• Tidak ada hasil yang ditemukan

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 1 dari 33 halaman. Putusan Nomor 1710/B/PK/PJK/2016TFR

PUTUSAN

Nomor 1710/B/PK/PJK/2016

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG

Memeriksa permohonan peninjauan kembali perkara pajak telah memutuskan sebagai berikut dalam perkara:

DIREKTUR JENDERAL PAJAK, tempat kedudukan di Jalan Jenderal Gatot Subroto Nomor 40-42, Jakarta 12190, dalam hal ini memberikan kuasa kepada:

1. Catur Rini Widosari, jabatan Direktur Keberatan dan Banding, Direktorat Jenderal Pajak;

2. Budi Christiadi, jabatan Kasubdit Peninjauan Kembali dan Evaluasi, Direktorat Keberatan dan Banding;

3. Yudi Asmara Jaka Lelana, jabatan Kepala Seksi Peninjauan Kembali, Subdit Peninjauan Kembali dan Evaluasi, Direktorat Keberatan dan Banding;

4. Rosita Latief, jabatan Penelaah Keberatan, Subdit Peninjauan Kembali dan Evaluasi, Direktorat Keberatan dan Banding;

Berdasarkan Surat Kuasa Khusus Nomor SKU-1572/PJ./2011, tanggal 06 Desember 2011;

Pemohon Peninjauan Kembali dahulu Terbanding; melawan:

PT. SEMARANG AUTOCOMP MANUFACTURING INDONESIA, alamat Jalan Walisongo Km. 9,8 Tugurejo - Tugu, Semarang, Jawa Tengah 50151;

Termohon Peninjauan Kembali dahulu Pemohon Banding; Mahkamah Agung tersebut;

Membaca surat-surat yang bersangkutan;

Menimbang, bahwa dari surat-surat yang bersangkutan ternyata Pemohon Peninjauan Kembali dahulu sebagai Terbanding, telah mengajukan permohonan peninjauan kembali terhadap Putusan Pengadilan Pajak Nomor Put.33129/PP/M.XIV/15/2011, tanggal 12 Agustus 2011, yang telah berkekuatan hukum tetap, dalam perkaranya melawan Termohon Peninjauan Kembali dahulu sebagai Pemohon Banding, dengan posita perkara sebagai berikut:

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(2)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 2 dari 33 halaman. Putusan Nomor 1710/B/PK/PJK/2016TFR

Menimbang, bahwa Pemohon Banding dalam Surat Banding Nomor SAMI/EXT/08/09/076 tanggal 21 Agustus 2009 pada pokoknya mengemukakan sebagai berikut:

Latar Belakang

Bahwa atas PPh Badan tahun 2006 telah dilakukan Pemeriksaan dengan diterbitkannya Surat Perintah Pemeriksaan Pajak Nomor PRIN-0683/WPJ.07/ KP.0305/2008 tanggal 21 Agustus 2007;

Bahwadalam Pemeriksaan tersebut telah diterbitkan Surat Pemberitahuan Pemeriksaan Nomor PHP-360/WPJ.07/KP.0305/2008 tanggal 19 Juni 2008;

Bahwa atas Surat pemberitahuan Hasil Pemeriksaan tersebut kami mengajukan surat tanggapan dengan Nomor SAMI/EXT/06-08/085 tanggal 21 Juni 2008;

Bahwa atas hasil Pemeriksaan telah diterbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar PPh Badan Tahun Pajak 2006 Nomor 00021/206/061055/08 tanggal 27 Juni 2008 sejumlah US$ 146.285,00 untuk tahun pajak 2006;

Bahwa atas SKPKB PPh Badan Tahun Pajak 2006 tersebut di atas Pemohon Banding telah mengajukan permohonan keberatan nomor: SAMI/EXT/09-08/124 tanggal September 2008;

Bahwa atas proses keberatan telah diterbitkan Surat Keputusan Terbanding Nomor 667/WPJ.07/BD.05/2009 tanggal 11 Juni 2009 yang Pemohon Banding terima tanggal 12 Juni 2009 tentang Keberatan Pemohon Banding Atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar PPh Badan 2006 Nomor 000211206/06/055/08 tanggal 27 Juni 2008;

Permohonan Banding

Bahwa Pemohon Banding mengajukan permohonan banding karena keberatannya atas SKPKB PPh Badan ditolak seluruhnya oleh Terbanding. Berikut koreksi yang dipertahankan oleh Terbanding yang menjadi sengketa banding Pemohon Banding;

PPh Badan:

Koreksi Biaya Usaha Lainnya dengan Jumlah Koreksi Sebesar US$ 25.839,00

Bahwa terdapat biaya yang tidak dikurangkan dari penghasilan bruto sebesar US$ 25.839,00. Koreksi terdiri dari:

a. Donation dan entertainment sebesar US$ 4.210,00 karena merupakan bukan

Entertainment dengan pihak ketiga (relasi);

b. Biaya Others US$ 21.628,00 terdiri dari: Biaya Seragam US$ 21.352,95

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(3)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 3 dari 33 halaman. Putusan Nomor 1710/B/PK/PJK/2016TFR

Biaya Masker US$ 209,38 Biaya Iuran Apindo US$ 66,11

karena merupakan pemberian natura kepada karyawan; Menurut Pemohon Banding

Bahwa Pemohon Banding tidak setuju dengan koreksi yang dipertahankan oleh Peneliti;

Menurut Pemohon Banding:

a. Koreksi biaya donation dan entertainment Pemohon Banding setuju untuk dikoreksi;

b. Koreksi biaya seragam

bahwa atas koreksi biaya seragam, Pemohon Banding tidak setuju dikoreksi karena atas akun biaya tersebut merupakan biaya pembuatan seragam untuk seluruh karyawan Pemohon Banding termasuk seragam untuk direksi perusahaan;

bahwa adapun dasar peraturan yang menjadi alasan banding adalah sebagai berikut:

- Berdasarkan Pasal 9 ayat (1) huruf e Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000 serta penjelasannya, untuk menentukan besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi WPDN dan BUT tidak boleh dikurangkan dengan penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang diberikan dalam bentuk natura dan kenikmatan, kecuali penyediaan makanan dan minuman bagi seluruh pegawai secara bersama-sama, atau yang merupakan keharusan dalam pelaksanaan pekerjaan sebagai sarana keselamatan kerja atau karena sifat pekerjaan tersebut mengharuskannya, maka pemberian tersebut bukan merupakan imbalan bagi karyawan tetapi boleh dibebankan sebagai biaya bagi pemberi kerja;

- Berdasarkan Pasal 3 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 466/KMK.04/2000 tentang Penyediaan Makanan dan Minuman Bagi Seluruh Pegawai atau Imbalan Sehubungan Dengan Pekerjaan atau Jasa yang Diberikan Dalam Bentuk Natura dan Kenikmatan di Daerah Tertentu Serta yang Berkaitan Dengan Pelaksanaan Pekerjaan yang Dapat Dikurangkan dari Penghasilan Bruto Pemberi Kerja, pemberian kepada pegawai dalam bentuk natura dan kenikmatan yang merupakan keharusan dalam rangka pelaksanaan pekerjaan, keamanan keselamatan kerja atau

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(4)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 4 dari 33 halaman. Putusan Nomor 1710/B/PK/PJK/2016TFR

yang berkenaan dengan situasi lingkungan kerja, dapat dikurangkan dari penghasilan bruto pemberi kerja;

- Dalam Pasal 3 Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-213/PJ./2001 tentang Perlakuan Perpajakan atas Penyediaan Makanan dan Minuman bagi Seluruh Pegawai dan Penggantian atau Imbalan Sehubungan dengan Pekerjaan atau Jasa yang Diberikan dalam Bentuk Natura dan Kenikmatan di Daerah Tertentu serta yang Berkaitan dengan Pelaksanaan Pekerjaan yang dapat Dikurangkan dari Penghasilan Bruto Pemberi Kerja, diatur:

 Ayat (1): Pemberian kepada pegawai dalam bentuk natura dan kenikmatan merupakan keharusan dalam rangka pelaksanaan pekerjaan, keamanan dan keselamatan kerja atau yang berkenaan dengan situasi lingkungan kerja, dapat dikurangkan dari penghasilan bruto pemberi kerja dan bukan merupakan penghasilan bagi pegawai walaupun diberikan bukan di daerah terpencil;

 Ayat (2) Pengertian keharusan dalam pelaksanaan pekerjaan ini berkaitan dengan keamanan atau keselamatan pekerja yang biasanya diwajibkan oleh Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi atau Pemda setempat termasuk pakaian peralatan bagi pegawai pemadam kebakaran, proyek, pakaian seragam pabrik, hansip/satpam, dan penginapan untuk awak kapal/pesawat serta antar jemput pegawai; bahwa Pemohon Banding tidak setuju dengan hasil penelitian Terbanding yang mempertahankan koreksi yang dilakukan oleh Terbanding. Karena menurut Pemohon Banding pemberian seragam bukan merupakan natura atau kenikmatan bagi pegawai karena seragam tersebut diberikan atas dasar keharusan yang diwajibkan oleh Departemen Tenaga Kerja berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja Pasal 3 huruf I yaitu “memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban” dan huruf m yaitu “memperoleh keserasian antar tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara. dan proses kerjanya”;

bahwa sebagaimana disebutkan dalam Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-213./PJ./2001 tanggal 15 Maret 2001 Pasal 3 ayat (2) disebutkan “Pengertian keharusan dalam pelaksanaan pekerjaan ini berkaitan dengan keamanan atau keselamatan pekerja yang biasanya diwajibkan oleh Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi atau Pemda setempat termasuk pakaian dan peralatan bagi pegawai Pemadam

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(5)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 5 dari 33 halaman. Putusan Nomor 1710/B/PK/PJK/2016TFR

kebakaran, proyek. pakaian seragam pabrik, hansip/satpam. dan penginapan untuk awak kapal/pesawat, serta antar jemput karyawan”;

bahwa demikian karena pakaian seragam pabrik merupakan keharusan dari Departemen Tenaga Kerja, atau yang berkenaan dengan situasi lingkungan kerja, termasuk pula pemberian rangka memudahkan pengawasan mengingat situasi lingkungan kerjanya merupakan kawasan yang vital dan berisiko tinggi dan harus memenuhi standar pelayanan yang dikeluarkan oleh Pemohon Banding;

bahwa menurut Pemohon Banding biaya seragam tersebut dapat dibebankan dalam menentukan penghasilan kena pajak PPh Badan tahun 2006;

c. Biaya Iuran Apindo dan Biaya Pembelian Masker

bahwa Pemohon Banding tidak setuju dengan hasil penelitian Terbanding yang mempertahankan koreksi yang dilakukan oleh Terbanding. Karena menurut Pemohon Banding atas biaya tersebut telah didukung dengan bukti eksternal berupa Surat Jalan, Nota, dan Kuitansi dari Suppiler, selain dari bukti internal berupa Purchase Order, Bukti Penerimaan Barang, dan

Purchase Requisition;

bahwa mengenai kuitansi dari supplier yang menurut Terbanding lebih dulu diterbitkan sebelum voucher paying. menurut Pemohon Banding tidak benar. Sebagai contoh purchase payment Nomor PJA.06.09.027 tanggal 25 September 2006 merupakan instruksi pembayaran dengan kuitansi dari UD. Cemara Tunggal tertanggal 3 Oktober 2006 sejumlah Rp1.375.000.00; Koreksi Biaya Luar Usaha dengan jumlah koreksi sebesar USS 627.906,00 Menurut Terbanding

Bahwa terdapat beban bunga (interest expense) yang tidak dapat dikurangkan dari penghasilan bruto sebesar US$ 627.906.00 karena beban bunga tersebut merupakan bentuk dividen terselubung karena perbandingan piutang Pemohon Banding kepada Pemegang Saham dibanding hutang kepada Pemegang Saham: US$ 1.594.372,00: USS 836,000,00 sehingga sebenarnya Pemohon Banding tidak perlu meminjam kepada Pemegang Saham;

Menurut Pemohon Banding

Bahwa Pemohon Banding setuju seluruhnya dengan koreksi yang tetap dipertahankan oleh Terbanding dengan alasan sebagai berikut:

Bahwa sejak dimulai operasi Pemohon Banding menggunakan dana pinjaman (modal kerja) 100% dari PT. Autocomp Systems Indonesia (PAS I) sebagai pemegang saham mayoritas. Dengan maksud untuk mengontrol

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(6)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 6 dari 33 halaman. Putusan Nomor 1710/B/PK/PJK/2016TFR

cash-flow perusahaan Pemohon Banding dan penggunaan dana yang lebih

efisien oleh PASI maka sejak tahun 2004 dibentuklah “Intercompany Pooling

System” untuk melaksanakan pengendalian tersebut. Sistem ini dilakukan

perhitungannya oleh pihak ketiga. Dalam hal ini dilakukan Bank of Tokyo- Mitsubishi UFJ yang pada setiap bulannya mengirimkan laporan dari

intercompany pooling system tersebut;

Bahwa seluruh penerimaan yang diterima oleh Pemohon Banding dari pembayaran atas jasa maklon PASI langsung dicatat dan dihitung dengan selisih pemakaian dengan dana yang dipinjam Pemohon Banding dari PASI berhubung Pemohon Banding baru berdiri sejak tahun 2002 dan modal kerja yang ada seluruhnya dipinjam dari PASI maka yang terjadi adalah selisih penggunaan dana untuk modal kerja dan pinjaman lebih besar dibandingkan dengan penerimaan dana atas jasa maklon, maka dari selisih tersebut menjadi biaya bunga bagi Pemohon Banding dan pendapatan bunga bagi PASI dari pendapatan bunga yang diterima oleh PASI telah Pemohon Banding potong Pasal 23 sesuai dengan ketentuan UU Pajak Penghasilan;

Penjelasan kami di atas didasarkan atas perjanjian perjanjian sebagai berikut:

1. Perjanjian Pinjaman (Credit Agreement) antara Bank UFJ Indonesia dengan PT Autocomp System Indonesia (PT PASI) Nomor LON/50102/137 tanggal 26 September 2002;

bahwa dalam perjanjian tersebut PT PASI (sebagai Pooling Account) mendapatkan pinjaman untuk modal kerja dari Bank UFJ sejumlah USD 26.000.000,00 dengan bunga SIBOR + 0,375%;

2. Perjanjian Pengelolaan Akun Pinjaman (Cash Mangement Agreement) antara Bank of Tokyo-Mitsubishi, Ltd (Bank UFJ Indonesia) dengan PT. PASI, PT. EDS Manufacturing (PEMI), Pemohon Banding, PT. Jatim Autocomp Indonesia (JAI), dan PT. Surabaya Autocomp Indonesia (SAL) tentang

Intercompany Polling Account;

bahwa dalam perjanjian ini disebutkan bahwa PASI menjadi Pooling Account dan PEMI, Pemohon Banding, JAI, dan SAL menjadi Subsidiaries Accounts yang dikelola oleh Bank UFJ Indonesia;

3. Perjanjian Pinjaman Antar Perusahaan (Intercompany Loan Agreement) dari PASI kepada Pemohon Banding;

bahwa dalam perjanjian tersebut disebutkan bahwa bunga yang dikenakan atas pinjaman tersebut adalah sejumlah SIBOR + 0,375% + 1 %, yang mana SIBOR + 0,375% merupakan bunga pinjaman yang dikenakan oleh Bank UFJ

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(7)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 7 dari 33 halaman. Putusan Nomor 1710/B/PK/PJK/2016TFR

Indonesia kepada PASI sebagaimana tercantum dalam Perjanjian nomor satu di atas yang akan dibayarkan oleh PASI kepada Pemohon Banding, sedangkan 1% adalah penghasilan bunga yang diterima PASI atas pemberian pinjaman kepada Pemohon Banding;

Bahwa sedangkan metode (cara) penentuan persentase besarnya bunga adalah sebagai berikut:

Bahwa setiap 3 bulan sekali akan dikeluarkan penentuan persentase bunga yang akan digunakan untuk menghitung besar bunga yang akan dibayarkan oleh Pemohon Banding kepada PASI selama 3 bulan berikutnya, dengan perhitungan bunga sebagai berikut:

Bahwa persentase bunga yang akan digunakan bulan Januari sampai dengan Maret 2007 adalah sebesar 6,74%, yang diperoleh dari:

Bersumber dari Reuters maka diketahui SIBOR 3M rate bulan: - Oktober 2006 : 5,37%

- November 2006 : 5,37% - Desember 2006 : 5,36% Perhitungan % bunga

= Rata - rata % bunga bulan Oktober - Desember 2006 0,375% + 1 % = 1 (5,37% + 5,37% + 5,36%) : 3} + 0,375% + 1 %

= 6,74%

Bahwa kemudian persentase bunga tersebut akan digunakan oleh Bank UFJ Indonesia dalam perhitungkan biaya bunga dari saldo harian hutang Pemohon Banding kepada PASI selama 3 bulan, kemudian pada bulan ketiga akan dilakukan perhitungan persentase bunga seperti di atas, dan dilakukan begitu seterusnya;

Bahwa menurut Pemohon Banding PT SAMI layak untuk mendapatkan pinjaman untuk modal kerja 100% dari PT Autocomp Systems Indonesia (PASI) sebagai pemegang saham mayoritas. Dengan maksud untuk mengontrol

cash-flow perusahaan Pemohon Banding dan penggunaan dana yang lebih

efisien oleh PASI maka sejak tahun 2004 dibentuklah “Intercompany Pooling

System” untuk melaksanakan pengendalian tersebut. Sistem ini dilakukan

perhitungannya oleh pihak ketiga, dalam hal ini dilakukan oleh Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ yang pada setiap bulannya mengirimkan laporan dari

intercompany pooling system tersebut;

Bahwa atas pinjaman tersebut Pemohon Banding berkewajiban untuk membayar bunga pinjaman kepada PT PASI yang seharusnya dapat

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(8)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 8 dari 33 halaman. Putusan Nomor 1710/B/PK/PJK/2016TFR

dikurangkan untuk menentukan penghasilan kena pajak dalam perhitungan SPT Tahunan PPh Badan tahun 2006;

Bahwa berdasarkan alasan di atas maka Pemohon Banding tidak setuju apabila Terbanding menganggap pembayaran bunga tersebut merupakan pembayaran dividen kepada pemegang saham karena pembayaran bunga tersebut benar-benar merupakan pembayaran bunga atas pinjaman dana kepada PASI yang menurut Pemohon Banding telah sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang PPh Nomor 17 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang PPh Nomor 17 Tahun 2000 Pasal 6 ayat (1) huruf a dimana

“untuk menghitung besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap, ditentukan berdasarkan penghasilan bruto dikurangi dengan biaya untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan, termasuk biaya pemeliharaan bahan, biaya berkenaan dengan pekerjaan atas jasa termasuk upah, gaji, honorarium, bonus, gratifikasi, dan tunjangan yang diberikan dalam bentuk uang, bunga, sewa, royalti, ... dan seterusnya”;

Bahwa untuk melengkapi alasan dan penjelasan atas pencatatan biaya bunga di atas, bersama ini Pemohon Banding lampirkan perhitungan biaya bunga dari Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ untuk periode April 2006 sampai dengan Maret 2007;

Koreksi Kompensasi Kerugian dengan jumlah koreksi sebesar US$ 1,647,124.00

Menurut Terbanding

Bahwa Terbanding menetapkan kompensasi kerugian fiskal tahun pajak 2005 sebesar US$ 1,647,124.00 dengan perhitungan sebagai berikut:

Kerugian fiskal 2005 berdasarkan SPT US$ (1,457,535.00) Laba Kena Pajak berdasarkan SKP PPh Badan Tahun Pajak 2005

(SKP Nomor 002211406/05/055/07 tanggal 28 Juni 2008) US$ 189,589.00 US$ 1,647,124.00 Menurut Pemohon Banding

Bahwa Pemohon Banding tidak setuju dengan ketetapan kompensasi kerugian fiskal yang dilakukan oleh Terbanding tersebut karena Pemohon Banding sedan melakukan proses banding atas hal tersebut di atas;

Bahwa berdasarkan UU KUP Nomor 6 Tahun 1983 Pasal 8 ayat (6) disebutkan bahwa “... dengan syarat DJP belum melakukan Pemeriksaan, Wajib Pajak dapat membetulkan Surat Pemberitahuan PPh yang disampaikan dalam

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(9)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 9 dari 33 halaman. Putusan Nomor 1710/B/PK/PJK/2016TFR

hal Wajib Pajak menerima keputusan keberatan atau putusan banding mengenai surat ketetapan pajak sebelumnya”;

Bahwa karena atas Surat Ketetapan Pajak/Surat Keputusan Keberatan untuk tahun pajak 2005 tersebut Pemohon Banding masih melakukan proses banding maka seharusnya kompensasi kerugian fiskal yang diakui untuk tahun pajak 2006 adalah sesuai dengan kerugian fiskal di SPT Tahunan PPh Badan tahun pajak 2005 yaitu rugi sebesar US$ 1,457,535.00;

Kesimpulan

Bahwa dengan penjelasan Pemohon Banding di atas, Pemohon Banding mohon pertimbangan Majelis untuk menerima permohonan banding yang Pemohon Banding sampaikan dalam surat ini dan menetapkan kembali pajak yang terutang sebagai berikut:

Uraian menurut Pemohon Banding (Dalam USD) Penghasilan Netto 2.204.318,63 Kompensasi Kerugian (3.746.279,32) Penghasilan Kena Pajak (1.541.960,69)

PPh Terutang -

Kredit Pajak 111.969,53

PPh Kurang (lebih) Bayar (111.969,53)

Sanksi Administrasi - +

Jumlah PPh ymh (lebih) dibayar (111.969,53)

Uraian Penghasilan Neto (US$) Pajak Terutang (US$) Kredit Pajak (US$) Sanksi Administrasi (US$) Jumlah Pajak yang Kurang Dibayar (US$) Semula 2.853.853,00 754.689,00 111.969,00 33.758,00 146.285,00 Dikurangi Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Menjadi 2.853.853,00 754.689,00 111.969,00 33.758,00 146.285,00

Menimbang, bahwa amar Putusan Pengadilan Pajak Nomor Put.33129/PP/M.XIV/15/2011, tanggal 12 Agustus 2011, yang telah berkekuatan hukum tetap tersebut adalah sebagai berikut:

MENGADILI

Mengabulkan sebagian permohonan banding Pemohon Banding terhadap Surat Keputusan Terbanding Nomor KEP-667/WPJ.07/BD.05/2009, tanggal 11 Juni 2009 mengenai permohonan keberatan atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Penghasilan Badan Tahun Pajak 2006 Nomor 00021/206/06/055/08 tanggal 27 Juni 2008, Atas Nama: PT. Semarang Autocomp Manufacturing Indonesia, NPWP 01.869.469.5-055.000, alamat Jalan Walisongo Km. 9,8

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(10)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 10 dari 33 halaman. Putusan Nomor 1710/B/PK/PJK/2016TFR

Tugurejo - Tugu, Semarang, Jawa Tengah (50151), sehingga PPh Badan Tahun Pajak 2006 dihitung kembali menjadi sebagai berikut:

Penghasilan Netto 2,291,120,02

Kompensasi Kerugian (2,291,120,02)

Penghasilan Kena Pajak 0.00

PPh Terutang 0.00

Kredit Pajak 111,969.00

PPh Kurang (Lebih) Bayar (111,969.00)

Sanksi Administrasi 0.00

Jumlah PPh yang masih harus (lebih) dibayar (111,969.00)

Menimbang, bahwa sesudah putusan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap yaitu Putusan Pengadilan Pajak Nomor Put.33129/PP/M.XIV/15/ 2011, tanggal 12 Agustus 2011, diberitahukan kepada Terbanding pada tanggal 15 September 2011, kemudian terhadapnya oleh Terbanding dengan perantaraan kuasanya, berdasarkan Surat Kuasa Khusus Nomor SKU-1572/PJ./2011, tanggal 06 Desember 2011, diajukan permohonan peninjauan kembali secara tertulis di Kepaniteraan Pengadilan Pajak pada tanggal 12 Desember 2011, dengan disertai alasan-alasannya yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Pajak tersebut pada tanggal itu juga;

Menimbang, bahwa tentang permohonan Peninjauan Kembali tersebut telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan saksama pada tanggal 13 Januari 2012, kemudian terhadapnya oleh pihak lawannya tidak diajukan Jawaban Memori Peninjauan Kembali;

Menimbang, bahwa permohonan peninjauan kembali a quo beserta alasan-alasannya telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan saksama, diajukan dalam tenggang waktu dan dengan cara yang ditentukan oleh Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009, juncto Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak, maka permohonan peninjauan kembali tersebut secara formal dapat diterima;

ALASAN PENINJAUAN KEMBALI

Menimbang, bahwa Pemohon Peninjauan Kembali telah mengajukan alasan-alasan Peninjauan Kembali yang pada pokoknya sebagai berikut:

I. Tentang Pokok Sengketa Pengajuan Memori Peninjauan Kembali Bahwa yang menjadi pokok sengketa dalam permohonan Peninjauan Kembali ini adalah sebagai berikut:

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(11)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 11 dari 33 halaman. Putusan Nomor 1710/B/PK/PJK/2016TFR

A. Tentang sengketa atas Koreksi Biaya Luar Usaha sebesar 541,197.65 dari seluruh koreksi Biaya Luar Usaha sebesar US$ 627.906,00;

B. Tentang sengketa atas Koreksi Biaya Usaha Lainnya sebesar US$ 21,353.33 dari seluruh koreksi Biaya Usaha Lainnya sebesar US$ 21,628.00;

C. Tentang sengketa atas Koreksi kompensasi kerugian sebesar US$ 1,647,124.00;

II. Tentang Pembahasan Pokok Sengketa Peninjauan Kembali

Bahwa setelah Pemohon Peninjauan Kembali (semula Terbanding) membaca, meneliti dan mempelajari lebih lanjut atas Putusan Pengadilan Pajak Nomor Put.33129/PP/M.XIV/15/2011 tanggal 12 Agustus 2011 tersebut, maka dengan ini menyatakan sangat keberatan atas putusan Pengadilan Pajak tersebut, karena Majelis Hakim Pengadilan Pajak telah salah dan keliru dengan telah mengabaikan fakta-fakta hukum (rechtsfeit) dan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku dalam pemeriksaan Banding di Pengadilan Pajak (tegenbewijs) atau setidak-tidaknya telah membuat suatu kekhilafan baik berupa error facti maupun error juris dalam membuat pertimbangan-pertimbangan hukumnya, sehingga pertimbangan hukum dan penerapan dasar hukum yang telah digunakan menjadi tidak tepat serta menghasilkan putusan yang nyata-nyata tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (contra

legem), khususnya peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku,

dengan dalil-dalil dan alasan-alasan hukum sebagai berikut:

A. Tentang sengketa atas Koreksi Biaya Luar Usaha sebesar 541,197.65 dari seluruh koreksi Biaya Luar Usaha sebesar US$ 627.906,00

1. Bahwa pokok permasalahan/sengketa yang diajukan Peninjauan Kembali oleh Pemohon Peninjauan Kembali (semula Terbanding) dalam sengketa Koreksi Biaya Luar Usaha sebesar 541,197.65 dari seluruh koreksi Biaya Luar Usaha sebesar US$ 627.906,00 yang dibatalkan oleh Majelis Hakim Pengadilan Pajak dengan tidak memperhatikan atau mengabaikan fakta yang menjadi dasar pertimbangan sehingga tidak sesuai dengan pembuktian dalam persidangan;

2. Bahwa Pemohon Peninjauan Kembali (semula Terbanding) sangat keberatan dengan pertimbangan hukum Majelis Hakim Pengadilan Pajak, yang antara lain berbunyi sebagai berikut:

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(12)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 12 dari 33 halaman. Putusan Nomor 1710/B/PK/PJK/2016TFR

Halaman 49 alinea ke-6:

“bahwa dari pemeriksaan dalam persidangan Majelis tidak memperoleh bukti-bukti dari Terbanding mengenai ketidakwajaran transaksi, kecuali fakta bahwa pemberi pinjaman (PASI) adalah pemegang 99,97% saham Pemohon Banding (SAMI);”

Halaman 50 alinea ke-1:

“bahwa Majelis berpendapat, karena terbukti jumlah saham yang ditempatkan telah disetor seluruhnya, maka dana tambahan yang ditanam PASI pada Pemohon Banding (SAMI) dalam bentuk pinjaman adalah wajar”;

Halaman 50 alinea ke-6:

“bahwa seterusnya atas koreksi biaya bunga sehubungan dengan polling interest sebesar USD569,452.10, Majelis berpendapat biaya bunga yang wajar dibebankan dan dibayarkan atas pinjaman Pemohon Banding kepada PASI sehubungan pooling interest adalah (SIBOR + 0,375%) sesuai dengan bunga yang dibayarkan PASI kepada Bank UFJ Indonesia (sekarang berubah menjadi The Bank of Tokyo-Mitsubishi, Ltd), oleh karena itu biaya bunga pinjaman Pemohon Banding kepada PASI yang berdasarkan pooling account dihitung kembali menjadi sebesar US$482,743.46 …”;

Halaman 51 alinea ke-2 dan 3:

“bahwa selanjutnya berdasarkan penelitian Majelis atas Perjanjian Pinjaman (Loan Agreement) tanggal 28 Pebruari 2003 antara PASI dengan Pemohon Banding (SAMI, diketahui pembayaran bunga pinjaman sebesar USD 58,454.19 adalah pembayaran bunga oleh Pemohon Banding kepada PASI sehubungan dengan pinjaman antar perusahaan yang terjadi antara Pemohon Banding dengan PASI yang dalam hal ini tidak melalui pihak bank, dan telah disepakati besarnya biaya bunga yang harus dibayar Pemohon Banding kepada PASI adalah SIBOR for six (6) months + 0,375% karenanya Majelis berpendapat pembebanan biaya bunga sebesar USD 58,454.19 telah wajar dan sesuai dengan tingkat suku bunga pinjaman yang berlaku, sehingga dapat dibebankan sebagai biaya dalam penghitungan penghasilan Pemohon Banding;

bahwa sesuai hasil perhitungan tersebut Majelis berpendapat terdapat cukup alasan untuk membatalkan koreksi Terbanding atas biaya dari luar usaha sehubungan pembayaran bunga pinjaman

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(13)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 13 dari 33 halaman. Putusan Nomor 1710/B/PK/PJK/2016TFR

sebesar USD541,197.65 (Pooling Interest USD482,743.46 + JBIC interest USD58,454.19), dan koreksi Terbanding yang dipertahankan adalah sebesar USD86,708.64”;

3. Bahwa berkenaan dengan amar pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan Pajak yang tertuang dalam Putusan Pengadilan Pajak Nomor Put.33129/PP/M.XIV/15/2011 tanggal 12 Agustus 2011 tersebut di atas, maka Pemohon Peninjauan Kembali (semula Terbanding) dengan ini menyatakan bahwa Majelis Hakim Pengadilan Pajak yang telah memeriksa dan mengadili sengketa banding tersebut telah salah dan keliru atau setidak-tidaknya telah membuat suatu kekhilafan (error facti) dalam membuat pertimbangan-pertimbangan hukumnya dengan telah mengabaikan fakta hukum dan atau prinsip perpajakan yang berlaku terkait Koreksi Biaya Luar Usaha sebesar 541,197.65 dari seluruh koreksi Biaya Luar Usaha sebesar US$ 627.906,00, sehingga hal tersebut nyata-nyata telah melanggar asas kepastian hukum dalam bidang perpajakan di Indonesia;

4. Bahwa setelah Pemohon Peninjauan Kembali (semula Terbanding) membaca, memeriksa dan meneliti Putusan Pengadilan Pajak Nomor Put.33129/PP/M.XIV/15/2011 tanggal 12 Agustus 2011 tersebut, maka dengan ini menyatakan sangat keberatan atas putusan Pengadilan Pajak tersebut, karena nyata-nyata amar pertimbangan hukum Majelis Hakim Pengadilan Pajak telah mengabaikan fakta-fakta yang Pemohon Peninjauan Kembali (semula Terbanding) ajukan dalam pembuktian di persidangan terkait Koreksi Biaya Luar Usaha sebesar 541,197.65 dari seluruh koreksi Biaya Luar Usaha sebesar US$ 627.906,00;

5. Bahwa berdasarkan ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000 (selanjutnya disebut Undang-Undang PPh) menyebutkan sebagai berikut: Pasal 6 ayat (1) huruf a:

”Besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak dalam negeri

dan bentuk usaha tetap, ditentukan berdasarkan penghasilan bruto dikurangi:

a. biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan, termasuk biaya pembelian bahan, biaya berkenaan

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(14)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 14 dari 33 halaman. Putusan Nomor 1710/B/PK/PJK/2016TFR

dengan pekerjaan atau jasa termasuk upah, gaji, honorarium, bonus, gratifikasi, dan tunjangan yang diberikan dalam bentuk uang, bunga, sewa, royalti, biaya perjalanan, biaya pengolahan limbah, premi asuransi, biaya administrasi, dan pajak kecuali Pajak Penghasilan;”

Pasal 9 ayat (1) huruf a:

”Untuk menentukan besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap tidak boleh dikurangkan: a. pembagian laba dengan nama dan dalam bentuk apapun seperti dividen, termasuk dividen yang dibayarkan oleh perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan pembagian sisa hasil usaha koperasi;”

Pasal 18 ayat (3):

“Direktur Jenderal Pajak berwenang untuk menentukan kembali besarnya penghasilan dan pengurangan serta menentukan utang sebagai modal untuk menghitung besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak yang mempunyai hubungan istimewa dengan Wajib Pajak lainnya sesuai dengan kewajaran dan kelaziman usaha yang tidak dipengaruhi oleh hubungan istimewa”;

Penjelasan Pasal 18 (3):

“Maksud diadakannya ketentuan ini adalah untuk mencegah terjadinya penghindaran pajak, yang dapat terjadi karena adanya hubungan istimewa. Apabila terdapat hubungan istimewa, kemungkinan dapat terjadi penghasilan dilaporkan kurang dari semestinya ataupun pembebanan biaya melebihi dari yang seharusnya. Dalam hal demikian Direktur Jenderal Pajak berwenang untuk menentukan kembali besarnya penghasilan dan atau biaya sesuai dengan keadaan seandainya di antara para Wajib Pajak tersebut tidak terdapat hubungan istimewa. Dalam menentukan kembali jumlah penghasilan dan atau biaya tersebut dapat dipakai beberapa pendekatan, misalnya data pembanding, alokasi laba berdasar fungsi atau peran serta dari Wajib Pajak yang mempunyai hubungan istimewa dan indikasi serta data lainnya.

Demikian pula kemungkinan terdapat penyertaan modal secara terselubung, dengan menyatakan penyertaan modal tersebut sebagai utang, maka Direktur Jenderal Pajak berwenang untuk menentukan utang tersebut sebagai modal perusahaan.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(15)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 15 dari 33 halaman. Putusan Nomor 1710/B/PK/PJK/2016TFR

Penentuan tersebut dapat dilakukan misalnya melalui indikasi mengenai perbandingan antara modal dengan utang yang lazim terjadi antara para pihak yang tidak dipengaruhi oleh hubungan istimewa atau berdasar data atau indikasi lainnya.

Dengan demikian bunga yang dibayarkan sehubungan dengan utang yang dianggap sebagai penyertaan modal itu tidak diperbolehkan untuk dikurangkan, sedangkan bagi pemegang saham yang menerima atau memperolehnya dianggap sebagai dividen yang dikenakan pajak”;

Pasal 18 ayat (4):

“Hubungan istimewa sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) dan (3a), Pasal 8 ayat (4), Pasal 9 ayat (1) huruf f, dan Pasal 10 ayat (1) dianggap ada apabila:

a. Wajib Pajak mempunyai penyertaan modal langsung atau tidak langsung paling rendah 25% (dua puluh lima persen) pada Wajib Pajak lain, atau hubungan antara Wajib Pajak dengan penyertaan paling rendah 25% (dua puluh lima persen) pada dua Wajib Pajak atau lebih, demikian pula hubungan antara dua Wajib Pajak atau lebih yang disebut terakhir; atau

b. Wajib Pajak menguasai Wajib Pajak lainnya atau dua atau lebih Wajib Pajak berada di bawah penguasaan yang sama baik langsung maupun tidak langsung; atau

c. terdapat hubungan keluarga baik sedarah maupun semenda dalam garis keturunan lurus dan atau ke samping satu derajat”;

6. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 69 ayat (1), Pasal 74, Pasal 76 dan Pasal 78 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak (selanjutnya disebut Undang-Undang Pengadilan Pajak), menyebutkan sebagai berikut:

Pasal 69 ayat (1):

”Alat bukti dapat berupa: a. Surat atau tulisan; b. keterangan ahli; c. keterangan para saksi

d. pengakuan para pihak; dan/atau e. pengetahuan hakim”;

Pasal 74:

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(16)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 16 dari 33 halaman. Putusan Nomor 1710/B/PK/PJK/2016TFR

Pengakuan para pihak tidak dapat ditarik kembali, kecuali berdasarkan alasan yang kuat dan dapat diterima oleh Majelis atau Hakim Tunggal;

Pasal 76:

Hakim menentukan apa yang harus dibuktikan, beban pembuktian beserta penilaian pembuktian dan untuk sahnya pembuktian diperlukan paling sedikit 2 (dua) alat bukti sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69 ayat (1);

Pasal 78:

“Putusan Pengadilan Pajak diambil berdasarkan hasil penilaian pembuktian, dan berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan yang bersangkutan, serta berdasarkan keyakinan Hakim”;

7. Bahwa berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku dan berdasarkan hasil pemeriksaan sengketa banding di Pengadilan Pajak sebagaimana yang telah dituangkan dalam Putusan Pengadilan Pajak Nomor Put.33129/PP/M.XIV/15/2011 tanggal 12 Agustus 2011 serta berdasarkan penelitian atas dokumen-dokumen milik Termohon Peninjauan Kembali (semula Pemohon Banding), maka telah dapat diketahui secara jelas dan nyata-nyata adanya fakta-fakta sebagai berikut:

a. Bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah Koreksi Biaya Luar Usaha sebesar 541,197.65 dari seluruh koreksi Biaya Luar Usaha sebesar US$ 627.906,00. Koreksi Biaya Luar Usaha sebesar US$ 627.906,00 tersebut karena terdapat hubungan istimewa antara Termohon Peninjauan Kembali (semula Pemohon Banding)/PT. Semarang Autocomp Manufacturing Indonesia (SAMI) dengan pemberi pinjaman (PT. Autocomp System Indonesia/PASI) dimana PASi adalah pemegang saham mayoritas (99,997%) dari SAMI sehingga transaksi pembayaran bunganya merupakan transaksi yang dipengaruhi hubungan istimewa sebagai dimaksud Pasal 18 ayat (4) Undang-Undang PPh. Bahwa Termohon Peninjauan Kembali (semula Pemohon Banding) tidak menyetujui koreksi Biaya Luar Usaha tersebut karena menurut pendapat Termohon Peninjauan Kembali (semula Pemohon Banding) transaksi tersebut benar-benar

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(17)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 17 dari 33 halaman. Putusan Nomor 1710/B/PK/PJK/2016TFR

merupakan pembayaran bunga (beban Bunga) atas pinjaman dari PASI;

b. Bahwa Termohon Peninjauan Kembali (semula Pemohon Banding) bergerak di bidang industri komponen otomotif dan merupakan manufacturing Sistem Distribusi Eletrik atau biasa disebut wiring harness untuk produk otomotif dari GM Products (Holden, Chevrolet, Buick, GMC), Hino Dyna, Mazda, dan Honda. Dalam kegiatan operasinya Termohon Peninjauan Kembali (semula Pemohon Banding) hanya memberikan jasa maklon kepada perusahaan afiliasinya;

Bahwa Termohon Peninjauan Kembali (semula Pemohon Banding) merupakan anak usaha PT. Autocomp System Indonesia (selanjutnya disebut PASI) dimana kepemilikan PASI terhadap Termohon Peninjauan Kembali (semula Pemohon Banding) adalah sebesar 99,997%. Sejak awal mulai beroperasinya, Termohon Peninjauan Kembali (semula Pemohon Banding) memperoleh pinjaman modal kerja dari PASI; c. Bahwa berdasarkan Perjanjian Pinjaman antar Perusahaan

(Intercompany Loan Agreement) antara Termohon Peninjauan

Kembali (semula Pemohon Banding) dengan PASI diketahui bahwa PASI memberikan pinjaman kepada Termohon Peninjauan Kembali (semula Pemohon Banding) dengan mengenakan bunga sebesar SIBOR + 0,375% + 1%. Dana yang dipinjamkan kepada Termohon Peninjauan Kembali (semula Pemohon Banding) merupakan dana yang diperoleh PASI dari Bank UFJ Indonesia yang berdasarkan Perjanjian Pinjaman (Credit Agreement) antara Bank UFJ Indonesia dengan PASI disebutkan bahwa PASI mendapat pinjaman modal kerja sebesar USD26,000,000.00 dengan bunga SIBOR 0,375%;

d. Bahwa dalam rangka mengontrol cash flow Termohon Peninjauan Kembali (semula Pemohon Banding) serta penggunaan dana yang berasal dari pinjaman modal kerja tersebut maka PASI mengikat Termohon Peninjauan Kembali (semula Pemohon Banding) dengan Perjanjian Pengelolaan Akun Pinjaman (Cash Management Agreement) antara Bank of Tokyo-Mitsubishi, Ltd (Bank UFJ Indonesia) dengan PASI, PT. EDS Manufacturing, Termohon Peninjauan Kembali (semula

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(18)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 18 dari 33 halaman. Putusan Nomor 1710/B/PK/PJK/2016TFR

Pemohon Banding), PT. Jatim Autocomp Indonesia dan PT. Surabaya Autocomp Indonesia, mengenai Intercompany Pooling

Account dimana PASI ditunjuk sebagai Pooling Account;

Bahwa berdasarkan perjanjian tersebut maka seluruh penerimaan Termohon Peninjauan Kembali (semula Pemohon Banding) langsung dicatat dan dihitung dengan selisih pemakaian dana yang dipinjam Termohon Peninjauan Kembali (semula Pemohon Banding) dari PASI;

e. Bahwa jumlah utang afiliasi dari PASI yang dilaporkan Termohon Peninjauan Kembali (semula Pemohon Banding) dalam SPT Tahunan PPh Badan adalah sebagai berikut:

Tahun Pajak Pinjaman dari PASI 2004 USD2,090,000.00 2005 USD1,254,000.00 2006 USD 836,000.00

Bahwa berdasarkan akta pendirian perusahaan Termohon Peninjauan Kembali (semula Pemohon Banding) dengan Akta Notaris Ny. Rukmasanti Hardjasatya, S.H. Nomor 2 tanggal 7 Januari 2002 sebagaimana diubah dengan Akta Nomor 25 tanggal 11 September 2008, modal dasar Termohon Peninjauan Kembali (semula Pemohon Banding) adalah sebesar US$5,000,000.00 dan modal yang telah ditempatkan dan disetor adalah sebesar US$3,000,000.00;

Bahwa berdasarkan Formulir 1771-V SPT Tahunan PPh Badan Tahun 2006, struktur modal Termohon Peninjauan Kembali (semula Pemohon Banding) pada akhir tahun pajak 2006 adalah sebagai berikut:

Nama NPWP

JUMLAH MODAL DISETOR (US $) % PT. AUTOCOMP SYSTEMS INDONESIA 02.007.675.8-411.000 2,999,900 99,97 AKIYOSHI SHIMMURA 09.141.035.7-053.000 100 0,03 Jumlah 3,000,000 100

Bahwa dari struktur modal di atas diketahui bahwa sampai dengan akhir tahun 2006 modal yang ditempatkan dan disetor oleh pemegang saham belum melebihi modal dasar dalam AD/ART sebesar US$5,000,000.00;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(19)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 19 dari 33 halaman. Putusan Nomor 1710/B/PK/PJK/2016TFR

Bahwa berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas yang telah diganti dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2007, modal dasar perseroan terdiri atas seluruh nilai nominal saham. Modal Dasar (authorized

capital) merupakan jumlah dan nilai nominal saham maksimal yang boleh diterbitkan perusahaan sesuai yang tercantum dalam anggaran dasar. Modal Dasar bukan merupakan modal riil, karena Modal Dasar hanya menentukan sampai seberapa kuat perusahaan tersebut dapat menyediakan modalnya, sampai seberapa besar perusahaan tersebut mampu menghimpun aset-aset dan kekayaannya;

bahwa dalam AD/ART Termohon Peninjauan Kembali (semula Pemohon Banding) disebutkan bahwa Modal Dasar Termohon Peninjauan Kembali (semula Pemohon Banding) adalah sebesar US$5,000,000.00 yang artinya bahwa pemegang saham akan menyediakan aset sampai dengan jumlah tersebut sebagai modal. bahwa sebagaimana telah disampaikan di atas bahwa dari SPT Tahunan PPh Badan Tahun Pajak 2006 diketahui bahwa modal yang telah disetor adalah sebesar US$3,000,000.00 yang berarti bahwa belum semua modal dasar disetor oleh pemegang saham;

f. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 18 ayat (3) Undang-Undang PPh beserta penjelasannya, Direktur Jenderal Pajak berwenang untuk menentukan kembali besarnya penghasilan dan pengurangan serta menentukan utang sebagai modal untuk menghitung besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak yang mempunyai hubungan istimewa dengan Wajib Pajak lainnya sesuai dengan kewajaran dan kelaziman usaha yang tidak dipengaruhi oleh hubungan istimewa, yang ditentukan berdasarkan indikasi perbandingan antara modal dan utang yang lazim terjadi di antara para pihak yang tidak dipengaruhi hubungan istimewa atau indikasi lainnya;

Bahwa dalam perjanjian antara Termohon Peninjauan Kembali (semula Pemohon Banding) dengan PASI sebagai pemberi pinjaman tidak disebutkan jumlah pinjaman yang diberikan tetapi pinjaman dari PASI tersebut dananya berasal dari fasilitas kredit dari Bank UFJ Indonesia dengan total pinjaman sebesar

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(20)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 20 dari 33 halaman. Putusan Nomor 1710/B/PK/PJK/2016TFR

USD26,000,000.00 dan Termohon Peninjauan Kembali (semula Pemohon Banding) terikat Cash Management Agreement; Bahwa ilustrasi atas Intercompany Pooling Account System dalam Cash Management Agreement antara lain sebagai berikut: 1) Termohon Peninjauan Kembali (semula Pemohon Banding)

dapat menarik dana dari Bank UFJ Indonesia.

2) Seluruh penerimaan yang diterima oleh Termohon Peninjauan Kembali (semula Pemohon Banding) atas pembayaran atas jasa maklon dari PASI langsung dicatat dan dihitung terhadap selisih pemakaian dengan dana yang dipinjam Termohon Peninjauan Kembali (semula Pemohon Banding) dari PASI.

g. Bahwa kemudian ternyata jumlah dana yang ditarik oleh Termohon Peninjauan Kembali (semula Pemohon Banding) (sebagai pinjaman dari PASI) lebih besar dari penghasilan jasa maklonnya, sehingga atas selisihnya dicatat sebagai beban bunga oleh Termohon Peninjauan Kembali (semula Pemohon Banding);

Bahwa berdasarkan ilustrasi mekanisme pinjaman antara Termohon Peninjauan Kembali (semula Pemohon Banding) dengan PASI sebagai pemberi pinjaman dan pemegang saham terdapat beberapa kejanggalan dan ketidakwajaran transaksi tersebut, yaitu PASI memberikan pinjaman ke Termohon Peninjauan Kembali (semula Pemohon Banding) dengan plafon maksimal sebesar US$26,000,000.00 yang berarti Termohon Peninjauan Kembali (semula Pemohon Banding) berpotensi mencatat hutang dari pemegang saham sebesar lebih dari 500% dari jumlah modal dasarnya sebesar US$5,000,000.00;

Bahwa dalam praktik bisnis yang lazim antara pihak-pihak yang tidak dipengaruhi oleh hubungan istimewa, transaksi semacam ini tidak wajar terjadi dimana kepada Termohon Peninjauan Kembali (semula Pemohon Banding) diberikan pinjaman dengan mekanisme pooling account dengan jumlah yang sangat besar. Bahwa dengan demikian Pemohon Peninjauan Kembali (semula Terbanding) dapat menentukan bahwa pinjaman dari PASI sebagai modal berdasarkan Pasal 18 ayat (3) Undang-Undang

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(21)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 21 dari 33 halaman. Putusan Nomor 1710/B/PK/PJK/2016TFR

PPh karena terdapat ketidakwajaran dalam pinjaman yang diperoleh dari pemegang saham;

h. Bahwa mekanisme perhitungan selisih antara jumlah uang yang ditarik Termohon Peninjauan Kembali (semula Pemohon Banding) sebagai pinjaman dengan pendapatan jasa maklon yang diterima Termohon Peninjauan Kembali (semula Pemohon Banding) menunjukkan bahwa transaksi tersebut pada substansinya merupakan penyetoran laba Termohon Peninjauan Kembali (semula Pemohon Banding) kepada PASI selaku pemegang sahamnya, di mana dengan mekanisme ini Termohon Peninjauan Kembali (semula Pemohon Banding) tidak pernah mendapatkan laba dari usaha jasa maklon yang dilakukannya karena keuntungan tersebut langsung diakui oleh PASI sebagai pembayaran hutang Termohon Peninjauan Kembali (semula Pemohon Banding);

Bahwa berdasarkan Pasal 9 ayat (1) huruf a Undang-Undang PPh diatur bahwa untuk menentukan besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap tidak boleh dikurangkan pembagian laba dengan nama dan dalam bentuk apapun seperti dividen, termasuk dividen yang dibayarkan oleh perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan pembagian sisa hasil usaha koperasi. Bahwa dengan demikian maka selisih yang diakui Termohon Peninjauan Kembali (semula Pemohon Banding) sebagai biaya bunga tidak seharusnya dikurangkan dari Penghasilan Bruto karena merupakan pembagian laba kepada pemegang saham sehingga koreksi Pemohon Peninjauan Kembali (semula Terbanding) atas Biaya Luar Usaha sebesar US$627,906.00 yang merupakan biaya bunga kepada PASI sudah sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku;

Bahwa berdasarkan uraian di atas, maka keputusan Majelis Hakim Pengadilan Pajak yang membatalkan sebagian koreksi Pemohon Peninjauan Kembali (semula Terbanding) yaitu Koreksi Biaya Luar Usaha sebesar USD541,197.65 bertentangan dengan ketentuan Pasal 18 ayat (3) dan Pasal 9 ayat (1) huruf a Undang-Undang PPh;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(22)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 22 dari 33 halaman. Putusan Nomor 1710/B/PK/PJK/2016TFR

8. Bahwa berdasarkan fakta-fakta hukum (fundamentum petendi) tersebut di atas secara keseluruhan telah membuktikan secara jelas dan nyata-nyata bahwa Majelis Hakim Pengadilan Pajak tidak konsisten, telah mengabaikan fakta-fakta yang terungkap di persidangan dan dasar-dasar hukum perpajakan yang berlaku dalam amar pertimbangan dan amar putusannya tersebut, sehingga pertimbangan dan amar putusan Majelis Hakim pada pemeriksaan sengketa banding di Pengadilan Pajak nyata-nyata telah salah dan keliru serta tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku (contra legem), khususnya dalam bidang perpajakan terkait Koreksi Biaya Luar Usaha sebesar 541,197.65 dari seluruh koreksi Biaya Luar Usaha sebesar US$ 627.906,00. Hal tersebut nyata-nyata telah melanggar ketentuan yaitu Pasal 9 ayat (1) huruf a dan Pasal 18 ayat (3) Undang-Undang PPh, dan Pasal 78 Undang-Undang Pengadilan Pajak maka Putusan Pengadilan Pajak Nomor Put.33129/PP/ M.XIV/15/2011 tanggal 12 Agustus 2011 tersebut harus dibatalkan; B. Tentang sengketa atas Koreksi Biaya Usaha Lainnya sebesar US$

21,353.33 dari seluruh koreksi Biaya Usaha Lainnya sebesar US$ 21,628.00

1. Bahwa pokok permasalahan/sengketa yang diajukan Peninjauan Kembali oleh Pemohon Peninjauan Kembali (semula Terbanding) dalam sengketa Koreksi Biaya Usaha Lainnya sebesar US$ 21,353.33 dari seluruh koreksi Biaya Usaha Lainnya sebesar US$ 21,628.00 yang dibatalkan oleh Majelis Hakim Pengadilan Pajak dengan tidak memperhatikan atau mengabaikan fakta yang menjadi dasar pertimbangan sehingga tidak sesuai dengan pembuktian dalam persidangan;

2. Bahwa Pemohon Peninjauan Kembali (semula Terbanding) sangat keberatan dengan pertimbangan hukum Majelis Hakim Pengadilan Pajak, yang antara lain berbunyi sebagai berikut:

Halaman 53 alinea ke-7:

“bahwa berdasarkan penelitian dalam persidangan Majelis berpendapat pembayaran untuk biaya pembelian seragam adalah biaya yang berkenaan dengan pekerjaan sehingga termasuk dalam kategori biaya untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan sesuai ketentuan Pasal 6 ayat (1) huruf a

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

Referensi

Dokumen terkait

Rp 30.229.800,00 Rp 7.188.100,00 Rp 36.048.630,00 Rp 7.897.205,00 Rp 81.363.735,00 bahwa hasil penelitian Majelis atas data-data yang dikemukakan oleh Pemohon Banding

Memutuskan : Menolak gugatan Penggugat terhadap Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor: KEP- 00141/NKEB/WPJ.06/2017 tanggal 23 Januari 2017, tentang Pembatalan Ketetapan Pajak

Bahwa setelah Pemohon Peninjauan Kembali (semula Terbanding) membaca, memeriksa dan meneliti Putusan Pengadilan Pajak Nomor Put.34005/PP/M.XIII/15/2011 tanggal 4 Oktober 2011,

Bahwa berkenaan dengan amar pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan Pajak yang tertuang dalam Putusan Pengadilan Pajak Nomor: Put.24384/PP/M.IV/16/2010 tanggal 30 Juni 2010 tersebut

bahwa berdasar hasil pemeriksaan dan pembuktian tersebut Majelis berkesimpulan tidak terdapat penjelasan dan bukti yang cukup mengenai koreksi Penghasilan Dari Luar Usaha berupa

Bahwa didalam Putusan Pengadilan Pajak Nomor Put.54710/PP/M.IIB/16/2014 tanggal 17 Juli 2014 telah terdapat kekhilafan Majelis Hakim karena dalam putusannya Majelis Hakim

Bahwa berdasarkan pada Pasal 1 angka 11 dan angka 12 Undang-Undang Pengadilan Pajak, maka tanggal dikirim salinan Putusan Pengadilan Pajak Nomor Put.27644/PP/M.II/12/2010 tanggal

bahwa menurut Terbanding jenis barang yang diberitahukan dalam PIB Nomor: 377079 tanggal 12 Nopember 2008 diidentifikasikan sebagai Pemanas Air Tenaga Matahari Solarhart Super L