• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambar 1. Burung dara laut S. hirundo yang Sedang Terbang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Gambar 1. Burung dara laut S. hirundo yang Sedang Terbang"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA Burung dara laut

Burung dara laut merupakan suku kecil dari burung laut yang menyebar luas di dunia. Burung dara laut memiliki karakteristik berkaki pendek, sayap panjang dan runcing, ekor bercabang dengan paruh halus dan runcing. burung dara laut terbang indah di udara dan sering melayang (tidak mengepakan sayap); berdiam di atas air sebelum menangkap ikan kecil. Burung dara laut memiliki kebiasaan bergabung dalam kelompok besar untuk berputar-putar dan menangkap ikan ketika menemukan perairan dengan banyak ikan. Burung ini sering ditemukan di perairan pesisir atau di danau, di tepi pantai atau alur sungai. Sarang burung ini dibuat dari garukan membentuk cekungan di pasir (MacKinnon, 1990). Gambar 1 menunjukkan burung dara laut biasa (S. hirundo)yang sedang terbang.

Sumber : (Huda, 2009)

Gambar 1. Burung dara laut S. hirundo yang Sedang Terbang

Burung dara laut memiliki daerah persebaran global dan berbiak di Amerika utara, Eropa dan Asia. Pada musim dingin mengembara ke daerah selatan yaitu: Amerika selatan, Afrika, Indonesia dan Australia. Penyebaran lokal burung dara laut terjadi pada musim dingin bermigrasi tidak teratur di Sunda Besar (MacKinnon et al., 1998). Warna telur dan anak burung dara laut menyerupai warna pasir pantai. Hal tersebut merupakan kamuflase yang digunakan untuk melindungi telur dan anak burung dara laut tersebut dari para pemburu (Huda, 2009). Gambar 2 menunjukan telur burung dara laut pada cekungan pasir sebagai sarangnya. Gambar 3 menunjukkan anak burung dara laut pada cekungan pasir sebagai sarangnya.

(2)

4

Sumber : (Huda, 2009)

Gambar 2. Telur Burung dara lautpada Cekungan di Pasir Pantai

Sumber : (Huda, 2009)

Gambar 3. Anak Burung dara laut pada Cekungan di Pasir Pantai Anous minutus worcesteri

Burung dara laut A. m. worcesteri atau yang dikenal ”burung dara laut hitam kecil” merupakan subspesies A. minutus dengan ordo Charadriformes famili Laridae (Avibasea, 2009) dan mungkin merupakan burung dara laut pengembara. Karakteristik ukuran tubuh dara laut ini digolongkan berukuran kecil yaitu 33 cm, berwarna coklat jelaga dengan mahkota keputih-putihan dan ekor bercabang. Sangat mirip dengan A. stolidus tetapi berukuran lebih kecil dan lebih ramping dengan mahkota hampir putih tipis di atas mata. Iris berwarna coklat, paruh hitam dan kaki coklat gelap kehitam-hitaman (MacKinnon, 1990). Burung dara laut A. minutus

(3)

5 Internasionala, 2009); dengan perkiraan ukuran populasi sebesar 160.000-1.100.000 individu dewasa (Birdlife Internationala, 2011). Gambar 4 menunjukkan A. m. worcesteri yang bertengger pada ranting pohon.

Sumber : people.hws.edu (2001)

Gambar 4. Anous minutus worcesteri (Burung dara laut Hitam Kecil)

Burung dara laut dengan suara keras ’’kik-kirrik” dan bergemerincing ’’carr” memiliki kebiasaan yang sama seperti A. stolidus yaitu terbang memutar perlahan-lahan dan bersifat malas serta jarang menyelam serta terkadang hinggap di permukaan air untuk mencari makan. Dijelaskan lebih lanjut oleh Birdlife Internationala,b (2009) A. m. worcesteri dan A. s. pileatus menghabiskan waktu istirahat di perairan terbuka dengan bertengger pada pelampung dan kapar (benda terapung).Makanan burung dara laut ini berupa ikan (MacKinnon, 1990). Dijelaskan pula bahwa burung dara laut ini ditemukan di daerah tropika dan sub-tropika Samudera Atlantik dan Pasifik. Sepanjang tepi pantai utara Jawa dan Bali terkadang ditemukan burung dara laut jenis ini. Burung dara laut ini memiliki sarang bersama dengan A. stolidus pada pulau Karimun Jawa. Burung ini berbiak pada bulan Agustus dengan jumlah telur sebanyak satu butir.

Anous stolidus pileatus

Burung dara laut A. s. pileatus atau yang dikenal dengan ”burung dara laut hitam besar” dan disebut pula ”camar angguk coklat” merupakan subspesies A. s.

dengan ordo Charadriformes famili Laridae (Avibaseb, 2009). Karakteristik ukuran tubuh burung ini besar yaitu 42 cm (Sumaryati et al., 2007); sedangkan MacKinnon (1990) mengolongkan berukuran sedang yaitu 39 cm. Bulu-bulu di seluruh tubuh

(4)

6 berwarna coklat gelap kecuali mahkota yang berwarna keabu-abuan dan garis lengkung warna putih di bawah mata. Bentuk ekor burung dara laut ini bercabang. Iris berwarna coklat, paruh berwarna hitam dan kaki berwarna coklat kehitaman. Burung dara laut A. stolidus dalam IUCN Red List memiliki status konservasi least concern dan merupakan burung penetap di Papua New Guinea (Birdlife Internationalb, 2009); dengan kisaran ukuran populasi 180.000-1.100.000 individu dewasa. Gambar 5 menunjukkan A. stolidus yang bertengger pada dahan pohon.

Sumber : www.juddpatterson.com (2008)

Gambar 5. Anous stolidus pileatus (Burung dara laut Hitam Besar)

Burung dengan suara keras ”karkk” dan ”kwok-kwok” ini memiliki kebiasaan terbang memutar secara perlahan dan bersifat malas serta jarang menyelam (MacKinnon, 1990); dijelaskan pula burung dara laut spesies ini terkadang hinggap di permukaan air untuk mencari makan (MacKinnon, 1990 dan Sumaryati et al., 2007). Pada masa kawin, pasangan burung ini saling mengangguk-anggukan kepala, sehingga disebut ”camar angguk coklat” (MacKinnon, 1990). Dijelaskan lebih lanjut oleh Birdlife Internationalb (2009) bahwa A. s. pileatus menghabiskan waktu istirahat di perairan terbuka yaitu sering bertengger pada pelampung dan kapar.

Jenis pakan burung dara laut spesies ini yaitu ikan kecil (MacKinnon, 1990 dan Birdlife Internasionalb, 2009), cumi-cumi, kerang dan serangga air (Birdlife Internasionalb, 2009). Habitat burung jenis ini di perairan Kepulauan Karimun Jawa dan biasa dijumpai di perairan dan pulau-pulau kecil Karimun Jawa. Burung dengan status penetap dan dilindungi ini memiliki daerah sebaran di seluruh lautan tropis dan sub-tropis serta Australia Utara (Sumaryati et al., 2007).

(5)

7 Burung spesies ini bersarang di Kepulauan Karimun Jawa dan Jawa Tengah. Pada umumnya sarang dibuat dari bahan ranting-ranting dan ganggang laut pada pohon-pohon yang rendah. Telur berwarna kuning tua atau agak putih dengan berbintik abu-abu coklat. Setiap eraman terdiri atas satu butir telur. Berbiak pada koloni dan terjadi pada bulan Agustus (MacKinnon, 1990).

Chlidonias hybridusjavanica

Burung dara laut C. h. javanica merupakan subspesies C. hybridus dengan ordo Charadriformes famili Laridae (Avibasec, 2009). Burung spesies ini dikenal dengan sebutan ”burung dara laut berkumis” yang memiliki panjang tubuh kecil yaitu 33 cm. C. h. javanica berwarna pucat dengan dahi putih dan ekor bercabang tidak tajam. Burung dewasa memiliki mahkota atas hitam dengan bagian depan agak putih dan tubuh bagian bawah putih pada musim dingin. Sayap, tengkuk, punggung dan penutup atas ekor burung spesies ini berwarna abu-abu. Burung muda memiliki ciri yang hampir sama tetapi memiliki bintik coklat. Bulu dahi burung muda berwarna hitam dan dada keabu-abuan pada musim panas. Iris berwarna coklat, paruh dan kaki berwarna merah (MacKinnon, 1990). Burung dara laut C. hybrida dalam IUCN Red List memiliki status konservasi least concern dan merupakan burung penetap di Indonesia (Birdlife Internationalc, 2009); dengan kisaran ukuran populasi 300.000-1.500.000 individu dewasa (Birdlife Intenationalc, 2011). Gambar 6 menunjukkan burung dara laut C. h. javanica di daerah tergenang.

Sumber: www.alsirhanb.com (2008)

(6)

8 Burung dara laut berkumis memiliki suara bernada cepat, dengan nada’’kitt” atau ”ki-kitt”. Burung spesies ini berbiak di Afrika selatan, Eropa Selatan dan Asia. Pergerakan burung spesies ini tidak teratur melalui Indonesia karena dapat ditemukan di Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali, Maluku dan Papua New Guinea. Burung dengan kebiasaan memakan serangga ini pada umumnya hidup dalam kelompok kecil dan terkadang dalam kelompok besar (MacKinnon, 1990). Birdlife Internationalc (2009) menyatakan bahwa jenis pakan subspesies burung ini terdiri atas serangga daratan dan serangga perairan seperti Dytiscida (kumbang air),

Odonata (capung) dewasa dan larva Odonata, Orthoptera (kepinding), semut terbang dan nyamuk; laba-laba, katak, kecebong, kepiting kecil, udang dan ikan kecil.

Burung dara laut ini menggunakan berbagai habitat lahan basah seperti rawa air tawar atau kolam, ditemukan terutama di vegetasi sekitar tempat merumput sapi atau kuda. Sarang dibuat dari tumpukan vegetasi air atau rumput kering, yang diletakkan baik di vegetasi mengambang di atas air ataupun di bawah air pada kedalaman 60-80 cm (Birdlife Internationalc, 2009). Dijelaskan lebih lanjut oleh MacKinnon (1990) bahwa burung dara laut ini sering datang ke darat sejauh 20 km dengan gaya terbang rendah meluncur untuk mencari makan di sawah dan daerah tergenang ataupun dalam kolam yang dangkal.

Sterna albifrons sinensis

Burung dara laut S. a. sinensis atau yang dikenal dengan sebutan ”burung

dara laut kecil” merupakan subspesies S. albifrons dengan ordo Charadriformes famili Laridae (Avibasee, 2009). Burung dara laut kecil memiliki panjang tubuh kecil yaitu 25 cm; memiliki warna pucat dan ekor bercabang tidak tajam. Mahkota dan tengkuk burung dewasa berwarna putih berbintik hitam; sayap bagian atas dan punggung berwarna abu-abu, bulu primer terluar berwarna hitam, ekor dan tubuh bagian bawah berwarna putih, pada musim panas. Burung muda berbintik kuning tua dan coklat kelabu pada mahkota dan punggung, tetapi bagian depan sayap berwarna abu-abu gelap. Burung dara laut ini memiliki iris berwarna coklat, paruh berwarna kuning dengan ujung paruh berwarna hitam dan kaki berwarna kuning (MacKinnon, 1990). Burung dara laut S. albifrons dalam IUCN Red List memiliki status konservasi least concern dan merupakan burung penetap di Indonesia (Birdlife Internationald, 2009); dengan kisaran ukuran populasi 190.000-410.000 individu

(7)

9 dewasa (Birdlife Internationale, 2011). Gambar 7 menunjukkan burung dara laut S. a. sinensis yang sedang terbang.

Sumber : luontoporti.com (2011)

Gambar 7. Sterna albifrons sinensis (Burung dara laut Kecil)

Burung dara laut Kecil memiliki suara bernada tinggi dengan nada ”krri-ik” atau ”kik” tetapi pada masa kawin berkokok dengan nada ”kirri-kirri-kirri”. Burung spesies ini memiliki kebiasaan mendiami tepi laut yang berpasir dan berbaur dengan burung dara laut lain. Kepakan sayap burung spesies ini cepat, sering menggelepar sejenak berdiam di atas air dan menyelam untuk kemudian dengan cepat akan terbang kembali. Hal ini merupakan ciri khas burung S. a. sinensis (MacKinnon, 1990).

Jenis pakan subspesies burung ini adalah ikan kecil, udang dan serangga (MacKinnon, 1990). Ikan kecil yang dimakan adalah ikan tombak Ammodytes spp., ikan roach Rutilus rutilus, ikan mas Scardinius erythrophthalmus, ikan mas Cyprinus carpio dan ikan kakap putih Perca fluviatilis. Subspesies burung ini juga memakan kepiting yang berukuran 3-6 cm, serangga, cacing annelide dan kerang (Birdlife Internationald, 2009). Dijelaskan lebih lanjut bahwa subspesies ini berkembang biak pada lahan kosong atau bervegetasi jarang, pantai pasir di pulau-pulau, fragmen kerang, kerikil, batu atau fragmen karang di laut lepas atau di muara, rawa, terumbu karang lepas pantai, sungai, danau dan waduk. Menurut MacKinnon (1990) burung dara laut ini pada umumnya menetap di sepanjang pantai daerah sedang dan tropika. Populasi burung dara laut ini kecil dan akan bertambah pada musim dingin dan berbaur dengan burung pendatang di Jawa dan Bali. Burung spesies ini berkembangbiak secara menyebar di sepanjang pantai utara Jawa. Sarang burung spesies ini ditemukan di pasir atau rumput pendek berupa cekungan dangkal. Telur

(8)

10 yang dihasilkan 2-3 butir berwarna merah jambu dengan bercak ungu dan coklat. Musim kawin burung spesies ini pada bulan Mei sampai Juni di Jawa Barat.

Sterna anaethetus anaethetus

Burung dara laut S. a. anaethetus atau yang dikenal ”burung dara laut sayap coklat” merupakan subspesies dara laut S. anaethetus dengan ordo Charadriformes famili Laridae (Avibasef, 2009). S. a. anaethetus bertubuh sedang dengan panjang tubuh yaitu 37 cm. Burung spesies ini memiliki ekor panjang dan bercabang dengan punggung gelap. Burung dewasa berwarna abu-abu kecoklatan gelap pada bagian punggung, bagian atas sayap dan ekor. Warna putih ditemukan pada bagian tepi sayap dan bulu terluar ekor, sedangkan tubuh bagian bawah berwarna putih. Dahi berwarna putih, alis mata sempit membentang ke belakang mata. Tengkuk dikelilingi kerah abu-abu dan ditemukan bergaris pada punggung. Burung muda memiliki karakteristik hampir sama dengan dewasa, tetapi berwarna coklat pada tubuh bagian atas. Burung spesies ini memiliki paruh dan kaki berwarna hitam serta iris berwarna coklat (MacKinnon, 1990). Burung dara laut S. anaethetus dalam IUCN Red List

memiliki status konservasi least concern (Birdlife Internasionale, 2009); dengan kisaran ukuran populasi 610.000-1.500.000 individu dewasa (Birdlife Internationale, 2011). Gambar 8 menunjukkan burung dara laut S. a. anaethetus yang sedang terbang.

Sumber : www.alsirhana.com (2008)

Gambar 8. Sterna anaethetus anaethetus (Burung dara laut Sayap Coklat)

Burung spesies ini memiliki suara menyalak cepat dengan nada ”wepwep” dan ketika dalam keadaan bahaya suara berubah menjadi ”kii-errrs-ker”

(9)

11 (MacKinnon, 1990). Kebiasaan S. a. anaethetus yaitu hidup sendiri ataupun dalam kelompok kecil (Sumaryati et al., 2007). Burung spesies ini banyak menghabiskan waktunya jauh di tengah laut dan mendatangi tepi pantai hanya pada saat cuaca buruk atau masa berkembangbiak. Burung spesies ini kadang beristirahat pada bangkai kapal atau di atas tiang kapal (MacKinnon, 1990 dan Sumaryati et al., 2007). Apabila burung spesies ini terbang terlihat indah dan terkesan ringan, yaitu tidak banyak menggunakan energi. Burung spesies ini memakan ikan dengan cara menyerok dari permukaan air, tidak dengan cara menyelam. Dijelaskan lebih lanjut bahwa mereka juga memakan semut terbang, kumbang, kutu busuk, ikan kecil, kepiting dan udang (MacKinnon, 1990). Selain itu subspesies burung ini juga memakan kerang, serangga dan cumi-cumi (Birdlife International, 2009).

Pada umumnya burung dara laut sayap coklat ditemukan di pantai dan perairan laut. S. a. anaethetus hampir dijumpai di seluruh perairan di Kepulauan Karimun Jawa. Koloni terbesar burung spesies ini di Kepulauan Gundul yang telah diketahui sebagai lokasi bertelur atau berbiak (Sumaryati et al., 2007). Burung spesies ini berbiak dalam koloni kecil dan sering berbaur dengan S. sumatrana. Sarang burung spesies ini berupa cekungan dangkal pada pasir; bertelur tunggal dengan warna putih atau kuning tua, berbintik abu-abu dan coklat (MacKinnon, 1990). Burung dara laut dengan status penetap dan dilindungi ini menyebar luas di Samudera Atlantik, Samudera Indonesia, dan Samudera Pasifik sampai Australia (Sumaryati et al., 2007).

Sterna bergii cristatus

Burung dara laut S. b. cristatus atau dikenal “burung dara laut jambul besar”

merupakan subspesies S. bergii dengan ordo Charadriformes famili Laridae (Avibaseg, 2009). Burung dara laut jambul besar berukuran tubuh besar yaitu dengan panjang tubuh sebesar 45 cm dan memiliki jambul. Mahkota dan jambul berwarna hitam yang berubah menjadi berbintik putih pada saat peralihan ke musim dingin. Tubuh bagian atas berwarna abu-abu; sedangkan bagian bawah berwarna putih. Burung muda berwarna abu-abu lebih gelap daripada burung dewasa; bagian atas berbintik coklat dan putih. S. b cristatus memiliki paruh berwarna kuning, iris berwarna coklat dan kaki berwarna hitam (Sumaryati et al., 2007). Burung dara laut

(10)

12 Internationalf, 2009); dengan kisaran ukuran populasi 150.000-1.100.000 individu dewasa (Birdlife Internationalf, 2011). Gambar 9 menunjukkan burung dara laut S. b. cristatus yang beristirahat di sekitar pantai.

Sumber : www.baum.com (2000)

Gambar 9. Sterna bergii cristatus (Burung dara laut Jambul Besar)

Burung dara laut Jambul Besar memiliki suara tajam dan jernih dengan nada ”kirriik” atau ”chew”. Burung spesies ini memiliki kebiasaan mencari ikan berdua, bertiga dan kadang bersama dengan burung dara laut lain, menghabiskan waktu istirahat pada perairan dangkal dan memiliki gaya renang yang kaku (MacKinnon, 1990). Habitat Burung dara laut jambul besar di perairan dekat pantai dan pulau kecil. Burung dara laut jambul besar sering dijumpai di perairan dan pulau-pulau kecil di Karimun Jawa. Musim bertelur terjadi pada bulan Juli-Agustus yang banyak dijumpai di Pulau Burung, Cemara Besar, dan Pulau Gundul. Daerah penyebaran burung dara laut jambul besar di Pulau-pulau Samudera Pasifik, Tanjung Persia, Laut Pasifik Tropis, Pantai Australia dan Afrika selatan (Sumaryati et al., 2007).

Burung dara laut S. b. cristatus memakan ikan yang berukuran hingga 15 cm (MacKinnon, 1990). Dijelakan Birdlife Internationalf (2009) sebagian besar jenis pakan adalah ikan pelagis berukuran 10-50 cm, Cephalopods (misalnya cumi),

Crustasea (kepiting dan udang), serangga dan kura-kura tukik. Sarang dibuat dari garukan pasir di dataran rendah terumbu karang, pulau pantai berbatu atau pada hamparan lumpur. Menurut MacKinnon (1990) telur Burung dara laut ini berjumlah 1-2 butir; berwarna kuning tua berbintik abu-abu, coklat dan hitam. Burung jenis ini berbiak pada bulan Mei dan Juni (MacKinnon, 1990).

(11)

13 Sterna fuscata nubilosa

Burung S. f. nubilosa atau dikenal ”burung dara laut sayap hitam” merupakan

subspesies S. fuscata dengan ordo Charadriformes famili Laridae (Avibased, 2009).

S. f. nubilosa memiliki ukuran tubuh sedang yaitu 43 cm dengan ekor bercabang tajam. Burung dara laut ini hampir sama dengan S. anaethetus; tetapi sayap atas dan punggung berwarna coklat hitam lebih gelap, tidak mempunyai cincin leher berwarna abu-abu dan dahi putih tidak meluas ke alis mata. Burung muda berwarna coklat hitam dengan bokong berwarna putih. Garis di bintik-bintik putih pada punggung dan bagian atas sayap terdapat pada burung muda. Burung dara laut sayap hitam ini memiliki iris berwarna coklat serta paruh dan kaki berwarna hitam (MacKinnon, 1990). Burung dara laut S. fuscata dalam IUCN Red List memiliki status konservasi

least concern (Birdlife Internasionalg, 2009); dengan kisaran ukuran populasi 21.000.000-22.000.000 individu dewasa (Birdlife Internationalg, 2011). Gambar 10 menunjukkan S. f. nubilosa di daratan.

Burung dara laut ini memiliki suara sengau dengan nada ”ker-waky-wak” ”waid-e-wek” dan memiliki kebiasaan tinggal pada pulau-pulau kecil berbatu yang cukup jauh dari laut. S. f. nubilosa mendapat julukan sebagai burung dara laut sesungguhnya. Burung dara laut ini terbang dengan mudah dan lincah serta melayang-layang di atas tanpa kepakan sayap; yang memiliki kebiasaan mengikuti kapal pada malam hari. Burung dara laut spesies ini menyerok makanan dari permukaan air dan jarang menukik (MacKinnon, 1990).

Sumber: Finland (2011)

Gambar 10. Sterna fuscata nubilosa (Burung dara laut Sayap Hitam) Kebiasaan lain dari burung subspesies ini, menurut Birdlife Internationalg (2009) yaitu kebiasaan pada musim tidak kawin, mereka terus makan pada siang hari

(12)

14 saat kembali ke koloni untuk berbiak dan menetap di darat pada malam hari selama 2-3 bulan sebelum mulai berkembang biak. Makanan burung dara laut adalah ikan, serangga dan serangga air (MacKinnon, 1990). Birdlife Internationalg (2009) menyatakan bahwa pada umumnya pakan spesies burung ini adalah ikan berukuran 6-8 cm bahkan 18 cm, cumi-cumi, kepiting, serangga dan offal (jeroan) binatang yang sudah mati. Burung dara laut ini tersebar luas di sepanjang Samudera Atlantik, Samudera Hindia dan Samudera pasifik serta daerah tropika. Di Indonesia burung dara laut ini ditemukan di Kepulauan Krakatau diantara Jawa dan Sumatera (MacKinnon, 1990).

Sterna sumatrana sumatrana

Burung dara laut S. s. sumatrana dikenal ”burung dara laut sumatera”

merupakan subspesies S. sumatrana dengan ordo Charadriformes famili Laridae (Avibaseh, 2009). Burung dara laut Sumatera berukuran tubuh kecil yaitu 31 cm. S. s. sumatrana memiliki bulu berwarna putih, ekor panjang dan bercabang. Garis hitam ditemukan pada tengkuk sampai mata, serta paruh berwarna hitam. Tubuh bagian atas berwarna abu-abu pucat, sedangkan tubuh bagian bawah berwarna putih. Kepala juga berwarna putih dengan bintik hitam pada tengkuk (Sumaryati et al., 2007). Burung muda berbintik-bintik coklat pada mahkota dan kehitam-hitaman di punggung (MacKinnon, 1990). Iris berwarna coklat, paruh hitam dengan ujung kuning saat dewasa atau kuning kotor pada anak. Kaki berwarna hitam pada saat dewasa dan berwarna kuning pada saat masih muda (Sumaryati et al., 2007). Burung dara laut S. sumatrana dalam IUCN Red List memiliki status konservasi least concern (Birdlife Internasionalh, 2009). Gambar 11 menunjukkan S. s. sumatrana

yang sedang mengerami telur.

Makanan S. s. sumatrana sebagian besar adalah ikan (MacKinnon, 1990). Kebiasaan burung dara laut spesies ini yaitu berbaur dengan burung dara laut lain dan tidak pernah ditemukan di daratan, kecuali pada masa bertelur. Habitat burung spesies ini berada di pantai dan perairan laut. Burung dara laut spesies ini pada umum ditemukan di Kepulauan Karimun Jawa. Pada umumnya burung dara laut spesies ini meletakan telur pada pecahan karang atau pasir, seperti di Pulau Burung dan pulau-pulau kecil di Karimun Jawa. Burung dara laut spesies ini memiliki daerah

(13)

15 persebaran di pulau-pulau tropis dan pantai di Samudera Indonesia dan Samudera Pasifik sampai Australia (Sumaryati et al., 2007).

Sumber : www.birdlife.org (2008)

Gambar 11. Sterna sumatrana sumatrana (Burung dara laut Sumatera)

Konvensi Ramsar

Konvensi Ramsar menurut Blacky_Whity (2009) dan Raisa_kd (2009) adalah perjanjian internasional untuk konservasi dan pemanfaatan lahan basah secara berkelanjutan yang ditandatangani di kota Ramsar, Iran. Konvensi Ramsar disusun dan disetujui negara-negara peserta sidang pada tanggal 2 Pebruari 1971 dan mulai berlaku pada tanggal 21 Desember 1975. Nama resmi konvensi ini adalah The Convention on Wetlands of International Importance, especially as Waterfowl Habitat. Konvensi Ramsar diratifikasi pemerintah Indonesia pada tahun 1991 melalui Keputusan Presiden RI No. 48 tahun 1991. Beberapa keputusan penting dalam Konvensi Ramsar antara lain: (1) Konservasi lahan basah berikut flora dan faunanya dapat dijamin oleh perpaduan kebijakan-kebijakan nasional yang berwawasan luas dengan tindakan internasional yang terkoordinasi; (2) Setiap anggota hendaknya menunjuk lahan basah yang baik di dalam daerahnya untuk dicantumkan pada Daftar Lahan Basah Kepentingan Internasional. dan (3) Merumuskan dan melaksanakan perencanaan dalam rangka meningkatkan pelestarian lahan basah yang termasuk dalam daftar dan sejauh mungkin memanfaatkan lahan basah secara bijaksana di dalam daerahnya.

Lokasi taman nasional di Indonesia yang telah mengikuti aturan Konvensi Ramsar sampai dengan tahun 2006 adalah Taman Nasional Berbak di Jambi, Taman Nasional Sentarum di Kalimantan Barat dan Taman Nasional Wasur di Papua (Indrawan et al., 2007).

(14)

16

Lahan Basah

Semua organisme mengandung air dan bergantung pada air untuk bertahan hidup. Air berperanan penting untuk semua keanekaragaman hayati. Konvensi Ramsar mendefinisikan lahan basah meliputi rawa-rawa, danau, terumbu karang, hutan gambut, kolam sementara, gua bawah tanah dan segala macam sistem lain dari pegunungan ke laut, termasuk habitat buatan manusia (Birdlife International, 2010).

Lahan basah berfungsi menyediakan makanan, serat, perlindungan banjir, penjernihan air dan nilai-nilai budaya serta pasokan air. Penggunaan air sangat mempengaruhi hampir pada semua lahan basah. Pembangunan bendungan dan ekstraksi air mengubah ekologi sungai. Pengembangan dan kegiatan pariwisata mengancam keanekaragaman hayati danau. Eksploitasi industri pertanian mengkonversi rawa dan tanah berlumpur menjadi lahan pertanian serta perubahan iklim memiliki implikasi besar terhadap keberadaan lahan basah (Birdlife International, 2010).

Lahan basah sangat penting bagi banyak taksa seperti ikan, penyu dan capung, juga bagi burung air seperti bangau, kuntul, angsa, itik dan burung perancah. Lahan basah digunakan hampir selama burung air. Paling sedikit 12% keberadaan dari seluruh burung berstatus terancam, dengan 146 jenis bergantung pada lahan basah. Bagian penting dari lahan basah yang ditempati burung air adalah danau dan kolam, sungai dan sungai kecil, tanah berlumpur, rawa dan payau dan laguna pesisir (Birdlife International, 2010).

Kategori lahan basah alami yang banyak ditemukan di Indonesia berupa lebak, bonowo, danau air tawar, rawa air tawar, rawa pasang surut air tawar dan air payau, hutan rawa, lahan gambut, dataran banjir, pantai terbuka, estuari, hutan

mangrove, dan mud flat. Kategori lahan basah buatan di Indonesia ialah waduk, sawah, perkolaman air tawar dan tambak (Tejoyuwono, 2006).

Ukuran dan Bentuk Tubuh

Keragaman ukuran tubuh hewan disebabkan faktor genetik dan lingkungan. Ukuran tubuh yang menentukan karakteristik adalah : bobot badan, panjang bagian-bagian kaki (tarso metatarsus), jarak tulang pubis (tulang panggul) untuk betina, panjang tulang kering (tibia), panjang tulang paha (femur) dan tinggi jengger (Notosusanto, 2008). Martojo (1992) menjelaskan bahwa pengaruh genetik

(15)

17 dan lingkungan merupakan dua hal penting dalam menghasilkan keragaman dalam fenotipik yang ditemukan pada individu-individu sekelompok ternak. Pengaruh genetik dan lingkungan yang diekspresikan sebagai fenotipik merupakan hasil dari perpaduan atau interaksi kedua pengaruh tersebut.

Sifat kualitatif adalah sifat yang dapat dibedakan dengan jelas seperti warna bulu, ada tidaknya tanduk atau adanya suatu cacat. Pada umumnya sifat kualitatif ditentukan oleh satu pasang sampai dua pasang gen. Sifat kualitatif dibandingkan dengan sifat kuantitatif kurang bernilai ekonomis tetapi dalam beberapa hal memiliki nilai yang penting (Martojo, 1992).

Panjang dan Lingkar tarsus

Kaki pada burung mendukung burung pada saat berdiri dan berjalan pada berbagai permukaan. Kaki pada spesies burung air juga digunakan sebagai sarana penggerak yang setara dengan tangan yang berfungsi untuk menangkap benda atau memegang pakan. Ukuran dan bentuk jari kaki tergantung pada fungsi jari kaki dan tempat tinggal burung (Stiles dan Altshuler, 2004). Nishida et al. (1980) menyatakan bahwa ukuran tulang femur, tibia dan tarso metatarsus serta perbandingan antara panjang tarso metatarsus dan lingkar tarso metatarsus menunjukkan nilai-nilai yang efektif untuk menduga konformasi tubuh. Hal serupa juga dinyatakan oleh Sutherland (2008) bahwa tarsus dapat mengindikasikan keseluruhan ukuran tubuh dan akan memberikan informasi konformasi ukuran tubuh yang lebih baik bila dikombinasikan dengan panjang sayap melalui Analisis Komponen Utama.

Panjang Jari Kaki

Burung pada umumnya memiliki empat jari kaki. Jari perama pada sebagian spesies terdiri atas metatarsal kecil dan satu phalanx. Jari kaki kedua, ketiga dan keempat memiliki phalanx masing-masing sebanyak dua, tiga dan empat. Ukuran dan bentuk dari cakar dan panjang jari kaki burung disesuaikan dengan fungsi dan habitat tempat burung itu hidup (Earth Life, 2010).

Burung dara laut memiliki tipe jari kaki palmate yaitu memiliki selaput dan terdiri atas empat jari kaki. Tiga jari kaki menghadap ke depan dan satu jari kaki menghadap ke belakang (Earth Life, 2010). Gambar 12 menunjukkan ilustrasi kaki burung tipe palmate.

(16)

18

Sumber: Earth Life (2010)

Gambar 12. Kaki Burung Tipe Palmate Panjang Sayap

Pengukuran panjang sayap dapat dilakukan dengan metode klasik, panjang sayap yang dipipihkan dan panjang sayap rata yang diperpanjang. Metode pengukuran panjang sayap klasik biasa dilakukan dengan pengukuran kelengkungan

dorso-ventral normal yang biasa disebut chord sayap. Metode pengukuran panjang sayap yang dipipihkan dilakukan dengan meratakan pengukuran terhadap bulu sayap primer. Metode pengukuran panjang sayap rata yang diperpanjang yaitu dengan meratakan pengukuran sampai dengan panjang maksimum (Stiles dan Altshuler,

2004). Hasil penelitian Nishida et al. (1982) menyatakan bahwa ukuran dan bentuk tubuh ayam dipengaruhi oleh tinggi jengger, panjang sayap, panjang femur dan panjang tibia.

Analisis Komponen Utama

Analisis Komponen Utama (AKU) adalah metode statistik klasik. Pada analisis ini, transformasi linear digunakan dan kompresi data ditemukan (Hollmen,

1996). AKU adalah teknik yang digunakan untuk menyederhanakan suatu data, dengan cara mentransformasi linier sehingga dibentuk sistem koordinat baru dengan varian maksimum (Budi, 2010).

Pada dasarnya AKU bertujuan untuk menerangkan struktur ragam-peragam melalui kombinasi linear dari variabel-variabel. Secara umum AKU bertujuan untuk mereduksi data dan menginterpretasikan data tersebut (Gaspersz, 1992); tanpa mengurangi karakteristik data secara signifikan (Budi, 2010).

Dendogram dan Pohon Filogenetik

Definisi diagram bercabang dibagi menjadi tiga, yaitu dendogram, kladogram dan pohon filogenetik. Dendogram merupakan diagram percabangan yang terdiri atas sekelompok individu yang dihubungkan berdasarkan beberapa kriteria. Kladogram

(17)

19 merupakan diagram percabangan beberapa kelompok individu dengan percabangan didasarkan pada hubungan historis antara kelompok individu tersebut. Kladogram disebut pula dendogram atau filogeni historis. Pohon filogenetik merupakan diagram percabangan yang menggambarkan hubungan silsilah hipotesis dan urutan peristiwa sejarah yang menghubungkan organisme individu, populasi atau taksa (Wiley, 1981).

Gambar

Gambar 1. Burung dara laut S. hirundo yang Sedang Terbang
Gambar 3. Anak Burung dara laut pada Cekungan di Pasir Pantai  Anous minutus worcesteri
Gambar 4. Anous minutus worcesteri (Burung dara laut Hitam Kecil)
Gambar 5. Anous stolidus pileatus (Burung dara laut Hitam Besar)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Ampul dibuat dari bahan gelas tidak berwarna akan tetapi untuk bahan obat yang peka terhadap cahaya, dapat digunakan ampul yang terbuat dari bahan gelas

Berdasarkan manfaat klinis yang didapatkan dari studi kelas I, plasmaferesis terbukti efektif sebagai terapi SGB yang berat (terjadi gangguan motorik berat dan

Hal inilah yang menyebabkan kebingungan (kekacauan) dalam masyarakat mengenai aturan apa yang harus dipakai atau diterapkan. Dalam masyarakat menjadi tidak ada kepastian aturan

Sebagai bahan informasi dan peningkatan dalam pembinaan kepada puskesmas terhadap kualitas pelayanan kesehatan terutama kepatuhan bidan dalam memberikan informed consent

Dari definisi ḥalaqah yang penulis telah jelaskan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa itu sesuai dengan teori Sukardi yang menjelaskan bahwa bimbingan kelompok adalah layanan yang

40 copyright @ 2012 | Iboy Shapiro | priaidamansejati.com Ada beberapa pria, mungkin tidak banyak, yang berpacaran dengan wanita dengan body bukan typenya, dan pria ini juga

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1950 tentang Pemerintahan Jakarta Raya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik

Pertukaran Mahasiswa antar Program Studi pada Universitas Muhammadiyah Purwokerto dapat ditempuh dengan ketentuan sebagai berikut: 1) Mahasiswa aktif yang terdaftar