• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL. memindahkan kecambah ke larutan hara tanpa Al.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HASIL. memindahkan kecambah ke larutan hara tanpa Al."

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

memindahkan kecambah ke larutan hara tanpa Al.

Analisis Root re-growth (RRG)

Pengukuran Root Regrowth (RRG) dilakukan dengan cara mengukur panjang akar pada saat akhir perlakuan cekaman Al dan pada saat akhir masa pemulihan. Nilai RRG merupakan selisih antara panjang akar pada akhir masa pemulihan dan panjang akar pada akhir perlakuan Al (Miftahudin et al 2005). Untuk keperluan penapisan, ditentukan batas nilai RRG yang digunakan untuk membedakan tanaman toleran dan sensitif Al. Jika tanaman memilki RRG < 2.5 cm maka tanaman tersebut termasuk sensitif Al, kalau tidak maka tanaman termasuk toleran Al dan tidak digunakan untuk percobaan selanjutnya. Penanaman Padi

Kecambah yang terseleksi kemudian ditumbuhkan pada media kultur hara tanpa Al sampai berumur 20 hari, selanjutnya dipindahkan pada pot penanaman yang telah berisi media tanam berupa 8 kg tanah latosol Cikabayan yang sebelumnya telah ditambah pupuk kandang dan dilumpurkan. Pemeliharaan tanaman dilakukan sesuai prosedur budidaya tanaman padi, meliputi penyiraman, penyiangan, pemupukan, dan penyemprotan dengan insektisida dan fungisida bila ada serangan hama atau penyakit.

Karakter Vegetatif dan Reproduktif

Karakter vegetatif meliputi pengamatan tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah ruas, panjang ruas, dan jumlah anakan.

Karakter reproduktif meliputi pengamatan anakan produktif, umur berbunga, panjang malai, panjang daun bendera, umur panen, jumlah biji total per malai, prosentase biji isi, jumlah biji isi per rumpun, bobot biji isi, dan bobot seribu butir.

Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan NTSYSpc versi 2.1 dan pembandingan nilai tiap peubah dengan melakukan uji kemiripan (Sokal & Sneath 1963) berdasarkan nilai korelasi antar peubah dari tiap peubah yang diamati antara tanaman mutan dan kontrol.

HASIL

Penapisan mutan padi generasi M2

Hasil penapisan terhadap 36 nomor M2 berdasarkan nilai RRG pada 15 ppm Al diperoleh 13 nomor yang memiliki nilai RRG rata-rata < 2.5 cm (Tabel 1).

Tabel 1 Jumlah biji yang ditapis, prosentase mutan dan nilai rata-rata RRG mutan M2 No Nomor kelompok mutan ∑ Biji yang diuji Mutan (%) Rata-rata RRG (cm) 1 17-12 12 66.7 2.0 2 20-11 19 94.7 0.6 3 20-68 18 44.4 2.3 4 24-81 19 47.4 2.4 5 28-40 12 100 1.5 6 31-19 19 94.7 2.1 7 33-05 12 91.7 1.6 8 35-35 15 93.3 1.6 9 38-67 16 68.8 2.4 10 40-67 10 90.0 1.9 11 41-42 20 85.0 1.8 12 42-84 16 37.5 2.3 13 50-56 30 50.0 2.2 Nomor 20-11 memiliki rata-rata RRG terkecil yaitu 0.6 cm dengan prosentase mutan 94.7 % (Tabel 1). Hal ini menunjukkan nomor padi tersebut berpotensi sebagai sumber mutan sensitif Al yang stabil. Hasil penapisan juga menunjukkan beberapa nomor padi yang sebelumnya tergolong sensitif Al masih memiliki bersifat toleran Al, sebagai indikasi bahwa mutan sensitif pada generasi tersebut belum stabil.

Morfologi akar kecambah mutan padi sensitif Al

Pada kondisi tercekam Al, morfologi akar utama padi mutan sensitif Al terlihat pendek dan menebal, serta menyerupai akar padi IR64 (Gambar 1). Akar utama dari tanaman mutan setelah masa pemulihan tidak mengalami pertumbuhan. Hal ini menunjukkan rusaknya sistem perakaran pada tanaman mutan. RRG hanya diukur akar utamanya tanpa melihat perkembangan akar lateralnya, karena pertumbuhan akar lateral tidak stabil.

(2)

Gambar 1 Morfologi akar padi Hawara Bunar kontrol toleran Al (A), Kontrol sensitif IR64 (B), mutan sensitif Hawara Bunar (C,D,E) setelah masa pemulihan (tanpa Al).

Keragaan Fenotip Tanaman Mutan M2 Tanaman mutan sensitif Al yang ditanam di tanah netral memiliki karakter vegetatif dan reproduktif yang bervariasi (Tabel 2).

Tabel 2 Kisaran rata-rata karakter vegetatif dan reproduktif tanaman mutan M2 No Karakter vegetatif dan reproduktif

Kisaran nilai pada generasi M2 1 Tinggi tanaman(cm) 92-199 2 Jumlah daun 2.7-5.3 3 Jumlah ruas 3.3-5.0 4 Jumlah anakan 1.0-23.0 5 Anakan produktif 1.0-10.0 6 Umur berbunga (HST) 74-191 7 Panjang malai (cm) 16.0-40.2 8 Panjang daun bendera (cm) 41.8-72.6 9 Umur panen (HST) 133-206 10 Jumlah biji total per malai 25.5-277.6 11 Prosentase biji isi per malai (%) 55-89 12 Jumlah biji per rumpun 25-297 13 Bobot biji isi per malai (g) 0.3-5.7 14 Bobot seribu butir (g) 13.4-38.8

Morfologi daun tanaman mutan nomor 20-11-17 memiliki strip putih kekuningan di sepanjang pertulangan daun (Gambar 2).

Bentuk strip ini hanya terdapat pada dua anakan saja, dan tidak terdapat pada tanaman mutan lainnya. Tanaman mutan nomor 33-05-12 memiliki tinggi tanaman 141 cm dan jumlah anakan sebanyak 25. Selain itu ukuran bijinya juga kecil dibandingkan dengan biji mutan lainnya. akan tetapi tanaman mutan ini hanya menghasilkan biji hampa.

Gambar 2 Morfologi daun tanaman mutan nomor 20-11-17.

Berdasarkan uji kemiripan terhadap karakter vegetatif dan reproduktif tanaman mutan dengan kontrol, diperoleh 3 nomor mutan yang relatif mirip dengan kontrol yaitu nomor 20-11-5, 16-20-14, dan 20-11-6 (Tabel 3). Selanjutnya analisis difokuskan pada 3 nomor mutan tersebut.

Tabel 3 Nilai uji kemiripan (Sneath & Sokal 1973) tanaman mutan M2

Nomor mutan Nilai kemiripan

20-11-5 0.999 16-20-14 0.998 20-11-6 0.996 Karakter Vegetatif

Tinggi tanaman

Tinggi tanaman mutan nomr 20-11-6 dan 20-11-5 tidak berbeda jauh dengan kontrol (Gambar 4). Mutan nomor 16-20-14 lebih tinggi dibandingkan mutan lainnya dan kontrol. Saat memasuki minggu ke 12-13, pertumbuhan tinggi tanaman mutan dan kontrol mengalami fase stasioner (Gambar 3). Jumlah daun

Jumlah daun ketiga nomor mutan mirip dengan kontrol. Mutan nomor 20-11-5 memiliki jumlah daun lebih banyak dibandingkan mutan lainnya dan kontrol (Tabel 4).

(3)

Gambar 3 Kurva pertumbuhan tinggi tanaman mutan padi Hawara Bunar sensitif Al per 2 minggu 16-20-14, 20-11-5, 20-11-6, kontrol HB.

Gambar 4 Tinggi tanaman mutan padi sensitif Al (A) dan kontrol (B).

Jumlah dan panjang ruas

Tanaman mutan memiliki jumlah ruas yang mirip dengan kontrol (Tabel 4). Jumlah ruas pada tiga nomor mutan memiliki jumlah yang sama. Ruas pertama tanaman mutan lebih panjang dibandingkan ruas lainya (Tabel 5).

Jumlah anakan

Jumlah anakan tanaman mutan lebih banyak dibandingkan dengan kontrol. Tanaman mutan nomor 20-11-6 memiliki jumlah anakan yang tidak berbeda jauh dengan kontrol (Tabel 4).

Tabel 4 Komponen vegetatif mutan M2 sensitif Al

Nomor

mutan JD JR JA Komponen vegetatif 20-11-5 4.7 5.0 10.0 16-20-14 4.0 5.0 9.0 20-11-6 4.0 5.0 8.0 kontrol 4.3 5.1 7.3 JD= Jumlah daun per anakan, JR= jumlah ruas per anakan, JA= Jumlah anakan

Tabel 5 Panjang ruas mutan M2 sensitif Al Nomor mutan Panjang ruas ke (cm) 1 2 3 4 5 20-11-5 48.0 29.0 24.7 15.3 9.3 16-20-14 54.0 33.0 35.3 21.0 4.3 20-11-6 44.3 30.0 27.0 16.8 4.7 kontrol 52.3 33.0 26.0 18.5 6.4 Karakter Reproduktif

Anakan produktif dan umur berbunga

Anakan produktif tanaman mutan memiliki jumlah yang sama dengan kontrol. Umur berbunga tanaman mutan tidak berbeda jauh dengan kontrol (Tabel 6), namun mutan nomor 16-20-14 memiliki umur berbunga yang lebih cepat dari pada dua mutan lainnya dan kontrol.

Panjang malai dan daun bendera

Panjang malai dan daun bendera tanaman mutan bervariasi. Panjang malai dan daun bendera ketiga nomor mutan lebih pendek dibandingkan kontrol, akan tetapi Panjang malai dan daun bendera mutan nomor 20-11-5 paling pendek. Tanaman mutan 20-11-6 memiliki panjang malai dan daun bendera yang tidak berbeda jauh dengan kontrol (Tabel 6).

Umur panen

Umur panen tanaman mutan nomor 20-11-6 mirip dengan kontrol (Tabel 20-11-6), tetapi mutan nomor 16-20-14 memiliki umur panen lebih cepat dibandingkan mutan lainnya dan kontrol.

Jumlah biji total per malai

Jumlah biji total per malai tanaman mutan tidak berbeda jauh dengan kontrol (Tabel 7). Mutan nomor 20-11-5 memiliki jumlah biji total per malai mirip dengan kontrol. Tanaman mutan nomor 20-11-6 memiliki jumlah biji per malai paling tinggi dibandingkan kontrol dan dua mutan lainnya.

B A 0.0 40.0 80.0 120.0 160.0 200.0 0 2 4 6 8 10 12 14 16 Tinggi   tanaman   (cm)

(4)

Tabel 6 Komponen reproduktif mutan M2 sensitif Al Nomor mutan Komponen reproduktif AP UB PM PDB UP 20-11-5 3 81 35.3 54.0 139 16-20-14 3 75 36.7 55.8 136 20-11-6 3 83 36.0 58.3 149 kontrol 3 82 38.8 63.5 147 AP= anakan produktif, UB= umur berbunga (HST), PM= panjang malai (cm), PDB= panjang daun bendera (cm), UP= umur panen (HST).

Prosentase biji isi per malai

Tanaman mutan nomor 20-11-5 memilki prosentase biji isi paling tinggi dibandingkan kontrol dan dua mutan lainnya (Tabel 7), sedangkan prosentase biji isi tanaman mutan nomor 20-11-6 tidak berbeda jauh dengan kontrol.

Jumlah biji per rumpun

Karakter jumlah biji per rumpun tanaman mutan tidak berbeda jauh dengan kontrol. Tanaman mutan nomor 20-11-6 memiliki jumlah biji per rumpun yang mirip dengan kontrol (Tabel 7), sedangkan mutan nomor 20-11-5 memiliki jumlah biji per rumpun lebih besar dibandingkan kontrol dan dua mutan lainnya.

Bobot biji isi per malai dan biji seribu butir Tanaman mutan nomor 16-20-14 mirip dengan kontrol pada karakter bobot biji isi per malai dan bobot biji seribu butir (Tabel 7).

Kakrakter bobot biji isi per malai dan bobot biji seribu butir per malai mutan nomor 20-11-5 dan 20-11-6 lebih rendah dari kontrol. Tabel 7 Komponen hasil mutan M2 sensitif Al

Nomor mutan Komponen hasil JB T PB I JB R BB I BS B 20-11-5 215.0 74 413 3.6 25.9 16-20-14 255.0 72 467 4.4 28.5 20-11-6 257.3 69 424 3.6 25.5 kontrol 226.1 71 448 4.3 27.3 JBT= jumlah biji total per malai, PBI= Prosentase biji isi per malai (%), JBR= jumlah biji per rumpun, BBI= bobot biji isi per malai (g), BSB= bobot seribu butir (g).

Kestabilan Mutan pada Generasi M3 berdasarkan RRG

Dari 28 tanaman mutan M2 yang ditapis, diperoleh 12 nomor mutan sensitif Al. sebanyak 10 nomor mutan M2 sensitif Al yang stabil pada generasi M3 dengan menunjukkan prosentase mutan sensitif Al paling tinggi yaitu 100% (Tabel 8). Hasil penapisan juga menunjukkan mutan generasi M2 nomor 20-11 merupakan mutan berpotensi, karena memiliki generasi M3 yang paling banyak berkarakter sensitif Al yang stabil. Selain itu, tanaman mutan generasi M3 yang berpotensi untuk diteliti lebih lanjut yaitu mutan nomor 20-11-5 dan 20-11-6.

Tabel 8 Jumlah biji yang ditapis, prosentase mutan, dan nilai rata-rata RRG mutan M3

No Populasi yang diuji Σ biji mutan Σ Mutan (%) RRG (cm) Rata-rata RRG Min (cm) RRG Max (cm)

1 12-77-3 17 17 100.0 0.7 0.1 1.5 2 20-11-1 19 19 100.0 1.1 0.5 1.8 3 20-11-4 19 19 100.0 1.3 0.6 1.9 4 20-11-5 19 19 100.0 1.0 0.4 1.6 5 20-11-6 18 18 100.0 0.9 0.4 1.7 6 20-11-7 10 9 90.0 1.3 0.4 2.9 7 20-11-11 20 20 100.0 1.2 0.1 2.2 8 20-11-13 19 19 100.0 1.0 0.4 1.7 9 20-11-15 17 17 100.0 1.0 0.5 2.0 10 20-11-16 18 18 100.0 1.0 0.2 1.8 11 20-11-17 20 20 100.0 0.8 0.2 1.4 12 20-11-18 15 13 87.0 1.4 0.7 2.7

(5)

PEMBAHASAN

Tanaman padi mutan sensitif Al diseleksi dengan karakter RRG, vegetatif dan reproduktif. Nomor mutan yang ditapis merupakan generasi hasil seleksi M1 dengan metode RRG dan ternyata tidak semua galur menunjukkan sifat sensitif Al. Bahkan beberapa nomor masih menunjukkan sifat toleran Al dengan nilai RRG > 2.5 cm. Hal ini sesuai dengan harapan karena menurut Harsatni & Ishak (1999), tanaman mutan akan konsisten pada generasi ke-4 dan ke-5. Hanya satu nomor kelompok mutan yang menunjukkan kestabilan karakter sensitif Al yaitu nomor 20-11.

Mutasi pada tanaman mutan sensitif Al ditunjukkan dengan hilangnya kemampuan akar untuk tumbuh setelah mendapat cekaman Al. Gen pengontrol sifat toleran Al tanaman padi HB bermutasi menjadi sensitif terhadap Al. Mutasi atau perubahan struktur gen dapat diketahui dengan membandingkan tipe mutan dan tipe liarnya (tetua). Perbedaan morfologi akar mutan dan tetua terlihat jelas pada seleksi RRG. Mutan merupakan Individu yang memperlihatkan perubahan sifat (fenotip) yang berbeda dari karakter tetuanya (Jusuf 2001).

Pertumbuhan akar utama padi mutan sensitif Al terhambat dan tidak mengalami pemanjangan setelah masa pemulihan 48 jam. Terjadinya penghambatan pertumbuhan akar juga terdapat pada akar padi IR64. Fenomena ini tidak terjadi pada akar padi HB yang akarnya mampu tumbuh dan berkembang setelah masa pemulihan. Menurut Zhang et al (1999), tanaman yang sensitif terhadap Al dapat diketahui dari perkembangan akar setelah mendapat perlakuan cekaman Al. Pembentukan akar tanaman sensitif Al disebabkan terhambatnya pemanjangan sel-sel pada ujung akar. Menurut Matsumoto (1991) Al berikatan dengan DNA pada ujung akar sehingga dapat menghambat pembelahan sel. Akumulasi Al yang tinggi pada inti sel tudung akar yang menghambat pertumbuhan akar merupakan akibat dari kerusakan sel tudung akar (Matsumoto 1991).

Karakter vegetatif dan reproduktif tanaman mutan M2 sangat beragam. Bahkan beberapa tanaman M2 memiliki hasil reproduktif lebih baik dari pada tanaman kontrol. Hal ini disebabkan adanya mutasi yang berbeda terjadi pada setiap tanaman mutan sehingga menimbulkan karakter yang berbeda. Keragaman ditunjukkan pada 2 nomor

05-12. Tanaman mutan nomor 20-11-17 mengalami perubahan pada morfologi daun, sedangkan nomor 33-05-12 menyerupai perawakan IR64. Mutasi tidak dapat diprediksi, demikian juga ketidakstabilan sifat-sifat genetik pada generasi berikutnya. Menurut Wulan (2007) Induksi mutasi menyebabkan keragaman tanaman meningkat.

Tanaman mutan padi sensitif Al yang diharapkan adalah tanaman yang memiliki karakter vegetatif dan reproduktif yang mirip dengan tipe liarnya. Berdasarkan banyaknya karakter yang mirip dengan kontrol, diperoleh 3 nomor tanaman mutan yaitu 20-11-5, 16-20-14, dan 20-11-6. Akan tetapi, letak kemiripan karakter ketiga tanaman mutan tersebut dengan kontrol berbeda-beda.

Lubis et al (1995) mengklasifikasikan tanaman padi menjadi 3, yaitu pendek (< 110 cm), sedang (110-125 cm), dan tinggi (> 125 cm). Mengacu pada klasifikasi tersebut, maka tinggi tanaman mutan tergolong tanaman padi yang tinggi. Tinggi tanaman mutan hampir mencapai 2 meter. Menurut Herawati et al (2009) tinggi tanaman dan anakan produktif merupakan karakter agronomi penting dan dapat dijadikan identitas penting suatu genotip. Mutan nomor 16-20-14 memiliki laju pertumbuhan dan fase stasioner tinggi tanaman yang lebih cepat dibandingkan mutan lainnya. Kestabilan tinggi tanaman mutan terjadi pada minggu ke 12-13, karena pada waktu itu sudah dimulai proses pengisian biji. Akan tetapi, saat memasuki fase pengisian bulir, tanaman padi mutan lebih mudah rebah.

Jumlah daun dan ruas tanaman mutan tidak berbeda jauh dengan kontrol. Daun merupakan organ penting untuk fotosintesis. Semakin banyak daun, kemampuan untuk menghasilkan fotosintat semakin besar sehingga pembentukan organ-organ vegetatif tanaman akan lebih baik (Sahila 2006). Tanaman mutan memiliki jumlah ruas yang sama, karena tinggi tanaman mutan mirip. Panjang ruas tanaman mutan dari ruas pertama ke 5 semakin kecil. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sahila (1995) bahwa ruas yang terpanjang adalah ruas teratas dan panjangnya semakin menurun sampai ruas yang terbawah dekat permukaan tanah. Jumlah anakan tanaman mutan lebih banyak dibandingkan kontrol. Tanaman mutan nomor 20-11-5 memiliki jumlah anakan yang lebih banyak dibandingkan mutan lainnya karena kemungkinan adanya korelasi dengan jumlah daun. Menurut Vergara (1985), jumlah anakan dipengaruhi oleh faktor genetik dan ketersediaan air yang cukup.

(6)

Karakter reproduktif meliputi jumlah anakan produktif, umur bunga, panjang malai, panjang daun bendera, dan umur panen. Jumlah anakan tanaman mutan tergolong banyak, namun anakan yang berproduktif hanya 3 anakan. Hal ini menunjukkan banyaknya jumlah anakan tidak berpengaruh terhadap jumlah anakan produktif. Tanaman mutan mulai berbunga saat berumur 75-83 HST. Umur berbunga ini termasuk umur yang cukup dalam. Percobaan di rumah kaca memiliki pengaruh terhadap umur bunga karena pada umumnya tanaman akan berumur lebih pendek bila ditanam di lahan terbuka (Herawati et al 2009). Umur berbunga tanaman mutan nomor 16-20-14 lebih cepat dibandingkan mutan lainnya karena kemungkinan lebih dulu memasuki fase stasioner tinggi tanaman. Malai tanaman mutan termasuk kategori malai panjang karena > 30 cm. Hal ini berdasarkan data dari Deptan (1983) yang mengklasifikasikan panjang malai menjadi 3, yaitu malai pendek (<20 cm), sedang (20-30 cm) dan malai panjang (>30 cm). Malai tanaman mutan yang panjang belum tentu memiliki daun bendera yang panjang juga. Hal ini terlihat dari tanaman mutan nomor 16-20-14 dan 20-11-6. Mutan nomor 16-20-14 memiliki malai yang lebih panjang daripada mutan nomor 20-11-6, tetapi panjang daun benderanya lebih pendek. Umur panen tanaman mutan berkisar 136-149 HST dan tergolong umur yang cukup panjang. Umur panen tanaman mutan nomor 16-20-14 lebih cepat dibandingkan mutan lainnya karena lebih dulu waktu berbunganya.

Komponen hasil meliputi jumlah biji total per malai, prosentase biji isi per malai, jumlah biji per rumpun, bobot biji isi per malai, dan bobot biji seribu butir. Jumlah biji total per malai antara tanaman mutan 16-14 dan 20-11-6 mirip karena memiliki panjang malai yang mirip. Jumlah biji total yang tinggi kemungkinan disebabkan malai yang panjang. Menurut Grist (1975), bahwa panjang malai merupakan karakter yang diasosiasikan dengan produksi. Jumlah biji total yang tinggi tidak diimbangi dengan biji yang terisi. Hal ini terlihat dari prosentase biji isi tanaman mutan yang bervariasi. Tanaman mutan nomor 20-11-5 tergolong sedang dengan prosentase biji isi yaitu 74%. Padahal jumlah biji total per malai tanaman mutan nomor 20-11-5 lebih sedikit dibandingkan dua mutan lainnya. Hal ini menunjukkan semakin sedikit jumlah biji total per malai tanaman mutan semakin tinggi prosentase biji isinya. Selain itu, prosentase biji isi tanaman mutan yang

kecil juga disebabkan adanya pengaruh hama kutu. Hama ini menyebabkan malai menjadi hitam tertutup serabut seperti jamur sehingga malai terisi sebagian atau hampa. Jumlah biji per rumpun tanaman mutan nomor 16-20-14 lebih tinggi dibandingkan dua mutan lainnya, karena memiliki jumlah biji total per malai yang lebih baik. Bobot biji isi antara tanaman mutan nomor 20-11-5 dan 20-11-6 sama, tetapi bobot biji seribu butir mutan nomor 20-11-5 lebih tinggi dibandingkan 20-11-6. Hal ini menunjukkan ukuran biji mutan nomor 20-11-5 lebih besar dibandingkan 20-11-6.

Tanaman mutan yang diharapkan adalah tanaman padi kultivar HB sensitif Al yang memiliki kemiripan karakter vegetatif dan reproduktif seperti tetuanya. Berdasarkan seleksi RRG M3 terdapat dua nomor mutan yang diharapkan yaitu 20-11-5 dan 20-11-6. Tanaman mutan tersebut diharapkan menjadi bahan dasar untuk mempelajari gen-gen yang terlibat dalam mekanisme toleransi tanaman terhadap Al, sehingga dapat merakit kultivar baru ke sasaran yang tepat.

SIMPULAN

Tanaman mutan M2 nomor kelompok mutan 20-11 berpotensi sensitif Al berdasarkan karakter RRG. Akar tanaman mutan padi HB sensitif Al tidak mampu berkembang setelah masa pemulihan dan menyerupai akar IR64. Karakter vegetatif dan reproduktif tanaman mutan M2 memiliki keragaman variasi yang tinggi. Tanaman mutan M2 yang diharapkan adalah mutan nomor 20-11-5 dan 20-11-6.

SARAN

Perlu adanya pengujian karakter fisiologi, biokimia, molekular terhadap tanaman mutan yang berpotensi untuk mendapatkan isoline gen toleran Al yang tepat.

DAFTAR PUSTAKA

Delhaize E, Ryan PR. 1995. Aluminum toxicity and tolerance plants. J Plant Physiol 107:315-321.

Deptan [Departemen Pertanian]. 1983. Pedoman bercocok tanam padi, palawija, dan sayur-sayuran. Jakarta: Departemen Pertanian.

Harsanti L, Ishak. 1999. Evaluasi sifat Agronomis galur mutan padi Arias

Gambar

Tabel 1 Jumlah biji yang ditapis, prosentase  mutan dan nilai rata-rata RRG mutan  M2  No  Nomor   kelompok  mutan  ∑ Biji yang diuji  Mutan (%)  Rata-rata  RRG  (cm)  1 17-12 12  66.7 2.0  2 20-11 19  94.7 0.6  3 20-68 18  44.4 2.3  4 24-81 19  47.4 2.4
Gambar 2 Morfologi daun tanaman mutan  nomor 20-11-17.
Gambar 3 Kurva pertumbuhan tinggi tanaman  mutan padi Hawara Bunar sensitif  Al per 2 minggu           16-20-14,                                    20-11-5,            20-11-6,                              kontrol HB
Tabel 8 Jumlah biji yang ditapis, prosentase mutan, dan nilai rata-rata RRG mutan M3

Referensi

Dokumen terkait

signifikansi yang berarti bahwa variabel Gaya Kepemimpinan, Delegasi Wewenang dan Komunikasi secara simultan memiliki pengaruh positif terhadap variabel kinerja

Buah Nanas (Ananas comocus) varietas Queen dari perkebunan Kelompok Tani “ Karya Tani ” Desa Beluk Pemalang adalah salah satu produk hasil pertanian di Jawa

Hasil kajian peringkat PFKK berdasarkan tempoh pengalaman mengajar pula boleh dirumuskan bahawa MPK yang dibina adalah berstatus “Amat Sesuai” digunakan (min

Indeks kepuasan masyarakat terhadap pengelolaan sampah dalam wilayah kecamatan dan kelurahan.. DPA

Produksi BBN dunia telah melonjak 500% dalam dekade lalu. Akan tetapi, kecenderungan ini tidaklah stabil tahun-demi-tahun. Sebuah laporan mengenai wilayah Asia di tahun 2009

Perawat perlu mempertahankan motivasi kerja yang sudah baik, terutama dalam kepatuhan melakukan hand higiene sesuai prosedur yaitu 5 saat dan 6 langkah cuci

• Mengomentari pada gambar perbedaan an- tara lingkungan alam yang terawat dan tidak terawat serta alasan- nya.. • Menulis ciri-ciri ling- kungan alam yang ter- awat dan

Alat yang digunakan memanfaatkan Mikrokontroler Arduino Uno sebagai pusat Kontrol, sensor arus ACS712-20A untuk mendeteksi besarnya arus yang masuk pada peralatan, keypad