• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI PENGUKURAN SATUAN WAKTU PANJANG DAN BERAT MELALUI METODE PROBLEM SOLVING DI KELAS IV SD N 03 SIKASUR - repository perpustakaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI PENGUKURAN SATUAN WAKTU PANJANG DAN BERAT MELALUI METODE PROBLEM SOLVING DI KELAS IV SD N 03 SIKASUR - repository perpustakaan"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

1. Pendidikan Karakter

a. Pengertian Pendidikan Karakter

Secara etimologi, istilah karakter berasal dari bahasa latin character, yang berarti watak, tabiat, sifat-sifat kejiwaan, budi pekerti, kepribadian dan akhlak. Karakter diartikan sebagai sifat manusia pada umumnya yang bergantung pada faktor kehidupannya sendiri. Karakter adalah sifat kejiwaan, akhlak, atau budi pekerti yang menjadi ciri khas seorang guru atau sekelompok orang (Fitri, 2012: 20).

Menurut Aunillah (2011: 18), pendidikan karakter adalah sebuah sistem yang menamakan nilai-nilai karakter pada peserta didik, yang mengandung komponen pengetahuan, kesadaran individu, tekad, serta adanya kemauan dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, maupun bangsa, sehingga akan terwujudinsan kamil.

(2)

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter merupakan konsep dasar penanaman nilai-nilai sikap, watak, maupun sifat seseorang baik budi pekerti, akhlak, kejiwaan yang menjadi ciri khas seseorang. Pendidikan karakter juga mengandung komponen pengetahuan, kesadaran seseorang untuk menjalankan nilai-nilai, baik kepada Tuhan, diri sendiri maupun kepada sesama manusia.

b. Langkah-Langkah Pendidikan Karakter

Menurut Fitri (2012: 52), terdapat lima langkah yang bisa ditempuh untuk pendidikan karakter, yaitu:

1) Merancang dan merumuskan karakter yang ingin dibelajarkan pada siswa.

2) Menyiapkan sumber daya dan lingkungan yang dapat mendukung program pendidikan karakter melalui integrasi mata pelajaran dengan indikator karakter yang dibelajarkan, pengelolaan suasana kelas berkarakter, dan menyiapkan lingkungan sekolah yang sesuai dengan karakter yang ingin dibelajarkan di sekolah.

3) Meminta komitmen bersama (kepala sekolah, guru, karyawan, dan wali murid) untuk bersama-sama ikut melaksanakan program pendidikan karakter serta mengawasinya.

4) Melaksanakan pendidikan karakter secara kontinu dan konsisten. 5) Melakukan evaluasi terhadap program yang sudah dan sedang

(3)

c. Tujuan Pendidikan Karakter

Menurut Kemendiknas dalam Fitri (2012: 24), tujuan pendidikan karakter antara lain:

1) Mengembangkan potensi kalbu/ nurani/ afektif peserta didik sebagai manusia dan warga negara memiliki nilai-nilai budaya dan karakter bangsa.

2) Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang religius

3) Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik sebagai generasi penerus bangsa

4) Mengembangkan kemampuan peserta didik untuk menjadi manusia yang mandiri, kreatif, dan berwawasan kebangsaan

5) Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang aman, jujur, penuh kretivitas dan persahabatan, serta dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh kekuatan(dignity). d. Prinsip Pengembangan Pendidikan Karakter

Untuk mengembangkan pendidikan karakter, menurut Sasminanto (2012: 6), perlu dipahami prinsip-prinsip dasarnya sebagai berikut: 1) Mempromosikan nilai-nilai dasar etika sebagai basis karakter

(4)

3) Menggunakan pendekatan yang tajam, proaktif dan efektif untuk membangun karakter

4) Menciptakan komunitas sekolah yang memiliki kepedulian

5) Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukan perilaku yang baik

6) Memiliki cakupan terhadap kurikulum yang bermakna dan menantang dan menghargai semua peserta didik, membangun karakter mereka, dan membantu mereka untuk sukses

7) Mengusahakan tumbuhnya motivasi diri pada peserta didik

8) Memfungsikan seluruh staf sekolah sebagai komunitas moral yang berbagi tanggung jawab untuk pendidikan karakter dan setia pada nilai dasar yang sama

9) Adanya pembagian kepemimpinan moral dan dukungan luas dalam membangun inisiatif pendidikan karakter

10) Memfungsikan keluarga dan anggota masyarakat sebagai mitra dalam usaha membangun karakter

11) Mengevaluasi karakter sekolah, fungsi staf sekolah sebagai guru-guru karakter, dan manifestasi karakter positif dalam kehidupan peserta didik.

2. Kreativitas

a. Pengertian Kreativitas

(5)

seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, berupa gagasan maupun karya nyata, dalam bentuk ciri-ciri aptitude maupun non aptitude, dalam karya baru maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada.

Kreativitas merupakan bidang kajian yang kompleks, yang menimbulkan berbagai perbedaan. Menurut istilah kreativitas diartikan imajinasi, keaslian dan beda pendapat, pendapat baru, ilham, petualangan, penjelajahan, dan penganugerahan. Secara proses pengembangan potensial, kreativitas dimaksud sebagai proses menjadi peka terhadap masalah-masalah, kekurangan-kekurangan, kesenjangan dalam unsur pengetahuan yang hilang, keharmonisan dan selanjutnya membuat pemecahan masalah atau merumuskan hipotesis-hipotesis tentang kekurangan-kekurangan itu akhirnya mengkomunikasikan hasilnya.

(6)

Menurut Slameto (2010:138) kreativitas adalah hasil belajar dalam kecakapan kognitif, sehingga untuk menjadi kreatif dapat dipelajari melalui proses belajar mengajar. Menurut Munandar (2009: 25) kreativitas sebagai kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, sebagai kemampuan untuk memberi gagasan–gagasan baru yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah, atau sebagai kemampuan untuk melihat hubungan–hubungan baru antara unsur–unsur yang sudah ada sebelumnya. Kreativitas seseorang dapat dilihat dari tingkah laku atau kegiatannya yang kreatif.

b. Karakteristik Kreativitas Belajar

Munandar (2009: 192) mengemukakan bahwa karakteristik berpikir kreatif dapat dilihat melalui:

1) Berpikir lancar (fluency), yang menyebabkan seseorang mampu mencetuskan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian masalah atau pertanyaan. Dalam menghadapi masalah, orang kreatif mampu memberikan banyak cara atau saran untuk pemecahan masalah.

2) Berpikir luwes (flexibility), dimana orang kreatif menghasilkan gagasan, jawaban atau pertanyaan yang bervariasi karena dia mampu melihat masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda.

(7)

mampu menemukan kombinasi-kombinasi yang tidak biasa dari unsur-unsur yang biasa.

4) Berpikir terperinci (elaborasi), Ketrampilan mengelaborasi, yang meliputi kemampuan memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan atau produk.

c. Ciri-Ciri Kreativitas Belajar

Menurut Munandar (2009: 71) ciri-ciri kepribadian yang kreatif yaitu:

1) Rasa ingin tahu yang luas dan mendalam, 2) Sering mengajukan pertanyaan yang baik,

3) Memberikan banyak gagasan atau usulan terhadap suatu masalah, 4) Bebas dalam menyampaikan pendapat,

5) Mempunyai rasa keindahan yang dalam, 6) Menonjol dalam salah satu bidang seni,

7) Mampu melihat suatu masalah dari berbagai segi/sudut pandang, 8) Mempunyai rasa humor yang luas,

9) Mempunyai daya imajinasi,

(8)

Fungsi pendidikan adalah membentuk manusia agar memiliki karakter kreatif. Apabila pendidikan bertujuan membentuk karakter kreatif, tentunya setiap peserta didik dengan segala potensinya dapat dilatih untuk menggagas ide-ide kreatif berdasarkan pengalaman hidupnya. Kreativitas atau perbuatan kreatif banyak berhubungan dengan inteligensi. Seorang yang kreatif pada umumnya memiliki inteligensi yang cukup tinggi.

Pembelajaran kreatif merupakan proses pembelajaran yang mengharuskan guru untuk dapat memotivasi dan memunculkan kreativitas peserta didik selama pembelajaran berlangsung, dengan menggunakan beberapa metode dan strategi yang bervariasi, misalnya kerja kelompok, bermain peran, dan pemecahan masalah. Berfikir kreatif selalu dimulai sebelumnya tidak ada atau memperbaiki sesuatu. Siswa dikatakan kreatif apabila mampu melakukan sesuatu yang menghasilkan sebuah kegiatan baru yang diperoleh dari hasil berfikir kreatif dengan mewujudkannya dalam bentuk sebuah hasil karya baru.

(9)

Menurut Suryosubroto (2009: 125) karakteristik penting dari setiap pendekatan tersebut diintegrasikan sehingga menghasilkan satu model yang memungkinkan siswa mengembangkan kreativitas untuk menghasilkan produk yang bersumber dari pemahaman mereka terhadap konsep yang sedang dikaji. Beberapa karakteristik tersebut adalah sebagai berikut:

a) Keterlibatan siswa secara intelektual dan emosional dalam pembelajaran. Keterlibatan ini difasilitasi melalui pemberian kesempatan kepada siswa untuk melakukan eksplorasi dari konsep bidang ilmu yang sedang dikaji serta menafsirkan hasil eksplorasi tersebut. Siswa diberi kebebasan untuk menjelajahi berbagai sumber yang relevan dengan topik/ konsep/ masalah yang sedang dikaji. Eksplorasi ini akan meningkatkan siswa melakukan interaksi dengan lingkungan dan pengalamannya sendiri, sebagai multi media untuk mengontruksi pengetahuan.

(10)

masalah yang sama untuk mempertahankan sudut pandangnya dengan menggunakan argumentasi yang relevan.

c) Siswa diberi kesempatan untuk bertanggung jawab menyelesaikan tugas bersama. Kesempatan ini diberikan melalui kegiatan eksplorasi, dan rekreasi. Di samping itu, siswa juga mendapat kesempatan untuk membantu temannya dalam menyelesaikan satu tugas. Kebersamaan, baik dalam eksplorasi, interpretas, serta rekrasi dan pemanjangan hasil merupakan arena interaksi yang memperkaya pengalaman.

Pada dasarnya untuk mempelajari kreatif, seseorang harus bekerja keras, berdedikasi tinggi, antusisas, serta percaya diri. Dalam konteks menciptakan susasana kelas yang memungkinkan siswa dan guru merasa bebas mengkaji dan mengeksplorasi topik-topik kurikulum.

3. Prestasi

a. Pengertian Prestasi

Menurut Arifin (2012:12), kata “prestasi” berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie. Kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti “hasil usaha”. Istilah “prestasi belajar” (achievement) berbeda dengan “hasil belajar” (learning outcome). Prestasi belajar pada umumnya berkenaan dengan aspek pengetahuan, sedangkan hasil belajar meliputi aspek pembentukan watak peserta didik. Prestasi belajar memiliki beberapa fungsi utama, antara lain:

(11)

2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. 3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan. 4) Prestasi belajar sebegai indikator intern dan ekstern dari institusi

pendidikan.

5) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap (kecerdasan) peserta didik.

Sutarno (1985:14) mendefinisikan prestasi sebagai kemampuan nyata yang dapat dicapai individu setelah mengikuti kegiatan belajar yang prosesnya diukur dengan menggunakan tes.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil dari usaha yang telah dicapai dalam kegiatan belajar yang berupa perubahan tingkah laku (pengetahuan, sikap, dan ketrampilan) yang dapat diukur dengan menggunakan alat ukur atau penilaian. Atau dapat berarti Prestasi Belajar adalah hasil yang dicapai dalam mempelajari mata pelajaran yang dapat diukur dengan alat penilaian dan hasilnya dapat diwujudkan dalam bentuk angka.

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi

(12)

2) Faktor intern dikelompokkan menjadi tiga faktor, yaitu: 1). faktor jasmaniah yang terdiri dari faktor kesehatan dan cacat tubuh; 2). faktor psikologis yang terdiri dari intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan; 3). faktor kelelahan

3) Sedangkan faktor ekstern dikelompokkan menjadi tiga faktor, yaitu: 1). faktor keluarga yang terdiri dari cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan; 2). faktor sekolah yang terdiri dari metode mengajar, kurikulum, relasi guru dan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah; 3). faktor masyarakat yang terdiri dari kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.

4) Dari faktor-faktor belajar yang telah disebutkan dapat disimpulkan bahwa terdapat dua faktor yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan belajar siswa, yaitu: faktor intern (ada di dalam diri siswa) dan faktor ekstern (ada di luar diri siswa).

5) Prinsip-Prinsip Pengukuran Prestasi Belajar

4. Belajar

a. Pengertian Belajar

(13)

guru dengan anak didik. Interaksi yang bernilai edukatif dikerenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan, dirahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengtajaran dilakukan.

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2010: 2).

Menurut Marquis dalam Sagala (2010: 13), belajar merupakan proses mencari ilmu yang terjadi pada diri seseorang melalui latihan, pembelajaran, dan sebagainya sehingga terjadi perubahan dalam diri. Perubahan yang menyebabkan adanya perbedaan tingkah laku dalam pendidikan karena telah memiliki pengalaman dan berlatih dari pengalamanan tersebut. Sehingga akibat dari belajar adalah perubahan dari diri manusia untuk makin bertambah baik. Sejalan dengan pendapat dari Benjamin Bloom dalam Sagala (2010: 34), bahwa belajar adalah perubahan kualitas kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik untuk meningkatkan taraf hidupnya sebagai pribadi, sebagai masyarakat, maupun sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.

(14)

b. Tujuan Belajar

Dalam Taksonomi Bloom yang menjelaskan tentang kualitas hasil pendidikan. Jadi tujuan pendidikan adalah perubahan kualitas kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Peningkatan ini tidak hanya sekedar meningkatkan belaka, tetapi peningkatan yang hasilnya dapat dipergunakan meningkatkan taraf hidupnya sebagai pribadi, pekerja, professional, warga masyarakat, warga negara, dan sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa (Sagala, 2010: 34).

Menurut Hardini (2012:5) tujuan belajar adalah sebagai berikut: 1) Untuk mendapatkan pengetahuan

2) Penanaman konsep dan keterampilan 3) Pembentukkan sikap.

5. Matematika

a. Pengertian Matematika

(15)

Menurut Ruseffendi di dalam Suwangsih-Tiurlina (2006:3), mengemukakan Matematika berasal dari perkataan Latin Mathematika yang mulanya diambil dari perkataan Yunani Mathematike yang berarti mempelajari. Perkataan itu mempunyai asal kata Mathema yang berarti pengetahuan atau ilmu (knowledge, science). Kata Mathematike berhubungan dengan kata lainnya yang sama, yaitu Mathein atau Mathenein yang artinya belajar (berpikir). Jadi, berdasarkan asal kata, maka perkataan Matematika berarti ilmu pengetahuan yang didapat dengan berpikir (bernalar). Matematika lebih menekankan kegiatan dalam dunia rasio (penalaran), bukan menekankan dari hasil eksperimen atau hasil observasi Matematika terbentuk karena pikiran-pikiran manusia, yang berhubungan dengan idea, proses, dan penalaran.

Ruseffendi (1996: 81), menjelaskan Matematika adalah suatu cara manusia berfikir. Pencarian kebenaran dalam Matematika disajikan sebagai suatu cara manusia berfikir, sehingga keabsahan (validitas) dari pemikiran kebenaran tidak diragukan lagi.

(16)

b. Tujuan Matematika

Tujuan Matematika sekolah, khusus di SD/MI berdasarkan KTSP menurut BSNP (2006) dirumuskan bahwa mata pelajaran Matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: 1) Memahami konsep Matematika, menjelaskan keterkaitan antar

konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah.

2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manifulasi Matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan dalam Matematika.

3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.

4) Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.

5) Memiliki sikap menghargai kegunaan Matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari Matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

Menurut Heruman (2007:2-3), bahwa pemaparan pembelajaran yang ditekankan pada konsep-konsep Matematika adalah sebagai berikut:

(17)

mempelajari konsep tersebut. Kita dapat mengetahui konsep ini dari isi kurikulum, yang dicirikan dengan kata “mengenal”. Pembelajaran penanaman konsep dasar merupakan jembatan yang harus dapat menghubungkan kemampuan kognitif siswa yang kongkret dengan konsep baru Matematika yang abstrak. Dalam kegiatan pembelajaran konsep dasar ini media atau alat peraga diharapkan dapat digunakan untuk membantu kemampuan pola pikir siswa.

2) Pemahaman Konsep, yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman konsep, yang bertujuan agar siswa lebih memahami suatu konsep Matematika. Pemahaman konsep terdiri atats dua pengertian. Pertama, merupakan kelanjutan dari pembelajaran penanaman konsep dalam satu pertemuan. Sedangkan kedua, pembelajaran pemahaman konsep dilakukan pada pertemuan yang berbeda, tetapi masih merupakan lanjutan dari penanaman konsep. Pada pertemuan tersebut, penanaman konsep dianggap sudah disampaikan pada pertemuan sebelumnya, disemester atau kelas sebelumnya.

(18)

pembelajaran pembinaan ketrampilan dilakukan pada pertemuan yang berbeda, tapi masih merupakan lanjutan dari penanaman dan pemahaman konsep. Pada pertemua tersebut, penanaman dan pemahaman konsep dianggap sudah disampaikan pada pertemuan sebelumnya, disemester atau kelas sebelumnya.

c. Materi Pelajaran Matematika

Dalam penelitian ini peneliti mengambil materi pokok tentang pengukuran yang terdiri dari pengukuran satuan waktu, pengukuran satuan panjang dan pengukuran satuan berat. Adapun standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran Matematika kelas IV SD/ MI Semester 1 Tentang Geometri dan Pengukuran

Tabel 2.1SK dan KD Matematika Kelas IV SD/MI Semester 1

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Geometri dan Pengukuran

3. Menggunakan pengukuran sudut, panjang,dan berat dalam pemecahan masalah

3.2 Menentukan hubungan antar satuan waktu, antar satuan panjang, dan antar satuan berat.

3.3 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan satuan waktu, panjang, dan berat.

Sumber : Panduan KTSP

(19)

belajar di kelas guna meningkatkan kreativitas dan prestasi beajar siswa. Salah satunya dengan metodeproblem solving.

6. MetodeProblem Solving

a. Pengertian Metode

Menurut Hardini-Puspitasari (2012: 13) metode merupakan cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. Menurut Djamarah (2010: 72) kedudukan metode sebagai alat motivasi ekstrinsik, sebagai strategi pengajaran, dan sebagai alat untuk mencapai tujuan.

b. Problem Solving

Problem solving Menurut Asyirint (2010:69) adalah metode yang menekankan pada pemahaman, solusi, identifikasi kekeliruan, minimalisasi tulisan-hitungan, mencari alternatif dan menyusun soal pertanyaan. Penggunaan metode pemecahan masalah merupakan kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih siswa menghadapi berbagai masalah, baik itu masalah pribadi atau perorangan maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama.

(20)

pembelajaran dari problem solving adalah investigasi dan penemuan yang pada dasarnya adalah pemecahan masalah.

c. Langkah-Langkah Memecahkan Masalah

Menurut Polya (2004:5) langkah-langkah penyelesaian permasalahan atau soal-soal problem solving terdiri atas 4 langkah, yaitu Understanding the problem, Devising a plan, Carrying out the plan, dan Looking back. Berikut adalah penjelasannya:

1) Understanding the problem (Mengerti permasalahan)

Penyelesaian terhadap suatu masalah tentu tidak akan terjadi jika kita tidak memahami, apa permasalahan yang sedang kita hadapi sebenarnya. karena itu, menurut Polya pada tahap ini siswa diharuskan untuk memahami terlebih dahulu masalah yang sedang dihadapinya, tentu hubungannya berlanjut pada apa sebenarnya yang diminta oleh soal.

2) Devising a plan (Merancang rencana)

(21)

3) Carrying out the plan (Melaksanakan rencana)

Menurut Polya Dengan bertumpu pada langkah-langkah yang telah mereka buat sebelumnya, maka pada tahap ini siswa mulai menyelesaikan masalah/soal yang dihadapinya dengan bantuan langkah-langkah atau cara yang telah mereka persiapkan sebelumnya. 4) Looking back (Melihat kembali)

Dari seluruh proses yang telah dikerjakan siswa, proses paling penting adalah pada tahap melihat kembali (looking back). Mengapa? Karena pada tahap ini, langkah terakhir siswa adalah setelah semua rencana yang telah disusun dilaksanakan dengan baik dan cermat, siswa me-review ulang tahap-tahap yang telah mereka kerjakan. Gunanya adalah untuk mengetahui apakah langkah-langkah yang telah disusun sudah dilaksanakan semua, atau apakah langkah-langkahnya sudah tepat atau belum. Pada tahap inilah memungkinkan siswa memperbaiki proses yang telah ia kerjakan jika terjadi suatu kesalahan.

Menurut Djamarah (2010:92) penggunaan metode ini dengan mengikuti langkah-langkah metode problem solving adalah sebagai berikut:

(22)

2) Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah tersebut. Caranya bisa dengan membaca buku, meneliti bertanya, berdiskusi, dan lain-lain.

3) Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut. Jawaban sementara ini didasarkan pada data yang telah diperoleh pada langkah kedua.

4) Menguji kebenaran jawaban sementara dari masalah tersebut. Dalam langkah ini, siswa harus berusaha memecahkan masalah sehingga betul-betul cocok. Untuk menguji kebenaran jawaban tersebut diperlukan metode-metode lainnya seperti demonstrasi, tugas diskusi, dan lain-lain.

5) Menarik kesimpulan. Artinya, siswa harus sampai pada kesimpulan terakhir tentang jawaban dari masalah tadi.

Menurut Asyirint (2010: 70) Metodeproblem solving mempunyai kelebihan dan kelemahan sebagai berikut:

1) Kelebihan MetodeProblem Solving

a) Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan. b) Berpikir dan bertindak kreatif.

c) Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis. d) Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan. e) Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan.

(23)

g) Dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dunia kerja.

2) Kelemahan MetodeProblem Solving

a) Beberapa pokok bahasan sangat sulit untuk menerapkan metode ini. Seperti terbatasnya alat-alat laboratorium menyulitkan siswa untuk melihat dan mengamati serta akhirnya dapat menyimpulkan kejadian atau konsep tersebut. b) Proses belajar mengajar dengan menggunakan metode ini

sering memerlukan waktu yang cukup banyak dan sering terpaksa mengambil waktu pelajaran lain.

Untuk mengurangi dampak dari kekurangan ini perlu adanya strategi dalam menerapkan metode problem solving. Pemecahan masalah merupakan pengembangan kemampuan berpikir analisis-kritis melalui latihan memecahkan masalah dan didasarkan pada dunia nyata anak. Adapun ciri-ciri dari teknik pemecahan masalah adalah sebagai berikut:

1) Pengajuan pertanyaan atau masalah 2) Berfokus pada keterkaitan antar disiplin 3) Penyelidikan otentik

4) Menghasilkan produk/ karya dan memamerkannya

(24)

1) Tahap pembelajaran: Identifikasi permasalahan

a) Kegiatan Guru : Memberi permasalahan pada siswa b) Kegiatan siswa : Memahami permasalahan

c) Kegiatan guru : Membimbing siswa dalam melakukan identifikasi permasalahan

d) Kegiatan siswa : Melakukan identifikasi terhadap masalah yang dihadapi.

2) Tahap pembelajaran: Resepsentasi/ penyajian

a) Kegiatan Guru : Membantu siswa untuk merumuskan dan memahami masalah secara benar

b) Kegiatan siswa : merumuskan dan pengenaan permasalahan. 3) Tahap pembelajaran: Perencanaan Pemecahan

a) Kegiatan Guru : Membimbing siswa melakukan perencanaan pemecahan masalah.

b) Kegiatan siswa : Melakukan perencanaan pemecahan masalah

4) Tahap Pembelajaran: Menerapkan/ mengimplementasikan perencanaan

a) Kegiatan Guru : Membimbing siswa menerapkan perencanaan yang dibuat

(25)

5) Tahap pembelajaran: Menilai Perencanaan

a) Kegiatan Guru : Membimbing siswa dalam melakukan penilaian terhadap rencana pelaksanaan pemecahan masalah. b) Kegiatan Siswa : Melakukan penilaian terhadap perencanaan

pemecahan masalah.

6) Tahap Pembelajaran: Menilai Hasil Pemecahan

a) Kegiatan Guru : Membimbing siswa melakukan penilaian terhadap pemecahan masalah.

b) Kegiatan Siswa : Melakukan penilaian terhadap hasil pemecahan masalah.

Pada dasarnya tujuan akhir pembelajaran adalah menghasilkan siswa yang memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam memecahkan masalah yang dihadapi kelak di masyarakat. Untuk menghasilkan siswa yang memiliki kompetensi yang handal dalam pemecahan masalah, maka diperlukan serangkaian strategi pembelajaran masalah.

B. Penelitian yang Relevan

(26)

C. Kerangka Berpikir

Belajar pada dasarnya berbicara tentang tingkah laku seseorang berubah sebagai akibat pengalaman yang berasal dari lingkungan. Dari pengertian tersebut tersirat bahwa agar terjadi proses belajar atau terjadinya perubahan tingkah laku sebelum kegiatan belajar mengajar di kelas, seorang guru perlu menyiapkan atau merencanakan berbagai pengalaman belajar yang akan diberikan pada peserta didik dan pengalaman belajar tersebut harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

Penerapan metode problem solving dengan memberikan kebebasan kepada siswa untuk memecahkan masalah bisa dengan menggunakan media dan alat peraga maupun fasilitas sarana dan prasarana yang ada kemungkinan siswa akan melakukan penemuan dalam proses pembelajaran Matematika yang memungkinkan siswa bertambah pengetahuan serta membangun kerjasama, saling menghormati, dan timbul kreativitas. Tindakan guru dengan mencoba menggunakan metode problem solving melalui media alat peraga maka bertambah pengetahuannya, sikap serta ketrampilan dalam bidang akademik, sehingga akan meningkatkan profesional dan kualitas guru.

(27)

dengan tujuan menyelesaikan suatu permasalahan secara kreatif. Menurut Noller dalam Suryosubroto (2009: 199) solusi kreatif sebagai upaya pemecahan masalah yang dilakukan melalui sikap dan pola pikir kreatif, memiliki banyak alternatif pemecahan masalah, terbuka dalam perbaikan, menumbuhkan kepercayaan diri, keberanian menyampaikan pendapat, berfikir divergen, dan fleksibel dalam upaya pemecahan masalah.

Metode problem solving merupakan salah satu metode yang dianggap cocok untuk diterapkan pada siswa sekolah dasar terutama pada siswa kelas IV. Metode problem solving lebih menekankan pada aspek kreativitas, keterampilan, konsep, dan sikap, selalu berfikir kritis dalam memecahkan masalah. Jadi dapat diduga bahwa penerapan metode problem solving dapat meningkatkan kreativitas dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika. Alur kerangka berfikir tersebut dapat digambarkan dalam bentuk skema sebagai berikut:

(28)

D. Hipotesis Tindakan

Gambar

Tabel 2.1 SK dan KD Matematika Kelas IV SD/MI Semester 1
Gambar 2.1 Alur kerangka berpikir

Referensi

Dokumen terkait

Konversi biomassa makroalga menjadi biogas dapat dilakukan dengan bantuan inokulum bakteri yang berasal dari kotoran sapi menggunakan alat digester pada kondisi anaerobik..

Hasil audit berupa nilai performansi penerapan teknologi informasi dalam skala Maturity Models dan Tingkat Kecukupan Kontrol sebagai rekomendasi perbaikan yang

Kita akan mencoba melihat peranan Soeharto yang sangat dominan dalam setiap perumusan kebijakan luar negeri Indonesia serta membahas seberapa besar pengaruh militer dan tujuan

Metode ceramah adalah suatu cara mengajar atau penyajian materi melalui penuturan dan penerapan lisan oleh guru kepada siswa. agar siswa efektif dalam proses belajar

Sehubungan dengan telah dilakukannya evaluasi administrasi, teknis dan kewajaran harga serta formulir isian Dokumen Kualifikasi untuk penawaran paket pekerjaan tersebut diatas,

Salah Satu Bentuk Format Media Penyimpanan SASD ( Tape / kaset) Dulu, orang menggunakan kaset biasanya digunakan untuk menyimpan data cadangan (back i up),

Penelitian yang dilakukan oleh Koida (2014) dengan judul “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Manggalai Dalam Pembelajaran IPA Khususnya Materi Gaya

Sentromer : Bagian dari kromosom yang berfungsi untuk mengatur gerakan kromosom pada saat terjadi pembelahan sel.. Sinergid : Sel