• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI MENERAPKAN SIFAT-SIFAT CAHAYA PADA KEGIATAN MEMBUAT SUATU KARYA MELALUI METODE EKSPERIMEN DI KELAS V SD NEGERI KEDONDONG - repository perpustakaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI MENERAPKAN SIFAT-SIFAT CAHAYA PADA KEGIATAN MEMBUAT SUATU KARYA MELALUI METODE EKSPERIMEN DI KELAS V SD NEGERI KEDONDONG - repository perpustakaan"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

1. Pengertian Belajar

Menurut Gagne (Susanto,2013:1), menyatakan bahwa“ Belajar

dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah prilakunya sebagai akibat pengalaman.”Prilaku yang didasarkan pada

aspek pengalaman ini berkaitan dengan aspek mendasarnya yaitu aspek pengetahuan”. “Menurut Slameto (2010:02) Secara psikologis, belajar

merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.”

Konsep yang hampir sama diuraikan oleh dua pakar tentang belajar dan pada intinya menimbulkan konsep bahwa pengalaman atau faktor lingkungan menjadi domain utama siswa dapat berubah tingkahlakunya yang merupakan indikator tercapai seorang dalam belajar.Berawal dari sebuah pengalaman yang didapatkan oleh setiap orang tersebut maka secara bertahap mereka akan mendapatkan sebuah pengetahuan dan mendapatkan sebuah karakter dari aplikasi sikap yang sudah membudaya dan membiasa.

(2)

menyelesaikan masalahnya.Sesuaidengan anggapan ini Gestalt (Slameto,2010:9) menyatakan “Belajar yang penting adalah adanya penyesuaian pertama yaitu memperoleh rensponse yang tepat untuk memecahkan problem yang dihadapi.”Syah (2010:93) menyatakan bahwa “Belajar adalah key term (istilah kunci) yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan”.Tanpa belajar sesungguhnya tidak pernah ada

pendidikan sebagi suatu proses belajar.

Menurut pendapat ahli di atas tentang definisi belajar seungguhnya menyatakan bahwa seorang melakukan sebuah tahap mencari informasi berdasarkan pengalaman dan permasalahan yang muncul sebagai sebab dan akibat munculnya solusi pemecahan belajar dan pendidikan bermula pada aspek belajar dan pengembangan aspek atau dengan kata lain, “Belajar juga dapat membentuk sebuah tingkah laku yang relatif menetap”. (Asep,2012:14).

2. Prestasi belajar

a. Pengertian Prestasi belajar

(Arifin, 2011:12) menyatakan bahwa, prestasi prestasi berasal dari bahasa belanda yaitu prestatie. Menurut bahasa indonesia prestasi yang berarti “hasil usaha”. Sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh

(3)

beranggapan bahwa prestasi berakitan dengan sebuah produk dari sebuah kognitif yaitu berkaitan dengan sikap atau psikologis siswa. Siswa yang secara psikologis baik maka akan berpengaruh pada daya pikir intelektualitas.

Sesuai dengan anggapan tersebut syah (2010:148) memperkuat gagasan dengan teori yang sama yaitu “prestasi belajar adalah

mengungkapkan hasil belajar ideal yang meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa”. Prestasi belajar erat kaitannya dengan sebuah pemahaman

konseptual bagi siswa tentang fenomena yang dilihat dan ketahuinya yang dijadikannnya sebagi stimulus dalam bertindak.

b. Fungsi prestasi belajar

Menurut (arifin, 2011:12) fungsi prestasi belajar adalah sebagai berikut:

1. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai peserta didik

2. Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. Para ahli psikologi biasanya menyebut hal ini sebagai tendensi keingintahuan (couriousity) dan merupakan kebutuhan umum manusia

3. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan asumsinya adalah prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi peserta didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi dan berperan sebagai umpan balik (feedback) dalam meningkatkan mutu pendidikan.

4. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan. Indikator intern dalam arti bahwa prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat produktivitas suatu institusi pendidikan.

(4)

Prestasi belajar erat kaitanya dengan sebuah kemampuan dari seseorang untuk menyerap ilmu yang ada berdasarkan rasa ingin tahunya. Pembelajaran dengan menitik beratkan pada prestasi bukan hanya pad segi ingin tahunya secara langsung bisa termaati namun lebih jauh anggapan yang menyebar tentang prestasi adalah sebuah nilai yang dapat dihasilkan baik. Sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Djamarah (1997) dalam journal imliah yang ditulis oleh Rina (2014 : 5) , Prestasi belajar adalah penilaian pendidikan tentang kemajuan siswa dalam segala sesuatu yang dipelajari di sekolah yang menyangkut pengetahuan atau kecakapan/keterampilan yang dinyatakan sesudah hasil penilaian. c. Faktor yang mepengaruhi Prestasi belajar Siswa

Menurut Mulyasa (2006:190) faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah :

1. Faktor Eksternal yang berpengaruh pada prestasi belajar adalah faktor sosial dan faktor non sosial. Faktor sosial berkaitan dengan hubungan antara manusia yang terjadi dalam berbagai situasi sosial. Faktor ini meliputi :teman, Masyarakat keluarga dan sekolah.

2. Faktor internal

(5)

a. Faktor fisiologis, yang menyangkut keadaan jasmani atau fisik individu, yang dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu keadaan jasmani pada umumnya dan keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu terutama panca indra.

b. Faktor-faktor psikologis yang berasal dari diri seperti intelegensi ,minat siakp dan motivasi.Intelegensi merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap tinggi rendahnya prestasi belajar. Intelegensi merupakan dasar potensial bagi pencapaian hasil belajar, dengan kata lain adalah hasil belajar dapat dicapai dengan tingkat

intelegensi dan hasil belajar tidak akan melebihi tingkat intelgensinya.

d. Beberapa usaha dalam meningkatkan Prestasi belajar

Mulyasa (2006:195) mengemukakan bahwa banyak hal yang perlu diperhatikan dalam peningkatan prestasi belajar, diantaranya adalah:

1) Keadaan jasmani

2) Keadaan sosial emosional 3) Lingkungan

4) Memulai pelajaran 5) membagi pekerjaan 6) Kontrol

(6)

8) Menggunakan waktu 9) Cara mempelajari buku

10) Mempertinggi kecepatan membaca peserta didik

Prinsip dasar pengukuran prestasi menurut Gronland (dalam Azwar,2011: 18) adalah sebagai berikut :

1) Tes prestasi harus mengukur hasil belajar yang telah dibatasi secara jelas sesuai dengan tujuan instruksional.

2) Tes prestasi harus mengukur suatu sempel yang reprsentif dari hasil belajar dan dari materi yang dicakup oleh program instruksional atau pengajaran.

3) Tes prestasi harus berisi item–item dengan tipe yang paling cocok guna mengukur hasil belajar yang diinginkan.

4) Tes prestasi harus dirancang sedemikian rupa agar sesuai dengan tujuan penggunaan hasilnya.

5) Reabilitas tes prestasi harus diusahakan setinggi mungkin dan hasil ukurnya harus ditafsirkan dengan hati–hati.

6) Tes prestasi harus dapat digunakan untuk meningkatkan belajar para anak didik.

3. Metode Pembelajaran Eksperimen A. Pengertian Metode Eksperimen

(7)

itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru. Metode eksperimen memungkinkan siswa untuk bergerak aktive mencari jawaban berdasarkan konsep materi yang siswa temukan sendiri. Sejalan dengan anggapan tersebut Djamarah dalam dalam sitiatava (2013: 132) menyatakan bahwa metode eksperimen merupakan cara penyajian pelajaran saat siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesutau yang dipelajarinya. Kegiatan dalam pembelajaran menggunakan metode eksperimen memungkinkan kemampuan siswa untuk berfikir bebas dan tak terikat pada suatu konsep yang belum tentu bisa dipertanggung jawabkan. Pembelajaran dengan metode ini diarahkan untuk menemukan konsep dan menyimpan konsep teresebut dalam memori siswa. Menurut (willis, 2006 :80) berpendapat bahwa belajar penemuan memungkinkan siswa untuk berfikir secara bebas.

B. Prosedur pelaksanaan metode ekperimen (roestiyah :81) menyatakan bahwa :

a. Perlu dijelaskan kepada siswa tentang tujuan eksperimen, mereka harus memahami masalah yang akan dibuktikan melalui eksperimen.

b. Kepada siswa perlu diterangkan pula tentang :

 Alat alat serta bahan –bahan yang digunakan dalam

(8)

 Agar tidak mengalami kegagalan siswa perlu mengetahui

variabel variabel yang harus dikontrol dengan ketat  Urutan yang akan ditempuh sewaktu eksperimen

beralngsung

 seluruh proses atau hal-hal penting saja yang akan

dicatat.

 Perlu menetapkan bentuk catatan atau laporan berupa

uraian, perhitungan grafis dan sebagainya.

c. Selama eksperimen berlangsung, guru harus mengawasi pekerjaan siswa. Bila perlu memberi saran atau pertanyaan yang menunjang kesempurnaan jalannya eksperimen.

d. Setelah eksperimen selesai guru harus mengumpulkan hasil penelitian siswa, mendiskusikan kelas dan mengevaluasi dengan tes atau skedar tanya jawab.

Pelaksanaan metode ekseperimen pada dasarnya menuntut suatu persiapan yang matang. Guru dalam membarikan materi tidak secara langsung menyampaikan dasar teori tersebut namun siswa perlu untuk mencari kosep dari teroi yang mereka buat berdasarkan pengamatan, sehingga siswa perlu mempersiapkan bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaannya dalam pembelajaran.

(9)

a) Siswa mampu mengumpulkan data-data dan informasi yang diperoleh

b) Melatih siswa dalam merancang, mempersiapkan melaksanakan dan melaporkan percobaan

c) Melatih siswa dalam menggunakan logika berfikir induktif guna menarik kesimpulan dari fakta.

D. Kelebihan metode eksperimen

Metode eksperimen banyak digunakan karena kemampuan metode ini dalam membuat kegiatan aktif dalam pembelajaran. Penggunaan metode eksperimen lebih lanjut memiliki kelebihan diantaranya :

a) Metode ini dapat membuat siswa percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdsarkan percobaannya sendiri dari pada hanya menerima informasi dari guru atau buku

b) Siswa bisa mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksplorasi (menjelajahi) tentang ilmu dan teknologi

(10)

d) Siswa memperoleh pengalaman dan pengalaman dalam melakukan eksperimen

e) Siswa terlibat aktif dalam mengumpulkan fakta dan informasi yang diperlukan saat percobaan

f) Siswa dapat menggunakan serta melaksanakan prosedur metode ilmiah dan berfikir ilmiah

g) Siswa bisa memperkaya pengalaman dengan hal hal yang bersifat objektif, realitas dan menghilangkan verbalisme.

h) Siswa lebih aktif berfikir dan berbuat, karena hal itulah yang sangat diharapkan dalam dunia pendidikan modern

i) Dengan melaksanakan proses eksperimen siswa bisa meperoleh ilmu pengetahuan sekaligus menemukan pengalaman praktis serta ketrampilan dalam menggunakan alat percobaan

j) Dengan eksperimen, siswa membuktikan sendiri kebenaran suatu teori, sehingga akan mengubah sikapnya yang percaya terhdap hal yang tidak logis. E. Selain memilki manfaat yang banyak metode eksperimen

memiliki berbagai macam pula kelemahan yaitu :

(11)

2) Jika eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama siswa harus menanti untuk melanjutkan pelajaran 3) Kesalahan dan kegagalan siswa yang tidak terdeteksi

oleh guru dalam bereksperimen berakibat siswa keliru dalam mengambil kesimpulan.

4) Sering kali mengalami kesulitan dalam melakukan eksperimen, karena guru dan siswa kurang berpengalaman dalam melakukan eksperimen.

4. ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA)

Mata pelajaran IPA menekankan sebuah pembuktian fenomena melalui sebuah percobaan dalam usaha merespon masalah-masalah yang ada pada alam yang diterapakan dalam proses mencari dalam belajar.Menurut H.W Fowler dalam Trianto (2011: 136) “Ilmu Pengetahuan Alam adalah pengetahuan yang sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan didasarkan terutama atas pengamatan dan deduksi”. “Mata pelajaran ilmu

pengetahuan alam (IPA) adalah rangkaian mata pelajaran dengan komponen bahasan terkait ruang lingkup alam lingkungan”. Susanto (2013: 166) menyatakan hal yang sama yaitu “IPA adalah usaha manusia

dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran,serta menggunakan prosedur dan dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapatkan suatu kesimpulan.” Muatan pembelajaran dalam

(12)

percobaan-oleh guru kepada para anak didiknya. Pengkaitan konsep berfikir tentang alam ini juga sudah diusahakan untuk diterapkan oleh para guru melalui pembelajaran yang menuntut anakbelajar di luar kelas maupun menuntut anak didik untuk berperan aktif mencari sebuah konsep belajar mandiri.

Susanto (2013:167) menyatakan bahwa hakikat pembelajaran sains dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian yaitu ilmu pengetahuan alam sebagai produk, proses dan sikap. Ketiga komponen ini Sutrisno (Susanto,2013:167) mengemukakan bahwa “IPA juga sebagai prosedur

dan IPA juga sebagai teknologi.Sikap dalam pembelajaran IPA adalah ilmiah jadi dengan pembelajaran IPA di sekolah dasar dapat menumbuhkan jiwa dan sikap ilmiah bagi para siswa”. Maksud dari sikap

ini adalah sikap ingin tahu,sikap percaya diri,jujur, tidak sombong,tidak tergesa gesa dan objektif. Pada kesempatan kali ini materi yang akan diangkat pada pembelajaran IPA adalah tentang pembuatan karya sederhana model benda dengan menggunakan pemanfaatan cahaya yang berupa lup,periskop. Sehingga peneliti memutuskan sebuah penelitian pada materi tersebut pada kelas V semter II.

Tabel. 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

(13)

Berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi dasar diatas dapat dirumuskan dalam materi tentang membuat karya dan model sederhana menggunakan periskop sebagai berikut :

Merancang dan Membuat Suatu Karya atau Model dengan Menerapkan

Sifat Cahaya.

Berdasarkan pengamatan mengenai sifat-sifat cahaya yang telah dipelajari sebelumnya, dapat membuat suatu karya atau model.Dengan memanfaatkanperalatan yang sederhana, kita dapat membuat alat-alat seperti periskop dan lensa.Sebelum membuat model, tentunya harus dirancang alat-alat tersebut. Setelah model atau karya tersebut jadi maka perlu menguji hasil rancangan tersebut dan menyempurnakannya.

1. Periskop

a. Kegunaan atau fungsi

(14)

Gambar 2.1 periskop

Sumber : ( Sulistyono, H & Wiyono, E: 2008)

Periskop digunakan pada tank dan kapal selam.Para navigator kapal di kapal selam memanfaatkan periskop untuk mengamati gerak-gerik yang terjadi di permukaan laut. Ketika melihat ujung bawah pada persikop, cahaya sejajar masuk lewat ujung atas mengenai cermin ,oleh cermin akan dipantulkan membentuk sudut 45 derajat ke cermin bawah yang juga membentuk 45 derajat.

Sinar-sinar pantul sejajartadi akan dipantulkan kembali ke mata yang melihat dari ujung bawah sehingga kamu dapat melihat benda-benda yang berada diujung atas.

2. Kaca Pembesar Sederhana

a) Kegunaan atau fungsi

Kaca pembesar atau lebih dikenal dengan lup merupakan alat yang digunakan untuk melihat benda-benda atau tulisan yang berukuran kecil. Alat ini biasanya digunakan oleh tukang arloji/jam untuk memperbaiki arloji/jam tersebut.

(15)

Lup atau kaca pembesar atau pembesar sederhana adalah lensa

cembung yang digunakan untuk membantu mata melihat suatu benda yang

sulit dilihat secara langsung menggunakan mata, misalnya tulisan yang

sangat kecil. Lup disebut pembesar sederhana karena lup mempunyai

kemampuan terbatas dalam memperbesar bayangan suatu benda. Pada

pelajaran selanjutnya, anda akan mempelajari pembesar tidak sederhana

seperti mikroskop, teropong bumi dan teropong bintang.

c) Cara Kerja Lup

Ketika dilihat dari jarak dekat, suatu benda tampak besar tetapi

ketika dilihat dari jarak sangat jauh, benda tersebut tampak kecil. Benda

berjarak dekat tampak besar karena ukuran bayangan benda yang terbentuk

pada retina, besar. Sebaliknya benda yang sama ketika dilihat dari jarak

sangat jauh tampak kecil karena ukuran bayangan benda yang terbentuk

pada retina, kecil. Jadi besar atau kecilnya suatu benda yang terlihat

oleh mata bergantung pada ukuran bayangan benda yang terbentuk pada

retina. Besar atau kecilnya bayangan benda yang terbentuk pada retina

bergantung pada sudut yang terbentuk antara mata dan benda tersebut.

3. Kaledoskop Sederhana

(16)

barang berwarna yang diletakkan diantaranya apabila dilihat dari ujung yang lain.

Sumber (BSE Kelas V IPA)

B. Hasil Penelitian yang relevan

Berdasarkan sebuah rumusan yang telah dilakukan oleh peneliti tentang permamalahan yang ada terkait dengan sebuah pembelajaran dengan strategi pembelajaran inkuiri sesuai dengan Journal yang disusun oleh Ambar. 1. Yoganatara, dkk (2014) dari mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja yang berjudul “PENGARUH METODE EKSPERIMEN TERHADAP PRESTASI

(17)

bahwa metode eksperimen berpengaruh terhadap prestasi belajar IPA pada siswa kelas IV SD di Gugus IV Kecamatan Buleleng..

2. Budi, S (2012) dosen FKIP universitas Muhmammadiyah Sidoarjo berdsarkan jorunal yang ditulis tentang” PENGARUH PENERAPAN

METODE EKSPERIMEN SEBAGAI IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA“. Penelitian yang dialkukan oleh Budi ini berkaitan dengan pengujian tentang metode eksperimen pada prestasi belajar siswa dengan penerapan kurikulum ktsp dengan hasil tindakan Jenis penelitian ini adalah kuantitatif eksperimental, menggunakan populasi dengan sampel 4 kelas, yaitu 3 kelas eksperimen dan 1 kelas kontrol. Berdasarkan analisis data diperoleh hasil dengan menggunakan uji t dapat disimpulkan bahwa penerapan metode eksperimen mempunyai pengaruh yang lebih baik terhadap prestasi siswa pada materi pokok perpindahan

C.Kerangka berfikir

(18)

pembelajaran.Sehingga perlu dilakukan sebuah pembelajaran dengan menggunakan sebuah metode agar siswa lebih aktif belajar.

Sesuai dengan gagasan yang telah tertuang di atas maka peneliti memutuskan untuk melakukan sebuah penelitian dengan menggunakan metode pembelajaran Eksperimen. Harapan peneliti dengan penerapan startegi pembelajaran inkuiri siswa lebih termotivasi belajar dan rasa ingin tahunya dalam skala waktu yang lebih panjang bisa dibentuk sehingga menimbulkan minat belajar siswa tentang apa yang dilihat didengar dan dirasakan siswa. Pembelajaran dengan metode eksperimen mendorong siswa mencari masalah dan menemukan sebuah konsep alam mereka belajar sehingga konsep itu akan selalu dikenang ketika siswa belajar karena mereka sudah melakukan dan menemukan sendiri konsep belajar mereka. Dengan demikian harapan peneliti akan peningkatan prestasi belajarny agar dapat terwujud secara maksimal.

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teoritis dan kerangka berfikir di atas, maka dalam penelitian tindakan ini diajukan hipotesis tindakan sebagai berikut :

Gambar

Tabel. 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Gambar  2.1 periskop

Referensi

Dokumen terkait

Batasan pada penelitian ini terletak pada penelitian pengaruh kualitas layanan dan kemudahan penggunaan terhadap kepuasan pelanggan dan informasi lisan pada

Masalah berkenaan dengan gejala yang tampak (yang ditangkap oleh pancaindera) yang muncul akibat rasa ingin tahu. Namun tidak semua hal yang kita rasakan merupakan masalah.

Sasaran dalam asuhan comtinue of care ini adalah Ny “M” GII P10001 32 minggu dengan Kurang Energi Kronis di BPM Minarti Amd.Keb Desa Trawasan Kecamatan Sumobito

Dan kepada semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah memberikan dukungan dan motivasi untuk dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.. Semoga skripsi

Sumber : Dirjen Perhubungan Darat, 1998. Pintu Masuk Dan Keluar Menjadi Satu. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pintu masuk

Penelitian lanjutan tersebut juga bermanfaat untuk mengetahui apakah pola ketergantungan untuk semua larutan asam berbentuk sama dengan pola ketergantungan pada larutan

Frekuensi manifestasi oral pada penderita diabetes melitus tipe 2 dengan risiko tinggi di RS Haji Medan.... Lembar Penjelasan Kepada Calon

Aliran bit dan rekonstruksi sinyal ucapan menghasilkan sinyal rekonstruksi yang paling buruk pada kondisi kanal AWGN dengan SNR = 10 dB (plot hasil rekonstruksi