𝒓𝑻𝑻 𝑺𝑺𝑪𝑪𝑪𝑪𝑴𝑴𝒓𝒓𝑪𝑪𝒓𝒓 𝒙𝒙 𝒙𝒙𝒙𝒙𝒙𝒙%𝑳𝑳𝒓𝒓𝑫𝑫𝒓𝒓 𝑩𝑩𝑪𝑪𝑪𝑪𝑪𝑪𝒓𝒓𝑪𝑪

Tahun 2012= 73.807.615

650.000.000

x100% = 11,4%

Tahun 2013=332.872.210

650.000.000

x100% = 51,2%

Dari hasil perhitungan dapat dilihat bahwa perusahaan mengalami kenaikan 39,8%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa perusahaan telah mampu menghasilkan keuntungan dengan modal sendiri, sehingga dapat dikatakan ketergantungan perusahaan terhadap penggunaan modal asing semakin menurun.

(23)

Standart untuk return on equity adalah 40% maka kondisi perusahaan semakin baik.

4. Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas digunakan untuk mengetahui seberapa besar efektifitas perusahaan dalam menggunakan sumber-sumber dananya. Semakin efektif dalam memanfaatkan dana, maka semakin cepat perputaran dana tersebut. Rasio aktivitas yang digunakan antara lain:

a. Tingkat Perputaran Total Aktiva (total asset turn-over)

Rasio ini menunjukkan perputaran total aktiva diukur dari volume penjualan dengan kata lain seberapa jauh kemampuan semua aktiva menciptakan penjualan. Rasio ini dihitung dengan cara membagi penjualan bersih dengan keseluruhan aktiva yang dimiliki perusahaan. Semakin tinggi nilai rasio ini semakin baik (Syamsuddin, 2004;73). Standart untuk total asset turn-over adalah 2 kali (Kasmir, 2007;187).

Adapun rumus dari total assets turn over adalah sebagai berikut:

𝑇𝑇𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑇𝑇 𝐴𝐴𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑟𝑟 𝑇𝑇𝑄𝑄𝑟𝑟𝐿𝐿 − 𝑟𝑟𝐴𝐴𝑃𝑃𝑟𝑟 = 𝑃𝑃𝑃𝑃𝐿𝐿𝑃𝑃𝑄𝑄𝑟𝑟𝑇𝑇𝑟𝑟𝐿𝐿 𝑇𝑇𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑇𝑇 𝐴𝐴𝑄𝑄𝑟𝑟𝑄𝑄𝐴𝐴𝑟𝑟 𝑥𝑥 1 𝑄𝑄𝑟𝑟𝑇𝑇𝑄𝑄 Tahun 2012=6.091.883.306 1.783.084.706

x 1 kali = 3 kali

Tahun 2013=9.318.437.968 1.915.697.757

x 1 kali% = 5 kali

(24)

Dilihat dari perhitungannya diatas maka perusahaan mengalami kenaikan yang mempengaruhi tingkat laba yang dapat dihasilkan dalam setiap kali perputaran. Perputaran aktiva meningkatkan menunjukkan pemakaian aktiva lebih efisien dan baik karena diatas standart untuk total asset turn-over.

b. Perputaran Persediaan (investory turn-over)

Investory Turn-over merupakan rasio yang mengukur kemampuan dana

yang tertanam dalam inventory (persediaan) berputar dalam suatu periode tertentu. Semakin besar rasio ini maka akan semakin baik karena dianggap bahwa kegiatan penjualan berjalan cepat. Standart untuk inventory turn-over adalah 20 kali (Kasmir, 2007;187).

Adapun rumus dari inventory turn-over adalah sebagai berikut:

𝑹𝑹𝑪𝑪𝑨𝑨𝑪𝑪𝑪𝑪𝑪𝑪𝒓𝒓𝑪𝑪𝑬𝑬 𝑻𝑻𝑪𝑪𝑪𝑪𝑪𝑪 − 𝒓𝒓𝑨𝑨𝑪𝑪𝑪𝑪 =𝑩𝑩𝑪𝑪𝑫𝑫𝒓𝒓𝑪𝑪 𝑵𝑵𝑪𝑪𝒓𝒓𝑬𝑬𝑪𝑪𝑨𝑨𝑵𝑵𝑪𝑪𝑪𝑪𝑪𝑪𝑪𝑪𝑴𝑴𝒓𝒓𝒓𝒓𝒓𝒓𝑪𝑪 𝒙𝒙 𝒙𝒙 𝑨𝑨𝒓𝒓𝑻𝑻𝒓𝒓

Tahun 2012= 4.689.030.800

95.765.000

x 1 kali = 49 kali

Tahun 2013= 7.053.511.950

82.427.000

x 1 kali = 86 kali

Rasio perputaran persediaan tahun 2012 sebesar 49 kali dan pada tahun 2013 mengalami peningkatan yang sangat besar yakni 86 kali. Hal ini karena besarnya peningkatan beban proyek yang diterima oleh perusahaan sementara persediaannya semakin menurun. Standart untuk inventory turn-over adalah 20

(25)

kali dan nilai perhitungan menunjukkan inventory turn-over berada diatas standart, maka dalam hal ini perusahaan sangat baik.

c. Total fixed asset turn over

Total fixed asset turn over digunakan untuk mengukur penggunaan seluruh aktiva perusahaan, sekaligus mengukur jumlah penjualan yang diraih dari setiap aktiva tetap. Rasio ini diperoleh dengan cara membandingkan penjualan bersih dengan aktiva tetap perusahaan. Semakin tinggi rasio ini semakin baik. Standart untuk total fixed asset turn over adalah sebesar 5 kali (Kasmir, 2007;187).

Adapun rumus dari total fixed asset turn over adalah sebagai berikut:

𝑻𝑻𝒓𝒓𝑪𝑪𝒓𝒓𝑻𝑻 𝒇𝒇𝒓𝒓𝒙𝒙𝑪𝑪𝑴𝑴 𝒓𝒓𝑪𝑪𝑪𝑪𝑪𝑪𝑪𝑪 𝑪𝑪𝑪𝑪𝑪𝑪𝑪𝑪 𝒓𝒓𝑨𝑨𝑪𝑪𝑪𝑪 =𝑻𝑻𝒓𝒓𝑪𝑪𝒓𝒓𝑻𝑻 𝑨𝑨𝑨𝑨𝑪𝑪𝒓𝒓𝑨𝑨𝒓𝒓 𝑪𝑪𝑪𝑪𝒓𝒓𝒑𝒑 𝒙𝒙 𝒙𝒙 𝑨𝑨𝒓𝒓𝑻𝑻𝒓𝒓𝑵𝑵𝑪𝑪𝑪𝑪𝒑𝒑𝑪𝑪𝒓𝒓𝑻𝑻𝒓𝒓𝑪𝑪

Tahun 2012

=

6.091.883.306

143.111.591

𝑥𝑥 1 𝑄𝑄𝑟𝑟𝑇𝑇𝑄𝑄 = 42𝑄𝑄𝑟𝑟𝑇𝑇𝑄𝑄

Tahun 2013

=

9.318.437.968

124.065.636

𝑥𝑥 1 𝑄𝑄𝑟𝑟𝑇𝑇𝑄𝑄 = 75𝑄𝑄𝑟𝑟𝑇𝑇𝑄𝑄

Hasil perhitungan rasio pada tahun 2012 sebesar 42 kali yang artinya setiap Rp.1 total penggunaan aktiva perusahaan dibiayai oleh 42 kali perputaran penjualan dan pada tahun 2013 naik menjadi 75 kali. Berarti rasio ini meningkat sebanyak 33 kali. Hal ini disebabkan oleh peningkatan penjualan yang lebih besar dari total aktiva tetap perusahaan. Dalam hal ini perusahaan sangat baik karena berada diatas standart untuk total fixed asset turn over.

(26)

TABEL 3.3

Hasil Perhitungan Rasio pada PT Anugrah Cipta Lamgandana Tahun 2012 dan 2013 Jenis Rasio Tahun Standart Rasio (%) 2012 (%) 2013 (%) 1. Rasio Likuiditas a. Current Ratio b. Cash Ratio c. Quick Ratio 155 57 146 192 69 183 200 50 100 2. Rasio Solvabilitas

a. Debt to Equity Ratio b. Debt Ratio 163 59 144 49 80 35 3. Rasio Profitabilitas

a. Net Profit Margin b. Return on Investmen c. Return on Equity 1,2 4,1 11,4 3,6 17,4 51,2 20 30 40 4. Rasio Aktivitas

a. Total asset turn-over b. Inventory turn-over c. Total fixed asset turn

over 3 kali 49 kali 42 kali 5 kali 86 kali 75 kali 2 kali 20 kali 5 kali Sumber : PT Anugrah Cipta Lamgandana (data diolah), Kasmir (Analisis Laporan Keuangan, 2007)

(27)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil analisis dan evaluasi atas rasio-rasio keuangan pada PT Anugrah Cipta Lamgandana , maka dapat diambil kesimpulan mengenai kondisi keuangan perusahaan yaitu:

1. Kondisi likuiditas perusahaan sudah cukup baik. Hal ini dapat dilihat melalui hasil perhitungan cash ratio, dan quick ratio berada diatas standart rasio tersebut, tetapi current ratio perusahaan masih dibawah standart namun hamper mendekati angka standart rasio tersebut. Juga dapat dilihat dari hasil perhitungan menunjukkan adanya peningkatan dari masing masing rasio. Peningkatan ini dikarenakan terdapat kenaikan jumlah aktiva tetap dan penurunan hutang lancar. Penurunan tersebut menunjukkan bahwa perusahaan mampu memenuhi atau membayar hutang lancarnya pada saat jatuh tempo.

2. Kondisi solvabilitas perusahaan kurang baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan debt to equity ratio dan debt ratio lebih tinggi dari standart rasio debt to equity ratio dan debt ratio yang menunjukkan ketergantungan perusahaan terhadap hutang lebih tinggi. Hal tersebut kurang baik ditinjau dari sisi solvabilitas perusahaan.

3. Kondisi profitabilitas perusahaan kurang baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil net profit margin dan return on investment masih berada dibawah

(28)

standart rasionya. Namun untuk rentabilitas modal sendiri (return on equity) sudah berada diatas standart rasionya.

4. Kondisi aktivitas perusahaan semakin baik dan layak dipertahankan. Kemampuan aset-aset perusahaan dalam menyumbangkan laba rugi perusahaan presentasinya sudah besar dan setiap tahun mengalami peningkatan dan berada diatas standart rasionya.

B. Saran

1. Untuk meningkatkan tingkat likuiditas perusahaan untuk memenuhi kewajiban financial yang harus segera dipenuhi, maka sebaiknya perusahaan lebih meningkatkan aktiva lancarnya tetapi tanpa meningkatkan hutang lancarnya serta mengurangi hutang lancar perusahaan tersebut.

2. Untuk meningkatkan rasio solvabilitas perusahaan, maka perusahaan dapat menempuhnya dengan jalan menambah aktiva perusahaan relative besar dan mengurangi hutang perusahaan tanpa mengurangi aktiva perusahaan. 3. Untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan, sebaiknya pimpinan

perusahaan melalui bagian keuangan berusaha lebih memperketat dan lebih mengefesienkan biaya operasional atau menekan biaya operasi seminimal mungkin dengan tidak mempengaruhi kelancaran operasi perusahaan sehingga laba yang diperoleh menjadi lebih besar.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan aktivitas fisik selama kehamilan terhadap kejadian pre-eklampsia pada ibu hamil di wilayah kerja

Karena benteng bisa memakan benteng lain yang berada di lajur atau baris yang sama, maka dalam setiap baris atau lajur maksimal ada satu

Penulisan jurnal mengikuti urutan; nama belakang , nama depan penulis (disingkat), tahun penerbitan (dalam tanda kurung), judul artikel (ditulis di antara tanda petik), judul jurnal

Diantaranya adalah Title bar,Menu bar (file, edit, view, dll), Tool bar(new, open, view, dll), Math bar merupakan menu-menu khusus yang fungsinya adalah membantu kita dalam

Pengembangan tebal berbanding lurus dengan daya serap air karena setiap penambahan komposisi perekat akan terjadi penurunan nilai pengembangan tebal, seperti

Sedangkan menurut para ahli, Kesejahteraan sosial adalah sistem yang terorganisir dari institusi dan pelayanan sosial yang dirancang untuk

Untuk Samuda/Sampit patut pula ditetapkan untuk mendirikan sebuah pabrik rayon jang berkapasitet 15.000 ton setahun guna men - dampingi pabrik di Gunung

Dilihat dari hasil wawancara dengan indikator yang mengacu pada transparansi dapat disimpulkan bahwa LAZISMU kabupaten Ponorogo sudah melaporkan laporan kegiatan kurang