• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis deskriptif atas strategi komunikasi pemasaran rokok LA Lights yang dilakukan oleh PT Djarum DSO Bogor - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Analisis deskriptif atas strategi komunikasi pemasaran rokok LA Lights yang dilakukan oleh PT Djarum DSO Bogor - USD Repository"

Copied!
181
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS DESKRIPTIF ATAS STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN ROKOK LA LIGHTS YANG DILAKUKAN OLEH PT

DJARUM DSO BOGOR

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh :

Amelia Permata Sari 032214033

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

ANALISIS DESKRIPTIF ATAS STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN ROKOK LA LIGHTS YANG DILAKUKAN OLEH PT

DJARUM DSO BOGOR

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh :

Amelia Permata Sari 032214033

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)
(4)
(5)

MOTTO dan PERSEMBAHAN

Life is a miracle

(6)

UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN MANAJEMEN-PROGRAM STUDI MANAJEMEN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul :

ANALISIS DESKRIPTIF ATAS STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN ROKOK LA LIGHTS YANG DILAKUKAN OLEH PT DJARUM DSO BOGOR

dan diajukan untuk diuji pada tanggal 29 September 2010 adalah hasil karya saya. Dengan ini, saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri, dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, saya tiru, atau saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan (disebutkan dalam referensi) pada penulis aslinya.

Bila dikemudian hari terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan tersebut maka saya bersedia menerima sanksi yaitu skripsi ini digugurkan, ijazah dikembalikan kepada pimpian Universitas Sanata Dharma dan gelar akademik yang saya peroleh (S.E.) dibatalkan serta bila diperlukan bersedia diproses sesuai dengan aturan perundang-undangan yang berlaku (UU No 20 Tahun 2003, pasal 25 dan pasal 70).

Yogyakarta, 8 Oktober 2010 Yang membuat pernyataan

(7)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama

: Amelia Permata Sari

 

Nomor Mahasiswa

: 03 2214 033

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

ANALISIS DESKRIPTIF ATAS STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN

ROKOK LA LIGHTS YANG DILAKUKAN OLEH PT DJARUM DSO BOGOR

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian, saya memberikan

kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan

dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,

mendistribusikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa

perlu meminta ijin ataupun memberikan royalti kepada saya selama tetap

mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 8 Oktober 2010

Yang menyatakan

(8)

ABSTRAK

Analisis Deskriptif Atas Strategi Komunikasi Pemasaran Rokok LA Lights Yang Dilakukan PT DJARUM DSO Bogor

AMELIA PERMATA SARI Universitas Sanata Dharma

Fakultas Ekonomi 2010

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui: (1) Mengetahui strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan PT DJARUM DSO Bogor pada tahun 2009; (2) Mengetahui cara PT DJARUM DSO Bogor dalam mengevaluasi efektivitas dari strategi komunikasi pemasaran yang sudah dipakai.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif model interaktif yang meliputi reduksi data, penyajian data, dan mengambil kesimpulan.

Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa: (1) Strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan PT DJARUM DSO Bogor terhadap produk rokok LA Lights adalah strategi tarik (pull strategy) yaitu perusahaan menggunakan iklan dan promosi guna mendorong pemakai akhir untuk meminta produk tersebut kepada perantara, dan mendorong perantara memesan produk itu kepada produsen. Strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh PT DJARUM DSO Bogor tersebut meliputi: (a) Analisis SWOT untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman; (b) Analisis STP untuk menetapkan: segmentation, targeting, dan positioning; (c) Marketing mix (bauran pemasaran) yang meliputi: produk, harga, distribusi, dan promosi; dan (d) Promotion mix (bauran promosi) meliputi: periklanan, promosi penjualan, marketing public relations, penjualan perorangan, sponshorship marketing, dan komunikasi di tempat pembelian; (2) Cara yang digunakan oleh PT DJARUM DSO Bogor dalam melakukan evaluasi efektivitas pelaksanaan strategi komunikasi pemasaran, adalah: (a) evaluasi anggaran komunikasi pemarasan, (b) monitoring terhadap OI (Outdoor-Indoor), TM (trade marketing), dan BTL (below the line); dan (3) Melakukan riset konsumen yang dilakukan oleh manajemen pusat dengan bekerjasam dengan pihak lain.

(9)

ABSTRACT

Descriptive Analysis on LA Lights Marketing Communication Strategy by PT Djarum DSO Bogor

AMELIA PERMATA SARI Sanata Dharma University

Faculty of Economics 2010

The purpose of this study is to: (1) Understand the marketing communication strategy taken by PT DJARUM DSO Bogor in 2009; (2) Understand how PT DJARUM DSO Bogor evaluates the effectiveness of the marketing communication strategies taken.

This study is descriptive. The data collection techniques used were interviews and documentations. While the data analysis used was interactive model qualitative descriptive that includes data reduction, data presentation, and conclusion withdrawal.

(10)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, yang telah melimpahkan berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Analisis Deskriptif Atas Strategi Komunikasi Pemasaran Rokok LA Lights Yang Dilakukan PT DJARUM DSO Bogor” yang disusun untuk melengkapi syarat-syarat penyelesaian Program Studi Strata 1 pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang berupa bimbingan, dorongan, nasihat ataupun bantuan lain. Pada kesempatan ini setulus hati penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada yang terhormat:

1. Dr. Ir. Paulus Wiryono Priyotamtama, S.J., M.Sc., Rektor Universitas Sanata Dharma atas kesempatan yang diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi.

2. Drs. Y. P. Supardiyono, Akt., M.Si., Dekan Fakultas Ekonomi atas bimbingan dan saran yang diberikan.

3. Venantius Mardi Widyadmono, S.E., M.B.A., Ketua Program Studi Manajemen yang telah memberikan izin untuk mengadakan penelitian untuk menyusun skripsi ini.

(11)

5. Ike Janita Dewi, S.E., MBA, Ph.D, selaku Dosen Pembimbing II yang telah berkenan membimbing dan mengarahkan penulis dengan penuh kesabaran hingga skripsi ini selesai.

6. Segenap Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Mrican, Yogyakarta yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam menuntut ilmu di perguruan tinggi ini.

7. Segenap Staf dan Karyawan Kesekretariatan Fakultas Ekonomi yang telah banyak memberikan bantuan dalam pengurusan segala sesuatu tentang perkuliahan.

8. Segenap Staf Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Mrican, Yogyakarta yang telah memberikan pelayanan yang baik kepada penulis.

9. Karyawan Pojok BEJ Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Mrican, Yogyakarta yang telah memberikan pelayanan yang baik kepada penulis. 10. Bapak Djarot Subagyo, selaku Manager Area PT Djarum DSO Bogor atas

kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk melakukan penelitian di PT Djarum DSO Bogor dan kesedian waktunya dalam proses wawancara.

11. Bapak Edy Sujarwo selaku Kepala DSO Bogor atas kesediaan waktunya dalam proses wawancara.

12. Bapak Juliusworo selaku Team Leader atas kesediaan waktunya dalam proses wawancara.

(12)

14. Prisma Junanda , bebebku tersayang, yang selalu percaya dan meyakinkanku kalau aku pasti bisa, Bilobo doank,…

15. Keluarga Purwokerto, Tante dan Ko Sasa, terimakasih atas dukungan dan doanya.

16. Anak-anak Beo 52, Tince dan Chika makasi sudah naik turun waktu pendadaran, Mami dan Olive atas semangatnya, dan special thanks buat Puput, Dek Yan, Tania dan Hera yang selalu bantuin dan nemenin saat aku “plonga-plongo” hehehe.

17. Dek Ari, Dek Ani, Anna, Boring, Tari, terimakasih untuk doa dan bantuannya dalam skripsiku.

18. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung membantu penyelesaian skripsi ini.

Semoga Tuhan Yesus Kristus melimpahkan rahmat dan karunia-Nya atas kebaikan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari sempurna dan banyak kekurangan. Walaupun demikian, besar harapan penulis semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

Yogyakarta,

(13)

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL ...

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... HALAMAN PENGESAHAN ... HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... HALAMAN ABSTRAK ... ABSTRACT ... HALAMAN KATA PENGANTAR ... HALAMAN DAFTAR ISI ... HALAMAN DAFTAR TABEL ... HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... BAB I

PENDAHULUAN ... A. Latar Belakang Masalah ... B. Rumusan Masalah ... C. Batasan Masalah ... D. Tujuan Penelitian ... E. Manfaat Penelitian ... F. Sistematika Penulisan ... BAB II

LANDASAN TEORI ... A. Arti Pemasaran ... B. Konsep Pemasaran... C. Peranan dan Fungsi Pemasaran ... D. Unsur-unsur Pemasaran ... E. Segmentation, Targeting, Positioning ... F. Bauran Pemasaran ...

(14)

G. Komunikasi Pemasaran ... H. Strategi Komunikasi Pemasaran ... I. Anggaran Komunikasi Pemasaran ... J. Mengukur Kefektivitasan Komunikasi Pemasaran ... BAB III

METODE PENELITIAN ... A. Jenis Penelitian ... B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... C. Subjek Penelitian dan Narasumber ... D. Objek Penelitian ... E. Sumber Data ... F. Teknik Pengambilan Data ... G. Teknik Analisis Data ... BAB IV

GAMBARAN UMUM PT DJARUM ... A. Sejarah Berdirinya PT Djarum ... B. Lokasi, Visi, dan Misi PT Djarum ... C. Struktur Organisasi ... D. Personalia ... E. Produksi ... F. Distribusi ... G. Keuangan ... H. Kegiatan Perusahaan ...

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... A. Karakteristik Produk Rokok LA Lights ... B. Strategi Komunikasi Pemasaran Produk Rokok LA Lights ... 1. SWOT produk rokok LA Lights ... 2. STP Komunikasi Pemasaran ...

(15)

3. Bauran Komunikasi Pemasaran Produk Rokok LA Lights . C. Evaluasi Efektivitas Pelaksanaan Strategi Komunikasi

Pemasaran Produk Rokok LA Lights ... 1. Jangkauan Komunikasi Pemasaran Produk Rokok LA

Lights ... 2. Anggaran Pelaksanaan Strategi Komunikasi Produk

Rokok LA Lights ... 3. Monitoring Pelaksanaan Strategi Komunikasi Pemasaran

Produk Rokok LA Lights ... 4. Riset Konsumen ... D. Analisis Pesaing ... BAB VI

PENUTUP ... A. Kesimpulan ... B. Saran ... C. Keterbatasan Penelitian ... DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN - LAMPIRAN………...

(16)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Klasifikasi Promotional Mix ………... Tabel 5.1 Tabel Pengajuan Anggaran ...

(17)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skema Model Proses Komunikasi ... Gambar 2.2 Skema Relasi Tujuan, Respon, dan Proses Pembelian ... Gambar 2.3 Skema Sasaran dan Peranan Dalam Komunikasi ... Gambar 2.4 Skema Komponen Pembentuk Pesan ... Gambar 2.5 Skema Bentuk Media Komunikasi ... Gambar 2.6 Skema Karakter Komponen Promosional Mix ... Gambar 4.1 Skema Struktur Organisasi PT Djarum ... Gambar 4.2 Djarum Super ... Gambar 4.3 Djarum Coklat ... Gambar 4.4 Djarum 76 ... Gambar 4.5 Djarum Istimewa ... Gambar 4.6 LA Lights ... Gambar 4.7 LA Lights Menthol ... Gambar 4.8 Djarum Black ... Gambar 4.9 Djarum Black Capuccino ... Gambar 4.10 Djarum Black Tea ... Gambar 4.11 Djarum Black Menthol ... Gambar 4.12 Djarum Black Slim ... Gambar 4.13 Cigarillos ... Gambar 4.14 Gold Seal ... Gambar 4.15 Dos Hermanos ... Gambar 4.16 Djarum Special ... Gambar 4.17 Djarum Black ... Gambar 4.18 Djarum Black Supersmooth ... Gambar 4.19 Gold Seal ... Gambar 4.20 Djarum Cherry ... Gambar 4.31 Djarum Supersmooth ...

(18)

Gambar 4.22 Djarum Black Menthol Supersmooth ... Gambar 4.23 Djarum Spice Island ... Gambar 4.24 LA Lights ... Gambar 4.25 LA Lights Menthol ... Gambar 4.26 Djarum Splash ... Gambar 4.27 Djarum Super ... Gambar 4.28 Djarum Vanilla ... Gambar 4.29 Djarum Bali Hai ... Gambar 4.30 Djarum Menthol ... Gambar 4.31 Skema Distribusi PT Djarum ... Gambar 4.32 Djarum Bakti Olahraga ... Gambar 4.33 Djarum Bakti Lingkungan ... Gambar 4.34 Djarum Bakti Pendidikan ... Gambar 5.1 LA Lights ... Gambar 5.2 Billboard 6 x 12 m ... Gambar 5.3 Baliho 6 x 4 m ... Gambar 5.4 Panel Shop 1 x 4 m ... Gambar 5.5 Gian Tin Plate 1 x 2 m ... Gambar 5.6 Layar Toko Vinyl 1 x 3 m ... Gambar 5.7 Sticker List 3 x 40 cm ... Gambar 5.8 String Banner 30 x 60 cm ... Gambar 5.9 Vertikal Banner Non Permanen 3 x 0,9 m ... Gambar 5.10 Diagram Komposisi Presentase Budgeting PT DJARUM

DSO Bogor ... Gambar 5.11 Penataan Produk Rokok LA Lights yang Dianggap Menarik .. Gambar 5.12 LA Lights Mensponsori Acara ... Gambar 5.13 Show Case Produk Rokok LA Lights ...

(19)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keberadaan industri rokok di Indonesia sangat dilematis. Di satu sisi diharapkan menjadi salah satu sumber pembiayaan bagi pemerintah karena cukai rokok diakui mempunyai peranan penting dalam penerimaan negara, namun disisi lain rokok dikampanyekan untuk dihindari karena alasan kesehatan.

(20)

PT DJARUM merupakan perusahan rokok kretek terkemuka di Indonesia dan menguasai pangsa pasar industri rokok kretek terbesar ke tiga di Indonesia. PT DJARUM didirikan oleh Oei Wie Gwan dari sebuah pabrik rokok kecil di Kudus yang dibelinya pada tahun 1951. Perusahaan ini nyaris punah pada saat terbakar dan saat Oei Wie Gwan meninggal. Karena kegigihan dari dua bersaudara putra dari Oei Wie Gwan yang membangun kembali puing-puing yang tersisa sehingga PT DJARUM dapat tetap bertahan. Mengawali sukses dengan sigaret kretek tangan (SKT), PT DJARUM kemudian sukses juga merambah sigaret kretek mesin (SKM).

PT DJARUM menempati posisi ke tiga dalam industri rokok kretek di Indonesia dengan jumlah produksi 20,9 milyar batang rokok dengan porsi SKM 9,3 milyar batang (44,5%). Pada tahun 1985 dan 1986 PT DJARUM pernah menduduki posisi teratas dalam produksi rokok kretek dalam negeri, meninggalkan PT Gudang Garam.

Produk rokok yang diproduksi PT DJARUM antara lain Djarum Super, Djarum 76, Djarum Coklat, Djarum Istimewa, LA Lights, LA Lights Menthol, Djarum Black Capuccino, Djarum Black Tea, Djarum Black Menthol, Djarum Black Slim, Cigarillos, Gold Seal, Dos Hermanos. Ini merupakan produk rokok yang dipasarkan dalam negeri dan masih ad bermacam yang dipasarkan diluar negeri.

(21)

mempromosikan LA Lights baik media elektronik maupun media massa selalu menginisialkan tokoh remaja sehingga membuat citra (brand image) bahwa rokok ini diprioritaskan untuk kalangan anak muda. Promo lain yang sering dilakukan yaitu mensponsori event-event musik yang kerap diminati anak muda sehingga lebih mengenal dan mengerti terhadap rokok LA Lights ini.

Rokok LA Lights ini termasuk dalam kategori rokok putih dan berdasar cara pembuatannya termasuk dalam rokok SKM. Rokok ini mempunyai cirri yaitu rendah tar dan rendah nikotin, dengan kandungan Tar 15 mg dan Nikotin 1mg. Terdapat inovasi dalam pembuatan rokok ini yaitu Triple Blended. Triple Blended adalah 3X proses untuk memperoleh campuran tembakau yang lebih halus dan rata disetiap batang rokoknya.

Ada beberapa produsen rokok yang menghasilkan rokok jenis ini (rokok putih dan SKM) di Indonesia, seperti Sampoerna Mild, Class Mild, X Mild , U Mild juga Star Mild. Dapat dikatakan rokok-rokok itu merupakan pesaing dari produk rokok LA Lights.

(22)

Keefektivitasan komunikasi pemasaran juga harus menjadi perhatian perusahaan karena jika tanpa control yang baik, perusahaan bukan mendapat keuntungan dengan diterimanya maksud komunikasi pemasaran produk kepada konsumen, tetapi dapat mengalami kerugian karenanya.

Komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan berbeda pada tiap daerahnya, walaupun tetap ada garis besar dan melalui persetujuan dari pusat tetapi ada sedikit perubahan tiap daerahnya. Hal ini dikarenakan budaya bangsa kita yang bermacam, seperti bahasa dan kebiasaaannya. Ini dimaksudkan agar apa yang akan disampaikan oleh perusahaan dapat diterima oleh masyarakat disuatu daerah tertentu dengan lebih mudah.

Berangkat dari uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk mengetahui mengenai strategi komunikasi pemasaran dan evaluasi keefektivitasannya pada PT DJARUM DSO Bogor. Pada penelitian ini dilakukan penelitian deskriptif, yakni penelitian yang didasarkan pada informasi tentang perusahaan baik berupa data maupun lisan. Penelitian deskriptif dilakukan untuk melihat satrategi komunikasi pemasaran pada PT DJARUM DSO Bogor dan evaluasi dalam menilai keefektivitasannya. Penelitian ini akan dilakukan dengan cara wawancara dengan orang-orang yang berhubungan langsung.

(23)

B. Rumusan Masalah

Melihat latar belakang yang ada maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan PT DJARUM DSO Bogor tahun 2009?

2. Bagaimanakah cara PT DJARUM DSO Bogor dalam mengevaluasi efektivitas dari strategi komunikasi pemasaran yang sudah dipakai?

C. Batasan Masalah

Peneliti hanya membatasi pada komunikasi pemasaran PT DJARUM DSO Bogor, khususnya produk rokok LA Lights.

D. Tujuan Penelitian

Penelitian dilaksanakan dengan tujuan untuk :

1. Mengetahui strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan PT DJARUM DSO Bogor pada tahun 2009

(24)

E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan dalam hal perencanaan strategi pemasaran dan dalam penerapannya bagi perusahaan, sehingga dapat menjadi pedoman bagi manajemen dalam menerapkan strategi komunikasi pemasaran.

2. Bagi Universitas

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah koleksi perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, khususnya pada bidang pemasaran.

3. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu peneliti untuk merealisasikan teori-teori yang telah didapat dari perkuliahan.

F. Sistematika Penulisan

BAB I : Pendahuluan

(25)

BAB II : Landasan Teori

Dalam bab ini akan diuraikan tentang teori-teori yang akan digunakan sebagai dasar dalam mengolah data yang penulis peroleh, dan kerangka pemikiran teoritis.

BAB III : Metode Penelitian

Dalam bab ini akan diuraikan tentang jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, subjek dan objek penelitian, sumber data, variabel penelitian, dan teknik pengumpulan data.

BAB IV: Gambaran Umum Perusahaan

Bab ini berisi tentang gambaran umum perusahaan yaitu sejarah singkat perusahaan, visi dan misi perusahaan, struktur organisai, lokasi perusahaan, personalia, produksi, distribusi, keuangan, kegiatan perusahaan.

BAB V : Analisis Data dan Pembahasan

Dalam bab ini data-data yang diperoleh dibahas dan dihubungkan dengan teori-teori yang ada.

BAB VI: Penutup

Bab ini berisikan kesimpulan, saran-saran penulis yang sekiranya bermanfaat bagi pihak-pihak yang terkait serta keterbatasan yang ada dalam penelitian.

(26)

BAB II LANDASAN TEORI

A. Arti Pemasaran

Pemasaran adalah suatu proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain (Kotler, 2000: 9).

Pemasaran tersebut berkaitan dengan pelaksanaan manajemen. Menurut Asosiasi Pemasaran Amerika, manajemen pemasaran mempunyai definisi sebagai berikut :

Manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dalam pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi, serta penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran individu dan organisasi. (Kotler, 2000: 9).

B. Konsep Pemasaran

Ada lima konsep yang dijadikan pedoman oleh organisasi untuk melakukan kegiatan pemasaran yaitu (Kotler 2000: 19):

1. Konsep Produksi

(27)

produk yang tersedia secara luas dan murah. Orientasi konsep ini yaitu mencapai efisiensi produksi yang tinggi, biaya yang rendah, dan distribusi secara besar – besaran. Orientsi ini dapat dimaklumi di Negara – Negara berkembang, dimana konsumen lebih tertarik untuk mendapatkan produk daripada fiturnya. Orientasi ini juga berguna bila sebuah perusahaan ingin memperluas pasar. Kelemahannya orientasi manajemen seperti ini mudah untuk dituduh sebagai penghasil jasa yang bermutu rendah dan kurang menghargai manusia.

2. Konsep Produk

Konsep produk menegaskan bahwa konsumen akan menyukai produk – produk yang menawarkan ciri paling bermutu, berkinerja, atau inovativ. Orientasinya untuk menghasilkan produk yang unggul dan menigkatkan kualitasnya sepanjang waktu. Kelemahannya para manajer kadang terperangkap akan kecintaan produk mereka dan tidak menyadari apa yang dibutuhkan oleh pasar, bahkan tidak mengamati produk – produk pesaing.

3. Konsep Penjualan

(28)

menjelek – jelekan produk atau mengadu ke organisasi konsumen, padahal sebuah kajian menunjukan sebaliknya.

4. Konsep Pemasaran

Konsep pemasaran menegaskan bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasional yang ditetapkan adalah perusahaan tersebut harus menjadi lebih efektif dibandingkan para pesaing dalam menciptakan, menyerahkan, dan mengkomunikasikan mengenai pelanggan kepada pasar sasaran yang terpilih.

Konsep pemasaran terdiri atas empat pilar: pasar sasaran, kebutuhan pelanggan, pemasaran terpadu, dan kemampuan menghasilkan laba. Perbedaan antara konsep penjualan dan konsep pemasaran adalah :

a. Konsep Penjualan :

Titik awalnya: Pabrik – Fokusnya: Produk – Sarananya: Menjual dan Berpromosi – Hasilnya: Laba yang melalui Volume Penjualan.

b. Konsep Pemasaran :

Titik awalnya: Pasar Sasaran -- Fokusnya: Kebutuhan Pelanggan -- Sarananya: Pemasaran Terintegrasi -- Hasilnya: Laba melalui Kepuasan Pelanggan.

5. Konsep Pemasaran Masyarakat

(29)

pasar sasaran dan memberikan kepuasan yang diinginkan secara lebih efektif dan efisien dibandingkan pesaing dengan tetap memelihara atau meningkatkan kesejahteraan masyarkat dan konsumen. Disini mereka harus menyeimbangkan dan mengatur kriteria laba perusahaan, pemuasan keinginan konsumen, dan kepentingan public yang secara berkonflik. Perusahaan itu mempraktikan suatu bentuk konsep pemasaran masyarakat yang disebut pemasaran peduli masyarakat. Kelemahannya hal ini membuat konsumen merasa telah memenuhi tugas – tugas kemanusiaan mereka dengan membeli produk – produk sebagai ganti dengan member sumbangan langsung ke program kepeduliaan yang dipilih.

C. Peranan dan Fungsi Pemasaran

(30)

Pemasaran memiliki fungsi sebagai berikut: 1. Fungsi Pertukaran

Dengan pemasaran pembeli dapat membeli produk dari produsen baik dengan menukar uang dengan produk maupun pertukaran produk dengan produk (barter) untuk dipakai sendiri atau untuk dijual kembali.

2. Fungsi Distribusi Fisik

Distribusi fisik suatu produk dilakukan dengan cara mengangkut serta menyimpan produk. Produk diangkut dari produsen mendekati kebutuhan konsumen dengan banyak cara baik melalui air, darat, udara, dsb. Penyimpanan produk mengedepankan menjaga pasokan produk agar tidak kekurangan saat dibutuhkan.

3. Fungsi Perantara

Untuk menyampaikan produk dari tangan produsen ke tangan konsumen dapat dilakukan melalui perantara pemasaran yang menghubungkan aktivitas pertukaran dengan distribusi fisik. Aktivitas fungsi perantara antara lain seperti pengurangan resiko, pembiayaan, pencarian informasi serta standarisasi / penggolongan produk.

D. Unsur – unsur Pemasaran

(31)

1. Unsur Strategi Persaingan

Unsur startegi persaingan ini meliputi:

a. Segmentation (Segmen Pasar) adalah tindakan

mengidentifikasi dan membentuk kelompok pembeli atau konsumen atas dasar membagi pasar bergeser dari geografis, demografis, psikografis, perilaku dan akhirnya individu. Beberapa variable-variable untuk mensegmentasi pasar adalah :

1) Variabel Geografis adalah variabel untuk melihat dimana pasar akan dituju atas dasar faktor where buy seperti : bangsa, Negara dan propinsi.

2) Variabel Demografis adalah variable untuk memilah-milah pasar atas dasar who they buy seperti : usia, jenis kelamin, pendapatan.

3) Variabel Psikografis adalah variable membagi pasar atas dasar factor why they buy seperi : kelas social, gaya hidup, kepribadian.

4) Variabel Perilaku adalah variable membagi pasar atas faktor how they buy dan mengacu pada kegiatan seperti : manfaat yang dicari, status pengguna, kesetiaan dan sikap.

b. Targeting adalah suatu tindakan untuk memilih satu atau lebih segmen pasar yang akan dimiliki.

(32)

produk yang ada di pasar ke dalam pikiran konsumen (Rangkuti, 1999: 49).

2. Unsur Taktik Pemasaran

Unsur taktik pemasaran ini meliputi:

a. Differentiation adalah cara membangun strategi pemasaran dalam aspek di perusahaan kegiatan membangun strategi pemasaran, yang membedakan differensiasi yang dilakukan suatu perusahaan apa yang dilakukan oleh perusahaan lain.

b. Marketing Mix adalah berkaitan dengan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan kebijakan produk, kebijakan harga, kebijakan promosi, kebijakan tempat, partisipasi orang, bukti fisik dan proses.

c. Selling (penjualan) adalah cara perusahaan menerapkan paling efektif dengan berinteraksi untuk kesusksesan kedua belah pihak dalam situasi win-win (Rangkuti,1999: 50).

3. Unsur nilai pemasaran

Unsur nilai pemasaran ini meliputi:

(33)

b. Pelayanan (service) adalah nilai yang berkaitandengan memberikan service/pelayanan untuk memuaskan konsumen dan harus ditingkatkan secara terus-menerus.

c. Proses (process) adalah nilai yang berkaitan dengan prinsip perusahaan untuk membuat setiap karyawan terlibat aktif dan mempunyai rasa tanggung jawab dalam proses memuaskan konsumen secara langsung maupun tidak langsung (Rangkuti 1999 : 51).

Berkaitan dengan hal tersebut di atas, di bawah ini akan dijelaskan unsur-unsur strategi persaingan yaitu: segmantation, targeting, positioning, dan taktik pemasaran yaitu marketing mix.

E. Segmantation, Targeting, Positioning

1. Segmentation

Segmentation (Segmen Pasar) adalah tindakan mengidentifikasi dan membentuk kelompok pembeli atau konsumen atas dasar membagi pasar bergeser dari geografis, demografis, psikografis, perilaku dan akhirnya individu. Gitosudarmo (2000:56) menambahkan manfaat segmentasi pasar ini, sebagai berikut:

a. Dapat membedakan antara segmen yang satu dengan segmen lainnya.

(34)

c. Dapat digunakan untuk mencari segmen mana yang potensinya paling besar.

d. Dapat digunakan untuk memilih segmen mana yang akan dijadikan pasar sasaran.

Kelemahan – kelemahan segmantasi :

a. Biaya produksi akan lebih tinggi, karena jangka waktu proses produksi lebih pendek.

b. Biaya penelitian/ riset pasar akan bertambah searah dengan banyaknya ragam dan macam segmen pasar yang ditetapkan.

c. Biaya promosi akan menjadi lebih tinggi, ketika sejumlah media tidak menyediakan diskon.

d. Kemungkinan akan menghadapi pesaing yang membidik segmen serupa. Bahkan mungkin akan terjadi persaingan yang tidak sehat, misalnya kanibalisme sesama produsen untuk produk dan segmen yang sama.

Peranan penting segmantasi dalam perusahaan adalah :

(35)

b. Segmentasi merupakan dasar untuk menentukan komponen-komponen strategi. Segmentasi yang disertai dengan pemilihan target market akan memberikan acuan dalam penentuan positioning.

c. Segmentasi merupakan faktor kunci untuk mengalahkan pesaing, dengan memandang pasar dari sudut yang unik dan cara yang berbeda dari yang dilakukan pesaing.

Langkah – langkah pembagian segmentasi adalah : a. Pendefinisian pasar yang ingin dimasuki

Maksudnya adalah kelompok pelanggan tertentu yang spesifik yang diinginkan perusahaan.

b. Identifikasi dasar/basis alternatif untuk segmentasi.

Untuk dasar bagi segmentasi perusahaan dapat melihat atas dasar demografi dan sosio ekonomi, psikografis, geografi, segmentasi benefit, respon promosional, segmentasi penggunaan, maupun segmentasi berdasarkan jasa.

c. Memilih dasar terbaik untuk segmentasi

(36)

d. Mengidentifikasikan dan menyeleksi segmen pasar

Menurut Kotler (2003:76) ada dua cara yang dapat dijadikan dasar dalam segementasi pasar, yaitu:

1) Consumen characteristic (karakteristik konsumen) yang

merupakan variabel utama dalam segementasi yang terdiri dari :

a). Segmentasi Geografi

Segmentasi ini membagi pasar menjadi unit-unit geografi yang berbeda, seperti negara, propinsi, kabupaten, kota, wilayah, daerah atau kawasan. Jadi dengan segmentasi ini, pemasar memperoleh kepastian kemana atau dimana produk ini harus dipasarkan.

b). Segmentasi Demografi

(37)

pengalaman, agama dan keturunan, misalnya: Jawa, Madura, Bali, Manado, Cina dan sebagainya.

c). Segmentasi Psikografi

Pada segmentasi ini pembeli dibagi menjadi kelompok-kelompok berdasarkan:

1) Status sosial, misalnya: pemimpin masyarakat, pendidik, golongan elite, golongan menengah, golongan rendah.

2) Gaya hidup misalnya: modern, tradisional, kuno, boros, hemat, mewah dan sebagainya.

3) Kepribadian, misalnya: penggemar, pecandu atau pemerhati suatu produk.

d). Segmentasi Tingkah Laku

Segmentasi tingkah laku mengelompokkan pembeli berdasarkan pada pengetahuan, sikap, penggunaan atau reaksi mereka terhadap suatu produk. Banyak pemasar yakin bahwa variabel tingkah laku merupakan awal paling baik untuk membentuk segmen pasar.

2). Consumer responses (respon konsumen)

(38)

akan dikelompokkan berdasarkan respon mereka terhadap produk atau jasa, seperti ada konsumen yang mementingkan kualitas dan ada konsumen yang mementingkan harga yang murah.

2. Targeting

Setelah perusahaan mengidentifikasi peluang segmen pasar, selanjutnya adalah mengevaluasi beragam segmen tersebut untuk memutuskan segmen mana yang menjadi target market.

Targeting adalah suatu tindakan untuk memilih satu atau lebih segmen pasar yang akan dimiliki.

3. Positioning

Positioning adalah penempatan posisi pasar dengan tujuan untuk membangun dan mengkombinasikan keunggulan bersaing produk yang ada di pasar ke dalam pikiran konsumen.

Tujuan dilakukannya positioning adalah untuk membedakan persepsi perusahaan berikut produk dan jasanya dari pesaing. Positioning dalam teorinya memang banyak mengedepankan unsur komunikasi.

(39)

dibandingkan dengan perusahaan lain. Latar belakang pemikiran positioning adalah untuk menciptakan citra (image) yang diharapkan, maksudnya adalah langsung terkait dengan bagaimana konsumen yang berada di segmen pasar tertentu atau spesifik itu mempersepsikan jasa perusahaan.

Tiga langkah melakukan positioning menurut Kotler:

a. Mengenali keunggulan-keunggulan yang dapat ditampilkan dalam hubungan dengan pesaing.

b. Memilih keunggulan-keunggulan yang paling kuat/menonjol.

c. Menyampaikan keunggulan-keunggulan itu secara efektif pada target pasar.

F. Bauran Pemasarn

Bauran pemasaran (marketing mix) adalah kombinasi dari variabel-variabel pemasaran yang dapat dikendalikan oleh manajer untuk menjalankan strategi pemasaran dalam upaya mencapai tujuan perusahaan didalam pasar tertentu. Variabel-variabel bauran pemasaran (marketing mix) meliputi :

1. Product Policy (kebijakan produk) adalah alat pemasaran

(40)

(costumer needs and wants). Untuk lebih jelas mengenai produk, perlu diketahui mengenai produk itu sendiri.

2. Price Policy (kebijakan harga) adalah sejumlah uang untuk pelanggan bayar untuk produk tertentu atau biaya bagi pembeli. 3. Place Policy (kebijakan distribusi) adalah berbagai kegiatan

yang dilakukan perusahaan untuk membuat produk dapat diperoleh dan tersedia bagi pelanggan sasaran atau kemudahan dalam memperolehnya (convenience goods).

4. Promotion Policy (kebijakan promosi) adalah semua kegiatan yang dilakukan untuk mengkonsumsikan dan mempromosikan produknya kepada pasar sasaran.

5. People Participant (partisipasi orang) adalah semua pelaku yang memainkan sebagian penyajian jasa dan karenanya mempengaruhi persepsi pembeli. Yang termasuk dalam elemen ini adalah karyawan perusahaan, konsumen dan konsumen lain dalam lingkungan jasa.

6. Phsical Evidence (bukti fisik) adalah lingkungan fisik dimana jasa disampaikan dan diman perusahaan dan konsumennya berinteraksi dan setiap komponen yang teangible memfasilitasi penampilan atau komunikasi jasa tersebut.

(41)

Mengingat produk rokok merupakan produk yang berupa barang, maka berikut ini akan disampaikan marketing mix yang berkaitan dengan produk barang, yaitu : produk, harga, distribusi, dan promosi.

1. Product (produk)

Produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan kepada suatu pasar untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan . Segala sesuatu yang termasuk ke dalamnya adalah barang berwujud, jasa, events, tempat, organisasi, ide atau pun kombinasi antara hal-hal yang baru saja disebutkan.

Berdasarkan fungsinya produk dibedakan menjadi tiga level : a. Level pertama adalah core product yaitu suatu produk yang fungsinya merupakan alasan dasar konsumen untuk membelinya. Contoh sederhana dari core product adalah pakaian, fungsinya dasarnya untuk melindungi tubuh manusia.

b. Level kedua adalah actual product adalah fitur-fitur yang ada pada produk untuk menambah nilainya. Misal desain yang menarik, nama merk, dan kemasan.

c. Level ketiga adalah augmented product adalah tambahan manfaat-manfaat yang tidak terpikirkan oleh konsumen tapi akan memberi kepuasan bagi mereka, seperti garansi.

(42)

a. Produk yang dibeli oleh konsumen untuk kepentingan sendiri disebut consumer product. Consumer product dibedakan menjadi tiga yaitu :

1) Convinience product adalah produk yang sering dibeli langsung, harganya rendah, biasanya kegiatan promosi dilakukan melalui mass advertising.

2) Shopping product adalah produk sekunder yang harganya lebih mahal daripada convenience product. Produk jenis ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan sekunder manusia. Dalam proses pembeliannya, orang memerlukan waktu untuk membandingkan baik dengan cara survey maupun tes.

3) Unsought product adalah produk yang sering tidak terpikir untuk dibeli konsumen, contohnya asuransi, tanah kuburan, dan ensiklopedi.

b. Produk yang dibeli oleh konsumen untuk kepentingan organisasi atau bisnisnya disebut business atau industria product. Produk bisnis bisa dikatakan sebagai produk yang dibeli untuk dijual lagi. Industria product dibagi menjadi tiga golongan yaitu:

1) Bahan baku dan bahan pembantu, 2) Bahan pendukung,

(43)

Hal lain yang wajib diperhatikan perusahaan dalam menyusun produk adalah adanya kenyataan bahwa setiap jenis produk mempunyai siklus kehidupan yang terdiri dari empat tahap yaitu :

a. Tahap pertumbuhan, b. Tahap kematangan c. Tahap kedewasaan d. Tahap penurunan.

Masing-masing tahap siklus kehidupan produk memerlukan strategi pemasaran yang berbeda. Strategi pemasaran yang dikembangkan didasarkan pada variabel bauran pemasaran dengan penekanan khusus pada salah satu variabel tertentu. Pada tahap perkenalan lebih diutamakan promosi, pada tahap pertumbuhan lebih diutamakan distribusi, pada tahap kedewasaan lebih diutamakan harga, dan pada tahap penurunan lebih diutamakan pengurangan biaya.

(44)

2. Price (harga)

Harga merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam pemasaran suatu produk karena harga adalah satu dari empat bauran pemasaran / marketing mix (4P = product, price, place, promotion / produk, harga, distribusi, promosi). Harga adalah suatu nilai tukar dari produk barang maupun jasa yang dinyatakan dalam satuan moneter.

Harga merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu perusahaan karena harga menentukan seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh perusahaan dari penjualan produknya baik berupa barang maupun jasa.

Menetapkan harga terlalu tinggi akan menyebabkan penjualan akan menurun, namun jika harga terlalu rendah akan mengurangi keuntungan yang dapat diperoleh organisasi perusahaan. Penatapan harga memiliki tujuan, yaitu :

a. Mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya

Dengan menetapkan harga yang kompetitif maka perusahaan akan mendulang untung yang optimal.

b. Mempertahankan perusahaan

(45)

c. Menggapai ROI (Return on Investment)

Perusahaan pasti menginginkan balik modal dari investasi yang ditanam pada perusahaan sehingga penetapan harga yang tepat akan mempercepat tercapainya modal kembali / roi.

d. Menguasai Pangsa Pasar

Dengan menetapkan harga rendah dibandingkan produk pesaing, dapat mengalihkan perhatian konsumen dari produk kompetitor yang ada di pasaran.

e. Mempertahankan status quo

Ketika perusahaan memiliki pasar tersendiri, maka perlu adanya pengaturan harga yang tepat agar dapat tetap mempertahankan pangsa pasar yang ada.

Faktor - faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menetapkan suatu tingkat harga meliputi: (1) kondisi perekonomian, (2) penawaran dan permintaan, (3) elastisitas permintaan, (4) persaingan, (5) biaya, (6) tujuan manajer, (7) pengawasan pemerintah.

Besarnya pengaruh masing-masing faktor tidak selalu sama, bergantung pada kondisi yang sedang berlaku. Setelah berbagai faktor dipertimbangkan maka harga dapat ditentukan melalui suatu proses yang terdiri atas sembilan tahap, yaitu:

a. menentukan tujuan penetapan harga,

(46)

c. mengantisipasi reaksi dalam persaingan,

d. menentukan pangsa pasar yang dapat diharapkan, e. memilih strategi harga untuk mencapai pasar sasaran, f. mempertimbangkan kebijakan pemasaran perusahaan, g. memilih metode penghitungan harga,

h. menetapkan tingkat harga, dan

i. menyesuaikan struktur harga terhadap variasi dalam permintaan dan biaya di masing-masing segmen pasar.

Ada tiga metode dalam menetapkan harga produk, yaitu: a. Pendekatan Permintaan dan Penawaran (supply demand approach)

Dari tingkat permintaan dan penawaran yang ada ditentukan harga keseimbangan (equilibrium price) dengan cara mencari harga yang mampu dibayar konsumen dan harga yang diterima produsen sehingga terbentuk jumlah yang diminta sama dengan jumlah yang ditawarkan.

b. Pendekatan Biaya (cost oriented approach)

Menentukan harga dengan cara menghitung biaya yang dikeluarkan produsen dengan tingkat keuntungan yang diinginkan baik dengan markup pricing dan break even analysis.

c. Pendekatan Pasar (market approach)

(47)

harga seperti situasi dan kondisi politik, persaingan, sosial budaya, dan lain-lain.

3. Place (distribusi)

Distribusi memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari dalam masyarakat. Dengan adanya saluran distribusi yang baik dapat menjamin ketersediaan produk yang dibutuhkan oleh masyarakat. Tanpa ada distribusi produsen akan kesulitan untuk memasarkan produknya dan konsumen pun harus bersusah payah mengejar produsen untuk dapat menikmati produknya.

Saluran distribusi adalah suatu jalur perantara pemasaran baik transportasi maupun penyimpanan suatu produk barang dan jasa dari tangan produsen ke tangan konsumen.

Alasan-alasan yang menguntungkan untuk digunakannya perantara dalam saluran distribusi mendorong produsen untuk mengembangkan saluran distribusi tidak langsung, meskipun saluran distribusi langsung juga diperlukan dalam kondisi tertentu.

(48)

Sedangkan untuk menentukan banyaknya penyalur, produsen mempunyai tiga alternatif pilihan, yaitu :

a. distribusi intensif dengan banyak penyalur pada tingkat pengecer, b. distribusi selektif dengan sedikit penyalur, dan

c. distribusi eksklusif dengan satu penyalur yang langsung melayani pelanggan.

Jika produsen sudah menentukan untuk menggunakan penyalur maka diperlukan pemilihan dan pengendalian saluran distribusi dengan mempertimbangkan biayanya.

Penentuan saluran distribusi bukanlah keputusan yang sederhana karena banyak hal yang harus dipertimbangkan. Oleh karena itu, model keputusan distribusi dan strategi distribusi perlu dirumuskan secara cermat. Untuk menentukan alternatif mana yang dianggap terbaik, dapatlah digunakan penghitungan secara kuantitatif, yaitu dengan menggunakan metode nilai faktor tertimbang.

(49)

Ada beberapa macam daluran distribusi barang dan jasa yaitu : a. Produsen ---> Konsumen (Umumnya Jasa)

Contoh : Bengkel, Rumah Makan, Pangkas Rambut, Salon, Panti Pijit, Dsb

b. Produsen ---> Retailer ---> Konsumen Contoh : Koran, Es Krim, Dll

c. Produsen ---> Wholesaler ---> Retailer ---> Konsumen Contoh : Mie Instan, Beras, Sayur-Mayur, Minuman Dalam Kemasan, dll

d. Produsen ---> Agen ---> Wholesaler ---> Retailer ---> Konsumen

Contoh : Barang Impor

e. Produsen ---> Industri (Produsen) Contoh : Pabrik mie telor menjual produknya ke pedagang

mie ayam gerobak keliling.

f. Produsen ---> Wholesaler ---> Industri (Produsen) Contoh : Suatu distributor membeli mesin berat dari luar negeri untuk dijual ke pabrik-pabrik di dalam negeri.

4. Promotion (promosi)

(50)

a. Menyebarkan informasi produk kepada target pasar potensial b. Untuk mendapatkan kenaikan penjualan dan profit

c. Untuk mendapatkan pelanggan baru dan menjaga kesetiaan pelanggan

d. Untuk menjaga kestabilan penjualan ketika terjadi lesu pasar e. Membedakan serta mengunggulkan produk dibanding produk

pesaing

f. Membentuk citra produk di mata konsumen sesuai dengan yang diinginkan.

Bauran promosi merupakan gabugan dari berbagai jenis promosi yang ada untuk suatu produk yang sama agar hasil dari kegiatan promo yang dilakukan dapat memberikan hasil yang maksimal. Sebelum melakukan prmosi sebaiknya dilakukan perencanaan matang yang mencakup bauran promosi sebagai berikut :

a. Iklan seperti iklan koran, majalah, radio, katalog, poster, dll. b. Publisitas positif maksimal dari pihak-pihak luar.

c. Promosi dari mulut ke mulut dengan memaksimalkan hal-hal positif.

d. Promosi penjualan dengan ikut pameran, membagikan sampel, dll.

e. Public relation / PR yang mengupayakan produk diterima

(51)

f. Personal selling / penjualan personal yang dilakukan tatap muka langsung

Rencana promosi, kemudian diadopsi untuk rencana periklanan, juga dibahas, meliputi delapan tahap, yaitu: (1) penentuan tujuan promosi, (2) pengidentifikasian pasar sasaran, (3) penyusunan anggaran, (4) pemilihan pesan, (5) penentuan bauran promosi, (6) pemilihan bauran media, (7) pengukuran efektivitas, (8) pengendalian dan pemodifikasian kampanye promosi.

G. Komunikasi Pemasaran

Menurut Terence A. Shimp (2000: 4) dijelaskan bahwa komunikasi adalah proses dimana pemikiran dan pemahaman disampaikan antar individu, atau antara organisasi dengan individu. Lebih lanjut dijelaskan bahwa pemasaran adalah sekumpulan kegiatan dimana perusahaan dan organisasi lainnya mentransfer nilai-nilai (pertukaran) antara mereka dengan pelanggannya.

Jadi dapat dikatakan bahwa komunikasi pemasaran adalah:

Mempresentasikan gabungan semua unsur dalam bauran pemasaran merek, yang memfasilitasi terjadinya pertukaran dengan menciptakan suatu arti yang disebarluaskan kepada pelanggan atau kliennya. (Terence A. Shimp, 2000: 4).

(52)

pasar sasaran atas perusahaan maupun produk agar bersedia menerima, membeli, dan setia kepada produk yang ditawarkan produsen.

Pada kenyatannnya tidak semua konsumen mengetahui bagaimana cara untuk memenuhi kebutuhannya atau tidak menyadari adanya produk yang mampu memenuhi kebutuhannya. Konsumen mungkin akan aktif mencari informasi tersebut. Pada sisi lain, produsen menyadari situasi tersebut sehingga berusaha mengirim dan menyebarkan informasi tentang produk (adanya produk baru, manfaat dan kegunaan produk, harga, dimana dan kapan dapat di beli, dsb.) kepada mereka.

(53)

1. Proses Komunikasi

Komunikasi adalah proses penyampaian pesan yang merupakan gagsan atau informasi pengirim melalui suatu media kepada pihak penerima agar mampu memahami maksud pengirim.

Tiga unsur pokok dalam struktur proses komunikasi adalah : pelaku komunikasi, material komunikasi, dan proses komunikasi itu sendiri.

Gambar 2.1 : Skema Model Proses Komunikasi a. Pelaku Komunikasi

Pengirim (sender) adalah komunikator yang menyampaikan pesan. Penerima (receiver) adalah pihak penerima (komunikan) pesan.

b. Material Komunikasi

Material komunikasi meliputi:

(54)

2). Pesan (message), himpunan berbagai simbol (oral, verbal, atau non verbal ) dari suatu gagsan. Pesan ini hanya dapat dikomunikasikan melalui suatu media.

3). Media, adalah pembawa (trasporter) pesan komunikasi

4). Response, adalah reaksi pemahaman atas pesan yang diterima oleh penerima

5). Feed-back, adalah pesan umpan balik dari sebagian atau

keseluruhan respons yang dikirim kembali oleh penerima

6). Noise, adalah gangguan atau hambatan dalam proses

komunikasi

c. Proses Komunikasi

Proses penyampaian pesan (dari pengirim kepada penerima) maupun pengiriman kembali respon (dari penerima kepada pengirim) akan memerlukan dua kegiatan : yaitu encoding (fungsi mengirim) dan decoding ( fungsi menerima).

1) Encoding, adalah proses merancang atau merubah gagasan

secara simbolik menjadi suatu pesan untuk disampaikan kepada penerima

2). Decoding, adalah proses menguraikan atau mengartikan simbol sehingga pesan yang diterima menjadi suatu pemahaman.

(55)

pesan akan bertindak sebagai pengirirm pesan balik dan sebaliknya pengirim pesan akan bertindak sebagai penerima respons.

2. Perencanaan Komunikasi Pemasaran

Agar komunikasi berjalan efektif, perlu dipertimbangkan : a. Penetapan tujuan dan respon komunikasi

b. Penetapan sasaran komunikasi (target audiens) c. Rancangan pesan dan media komunikasi d. Pengembangan promotional mix

e. Penyusunan anggaran

f. Evaluasi dan pengendalian komunikasi 3. Tujuan dan Respon Komunikasi

Tujuan komunikasi adalah untuk :

a. Menyebarkan informasi (komunikasi informatif). Misalnya tentang produk, harga, distribusi, dsb.

b. Mempengaruhi untuk melakukan pembelian atau menarik konsumen pesaing untuk beralih merek (komunikasi persuasif). c. Mengingatkan audien untuk melakukan pembelian ulang

(komunikasi mengingatkan kembali). Respon penerima komunikasi meliputi :

a. Efek kognitif membentuk kesadaran informasi tertentu.

(56)

c. Efek konatif atau perilaku, membentuk pola audien menjadi perilaku selanjutnya. Yang diharapkan adalah pembelian ulang. Tujuan komunikasi dan respon audien berkaitan dengan tahap-tahap dalam proses pembelian. Tahap-tahap-tahap dalam proses pembalian :

a. Menyadari (awareness) produk yang ditawarkan

b. Menyukai (interest) dan berusaha mengetahui lebih lanjut c. Mencoba (trial) untuk membandingkan dengan harapannya d. Mengambil tindakan (act) membeli atau tidak membeli e. Tindak lanjut (follow-up) membeli kembali atau pindah merk

Relasi antara tujuan komunikasi, respons audien dan tahap-tahap dalam proses pembelian adalah sebagai berikut :

Gambar 2.2 : Skema Relasi Tujuan, Respon, dan Proses Pembelian 4. Sasaran Komunikasi

Komunikasi akan efektif apabila telah diketahui dan dipahami sasarannya (audien) dengan baik. Sehingga perusahaan dapat menyesuaikan pesan dan cara penyampaiannya sesuai dengan perilaku pasar sasarannya. Mereka itu dapat meliputi :

(57)

c. Masyarakat umum yang berperan sebagai : 1) Pemberi informasi (intiator),

2) Pengaruh (influencer),

3) Pengambil keputusan (decider), 4) Pelaku pembeli (purchaser), maupun

5) Pemakai produk (user) pada proses pembeliannya.

Gambar 2.3 : Skema Sasaran dan Peranan Dalam Komunikasi 5. Komponen Pesan

Setelah sasaran respon audien yang ingin dicapai telah ditetapkan, komunikator perlu memilih, menyusun dan merancang pesan komunikasi. Pesan tersebut haruslah dapat menarik (membangun kesadaran ), mampu membangkitkan minat, keinginan untuk melakukan pembelian (mempengaruhi), dan melekat di benak audien (meningkatkan kembali).

(58)

a. Isi pesan dapat bertemakan : rasional (teknis-deskriptif), emosional (dramatis, tragedi, komedi) atau moral (etika, tanggung jawab moral, keagamaan atau sosial)

b. Struktur pesan dapat dirancang agar pembaca diarahkan pada kesimpulan tertentu (konklusif), memberikan argumentasi agar konsumen dapat menetukan pilihan sendiri (argumentatif), atau menekankan pentingnya pesan pada awal atau akhir presentasi (order presentation).

c. Format pesan meliputi kombinasi unsur-unsur irama, ritme, tone, lagu (audio), judul, naskah, ilustrasi, ukuran, warna (visual), maupun unsur gerak (motion).

d. Dalam rancangan pesan, diperlakukan peranan karakter tokoh sebagai komunikator yang lansung (berhadapan dengan audien) maupun komunikator tidak langsung (sebagai pelaku atau aktor dalam ilustrasi media audio atau media visual). Karakter tokoh ideal sebagai komunikator dipilih dari :

1). Pemeran keahlian (expertise) misalnya tokoh dokter, manager, insinyur,

2). Pemeran atau tokok yang disegani, dipercaya (trustworthiness) di masyrakat, misalnya tokoh pemimpin masyarakat , tipikal keluarga, nenek, ibu rumah-tangga, atau

(59)

Gambar 2.4 : Skema Komponen Pembentuk Pesan 6. Media Komunikasi

Pilihan media promosi atau media komunikasi dapat bersifat personal atau non-personal. Media personal dapat dipilih dari tenaga penganjur (misalnya konsultan), tenaga ahli profesi, atau dari masyarakat umum. Media non personal dapat berupa media massal (radio, TV, koran), kondisi lingkungan (ruangan , gedung) ataupun peristiwa tertentu (hari-hari besar atau spesial).

Gambar 2.5 : Skema Bentuk Media Komunikasi 7. Bauran Promosi

(60)

Periklanan bersifat dapat menjangkau masyarakat luas (massal), tidak menggunakan pribadi secara langsung berhadapan dengan audien (impersonal), dan dapat menyampaikan gagasan secara meyakinkan dan menimbulkan efek yang dramatif (ekspresif).

b. Promosi penjualan (sales promotion)

Promosi penjualan sanagt komunikatif karena mampu menciptakan respon audien terhadap perusahaan. Insentif yang berupa hadiah, kupon undian, potongan harga,dsb. Mampu mengundang calon pembeli untuk datang.

c. Relasi publik (public relations)

Karena informasi lebih banyak bersifat berita dari lembaga formal (TV, radio, dsb) atau dari orang yang dikenal sehingga lebih dipercaya daripada iklan. Akan tetapi karena sumber informasi bukan dari internal perusahaan maka sulit dikendalikan agar sesuai dengan tujuan perusahaan. Selain itu relasi publik mampu menciptakan suasana yang daramatif.

(61)

d. Penjualan personal (personal selling)

Promosi ini bersifat personal sehingga responsif terhadap perilaku audien. Penjualan personal mampu membina relasi antara perusahaan dengan konsumen.

e. Identitas produk (product identity)

Atribut produk mampu menciptakan simbol-simbol yang diharapkan konsumen. Karena keunggulan terhadap pesaing, produk mempunyai daya tarik tersendiri sehingga dapat menentukan posisi produk terhadap pesaing-pesaingnya.

(62)

Berdasarkan karakter personalitas maupun cara pembiayaannya, cara-cara promosi dapat dibedakan sebagai berikut :

Tabel 2.1 : Klasifikasi Promotional Mix

Pemilihan masing-masing cara promosi mempertimbangkan faktor berikut : (1) Karakteristik masing-masing alat promosi, (2) Sumberdaya yang dimiliki perusahaan, (3) Tujuan promosi, (4) Stretegi promosi, (5) Karakteristik barang, (6) Karakteristik pasar sasaran, (7) Tahap siklus kehidupan barang

H. Strategi Komunikasi Pemasaran

Bauran promosi sangat di pengaruhi oleh apakah suatu perusahaan akan memilih strategi dorong atau strategi tarik guna menciptakan penjualan.

1. Strategi Dorong (push strategy)

(63)

mengambil, mempromosikan, dan menjual produk kepada pemakai akhir.

Strategi dorong sangat tepat digunakan jika kesetiaan merek dalam suatu kategori rendah, pilihan merek dilakukan di toko, produk itu merupakan barang implus, dan manfaat produk sangat jelas.

2. Strategi Tarik ( pull strategy )

Strategi ini mencakup produsen yang menggunakan iklan dan promosi konsumen guna mendorong pemakai akhir untuk meminta produk tersebut kepada perantara dan dengan demikian mendorong perantara memesan produk itu kepada produsen.

Strategi tarik sangat tepat digunakan jika terdapat kesetiaan merek yang tinggi, dan keterlibatan yang tinggi dalam kategori tersebut, konsumen menganggap ada perbedaan diantara berbagai merek, dan orang memilih merek sebelum mereka pergi ketoko.

I. Anggaran Komunikasi Pemasaran

(64)

Akan tetapi sebagai pendekatan perhitungannya, terdapat enam dasar merencanakan anggaran :

1. Subyektif perusahaan

Perusahaan menentukan besarnya anggaran berdasarkan pengalaman maupun pertimbangan subyektif manajemen.

2. Persentase penjualan lalu

Dasar penentuan anggaran ini lebih ditekankan pada kemampuan perusahaan dalam penyediaan dana. Penentuan anggaran berdasarkan persentase tingkat penjualan yang telah dicapai periode yang lalu.

3. Persentase penjualan yang akan datang

Perusahaan beranggapan bahwa tingkat penjualan di masa depan dapat di kendalikan dari anggaran promosi. Adanya keyakinan bahwa program promosi yang baik akan efektif berpengaruh terhadap penjualan. Anggaran total didasarkan pada persentase tertentu penjualan yang diharapkan.

4. Cadangan per unit

Sekian persen dari biaya total per unit atau dari harga jual adalah merupakan biaya promosi per unit. Biaya anggaran total adalah kelipatan dari total penjualan barang yang diharapkan dengan biaya promosi perunit.

(65)

Tujuan perlu dijabarkan ke dalam beberapa kegiatan, masing-masing kegiatan akan memerlukan anggran tertentu. Secara “build-up method” dilakukan pemilahan anggaran masing-masing alat promosi secara keseluruhan untuk mencapai tujuan-tujuan (perbagian atau umum) yang telah ditetapkan.

6. Pertimbangan strategi pesaing

Pada kondisi persaingan yang ketat, penentuan besarnya anggaran promosi perlu mempertimbangkan apa yang dilakukan oleh pesaing. Perusahaan dapat melakukan sama dengan yang telah dilakukan pesaing (yang telah berhasil), mengembangkan lebih besar atau lebih rendah dari anggran promosi pesaing.

Ada beberapa metode penganggaran yang hampir selalu digunakan oleh pengiklan industry maupun barang-barang konsumsi di AS dan Eropa, yaitu :

1. Metode Presentase-Penjualan, dimana perusahaan menyusun anggaran periklanan merek secara sederhana sebagai presentase tetap dari volme penjualan masa lalu (contohnya, presentase tahun lalu) atau antisipasi (contohnya, presentase tahun depan).

(66)

3. Metode Penyamaan dengan Pesaing, metode ini mengikuti apa yang dilakukan oleh pesaing.

4. Metode sesuai Kemampuan, pada metode ini dana untuk iklan diperoleh dari dana yang tersisa setelah anggaran dari hal hal lainnya dikeluarkan.

J. Mengukur Kefektivitasan Komunikasi Pemasaran

Mengukur efektivitas periklanan merupakan tugas yang sulit dan mahal. Meskipun demikian, nilai yang diperoleh dari upaya itu biasanya lebih besar. Dengan riset periklanan pemasang iklan mengetahui apakah pesan-pesan iklan mereka efektif atau berhasil dengan baik, atau apa yang harus diubah unutk meningkatkan usaha periklanan dikemudian hari. (Terence A. Shimp, jilid II, 2000: 55).

Ada dua riset periklanan yang di praktikkan yaitu riset pesan dan riset media. Metode riset media dikategorikan sesuai dengan pengukuran besarnya audiens majalah, radio, dan televisi.

1. Metode Riset Media

(67)

sarana-sarana ini, dan para pelanggan diekspos dengan iklan-iklan khusus yang dipasang oleh pemasang iklan dalam sarana-sarana ini.

a. Pegukuran pembaca majalah

Ada dua perusahaan besar yang mengkhususkan diri dalam mengukur jumlah pembaca majalah dan menentukan banyaknya pembaca, yaitu Simmons Market Research Bureau (SMRB), dan Mediamark Research, Inc (MRI).

b. Pengukuran pendengar radio

Pendengar radio diukur baik secara nasional maupun lokal. Statistical Research, Inc (SRI) merupakan satu-satunya perusahaan penyedia peringkat jaringan radio nasional. Jasa yang diberikan perusahaan ini adalah RADAR (Radio All Dimensions Audience Research). Para pemasang iklan menggunakan informasi ini untuk memilih pemrogaman jaringan yang sesuai dengan pendengar sasaran yang mereka inginkan.

c. Pengukuran pemirsa televisi

(68)

Metode riset pesan diklasifikasikan sebagai ukuran : (1) pengenalan dan ingatan, (2) emosi, (3) pembangkitan fisiologis, (4) bujukan, dan (5) respons penjualan.

Banyak usaha telah dilakukan oleh para anggota kumunitas periklanan untuk memastikan ukuran periklanan mana yang paling baik memprediksi efektivitas periklanan. Berikut ini adalah metode-metode untuk mengukur klasifikasi dalam riset pesan :

a. Pengukuran pengendalian dan daya ingat 1) Starch Readership Service (majalah)

2) Tests Bruzzone (TV)

3) Burke day-after recall (TV)

b. Pengukuran emosi 1) The warmth monitor

2) Market Fact’s TRACE

3) BBDO’s Emotional Measurement System

c. Pengukuran pembangkitan fisiologis 1) Pschogalvanometer

2) Pupillometer

3) Voice-pitch analysis (VOPAN)

d. Pengukuran persuasi 1) ASI theater testing

2) ARS laboratory testing

(69)

1) IRI’s BehaviorScan

2) Nielsen’s SCANTRACK

(70)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yakni penelitian yang didasarkan pada informasi tentang perusahaan baik berupa data maupun lisan.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian diadakan di PT DJARUM DSO Bogor, yang berada di Jln. Raya Sukabumi km 1,5 no 61 RT 4 RW 5, KP Tajur Pugang, Desa Banjarwaru, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor 16720

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini diadakan pada bulan November 2009 hingga Maret 2010.

C. Subjek Penelitian dan Narasumber

Subjek penelitian dan narasumber dari penelitian ini adalah : 1. Bpk. Djarot Soebagyo selaku Manajer Area PT Djarum DSO Bogor 2. Bpk. Edy Sujarwo selaku Kepala PT Djarum DSO Bogor

(71)

D. Objek Penelitian

Objek penelitian dari penelitian ini adalah :

1. Strategi Komunikasi Pemasaran PT DJARUM DSO Bogor untuk produk rokok LA Lights

a. Media komunikasi yang digunakan untuk produk rokok LA Lights b. Jenis-jenis promosi yang digunakan untuk produk rokok LA Lights c. Anggaran promosi yang digunakan untuk produk rokok LA Lights d. Evaluasi dari masing-masing media dan jenis yang digunakan

untuk produk rokok LA Lights

2. Penilaian Efektivitas Startegi Komunikasi Pemasaran PT DJARUM DSO Bogor untuk produk rokok LA Lights

Metode yang digunakan produk rokok LA Lights untuk menilai ke efektivitasan dari media yang dipakai.

E. Sumber Data

Data Primer, merupakan data yang diperoleh secara langsung atas objek penelitian yang berkaita dengan penelitian dari subjek penelitian. Data primer dalam penelitian ini mencakup :

(72)

d. Evaluasi dari masing-masing media dan jenis yang digunakan untuk produk rokok LA Lights.

Untuk gambaran umum perusahaan data di dapat dari dokumen dan website PT Djarum data tersebut meliputi sejarah perusahaan, visi dan misi perusahaan, tujuan perusahaan, struktur organisasi, data personalia, data produksi, data distribusi, data keuangan dan kegiatan perusahaan.

F. Teknik Pengambilan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah: 1. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu metode pengumpulan data untuk memperoleh data dan informasi secara lisan. Dari semua wawancara ini hanya dibahas mengenai produk rokok LA Lights.

Wawancara dilakukan bulan desember hingga bulan april, selama lima bulan itu telah dilakukan empat kali wawancara. Wawancara dilakukan di kantor PT DJARUM DSO Bogor, yang berada di Jln. Raya Sukabumi km 1,5 no 61 RT 4 RW, KP Tajur Pugang, Desa Banjarwaru, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor 16720.

(73)

narasumber yaitu Bpk. Edy Sujarwo selaku kepala DSO Bogor, Bpk Juliusworo selaku team leader dan juga Bpk. Djarot Subagyo. Wawancara ini dilakukan secara bersama karena keterbatasan waktu para narasumber.

Walaupun mereka menjawab pada bahasan-bahasan yang peneliti sebutkan tadi, tetapi tidak membatasi saling menambahkan informasi yang diperlukan dalam wawancara. Beberapa hal mengenai gambaran perusahaan yang tidak tertulis dalam data yang ada maupun dari website perusahaan mereka, juga di jelaskan dalam wawancara ini. Juga beberapa hal yang di perlukan dalam wawancara ini dapat dijelaskan dengan baik.

(74)

Dari empat kali wawancara yang dilakukan ketiga narasumber dapat hadir dan memberikan penjelasan dengan baik. Bpk. Edy Sujarwo banyak menjelaskan hal-hal yang berhubungan dengan distribusi, penjualan, anggaran pejualan juga proses monitoring. Kemudian Bpk. Yulius Woro banyak menjelaskan hal-hal yang berhubungan dengan hal-hal yang berhubungan dengan komunikasi pemasaran seperti periklanan (advertising), promosi penjualan (sales

promotion), relasi publik untuk pemasaran (marketing public

relations), penjualan perorangan (personal selling), pemasaran

sponsorship (sponsorship marketing) dan komunikasi di tempat

pembelian (point-of-purchase communication). Sedangkan Bpk. Djarot Subagyo banyak menjelaskan mengenai garis besar dari kesemuanya, beliau memberikan beberapa contoh nyata dari apa yang dijelaskan kedua narasumber, beliau juga menjelaskan tentang SWOT (Strengths,

Weaknesses, Opportunities, Threats), Segmentation

(segmentasi/segmen pasar), Targeting (Target Pasar), Positioning, juga 4P dari produk rokok LA Lights.

2. Dokumentasi

(75)

narasumber. Untuk hal-hal lain seperti gambaran perusahaan didapat dari data yang mereka berikan, data juga didapatkan dari website mereka yaitu www.djarum.com .

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.

Analisis kualitatif digunakan untuk mengungkapkan mengenai keadaan atau fakta yang akurat dari objek yang diamati, yang disesuaikan dengan teori atau dalil yang berlaku dan diakui, untuk memperoleh informasi secara mendalam” (Sugiyono, 1999 : 3). Kemudian menurut (Miles dan Huberman, 1992: 16-17), langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis kualitatif model interaktif, meliputi:

1. Reduksi Data

(76)

Dengan membuat deskripsi tentang hasil penelitian sehingga dapat dilihat gambaran secara keseluruhan untuk dapat menarik kesimpulan dengan tepat. Penyajian data sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adannya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

3. Mengambil Kesimpulan dan Verifikasi

Kesimpulan pada mulanya masih sementara, kabur, dan diragukan akan tetapi dengan bertambahnya data maka kesimpulan itu lebih punya dasar. Jadi kesimpulan senantiasa harus diverifikasi selama penelitian berlangsung.

Berdasarkan langkah-langkah tersebut di atas dan berkaitan dengan tujuan penelitian, maka analisis data diarahkan pada:

1. Analisis masalah 1, yaitu identifikasi strategi komunikasi pemasaran yang dilaksanakan oleh perusahaan yang meliputi:

a. Analisis SWOT, meliputi: strenghts, weaknesses, opportunities, dan threats.

b. Unsur komunikasi pemasaran, yang meliputi: segmentation, targeting, dan positioning.

c. Bauran komunikasi pemasaran (marketing mix), meliputi: product, price, place, dan promotion.

(77)

Dari poin-poin diatas digunakan satu persatu dalam setiap strategi dengan melihat pelaksanaannya, kemudian diurutkan strategi mana yang paling intensif dilaksanakan.

2. Analisis masalah 2, yaitu cara yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengevaluasi efektivitas pelaksanaan strategi komunikasi pemasaran yang meliputi:

a. Jangkauan komunikasi pemasaran produk rokok LA Lights

b. Anggaran pelaksanaan strategi komunikasi pemasaran produk rokok LA Lights

c. Monitoring pelaksanaan komunikasi pemasaran produk rokok LA Lights

d. Riset konsumen tentang jangkauan iklan

(78)

BAB IV

GAMBARAN UMUM PT DJARUM

A. Sejarah Berdirinya PT DJARUM

Menurut data dari situs www.djarum.com dikatakan bahwa PT DJARUM didirikan oleh Oei Wie Gwan pada tanggal 21 April 1951 di Kudus, Jawa Tengah dengan membeli sebuah pabrik rokok kecil disana. Tetapi sembilan bulan sebelumnya Oei Wie Gwan telah membeli lisensi dan merek untuk nama perusahaannya. PT DJARUM mulai beroperasi hanya dengan 10 karyawannya di Nomor 28 Bitingan Baru Street (sekarang Jln. A. Yani no.28), Kudus. Pencampuran cengkeh dan tambakau dilakukan secara manual dengan peralatan yang masih minimal, produk rokok yang pertama dibuat adalah jenis kretek.

(79)

B. Lokasi, Visi, dan Misi PT DJARUM 1. Lokasi PT DJARUM

Kantor pusat PT DJARUM berlokasi di Jl. Aipda K.S Tubun 2C/57 Jakarta, Indonesia, untuk produksinya berada di Jln. A. Yani no. 26-28, Kudus 59317 Jawa Tengah.

2. Visi PT DJARUM

Menjadi yang terbesar dalam nilai penjualan dan profitabilitas di industri rokok Indonesia

3. Misi PT DJARUM

Kami hadir untuk memuaskan kebutuhan merokok para perokok

C. Struktur Organisasi

Struktur organisasi perusahaan merupakan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap dan hubungan-hubungan diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian atau posisi-posisi, maupun orang yang menunjukan kedudukan, tugas, wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi atau perusahaan.

 

(80)

Gambar 4.1: Skema Struktur Organisasi PT Djarum D. Personalia

1. Karyawan

Jumlah karyawan permanen di PT DJARUM DSO Bogor adalah 80 orang.

2. Sistem Pengupahan

Pengupahan ini berdasar pada diatas UMR yang ditetapkan pemerintah, jabatan juga lama kerja dari karyawan juga mempengaruhi. Untuk contoh nominalnya perusahaan tidak dapat memberikan.

3. Imbalan kerja a. Gaji Bulanan

Gaji bulanan diberikan kepada karyawan pada tiap bulannya. Sesuai dengan system pengupahan yang sudah dibahas, gaji diberikan diatas UMR yang disarankan pemerintah, jabatan

Direktur Marketing

(Keterangan : ada beberapa BM)

Brand RSGM (Regional

Sales Manager)

(Keterangan : ada beberapa RSGM)

Area Manager (Keterangan : RSGM membawahi beberapa Area Manager)

District (Keterangan : Area Manager membawahi beberapa District

Supervisor) Manager

(81)

dan lama kerja juga mempengaruhi jumla

Gambar

Tabel 5.1 Tabel Pengajuan Anggaran ........................................................
Gambar 2.1 : Skema Model Proses Komunikasi
Gambar 2.2 : Skema Relasi Tujuan, Respon, dan Proses Pembelian
Gambar 2.3 :  Skema Sasaran dan Peranan Dalam Komunikasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Karena nilai signifikansi dari uji F < 0,05 maka model ini signifikan dapat menerangkan hubungan antara variabel pertumbuhan penjualan positif, non debt

Dilakukan bila sudah transfusi berulang dan hasil skirining orang tua sesuai dengan pembawa sifat thalassemia atau hasil pemeriksaan esensial tidak esensial tidak khas (umumnya

Dari uraian diatas dapat kita ambil salah satu contoh Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) kabupaten HSU merupakan lembaga yang berwenang melakukan tugas

Penelitian ini berusaha mengetahui apakah tingkat kesadaran khalayak pada penempatan produk Nokia 5800 XpressMusic di video klip Britney Spears - Womanizer

MENUMBUHKAN KOMPETENSI SOFT SKILLS ABAD 21 PADA MAHASISWA UPI Peneliti adalah mahasiswa Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang melakukan

Variabel bebas adalah ekstrak etanolik biji N. Variabel tergantung adalah insidensi kanker kulit, tumor multiplicity , gambaran histologik kanker kulit , dan ekspresi

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik pendekatan sosiologis yang kemudian akan dibandingkan dengan tingkat kekeringan

Maintainability suatu peralatan dapat didefinisikan sebagai probabilitas dari komponen atau sistem yang gagal tersebut untuk bisa dipulihkan atau diperbaiki pada suatu kondisi