BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Penguasaan Kosakata
Pada dasarnya dalam menulis seseorang membutuhkan kosakata untuk menuangkan rangkaian kata yang akan disusun menjadi kalimat. Penguasaan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 622 ) berasal darikata “kuasa”
yang artinya kemampuan atau kesanggupan (untuk berbuat sesuatu); kekuatan (selain kekuatan badan / benda).
Menurut Carter dalam Suleman (2013) states: Vocabulary is the total number of words in a language. It also a collection of words a person knows
and used in speaking and writing (Kosakata atau perbendaharaan kata adalah
jumlah seluruh kata dalam suatu bangsa; juga kemampuan kata-kata yang diketahui dan digunakan seseorang dalam berbicara dan menulis). Keraf
(2004: 80) kosakata seseorang adalah keseluruhan kata yang berada dalam ingatan seseorang, yang segera akan menimbulkan reaksi bila didengar atau dibaca. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 617) kosakata adalah
perbendaharaan kata.
Menurut beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
B. Minat Membaca
1. Minat
Manusia di dalam kehidupannya seringkali mengalami, memiliki ketertarikan atau rasa suka terhadap sesuatu. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (2007: ) minat berarti kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu, gairah, keinginan. Slameto (2010: 57) minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa
kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa senang. Djamarah (2008: 166) minat adalah
kecenderungan yang menetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas. Seseorang yang berminat terhadap suatu aktivitas akan memperhatikan aktivitas itu secara konsisten dengan rasa senang. Dengan
kata lain, minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.
Menurut Syah (2010: 133) secara sederhana, minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Reber dalam Syah (2010: 133) minat tidak
termasuk istilah populer dalam psikologi karena kebergantungannya yang banyak pada faktor-faktor internal lainnya seperti: pemusatan perhatian,
keingintahuan, motivasi, dan kebutuhan. Sardiman (2012: 76) minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan
(2012: 76) minat timbul tidak secara tiba-tiba/ spontan, melainkan timbul akibat dari partisipasi, pengalaman, kebiasaan pada waktu belajar atau
bekerja.
Menurut Djamarah (2008: 167) ada beberapa macam cara yang
dapat guru lakukan untuk membangkitkan minat anak didik sebagai berikut: (a) membandingkan adanya suatu kebutuhan pada diri anak didik, sehingga dia rela belajar tanpa paksaan. (b) menghubungkan bahan
pelajaran yang diberikan dengan persoalan pengalaman yang dimiliki anak didik, sehingga anak didik mudah menerima bahan pelajaran. (c)
memberikan kesempatan kepada anak didik untuk mendapatkan hasil belajar yang baik dengan cara menyediakan lingkungan belajar yang kreatif dan kondusif. (d) menggunakan berbagai macam bentuk dan teknik
mengajar dalam konteks perbedaan individual anak didik.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
minat adalah suatu kecenderungan, rasa suka, keinginan atau ketertarikan yang tinggi dan muncul dalam diri seseorang terhadap sesuatu.
2. Membaca
a. Pengertian membaca
Membaca merupakan aktivitas yang tidak dapat ditinggalkan oleh semua siswa karena membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa. Menurut Resmini dan Hartati (2006: 107) membaca
tulisan yang bermakna. Membaca pada hakikatnya merupakan sebuah interaksi antara persepsi terhadap simbol grafis yang terwujud dalam
bahasa dengan kemampuan bahasa dan kemampuan tentang kemampuan pembaca. Hari dan Sipay dalam Resmini dan Hartati
(2006: 107) mengemukakan pendapatnya bahwa membaca merupakan proses memperoleh makna dari cetakan. Kegiatan membaca bukan sekedar aktivitas yang bersifat pasif dan reseptif saja, melainkan
menghendaki pembaca untukaktif berpikir. Gibbons dalam Resmini dan Hartati (2006: 107) mengartikan membaca sebagai proses interaksi
yang menyangkut sebuah interaksi antara teks dengan pembaca. Pembaca yang telah lancar pada umumnya meramalkan apa yang dibacanya dan kemudian menguatkan atau menolak ramalannya itu
berdasarkan apa yang terdapat dalam bacaan. Peramalan itu berdasarkan tiga katagori sistem, yaitu aspek semantis, sintatis dan
grafologis.
Hodgson dalam Tarigan (2008: 7) membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh
pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/ bahasa tulis. Resmini dkk (tt: 93) mengemukakan bahwapada
hakikatnya, aktivitas membaca terdiri dari dua bagian, yaitu membaca sebagai proses dan membaca sebagai produk. Membaca sebagai proses mengacu pada aktivitas fisik dan mental. Sedangkan membaca sebagai
saat membaca. Tampubolon (1987: 5) membaca adalah satu dari empat kemampuan bahasa pokok, dan merupakan satu bagian atau komponen
dari komunikasi tulisan.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
membaca adalah salah satu dari keempat kemampuan bahasa pokok, membaca merupakan suatu proses memahami dan memperoleh makna dari simbol-simbol yang berupa tulisan.
b. Tujuan Membaca
Tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta
memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan. Makna, arti (meaning) erat sekali berhubungan dengan maksud tujuan, atau intensif kita dalam membaca. Menurut Anderson dalam tarigan
(2008: 9) tujuan membaca adalah sebagai berikut:
Membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan yang telah dilakukan oleh tokoh; apa-apa yang telah dibuat oleh tokoh; apa yang telah terjadi pada tokoh khusus, atau untuk
memecahan masalah-masalah yang dibuat oleh tokoh. Membaca seperti ini disebut membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta (reading for details or facts).
Membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang
ini disebut membaca untuk memperoleh ide-ide utama (reading for main ideas).
Membaca untuk menemukan atau mengetahui apa yang terjadi pada setiap bagian cerita, apa yang terjadi mula-mula pertama, kedua,
ketiga/ seterusnya-setiap tahap dibuat untuk memecahkan suatu masalah, adegan-adegan dan kejadian-kejadian buat dramatisasi. Ini
disebut membaca untuk mengetahui urutan atau susunan, organisasi cerita (reading for sequence organization).
Membaca untuk menemukan serta mengetahui mengapa para tokoh merasakan seperti cara mereka itu, apa yang hendak diperlihatkan
oleh pengarang kepada para pembaca, mengapa para tokoh berubah, kualitas-kualitas yang dimiliki para tokoh yang membuat mereka berhasil atau gagal. Ini disebut membaca untuk menyimpulkan,
membaca inferensi (reading for inference).
Membaca untuk menemukanserta mengetahui apa-apa yang tidak biasa, tidak wajar mengenai seorang tokoh, apa yang lucu dalam cerita, atau apakah cerita itu benar atau tidak benar. Ini disebut
membaca untuk mengelompokkan, membaca untuk mengklasifikasikan (reading to classify).
Membaca untuk menemukan apakah tokoh berhasil atau hidup dengan ukuran-ukuran tertentu, apakah kita ingin berbuat seperti
dalam cerita itu. Ini disebut membaca menilai, membaca mengevaluasi (reading to evaluate).
Membaca untuk menemukan bagaimana caranya tokoh berubah, bagaimana hidupnya berbeda dari kehidupan yang kita kenal,
bagaimana dua cerita mempunyai kesamaan, dan bagaimanana tokoh menyerupai pembaca. Ini disebut membaca untuk
memperbandingkan atau mempertentangkan (reading to compare or contrast).
Berdasarkan pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa minat
membaca adalah ketertarikan atau kesenangan seseorang untuk memahami dan menemukan makna dari sebuat tulisan.
C. Kemampuan Menulis Karangan Narasi
a. Kemampuan
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 742), kemampuan berasal dari kata “mampu” yang berarti kuasa (sanggup
melakukan sesuatu) dapat, berada, kaya. Kemampuan berarti kesanggupan, kecakapan, atau kekuatan yang dimiliki seseorang untuk melakukan sesuatu. Chaplin dalam Suleman (2013), “ability (kemampuan, kecakapan, ketangkasan, bakat, kesanggupan) merupakan tenaga (daya kekuatan) untuk melakukan suatu perbuatan”. Robbins
sebuah penilaian terkini atas apa yang dapat dilakukan seseorang. Kemampuan keseluruhan seorang individu pada dasarnya terdiri atas dua
kelompok faktor: intelektual dan fisik.
Menurut beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
kemampuan adalah suatu usaha atau kesanggupan seseorang untuk melakukan sesuatu yang akan dilakukan.
b. Menulis
Menulis merupakan kegiatan yang hampir tidak dapat
ditinggalkan oleh peserta didik, karena dalam belajar seringkali peserta didik terlibat dengan aktivitas menulis. Menurut Gie (2002: 3) menulis arti pertamanya semula ialah membuat huruf, angka, nama, dan sesuatu
tanda kebahasaan apa pun dengan sesuatu alat tulis pada suatu halaman tertentu. Kini dalam pengertiannya yang luas menulis merupakan kata
sepadan yang mempunyai arti sama seperti mengarang. Nurjamal & Sumirat (2010: 4) menulis merupakan keterampilan berbahasa aktif. Menulis merupakan kemampuan puncak seseorang untuk dikatakan
terampil berbahasa. Menulis merupakan keterampilanyang sangat kompleks. Menulis tulisan juga merupakan media untuk melestarikan dan
menyebarluaskan ilmu pengetahuan. Nurjamal & Sumirat (2010: 68) menulis merupakan sebuah proses kreatif menuangkan gagasan dalam bentuk bahasa tulis untuk tujuan, misalnya memberi tahu, meyakinkan,
menyatakan bahwa keterampilan menulis merupakan suatu kegiatan yang mempunyai hubungan dengan proses berpikir dan keterampilan ekspresi
dalam bentuk tertulis.
Menurut Akhadiah dkk (1988: 2) menulis berarti
mengorganisasikan gagasan secara sistematik serta mengungkapkannya secara tersurat. Dengan demikian, kita dapat menjelaskan permasalahannya yang semula masih samar bagi diri kita sendiri.
Akhadiah dkk (1988) menulis merupakan proses bernalar. Untuk menulis suatu topikkita harus berpikir, menghubung-hubungkan berbagai fakta,
membandingkan dansebagainya. Resmini dkk (tt: 102) menulis dapat dianggap sebagai proses ataupun suatu hasil. Menulis merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang untuk menghasilkan sebuah tulisan.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa menulis adalah suatu kegiatan atau proses yang dilakukan seseorang
untuk menuangkan gagasan atau ide melalui angka atau huruf menjadi sebuah tulisan.
c. Karangan Narasi
Karangan narasi merupakan salah satu bentuk karangan yang
diajarkan pada siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Menurut Resmini dkk (tt: 125) istilah narasi berasal dari bahasa Inggris naration (cerita) dan narrative (yang menceritakan). Karangan yang disebut narasi
kronologis atau dengan maksud memberi arti kepada seluruh atau serentetan kejadian, sehingga pembaca dapat memetik hikmah dari cerita
itu. Keraf (2007: 136) narasi dapat dibatasi sebagai suatu bentuk wacana yang sasaran utamanya adalah tindak-tanduk yang dijalin dan
dirangkaikan menjadi sebuah peristiwa yang terjadi dalam suatu kesatuan waktu. Atau dapat juga dirumuskan dengan cara lain: narasi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya
kepada pembaca suatu peristiwa yang telah terjadi.
Menurut Resmini dkk (tt: 125) tujuan menulis narasi secara
fundamental ada dua, yaitu: (1) hendak memberikan informasi atau wawasan dan memperluas pengetahuan pembaca; dan (2) memberikan pengalaman estetis kepada pembaca. Tujuan pertama disebut narasi
informasional atau cerita ekspositoris, sasaran utamanya adalah rasio, yaitu berupa perluasan pengetahuan pada pembaca setelah membaca
karangan tersebut. Sedangkan pengalaman estetis menghasilkan jenis narasi yang disebut artistik atau sugestif, sasaran utamanya berusaha memberikan makna atas peristiwa atau kejadian sebagai suatu
pengalaman. Sebagaisebuah karangan, narasi dikembangkan dengan memperhatikan prinsip-prinsip dasar narasi sebagai tumpuan berpikir
bagi terbentuknya karangan narasi. Prinsip-prinsip tersebut antara lain: alur, (plot), penokohan, latar, titik pandang, pemilihan detail peristiwa.
Dapat disimpulkan bahwa karangan narasi adalah karangan yang
terjadi dalam suatu kesatuan waktu yang dimaksudkan agar pembaca dapat mengambil hikmah dari cerita tersebut.
D. Kerangka Pikir
Deskripsi teori diatas menghasilkan kerangka berpikir dari variabel-variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini. Penguasaan kosakata merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemampuan menulis
karangan narasi peserta didik. Peserta didik yang memiliki penguasaan kosakata yang banyak akan dapat menulis karangan narasi tanpa kesulitan
mencari kata-kata yang akan digunakan.Hal ini sesuai dengan apa yang dinyatakan oleh Carter dalam Suleman (2013) states: Vocabulary is the total number of words in a language. It also a collection of words a person knows
and used in speaking and writing (Kosakata atau perbendaharaan kata adalah jumlah seluruh kata dalam suatu bangsa; juga kemampuan kata-kata yang
diketahui dan digunakan seseorang dalam berbicara dan menulis).Relevan dengan pernyataan di atas menurut Keraf (2004: 87) kosakata yang kaya raya akan memungkinkan penulis atau pembicara lebih bebas memilih-milih kata
yang dianggapnya paling tepat mewakili pemikirannya. Jadi peserta didik yang memiliki kosakata atau perbendaharaan kata yang banyak diharapkan
dapat menulis karangan narasi dengan baik.
Minat membacajuga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemampuan peserta didik dalam menulis karangan narasi. Peserta didik yang
karenanya itu dapat berpengaruh terhadap kemampuan menulis karangan narasi.Hal ini sesuai dengan apa yang dinyatakan oleh Lasa dalam Mulyani
(2013: 2) menyatakan bahwa kualitas dankuantitas bacaan seseorang akan mempengaruhi proses penuangan ide. Semakin mutu dan banyak literatur
yang dibaca semakin meningkat kualitas tulisan. Jadi dapat disimpulkan bahwa membaca merupakan keterampilan yang sangat penting dan berkaitan dengan keterampilan menulis. Peserta didik yang memiliki minat baca yang
tinggi diharapkan akan mempunyai wawasan dan pengetahuan yang luas sehingga dapat membantu dalam menulis karangan narasi dengan baik.
Skema gambar rumusan diatas adalah sebagai berikut:
Gambar 2.1. Kerangka Pikir
E. Penelitian yang Relevan
Penelitian oleh Joko Sukoyo (2013) tentang “Hubungan Penguasaan kosakata dan minat membaca dengan kemampuan menulis eksposisi”
menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif antara penguasaan kosakata dan minat membaca dengan kemampuan menulis eksposisi. Penelitian oleh Rezki Lusanti (2013) tentang “Hubungan Minat Baca dengan Kemampuan Menulis Karangan Narasi” menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
Penguasaan Kosakata (X₁)
Minat Membaca (X₂)
signifikan antara minat baca dengan kemampuan menulis karangan narasi. Penelitian diatas relevan untuk penelitian ini karena variabel yang sama yaitu
variabel penguasaan kosakata, minat membacadan kemampuan menuliskarangan narasi. Namun dalam penelitian ini variabel bebas yang
diukur yaitu variabel penguasaan kosakata dan minat membaca yang dipasangkan dengan variabel kemampuan menulis karangan narasi.
F. Pengajuan Hipotesis
Berdasarkan landasan teori dan kerangka berfikir diatas, maka
rumusan hipotesis penelitian ini sebagai berikut:
1. Ada pengaruh penguasaan kosakata terhadap kemampuan menulis karangan narasipeserta didik kelas IV SD N 2 Bobotsari.
2. Ada pengaruh minat membaca terhadap kemampuan menulis karangan narasipeserta didik kelas IV SD N 2 Bobotsari.