DESAIN KELAS MATEMATIKA
DALAM RANGKA MOVING CLASS DAN UJI COBANYA
PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA
POKOK BAHASAN BANGUN DATAR DI KELAS VII
SMP MARIA IMMACULATA
YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika
Disusun Oleh:
Ignasia Hernawati Mulyaningtyas NIM : 021414022
Program Studi Pendidikan Matematika
Jurusan Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Kupersembahkan Skripsi ini untuk Kongregasiku Tercinta
beserta Seluruh Saudariku Sepanggilan
MOTTO :
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 6 Agustus 2007
vi ABSTRAK
Ignasia Hernawati Mulyaningtyas, 2007. Desain Kelas Matematika Dalam Rangka Moving Class Dan Uji Cobanya Pada Pembelajaran Matematika
Pokok Bahasan Bangun Datar Di Kelas VII SMP Maria Immaculata Yogyakarta.
Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana mendesain dan merealisasikan kelas matematika dalam rangka moving class untuk kelas VII dan bagaimana keterlaksanaan proses pembelajaran dengan desain kelas tersebut pada pokok bahasan bangun datar di kelas VII ditinjau dari aspek minat siswa, penggunaan media dan pemahaman materi.
Subyek penelitian adalah siswa-siswi SMP Maria Immaculata Yogyakarta, kelas VII B pada semester II tahun ajaran 2006 / 2007. M etode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah deskripsi kualitatif. Selanjutnya desain kelas yang telah direalisasikan diuji cobakan dalam proses pembelajaran Pengumpulan data dalam uji coba berdasarkan hasil observasi, rekaman video dan pengisian kuisioner.
vii ABSTRACT
Ignasia Hernawati Mulyaningtyas, 2007. The Design of a Mathematic Class in The Context of Moving Class and Its Trial in the Learning of Mathematics
on the Topic of Plane Geometric Figures in Year VII of Maria Immaculate Junior High School, Yogyakarta
Yogyakarta : Sanata Dharma
The purpose of the research is to comprehend how to design and realize mathematics class in the context of moving class that is applied to class VII and its learning process implementation on the topic of plane geometric figures. This research is conducted from the perspective of student”s interes, teaching media usage and the degree of material mastery.
The subject of this reseach is the student of Maria Immaculate Yogyakarta, particulary student studying in class VII, semester II Academic Year of 2006/2007. Qualitative methode is applied. Class design is tested in the learning process. The data found in the trial are based on the observation, video recording and questioners.
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kasih atas rahmat dan kasihNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Penulis sadar bahwa tulisan ini masih sangat sederhana dan kurang sempurna. Penulis sangat berterima kasih kepada siapa saja yang mau memberi perhatian dan masukan untuk menyempurnakan tulisan ini.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini bukan semata-mata hasil karya penulis sendiri. Banyak pihak telah ikut ambil bagian dan terlibat dalam mengolah tema yang diangkat. Oleh karena itu perkenankanlah penulis menyampaikan rasa syukur dan terima kasih serta penghargaan kepada :
1. Bapak Dr. T. Sarkim, M.Ed selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak Drs. Saverius Domi, M.Si, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universita Sanata Dharma. 3. Bapak M.Andy Rudhito, S.Pd, M.Si, selaku Dosen Pembimbing dan
Ketua Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma, terima kasih atas perhatian dan bimbingannya selama ini yang diberikan dengan penuh kesabaran dalam penyusunan skripsi ini.
ix
5. Sr. M. Laurentine, OSF, Sr. M. Laurentia, OSF beserta para Suster di komunitas Senopati, terima kasih atas cinta, perhatian dan dukungannya 6. Sr. M. Ancilla, OSF selaku kepala sekolah SMP Maria Immaculata, terima
kasih atas segala cinta dan bantuannya.
7. Ibu C. Wahyuni, S.Pd selaku guru bidang studi matematika SMP Maria Immaculata Yogyakarta, terima kasih atas segala bantuannya.
8. Para Dosen, Bapak Narjo dan Bapak Sugeng, terima kasih atas bantuan dan pelayanannya selama ini.
9. Para sahabat di P. Mat. ’02 khususnya Arsin, Novi, Yusta, Esti, Estri, Vero, Dian, Sri, Yose, Puri, Lia dan Mas Firman, terima kasih atas persaudaraan dan kebersamaan dalam perjuangan selama studi sampai pada penulisan skripsi ini.
10.Mbak Ruth dan Mas Kowek atas rekaman videonya.
11.Armada jalur 2 dan Twity 21 yang setia mengantar penulis ke tempat studi.
12.Semua sahabat dan saudara di P. Mat., terima kasih atas dukungan dan bantuannya selama dalam kebersamaan.
13.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Tuhan memberkati Anda semua.
x DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL……….. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………. ii
HALAMAN PENGESAHAN……… iii
HALAMAN PERSEMBAHAN………. iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……… v
ABSTRAK………. vi
ABSTRACT……… vii
KATA PENGANTAR……… viii
DAFTAR ISI………... x
DAFTAR GAMBAR……….. xiv
DAFTAR TABEL………. xvi
DAFTAR LAMPIRAN……….. xvii
BAB I. PENDAHULUAN……… 1
A. Latar Belakang………. 1
B. Rumusan Masalah………... 3
C. Tujuan Penelitian………. 4
D. Manfaat Penelitian……… 4
xi
BAB II. LANDASAN TEORI………... 7
A. Desain Kelas matematika……… 7
B. Kegiatan Belajar Mengajar………... 13
C. Moving Class………... 18
D. Mata Pelajaran Matematika Untuk SMP / Madrasah Tsanawiyah……….. 20
E. Materi Persegipanjang Dan Persegi………. 22
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN……….. 32
A. Merancang Desain Kelas Matematika……….. 32
1. Persiapan………. 32
2. Perencanaan……… 32
3. Realisasi ……… 32
B. Menguji Coba Desain Kelas ……… 33
1. Jenis Penelitian………... 33
2. Desain Penelitian……… 33
3. Subyek Dan Objek Penelitian………. 35
4. Bentuk Data……… 36
5. Teknik Pengumpulan Data………. 36
6. Instrumen Penelitian……… 37
xii
BAB IV. HASIL PENELITIAN……… 39
A. Hasil Rancangan Desain Kelas Matematika……… 39
1. Deskripsi Pelaksanaan Pembuatan Desain Kelas Matematika……….. 39
2. Realisasi Desain Kelas Matematika………... 43
B. Hasil Uji Coba Desain Kelas Matematika Pada Pembelajaran Matematika……… 46
1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian……… 46
2. Pelaksanaan Pembelajaran……….. 47
a. Pembelajaran Hari Pertama……….. 47
b. Pembelajaran Hari Kedua………. 53
c. Pembelajaran Hari Ketiga………. 58
3. Hasil Pengamatan……… 62
4. Angket Tanggapan Siswa……… 64
C. Reduksi Data………. 69
1. Data Rekaman Video………. 69
2. Data Lembar Pengamatan………. 76
3. Data Kuisioner……… 78
D. Display Data……… 80
1. Data Rekaman Video………. 80
xiii
3. Data Kuisioner……… 83
BAB V. PEMBAHASAN……….. 84
A. Keterlaksanaan Uji Coba Pembelajaran……… 84
B. Upaya Perbaikan Rancangan Desain Kelas Matematika.. 91
C. Saran-saran Dalam Pelaksanaan Pengelolaan Pembelajaran Dengan Desain Kelas Matematika……… 96
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN………... 98
A. Kesimpulan……….. 98
B. Saran……… 101
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1 Sisi-Sisi Persegipanjang Yang Berhadapan
Sama Panjang Dan Sejajar……….. 22
Gambar 2 Pemasangan Ubin Persegipanjang……… 23
Gambar 3 Panjang Diagonal Persegipanjang Sama……… 24
Gambar 4 Sudut-Sudut Persegipanjang Sama Besar………….. 25
Gambar 5 Sudut-Sudut Persegipanjang……….. 26
Gambar 6 Keliling Persegipanjang ABCD………. 27
Gambar 7 Luas Daerah Persegipanjang ABCD………. 28
Gambar 8 Sisi-Sisi Persegipanjang Sama Panjang Dan Sisi Yang Berhadapan Sama Panjang……… 29
Gambar 9 Pemasangan Ubin Persegi……….. 30
Gambar 10 Desain Kelas Matematika I………. 44
Gambar 11 Desain Kelas Matematika II……… 45
Gambar 12 Siswa Berdiskusi Dalam Kelompok……….. 50
Gambar 13 Media Transparansi ……….. 54
Gambar 14 Siswa Berdiskusi Menggunakan Media………. 55
Gambar 15 Siswa Membuat Model Persegipanjang……… 56
xv
Gambar 17 Siswa Menggunakan Media Untuk Memecahkan
Masalah……….. 57
Gambar 18 Peneliti Memimpin Diskusi Klasikal……… 59
Gambar 19 Siswa Mengerjakan Evaluasi………. 61
xvi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Kurikulum 2004 Kelas VII Semester I……… 20
Tabel 2. Kurikulum 2004 Kelas VII Semester II……….. 21
Tabel 3. Luas Persegipanjang……… 28
Tabel 4. Jenis-Jenis Media……….. 40
Tabel 5. Lembar PengamatanGuru Pertemuan Pertama…………. 63
Tabel 6. Lembar Pengamatan Guru Pertemuan Kedua………….. 63
Tabel 7. Lembar Pengamatan Guru Pertemuan Ketiga …………. 64
Tabel 8. Angket Tanggapan Siswa Pertanyaan 1……… 65
Tabel 9 Angket Tanggapan Siswa Pertanyaan 2……… 66
Tabel 10 Angket Tanggapan Siswa Pertanyaan 3……… 67
Tabel 11 Angket Tanggapan Siswa Pertanyaan 4……… 68
Tabel 12 Tabel Analisis Data Keterlibatan Siswa dari Rekaman Video………. 80
Tabel 13 Tabel Analisis Data Keterlibatan Siswa dari Lembar Pengamatan………. 82
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Transkrip Kegiatan Pembelajaran……… 105
Lampiran 2 Rencana Program Pembelajaran………. 118
Lampiran 3 Lembar Kegiatan Siswa……….. 123
Lampiran 4 Lembar Evaluasi………. 125
Lampiran 5 Hasil Diskusi Pertemuan Pertama………. 126
Lampiran 6 Hasil Diskusi Pertemuan Kedua……… 128
Lampiran 7 Pekerjaan Siswa 1……….. 129
Lampiran 8 Pekerjaan Siswa 2……….. 131
Lampiran 9 Pembagian Kelompok Pertemuan Pertama………… 132
Lampiran 10 Pembagian Kelompok Pertemuan Kedua……… 133
Lampiran 11 Lembar Pengamatan Guru Pertemun Pertama……… 134
Lampiran 12 Lembar Pengamatan Guru Pertemuan Kedua……… 135
Lampiran 13 Lembar Pengamatan Guru Pertemuan Ketiga……… 136
Lampiran 14 Jawaban Kuisioner Siswa 1……… 137
Lampiran 15 Jawaban Kuisioner Siswa 2……… 138
Lampiran 16 Jawaban Kuisioner Siswa 3……… 139
Lampiran 17 Jawaban Kuisioner Siswa 4……… 140
Lampiran 18 Foto-foto ……… 141
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam dunia pendidikan matematika, masih ditemukan guru menggunakan model pembelajaran konvensional yang hanya mengandalkan buku ajar yang siap diberikan kepada siswanya. Dalam proses pembelajaran siswa menjadi pendengar pasif, setia menerima pengetahuan yang sudah jadi dalam bentuk rumus atau konsep yang harus dihafalkan. Pembelajaran berpusat pada guru. Banyak guru kurang memperhatikan keaktifan siswa untuk memahami bagaimana rumus itu diturunkan dan diterapkan untuk memecahkan masalah dalam dunia nyata. Matematika menjadi mata pelajaran yang tidak menarik dan membosankan karena guru kurang mampu memanfaatkan sumber belajar baik literatur maupun alat peraga, penggunaan metode mengajar yang kurang bervariasi dan suasana kelas yang kurang menyenangkan. Hal-hal tersebut di atas menjadi sebuah persoalan yang terkait dengan pembelajaran matematika.
Dengan sistem Moving Class, di mana tiap-tiap mata pelajaran memiliki ruang permanen sebagai tempat proses belajar mengajar berlangsung, para guru tetap berada di kelas sesuai dengan mata pelajaran yang diampunya. Siswa datang ke kelas sesuai dengan jadwal pelajaran yang dimilikinya. Tiap-tiap kelas dapat diatur sedemikian rupa sehingga menarik minat para siswa untuk belajar. Para guru dapat bereksplorasi di kelas masing-masing tanpa harus mengganggu guru mata pelajaran yang lain sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik. Di ruang kelas matematika yang penuh dengan aneka ragam media yang terkait dengan mata pelajaran matematika, guru bersama dengan siswa dapat melakukan berbagai kegiatan dalam rangka pembelajaran matematika dalam suasana kelas yang tidak membosankan. Guru dapat mengembangkan pengajaran yang interaktif dan memberikan kesempatan kepada para siswa untuk memberikan kontribusi terhadap proses belajar mereka ( Sutarto Hadi, 2003 ). Konsep matematika yang abstrak dapat direalisasikan dengan benda-benda yang ada di dalam kelas matematika sehingga membantu siswa dalam memahami konsep tersebut. Segala hal yang mendukung agar tujuan pembelajaran matematika tercapai dapat diupayakan oleh guru bersama dengan siswa di kelas matematika tersebut.
sehingga siswa kurang berminat untuk mempelajarinya. Oleh karena itu, dengan menggunakan berbagai media yang ada di kelas matematika dan didukung oleh kemampuan guru dalam mengajar dan mengelola kelas diharapkan siswa menjadi lebih mudah memahami konsep tersebut.
Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik dan berusaha untuk merancang suatu kelas matematika dalam rangka Moving Class dan rencana pembelajaran untuk membantu siswa dalam memahami dan menerapkan konsep-konsep bangun datar.
B. Perumusan Masalah
Melihat latar belakang yang sudah tertera di atas penulis merumuskan permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana mendesain dan merealisasikan kelas matematika dalam rangka Moving Class untuk kelas VII ?
C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana mendesain dan merealisasikan kelas matematika dalam rangka Moving Class untuk kelas VII.
2. Untuk mengetahui keterlaksanaan proses pembelajaran dengan desain kelas matematika tersebut pada pokok bahasan bangun datar di SMP Maria Immaculata kelas VII ditinjau dari aspek minat siswa, penggunaan media dan pemahaman materi.
D Manfaat
Manfaat penulisan skripsi ini adalah: 1. Bagi Universitas Sanata Dharma
Skripsi ini diharapkan dapat menambah jumlah koleksi skripsi di perpustakaan Universitas Sanata Dharma khususnya untuk program studi pendidikan matematika.
2. Bagi guru bidang studi
3. Bagi Kepala Sekolah
Skripsi ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam menentukan kebijakan untuk mengembangkan pendidikan matematika di sekolah.
4. Bagi penulis
Sebagai seorang calon guru, skripsi merupakan ajang latihan bagi
penulis untuk membuat suatu desain kelas matematika yang dapat mendukung pembelajaran matematika.
E. Penjelasan Istilah
Agar tidak menimbulkan perbedaan penafsiran dan kesalahan tentang beberapa istilah yang dipakai dalam penelitian, peneliti memberikan penjelasan beberapa istilah sebagai berikut:
1. Kelas matematika
Kelas matematika adalah ruang tempat belajar di sekolah secara khusus untuk pelajaran matematika.
2. Moving Class
3. Proses pembelajaran
Proses pembelajaran adalah suatu kegiatan yang diwarnai adanya interaksi antara guru dengan anak didik yang dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan, dengan memanfaatkan segala sesuatu guna kepentingan pembelajaran.
4. Keterlibatan siswa
Keterlibatan siswa dalam penelitian ini adalah peran serta siswa dalam kegiatan pembelajaran yang dinampakkan selama proses pembelajaran berlangsung.
5. Minat
Minat adalah perasaan senang yang dihubungkan dengan perbuatan-perbuatan yang lebih khusus terhadap sesuatu atau keadaan. Minat siswa terhadap Moving Class pada pembelajaran matematika dibatasi pada rasa senang atau tidak senang, tertarik atau tidak tertarik dalam pembelajaran matematika.
7 BAB II
LANDASAN TEORI
A. Desain Kelas Matematika
1. Pengertian Desain Kelas Matematika
Pengertian desain kelas matematika dijabarkan sebagai berikut:
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002), desain berarti
rancangan atau pola, sedangkan kelas adalah ruang tempat belajar di
sekolah. Oemar Hamalik (1987:311) mendefinisikan kelas sebagai suatu
kelompok orang yang melakukan kegiatan belajar bersama, yang
mendapat pengajaran dari guru. Sedangkan Hadawi Nawawi seperti
dikutip oleh Syaiful Bahri mendefinisikan kelas dari dua sudut yaitu:
a. Kelas dalam arti sempit adalah ruangan yang dibatasi oleh empat
dinding, tempat sejumlah siswa berkumpul untuk mengikuti proses
belajar mengajar.
b. Kelas dalam arti luas adalah suatu masyarakat kecil yang merupakan
bagian dari masyarakat sekolah, yang sebagai satu kesatuan
diorganisasi menjadi unit kerja yang secara dinamis
menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar yang kreatif untuk
mencapai tujuan.
diajarkan di tingkat Sekolah Menengah Pertama, didefinisikan sebagai
suatu ilmu yang bersifat deduktif-aksiomatis. Sistem deduktif dimulai
dari unsur-unsur yang tidak didefinisikan. Dari unsur yang tidak
didefinisikan dirumuskan unsur-unsur yang didefinisikan. Dari kedua
unsur ini dapat dibentuk aksioma yang menunjukkan hubungan dasar
unsur-unsur pokok dalam sistem tersebut. Dari aksioma-aksioma
tersebut dapat disusun teori atau dalil (Hudoyo,1979). Selanjutnya
R.Soedjadi (2003) menambahkan bahwa salah satu karakteristik
matematika adalah objek dasar yang dipelajari dalam matematika adalah
abstrak.
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa desain kelas
matematika adalah pola atau rancangan suatu ruangan yang digunakan
oleh sekelompok orang di sekolah yang diorganisir menjadi unit kerja
yang secara dinamis menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar
dalam mata pelajaran matematika untuk mencapai suatu tujuan.
2. Karakteristik Kelas Matematika
Suasana kelas yang nyaman dan menyenangkan memungkinkan
seseorang untuk belajar dengan lebih baik. Penyusunan dan pengaturan
ruang belajar hendaknya memungkinkan siswa untuk duduk dengan
nyaman, baik untuk belajar secara berkelompok ataupun secara individu
dan bentuk kursi ataupun meja siswa disesuaikan dengan kondisi fisik
siswa dan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh siswa. Berbagai media
yang terkait dengan mata pelajaran matematika dapat dipergunakan
untuk melengkapi kelas tersebut. Sehingga kelas tersebut menampakkan
sesuatu yang khas sebagai sebuah kelas matematika.
Selanjutnya, hal yang sangat penting dalam pengaturan kelas
matematika adalah tersedianya berbagai media yang terkait dengan mata
pelajaran matematika. Media didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat
membawa informasi dan pengetahuan dalam interaksi yang berlangsung
antara guru dengan siswa (Benny Pribadi dalam Makalah Penggunaan
Media dalam Pembelajaran, 2005). Arif Sudirman, dkk. menegaskan
bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta
merangsang siswa untuk belajar. Pemilihan media hendaknya
disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai, materi pembelajaran
dan kondisi guru serta siswa yang akan menggunakan media tersebut.
Sesuai dengan sifat obyek matematika yang abstrak, penggunaan
media dapat memudahkan siswa untuk memahami konsep-konsep
matematika dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan lewat berbagai
kegiatan dalam pembelajaran. Konsep-konsep matematika dapat
direpresentasikan secara konkret dalam berbagai cara dengan
menggunakan berbagai media yang telah tersedia di kelas. Kreativitas
terciptanya proses pembelajaran matematika yang menyenangkan dan
tidak membosankan. Guru dapat mengembangkan pengajaran yang
interaktif dan memberikan kesempatan kepada para siswa untuk
memberikan kontribusi terhadap proses belajar mereka (Sutarto Hadi,
2003).
Arif Sudirman (2003) menjelaskan karakteristik media yang dapat
dipergunakan dalam pembelajaran matematika adalah sebagai berikut:
a. Media yang diproyeksikan
Media yang diproyeksikan adalah media yang penggunaannya
diproyeksikan di layar. Jenis media ini mampu menayangkan hampir
semua jenis materi dalam mata pelajaran matematika melalui kombinasi
tayangan teks dan gambar. Yang termasuk jenis media yang
diproyeksikan adalah overhead transparansi dan film slide.
b. Media yang tidak diproyeksikan
Berdasarkan bentuknya jenis media ini dapat dibedakan menjadi dua
yaitu pertama, media dua dimensi misalnya gambar, chart, poster, foto
dan grafik. Kedua, media tiga dimensi misalnya realita ( benda nyata ),
replika, model. Bahan dan perlengkapan yang dapat dipakai untuk
membuat media juga termasuk dalam kategori media tiga dimensi.
Materi tentang bangun ruang dan bangun datar banyak menggunakan
c. Media audio
Media audio adalah bahan suara (audio) yang direkam dalam format
fisik tertentu. Termasuk media jenis ini adalah kaset audio dan disk
audio. Media audio dapat dipakai dalam pembelajaran arimatika sosial
ataupun statistik.
d. Media video dan film
Media ini menayangkan gambar yang bergerak yang direkam dalam
format kaset video, video cassette disk. Media ini dapat dipergunakan
untuk menampilkan ketrampilan proses dari suatu konsep. Misalnya
untuk menunjukkan jaring-jaring kubus atau irisan suatu bangun ruang
atau menggambar grafik.
e. Komputer
Komputer dapat dipergunakan untuk membuat berbagai desain dan
rekayasa suatu konsep dalam bentuk teks, grafik, gambar bahkan suara.
Berbagai program dalam komputer dapat digunakan untuk pemecahan
masalah. Misalnya, program Wingeom-3 untuk melihat proses
jaring-jaring kubus hingga menjadi bangun ruang, program excel untuk
masalah probabilitas ataupun pecahan, dan berbagai visualisasi yang
Dari uraian di atas dapat disebutkan karakteristik kelas matematik
adalah:
1. Kelas matematika adalah suatu ruang tempat belajar secara khusus
untuk mata pelajaran matematika.
2. Sebuah kelas matematika dilengkapi dengan berbagai sarana dan
media yang terkait dengan mata pelajaran matematika yang sangat
mendukung pembelajaran.
3. Media yang ada menjadi sarana untuk merepresentasikan
konsep-konsep matematika yang abstrak.
4. Kelas diatur sedemikian rupa sehingga menarik dan nyaman untuk
belajar.
5. Kreativitas guru menggunakan media yang ada mendukung
terlaksananya pembelajaran secara optimal sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai.
6. Siswa bersama dengan guru dapat bereksplorasi dalam berbagai
kegiatan dengan menggunakan media yang tersedia tanpa
B. Kegiatan Belajar Mengajar
1. Pengertian Kegiatan Belajar Mengajar
Menurut Winkel (1986:36-38) belajar diartikan sebagai suatu
aktivitas mental yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan
lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam
pengetahuan dan atau pemahaman, ketrampilan dan atau sikap.
Perubahan ini dapat berupa suatu hasil yang baru atau
penyempurnaan terhadap hasil yang telah diperoleh. Sedangkan
Slameto (1988:2) mendefinisikan belajar sebagai proses individu
untuk mendapatkan suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu dalam
berinteraksi dengan lingkungannya. Sedangkan Gagne seperti
dikutip oleh Dahar (1989:11) merumuskan belajar adalah suatu
proses dimana seorang manusia berubah perilakunya sebagai akibat
pengalamannya.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
belajar adalah suatu proses interaktif antara manusia dengan
lingkungannya yang menghasilkan perubahan tingkah laku yang
baru atau penyempurnaan terhadap hasil yang telah diperoleh baik
aspek pengetahuan, sikap maupun ketrampilan.
Sedangkan kegiatan mengajar dirumuskan oleh Nana Sudjana
ada disekitar anak didik sehingga dapat menumbuhkan dan
mendorong anak didik melakukan proses belajar. Pendapat ini
didukung oleh Moh. Uzer Usman (1990:3), yang mengatakan bahwa
mengajar adalah suatu usaha mengorganisasi lingkungan dengan
peserta didik dan bahan pelajaran yang menimbulkan terjadinya
proses belajar mengajar. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
proses belajar adalah proses pengaturan lingkungan dengan peserta
didik dan bahan pelajaran yang menimbulkan proses belajar mengajar
untuk mencapai suatu tujuan. Dalam proses belajar mengajar guru
bertugas menciptakan kondisi belajar mengajar yang dapat
menghantarkan peserta didik untuk belajar dengan nyaman.
2. Karakteristik Pembelajaran Matematika di Kelas Matematika
Keberhasilan proses belajar mengajar di kelas tidak terlepas dari
peran serta guru, siswa dan berbagai sarana pendukung yang terkait
dengan proses belajar mengajar.
Menurut A. Samana (1994), guru adalah ujung tombak dalam proses
pembelajaran yang dituntut untuk menguasai berbagai kecakapan
keguruan. Salah satu kecakapan yang harus dikuasai oleh guru adalah
mampu mengelola program belajar mengajar yaitu menyusun program
pembelajaran, menguasai pendekatan dan meode mengajar . Siswa
menguasai matematika. Pemahaman guru tentang sifat matematika
juga akan mempengaruhi guru dalam memilih pendekatan dalam
mengajar. Guru yang memandang matematika sebagai kreasi mental
manusia akan lebih menekankan konstruktivisme sebagai landasan
belajar matematika. Dalam pembelajaran, setiap individu terlibat aktif
dalam proses pembelajaran dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan
dalam pikiran mereka, guru berperan sebagai fasilitator (Marpaung,
1998).
Max A. Sobel mengatakan bahwa siswa akan belajar secara
efektif jika mereka benar-benar tertarik terhadap pelajarannya.
Kreativitas guru dalam merancang pembelajaran sangat menentukan
terlaksananya proses belajar yang optimal. Penggunaan metode
pembelajaran akan efektif jika menghasilkan sesuatu yang sesuai
dengan apa yang diharapkan atau dengan kata lain jika tujuan
pembelajaran yang sudah ditetapkan dapat tercapai (Lisnawaty
dkk.1992:80). Beberapa metode alternatif dapat dipakai guru agar
pembelajaran berlangsung lebih menarik misalnya metode historis.
Dengan metode ini guru dapat menampilkan sejarah suatu penemuan
atau kehidupan tokoh matematika yang bekerja keras dalam usahanya
untuk mencari dan menemukan konsep atau teori dalam matematika
Inovasi lain dalam pembelajaran matematika adalah dengan
memanfaatkan musik yang dapat merangsang kerja otak sehingga
dapat membangkitkan minat siswa dalam belajar. Musik dapat
membantu menciptakan suasana kelas yang nyaman dan
menyenangkan. Memulai dan mengakhiri pelajaran dengan sesuatu
yang menantang akan membantu berlangsungnya proses pembelajaran
dengan lebih menarik sehingga siswa menanti-nantikan pelajaran
matematika berikutnya. Misalnya dengan menyampaikan suatu
pertanyaan yang menantang kepada para siswa atau dengan suatu
permainan.
Lebih lanjut A. Samana mengatakan bahwa peranan guru
sebagai ujung tombak dalam proses pembelajaran tidak terlepas dari
kemampuan guru dalam menggunakan berbagai media dan alat
peraga. Penggunaan alat peraga baik alat peraga benda konkret
maupun tiruan akan membantu siswa dalam memahami
konsep-konsep dalam matematika yang sifatnya abstrak. Hal ini ditekankan
pula oleh Bruner bahwa cara terbaik untuk belajar konsep matematika
dengan mengkonstruksikan konsep-konsep tersebut dengan benda
kongkret karena mudah diingat dan dapat diaplikasikan dalam situasi
yang tepat. Konsep-konsep yang abstrak dapat dimanipulasi dengan
alat peraga yang dapat dibuat sendiri oleh siswa. Berbagai alat peraga
untuk menggunakannya. Guru juga leluasa untuk mengatur tempat
duduk siswa sesuai dengan kebutuhan dan membuat siswa nyaman
untuk belajar matematika.
Secara singkat dapat dikatakan bahwa pembelajaran
Matematika di kelas matematika memberikan keleluasaan bagi guru
bersama dengan siswa untuk merancang kegiatan dengan
memanfaatkan berbagai media yang telah tersedia di kelas yang ada
dan mengatur kelas sesuai dengan kebutuhan tanpa menggangu mata
pelajaran yang lain.
3. Minat Siswa dalam Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran yang optimal dapat terjadi apabila ada
interaksi pengajaran yang terjalin antara guru, siswa dan lingkungan
pengajaran yang kondusif. Guru sangat berperanan dalam
menciptakan lingkungan belajar yang mendukung siswa untuk senang
mengikuti proses pembelajaran khususnya di kelas. Kemampuan guru
dalam mengembangkan variasi mengajar, baik dalam gaya mengajar,
penggunaan media dan penguasaan materi pembelajaran maupun
dalam menjalin interaksi dengan siswa mendukung tumbuhnya minat
belajar bagi siswa. Minat diartikan sebagai perasaan senang yang
dihubungkan dengan perbuatan-perbuatan yang lebih khusus terhadap
pembelajaran di kelas dalam rangka moving class terkait dengan
pembelajaran matematika di kelas matematika yang telah didesain
sesuai dengan kebutuhan dalam pembelajaran matematika.
C. Moving Class
Guru sebagai pengendali dalam kegiatan belajar perlu
mengusahakan suatu kelas yang kondusif agar proses pembelajaran
dapat berlangsung dengan baik. Suatu kondisi belajar yang optimal
dapat tercapai apabila guru mampu mengatur anak didik dan sarana
pengajaran serta mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan
untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Moving Class diartikan sebagai kelas berpindah maksudnya adalah
suatu bentuk pembelajaran di mana para siswa harus berpindah kelas
untuk mengikuti proses pembelajaran sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan dan guru tetap berada di kelas sesuai dengan mata pelajaran
yang diampunya. Pergantian jam pelajaran ditandai dengan bel dan para
siswa berpindah kelas dengan diiringi musik selama kurang lebih tiga
menit siswa harus sudah siap di kelas. Hal terpenting yang pertama
harus dilakukan guru ketika siswa sudah sampai di kelas adalah
memeriksa jumlah siswa sesuai dengan presensi.
Sistem moving class dalam pembelajaran matematika mempunyai
1. Siswa tidak jenuh mengikuti pelajaran karena pergantian kelas yang
berbeda-beda situasi dan kondisinya.
2. Siswa lebih dapat mengkonsentrasikan diri untuk mengikuti
pelajaran.
3. Siswa bersama guru dapat memanfaatkan berbagai sarana yang ada
di kelas yang mendukung belajar.
4. Siswa belajar disiplin dan tertib dalam mengikuti pelajaran.
5. Kondisi fisik kelas yang diatur sedemikian rupa sebagai sebuah
kelas matematika lebih menarik dan memberikan motivasi yang
positif bagi siswa untuk belajar.
6. Guru menghemat waktu dan tenaga untuk mempersiapkan media
belajar karena sudah tersedia di kelas.
7. Guru termotivasi untuk terus menerus mengusahakan hal-hal yang
baru untuk keperluan kelas agar lebih menarik dan nyaman untuk
belajar.
Sebagai sebuah model pembelajaran yang masih baru
diterapkan di sekolah sistem Moving Class mempunyai beberapa
kelemahan yaitu:
1. Membutuhkan dana yang cukup besar untuk melengkapi kelas
dengan berbagai media yang diperlukan untuk mendukung proses
2. Memberi peluang bagi siswa untuk berlama-lama di luar kelas saat
pergantian pelajaran.
3. Kondisi sekolah yang luas dengan banyak ruangan menyebabkan
siswa tidak dapat cepat berada di kelas karena jarak antar ruangan
yang jauh.
D. Kurikulum 2004 ( KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI )
Mata pelajaran matematika SMP / Madrasah Tsanawiyah dalam
Kurikulum 2004 meliputi aspek bilangan, aljabar, geometri dan
pengukuran serta statistika dan peluang. Adapun Standar Kompetensi
dan Kompetensi Dasar untuk kelas VII dijabarkan sebagai berikut:
Tabel 1. Kurikulum 2004 Kelas VII Semester 1
KOMPETENSI DASAR STANDAR KOMPETENSI
Bilangan
1. Memahami sifat-sifdat operasi hitung bilangan dan penggunaannya dalam pecahan masalah.
1.1 Melakukan operasi hitung bilangan bulat dan pecahan.
1.2 Menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan bulat dan pecahan dalam pemecahan masalah.
Aljabar
2. Memahami bentuk aljabar, persamaan dan pertidaksamaan linier satu variabel.
2.1 Mengenali bentuk aljabar dan unsur- unsurnya.
2.2 Melakukan opersi pada bentuk aljabar.
2.3 Menyelesaikan persamaan linier satu variabel
3. Menggunakan bentuk aljabar, persamaan dan pertidaksamaan linier satu variabel dn perbandingan dalam pemecahan masalah.
3.1 Membuat model matematika dari masalah yang berkaitan dengan persamaan dan pertidaksamaan linier satu variabel.
3.2 Menyelesaikan model matematika yang berkaitan dengan persamaan dan pertidaksamaan linier satu variabel
3.3 Menggunakan konsep aljabar dalam pemecahan masalah aritmatika sosial yang sederhana.
3.4 Menggunakan perbandingan untuk pemecahan masalah.
Tabel 2. Kurikulum 2004 Kelas VII Semester 2
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
Aljabar
4. Menggunakan konsep himpunan dan diagram venn dalam pemecahan masalah.
4.1 Memahami pengertian dan notasi himpunan, serta penyajiannya. 3.2 Memahami konsep himpunan bagian.
4.3 Melakukan operasi irisan, gabungan, kurang dan komplemen pada himpunan.
4.4 Menyajikan himpunan dengan diagram venn.
4.5 Menggunakan konsep himpunan dalam pemecahan masalah.
Geometri
5. Memahami hubungan garis dengan garis, garis dengan sudut, sudut drngan sudut, serta menemukan ukurannya.
5.1 Menentukan hubungan antara dua garis,serta besar dan jenis sudut. 5.2 Memahami sifat-sifat sudut yang terbentuk jika dua garis berpotongan atau dua garis sejajar berpotongan dengan garis lain.
6. Memahami konsep segi empat dan segitiga serta menentukan ukurannya
6.1 Mengidentifikasi sifat-sifat segitiga berdasarkan sisi dan sudutnya.
6.2 Mengidentifikasi sifat-sifat persegi panjang, persegi, trapesium, jajaran genjang, belah ketupat dan layang-layang.
6.3 Menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segi empat serta pemecahan masalah. 6.4 Melukis segitiga, garis tinggi, garis bagi garis berat dan garis sumbu.
E. Materi Persegipanjang dan Persegi
1. Persegipanjang
a. Pengertian Persegipanjang
Pengertian persegi panjang dapat dirumuskan dari karakteristik atau
ciri-ciri persegi panjang itu sendiri. Beberapa ciri persegi panjang adalah
sebagai berikut:
Gambar 1 (a) adalah persegipanjang ABCD yang diletakkan
berhimpit dengan bingkainya sehingga A→A, B→B,
C→ C, D→D.
Gambar 1 (b) diperoleh dengan cara membalik persegipanjang
ABCD menurut garis PQ sehingga diperoleh A→ B,
D→C, AD→BC. Jadi AD = BC
Gambar 1 (c) diperoleh dengan cara membalik persegipanjang
ABCD menurut garis XY, sehingga A→D, B→C, dan
AB→DC. Jadi AB = DC.
A B
D C
Gambar 2. Pemasangan Ubin Persegipanjang
Gambar 2 adalah pemasangan ubin persegipanjang ABCD yang
kongruen. Ubin itu digeser sepanjang baris ubin-ubin ke kanan atau ke
kiri, jadi sisi AB dan sisi DC searah dan berjarak tetap, dikatakan AB
ke atas atau ke bawah, jadi sisi AD dan BC searah dan berjarak tetap,
maka AD // BC.
Pada persegipanjang ABCD, AB = DC dan AB // DC, AD =
BC dan AD // BC. Karena AB = DC dan AD = BC, maka dapat
disimpulkan bahwa pada setiap persegipanjang, sisi-sisi yang
berhadapan sama panjang dan sejajar.
* Pada setiap persegipanjang, kedua diagonalnya sama dan
D→D. AC dan BD masing-masing disebut diagonal persegipanjang
ABCD
Gambar 3 (b) diperoleh dengan cara membalik persegipanjang
Gambar 3 (c) diperoleh dengan cara memutar persegipanjang ABCD
* Pada setiap persegipanjang, keempat sudutnya sama dan
dibalik menurut sumbu simetri XY, maka A↔D, jadi
A< = < D.
Gambar 4 (d) menunjukkan letak persegi panjang ABCD setelah
diputar setengah putaran atau 180 dengan pusat O, maka
A↔C, jadi <A = <C.
Karena <A = <B = <C = <D jadi dapat disimpulkan bahwa dalam
setiap persegi pajang tiap-tiap sudutnya sama besar.
Gambar 5. Sudut-sudut Persegipanjang
Kita dapat melihat dalam pengubinan dengan menggunakan persegi
panjang yang kongruen. Empat buah persegipanjang diletakkan
bersisian seperti yang ditunjukkan pada gambar 5 Ternyata keempat
bangun itu dapat menutup bidang datar tanpa celah dan tidak saling
menutupi. Hal ini menunjukkan bahwa empat sudut persegipanjang
membentuk sudut satu putaran penuh. Jadi besar tiap-tiap sudut
persegipanjang = 360° : 4 atau merupakan sudut siku-siku.
Jadi dapat disimpulkan bahwa setiap persegipanjang, setiap sudutnya
merupakan sudut siku-siku ( 90° ). Karena persegipanjang ABCD, 1 2
<A= <B = <C = <D = 90°, maka setiap persegi panjang keempat
udutnya sama besar dan siku-siku.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa persegipanjang adalah
segi empat yang keempat sudutnya siku-siku dan sisi-sisi yang
berhadapan sama panjang dan sejajar.
b. Keliling Persegipanjang
Keliling persegi panjang adalah jumlah panjang semua sisi
persegipanjang.
Perhatikan gambar 6 di bawah ini:
A B
C D
Gambar 6. Keliling Persegipanjang ABCD
Keliling persegipanjang ABCD =AB + BC +CD +DA.
Karena AB = CD dan BC = AD, maka keliling persegipanjang ABCD
= 2 x AB + 2 x BC. AB disebut panjang dan BC disebut lebar. Jadi
keliling persegipanjang ABCD = 2 x panjang + 2 x lebar. Jika panjang
= p cm, lebar = l cm, dan keliling = K cm, maka rumus keliling
c. Luas Persegipanjang
Luas persegipanjang adalah luas daerah persegi panjang yang
dibatasi oleh sisi-sisi persegi panjang tersebut.
A p B
l
D C
Gambar 7. Luas Daerah Persegipanjang ABCD
Pada gambar 7 daerah yang diarsir menunjukkan luas persegipanjang.
Untuk mendapatkan rumus luas persegipanjang, perhatikanlah tabel
berikut:
Tabel 3. Luas Persegipanjang
Persegipanjang Panjang Lebar Banyak
Persegi
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa rumus luas persegi
panjang adalah : panjang x lebar. Jika, panjang = p cm, lebar = l cm,
dan luas = L cm², maka: Rumus luas persegipanjang adalah L = p x l
2. Persegi
a. Pengertian Persegi
Pengertian persegi dapat diperoleh dengan melihat karakteristik atau
ciri-ciri persegi itu sendiiri. Adapun ciri-ciri persegi adalah :
Persegi mempunyai empat sisi yang sama panjang dan sisi yang
berhadapan sejajar.
A B A B A B
D C D C D C
(a) (b) (c)
Gambar 8. Sisi-sisi Persegi Sama Panjang dan Sisi-sisi yang
Berhadapan Sejajar
Gambar 8 (a) adalah persegi ABCD yang diletakkan berhimpit dengan
bingkainya, sehingga A→A, B→B, C→C, dan D→D.
Gambar 8(b) diperoleh dengan cara membalik persegi ABCD menurut
garis diagonal AC, sehingga diperoleh A→A, B→D, dan
AB→AD, jadi AB = AD. Selain itu diperoleh C→C,
B→D, dan CB→CD, jadi CB = CD.
Gambar 8 (c) diperoleh dengan cara membalik persegi ABCD menurut
garis diagonal BD, sehingga diperoleh A→C, B→B, dan A B
D C
C B
D A A D
AB→CB, jadi AB = CB. Selain itu juga diperoleh A→C,
D→D, dan AD→CD, jadi AD = CD.
Dari penjelasan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa panjang sisi AB
= AD, panjang sisi CD = CB, jadi AB = AD = CD = CB.
Gambar 9. Pemasangan Ubin Persegi
Gambar 9 adalah pemasangan ubin persegi ABCD yang kongruen.
Ubin itu digeser sepanjang baris ubin-ubin ke kanan atau ke kiri, jadi
sisi AB dan sisi DC searah dan berjarak tetap. Dikatakan AB dan DC
sejajar, ditulis AB // DC. Juga digeser dalam satu lajur ke atas atau ke
bawah, Jadi sisi AD dan BC searah dan berjarak tetap, maka AD //
BC.
Pada persegi ABCD, AB = AD = CD = CB dan AB // DC, AD // BC
maka dapat disimpulkan bahwa sisi-sisi persegi mempunyai panjang
yang sama dan sisi-sisi yang berhadapan sejajar.
Bangun persegi merupakan bangun persegi panjang yang khusus,
sehingga sifat- sifat yang dimiliki oleh persegi panjang berlaku untuk
misalnya sudut-sudut dalam persegi dan persegi panjang mempunyai
besar yang sama yaitu 90º, sisi yang berhadapan sama panjang dan
sejajar.
Berdasarkan ciri-ciri di atas dapat disimpulkan bahwa persegi adalah
segi empat yang keempat sisinya sama panjang dan salah satu
sudutnya siku-siku.
b. Keliling Persegi
Definisi keliling persegi adalah jumlah panjang semua sisi persegi.
Persegi mempunyai sifat bahwa panjang semua sisinya sama, maka jika
panjang sisinya disimbolkan dengan s diperoleh rumus keliling persegi
adalah:
K = s + s + s atau K = 4s.
c. Luas Persegi
Seperti definisi luas persegipanjang, definisi luas persegi adalah luas
daerah persegi yang dibatasi oleh sisi-sisi persegi tersebut. Karena sisi
persegi mempunyai panjang yang sama dan jika disimbolkan dengan s,
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Merancang Desain Kelas Matematika
1. Persiapan
Pada tahap ini peneliti melakukan observasi terhadap kondisi kelas yang hendak didesain sebagai kelas matematika untuk kelas VII. Selain itu, untuk mendapatkan gambaran mengenai desain kelas matematika peneliti juga membaca literatur dan studi lapangan di SMP Karangturi Semarang yang juga menerapkan pembelajaran matematika dengan desain kelas khusus Peneliti juga mendata media-media yang diperlukan sesuai dengan materi pembelajaran kelas VII.
2. Perencanaan
Peneliti menentukan desain kelas sesuai dengan kondisi kelas yang tidak terlalu luas. Mempersiapkan media – media yang sudah ada dan merencanakan untuk membuat media yang belum ada.
3. Realisasi Desain Kelas Matematika
Pada tahap ini peneliti mulai menata kelas sesuai dengan desain yang telah direncanakan.
Peneliti juga membuat media yang belum tersedia sesuai dengan materi, membuat papan buletin dan perpustakaan mini. Desain kelas dapat dilihat pada bab IV halaman 44 dan 45.
B. Menguji Coba Desain Kelas Pada Pembelajaran Matematika 1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah diskriptif kualitatif. Penelitian deskripsif adalah penelitian yang menghasilkan data-data deskriptif atau paparan yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku orang yang diamati (Nasution,2003,11). Kualitatif karena sifat data yang dikumpulkan bercorak kualitatif yaitu tidak menggunakan alat-alat pengukur statistik.
2. Desain Penelitian
Agar penelitian berjalan dengan lancar peneliti melakukan langkah-langkah penelitian sebagai berikut:
a. Perencanaan
diisi oleh siswa setelah mengikuti pembelajaran pada pertemuan ketiga. Selain itu peneliti juga memastikan bahwa handycam siap digunakan.
b. Pelaksanaan Penelitian dan Pengamatan
Penelitian dilaksanakan selama tiga kali pertemuan dalam proses pembelajaran dengan desain kelas matematika. Selama proses pembelajaran peneliti dibantu oleh dua rekan peneliti. Seorang rekan bertindak sebagai pengamat dan seorang bertindak sebagai perekam kegiatan pembelajaran. Pengamatan terhadap keterlibatan siswa dilakukan rekan peneliti dengan menggunakan lembar pengamatan yang telah dipersiapkan sebelumnya dan perekaman dengan menggunakan handycam yang dapat mendokumentasikan proses pembelajaran relatif lengkap. Hasil pengamatan dan rekaman video diolah menjadi informasi yang lebih bermakna dengan proses reduksi data. Setelah melaksanakan proses pembelajaran peneliti memberikan soal evaluasi yang dikerjakan oleh siswa secara individu. Soal tes berupa pertanyaan uraian yang terdiri atas empat pertanyaan. Tes ini digunakan untuk melihat sejauh mana tujuan pembelajaran matematika dengan desain kelas matematika tersebut tercapai.
desain kelas matematika. Kuisioner terdiri atas empat pertanyaan terbuka yang diisi oleh siswa setelah selesai mengikuti seluruh proses pembelajaran. Peneliti juga melakukan wawancara secara non formal dengan guru pengampu matapelajaran matematika di kelas VII B untuk mendapatkan data pendukung yang digunakan untuk crosscek dengan data utama.
c. Pengolahan Data
Data-data yang telah diperoleh melalui pengamatan, rekaman video dan kuisioner diolah melalui proses reduksi supaya menjadi data yang bermakna. Data-data yang bermakna itu digunakan sebagai dasar bagi peneliti untuk mengadakan perbaikan pembuatan desain kelas seperti terurai dalam bab IV.
3. Subyek dan Obyek Penelitian
Sedangkan obyek penelitian adalah keterlaksanaan uji coba desain kelas matematika pada pembelajaran matematika pokok bahasan bangun datar di kelas VII B SMP Maria Immaculata Yogyakarta.
4. Bentuk Data
Data utama dalam penelitian ini adalah hasil pengamatan, kuisioner dan rekaman video. Data-data tersebut adalah data keterlibatan siswa selama proses pembelajaran. Sebagai data pendukung dilakukan wawancara dengan guru pengampu matapelajaran matematika di kelas VII dan siswa. Data yang diperoleh diolah secara deskriptif untuk mengetahui keterlaksanaan proses pembelajaran dengan desain kelas matematika tersebut.
5. Tehnik Pengumpulan Data
6. Instrumen Penelitian
Jenis insrtumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Lembar Pengamatan
Pengamatan dilakukan untuk mendapatkan data keterlibatan siswa secara aktif selama proses pembelajaran. Format lembar pengamatan yang memuat aspek-aspek yang harus diamati dalam penelitian ini dapat dilihat pada lembar lampiran halaman 135.
b. Kuisioner
Kuisioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (Suharsimi Arikunto,1998,140). Kuisioner terdiri atas empat pertanyaan terbuka yang diisi oleh siswa untuk mengetahui tanggapan siswa tentang keterlaksanaan uji coba desain kelas matematika dalam proses pembelajaran matematika. Lembar kuisioner dapat dilihat dalam lembar lampiran halaman 137.
c. Rancangan Proses Pembelajaran
7. Tehnik Analisis Data
Data dari rekaman video, lembar pengamatan dan kuisioner diolah dalam beberapa tahap yaitu :
a. Reduksi Data
Data yang terkumpul melalui pengamatan, hasil rekaman video, pengisian kuisioner dan tes evaluasi diolah dalam proses reduksi. Proses reduksi dilakukan dengan menyederhanakan data melalui pemilihan dan pemfokusan data-data pokok. Data-data tersebut disusun secara sistematis sehingga dapat dipilih data manakah yang menunjukkan keterlibatan siswa selama proses pembelajaran. Aspek pengamatan yang menunjukkan keterlibatanan siswa selama proses pembelajaran adalah :
• Minat siswa mengikuti pelajaran matematika • Penggunaan media pembelajaran
• Pemahaman materi pembelajaran
b. Display Data
39
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Hasil Rancangan Desain Kelas Matematika
1. Deskripsi Pelaksanaan Pembuatan Desain Kelas Matematika
Sebelum mengadakan pembuatan desain kelas matematika peneliti
telah melakukan observasi di kelas yang hendak didesain sebagai kelas
matematika yaitu kelas VII. Kelas tersebut dipergunakan sebagai ruang
belajar bagi siswa-siswi kelas VII A, B, C, D dan E. Ruang kelas seluas
kurang lebih 7m x 8m berada di lantai dua dengan daya tampung
rata-rata 38 orang per kelas. Untuk menuju ruang kelas VII tersebut tersedia
dua tangga masing-masing dari arah utara dan selatan pintu ruang kelas.
Tangga tersebut dimanfaatkan sebagai jalur perpindahan bagi
siswa-siswi yang hendak menggunakan ruang kelas tersebut. Siswa yang
meninggalkan kelas keluar lewat pintu ke arah utara sedangkan siswa
yang hendak menuju ruang kelas masuk dari arah selatan. Peneliti juga
mulai mendata media-media yang diperlukan dan yang telah tersedia di
sekolah sesuai dengan materi pembelajaran berdasar kurikulum yang
Peneliti melengkapi media yang belum tersedia dengan membuat
alat peraga atau media sesuai dengan materi yang ada. Peneliti
mempergunakan bahan-bahan yang sederhana dengan warna-warna
yang sesuai dengan selera remaja. Peneliti melengkapi kelas dengan
perpustakaan kecil yang menyediakan buku-buku yang terkait dengan
mata pelajaran matematika. Foto berbagai media dapat dilihat pada
lembar lampiran halaman 140.
Di bawah ini disajikan berbagai media yang disediakan beserta
manfaatnya:
6. jual, harga beli, laba, rugi.
Untuk materi himpunan, operasi sifat bangun datar ditinjau dari diagonal, besar sudut.
Menghitung volume bangun ruang
Untuk menghitung keliling dan luas persegi dan persegi panjang, Pertidaksamaan linier satu variabel
Mengenal pecahan dan operasinya.
18.
Papan tulis ( white board, papan bergaris kotak)
Untuk berbagai jenis materi
Untuk menggambar, menulis, menggunting, kelengkapan OHP.
Untuk memberi motivasi siswa dalam belajar.
Untuk semua jenis materi.
Sebelum menata ruang kelas, penulis telah merencanakan sebuah
denah atau bagan penataan kelas. Penataan kelas dilakukan selama
liburan sekolah sehingga tidak mengganggu proses pembelajaran.
Beberapa media dipasang menempel di dinding termasuk rak buku
perpustakaan kecil sebagian disimpan di rak alat peraga dan di almari.
Media yang dipasang atau diatur di kelas disesuaikan dengan materi
yang dipelajari sesuai dengan rencana pembelajaran yang disusun,
sedangkan media yang belum dipergunakan dapat disimpan di almari
kelas yang tersedia. Media elektronik yang tersedia di kelas diletakkan
di meja tertutup yang dapat dipergunakan sewaktu-waktu. Karena
perlengkapannya tersedia di ruang multimedia terebut. Jika dibutuhkan,
maka peralatan tersebut dapat dibawa ke ruang kelas matematika atau
siswa belajar di ruang multi media tersebut. Meja dan kursi siswa diatur
dengan berbagai posisi sesuai dengan kebutuhan dan kondisi kelas yang
tidak begitu luas. Masing-masing siswa juga disediakan sebuah locker
untuk menyimpan buku-buku pelajaran yang akan dipakai sesuai
dengan jadwal pelajaran pada hari yang bersangkutan. Siswa cukup
membawa buku-buku yang diperlukan untuk 3 jam pelajaran sebelum
istirahat pertama. Pada saat istirahat siswa dapat mempersiapkan
buku-buku yang hendak dipakai untuk tiga jam pelajaran berikutnya.
Penataan meja dan kursi siswa disesuaikan dengan kebutuhan. Dalam
desain ini peneliti mengatur meja dan kursi siswa dalam bentuk leter U
dan V.
2. Realisasi Desain Kelas Matematika
Desain kelas matematika untuk kelas VII dibuat dengan skala 1 : 50.
dengan dua susunan meja kursi siswa yang berbeda. Desain kelas
B. Hasil Uji Coba Desain Kelas Matematika pada Pembelajaran
Matematika
1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilaksanakan di kelas VII SMP Maria Immaculata
Yogyakarta, yang dilaksanakan pada tanggal 23, 30 Januari 2007 dan 1
Februari 2007 pada semester II tahun ajaran 2006 / 2007. Sebagai
subyek penelitian adalah siswa-siswi kelas VII B dengan jumlah siswa
38 orang yang terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 22 siswi perempuan.
Materi yang diajarkan adalah Bangun Datar Persegi dan Persegi
Panjang. Penelitian dilaksanakan selama 3 kali pertemuan, setiap kali
pertemuan membutuhkan waktu 2 x 45 menit. Pada setiap pertemuan
siswa mengerjakan lembar kegiatan seperti tertulis dalam rencana proses
pembelajaran. Pada akhir pertemuan ketiga siswa mengerjakan tes
evaluasi. Pada pertemuan pertama siswa mengadakan kegiatan
pembelajaran di kelas matematika dengan desain kelas yang pertama
sedangkan pada pertemuan kedua dengan desain yang kedua. Pada
pertemuan ketiga siswa mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas
matematika pada jam pertama, sedangkan pada jam kedua siswa
mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas mereka sendiri.
Peneliti juga mengadakan wawancara secara non formal dengan
dengan siswa. Data hasil wawancara menjadi data pendukung dari
data-data hasil hasil rekaman video, lembar pengamatan dan kuisioner.
Selama proses pembelajaran diadakan pengamatan untuk mengamati
keterlibatan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Pengamatan
dilakukan oleh rekan peneliti dengan menggunakan lembar pengamatan.
Untuk mempermudah pengamatan setiap siswa memakai tanda
pengenal. Peneliti juga dibantu oleh seorang rekan yang
mendokumentasikan seluruh kegiatan siswa dengan menggunakan
handycam. Pada akhir pertemuan ketiga diadakan tes dan pengisian
kuisioner.
2. Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran terdiri atas tiga kali pertemuan. Hasil
pelaksanaan kegiatan pembelajaran diuraikan sebagai berikut :
a. Pembelajaran Hari Pertama
• Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan pembelajaran pertemuan pertama dilaksaanakan pada
hari Selasa, 23 Januari 2007 pada jam pertama yaitu puklul 07.15 –
08.30. Sebelum memulai kegiatan belajar peneliti menciptakan suasana
yang menyenangkan dengan menanyakan keadaan para siswa dan
memperkenalkan diri. Peneliti juga memberikan pengarahan agar para
siswa mengikuti kegiatan dengan gembira, tidak perlu takut dan tegang.
didesain sebagai kelas matematika. Beberapa siswa memberikan
tanggapan yang positif. Peneliti menekankan pada para siswa bahwa
semua media maupun buku-buklu yang di kelas dapat dipergunakan
pada saat siswa belajar baik pada jam pelajaran matematika maupun di
saat siswa istirahat. Siswa dapat menggunakan media sesuai dengan
kebutuhan. Peneliti juga menjelaskan bahwa pemeliharaan kelengkapan
media menjadi tanggung jawab bersama seluruh anggota kelas yang
menggunakan media tersebut.
Setelah siswa memahami penjelasan dari peneliti, peneliti mengajak
para siswa untuk memulai kegiatan dengan menggali pengetahuan siswa
tentang bangun datar yang pernah dipelajari di SD dengan tanya jawab
dan permainan tebak kata. Sebagian besar siswa dapat menyebutkan
macam-macam bangun datar. Peneliti bersama dengan para siswa
memperbaiki jawaban siswa yang belum benar. Peneliti menekankan
kepada para siswa agar menggunakan media–media yang ada untuk
membantu memahami materi. Peneliti juga menekankan kepada para
siswa bahwa dengan menggunakan media siswa dapat memahami
konsep-konsep matematika dengan benar dan dapat membuktikannya.
Kegiatan ini berlangsung selama kurang lebih 20 menit, lebih lama 5
• Kegiatan Diskusi Dalam Kelompok
Siswa mulai mengerjakan lembar kegiatan pertama dalam
kelompok. Peneliti membagi siswa dalam 7 kelompok. 4 kelompok
terdiri atas 5 siswa dan 3 kelompok terdiri atas 6 siswa. Daftar
kelompok dapat dilihat dalam lembar lampiran halaman Peneliti
bersama dengan seorang rekan mengamati tiap-tiap siswa dalam
kelompok selama kegiatan pembelajaran berlangsung dengan mengisi
lembar pengamatan yang telah disediakan oleh peneliti. Saat siswa
berdiskusi peneliti juga berkeliling dari satu kelompok ke kelompok
yang lain untuk memantau apakah tiap-tiap siswa terkibat aktif dalam
diskusi dan juga memberi bantuan kepada para siswa apabila mengalami
kesulitan. Selama kegiatan sebagian besar siswa menunjukkan kerja
sama yang baik dalam kelompoknya dan aktif dalam melakukan diskusi
Gambar 12. Siswa Berdiskusi Dalam Kelompok
Namun ada juga siswa yang nampak kurang aktif dalam diskusi dan
hanya diam mendengarkan anggota kelompok yang berbicara. Beberapa
siswa mengamati benda-benda yang ada di kelas meskipun hanya dari
tempat duduk mereka. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengamatan dalam
lembar pengamatan guru. Sebagian besar siswa tidak menggunakan
media yang tersedia untuk menyelesaikan lembar kegiatan itu. Mereka
cukup mengamati benda-benda dari tempat duduk siswa. Bahkan ketika
ada siswa yang mengalami kesulitan menjawab pertanyaan pada lembar
kegiatan, siswa tidak mau menggunakan media yang ada sebagai alat
bantu. Mereka lebih senang bertanya pada peneliti. Selama kegiatan
pembelajaran berlangsung peneliti juga memotivasi siswa agar
menggunakan media atau buku-buku yang ada untuk membantu siswa
memahami materi yang sedang dipelajari. Namun tindakan ini tidak
Demikian juga ketika siswa diminta untuk membuat model persegi
panjang mereka cenderung membuat dengan asal-asalan saja. Mereka
tidak memanfaatkan media yang tersedia. Kegiatan ini berlangsung
selama 30 menit dan semua kelompok dapat menyelesaikan lembar
kegiatan pertama yang diberikan oleh peneliti. Hasil diskusi kelompok
dapat dilihat pada lembar lampiran halaman 128.
• Kegiatan Presentasi
Setelah masing-masing kelompok menyelesaikan lembar kegiatan
pertama salah satu wakil kelompok mempresentasikan hasil diskusinya
di depan kelas. Masing-masing kelompok mendapat kesempatan untuk
mempresentasikan hasil diskusinya selama kurang lebih 5 menit.
Sebagian besar kelompok mempresentasikan hasil diskusinya dengan
cepat tanpa memperhatikan apakah kelompok pendengar memahami apa
yang dipresentasikan atau tidak. Peneliti mengarahkan agar kelompok
presentasi mempresentasikan hasil diskusinya dengan perlahan-lahan
agar dapat dipahami oleh kelompok pendengar dan dapat mengerti
apabila terjadi kesalahan dalam menjawab. Peneliti juga mengarahkan
pada kelompok presentasi untuk menggunakan media diperlukan selama
mempresentasikan hasil diskusinya. Ada kelompok yang
mempresentasikan dengan memberikan gambaran lewat gerakan tangan
untuk memperjelas apa yang dibacanya. Hal itu membuat suasana agak
Meski peneliti memberi kesempatan kelompok presentasi untuk
menggunakan media tetapi tidak ada yang mempergunakan.
• Kegiatan Penutup
Setelah semua kelompok mempresentasikan hasil diskusi mereka,
peneliti memberikan pengarahan terkait dengan pelaksanaan kegiatan
pembelajaran yang baru saja berlangsung. Peneliti menekankan bahwa
media dapat dipergunakan untuk membantu memahami konsep-konsep
yang dipelajari. Dengan media yang konkret maka konsep yang abstrak
dapat diperjelas sehingga mudah dipahami. Peneliti juga mengingatkan
bahwa selama diskusi kelompok masih ada siswa yang kurang aktif atau
cenderung bermain sendiri. Peneliti memberikan contoh menggunakan
media yaitu model persegi panjang untuk melihat dan menemukan
sifat-sifat persegi panjang. Siswa nampak lebih memahami konsep sifat-sifat
persegi panjang yang disampaikan dengan menggunakan model persegi
panjang. Sebelum kegiatan berakhir peneliti memberikan tugas kepada
para siswa untuk mempejari kembali materi yang telah dipelajari dan
membaca materi selanjutnya yaitu tentang persegi.
Catatan pelaksanaan pembelajaran pada hari pertama.
Pada kegiatan pembelajaran hari pertama sebaiknya peneliti
menggali kembali pemahaman siswa tentang bangun datar secara
dengan benar sebelum siswa melanjutkan mempelajari secara khusus
tentang suatu bangun datar tertentu.
b. Pembelajaran Hari Kedua
• Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan pembelajaran pertemuan kedua dilaksanakan pada hari
Selasa, 30 Januari 2007 pada jam pertama yaitu pukul 07.15-08.30.
Peneliti mengawali kegiatan pembelajaran dengan membahas materi
yang sudah dipelajari pada pertemuan pertama yang belum selesai
dibahas pada pertemuan pertama. Peneliti memberikan pengarahan
bahwa sebagian besar kelompok sudah benar menjawab
pertanyaan-pertanyaan lembar kegiatan pertama. Tetapi masih ada kesalahan yang
perlu untuk diperbaiki. Beberapa kelompok masih belum benar
menyebutkan sifat-sifat persegi panjang ditinjau dari diagonal, sisi dan
sudutnya. Mereka belum memahami pengertian diagonal dengan benar.
Demikian juga dengan cara membuat model persegi panjang yang
digunakan sebagai alat peraga untuk menjelaskan sifat-sifat persegi
panjang. Tetapi ada juga kelompok yang menjawab dengan benar
hampir semua semua pertanyaan dalam lembar kegiatan pertama. Hasil
diskusi dapat dilihat pada lembar lampiran halaman 131.
Peneliti juga menjelaskan pentingnya menggunakan media untuk
menjelaskan hal itu dengan memberikan contoh menggunakan OHP dan
transparansi untuk mengulas tentang pengertian diagonal seperti
nampak dalam gambar di bawah ini.
Gambar 13. Media Transparansi Bergambar Persegi Panjang Dan Persegi
Peneliti juga menjelaskan dengan menggunakan model persegi
panjang yang dilengkapi dengan garis diagonal. Sambil menjelaskan
peneliti juga mengadakan tanya jawab dengan siswa sehingga siswa
dapat menemukan sendiri pengertian diagonal dan sifat-sifat persegi
panjang ditinjau dari diagonalnya.
• Kegiatan Diskusi Kelompok
Siswa mengerjakan lembar kegiatan kedua dalam kelompok yang
sama pada pertemuan pertama. Tetapi ada 5 siswa yang tidak dapat
mengikuti kegiatan pembelajaran karena mengikuti pelatihan
kelompok untuk melengkapi kelompok yang berkurang jumlah
anggotanya. Peneliti juga mengingatkan para siswa agar mengerjakan
tugas yang kedua dengan lebih baik. Selama siswa berdiskusi rekan
peneliti melakukan pengamatan sesuai dengan lembar pengamatan yang
sudah dipersiapkan oleh peneliti. Sementara itu peneliti berkeliling dari
kelompok satu ke kelompok yang lain untuk memantau apakah siswa
sungguh-sungguh terlibat dalam diskusi. Peneliti juga memberikan
bantuan kepada kelompok yang mengalami kesulitan. Pada saat diskusi
ada kelompok yang mempergunakan alat peraga dan melakukan
pengamatan secara langsung media yang ada di kelas seperti nampak
dalam gambar di bawah ini :
Gambar 15. Siswa Membuat Model Persegi Panjang
Beberapa siswa mengambil alat peraga dan dibawa ke kelompok
sehingga suasana lebih ramai. Tetapi ada juga siswa yang mengambil
alat peraga hanya untuk bermain. Peneliti mengingatkan agar siswa
sungguh-sungguh memahami apa yang ditulis sebagai hasil diskusi.
Diskusi membutuhkan waktu kurang lebih 30 menit dan berjalan dengan
lancar.
• Kegiatan Presentasi
Setelah siswa selesai berdiskusi, masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil diskusinya yang diwakili oleh salah satu
anggota kelompok. Pada pertemuan yang kedua ini ada kelompok yang
mempresentasikan hasil diskusinya dengan menggunakan media seperti
Gambar 16. Siswa Berpresentasi Menggunakan Alat Peraga
Gambar 17. Siswa Menggunakan Media Untuk Memecahkan Masalah
Karena waktu hampir habis masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil diskusi dengan cepat. Kelompok pendengar
belum benar. Peneliti menjelaskan kepada para siswa bahwa hasil
diskusi akan dibahas pada pertemuan berikutnya.
Ketika waktu sudah habis masih ada dua kelompok yang belum
melaporkan hasil diskusinya.
• Kegiatan Penutup
Sebelum mengakhiri kegiatan pada hari kedua, peneliti memberikan
tugas kepada para siswa untuk mempelajari materi yang baru saja
dipelajari dan membaca materi selanjutnya yaitu tentang mencari
keliling dan luas persegipanjang dan persegi. Peneliti mengingatkan
kepada para siswa bahwa pada akhir kegiatan pertemuan ketiga akan
diadakan tes mengenai materi persegipanjang dan persegi. Para siswa
supaya sungguh-sungguh memahami apa yang sudah dipelajari.
c. Pembelajaran Hari Ketiga
• Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan pembelajaran hari ketiga dilaksanakan pada hari Kamis, 1
Februari 2007 pada jam ketiga yaitu pada pukul 08.30-09.15. Setelah
siswa beristirahat selama 15 menit kegiatan dilanjutkan pada jam
keempat pada pukul 09.30-10.15. Pada hari yang ketiga siswa tidak
dapat mengikuti kegiatan pembelajaran selama dua jam pelajaran penuh
karena para guru mengikuti rapat. Para siswa pulang lebih awal dari
biasanya sehingga tiap jam pelajaran dikurangi 10 menit. Para siswa