• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERATURAN DAERAH KOTA TEGAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERATURAN DAERAH KOTA TEGAL"

Copied!
145
0
0

Teks penuh

(1)

PERATURAN DAERAH KOTA TEGAL

NOMOR 18 TAHUN 2008

TENTANG

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH

KOTA TEGAL TAHUN 2005-2025

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA TEGAL,

Menimbang

: a. bahwa untuk memberikan arah dan prioritas pembangunan

secara menyeluruh yang akan dilakukan secara bertahap dalam

mewujudkan cita-cita dan tujuan daerah sesuai dengan visi, misi

dan arah pembangunan daerah serta sebagai tindak lanjut

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional perlu menyusun Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Tegal Tahun

2005-2025;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

dalam huruf a perlu membentuk Peraturan Daerah Kota Tegal

tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota

Tegal Tahun 2005-2025;

Mengingat

:

1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan

Daerah-daerah Kota Besar dalam Lingkungan Propinsi Jawa

Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Daerah Istimewa

Yogyakarta;

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950 tentang Pembentukan

Daerah Kota Kecil dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur/

Tengah/Barat;

3. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1954 tentang Perubahan

Undang-Undang nomor 16 dan 17 Tahun 1950 tentang

Pembentukan Kota-Kota Besar dan Kota-Kota Kecil di Jawa

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 551);

4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan

Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003

Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4286);

5. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4389);

(2)

- 2 -

6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir

dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang

Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4844);

8. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

9. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan

Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007

Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4725);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1986 tentang Perubahan

Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Tegal dan

Kabupaten Daerah Tingkat II Tegal (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1986 Nomor 8, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 3321);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara

Pengendalian

dan

Evaluasi

Pelaksanaan

Rencana

Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4663);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara

Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2007 tentang

Perubahan Batas Wilayah Kota Tegal dengan Kabupaten

Brebes Provinsi Jawa Tengah di Muara Sungai Kaligangsa

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 48,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4713);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang

Pembagian

Urusan

Pemerintahan

Antara

Pemerintah,

Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah

Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4737);

(3)

- 3 -

15. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan,

Tata

Cara

Penyusunan,

Pengendalian

dan

Evaluasi

Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);

16. Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2007 tentang Pengesahan,

Pengundangan dan Penyebarluasan Peraturan

Perundang-Undangan;

17. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 11 Tahun 2003

tentang Rencana Strategis (RENSTRA) Provinsi Jawa Tengah

Tahun 2003-2008 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah

Tahun 2003 Nomor 109);

18. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 21 Tahun 2003

tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah

(Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2003 Nomor

133);

19. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 8 Tahun 2006

tentang Tata Cara Penyusunan Perencanaan Pembangunan

Daerah

dan

Pelaksanaan

Musyawarah

Perencanaan

Pembangunan Provinsi Jawa Tengah (Lembaran Daerah

Provinsi Jawa Tengah Tahun 2006 Nomor 3);

20. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 3 Tahun 2008

tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah

Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah

Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 Nomor 3);

21. Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Tegal Nomor 6

Tahun 1988 tentang Perubahan Batas dan Luas Wilayah

Kotamadya Daerah Tingkat II Tegal dan Memberlakukan Semua

Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Tegal serta

Keputusan Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Tegal di

Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Tegal (Lembaran Daerah

Kotamadya Daerah Tingkat II Tegal Tahun 1989 Nomor 4);

22. Peraturan Daerah Kota Tegal Nomor 2 Tahun 2004 tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Tegal Tahun 2004-2014

(Lembaran Daerah Kota Tegal Tahun 2004 Nomor 6);

23. Peraturan Daerah Kota Tegal Nomor 3 Tahun 2005 tentang

Rencana Strategis (RENSTRA) Kota Tegal Tahun 2004-2009

(Lembaran Daerah Kota Tegal Tahun 2005 Nomor 1)

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Tegal

Nomor 6 Tahun 2008 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah

Kota Tegal Nomor 3 Tahun 2005 tentang Rencana Strategis

(RENSTRA) Kota Tegal Tahun 2004-2009 (Lembaran Daerah

Kota Tegal Tahun 2008 Nomor 4);

(4)

- 4 -

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA TEGAL

dan

WALIKOTA TEGAL

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN

JANGKA PANJANG DAERAH KOTA TEGAL TAHUN 2005-2025.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:

1. Daerah adalah Kota Tegal.

2. Pemerintah Daerah adalah Walikota dan Perangkat Daerah sebagai unsur

penyelenggara pemerintahan daerah.

3. Walikota adalah Walikota Tegal.

4. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 yang

selanjutnya disebut RPJP Nasional adalah perencanaan pembangunan nasional

untuk periode 20 (dua puluh) tahun terhitung sejak tahun 2005 sampai tahun 2025.

5. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun

2005-2025 yang selanjutnya disebut RPJPD Provinsi Jawa Tengah adalah dokumen

perencanaan pembangunan Provinsi Jawa Tengah untuk periode 20 (dua puluh)

tahun terhitung sejak tahun 2005 sampai tahun 2025.

6. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Tengah yang

selanjutnya disebut RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah dokumen perencanaan

pembangunan Provinsi Jawa Tengah untuk periode 5 (lima) tahunan yang

merupakan penjabaran dari visi, misi dan program Gubernur Jawa Tengah dengan

berpedoman pada RPJPD Provinsi Jawa Tengah serta memperhatikan RPJM

Nasional.

7. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Tegal Tahun 2005-2025

yang selanjutnya disebut RPJPD adalah dokumen perencanaan pembangunan

daerah Kota Tegal untuk periode 20 (dua puluh) tahun terhitung sejak tahun 2005

sampai tahun 2025.

8. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Tegal yang selanjutnya

disebut RPJMD adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah Kota Tegal

untuk periode 5 (lima) tahunan yang merupakan penjabaran dari visi, misi dan

program Walikota dengan berpedoman pada RPJPD serta memperhatikan RPJM

Nasional dan RPJPD Provinsi Jawa Tengah.

9. Rencana Kerja Pemerintah Daerah yang selanjutnya disebut RKPD adalah

dokumen perencanaan untuk periode 1 (satu) tahunan.

10. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disingkat APBD adalah

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Tegal.

BAB II

PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

(5)

- 5 -

Pasal 2

(1) Program Pembangunan Daerah Periode Tahun 2005-2025 dilaksanakan sesuai

dengan RPJPD.

(2) Rincian Program Pembangunan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

tercantum dalam Lampiran Peraturan Daerah ini.

Pasal 3

RPJPD merupakan dokumen perencanaan pembangunan jangka panjang daerah

sebagai landasan dan pedoman bagi Pemerintah Daerah dalam melaksanakan

pembangunan 20 (dua puluh) tahun terhitung sejak tahun 2005 sampai tahun 2025

dalam bentuk visi, misi dan arah pembangunan daerah.

Pasal 4

(1) RPJPD mengacu pada RPJP Nasional dan RPJPD Provinsi Jawa Tengah.

(2) RPJPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi pedoman dalam penyusunan

RPJMD yang memuat visi, misi dan program Walikota.

(3) RPJMD sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disusun dengan memperhatikan

RPJM Nasional dan RPJMD Provinsi Jawa Tengah.

Pasal 5

(1) Dalam rangka menjabarkan RPJMD maka setiap tahun Pemerintah Daerah wajib

menyusun RKPD.

(2) RKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat rancangan kerangka ekonomi

daerah, prioritas pembangunan daerah, rencana kerja dan pendanaann.

(3) RKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (2) digunakan sebagai pedoman untuk

menyusun Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

Pasal 6

RPJP Daerah menjadi acuan bagi Pemerintah Daerah dalam menyusun RPJM Daerah

yang memuat Visi, Misi dan Arah Pembangunan dalam kurun waktu 2005-2025.

BAB III

PENGENDALIAN DAN EVALUASI

Pasal 7

(1) Pemerintah Daerah melakukan pengendalian dan evaluasi pelaksanaan RPJPD.

(2) Tata cara pengendalian dan evaluasi pelaksanaan RPJPD sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB IV

(6)

- 6 -

Pasal 8

(1)

Dalam rangka menjaga kesinambungan pembangunan dan untuk menghindarkan

kekosongan rencana pembangunan daerah, Walikota yang sedang memerintah

pada tahun terakhir pemerintahannya diwajibkan menyusun RKPD untuk tahun

pertama periode Walikota berikutnya.

(2)

RKPD sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) digunakan sebagai pedoman

untuk menyusun Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun pertama

periode Walikota berikutnya.

Pasal 9

Pada saat Peraturan Daerah ini berlaku maka Peraturan Daerah Kota Tegal Nomor 3

Tahun 2005 tentang Rencana Strategis (RENSTRA) Kota Tegal Tahun 2004-2009

(Lembaran Daerah Kota Tegal Tahun 2005 Nomor 1) sebagaimana telah diubah

dengan Peraturan Daerah Kota Tegal Nomor 6 Tahun 2008 tentang Revisi Rencana

Strategis (RENSTRA) Kota Tegal Tahun 2004-2009 (Lembaran Daerah Kota Tegal

Tahun 2008 Nomor 4) dinyatakan masih tetap berlaku.

BAB V

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 10

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai

pelaksanaannya akan diatur oleh Walikota.

Pasal 11

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan

Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Tegal.

Ditetapkan di Tegal

pada tanggal 28 Nopember 2008

WALIKOTA TEGAL,

Ttd.

ADI WINARSO

Diundangkan di Tegal

pada tanggal 1 Desember 2008

SEKRETARIS DAERAH KOTA TEGAL

Ttd.

(7)

- 7 -

PENJELASAN

ATAS

PERATURAN DAERAH KOTA TEGAL

NOMOR 18 TAHUN 2008

TENTANG

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH

KOTA TEGAL TAHUN 2005-2025

I. PENJELASAN UMUM

Pembangunan

Nasional

adalah

rangkaian

upaya

pembangunan

berkesinambungan yang meliputi seluruh aspek kehidupan masyarakat, bangsa dan

negara untuk melaksanakan tugas mewujudkan tujuan nasional sebagaimana

dirumuskan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945. Rangkaian upaya pembangunan tersebut memuat kegiatan

pembangunan yang berlangsung tanpa henti dengan menaikkan tingkat

kesejahteraan masyarakat dari generasi ke generasi.

Perencanaan pembangunan daerah merupakan satu kesatuan dalam sistem

perencanaan pembangunan nasional yang disusun dalam jangka panjang, jangka

menengah dan jangka pendek. Oleh karena itu untuk memberikan arah dan tujuan

dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan daerah sesuai dengan visi, misi dan arah

dan kebijakan daerah maka perlu disusun Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Daerah kurun waktu 20 (dua puluh) tahun.

Mengingat akan pentingnya rencana pembangunan dalam dimensi jangka

panjang serta sesuai amanat ketentuan Pasal 13 ayat (2) Undang-Undang Nomor

25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional sedangkan

periode jangka waktu berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007

tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025

terhitung sejak tahun 2005-2025. Berdasarkan ketentuan tersebut maka Pemerintah

Kota Tegal menyusun RPJPD untuk kurun waktu 20 tahun yang terhitung sejak

tahun 2005-2025 yang merupakan jabaran dari tujuan dibentuknya Pemerintahan

Kota Tegal dalam bentuk visi, misi dan arah pembangunan daerah untuk masa 20

tahun ke depan yang mencakup kurun waktu mulai dari tahun 2005 hingga tahun

2025. pelaksanaan RPJPD Tahun 2005-2025 terbagi dalam tahap-tahap

perencanaan pembangunan dalam periodisasi perencanaan pembangunan jangka

menengah daerah 5 (lima) tahunan.

RPJPD Kota Tegal digunakan sebagai pedoman dalam menyusun RPJMD

Kota Tegal pada masing-masing tahapan dan periode RPJMD Kota Tegal sesuai

dengan visi, misi dan program Walikota yang dipilih secara langsung oleh rakyat.

RPJMD tersebut dijabarkan lebih lanjut ke dalam RKPD yang merupakan rencana

pembangunan tahunan daerah memuat prioritas pembangunan daerah, rancangan

kerangka ekonomi makro yang mencakup gambaran perekonomian secara

menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal serta program dan kegiatan Satuan

Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Kota Tegal.

(8)

- 8 -

Tujuan yang ingin dicapai dengan dibentuknya Peraturan Daerah Kota Tegal

tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Tegal Tahun

2005-2025 :

a. mendukung koordinasi antar pelaku pembangunan dalam pencapaian tujuan

daerah;

b. menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi dan sinergi baik antar ruang, antar

waktu, antar fungsi pemerintah maupun antara pemerintah pusat dan pemerintah

daerah;

c. menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,

pelaksanaan dan pengawasan;

d. menjamin tercapainya penggunaaan sumber daya secara efisien, efektif,

berkeadilan dan berkelanjutan;

e. mengoptimalkan partisipasi masyarakat.

II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Cukup jelas.

Pasal 2

Cukup jelas.

Pasal 3

Cukup jelas.

Pasal 4

Cukup jelas.

Pasal 5

Cukup jelas.

Pasal 6

Cukup jelas.

Pasal 7

Cukup jelas.

Pasal 8

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan RKPD dan RAPBD tahun pertama adalah RKPD dan

RAPBD Tahun 2010, 2015, 2020 dan 2025.

Walikota terpilih periode berikutnya tetap mempunyai ruang gerak yang luas

untuk menyempurnakan

RKPD

dan

APBD

pada

tahun

pertama

pemerintahannya melalui mekanisme perubahan APBD (APBD-P).

Ayat (2)

Cukup jelas.

Pasal 9

Cukup jelas.

(9)

- 9 -

Pasal 10

Cukup jelas.

Pasal 11

(10)

DAFTAR ISI

Peraturan Daerah Kota Tegal Nomor 18 Tahun 2008 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Tegal Tahun 2005-2025

Daftar Isi ... i

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Pengertian... 2

C. Maksud dan Tujuan... 2

D. Landasan Hukum ... 3

E. Hubungan RPJPD Kota Tegal dengan Dokumen Perencanaan Lainnya ... 4

F. Sistematika ... 5

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH ... 7

A. Kondisi Geografis ... 7

B. Sosial Budaya ... 7

1. Pendidikan ... 7

2. Kesehatan ... 11

3. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera ... 13

4. Ketenagakerjaan ... 13

5. Kependudukan Catatan Sipil ... 14

6. Sosial ... 15

7. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak ... 17

8. Pemberdayaan Masyarakat Desa ... 18

9. Pemuda dan Olah Raga ... 18

10. Pariwisata ... 19

11. Kebudayaan ... 20

12. Ketransmigrasian...21

13. Perpustakaan ... 22

C. Ekonomi ... 22

1. Perdagangan ... 22

2. Industri ... 24

3. Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah ... 24

4. Penanaman Modal ... 24

5. Kelautan dan Perikanan ... 25

6. Pertanian ... 26

7. Ketahanan Pangan ... 27

D. Tata Ruang ... 28

1. Wilayah ... 28

2. Tata Ruang ... 30

3. Pertanahan ... 30

E. Sarana dan Prasarana ... 31

1. Pekerjaan Umum ... 31

2. Perhubungan ... 32

3. Perumahan ... 34

(11)

E. Politik dan Tata Pemerintahan ... 36

1. Otonomi Daerah, pemerintahan Umum, administrasi keuangan

daerah, perangkat daerah, kepegawaian dan persandian ... 36

2. Perencanaan Pembangunan ... 38

3. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri ... 39

4. Statistik ... 40

5. Kearsipan ... 41

F. Sumber Daya Alam dan Lingkungan... 42

1. Lingkungan Hidup ... 42

BAB III ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS ... 45

A. Sosial Budaya ... 45

B. Ekonomi ... 55

C. Tata Ruang, Sarana dan Prasarana... 60

D. Politik dan Tata Pemerintahan ... 64

E. Sumber Daya Alam dan Lingkungan ... 68

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH KOTA TEGAL ... 70

A. Visi Kota Tegal ... 70

B. Penjelasan Rinci Visi Kota Tegal 2005-2025 ... 70

C. Misi Kota Tegal ... 71

BAB V ARAH DAN TAHAPAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA

TEGAL TAHUN 2005 - 2025 ... 73

A. Arah Pembangunan Jangka Panjang Tahun 2005 – 2025 ... 73

B. Pentahapan ... 83

a. RPJMD I (Tahun 2005 s/d Tahun 2009) ... 83

b. RPJMD II (Tahun 2010 s/d Tahun 2014) ... 96

c. RPJMD III (Tahun 2015 s/d Tahun 2019)... 109

d. RPJMD IV (Tahun 2020 s/d Tahun 2024) ... 121

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan yang dilakukan oleh

Pemerintah Kota Tegal beserta segenap komponen masyarakat Kota Tegal telah

diupayakan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan kelestarian sumber

daya serta lingkungan hidup dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Berdasarkan Undang-undang Nomor 8 Tahun 2005, tentang Penetapan Peraturan

Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005, tentang Perubahan Atas

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, tentang Pemerintahan Daerah menjadi

Undang-Undang

ditetapkan bahwa pemerintah daerah wajib menyusun Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) sebagai acuan kebijakan

pembangunan daerah dalam waktu 20 (dua puluh) tahun. Undang-undang Nomor

25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional menyebutkan

bahwa RPJP Kabupaten/Kota memuat visi, misi dan arah pembangunan daerah yang

mengacu kepada RPJP Nasional.

Sejalan dengan amanat undang-undang tersebut di atas, proses dan

mekanisme perencanaan pembangunan baik di tingkat pusat maupun daerah secara

rinci telah dituangkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang

Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

Pembangunan Daerah.

Sesuai dengan amanat dari undang-undang dan Peraturan

Pemerintah tersebut, Pemerintah Kota Tegal menyusun Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Tahun 2005-2025.

Sesuai ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Kota Tegal akan memuat kondisi umum wilayah, isu

strategis, visi, misi dan arah kebijakan pembangunan daerah selama dua puluh tahun

yang akan datang serta kaidah pelaksanaan, yang berorientasi pada pembagian

urusan pemerintahan antara pemerintah, pemerintah daerah provinsi dan pemerintah

daerah kabupaten/kota. Pembagian urusan pemerintahan yang dimaksud adalah

seperti yang disebutkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang

Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi,

dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota.

Lampiran Peraturan Daerah Kota Tegal

Nomor 18 Tahun 2008

(13)

Rencana pembangunan daerah sangat diperlukan untuk mengantisipasi

pengaruh dinamika perubahan terhadap perkembangan pembangunan daerah. Krisis

moneter yang berkembang menjadi krisis multidimensi pada tahun 1998 memberikan

pengalaman tentang pentingnya langkah-langkah antisipatif yang tertuang dalam

rencana pembangunan daerah.

Pemilihan Kepala Daerah secara langsung setiap periode lima tahunan menjadi

pertimbangan utama pentingnya penyusunan rencana pembangunan daerah yang

berkesinambungan. Mengingat akan pentingnya rencana pembangunan dalam dimensi

jangka panjang, seperti yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun

2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, maka Kota Tegal

menyusun Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) untuk kurun

waktu 20 tahun (2005-2025).

B.

Pengertian

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Tegal adalah

dokumen perencanaan pembangunan Kota Tegal yang merupakan penjabaran dari

tujuan dibentuknya Pemerintahan Kota Tegal dalam bentuk isu strategis, visi, misi dan

arah pembangunan daerah untuk periode 20 tahun ke depan yang mencakup kurun

waktu mulai tahun 2005 sampai dengan tahun 2025.

C.

Maksud dan Tujuan

RPJPD adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 20

(dua puluh) tahun terhitung mulai tahun 2005 sampai dengan tahun 2025, ditetapkan

dengan maksud memberikan arah sekaligus menjadi acuan bagi seluruh komponen

pelaku pembangunan daerah (pemerintah, masyarakat dan dunia usaha) dalam

mewujudkan cita-cita dan tujuan pembangunan daerah yang integral dengan tujuan

nasional sesuai dengan visi, misi dan arah pembangunan daerah yang telah disepakati

bersama, sehingga seluruh upaya yang dilakukan oleh segenap komponen pelaku

pembangunan akan menjadi lebih efektif, efisien, terpadu, berkesinambungan dan

saling melengkapi satu dengan lainnya di dalam satu pola sikap dan pola tindak.

Adapun tujuan penyusunan RPJPD ini adalah untuk memberikan pedoman bagi

penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang memuat

Visi, Misi, Arah dan Program Kepala Daerah terpilih.

(14)

D.

Landasan Hukum

Landasan hukum Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kota Tegal adalah:

1.

Undang-undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kota

Kota Besar dalam Lingkungan Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan

daerah Istimewa Yogyakarta;

2.

Undang-undang Nomor 17 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kota

Kecil dalam Lingkungan Provinsi Jawa Timur/Tengah/Barat;

3.

Undang-undang Nomor 13 Tahun 1954 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor

16 dan 17 Tahun 1950 tentang Pembentukan Kota-Kota Besar dan Kota-Kota Kecil

di Jawa.

4.

Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

5.

Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-undangan;

6.

Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional;

7.

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,

sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor

12 Tahun 2008 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

tentang Pemerintahan Daerah;

8.

Undang-undang Nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Nasional Tahun 2005–2025;

9.

Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;

10.

Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1986 tentang Perubahan Batas Wilayah

Kotamadya Daerah Tingkat II Tegal dan Kabupaten Daerah Tingkat II Tegal;

11.

Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan

Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan;

12.

Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan

Rencana Pembangunan Nasional;

13.

Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2007 tentang Perubahan Batas Wilayah

Kota Tegal dengan Kabupaten Brebes Provinsi Jawa Tengah di Muara Sungai

Kaligangsa;

14.

Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintahan

Antara

Pemerintah,

Pemerintahan

Daerah

Provinsi,

Dan

Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;

15.

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara

Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan

(15)

Daerah;

16.

Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2007 tentang Pengesahan, Pengundangan dan

Penyebarluasan Peraturan Perundang-undangan;

17.

Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 11 Tahun 2003 tentang Rencana

Strategis (RENSTRA) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2003-2008;

18.

Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 21 Tahun 2003 tentang Rencana

Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah;

19.

Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Tata Cara

Penyusunan Perencanaan pembangunan Daerah dan Pelaksanaan Musyawarah

Perencanaan Pembangunan Provinsi Jawa Tengah;

20.

Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005-2025;

21.

Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Tegal Nomor 6 Tahun 1988

tentang Perubahan Batas dan Luas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Tegal

dan memberlakukan semua peraturan daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Tegal

serta keputusan Walikotamadya Kepala daerah tingkat II Tegal di wilayah

Kotamadya Daerah Tingkat II Tegal;

22.

Peraturan Daerah Kota Tegal Nomor 2 Tahun 2004 tentang Rencana Tata Ruang

Wilayah Kota Tegal Tahun 2004-2014;

23.

Peraturan Daerah Kota Tegal Nomor 3 Tahun 2005 tentang Rencana Strategis

(Renstra) Kota Tegal Tahun 2004-2009 sebagaimana telah diubah menjadi

Peraturan Daerah Kota Tegal Nomor 6 Tahun 2008 tentang Perubahan atas

Peraturan Daerah Kota Tegal Nomor 3 Tahun 2005 tentang Rencana Strategis

(Renstra) Kota Tegal Tahun 2004-2009.

E.

Hubungan RPJPD Kota Tegal dengan Dokumen Perencanaan Lainnya

Sistem perencanaan pembangunan daerah adalah suatu kesatuan tata cara

perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana-rencana pembangunan

dalam jangka panjang, jangka menengah dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur

penyelenggara negara dan masyarakat di tingkat pusat maupun daerah. Pada tingkat

nasional, RPJP Nasional (pusat) disusun berdasarkan masukan dari Rencana Strategis

Jangka Panjang Kementerian dan Lembaga (Renstra Jangka Panjang KL). Selanjutnya

RPJP Nasional tersebut dijabarkan ke dalam RPJM. RPJM tersebut digunakan sebagai

pedoman penyusunan Rencana Strategis Kementerian dan Lembaga. RPJM

selanjutnya dijabarkan ke dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP). RKP dan Renstra

Kementerian dan Lembaga tersebut digunakan sebagai pedoman penyusunan rencana

(16)

kerja Kementerian dan Lembaga.

Pada tingkat provinsi, RPJPD Provinsi disusun dengan memperhatikan RPJP

Nasional. Selanjutnya RPJPD Provinsi dijabarkan ke dalam rencana lima tahunan yaitu

RPJMD Provinsi. Selain itu RPJMD Provinsi disusun juga perlu memperhatikan RPJM

Nasional, selanjutnya RPJMD Provinsi dijabarkan menjadi RKPD Provinsi, yang

merupakan rencana tahunan.

Pada tingkat daerah (Kabupaten/Kota), RPJPD Kabupaten/Kota disusun dengan

memperhatikan RPJP Nasional dan RPJPD Provinsi. Selanjutnya RPJPD dijabarkan ke

dalam rencana lima tahunan yaitu RPJMD. RPJMD selanjutnya dijabarkan menjadi

RKPD, yang merupakan rencana tahunan. Sedangkan rencana pembangunan tersebut

disusun dengan menggunakan data dan informasi, serta Rencana Tata Ruang Wilayah

(RTRW) Kota Tegal dan Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan (RTRKP).

F.

Sistematika

Sistematika Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota

Tegal adalah sebagai berikut:

Bab I

Pendahuluan terdiri dari latar belakang, pengertian, maksud dan tujuan,

landasan hukum, hubungan RPJPD dengan dokumen perencanaan

lainnya dan sistematika.

Bab II

Gambaran Umum Kondisi Daerah Kota Tegal, berisi tentang gambaran

kondisi daerah yaitu Kondisi Geografis; Sosial Budaya; Ekonomi; Tata

Ruang, Sarana dan Prasarana; Politik dan Tata Pemerintahan serta

Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup.

Bab III

Analisis Isu-Isu Strategis, berisi tentang isi-isu strategis dalam

pembangunan di Kota Tegal.

Bab IV

Visi dan Misi Kota Tegal Tahun 2005–2025, terdiri dari Visi dan Misi Kota

Tegal, serta penjelasan Visi dan Misi Kota Tegal.

Bab V

Arah kebijakan dan Pentahapan berisi tentang arah kebijakan

pembangunan daerah selama 20 tahun kedepan serta pentahapan

Rencana Pembangunan Jangka Panjang selama 20 (dua puluh) tahun

yang terbagi menjadi empat tahapan yaitu tahap I tahun 2005–2009,

tahap II tahun 2010–2014, tahap III tahun 2015–2019 dan tahap IV

tahun 2020–2024.

(17)

Bab VI

Penutup yang berisi Kaidah Pelaksanaan, yaitu gambaran tentang

kedudukan RPJPD dalam sistem perencanaan pembangunan nasional dan

peran RPJPD serta syarat keberhasilan pelaksanaan perencanaan

pembangunan jangka panjang.

(18)

BAB II

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

A.

Kondisi Geografis

Kota Tegal merupakan salah satu dari 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah, terletak antara 109° 8' - 109° 10' Bujur Timur dan 6° 50' - 6° 53' Lintang Selatan. Kota Tegal berada pada posisi strategis yaitu berada pada segitiga jalur kota besar yaitu Yogyakarta-Tegal-Jakarta dan Semarang-Tegal Jakarta, membentang pada jalur pantai utara (Pantura) Jawa Tengah.

Luas wilayah Kota Tegal relatif sempit jika dibandingkan dengan wilayah sekitar yaitu 39,68 km2. Secara administratif Kota Tegal, terbagi dalam 4 wilayah Kecamatan dan 27 Kelurahan. Kecamatan Tegal Barat memiliki wilayah seluas 15,13 km2. Kecamatan Margadana seluas 11,76 km2, Kecamatan Tegal Selatan 6,43 km2, dan Kecamatan Tegal Timur memiliki luas 6,36 km2. Batas wilayah Kota Tegal adalah sebagai berikut:

Sebelah Utara : Laut Jawa Sebelah Selatan : Kabupaten Tegal Sebelah Timur : Kabupaten Tegal Sebelah Barat : Kabupaten Brebes

Iklim Kota Tegal adalah tropis, dalam setahun hanya ada dua musim yaitu kemarau dan musim penghujan, dengan temperatur udara rata-rata per bulan minimum 24,2° C, maksimum 31,7° C, jadi secara umum suhu udara Kota Tegal tergolong panas. Jumlah hari hujan pada tahun 2006 adalah 115/10 hari dengan curah hujan 1545,2/129 mm. Topografi Kota Tegal adalah dataran rendah, dengan tinggi dari permukaan air laut lebih kurang 3 meter.

B.

Sosial Budaya

1.

Pendidikan

Gambaran keberhasilan pembangunan pendidikan di Kota Tegal antara lain dapat dari kondisi tiga pilar utama pembangunan pendidikan yaitu pemerataan dan perluasan akses memperoleh pendidikan, mutu relevansi dan daya saing serta tata kelola dan pencitraan publik lembaga pengelola pendidikan. Pemerataan dan perluasan akses memperoleh kesempatan pendidikan diukur melalui Angka Partisipasi Kasar (APK), Angka Partisipasi Murni (APM) dan Angka Transisi (AT). APK dari jenjang pendidikan SD sampai dengan SLTP selama kurun waktu 2001-2004 menunjukkan angka 100% lebih, sedangkan APK SLTA mampu mendekati angka 100%.

(19)

Selama tahun 2001-2004 predikasi APK SD menunjukkan angka yang fluktuatif, pada tahun 2001 APK SD 101,18% meningkat pada tahun 2002 menjadi 107,08%, sementara tahun 2003 turun menjadi 105,81%. Walaupun di tahun 2004 kembali naik 11,68%. Prediksi pada tahun 2005-2007 rata-rata APK SD sebesar 117,02%.

Sedangkan APK SLTP tahun 2001 93,37% turun menjadi 90,46% pada tahun 2002 dan hingga tahun 2003 turun menjadi 89,49%. Pada tahun 2004 terjadi kenaikan APK SMP menjadi sebesar 113,91% dan sampai dengan tahun 2007 diprediksikan peningkatan rata-rata 3,55% atau sekitar 114,67%. Rata-rata APK SLTA selama kurun waktu 2001-2004 sebesar 91,33% dan diprediksikan meningkat 4,05% setiap tahun. Pada satuan pendidikan SLTA, APK pada tahun 2001 sebesar 91,11% menurun menjadi 85,77% pada tahun 2002 dan kembali turun menjadi 84% tahun 2003. Peningkatan sebesar 24,35% terjadi pada tahun 2004 sehingga menjadi 104,45%, dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2007 diprediksikan terjadi fluktuatif APK SLTA akan mencapai 99,54%.

APM untuk semua jenjang pendidikan selama kurun waktu 2001-2004 menunjukkan angka yang cukup baik, pada jenjang pendidikan SD sebesar 84,4% di tahun 2001 meningkat pada tahun 2002 menjadi 89,65%. Antara tahun 2001 sampai dengan tahun 2004 terjadi perubahan yang fluktuatif, diprediksikan sampai tahun 2007 mampu mencapai 98,28%. Rata-rata APM SD antara tahun 2001–2004 sebesar 90,4% atau meningkat Rata-rata-Rata-rata 6,00% setiap tahun. APM SLTP pada tahun 2001 sebesar 65,77%, menunjukkan penurunan pada tahun 2002 namun hanya 1,81% sehingga menjadi 64,58%, tahun 2003 berikutnya sampai dengan tahun 2004 meningkat menjadi 84,73%. Predikasi tahun 2005-2007, APM SLTP fluktuatif rata-rata 84,10% dan menurun 6,5% setiap tahun. Pada SLTA, APM tahun 2001 sebesar 65,42% menurun menjadi 62,55% pada tahun 2002, namun sampai dengan tahun 2004 menunjukkan peningkatan menjadi 76,73%. Pada tahun 2005-2007 diindikasikan rata-rata APM SLTA sebesar 67,56% dan meningkat 3,98% setiap tahun.

Angka Transisi (AT) pada jenjang pendidikan SLTP dan SLTA tahun 2002-2004 menunjukkan angka yang sangat tinggi yakni diatas 100%, hal ini menunjukkan bahwa kesadaran dan kemampuan masyarakat Kota Tegal untuk menyekolahkan anak sangat tinggi. Pada satuan pendidikan SLTP, Angka Transisi tahun 2001 sebesar 94,3% dan terus meningkat pada tahun 2002 dan 2003 masing-masing 100,39% dan 107,95%. Pada tahun 2004 AT SLTP telah mencapai 114,82%. Untuk tahun berikutnya prediksi AT SLTP pada tahun 2005-2007

(20)

rata-rata 121,94%, meningkat 1,41% setiap tahun. AT SLTA dari tahun ketahun terus menunjukkan peningkatan, pada tahun 2001 sebesar 103,69%, tahun 2002 sebesar 105,28%, tahun 2003 sebesar 114,13% dan tahun 2004 sebear 117,64%. Prediksi tahun 2005-2007 AT SLTA rata-rata 120,98%. Rata-rata AT SLTA selama kurun waktu 2001-2004 sebesar 110,19% atau meningkat 4,34% setiap tahun.

Pendidikan anak usia dini (PAUD) di Kota Tegal memiliki potensi perkembangan yang cukup baik, hal ini dapat dilihat dari banyaknya sekolah pada jenjang PAUD, pada tahun pelajaran 2006/2007 jumlah sekolah Taman Kanak-kanak (TK) mencapai 61 unit gedung sekolah TK, dengan perincian masing-masing adalah Kecamatan Tegal Selatan sebanyak 11 sekolah, Kecamatan Tegal Timur 25 sekolah, Kecamatan Tegal Barat 21 sekolah dan Kecamatan Margadana 4 sekolah. Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa di setiap kelurahan selalu terdapat sekolah TK. Ruang kelas yang tersedia seluruhnya 131 kelas meliputi 4 kecamatan (Kecamatan Tegal Selatan 24 ruang, Kecamatan Tegal Timur 45 ruang, Kecamatan Tegal Barat 52 ruang dan Kecamatan Margadana 10 ruang).

Jumlah murid pada sekolah TK, pada tahun pelajaran 2006/2007 sebanyak 3.271 siswa dengan perincian laki-laki sebanyak 1.622 siswa dan perempuan sebanyak 1.649 siswa. Sementara itu jumlah tenaga pendidik dan tenaga kependidikan pada sekolah TK sebanyak 219 orang terdiri dari 194 pendidik dan 25 tenaga kependidikan.

Jumlah sekolah pada jenjang pendidikan Sekolah Dasar, selama kurun waktu 1994-2007 jumlah SD/MI cenderung menurun, yaitu rata-rata turun 1,93% pertahun, sementara itu jumlah siswa SD/MI juga mengalami penurunan, yaitu rata-rata menurun 0,02% per tahun sehingga Rasio sekolah terhadap murid mengalami peningkatan rata-rata 189. Ketersediaan guru SD/MI di Kota Tegal cukup memadai. Rasio guru terhadap murid SD/MI selama kurun waktu 1994-2007 adalah 1 : 22 artinya satu orang guru rata-rata mengajar 22 orang murid. Selama kurun waktu tersebut jumlah guru SD/MI mengalami peningkatan, sebesar rata-rata 0,61% pertahun. Rasio jumlah sekolah dibandingkan jumlah murid cukup baik. Satu Sekolah Dasar rata-rata memiliki siswa 189 orang. Dengan jumlah murid satu sekolah sebesar itu, artinya rata-rata satu kelas SD berisi 31 orang siswa. Jumlah tersebut merupakan jumlah ideal dalam proses belajar mengajar.

Pada jenjang SLTP (SMP dan MTs), jumlah sekolah pada kurun waktu tahun 1994-2007 cenderung mengalami penurunan. Rata-rata penurunan pada periode tersebut sebesar 1,02% per tahun. Jumlah murid SLTP pada periode yang sama cenderung menurun

(21)

juga, yaitu rata-rata sebesar 0,09% per tahun. Jumlah guru SLTP pada kurun waktu yang sama juga menunjukkan kecenderungan meningkat, yaitu rata-rata sebesar 0,82% per tahun. Perbandingan antara jumlah sekolah dengan jumlah murid adalah 1:449, hal ini berarti setiap satu sekolah mempunyai murid rata-rata sebesar 449. Sedangkan secara kuantitatif jumlah guru SLTP cukup memadai, dengan Rasio rata-rata 1 banding 19 siswa. Rasio ini menunjukkan kondisi yang ideal, karena seorang guru hanya membina 19 siswa.

Pada tingkat SLTA (SMA, SMK dan MA), jumlah sekolah selama kurun waktu 1994-2007 cenderung mengalami peningkatan. Jumlah murid SLTA selama kurun waktu yang sama juga cederung mengalami peningkatan yaitu rata-rata sebesar 0,67% pertahun. Jumlah guru SLTA selama kurun waktu tersebut juga cenderung meningkat yaitu rata-rata 3,25% pertahun. Ketersediaan guru SLTA selama kurun waktu tersebut memadai, dengan rata-rata Rasio sebesar 1:15. Artinya satu orang guru SLTA membina kurang lebih 15 siswa.

Rata-rata jumlah murid per sekolah selama kurun waktu 1994-2004 fluktuatif. Rata-rata jumlah murid per sekolah untuk SLTA adalah sebesar 521 orang. Kalau diasumsikan jumlah siswa setiap kelas sebesar 40 orang maka satu sekolah rata-rata memiliki 15 kelas, kondisi ini merupakan merupakan kondisi yang ideal. Namun pada kenyataannya jumlah siswa per sekolah tidak merata. Sekolah favorit memiliki jumlah murid dan kelas yang banyak, sementara sekolah yang tidak favorit hanya memiliki jumlah siswa terbatas.

Angka mengulang dan putus sekolah pada tahun 2008 untuk tingkat SD adalah 5,33% dan 0,58%, sedangkan untuk tingkat SLTP angka mengulang 0,70% dan angka putus sekolah 1,04%. Pada tingkat SLTA (SMA, SMK, dan MA) angka mengulang 0,52% dan angka putus sekolah 1,10%. Data statistik menunjukkan bahwa, terkait dengan tingkat pendidikan penduduk dilihat dari rata-rata lama sekolah penduduk, selama kurun waktu tahun 2000-2003 perkembangan angka rata-rata lama sekolah di Kota Tegal cenderung meningkat, rata-rata tingkat pendidikan penduduk Kota Tegal yaitu tujuh tahun atau setara dengan kelas 1 SMP.

Peningkatan mutu, relevansi dan daya saing pendidikan dilihat dari angka kelulusan dan angka naik kelas. Dalam rangka menuju tata kelola dan citra yang baik, Dinas Pendidikan Kota Tegal telah memberikan bimbingan teknis dalam penerapan Manajamen Berbasis Sekolah (MBS) pada semua satuan pendidikan meliputi SD/MI, SMP/MTs maupun SMA/MA/SMK. Selain itu untuk menguatkan pencitraan publik dalam hal penyelenggaran pendidikan telah diupayakan pelaksanaan akreditasi sekolah secara periodik.

(22)

Untuk meningkatkan kualitas dan profesionalisme tenaga pendidik dilakukan melalui peningkatan SDM pendidik.

Perluasan dan pemerataan akses memperoleh pendidikan masih menjadi perhatian penting Pemerintah Kota Tegal, mengingat bagi sebagian masyarakat, pendidikan masih menjadi sesuatu yang mahal sehingga tingkat partisipasi penduduk miskin dalam pendidikan rendah. Untuk memecahkan permasalahan tersebut serta dalam rangka mendorong partisipasi pendidikan terutama bagi masyarakat kurang mampu, Pemerintah Kota Tegal mengeluarkan kebijakan strategis yaitu kebijakan sekolah gratis bagi siswa SD/MI dan SMP/MTs yang telah dilaksanakan mulai tahun 2008. Dengan kebijakan ini diharapkan akses masyarakat dalam memperoleh pendidikan akan terus meningkat dari waktu ke waktu sehingga tujuan untuk mewujudkan SDM yang berkualitas dapat tercapai.

2.

Kesehatan

Kondisi kesehatan Kota Tegal dapat dilihat dari indikator-indikator umum kesehatan, yaitu angka harapan hidup, angka kelahiran, angka kematian kasar, angka kematian ibu melahirkan, angka kematian bayi, status gizi balita, cakupan imunisasi, persalinan oleh tenaga kesehatan, jumlah tenaga kesehatan dan sarana serta prasarana kesehatan. Berikut ini beberapa indikator dan capaian pembangunan kesehatan di Kota Tegal: Angka harapan hidup di Kota Tegal rata-rata meningkat setiap tahunnya (0,04%). Angka harapan hidup penduduk Kota Tegal diprediksikan pada tahun 2007 adalah 70,35 tahun, sedangkan Kabupaten sekitar rata-rata mencapai 68,07 per tahun.

Angka kematian bayi di Kota Tegal, pada tahun 2000-2004 menurun rata-rata 7,82% per 1.000 kelahiran hidup (tahun 2000 : 4,34; tahun 2001 : 3,09; tahun 2002 : 4,52; tahun 2003 : 3,23; tahun 2004 : 3,84), angka kematian ini lebih rendah dari angka kematian yang distandarkan untuk kabupaten/kota di Jawa Tengah. Angka kematian bayi yang ditetapkan untuk mencapai Jawa Tengah Sehat 2010 adalah 9 per 1.000 kelahiran hidup, sementara itu di Kota Tegal pada tahun 2007 diprediksikan angka kematian bayi mencapai 2,36 per 1,000 kelahiran hidup.

Kondisi yang sama juga dialami pada indikator kematian ibu melahirkan. Angka kematian ibu melahirkan di Kota Tegal fluktuatif dari tahun ketahun. Tahun 2000 : 160, tahun 2001 : 109, tahun 2002 : 168, tahun 2003 turun 11,90% menjadi 148, tahun 2004 : 22,60 atau turun 84,73%. Kematian ibu melahirkan terjadi pada saat kehamilan, nifas dan melahirkan. Menurut data perkembangan pencapaian MDGs tahun 2007, kematian ibu

(23)

melahirkan 28% karena pendarahan, 13% karena eklampsia, 11% karena aborsi yang tidak aman, 10% karena sepsis, 8% karena partus lama dan yang lainnya disebabkan oleh penanganan persalinan bukan oleh tenaga kesehatan, infeksi penyakit (TBC, HIV AIDS, malaria, hepatitis dan lain lain) serta anemia ibu melahirkan, dan nifas.

Pada kurun waktu 2000-2004 cakupan ibu bersalin yang dibantu oleh tenaga kesehatan di Kota Tegal mengalami penurunan rata-rata sebesar 13,37% pertahun, hal tersebut sangat berpengaruh pada angka kematian bayi dan kematian ibu melahirkan. Pada tahun 2007 indikasi cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan sebesar 92,41%, cakupan persalinan oleh bukan tenaga kesehatan sebesar 7,59%. Kesadaran ibu untuk memeriksakan kehamilan pada tri semester I mengalami peningkatan yaitu sebesar 3,51%, pada tahun 2007 jumlah ibu hamil dengan K1 sebesar 6.116 jiwa. Sedangkan kesadaran ibu untuk memeriksakan kehamilan sebanyak 4 kali pada tri semester 3 (K4) mengalami penurunan sebesar 1,57%. Pada tahun 2007 ibu hamil dengan K4 sebesar 4.931 jiwa.

Kondisi gizi masyarakat di Kota Tegal dapat digambarkan melalui status gizi pada bayi dan balita. Kondisi gizi buruk dan gizi kurang selama 7 (tujuh) tahun terakhir mengalami penurunan. Untuk kondisi gizi buruk, rata-rata pertahunnya sebesar 0,97%, sedangkan gizi kurang juga mengalami penurunan rata-rata sebesar 0,01% dan gizi lebih mengalami peningkatan sebesar 11,93%. Sedangkan jumlah bayi dengan berat badan di bawah garis merah sebesar 1,68%.

Cakupan imunisasi dapat dilihat dari indikator UCI atau unit child imunization yaitu cakupan desa dengan bayi yang diimunisasi lengkap. Pada tahun 2005 cakupan UCI di Kota Tegal sebesar 77,78%. Hal ini berarti masih ada 22,22% kelurahan yang belum terpenuhi cakupan UCI.

Kasus diare di Kota Tegal dari tahun 2000–2007 cenderung mengalami penurunan. Kasus tertinggi terjadi pada tahun 2002 yaitu 5.813 jiwa, dan kasus diare pada tahun 2007 sebanyak 4.777 jiwa. Sedangkan penderita DBD mengalami penurunan, hal ini dapat dilihat dari incedent rate DBD selama 8 tahun terakhir 0,001%. (Kasus DBD tertinggi terjadi pada tahun 2003 yaitu dengan IR DBD sebesar 24,8).

Kasus penyakit menular lain yang ditemukan di Kota Tegal adalah penyakit kusta, walaupun prevalensinya sangat kecil. Jumlah penderita HIV AIDS dan penyakit infeksi akibat hubungan seks yang berganti-ganti juga mengalami peningkatan.

(24)

Kasus penyakit tidak menular yang ditemukan di Kota Tegal adalah neoplasma, diabetes melitus, penyakit jantung dan pembuluh darah. Jumlah kasus neoplasma sebesar 1.183 kasus, dengan kasus terbesar ca paru yaitu 873 kasus. Jumlah kasus diabetes melitus sebesar 9.206 kasus dan kasus stroke sebesar 1.021 kasus. (Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005).

Jumlah penduduk miskin pada tahun 2005 sebanyak 36.247 jiwa, sedangkan jumlah penduduk miskin yang mendapatkan kartu JPKMM baru mencapai 12.081 atau baru mencapai 33% (profil kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005), yang seharusnya semua penduduk miskin di Kota Tegal mendapatkan kartu JPKMM tersebut.

Peningkatan status kesehatan antara lain dipengaruhi oleh lengkap tidaknya sarana kesehatan di Kota Tegal. Sarana pelayanan kesehatan di Kota Tegal sudah cukup memadai. Ini dapat dilihat dari beberapa hal, yaitu adanya rumah sakit pemerintah dan swasta (2 unit), rumah sakit khusus (1 unit), puskesmas (8 unit), puskesmas pembantu (21 unit), puskesmas keliling (8 unit), apotek (22 unit), toko obat (35 unit) dan klinik bersalin (2 unit).

Rasio tenaga kesehatan di Kota Tegal pada tahun 2007 adalah: (1). Rasio dokter spesialis adalah 11,49 per 100.000 penduduk. Kategori ini merupakan kategori yang sangat baik, karena standar yang ditetapkan bahwa Rasio dokter spesialis per 100.000 penduduk adalah 6; (2). Rasio dokter per 100.000 penduduk adalah 27,91, termasuk kategori sedang karena standar Rasio dokter per 100.000 penduduk adalah 40; (3). Rasio perawat per 100.000 penduduk adalah 67,72, termasuk kategori sedang karena standar Rasio perawat per 100.000 penduduk adalah 117,5; (4). Rasio bidan per 100.000 penduduk adalah 32,43, termasuk kategori rendah karena standar Rasio bidan adalah 100; (5). Rasio Ahli gizi per 100.000 penduduk adalah 21, termasuk kategori tinggi karena standar rasio ahli gizi adalah 22; (6). Rasio ahli sanitasi 100.00 penduduk adalah 17, termasuk kategori rendah karena standar rasio ahli sanitasi adalah 40.

3.

Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

Pengendalian jumlah kelahiran di Kota Tegal cukup berhasil. Keberhasilan pengendalian angka kelahiran salah satunya disebabkan oleh keberhasilan program Keluarga Berencana (KB). Alat kontrasepsi yang banyak digunakan oleh PUS adalah MOW/MOP. Pada tahun 2004 akseptor dengan IUD sebanyak 2.898 jiwa. Sementara itu akseptor yang menggunakan kondom dan MOP dibandingkan dengan metode yang lain masih rendah. Pada tahun 2005 jumlah pengguna kondom sebesar 330 laki-laki. Partisipasi laki-laki sebagai akseptor Kbpun

(25)

juga masih rendah.

Penggunaan alat kontrasepsi oleh pasangan usia subur selama kurun waktu 10 tahun cenderung meningkat, dengan pertumbuhan rata-rata 77%. Pada tahun 2005 jumlah PUS Kota Tegal sebesar 42.126 PUS, sedangkan PUS yang menggunakan kontrasepsi KB sebesar 30.228 PUS atau 71,76%. Akseptor KB mandiri dari data 3 tahun terakhir menunjukkan persentase yang kecil dengan pertumbuhan rata-rata 9,84%.

4.

Ketenagakerjaan

Letak dan posisi Kota Tegal sangat strategis yaitu di jalur Pantura dan merupakan titik pertemuan jalur transportasi dari arah timur, selatan dan barat. Dengan posisi tersebut, maka perkembangan dan pertumbuhan di sektor perdagangan, jasa dan industri tumbuh dengan cepat. Meningkatnya perkembangan dan pertumbuhan pada sektor tersebut berdampak secara langsung pada penyerapan tenaga kerja. Penyerapan tenaga kerja sejak tahun 1994–2007 di Kota Tegal berdasarkan urutan lima besar sektor pembangunan yaitu sektor industri 18.150 orang/tahun, pedagang sebesar 16.613 orang/tahun, buruh bangunan sebesar 15.951 orang/tahun, nelayan sebesar 10.189 orang/tahun dan PNS/TNI sebesar 9.283 orang/tahun.

Angka pertumbuhan penduduk berdasarkan mata pencaharian di Kota Tegal selama kurun waktu 10 tahun menunjukkan angka pertumbuhan relatif stabil. Rata-rata angka pertumbuhan mata pencaharian pada sektor industri sebesar 3,55%, sektor usaha sebesar 6,20%, dan sektor perdagangan sebesar 8,07%. Pertumbuhan jumlah angkatan kerja selama tahun 1994-2007 mengalami penurunan yaitu rata-rata pertahun sebesar 2,37% dengan perbandingan jumlah angkatan kerja laki-laki lebih besar dibandingkan perempuan yaitu sebanyak 831.282 orang 53,45% laki-laki dan angkatan kerja perempuan sebanyak 723.891 orang atau 46,55% perempuan.

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) laki-laki selama 1994-2007 rata-rata sebesar 80,41%. Sedangkan TPAK perempuan rata-rata sebesar 79,07%. Secara keseluruhan TPAK Kota Tegal selama kurun waktu yang sama fluktuatif dengan rata-rata TPAK sebesar 79,67%. Pertumbuhan TPAK Kota Tegal selama kurun waktu tersebut juga fluktuatif namun cenderung mengalami penurunan sebesar 0,89%.

Angka pengangguran di Kota Tegal selama kurun waktu 1994-2007 cenderung meningkat. Rata-rata pertumbuhan angka pengangguran Kota Tegal selama tahun tersebut

(26)

sebesar 23,50% pertahun. Jumlah pengangguran terbesar terjadi setelah krisis ekonomi yaitu tepatnya pada tahun 2002 sebanyak 55.034 jiwa.

5.

Kependudukan Catatan Sipil

Pertumbuhan jumlah penduduk Kota Tegal pada tahun 1994-2004 fluktuatif, dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 0,51%. Pertumbuhan terbesar terjadi pada tahun 2001 yaitu 1,9% dengan jumlah penduduk sebesar 240.762 jiwa terdiri dari penduduk laki-laki sebesar 118.746 jiwa dan perempuan sebesar 122.166 jiwa. Pada tahun 2007 jumlah penduduk Kota Tegal diperkirakan sebesar 249.277 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki sebesar 123.740 jiwa dan perempuan sebesar 125.272 jiwa.

Rata-rata sex Rasio atau rasio jenis kelamin penduduk Kota Tegal adalah 98. Artinya dari 100 penduduk perempuan terdapat 98 penduduk laki-laki. Sex Rasio selama 14 tahun terakhir tidak mengalami perubahan yang cukup signifikan, sedangkan pada tahun 2003 mengalami perubahan, jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan penduduk perempuan. Kondisi tersebut hanya bertahan sampai dengan tahun 2004. Pada tahun 2005-2007 sex Rasio jenis kelamin diprediksikan akan berbanding terbalik dengan tahun sebelumnya yaitu makin bertambahnya jumlah penduduk perempuan.

Angka kepadatan penduduk selama tahun 1994-2004 rata-rata sebesar 6.421 jiwa/Km2.

Dilihat dari persebaran dan kepadatan, Kecamatan Tegal Timur pada tahun 2004 memiliki jumlah penduduk terbesar yaitu 72.993 jiwa, dengan kepadatan 11.477 jiwa/Km2. Besarnya pertumbuhan penduduk berpengaruh terhadap beberapa aspek antara lain tingkat kepadatan penduduk, angka ketergantungan dan pelayanan administrasi kependudukan khususnya akte kelahiran. Perkembangan jumlah pemohon akte dari tahun 2002 sampai 2006 mengalami penurunan. Pada tahun 2002 pemohon akte kelahiran sebanyak 5.847 orang pada tahun 2006 turun menjadi 4.215 orang. Sedangkan penduduk yang mengurus surat kematian juga mengalami penurunan dari 61 penduduk tahun 2002 menjadi 32 orang pada tahun 2006. Apabila dibandingkan dengan jumlah penduduk yang meninggal dunia, pengurusan surat kematian tidak sebanding (jumlah kematian lebih besar dibandingkan dengan pengurusan pembuatan akta kematian di tahun yang sama). Hal ini dikarenakan pengurusan pembuatan akta kematian di Dinas Kependudukan, Catatan Sipil, Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disdukcapilnakertrans) Kota Tegal biasanya hanya dilakukan oleh penduduk keturunan Tionghoa, untuk keperluan pembagian waris, keperluan bank dan keperluan lainnya. Sedangkan untuk penduduk pribumi tidak banyak yang memohon akta kematian.

(27)

Pertambahan penduduk di Kota Tegal dipengaruhi oleh jumlah kelahiran, kematian dan migrasi jumlah penduduk (penduduk datang dan penduduk pergi). Jumlah kelahiran di Kota Tegal mulai tahun 2002 sampai 2006 mengalami peningkatan dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 9,88%. Jumlah kelahiran terbesar pada tahun 2003 yaitu 4.053 jiwa dan terkecil pada tahun 2005 yaitu sebesar 1.778 jiwa. Sedangkan jumlah kematian penduduk Kota Tegal mengami peningkatan dengan pertumbuhan sebesar 9,9%. Jumlah kematian terbesar pada tahun 2003 yaitu 2.924 jiwa dan terkecil pada tahun 2005 sebanyak 1.128 jiwa. Sementara jumlah penduduk yang datang atau pindah menjadi warga Kota Tegal mengalami peningkatan dengan pertumbuhan sebesar 63,1% demikian juga dengan jumlah penduduk yang pindah dari Kota Tegal mengalami peningkatan. Pertumbuhan jumlah penduduk yang pergi dari Kota Tegal sebesar 37,58%.

6.

Sosial

Pertumbuhan jumlah penyandang cacat di Kota Tegal selama kurun waktu 10 tahun bersifat fluktuatif, cenderung menurun. Penyandang cacat turun rata-rata sebesar 2,86% per tahun. Sedangkan pertumbuhan anak terlantar cenderung meningkat, dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 33,32% pertahun, demikian juga anak nakal, tumbuh rata-rata 33,38% per tahun. Jumlah anak "mogol" (putus sekolah) sampai dengan tahun 2000, cenderung meningkat dengan pertumbuhan rata-rata 1,86% per tahun. Sedangkan jumlah lanjut usia selama kurun waktu sepuluh tahun terakhir (1994-2004) menunjukkan peningkatan dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 3,81% per tahun dan Pengemis Gelandangan Orang Terlantar (PGOT) juga tumbuh rata-rata 44,31% per tahun.

Jumlah keluarga miskin, tuna susila, waria dan bekas narapidana, cenderung meningkat, walaupun pertumbuhannya selama sepuluh tahun (1994-2004) fluktuatif. Jumlah keluarga miskin tumbuh rata-rata 18,28% per tahun. Tuna susila tumbuh rata-rata 41,90% pertahun. Sedangkan waria turun rata-rata sebesar 3,31% pertahun. Bekas narapidana selama sepuluh tahun terakhir tumbuh rata-rata sebesar 33,37% per tahun. Masalah kemiskinan merupakan masalah yang rumit dalam pembangunan daerah di Kota Tegal, karena terkait erat dengan masalah ekonomi, sosial dan budaya. Berdasarkan data BPS jumlah penduduk miskin dari tahun 1994–2007 bersifat fluktuatif. Jumlah penduduk miskin berdasarkan garis kemiskinan (poverty line) diketahui tahun 1994 sebanyak 7.403 jiwa meningkat menjadi 14.313 jiwa tahun 1999 atau meningkat hampir 100% dalam waktu empat tahun sebagai dampak buruk krisis ekonomi yang melanda Indonesia. Banyaknya penduduk miskin dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2007 diketahui berkisar antara 5,03%-5,66%. Berdasarkan garis kemikinan (poverty line) BPS tahun 2006 sebesar

(28)

Rp.176.859,00 berdasarkan pengeluaran per kapita perbulan, diketahui jumlah penduduk miskin di Kota Tegal sebanyak 24.700 jiwa atau 10,40% dari jumlah penduduk (BPS Pusat, 2007).

Berdasarkan data kategori keluarga sejahtera diketahui keluarga miskin adalah keluarga yang termasuk kategori pra sejahtera dan sejahtera I. Jumlah keluarga prasejahtera pada tahun 2006 sebanyak 7.780 KK, dan sejahtera I sebanyak 15.690 KK. Sedangkan jumlah keluarga sejahtera II sebanyak 21.517 KK, sejahtera III sebanyak 14.348 KK dan sejahtera III+ sebanyak 2.943 KK.

Potensi dalam bidang kesejahteraan sosial di Kota Tegal antara lain banyaknya panti-panti sosial terutama yang dikelola swasta. Selain itu terdapat Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang bergerak di bidang sosial dalam penanganan masyarakat penyandang masalah kesejahteraan sosial, antara lain Komite Perempuan Indonesia (KPI), Pusat Kajian Wanita Universitas Panca Sakti (UPS) Tegal dan lembaga-lembaga sosial keagamaan lainnya. Wilayah Kota Tegal yang relatif sempit, akan memudahkan aparat dan stakeholder dalam memantau dan menangani masalah-masalah yang terkait dengan kesejahteraan sosial. Kesiapan aparatur pemerintah Kota Tegal cukup baik dalam mengantisipasi dan menangani masalah-masalah kesejahteraan sosial.

7.

Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Indeks Pembangunan Gender (IPG) Kota Tegal masuk dalam kategori rendah. Indeks ini merupakan indikator bagi keberhasilan pembangunan berwawasan gender. Indeks ini komposit dari proporsi penduduk, angka harapan hidup, angka melek huruf usia dewasa, rata-rata lama sekolah dan tingkat pendapatan. Indeks Pembangunan Gender tahun 1999 adalah 54,30 dan pada tahun 2002 naik menjadi 59,20 sedangkan tahun 2005 adalah 56,9.

Jika dilihat dari peringkat nasional, Indeks Pembangunan gender di Kota Tegal pada tahun 2005 menduduki peringkat 223 dan di tingkat Provinsi Jawa Tengah peringkat 24. Sehingga dapat dikatakan bahwa pembangunan gender di Kota Tegal untuk lingkup Provinsi Jawa Tengah dan Nasional masuk rendah.

Keberhasilan pembangunan gender juga diukur dari Indeks Pemberdayaan Gender (IDG). Indeks ini merupakan komposit dari persentase perempuan di parlemen, persentase perempuan bekerja pada kelompok profesional, teknisi, kepemimpinan dan ketatalaksanaan, persentase perempuan dalam angkatan kerja, persentase jumlah penduduk perempuan dan

(29)

laki-laki, dan rata-rata upah di sektor non pertanian. IDG Kota Tegal tahun 2005 mencapai 59,9 yang masuk dalam kategori rendah.

Perkembangan Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) selama sepuluh tahun terakhir menunjukkan kenaikan. Jumlah anggota parlemen pada tahun 2005 baru mencapai 16,7%, persentase perempuan pekerja profesional, teknisi, kepemimpinan dan ketatalaksanaan sebesar 46,20%, persentase angkatan kerja perempuan adalah 35,1%. Rata-rata upah perempuan pekerja sektor non pertanian selama 10 tahun terakhir adalah Rp.422.700,00 (empat ratus dua puluh dua ribu tujuh ratus rupiah) tiap bulan.

Kewenangan kabupaten/kota dalam pemberdayaan perempuan antara lain adalah perlindungan dan kesejahteraan anak. Sesuai dengan UU Nomor 23 Tahun 2003 tentang Perlindungan Anak, yang dimaksud dengan anak adalah penduduk usia 0-18 tahun. Jumlah anak usia 0-18 tahun di Kota Tegal tahun 2005 adalah 563.538 anak. Dari jumlah tersebut 55% adalah anak laki-laki dan 45% anak perempuan.

Kesempatan mengenyam pendidikan bagi anak perempuan di Kota Tegal sangat rendah. Pada anak usia sekolah (7-18 tahun) lama tahun anak laki-laki yang sekolah lebih banyak dibandingkan dengan anak perempuan. Kondisi ini bisa dimengerti karena budaya patriarkhi yang masih kuat mengakar pada masyarakat, bahwa menyekolahkan anak laki-laki adalah kewajiban yang tidak boleh ditinggalkan, sedangkan menyekolahkan anak perempuan hanya menjadi formalitas saja sampai bisa membaca dan menulis. Kondisi di Kota Tegal menunjukkan bahwa semakin tinggi derajad sekolah (misalnya SMA) makin banyak anak laki-laki yang bersekolah dibandingkan anak perempuan.

8.

Pemberdayaan Masyarakat Desa

Dalam pemberdayaan masyarakat masih mengalami banyak kendala terkait dengan jumlah penduduk perempuan yang besar (51,3%), pendidikan rendah (lulus SD/sederajad), kemiskinan dan kerentanan (16,7%) serta pengganggur (1,67%) dan pekerja sektor informal. Masalah lain adalah belum optimalnya kelembagaan sosial ekonomi di tingkat kelurahan, seperti Kelompok Usaha Bersama (KUB), Simpan Pinjam, Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) P2KP dan peningkatan keterampilan (life skills) dan penggunaan teknologi tepat guna dalam usaha ekonomi keluarga. Meskipun berada di perkotaan namun sistem sosial budaya masyarakat masih menunjukkan sifat-sifat masyarakat perdesaan, terutama terkait dengan kegiatan bersama dalam masyarakat dan kegiatan ekonomi masyarakat.

(30)

Kelembagaan masyarakat di tingkat kelurahan baik LPMK, RT/RW dan kelompok-kelompok sosial lainnya belum dapat menjadi pelopor dalam pemberdayaan masyarakat. Program–program penanggulangan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat selalu bertumpu pada peran kelembagaan di tingkat kelurahan, baik melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan, pengembangan ekonomi masyarakat nelayan dan pengembangan UKM/koperasi. Pembentukan lembaga keuangan mikro baik yang dikelola oleh koperasi maupun swadaya masyarakat telah dirasakan manfaatnya bagi kelompok rentan dalam masyarakat masyarakat, antara lain buruh, nelayan kecil, pengolah ikan dan usaha mikro dan sektor informal. Selain itu dalam rangka pengguliran modal usaha terdapat UED SP, koperasi simpan pinjam, Badan Kredit Kecamatan (BKK), Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan Baitul Mal Watamwil (BMT) yang dikelola dengan prinsip-prinsip Syariah belum dapat optimal membantu masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraannya. Maka perlu fasilitasi dan kerjasama dengan stakeholder pembangunan agar kelompok rentan dan miskin dalam masyarakat dapat meningkatkan kesejahteraannya.

9.

Pemuda dan Olah Raga

Kebijakan kepemudaan diarahkan pada upaya mengembangkan keserasian kebijakan dan pemberdayaan sehingga dapat tercipta keserasian pembangunan antara masyarakat dengan pemerintah. Upaya lain yang dilakukan adalah dengan peningkatan peran serta masyarakat. Sedangkan upaya yang dapat dilakukan pada wilayah kabupaten/kota untuk meningkatkan kualitas dan kesejahteraan pemuda dapat dengan pengembangan manajemen, wawasan dan kreativitas pemuda; pengembangan kemitraan dan kewirausahaan, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dan keimanan ketaqwaan (IMTAQ).

Kebijakan kepemudaan dilaksanakan dengan memfasilitasi aktivitas kepemudaan baik lintas internasional, nasional, provinsi, kabupaten/kota maupun kecamatan. Upaya yang ada dengan mengadakan pertukaran pemuda antar kabupaten. Pembinaan dan pengawasan yang berupa koordinasi dilakukan meliputi antar dinas instansi terkait maupun dengan lembaga non pemerintah. Sedangkan pembinaan yang berkaitan langsung dengan kepemudaan meliputi pembinaan terhadap organisasi dan kegiatan kepemudaan.

Kelembagaan organisasi kepemudaan belum dapat berperan secara optimal dalam meningkatkan kapasitas generasi muda. Akibatnya berpengaruh terhadap rendahnya minat dan motivasi generasi muda untuk bergabung dan mengikuti setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh kelembagaan organisasi kepemudaan. Rendahnya peran serta generasi muda dalam kelembagaan tersebut kerena kurang optimalnya kegiatan pemberdayaan kelembagaan organisasi kepemudaan. Kegiatan pemberdayaan kelembagaan organisasi

Referensi

Dokumen terkait

Dalam layout produk memerlukan urut-urutan yang sama dalam operasi produksinya. Barang yang dikerjakan setiap hari selalu sama dan arus barang yang dikerjakan setiap hari juga

Hasil penelitian ini terumuskan dalam 3 kesimpulan, yaitu (1) Perencanaan strategik meliputi: (a) kesesuaian tujuan program UP/Jdengan visi dan misi sekolah, dan

Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.. Ukurlah panJang masing-masing sisi segitiga di samping dengan menggunakan penggaris dan besar masing-masing sudut dengan

Aplikasi sms server pada SMK YAPENKOS ini juga dapat membantu sekolah untuk memberikan informasi kepada siswa dan menyebarkan informasi akademik kepada

Dalam hal ini, penulis berusaha memecahkan permasalahan dalam foto jurnalistik yang diunggah oleh Portal Berita GoRiau.com dimana kerap mendapat kritikan dari

Sedangkan pengertian “ orang bijak” (di Timur) seperti di India, cina kuno adalah orang bijak, yang telah tahu arti tahu yang sedalam-dalamnya (ajaran kebatinan), orang

Dalam groupware yang asynchronous (dan beberapa sistem synchronous), bentuk komunikasi langsung yang dominan adalah berbasis teks. Komunikasi berbasis teks umum dikenal orang,

Sedangkan wakaf al-khairi (kebajikan) tidak mesti ditetapkan penerimanya. Imam Syafi‘i berpendapat bahawa wakaf kebajikan tidak memerlukan penerima yang tertentu. Begitu juga