• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANCANGAN AUTOMATIC BACKWASH PADA TANGKI SAND FILTER DI IPA I PDAM GRESIK (Nur Rahmah Awaliyah; Dr. Ir.Totok Soehartanto, DEA)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERANCANGAN AUTOMATIC BACKWASH PADA TANGKI SAND FILTER DI IPA I PDAM GRESIK (Nur Rahmah Awaliyah; Dr. Ir.Totok Soehartanto, DEA)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PERANCANGAN AUTOMATIC BACKWASH PADA TANGKI SAND FILTER DI IPA I PDAM GRESIK

(Nur Rahmah Awaliyah; Dr. Ir.Totok Soehartanto, DEA)

Program Studi S-1 Teknik Fisika

Fakultas Teknologi Industri - Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS Keputih Sukolilo – Surabaya 60111

ABSTRAK

Telah dilakukan perancangan sistem automatic backwash yang dapat mengatur urutan proses backwash pada masing-masing tangki sand filter dan mengatur urutan proses backwash apabila ada 2 atau lebih tangki sand filter yang butuh backwash pada saat yang bersamaan. Simulasi dilakukan untuk 15 kombinasi. Proses backwash terjadi apabila ketinggian air di dalam tangki sand filter telah mencapai ketinggian 4.4 meter. Apabila terdapat 2 atau lebih tangki sand filter yang perlu backwash pada waktu yang bersamaan, maka proses backwash dilakukan secara bergantian sesuai dengan urutan prioritas yang telah ditentukan. Proses backwash dilakukan selama 12 menit untuk masing-masing tangki sand filter yang terdiri atas proses pengosongan tangki sand filter yang terjadi selama 5 menit sejak tangki sand filter jenuh, proses scouring yang terjadi selama 2 menit sejak proses pengosongan selesai, dan proses rinsing yang terjadi selama 5 menit setelah proses scouring selesai. Urutan antrian tangki sand filter dan urutan proses backwash untuk masing-masing tangki sand filter diatur oleh logic solver. Logic solver terdiri atas pemrograman pada Matlab Function yang mengatur tangki mana yang backwash dan mengatur buka/tutupnya semua valve pada tangki sand filter.

Kata kunci : backwash, tangki sand filter, logic solver I. PENDAHULUAN

Tangki sand filter adalah unit penyaringan akhir pada instalasi pengolahan air (IPA) PDAM Gresik. Pada tangki sand filter, terjadi proses penyaringan dimana lumpur halus yang masih terbawa akan terperangkap dalam pasir silika yang terdapat di dalam tangki sand filter tersebut. Semakin banyak lumpur halus yang terperangkap di dalam sand filter, maka akan mengganggu kerja dari penyaringan oleh pasir silika dan menyebabkan kenaikan volume akumulasi dari pasir silika bercampur dengan lumpur halus. Sedangkan daya tampung tangki sand filter terhadap air akan semakin sedikit dan proses penyaringan akan semakin lambat. Hasil penyaringan akan menjadi kurang sempurna dan tidak efektif. Apabila hal ini dibiarkan maka akan terjadi kenaikan level air pada tangki sand filter. Tangki sand filter yang bertipe atmosferik memiliki kemungkinan untuk menyebabkan air di dalam tangki sand filter meluber ke luar tangki

sand filter. Untuk mencegah hal itu, ditentukan berapakah level air maksimum yang masih bisa ditoleransi agar proses penyaringan optimal. Apabila kenaikan level telah melampaui batas level maksimum tersebut, maka dikatakan bahwa tangki sand filter

berada pada keadaan jenuh. Untuk menghilangkan kejenuhan, perlu dilakukan proses backwash yaitu pencucian balik tangki sand filter agar pasir silika bersih kembali dari lumpur halus yang tersaring. Proses

backwash penting dilakukan pada saat yang tepat. Apabila sand filter dibiarkan jenuh terlalu lama maka air yang dikirim ke reservoar akan keruh. Apabila proses backwash dilakukan terlalu dini, hal ini tidak efisien mengingat bahwa proses backwash memerlukan pemakaian air bersih siap jual yang tertampung di

reservoar. Sekarang ini, proses backwash pada IPA 1 PDAM Gresik masih dilakukan secara manual. Pada

IPA 1 PDAM Gresik, terdapat 4 tangki sand filter yang terhubung dengan 2 buah clarifier. Kapasitas maksimum 2 clarifier sama dengan kapasitas maksimum keempat tangki sand filter. Oleh karena itu, proses backwash keempat tangki sand filter tidak boleh dilakukan secara bersamaan. Jika backwash dilakukan secara bersamaan pada 2 atau lebih tangki sand filter, maka air bersih pada reservoar akan mengalami penurunan level dan tangki clarifier akan mengalami

over flow karena berhentinya proses penyaringan selama backwash. Apabila terdapat 2 atau lebih tangki

sand filter yang membutuhkan backwash secara bersamaan, maka harus dilakukan sistem antrian. Oleh karena begitu kompleksnya sistem automatic backwash

ini, maka diperlukan adanya instrument yang dapat mengetahui tangki sand filter mana yang harus

backwash dan mengatur urutan langkah-langkah proses

backwash untuk masing-masing tangki sand filter. Dengan adanya sistem automatic backwash ini, diharapkan performansi tangki sand filter akan meningkat dan kualitas air hasil pengolahan dapat lebih baik. Selain itu, proses backwash akan dapat dilakukan tepat waktu yaitu tepat saat tangki sand filter mencapai

level jenuh.

Rumusan permasalahan dalam tugas akhir ini adalah bagaimana merancang sistem yang dapat mengatur proses Automatic Backwash pada 4 (empat) tangki sand filter di IPA 1 PDAM Gresik dan bagaimana mensimulasikan dinamika dari sistem

Automatic Backwash pada tangki sand filter di IPA 1 PDAM Gresik dengan menggunakan simulink. Untuk memfokuskan permasalahan pada tugas akhir ini, pokok bahasannya dibatasi oleh beberapa hal sebagai berikut keempat tangki sand filter dianggap identik, diasumsikan fluktuasi level air di dalam tangki sand filter diakibatkan oleh tingkat kekeruhan air yang

(2)

masuk, hambatan air (R) dimodelkan secara analogi seperti sebuah resistor yang mempresentasikan hambatan yang dialami oleh air di dalam tangki sand filter, tingkat kejenuhan air di dalam tangki sand filter

diasumsikan dari level permukaan air dalam tangki

sand filter, sistem automatic backwash bekerja atas dasar informasi level permukaan air dalam tangki sand filter yang aktif, urutan prioritas backwash saat terjadi permintaan backwash dari 2 atau lebih tangki sand filter secara bersamaan adalah tangki sand filter 1, tangki sand filter 2, tangki sand filter 3, kemudian tangki sand filter 4, hasil perancangan berupa simulasi, simulasi dilakukan untuk proses backwash dengan lama waktu filtrasi tetap untuk satu kali running, Input

nilai hambatan air (R) adalah input yang diberikan sebelum dilakukan simulasi, dan pemrograman yang disusun pada logic solver adalah pemrograman untuk mengatur urutan proses backwash pada masing-masing tangki sand filter dan mengatur sistem antrian

backwash apabila terdapat 2 atau lebih tangki sand filter yang jenuh pada waktu yang bersamaan dengan waktu awal backwash (t0) yang sama.

Tujuan dari tugas akhir ini adalah akan dilakukan perancangan sistem yang dapat mengatur

automatic backwash pada tangki sand filter di IPA 1 PDAM Gresik dan akan dilakukan pemodelan dari sistem automatic backwash pada tangki sand filter di IPA 1 PDAM Gresik. Sedangkan manfaat dari penelitian Tugas Akhir ini adalah membuat proses

backwash pada tangki sand filter IPA 1 PDAM Gresik menjadi otomatis dan diharapkan kinerja tangki sand filter menjadi lebih optimal.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Instalasi Pengolahan Air (IPA)

Pengolahan air bersih menggunakan air sungai sebagai air baku yang diambil melalui sumur intake

kemudian dikirim ke Instalasi Pengolahan Air (IPA) yang terdiri atas unit clarifier, unit sand filter,

reservoar, dan unit distribusi. Unit Clarifier

Pada unit clarifier terjadi proses pengendapan secara gravitasi, yaitu mengendapnya molekul lumpur berukuran besar ke dasar clarifier sehingga menghasilkan air yang lebih jernih. Air hasil keluaran tangki clarifier masih mengandung molekul lumpur yang tidak dapat diendapkan.

Gambar 1 Unit Clarifier

Unit Tangki Sand Filter

Pada unit tangki sand filter terjadi proses penyaringan (filtrasi) lumpur halus yang masih terbawa oleh air keluaran clarifier. Proses penyaringan ini menggunakan media pasir dengan jenis pasir yang digunakan adalah pasir silika.

Unit Reservoar

Unit reservoar adalah unit penyimpanan air bersih yang telah melalui tahap filtrasi dan siap untuk didistribusikan.

Unit Distribusi

Unit distribusi bertugas mendistribusikan air bersih pada reservoar melalui seluruh jalur distribusi. 2.2 Tangki sand filter

Pada unit sand filter terjadi proses penyaringan akhir sebelum air yang diolah masuk ke dalam

reservoar. Bila sand filter bekerja secara optimal maka hasil air yang diolah bisa jauh lebih baik. Tangki sand filter adalah tangki bertipe atmosferik. Penyaringan pada unit sand filter ini menggunakan pasir silika. Pada setiap tangki sand filter, terdapat saringan besi berbentuk lingkaran dengan diameter sama dengan diameter tangki sand filter. Lempengan besi ini diletakkan 70 cm dari dasar tangki sand filter. Pasir silika diletakkan di atas lempengan besi secara merata dengan ketebalan 20 cm. Pada masing-masing tangki

sand filter, terdapat 3 jalur pipa yaitu jalur input, jalur

output, dan jalur udara. Pipa jalur input ini bercabang 2 yaitu jalur input utama dan jalur drainage sebagai jalur buangan. Jalur output bercabang 2 yaitu jalur output

utama dan jalur backwash sebagai jalur air untuk

backwash. Apabila filter telah jenuh, maka proses penyaringan menjadi kurang sempurna, cepat, dan efektif. Oleh karena itu, untuk menjaga performansi

sand filter dilakukan proses backwash.

Gambar 2 Unit Tangki Sand Filter 2.3 Proses Backwash

Lumpur halus yang tersaring akan bercampur dengan pasir silika yang terdapat pada tangki sand filter sehingga mengganggu performansi penyaringan oleh pasir silika. Setelah sand filter aktif melakukan kerja terhadap penyarinyan lumpur halus yang terbawa oleh air dari clarifier untuk beberapa waktu, maka

(3)

terjadi peningkatan volume pasir silika yang terdapat pada tangki sand filter karena telah bercampur dengan lumpur. Meningkatnya volume pasir silika yang bercampur dengan lumpur halus, akan memperlambat proses penyaringan dan ketinggian air di dalam tangki

sand filter akan terus bertambah. Jika hal ini terjadi, maka proses penyaringan pada sand filter tidak akan optimal dan jika dibiarkan maka akan terjadi over flow.

Setiap tangki sand filter memiliki batas ketinggian

level air maksimum yang masih dapat ditoleransi untuk tangki sand filter bekerja dengan baik dan optimal. Apabila level air pada tangki sand filter telah melampaui batas level air maksimum tersebut, maka tangki sand filter dikatakan telah jenuh dan proses filtrasi terganggu. Pada keadaan jenuh, proses penyaringan yang terjadi akan lambat, kurang optimal, dan kurang sempurna. Untuk mengembalikan performansi sand filter, maka perlu backwash yaitu pencucian pasir silika menggunakan air bersih yang berasal dari reservoar.Backwash harus dilakukan tepat saat tangki sand filter dalam keadaan jenuh. Apabila

backwash terlambat dilakukan, maka kualitas air hasil olahan tidak memenuhi standar yang telah ditentukan. Proses backwash ini memerlukan adanya air bersih yang tersimpan di reservoar. Proses backwash terdiri atas4 langkah proses yaitu proses pengosongan tangki

sand filter, scouring, rinsing, dan filtrasi.

2.4 Hukum Kesetimbangan Massa dalam Tangki Air

Kesetimbangan massa pada suatu reaksi dapat didasarkan pada persamaan sebagai berikut :

Laju aliran massa input – Laju aliran massa output = Laju perubahan massa dalam sistem

Kesetimbangan massa ini memiliki satuan kg/s. Sedangkan hukum kesetimbangan massa dalam tangki air dapat didasarkan pada persamaan berikut :

atau    . . Qout Qin dt dV (1) dengan

V = volume total air di dalam tangki (m3) ρ = massa jenis air (kg/m3)

Qin = laju aliran (debit) air yang masuk ke dalam tangki (m3/detik)

Qin = laju aliran (debit) air yang keluar dari dalam tangki (m3/detik)

Oleh karena massa jenis air adalah konstan, volume total air di dalam tangki adalah luas penampang tangki dikalikan dengan ketinggian air di dalam tangki, maka persamaan 1 dapat diubah menjadi persamaan 2.

Qout Qin dt

AdH (2)

dengan

A = luas penampang tangki (m2) H = ketinggian air di dalam tangki (m)

Bertambahnya volume lumpur halus yang mengendap, menyebabkan Qout semakin kecil dan volume air yang terakumulasi di dalam tangki sand filter semakin besar. Karena adanya lumpur yang mengendap, mengurangi performansi kerja sand filter

yang diindikasikan dengan besarnya Qout yang semakin sedikit, maka volume lumpur dan flok dapat mencerminkan adanya fungsi hambatan aliran air (R). Nilai R akan semakin besar jika semakin lama dilakukan filtrasi. Saat performansi proses penyaringan pada tangki sand filter dalam keadaan baik, besarnya Qout sama dengan besar Qin. Akibat adanya R yang semakin lama semakin besar, maka Qout tidaklah lagi sama dengan Qin namun semakin besar nilai R , maka nilai Qout semakin kecil. Karena Qout berhubungan langsung dengan nilai R dan Qin, maka dapat dirumuskan bahwa besarnya Qout analogi dengan Qin dibagi dengan R.

R Qin

Qout (3)

dengan R = hambatan air/resistansi

t H A R Qin Qin     . (4)

Fungsi hambatan air (R) merupakan fungsi waktu. Besarnya fungsi hambatan air (R) berbeda-beda tergantung pada tingkat kekeruhan air input tangki

sand filter.

Ketinggian air di dalam tangki sand filter (H) dibuat sesuai persamaan 5.

t H H H     0 (5)

dengan H0 = ketinggian awal tangki sand filter (m).

2.5 Liquid Level Relay RM4L

RM4L dikatakan sebagai liquid level relay

karena instrument ini hanya mengeluarkan arus listrik

output apabila tersentuh oleh fluida. Prinsip kerja RM4L berdasarkan selisih resistansi antara elektroda yang tercelup fluida dan elektroda yang tidak tercelup fluida sehingga mengeluarkan arus listrik. Besar arus listrik output RM4L maksimal adalah 8 mA.

Gambar 3 Elektroda pada RM4L

(4)

2.6 Logic Solver

Logic solver merupakan salah satu dari

komponen safety instrumented system (SIS). Safety instrumented system memiliki komponen yang hampir sama dengan sistem kontrol reguler. Komponen dari

safety instrumented system terdiri atas sensor, aktuator,

logic solver dan beberapa sistem pendukung. Logic solver berfungsi untuk mencapai atau mempertahankan keadaan aman dari proses ketika kondisi proses tidak dapat diterima atau berbahaya. Dari hasil keluaran

sensor, diperlukan suatu piranti yang mampu

mengatasi kondisi abnormal yang terdeteksi. Oleh karena itu diperlukan sebuah logic solver untuk menerima sinyal input sensor, membuat keputusan yang tepat berdasarkan keluaran dari sinyal sensor, serta menghasilkan sinyal output yang sesuai. Sinyal

output dari logic solver bekerja berdasarkan logika atau program yang didefinisikan sendiri oleh pengguna. Bentuk fisik logic solver dapat menggunakan semacam piranti elektronik yang mampu diprogram, seperti

relay, trip amplifiers, atau programmable logic controller (PLC).

2.7 ON/OFF Control Valve

ON/OFF control valve lebih baik dan cocok digunakan untuk automatic level liquid. ON/OFF control valve dapat digunakan juga secara manual apabila mengalami kerusakan pada aktuatornya. Jenis

ON/OFF control valve yang banyak digunakan di Instalasi Pengolahan Air adalah butterfly valve yang terintegrasi dengan aktuator.

Gambar 5 ON/OFF control Valve

III. PERANCANGAN SISTEM AUTOMATIC BACKWASH

Pada bab ini akan dijabarkan mengenai tahap-tahap yang dilakukan dalam pengerjaan tugas akhir ini yaitu antara lain: pemodelan tangki sand filter, pemodelan sensor level, dan pemodelan logic solver.

Gambar 6 Flowchart metodologi penelitian 3.1 Desain Sistem Automatic Backwash

Pada IPA 1 PDAM Gresik, terdapat 4 buah tangki sand filter yang terletak setelah 2 buah clarifier. Air keluaran clarifier akan menjadi air masukan tangki

sand filter. Sekarang ini, proses backwash pada tangki

sand filter IPA 1 PDAM Gresik masih dilakukan secara manual oleh operator. Operator sering melakukan kesalahan dalam proses backwash antara lain: terlambat untuk melakukan proses backwash atau melakukan proses backwash dengan urutan yang tidak sesuai dengan prosedur. Hal ini menjadikan kinerja tangki sand filter tidak efektif.

Gambar 7 Layout IPA 1 PDAM Gresik Pada sistem automatic backwash ini, akan dipasang levelsensor pada masing-masing tangki sand filter guna mengetahui apabila sand filter telah mencapai level jenuh. Semua valve yang ada pada keempat tangki sand filter akan diganti dengan control

(5)

valve ON-OFF yang kondisi operasinya akan berubah apabila ada arus listrik yang melewatinya. Control valve ON-OFF ini berperan sebagai electrical actuator. Semua valve akan menerima perintah membuka atau menutup dari logic solver. Logic solver akan menentukan tangki sand filter mana yang harus

backwash dan mengatur urutan langkah backwash

setiap tangki sand filter sesuai dengan output dari keempat sensorlevel yang diterima oleh logic solver.

Gambar 8 Desain sistem Automatic Backwash

Proses backwash hanya boleh dilakukan pada 1 (satu) tangki sand filter yang jenuh pada 1 (satu) waktu. Jika proses backwash dilakukan pada 2 atau lebih tangki sand filter secara bersamaan dalam 1 (satu) waktu maka akan terjadi overflow pada clarifier

akibat berhentinya proses filtrasi saat proses backwash

berjalan. Jumlah debit output air hasil olahan kedua

clarifier sama dengan debit input untuk keempat tangki

sand filter. Sehingga apabila salah satu tangki sand filter sedang backwash dan proses filtrasi berhenti sementara, maka ketiga tangki sand filter harus menerima debit air yang lebih banyak daripada saat keempat tangki sand filter dalam kondisi filtrasi. Jumlah debit input tangki sand filter yang lebih banyak ini akan membuat proses penyaringan lebih berat. Selain itu, proses backwash memerlukan air bersih yang tersimpan dalam reservoar. Apabila proses

backwash dilakukan secara bersamaan pada 2 atau lebih tangki sand filter, maka ketinggian air bersih pada reservoar akan menurun. Oleh karena itu, proses

backwash hanya boleh dilakukan pada 1 (satu) tangki

sand filter pada 1 (satu) waktu dan proses backwash

harus dilakukan jika perlu saja yaitu tepat saat ketinggian air di dalam tangki sand filter mencapai ketinggian jenuh. Apabila terdapat 2 atau lebih tangki

sand filter yang membutuhkan backwash secara bersamaan, maka harus dilakukan sistem antrian.

Gambar 9 Flowchart proses automatic backwash

3.2 Pemodelan Tangki Sand Filter

Tangki sand filter adalah sistem penyaringan akhir pada suatu IPA. Input sistem tangki sand filter

adalah air hasil saringan clarifier dengan debit input

sebesar Qin. Sedangkan output sistem tangki sand filter

adalah air bersih yang akan disimpan di reservoar

dengan debit output sebesar Qout. Nilai Qin tergantung pada debit air baku yang dikirim dari sumur intake ke IPA.

Gambar 10 Skema Tangki Sand filter

Nilai Qout berubah-ubah tergantung pada performansi proses penyaringan oleh pasir silika pada tangki sand filter. Adanya selisih antara Qin dengan

(6)

Qout tangki sand filter, maka timbul adanya akumulasi air dengan volume tertentu. Volume akumulasi air yang semakin meningkat menyebabkan ketinggian air pada tangki sand filter juga semakin bertambah.

Luas penampang tangki sand filter (A) sebesar 18.0864m2. Nilai Qin total pada IPA 1 PDAM Gresik adalah sebesar 150 liter/detik yaitu berasal dari 3 buah pompa submarsible pada sumur intake sehingga Qin untuk masing-masing tangki sand filter adalah sebesar 37.5 liter/detik. Pada tugas akhir ini digunakan fungsi R yang dapat mewakili kekeruhan air input tangki sand filter pada musim kemarau. Nilai R dihitung dari persamaan 4 dengan nilai ΔH/Δt minimum adalah 0 (nol) meter dicapai saat t=0 menit dan nilai ΔH/Δt maksimum adalah 2.6 meter dicapai saat t=480 menit. Dari kedua nilai R ini, dicari fungsi R dengan cara sama seperti mencari persamaan garis lurus. Dari data tersebut diperoleh fungsi hambatan air (R) adalah sesuai dengan persamaan 6.

R=1+(0.0011133*u) (6)

dengan u adalah besar sinyal input (masukan) R yang kita berikan saat dilakukan simulasi. Sinyal input

(masukan) R berupa sinyal ramp berulang secara periodik selama waktu filtrasi (tf) tangki sand filter.

Magnitude sinyal input (masukan) R yang kita berikan adalah sebesar 0 (nol) pada t=0 dan sebesar 480 pada t=tf. Besarnya tf berubah-ubah untuk setiap simulasi. Apabila air masukan tangki sand filter memiliki kekeruhan yang tinggi, maka nilai tf semakin kecil dan sebaliknya. Nilai tf pada musim kemarau umumnya 480 menit.

Ketinggian air pada tangki sand filter mula-mula (H0) adalah sama dengan ketinggian batas drainage

yaitu 1.8 meter. Ketinggian tangki sand filter adalah 4.8 meter. Ketinggian air pada tangki sand filter

dikatakan jenuh jika telah mencapai 4.4 meter.

Gambar 11 Wiring Diagram Tangki Sand Filter pada Simulink

3.3 Pemodelan Level Sensor

Level sensor berfungsi untuk mengetahui bahwa air di dalam tangki sand filter telah mencapai

ketinggian (level) jenuh atau tidak. Level jenuh dari tangki sand filter yaitu 4,4 meter. Sensor ini dipasang tepat pada level jenuh tangki sand filter (Hx). Sensor

ini hanya akan mengeluarkan arus listrik apabila tersentuh oleh fluida cair (air) dan apabila sensor ini tidak terkena air maka sensor ini tidak mengeluarkan arus listrik. Timbulnya arus listrik ini akibat adanya perbedaan hambatan listrik pada kedua elektroda apabila salah satu elektroda terkena air. Besar hambatan ini dapat diatur sehingga besarnya output sensor dapat diatur pula yaitu sebesar C. Namun,

output sensor maksimum adalah 8 mA. Pada sistem

automatic backwash ini, nilai C untuk sensor pada tangki sand filter 1 adalah 1 mA, nilai C untuk sensor

pada tangki sand filter 2 adalah 2 mA, nilai C untuk

sensor pada tangki sand filter 3 adalah 4 mA, dan nilai C untuk sensor pada tangki sand filter 4 adalah 8 mA. Nilai output sensor untuk setiap level sensor yang dipasang pada keempat tangki sand filter dibuat berbeda agar dapat diketahui tangki mana yang telah mengalami kejenuhan.

Tabel 1Tabel Output Sensor Level

H air Output sensor 1 Output sensor 2 Output sensor 3 Output sensor 4 < Hx 0 mA 0 mA 0 mA 0 mA >=Hx 1 mA 2 mA 4 mA 8 mA

Oleh karena prinsip kerjanya mirip dengan prinsip kerja relay, maka sensor ini dapat dimodelkan pada simulink sebagai switch. Nilai threshold

ditentukan sama dengan nilai ketinggian jenuh tangki

sand filter (Hx) yaitu 4.4.

Gambar 12 Wiring Diagram Sensor Level Tangki

Sand Filter pada Simulink 3.4 Pemodelan Logic Solver

Logic solver pada sistem automatic backwash

ini harus mampu menentukan tangki sand filter mana saja yang perlu backwash, menentukan urutan tangki

sand filter mana yang backwash terlebih dahulu apabila ada 2 atau lebih tangki sand filter yang jenuh pada saat bersamaan, dan mengatur urutan langkah-langkah backwash untuk setiap tangki sand filter. Oleh karena terdapat kemungkinan bahwa 2 atau lebih tangki mengalami kondisi jenuh secara bersamaan maka nilai output dari masing-masing tangki akan dijumlah terlebih dahulu dan nilai jumlahan inilah yang akan menjadi masukan logika (Matlab Fuction) pada keempat tangki sand filter untuk ditentukan tangki mana saja yang perlu backwash.

(7)

Tabel 2 Kombinasi Tangki Sand filter yang Jenuh

Input dari Matlab Function untuk masing-masing tangki sand filter adalah jumlah output

keempat sensor level yang ditahan selama waktu yang diperlukan untuk rangkaian proses backwash. Proses penahanan nilai jumlah output sensor selama zero order hold. Output dari Matlab Function untuk masing-masing tangki sand filter adalah keadaan buka/tutupnya kelima valve pada masing-masing tangki sand filter.

3.5 Pemodelan Control Valve

Pada sistem automatic backwash ini, digunakan

control valveon-off pada kelima saluran pada masing-masing tangki sand filter. Control valve ini dipasang pada pipa dengan diameter 30 cm. Akibat diameter yang cukup besar maka bukaan valve tidak dapat langsung 100% tepat ketika valve membuka. Waktu yang diperlukan oleh controlvalve sejak mulai pertama kali membuka sampai membuka 100 % dan untuk menutup dari bukaan 100% sampai menutup sempurna besarnya berkisar 4 detik. Bukaan valve dapat dimodelkan dalam bentuk persamaan eksponensial. Tipe control valve on-off akan membuka apabila ada arus listrik yang diterima, maka pada pemodelan

control valve ini digunakan switch.

Gambar 13 Model Control Valve

3.6 Pemodelan Sistem Automatic Backwash Pemodelan sistem Automatic Backwash

dilakukan dengan menggabungkan model tangki sand

filter, model sensor, model logic solver, dan model

control valve. Tangki Sand Filter pada sistem

Automatic Backwash ini berjumlah 4 buah dengan 1 buah sensorlevel yang terpasang pada masing-masing tangki sand filter. Output dari keempat sensor level

yang terpasang menjadi input dari logic solver. Logic solver akan mengatur tangki mana yang backwash dan urutan langkah-langkah proses backwash. Logic solver

ini akan mengirim sinyal yang mengatur membuka dan menutupnya kelima valve pada masing-masing tangki

sand filter. Waktu buka/tutupnya control valve pada tangki sand filter untuk masing-masing tangki sand filter yang menempati urutan backwash berapa dapat dilihat pada tabel 3. Urutan backwash adalah urutan antrian tangki sand filter dalam melakukan backwash

pada satu waktu lama filtrasi.

Tabel 3 Waktu buka/tutupnya controlvalve

Urutan back-wash Valve Kea-daan Normal Kea-daan Berla-wanan Mengalami Keadaan Berlawanan pada menit ke-

1 Input Buka Tutup t0 s.d. t0 +12

Output Buka Tutup t0 s.d. t0 +12

Drainage Tutup Buka t0 s.d. t0 +5 dan

t0 +7 s.d. t0 +12

Udara Tutup Buka t0 + 5 s.d t0 +7

Backwash Tutup Buka t0 +7 s.d. t0 +12

2 Input Buka Tutup t0 +12 s.d. t0 +24

Output Buka Tutup t0 +12 s.d. t0 +24

Drainage Tutup Buka t0 +12 s.d. t0 +17 &

t0 +19 s.d. t0 +24

Udara Tutup Buka t0 + 17 s.d t0 +19

Backwash Tutup Buka t0 +19 s.d. t0 +24

3 Input Buka Tutup t0 +24 s.d. t0 +36

Output Buka Tutup t0 +24 s.d. t0 +36

Drainage Tutup Buka t0 +24 s.d. t0 +29

dan t0 +31 s.d. t0 +36

Udara Tutup Buka t0 + 29 s.d t0 +31

Backwash Tutup Buka t0 +31 s.d. t0 +36

4 Input Buka Tutup t0 +36 s.d. t0 +48

Output Buka Tutup t0 +36 s.d. t0 +48

Drainage Tutup Buka t0 +36 s.d. t0 +41 &

t0 +43 s.d. t0 +48

Udara Tutup Buka t0 + 41 s.d t0 +43

Backwash Tutup Buka t0 +43 s.d. t0 +48

IV. PENGUJIAN DAN ANALISA HASIL SIMULASI

Pada bab IV ini akan dilakukan pengujian dan analisa terhadap hasil simulasi model matematis yang telah dibuat sebelumnya pada bab III. Pengujian dan analisa dilakukan untuk model masing-masing komponen dan model keseluruhan sistem automatic backwash. Dari pengujian dan analisa ini, akan diketahui ketepatan kerja sistem automatic backwash

yang telah dirancang. No Tangki Sand filter

yang Jenuh Jumlah Output Keempat Sensor 1 Tangki 1 1 2 Tangki 2 2 3 Tangki 3 4 4 Tangki 4 8 5 Tangki 1 dan 2 3 6 Tangki 1 dan 3 5 7 Tangki 1 dan 4 9 8 Tangki 2 dan 3 6 9 Tangki 2 dan 4 10 10 Tangki 3 dan 4 12 11 Tangki 1, 2, dan 3 7 12 Tangki 1, 2, dan 4 11 13 Tangki 1, 3, dan 4 13 14 Tangki 2, 3, dan 4 14 15 Tangki 1, 2, 3, dan 4 15

(8)

4.1 Pengujian Model Tangki Sand filter

Model tangki sand filter yang telah dibuat menghasilkan output berupa ketinggian air (H) di dalam tangki sand filter. Pengujian dilakukan dengan memberikan input u pada fungsi R berupa sinyal ramp dengan nilai awal adalah 0 (nol) dan nilai maksimum adalah 480 dengan slope 1. Ketinggian air (H) sebagai

output tangki sand filter yang dihasilkan adalah berupa sinyal yang bernilai 1.8 meter saat input R sebesar 0 (nol) dan bernilai 4.4 meter saat input R sebesar 480.

Dari pengujian ini, maka diketahui bahwa model tangki sand filter yang telah dibuat menghasilkan nilai

output yang sesuai dengan yang diinginkan dimana ketinggian air (H) akan bertambah apabila R juga semakin besar dan ketinggian air pada tangki sand filter mencapai kejenuhan tepat saat diberikan u sebesar 480. Hal ini mewakili keadaan sebenarnya bahwa umumnya ketinggian (H) air pada tangki sand filter akan mengalami kejenuhan setelah filtrasi dilakukan selama 8 jam atau 480 menit dan memerlukan backwash 8 jam sekali. Informasi ini diperoleh dari data wawancara dengan operator PDAM bahwa backwash umumnya dilakukan 1 kali dalam 1 shift (sama dengan 8 jam kerja) pada musim kemarau.

Gambar 14 Grafik Respon Uji pada Model Tangki

Sand filter

4.2 Pengujian Model Sensor Level

Pengujian level sensor dilakukan pada keempat

sensor level untuk masing-masing tangki sand filter. Pengujian model sensor level dilakukan dengan memberikan sinyal uji step dengan nilai awal 0 (nol) dan nilai akhir 4.4 sedangkan step time adalah 5 menit. Pengujian model sensor level dilakukan untuk mengetahui apakah sensor level akan mengeluarkan arus listrik sebesar C mA saat ketinggian air di tangki

sand filter mencapai ketinggian jenuh yaitu 4.4 meter.

Gambar 15 Grafik Respon Uji Step pada Model

Sensor Level Keempat Tangki Sand filter

4.3 Pengujian Model Logic solver

Pengujian model logic solver ini dilakukan dengan memberikan pulse generator sebagai pengganti data output keempat sensor level karena bentuk pulsa yang dihasilkan serupa dengan pulsa yang dihasilkan oleh sensor level saat mendeteksi tercapainya level

jenuh. Pulse generator ini akan menghasilkan sinyal

output yang berulang selama waktu tertentu yang kita tentukan sesuai dengan lama waktu filtrasi. Untuk pengujian ini, digunakan lama waktu filtrasi pada keempat tangki sand filter adalah 300 menit. Hal ini berarti kombinasi yang dilakukan dalam pengujian adalah kombinasi ke-15. Amplitudo pulse generator yang dipasang sebagai pengganti pulsa output sensor level yaitu sebesar C. Output logic solver bernilai 1 menandakan bahwa logic solver mengirim perintah ke

controlvalve untuk membuka sedangkan output logic solver bernilai 0 (nol) menandakan bahwa logic solver

mengirim perintah ke controlvalve untuk menutup.

Gambar 16 Grafik Uji Pulse Generator pada

Logic SolverInput 1

Gambar 17 Grafik Respon Uji Logic Solver untuk Tangki Sand filter 1

4.4 Pengujian Model Control Valve

Pengujian model control valve ini dilakukan dengan memberikan sinyal step pada port 2 dengan step time adalah 5 menit. Input control valve adalah

output dari logic solver. Jika input control valve

bernilai 1 (satu), maka logic solver mengirimkan perintah pada controlvalve untuk membuka. Jika input control valve bernilai 0 (nol), maka logic solver

mengirimkan perintah pada control valve untuk membuka. Hasil uji simulasi control valve

menunjukkan bahwa bukaan control valve akan mencapai 100% setelah 4 detik.

(9)

Gambar 18 Grafik Respon Uji Step Model Control Valve

4.5 Pengujian Model Sistem Automatic Backwash Pengujian model sistem automatic backwash

dilakukan untuk mengetahui ketepatan kerja sistem

automatic backwash. Pengujian dilakukan dengan memberikan masukan berupa Repeating Sequence Interpolated pada input u fungsi R untuk masing-masing tangki. Repeating Sequence Interpolated dibuat berulang selama periode yang berbeda untuk masing-masing tangki sand filter. Periode yang dimaksud adalah lamanya waktu filtrasi masing-masing tangki

sand filter. Untuk pengujian ini, ditentukan bahwa lamanya waktu filtrasi pada keempat tangki sand filter

adalah 480 menit sehingga kombinasi yang diuji adalah kombinasi ke- 15. Amplitudo maksimum dari Repeating Sequence Interpolated pada keempat tangki

sand filter adalah 300.

Gambar 19 Grafik Uji Sistem AutomaticBackwash

Gambar 20 Grafik Respon Uji Sistem Automatic

Backwash Tangki Sand filter 1 V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisa data yang telah dilakukan maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut :

1. Dari hasil tugas akhir ini telah dapat dirancang suatu sistem Automatic Backwash pada 4 (empat) tangki sand filter di IPA 1 PDAM Gresik dengan menggunakan logic solver.

2. Proses backwash dilakukan selama 12 menit untuk masing-masing tangki sand filter yang terdiri atas proses pengosongan tangki sand filter yang terjadi selama 5 menit sejak tangki sand filter jenuh, proses scouring yang terjadi selama 2 menit sejak proses pengosongan selesai, dan proses rinsing

yang terjadi selama 5 menit setelah proses

scouring selesai.

3. Apabila terdapat 2 atau lebih tangki sand filter

yang perlu backwash, maka dilakukan backwash

untuk tangki sand filter yang menempati urutan

backwash pertama selama 12 menit sejak tangki

sand filter jenuh kemudian dilakukan backwash

untuk tangki sand filer kedua, ketiga, dan keempat masing-masing bergantian selama 12 menit berikutnya untuk masing-masing tangki sand filter.

4. Valve yang membuka pada saat pengosongan tangki sand filter adalah valve drainage, valve

yang membuka pada saat scouring adalah valve

udara, valve yang membuka pada saat rinsing

adalah valve drainage dan valve backwash, sedangkan valve yang membuka saat filtrasi normal adalah valve input dan valve output. 5.2 Saran

Adapun saran untuk penelitian lebih lanjut adalah :

1. Logika pada logic solver diperbaiki lagi agar dapat mengatur proses antrian backwash apabila ada tangki sand filter jenuh saat tangki yang sand filter

lain sedang mengalami proses backwash.

2. Untuk meningkatkan kualitas air hasil pengolahan, hendaknya unit tangki sand filter selalu digunakan dan proses backwash dilakukan sesuai dengan prosedur.

DAFTAR PUSTAKA

1. Ogata, Katsuhiko. “Teknik Kendali Automatik

Jilid I”, Erlangga, Jakarta : 1997.

2. ”Instalasi Pengolahan Air PDAM”, Perusahaan Daerah Air Minum.

3. “Gambar Perencangan Instalasi Pengolahan

Air I Legundi Gresik “, Departemen Pekerjaan Umum Jawa Timur.

4. ”SNI – DT 91.005.2007”, Badan Litbang Departemen Pekerjaan Umum, 2007.

5. ”SNI 6773:2008 Spesifikasi Unit Paket Insatalasi Pengolahan Air”, BSN, 2008.

BIODATA PENULIS

Nama : Nur Rahmah Awaliyah NRP : 2406 100 019

TTL : Gresik, 24 Februari 1988 Riwayat Pendidikan :

 SLTP Negeri 1 Gresik (2000-2003)

 SMA Negeri 1 Gresik (2003-2006)

(10)

Gambar

Gambar 1 Unit Clarifier
Gambar 7 Layout IPA 1 PDAM Gresik  Pada  sistem  automatic  backwash  ini,  akan  dipasang level sensor pada masing-masing tangki sand
Gambar  9 Flowchart proses automatic backwash  3.2  Pemodelan Tangki Sand Filter
Tabel 1Tabel Output Sensor Level  H air  Output  sensor 1  Output  sensor 2  Output  sensor 3  Output  sensor 4  &lt; Hx  0 mA  0 mA  0 mA  0 mA  &gt;=Hx  1 mA  2 mA  4 mA  8 mA
+4

Referensi

Dokumen terkait

Ide untuk mengkonstruksi interval kepercayaan untuk perbedaan koefisien variasi dari distribusi lognormal adalah dengan menggunakan kuantitas pivot, secara umum

operasionalnya, mendidik merupakan rangkaian proses mengajar, memberikan dorongan, memuji, menghukum, memberi contoh, membiasakan, dan lain sebagainya. 76 Seorang guru

Tindakan perbaikan yang diberikan diimplementasikan pada perusahaan sehingga dapat kembali dilakukan perhitungan ukuran performasi untuk mengetahui peningkatan kualitas yang

Maka pola pembelian konsumen yang membeli obat dexa dan troviacol bersamaan dengan obat avarin memiliki frekuensi yang tinggi yaitu mempunyai nilai confidence 1 dari

Keberadaan berbagai penguat karbon (termasuk MWCNT) yang bersifat lebih kaku dibandingkan matriks polimer di dalam sistem komposit dapat menyebabkan kenaikan nilai

Devia Nurbatin / Model Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi...... akuntansi dan pengelolaan keuangan TPQ Al-Hidayah Dau Malang melalui observasi dan wawancara. Hasil observasi

1) Desa-desa bumi putera (pribumi) dibiarkan memilih kepala pemerintahan sendiri sesuai dengan kebiasaan setempat, dan dengan persetujuan penguasa yang ditunjuk menurut UU. 2)

Sektor/komoditas andalan di Kabupaten Merauke yang memiliki kriteria angka pengganda nilai tambah tinggi tetapi angka pengganda tenaga kerjanya rendah adalah