• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN DISTRAKSI RELAKSASI AROMATERAPI LAVENDER UNTUK MENGURANGI NYERI AKUT PADA PASIEN POST OPERASI APPENDIX DI RS PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG - Elib Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENERAPAN DISTRAKSI RELAKSASI AROMATERAPI LAVENDER UNTUK MENGURANGI NYERI AKUT PADA PASIEN POST OPERASI APPENDIX DI RS PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG - Elib Repository"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENERAPAN DISTRAKSI RELAKSASI AROMATERAPI LAVENDER UNTUK MENGURANGI NYERI AKUT PADA PASIEN POST

OPERASI APPENDIX DI RS PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG

SITI USWATUN AZIZAH A01401970

STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

(2)

ii

PENERAPAN DISTRAKSI RELAKSASI AROMATERAPI LAVENDER UNTUK MENGURANGI NYERI AKUT PADA PASIEN POST

OPERASI APPENDIXDI RS PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG

Karya tulis ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk

memenuhi persyaratan tugas akhir dalam rangka menyelesaikan tugas akhir

Diploma III Keperawatan

SITI USWATUN AZIZAH A01401970

STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

(3)
(4)
(5)
(6)

vi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

SAMPUL DALAM ... ii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iii

LEMBAR PERSETUJUAN... iv

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

KATA PENGANTAR ... x

ABSTRAK ... xii

ABSTRACT ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penulisan ... 4

D. Manfaat Penulis ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

A. Asuhan Keperawatan... 5

1.Pengkajian ... 5

2.Diagnosa ... 8

3.Perencanaan… ... 8

4.Pelaksanaan ... 9

5.Evaluasi ... 10

B. Appendicitis ... 10

1. Pengertian Appendicitis... 10

2. Etiologi Appendicitis ... 10

(7)

vii

4. Penatalaksanaan. ... 11

C. Nyeri. ... 12

1.Pengertian Nyeri. ... 12

2.Klasifikasi Nyeri. ... 12

3.Patofisiologi Nyeri ... 13

4.Cara Mengukur Nyeri ... 14

5.Faktor Yang Meredakan Nyeri ... 16

D. Distraksi Relaksasi ... 16

E. Aromaterapi Lavender... 17

1.Pengertian Aromaterapi Lavender ... 17

2.Jenis Minyak Atsiri ... 18

3.Manfaat Aromaterapi ... 18

4.Efek Medis Minyak Essensial dan Fisiologi Minyak Essensial ... 18

BAB III METODE STUDI KASUS ... 20

A. Jenis Studi Kasus ... 20

B. Subyek Studi Kasus ... 20

C. Fokus Studi Kasus ... 21

D. Definisi Operasional ... 21

E. Instrumen Studi Kasus ... 21

F. Metode Pengumpulan Data ... 21

G. Lokasi dan Waktu Studi Kasus ... 24

H. Analisis Data dan Penyajian Data ... 24

I. Etika Studi Kasus ... 25

BAB IV HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN... 27

A. Pengkajian ... 27

B. Diagnosa, Intervensi, dan Implementasi Keperawatan ... 28

C. Evaluasi Keperawatan ... 30

(8)

viii

1.Distraksi Relaksasi ... 31

2.Aromaterapi Lavender... 31

3.Hasil Kemampuan Pasien Melakukan Distraksi Relaksasi Aromaterapi Lavender ... 32

4.Hasil Skala Nyeri Sebelum dan Sesudah Dilakukan Distraksi Relaksasi Aromaterapi Lavender ... 36

E. Keterbatasan Studi Kasus ... 37

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 38

A. Kesimpulan... 38

B. Saran ... 38

(9)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Asuhan Keperawatan

Lampiran 3 Standar Operasional Prosedur Distraksi Relaksasi

Lampiran 4 Alat Ukur Nyeri

Lampiran 5 Lembar Observasi

(10)

x

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin. Puji syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya serta memberikan kekuatan dan

pengetahuan selama penerapan dan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, sehingga penulis

dapat menyelesaikan laporan ujian komprehensif ini dengan judul “Penerapan

Distraksi Relaksasi Aromaterapi Lavender untuk Mengurangi Nyeri Akut Pada Pasien

Appendix di Ruang Inayah RS PKU Muhammadiyah Gombong”. Terwujudnya laporan

ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu dalam

kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih yang setulus tulusnya kepada:

5. Kedua Orang tua Bapak Kasirun dan Ibu Rembun yang selalu mendukung, memberikan kasih sayang, bimbingan, nasihat, semangat, dan do’a yang tiada putus- putusnya serta pelajaran-pelajaran berharga bagi penulis.

6. Herniyatun, M. Kep. Sp. Mat selaku ketua STIKes Muhammadiyah Gombong, yang

telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan

keperawatan

7. Ike Mardiyati Agustin, M.Kep.Sp.Kep.J selaku dewan penguji Karya Tulis Ilmiah.

8. Podo Yuwono, S. Kep. Ns, M. Kep, CWCS selaku pembimbing penulisan karya

tulis komprehensif yang telah mendidik penulis

9. Nurlaila, S. Kep. Ns. M. Kep. selaku ketua prodi DIII Keperawatan STIKes

Muhammadiyah Gombong

10. Pembimbing ruangan beserta staf medis dan karyawan yang telah memberikan

izin dan tempat untuk melaksanakan ujian akhir

11. Teman - teman seperjuangan penulis dalam menempuh KTI jenjang DIII

Keperawatan yang ikut serta dalam memberikan bantuan, semangat, serta do’a

(11)

xi

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan karya

tulis ini, oleh sebab itu saran dan kritik yang membangun sangat berarti bagi penulis

untuk menjadi lebih baik di masa mendatang. Semoga laporan ini dapat membawa

manfaat bagi pengembangan dan peningkatan ilmu keperawatan. Terimakasih.

Gombong, 2017

Penulis

(12)

xii

Program Studi DIII Keperawatan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong KTI, 4 Agustus 2017

Siti Uswatun Azizah1, Podo Yuwono2

ABSTRAK

PENERAPAN DISTRAKSI RELAKSASI AROMATERAPI LAVENDER UNTUK MENGURANGI NYERI AKUT PADA PSIEN POST OPERASI APPENDIX

DI RS PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG

Latar belakang: Appendix adalah umbai cacing, organ tambahan pada usus buntu berbentuk

tabung. Infeksi pada organ ini disebut appendicitis, dan salah satu cara mengatasinya yaitu

dengan appendectomy, appendectomy yang memberikan efek nyeri. Teknik distraksi relaksasi

aromaterapi lavender akan mengalihkan perasaan pasien terhadap nyeri. Aromaterapi lavender merupakan teknik pengobatan atau perawatan menggunakan aroma minyak essensial avender.

Tujuan umu: Untuk mengetahui skala nyeri sebelum dan setelah diberikan penerapan distraksi relaksasi aromaterapi lavender pada pasien post operasi appendix.

Metode: Penelitian ini adalah deskriptif analitif dengan pendekatan studi kasus dengan diperoleh dari wawancara, observasi, pemeriksaan fisik dan dokumentasi, subyeknya adalah 1 pasien yang menderita post operasi appendiks.

Hasil: Setelah diberikan tindakan distraksi relaksasi menggunakan aromaterapi lavender skala nyeri berkurang dari skala 6 dalam kategori sedang menjadi skala 3 dalam kategori ringan, sebelum diberikan tindakan distraksi relaksasi aromaterapi lavender yaitu sebanyak 56% kategori cukup dalam melakukan distraksi relaksasi dan setelah diberikan tindakan distraksi relaksasi aromateapi lavender yaitu 88% kategori baik dalam melakukan distraksi relaksasi aromateapi lavender.

Rekomendasi: Teknik distraksi relaksasi aromaterapi lavender ini direkomendasikan pada salah satu penanganan nyeri akut pada pasien post operasi appendix, dengan hasil muncul kemampuan pasien dalam melakukan distraksi relaksasi aromaterapi lavender dan skala nyeri berkurang.

Kata kunci : Appendix, Nyeri, Distraksi Relaksasi, Aromaterapi Lavender

1.Mahasiswa

(13)

xiii

DIII Program of Nursing Department

Muhammadiyah Health Science Institute of Gombong Scientific Paper, August 2017

Siti Uswatun Azizah1, Podo Yuwono2

ABSTRACT

THE APPLICATION OF LAVENDER AROMATHERAPY RELAXATION DISTRACTION TO REDUCE ACUTE PAIN OF APPENDIX POST OPERATION

PATIENT

IN MUHAMMADIYAH HOSPITAL OF GOMBONG

Background: Appendix is umbai worm, an additional organ of the tubular cavity. Infection of

this organ is called appendicitis that can be overcome by appendectomy which can give the

effect of pain. The relaxation distraction technique using lavender aromatherapy will divert the patient's feeling towards pain. Lavender aromatherapy is a treatment technique using odors of lavender essential oil.

Objective: To find out the pain scale of appendix post operation patient before and after the application of lavender aromatherapy relaxation distraction.

Method: This scinetific paper is an analytical descriptive with a case study approach. The data were obtained through interview, observation, physical examination, and documentation. The subject was an appendix post operation patient.

Result: After having distraction of relaxation using lavender aromatherapy, the pain scale decreased from 6 (medium category) to be 3 (light category), before given action relaxation distraction of lavender aromatherapy that is as much as 56% category enough in doing distraction of relaxation and after given relaxation distraction of lavender aromatherapy is 88% good category in doing distraction relaxation lavender aromatherapy.

Recommendation: This relaxation technique of lavender aromatherapy distraction is

recommended in one of the treatment of acute pain in postoperative appendix patients, with the

result of the patient's ability to perform the relaxation distraction of lavender aromatherapy and reduced pain scale.

Keywords: Appendix, pain scale, relaxation distraction, Lavender aromatherapy

1.Student

(14)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Appendix disebut juga umbai cacing, umbai cacing merupakan organ

yang berbentuk tabung, dengan panjang 10 cm (3-15 cm), dan berpangkal di

sekum. Lumennya sempit di bagian proksimal dan melebar dibagian distal

(Sjamsuhidajat, 2004).

Appendicitis merupakan salah satu infeksi pada sistem pencernaan yang

sering dialami oleh masyarakat yaitu mencapai 7%-12% sedangkan

perbandingan kejadian Appendicitis di USA pada laki-laki dan wanita adalah

1:1,2-1,3 (Schwartz’z, 2006). Penyakit ini dapat terjadi pada semua umur tetapi

umumnya terjadi pada dewasa dan remaja muda, yaitu pada umur 10-30 tahun

dan insiden tertinggi pada kelompok umur 2030 tahun. Insidensi pada laki-laki

umumnya lebih banyak dari perempuan terutama pada umur 20-30 tahun

(Sjamsuhidjat, 2010).

Data dari WHO (World Health Organization) menyebutkan bahwa

insiden Appendicitis di dunia tahun 2007 mencapai 7% dari keseluruh jumlah

penduduk dunia. Di Asia dan Afrika pada tahun 2004 adalah 4,8% dan 2,6%

dari total populasi penduduk. Di Amerika, kejadian Appendicitis dikatakan 7%

dari seluruh popolasi dengan insiden1,1 kasus per 1000 penduduk pertahun. Di

negara lain seperti negara Inggris, juga memiliki angka kejadian Appendicitis

yang cukup tinggi. Sekitar 40.000 orang. Usia 20-30 tahun adalah usia yang

paling sering mengalami Appendicitis. Sementara untuk Indonesia sendiri

Appendicitis merupakan penyakit dengan urutan keempat terbanyak pada tahun

2006. Dinkes jateng menyebutkan pada tahun 2009 jumlah kasus Appendicitis

di jawa tengah yaitu sebanyak 5.980 penderita, dan 177 penderita yaitu

(15)

Tahun 2007 operasi (Januari sampai Desember) kejadian operasi Appendicitis

di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta mencapai 417 klien yang

terdiri dari 165 (39,57%) klien pria dan 252 (60,43%) klien wanita. Klien pria

yang dilakukan operasi sebanyak 85 (45,7%) dan wanita sebanyak 101

(54,3%). Usia klien yang dilakukan operasi mulai dari < 10 tahun berjumlah

11 (12,95%), 11-20 tahun berjumlah 19 (22,36%), 21-30 tahun berjumlah 21

(24,70%), 31-40 tahun berjumlah 10 (11,77%), 41-50 tahun berjumlah 14

(16.47%), sedangkan usia klien wanita mulai dari < 10 tahun berjumlah 8

(7,92%), 11-20 tahun berjumlah 28 (27,72%), 21-30 tahun berjumlah 20

(19,80%), 31-40 tahun berjumlah 21 (20,80%), 41-50 tahun berjumlah

8(7,92%), Appendicitis yang tidak segera ditangani bisa menimbulkan

komplikasi seperti perforasi, peritonitis, abses Appendix dan pyleflebitis dan

satu-satunya cara penanganannya adalah pembedahan (Theodore, 1993).

Appendectomy merupakan pembedahan mengangkat Appendix yang

dilakukan untuk menurunkan resiko perforasi (Jitowiyono, 2010). Pembedahan

itu memberikan efek nyeri pada pasien sehingga memerlukan penanganan

khusus. Nyeri merupakan sensasi ketidak nyamanan yang bersifat individual.

Klien merespons terhadap nyeri yang dialaminya dengan cara, misalnya

berteriak, meringis dan lain-lain (Patasik dan Chandra, 2013)

Nyeri akut adalah penglaman sensori dan emosional yang tidak

menyenangkan dan muncul akibat kerusakan jaringan 2aktual atau potensial

atau digambarkan dalam hal kerusakan sedemikian rupa (International

Association for the Study of Pain); awitan yang tiba-tiba atau lambat dari

intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi (Nanda,

2015-2017). Salah satu intervensi yang efek sampingnya minimal yaitu dengan

non farmakologi dengan pendekatan modulasi psikologis dan sensorik nyeri

seperti relaksasi dengan salah satu pemberian aromaterapi lavender (Green dkk,

(16)

3

Telah menunjukkan bahwa teknik distraksi dapat menurunkan nyeri

dengan efektif,hal ini terjadi karena relative kecilnya peran otot-otot skeletal

dalam nyeri atau Kebutuhan pasien untuk melakukan teknik distraksi agar

efekti (Brunner,2012).Teknik Distraksi adalah mengalihkan perhatian klien ke

hal yang lainsehingga dapat menurunkan kewaspadaan terhadap nyeri, bahkan

meningkatkan toleransi, sedangkan relaksasi adalah otot skeletal dipercaya

dapat menurunkan nyeri dengan merilekskan ketegangan otot yang menunjang

nyeri. Periode relaksasi yang teratur dapat membantu melawan keletihan dan

ketegangan otot yang terjadi dengan nyeri dan yang meningkatkan nyeri.

Aromaterapi adalah suatu metode dalam relaksasi yang menggunakan

minyak essensial dalam pelaksnaannya berguna untuk meningkatkan kesehatan

fisik, emosi, dan spiritual seseorang (Green dkk, 2007 dalam Kosasih dan

Solehati, 2015). Aromaterapi adalah salah satu teknik pengobatan atau

perawatan menggunakan bau-bauan yang menggunakan minyak essensial

aromaterapi. Lavender merupakan salah satu minyak essensial analgesik yang

mengandung 8% terpena dan 6% keton (Price S, Price L. 2003). Minyak

lavender juga mengandung 30-50% linalil asetat (Wiryodidagdo S. 2008).

Penelitian yang dilakukan oleh Dasna (2014) menunjukan bahwa

aromaterapi bunga lavender efektif menurunkan skala nyeri pada klien Infark

Miokard di RSUD Arifin Ahmad Pekanbaru dengan nilai p value=0,001.

Penelitian yang dilakukan oleh frayusi, (2012) terapi wewangian bunga

lavender dapat menurunkan skala nyeri lebih besar dibandingkan dengan

responden yang tidak mendapat terapi wewangian bunga lavender.

Berdasarkan pemutaran latar belakang diatas, maka penulis tertarik

untuk melakukan distraksi relaksasi aromaterapi lavender untuk mengurangi

(17)

B. Rumusan Masalah

Bagaimanakah Asuhan Keperawatan dengan melakukan distraksi relaksasi

aromaterapi lavender untuk mengurangi nyeri akut pada pasien post operasi

Appendix?

C. Tujuan Studi Kasus 1. Tujuan umum

Menggambarkan asuhan keperawatan dengan penerapan distraksi relaksasi

aromaterapi lavender untuk mengurangi nyeri akut pada pasien post

operasi Appendix.

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui kemampuan pasien dalam melakukan teknik distraksi

relaksasi aromaterapi lavender sebelum dan sesudah diberikan tindakan

distraksi relaksasi aromaterapi lavender.

b. Pasien mampu mengetahui skala nyeri sebelum dan sesudah diberikan

distraksi relaksasi aromaterapi lavender.

D. Manfaat Studi Kasus

Studi kasus ini, diharapkan memberikan manfaat bagi:

1. Masyarakat:

Meningkatkan pengetahuan masyarakat pengelola pasien post operasi

Appendix dalam melakukan distraksi relaksasi aromaterapi lavender untuk

mengurangi nyeri akut.

2. Bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan :

Menambah keluasan ilmu dan terapan bidang keperawatan dalam distraksi

relaksasi aromaterapi lavender untuk mengurangi nyeri akut pada pasien

post operasi Appendix.

3. Penulis :

Memperoleh pengalaman dalam mengaplikasikan hasil riset keperawatan,

khususnya studi kasus tentang distraksi relaksasi aromaterapi lavender

(18)

1

DAFTAR PUSTAKA

Berman S & Kozier. Dalam Anita Yusliana, et al. (2015). Efektivitas Relaksasi Benson Terhadap Penurunan Nyeri Pada Ibu Postpartum Sectio Caesarea. JOM Vol 2 No 2. Oktober 2015.

Burkit, H.G., Quick, C.R.G and Reed JB. 2007. Apendicitis. In: Essential Surgery Problems, Diagnosis, & Management. Fourth Edition. London: Elsevier, 389-389.

Corwin, Elizabeth J. (2009). Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC.

Dasna (2014). Efektifitas terapi aroma bunga lavender (lavandula angustifolia) terhadap penurunan skala nyeri pada klien infark miokard. Repository_unimus.ac.id diakses pada tanggal 16 Juni 2017.

Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2015 – 2017 Edisi 10 Penerbit Buku Kedokteran Jakarta: EGC.

Frayusi A. (2012). Pengaruh pemberian terapi wewangian bunga lavender (lavandula angustifolia) secara oles terhdap skala nyeri pada klien infark miokardium di CVCU RSUP Dr M Djamil Padang. Repository_unimus.ac.id diakses pada tanggal 16 Juni 2017.

Jaelani. (2009). Aromaterapi. Jakarta: Pustaka Populer Obor. Repository_unimus.ac.id diakses pada tanggal 16 Juni 2017.

Jitowiyono, S, et al. Dalam Christylia Liliane, et al. 2016. Pengaruh Teknik Distraksi Terhadap Penurunn Intensitas Nyeri Pada Pasien Post Operasi Appendicitis Di Rumah Sakit Pancaran Kasih Manando. e-Jurnal Sariputra. Juni 2016 Vol. 2(2).

Jitowiyono S & Kristiyanasari W. (2010). Asuhan Keperawatan Post Operasi. Yogyakarta : Nuha Medika. http: atau atau www.e-skripsi.stikesmuh-pjk.ac.id diakses pada tanggal 18 Juni 2017.

(19)

Kozier B, Berman, A. and Shirlee J. Snyde. (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep Proses dan Praktik Volume 1. Edisi ke-7. Dialih bahasakan oleh Pamilih Eko Karyuni. Jakarta: EGC.

Nursalam. 2011. Proses dan Dokumentasi Keperawatan: Konsep dan Praktik (2nd Ed ). Jakarta: Salemba Medika.

Pande, NPM Yantini. IGAR Agustini, et al. (2013). Pengaruh Aroma Terapi Lavender Terhadap Kecemasan Pada Pasien Skizofrenia Di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali.Jurnal kesehatan STIKES Bina Usada: Bali.

http: atau atau www.stikeskusumahusada.ac.id diakses pada tanggal 16 Juni 2017.

Price S, Price L. Dalam Tarsikah, et al. (2012). Penurunan Nyeri Persalinan Primigravida Kala 1 Fase Aktif Pascapenghirupan Aromaterapi Lavender.

Romayantyo & Harini. Dalam Susi Nuraini, Argi Virgona Bangun. (2013). Pengaruh Aromaterapi Lavender Terhadap Intensitas Nyeri Pada Pasien Pasca Operasi Di RS Dustia Cimahi. http: atau atau www.e-jurnal.com>2014 atau 11. Jurnal Kep Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 8, No. 2, Juli 2013. diakses pada tanggal 20 Juni 2017.

Schwartz’z. Dalam Suratini, Edy Suprayitno. (2011). Efektivitas Asuhan Keperawatan pada Klien Post Operasi dengan Analisis NANDA, NOC&NIC.

Sharma, S. Dalam Susi Nuraini, Argi Virgona Bangun. (2013 Pengaruh Aromaterapi Lavender Terhadap Intensitas Nyeri Pada Pasien Pasca Operasi Di RS Dustia Cimahi. http: atau atau www.e-jurnal.com.>2014 atau 11 Jurnal Kep Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 8, No. 2, Juli 2013 diakses pada tanggal 20 Juni 2017.

Sjamsuhidayat, R dan Wim de Jong. (2004). Buku Ajar Imu Bedah. Jakarta: EGC.

(20)

Solehati T. dan Kosasih C. E. 2015. Konsep dan Aplikasi Relaksasi Bandung: Rafika Aditama.

Theodore, R.S. Dalam Suratini, Edy Suprayitno. (2011). Efektivitas Asuhan Keperawatan Pada Klien Post Operasi dengan Analisis NANDA, NOC & NIC.

Wiliam, Lippicott & Wilkins. (2011). Nursing Memahami Berbagai Macam Penyakit. Jakarta: Indeks Permata Puri Medika.

Wilkinson, M. Judith. (2012). Buku Saku Diagnosa Keperawatan: Diagnosa NANDA, Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC, Edisi 9, Jakarta: EGC.

Wiryodidagdo S. Dalam Tarsikah. (2012). Penurunan Nyeri Persalinan Primigravida Kala 1 Fase Aktif Pascapenghirupan Aromaterapi Lavender.

(21)

Tanggal masuk RS : 8 Juli 2017 Jam: 22:15WIB

Tanggal pengkajian : 9 Juli 2017 Jam: 15:00WIB

Ruang : Inayah

Pengkaji : Siti Uswatun Azizah

A.PENGKAJIAN 1. Identitas

a. Identitas Pasien

Nama : TN. S

Umur : 55 tahun

Jenis kelamin : L

Agama : Islam

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Buruh

Alamat : Jabres, ¾, sruweng, kebumen

No RM : 00334763

Suku bangsa : Jawa

Diagnosa Medis : Post Operasi Appendix

b. Identitas penanggugjawab

Nama : Tn. M

Umur : 35 tahun

Agama : Islam

Pendidikan : SMK

Pekerjaan : Buruh

Alamat : Jabres, ¾, sruweng, kebumen

Hubungan dengan pasien : Anak

2. Keluhan Utama (Yang paling dirasakan)

Klien mengatakan nyeri pada perut kanan bawah atau diluka operasi

3. Riwayat Kesehatan

a. Riwayat kesehatan saat ini :

Tn. S datang ke IGD RS PKU Muhammadiyah Gombong

(22)

perut kanan bawah atau di luka operasi, kesadaran : CM, GCS :

15, E : 4, M : 5, V : 6, TD :120/80mmHg, N : 80x/menit, RR :

20x/menit, S : 370c, BB : 65kg, di IGD klien mendapatkan terapi

NS : 20 tpm, Ketorolac : 30 mg, Ranitidin : 30 mg, Ceftriaxone :

1 gr. Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 9 Juli 2017 Pukul :

15:00 WIB. Klien mengatakan nyeri diluka operasinya, P : Klien

mengatakan nyeri bertambah saat bergerak, dan berkurang saat

istirahat, Q : nyeri seperti ditusuk-tusuk, R : Klien mengatakan

nyeri pada luka operasi perut kanan bawah, S : Klien mengatakan

skala nyeri 6, T : Klien mengatakan nyeri hilang timbul ± 5 menit.

Kesadaran CM, GCS :15, E4 M5 V6, TD : 130/88mmHg, N :

88x/menit, RR : 20x/menit, S : 36,70C, Klien mendapatkan terapi

Ketorolac : 30mg/8Jam, Ranitidin : 50mg/16Jam, Ceftriaxone

1gr/8Jam, Metronidazole : 2x 500

b. Riwayat kesehatan dahulu :

Klien mengatakan 3 tahun yang lalu pernah dioperasi glaucoma di

RS Purbowangi, klien mengatakan pernah berobat ke Dr. Julian

dengan diagnosis usus buntu.

c. Riwayat kesehatan keluarga :

Klien mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang mempunyai

penyakit yang sama dengan klien, dan tidak ada yang menderita

penyakit keturunan seperti Diabetes mellitus,hipertensi dan

penyakit lainya.

d. Genogram

x x x

(23)

Keterangan :

Pasien

: Laki-laki :

: Wanita

: Meninggal

: Meninggal

4. Pola Pengkajian Menurut Virginia Handerson a. Pola Oksigenasi

Sebelum sakit : klien mengatakan dapat bernafas secara normal

Setelah sakit : klien mengatakan tidak mengalami gangguan

dalam bernafas

b. Pola Nutrisi

Sebelum sakit : klien mengatakan makan 3 x sehari dengan nasi,

lauk, sayur dan minum air putih 6-7 gelas

Saat dikaji : Klien mengatakan belum makan apapun karena

masih program puasa

c. Pola Eliminasi

Sebelum sakit : klien mengatakan BAB 1x sehari dengan

konsistensi padat, warna kuning, BAK 4-5x/hari dengan warna

kuning jernih

Saat dikaji : klien mengatakan dari awal masuk RS belum bisa

BAB dan klien BAK dengan dipasang cateter baru dibuang 2x

dengan ukuran 600cc didalam urine bag

d. Pola Aktivitas

Sebelum sakit : Klien mengatakan dapat beraktivitas secara

normal seperti biasa. x

(24)

Setelah sakit : Klien mengatakan tidak dapat melakukan aktivitas

seperti biasa, klien hanya tidur di tempat tidur dan semua

kebutuhan sehari-sehari di bantu oleh keluarga.

e. Pola istirahat

Sebelum sakit : Klien mengatakan dapat tidur secara teratur

dengan nyenyak.

Setelah sakit : Klien mengatakan tidak bisa istirahat atau tidur

secara tenang karena nyeri pada perut yang di rasakan.

f. Pola berpakaian

Sebelum sakit : Klien mengatakan dapat berpakaian sesuai

kebutuhan ganti baju 2 kali sehari dan mengenakan baju sendiri.

Setelah sakit : Klien mengatakan susah untuk berganti baju dan

berpakaian dengan dibantu oleh keluarga.

g. Pola menjaga suhu tubuh

Sebelum sakit : Klien jika kepanasan mengguanakan kipas

angin dan jika dingin mengguanakan selimut atau jaket.

Setelah sakit : Klien jika kepanasan meminta dikipasi dan jika

dingin mengguanakan selimut atau jaket.

h. Pola personal hyegine

Sebelum sakit : Klien mandi 2 kali sehari dan selalu menggosok

gigi secara teratur.

Setelah sakit : Klien hanya di seka dan perawatan oral hiygen

oleh perawat.

i. Pola rasa aman dan nyaman

Sebelum sakit : Klien merasa nyaman saat berada dirumah

bersama keluarga.

Setelah sakit : Klien merasa tidak nyaman karena rasa sakit pada

perutnya.

j. Pola komunikasi

Sebelum sakit : Klien mengatakan dapat berkomunikasi dengan

(25)

Setelah sakit : Klien mengatakan juga dapat berkomunikasi

dengan keluarga, tidak merasakan kesulitan atau gangguan dalam

berkomunikasi

k. Pola spiritual

Sebelum sakit : Klien dapat melakukan ibadah sholat 5 waktu

setiap hari dan terkadang membaca al-qur’an

Setelah sakit : Klien dapat melakukan sholat 5 waktu dengan

tayamum dan menjalankan sholat dengan berbaring

l. Pola rekreasi

Sebelum sakit : Klien mengatakan senang berkumpul

dengan keluarganya untuk berekreasi

Setelah sakit : Klien hanya bisa berbaring di tempat tidur.

m. Pola bekerja

Sebelum sakit : Klien mengatakan bekerja seperti biasa sebagai

buruh

Setelah sakit : Klien hanya bisa tiduran di tempat tidur dan tidak

bisa bekerja.

n. Pola belajar

Sebelum sakit : klien mengatakaan belum terlalu paham tentang

penyakitnya.

Setelah sakit : Klien mengatakan tahu tentang penyakitnya

setelah diberi informasi dari dokter.

5. Pemeriksaan Umum

a.Keadaan Umum : Sedang

b.Kesadaran : Composmentis c. Vital Sign

Tekanan Darah : 120/80 mmHg

Nadi : 80x/ menit

Suhu : 370 C

(26)

d. Pemeriksaan Fisik

1) Kepala :Warna hitam ada rambut putih, bersih, tidak ada

benjolan, tidak ada nyeri tekan.

2) Mata :Konjungtiva anemis, sclera an ikterik, simetris mata

kanan dan kiri

3) Hidung :Tidak ada sekret, bentuk simetris ,fungsi penciuman

normal ditandai dengan klien bisa mencium bau minyak

wangi, tampak menggunakan NGT

4) Mulut : gigi bersih, putih mukosa bibir kering, gigi sudah

berkurang 3

5) Telinga: Bentuk simetris, tidak ada serumen, pendengaran

normal, tanpa alat bantu degar

6) Leher: simetris, tidak ada nyeri tekan, Tidak ada pembesaran

kelenjar tiroid, tidak ada gangguan menelan.

7) Dada

Paru-paru

Inspeksi : pernafasan sejajar, tidak menggunakan alat bantu

nafas, tidak ada retraksi dinding dada

Palpasi : tidak ada nyeri tekan, ekspansi sejajar

Perkusi : bunti sonor

Auskultasi : bunyi nafas vesikuler

Jantung

Inspeksi : tidak ada lesi, tidak tampak ictus cordis

Palpasi : tidak ada nyeri tekan, ictuscordis terletak di mid

clavikula ke 5

Perkusi : suara redup

Auskultasi : s1 s2 reguler tidak ada bunyi tambahan

Abdomen

Inspeksi : tampak bekas luka operasi, panjang luka ± 7cm,

tampak bersih, luka basah dan merah, tidak ada benjolan

(27)

Palpasi : adanya nyeri tekan pada perut bawah

Perkusi : terdengar bunyi timpani

8) Genetalia : bersih, tidak ada luka, terpasang DC kateter

9) Ekstremitas

Atas : terpasang infus ditangan kanan, tidak ada oedema

Bawah : tidak ada oedema

6. Pemeriksaan penunjang

a. Pemeriksaan Laboratorium

Tanggal 9 Juli 2017 Jam : 10:51

Hematologi Hasil Nilai Normal

Darah lengkap

Leokosit 10.09 3.8 -10.6

Eritrosit 4.50 4.4-10.6

Hemoglobin 12.0 L 13.2-17.3

Hematokrit 36.2 L 40-52

MCV 80.3 80-100

MCH 26.6 26-34

MCHC 33.1 32-36

Trombosit 432 150-440

Hitung jenis

Basofil 0.1 0.0-1.0

Eosinofil 1.4 L 2.0-4.0

Neutrofil 82.6 H 50.00-70.0

Limfosil 8.3 L 25.0-40.0

Monosit 7.6 2.0-8.0

(28)

Faal hati

Albumin 3.25 L 3.4-4.8

B.ANALISA DATA

No Hari/Tanggal Data Fokus Problem Etiologi 1

bergerak, dan berkurang saat

istirahat

Q : nyeri seperti cekot-cekot

R : Klien mengatakan nyeri pada

luka operasi perut kanan bawah

S : Klien mengatakan skala nyeri

6

T : Klien mengatakan nyeri

hilang timbul ± 5 menit

DO:

-klien terlihat meringis dan

menahan sakit

-terdapat nyeri tekan pada

daerah perut bawah

-TTV

TD :130/88mmHg, N :

88x/menit, RR : 20x/menit, S :

36,70C

DS:

-Klien mengatakan tidak bisa

melakukan kegiatan sendiri

(29)

-Klien mengatakan takut bila

terjadi infeksi

-Klien mengatakan luka operasi

di perut bawah

-Panjang luka ± 7cm, tampak

bersih, luka basah dan merah

DO:

-Tampak luka operasi

terbungkus perban, panjang luka

kira-kira 7 cm

-Perban pembungus luka tampak

basah

-Leokosit : 10.09

operasi

appendecto

my)

Prioritas Diagnose Keperawatan :

1. Nyeri akut b.d agen cedera fisik

(30)

C.INTERVENSI No

Dx

Hari/tgl /jam

Tujuan dan kriteria hasil (NOC)

Intervensi (NIC) Paraf

1. Sabtu,

9Juli

2017

15:00

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3x 10

jam diharapkan nyeri akut

dapat teratasi dengan kriteria

hasil :

a. Pain level (2102)

Pain Managemen (1400)

1.Melakukan pengkajian

nyeri , secara

komperhensif termasuk

lokasi , karakteristik

,durasi,frekuensi,

kualitas, dan faktor

presipitasi

2.Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi:

-Teknik nafas dalam

-Melatih dikstraksi

relaksasi

3.Menganjurkan klien

untuk istirahat

4.Memberikan analgetik

untuk mengurangi nyeri

(kolaborasi dengan

dokter) Indikator IR ER

Melaporkan

nyeri

2 4

Ekspresi wajah

saat nyeri

2 4

Skala nyeri

berkurang dari 6

menjadi 3

2 5

Ttv dalam

rentang normal

(td:120/80mmhg

, n:70-85x/mnt,

rr:16-24x/mnt)

2 4

Keterangan :

1.Gang ekstrem

2.Berat

3.Sedang

4.Ringan

(31)

2 Sabtu,

9Juli

2017

15:00

Setelah dilakukan tindakan

keperwatan selama 3x 10jam

diharapkan masalah risiko

infeksi dapat teratasi dengan

kriteria hasil:

a. Risk control (1902)

Infection control (6540) 1.Pantau kadaan umum

klien, observasi TTV

2.Kaji luka terhadap tanda-

tanda infeksi (panas,

bengkak, merah, nyeri,

kehilangan fungsi)

4.Pertahankan perawatan

luka septic, pertahankan

balutan kering.

5.Kolaborasi dengan

dokter untuk pemberian

antibiotic

Jumlah leokosit

dalam batas

normal

2 4

klien dapat

menunjukan

tanda-tanda luka

kering

2 4

Keterangan :

1.Gang ekstrem

2.Berat

3.Sedang

(32)

5. Tidak ada gangguan

D.IMPLEMENTASI

DX Hari /tanggal

Implementasi Evaluasi formatif Paraf

1.

P : Klien mengatakan nyeri

bertambah saat untuk bergerak, dan

berkurang saat istirahat

Q : nyeri seperti di tusuk-tusuk

R : Klien mengatakan nyeri pada luka

operasi perut kanan bawah

S : Klien mengatakan skala nyeri 6

T : Klien mengatakan nyeri hilang

timbul ± 5 menit

O: klien tampak meringis kesakitan

S:

O:TD :130/88mmHg

N : 88x/menit

RR : 20x/menit, S : 36,70C

S:

O : Pasien mengikuti latihan nafas

dalam, pasien terlihat lebih tenang

S:

O: Panjang luka ± 7cm, tampak

bersih, luka basah dan merah

S: Pasien mengatakan nyeri

(33)

1

Mengukur skala

nyeri

Melkaukan TTV

Memantau luka

S:

P : Klien mengatakan nyeri

bertambah saat untuk bergerak, dan

berkurang saat istirahat

Q : nyeri seperti di tusuk-tusuk

R : Klien mengatakan nyeri pada luka

operasi perut kanan bawah

S : Klien mengatakan skala nyeri 5

T : Klien mengatakan nyeri hilang

timbul ± 7menit

O: klien tampak menahan nyeri

S:

O:TD:140/80mmHg

N :88x/menit

RR:24x/menit

S:klien mengatakan nyeri berkurang

O:Klien tampak lebih nyaman

S: Klien mengatakan skala nyeri 4

O:

S:

O:TD:130/90mmHg, N : 88x/menit,

RR : 20x/menit

S:

O: Luka tampak kering,tidak

(34)

2

Mengukur skala

nyeri

S: Klien koorperatif

O:Luka terlihat lebih bersih,

mengering dan tidak terjadi infeksi

dan klien tampak nyaman

S:Klien mengatakan nyeri

O:TD :130/80mmHg

N :80x/menit

RR:22x/menit

S :

P : Klien mengatakan nyeri

bertambah saat untuk batuk dan

bergerak, dan berkurang saat istirahat

Q : nyeri seperti di cekot-cekot

R : Klien mengatakan nyeri pada luka

operasi perut kanan bawah

S : Klien mengatakan skala nyeri 6

T : Klien mengatakan nyeri hilang

timbul ± 5 menit

O: klien tampak meringis kesakitan

dan menahan nyeri

S: Klien mengatakan nyeri berkurang

O: Klien terlihat rileks

S : Klien mengatakan skala nyeri

menjadi 3

(35)

1 13:00 Melakukan TTV S: Klien mengatakan nyeri berkurang

O:TD :120/80mmHg

N : 80x/menit

(36)

E.Evaluasi Hari/Tgl D

X

Evaluasi sumatif Paraf

Minggu,

9Juli 2017

1 S:

P :klien mengatakan nyeri sudah berkurang setelah

diajarkan nafas dalam

O: Klien terlihat lebih tenang

A : Masalah nyeri akut belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi

- lakukan pengkajian nyeri

- Moitor TTV

- Mengajarkan teknik distraksi relaksasi

- Mengukur skala nyeri

2 S : Klien mengatakan luka operasi masih nyeri, luka belum

kering, kemerahan dan takut infeksi

O : Klien tampak tidak nyaman

A : Masalah resiko infeksi belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi

- Mengkji luka terhadap tanda-tanda infeksi ntervensi

- Memantau keadaan luka

- Pertahankan perawatan luka

Senen,

10Juli 2017

1 S: klien mengatakan nyeri sudah berkurang, dari 5 menjadi

4

O: klien tampak lebih nyaman

A: Masalah nyeri akut belum teratasi

P: lanjutkan interven

(37)

- Moitor TTV

- Mengajarkan teknik distraksi relaksasi

- Mengukur skala nyeri

Selasa

11Juli 2017 2

1

2 S:

O: Luka klien tampak bersih,tidak merah dan kering

Klien tampak lebih nyaman

A: Masalah resiko infeksi teratasi

P: Lanjutkan intervensi

- Mengkji luka terhadap tanda-tanda infeksi ntervensi

- Memantau keadaan luka

- Pertahankan perawatan luka

S: klien mengatakan nyeri sudah berkurang, dari 6 menjadi

3

O: klien tampak lebih rileks dan tersenyum

A: Masalah nyeri akut teratasi

P: Hentikan interveni

S: Klien mengatakan balutan sudah diganti

O: Luka klien tampak bersih, luka sudah kering dan tidak

kemerahan

A: Masalah resiko infeksi teratasi

(38)

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR MEMBIMBING RELAKSASI DISTRAKSI

AROMATERAPI LAVENDER

A. Pengertian : Memberikan rasa nyaman kepada pasien yang mengalami nyeri

dengan membimbing pasien untuk melakukan teknik relaksasi

distraksi

B.Tujuan : 1. Mengurangi atau menghilangkan nyeri

2.Menurunkan ketegangan otot

3.Menimbulkan perasaan aman dan damai

C.Peralatan : Standar Operasional Prosedur

Minyak Lavender, Kassa

D.Prosedur Pelaksanaan

1.Tahap Pra Interaksi

a.Melihat data nyeri yang lalu dari rekam medic dan pasien

b.Melihat Intervensi Keperawatan yang telah diberikan oleh perawat

c.Mengkaji Program Terapi yang diberikan oleh dokter

d.Hand hygiene

2.Tahap Orientasi

a.Memberikan salam dan menyapa nama pasien

b. Menanyakan cara yang bisa digunakan agar rileks dan tempat yang

disukai

c.Menjelaskan tujuan dan prosedur

d.Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien

3.Tahap Kerja

a.Membaca tasmiyah

b.Mengatur posisi yang nyaman menurut pasien

(39)

d.Meminta pasien untuk memejamkan mata

e.Teteskan minyak lavender 3 tetes pada tisu

f. Meminta pasien untuk memfokuskan pikiran pasien pada kedua

kakinya untuk rileks, kendorkan seluruh otot – otot kakinya

perintahkan pasien untuk merasakan relaksasi kedua kaki pasien dan

menghirup aromaterapi lavender

g. Meminta pasien untuk memindahkan pikirannya pada kedua tangan ,

kendorkan otot-otot kedua tangannya, meminta pasien merasakan

relaksasi kedua tangan pasien dan menghirup aromaterapi lavender

h. Memindahkan fokus pikiran pasien pada bagian tubuhnya,

memerintahkan pasien untuk merilekskan otot-otot tubuh pasien mulai

dari otot pinggang sampai otot bahu, meminta pasien untuk merasakan

relaksasi otot-otot tubuh pasien dan menghirup aromaterapi lavender

j. Meminta pasien untuk memfokuskan pikirannya pada masuknya udara

lewat jalan nafas

k. Bawa pikiran pasien menuju tempat yang menyenangkan

l. Meminta pasien untuk senyum agar otot-otot muka menjadi rileks

4.Tahap Terminasi

a.Melakukan evaluasi tindakan

b.Membaca tahmid dan berpamitan dengan klien

c.Membereskan alat-alat

d.Hand hygiene

e.Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

(40)

Menurut NRS (Numeric Rating Scale) yaitu :

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Tidak Nyeri Sedang Nyeri

Nyeri Berat Tidak

Terkontrol

Gambar 3

Keterangan :

0 : Tidak nyeri 1-3 : Nyeri ringan 4-6 : Nyeri sedang

(41)

LEMBAR OBSERVASI

Nama : Tn. S

No RM : 00334763

Diagnosa : Appendix

No Hari/Tgl/ Jam

(42)
(43)
(44)

Gambar

Gambar 3

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini dapat disimpulkan bahwa kualitas laba dapat diterangkan oleh faktor asimetri informasi, beban pajak tangguhan , dan good corporate governance yang diproksikan

Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) tahun 1997 (Direktorat Jenderal Bina Marga, 1997) sebagai produk hasil penelitian yang dilakukan secara empiris di beberapa

Tujuan penelitian ini adalah untuk upaya penjualan kamar melalui media promosi di loji hotel solo, Kendala yang terjadi didalam lingkup hotel. Solusi mengatasi

[r]

Hasil uji lanjut Duncan pada kerapatan kayu kelapa menunjukkan perbedaan yang nyata dari semua perlakuan mengenai konsentrasi ekstrak tanin kulit kayu akasia

Kami mohon bantuan Bapak/Ibu/Saudara untuk memberikan jawaban dengan sungguh-sungguh ( benar dan jujur ), sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.. Kesediaan tersebut

Di dalam Museum dipamerkan beberapa replika fosil manusia purba berupa replika Phitecantropus Erectus yang ditemukan di Karang Tengah (Ngawi),

Metode yang digunakan adalah pemetaan persebaran hutan bakau di sekitar muara Sungai Opak dengan menggunakan Global Positioning System (GPS) dan pemetaan pembelokan aliran