• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

Pada awalnya, Yayasan Pendidikan Kalbe, atas dasar semangat dan pengabdian kepada ilmu pengetahuan sebagaimana yang tertuang alam motto PT. Kalbe Farma, yakni “the Scientific Pursuit of Health for a Better Life”, dan ikyr serta mencerdaskan kehidupan bangsa, maka pada tanggal 1 Juni 1992 sesuai dengan Surat Keputusan No. 221/DIKTI/Kep/1992 tanggal 1 Juni 1992 berdirilah Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kalbe (STIE KALBE) dengan status “Terdaftar” pada Jurusan/Program Studi untuk jenjang program Diploma III. Pada tanggal 30 November 1994, STIE KALBE mengambil alih Akademi Manajemen Indonesia (AKMI) yang diperkuat dengan dikeluarkannya Surat Keputusan No. 193/KOP.III/N1.1.01/XI/1994 pada tanggal 30 November 1994 yang juga menyatakan bahwa status Jenjang Program Diploma III telah menjadi “Disamakan”. Dengan demikian STIE KALBE mempunyai status “Terdaftar” untuk Jurusan Manajemen Program Studi Manajemen Keuangan, Perbankan, Manajemen Perusahaan, serta Jurusan Akuntansi Program Studi Akuntansi Jenjang Pendidikan Diploma III. Tahun 1996 STIE KALBE mengambil alih STIE SARI BAKTI berdasarkan Surat Keputusan No. 83/DIKTI/KEP/96 tanggal 28 Maret 1996 dengan status “Terdaftar”. Pada tahun 2005, Yayasan Pendidikan Kalbe melakukan

(2)

kerjasama dengan Yayasan IEP Nusa College untuk menyelenggarakan Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer. Tahun 2009, melalui SK Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 187/D/O/2009 tanggal 2 November 2009, STIE SUPRA dan STMIK SUPRA bergabung dan berubah nama menjadi Institut Teknologi dan Bisnis Kalbe serta menambah program studi baru yaitu Program Studi Ilmu Komunikasi. Tahun 2011 Yayasan Pendidikan Kalbe melakukan kerjasama dengan Yayasan Bina Nusantara dengan penandatanganan Nota Kesepahaman pada tanggal 28 Mei 2011. Tahun 2013 melalui Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 406/E/0/2013 nama Institut Teknologi dan Bisnis Kalbe berubah menjadi Institut Teknologi dan Bisnis Kalbis dan kemudian disebut dengan Kalbis Institute.

4.2 Hasil Penelitian atas Perlakuan Aset Tetap di KI Jakarta

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan penulis sebelumnya, bahwa dalam penelitian yang dilakukan pada KI adalah sehubungan dengan perlakuan akuntansi terhadap aset tetap yang dimiliki perusahaan antara lain adalah menentukan nilai perolehan aset tetap, depresiasi aset tetap, dan pelepasan aset tetap sesuai dengan standar akuntansi keuangan.

4.2.1 Ikhtisar Kebijakan Akuntansi Aset Tetap di KI

Aset tetap dicatat berdasarkan harga perolehannya (at cost), penyusutan atas aset tetap dilakukan dengan menggunakan metode

(3)

garis lurus dari harga perolehannya dengan persentasi penyusutan per tahun sebagai berikut:

4.1 TABEL PERSENTASE PENYUSUTAN ASET TETAP PER TAHUN

No Jenis Aset Persentase Penyusutan per Tahun 1 Peralatan Kantor 24% 2 Peralatan Pendidikan 24% 3 Kendaraan 24% 4 Elektronik Komputer 24% 5 Elektronik Non Komputer 24%

6 Furniture dan Non

Elektronik 24%

7 Buku 24%

KI menggolongkan asetnya sebagai aset tetap apabila aset tersebut berwujud, dapat digunakan lebih dari satu tahun serta mempunyai nominal aset lebih dari Rp 500.000,- kecuali untuk telepon.

Aset tetap yang dimiliki KI pada tahun 2011 - 2013 digolongkan dalam:

(4)

a. Peralatan Kantor b. Peralatan Pendidikan c. Kendaraan

d. Elektronik Non Komputer e. Elektronik Komputer

f. Furniture dan Non Elektronik Lainnya g. Buku

Daftar aset tetap yang dimiliki oleh KI dapat dilihat pada bagian lampiran penulisan skripsi ini. Berdasarkan daftar aset tetap tersebut penulis kemudian melakukan analisis untuk menjawab rumusan masalah sebagai berikut:

4.2.2 Menganalisis Penentuan Nilai Perolehan Aset Tetap

Sebelum melakukan penelitian terhadap nilai perolehan aset tetap yang dimiliki oleh KI, berikut data nilai aset yang dimiliki oleh KI tahun 2011 – 2013 berdasarkan data laporan posisi keuangan perusahaan:

(5)

KALBIS INSTITUTE

Aset Tetap KI Tahun 2011

Keterangan Nilai Aset Tetap Awal Tahun Penambahan Aset Tetap Penyusutan Aset Tetap Nilai Aset Tetap Akhir Tahun Peralatan Kantor 55.236.516,00 41.437.900,00 40.197.976,00 56.476.440,00 Peralatan Pendidikan 57.154.574,00 244.957.400,00 90.691.782,00 211.420.192,00 Kendaraan 27.104.000,00 118.000.000,00 30.312.000,00 114.792.000,00 Buku 48.529.250,33 - 17.034.278,28 31.494.972,05 Total 188.024.340,33 404.395.300,00 178.236.036,28 414.183.604,05 Tahun 2012 Peralatan Kantor 56.476.440,00 2.631.441.883,00 117.105.572,00 2.570.812.751,00 Peralatan Pendidikan 211.420.192,00 1.626.676.420,00 146.677.250,00 1.691.419.362,00

(6)

Kendaraan 114.792.000,00 - 32.192.000,00 82.600.000,00 Buku 31.494.972,05 - 14.383.410,00 17.111.562,05 Total 414.183.604,05 4.258.118.303,00 310.358.232,00 4.361.943.675,05 Tahun 2013 Elektronik Komputer - 1.192.439.880,00 270.596.051,00 921.843.829,00 Elektronik Non Komputer - 1.072.148.279,00 147.330.270,00 924.818.009,00 Furniture dan Non Komp

Lainnya - 742.127.100,00 93.028.194,00 649.098.906,00 Peralatan Kantor 2.570.812.751,00 - 650.284.338,00 1.920.528.413,00 Peralatan Pendidikan 1.691.419.362,00 - 454.988.117,00 1.236.431.245,00 Kendaraan 82.600.000,00 - 28.320.000,00 54.280.000,00 Buku 17.111.562,05 - 11.306.710,05 5.804.852,00 Total 4.361.943.675,05 - 1.144.899.165,05 5.712.805.254,00 Nilai aset awal tahun adalah nilai bersih (nilai perolehan yang sudah dikurangi dengan akumulasi

penyusutan)

(7)

Sebagian besar aset tetap yang dimiliki oleh KI diperoleh melalui pembelian kredit atau tempo. Aset tetap yang diperolehnya dicatat sebesar harga perolehannya secara keseluruhan yang mencakup segala pengeluaran yang diperlukan sampai dengan aset tetap tersebut siap dipergunakan.

GAMBAR 4.1 FLOWCHART PEMBELIAN BARANG HINGGA MENJADI ASET TETAP

(8)

Analisis 1 Kendaraan:

Pada bulan oktober tahun 2011, KI membeli sebuah mobil dengan merk Daihatsu Xenia LIMC untuk keperluan operasionalnya dengan total biaya sebesar Rp 118.000.000,-. Biaya lain-lain yang ditimbulkan seperti biaya pembuatan STNK, BPKB, dan plat kendaraan sudah termasuk didalamnya. Pembelian ini dilakukan secara kredit. Pembayaran pertama dibayarkan sebesar 20% dari total biaya dan sisa pembayarannya dilakukan 2 minggu setelah barang diterima.

(9)

Jurnal pada saat pembayaran pertama dan pada saat pelunasan (pembayaran kedua) adalah sebagai berikut:

 Pembayaran pertama pada tanggal 7 Oktober 2011

Dr. Kendaraan Rp 118.000.000,-

Cr. Bank Bukopin Rp 23.600.000,- Cr. Hutang Usaha Rp 94.400.000,-

GAMBAR 4.3 JURNAL SAAT PEMBAYARAN 1 DAN KWITANSI PEMBAYARAN

 Pembayaran kedua pada tanggal 4 November 2011

Pada saat KI melakukan pembayaran untuk pelunasan sebesar Rp 94.400.000,-, jurnal adalah sebagai berikut:

Dr. Hutang Usaha Rp 94.400.000,-

(10)

GAMBAR 4.4 JURNAL SAAT PEMBAYARAN II DAN KWITANSI PEMBAYARAN

GAMBAR 4.5 FAKTUR PENJUALAN DAN FAKTUR PAJAK

Berdasarkan jurnal atas transaksi diatas KI mencatat pembelian tersebut dan memasukannya ke dalam aset tetap berupa kendaraan dan juga KI sudah mencatat nilai perolehan aset tetap sejumlah biaya yang ditimbulkan untuk mendapatkan aset tetap

(11)

tersebut. Pencatatan atas perolehan aset tetap ini sudah sesuai dengan PSAK No. 16.

Analisis 2 Peralatan Kantor:

Pada bulan September tahun 2012, KI melakukan pembelian notebook Lenovo sebanyak 13 unit untuk keperluan operasional peralatan pendidikan dengan total biaya sebesar Rp 65.650.000,-.

GAMBAR 4.6 PO PEMBELIAN PERALATAN KANTOR KI melakukan jurnal pada saat pelunasan pembelian ini adalah sebagai berikut:

(12)

Dr. Peralatan kantor Rp 65.650.000,-

Cr. BCA Rp 65.650.000,-

GAMBAR 4.7 JURNAL SAAT PEMBAYARAN PERALATAN KANTOR DAN BUKTI PEMBAYARAN

GAMBAR 4.8 FAKTUR PENJUALAN DAN SURAT JALAN PERALATAN KANTOR

(13)

Berdasarkan transaksi diatas, nilai perolehan yang dicatat oleh KI sudah sesuai dengan jumlah yang dikeluarkan untuk mendapatkan aset tetap yang dimasukan ke dalam perlatan kantor tersebut.

Analisis 3 Elektronik Non Komputer:

Pada bulan Oktober tahun 2013, KI melakukan pembelian LCD proyektor merk Epson dan Panasonic dengan jumlah sebanyak 13 unit sebesar Rp 65.000.000,-.

GAMBAR 4.9 PO PEMBELIAN ELEKTRONIK NON KOMPUTER

KI melakukan jurnal pada saat pelunasan pembelian ini adalah sebagai berikut:

(14)

 Pembayaran pelunasan dilakukan pada tanggal 23 Oktober 2013

Dr. Elektronik Non Komputer Rp 65.000.000,-

Cr. BCA Rp 65.000.000,-

GAMBAR 4.10 JURNAL SAAT PEMBELIAN ELEKTRONIK NON KOMPUTER

GAMBAR 4.11 KWITANSI PEMBAYARAN PEMBELIAN ELEKTRONIK NON KOMPUTER

(15)

GAMBAR 4.12 FAKTUR PENJUALAN ELEKTRONIK NON KOMPUTER

Berdasarkan transaksi diatas, pencatatan perolehan sudah dicatat sesuai dengan jumlah biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan aset tetap yang dimasukan ke dalam elektronik non komputer tersebut.

(16)

4.3 TABEL ANALISA HARGA PEROLEHAN ASET TETAP

KOMPONEN NILAI PEROLEHAN

JENIS ASET TETAP (PPE) KI

KENDARAAN PERALATAN KANTOR ELEKTRONIK NON KOMPUTER HARGA BARANG 95.783.636 65.650.000 65.000.000 BIAYA PAJAK (FAKTUR PAJAK) 9.578.364 - - BIAYA LAIN-LAIN 12.638.000 - - TOTAL HARGA PEROLEHAN 118.000.000 65.650.000 65.000.000 DOKUMEN Jurnal pencatatan, PO Pembelian, Kwitansi Pembayaran, Faktur Penjualan, Faktur Pajak. Jurnal pencatatan, PO Pembelian, Kwitansi Pembayaran, Faktur Penjualan. Jurnal pencatatan, PO Pembelian, Kwitansi Pembayaran, Faktur Penjualan.

Berdasarkan dari ketiga analisa diatas bahwa KI sudah melakukan pencatatan aset tetap sejumlah nilai perolehan yang dikeluarkan untuk mendapatkan aset tetap tersebut. Nilai perolehan tersebut sudah termasuk dengan biaya lain-lain yang sehubungan dengan biaya untuk mendapatkan aset tersebut hingga aset tetap tersebut siap untuk digunakan. Dengan demikian KI sudah menerapkan pencatatan nilai perolehan aset tetap sesuai dengan PSAK No. 16.

(17)

4.2.3 Menganalisis Penyusutan Aset Tetap

Dalam mengalokasikan beban penyusutan terhadap aset tetap yang dimiliki, KI menerapkan metode garis lurus dengan menentukan masa manfaat dan tarif penyusutan aset tetap sebagai dasar penyusutan. Sesuai dengan PSAK No. 16 yang menyatakan bahwa umur manfaat aset ditentukan berdasarkan kegunaan yang diharapkan oleh entitas. Hal ini didasari alasan karena metode garis lurus merupakan metode penyusutan yang besarnya beban penyusutan ditentukan sama setiap tahunnya selama masa manfaat, dan keadaan ini memudahkan perusahaan dalam menghitung besarnya beban penyusutan dalam setiap periode akuntansi baik bulanan maupun tahunan. Atas dasar tersebut penulis terlebih dahulu meneliti umur manfaat yang ditentukan perusahaan terhadap aset tetap yang dimiliki berdasarkan daftar penyusutan aset tetap selama periode tahun 2011 sampai dengan 2013 yang diperoleh dari perusahaan, maka dapat disajikan sebagai berikut:

4.4 TABEL MASA MANFAAT ASET TETAP KI

NO JENIS ASET MASA

MANFAAT 1 Peralatan Kantor 50 BULAN 2 Peralatan Pendidikan 50 BULAN

(18)

3 Kendaraan 50 BULAN 4 Elektronik Komputer 50 BULAN

5 Elektronik Non

Komputer 50 BULAN

6 Furniture dan Non

Elektronik 50 BULAN

7 Buku 50 BULAN

Berdasarkan daftar penyusutan selama periode tahun 2011 sampai dengan 2013 yang terlampir dalam penulisan skripsi ini, telah dianalisis bahwa KI memiliki kebijakan bahwa semua aset yang dimiliki dan disebutkan diatas disusutkan selama 50 bulan dan dalam mengalokasikan beban penyusutan aset tetap telah dilakukan dengan sesuai. KI tidak pernah melakukan revaluasi aset tetapnya sehingga akumulasi rugi penurunan nilai asetnya adalah nol. Berkaitan dengan nilai residu aset tetap, KI tidak membuat kebijakannya sehingga dapat dikatakan bahwa nilai residu aset tetap adalah nihil. Hal ini dibuktikan sebagai berikut:

Analisis 1 Kendaraan:

Pada bulan oktober tahun 2011, KI membeli sebuah mobil dengan merk Daihatsu Xenia LIMC untuk keperluan operasionalnya dengan total biaya sebesar Rp 118.000.000,-.

(19)

Kendaraan ini diperkirakan memiliki masa manfaat 50 bulan dan ditaksir tidak memiliki nilai residu. Perhitungan penyusutannya adalah sebagai berikut:

Penyusutan = Rp 118.000.000,- - 0 50 Bulan

= Rp 2.360.000,-

Dari perhitungan tersebut terlihat bahwa beban penyusutan kendaraan KI untuk Daihatsu Xenia LIMC adalah Rp 2.360.000,-. Jurnal pada saat pencatatan beban penyusutan kendaraan:

Dr. Beban penyusutan Rp 2.360.000,-

Cr. Akumulasi penyusutan kendaraan Rp 2.360.000,- Analisis 2 Peralatan Kantor:

Pada bulan September tahun 2012, KI melakukan pembelian notebook Lenovo sebanyak 13 unit untuk keperluan operasional dengan total biaya sebesar Rp 65.650.000,-. Perhitungan penyusutannya adalah sebagai berikut:

Penyusutan = Rp 65.650.000,- - 0 50 Bulan

(20)

Dari perhitungan tersebut terlihat bahwa beban penyusutan peralatan kantor KI untuk notebook Lenovo adalah Rp 1.313.000,-. Jurnal pada saat pencatatan beban penyusutan kendaraan:

Dr. Beban penyusutan Rp 1.313.000,-

Cr. Akumulasi penyusutan P. Kantor Rp 1.313.000,- Analisis 3 Elektronik Non Komputer:

Pada bulan Oktober tahun 2013, KI melakukan pembelian LCD proyektor merk Epson dan Panasonic dengan jumlah sebanyak 13 unit sebesar Rp 65.000.000,-sebagai aset tetap elektronik non komputer. Perhitungan penyusutannya adalah sebagai berikut:

Penyusutan = Rp 65.000.000,- - 0 50 Bulan

= Rp 1.300.000,-

Dari perhitungan tersebut terlihat bahwa beban penyusutan elektronik non komputer KI untuk untuk merk Epson dan Panasonic adalah Rp 1.300.000,-.

(21)

Jurnal pada saat pencatatan beban penyusutan kendaraan:

Dr. Beban penyusutan Rp 1.300.000,-

Cr. Akm peny. Elektronik Non Komp. Rp 1.300.000,- Perhitungan penyusutan aset tetap secara keseluruhan pada tahun 2011 - 2013 dapat dilihat pada lembar lampiran. Berdasarkan evaluasi dari penulis, diketahui bahwa selama tahun 2011 – 2013 tidak terjadi perubahan metode pengukuran maupun penyusutan aset tetap di KI. Pencatatan dan penghitungan penyusutan aset tetap juga telah dilakukan dengan benar dan sesuai dengan PSAK No. 16 yang mengijinkan suatu entitas melakukan penyusutan berdasarkan metode garis lurus sehingga menghasilkan pembebanan tetap selama umur manfaat aset.

4.5 TABEL ANALISA PERHITUNGAN PENYUSUTAN ASET TETAP (PPE) KI

Nilai Aset Manfaat Masa Beban Penyusutan per Bulan Analisis

1 Kendaraan 118.000.000 Bulan 50 2.360.000 Analisis

2 Peralatan Kantor 65.650.000 Bulan 50 1.313.000 Analisis 3 Elektronik Non Komputer 65.000.000 Bulan 50 1.300.000

(22)

4.2.4 Menganalisis Pelepasan Aset Tetap

Sehubungan dengan pelepasan aset tetap, pada tahun 2011-2013 tidak terdapat penghentian pengakuan aset tetap pada KI akibat adanya pelapasan atau karena adanya aset yang tidak memberikan manfaat ekonomis. Namun terdapat beberapa aset tetap yang umur manfaatnya telah habis dan masih tetap digunakan oleh KI seperti printer, laptop, server, hardisk, meja komputer, penghancur kertas, mesin absen, lcd monitor, lcd proyektor, dan kendaraan.

Aset tetap yang digunakan dan telah disusutkan setelah habis masa manfaatnya dan sudah tidak memiliki nilai buku, oleh perusahaan tetap dimasukkan kedalam daftar aset tetap tetapi sudah tidak disusutkan lagi.

4.3 Pembahasan Perlakuan Aset Tetap pada KI Berdasarkan PSAK No. 16

4.3.1 Pengakuan dan Perolehan Aset Tetap.

KI sudah melakukan pencatatan aset tetap sejumlah nilai perolehan yang dikeluarkan untuk mendapatkan aset tetap tersebut berdasarkan dari ketiga analisa yang sudah dibahas diatas. Nilai perolehan tersebut sudah termasuk dengan biaya lain-lain yang sehubungan dengan biaya untuk mendapatkan aset tersebut hingga aset tetap tersebut siap untuk digunakan. Dengan demikian KI

(23)

sudah menerapkan pencatatan nilai perolehan aset tetap sesuai dengan PSAK No. 16.

4.6 TABEL PERBANDINGAN PENETAPAN HARGA PEROLEHAN ASET TETAP ANTARA KI DENGAN PSAK No. 16

PSAK No. 16 KI Sesuai/Belum

a. Harga perolehan dicatat sebesar biaya yang tertera pada faktur penjualan termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak dapat dikreditkan setelah dikurangi diskon pembelian dan potongan lain.

Perusahan mencatat harga perolehan sebesar nilai yang tertera pada faktur penjualan.

Sesuai

b. Setiap biaya yang dikeluarkan untuk

memperoleh aset tetap sampai aset tersebut siap

untuk digunakan

akan ditambahkan

kedalam harga perolehan aset tetap.

Perusahaan menambahkan biaya

pengurusan surat dan biaya lainnya yang sudah tertera

pada faktur

penjualan.

(24)

4.3.2 Penyusutan Aset Tetap

Berdasarkan evaluasi dari penulis, diketahui bahwa selama tahun 2011 – 2013 tidak terjadi perubahan metode pengukuran maupun penyusutan aset tetap di KI. Pencatatan dan penghitungan penyusutan aset tetap juga telah dilakukan dengan benar dan sesuai dengan PSAK No. 16 yang mengijinkan suatu entitas melakukan penyusutan berdasarkan metode garis lurus sehingga menghasilkan pembebanan tetap selama umur manfaat aset.

4.7 TABEL PERBANDINGAN PENYUSUTAN ASET TETAP OLEH KI BERDASARKAN PSAK No. 16

PSAK No. 16 KI Sesuai/Belum

a. Setiap bagian dari aset tetap yang memiliki biaya perolehan cukup signifikan terhadap total biaya perolehan seluruh aset harus disusutkan secara terpisah.

Perusahan melakuan pemisahan terhadap beban penyusutan dari setiap kelompok aset tetap.

Sesuai

b. Beban penyusutan untuk setiap periode diakui di dalam laba rugi.

Perusahaan mencatat beban penyusutan ke dalam laporan laba rugi.

(25)

4.3.3 Pelepasan Aset Tetap

Pada tahun 2011-2013 tidak terdapat penghentian pengakuan aset tetap pada KI akibat adanya pelapasan atau karena adanya aset yang tidak memberikan manfaat ekonomis. Namun terdapat beberapa aset tetap yang masa manfaatnya telah habis dan masih tetap digunakan oleh KI. Dalam hal ini, perlakuan aset tetap KI yang telah habis masa manfaatnya berdasarkan kebijakan perusahaan pada saat itu dan sesuai dengan PSAK No. 16.

c. Jumlah tersusutkan dari suatu aset dialokasikan secara sistematis

sepanjang umur manfaatnya.

Perusahaan mencatat biaya penyusutan aset tetap sampai manfaat aset tersebut habis dan nilai buku aset tersebut nol.

Sesuai

d. Metode penyusutan meliputi metode garis lurus, metode saldo menurun, dan metode unit produksi.

Metode penyusutan yang digunakan perusahaan adalah metode garis lurus.

(26)

4.8 TABEL PERBANDINGAN PENGHENTIAN PENGAKUAN ASET TETAP OLEH KI

BERDASARKAN PSAK No. 16

PSAK No. 16 KI Sesuai/Belum

a. Jumlah tercatat aset tetap dihentikan

pengakuannya pada saat pelepasan atau ketika tidak terdapat lagi manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari

penggunaan atau pelepasannya.

Perusahaan masih mencatat aset tetap di dalam daftar aktiva tetap yang dimiliki perusahaan.

Gambar

GAMBAR 4.3 JURNAL SAAT PEMBAYARAN 1 DAN KWITANSI  PEMBAYARAN
GAMBAR 4.5 FAKTUR PENJUALAN DAN FAKTUR  PAJAK
GAMBAR 4.6 PO PEMBELIAN PERALATAN KANTOR
GAMBAR 4.8 FAKTUR PENJUALAN DAN SURAT JALAN  PERALATAN KANTOR
+4

Referensi

Dokumen terkait

Dasar-dasar Audit Internal Sektor Publik, Tim Penyusun Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik STAN Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK)

Dari deskripsi di atas memberikan kerangka bagi peneliti untuk merumuskan pokok permasalahan yang relevan dengan judul skripsi tersebut. Adapun pokok permasalahannya

Dengan demikian dapat diduga bahwa ekstrak bertingkat kulit buah dan biji durian juga dapat menunjukan aktivitas yang sama terhadap bakteri Gram positif lainnya yang

Pendidikan Islam (pesantren) merupakan sebuah sub sistem pendidikan nasional yang diharapkan mampu menumbuh kembangkan kualitas peserta didiknya (santri) sebagai

Konsep utama dari game ini adalah monster battle MMORPG, di mana pemain bisa meminjam kekuatan dari satu atau lebih Guardian untuk kemudian menjalankan Quests, berburu Spirit

Sebelum diketahuinya ekstraksi dengan pelarut-pelarut yang mudah menguap, cara enfleurage merupakan cara yang sangat baik untuk mendapatkan minyak atsiri dari tumbuhan terutama

Melibatkan akusisi atas bisnis-bisnis yang berkaitan dengan perusahaan yang mengakusisi dalam teknologi, pasar atau produk. Bisnis-bisnis baru yang terpilih memiliki

Menurut Gagne, Wager, Goal, & Keller [6] menyatakan bahwa terdapat enam asusmsi dasar dalam desain instruksional. Keenam asumsi dasar tersebut dapat dijelaskan