• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kemandirian - UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIANDAN PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS IV PADA POKOK BAHASAN GAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARANBERBASIS MASALAH DI SD NEGERI 1 KALIMANAH WETAN - repository perpustakaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kemandirian - UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIANDAN PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS IV PADA POKOK BAHASAN GAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARANBERBASIS MASALAH DI SD NEGERI 1 KALIMANAH WETAN - repository perpustakaan"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori 1. Kemandirian

Menurut Steinberg (dalam Nurhayati, 2011:130) kata mandiri diambil dari dua istilah, yaitu autonomy dan independence.Independence secara umum menunjuk pada kemampuan individu melakukan aktivitas hidup, tanpa menggantungkan bantuan orang lain. Autonomy yaitu kemampuan untuk memerintah sendiri, mengurus sendiri, atau mengatur kepentingan sendiri.Menurut Cole (1994:403) “independence in learning implies that students themselves take control over their own cognitive

efforts, and that to large extent they manage their cognitive skills,

abilities and motivation”, yang dapat disimpulkan bahwa siswa yang

mandiri dalam proses pembelajarannya adalah siswa yang dapat mengontrol usaha kognitif mereka dan untuk suatu hal yang lebih luas mereka dapat mengatur kemampuan kognitif, kompetensi, dan motivasi mereka.

(2)

diri individu untuk mengambil keputusan dan menerima tanggung jawab atas konsekuensi.

Menurut Desmita (2011:185-186) kemandirian mengandung pengertian:

a. Suatu kondisi seseorang yang memiliki hasrat bersaing untuk maju demi kebaikan dirinya.

b. Mampu mengambil keputusan dan inisiatif untuk mengatasi masalah yang dihadapi.

c. Memiliki kepercayaan diri dan melaksanakan tugas-tugasnya. d. Bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya.

Mandiri menurut Wibowo (2012:43) adalah sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas. Perincian indikator kemandirian terdapat pada tabel 2.1 menurut Desmita (2011:185-186) yang kemudian dijabarkan atau lebih dirinci lagi untuk selanjutnya dibuat alat ukur atau angket.

Tabel 2.1 Indikator Keberhasilan Karakter Kemandirian

No Nilai Indikator

1. Kemandirian  Percaya diri.

 Tidak menyandarkan diri pada orang lain.  Mau berbuat sendiri.

 Bertanggung jawab terhadap segala sesuatu yang dilakukannya.

 Ingin berprestasi tinggi

 Menggunakan pertimbangan rasional dalam memberikan penilaian, mengambil keputusan, dan memecahkan masalah.  Selalu mempunyai gagasan baru  Tidak terpengaruh lingkungan.

(3)

2. Prestasi Belajar

Prestasi menurut Arifin (2011:12-13) merupakan suatu masalah yang bersifat perenial dalam sejarah kehidupan manusia, karena sepanjang rentang kehidupannya manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing. Prestasi belajar (achievement) semakin terasa penting untuk dibahas, karena mempunyai

beberapa fungsi utama, antara lain:

a. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai peserta didik.

b. Prestasi belajar sebagai lambing pemuasan hasrat ingin tahu. Para ahli psikologi biasanya menyebut hal ini sebagai tendensi keingintahuan (couriosity) dan merupakan kebutuhan umum manusia.

c. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan. Asumsinya adalah prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi peserta didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan berperan sebagai umpan balik (feedback) dalam meningkatkan mutu pendidikan.

(4)

dalam arti bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat kesuksesan peserta didik di masyarakat. Asumsinya adalah kurikulum yang digunakan relevan pula dengan kebutuhan masyarakat.

e. Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap (kecerdasan) peserta didik. Dalam proses pembelajaran, peserta didik menjadi fokus utama yang harus diperhatikan, karena peserta didiklah yang diharapkan dapat menyerap seluruh materi pelajaran.

Menurut Hamdani (2011:137) prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun kelompok. Prestasi tidak akan pernah dihasilkan selama seseorang tidak melakukan kegiatan. Prestasi menurut Sudijono (2009:434) dipergunakan sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam penentuan nilai akhir, sebab prestasi atau pencapaian peserta didik yang dilambangkan dengan nilai-nilai hasil belajar pada dasarnya mencerminkan sampai sejauh mana tingkat keberhasilan yang telah dicapai oleh peserta didik dalam pencapaian tujuan pendidikan yang telah ditentukan bagi masing-masing mata pelajaran atau bidang studi.

(5)

siswa berupa keadaan alam, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, manusia atau bahan-bahan yang dijadikan bahan belajar.Tindakan belajar tentang suatu hal tersebut tampak sebagai perilaku belajar yang tampak dari luar.

Belajar menurut Sudjana (2010:28) adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya, sikap, tingkah lakunya, keterampilannya, kecakapan, kemampuannya, daya rekreasinya, daya penerimaannya, dan lain-lain aspek yang ada pada individu.Belajar menurut Jihad (2008:1) adalah kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan, hal ini berarti keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan sangat tergantung pada keberhasilan proses belajar siswa di sekolah dan lingkungan sekitarnya. Belajar menurut Slameto (2010:2) adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

(6)

dalam kemungkinan atau peluang terjadinya respons.Seorang anak belajar sungguh-sungguh dengan demikian pada waktu ulangan siswa tersebut dapat menjawab semua soal dengan benar. Atas hasil belajarnya yang baik itu dia mendapatkan nilai yang baik, karena mendapat nilai yang baik ini, maka anak akan belajar lebih giat lagi. Nilai tersebut dapat merupakan operant conditioning atau penguatan (reinforcement).

Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami mengenai kata prestasi dan belajar.Prestasi pada dasarnya adalah hasil yang diperoleh dari suatu aktivitas. Belajar pada dasarnya adalah suatu proses yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu, yaitu perubahan tingkah laku. Jadi, prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar.

3. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) a. Pengertian IPA

(7)

konsep. Tujuan dari pembelajaran IPA diharapkan dapat memberikan antara lain sebagai berikut:

1) Kesadaran akan keindahan dan keteraturan alam untuk meningkatkan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 2) Pengetahuan, yaitu pengetahuan tentang dasar dari prinsip dan

konsep, fakta yang ada di alam, hubungan saling ketergantungan, dan hubungan antara sains dan teknologi. 3) Keterampilan dan kemampuan untuk menangani peralatan,

memecahkan masalah dan melakukan observasi.

4) Sikap ilmiah, antara lain skeptis, kritis, sensitif, obyektif, jujur, terbuka, benar, dan dapat bekerja sama.

5) Kebiasaan mengembangkan kemampuan berfikir analitis induktif dan deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip sains untuk menjelaskan berbagai peristiwa alam.

6) Apresiatif terhadap sains dengan menikmati dan menyadari keindahan keteratutan perilaku alam serta penerapannya dalam teknologi.

(8)

selama ini hanya menghafal fakta, prinsip, dan teori saja, sehingga perlu dikembangkan suatu model pembelajaran IPA yang melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran untuk menemukan atau menerapkan sendiri ide-idenya.

Menurut Depdiknas (2006:145) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang brupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.

Menurut Sulistyorini (2007:9-11) hakikat IPA dapat dipandang dari tiga dimensi yaitu:

1) IPA Sebagai Produk

(9)

lengkap dan sistematis dalam bentuk buku teks.Buku teks IPA merupakan body of knowledge dari IPA. Buku teks memang penting, tetapi ada sisi lain IPA yang tidak kalah pentingnya yaitu dimensi proses, maksudnya proses mendapatkan ilmu itu sendiri. Seorang guru dituntut untuk dapat mengajak anak didiknya memanfaatkan alam sekitar sebagai sumber belajar dalam pembelajaran IPA. Alam sekitar merupakan sumber belajar yang otentik dan tidak akan habis digunakan.

2) IPA Sebagai Proses

IPA sebagai proses maksudnya adalah proses mendapatkan IPA itu sendiri. Kita mengetahui bahwa IPA disusun dan diperoleh melalui metode ilmiah. Jadi yang dimaksud proses IPA tidak lain adalah metode ilmiah. Metode ilmiah dikembangkan secara bertahap dan berkesinambungan untuk anak SD, dengan harapan bahwa pada akhirnya akan terbentuk paduan yang lebih utuh sehingga anak SD dapat melakukan penelitian sederhana.

3) IPA Sebagai Pemupukan Sikap

(10)

mendapatkan sesuatu yang baru, sikap kerja sama, sikap tidak putus asa, sikap tidak berprasangka, sikap mawas diri, sikap bertanggung jawab, sikap berpikir bebas, dan sikap kedisiplinan diri.

Sikap ilmiah ini bisa dikembangkan ketika siswa melakukan diskusi, percobaan, simulasi, atau kegiatan di lapangan.Sikap ingin tahu sebagai bagian dari sikap ilmiah adalah suatu sikap yang selalu ingin mendapatkan jawaban benar dari obyek yang diamati. Anak usia SD/MI mengungkapkan rasa ingin tahunya dengan jalan bertanya kepada gurunya, temannya, atau kepada diri sendiri. Kerja sama dimaksudkan untuk memperoleh pengetahuan lebih banyak. Anak didik akan belajar bersikap kooperatif, dan menyadari bahwa pengetahuan yang dimiliki orang lain mungkin lebih banyak atau lebih sempurna daripada yang dimilikinya melalui kerja sama.

b. Materi Gaya

Berdasarkan KTSP 2007 materi yang akan dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu:

SK : 7. Memahami gaya dapat mengubah gerak dan/atau bentuk suatu benda.

(11)

1). Bentuk Gaya

Menurut Wahyono dan Nurachmandani (2008:89) gaya sering diartikan sebagai dorongan atau tarikan di dalam ilmu pengetahuan. Bila kita menarik atau mendorong suatu benda, maka berarti kita memberikan gaya pada benda tersebut. Tenaga sangat diperlukan sekali dalam melakukan gaya. Gaya tidak dapat dilihat, tetapi pengaruhnya dapat dirasakan.Contoh tarikan adalah gerakan menarik gerobag, menarik pintu, menarik tali timba, dan menarik benang layang-layang.Contoh dorongan adalah gerakan mendorong meja, menutup pintu, menekan tombol, menginjak pedal sepeda, dan menendang bola.Gaya ada yang kuat dan ada pula yang lemah. Semakin besar gaya dilakukan, maka semakin besar pula tenaga yang diperlukan. Besar gaya dapat diukur dengan alat yang disebut dinamometer. Satuan gaya dinyatakan dalam Newton (N).

2). Gaya dapat Mengubah Gerak Benda

(12)

a). Pengaruh Gaya Terhadap Benda Diam

Pengaruh gaya terhadap benda diam dapat kita rasakan ketika kita naik delman. Kita akan merasakan bahwa delman menjadi bergerak. Delman yang diam akan bergerak jika ditarik. Tarikan tersebut merupakan bentuk gaya. Gaya dapat membuat benda diam menjadi bergerak dan dapat mengubah posisi benda.

b). Pengaruh Gaya Terhadap Benda Bergerak

Pengaruh gaya terhadap benda bergerak dapat kita rasakan ketika delman berjalan lambat. Ketika ada bantuan dorongan, delman berjalan cepat kembali. Delman yang lambat menjadi cepat karena ada tambahan gaya. Gaya yang diberikan orang desa ketika mendorong delman dapat membuat delman makin cepat.

3). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Gerak Benda a). Gravitasi Bumi

Gravitasi menyebabkan benda dapat bergerak jatuh ke bawah. Apabila kita melempar bola ke atas maka bola tersebut akan kembali ke bawah karena adanya gravitasi bumi.

b). Dorongan atau Tarikan

(13)

tali yang ada di sumur tidak dapat bergerak ke atas apabila tidak ditarik. Begitu pula mobil yang mogok akan bergerak apabila ada orang yang mendorongnya. Hal ini menunjukkan bahwa tarikan dan dorongan mempengaruhi gerak benda.

c). Angin

Udara yang bergerak disebut angin.Angin dapat digunakan untuk menggerakkan benda, misalnya layang-layang.Layang-layang dapat terbang jika ada angin yang bertiup.Layang-layang terbang mengikuti arah angin.Tentunya sekarang kalian sudah mengerti bahwa angin dapat mempengaruhi gerakan suatu benda.

4). Faktor yang Mempengaruhi Gerak Benda di Air

Menurut Abitur (2004:69) ada tiga posisi benda di dalam air, yaitu terapung, melayang, dan tenggelam.

a). Terapung

(14)

permukaan. Hal ini terjadi karena berat kayu lebih kecil daripada gaya tekan air.

b). Melayang

Benda yang melayang di dalam air merupakan benda yang tidak tenggelam dan tidak pula terapung. Benda dapat melayang karena berat benda sama dengan gaya tekan air. Gabus yang ditusuk paku akan melayang di dalam air. Gabus akan tenggelam, jika terlalu banyak paku yang ditusukkan.

c). Tenggelam

Benda dikatakan tenggelam di dalam air, jika benda tersebut berada di dasar permukaan air. Benda dapat tenggelam karena berat benda lebih besar daripada gaya tekan air. Kerikil, besi, dan kelereng merupakan benda yang tenggelam. Jadi, berat benda dan gaya tekan air mempengaruhi gerak benda di dalam air.

4. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) a. Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Masalah

(15)

Menurut Tan (dalam Rusman, 2011:229) Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan inovasi dalam pembelajaran karena dalam PBM kemampuan berpikir siswa betul-betul dioptimalisasikan melalui proses kerja kelompok atau tim yang sistematis, sehingga siswa dapat memberdayakan, mengasah, menguji, dan mengembangkan kemampuan berpikirnya secara berkesinambungan.

b. Kelebihan dan Kekurangan

Menurut Jauhar (2011:86) kelebihan dan kekurangan model Pembelajaran Berbasis Masalah adalah sebagai berikut:

Kelebihan:

1) Siswa dilibatkan pada kegiatan belajar sehingga pengetahuannya benar-benar diserap dengan baik.

2) Dilatih untuk bekerja sama dengan siswa lain. 3) Dapat memperoleh dari barbagai sumber. Kekurangan:

1) Tujuan dari model pembelajaran ini tidak dapat tercapai untuk siswa yang malas.

2) Tidak semua mata pelajaran dapat diterapkan dengan model pembelajaran ini.

3) Membutuhkan banyak waktu.

c. Langkah-langkah Model Pembelajaran Berbasis Masalah

(16)

1) Orientasi siswa kepada masalah: guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang diperlukan, dan memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah. 2) Mengorganisasikan siswa untuk belajar: guru membantu siswa

mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.

3) Membimbing pengalaman individual maupun kelompok: guru membimbing siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.

4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya: guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, dan membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya.

5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah: guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.

B. Hasil Penelitian Relevan

(17)

1. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Efendi(2012)dengan judul Peningkatan Kualitas Pembelajaran Matematika Melalui Model ProblemBased Learning Dengan Media Kartu Soal di SD Negeri 1 Tambakaji. Pembelajaran dengan model Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat dari kenaikan nilai rata-rata siklus I yang mencapai 64,31 meningkat menjadi 74,73 pada siklus II. 2. Berdasarkan penelitian eksperimen yang dilakukan oleh Fachrurazi

(2011) dengan judul Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar di SD Negeri 1 Bireuen dapat disimpulkan bahwa siswa pada kelas pembelajaran berbasis masalah mengalami peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kemampuan komunikasi matematis yang lebih tinggi daripada siswa pada kelas konvensional.

C. Kerangka Berpikir

(18)

koneksi) dalam memecahkan masalah adalah Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM). Skema kerangka berpikir dalam bentuk diagram dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut:

Gambar 2.1 Skema kerangka berpikir

D. Hipotesis Tindakan

1. Berdasarkan uraian landasan teori dan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis tindakan adalah dengan melalui model Pembelajaran Berbasis Masalah dalam pembelajaran IPA pokok bahasan gaya dapat meningkatkan kemandirian siswa kelas IV SD Negeri 1 Kalimanah Kondisi awal

Tindakan

Kondisi Akhir

PBM

Kemandirian dan Prestasi siswa rendah

Siklus I Pembelajaran menggunakan model

PBM

Siklus II Pembelajaran menggunakan model

PBM

Kemandirian dan prestasi siswa

(19)

Gambar

Tabel 2.1 Indikator Keberhasilan Karakter Kemandirian
Gambar  2.1 Skema kerangka berpikir

Referensi

Dokumen terkait

PENGARUH KEPERCAYAAN MEREK DAN CITRA MEREK TERHADAP NIAT BELI SEPATU NIKE DI SURABAYA.. Disusun

Hasil penelitian ini mengevaluasi faktor-faktor yang mempengaruhi niat konsumen malaysia untuk menggunakan layanan Mobile Banking dan penelitian ini menemukan bahwa

Hal ini menujukkan bahwa sebuah Kepercayaan konsumen terhadap merek Lifebuoy sabun mandi antiseptik dapat timbul dari adanya Identitas Merek yang dimiliki Lifebuoy

Cabe jawa atau cabe jamu (Piper retrofractum Vahl.) merupakan tanaman penghasil rempah dan fito - farmaka yang penting baik ditinjau dari pemenuhan kebutuhan bumbu dan

Bagi Pak Suwarji yang seorang Bekel (kepala dusun), hal yang sama kurang lebih juga terjadi. Hadirnya televisi di dalam rumahnya selain menegaskan posisinya sebagai

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Alloh SWT yang telah melimpahkan segala rahmat, nikmat dan hidayah-Nya sehingga penuli dapat menyelesaikan penyusuana skripsi yang

Judul Penelitian ini adalah “ Hubungan Perkembangan Wilayah Perkotaan dengan Kebutuhan Infrastruktur di Kabupaten Cianjur.” Kesalahan penafsiran judul dapat menimbulkan

[r]