B A B III
SISTEM PENCERNAAN
Standar Kompetensi:
Setelah mengikuti mata kuliah Struktur dan Perkembangan Hewan II ini, mahasiswa diharapkan dapat memahami konsep Struktur Perkembangan Hewan Vertebrata.
Kompetensi Dasar:
Setelah mengikuti pokok bahasan ini mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan tentang sistem pencernaan vertebrata
Deskripsi Singkat
Pokok Bahasan ini membahas tentang macam-macam proses pencernaan, organ pencernaan dan sistem pencernaan pada vertebrata.
Pokok Bahasan III : Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan berfungsi untuk memasukkan, mencerna makanan, mengabsorbsi dari makanan dan membuang sisa makanan yang tidak dicerna. Makanan diperlukan sebagai sumber energi, bahan pembangun setiap sel tubuh (perkembangan maupun pemeliharaan tubuh) dan untuk sumber pembentukan sekresi.
Bagian pokok sistem ini adalah saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Saluran pencernaan merupakan suatu tabung yang
umumnya berkelok atau melingkar, dimulai dari mulut dan berakhir pada anus atau lubang kloaka. Bagian utama saluran pencernaan adalah mulut, faring, esofagus, lambung dan usus. Berhubungan dengan saluran ini adalah kelenjar pencernaan. Ada kelenjar yang terdapat di dalam dinding saluran pencernaan dan ada yang terdapat di luar saluran seperti kelenjar ludah, pankreas dan hati.
A. SALURAN PENCERNAAN 1. Mulut
Di dalam rongga mulut pada umumnya terdapat struktur tambahan yaitu gigi dan lidah. Gigi pisces tersebar, melekat pada tulang rahang, palatinum dan lengkung insang. Sementara gigi ampibia dan Reptil terletak pada tulang vomer, palatinum dan pada tulang rahang. Khusus buaya, gigi hanya terbatas tulang rahang, sama seperti mammalia yang mempunyai gigi dalam jumlah tertentu untuk setiap spesies. Mammalia umumnya mempunyai bibir dan pipi yang berotot, merupakan adaptasi untuk aktifitas menghisap. Sedangkan aves mempunyai paruh, yang bentuk dan ukurannya sangat bervariasi dan tidak mempunyai gigi.
a. Gigi
Geligi polyphyodont (polifiodont) adalah pergantian gigi berulang kali (lebih dari satu kali) terjadi pada pisces, ampibia dan reptil. Mammalia hanya mempunyai dua set gigi (mengalami satu kali pergantian gigi), geligi susu/sulung/sementara dan geligi bungsu/permanen; maka disebut geligi diphiodont (difiodont)
1) Cara Perlekatan Gigi
Gigi melekat pada tulang rahang dengan beberaopa cara. Acrodont (akrodont) bila gigi
melekat pada puncak tulang rahang, contoh katak, Ampibia umumnya. Gigi melekat pada sisi median tulang rahang, disebut pleurodont, umumnya reptil. Sedangkan bila gigi melekat dengan perantaraan akar gigi pada sebuah atau beberapa lekukan tulang rahang (alveoli) disebut dengan thecodont (tekodont). Jenis gigi ini terdapat pada mammalia dan buaya.
Gambar 3.1 Struktur Gigi Sumber :
http://4.bp.blogspot.com/_lS76L-10_xQ/SngVPpNbYvI/AAAAAAAAABQ/pCgY66lS4us/s320/300px-ToothSection.jpg
2) Morfologi Gigi
Homodont, bila seluruh gigi mempunyai bentuk yang sama tetapi ukuran berbeda, dimiliki oleh semua vertebrata yang mempunyai gigi kecuali mammalia. Bila morfologi gigi berbeda disesuaikan dengan fungsi, disebut heterodont, jenis-jenisnya yaitu gigi
(kaninus/caninus), gigi geraham kecil (premolaris) dan gigi geraham sejati (molaris).
Gigi seri berfungsi untk memotong. Khusus gigi seri rodentia mengalami perkembangan seumur hidup. Enamel hanya dibentuk di bagian anterior, karena enamel lebih keras daripada dentin maka lebih lambat terkikis. Sehingga gigi seri ini berbentuk seperti tatah. Gading gajah merupakan modifikasi gigi seri.
Gigi taring pada carnivora berkembang sangat baik, yang berfungsi untuk mengoyakkan mangsanya, secara khusus disebut gigi karnasial. Rodentia tidak mempunyai gigi taring, maka ada diastema yaitu ruang kosong/jarak antara deretan gigi seri dengan gigi premolar. Gading walrus merupakan modifikasi gigi taring. Khusus ular berbisa, mempunyai gigi bisa (poison fang) yang hanya terdapat pada rahang atas, gigi ini berhubungan dengan kelenjar bisa.
Gigi geraham (premolar dan molar) berfungsi untukmelumatkan makanan. Pada tahap gigi susu/sementara tidak ada gigi molar.
Rumus gigi hanya dikenal pada mammalia dan bersifat spesifik spesies, karena setiap spesies mempunyai sejumlah gigi untuk setiap jenis gigi. Rumus gigi biasanya ditulis berdasarkan jumlah setiap jenis gigi yang terdapat pada setengah rahang atas dan bawah. Contoh, tuliskan rumus gigi kelinci yang masing-masing pada setengah rahang atas dan rahang bawah mempunya dua gigi seri, tidak ada taring, tiga gigi premolar dan tiga gigi molar. Contoh lain gigi anjing yang masing-masing pada setengah
rahang atas dan rahang bawah mempunyai tiga gigi seri, satu gigi taring, empat premolar dan dua gigi molar. Sebagai pedoman urutan menuliskan untuk setengah rahang atas/bawah: gigi seri (I), gigi taring (C), gigi premolar (P dan gigi molar (M).
b. Lidah
Lidah pada pisces dan amfibia hanya merupakan peninggian dasar faring, disebut sebagai lidah primer. Lidah sejati merupakan kantung mukosa yang berisikan otot lurik. Lidah mammalia dilekatkan pada dasar rongga mulut oleh suatu ligamen yang disebut frenulum. Lidah berfungsi untuk menangkap, menghimpun makanan, membantu saat menelan dan pada manusia berfungsi pula untuk berbicara.
Permukaan lidah umumnya amniota, mempunyai papillae berbentuk seperti rambut, sisik, tombol atau seperti duri-duri yang menanduk. Papillae filiformis bentuk seperti kerucut, terdapat di seluruh permukaan lidah, tanpa
puting pengecap. Papillae fungiformis bentuk seperti
jamur, mengandung 1-2 puting pengecap, terdapat di
antara papillae filiformis. Papillae sirkumvalata bentuk
seperti jamur, tetapi lebih besar daripada fungiformis, banyak puting pengecap, terletak di wilayah V lidah. Papilae foliata bentuk seperti daun, mempunyai banyak puting pengecap. Jaringan ikat kendur (lamina propria) merupakan komponen utama setiap jenis papillae dan ditunjang oleh sedikit otot lurik, serta diselaputi oleh epitel pipih berlapis banyak.
Lidah umumnya mammalia mempunyai puting
pengecap akan tampak sel penyokong (supporting cell) berbentuk seperti kumparan dengan inti pipih; dan sel
pengecap (taste cell) dengan inti oval, permukaan apikal
sel bermikrovili.
c. Kelenjar Mulut
Tetrapoda mempunyai kelenjar mulut yang
multiseluler. Mensekresikan sekret yang berair atau pekat karena mengandung lendir, enzim ptialin, toksin pada ular atau substansi lainnya. Cairan yang dihasilkan oleh kelenjar ini disebut saliva (ludah).
Nama kelenjar mulut berdasarkan lokasi. Kelenjar labia terdapat di bibir, bermuara di vestibulum mulut dasar bibir. Kelenjar intermaksila atau internasal terdapat dekat premaksila. Kelenjar ini pada katak bermuara pada rongga mulut, sekretnya seperti perekat, menyebabkan serangga dapat melekat di lidah katak. Kelenjar sublingua terdapat di bawah lidah, kelenjar ini menghasilkan toksin pada
heloderma. Kelenjar bisa pada ular adalah kelenjar palatinum yang bermuara di dasar gigi maksila/gigi bisa yang mempunyai saluran. Kelenjar submaksila atau submandibula bermuara di belakang gigi insisivum pada geraham bawah. Kelenjar parotid pada mammalia merupakan kelenjar yang terbesar dan menghasilkan ptyalin.
2. Faring
Pada pisces, faring berfungsi sebagai bagian sistem respirasi. Faring amfibia merupakan suatu tabung yang berfungsi untuk dilalui makanan maupun udara respirasi. Pada faring tersebut terdapat lubang menuju esofagus, dan glotis yang menuju ke laringotrakea, serta lubang saluran eustachius.
Vertebrata mulai kelas reptil pada faring sudah terdapat katup rawan yang disebut dengan epiglotis.
Pada mammalia yang mempunyai langit-langit lunak, maka faring terdiri dari wilayah orofaring (ventral langit-langit lunak). Nasofaring (dorsal langit-langit lunak) dan laringofaring (bagian faring dekat dengan laring).
Histologis Dinding Saluran Pencernaan
Secara umum dinding saluran pencernaan dimulai dari esofagus sampai dengan rektum atau kloaka, terdiri dari 4 lapis dimulai dari lumen hingga lapisan terluar yaitu mukosa, submukosa, muskularis eksterna dan serosa.
Mukosa terdiri dari epitel, lamina propria, muskularis mukosa. Submukosa dibentuk oleh jaringan ikat kendur atau agak padat. Muskularis eksterna umumnya dibangun oleh lapisan otot polos. Serosa umumnya terdiri dari jaringan ikat kendur dan mesoderm.
3. Esofagus
Esofagus merupakan bagian dari saluran pencernaan yang terletak di antara faring dan lambung, berfungsi untuk menyalurkan makanan dari rongga mulut ke lambung. Esofagus dimulai dari sfinkter atas esofagus dan berakhir pada sfinkter bawah esofagus atau sfinkter kardiac yang juga merupakan awal lambung.
Berikut adalah struktur histologis esofagus:
a. Lapisan Mukosa terdiri dari epitel berlapis banyak pipih
lembab (tidak menanduk), lamina propria dan muskulus mukosa merupakan otot polos yang tersusun memanjang;
b. Lapisan submukosa merupakan jaringan ikat longgar
c. Lapisan muskularis eksterna, susunan otot di sebelah dalam melingkar dan di sebelah luar memanjang. Bagian proksimal (anterior) sekitar sepertiga panjang esofagus pada lapisan ini merupakan otot lurik, makin ke arah distal (posterior) kandungan otot lurik semakin sedikit sebaliknya otot polos semakin banyak dan kemudian sepenuhnya terdiri dari otot polos. Namun otot lurik dapat dijumpai dengan di dalam lapisan dinding lambung, terutama pada hewan memamah biak;
d. Lapisan serosa hanya terdiri dari jaringan ikat kendur, yang
merekatkan esofagus dengan trakea.
Pada aves pemakan biji-bijian, esofagus mempunyai
perluasan berupa kantung yang disebut dengan tembolok (crop)
untuk menyimpan makanan sebelum dikirim ke lambung pengunyah.
4. Lambung
Lambung terletak antara esofagus dan intestinum, berfungsi untuk menampung, melumatkan makanan atau melanjutkan perombakan secara mekanis dan menghasilkan beberapa macam enzim yang digunakan untuk pencernaan secara kimiawi.
Struktur halus atau histologis lambung adalah sebagai berikut:
a. Lapisan mukosa terdiri dari epitel berlapis tunggal silindris
yang membentuk lekukan (pendalaman) ke lamina propria, disebut fovela gastrika atau gastrik pit;
b. Lamina propria bagian fundus lambung banyak
mengandung kelenjar fundus, merupakan kelenjar tubuler bercabang sederhana, gastrik pit merupakan bagian
eksretoris kelenjar ini. Ada lima macam sel yang membangun kelenjar fundus ini yaitu:
1) sel mukus leher menghasilkan mukus bersifat asam
(mukus asam) yang kaya glikosaminoglikans;
2) sel mukus istimus yang manghasilkan mukus netral;
3) sel zimogen (chief cell) yang menghasilkan
pepsinogen;
4) sel parietal yang menghasilkan HCl;
5) sel argentafin yang menghasilkan 5-hidroksi triptamin
berfungsi menstimuli kontraksi otot polos.
Sementara lamina propria bagian kardia lambung banyak mengandung kelenjar kardia yang merupakan kelenjar tubuler bercabang sederhana yang dibangun oleh sel mukus yang menghasilkan mukus mengandung enzim lisozim.
c. Lamina propria bagian pilorus lambung banyak
mengandung sel mukus menghasilkan mukus dan sel gastrin menghasilkan gastrin yang berfungsi menstimuli produksi HCl oleh sel parietal. Dan lapisan terluar mukosa adalah muskularis mukosa merupakan otot polos, yang dua pertiga bagian tegak lurus menembus lamina propria. Lapisan mukosa membentuk penonjolan ke arah lumen yang disebut dengan rugae.
d. Lapisan submukosa merupakan jaringan ikat kendur;
e. Lapisan muskularis eksterna umumnya terdiri dari tiga lapis
otot polos, yang eksterna tersusun longitudinal, yang tengah tersusun sirkuler dan yang interna tersusun obliq (serong);
f. Lapisan serosa terdiri dari jaringan ikat kendur dan diliputi
Pada aves pemakan biji-bijian, lambung dibagi dalam dua wilayah yaitu proventrikulus (lambung kelenjar) yang
menghasilkan enzim pencernaan dan ventrikulus (gizzard) atau
lambung pengunyah yang berfungsi melumatkan dan mencernakan makanan. Pembagian tersebut tidak jelas pada burung pemakan daging.
Pada mammalia ruminantia lambung dibedakan atas
beberapa wilayah. Rumput dikunyah secara cepat dalam rongga mulut lalu ditelan pertama kali dan rumput masuk ke dalam lambung wilayah I yang disebut dengan rumen. Di dalam rumen terjadi pencernaan dengan perantaraan bakteri. Dari rumen makanan masuk ke dalam lambung wilayah II yang disebut dengan retikulum dan dibuat bulatan-bulatan (bolus) kemudian dikembalikan ke rongga mulut untuk dikunyah kembali. Setelah itu ditelan kedua kali masuk ke dalam lambung wilayah III yang disebut dengan omasum dan selanjutnya ke lambung wilayah IV yang disebut dengan abomasum untuk dicernakan secara kimiawi oleh enzim-enzim pencernaan.
5. Intestinum
Intestinum merupakan bagian saluran pencernaan yang terdapat antara lambung dan anus atau lubang kloaka. Intestinum pada pisces relatif lurus dan tidak dapat dibedakan antara usus halus (intestinum tenue) dengan usus besar (intestinum crassum), sedangkan pada tetrapoda panjang dan berbelt-belit. Hanya usus besar mammalia yang relatif panjang, sedangkan usus besar pada tetrapoda yang lain relatif sangat pendek.
Usus halus berfungsi menghasilkan enzim, juga penerima enzim dari pankreas dan cairan empedu yang dihasilkan oleh hepar, melanjutkan proses pencernaan kimiawi.
Permukaan dalam usus halus mempunyai vili (tunggal: vilus) merupakan tonjolan yang menjorok ke dalam lumen. Setiap vilus terdiri dari lamina propria yang diliputi oleh epiel
berlapis tunggal silindris yang bermakrovilli (striated border)
atau disebut juga sel absorbsi, dan sel-sel gada dalam jumlah sedikit terletak antara sel-sel absorbsi. Bentuk vili lebar seperti helai daun terdapat pada wilayah duodenum, seperti jari terdapat pada wilayah ileum, sementara bentuk peralihan antara helai daun dan jari terdapat pada wilayah jejenum.
Berikut ini adalah struktur histologis dinding usus halus, dimulai dari arah lumen ke lapisan terluar. Lapisan mukosa terdiri dari epitel berlapis tunggal silindris yang bermikrovilli dan mengandung sel-sel gada, lamina propria merupakan jaringan ikat kendur dan muskulari mukosa terdiri dari lapisan sangat tipis sel-sel otot polos, di bagian dalam susunan melingkar atau sirkuler, sedangkan di bagian luar susunan memanjang atau longitudinal. Lapisan epitel dan lamina propria membangun struktur vili. Lapisan submukosa merupakan jaringan ikat kendur. Muskularis eksterna terdiri dari lapisan sel-sel otot polos, lapisan sebelah dalam tersusun sirkuler sedangkan lapisan sebelah luar tersusun longitudinal. Lapisan serosa terdiri dari jaringan ikat kendur dan mesotelium.
B. KELENJAR PENCERNAAN
Hati atau hepar, pankreas dan kelenjar ludah merupakan kelendar pencernaan yang terletak di luar dinding saluran pencernaan (lambung dan usus halus).
1. Hati
Hati terdiri atas belahan-belahan hati (lobes atau lobus) dan sekretnya berupa cairan empedu diangkut oleh duktus hepatikus ke kandung empedu, dari kandung empedu melalui
dan bermuara ke duodenum. Kandung empedu berfungsi untuk menyimpan dan memekatkan cairan empedu. Pada hewan yang tidak mempunyai kandung empedu, cairan empedu langsung bermuara ke duodenum.
Fungsi hati adalah mensekresikan cairan empedu, mensintesis protein plasma darah yaitu albumin, globulin dan fibrinogen; menyimpan lemak dan glikogen, vitamin B 12 dan A; deaminasi asam amino menjadi urea dan proses detoksifikasi.
Hati terdiri dari unit-unit struktural yang disebut dengan lobulus hati berbentuk prisma poligonal, pada bagian sentral terdapat vena sentralis. Batas lobulus hati sering tidak jelas karena berisi jaringan ikat yang relatif tipis; sehingga jaringan ikat ini tidak secara sempurna membagi lobus hati menjadi lobuli hati. Pada bagian tertentu terdapat jaringan ikat interlobuler dengan pembuluh empedu interlobuler yang lumennya dibatasi oleh epitel kubus, vena interlobuler yang berdinding tipis dan arteri interlobuler yang berdinding tebal.
Pada sudut-sudut pertemuan lobuli terdapat jaringan ikat yang relatif lebih tebal, sehingga pada sayatan melintang tampak suatu wilayah seperti segitiga. Di dalam wilayah ini terdapat cabang arteri hepatica, vena hepatica, pembuluh limfe an pembuluh empedu yang menampung cairan empedu dari lobulus hati. Di dalam lobulus hati, sel-sel hati atau hepatosit tersusun dalam deretan yang berbentuk seperti pita, maka disebut dengan pita-pita hati yang bercabang-cabang dan beranastomase, di antara sel-sel pita hati terdapat sinusoid darah (pembuluh kapiler darah yang ukuran diameternya tidak konsisten). Dalam dinding sinusoid ada sel kupffer yang berfungsi sema seperti sel makrofag.
Acinus merupakan unit hati berdasarkan konsep fungsional. Setiap acinus mempunyai dua vena sentralis pada
ujung sumbu horizontal dan dua vena porta pada ujung sumbu vertikal serta parenkim hati yang terdapat di sekeliling sumbu vertikal. Pada sumbu vertikal mengandung cabang terminal vena dan arteri hepatica serta pangkal pembuluh mpedu. Sumbu ini disebu sumbu acinus dan sumbu acinus itu berbentuk seperti gelendong atau oval. Di antara pita-pita sel hati terdapat kanalikuli empedu yang bermuara dalam pembuluh empedu interlobuler. Setiap acinus dibagi dalam zona 1,2 dan 3. zona 1 merupakan zona paling dekat dengan sumbu acinus.
2. pankreas
kelenjar ini terdiri dari bagian endokrin dan eksokrin. Bagian eksokrin menghasilkan enzim-enzim pencernaan yaitu lipase, tripsin dan amilase. Jumlah pembuluh eksokrin bervariasi satu atau dua, berhubungan dengan duktus koledokus atau duodenum. Bagian eksokrin merupakan kelenjar asiner bercabang majemuk, sedangkan struktur pada bagian endokrin dibangun oleh pulau-pulau langrhans yang bertipe tali. Bagian ini menghasilkan hormon insulin.
3. Kelenjar Ludah
Kelenjar ini merupakan kelenjar alveolar bercabang majemuk, ada dua jenis sel yaitu sel serous dan sel mukus. Sel serous berinti bulat, sitoplasmanya mengandung butir-butir zimogen. Sel-sel mukus berinti pipih dan terletak pada sisi basal, sitoplasma tampak seperti anyaman.
C. SISTEM PENCERNAAN 1. Proses Pencernaan
Proses pencernaan yang dilakukan oleh sistem pencernaan secara umum dapat dikelompokkan dalam 3 proses yaitu sebagai berikut:
a. Agesti
Merupakan proses yang dilakukan di dalam mulut. Proses agesti ini dilakukan dengan melibatkan lidah dan gigi. Di dalam mulut ini pencernaan yang dilakukan adalah pencernaan mekanik dan enzimatis. Pencernaan dilakukan oleh gigi yang berfungsi untuk menghaluskan makanan serta pencernaan enzimatis yaitu adanya enzim ptyalin yang membantu proses agesti ini.
b. Digesti
Merupakan proses pengolahan makanan. Pengolahan makanan dimulai dari lambung dan duodenum dengan melibatkan enzim protease, lipase dan karboksilase. Dalam proses agesti ini juga berperan kelenjar pencernaan yaitu hati dan pankreas.
c. Egesti/defekasi
Merupakan bagian akhir dari proses pencernaan,
karena proses ini adalah melakukan pembuangan sisa-sisa makanan. pada vertebrata melalui peregangan rectum oleh feces sehingga otot melakukan kontraksi dan feces dibuang melalui anus atau lubang kloaka.
2. Pertambahan Luas Permukaan Vertebrata
Permukaan luas sistem pencernaan selalu melakukan perluasan karena pertumbuhan dari organisme itu sendiri. Dalam melakukan pertambahan luas tersebut ada 4 proses, yaitu sebagai berikut:
a. Pertambahan Diameter
Pertambahan diameter pada sistem pencernaan biasanya dilakukan pada bagian ventrikulus dan rektum.
b. Pertambahan Panjang
Pertambahan panjang pada sistem pencernaan biasanya dilakukan pada saluran pencernaan berudu yang berkelok-kelok.
c. Lipatan-lipatan Internal
Merupakan proses pertambahan villi pada valvula spiralis plica sirkularis yaitu pada organ peredaran.
d. Divercula Tambahan
Merupakan pertambahan yang dilakukan dengan adanya penonjolan pada cecum, pylorica dan rectalis.
3. Ciri Saluran Pencernaan Vertebrata
Saluran pencernaan pada vertebrata mempunyai ciri khas yaitu sebagai berikut:
a. Otot-otot pada dinding bersifat mencampur (otot polos dan
lurik);
b. Elemen kelenjar menghasilkan enzim dan pada dinding
epitelial yang tipis dilakukan proses arbsorbsi;
c. Pembuluh darah dan limfe merupakan pembawa nutrisi
bagi jaringan;
d. Kelenjar pencernaan terdiri dari kelenjar ludah, hati dan
pankreas.
4. Zona Sistem Pencernaan
Pada sistem pencernaan terdapat zona yang
mengkhususkan pada proses tertentu, yaitu sebagai berikut:
a. Zona Ingressif
Merupakan daerah tempat berlangsungnya proses pengambilan makanan dan memasukkan makanan yang dilakukan oleh bibir, mulut (cavum oris), gigi dan lidah.
b. Zona Progressif
Merupakan zona tempat terjadinya proses mendorong makanan dan mengubah makanan yang terdiri dari faring, esofagus, kerongkongan, ventrikulus (tembolok pada burung merpati).
c. Zona Degressif
Merupakan tempat berlangsungnya proses kimia, seleksi dan arbsorbsi yang dilakukan oleh duodenum, jejenum dan ileum.
d. Zona Egressif
Merupakan daerah tempat dilepaskannya sisa makanan, terdiri dari intestinum crassum dan anus atau lubang kloaka.
D. Alat Pencernaan Vertebrata 1. Pisces
Saluran pencernaan terdiri dari cavum oris, faring, esofagus, ventrikulus dan intestinum. Cavum oris relatif kecil dengan rahang tidak ada gigi dan tidak ada gelandula saliva serta di kanan dan kiri faring terdapat 4 sela-sela vertikal yang disebt dengan sela-sela insang. Esofagus merupakan suatu pipa/saluran yang pendek. Ventrikulus adalah bangunan melengkung seperti huruf U dan dapat dibedakan menjadi pars pardiaca dan pars pylotica. Intestinum bermuara keluar melalui anus.
Bagian oral instestinum disebut dengan duodenum tunica mukosa. Ke dalam duodenum bermuara pada pipa buntu yang disebut dengan caeca pylorica.
Hepar terdiri dari 2 lobi, tidak ada pankreas tetapi ada jaringan kelenjar eksokrin pankreas yang ikut pembuluh darah
masuk ke dalam hepar. Kelenjar dalam dinding ventrikulus menghasilkan HCl dan Pepsin. Fungsi HCl adalah melarutkan
skeleton CaCO3 dari mangsa untuk mengaktifkan pepsin. Fungsi
pepsin adalah memecah protein menjadi polypeptida.
Kelenjar dinding intestinum dan kelenjar eksokrin pankreas menghasilkan ensim amilase, proteolytis dan lipolytis sehingga polysakarida dapat diubah menjadi asam amino, lemak menjadi monosakarida dan protein menjadi asam lemak. Empedu yang dihasilkan hepar membantu dalam pemecahan lemak, dan dinding usus kemudian menyerap hasil pemecahan ini.
2. Amphibia
Saluran pencernaan terdiri dari cavum oris, faring, esofagus, ventrikulus, intestinum tenue, intestinum crassum, rectum dan kloaka.
Cavum oris merupakan daerah yang lebar dan di dalam terdapat gigi dan lidah. Pada gigi terdapat rahang di dua tempat, yaitu berderat di sepanjang maksila dan memenuhi vomer. Sifat gigi amfibia yaitu berbentuk conus, tidak adanya jaringan vulva (syaraf) dan melekat pada tulang. Cavum oris berfungsi untuk menelan makanan secara langsung karena rahang bawah tidak mempunyai gigi. Cavum oris selalu menyempit dan melanjutkan ke faring dan seterusnya ke esofagus terus berlanjut ke ventrikulus.
Ventrikulus amfibia mempunyai 2 bagian yaitu pars cardiaca dan pars pylorica. Dinding ventrikel menghasilkan HCl dan pepsin yang mempunyai fungsi yang sama pada pisces. Masuknya makanan dari ventrikulus ke duodenum diatur oleh muskulus sphinkter pylori. selanjutnya dari duodenum, makanan masuk ke dalam ileum (saluran yang berbelit) menuju rektum (ruangan tampak meluas) dan berakhir di kloaka.
3. Reptil
Pada hewan reptil sistem pencernaan terbagi menjadi 2 bagian, yaitu sebagai berikut:
a. Saluran Pencernaan
Saluran pencernaan reptil terdiri dari cavum oris, faring, esofagus, ventrikulus, intestinum tenue, cecum, intestinum crassum dan kloaka.
b. Kelenjar Pencernaan
Pada reptil kelenjar pencernaan terdiri dari hati dan pankreas. Hati merupakan kelenjar yang mempunyai 2 ruangan yaitu dkester (kanan) dan sisnter (kiri). Pankreas terletak dalam lengkung antara ventrikulus dan usus-ususan (duodenum).
4. Aves
Saluran pencernaan aves sama dengan reptil, hanya pada bagian truncus digestivus ada rima oris, cavum oris, faring, esofagus, ingluvies, proventrikulus, ventrikulus, intestinum tenue, inetstinum crassum dan berakhir pada kloaka.
Sementara kelenjar pencernaan terdiri dari hati yang kemerahan yan terdiri dari 2 bagian yaitu lobus dekster dan lobus sinister, dan tiap lobus mempunyai duktus hepaticus yang bermuara pada duodenum.
5. Mammalia
Rima oris dibatasi oleh bibir atas dan bibir bawah, cavum oris mempunyai glandula salivales yang menghasilkan enzim amylolitis. Intestinum dibagi menjadi tenue dan crassum. Tenue terdiri dari duodenum, jejenum dan ileum sedangkan crassum terdiri dari colon dan rektum.
Pada duodenum bermuara dua kelenjar yaitu hati dan pankreas. Kelenjar dalam dinding usus dan pankreas menghasilkan enzim amylolitis, proteolitis dan lipolitis.
Colon dimulai dengan cecum dan, di dalam dinding colon dan rektum tidak ada kelenjar yang menghasilkan enzim. Rektum bermuara keluar pada anus yang terletak terminal pada ujung caudal truncus.
Gambar 3.2 Anatomi Fisiologi Aves
Sumber : http://4.bp.blogspot.com/_59gGMO1Pf-o/SaohiF2XftI/AAAAAAAAABg/_XTf5Wh_X-k/s320/055+Internal+anatomy+of+a+bird.jpg
Gambar 3.3 Organ Pencernaan Mammalia
Sumber : http://3.bp.blogspot.com/_9Ljc1gF_k8E/Snle2P0vQwI/AAAAAAAAAAM/Te-At9fCm9Y/s320/makanan_dan_kesehatan_clip_image002%5B1%5D.jpg
Gambar 3.4 Organ Degesti Mammalia
Sumber : http://endahsulistyowati.files.wordpress.com/2009/04/gambarpencernaan1.jpg
Gambar 3.5 Saluran Pencernaan Mammalia
Sumber : http://adisaja.co.cc/images/stories/cattle/Sistem_Pencernaan_Sapi.jpg
Rangkuman
Pencernaan merupakan kegiatan yang melibatkan proses agesti, digesti dan egesti. Proses tersebut dimulai saat makanan masuk sampai dibuang melalui saluran pembuangan tubuh. Organ pencernaan vetrebrata adalah mulut, saluran makanan, lambung, dan intestinum.
Pada proses pencernaan makanan terdapat 4 zona yang berperan yaitu zona ingressif, zona progressif, zona degressif dan zona egressif. Sistem pencernaan dapat melakukan pertambahan luas permukaan dengan cara pertambahan diameter, pertambahan panjang, pertambahan lipatan-lipatan internal dan penambahan divercula. Saluran pencernaan mempunyai ciri-ciri berotot pada dindingnya, mempunyai elemen kelenjar yang menghasilkan enzim, pembuluh darah dan limpha merupakan pembawa nutrisi dan kelenjar-kelenjar pencernaan terdiri dari kelenjar ludah, hati dan pankreas.
Soal Latihan
1. Jelaskan pengertian pencernaan!
2. Jelaskan proses pencernaan!
3. Jelaskan organ pencernaan!
4. Jelaskan ciri saluran pencernaan!