• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan proses belajar mengajar matematika kelas XII IPA dan kelas XII IPS di SMU Dominikus Wonosari - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Perbandingan proses belajar mengajar matematika kelas XII IPA dan kelas XII IPS di SMU Dominikus Wonosari - USD Repository"

Copied!
164
0
0

Teks penuh

(1)

DESAIN KELAS MATEMATIKA

DALAM RANGKA MOVING CLASS DAN UJI COBANYA

PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

POKOK BAHASAN BANGUN DATAR DI KELAS VII

SMP MARIA IMMACULATA

YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Matematika

Disusun Oleh:

Ignasia Hernawati Mulyaningtyas NIM : 021414022

Program Studi Pendidikan Matematika

Jurusan Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

(2)
(3)
(4)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Kupersembahkan Skripsi ini untuk Kongregasiku Tercinta

beserta Seluruh Saudariku Sepanggilan

MOTTO :

(5)

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 6 Agustus 2007

(6)

vi ABSTRAK

Ignasia Hernawati Mulyaningtyas, 2007. Desain Kelas Matematika Dalam Rangka Moving Class Dan Uji Cobanya Pada Pembelajaran Matematika

Pokok Bahasan Bangun Datar Di Kelas VII SMP Maria Immaculata Yogyakarta.

Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana mendesain dan merealisasikan kelas matematika dalam rangka moving class untuk kelas VII dan bagaimana keterlaksanaan proses pembelajaran dengan desain kelas tersebut pada pokok bahasan bangun datar di kelas VII ditinjau dari aspek minat siswa, penggunaan media dan pemahaman materi.

Subyek penelitian adalah siswa-siswi SMP Maria Immaculata Yogyakarta, kelas VII B pada semester II tahun ajaran 2006 / 2007. M etode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah deskripsi kualitatif. Selanjutnya desain kelas yang telah direalisasikan diuji cobakan dalam proses pembelajaran Pengumpulan data dalam uji coba berdasarkan hasil observasi, rekaman video dan pengisian kuisioner.

(7)

vii ABSTRACT

Ignasia Hernawati Mulyaningtyas, 2007. The Design of a Mathematic Class in The Context of Moving Class and Its Trial in the Learning of Mathematics

on the Topic of Plane Geometric Figures in Year VII of Maria Immaculate Junior High School, Yogyakarta

Yogyakarta : Sanata Dharma

The purpose of the research is to comprehend how to design and realize mathematics class in the context of moving class that is applied to class VII and its learning process implementation on the topic of plane geometric figures. This research is conducted from the perspective of student”s interes, teaching media usage and the degree of material mastery.

The subject of this reseach is the student of Maria Immaculate Yogyakarta, particulary student studying in class VII, semester II Academic Year of 2006/2007. Qualitative methode is applied. Class design is tested in the learning process. The data found in the trial are based on the observation, video recording and questioners.

(8)
(9)

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kasih atas rahmat dan kasihNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulis sadar bahwa tulisan ini masih sangat sederhana dan kurang sempurna. Penulis sangat berterima kasih kepada siapa saja yang mau memberi perhatian dan masukan untuk menyempurnakan tulisan ini.

Penulis menyadari bahwa tulisan ini bukan semata-mata hasil karya penulis sendiri. Banyak pihak telah ikut ambil bagian dan terlibat dalam mengolah tema yang diangkat. Oleh karena itu perkenankanlah penulis menyampaikan rasa syukur dan terima kasih serta penghargaan kepada :

1. Bapak Dr. T. Sarkim, M.Ed selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak Drs. Saverius Domi, M.Si, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universita Sanata Dharma. 3. Bapak M.Andy Rudhito, S.Pd, M.Si, selaku Dosen Pembimbing dan

Ketua Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma, terima kasih atas perhatian dan bimbingannya selama ini yang diberikan dengan penuh kesabaran dalam penyusunan skripsi ini.

(10)

ix

5. Sr. M. Laurentine, OSF, Sr. M. Laurentia, OSF beserta para Suster di komunitas Senopati, terima kasih atas cinta, perhatian dan dukungannya 6. Sr. M. Ancilla, OSF selaku kepala sekolah SMP Maria Immaculata, terima

kasih atas segala cinta dan bantuannya.

7. Ibu C. Wahyuni, S.Pd selaku guru bidang studi matematika SMP Maria Immaculata Yogyakarta, terima kasih atas segala bantuannya.

8. Para Dosen, Bapak Narjo dan Bapak Sugeng, terima kasih atas bantuan dan pelayanannya selama ini.

9. Para sahabat di P. Mat. ’02 khususnya Arsin, Novi, Yusta, Esti, Estri, Vero, Dian, Sri, Yose, Puri, Lia dan Mas Firman, terima kasih atas persaudaraan dan kebersamaan dalam perjuangan selama studi sampai pada penulisan skripsi ini.

10.Mbak Ruth dan Mas Kowek atas rekaman videonya.

11.Armada jalur 2 dan Twity 21 yang setia mengantar penulis ke tempat studi.

12.Semua sahabat dan saudara di P. Mat., terima kasih atas dukungan dan bantuannya selama dalam kebersamaan.

13.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Tuhan memberkati Anda semua.

(11)

x DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL……….. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………. ii

HALAMAN PENGESAHAN……… iii

HALAMAN PERSEMBAHAN………. iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……… v

ABSTRAK………. vi

ABSTRACT……… vii

KATA PENGANTAR……… viii

DAFTAR ISI………... x

DAFTAR GAMBAR……….. xiv

DAFTAR TABEL………. xvi

DAFTAR LAMPIRAN……….. xvii

BAB I. PENDAHULUAN……… 1

A. Latar Belakang………. 1

B. Rumusan Masalah………... 3

C. Tujuan Penelitian………. 4

D. Manfaat Penelitian……… 4

(12)

xi

BAB II. LANDASAN TEORI………... 7

A. Desain Kelas matematika……… 7

B. Kegiatan Belajar Mengajar………... 13

C. Moving Class………... 18

D. Mata Pelajaran Matematika Untuk SMP / Madrasah Tsanawiyah……….. 20

E. Materi Persegipanjang Dan Persegi………. 22

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN……….. 32

A. Merancang Desain Kelas Matematika……….. 32

1. Persiapan………. 32

2. Perencanaan……… 32

3. Realisasi ……… 32

B. Menguji Coba Desain Kelas ……… 33

1. Jenis Penelitian………... 33

2. Desain Penelitian……… 33

3. Subyek Dan Objek Penelitian………. 35

4. Bentuk Data……… 36

5. Teknik Pengumpulan Data………. 36

6. Instrumen Penelitian……… 37

(13)

xii

BAB IV. HASIL PENELITIAN……… 39

A. Hasil Rancangan Desain Kelas Matematika……… 39

1. Deskripsi Pelaksanaan Pembuatan Desain Kelas Matematika……….. 39

2. Realisasi Desain Kelas Matematika………... 43

B. Hasil Uji Coba Desain Kelas Matematika Pada Pembelajaran Matematika……… 46

1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian……… 46

2. Pelaksanaan Pembelajaran……….. 47

a. Pembelajaran Hari Pertama……….. 47

b. Pembelajaran Hari Kedua………. 53

c. Pembelajaran Hari Ketiga………. 58

3. Hasil Pengamatan……… 62

4. Angket Tanggapan Siswa……… 64

C. Reduksi Data………. 69

1. Data Rekaman Video………. 69

2. Data Lembar Pengamatan………. 76

3. Data Kuisioner……… 78

D. Display Data……… 80

1. Data Rekaman Video………. 80

(14)

xiii

3. Data Kuisioner……… 83

BAB V. PEMBAHASAN……….. 84

A. Keterlaksanaan Uji Coba Pembelajaran……… 84

B. Upaya Perbaikan Rancangan Desain Kelas Matematika.. 91

C. Saran-saran Dalam Pelaksanaan Pengelolaan Pembelajaran Dengan Desain Kelas Matematika……… 96

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN………... 98

A. Kesimpulan……….. 98

B. Saran……… 101

(15)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1 Sisi-Sisi Persegipanjang Yang Berhadapan

Sama Panjang Dan Sejajar……….. 22

Gambar 2 Pemasangan Ubin Persegipanjang……… 23

Gambar 3 Panjang Diagonal Persegipanjang Sama……… 24

Gambar 4 Sudut-Sudut Persegipanjang Sama Besar………….. 25

Gambar 5 Sudut-Sudut Persegipanjang……….. 26

Gambar 6 Keliling Persegipanjang ABCD………. 27

Gambar 7 Luas Daerah Persegipanjang ABCD………. 28

Gambar 8 Sisi-Sisi Persegipanjang Sama Panjang Dan Sisi Yang Berhadapan Sama Panjang……… 29

Gambar 9 Pemasangan Ubin Persegi……….. 30

Gambar 10 Desain Kelas Matematika I………. 44

Gambar 11 Desain Kelas Matematika II……… 45

Gambar 12 Siswa Berdiskusi Dalam Kelompok……….. 50

Gambar 13 Media Transparansi ……….. 54

Gambar 14 Siswa Berdiskusi Menggunakan Media………. 55

Gambar 15 Siswa Membuat Model Persegipanjang……… 56

(16)

xv

Gambar 17 Siswa Menggunakan Media Untuk Memecahkan

Masalah……….. 57

Gambar 18 Peneliti Memimpin Diskusi Klasikal……… 59

Gambar 19 Siswa Mengerjakan Evaluasi………. 61

(17)

xvi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Kurikulum 2004 Kelas VII Semester I……… 20

Tabel 2. Kurikulum 2004 Kelas VII Semester II……….. 21

Tabel 3. Luas Persegipanjang……… 28

Tabel 4. Jenis-Jenis Media……….. 40

Tabel 5. Lembar PengamatanGuru Pertemuan Pertama…………. 63

Tabel 6. Lembar Pengamatan Guru Pertemuan Kedua………….. 63

Tabel 7. Lembar Pengamatan Guru Pertemuan Ketiga …………. 64

Tabel 8. Angket Tanggapan Siswa Pertanyaan 1……… 65

Tabel 9 Angket Tanggapan Siswa Pertanyaan 2……… 66

Tabel 10 Angket Tanggapan Siswa Pertanyaan 3……… 67

Tabel 11 Angket Tanggapan Siswa Pertanyaan 4……… 68

Tabel 12 Tabel Analisis Data Keterlibatan Siswa dari Rekaman Video………. 80

Tabel 13 Tabel Analisis Data Keterlibatan Siswa dari Lembar Pengamatan………. 82

(18)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Transkrip Kegiatan Pembelajaran……… 105

Lampiran 2 Rencana Program Pembelajaran………. 118

Lampiran 3 Lembar Kegiatan Siswa……….. 123

Lampiran 4 Lembar Evaluasi………. 125

Lampiran 5 Hasil Diskusi Pertemuan Pertama………. 126

Lampiran 6 Hasil Diskusi Pertemuan Kedua……… 128

Lampiran 7 Pekerjaan Siswa 1……….. 129

Lampiran 8 Pekerjaan Siswa 2……….. 131

Lampiran 9 Pembagian Kelompok Pertemuan Pertama………… 132

Lampiran 10 Pembagian Kelompok Pertemuan Kedua……… 133

Lampiran 11 Lembar Pengamatan Guru Pertemun Pertama……… 134

Lampiran 12 Lembar Pengamatan Guru Pertemuan Kedua……… 135

Lampiran 13 Lembar Pengamatan Guru Pertemuan Ketiga……… 136

Lampiran 14 Jawaban Kuisioner Siswa 1……… 137

Lampiran 15 Jawaban Kuisioner Siswa 2……… 138

Lampiran 16 Jawaban Kuisioner Siswa 3……… 139

Lampiran 17 Jawaban Kuisioner Siswa 4……… 140

Lampiran 18 Foto-foto ……… 141

(19)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam dunia pendidikan matematika, masih ditemukan guru menggunakan model pembelajaran konvensional yang hanya mengandalkan buku ajar yang siap diberikan kepada siswanya. Dalam proses pembelajaran siswa menjadi pendengar pasif, setia menerima pengetahuan yang sudah jadi dalam bentuk rumus atau konsep yang harus dihafalkan. Pembelajaran berpusat pada guru. Banyak guru kurang memperhatikan keaktifan siswa untuk memahami bagaimana rumus itu diturunkan dan diterapkan untuk memecahkan masalah dalam dunia nyata. Matematika menjadi mata pelajaran yang tidak menarik dan membosankan karena guru kurang mampu memanfaatkan sumber belajar baik literatur maupun alat peraga, penggunaan metode mengajar yang kurang bervariasi dan suasana kelas yang kurang menyenangkan. Hal-hal tersebut di atas menjadi sebuah persoalan yang terkait dengan pembelajaran matematika.

(20)

Dengan sistem Moving Class, di mana tiap-tiap mata pelajaran memiliki ruang permanen sebagai tempat proses belajar mengajar berlangsung, para guru tetap berada di kelas sesuai dengan mata pelajaran yang diampunya. Siswa datang ke kelas sesuai dengan jadwal pelajaran yang dimilikinya. Tiap-tiap kelas dapat diatur sedemikian rupa sehingga menarik minat para siswa untuk belajar. Para guru dapat bereksplorasi di kelas masing-masing tanpa harus mengganggu guru mata pelajaran yang lain sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik. Di ruang kelas matematika yang penuh dengan aneka ragam media yang terkait dengan mata pelajaran matematika, guru bersama dengan siswa dapat melakukan berbagai kegiatan dalam rangka pembelajaran matematika dalam suasana kelas yang tidak membosankan. Guru dapat mengembangkan pengajaran yang interaktif dan memberikan kesempatan kepada para siswa untuk memberikan kontribusi terhadap proses belajar mereka ( Sutarto Hadi, 2003 ). Konsep matematika yang abstrak dapat direalisasikan dengan benda-benda yang ada di dalam kelas matematika sehingga membantu siswa dalam memahami konsep tersebut. Segala hal yang mendukung agar tujuan pembelajaran matematika tercapai dapat diupayakan oleh guru bersama dengan siswa di kelas matematika tersebut.

(21)

sehingga siswa kurang berminat untuk mempelajarinya. Oleh karena itu, dengan menggunakan berbagai media yang ada di kelas matematika dan didukung oleh kemampuan guru dalam mengajar dan mengelola kelas diharapkan siswa menjadi lebih mudah memahami konsep tersebut.

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik dan berusaha untuk merancang suatu kelas matematika dalam rangka Moving Class dan rencana pembelajaran untuk membantu siswa dalam memahami dan menerapkan konsep-konsep bangun datar.

B. Perumusan Masalah

Melihat latar belakang yang sudah tertera di atas penulis merumuskan permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana mendesain dan merealisasikan kelas matematika dalam rangka Moving Class untuk kelas VII ?

(22)

C. Tujuan

Adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana mendesain dan merealisasikan kelas matematika dalam rangka Moving Class untuk kelas VII.

2. Untuk mengetahui keterlaksanaan proses pembelajaran dengan desain kelas matematika tersebut pada pokok bahasan bangun datar di SMP Maria Immaculata kelas VII ditinjau dari aspek minat siswa, penggunaan media dan pemahaman materi.

D Manfaat

Manfaat penulisan skripsi ini adalah: 1. Bagi Universitas Sanata Dharma

Skripsi ini diharapkan dapat menambah jumlah koleksi skripsi di perpustakaan Universitas Sanata Dharma khususnya untuk program studi pendidikan matematika.

2. Bagi guru bidang studi

(23)

3. Bagi Kepala Sekolah

Skripsi ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam menentukan kebijakan untuk mengembangkan pendidikan matematika di sekolah.

4. Bagi penulis

Sebagai seorang calon guru, skripsi merupakan ajang latihan bagi

penulis untuk membuat suatu desain kelas matematika yang dapat mendukung pembelajaran matematika.

E. Penjelasan Istilah

Agar tidak menimbulkan perbedaan penafsiran dan kesalahan tentang beberapa istilah yang dipakai dalam penelitian, peneliti memberikan penjelasan beberapa istilah sebagai berikut:

1. Kelas matematika

Kelas matematika adalah ruang tempat belajar di sekolah secara khusus untuk pelajaran matematika.

2. Moving Class

(24)

3. Proses pembelajaran

Proses pembelajaran adalah suatu kegiatan yang diwarnai adanya interaksi antara guru dengan anak didik yang dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan, dengan memanfaatkan segala sesuatu guna kepentingan pembelajaran.

4. Keterlibatan siswa

Keterlibatan siswa dalam penelitian ini adalah peran serta siswa dalam kegiatan pembelajaran yang dinampakkan selama proses pembelajaran berlangsung.

5. Minat

Minat adalah perasaan senang yang dihubungkan dengan perbuatan-perbuatan yang lebih khusus terhadap sesuatu atau keadaan. Minat siswa terhadap Moving Class pada pembelajaran matematika dibatasi pada rasa senang atau tidak senang, tertarik atau tidak tertarik dalam pembelajaran matematika.

(25)

7 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Desain Kelas Matematika

1. Pengertian Desain Kelas Matematika

Pengertian desain kelas matematika dijabarkan sebagai berikut:

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002), desain berarti

rancangan atau pola, sedangkan kelas adalah ruang tempat belajar di

sekolah. Oemar Hamalik (1987:311) mendefinisikan kelas sebagai suatu

kelompok orang yang melakukan kegiatan belajar bersama, yang

mendapat pengajaran dari guru. Sedangkan Hadawi Nawawi seperti

dikutip oleh Syaiful Bahri mendefinisikan kelas dari dua sudut yaitu:

a. Kelas dalam arti sempit adalah ruangan yang dibatasi oleh empat

dinding, tempat sejumlah siswa berkumpul untuk mengikuti proses

belajar mengajar.

b. Kelas dalam arti luas adalah suatu masyarakat kecil yang merupakan

bagian dari masyarakat sekolah, yang sebagai satu kesatuan

diorganisasi menjadi unit kerja yang secara dinamis

menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar yang kreatif untuk

mencapai tujuan.

(26)

diajarkan di tingkat Sekolah Menengah Pertama, didefinisikan sebagai

suatu ilmu yang bersifat deduktif-aksiomatis. Sistem deduktif dimulai

dari unsur-unsur yang tidak didefinisikan. Dari unsur yang tidak

didefinisikan dirumuskan unsur-unsur yang didefinisikan. Dari kedua

unsur ini dapat dibentuk aksioma yang menunjukkan hubungan dasar

unsur-unsur pokok dalam sistem tersebut. Dari aksioma-aksioma

tersebut dapat disusun teori atau dalil (Hudoyo,1979). Selanjutnya

R.Soedjadi (2003) menambahkan bahwa salah satu karakteristik

matematika adalah objek dasar yang dipelajari dalam matematika adalah

abstrak.

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa desain kelas

matematika adalah pola atau rancangan suatu ruangan yang digunakan

oleh sekelompok orang di sekolah yang diorganisir menjadi unit kerja

yang secara dinamis menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar

dalam mata pelajaran matematika untuk mencapai suatu tujuan.

2. Karakteristik Kelas Matematika

Suasana kelas yang nyaman dan menyenangkan memungkinkan

seseorang untuk belajar dengan lebih baik. Penyusunan dan pengaturan

ruang belajar hendaknya memungkinkan siswa untuk duduk dengan

nyaman, baik untuk belajar secara berkelompok ataupun secara individu

(27)

dan bentuk kursi ataupun meja siswa disesuaikan dengan kondisi fisik

siswa dan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh siswa. Berbagai media

yang terkait dengan mata pelajaran matematika dapat dipergunakan

untuk melengkapi kelas tersebut. Sehingga kelas tersebut menampakkan

sesuatu yang khas sebagai sebuah kelas matematika.

Selanjutnya, hal yang sangat penting dalam pengaturan kelas

matematika adalah tersedianya berbagai media yang terkait dengan mata

pelajaran matematika. Media didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat

membawa informasi dan pengetahuan dalam interaksi yang berlangsung

antara guru dengan siswa (Benny Pribadi dalam Makalah Penggunaan

Media dalam Pembelajaran, 2005). Arif Sudirman, dkk. menegaskan

bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta

merangsang siswa untuk belajar. Pemilihan media hendaknya

disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai, materi pembelajaran

dan kondisi guru serta siswa yang akan menggunakan media tersebut.

Sesuai dengan sifat obyek matematika yang abstrak, penggunaan

media dapat memudahkan siswa untuk memahami konsep-konsep

matematika dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan lewat berbagai

kegiatan dalam pembelajaran. Konsep-konsep matematika dapat

direpresentasikan secara konkret dalam berbagai cara dengan

menggunakan berbagai media yang telah tersedia di kelas. Kreativitas

(28)

terciptanya proses pembelajaran matematika yang menyenangkan dan

tidak membosankan. Guru dapat mengembangkan pengajaran yang

interaktif dan memberikan kesempatan kepada para siswa untuk

memberikan kontribusi terhadap proses belajar mereka (Sutarto Hadi,

2003).

Arif Sudirman (2003) menjelaskan karakteristik media yang dapat

dipergunakan dalam pembelajaran matematika adalah sebagai berikut:

a. Media yang diproyeksikan

Media yang diproyeksikan adalah media yang penggunaannya

diproyeksikan di layar. Jenis media ini mampu menayangkan hampir

semua jenis materi dalam mata pelajaran matematika melalui kombinasi

tayangan teks dan gambar. Yang termasuk jenis media yang

diproyeksikan adalah overhead transparansi dan film slide.

b. Media yang tidak diproyeksikan

Berdasarkan bentuknya jenis media ini dapat dibedakan menjadi dua

yaitu pertama, media dua dimensi misalnya gambar, chart, poster, foto

dan grafik. Kedua, media tiga dimensi misalnya realita ( benda nyata ),

replika, model. Bahan dan perlengkapan yang dapat dipakai untuk

membuat media juga termasuk dalam kategori media tiga dimensi.

Materi tentang bangun ruang dan bangun datar banyak menggunakan

(29)

c. Media audio

Media audio adalah bahan suara (audio) yang direkam dalam format

fisik tertentu. Termasuk media jenis ini adalah kaset audio dan disk

audio. Media audio dapat dipakai dalam pembelajaran arimatika sosial

ataupun statistik.

d. Media video dan film

Media ini menayangkan gambar yang bergerak yang direkam dalam

format kaset video, video cassette disk. Media ini dapat dipergunakan

untuk menampilkan ketrampilan proses dari suatu konsep. Misalnya

untuk menunjukkan jaring-jaring kubus atau irisan suatu bangun ruang

atau menggambar grafik.

e. Komputer

Komputer dapat dipergunakan untuk membuat berbagai desain dan

rekayasa suatu konsep dalam bentuk teks, grafik, gambar bahkan suara.

Berbagai program dalam komputer dapat digunakan untuk pemecahan

masalah. Misalnya, program Wingeom-3 untuk melihat proses

jaring-jaring kubus hingga menjadi bangun ruang, program excel untuk

masalah probabilitas ataupun pecahan, dan berbagai visualisasi yang

(30)

Dari uraian di atas dapat disebutkan karakteristik kelas matematik

adalah:

1. Kelas matematika adalah suatu ruang tempat belajar secara khusus

untuk mata pelajaran matematika.

2. Sebuah kelas matematika dilengkapi dengan berbagai sarana dan

media yang terkait dengan mata pelajaran matematika yang sangat

mendukung pembelajaran.

3. Media yang ada menjadi sarana untuk merepresentasikan

konsep-konsep matematika yang abstrak.

4. Kelas diatur sedemikian rupa sehingga menarik dan nyaman untuk

belajar.

5. Kreativitas guru menggunakan media yang ada mendukung

terlaksananya pembelajaran secara optimal sehingga tujuan

pembelajaran dapat tercapai.

6. Siswa bersama dengan guru dapat bereksplorasi dalam berbagai

kegiatan dengan menggunakan media yang tersedia tanpa

(31)

B. Kegiatan Belajar Mengajar

1. Pengertian Kegiatan Belajar Mengajar

Menurut Winkel (1986:36-38) belajar diartikan sebagai suatu

aktivitas mental yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan

lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam

pengetahuan dan atau pemahaman, ketrampilan dan atau sikap.

Perubahan ini dapat berupa suatu hasil yang baru atau

penyempurnaan terhadap hasil yang telah diperoleh. Sedangkan

Slameto (1988:2) mendefinisikan belajar sebagai proses individu

untuk mendapatkan suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu dalam

berinteraksi dengan lingkungannya. Sedangkan Gagne seperti

dikutip oleh Dahar (1989:11) merumuskan belajar adalah suatu

proses dimana seorang manusia berubah perilakunya sebagai akibat

pengalamannya.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

belajar adalah suatu proses interaktif antara manusia dengan

lingkungannya yang menghasilkan perubahan tingkah laku yang

baru atau penyempurnaan terhadap hasil yang telah diperoleh baik

aspek pengetahuan, sikap maupun ketrampilan.

Sedangkan kegiatan mengajar dirumuskan oleh Nana Sudjana

(32)

ada disekitar anak didik sehingga dapat menumbuhkan dan

mendorong anak didik melakukan proses belajar. Pendapat ini

didukung oleh Moh. Uzer Usman (1990:3), yang mengatakan bahwa

mengajar adalah suatu usaha mengorganisasi lingkungan dengan

peserta didik dan bahan pelajaran yang menimbulkan terjadinya

proses belajar mengajar. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa

proses belajar adalah proses pengaturan lingkungan dengan peserta

didik dan bahan pelajaran yang menimbulkan proses belajar mengajar

untuk mencapai suatu tujuan. Dalam proses belajar mengajar guru

bertugas menciptakan kondisi belajar mengajar yang dapat

menghantarkan peserta didik untuk belajar dengan nyaman.

2. Karakteristik Pembelajaran Matematika di Kelas Matematika

Keberhasilan proses belajar mengajar di kelas tidak terlepas dari

peran serta guru, siswa dan berbagai sarana pendukung yang terkait

dengan proses belajar mengajar.

Menurut A. Samana (1994), guru adalah ujung tombak dalam proses

pembelajaran yang dituntut untuk menguasai berbagai kecakapan

keguruan. Salah satu kecakapan yang harus dikuasai oleh guru adalah

mampu mengelola program belajar mengajar yaitu menyusun program

pembelajaran, menguasai pendekatan dan meode mengajar . Siswa

(33)

menguasai matematika. Pemahaman guru tentang sifat matematika

juga akan mempengaruhi guru dalam memilih pendekatan dalam

mengajar. Guru yang memandang matematika sebagai kreasi mental

manusia akan lebih menekankan konstruktivisme sebagai landasan

belajar matematika. Dalam pembelajaran, setiap individu terlibat aktif

dalam proses pembelajaran dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan

dalam pikiran mereka, guru berperan sebagai fasilitator (Marpaung,

1998).

Max A. Sobel mengatakan bahwa siswa akan belajar secara

efektif jika mereka benar-benar tertarik terhadap pelajarannya.

Kreativitas guru dalam merancang pembelajaran sangat menentukan

terlaksananya proses belajar yang optimal. Penggunaan metode

pembelajaran akan efektif jika menghasilkan sesuatu yang sesuai

dengan apa yang diharapkan atau dengan kata lain jika tujuan

pembelajaran yang sudah ditetapkan dapat tercapai (Lisnawaty

dkk.1992:80). Beberapa metode alternatif dapat dipakai guru agar

pembelajaran berlangsung lebih menarik misalnya metode historis.

Dengan metode ini guru dapat menampilkan sejarah suatu penemuan

atau kehidupan tokoh matematika yang bekerja keras dalam usahanya

untuk mencari dan menemukan konsep atau teori dalam matematika

(34)

Inovasi lain dalam pembelajaran matematika adalah dengan

memanfaatkan musik yang dapat merangsang kerja otak sehingga

dapat membangkitkan minat siswa dalam belajar. Musik dapat

membantu menciptakan suasana kelas yang nyaman dan

menyenangkan. Memulai dan mengakhiri pelajaran dengan sesuatu

yang menantang akan membantu berlangsungnya proses pembelajaran

dengan lebih menarik sehingga siswa menanti-nantikan pelajaran

matematika berikutnya. Misalnya dengan menyampaikan suatu

pertanyaan yang menantang kepada para siswa atau dengan suatu

permainan.

Lebih lanjut A. Samana mengatakan bahwa peranan guru

sebagai ujung tombak dalam proses pembelajaran tidak terlepas dari

kemampuan guru dalam menggunakan berbagai media dan alat

peraga. Penggunaan alat peraga baik alat peraga benda konkret

maupun tiruan akan membantu siswa dalam memahami

konsep-konsep dalam matematika yang sifatnya abstrak. Hal ini ditekankan

pula oleh Bruner bahwa cara terbaik untuk belajar konsep matematika

dengan mengkonstruksikan konsep-konsep tersebut dengan benda

kongkret karena mudah diingat dan dapat diaplikasikan dalam situasi

yang tepat. Konsep-konsep yang abstrak dapat dimanipulasi dengan

alat peraga yang dapat dibuat sendiri oleh siswa. Berbagai alat peraga

(35)

untuk menggunakannya. Guru juga leluasa untuk mengatur tempat

duduk siswa sesuai dengan kebutuhan dan membuat siswa nyaman

untuk belajar matematika.

Secara singkat dapat dikatakan bahwa pembelajaran

Matematika di kelas matematika memberikan keleluasaan bagi guru

bersama dengan siswa untuk merancang kegiatan dengan

memanfaatkan berbagai media yang telah tersedia di kelas yang ada

dan mengatur kelas sesuai dengan kebutuhan tanpa menggangu mata

pelajaran yang lain.

3. Minat Siswa dalam Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran yang optimal dapat terjadi apabila ada

interaksi pengajaran yang terjalin antara guru, siswa dan lingkungan

pengajaran yang kondusif. Guru sangat berperanan dalam

menciptakan lingkungan belajar yang mendukung siswa untuk senang

mengikuti proses pembelajaran khususnya di kelas. Kemampuan guru

dalam mengembangkan variasi mengajar, baik dalam gaya mengajar,

penggunaan media dan penguasaan materi pembelajaran maupun

dalam menjalin interaksi dengan siswa mendukung tumbuhnya minat

belajar bagi siswa. Minat diartikan sebagai perasaan senang yang

dihubungkan dengan perbuatan-perbuatan yang lebih khusus terhadap

(36)

pembelajaran di kelas dalam rangka moving class terkait dengan

pembelajaran matematika di kelas matematika yang telah didesain

sesuai dengan kebutuhan dalam pembelajaran matematika.

C. Moving Class

Guru sebagai pengendali dalam kegiatan belajar perlu

mengusahakan suatu kelas yang kondusif agar proses pembelajaran

dapat berlangsung dengan baik. Suatu kondisi belajar yang optimal

dapat tercapai apabila guru mampu mengatur anak didik dan sarana

pengajaran serta mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan

untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Moving Class diartikan sebagai kelas berpindah maksudnya adalah

suatu bentuk pembelajaran di mana para siswa harus berpindah kelas

untuk mengikuti proses pembelajaran sesuai dengan jadwal yang telah

ditentukan dan guru tetap berada di kelas sesuai dengan mata pelajaran

yang diampunya. Pergantian jam pelajaran ditandai dengan bel dan para

siswa berpindah kelas dengan diiringi musik selama kurang lebih tiga

menit siswa harus sudah siap di kelas. Hal terpenting yang pertama

harus dilakukan guru ketika siswa sudah sampai di kelas adalah

memeriksa jumlah siswa sesuai dengan presensi.

Sistem moving class dalam pembelajaran matematika mempunyai

(37)

1. Siswa tidak jenuh mengikuti pelajaran karena pergantian kelas yang

berbeda-beda situasi dan kondisinya.

2. Siswa lebih dapat mengkonsentrasikan diri untuk mengikuti

pelajaran.

3. Siswa bersama guru dapat memanfaatkan berbagai sarana yang ada

di kelas yang mendukung belajar.

4. Siswa belajar disiplin dan tertib dalam mengikuti pelajaran.

5. Kondisi fisik kelas yang diatur sedemikian rupa sebagai sebuah

kelas matematika lebih menarik dan memberikan motivasi yang

positif bagi siswa untuk belajar.

6. Guru menghemat waktu dan tenaga untuk mempersiapkan media

belajar karena sudah tersedia di kelas.

7. Guru termotivasi untuk terus menerus mengusahakan hal-hal yang

baru untuk keperluan kelas agar lebih menarik dan nyaman untuk

belajar.

Sebagai sebuah model pembelajaran yang masih baru

diterapkan di sekolah sistem Moving Class mempunyai beberapa

kelemahan yaitu:

1. Membutuhkan dana yang cukup besar untuk melengkapi kelas

dengan berbagai media yang diperlukan untuk mendukung proses

(38)

2. Memberi peluang bagi siswa untuk berlama-lama di luar kelas saat

pergantian pelajaran.

3. Kondisi sekolah yang luas dengan banyak ruangan menyebabkan

siswa tidak dapat cepat berada di kelas karena jarak antar ruangan

yang jauh.

D. Kurikulum 2004 ( KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI )

Mata pelajaran matematika SMP / Madrasah Tsanawiyah dalam

Kurikulum 2004 meliputi aspek bilangan, aljabar, geometri dan

pengukuran serta statistika dan peluang. Adapun Standar Kompetensi

dan Kompetensi Dasar untuk kelas VII dijabarkan sebagai berikut:

Tabel 1. Kurikulum 2004 Kelas VII Semester 1

KOMPETENSI DASAR STANDAR KOMPETENSI

Bilangan

1. Memahami sifat-sifdat operasi hitung bilangan dan penggunaannya dalam pecahan masalah.

1.1 Melakukan operasi hitung bilangan bulat dan pecahan.

1.2 Menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan bulat dan pecahan dalam pemecahan masalah.

Aljabar

2. Memahami bentuk aljabar, persamaan dan pertidaksamaan linier satu variabel.

2.1 Mengenali bentuk aljabar dan unsur- unsurnya.

2.2 Melakukan opersi pada bentuk aljabar.

2.3 Menyelesaikan persamaan linier satu variabel

(39)

3. Menggunakan bentuk aljabar, persamaan dan pertidaksamaan linier satu variabel dn perbandingan dalam pemecahan masalah.

3.1 Membuat model matematika dari masalah yang berkaitan dengan persamaan dan pertidaksamaan linier satu variabel.

3.2 Menyelesaikan model matematika yang berkaitan dengan persamaan dan pertidaksamaan linier satu variabel

3.3 Menggunakan konsep aljabar dalam pemecahan masalah aritmatika sosial yang sederhana.

3.4 Menggunakan perbandingan untuk pemecahan masalah.

Tabel 2. Kurikulum 2004 Kelas VII Semester 2

STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR

Aljabar

4. Menggunakan konsep himpunan dan diagram venn dalam pemecahan masalah.

4.1 Memahami pengertian dan notasi himpunan, serta penyajiannya. 3.2 Memahami konsep himpunan bagian.

4.3 Melakukan operasi irisan, gabungan, kurang dan komplemen pada himpunan.

4.4 Menyajikan himpunan dengan diagram venn.

4.5 Menggunakan konsep himpunan dalam pemecahan masalah.

Geometri

5. Memahami hubungan garis dengan garis, garis dengan sudut, sudut drngan sudut, serta menemukan ukurannya.

5.1 Menentukan hubungan antara dua garis,serta besar dan jenis sudut. 5.2 Memahami sifat-sifat sudut yang terbentuk jika dua garis berpotongan atau dua garis sejajar berpotongan dengan garis lain.

(40)

6. Memahami konsep segi empat dan segitiga serta menentukan ukurannya

6.1 Mengidentifikasi sifat-sifat segitiga berdasarkan sisi dan sudutnya.

6.2 Mengidentifikasi sifat-sifat persegi panjang, persegi, trapesium, jajaran genjang, belah ketupat dan layang-layang.

6.3 Menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segi empat serta pemecahan masalah. 6.4 Melukis segitiga, garis tinggi, garis bagi garis berat dan garis sumbu.

E. Materi Persegipanjang dan Persegi

1. Persegipanjang

a. Pengertian Persegipanjang

Pengertian persegi panjang dapat dirumuskan dari karakteristik atau

ciri-ciri persegi panjang itu sendiri. Beberapa ciri persegi panjang adalah

sebagai berikut:

(41)

Gambar 1 (a) adalah persegipanjang ABCD yang diletakkan

berhimpit dengan bingkainya sehingga A→A, B→B,

C→ C, D→D.

Gambar 1 (b) diperoleh dengan cara membalik persegipanjang

ABCD menurut garis PQ sehingga diperoleh A→ B,

D→C, AD→BC. Jadi AD = BC

Gambar 1 (c) diperoleh dengan cara membalik persegipanjang

ABCD menurut garis XY, sehingga A→D, B→C, dan

AB→DC. Jadi AB = DC.

A B

D C

Gambar 2. Pemasangan Ubin Persegipanjang

Gambar 2 adalah pemasangan ubin persegipanjang ABCD yang

kongruen. Ubin itu digeser sepanjang baris ubin-ubin ke kanan atau ke

kiri, jadi sisi AB dan sisi DC searah dan berjarak tetap, dikatakan AB

(42)

ke atas atau ke bawah, jadi sisi AD dan BC searah dan berjarak tetap,

maka AD // BC.

Pada persegipanjang ABCD, AB = DC dan AB // DC, AD =

BC dan AD // BC. Karena AB = DC dan AD = BC, maka dapat

disimpulkan bahwa pada setiap persegipanjang, sisi-sisi yang

berhadapan sama panjang dan sejajar.

* Pada setiap persegipanjang, kedua diagonalnya sama dan

D→D. AC dan BD masing-masing disebut diagonal persegipanjang

ABCD

Gambar 3 (b) diperoleh dengan cara membalik persegipanjang

(43)

Gambar 3 (c) diperoleh dengan cara memutar persegipanjang ABCD

* Pada setiap persegipanjang, keempat sudutnya sama dan

(44)

dibalik menurut sumbu simetri XY, maka A↔D, jadi

A< = < D.

Gambar 4 (d) menunjukkan letak persegi panjang ABCD setelah

diputar setengah putaran atau 180 dengan pusat O, maka

A↔C, jadi <A = <C.

Karena <A = <B = <C = <D jadi dapat disimpulkan bahwa dalam

setiap persegi pajang tiap-tiap sudutnya sama besar.

Gambar 5. Sudut-sudut Persegipanjang

Kita dapat melihat dalam pengubinan dengan menggunakan persegi

panjang yang kongruen. Empat buah persegipanjang diletakkan

bersisian seperti yang ditunjukkan pada gambar 5 Ternyata keempat

bangun itu dapat menutup bidang datar tanpa celah dan tidak saling

menutupi. Hal ini menunjukkan bahwa empat sudut persegipanjang

membentuk sudut satu putaran penuh. Jadi besar tiap-tiap sudut

persegipanjang = 360° : 4 atau merupakan sudut siku-siku.

Jadi dapat disimpulkan bahwa setiap persegipanjang, setiap sudutnya

merupakan sudut siku-siku ( 90° ). Karena persegipanjang ABCD, 1 2

(45)

<A= <B = <C = <D = 90°, maka setiap persegi panjang keempat

udutnya sama besar dan siku-siku.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa persegipanjang adalah

segi empat yang keempat sudutnya siku-siku dan sisi-sisi yang

berhadapan sama panjang dan sejajar.

b. Keliling Persegipanjang

Keliling persegi panjang adalah jumlah panjang semua sisi

persegipanjang.

Perhatikan gambar 6 di bawah ini:

A B

C D

Gambar 6. Keliling Persegipanjang ABCD

Keliling persegipanjang ABCD =AB + BC +CD +DA.

Karena AB = CD dan BC = AD, maka keliling persegipanjang ABCD

= 2 x AB + 2 x BC. AB disebut panjang dan BC disebut lebar. Jadi

keliling persegipanjang ABCD = 2 x panjang + 2 x lebar. Jika panjang

= p cm, lebar = l cm, dan keliling = K cm, maka rumus keliling

(46)

c. Luas Persegipanjang

Luas persegipanjang adalah luas daerah persegi panjang yang

dibatasi oleh sisi-sisi persegi panjang tersebut.

A p B

l

D C

Gambar 7. Luas Daerah Persegipanjang ABCD

Pada gambar 7 daerah yang diarsir menunjukkan luas persegipanjang.

Untuk mendapatkan rumus luas persegipanjang, perhatikanlah tabel

berikut:

Tabel 3. Luas Persegipanjang

Persegipanjang Panjang Lebar Banyak

Persegi

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa rumus luas persegi

panjang adalah : panjang x lebar. Jika, panjang = p cm, lebar = l cm,

dan luas = L cm², maka: Rumus luas persegipanjang adalah L = p x l

(47)

2. Persegi

a. Pengertian Persegi

Pengertian persegi dapat diperoleh dengan melihat karakteristik atau

ciri-ciri persegi itu sendiiri. Adapun ciri-ciri persegi adalah :

Persegi mempunyai empat sisi yang sama panjang dan sisi yang

berhadapan sejajar.

A B A B A B

D C D C D C

(a) (b) (c)

Gambar 8. Sisi-sisi Persegi Sama Panjang dan Sisi-sisi yang

Berhadapan Sejajar

Gambar 8 (a) adalah persegi ABCD yang diletakkan berhimpit dengan

bingkainya, sehingga A→A, B→B, C→C, dan D→D.

Gambar 8(b) diperoleh dengan cara membalik persegi ABCD menurut

garis diagonal AC, sehingga diperoleh A→A, B→D, dan

AB→AD, jadi AB = AD. Selain itu diperoleh C→C,

B→D, dan CB→CD, jadi CB = CD.

Gambar 8 (c) diperoleh dengan cara membalik persegi ABCD menurut

garis diagonal BD, sehingga diperoleh A→C, B→B, dan A B

D C

C B

D A A D

(48)

AB→CB, jadi AB = CB. Selain itu juga diperoleh A→C,

D→D, dan AD→CD, jadi AD = CD.

Dari penjelasan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa panjang sisi AB

= AD, panjang sisi CD = CB, jadi AB = AD = CD = CB.

Gambar 9. Pemasangan Ubin Persegi

Gambar 9 adalah pemasangan ubin persegi ABCD yang kongruen.

Ubin itu digeser sepanjang baris ubin-ubin ke kanan atau ke kiri, jadi

sisi AB dan sisi DC searah dan berjarak tetap. Dikatakan AB dan DC

sejajar, ditulis AB // DC. Juga digeser dalam satu lajur ke atas atau ke

bawah, Jadi sisi AD dan BC searah dan berjarak tetap, maka AD //

BC.

Pada persegi ABCD, AB = AD = CD = CB dan AB // DC, AD // BC

maka dapat disimpulkan bahwa sisi-sisi persegi mempunyai panjang

yang sama dan sisi-sisi yang berhadapan sejajar.

Bangun persegi merupakan bangun persegi panjang yang khusus,

sehingga sifat- sifat yang dimiliki oleh persegi panjang berlaku untuk

(49)

misalnya sudut-sudut dalam persegi dan persegi panjang mempunyai

besar yang sama yaitu 90º, sisi yang berhadapan sama panjang dan

sejajar.

Berdasarkan ciri-ciri di atas dapat disimpulkan bahwa persegi adalah

segi empat yang keempat sisinya sama panjang dan salah satu

sudutnya siku-siku.

b. Keliling Persegi

Definisi keliling persegi adalah jumlah panjang semua sisi persegi.

Persegi mempunyai sifat bahwa panjang semua sisinya sama, maka jika

panjang sisinya disimbolkan dengan s diperoleh rumus keliling persegi

adalah:

K = s + s + s atau K = 4s.

c. Luas Persegi

Seperti definisi luas persegipanjang, definisi luas persegi adalah luas

daerah persegi yang dibatasi oleh sisi-sisi persegi tersebut. Karena sisi

persegi mempunyai panjang yang sama dan jika disimbolkan dengan s,

(50)

32

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Merancang Desain Kelas Matematika

1. Persiapan

Pada tahap ini peneliti melakukan observasi terhadap kondisi kelas yang hendak didesain sebagai kelas matematika untuk kelas VII. Selain itu, untuk mendapatkan gambaran mengenai desain kelas matematika peneliti juga membaca literatur dan studi lapangan di SMP Karangturi Semarang yang juga menerapkan pembelajaran matematika dengan desain kelas khusus Peneliti juga mendata media-media yang diperlukan sesuai dengan materi pembelajaran kelas VII.

2. Perencanaan

Peneliti menentukan desain kelas sesuai dengan kondisi kelas yang tidak terlalu luas. Mempersiapkan media – media yang sudah ada dan merencanakan untuk membuat media yang belum ada.

3. Realisasi Desain Kelas Matematika

Pada tahap ini peneliti mulai menata kelas sesuai dengan desain yang telah direncanakan.

(51)

Peneliti juga membuat media yang belum tersedia sesuai dengan materi, membuat papan buletin dan perpustakaan mini. Desain kelas dapat dilihat pada bab IV halaman 44 dan 45.

B. Menguji Coba Desain Kelas Pada Pembelajaran Matematika 1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah diskriptif kualitatif. Penelitian deskripsif adalah penelitian yang menghasilkan data-data deskriptif atau paparan yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku orang yang diamati (Nasution,2003,11). Kualitatif karena sifat data yang dikumpulkan bercorak kualitatif yaitu tidak menggunakan alat-alat pengukur statistik.

2. Desain Penelitian

Agar penelitian berjalan dengan lancar peneliti melakukan langkah-langkah penelitian sebagai berikut:

a. Perencanaan

(52)

diisi oleh siswa setelah mengikuti pembelajaran pada pertemuan ketiga. Selain itu peneliti juga memastikan bahwa handycam siap digunakan.

b. Pelaksanaan Penelitian dan Pengamatan

Penelitian dilaksanakan selama tiga kali pertemuan dalam proses pembelajaran dengan desain kelas matematika. Selama proses pembelajaran peneliti dibantu oleh dua rekan peneliti. Seorang rekan bertindak sebagai pengamat dan seorang bertindak sebagai perekam kegiatan pembelajaran. Pengamatan terhadap keterlibatan siswa dilakukan rekan peneliti dengan menggunakan lembar pengamatan yang telah dipersiapkan sebelumnya dan perekaman dengan menggunakan handycam yang dapat mendokumentasikan proses pembelajaran relatif lengkap. Hasil pengamatan dan rekaman video diolah menjadi informasi yang lebih bermakna dengan proses reduksi data. Setelah melaksanakan proses pembelajaran peneliti memberikan soal evaluasi yang dikerjakan oleh siswa secara individu. Soal tes berupa pertanyaan uraian yang terdiri atas empat pertanyaan. Tes ini digunakan untuk melihat sejauh mana tujuan pembelajaran matematika dengan desain kelas matematika tersebut tercapai.

(53)

desain kelas matematika. Kuisioner terdiri atas empat pertanyaan terbuka yang diisi oleh siswa setelah selesai mengikuti seluruh proses pembelajaran. Peneliti juga melakukan wawancara secara non formal dengan guru pengampu matapelajaran matematika di kelas VII B untuk mendapatkan data pendukung yang digunakan untuk crosscek dengan data utama.

c. Pengolahan Data

Data-data yang telah diperoleh melalui pengamatan, rekaman video dan kuisioner diolah melalui proses reduksi supaya menjadi data yang bermakna. Data-data yang bermakna itu digunakan sebagai dasar bagi peneliti untuk mengadakan perbaikan pembuatan desain kelas seperti terurai dalam bab IV.

3. Subyek dan Obyek Penelitian

(54)

Sedangkan obyek penelitian adalah keterlaksanaan uji coba desain kelas matematika pada pembelajaran matematika pokok bahasan bangun datar di kelas VII B SMP Maria Immaculata Yogyakarta.

4. Bentuk Data

Data utama dalam penelitian ini adalah hasil pengamatan, kuisioner dan rekaman video. Data-data tersebut adalah data keterlibatan siswa selama proses pembelajaran. Sebagai data pendukung dilakukan wawancara dengan guru pengampu matapelajaran matematika di kelas VII dan siswa. Data yang diperoleh diolah secara deskriptif untuk mengetahui keterlaksanaan proses pembelajaran dengan desain kelas matematika tersebut.

5. Tehnik Pengumpulan Data

(55)

6. Instrumen Penelitian

Jenis insrtumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Lembar Pengamatan

Pengamatan dilakukan untuk mendapatkan data keterlibatan siswa secara aktif selama proses pembelajaran. Format lembar pengamatan yang memuat aspek-aspek yang harus diamati dalam penelitian ini dapat dilihat pada lembar lampiran halaman 135.

b. Kuisioner

Kuisioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (Suharsimi Arikunto,1998,140). Kuisioner terdiri atas empat pertanyaan terbuka yang diisi oleh siswa untuk mengetahui tanggapan siswa tentang keterlaksanaan uji coba desain kelas matematika dalam proses pembelajaran matematika. Lembar kuisioner dapat dilihat dalam lembar lampiran halaman 137.

c. Rancangan Proses Pembelajaran

(56)

7. Tehnik Analisis Data

Data dari rekaman video, lembar pengamatan dan kuisioner diolah dalam beberapa tahap yaitu :

a. Reduksi Data

Data yang terkumpul melalui pengamatan, hasil rekaman video, pengisian kuisioner dan tes evaluasi diolah dalam proses reduksi. Proses reduksi dilakukan dengan menyederhanakan data melalui pemilihan dan pemfokusan data-data pokok. Data-data tersebut disusun secara sistematis sehingga dapat dipilih data manakah yang menunjukkan keterlibatan siswa selama proses pembelajaran. Aspek pengamatan yang menunjukkan keterlibatanan siswa selama proses pembelajaran adalah :

• Minat siswa mengikuti pelajaran matematika • Penggunaan media pembelajaran

• Pemahaman materi pembelajaran

b. Display Data

(57)

39

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Hasil Rancangan Desain Kelas Matematika

1. Deskripsi Pelaksanaan Pembuatan Desain Kelas Matematika

Sebelum mengadakan pembuatan desain kelas matematika peneliti

telah melakukan observasi di kelas yang hendak didesain sebagai kelas

matematika yaitu kelas VII. Kelas tersebut dipergunakan sebagai ruang

belajar bagi siswa-siswi kelas VII A, B, C, D dan E. Ruang kelas seluas

kurang lebih 7m x 8m berada di lantai dua dengan daya tampung

rata-rata 38 orang per kelas. Untuk menuju ruang kelas VII tersebut tersedia

dua tangga masing-masing dari arah utara dan selatan pintu ruang kelas.

Tangga tersebut dimanfaatkan sebagai jalur perpindahan bagi

siswa-siswi yang hendak menggunakan ruang kelas tersebut. Siswa yang

meninggalkan kelas keluar lewat pintu ke arah utara sedangkan siswa

yang hendak menuju ruang kelas masuk dari arah selatan. Peneliti juga

mulai mendata media-media yang diperlukan dan yang telah tersedia di

sekolah sesuai dengan materi pembelajaran berdasar kurikulum yang

(58)

Peneliti melengkapi media yang belum tersedia dengan membuat

alat peraga atau media sesuai dengan materi yang ada. Peneliti

mempergunakan bahan-bahan yang sederhana dengan warna-warna

yang sesuai dengan selera remaja. Peneliti melengkapi kelas dengan

perpustakaan kecil yang menyediakan buku-buku yang terkait dengan

mata pelajaran matematika. Foto berbagai media dapat dilihat pada

lembar lampiran halaman 140.

Di bawah ini disajikan berbagai media yang disediakan beserta

manfaatnya:

(59)

6. jual, harga beli, laba, rugi.

Untuk materi himpunan, operasi sifat bangun datar ditinjau dari diagonal, besar sudut.

Menghitung volume bangun ruang

Untuk menghitung keliling dan luas persegi dan persegi panjang, Pertidaksamaan linier satu variabel

Mengenal pecahan dan operasinya.

(60)

18.

Papan tulis ( white board, papan bergaris kotak)

Untuk berbagai jenis materi

Untuk menggambar, menulis, menggunting, kelengkapan OHP.

Untuk memberi motivasi siswa dalam belajar.

Untuk semua jenis materi.

Sebelum menata ruang kelas, penulis telah merencanakan sebuah

denah atau bagan penataan kelas. Penataan kelas dilakukan selama

liburan sekolah sehingga tidak mengganggu proses pembelajaran.

Beberapa media dipasang menempel di dinding termasuk rak buku

perpustakaan kecil sebagian disimpan di rak alat peraga dan di almari.

Media yang dipasang atau diatur di kelas disesuaikan dengan materi

yang dipelajari sesuai dengan rencana pembelajaran yang disusun,

sedangkan media yang belum dipergunakan dapat disimpan di almari

kelas yang tersedia. Media elektronik yang tersedia di kelas diletakkan

di meja tertutup yang dapat dipergunakan sewaktu-waktu. Karena

(61)

perlengkapannya tersedia di ruang multimedia terebut. Jika dibutuhkan,

maka peralatan tersebut dapat dibawa ke ruang kelas matematika atau

siswa belajar di ruang multi media tersebut. Meja dan kursi siswa diatur

dengan berbagai posisi sesuai dengan kebutuhan dan kondisi kelas yang

tidak begitu luas. Masing-masing siswa juga disediakan sebuah locker

untuk menyimpan buku-buku pelajaran yang akan dipakai sesuai

dengan jadwal pelajaran pada hari yang bersangkutan. Siswa cukup

membawa buku-buku yang diperlukan untuk 3 jam pelajaran sebelum

istirahat pertama. Pada saat istirahat siswa dapat mempersiapkan

buku-buku yang hendak dipakai untuk tiga jam pelajaran berikutnya.

Penataan meja dan kursi siswa disesuaikan dengan kebutuhan. Dalam

desain ini peneliti mengatur meja dan kursi siswa dalam bentuk leter U

dan V.

2. Realisasi Desain Kelas Matematika

Desain kelas matematika untuk kelas VII dibuat dengan skala 1 : 50.

dengan dua susunan meja kursi siswa yang berbeda. Desain kelas

(62)
(63)
(64)

B. Hasil Uji Coba Desain Kelas Matematika pada Pembelajaran

Matematika

1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilaksanakan di kelas VII SMP Maria Immaculata

Yogyakarta, yang dilaksanakan pada tanggal 23, 30 Januari 2007 dan 1

Februari 2007 pada semester II tahun ajaran 2006 / 2007. Sebagai

subyek penelitian adalah siswa-siswi kelas VII B dengan jumlah siswa

38 orang yang terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 22 siswi perempuan.

Materi yang diajarkan adalah Bangun Datar Persegi dan Persegi

Panjang. Penelitian dilaksanakan selama 3 kali pertemuan, setiap kali

pertemuan membutuhkan waktu 2 x 45 menit. Pada setiap pertemuan

siswa mengerjakan lembar kegiatan seperti tertulis dalam rencana proses

pembelajaran. Pada akhir pertemuan ketiga siswa mengerjakan tes

evaluasi. Pada pertemuan pertama siswa mengadakan kegiatan

pembelajaran di kelas matematika dengan desain kelas yang pertama

sedangkan pada pertemuan kedua dengan desain yang kedua. Pada

pertemuan ketiga siswa mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas

matematika pada jam pertama, sedangkan pada jam kedua siswa

mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas mereka sendiri.

Peneliti juga mengadakan wawancara secara non formal dengan

(65)

dengan siswa. Data hasil wawancara menjadi data pendukung dari

data-data hasil hasil rekaman video, lembar pengamatan dan kuisioner.

Selama proses pembelajaran diadakan pengamatan untuk mengamati

keterlibatan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Pengamatan

dilakukan oleh rekan peneliti dengan menggunakan lembar pengamatan.

Untuk mempermudah pengamatan setiap siswa memakai tanda

pengenal. Peneliti juga dibantu oleh seorang rekan yang

mendokumentasikan seluruh kegiatan siswa dengan menggunakan

handycam. Pada akhir pertemuan ketiga diadakan tes dan pengisian

kuisioner.

2. Pelaksanaan Pembelajaran

Pelaksanaan pembelajaran terdiri atas tiga kali pertemuan. Hasil

pelaksanaan kegiatan pembelajaran diuraikan sebagai berikut :

a. Pembelajaran Hari Pertama

Kegiatan Pendahuluan

Kegiatan pembelajaran pertemuan pertama dilaksaanakan pada

hari Selasa, 23 Januari 2007 pada jam pertama yaitu puklul 07.15 –

08.30. Sebelum memulai kegiatan belajar peneliti menciptakan suasana

yang menyenangkan dengan menanyakan keadaan para siswa dan

memperkenalkan diri. Peneliti juga memberikan pengarahan agar para

siswa mengikuti kegiatan dengan gembira, tidak perlu takut dan tegang.

(66)

didesain sebagai kelas matematika. Beberapa siswa memberikan

tanggapan yang positif. Peneliti menekankan pada para siswa bahwa

semua media maupun buku-buklu yang di kelas dapat dipergunakan

pada saat siswa belajar baik pada jam pelajaran matematika maupun di

saat siswa istirahat. Siswa dapat menggunakan media sesuai dengan

kebutuhan. Peneliti juga menjelaskan bahwa pemeliharaan kelengkapan

media menjadi tanggung jawab bersama seluruh anggota kelas yang

menggunakan media tersebut.

Setelah siswa memahami penjelasan dari peneliti, peneliti mengajak

para siswa untuk memulai kegiatan dengan menggali pengetahuan siswa

tentang bangun datar yang pernah dipelajari di SD dengan tanya jawab

dan permainan tebak kata. Sebagian besar siswa dapat menyebutkan

macam-macam bangun datar. Peneliti bersama dengan para siswa

memperbaiki jawaban siswa yang belum benar. Peneliti menekankan

kepada para siswa agar menggunakan media–media yang ada untuk

membantu memahami materi. Peneliti juga menekankan kepada para

siswa bahwa dengan menggunakan media siswa dapat memahami

konsep-konsep matematika dengan benar dan dapat membuktikannya.

Kegiatan ini berlangsung selama kurang lebih 20 menit, lebih lama 5

(67)

Kegiatan Diskusi Dalam Kelompok

Siswa mulai mengerjakan lembar kegiatan pertama dalam

kelompok. Peneliti membagi siswa dalam 7 kelompok. 4 kelompok

terdiri atas 5 siswa dan 3 kelompok terdiri atas 6 siswa. Daftar

kelompok dapat dilihat dalam lembar lampiran halaman Peneliti

bersama dengan seorang rekan mengamati tiap-tiap siswa dalam

kelompok selama kegiatan pembelajaran berlangsung dengan mengisi

lembar pengamatan yang telah disediakan oleh peneliti. Saat siswa

berdiskusi peneliti juga berkeliling dari satu kelompok ke kelompok

yang lain untuk memantau apakah tiap-tiap siswa terkibat aktif dalam

diskusi dan juga memberi bantuan kepada para siswa apabila mengalami

kesulitan. Selama kegiatan sebagian besar siswa menunjukkan kerja

sama yang baik dalam kelompoknya dan aktif dalam melakukan diskusi

(68)

Gambar 12. Siswa Berdiskusi Dalam Kelompok

Namun ada juga siswa yang nampak kurang aktif dalam diskusi dan

hanya diam mendengarkan anggota kelompok yang berbicara. Beberapa

siswa mengamati benda-benda yang ada di kelas meskipun hanya dari

tempat duduk mereka. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengamatan dalam

lembar pengamatan guru. Sebagian besar siswa tidak menggunakan

media yang tersedia untuk menyelesaikan lembar kegiatan itu. Mereka

cukup mengamati benda-benda dari tempat duduk siswa. Bahkan ketika

ada siswa yang mengalami kesulitan menjawab pertanyaan pada lembar

kegiatan, siswa tidak mau menggunakan media yang ada sebagai alat

bantu. Mereka lebih senang bertanya pada peneliti. Selama kegiatan

pembelajaran berlangsung peneliti juga memotivasi siswa agar

menggunakan media atau buku-buku yang ada untuk membantu siswa

memahami materi yang sedang dipelajari. Namun tindakan ini tidak

(69)

Demikian juga ketika siswa diminta untuk membuat model persegi

panjang mereka cenderung membuat dengan asal-asalan saja. Mereka

tidak memanfaatkan media yang tersedia. Kegiatan ini berlangsung

selama 30 menit dan semua kelompok dapat menyelesaikan lembar

kegiatan pertama yang diberikan oleh peneliti. Hasil diskusi kelompok

dapat dilihat pada lembar lampiran halaman 128.

Kegiatan Presentasi

Setelah masing-masing kelompok menyelesaikan lembar kegiatan

pertama salah satu wakil kelompok mempresentasikan hasil diskusinya

di depan kelas. Masing-masing kelompok mendapat kesempatan untuk

mempresentasikan hasil diskusinya selama kurang lebih 5 menit.

Sebagian besar kelompok mempresentasikan hasil diskusinya dengan

cepat tanpa memperhatikan apakah kelompok pendengar memahami apa

yang dipresentasikan atau tidak. Peneliti mengarahkan agar kelompok

presentasi mempresentasikan hasil diskusinya dengan perlahan-lahan

agar dapat dipahami oleh kelompok pendengar dan dapat mengerti

apabila terjadi kesalahan dalam menjawab. Peneliti juga mengarahkan

pada kelompok presentasi untuk menggunakan media diperlukan selama

mempresentasikan hasil diskusinya. Ada kelompok yang

mempresentasikan dengan memberikan gambaran lewat gerakan tangan

untuk memperjelas apa yang dibacanya. Hal itu membuat suasana agak

(70)

Meski peneliti memberi kesempatan kelompok presentasi untuk

menggunakan media tetapi tidak ada yang mempergunakan.

Kegiatan Penutup

Setelah semua kelompok mempresentasikan hasil diskusi mereka,

peneliti memberikan pengarahan terkait dengan pelaksanaan kegiatan

pembelajaran yang baru saja berlangsung. Peneliti menekankan bahwa

media dapat dipergunakan untuk membantu memahami konsep-konsep

yang dipelajari. Dengan media yang konkret maka konsep yang abstrak

dapat diperjelas sehingga mudah dipahami. Peneliti juga mengingatkan

bahwa selama diskusi kelompok masih ada siswa yang kurang aktif atau

cenderung bermain sendiri. Peneliti memberikan contoh menggunakan

media yaitu model persegi panjang untuk melihat dan menemukan

sifat-sifat persegi panjang. Siswa nampak lebih memahami konsep sifat-sifat

persegi panjang yang disampaikan dengan menggunakan model persegi

panjang. Sebelum kegiatan berakhir peneliti memberikan tugas kepada

para siswa untuk mempejari kembali materi yang telah dipelajari dan

membaca materi selanjutnya yaitu tentang persegi.

Catatan pelaksanaan pembelajaran pada hari pertama.

Pada kegiatan pembelajaran hari pertama sebaiknya peneliti

menggali kembali pemahaman siswa tentang bangun datar secara

(71)

dengan benar sebelum siswa melanjutkan mempelajari secara khusus

tentang suatu bangun datar tertentu.

b. Pembelajaran Hari Kedua

Kegiatan Pendahuluan

Kegiatan pembelajaran pertemuan kedua dilaksanakan pada hari

Selasa, 30 Januari 2007 pada jam pertama yaitu pukul 07.15-08.30.

Peneliti mengawali kegiatan pembelajaran dengan membahas materi

yang sudah dipelajari pada pertemuan pertama yang belum selesai

dibahas pada pertemuan pertama. Peneliti memberikan pengarahan

bahwa sebagian besar kelompok sudah benar menjawab

pertanyaan-pertanyaan lembar kegiatan pertama. Tetapi masih ada kesalahan yang

perlu untuk diperbaiki. Beberapa kelompok masih belum benar

menyebutkan sifat-sifat persegi panjang ditinjau dari diagonal, sisi dan

sudutnya. Mereka belum memahami pengertian diagonal dengan benar.

Demikian juga dengan cara membuat model persegi panjang yang

digunakan sebagai alat peraga untuk menjelaskan sifat-sifat persegi

panjang. Tetapi ada juga kelompok yang menjawab dengan benar

hampir semua semua pertanyaan dalam lembar kegiatan pertama. Hasil

diskusi dapat dilihat pada lembar lampiran halaman 131.

Peneliti juga menjelaskan pentingnya menggunakan media untuk

(72)

menjelaskan hal itu dengan memberikan contoh menggunakan OHP dan

transparansi untuk mengulas tentang pengertian diagonal seperti

nampak dalam gambar di bawah ini.

Gambar 13. Media Transparansi Bergambar Persegi Panjang Dan Persegi

Peneliti juga menjelaskan dengan menggunakan model persegi

panjang yang dilengkapi dengan garis diagonal. Sambil menjelaskan

peneliti juga mengadakan tanya jawab dengan siswa sehingga siswa

dapat menemukan sendiri pengertian diagonal dan sifat-sifat persegi

panjang ditinjau dari diagonalnya.

Kegiatan Diskusi Kelompok

Siswa mengerjakan lembar kegiatan kedua dalam kelompok yang

sama pada pertemuan pertama. Tetapi ada 5 siswa yang tidak dapat

mengikuti kegiatan pembelajaran karena mengikuti pelatihan

(73)

kelompok untuk melengkapi kelompok yang berkurang jumlah

anggotanya. Peneliti juga mengingatkan para siswa agar mengerjakan

tugas yang kedua dengan lebih baik. Selama siswa berdiskusi rekan

peneliti melakukan pengamatan sesuai dengan lembar pengamatan yang

sudah dipersiapkan oleh peneliti. Sementara itu peneliti berkeliling dari

kelompok satu ke kelompok yang lain untuk memantau apakah siswa

sungguh-sungguh terlibat dalam diskusi. Peneliti juga memberikan

bantuan kepada kelompok yang mengalami kesulitan. Pada saat diskusi

ada kelompok yang mempergunakan alat peraga dan melakukan

pengamatan secara langsung media yang ada di kelas seperti nampak

dalam gambar di bawah ini :

(74)

Gambar 15. Siswa Membuat Model Persegi Panjang

Beberapa siswa mengambil alat peraga dan dibawa ke kelompok

sehingga suasana lebih ramai. Tetapi ada juga siswa yang mengambil

alat peraga hanya untuk bermain. Peneliti mengingatkan agar siswa

sungguh-sungguh memahami apa yang ditulis sebagai hasil diskusi.

Diskusi membutuhkan waktu kurang lebih 30 menit dan berjalan dengan

lancar.

Kegiatan Presentasi

Setelah siswa selesai berdiskusi, masing-masing kelompok

mempresentasikan hasil diskusinya yang diwakili oleh salah satu

anggota kelompok. Pada pertemuan yang kedua ini ada kelompok yang

mempresentasikan hasil diskusinya dengan menggunakan media seperti

(75)

Gambar 16. Siswa Berpresentasi Menggunakan Alat Peraga

Gambar 17. Siswa Menggunakan Media Untuk Memecahkan Masalah

Karena waktu hampir habis masing-masing kelompok

mempresentasikan hasil diskusi dengan cepat. Kelompok pendengar

(76)

belum benar. Peneliti menjelaskan kepada para siswa bahwa hasil

diskusi akan dibahas pada pertemuan berikutnya.

Ketika waktu sudah habis masih ada dua kelompok yang belum

melaporkan hasil diskusinya.

Kegiatan Penutup

Sebelum mengakhiri kegiatan pada hari kedua, peneliti memberikan

tugas kepada para siswa untuk mempelajari materi yang baru saja

dipelajari dan membaca materi selanjutnya yaitu tentang mencari

keliling dan luas persegipanjang dan persegi. Peneliti mengingatkan

kepada para siswa bahwa pada akhir kegiatan pertemuan ketiga akan

diadakan tes mengenai materi persegipanjang dan persegi. Para siswa

supaya sungguh-sungguh memahami apa yang sudah dipelajari.

c. Pembelajaran Hari Ketiga

Kegiatan Pendahuluan

Kegiatan pembelajaran hari ketiga dilaksanakan pada hari Kamis, 1

Februari 2007 pada jam ketiga yaitu pada pukul 08.30-09.15. Setelah

siswa beristirahat selama 15 menit kegiatan dilanjutkan pada jam

keempat pada pukul 09.30-10.15. Pada hari yang ketiga siswa tidak

dapat mengikuti kegiatan pembelajaran selama dua jam pelajaran penuh

karena para guru mengikuti rapat. Para siswa pulang lebih awal dari

biasanya sehingga tiap jam pelajaran dikurangi 10 menit. Para siswa

Gambar

Gambar  17 Siswa Menggunakan Media  Untuk Memecahkan
Tabel 1. Kurikulum 2004 Kelas VII Semester 1
Tabel 2. Kurikulum 2004 Kelas VII  Semester 2
Gambar 1.  Sisi-sisi Persegipanjang yang Berhadapan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kebijakan redaksional dalam menayangkan program budaya di TVRI Sulawesi Selatan dan untuk mengetahui faktor pendukung

Pendapat yang lebih luas dikemukakan oleh Desler, yaitu penilaian prestasi kerja didefinisikan sebagai prosedur apa saja yang mencakup ; penetapan standar prestasi kerja ,

Sehubungan dengan telah dilakukannya evaluasi administrasi, evaluasi teknis, evaluasi harga dan evaluasi kualifikasi serta formulir isian Dokumen Kualifikasi untuk

tetapi tidak dapat membeli SURGA atau membeli HIDUP

Pengawasan mutu kimia pada proses Bintang Toedjoe Panas Dalam sangat penting dilakukan guna menjaga kualitas dari produk.. Pengujian kandungan kimia produk pada setiap

7) Setelah membeli produk tersebut, dapatkah Anda menceritakan bagaimana Anda. mengevaluasi keputusan yang sudah Anda

[r]

Kondisi ini mendukug analisis bahwa telah terjadi pertumbuhan pendapatan keluarga yang lebih cepat pada daerah yang terdampak, sehingga dapat mengejar ketinggalan dan