• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Tia Afriani BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Tia Afriani BAB I"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diabetes Mellitus (DM) merupakan termasuk salah satu kelompok penyakit metabolik yang ditandai oleh hiperglikemia karena gangguan sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya (ADA, 2012). Diabetes mellitus yaitu kumpulan dari gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh peningkatan kadar glukosa darah akibat dari penurunan sekresi insulin yang progresif dilatarbelakangi oleh resistensi insulin (Soegondo et al., 2009). Penyakit DM tipe 2 merupakan penyakit metabolik yang disebabkan oleh naiknya kadar glukosa darah akibat penurunan kualitas insulin pada pankreas, hormon insulin yang dihasilkan tidak berfungsi dengan baik sehingga kadar glukosa dalam darah meningkat (Tjandra, 2014). Insulin adalah hormon yang mengatur keseimbangan kadar gula darah. Akibatnya, terjadi peningkatan glukosa dalam darah (hiperglikemia) (Infodatin, 2013).

(2)

konsentrasi glukosa dalam darah atau hiperglikemia (WHO, 2011). Keadaan hiperglikemia apabila tidak segera ditangani dan berlangsung secara terus-menerus akan mengakibatkan kerusakan dan kegagalan berbagai organ terutama mata, ginjal, saraf, jantung, dan pembuluh darah (American Diabetes Association, 2015).

Diabetes Mellitus (DM) adalah salah satu penyakit degeneratif yang mengalami peningkatan setiap tahun di negara-negara seluruh dunia. Menurut International Diabetic Ferderation (IDF, 2015) tingkat pravelensi global penderita DM pada tahun 2014 sebesar 8,3% dari keseluruhan penduduk di dunia dan mengalami peningkatan pada tahun 2014 menjadi 387juta kasus. International Diabetic Ferderation (IDF) memperkirakan pada tahun 2035 jumlah insiden Diabetes Mellitus akan mengalami peningkatan menjadi 55% (592juta) di antara usia penderita Diabetes Meliitus 40-59 tahun (IDF, 2013).

(3)

diprediksikan terus melonjak hingga 51juta pada tahun 2030, dengan tingkat prevalensi yang lebih besar pada penduduk yang tinggal di kawasan kota daripada desa (Kementrian Bidang Koordinator Kesejahteraan Rakyat, 2007).

Prevalensi penderita DM di provinsi Jawa Tengah yaitu sebesar 16,5%. Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit tidak menular yang mempunyai preentase terbanyak kedua setelah hipertensi (57,89%) di provinsi Jawa Tengah, (Buku Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2014). Berdasarkan data yang diperoleh dari bidang pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan dinas kabupaten Banyumas pada tahun 2014, penderita DM di kabupaten Banyumas sejumlah 1599 orang (182 orang penderita DM tipe I dan 1417 orang penderita DM tipe II) (Bidang P2 PL Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas, 2014). Data yang diperoleh dari dinas kesehatan kabupaten Banyumas pada bulan Januari sampai Agustus 2015, penderita DM di kabupaten Banyumas sejumlah 1686 orang (396 penderita DM tipe I dan 1290 penderita DM tipe II), terjadi peningkatan jumlah pada penderita DM tipe I dari tahun sebelumnya yaitu 182 orang bertambah menjadi 396 orang. Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan di Puskesmas 1 Cilongok, data prolanis pasien diabetes mellitus pada tahun 2016 yaitu sebanyak 62 orang.

(4)

(nefropati), gangguan pembuluh darah (vaskulopati) dan kelainan pada kaki (diabetes kaki) yang apabila tidak segera ditangani secara perlahan akan membahayakan jiwa penderitanya (Jihan, 2016).

Penatalaksanaan diabetes mellitus yang lama akan memberikan efek terhadap kualitas hidup pasien. Lamanya durasi penyakit diabetes mellitus yaitu rentan waktu pasien sejak pertama kali didiagnosa terkena diabetes mellitus. Lama durasi penderita terkena diabetes mellitus sangat berpengaruh terhadap kualitas hidup. Akan tetapi apabila penderita mengimbanginya dengan cara pola hidup yang baik, serta memiliki motivasi kesembuhan yang tinggi maka akan menciptakan kualitas hidup yang baik, serta mencegah timbulnya berbagai komplikasi kronik yang tidak diinginkan (Zimmet, 2009).

(5)

Penelitian dari Ried dan Walker (2009) hasilnya menyatakan bahwa lama menderita DM akan berpengaruh terhadap tingkat kecemasan penderita, sehingga akan menurunkan kualitas hidup penderitanya. Lama waktu menderita DM dan terapi yang sedang dijalani akan mempengaruhi psikologis dan kesehatan, serta kesejahteraan pasien. Perubahan fisiologis yang ditimbulkan dari penyakit DM dalam jangka waktu yang lama akan menimbulkan berbagai macam komplikasi. Berbeda dengan pendapat dari Setiyorini dan Arti (2017) dalam penelitiannya tentang kualitas hidup pasien DM, hasilnya bahwa tidak terdapat hubungan antara lama menderita dengan kualitas hidup pasien DM.

(6)

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penelitian dengan judul “Hubungan Antara Lama Menderita dengan Kualitas Hidup Pada

Pasien Diabetes Mellitus” sangat perlu dilakukan untuk mengetahui

hubungan antara lama menderita dengan kualitas hidup pada pasien DM.

B. Rumusan Masalah

Diabetes mellitus merupakan suatu penyakit kronis yang terjadi apabila pankreas tidak memproduksi hormon insulin dalam jumlah yang cukup atau tubuh yang tidak efektif menggunakan hormon insulin yang sudah dihasilkan. Ketidakmampuan tesebut akan mengakibatkan terjadinya peningkatan kadar glukosa dalam darah atau yang disebut dengan hiperglikemia. Diabetes mellitus (DM) yaitu suatu sindrom klinis kelainan metabolik, ditandai oleh adanya hiperglikemia yang disebabkan oleh defek sekresi insulin, defek kerja insulin atau keduanya. Data dari berbagai penelitian epidemiologis, seiring dengan perubahan pola hidup didapatkan bahwa prevalensi DM meningkat terutama di kota besar. Jika tidak ditangani dengan baik tentu saja angka kejadian komplikasi kronik DM juga akan meningkat, termasuk komplikasi kaki diabetik.

(7)

tercatat bahwa penderita diabetes mellitus memiliki jumlah pasien yang cukup tinggi, yaitu sebanyak 62 orang dalam satu tahun.

Kualitas hidup merupakan penilaian individu terhadap posisi mereka di dalam kehidupan, dalam konteks budaya dan sistem nilai dimana mereka hidup yang berkaitan dengan tujuan individu, harapan, standar serta apa yang menjadi pusat perhatian invidu tersebut (Nofitri, 2009). Dari pernyataan ini muncul pertanyaan sebagai berikut :

“Adakah hubungan antara lama menderita penyakit dengan

kualitas hidup pada pasien diabetes mellitus di Puskesmas 1 Cilongok?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan antara lama menderita penyakit dengan kualitas hidup pada pasien diabetes mellitus di Pusekesmas 1 Cilongok.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus penelitian ini adalah :

a. Mengetahui karakteristik demografi responden diabetes mellitus: umur, pendidikan, pekerjaan, jenis kelamin, lama menderita. b. Mengetahui gambaran kualitas hidup pada pasien diabetes mellitus

dari ke4 dimensi ,yaitu : kesehatan fisik, kesehatan psikologis, hubungan sosial, dan dimensi lingkungan.

(8)

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Responden

Penelitian ini bermanfaat bagi responden untuk mengetahui hubungan lama menderita dengan kualitas hidup pada pasien diabetes mellitus, sehingga dapat memperbaiki dan meningkatkan kualitas hidupnya.

2. Bagi Profesi Keperawatan

Menambah pengetahuan dan wawasan bagi perawat tentang hubungan lama menderita dengan kualitas hidup pasien diabetes mellitus, serta dapat mengaplikasikan dalam melakukan asuhan keperawatan.

3. Bagi Instansi terkait (Puskesmas 1 Cilongok)

Penelitian ini sebagai bahan informasi dan menambah pengetahuan dalam memberikan pelayanan kesehatan.

4. Bagi Peneliti Lain

(9)

E. Penelitian Terkait

1. Mishra et al., (2015), melakukan penelitian dengan judul “Depression and Health- Related Quality of Life among Patient with Type 2 Diabetes Mellitus : A Cross-Sectional Study in Nepal”. Penelitian dilakukan di Nepal dengan desain penelitian menggunakan cross-sectional. Penelitian berjumlah 157 responden diambil secara acak. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa lebih dari separuh responden (54,1%) mengalami depresi dan mempengaruhi kualitas hidup pada pasien diabetes mellitus tipe 2. Perbedaan penelitian dari Mishra et al. (2015) dengan penelitian ini adalah variabel lama menderita, desain penelitian deskriptif survei. Persamaan penelitian ini adalah variabel kualitas hidup pasien DM, teknik pengambilan sampel random sampling.

(10)

diabetes dan komplikasi diabetes, dengan nilai antara 0,588 dan 0,949. Perbedaan penelitian ini adalah pada kualitas hidup pasien DM dilihat dari empat dimensi kualitas hidup, yaitu: dimensi fisik, dimensi psikologis, dimensi hubungan sosial, dan dimensi lingkungan. Persamaan penelitian yang dilakukan Dather dengan penelitian ini adalah variabel kualitas hidup pasien DM.

3. Roifah (2016), penelitian dengan judul “Analisis Hubungan Lama Menderita Diabetes Mellitus dengan Kualitas Hidup Penderita Diabetes Mellitus”. Penelitian ini dilakukan di ruang penyakit internis

(11)

ini menggunakan metode deskriptif korelatif (non-eksperimental) dengan pendekatan cross sectional. Responden pada penelitian ini sebanyak 89 orang dengan pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling. Instrumen yang digunakan adalah kusioner DQLCTQ-R dengan jumlah 34 item. Hasil perhitungan uji Pearson Chi-Square menunjukan hubungan lama menderita dengan kualitas hidup diperoleh nilai 1.157 dan nilai signifikan (p-value) 0.561 lebih besar dari alpha = 0,05. Hasil perhitungan uji Pearson Chi-Square hubungan komplikasi dengan kualitas hidup nilainya 2.935 dan nilai signifikan (p-value) 0.87 lebih besar dari alpha=0,05. Perbedaan penelitian dari Jihan (2016) dengan penelitian yang akan dilakukan adalah variabel komplikasi, metode deskriptif korelatif, dan intrumen yang digunakan. Persamaan dengan penelitian ini adalah variabel lama menderita dan variabel kualitas hidup penderita DM.

5. Setiyorini dan Arti (2017), penelitian dengan judul “Hubungan Lama Menderita dan Kejadian Komplikasi dengan Kualitas Hidup Lansia Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2”. Penelitian ini menggunakan

(12)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis menunjukkan bahwa alternatif strategi utama yang dapat diterapkan dalam mengembangkan usaha penggemukan sapi potong yaitu mengoptimalkan dan mengembangkan

Berdasarkan data pada gambar 1.1 yang di berikan Dinas PU Kota Bandung kepada penulis terkait hasil capaian sasatan kerja pegawai (SKP) di Dinas PU Kota Bandung periode

Hal ini berarti bahwa 33,8% variabel manajemen laba dapat dijelaskan oleh variabel- variabel independen yaitu auditor big four , leverage , growth , nilai absolut dari total

d. Standar dan kinerja pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung. Pekerjaan pemeliharaan meliputi jenis pembersihan, perapihan, pemeriksaan, pengujian, perbaikan

Atas limpahan karunia Allah SWT akhirnya penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah dengan judul “Pengaruh Strategi Example Non Example dengan Media Benda Konkret Terhadap Hasil

Membayar uang pendaftaran khusus bagi calon siswa yang berdomisili di luar kota Blitar, sedangkan siswa yang berdomisili di kota Blitar bebas uang pendaftaran

Dfliarapkan dari hasil penelitian ini dapat diketahui besarnya variasi jenis yang terdapat antar jenis tegakan maupun di bawah tajuk tegakan yang sejenis, yang pada akhirnya

Pada akhir penulisan penulis memberi kesimpulan bahwa pembuatan iklan harus mempunyai konsep dan tujuan yang jelas agar masyarakat mudah memahami makna yang terkandung dalam