• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Anggit nur aktifiyani BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Anggit nur aktifiyani BAB I"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Bidan sangat berperanan penting dalam menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Peran tersebut mencakup pemeriksaan yang berkesinambungan yaitu asuhan pada kehamilan, persalinan, masa nifas, bayi baru lahir, dan kontrasepsi (Manuaba,2010; h.28).

Keberhasilan upaya kesehatan ibu, di antaranya dapat dilihat dari indikator Angka Kematian Ibu (AKI) . AKI adalah jumlah kematian ibu selama masa kehamilan, persalinan dan nifas yang disebabkan oleh kehamilan, persalinan, dan nifas atau pengelolaannya tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan atau terjatuh di setiap 100.000 kelahiran hidup. (Riskesdas, 2016;102).

Penyebab terbesar kematian ibu selama tahun 2015-2016 masih tetap sama yaitu perdarahan,hipertensi, partus lama, kondisi penyakit ibu seperti kanker, ginjal, jantung, tuberculosis atau penyakit lain yang diderita ibu. (Kemenkes RI, 2016).

(2)

Tugas seorang bidan adalah mampu memberikan asuhan persalinan dalam upaya mencapai pertolongan yang bersih dan aman dengan memperhatikan aspek asuhan sayang ibu san sayang bayi. Tujuan asuhan persalinan normal adalah mengupayakan kelangsungan hidup dan mencapai derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya, melalui berbagai upaya yang terintegrasi dan lengkap serta intervensi minimal sehingga prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang optimal (Prawirohardjo, 2014;h.335).

Pada tahun 2012 Kementerian Kesehatan meluncurkan program Expanding Maternal and Neonatal Survival (EMAS) dalam rangka menurunkan angka kematian ibu dan neonatal sebesar 25%. Program ini dilaksanakan di provinsi dan kabupaten dengan jumlah kematian ibu dan neonatal yang besar, yaitu Sumatera Utara, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan. Dasar pemilihan provinsi tersebut disebabkan 52,6% dari jumlah total kejadian kematian ibu di Indonesia berasal dari enam provinsi tersebut. Sehingga dengan menurunkan angka kematian ibu di enam provinsi tersebut diharapkan akan dapat menurunkan angka kematian ibu di Indonesia secara signifikan.(Profil Kesehatan Indonesia,2016,h;103)

(3)

yaitu tahun 1994 sebesar 390 per 100.000 kelahiran hidup, tahun 1997 sebesar 334 per 100.000 kelahiran hidup, tahun 2002 sebesar 307 per 100.000 kelahiran hidup, tahun 2007 sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup namun pada tahun 2012, Angka Kematian Ibu meningkat kembali menjadi sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Untuk AKB dapat dikatakan penurunan on the track (terus menurun) dan pada SDKI 2012 menunjukan angka 32/1.000 kelahiran hidup (SDKI 2012). Pada tahun 2015, berdasarkan data SUPAS 2015 baik AKI maupun AKB menunjukan penurunan AKI 305/ 100.000 KH; AKB 22,23/1.000 KH) (Laporan Tahunan Direktorat Kesehaan Keluarga TA 2016).

Kejadian kematian ibu yang tinggi juga ditemukan di berbagai wilayah yang ada di Indonesia, khususnya di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2016. Jumlah kasus kematian ibu di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2016 sebanyak 602 kasus, mengalami penurunan dibandingkan jumlah kasus kematian ibu tahun 2015 yang sebanyak 619 kasus. Angka Kematian Ibu Provinsi Jawa Tengah juga mengalami penurunan dari 111,16 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 menjadi 109,65 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2016 (Buku Saku Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016).

(4)

hamil,tingkat keberhasilan program Kesehatan Ibu dan Anak dan KB, serta kondisi lingkungan dan social ekonomi. Apabila AKB disuatu wilayah tinggi, berarti status kesehatan di wilayah tersebut rendah (Depkesprov, Jawa Tengah, 2016)

AKB di Provinsi Jawa Tengah tahun 2016 sebesar 99,9 per 1.000 kelahiran hidup, sama dengan AKB tahun 2015 Kabupaten/Kota dengan AKB terrendah adalah kota Surakarta yaitu 3,36 per 1.000 kelahiran hidup. Kabupaten/Kota dengan AKB tertinggi adalah Grobogan yaitu 17,08 per 1.000 kelahiran hidup. Dan di Kabupaten Banyumas sendiri AKB pada tahun 2016 yaitu 8,28 per 1.000 kelahiran hidup (Depkesprov, Jawa Tengah, 2016).

Kabupaten/kota dengan kasus kematian ibu tertinggi adalah Brebes yaitu 52 kasus. Kabupaten/kota dengan kasus kematian ibu terendah adalah Temanggung yaitu 3 kasus. Dan di kabupaten Banyumas itu sendiri terdapat 22 kasus. Sebesar 63,12 % kematian maternal terjadi pada waktu nifas, pada waktu hamil sebesar 22,92 %, dan pada waktu persalinan sebesar 13,95 %. Penyebab kematian diantaranya perdarahan 33,22%, hipertensi 27,08 %, infeksi 4,82 %, gangguan sistem peredaran darah 13,29%, gangguan metabolisme 0,33 % dan lain-lain 13,29 % (Buku Saku Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016).

(5)

penyebab kematian bayi, tingkat pelayanan antenatal, status gizi ibu hamil,tingkat keberhasilan program KIA dan KB, serta kondisi lingkungan dan social ekonomi. Apabila AKB disuatu wilayah tinggi, berarti status kesehatan di wilayah tersebut rendah (Depkesprov, Jawa Tengah, 2016)

Angka kematian ibu menurut kelompok umur kecamatan dan puskesmas kebupaten/ kota Banyumas tahun 2016 di wilayah kembaran mencakup Puskesmas Kembaran I dan II jumlah lahir hidup 629 dari total . sebesar 28,136 per 1000 kelahiran . Dengan rincian jumlah kematian ibu Nifas umur 20-34 1 jiwa. (Profil

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan studi kasus dengan memberikan asuhan berkelanjutan pada ibu hamil TM III, bersalin, bayi baru lahir, nifas, dan KB.

B. Tujuan penyusunan KTI a. Tujuan umum

Mahasiswa mampu melakukan pengkajian dengan mengumpulkan data subjektif dan data objektif pasien pada kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas, dan keluarga berencana dan di dokumentasikan menggunakan SOAP

b. Tujuan khusus

(6)

1. Mampu melakukan pengkajian data Subyektif dan Obyektif yang diperlukan untuk melakukan asuhan kebidanan komprehensif pada kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan keluarga berencana dengan menggunakan 7 langkah varney.

2. Mampu melakukan Interpretasi data pada kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan keluarga berencana dengan menggunakan 7 langkah varney.

3. Mampu melakukan perencanaan pada kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas, dan keluarga berencana dengan menggunakan 7 langkah varney.

4. Mampu mengidentifikasi diagnosa atau masalah pada kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas, dan keluarga berencana dengan menggunakan 7 langkah varney.

5. Mampu melakukan implementasi pada kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan keluarga berencana dengan menggunakan 7 langkah varney.

6. Mampu melakukan tindakan evaluasi pada kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas, dan keluarga berencana dengan menggunakan 7 langkah varney.

(7)

C. Ruang lingkup

1. Sasaran :

Sasaran dari studi ini adalah Ny. S dari Trimestrer 3 awal, Bersalin, Bayi Baru Lahir dan Neonatus, Nifas dan Menyusui dan Perencanaan Keluarga Berencana

2. Tempat

Asuhan kebidanan berkelanjutan ini dilaksanakan desa Pliken, Wilayah kerja Puskesmas II Kembaran, Kecamatan Kembaran, Kabupaten Banyumas

3. Waktu :

a) Pembuatan proposal : November 2017- Desesmber 2017 b) Pengambilan kasus : Januari 2018 - April 2018.

Pembuatan KTI : Januari 2018 D. Metode pengumpulan data

1. Data primer

Data primer yaitu data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari sumber datanya, data primer disebut juga sebagai data asli atau data baru yang memiliki sifat up to date, data primer meliputi :

a. Wawancara

(8)

b. Observasi

Yaitu metode pengumpulan data dengan melakukan pengamatan secara langsung kepada klien.

c. Pemeriksaan fisik

Yaitu melakukan pemeriksaan secara langsung kepada klien dengan cara sebagai berikut:

1) Inspeksi adalah metode pemeriksaan fisik dengan cara melihat dan mengingat.

2) Auskultasi adalah pemeriksaan dengan mendengarkan suara dalam tubuh manusia menggunakan alat medis.

3) Palpasi adalah pemeriksaan dengan perabaan.

4) Perkusi adalah pemeriksaan dengan cara mengetuk permukaan badan untuk mengetahui organ organ di dalam tubuh

2. Data sekunder

Data sekunder yaitu data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua), data sekunder meliputi :

a. Dokumentasi Yaitu catatan rekam medis yang berhubungan dengan pasien. Contohnya status pasien, buku KIA, kohort. b. Studi literature Yaitu metode pengumpulan data melalui

(9)

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan merupakan sesuatu yang dibutuhkan untuk memberikan gambaran dan tujuan dari asuhan kebidanan untuk mudah dicapai dan masalah dapat dirumuskan dengan baik, maka perlu penyusunaan yang baik.

BAB I PENDAHULUAN

Menguraikan latar belakang, tujuan penyusunan KTI yang meliputi tujuan umum, tujuan khusus, pembatasan kasus, metode pengumpulan data dan sistematika penulisaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Tinjauan Medis

Menguraikan tentang definisi, etiologi, faktor predisposisi, fisiologi / patofisiologi, tanda dan gejala, pemeriksaan penunjang, dan penatalaksanaan medis.

2. Tinjauan Asuhan Kebidanan

Memuat tentang manajemen Kebidanan dengan menggunakan kerangka berfikir Varney’s. Sesuai dengan standar Asuhan

Kebidanan berdasarkan Pemenkes No.938/Menkes/SK/VIII.2007:

a. Pengkajian

(10)

d. Implementasi e. Evaluasi

f. Pencatatan asuhan kebidanan 3. Aspek hukum

Berisi landasan hukumbaik undang-undang maupun kepmenkes dan standar pelayanan kebidanan yang mengatur tugas pokok dan kompetensi didan serta wewenang bidan sesuai dengan kasus yang diambil.

BAB III TINJAUAN KASUS

Memuat dokumentasi asuhan kebidanan yang telah di laksanakan. Asuhan atau manajemen kebidanan di sampaikan dengan runtutan yang sesuai dengan tinjauan teori yaitu mulai dari pengkajian hingga evaluasi

1. Subyektif ; Mencatat hasil anamnesa 2. Obyektif ; Mencatat hasil pemeriksaan

3. Analisa ; Mencatat diagnose dan masalah kebidanan 4. Planning ; Penatalaksanaan, mencatat seluruh

(11)

BAB IV PEMBAHASAN

Berisi bandingan antara teori dengan kenyataan pada kasus yang di sajikan sesuai dengan langkah-langkah manajemen kebidanan (pengkajian diagnose/ masalah termasuk diagnose potensial ,tindakan dan evaluasi

1. Subyektif sampai analisa ( bila ada) pembahasan di fokuskan pada kesenjangan di sertai dengan dasar rasionalnya alas an mengapa perbedaan terjadi .Bila tidak ada kesenjangan, maka ungkapan data-data yang mendukung penegakan diagnose tersebut

2. Khusus untuk planning, pembahasan berfokus pada rasional setiap tindakan yang di lakukan .Jadi pembahasannya berfokus pada tindakan baik itu senjang atau tidak. Bila ada tndakan yang sudah di rencanakan tapi tidak sesuai teori maka dapat diuraikan disini tindaknnya serta alasan mengapa tidak dilaksanakan .

(12)

BAB V PENUTUP

1. Simpulan merupakan sentesa dari hasil pembahsan yang dapat menjawab permasalahan dan tujuan penyusunan KTI

Referensi

Dokumen terkait

Setelah melihat uraian di atas peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian mengenai verba tazuneru, houmonsuru, mairu, dan ukagau yang memiliki arti sama (mirip),

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, serta memberikan kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

Skripsi yang berjudul: “ Collaborative Governance dalam Program Generasi Berencana di Kabupaten Karanganyar” adalah karya saya sendiri dan bebas dari plagiat, serta tidak

PENGARUH JENIS KEMASAN TERHADAP KARAKTERISTIK KIMIAWI DAN PERTUMBUHAN MIKROORGANISME PADA ABON SAPI DENGAN SUBSTITUSI PARSIAL SERAT PANGAN NANAS ( Ananas comosus Merr.)

Semakin cepat perputaran modal kerja perusahaan, maka kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba melalui penjualan akan meningkat karena modal yang digunakan untuk menghasilkan

Prema Eumelovu Spjevu o Korintu (Koptv8taKa), u kome se već Ejet u Korintu udomaćio, sklonila je Medeja svoju od smrtnika rođenu djecu u Herin hram u uzaludnoj nadi da

Manfaat penyusunan Masterplan Pembangunan Desa Mandiri (MPDM), adalah sebagai pedoman atau landasan bagi masyarakat, swasta, dan pemerintah dalam rangka pembangunan desa

Analisis pertama dilakukan untuk mengetahui tingkat motivasi karyawan bagian operasional, analisis kedua dilakukan untuk mengetahui tingkat kemampuan kerja karyawan Bagian