• Tidak ada hasil yang ditemukan

KELAUTAN DAN PERIKANAN DALAM ANGKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KELAUTAN DAN PERIKANAN DALAM ANGKA"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

KELAUTAN DAN

PERIKANAN

DALAM ANGKA

PUSAT DATA, STATISTIK DAN INFORMASI KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

(2)

POTENSI KELAUTAN DAN PERIKANAN

KABUPATEN NATUNA

Naskah : Pusat Data, Statistik, dan Informasi Penanggung Jawab : Ismayanti, DFM, DEA

Editor : Dhina Arriyana, S.Si

Penyusun :

1. Krisna Fery Rahmantya, S.Si 2. Dadang Wibowo, S.Si 3. Walim Abdul Somad, S.Kom 4. Hermina Nainggolan, S.Kom., M.Si 5. Anggie Destiti Asianto, S.Si Publikasi : Pusat Data, Statistik, dan Informasi Ukuran Buku : 14,8 cm x 21 cm

(3)

Puji dan Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya, buku Kelautan dan Peri-kanan Kabupaten Natuna ini dapat kami selesaikan.

Publikasi ini disusun untuk memberikan data dan informasim-engenai geografis, infrastruktur, dan potensi alam khususnya kelautan dan perikanan di Kabupaten Natuna. KabupatenNa-tuna merupakan kabupaten yang terletak di Kepulauan Riau dengan potensi kelautan dan perikanan yang melimpah.Po-tensi tersebut dapat menunjang pertumbuhan ekonomi sek-tor kelautan dan perikanan. Data dan informasi yang diberi-kan dalam publikasi ini, kiranya dapat dijadidiberi-kan dasar guna pengambilan kebijakan oleh Pemerintah.

Semoga data dan informasi dalam publikasi ini dapat berguna bagi semua stakeholder terkait. Kami menerima kritik dan sa-ran yang membangun untuk penyempurnaan kedepannya. Jakarta, Agustus 2016

Tim Penyusun

(4)

Kata Pengantar

iii

Daftar Isi

iv

Daftar Tabel

v

Daftra Gambar

vi

Daftar Pustaka

vii

I. PENDAHULUAN

viii

1.1. Umum 1

1.2. Geografi 2

1.3. Penduduk 4

1.4. Infrastruktur 7

1.4.1. Ketersediaan Air Minum 7

1.4.2. Listrik 8

1.4.3. Jalan Raya 9

II. POTENSI KELAUTAN DAN PERIKANAN

14

2.1. Potensi Perikanan 15

2.2. Potensi dan Pemanfaatan Perikanan Tangkap 16 2.3. Potensi dan Pemanfaatan Perikanan Budidaya 22 2.4. Potensi dan Pemanfaatan Pengolahan 27 2.5. Potensi dan Pemanfaatan Wisata Bahari 28 2.6. Ekspor Hasil Perikanan 32

III. PELUANG INVESTASI

34

3.1. Peluang Investasi Usaha Perikanan Tangkap 35 3.2. Peluang Investasi Usaha Perikanan Budidaya 35

(5)

DAFTAR TABEL

1. Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin di Kabupaten Natuna 2015 5 2. Direktori Perusahaan Air Minum, 2010-2014 7 3. Panjang Jalan Menurut Tingkat Pemerintah,

2010-2014 9

4. Produksi Perikanan Kabupaten Natuna Tahun

2014-2015 15

5. Produksi Perikanan Tangkap Kabupaten Natuna

Tahun 2013-2015 17

6. Jumlah Rumah Tangga Perikanan (RTP) Tangkap Kabupaten Natuna Tahun 2013-2015 19 7. Jumlah Armada Kapal Penangkap Ikan Kabupaten

Natuna Tahun 2013-2015 21

8. Perbandingan Produksi Perikanan Budidaya

Kabupaten Natuna Tahun 2014-2015 24 9. Jumlah Rumah Tangga Perikanan (RTP) Budidaya

Kabupaten Natuna Tahun 2013-2015 25 10. Jumlah Karamba Sarana Budidaya Kabupaten

Natuna Tahun 2013-2015 26

11. Objek Wisata Menurut Jenisnya dan Kecamatan,

Tahun 2013 28

12. Ekspor Hasil Perikanan UPT BKIPM di Tanjung

(6)

1. Peta Kabupaten Natuna 3 2. Perkembangan Penduduk Kabupaten Natuna Tahun

2010-2014 (Jiwa) 6

3. Distribusi Penduduk Kabupaten Natuna Menurut

Kelompok Umur Tahun 2015 6

4. Produksi Air Minum di Kabupaten Natuna Tahun

2010-2014 8

5. Produksi Listrik di Kabupaten Natuna Tahun

2010-2014 9

6. Panjang Jalan Menurut Tingkat Pemerintah

Tahun 2014 10

7. Produksi Perikanan Kabupaten Natuna Tahun 2015 15 8. Produksi Perikanan Tangkap Kabupaten Natuna

Tahun 2015 18

9. Jumlah RTP, Kapal, dan Alat tangkap Ikan di

Kabupaten Natuna Tahun 2015 20 10. Produksi Perikanan Budidaya di Kabupaten Natuna

Tahun 2015 22

11. Volume Ekspor Hasil Perikanan UPT BKIPM di

Tanjung Pinang 32

12. Peluang Investasi Usaha Perikanan Tangkap 35 13. Peluang investasi usaha perikanan budidaya (hektar) 36

(7)

Badan Pusat Statistik. 2016. Kabupaten Natuna Dalam Angka. Ditjen Pengelolaan Ruang Laut, Kementerian Kelautan dan

Perikanan. 2015. Master Plan Untuk Pengembangan Kawasan Pengembangan Natuna. Jakarta.

Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2015. Data Ekspor Hasil Perikanan 2014-2016. Jakarta. Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Natuna. 2016. Data

Produksi Perikanan Tangkap.

(8)

PENDAHULUAN

(9)

1.1. UMUM

Kabupaten Natuna merupakan hasil pemekaran Kabupaten Kepulauan Riau sebelum menjadi Provinsi berdasarkan Un-dang-Undang No. 53 tahun 1999 dengan ibukota Ranai. Le-tak Kabupaten Natuna sangat srategis yang dilalui lalu lintas perdagangan internasional. Kabupaten Natuna terbagi ke da-lam 12 kecamatan, yaitu Kecamatan Midai, Bunguran Barat, Bunguran Utara, Pulau Laut, Pulau Tiga, Bunguran Timur, Bun-guran Tengah, BunBun-guran Selatan, Serasan, Subi, dan Serasan Timur (DKP Kabupaten Natuna, 2015).

Jarak kota Ranai dengan kota-kota lainnya yang berada di Provinsi Kepulauan Riau adalah sebagai berikut: Tanjungpi-nang: 562 Km, Tanjung Balai Karimun: 642 Km, Batam: 589 Km, Sedanau: 58 Km, Midai: 139 Km, Serasan: 177 Km, Tarem-pa: 258 Km, Letung: 322 Km, Tambelan: 344 Km, Kijang: 545 Km, Tanjung Uban: 561 Km, Moro: 618 Km, Tanjung Batu: 654 Km, Senayang: 593 Km, Dabo: 954 Km, dan Daik: 626 Km (DKP Kabupaten Natuna, 2015).

Budaya masyarakat nelayan sangat berpengaruh terhadap kelestarian sumber daya perikanan laut. Alat tangkap tradis-ional yang digunakan oleh nelayan lokal berdampak positif terhadap perkembangan sumber daya perikanan yang seim-bang dengan tingkat pemanfaatannya. Tradisi seperti upac-ara adat dan sedekah laut masih secupac-ara rutin dilaksanakan oleh masyarakat lokal. Budaya lokal seperi inilah yang secara tidak langsung meningkatkan kepedulian masyarakat lokal terhadap kelestarian alam terutama laut (BalitbangKP, 2015).

(10)

1.2. GEOGRAFI

Secara astronomis, Kabupaten Natuna terletak pada titik koor-dinat 1016’ – 7019’ LU (Lintang Utara) dan 105000’’-110000’ BT (Bujur Timur). Secara administratif, Kabupaten Natuna berbatasan dengan:

• sebelah utara dengan Laut Cina Selatan; • sebelah selatan dengan Kabupaten Bintan; • sebelah barat dengan Semenanjung Malaysia; dan • sebelah timur dengan Laut Cina Selatan.

Kabupaten Natuna memiliki luas wilayah 264.198,37 km2, se-bagian besar terdiri dari lautan 262.197,07 km2 dengan luas daratan hanya 2.001,30 km2. Jumlah pulau di Kabupaten Na-tuna sebanyak 154 pulau, dengan 27 pulau yang berpenghuni dan sebagian besar pulau, yaitu 127 pulau tidak berpenghuni. Dua pulau terbesar diantaranya adalah Pulau Bunguran dan Pulau Serasan. Pulau-pulau yang ada dapat dikelompokkan dalam 2 gugusan, yaitu:

• Gugusan Pulau Natuna, terdiri dari pulau-pulau di Bungu-ran, Sedanau, Midai, Pulau Laut, dan Pulau Tiga; dan • Gugusan Pulau Serasan, terdiri dari pulau-pulau di

Seras-an, Subi Besar dan Subi Kecil.

Topografi di Pulau Bunguran umumnya berelief landai dan ada beberapa tempat berelief terjal dengan ketinggian berkisar antara 0–550 m di atas permukaan laut (dpl). Wilayah bagian selatan umumnya merupakan daerah bertopografi landai den-gan ketinggian berkisar antara 0-200 meter dpl. Sedangkan

(11)

dibagian utara merupakan daerah perbukitan dengan keting-gian hingga 300 meter dpl. Pulau-pulau lain di sebelah Selatan Pulau Bunguran seperti Pulau Tiga, bentuk topografinya se-cara umum landai-sedang dengan ketinggian berkisar antara 0-200 m dpl, demikian juga pulau-pulau kecil lainnya. Hampir

GAmBAR 1

(12)

10% dari wilayah Kecamatan Bunguran Timur dan Bunguran Barat merupakan dataran rendah dan landai terutama di pinggiran pantai, 65% berombak dan 25% berbukit sampai bergunung. Ketinggian dari permukaan laut beragam berkisar 3-959 m dpl dengan kemiringan antara 2-5 m (DKP Kabupaten Natuna, 2015).

Tingkat kelerengan di wilayah Kabupaten Natuna cukup ber-variatif. Hal ini karena Natuna memiliki topografi daratan yang berbukit-bukit. Jika dilihat pada Gambar 1. kelerengan di Natuna dapat mencapai 50%, berada di sekitar Kecamatan Bunguran Timur. Tingkat kelerengan yang rendah umumnya terdistribusi di sekitar pesisir, yang berkisar 10-20% (DKP Ka-bupaten Natuna, 2015).

Sebagian besar penduduk kepulauan Natuna yang mencari

(13)

TABEL 1

Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin di Kabupaten Natuna 2015

Adapun perkembangan jumlah penduduk di Kabupaten Na-tuna tahun 2010-2014 dapat dilihat pada gambar di bawah.

1.3. PENDUDUK

Jumlah penduduk Kabupaten Natuna pada tahun 2015 seban-yak 74.520 jiwa, terdiri dari 38.410 jiwa berjenis kelamin laki-laki dan 36.110 jiwa perempuan. Kecamatan Bunguran Barat dan Bunguran Timur merupakan dua kecamatan dengan jum-lah penduduk terpadat di Kabupaten Natuna, yaitu masing-masing sebanyak 11.231 jiwa dan 26.127 jiwa.

(14)

GAmBAR - 2

Perkembangan Penduduk Kabupaten Natuna Tahun 2010-2014 (Jiwa)

GAmBAR - 3

Distribusi Penduduk Kabupaten Natuna Menurut Kelompok Umur Tahun 2015 (Sumber: BPS Kabupaten Natuna)

(15)

Distribusi penduduk di Kabupaten Natuna banyak didominasi pada usia produktif yaitu usia 16 – 59 tahun, yaitu sebesar 60,55 persen. Kelompok usia dibawah 16 tahun dan diatas 60 tahun masing-masing sebesar 33,17 persen dan 6,28 persen. Keadaan ini memberikan gambaran bahwa kabupaten Natuna sangat potensial untuk dikembangkan sebagai industri perika-nan dilihat dari segi sumber daya manusia.

1.4 INFRASTRUKTUR

1.4.1. KETERSEDIAAN AIR mINUm

Jumlah produksi air minum di Kabupaten Natuna menunjuk-kan trend peningkatan dari tahun 2010 sampai dengan 2014. Pada tahun 2010 produksi air minum di Kabupaten Natuna tercatat sebesar 396.030 meter kubik meningkat menjadi 2.675.462 meter kubik pada tahun 2014. Kondisi ini member-ikan gambaran bahwa ketersediaan air minum di Kabupaten Natuna memiliki perkembangan yang positif.

TABEL - 2

(16)

GAmBAR - 4

Produksi Air Minum di Kabupaten Natuna, 2010-2014 (M3)

1.4.2. LISTRIK

Produksi listrik di Kabupaten Natuna selama tahun 2010 sampai dengan 2014 terlihat cukup berfluktuasi. Terjadi penurunan produksi listrik pada tahun 2014 dibandingkan tahun 2013, yaitu dari semula 2.942.408 KWh. menjadi 2.366.461 KWh. Kondisi ini perlu mendapat perhatian bagi upaya pasokan listrik yang lebih stabil dan memenuhi kebu-tuhan rumah tangga, fasilitas umum, dan industri.

(17)

GAmBAR - 5

Produksi Listrik di Kabupaten Natuna, 2010-2014 (KWh)

1.4.3. JALAN RAYA

Infrastruktur jalan yang ada di Kabupaten Natuna terdiri dari pengelolaan yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat, Provinsi, dan Kabupaten. Pada tahun 2014, panjang jalan di Kabupaten Natuna sepanjang 514,35 km, terdiri dari 118,71 km (dikelola Pusat); 91,60 km (dikelola Provinsi), dan 304,04 km (dikelola Kabupaten).

TABEL - 3

(18)

GAmBAR - 6

Panjang Jalan Menurut Tingkat Pemerintah Tahun 2014 (Km)

(19)
(20)

Ka pa l p enu m pa ng s eb ag ai a la t t ra ns po rt as i a ir a nt ar p ua la u d i k ab up at en N atu na

(21)

Ka pa l-k ap al d in as k el au ta n d an p er ik an an d i N atu na

(22)

POTENSI

KELAUTAN DAN

PERIKANAN

(23)

2.1. POTENSI PERIKANAN

Kegiatan perikanan di Kabupaten Natuna didominasi oleh usa-ha penangkapan ikan. Pada tahun 2015, produksi perikanan tangkap mencapai 48.698,84 ton sedangkan produksi peri-kanan budidaya sebesar 754,84 ton. Pertumbuhan produksi perikanan tangkap tahun 2015 terhadap 2014 mencapai 2,87 persen. Sedangkan pertumbuhan produksi perikanan budi-daya pada periode waktu yang sama mengalami penurunan sebesar 69,55 persen. Hal ini disebabkan pembudidaya men-galami kesulitan dalam mencari pangsa pasar bagi produk perikanan budidaya yang dihasilkan.

TABEL - 4

Produksi Perikanan Kabupaten Natuna Tahun 2014-2015

GAmBAR - 7

(24)

2.2. POTENSI DAN PEMANFAATAN

PERIKA-NAN TANGKAP

Kabupaten Natuna memiliki luas laut mencapai 99,24 persen dari total luas wilayahnya sehingga memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan. Potensi sumberdaya ikan laut Natuna berdasarkan studi identifikasi potensi sumber-daya kelautan dan perikanan Provinsi Kepulauan Riau tahun 2011 adalah sebesar 504.212,85 ton per tahun atau sekitar 50 persen dari potensi WPP 711 sebesar 1.059.000 ton per tahun dengan jumlah tangkapan yang diperbolehkan (80 persen dari potensi lestari) mencapai 403.370 ton. Komoditas perikanan tangkap potensial Kabupaten Natuna terbagi dalam dua kategori, yaitu ikan pelagis dan ikan demersal (Ditjen Pen-gelolaan Ruang Laut, 2015).

Potensi ikan pelagis Kabupaten Natuna mencapai 327.976 ton/tahun, dengan jumlah tangkapan yang dibolehkan sebe-sar 262.380,8 ton/tahun (80 persen dari potensi lestari). Se-lain jenis ikan pelagis, ikan demersal juga memiliki peluang produksi yang tidak kalah besar. Potensi ikan demersal di Kabupaten Natuna mencapai 159.700 ton/tahun. Beberapa jenis ikan di Kabupaten Natuna, yang potensial untuk dikem-bangkan antara lain Ikan dari jenis kerapu-kerapuan, tong-kol krai, teri, tenggiri, ekor kuning/pisang-pisang, selar, kembung, udang putih/ jerbung, udang windu, kepiting, ra-jungan, cumi-cumi dan sotong. Daerah penangkapan ikan ne-layan di perairan Natuna oleh nene-layan tradisional dan nene-layan besar berada disekitar area perairan. Lokasi penangkapan itu

(25)

TABEL - 5

Produksi Perikanan Tangkap Kabupaten Natuna Tahun 2013-2015 diantaranya adalah sekitar Pulau Bunguran, Natuna Besar, Pesisir Pulau Natuna, Midai, Pulau Serasan, Tambelan, dan Laut Cina Selatan. Lokasi penangkapan kapal besar umumnya adalah yang berada di luar lokasi 4 mill laut yang beradap di wilayah laut Natuna (Ditjen Pengelolaan Ruang Laut, 2015). Distribusi produksi perikanan tangkap tersebar di dua belas kecamatan, dengan produksi tertinggi ada di Kecamatan Bun-guran Barat yang mencapai 13.095,48 ton atau 26,89 persen dengan pertumbuhan rata-rata produksi perikanan tang-kap tahun 2013 sampai dengan 2015 sebesar 19,40 persen. Produksi terendah adalah Kecamatan Bunguran Tengah yaitu sebesar 181,18 ton atau mencapai 0,37 persen.

(26)

Produksi perikanan tangkap tahun 2015 sebagian besar di-hasilkan oleh kecamatan yang termasuk ke dalam Gugusan Pulau Natuna yang berada di sebelah utara (Bunguran Barat, Bunguran Timur, Bunguran Tengah, Bunguran Utara, Bun-guran Selatan, BunBun-guran Timur Laut, Midai, Pulau Laut, dan Pulau Tiga) yaitu mencapai 34.390,47 ton. Sisanya dihasilkan oleh kecamatan yang berada di Gugusan Pulau Serasan di sebelah selatan (Serasan, Serasan Timur, dan Subi) dengan produksi sebesar 14.308,37 ton.

GAmBAR - 8

Perikanan Tangkap Kabupaten Natuna Tahun 2015

Produksi perikanan tangkap dihasilkan oleh rumah tangga perikanan (RTP) yang melakukan usaha penangkapan ikan dengan alat tangkap tertentu di suatu wilayah perairan,

(27)

TABEL - 6

Jumlah Rumah Tangga Perikanan (RTP) Tangkap Kabupaten Natuna Tahun 2013-2015

baik menggunakan kapal perikanan maupun tidak. Jumlah RTP yang melakukan usaha penangkapan ikan di Kabupaten Natuna adalah sebanyak 7.066. Jumlah ini meningkat 95,25 persen dibandingkan tahun 2014 sebesar 3.619 RTP. Pertum-buhan rata-rata jumlah RTP dari tahun 2013 sampai dengan 2015 adalah 52,18 persen per tahun. Pertumbuhan paling sig-nifikan terjadi di Kecamatan Bunguran Selatan sebesar 231,81 persen per tahun, dari 85 RTP pada tahun 2013 menjadi 671 buah RTP pada tahun 2015. Peningkatan jumlah RTP sebagai dampak positif dari adanya moratorium kapal eks asing yang diatur dalam PerMen KP No.58 Tahun 2014, yaitu bertambah-nya nelayan sambilan lokal Kabupaten Natuna yang melaku-kan aktivitas penangkapan imelaku-kan.

(28)

Jumlah alat tangkap yang digunakan oleh nelayan di Kabu-paten Natuna pada tahun 2015 adalah sebanyak 17.286 unit atau mengalami peningkatan 12,24 persen dibandingkan ta-hun sebelumnya. Sedangkan jika dihitung dari tata-hun 2013 maka pertumbuhan rata-ratanya mencapai 5,96 persen per tahun. Kecamatan Bunguran Barat memiliki jumlah alat tang-kap tertinggi dibandingkan kecamatan lainnya yaitu sebesar 5.793 unit, sedangkan jumlah alat tangkap terendah ada di Kecamatan Bunguran Tengah. Secara keseluruhan, pening-katan ini merupakan salah satu dampak dari meningkatnya jumlah RTP yang melakukan usaha penangkapan ikan. Ber-dasarkan diagram segitiga dibawah ini, dapat diketahui bah-wa 1 RTP rata-rata memiliki 2 sampai 3 unit alat tangkap.

GAmBAR - 9

Jumlah RTP, Kapal, dan Alat Tangkap Ikan di Kabupaten Natuna Tahun 2015

Jumlah armada kapal perikanan yang beroperasi di Kabupat-en Natuna, pada tahun 2015 sebanyak 4.089 unit kapal dKabupat-en- den-gan pertumbuhan rata-rata dari tahun 2013-2015 sebesar 3,19 persen per tahun. Kecamatan Bunguran Barat memiliki

(29)

TABEL - 7

Jumlah Armada Kapal Penangkap Ikan Kabupaten Natuna Tahun 2013-2015 armada kapal perikanan tertinggi yaitu sebanyak 573 unit. Sedangkan Kecamatan Bunguran Tengah tidak terdapat kapal perikanan karena kecamatan ini tidak memiliki pantai.

(30)

GAmBAR - 10

Produksi Perikanan Budidaya di Kabupaten Natuna

2.3. POTENSI DAN PEMANFAATAN

PERIKA-NAN BUDIDAYA

Wilayah perairan Kabupaten Natuna juga memiliki potensi untuk melakukan usaha budidaya perikanan. Jenis budidaya perikanan yang sudah dikembangkan di Kabupaten Natuna antara lain budidaya karamba (jaring apung dan tancap), ko-lam, tambak, dan bak, dengan jenis komoditas meliputi ikan kerapu (macan, bebek, malam, sunu, bakau, kertang, lumpur), kakap putih, bawal bintang, kakap merah, dan ikan hias. Komoditas unggulan yang memiliki nilai jual tinggi antara lain ikan kerapu dan kakap putih. Selain itu, sebagian besar kecamatan di Kabupaten Natuna juga sangat cocok untuk pengembangan komoditas rumput laut, baik dengan meng-gunakan metode patok dasar maupun longline (Ditjen Pen-gelolaan Ruang Laut, 2015).

(31)

Wilayah yang potensial dikembangkan untuk budidaya laut sebesar ± 12.997 ha yang terdiri dari perairan pesisir pantai dengan kedalaman maksimal 20 meter. Tingkat pemanfaatan lahan masih sangat kecil, yaitu sekitar 268,25 hektar (2,06 persen). Hal ini menunjukkan peluang yang besar untuk usaha budidaya perikanan di wilayah ini. (Ditjen Pengelolaan Ruang Laut, 2015).

Produksi perikanan budidaya di Kabupaten Natuna pada ta-hun 2015 sebesar 754,84 ton atau turun 69,55 persen diband-ingkan produksi tahun 2014 sebesar 2.479,12 ton. Produksi komoditas rumput laut mengalami penurunan 92,43 persen, dari semula pada tahun 2014 sebesar 1.886,75 ton menjadi 142,80 ton pada tahun 2015. Permasalahan ini disebabkan tidak seimbangnya antara modal produksi yang dibutuhkan

(32)

TABEL - 8

Perbandingan Produksi Perikanan Budidaya Kabupaten Natuna Tahun 2014-2015

untuk pembelian benih dari luar Kabupaten Natuna (BBL Lampung, BBL Batam) dibandingkan dengan hasil penjualan produksi rumput laut, dimana pembudidaya mengalami ke-sulitan memasarkannya. Kondisi tersebut perlu mendapatkan perhatian untuk mencari peluang pangsa pasar produksi rum-put laut dan mengajarkan pembudidaya untuk dapat meng-hasilkan benih rumput laut unggul.

(33)

TABEL - 9

Jumlah Rumah Tangga Perikanan (RTP) Budidaya Kabupaten Natuna Tahun 2013-2015

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa jenis budidaya ikan air tawar dan budidaya ikan laut mengalami kenaikan pada tahun 2015 dibandingkan tahun sebelumnya masing-mas-ing sebesar 7,64 persen dan 0,81 persen. Pada tahun 2014 produksi budidaya ikan air tawar sebesar 217,57 ton men-ingkat menjadi 234,19 ton pada tahun 2015. Sementara itu, produksi budidaya ikan laut sebesar 374,80 ton pada tahun 2014 meningkat menjadi 377,85 ton pada tahun 2015. Jumlah RTP yang melakukan usaha budidaya ikan di Kabu-paten Natuna pada tahun 2015 sebanyak 1.040 RTP dengan kenaikan rata-rata 5,61 persen per tahun. Jumlah RTP terban-yak ada di Kecamatan Bunguran Barat sebanterban-yak 322 buah, se-dangkan jumlah RTP terkecil terdapat di Kecamatan Bunguran

(34)

TABEL - 10

Jumlah Karamba Sarana Budidaya di Kabupaten Natuna Tahun 2013-2015 Selatan sebanyak 12 buah. Kecamatan Serasan merupakan satu-satunya daerah yang mengalami penurunan jumlah RTP sebesar 27,06 persen per tahun, dari semula 170 RTP pada tahun 2014 menjadi 78 RTP pada tahun 2015. Permasalahan ini disebabkan usaha perikanan budidaya mulai ditinggalkan masyarakat Kecamatan Serasan karena modal produksi yang dibutuhkan untuk pembelian benih dari luar Kabupaten Na-tuna (BBL Lampung, BBL Batam) jauh lebih besar daripada hasil penjualan produksi rumput laut, dimana pembudidaya mengalami kesulitan memasarkannya.

Berdasarkan sarana budidaya yang digunakan, jumlah kara-mba di Kabupaten Natuna pada tahun 2015 mengalami penu-runan sebesar 61,50 persen, dari semula 5.538 unit pada tahun

(35)

2014 menjadi 2.132 unit. Dari tabel jumlah karamba di tiap ke-camatan terlihat bahwa pada tahun 2014 di Keke-camatan Bun-guran Timur Laut terjadi peningkatan yang sangat signifikan, dari semula 31 unit pada tahun 2013 menjadi 3.461 unit atau meningkat 11.064,52 persen pada tahun 2014, dan menurun kembali pada tahun 2015 menjadi 46 unit. Kondisi tersebut disebabkan pada tahun 2014 terdapat kapal pengangkut ha-sil perikanan budidaya dari Hongkong yang siap menampung hasil produksi Ikan Kerapu, namun setelah diberlakukannya PerMen KP No. 49 tahun 2014, tanggal 16 Oktober 2014 mengenai moratorium terhadap kapal pengangkut ikan hasil pembudidayaan, pembudidaya karamba mengalami kesulitan dalam melakukan pemasaran produknya.

2.4. POTENSI DAN PEMANFAATAN PENGOLAHAN

Kabupaten Natuna memiliki beberapa kelompok-kelompok Pengolah Skala Rumah Tangga (POKLAHSAR) yang tersebar di 9 Kecamatan, yaitu Kecamatan Subi, Serasan Timur, Serasan, Pulau Laut, Pulau Tiga, Bunguran Utara, Bunguran Barat, Bunguran Timur, dan Bunguran Selatan. Jumlah kelom-pok tersebut sebanyak 111 POKLAHSAR, yang terdiri dari: 1. Kerupuk atom : 34 pengolah;

2. Kerupuk iris : 58 pengolah; 3. Fermentasi : 32 pengolah; 4. Bakso Ikan : 32 pengolah; dan 5. Ikan Asin : 21 pengolah.

(36)

Pada tahun 2014, tercatat jumlah bahan baku pengolahan ikan yang dikelola POKLAHSAR, mencapai 19.095 kg/bulan (senilai Rp 166.955.000,-/bulan). Sedangkan produksi pengolahan ikan mencapai 73.422 kg/tahun (senilai Rp 4.469.400.000,-/ tahun). Mengingat potensi perikanan tangkap dan budidaya Kabupaten Natuna sangat besar, sangat dimungkinkan untuk meningkatkan produksi hasil olahan tersebut (Ditjen Pengelo-laan Ruang Laut, 2015).

2.5. POTENSI DAN PEMANFAATAN WISATA

BAHARI

Natuna merupakan kabupaten berbentuk kepulauan dengan panorama pantai. Berdasarkan data BPS Kabupaten Natuna, tercatat bahwa sebagian besar pengunjung wisata memilih destinasi wisata bahari atau pantai. Pada tahun 2013

kunjun-TABEL 11

(37)

gan pariwisata di Kabupaten Natuna mencapai 217.620 pen-gunjung. Jumlah hotel/penginapan tercatat sebanyak 40 unit yang tersebar pada 8 kecamatan, meliputi Kecamatan Midai, Bunguran Barat, Bunguran Timur, Serasan, Bunguran Utara, Pulau Laut, Pulau Tiga, dan Subi.

Tujuan wisata Batu Granit (atas) dan spot penyelaman di situs

(38)

Artefak botol wine yang berserakan di Natuna (atas) dan keindahan terumbu karang (bawah)

(39)
(40)

2.6. EKSPOR HASIL PERIKANAN

Kabupaten Natuna belum memiliki pintu pengeluaran untuk kegiatan ekspor hasil perikanan yang menyertakan Health Certificate (HC). Kegiatan ekspor hasil perikanan dari Kabu-paten Natuna diperkirakan melalui pintu pengeluaran ter-dekat, yaitu melalui Stasiun KIPM Kelas II Tanjung Pinang dan Wilker Pelabuhan Laut dan Penyeberangan Kijang, Tanjung Pinang. Pada tahun 2014, total volume ekspor hasil perikanan dari Tanjung Pinang sebesar 212,42 ton (senilai Rp 2,26 Miliar) meningkat 13,10 persen menjadi 240,25 ton (senilai Rp 2,40 Miliar) pada tahun 2015. Pada tahun 2016 (s.d. bulan Juli), ek-spor hasil perikanan dari Tanjung Pinang telah mencapai 325 ton (senilai Rp 6,51 Miliar).

GAmBAR - 11

(41)

TABEL - 12

(42)

PELUANG

INVESTASI

(43)

3.1. PELUANG INVESTASI USAHA PERIKANAN

TANGKAP

Potensi perikanan tangkap di Kabupaten Natuna mencapai 422.080 ton/tahun (Ditjen Pengelolaan Ruang LautL, 2015, 2015, 2015). Saat ini, yang telah termanfaatkan pada tahun 2015, tercatat produksi perikanan tangkap hanya 48.699 ton atau 11,54 persen dari total potensi, sehingga masih terbuka peluang untuk melakukan usaha perikanan tangkap.

GAmBAR 12.

Peluang investasi usaha perikanan tangkap (Ton)

3.2. PELUANG INVESTASI USAHA PERIKANAN

BUDIDAYA

Luas potensial yang sesuai untuk pengembangan budida-ya laut berdasarkan kriteria kesesuaian adalah ± 12.997ha yang meliputi perairan pesisir pantai sampai kedalaman

(44)

GAmBAR 13.

Peluang investasi usaha perikanan budidaya (hektar)

maksimal 20 m (Ditjen Pengelolaan Ruang LautL, 2015, 2015, 2015). Dari luasnya lahan tersebut, hanya sebagian kecil yaitu sekitar 268,25 hektar (2,06%) yang sudah dimanfaatkan untuk mengembangkan budidaya perikanan. Hal ini menun-jukkan besarnya peluang usaha budidaya perikanan di wilayah Kabupaten Natuna. Dengan luasnya lahan yang masih da-pat dimanfaatkan untuk budidaya perikanan, diperkirakan terdapat 454.175,97 ton/tahun hasil budiaya yang dapat diperoleh dari budidaya laut, budidaya payau dan air ta-war (Ditjen Pengelolaan Ruang Laut, 2015).

Gambar

GAmBAR - 4 Produksi	Air	Minum	di	Kabupaten	Natuna,	2010-2014	(M3) 1.4.2.  LISTRIK Produksi	listrik	di	Kabupaten	Natuna	selama	tahun	2010	 sampai	dengan	2014	terlihat	cukup	berfluktuasi.	Terjadi	 penurunan	produksi	listrik	pada	tahun	2014	dibandingkan	 tahun	2013,	yaitu	dari	semula	2.942.408	KWh.	menjadi	 2.366.461	KWh.	Kondisi	ini	perlu	mendapat	perhatian	bagi	  upaya	pasokan		listrik	yang	lebih	stabil	dan	memenuhi	kebu-tuhan	rumah	tangga,	fasilitas	umum,	dan	industri.		 Kantor PLN di Natuna
GAmBAR - 5 Produksi	Listrik	di	Kabupaten	Natuna,	2010-2014	(KWh) 1.4.3.  JALAN RAYA Infrastruktur	jalan	yang	ada	di	Kabupaten	Natuna	terdiri	 dari	pengelolaan		yang	dilakukan	oleh	Pemerintah	Pusat,	 Provinsi,	dan	Kabupaten.	Pada	tahun	2014,	panjang	jalan	di	 Kabupaten	Natuna	sepanjang	514,35	km,	terdiri	dari	118,71	 km	(dikelola	Pusat);	91,60	km	(dikelola	Provinsi),	dan	304,04	 km	(dikelola	Kabupaten).	 TABEL - 3       Jalan	Menurut	Tingkat	Pemerintah,	2010-2014
GAmBAR 13.  Peluang	investasi	usaha	perikanan	budidaya	(hektar) maksimal		20		m	(Ditjen	Pengelolaan	Ruang	LautL,	2015,	2015,	2015).	Dari		luasnya		lahan		tersebut,		hanya		sebagian		kecil		yaitu	sekitar	268,25	hektar	(2,06%)	yang	sudah	dimanfaatkan	untuk	mengembangkan	budidaya	perikanan.	Hal	ini	menun-jukkan	besarnya	peluang	usaha	budidaya	perikanan	di	wilayah	Kabupaten	Natuna.	Dengan		luasnya		lahan		yang		masih		da-pat		dimanfaatkan		untuk		budidaya		perikanan,	diperkirakan		terdapat		454.175,97		ton/tahun		hasil		budiaya		yang		dapat		diperoleh		dari	budidaya		laut,		budidaya		payau		dan		air		ta-war	(Ditjen	Pengelolaan	Ruang	Laut,	2015).

Referensi

Dokumen terkait

Da!am $e$erapa !iterature% managemen $encana ada!a& sega!a upaya atau kegiatan yang di!aksanakan da!am rangka pencega&an% mitigasi% kesiapsiagaan% tanggap

Mengetahui cara memelihara kesehatan organ peredaran darah manusia Menjelaskan berbagai penyakit yang mempengaruhi organ peredaran manusia dan menjelaskan cara memelihara

Gambar 4.10 Analisis Aliran Sirkulasi Santri pada Aktivitas Pendidikan Agama Islam

Frekuensi kemunculan fase yang dimaksud adalah seberapa sering topik percakapan yang dilakukan oleh penjual dan pembeli untuk masing-masing sub fase dalam satu kali

Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui bahwa nilai p value Sig atau nilai signifikansi dari variabel kompensasi non finansial dengan kinerja karyawan sebesar 0,105, variabel stres

GONDANGREJO. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta 2017. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Pengaruh

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa usulan judul tugas akhir “Analisa mekanisme kerja Hidraulik Pump pada Mixer Truck”, yang saya ajukan pada Jurusan Teknik

Akan tetapi hubungan antara curah hujan dan suhu udara dengan peningkatan jumlah penderita DBD tidak dapat dimodelkan dengan metode ARIMA, karena metode ini hanya untuk satu