I.
Essai
Jawablah soal di bawah ini dengan benar.
1. Apakah persamaan dan perbedaan efek rumah kaca dan pemanasan global?
Jawab:
Efek rumah kaca adalah pemantulan panas rumah kaca yg digunakan untuk menanam sayuran ke
atmosfer bumi sehingga berefek pada meningkatnya suhu dipermukaan bumi.
Sedangkan pemanasan global adalah meningkatnya suhu dipermukaan bumi yang disebabkan
oleh semakin tipisnya lapisan ozon. sehingga menyebabkan es di kutub mencair dan
meningkatkan volume permukaan air laut.
Karena kedua kejadian tersebut (Efek rumah kaca dan pemanasan global) terjadilah perubahan
iklim dimana iklim regional seperti pola curah hujan, penguapan, pembentukan awan akan
berubah sehingga berefek pada terjadinya musim pancaroba.
2. Mengapa karbon dioksida yang merupakan senyawa alami dari atmosfer yang tak beracun
disebut sebagai salah satu “gas rumah kaca”?
Jawab :
Kadar alami karbon dioksida di atmosfer ini, dikendalikan oleh interaksi yang berlangsung antara
atmosfer, lautan dan biospher, yang dikenal sebagai daur geokimia karbon. Aktifitas manusia
yang melepaskan karbon berlebihan, telah mengganggu daur karbon ini. Akibatnya kadar
karbondioksida di atmosfer bertambah tinggi, yang selanjutnya meningkatkan efek rumah kaca
tersebut
3. Apa saja yang termasuk gas rumah kaca? Gas apakah yang bertanggung jawab untuk terjadinya
efek rumah kaca?
Jawab :
Gas yang termasuk gas rumah kaca adalah
a.
CO
2(karbon dioksida)
b.
CH
4(metana)
c.
N
2O (nitrogen oksida)
d.
HCFC (Hydrochloroflourocarbon)
e.
CFC (Klorofluorokarbon)
f.
H
2O (uap air)
Kurva Keeling membantu membatasi debat berkepanjangan perubahan iklim dengan fakta yang
sangat nyata; berkat Keeling, semua orang setuju CO2 meningkat. Fakta lain: suhu Bumi juga
meningkat. Suhu rata-rata permukaan Bumi, dikumpulkan dari ribuan lokasi di darat dan laut,
meningkat 0,74 derajat Celsius dalam seabad terakhir. Tiga perempat kenaikan itu terjadi pada
tiga dasawarsa terakhir; 11 dari 12 tahun terpanas terjadi sejak 1995. “Pemanasan sistem iklim
tak diragukan lagi,” simpul Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC)—beranggotakan
ratusan pakar ilmu bumi terkemuka. Dalam Fourth Assessment Report tahun lalu, mereka
menyatakan lebih dari 90 persen yakin, pemanasan kini disebabkan peningkatan gas rumah kaca,
terutama CO2.
5. Apa yang dimaksud pemanasan global dan apa penyebab terjadinya?
Jawab :
pengertian pemanasan global (global warming) adalah peristiwa peningkatan suhu rata rata di
atmosfer, laut dan daratan bumi.
Penyebab global warming:
1. Emisi bahan bakar fosil pada kendaraan dan pabrik pabrik yang menumpuk di atmosfer
Emisi bahan bakar fosil dari mesin mesin seperti CO2, CO, dan gas gas lain termasuk timbal
dapat menyebabkan terjadinya efek rumah kaca di lingkungan, sehingga suhu sekitar akan naik
dan selanjutnya akan mempengaruhi suhu global (terjadinya pemanasan global).
2. Bahan buangan CFC
CFC pengisi kulkas jaman dulu dan cat semprot cukup berbahaya untuk atmosfer. Dulu kulkas
yang rusak dibiarkan begitu saja, dibuang di TPA tanpa dibongkar oleh orang yang tau. Gas CFC
yang pecah keluar kelingkungan dapat sangat parah merusak lapisan ozon pada atmosfer.
Rusaknya lapisan ozon ini akan mengakibatkan suhu sinar matahari dan intensitas cahaya yang
masuk sangat tinggi, hal ini sangat jelas juga menjadi salah satu penyebab utama naiknya suhu
global.
3. Efek rumah kaca
4. Daerah Hijau Berkurang
Hutan khususnya di hutan tropis merupakan kunci utama dalam menangani pemanasan global
dan efek rumah kaca yang terjadi. Akan tetapi, semakin bertambahnya manusia, kebutuhan
sandang pangan dan tempat tinggal semakin meningkat. Manusia menggeser hutan untuk tempat
tinggalnya. Ini seperti terjadi pneumonia kepada dunia. Bernapas jadi sulit untuk bumi.
5. Polusi Metana
Hal ini akan mengakibatkan efek rumah kaca. Selanjutnya jelas, bila dibiarkan terus begitu, akan
terjadi peningkatan suhu global.
6. Pengrusakan hutan
Manusia tidak hanya menggeser hutan akan kebutuhannya, akan tetapi mereka juga merusak
hutan untuk alasan yang bukan kebutuhan utama mereka.
7. Pembakaran sampah dan buang sampah sembarangan
Pembakaran sampah yang seharusnya tidak dibakar juga dapat menjadi salah satu penyebab efek
rumah kaca dan juga pemanasan global terjadi. Sampah yang bagusnya ditanam, malah dibakar
akan menyebabkan penumpukan CO2 dan sedikit CO di udara yang dapat menyebabkan
peningkatan suhu global / pemanasan global (global warming).
6. Mengapa usaha rebosiasi hutan dapat mengurangi pemanasan global?
Jawab:
Reboisasi adalah penanaman kembali hutan yang telah ditebang (tandus, gundul). Reboisasi
berguna untuk meningkatkan kualitas kehidupan manusia dengan menyerap polusi dan debu dari
udara, membangun kembali habitat dan ekosistem alam, mencegah pemanasan global dengan
menangkap karbon dioksida dari udara. Hutan menyerap CO2 dan mengubahnya menjadi
oksigen.jika hutan gundul maka hilangnya factor penyerap gas rumah kaca karbon dioksida di
atmosfer.
7. Bagaimana usaha mempercepat pengembangan pemakaian energy listrik terbarukan dapat
menghentikan pemanasan global?
Jawab :
salah satu solusinya adalah dengan pemanfaatan air sebagai sumber pembangkit listrik. Karena
bisa mendapat keuntungan yang banyak dari air.
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) bisa berusia sangat panjang sekitar 50-100 tahun, dimana
ini merupakan hal yang baik.
Harus ada bantuan dari pemerintah, contohnya berupa mempermudah izin usaha pembangunan
PLTA, dan pemerintah mendorong kebijakan-kebijakan dan regulasi dalam pemanfaatan energi
air, seperti air terjun dan sungai untuk pembangkit listrik.
Solusi lainnya, PLTU dan pembangkit-pembangkit listrik lainnya yang tidak menggunakan bahan
bakar minyak. Karena bahan bakar minyak dapat menimbulkan polusi CO2 yang menjadi
pengaruh terbesar pemanasan global
8. Bagaimana pemanasan global dapat menyebabkan penigkatan permukaan air laut?
Jawab:
9. Bagaimanakah pengaruh pemanasan global terhadap kesehatan manusia?
Jawab:
.Pemanasan global tak hanya berdampak serius pada lingkungan manusia di bumi namun juga terhadap kesehatan. Badan Kesehatan Dunia (WHO) dalam pertemuan tahunan di Genewa mengatakan bahwa berbagai penyakit infeksi yang timbul diidentifikasi terkait dengan perubahan lingkungan hidup yang drastis. Kerusakan hutan, perluasan kota, pembukaan lahan untuk pertanian, pertambangan, serta kerusakan ekosistem di kawasan pesisir memicu munculnya patogen lama maupun baru. Berbagai penyakit yang ditimbulkan parasit juga meningkat terutama di wilayah yang sering mengalami kekeringan dan banjir.
Malnutrisi mengakibatkan kematian 3,7 juta jiwa per tahun, diare mengakibatkan kematian 1,9 juta jiwa, dan malaria mengakibatkan kematian 0,9 juta jiwa.
Suhu yang lebih panas juga berpengaruh pada produksi makanan, ketersediaan air dan penyebaran vektor penyakit. Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa pemanasan global (global warming) akan banyak berdampak bagi kesehatan masyarakat dan lingkungan. Perubahan temperatur dan curah hujan yang ditimbulkan memberikan kesempatan berbagai macam virus dan bakteri penyakit tumbuh lebih luas. WHO mengatakan, selain virus dan bakteri penyakit berkembang pesat, secara tidak langsung pemanasan global juga dapat menimbulkan kekeringan maupun banjir.
Kekeringan mengakibatkan penurunan status gizi masyarakat karena panen yang terganggu, Banjir menyebabkan meluasnya penyakit diare serta Leptospirosis.
Kebakaran hutan, dapat mengusik ekosistem bumi, menghasilkan gas-gas rumah kaca yang
menimbulkan pemanasan global. Sedangkan asap hitamnya menganggu secara langsung kehidupan manusia, Asap yang mengandung debu halus dan berbagai oksida karbon itu menyebabkan gangguan pernapasan dan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), mulai asma, bronkhitis hingga penyakit paru obstruktif kronis (COPD). Asap tersebut juga membawa racun dioksin yang bisa menimbulkan kanker paru dan gangguan kehamilan serta kemandulan pada wanita.
Pergeseran ekosistem dapat memberi dampak pada penyebaran penyakit melalui air (Waterborne diseases) maupun penyebaran penyakit melalui vektor (vector-borne diseases). Seperti meningkatnya kejadian Demam Berdarah karena munculnya ruang (ekosistem) baru untuk nyamuk ini berkembang biak. Dengan adamya perubahan iklim ini maka ada beberapa spesies vektor penyakit (eq Aedes Agipty), Virus, bakteri, plasmodium menjadi lebih resisten terhadap obat tertentu yang target nya adalah organisme tersebut. Selain itu bisa diprediksi kan bahwa ada beberapa spesies yang secara alamiah akan terseleksi ataupun punah
dikarenakan perbuhan ekosistem yang ekstreem ini. hal ini juga akan berdampak perubahan iklim (Climate change)yang bisa berdampak kepada peningkatan kasus penyakit tertentu seperti ISPA (kemarau panjang / kebakaran hutan, DBD Kaitan dengan musim hujan tidak menentu)
Dampak pemanasan global juga mempengaruhi penipisan ozone antara lain meningkatnya intensitas sinar ultra violet yang mencapai permukaan bumi menyebabkan gangguan terhadap kesehatan, seperti kanker kulit, katarak, penurunan daya tahan tubuh, dan pertumbuhan mutasi genetik., memperburuk penyakit-penyakit umum Asma dan alergi Meningkatkan kasus-kasus kardiovaskular, kematian yang disebabkan penyakit jantung dan stroke serta gangguan jantung dan pembuluh darah
Pemanasan global mengakibatkan siklus perkawinan dan pertumbuhan nyamuk dari telur menjadi larva dan nyamuk dewasa akan dipersingkat, sehingga jumlah populasi akan cepat sekali naik. Tentang keterkaitan pemanasan global dengan peningkatan vektor demam berdarah ini dapat dijelaskan sebagai berikut :
Udara panas dan lembab itu paling cocok buat nyamuk malaria (Anopheles), dan nyamuk demam berdarah (Aedes aegypti). Dulu, jenis kedua nyamuk penebar maut ini lebih sering muncul di musim pancaroba, transisi antara musim hujan dan kemarau.
Kini rentang waktu serangan kedua serangga itu hampir di sepanjang tahun. Udara panas dan lembab berlangsung sepanjang tahun, ditambah dengan sanitasi buruk yang selalu menyediakan genangan air bening untuk mereka bertelur. Maka, kini virus malaria yang dibawa Anopheles dan virus dengue yang dibawa nyamuk Aedes aegypti dapat menyerang sewaktu-waktu secara ganas.
Akibat pemanasan global, siklus inkubasi ekstrinsik virus penyebab Demam Berdarah Dengue (DBD) di tubuh nyamuk Aedes aegyti dan siklus inkubasi ekstrinsik virus penyebab Malaria di tubuh nyamuk Anopheles menjadi lebih pendek dan Masa inkubasi kuman lebih singkat. Populasi mereka lebih mudah meledak. Akibatnya, kasus demam berdarah lebih mudah meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Karena itu, upaya pencegahan penyakit harus dilakukan secara menyeluruh. Tidak hanya menangani penyakitnya saja, tetapi "Faktor lingkungan fisik dan biologis harus pula dikendalikan dengan cara memodifikasi lingkungan agar vektor malaria dan demam berdarah tak bisa berkembang biak,“
3. WHO juga menyebutkan ancaman lain dari meningkatnya suhu rata-rata global, yakni penyakit yang menyerang
saluran pernapasan. "Gelombang panas menyebabkan jumlah materi dan debu di udara meningkat," kata Bettina Menne, anggota WHO divisi Eropa. Suhu udara yang semakin hangat juga membawa penyakit alergi. Kenaikan permukaan air laut akan mengakibatkan banjir dan erosi, terutama di kawasan pesisir, dan mencemari sumber-sumber air bersih. Akibatnya adalah wabah kolera dan malaria di negara miskin. Wilayah di Asia selatan, terutama Bangladesh disebut sebagai wilayah yang paling rawan karena berada di dataran rendah dan sering mengalami banjir. Mencairnya puncak es Himalaya, luasnya daerah gurun pasir dan wilayah pesisir pantai yang tercemar merupakan sarana penularan penyakit, hal ini juga menyebabkan angka kekurangan gizi pada anak-anak. (Article source : Reuters).
4. Ada 35 jenis penyakit infeksi baru yang timbul akibat perubahan iklim, diantaranya ebola, flu burung, dll penyakit hewan yang dapat menular kepada manusia. Penyakit yang paling rentan terjadi di Indonesia, menurut adalah penyakit degeneratif dan penyakit menular. Hal ini dapat dengan cepat berkembang pada masyarakat yang kondisi gizi kurang baik dan kondisi kesehatan lingkungan yang kurang memadai. (Dr. Wan Alkadri, Msc.)