• Tidak ada hasil yang ditemukan

Modul 4 Manajemen Routing

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Modul 4 Manajemen Routing"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Modul 4

Manajemen Routing

1.1 Tujuan

a. Mahasiswa dapat menjelaskan konsep manajemen routing b. Mahasiswa dapat menginstals OSPF routing

1.2 Materi a. Arsitektur Jaringan b. TCP/IP c. NIC d. Routing e. OSPF 1.3 Alat dan Bahan

a. Kabel b. PC c. Card Land d. Tester e. Hub f. Tang Clam g. Conector (A RJ-45) 1.4 Prosedur Praktikum

a. Peserta membaca dan mempelajari materi praktikum sebelumny a b. Instruktur memandu dalam pengisntalan

c. Peserta mempraktikan materi percobaan

d. Peserta membuat penyelesaian terhadap soal latihan 1.5 Teori

Sebelum kita pelajari lebih jauh mengenai bagaimana mengkonfigurasi rout er, kita perlu memahami lebih baik lagi mengenai beberapa aturan dasar routing. Juga t entunya kita harus memahami sistem penomoran IP,subnetting,netmasking dan saudara-saudaranya.

Contoh ka sus:

Host X : 128. 1.1.1 (ip Kel as B network id 128. 1.x.x) Host Y : 128.1.1.7 (IP kelas B network id 128. 1.x.x) Host Z:128.2.2.1 (IP kelas B network id 128.2.x.x)

Pada kasus di atas, host X dan host Y dapat berkomunikasi langsung tetapi baik host X maupun Y tidak dapat berkomunikasi de ngan host Z, karena mereka memiliki net work Id yang berbeda. Bagaimana supaya Z dapat berkomunikasi dengan X dan Y ? gunakan router !

Contoh ka sus menggunakan subnetting Host P : 128.1.208. 1 subnet mask 255.255.240. Host Q : 128.1.208.2 subnet mask 255. 255.240. Host R : 128.1.80.3 subnet mask 255.255.240.

Nah, ketika subnetting dipergunakan, maka dua host yang t erhubung ke segmen jaringan yang sama dapat berkomunikasi hany a jika baik network id maupun subnetid -nya sesuai.Pada kasus di atas, P dan Q dapat berkomunikasi dengan langsung, R memiliki net work idyang sama dengan P dan Q tetapi memiliki s ubnetidyang berbeda. Dengan demikian R tidak dapat berkomunikasi secara langsung dengan P dan Q. Bagaimana supaya R dapat berkomunikasi dengan P dan Q ? gunakanrout er !

Jadi fungsi router, secara mudah dapat dikatakan, menghubungkan dua buah jaringan yang berbeda, tepatnya mengarahkan rute yang terbaik untuk mencapai net work yang diharapkan. Dalam implementasinya, router sering dipakai untuk menghubungkan jaringan antar lembaga atau perusahaan yang masing-masing telah memiliki jaringan dengan network id yang berbeda. Contoh

(2)

lainnya yang saat ini populer adalah ketika perusahaan anda ak an terhubung ke internet. Maka router akan berfungsi mengalirkan paket data dari perusahaan anda ke lembaga lain melalui internet, sudah barang tentu nomor jaringan anda akan bereda dengan perus haaanyang anda tuju.

Jika sekedar menghubungkan 2 buah jaringan, sebenarnya anda juga dapat menggunakan pc berbasis windows NT atau linux. Dengan memberikan 2 buah network card dan sedikit setting, sebenarnya anda telah membuat router praktis. Namun tentunya dengan segala keterbatas annya.

Di pasaran sangat beragam merek router, antara lain baynetworks, 3com dan cisco. Modul kursus kita kali ini akan membahas khusus cisco. Mengapa ? karena cisco merupak an rout er yang banyak dipakai dan banyak dijadikan standar bagi produk lainnya.

Lebih jauh tentang routing

Data-dat a dari device yang terhubung k e Internet dikirim dalam bentuk datagram, yaitu pake t data yang didefinisikan oleh IP. Dat agram memiliki alamat tujuan paket data; Internet Protocol memeriksa alamat ini untuk menyampaikan datagram dari device asal ke device tujuan. Jika alamat tujuan datagram t ersebut terletak satu jaringan dengan device asal, datagram langsung disampaikan kepada devic e tujuan t ersebut. Jika ternyata alamat tujuan datagram tidak terdapat di jaringanyang sama, datagram disampaikan kepada rout er yang paling tepat (the best available router).

IP Router (biasa disebut router s aja) adalah device yang melakukan fungsi meneruskan datagram IP pada lapisan jaringan. Router memiliki lebih dari s atu antamuka jaringan (net work interface) dan dapat meneruskan datagram dari satu antarmuka ke antarmukayang lain. Untuk setiap datagram yang diterima, router memeriksa apakah datagram tersebut memang ditujukan ke dirinya. Jika terny ata ditujukan kepada router tersebut, datagram disampaikan ke lapisan transport.

Jika datagram tidak ditujukan kepada router tersebut, yang akan diperiksa adalah f orwarding table yang dimilikiny a untuk memutuskan ke mana seharusnya datagram tersebut ditujukan. Forwarding table adalah tabel yang terdiri dari pasangan alamat IP (alamat host atau alamat jaringan), alamat router berikut, dan antarmuka tempat keluar data gram.

Jika tidak menemukan sebuah baris pun dalam forwarding table yang sesuai dengan alamat tujuan, router ak an memberikan pesan kepada pengirim bahwa alamat yang dimaksud tidak dapat dicapai. Kejadian ini dapat dianalogikan dengan pes an “kembali ke pengi rim” pada pos biasa. Sebuah router juga dapat memberitahu bahwa diriny a bukan router terbaik ke suatu tujuan, dan menyarankan penggunaan router lain. Dengan ketiga fungsi yang terdapat pada router ini, host -host di Internet dapat saling terhubung.

Statik dan Dinamik

Secara umum mekanisme koordinasi routing dapat dibagi menjadi dua: routing statik dan routing dinamik. Pada routing statik, entri-entri dalam forwarding table router diisi dan dihapus secara manual, sedangkan pada routing dinamik perubahan dilakuk an melalui protokol routing. Routing statik adalah pengaturan routing paling sederhana yang dapat dilakukan pada jaringan komputer. Menggunakan routing statik murni dalam sebuah jaringan berarti mengisi setiap entri dalam forwarding table di setiap router yang berada di jaringan tersebut.

Penggunaan routing statik dalam sebuah jaringan yang kecil tent u bukanlah suatu mas alah; hanya beberapa entri yang perlu diisikan pada forwarding table di setiap router. Namun A nda t entu dapat membayangkan bagaimana jika harus melengkapi forwarding table di setiap router yang jumlahnya tidak sedikit dalam jaringan yang besar. Apalagi jika Anda ditugaskan untuk mengisi entri -entri di seluruh router di Internet yang jumlahnya banyak sekali dan t erus bertambah setiap hari. Tentu repot sekali!

Routing dinamik adalah c ara yang digunakan untuk melepaskan kewajiban mengisi entri -entri forwarding table secara manual. Protokol routing mengatur router-router sehingga dapat berkomunikasi satu dengan yang lain dan saling memberikan informasi routing yang dapat mengubah isi forwarding table, tergantung keadaan jaringannya. Dengan cara ini, router-rout er mengetahui keadaan jaringan yang terakhir dan mampu meneruskan datagram ke arah yang benar.

Interior Routing Protocol

Pada awal 1980-an Internet terbatas pada ARPA NE T, Satnet (perluasan ARPA NE T yang menggunakan satelit), dan beberapa jaringan lok al yang terhubung lewat gateway. Dalam perkembanganny a, Internet memerlukan struktur yang bersifat hirarkis untuk mengantisipasi jaringan yang telah menjadi besar. Int ernet kemudian dipecah menjadi beberapa autonomous system (AS) dan saat ini Internet terdiri dari ribuan AS. Setiap AS memiliki mekanisme pertukaran dan pengumpulan informasirouting sendiri.

(3)

Protokol yang digunakan unt uk bertuk ar informasi routing dalam AS digolongkan sebagai interior routing protocol (IRP). Hasil pengumpulan informasi routing ini kemudian disampaikan kepada AS lain dalam bent uk reachability information. Reachability information yang dikeluarkan oleh sebuah AS berisi informasi mengenai jaringan -jaringan yang dapat dicapai melalui AS tersebut dan menjadi indikator terhubungnya AS ke Internet. Penyampaian reachability information antar -AS dilak ukan menggunakan protokol yang digolongk an sebagai exterior routing protocol (E RP).

IRP yang dijadik an standar di Internet sampai saat ini adalah Routing Information Protocol (RIP) dan Open Shortest Path First (OSPF). Di samping kedua prot okol ini terdapat juga protokol routing yang bersifat proprietary tetapi banyak digunakan di Int ernet, yaitu Internet Gateway Routing Protocol (IGRP ) dari Cisco System. Protokol IGRP kemudian diperluas menjadi Extended IGRP (EIGRP). S emua protokol routing di atas menggunakan metrik sebagai dasar unt uk menentukan jalur terbaik yang dapat ditempuh oleh datagram. Metrik diasosiasikan dengan “biay a” yang terdapat pada setiap link, yang dapat berupa throughput (kecepatan data), delay, biaya s ambungan, dan keandalan link.

Routing Information Protocol

RIP (akronim, dibaca sebagai rip) termasuk dalam prot okol distance-vector, sebuah protokol yang sangat sederhana. Protokol distance-vector seringjuga disebut protokol Bellman -Ford, karena berasal dari algoritma perhitungan jarak terpendek oleh R.E. Bellman, dan dideskripsikan dalam bentuk algoritma-terdistribusi pertama kali oleh Ford dan Fulkers on.

Setiap router dengan protokol distance-vector ketika pertama kali dijalankan hanya mengetahui cara routing ke dirinya sendiri (informasi lokal) dan tidak mengetahui topologi jaringan tempatnya berada. Router kemudia mengirimkan informasi lokal tersebut dalam bentuk distance -vector ke semua link yang terhubung langsung dengannya. Router yang menerima informasi routing menghitung distance-vector, menambahkan distance-vector dengan met rik link tempat informasi tersebut diterima, dan memasukkannya ke dalam entri forwarding table jika dianggap merupakan jalur terbaik. Informasi routing setelah penambahan met rik kemudian dikirim lagi ke seluruh antarmuka router, dan ini dilakukan setiap selang waktu tertentu. Demikian set erusnya sehingga seluruh rout er di jaringan mengetahui topologi jaringan tersebut.

Protokol distance-vector memiliki kelemahan yang dapat terlihat apabila dalam jaringan ada link yang terputus. Dua kemungkinan kegagalan yang mungkin terjadi adalah efek bou ncing dan menghitung-sampai -tak-hingga (counting to infinity). Efek bouncing dapat terjadi pada jaringan yang menggunakan metrik yang berbeda pada minimal sebuah link. Link yang putus dapat menyebabkan routing loop, sehingga datagram yang melewati link tertentu hanya berputar-putar di ant ara dua router (bouncing) sampai umur (time to live) datagram tersebut habis.

Menghitung-sampai -tak-hingga terjadi karena router terlambat menginformasikan bahwa suatu link terputus. Keterlambat an ini meny ebabkan router harus mengirim dan menerima distance -vector serta menghitung metrik sampai batas maksimum metrik distance-vector tercapai. Link tersebut dinyatakan put us setelah distance-vector mencapai batas maksimum met rik. Pada saat menghitung metrik ini juga terjadi routing loop, bahkan untuk waktu yang lebih lama daripada apabila terjadi efek bouncing.

RIP tidak mengadopsi protokol distance-vector begitu saja, melainkan dengan melak ukan beberapa penambahan pada algoritmanya agar routing loop yang terjadi dapat diminimalk an. Split horizon digunakan RIP untuk meminimalkan efek bouncing. Prinsip yang digunakan split horizon sederhana: jika node A menyampaikan datagram ke tujuan X melalui node B, mak a bagi B tidak masuk akal untuk mencapai tujuan X melalui A. Jadi, A tidak perlu memberitahu B bahwa X dapat dicapai B melalui A.

Untuk mencegah kasus menghitung-s ampai-tak-hingga, RIP menggunakan metode Triggered Update. RIP memiliki timer untuk mengetahui kapan rout er harus kembali memberikan informasi routing. Jika terjadi perubahan pada jaringan, sement ara timer belum habis, rout er tetap harus mengirimkan informasi routing karena dipicu oleh perubahan tersebut (triggered update). Dengan demikian, router-router di jaringan dapat dengan cepat mengetahui perubahan yang terjadi dan meminimalkan kemungkinan routing loop terjadi.

RIP yang didefinisikan dalam RFC -1058 menggunakan metrik antara 1 dan 15, sedangkan 16 dianggap sebagai tak-hingga. Route dengan distance -vector 16 tidak dimasukkan ke dalam forwarding table. B atas metrik 16 i ni mencegah waktu menghitung -sampai-tak-hingga yang terlalu lama. Paket-paket RIP secara normal dikirimkan setiap 30 detik atau lebih cepat jika terdapat triggered updates. Jika dalam 180 detik sebuah rout e tidak diperbarui, router menghapus entri route tersebut dari forwarding table. RIP tidak memiliki informasi tentang subnet setiap route. Router harus

(4)

menganggap setiap route yang diterima memiliki subnet yang sama dengan subnet pada router itu. Dengan demikian, RIP tidak mendukung Variable Length Subnet Masking (V LSM).

RIP versi 2 (RIP -2 atau RIP v2) berupaya untuk menghasilkan beberapa perbaikan atas RIP, yaitu dukungan unt uk VLSM, menggunakan otentikasi, memberikan informasi hop berikut (next hop), dan multicast. Penambahan informasi subnet mask pada set iap rout e membuat router tidak harus mengasumsikan bahwa route ters ebut memiliki subnet mask yang sama dengan subnet mask yang digunakan padanya.

RIP -2 juga menggunakan otentikasi agar dapat mengetahui informasi routing mana yang dapat dipercaya. Otentikasi diperlukan pada protokol routing untuk membuat protokol tersebut menjadi lebih aman. RIP-1 tidak menggunakan otentikasi sehingga orang dapat memberikan informasi routing palsu. Informasi hop berikut pada RIP-2 digunakan oleh router untuk menginformasikan sebuah route tetapi untuk mencapai route tersebut tidak melewati router yang memberi informasi, melainkan router yang lain. Pemakaian hop berik ut biasanya di perbatasan ant ar-AS.

RIP -1 menggunakan alamat broadcast untuk mengirimk an informasi routing. Akibat nya, paket ini diterima oleh semua host yang berada dalam subnet tersebut dan menambah beban kerja host. RIP -2 dapat mengirimkan paket menggunakan multicast pada IP 224.0.0.9 sehingga tidak semua host perlu menerima dan memproses informasi routing. Hanya router-router yang menggunakan RIP-2 yang menerima informasi routing tersebut tanpa perlu mengganggu host -host lain dalam subnet.

RIP merupakan protokol routing yang sederhana, dan ini menjadi alasan mengapa RIP paling banyak diimplementasikan dalam jarin gan. Mengatur routing menggunak an RIP tidak rumit dan memberikan hasil yang cuk up dapat dit erima, terlebih jika jarang terjadi kegagalan link jaringan. Walaupun demikian, untuk jaringan yang besar dan kompleks, RIP mungkin tidak cukup. Dalam kondisi demikian, penghitungan routing dalam RIP sering membutuhk an waktu yang lama, dan menyebabkan terjadiny a routing loop. Untuk jaringan seperti ini, sebagian besar spesialis jaringan komputer menggunakan protokol yang masuk dalam kelompok link -state.

Open Shortest Path First (OSPF)

Teknologi link-state dikembangkan dalam A RPAnet untuk menghasilkan protokol yang terdistribusi yang jauh lebih baik daripada protokol distance-vector. Alih-alih saling bertukar jarak (distance) ke tujuan, setiap router dalam jaringan memiliki peta jaringan yang dapat diperbarui dengan cepat setelah setiap perubahan topologi. Peta ini digunakan untuk menghit ung route yang lebih akurat daripada menggunakan protokol distance -vector. Perkembangan teknologi ini akhirnya menghasilkan protokol O pen Shortest Path First (OSPF) yang dikembangkan oleh IE TF untuk digunakan di Internet. Bahkan s ekarang Internet A rchitecture Board (IAB) t elah merekomendasikan OSPF sebagai pengganti RIP.

Prinsip link-state routing sangat sederhana. Sebagai pengganti menghitung route “terbaik” dengan cara terdistribusi, semua router mempuny ai peta jaringan dan menghitung semua route yang terbaik dari peta ini. P eta jaringan tersebut disimpan dalam sebuah basis data dan s etiap record dalam basis data tersebut menyatak an seb uah link dalam jaringan. Record-record tersebut dikirimkan oleh router yang terhubung langsung dengan masing-masing link.

Karena setiap router perlu memiliki peta jaringan yang menggambarkan kondisi terakhir topologi jaringan yang lengk ap, setiap perubahan dalam jaringan harus diikuti oleh perubahan dalam basis data link-state yang terletak di setiap router. Perubahan status link yang dideteksi router akan mengubah basis data link-state router tersebut, kemudian router mengirimkan perubahan tersebut ke router-router lain.

Protokol yang digunakan untuk mengirimkan perubahan ini harus cepat dan dapat diandalkan. Ini dapat dicapai oleh protokol flooding. Dalam protokol flooding, pesan y ang dikirim adalah perubahan dari basis data serta nomor urut pesan tersebut . Dengan hanya mengirimkan perubahan basis data, waktu yang diperlukan untuk pengiriman dan pemrosesan pesan tersebut lebih sedikit dibandingdengan mengirim seluruh isi basis data tersebut. Nomor urut pesan diperlukan untuk mengetahui apakah pesan yang diterima lebih baru daripada yang terdapat dalam basis data. Nomor urut ini berguna pada kasus link yang putus menjadi tersambung kembali.

Pada saat terdapat link putus dan jaringan menjadi terpisah, basis data kedua bagian jaringan tersebut menjadi berbeda. Ketika link yang put us tersebut hidup kembali, basis data di semua router harus disamakan. B asis data ini tidak ak an kembali sama dengan mengirimk an sat u pesan link -state saja. Proses penyamaan basis data pada router yang bertetangga disebut sebagai menghi dupkan adjacency. Dua buah rout er bertet angga disebut sebagai adjac ent bila basis data link -state keduanya telah sama. Dalam proses ini kedua router tersebut tidak saling bertukar basis data karena akan membut uhkan waktu yang lama.

(5)

Proses menghidupkan adjacency terdiri dari dua fasa.Fasa pertama, kedua rout er saling bertukar deskripsi basis data y ang merupakan ringkasan dari basis data y ang dimiliki setiap router. Setiap router kemudian membandingkan deskripsi basis data yang diterima dengan basis data yang dimilikinya. Pada fasa kedua, setiap router meminta tetangganya untuk mengirimkan record -record basis data yang berbeda, yaitu bila router tidak memiliki record tersebut, atau nomor urut record yang dimiliki lebih kecil daripada yang dikirimkan oleh deskripsi basis data. Setelah proses ini, router memperbarui beberapa record dan ini k emudian dikirimkan ke router -router lain melalui protokol flooding.

Protokol link-state lebih baik daripada protokol distance-vector disebabk an oleh beberapa hal: waktu yang diperlukan untuk konvergen lebih cepat, dan lebih penting lagi protokol ini tidak menghasilkan routing loop. Prot okol ini mendukung penggunaan beberapa metrik sekaligus. Throughput, delay, biaya, dan keandalan adalah metrik -metrik yang umum digunakan dalam jaringan. Di samping itu protokol ini juga dapat menghasilkan bany ak jalur ke sebuah tujuan. Misalkan router A memiliki dua buah jalur dengan metrik yang sama ke host B. Protokol dapat memasukkan kedua jalur tersebut ke dalam forwarding table sehingga router mampu membagi beban di antara kedua jalur tersebut.

Ranc angan OSPF menggunakan protokol link -state dengan beberapa penambahan fungsi. Fungsi-fungsi yang dit ambahkan antara lain mendukung jaringan multi -akses, seperti X.25 dan Ethernet, dan membagi jaringan y ang besar mejadi beberapa area. Telah dijelaskan di atas bahwa setiap router dalam protokol link-state perlu membentuk adjacency dengan router t etangganya. Pada jaringan multi-akses, tetangga setiap router dapat lebih dari satu. Dalam situasi seperti ini, setiap router dalam jaringan perlu membentuk adjacency dengan semua router yang lain, dan ini tidak efisien. OSPF mengefisienkan adjacency ini dengan memperkenalk an konsep designated router dan designated router cadangan. Semua router hanya perlu adjacent dengan designated router tersebut, sehingga hanya designated router yang adjacent dengan semua router yang lain. Designated router cadangan akan mengambil alih fungsi designat ed router yang gagal berfungsi.

Langkah pertama dalam jaringan multi-akses adalah memilih designated rout er dan cadangannya. Pemilihan ini dimasukkan ke dalam protokol Hello, protokol dalam OSPF untuk mengetahui tetangga-t etangga router dalam setiap link. Setelah pemilihan, baru kemudian router-router membentuk adjacency dengan designat ed router-router dan cadangannya. Setiap terjadi perubahan jaringan, router mengirimkan pesan menggunakan protokol flooding ke designated router, dan designated router yang mengirimkan pesan tersebut ke router-router lain dalam link.

Designated router cadangan juga mendengarkan pesan-pesan yang dikirim ke designated router. Jika designat ed router gagal, cadangannya kemudian menjadi designated rout er yang baru serta dipilih designated rout er cadangan yang baru. Karena designated router yang baru telah adjacent dengan router-rout er lain, tidak perlu dilakukan lagi proses penyamaan basis data yang membut uhkan waktu yang lama tersebut.

Dalam jaringan yang besar tent u dibutuhkan basis data y ang besar pula untuk menyimpan topologi jaringan. Ini mengarah kepada kebutuhan memori router yang lebih besar serta waktu perhitungan route yang lebih lama. Untuk mengantisipasi hal ini, OSPF menggunakan konsep area dan backbone. Jaringan dibagi menjadi beberapa area yang terhubung ke backbone. Setiap area dianggap sebagai jari ngan tersendiri dan router-router di dalamnya hanya perlu memiliki peta topologi jaringan dalam area tersebut. Rout er-router yang terlet ak di perbatasan antar area hanya mengirimkan ringkasan dari link-link yang terdapat dalam area dan tidak mengirimkan topologi area satu ke area lain. Dengan demikian, perhitungan route menjadi lebih sederhana.

Kesederhanaan vs. Kemampuan

Kita sudah lihat sepintas bagaimana RIP dan OSPF bekerja. Setiap protokol routing memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. P rotokol RIP sangat sederhana dan mudah diimplementasikan tet api dapat menimbulkan routing loop. Protokol OSPF merupakan protokol yang lebih rumit dan lebih baik daripada RIP tetapi membutuhkan memori dan waktu CPU yang bes ar.

Di berbagai tempat juga t erdapat yang menggunakan gabungan antara routing statik, RIP, RIP -v2, dan OSPF. Hasilnya di jaringan ini menunjukkan bahwa administrasi routing statik jauh lebih memakan waktu dibanding routing dinamik. Pengamatan pada protokol routing dinamik juga menunjukkan bahwa RIP menggunakan bandwidth yang lebih besar daripada OSPF dan s emakin besar jaringan, bandwidt h yang digunakan RIP bertambah lebih besar pula. Jadi, jika Anda sedang mendesain jaringan TCP/IP yang besar tentu OSPF merupakan pilihan protokol routing yan g tepat. Latihan

(6)

Quagga merupakan salah satu dari sekian banyak routing software yang support RIP v1, RIP v2, RIP ng, OSPFv2, OSPFv3, B GP-4, and B GP-4+. Selain suport IP v4 quagga juga telah men -support IP v6. Quagga di distribusikan di bawah GP L. Yang menarik dari quagga adalah command yang digunakan mirip sek ali dengan command yang digunakan router cisco. Tentu saja hal ini memudahkan para pengguna router cisco untuk menggunakannya sebagai alternat if routing software. Hany a saja fungsi quagga tidak selengkap dari router cisco. Quagga dapat berjalan pada :

 GNU/Linux 2.4.x and higher

 FreeBS D 4.x and higher

 NetBSD 1.6 and higher

 OpenBSD 2.5 and higher

 Solaris 8 and higher

Cara install quagga (menggunakan OS Ubuntu 8. 04) : Untuk melihat versi quagga

root# apt-cache policy quagga quagga:

Installed: 0.99.9-2ubuntu1.3 Candidate: 0.99.9-2ubuntu1. 3 Version table:

*** 0.99.9-2ubuntu1. 3 0

500 http://kambing. vlsm.org hardy-updates/main Packages 500 http://kambing. vlsm.org hardy-sec urity/main Packages 100 / var/lib/dpkg/status

0.99.9-2ubuntu1 0

500 http://kambing. vlsm.org hardy/main Packages Untuk instalasi

root#apt-get install quagga

Mengaktifkan servis dari quagga ada di /etc/quagga/daemon zebra=yes bgpd=no ospfd=yes ospf6d=no ripd=no ripngd=no isisd=no

Copy sample kongurasi dari /usr/share/doc/quagga/examples dan hapus tulisan “sample” root# cp /usr/share/doc/quagga/examples/zebra.conf.sample /etc/quagga/zebra.conf root# cp /usr/share/doc/quagga/examples/ospfd.conf.sample /etc/quagga/ospfd.conf Setelah seles ai restart quagga

root#/ etc/init.d/quagga restart Sekarang masuk ke dalam zebra root# telnet localhost zebra Trying 127.0.0.1…

Connected to localhost. Escape character is „^]‟.

Hello, this is Quagga (version 0.99.9). Copy right 1996-2005 Kunihiro Ishiguro, et al. User Access Verification

Password:

Melihat konfigurasi dengan command show running-config quagga-router# sh run Current configuration: ! hostname phoenix-router password xxxxxxxxx enable password xxxxxxxxx service password-encry ption

(7)

! interface eth0 description Ke Kanan bandwidth 10000000 ip address 192.168. 10.1/24 ipv6 nd suppress-ra ! interface eth1 description Ke Kiri bandwidth 10000000 ip address 192.168. 11.1/24 ipv6 nd suppress-ra ! interface eth2 description Ke Atas bandwidth 10000000 ip address 192.168. 12.1/24 ipv6 nd suppress-ra ! interface eth3 description Ke Bawah bandwidth 10000000 ip address 192.168. 13.1/24 ipv6 nd suppress-ra ! interface lo ! ip forwarding ! ! line vty ! end quagga-router# Untuk routing protoc ol root# telnet localhost ospfd Trying 127.0.0.1…

Connected to localhost. Escape character is „^]‟.

Hello, this is Quagga (version 0.99.9). Copy right 1996-2005 Kunihiro Ishiguro, et al. User Access Verification

Password:xxxxx ospfd> en

Password:xxxxx ospfd# ospfd# conf t

ospfd(config)# router ospf ospfd(config-rout er)# net wo

ospfd(config-rout er)# net work 192.168.10.0/24 area 0 ospfd(config-rout er)# net work 192.168.11.0/24 area 0 Cont oh show ip route dari quagga :

quagga-router#show ip rout e

Codes: K – kernel route, C – connected, S – static, R – RIP, O – OSPF, I – ISIS, B – BGP, > – selected route, * – FIB route

K>* 0.0.0.0/0 via 1192.168.13.1, eth1

C>* 192.168.10.1/32 is directly connected, eth0

O 192.168.10.0/24 [110/1] is directly connected, eth0, 03:45:56 C>* 192.168.11.1/24 is directly connected, eth1

O 192.168.11.0/24 [110/1] is directly connected, eth1, 03:45:56 quagga-router#

(8)

Referensi

Dokumen terkait

Pada protokol yang bersifat link state atau disebut shortest path protocol. Router yang menggunakan protokol jenis ini membuat tiga tabel terpisah. Sebuah tabel dialokasikan

Pada protokol yang bersifat link state atau disebut shortest path protocol. Router yang menggunakan protokol jenis ini membuat tiga tabel terpisah. Sebuah tabel dialokasikan

routing pada setiap router secara otomatis walaupun terjadi perubahan kondisi jalur atau

| Direct Broadcast Address digunakan oleh router untuk mengirimkan pesan ke semua terminal yang berada pada jaringan local. terminal yang berada pada

Kelebihan EIGRP dibandingkan dengan protokol lain yaitu kecepatan konvergensinya dimana pada saat jaringan mengalami masalah atau gangguan maka router akan

Routing BGP memiliki kelebihan dibandingkan dengan protokol lain yaitu kecepatan konvergensinya dimana pada saat jaringan mengalami masalah atau gangguan maka router

Waktu konvergensi adalah waktu yang diperlukan protokol routing untuk beberapa router memiliki informasi perutean dalam sebuah topologi, jika ada perubahan router yang

Kelebihan EIGRP dibandingkan dengan protokol lain yaitu kecepatan konvergensinya dimana pada saat jaringan mengalami masalah atau gangguan maka router akan