• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN DAN TATA CARA PEMUNGUTAN PAJAK REKLAME

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN DAN TATA CARA PEMUNGUTAN PAJAK REKLAME"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BUPATI BANYUWANGI

PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 25 TAHUN 2011

TENTANG

KETENTUAN DAN TATA CARA PEMUNGUTAN PAJAK REKLAME

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

Menimbang : bahwa dalam rangka menindaklanjuti ketentuan pasal 36 ayat (6), pasal 99 ayat (3), pasal 100 ayat (7), pasal 102 ayat (3), pasal 104 ayat (2) dan pasal 105 ayat (3) Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi Nomor 2 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah, perlu diadakan pengaturan terhadap Ketentuan dan Tata Cara Pemungutan Pajak Reklame dengan Peraturan Bupati.

Mengingat : 1. Undang Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur (Berita Negara Tahun 1950 Nomor 19) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 2 Tahun 1965 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 19, Tambahan Lembaran negara Nomor 2753);

2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3209);

3. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan pajak dengan Surat Paksa (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3091) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 129, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4048);

4. Undang-Undang Nomor 14 tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4189);

(2)

5. Undang Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389); 6. Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor4844);

7. Undang Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438);

8. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4444);

9. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4966);

10. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5025);

11. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049) ;

12. Peraturan Pemerintah Nomor 135 Tahun 2000 tentang Tata Cara Penyitaan dalam rangka Penagihan Pajak dengan Surat Paksa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 135, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4049);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4655);

(3)

16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 310);

17. Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi Nomor 2 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah (Lembar daerah Tahun 2011 Nomor 1/B).

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG KETENTUAN DAN TATA CARA PEMUNGUTAN REKLAME

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan: 1. Kabupaten adalah Kabupaten Banyuwangi.

2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Banyuwangi. 3. Bupati adalah Bupati Banyuwangi.

4. Dinas Adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang membidangi pajak daerah.

5. Pejabat, adalah pegawai yang diberi tugas tertentu di bidang Perpajakan Daerah sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

6. Instansi Pemungut adalah Instansi yang oleh Undang-Undang diberi kewenangan untuk memungut pajak daerah.

7. Badan adalah suatu bentuk badan usaha yang meliputi Perseroan Terbatas, Perseroan Komanditer, Perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara atau Daerah, dengan nama dan bentuk apapun, persekutuan, perkumpulan, firma, kongsi, koperasi, yayasan, atau organisasi yang sejenis, lembaga dana pensiun, bentuk usaha tetap serta badan usaha lainnya.

8. Pajak Daerah, adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

9. Pajak Reklame adalah pajak atas penyelenggaraan reklame.

10. Reklame adalah benda, alat, perbuatan, atau media yang bentuk dan corak ragamnya dirancang untuk tujuan komersial, memeperkenalkan, menganjurkan, mempromosikan, atau untuk menarik perhatian umum terhadap barang, jasa, orang atau badan yang dapat dilihat, dibaca, didengar, dirasakan, dan/atau dinikmati oleh umum.

(4)

11. Nilai strategis penyelenggaraan reklame adalah ukuran nilai yang ditetapkan pada titik lokasi pemasangan reklame tersebut berdasarkan kriteria kepadatan, pemanfaatan tata ruang kota untuk berbagai aspek kegiatan di bidang usaha. 12. Nilai jual objek pajak reklame adalah, keseluruhan pembayaran/pengeluaran

hingga biaya yang dikeluarkan oleh pemilik dan/atau penyelenggaraan reklame termasuk biaya/harga beli bahan reklame, konstruksi instalasi listrik, pembayaran/ongkos perakitan, pemancaran, peragaan, penayangan, pengecatan, pemasangan dan transportasi/pengangkutan, sampai dengan bangunan reklame selesai, dipancarkan, diperagakan, ditayangkan dan atau terpasang di tempat yang diizinkan.

13. Subjek pajak adalah orang pribadi atau badan yang dapat dikenakan pajak daerah.

14. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan daerah. 15. Tahun Pajak adalah jangka waktu yang lamanya 1 (satu) tahun kalender, kecuali

bila wajib pajak menggunakan tahun buku yang tidak sama dengan tahun kalender.

16. Pajak Terutang adalah pajak yang harus dibayar oleh wajib pajak pada suatu saat, dalam masa pajak, dalam tahun pajak, atau dalam bagian tahun pajak menurut peraturan perundang-undangan perpajakan daerah.

17. Pemungutan adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari penghimpunan data objek dan subjek pajak, penentuan besarnya pajak yang terutang sampai kegiatan penagihan pajak kepada Wajib Pajak serta pengawasan penyetorannya. 18. Surat Pemberitahuan Pajak Daerah, yang dapat disingkat SPTPD adalah surat

yang digunakan oleh Wajib Pajak untuk melaporkan penghitungan dan pembayaran pajak yang terutang menurut peraturan perundang-undangan pajak daerah.

19. Surat Ketetapan Pajak Daerah, yang dapat disingkat SKPD adalah Surat Keputusan yang menentukan besarnya jumlah pajak yang terutang.

20. Surat Setoran Pajak Daerah, yang dapat disingkat SSPD adalah surat yang digunakan oleh Wajib Pajak untuk melakukan pembayaran atau penyetoran pajak yang terutang ke Kas Daerah atau ke tempat lain yang ditetapkan oleh Bupati.

21. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar, yang dapat disingkat SKPDKB adalah surat keputusan yang menentukan besarnya jumlah pajak yang terutang, jumlah kredit pajak, jumlah kekurangan pembayaran pokok pajak besarnya sanksi administrasi, dan jumlah yang masih harus dibayar.

22. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar, yang dapat disingkat SKPDLB, adalah surat keputusan yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran pajak karena jumlah kredit pajak lebih besar dari pada pajak yang terutang atau tidak seharusnya terutang.

(5)

23. Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil, yang dapat disingkat SKPDN adalah surat keputusan yang menentukan jumlah pajak terutang sama besarnya dengan jumlah kredit pajak.

24. Surat Tagihan Pajak Daerah, yang dapat disingkat STPD adalah surat untuk melakukan tagihan pajak dan atau sanksi administrasi berupa bunga atau denda. 25. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan, yang selanjutnya disingkat SKPDKBT adalah surat ketetapan pajak yang menentukan tambahan atas jumlah pajak yang masih harus dibayar.

26. Surat Keputusan Pembetulan adalah surat keputusan yang membetulkan kesalahan tulis, kesalahan hitung, dan/atau kekeliruan dalam penerapan ketentuan tertentu dalam peraturan perundang-undangan perpajakan daerah yang terdapat dalam Surat Pemberitahuan Pajak Terutang, Surat Ketetapan Pajak Daerah, Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan, Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil, Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar, Surat Tagihan Pajak Daerah, Surat Keputusan Pembetulan atau Surat Keputusan Keberatan.

27. Surat Keputusan Keberatan adalah surat keputusan atas keberatan terhadap Surat Pemberitahuan Pajak Terutang, Surat Ketetapan Pajak Daerah, Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan, Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil, Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar atau terhadap pemotongan atau pemungutan oleh pihak ketiga yang diajukan oleh Wajib Pajak.

28. Surat paksa adalah surat perintah membayar utang pajak dan biaya penagihan pajak.

29. Banding adalah upaya hukum yang dapat dilakukan oleh wajib pajak atau penanggung pajak terhadap suatu keputusan yang dapat diajukan banding berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan daerah.

30. Putusan Banding adalah putusan badan peradilan pajak atas banding terhadap Surat Keputusan Keberatan yang diajukan oleh Wajib Pajak.

31. Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk mengumpulkan data dan informasi keuangan yang meliputi harta, kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta jumlah harga perolehan dan penyerahan barang atau jasa, yang ditutup dengan menyusun laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi untuk periode Tahun Pajak tersebut.

32. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan dan/atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan profesional berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan daerah dan/atau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan daerah.

(6)

BAB II

DASAR PENGENAAN PAJAK DAN SURAT KETETAPAN PAJAK

Pasal 2

(1) Dasar pengenaan pajak reklame adalah nilai sewa reklame.

(2) Dalam hal reklame diselenggarakan oleh pihak ketiga, nilai sewa reklame sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan berdasarkan nilai kontrak reklame.

(3) Dalam hal reklame diselenggarakan sendiri, nilai sewa reklame sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung dengan memperhatikan faktor jenis, bahan yang digunakan, lokasi penempatan, waktu, jangka waktu penyelenggaraan, jumlah, dan ukuran media reklame.

(4) Dalam hal nilai sewa reklame sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak diketahui dan/atau dianggap tidak wajar, nilai sewa reklame ditetapkan dengan menggunakan faktor-faktor sebagaimana dimaksud pada ayat (3).

(5) Nilai sewa reklame sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dihitung dengan cara menjumlahkan nilai jual objek pajak reklame dan nilai setrategis penyelenggaraan reklame.

(6) Nilai Strategis suatu lokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (5) diatur dengan klasifikasi sebagai berikut:

a. Klasifikasi Utama : dinilai berdasarkan sudut pandang yang luas/banyak dan titik strategis antara lain berlokasi di areal penyeberangan Ketapang, lokasi parkir dan Taman Sritanjung dan reklame di atas gedung.

b. Klasifikasi A : dinilai berdasarkan nilai kepadatan pemanfaatan tata ruang antara lain berlokasi di persimpangan jalan (perempatan, pertigaan, tikungan dan seputar Taman Blambangan).

c. Klasifikasi B : dinilai berdasarkan aspek kegiatan di bidang usaha antara lain berloksi di Pasar, Pertokoan, Terminal, Gelanggang Olah Raga dan sebagainya.

d. Klasifikasi C : dinilai berdasarkan poros jalan klas A/jalan protocol, antara lain yang berlokasi diantara Banyuwangi-Wongsorejo, Banyuwangi-Jajag-Genteng, Glenmore-Kalibaru.

e. Klasifikasi D : dinilai berdasarkan poros jalan klas B/ jalan ekonomi antara lain yang berlokasi diantara Banyuwangi-Glagah, Srono-Muncar, Benculuk-Purwoharjo, Tegaldlimo-Pesanggaran.

f. Klasifikasi E : dinilai berdasarkan selain yang telah diatur pada huruf a sampai dengan e.

Pasal 3

(7)

BAB III

PEMBETULAN, PEMBATALAN, PENGURANGAN KETETAPAN DAN PENGHAPUSAN ATAU PENGURANGAN SANKSI ADMINISTRATIF

Pasal 4

(1) Bupati, dengan wewenang dalam jabatannya dapat membetulkan SPPT, SKPD, SKPDKB, SKPDKBT atau STPD, SKPDN atau SKPDLB yang dalam penerbitannya terdapat kesalahan tulis dan/atau kesalahan hitung dan/atau kekeliruan penerapan ketentuan tertentu dalam peraturan perundang-undangan perpajakan daerah atas permohonan wajib pajak.

(2) Bupati dapat:

a. mengurangkan atau menghapuskan sanksi administratif berupa bunga, denda, dan kenaikan pajak yang terutang menurut peraturan perundang-undangan perpajakan daerah, dalam hal sanksi tersebut dikenakan karena kekhilafan wajib pajak atau bukan karena kesalahannya;

b. mengurangkan atau membatalkan SPPT, SKPD, SKPDKB, SKPDKBT atau STPD, SKPDN atau SKPDLB yang tidak benar;

c. mengurangkan atau membatalkan STPD;

d. membatalkan hasil pemeriksaan atau ketetapan pajak yang dilaksanakan atau diterbitkan tidak sesuai dengan tata cara yang ditentukan; dan

e. mengurangkan ketetapan pajak terutang berdasarkan pertimbangan kemampuan membayar wajib pajak atau kondisi tertentu objek pajak.

BAB IV

PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN Pasal 5

(1) Wajib pajak dapat mengajukan permohonan pengembalian kelebihan pembayaran Pajak kepada Bupati.

(2) Bupati dalam jangka waktu paling lama 12 (dua belas) bulan sejak diterimanya permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memberikan keputusan.

(3) Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) telah terlampaui, Bupati tidak memberikan keputusan, maka permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak dianggap dikabulkan dan SKPDLB harus diterbitkan dalam waktu paling lama 1 (satu) bulan.

(4) Apabila wajib pajak mempunyai utang pajak lainnya, kelebihan pembayaran pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1), langsung diperhitungkan untuk melunasi terlebih dahulu utang pajak dimaksud.

(5) Pengembalian kelebihan pembayaran pajak dilakukan paling lama 2 (dua) bulan sejak diterbitkannya SKPDLB.

(6) Apabila pengembalian kelebihan pembayaran pajak dilakukan setelah lewat waktu 2 (dua) bulan sejak diterbitkannya SKPDLB, Bupati memberikan imbalan bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan atas keterlambatan pembayaran kelebihan pajak.

(8)

BAB V

TATA CARA PENGHAPUSAN PIUTANG PAJAK Pasal 6

(1) Piutang Pajak yang tidak mungkin ditagih lagi karena hak untuk melakukan penagihan sudah kedaluwarsa dapat dihapuskan.

(2) Bupati menetapkan Keputusan Penghapusan Piutang Pajak yang sudah kedaluwarsa sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

BAB VI

PEMBUKUAN DAN PEMERIKSAAN Pasal 7

Wajib Pajak yang melakukan usaha dengan omzet paling sedikit Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) per tahun wajib menyelenggarakan

pembukuan atau pencatatan.

Pasal 8

(1) Bupati atau pejabat yang ditunjuk berwenang melakukan pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan daerah dalam rangka melaksanakan peraturan perundang-undangan perpajakan daerah.

(2) Wajib Pajak yang diperiksa wajib:

a. memperlihatkan dan/atau meminjamkan buku atau catatan, dokumen yang menjadi dasarnya dan dokumen lain yang berhubungan dengan objek pajak yang terutang;

b. memberikan kesempatan untuk memasuki tempat atau ruangan yang dianggap perlu dan memberi bantuan guna kelancaran pemeriksaan;

c. memberikan keterangan yang diperlukan.

BAB VII

KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 9

(1) Setiap wajib pajak reklame permanen dan reklame terbatas wajib menjaga keindahan dan kebersihan serta menyediakan ruang terbuka hijau di sekitar tempat reklame.

(2) Satu bulan sebelum berakhirnya izin pajak reklame permanen dan reklame terbatas, wajib pajak berkewajiban menyediakan pemanfaatan papan reklame yang dimilikinya untuk digunakan oleh Pemerintah Daerah dalam mendukung program dan kegiatan pemerintahan dan pembangunan daerah.

(9)

BAB VIII

KETENTUAN PENUTUP Pasal 10

Pelaksanaan pemungutan pajak daerah dilakukan Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Banyuwangi yang membidangi pajak daerah.

Pasal 11

Daftar Perhitungan pajak reklame sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Bupati ini.

Pasal 12

Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku, Keputusan Bupati Banyuwangi Nomor 105 Tahun 2001 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Banyuwangi Nomor 10 Tahun 1998 tentang Pajak Reklame, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 13

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Bayuwangi.

Ditetapkan di Banyuwangi Pada Tanggal 2011 BUPATI BANYUWANGI,

H. ABDULLAH AZWAR ANAS

Diundangkan di Banyuwangi Pada tanggal 2011

Sekretaris Daerah Kabupaten Banyuwangi

Drs. Ec. H. SUKANDI, M.M. Pembina Utama Madya NIP. 19560225 198212 1 002

(10)

LAMPIRAN PERATURAN BUPATI BUPATI BANYUWANGI

NOMOR TAHUN 2011

TANGGAL TAHUN 2011

DAFTAR PERHITUNGAN PAJAK REKLAME PER M2 (1 M2)

NO URAIAN

NILAI NJOP JUMLAH TARIP

KET STRATEGIS 25% Rp. Rp. Rp. Rp. a b c d e f g 1 Papan Toko: (1 Tahun/m²) Zona Utama:

Utama + Utama 96.000,00 300.000,00 396.000,00 99.000,00 Satu Sisi Utama + Utama 171.000,00 449.000,00 620.000,00 155.000,00 Dua Sisi

Zona A A + A 86.000,00 277.000,00 363.000,00 91.000,00 Satu Sisi A + A 150.000,00 426.000,00 576.000,00 144.000,00 Dua Sisi Zona B B + B 75.000,00 256.000,00 331.000,00 83.000,00 Satu Sisi B + B 128.000,00 405.000,00 533.000,00 133.500,00 Dua Sisi Zona C C + C 70.000,00 235.000,00 305.000,00 76.500,00 Satu Sisi C + C 107.000,00 384.000,00 491.000,00 123.000,00 Dua Sisi Zona D D + D 54.000,00 214.000,00 268.000,00 67.000,00 Satu Sisi D + D 86.000,00 363.000,00 449.000,00 112.500,00 Dua Sisi Zona E E + E 43.000,00 203.000,00 246.000,00 61.500,00 Satu Sisi E + E 64.000,00 341.000,00 405.000,00 101.500,00 Dua Sisi 2 Papan Bertiang: (1 Tahun/m²) Zona Utama:

Utama + Utama 128.000,00 341.000,00 469.000,00 118.000,00 Satu Sisi Utama + Utama 230.000,00 575.000,00 805.000,00 201.500,00 Dua Sisi

Zona A

A + A 96.000,00 299.000,00 395.000,00 99.000,00 Satu Sisi A + A 170.000,00 512.000,00 682.000,00 170.500,00 Dua Sisi

(11)

a b c d e f g Zona B B + B 75.000,00 277.000,00 352.000,00 88.000,00 Satu Sisi B + B 128.000,00 469.000,00 597.000,00 149.500,00 Dua Sisi Zona C C + C 53.000,00 256.000,00 309.000,00 77.500,00 Satu Sisi C + C 96.000,00 437.000,00 533.000,00 133.500,00 Dua Sisi Zona D D + D 461.000,00 235.000,00 279.000,00 70.000,00 Satu Sisi D + D 75.000,00 395.000,00 470.000,00 117.500,00 Dua Sisi Zona E E + E 32.000,00 213.000,00 245.000,00 61.500,00 Satu Sisi E + E 53.000,00 363.000,00 416.000,00 104.000,00 Dua Sisi 3 Papan Bersinar: (1 Tahun/m²) Zona Utama:

Utama + Utama 96.000,00 362.000,00 458.000,00 114.500,00 Satu Sisi Utama + Utama 170.000,00 596.000,00 766.000,00 191.500,00 Dua Sisi

Zona A A + A 75.000,00 341.000,00 416.000,00 104.000,00 Satu Sisi A + A 138.000,00 575.000,00 713.000,00 178.500,00 Dua Sisi Zona B B + B 53.000,00 320.000,00 373.000,00 93.500,00 Satu Sisi B + B 96.000,00 543.000,00 639.000,00 160.000,00 Dua Sisi Zona C C + C 32.000,00 298.000,00 330.000,00 82.500,00 Satu Sisi C + C 64.000,00 511.000,00 575.000,00 144.000,00 Dua Sisi Zona D D + D 21.000,00 277.000,00 298.000,00 74.500,00 Satu Sisi D + D 42.000,00 469.000,00 511.000,00 128.000,00 Dua Sisi Zona E E + E 16.000,00 256.000,00 272.500,00 68.000,00 Satu Sisi E + E 32.000,00 426.000,00 458.000,00 114.500,00 Dua Sisi 4 Baliho: (1 Bulan/m²) Zona Utama:

Utama + Utama 37.000,00 75.000,00 112.000,00 28.000,00 Satu Sisi Utama + Utama 37.000,00 69.000,00 106.000,00 26.500,00 Dua Sisi

(12)

a b c d e f g

Zona A

A + Utama 33.000,00 75.000,00 108.000,00 27.000,00 Satu Sisi A + A 33.000,00 69.000,00 102.000,00 25.500,00 Dua Sisi

Zona B

B + Utama 25.000,00 75.000,00 100.000,00 25.000,00 Satu Sisi B + B 25.000,00 69.000,00 94.000,00 23.500,00 Dua Sisi

Zona C

C + Utama 25.000,00 73.000,00 98.000,00 24.500,00 Satu Sisi C + A 25.000,00 67.000,00 92.000,00 23.000,00 Dua Sisi

Zona D

D + Utama 23.000,00 73.000,00 96.000,00 24.000,00 Satu Sisi D + A 23.000,00 67.000,00 90.000,00 22.500,00 Dua Sisi

Zona E

E + Utama 21.000,00 73.000,00 94.000,00 23.500,00 Satu Sisi E + A 21.000,00 67.000,00 88.000,00 22.000,00 Dua Sisi 5 Reklame Insidental: Jenis Reklame 1 Spanduk 1 hr s.d 1 Minggu 10.000,00/m² >1 Minggu s.d 2 Minggu 20.000,00/m² > 2 Minggu s.d 1 bln 25.000,00/m² 2 Umbul-umbul 1 hr s.d 1 Minggu 10.000,00/m² >1 Minggu s.d 2 Minggu 20.000,00/m² > 2 Minggu s.d 1 bln 25.000,00/m² 3 Layar/tenda toko 1 hr s.d 1 Minggu 10.000,00/m² >1 Minggu s.d 2 Minggu 20.000,00/m² > 2 Minggu s.d 1 bln 25.000,00/m²

(13)

a b c d e f g 4 Timplat 32.000,00/lbr 1 Bulan 5 Selebaran 170,00/lbr 1Minggu 6 Poster/stiker/ 650,00/lbr 1 Minggu kanopi/selebaran 7 Label produk 170,00/lbr 8 Udara 5.400,00/lbr 1 Hari 9 Slide/file 3.200,00/lbr 1 Hari 10 Siaran/bersuara 2.200,00/lbr 1 hari 11 Armada 155.000,00/m² 1 Tahun KETERANGAN:

ZONA UTAMA : Lingkungan Pelabuhan, Taman Sritanjung dan Diatas Gedung ZONA A : Simpang Lima, Empat, Tiga, Lingkar Jalan

ZONA B : Kawasan Pasar, Pertokoan, Terminal dan Gor ZONA C : Jalan Protokol (BWI-Kalibaru, BWI-Rogojampi) ZONA D : Jalan Ekonomi

ZONA E : Diluar Zona Utama s.d D

BUPATI BANYUWANGI,

Referensi

Dokumen terkait

Sering juga pemilik situs menetapkan harga yang tinggi untuk pemasangan iklan di situsnya, dan menunjukkan serangkaian angka hit rate atau page view yang besar untuk

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti selama melakukan kegiatan belajar mengajar di SDN 2 Suntenjaya, masih banyak guru menggunakan metode yang kurang inovatif

Untuk mengetahui besarnya pengaruh faktor pendidikan dan pelatihan, pengalaman kerja dan penguasaan komputer staf bagian akuntansi terhadap kualitas penyajian

Dari kedua studi kasus di atas terlihat bahwa dengan memperhitungan terlebih dahulu jumlah radio perunut yang akan diinjeksikan, studi interkoneksi antar sumur dapat

Pada tes uji tingkat performance penulis menggunakan tools berupa httperf dan ab (apache benchmark) sebagai uji beban serta teknik analisis yang digunakan adalah

Tidak terjadi perbedaan ketinggian dan pigmentasi skar hipertrofik yang signifikan sebelum dan sesudah diberikan ekstrak lidah buaya Ekstrak lidah buaya topikal

graf 8-Bintang yang dibangun dari 2 graf lingkaran dimana salah satu simpul dari graf lingkaran menjadi pusat graf tersebut sedangkan simpul lainnya diberikan

Selanjutnya teknik lanjutan yang digunakan adalah teknik Pilah Unsur Penentu (PUP) dan teknik Hubung Banding Menyamakan (HBS). Validitas data didasarkan pada validitas proses dengan