ANALISA LAPORAN LABA
–
RUGI
A. Analisa Laba Kotor
Laba perusahaan dihitung dengan mempertemukan secara layak semua penghasilan dengan semua biaya (proper matching of revenue with expenses) di dalam satu periode akuntansi yang sama. Keberhasilan manajemen dalam jangka pendek dapat dilihat apakah laba yang diperoleh lebih besar atau lebih kecil dibandingkan dengan rencana laba yang semula ingin dicapai. Rencana laba dapat berupa laba yang dianggarkan (di-budget-kan), atau standar laba, atau paling tidak laba pada periode akuntansi sebelumnya.
Tujuan analisis dan diinvestigasi sebab-sebab penyimpangan realisasi laba dengan rencana laba adalah sebagai berikut:
Memberikan petunjuk pada manajemen tentang elemen apa yang menyimpang, berapa
jumlah penyimpangannya dan bagaimana pengaruhnya terhadap laba yang dicapai perusahaan, apa sebab penyimpangan tersebut, pada kegiatan apa penyimpangan terjadi, siapa yang bertanggungjawab terhadap penyimpangan tersebut atau apakah penyimpangan tersebut dapat dikendalikan oleh pusat kegiatan tertentu atau tidak.
Memberikan petunjuk pada manajemen guna menyusun anggaran laba periode berikutnya.
Analisa laba kotor adalah memecah-mecah laba kotor menjadi elemen-elemen yang lebih kecil dengan tujuan untuk menentukan penyebab penyimpangan laba kotor dan untuk mengetahui hubungan antara elemen-elemen tersebut.
Penyimpangan laba kotor adalah selisih antara rencana laba kotor (dapat berupa laba kotor dianggarkan, standar laba kotor, atau laba kotor tahun sebelumnya) dengan realisasi laba kotor yang dicapai.
Elemen-elemen yang menentukan besarnya laba kotor dan analisa selisih (penyimpangan) yang timbul adalah sebagai berikut:
1. Anggaran laba kotor dan selisih laba kotor
Anggaran laba kotor adalah laba kotor yang diharapkan akan dapat dicapai pada periode anggaran atau periode akuntansi tertentu. Besarnya anggaran laba kotor dapat dihitung dari anggaran penjualan dikurangi anggaran harga pokok penjualan pada periode yang bersangkutan.
Selisih laba kotor adalah selisih yang timbul karena perbedaan antara realisasi laba kotor dibandingkan dengan anggaran laba kotor untuk periode yang bersangkutan. Selisih laba kotor dihitung dengan rumus sebagai berikut:
SLK = selisih laba kotor PS = penjualan sesungguhnya
Hp S = harga pokok penjualan sesungguhnya AP = anggaran penjualan
A Hp = anggaran harga pokok penjualan LKS = laba kotor sesungguhnya ALK = anggran laba kotor
SLK = (PS – Hp S) – (AP – A Hp) atau
Sifat selisih:
2. Anggaran penjualan dan selisih penjualan
Anggaran penjualan adalah penjualan yang diharapkan akan dapat dicapai pada periode akuntansi atau periode anggaran tertentu. Anggaran penjualan dihitung dari kuantitas atau volume penjualan yang dianggarkan dikalikan dengan harga pasar satuan yang dianggarkan dari setiap jenis produk atau barang dagang yang akan dijual.
Selisih penjualan adalah selisih yang timbul karena perbedaan antara realisasi penjualan dibandingkan dengan anggaran penjualan untuk periode yang bersangkutan. Selisih penjualan dihitung dengan rumus sebagai berikut:
SP = selisih penjualan
KS = kuantitas atau volume penjualan sesungguhnya HJS = harga jual satuan sesungguhnya
KA = kuantitas atau volume penjualan dianggarkan HJA= harga jual satuan dianggarkan
PS = penjualan sesungguhnya PA = penjualan dianggarkan
Sifat selisih:
Dua penyebab selisih penjualan adalah sebagai berikut:
a. Selisih harga jual
Selisih harga jual adalah selisih penjualan yang ditimbulkan oleh perbedaan antara harga jual sesungguhnya atau realisasi harga jual dibandingkan dengan harga jual yang dianggarkan. Selisih harga jual dihitung dengan rumus sebagai berikut:
SHJ = selisih harga jual
KS = kuantitas atau volume penjualan sesungguhnya HJS = harga jual satuan sesungguhnya
HJA= harga jual satuan dianggarkan
Sifat selisih:
Apabila, LKS > ALK, maka SLK menguntungkan (favorable) LKS < ALK, maka SLK merugikan (unfavorable)
SP = (KS x HJS) – (KA x HJA) atau
SP = PS – PA
Apabila, PS > PA, maka SP menguntungkan (favorable) PS < PA, maka SPK merugikan (unfavorable)
SHJ = (KS x HJS) – (KS x HJA) = KS (HJS – HJA)
Apabila, HJS > HJA, maka SHJ menguntungkan (favorable) HJS < HJA, maka SHJ merugikan (unfavorable)
b. Selisih kuantitas atau volume penjualan
Selisih kuantitas penjualan adalah selisih penjualan yang disebabkan perbedaan antara kuantitas penjualan sesungguhnya atau volume sesungguhnya dibandingkan dengan kuantitas penjualan yang dianggarkan. Selisih kuantitas penjualan dihitung dengan rumus sebagai berikut:
SKP= selisih kuantitas penjualan atau selisih volume penjualan KS = kuantitas atau volume penjualan sesungguhnya
KA = kuantitas atau volume penjualan dianggarkan HJA= harga jual satuan dianggarkan
Sifat selisih:
3. Anggaran harga pokok penjualan dan selisih harga pokok penjualan
Anggaran harga pokok penjualan adalah harga pokok penjualan yang diharapkan akan terjadi untuk produk atau barang dagang yang akan dijual pada periode akuntansi tertentu atau periode anggaran atau yang direncanakan. Besarnya anggaran harga pokok penjualan adalah harga pokok penjualan per satuan dikalikan kuantitas atau volume penjualan yang dianggarkan.
Selisih harga pokok penjualan adalah selisih yang timbul karena perbedaan harga pokok penjualan yang sesungguhnya (realisasi) dibandingkan dengan harga pokok penjualan yang direncanakan atau dianggarkan atau standar atau periode sebelumnya. Selisih harga pokok penjualan dihitung dengan rumus sebagai berikut:
SHp = selisih harga pokok penjualan
KS = kuantitas atau volume penjualan sesungguhnya H Hp S = harga-harga pokok penjualan satuan sesungguhnya KA = kuantitas atau volume penjualan dianggarkan H Hp A = harga-harga pokok penjualan satuan dianggarkan Hp S = harga pokok penjualan sesungguhnya
Hp A = harga pokok penjualan dianggarkan
Sifat selisih:
SKP = (KS x HJA) – (KA x HJA) = (KS – KA) HJA
Apabila, KS > KA, maka SKPmenguntungkan (favorable) KS < KA, maka SKPmerugikan (unfavorable)
SHp = (KS – H Hp S) – (KA– H Hp A) = Hp S – Hp A
Apabila, Hp S > Hp A, maka SHp merugikan (unfavorable) Hp S < Hp A, maka SHp menguntungkan (favorable)
Dua penyebab selisih harga pokok penjualan adalah sebagai berikut:
a. Selisih harga – harga pokok penjualan
Selisih harga – harga pokok penjualan adalah selisih harga pokok penjualan yang
timbulnya disebabkan perbedaan antara harga – harga pokok penjualan sesungguhnya
dengan harga – harga pokok penjualan yang dianggarkan atau standar, atau periode
sebelumnya. Selisih harga – harga pokok penjualan dihitung dengan rumus sebagai
berikut:
SHHp = selisih harga – harga pokok penjualan
KS = kuantitas atau volume penjualan sesungguhnya H Hp S = harga-harga pokok penjualan satuan sesungguhnya H Hp A = harga-harga pokok penjualan satuan dianggarkan
Sifat selisih:
b. Selisih kuantitas atau volume harga pokok penjualan
Selisih kuantitas harga pokok penjualan adalah selisih harga pokok penjualan yang timbulnya disebabkan perbedaan antaran kuantitas atau volume penjualan yang sesungguhnya dibandingkan dengan kuantitas atau volume penjualan yang direncanakan atau dianggarkan atau standar atau periode sebelumnya. Selisih kuantitas harga pokok penjualan dihitung dengan rumus sebagai berikut:
SKHp = selisih kuantitas atau volume harga pokok penjualan KS = kuantitas atau volume penjualan sesungguhnya H Hp A = harga-harga pokok penjualan satuan dianggarkan KA = kuantitas atau volume penjualan dianggarkan
Sifat selisih:
4. Selisih kuantitas atau volume bersih
Selisih kuantitas bersih dihitung dengan menjumlahkan selisih kuantitas penjualan ditambah dengan selisih kuantitas harga pokok penjualan.
Dua penyebab selisih kuantitas bersih, jika perusahaan menjual barang dagang atau produk lebih dari satu macam adalah sebagai berikut:
SHHp = (KS x H Hp S) – (KS x H Hp A) = KS (H Hp S – H Hp A)
Apabila, HHp S > HHp A, maka SHHp merugikan (unfavorable) HHp S < HHp A, maka SHHp menguntungkan (favorable)
SKHp = (KS x H Hp A) – (KA H Hp A) = (KS – KA) H Hp A
Apabila, KS > KA, maka SKHp merugikan (unfavorable) K S < KA, maka SKHp menguntungkan (favorable)
a. Selisih komposisi atau campuran penjualan
Selisih komposisi penjualan adalah selisih yang timbulnya disebabkan perbedaan antara laba kotor pada komposisi penjualan sesungguhnya dibandingkan dengan laba kotor pada komposisi yang dianggarkan. Selisih komposisi penjualan dihitung dengan rumus sebagai berikut:
SKm P = selisih komposisi penjualan
LKKm S = laba kotor pada komposisi sesungguhnya LKKm A = laba kotor pada komposisi dianggarkan
KSJ = kuantitas sesungguhnya setiap jenis produk yang dijual LKAJ = laba kotor dianggarkan setiap jenis produk per satuan TKS = total kuantitas sesungguhnya yang dijual
LKR = laba kotor rata-rata per satuan dianggarkan
Selisih komposisi penjualan untuk setiap jenis produk yang dijual dihitung dengan rumus sebagai berikut:
SKm P = selisih komposisi penjualan
Km S = komposisi sesungguhnya setiap jenis produk Km A = komposisi dianggarkan setiap jenis produk LKA = laba kotor dianggarkan setiap jenis produk
Sifat selisih:
b. Selisih kuantitas penjualan final
Selisih kuantitas penjualan final adalah selisih yang timbulnya disebabkan perbedaan antara laba kotor pada komposisi yang dianggarkan dengan laba kotor yang dianggarkan untuk periode yang bersangkutan. Selisih kuantitas penjualan final dihitung dengan rumus sebagai berikut:
SKPF = selisih kuantitas penjualan final
TKS = total kuantitas penjualan sesungguhnya LKR = laba kotor rata-rata dianggarkan
KA = kuantitas penjualan dianggarkan setiap jenis produk LKs A = laba kotor satuan dianggarkan setiap jenis produk
SKm P = LKKm S – LKKm A
= (KSJ x LKAJ) – (TKS x LKR)
SKm P = (Km S –Km A) LKA
Apabila, Km S > Km A, maka SKm P menguntungkan (favorable ) Km S < Km A, maka SKm P merugikan (unfavorable)
atau dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
SKPF = selisih kuantitas penjualan final
TKS = total kuantitas penjualan sesungguhnya LKR = laba kotor rata-rata dianggarkan TKA = total kuantitas penjualan dianggarkan
Sifat selisih:
5. Selisih pasar industri dan selisih bagian pasar
Selisih pasar industri dan selisih bagian pasar dapat dianalisis penyimpangannya jika tersedia data tentang penjualan pada pasar industri yang bersangkutan yang meliputi data tentang proyeksi atau rencana penjualan pada pasar industri dan realisasi penjualan pada pasar industri dari produk atau barang dagang yang dijual.
Selisih pasar industri dan selisih bagian pasar dihitung dengan menganalisis penyebab terjadinya selisih kuantitas penjualan final.
a. Selisih pasar industri
Selisih pasar industri adalah selisih yang timbulnya karena perbedaan antara laba kotor perusahaan pada anggaran penjualan industri dibandingkan dengan laba kotor perusahaan pada penjualan industri sesungguhnya, dengan anggapan bahwa bagian pasar dan persentase laba kotor perusahaan besarnya tetap sama. Selisih pasar industri dihitung dengan rumus sebagai berikut:
SPI = selisih pasar industri API = anggaran pasar industri
BPA = bagian pasar perusahaan pada industri dianggarkan %LKA = % laba kotor dianggarkan pada perusahaan PIS = pasar industri sesungguhnya
SKPF = (TKS x LKR) – ( TKA x LKR) = (TKS – TKA) LKR
Apabila, TKS > TKA, maka SKPF menguntungkan (favorable ) TKS < TKA, maka SKPF merugikan (unfavorable)
SPI = (API x BPA x %LKA) – ( PIS x BPA x %LKA) = (API – PIS) x BPA x %LKA
Anggaran penjualan perusahaan BPA = ---x 100% Anggaran penjualan industri
Anggaran laba kotor
%LKA = ---x 100% Anggaran penjualan perusahaan
b. Selisih bagian pasar
Selisih bagian pasar adalah selisih yang disebabkan perbedaan antara laba kotor perusahaan pada penjualan industri yang sesungguhnya dibandingkan dengan laba kotor perusahaan pada komposisi penjualan perusahaan yang dianggarkan. Selisih bagian pasar dihitung dengan rumus sebagai berikut:
SBP = selisih bagian pasar
PIS = pasar industri sesungguhnya
BPA = bagian pasar perusahaan pada industri dianggarkan %LKA = % laba kotor dianggarkan pada perusahaan TKA = total kuantitas penjualan dianggarkan LKR = laba kotor rata-rata dianggarkan
Tugas For the next meet :
Dari laporan PT RizFadhil diketahui perincian anggaran dan realisasi setiap produk yang dijual adalah sebagai berikut:
PT RizFadhil
Anggaran Laba Kotor atas Penjualan Tahun 2007 Jenis produk (1) Kuantitas penjualan (2) Harga jual satuan (3) Total penjualan (4)=(2)x(3) Harga pokok penjualan satuan (5) Total harga pokok penjualan (6)=(2)x(5) Laba kotor penjualan (7)=(4) - (6) A B C 10.000 15.000 25.000 Rp 50,00 Rp 40,00 Rp 16,00 Rp 500.000 Rp 600.000 Rp 400.000 Rp 40 Rp 25 Rp 9 Rp 400.000 Rp 375.000 Rp 225.000 Rp 100.000 Rp 225.000 Rp 175.000 Jumlah 50.000 Rp 1.500.000 Rp 1.000.000 Rp 500.000 PT RizFadhil
Realisasi Laba Kotor atas Penjualan Tahun 2007 Jenis produk (1) Kuantitas penjualan (2) Harga jual satuan (3) Total penjualan (4)=(2)x(3) Harga pokok penjualan satuan (5) Total harga pokok penjualan (6)=(2)x(5) Laba kotor penjualan (7)=(4) - (6) A B C 13.000 15.000 20.000 Rp 50,00 Rp 38,00 Rp 19,00 Rp 650.000 Rp 570.000 Rp 380.000 Rp 38 Rp 26 Rp 9 Rp 494.000 Rp 390.000 Rp 180.000 Rp 156.000 Rp 180.000 Rp 200.000 Jumlah 48.000 Rp 1.600.000 Rp 1.064.000 Rp 536.000
Pada tahun 2007 pasar industri yang dianggarkan sebesar Rp 15.000.000,00 sedangkan pasar industri yang dicapai sesungguhnya dalam tahun 2007 adalah sebesar Rp 18.000.000,00.
Dari data tersebut diminta menganalisis penyebab perbedaan laba kotor yang meliputi:
1. Selisih penjualan a. Selisih harga jual
b. Selisih kuantitas atau volume penjualan
2. Selisih harga pokok penjualan
a. Selisih harga – harga pokok penjualan
b. Selisih kuantitas atau volume harga pokok penjualan 3. Selisih kuantitas atau volume bersih
a. Selisih komposisi penjualan
b. Selisih kuantitas atau volume penjualan final 4. Analisis selisih kuantitas penjualan final ke dalam:
a. Selisih pasar industri b. Selisih bagian pasar