• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KARYAWAN ARGUANA MENGGUNAKAN METODE FUZZY LOGIC

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KARYAWAN ARGUANA MENGGUNAKAN METODE FUZZY LOGIC"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KARYAWAN ARGUANA

MENGGUNAKAN METODE FUZZY LOGIC

Sukri

Jurusan Manajemen Informatika STMIK Pringsewu Lampung

Jl. Wisma Rini No. 09 pringsewu Lampung

Telp. (0729) 22240 website: www.stmikpringsewu.ac.id

sukriyadie@yahoo.com

ABSTRAK

Penilaian prestasi penting bagi setiap karyawan karena berguna bagi perusahaan untuk menetapkan tindakan kebijaksanaan selanjutnya. Penilaian kinerja berarti bawahan mendapat perhatian dari atasannya sehinggan mendorong karyawan semangat untuk bekerja, asalkan proses penilaian jujur dan objektif serta ada tindak lanjutnya. Tindak lanjut dari penilaian kinerja dimungkinkan karyawan dipromosikan, dan atau balas jasanya dinaikkan. Kinerja karyawan yang dilakukan di Arguna digunakan untuk proses kenaikan pangkat, karyawan berprestasi dan penyesuaian ijazah. Penilaian kinerja digunakan untuk mengevaluasi hasil kerja seluruh karyawan secara kuantitatif dan kuailtatif dengan menggunakan kriteria komitmen yang dinilai jujur, loyal, tanggung jawab dan disiplin. Manajemen yang dinilai kepemimpinan, perencanaaan, pengorganisasian dan pengarahan. Kerjasama yang dinilai komunikasi, beradaptasi dan berbagai informasi. Hasil kerja yang dinilai adalah kualitas dan kuantitas. Hasil kerja yang dinilai adalah kualitas dan kuantitas. Banyaknya kriteria yang digunakan dalam proses penilaian kinerja karyawan menyulitkan pihak manajemen untuk memberi bobot setiap kriteria. Oleh karena itu dibutuhkan suatu metode yang tepat yaitu Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Karyawan dengan metode fuzzy Logic.

Kata kunci : SPK, Penilaian Karyawan, Menggunakan metode Fuzzy Logic.

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kualitas sumber daya manusia merupakan salah satu factor yang diperlukan untuk meningkatkan produktivitas kinerja semua intansi. Oleh kerena itu diperlukan sumberdaya manusia yang mempunyai kopetensi tinggi kerena keahlian atau kopetensi kerja karyawan. Penilaian kinerja harus dilakukan untuk mengetahui prestasi yang di ccapai oleh setiap karyawan dengan nilai baik sekali, baik, cukup baik atau kurang bias di ketahui. Penilaian prestasi penting bagi setiap karyawan kerena berguna bagi perusahaan untuk menetapkan tindakan kebijaksanaan selanjutnya. Penilaian kinerja berarti bahwa dapat perhatian dari atasannnya sehingga mendorong karyawan semangat untuk bekerja, asalkan proses penilaian jujur dan objektif serta ada tidak dilanjutnya. Tidak lanjut dari penilaian kinerja kemungkinan karyawan dipromosikan, dan atau balas jasa dinaikkan.

Penilaian kinerja karyawan yang dilakukan pada arguana digunakan untuk proses kenaikan pangkat, karyawan berprestasi dan penyesuaian ijazah. Penilaian kinerja digunakan untuk mengevaluasi hasil kerja seluruh karyawan secara kuantitatif dan kualitatif dengan menggunakan criteria, komitmentyang dinilai absensi,

komunikasi loyal, tanggung jawab dan disiplin. Manajemen yang dinilai kepemimpinan, perencanaan, pengorganisasian, dan pengarahan kerjasama yang dinilai komunikasi, beradaptasi dan sebagai informasi. Hasil kerja yang dinilai adalah kualitas dan kuantitas. Banyaknya criteria multi criteria yang digunakan dalam proses penilaian kerja karyawan menyulitkan pihak manajemen untuk memberikan bobot setiap criteria, oleh kerena itu butuhkan suatu metode yang tepat, adapun metode yang digunakan untuk menyelesaikan multiple criteria dia Arguana dengan menggunakan suatu metode Fuzzi Logic untuk menyelesaiannya. Selain itu multi criteria pihak manajemen juga memungkinkan system yang mampu mengatasi bila suatu saat ada perubahan jumlah naman kriteri.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, diproleh duarumus untuk melakukan penelitian tentang Sistem Pendukung Keputusan SPK Penilaian Karyawan Arguana menggunakan metode Fuzzy Logic, yakni sebagai berikut:

a. Bagaimana Sistem Pendukung Keputusan dapat membarikan solusi dalam permasalahan Penilaian Karyawan Arguana menggunakan metode Fuzzy Logic.

(2)

2

b. Bagaimana model Sistem Pendukung

Keputusan Penilaian Karyawan Arguana yang berbasis computer

c. Bagaimana model sistem Pendukung Keputusan Penilaian Karyawan Arguana yang berbasis computer.

1.3 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dalam penulisan ini adalah sebagai berikut :

1. Data yang diambil ialah data karyawan Arguana.

2. Metode yang dipakai adalah menggunakan metode Fuzzy Logic.

3. Dalam pembobotan untuk tiap criteria dan sub criteria bersifat kreatif dengan hasil keputusan yang relative pula. Hal sebut didapatkan dan diolah sehingga menjadi hasil yang realistis.

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Menentukan kriteria yang tepat proses penilaian karyawan Arguana.

2. Untuk dapat menjalankan proses penilaian menggunakan metode Fuzzy Logic.

3. Memudahkan para manajer Arguana dalam penilaian karyawan.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Arguana

Mempermudah manajer untuk mengetahui karyawan yang memiliki nilai positif dan kreatif.

2. Bagi Akademik

Sebagai literature bagi mahasiswa lain yang akan membuat tugas akhir yang berhubungan dengan Sistem Pendukung Keputusan (SPK) 3. Bagi Umum

Bagi media untuk mencari informasi tentang karyawan yang mempunyai criteria nilai yang tinggi.

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Pendukung Keputusan (SPK) Masalah merupakan suatu kondisi yang berpotensi menimbulkan kerugian luar biasa atau menghasilkan keuntungan luar biasa. Keputusan merupakan kegiatan memilih suatu strategi atau tindakan dalam pemecahan masalah tersebut. Tujuan dari keputusan adalah untuk mencapai target atau aksi tertentu yang harus dilakukan (Kusrini, 2007).

Menurut Haniff, 2007 dalam jurnal Penerapan Analytical Hierarchy Process pada Sistem Penilaian Pegawai Rumah Sakit Onkologi Surabaya, Sistem pendukung keputusan adalah

Bagian dari system informasi berbasis komputer (termasuk sistem berbasis pengetahuan) yang dipakai untuk mendukung pengambilan keputusan dalam suatu organisasi atau perusahaan.

Ciri-ciri keputusan adalah (Kusrini, 2007) : a. Banyak pilihan/alternatif.

b. Ada kendala atau syarat.

c. Mengikuti suatu pola atau model tingkahlaku, baik yang terstruktur maupun tidak terstruktur.

d. Banyak input/variabel. e. Ada faktor risiko.

f. Dibutuhkan kecepatan, ketepatan, dan keakuratan.

Sistem pendukung keputusan atau Decision Support System (DSS) merupakan sistem informasi interaktif yang menyediakan informasi pemodelan, dan pemanipulasian data. Sistem itu digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam situasi yang semiterstruktur dan situasi yang tidak terstruktur, di mana tak seorang pun tahu secara pasti bagaimana keputusan seharusnya dibuat (Alter, 2007 dalam Kusrini, 2007).

Dapat juga dikatakan sebagai sistem komputer yang mengolah data menjadi informasi untuk mengambil keputusan dari masalah semi-terstruktur yang spesifik. Sistem pendukung keputusan memiliki karakteristik sebagai berikut: 1. Sistem pendukung keputusan dirancang untuk

membantu pengambilan keputusan dalam memecahkan masalah yang bersifat semi terstruktur dengan menambahkan kebijaksanaan manusia dan informasi komputerisasi.

2. Dalam proses pengolahannya, sistem pendukung keputusan mengkombinasikan pengguna model-model analisi dengan teknik pemasukkan data konvesional serta fungsi-fungsi interogasi informasi.

3. Sistem pendukung keputusan, dirancang sedemikian rupa sehingga dapat digunakan atau dioperasikan dengan mudah.

4. Sistem pendukung keputusan dirancang dengan menemukan pada aspek fleksibilitas serta kemampuan beradaptasi yang tinggi. 2.1.2 Konsep Dasar Sistem Pendukung

Keputusan Sistem Pendukung Keputusan adalah Sistem berbasis komputer interaktif, yang membantu para pengambil keputusan untuk menggunakan data dan berbagai model untuk memecahkan masalah-masalah tidak terstruktur.

2.1.3 Komponen Sistem Pendukung

Keputusan (SPK).

Secara umum Sistem Pendukung Keputusan SPK dibangun oleh tiga komponen besar yaitu database Management, model Base dan

(3)

3

Software system/User Interface. Komponen SPK tersebut dapatmdigambarkan seperti gambar di bawah ini.

Gambar 2.1 Komponen SPK 2.2 Definisi Penilaian Kinerja Karyawan

Dalam buku yang berjudul :”Manajemen Sumber Daya Manusia” (1995:327), menurut Henry Simamora kinerja karyawan adalah tingkat terhadap mana para karyawan mencapai persyaratan-persyaratan pekerjaan.

Yang dimaksud dengan sistem penilaian kinerja ialah proses yang mengukur kinerja karyawan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi penilaian kinerja karyawan adalah : 1. Karakteristik situasi,

2. Deskripsi pekerjaan, spesifikasi pekerjaan dan standar kinerja pekerjaan,

3. Tujuan-tujuan penilaian kinerja,

4. Sikap para karyawan dan manajer terhadap evaluasi

2.2.1 Tujuan Penilaian Kinerja

Tujuan diadakannya penilaian kinerja bagi para karyawan dapat kita ketahui dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Tujuan evaluasi

Seorang manajer menilai kinerja dari masalalu seorang karyawan dengan menggunakan ratings deskriptif untuk menilai kinerja dan dengan data tersebut berguna dalam keputusan-keputusan promosi. demosi, terminasi dan kompensasi.

2. Tujuan pengembangan

Seorang manajer mencoba untuk meningkatkan kinerja seorang karyawan dimasa yang akan datang.

Sedangkan tujuan pokok dari si stem penilaian kinerja karyawan adalah: sesuatu yang menghasilkan informasi yang akurat dan valid berkenaan dengan prilaku dan kinerja anggota organisasi atau perusahaan. 2.2.3 Manfaat penilaian kinerja karyawan

Pada umumnya orang-orang yang berkecimpung dalam manajemen sumber daya manusia sependapat bahwa penilaian ini merupakan bagian penting dari seluruh proses

kekaryaan karyawan yang bersangkutan. Hal ini penting juga bagi perusahaan dimana karyawan tersebut bekerja. Bagi karyawan, penilaian tersebut berperan sebagai umpan balik tentang berbagai hal seperti kemampuan, kelebihan, kekurangan, dan potensi yang pada gilirannya bermanfaat untuk menentukan tujuan, jalur, rencana dan pengembangan karir.

Dan bagi organisasi atau perusahaan sendiri, hasil penilaian tersebut sangat penting artinya dan peranannya dalam pengambilan keputusan tentang berbagai hal, seperti identifikasi kebutuhan program pendidikan dan pelatihan, rekruitment, seleksi, program pengenalan, penempatan, promosi, sistem imbalan dan berbagai aspek lain dari proses dari manajemen sumber daya manusia secara efektif.

3.3 Motode Fuzzy Logic

Fuzzy mungkin merupakan suatu kata yang agak asing bagi kita. Dalam terjemahan menurut kosa katanya fuzzy berari kabur. Logika fuzzy adalah suatu cara yang tepat untuk memetakan suatu ruang input ke dalam suatu ruang output.

4. METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Metode Pengumpulan Data

1. Studi Pustaka Studi pustaka adalah metode pengumpulan data dengan cara membaca buku atau majalah dan sumber lainnya yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. 2. Studi Lapangan Studi lapangan adalah

metode pengumpulan data dengan cara pengamatan langsung pada objek penelitian untuk mendapatkan data-data dengan cara sebagai berikut :

a. Pengamatan (Observasi)

Pengamatan adalah cara pengumpulan data yang dilakukan dengan mengamati obyek penelitian secara langsung. Data yang didapatkan dari metode observasi ini berupa prosedur sistem secara detail. b. Wawancara (Interview)

Wawancara adalah cara pengumpulan data yang dilakukan dengan bertatap muka langsung atau tidak langsung dengan melakukan tanya jawab dengan responden.

c. Dokumentasi

Metode pengumpulan data dengan cara mengambil membaca, mempelajari literature serta buku-buku yang berkaitan dengan penulisan tugas akhir ini

3.1.1 SDLC/Waterfall

Penelitian ini menggunakan SDLC Waterfall sebagai bentuk pendekatan yang digunakan dalam proses pengembangan aplikasi. Alasan dipilihnya SDLC Waterfall ini karena banyak hal dari proses pengembangan aplikasi ini

(4)

4

yang sesuai dengan konsep SDLC Waterfall. Proses pengembangan aplikasi dilakukan secara bertahap. Jika pada tahap tertentu ditemui hambatan, maka proses koreksi akan terjadi dan proses pengembangan aplikasi tersebut akan kembali ke tahap sebelumnya. Dan bila masalah sudah teratasi, maka perancang baru melanjutkan kembali ke tahap selanjutnya

Gambar 3.1 SDLC/Weterfall Survei

Pada proses investigasi sistem, perancang aplikasi melakukan survei lapangan untuk mengetahui masalah apa saja yang terjadi dan memilih masalah mana yang cocok untuk diselesaikan. Dalam investigasi sistem, yang terpenting adalah mempelajari masalah yang akan diselesaikan. Mulai dari masalah teknis yang meliputi perangkat keras, perangkat lunak dan komponen lainnya yang dibutuhkan dalam merancang aplikasi untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Analysis

Analisis sistem merupakan proses pengidentifikasian masalah yang akan diselesaikan dengan menggunakan sistem informasi. Pada tahap ini, ditentukan masalahnya, dicari penyebab terjadinya masalah, merinci solusi yang mungkin dilakukan dan mengumpulkan informasi dalam rangka mencari solusi. Ada 3 cara yang mungkin diambil oleh organisasi dalam menyelesaikan suatu masalah, yaitu : tetap menggunakan sistem yang lama dan tidak mengubahnya, memodifikasi sistem yang sedang berjalan, atau membangun sistem yang baru.

Design

Pada tahap desain sistem, dicari suatu solusi agar suatu sistem dapat menyelesaikan apa yang sudah didapat dari analisissistem. Pada tahap ini akan dilakukan desain yang meliputi : output, input, dan tampilan layar dari sistem, perangkat keras, perangkat lunak, basis data, telekomunikasi serta prosedur, dan bagaimana semua komponen bisa terhubung menjadi satu bagian

Pembuatan

Pada tahapan programming, akan dilakukan translasi dari desain yang sudah dirancang dilengkapi dengan informasi-informasi yang sudah tersedia menjadi berbentuk kode-kode komputer. Proses ini sangat memungkinkan memakan waktu yang cukup lama. Umumnya proses ini dikerjakan dalam tim dan dalam menulis program, digunakan teknik pemrograman terstruktur yang terdiri dari banyak modu.

Testing

Tahapan berikutnya merupakan tahapan testing atau sering disebut juga pengujian. Pada tahap ini, dilakukan pengecekan apakah program akan menghasilkan data yang sesuai dengan yang diminta dalam berbagai kondisi. Testing membutuhkan waktu yang lama serta harus dilakukan secara terus menerus secara bertahap. Implementation

Tahapan implementasi merupakan tahapan penggunaan sistem yang baru untuk menggantikan sistem lama yang sedang berjalan

3.2 Analisis Data

Menurut Nawawi (2009) teknik analisis data adalah proses yang berlangsung serentak. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara deskriptif kualitatif dan intepretatif untuk mendapatkan pemaknaan sesuai dengan kajian budaya. Pengolahan data dalam penelitian kualitatif. Selanjutnya, berikut ini disajikan langkah-langkah analisis data yang digunakan Miles dan Huberman(2008).

3.2.1 Reduksi Data

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian atau penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan lapangan. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data sedemikian rupa sehingga dapat disimpulkan. Reduksi data dilakukan dengan cara membuat ringkasan, membuat data, menelusuri tema, dan membuat gugus-gugus. Proses transformasi ini akan berlangsung terus hingga laporan lengkap tersusun.

3.2.2 Penyajian Data

Penyajian data merupakan upaya penyusunan sekumpulan informasi ke dalam suatu matrik atau konfigurasi yang mudah dipahami. Konfigurasi yang demikian ini akan memungkinkan adanya penarikan simpulan dan pengambilan tindakan. Kecenderungan kognitif manusia adalah menyederhanakan informasi yang kompleks ke dalam satuan bentuk yang dapat

Survei

Sistem

Analisa Sistem

Desain

Sistem

Pembuatan

Sistem

Testing

Implementasi

Sistem

(5)

5

dipahami. Hal ini merupakan cara utama untuk menganalisis data kualitatif yang valid. Penyajian data ini bisa dengan matrik, grafik, atau bagan yang dirancang untuk menggabungkan informasi. 3.2.3 Menarik Simpulan

Dari permulaan pengumpulan data, peneliti mulai mencari makna data yang telah terkumpul. Selanjutnya peneliti mencari arti dan penjelasannya, kemudian menyusun pola-pola hubungan tertentu ke dalam satu kesatuan informasi yang mudah dipahami dan ditafsirkan. Data yang terkumpul disusun ke dalam satuan-satuan, kemudian dikategorikan sesuai dengan rincian masalahnya. Data tersebut dihubungkan dan dibandingkan antara satu dengan yang lainnya sehingga mudah ditarik simpulan sebagai jawaban terhadap setiap permasalahan yang ada. Kegiatan analisis data merupakan proses siklus yang interaktif. Dalam hal ini peneliti melakukan reduksi data, menyajikan, dan menyimpulkan secara bersamaan yang akan berlanjut dan berulang terus-menerus.

3.2.4 Teknik Penyajian

Hasil analisis data sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian disajikan dalam bentuk formal dan informal. Dalam bentuk informal, yakni berupa uraian kalimat secara deskriptif yang menjelaskan semua aktivitas penelitian yang disusun secara sistematis dalam bentuk bab-bab. Selanjutnya, dalam bentuk formal, yakni dapat berupa tabel, yaitu pendeskripsian tentang data hasil penelitian, baik berupa angka maupun kata-kata; berupa gambar, yaitu visualisasi yang melukiskan segala sesuatu yang berkaitan dengan penelitian. Penyajian data dibuat secara sistematis dan efisien sehingga mudah dipahami, di samping dapat memberikan penjelasan yang optimal kepada pembaca.

5. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI

5.1Perancangan 5.1.1 Class Diagram

Gambar 4.1 Klass diagram Penilaian Karyawan

5.1.2 Perancangan Sistem Fuzzy

Variabel disiplin yang terdiri dari 3 himpunan fuzzy, yaitu : rendah, cukup, tinggi.

Gambar 4.2 Fariabel Disiplin Fungsi Keanggotaan

Gambar 5.3 Variabel Hasil Fungsi Keanggotaan;

5.1.3 Perhitungan Fuzzy Logic

[R122] IF disiplin cukup AND loyalitas cukup AND komunikasi cukup AND absensi cukup AND problem solve cukup THEN hasil memuaskan

α-predikat (derajat keanggotaan terkecil/minimum):

(6)

6

= μdisiplinCUKUP ᴖ μloyaliasCUKUP ᴖ μkomunikasiCUKUP ᴖ μabsensiCUKUP ᴖ μsolveCUKUP =MIN (μdisiplinCUKUP[75], μloyaliasCUKUP[82,5], μkomunikasiCUKUP [77,5],μabsensiCUKUP [75],μsolveCUKUP[80]) = MIN (1; 1; 1; 1; 1) = 1

[R244] IF disiplin cukup AND loyalitas cukup AND komunikasi cukup AND absensi cukup AND problem solve cukup THEN hasil cukup

α-predikat (derajat keanggotaan terkecil/minimum): =MIN (μdisiplinCUKUP[75], μloyaliasCUKUP[82,5], μkomunikasiCUKUP [77,5],μabsensiCUKUP [75],μsolveCUKUP[80]) = MIN (1; 1; 1; 1; 1) = 1

a. Defuzzifikasi, proses untuk merubah hasil penalaran yang berupa derajat keanggotaan keluaran (α-predikat) menjadi variabel numerik kembali (crisp). Berikut hasil defuzzifikasi (Nilai defuzzy 0 diabaikan karena tidak bepengaruh terhadap sistem)

[R122] (z-50)/(95-50) = 1 z = 95 [R244] (95-z)/(95-50) = 1

z = 50

Defuzzifikasi itu sendiri merupakan suatu proses untuk merubah hasil penalaran yang berupa derajat keanggotaan keluaran (α-predikat) menjadi variabel numerik kembali (crisp). Sistem akhir pemilihan karyawan teladan ini menggunakan rata-rata terbobot (weight average) sebagai metode Defuzzifikasi untuk mendapatkan hasil akhir penilaian karyawan teladan. Adapun rumus rata-rata terbobot tersebut adalah sebagai berikut:

Keterangan :

z = Hasil penilaian karyawan teladan αn = Derajat Keanggotaan dari Aturan ke- n zn = nilai dari Aturan ke- n

Semua nilai selain angka 0 (nol) pada perhitungan defuzzifikasi aturan 1sampai 244 dimasukkan kedalam rumus menghasilkan:

Tabel 4.1 Gantt Chart Aktifitas Implementasi

4.2 Implementasi

4.2.1 Implementasi Antar Muka

Gambar 4.4 Tampilan Antar muka Menu Home 4.2.2 Implementasi Menu Logi

Gambar 4.5 Tampilan Antar muka Menu Login 4.2.3 Implementasi Tampilan Antar Muka

Menu Karyawan

Gambar 4.6 Tampilan Antar muka Menu

Karyawan

4.2.4 Implementasi Antar Muka Menu Kriteria

(7)

7

4.2.5 Implementasi From Imput Nilai

Gambar 4.8 Tampilan From Imput Nilai Tabel 4.2 Hasl uji Falidasi algoritma program

Keterangan:

T= True. Terjadi apabila hasil perhitungan SPK sama dengan perhitungan manual

F = False. Terjadi apabila hasil perhitungan SPK berbeda dangan hasil perhitungan manual

Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, maka diperoleh :

Tingkat Validasi SPK

= (jumlah data akurat/total sample) * 100%

= (10/10) * 100 % =100%

Hasil pengujian menunjukkan bahwa sistem penunjang keputusan untuk pemilihan karyawan teladan telah bekerja dengan sangat baik.

Untuk mengetahui pengaruh dari penerapan fuzzy tsukamoto pada kasus pemilihan karyawan teladan di Arguana, maka di sajikan hasil pemilihan karyawan teladan berdasarkan pada perhitungan yang dilakukan oleh perusahaan tersebut.

1. RENDAH = 65-69 2. CUKUP = 70-80 3. TINGGI = 81-100

Tabel 4.3 Data Awal sebelumnya Prosese

Tabel 4.4 Tampilan Data Awal Setelah Proses Fuzzy

5. PENUTUP 5.1 Kesimpulan

Dengan dibutuhkan aplikasi system Fuuzzy dalam penilaian karyawan dengan fuzzy Logic ini dan berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka secara garis besar dapat ditarik keseimpulan sebagai berikut :

1. Aplikasi sistem ini dibuat sebagai alat bantu pengambilan keputusan pemilihan calon karyawan teladan berdasarkan pada kriteria-kriteria yang sudah diteteapkan pada perusahaan dengan menggunakan metode fuzzy logic.

2. Dalam sistem ini diperoleh hasil yang sama antara perhitungan fuzzy pada sistem dengan perhitungan fuzzy manual dengan menggunakan alat bantu spreadsheet.

5.2. Saran-Saran

Mengingat berbagai keterbatasan yang dialami penulis terutama masalah pemikiran dan waktu, maka penulis menyarankan untuk pengembangan penelitian dimasa yang akan datang sebagai berikut:

1. Diharapkan dapat menemukan komposisi yang baik dan pembuatan aturan atau rule yang cocok dengan kasus pengelolaan kinerja karyawan.

2. Diharapkan dapat dikembangkan dengan metode-metode fuzzy lainnya misalnya Metode Min-Max dan Metode Sugeno.

(8)

8

DAFTAR PUSTAKA

Miles. Huberman, 2008. Langkah-langkah analisis data yang digunakan. Yogyakarta. Andi Nawawi (2009) teknik analisis data adalah proses

yang berlangsung serentak.Yogyakarta : Andi. Menurut Pressman (2002), perangkat lunak

dapat didefinisikan sebagai perintah (program komputer).

Kusrini, 2007. Sistem pendukung keputusan atau Decision Support System (DSS) merupakan sistem informasi interaktif yang menyediakan informasi pemodelan, dan pemanipulasian data. Yogyakarta. Andi

Kusrini, 2007. Tujuan dari keputusan adalah untuk mencapai target atau aksi tertentu yang harus dilakukan. Yogyakarta. Andi

Kusumadewi, S & Purnomo, H. (2010). Aplikasi Logika Fuzzy untuk Pendukung Keputusan.Yogyakarta: Graha Ilmu.

Rahman, A. (2011). Sistem Pendukung Keputusan Dalam Penentuan Penerimaan Kredit Mobil Berbasis Fuzzy Logic. pringsewu : STIMIK Pringsewu.

Gambar

Gambar 2.1 Komponen SPK  2.2  Definisi Penilaian Kinerja Karyawan
Gambar 3.1 SDLC/Weterfall
Gambar 5.3 Variabel Hasil  Fungsi Keanggotaan;
Tabel 4.1 Gantt Chart Aktifitas Implementasi
+2

Referensi

Dokumen terkait

I Putu Agung Bayupati, S.T., M.T., selaku Ketua Jurusan Teknologi Informasi Fakultas Teknik Universitas Udayana dan dosen pembimbing I yang telah banyak

Model ini selaras dengan pandangan instrumentalis yang mempunyai asumsi antara lain sebagai berikut: (1) Aturan merupakan fondasi dari bangunan pengetahuan

Perbedaan dengan penelitian ini adalah pada penggunaan obat yang digunakan, populasi, besar sampel dan instrumen yang digunakan yang memungkinkan hasil yang berbeda4. Maka

Primjer 3.5.2.1. Strategiju Mentalna mapa objasnit ć emo na primjeru usustavljivanja sadržaja prilikom ponavljanja prostih brojeva u petom razredu osnovne

Usia bayi memiliki tugas perkembangan yang harus dipenuhi yaitu kepercayaan dan kecurigaan, yang tidak terpenuhi maka dapat mengakibatkan rasa takut tidak akan

Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto, Media Pembelajaran: Manual dan Digital (Bogor: Ghalia Indonesia, 2013), 20.. Temuan penelitian tersebut secara tidak langsung menguatkan teori

dengan mengisolasi peptaibol menggunakan KLT preparatif mengikuti metode yang didiskripsikan oleh Chutrakul et al. Produksi dilakukan minimum sepuluh cawan petri untuk

Informasi yang diterima dari jaringan primer atau komunikasi massa mungkin dapat memperkuat opini mahasiswa kedokteran, si A dan si B bahwa pelayanan kesejahteraan masyarakat