Bab 6
KERANGKA KELEMBAGAAN DAN
REGULASI
6.1 KERANGKA KELEMBAGAAN KABUPATEN DEIYAI
6.1.1 Arahan Kebijakan Kelembagaan Bidang Cipta Karya
Beberapa kebijakan berikut merupakan landasan hukum dalam pengembangan dan peningkatan kapasitas kelembagaan RPIJM pada pemerintahan kabupaten/Kota.
1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Dalam UU 32/2004 disebutkan bahwa Pemerintah Daerah mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan menjalankan otonomi seluas-luasnya, dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah. Untuk membantu Kepala Daerah dalam melaksanakan otonomi, maka dibentuklah organisasi perangkat daerah yang ditetapkan melalui Pemerintah Daerah.
2. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
merupakan bidang wajib yang menjadi urusan pemerintah daerah, dan pemerintah berkewajiban untuk melakukan pembinaan terhadap pemerintah kabupaten/Kabupaten.
3. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi Daerah
Berdasarkan PP 41 tahun 2007, bidang PU meliputi bidang Bina Marga, Pengairan, Cipta Karya dan Penataan Ruang. Bidang PU merupakan perumpunan urusan yang diwadahi dalam bentuk dinas. Dinas ditetapkan terdiri dari 1 sekretariat dan paling banyak 4 bidang, dengan sekretariat terdiri dari 3 sub-bagian dan masing-masing bidang terdiri dari paling banyak 3 seksi.
4. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang RPJMN 2019-2019 Dalam Buku II Bab VIII Perpres ini dijabarkan tentang upaya untuk meningkatkan kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi diperlukan adanya upaya penataan kelembagaan dan ketalalaksanaan, peningkatan kualitas sumber daya manusia aparatur, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi, penyempurnaan sistem perencanaan dan penganggaran,serta pengembangan sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dan aparaturnya.
secara bertahap dalam memperbaiki sistem ketatalaksanaan dengan menyiapkan perangkat SOP, mekanisme kerja yang lebih efisien dan efektif, dan mendukung upaya peningkatan akuntabilitas kinerja.
5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2010 Tentang
Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025
Tindak lanjut dari Peraturan Presiden ini, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara telah mengeluarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 30 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengusulan, Penetapan, dan Pembinaan Reformasi Birokrasi pada Pemerintah Daerah. Berdasarkan peraturan menteri ini, reformasi birokrasi pada pemerintah daerah dilaksanakan mulai tahun 2012, dengan dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan sesuai dengan kemampuan pemerintah daerah. Permen ini memberikan panduan dan kejelasan mengenai mekanisme serta prosedur dalam rangka pengusulan, penetapan, dan pembinaan pelaksanaan reformasi birokrasi pemerintah daerah.
Upaya pembenahan birokrasi di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya telah dimulai sejak tahun 2005. Pembenahan yang dilakukan adalah menyangkut 3 (tiga) pilar birokrasi, yaitu kelembagaan, ketatalaksanaan, dan Sumber Daya Manusia (SDM).
Untuk mendukung tercapainya good governance, maka perlu dilanjutkan dan disesuaikan dengan program reformasi birokrasi pemerintah, yang terdiri dari sembilan program, yaitu :
sosialisasi dan internalisasi manajemen perubahan dalam rangka reformasi birokrasi;
2. Program Penataan Peraturan Perundang-undangan, meliputi: penataan berbagai peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan/diterbitkan oleh K/L dan Pemda;
3. Program Penguatan dan Penataan Organisasi, meliputi: restrukturisasi tugas dan fungsi unit kerja, serta penguatan unit kerja yang menangani organisasi, tata laksana, pelayanan publik, kepagawaian dan diklat;
4. Penataan Tatalaksana, meliputi: penyusunan SOP penyelenggaraan tugas dan fungsi, serta pembangunan dan pengembangan e-government;
5. Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur, meliputi: penataan sistem rekrutmen pegawai, analisis dan evaluasi jabatan, penyusunan standar kompetensi jabatan, asesmen individiu berdasarkan kompetensi;
6. Penguatan Pengawasan, meliputi: penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dan Peningkatan peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP);
9. Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan
6. Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional
Di dalam Inpres ini dinyatakan bahwa pengarusutamaan gender ke dalam seluruh proses pembangunan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan fungsional semua instansi dan lembaga pemerintah di tingkat Pusat dan Daerah. Presiden menginstruksikan untuk melaksanakan pengarusutamaan gender guna terselenggaranya perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan nasional yang berperspektif gender sesuai dengan bidang tugas dan fungsi, serta Kewenangan masing-masing.
7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2010 Tentang Standar Pelayanan Minimum
Peraturan Menteri PU ini menekankan tentang target pelayanan dasar bidang PU yang menjadi tanggungjawab pemerintah kabupaten/Kabupaten. Target pelayanan dasar yang ditetapkan dalam Permen ini yaitu pada Pasal 5 ayat 2, dapat dilihat sebagai bagian dari beban dan tanggungjawab kelembagaan yang menangani bidang ke-PU-an, khususnya untuk sub bidang Cipta Karya yang dituangkan di dalam dokumen RPIJM.
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah
penetapan perangkat daerah adalah Peraturan Daerah (Perda). Penjabaran tupoksi masing-masing SKPD Provinsi ditetapkan dengan Pergub, dan SKPD Kab/Kabupaten dengan Perbup/Perwali.
9. Permendagri Nomor 57 tahun 2010 tentang Pedoman Standar Pelayanan PerKabupatenan
Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi pemerintah daerah sebagai dasar untuk memberikan pelayanan perKabupatenan bagi masyarakat. SPP adalah standar pelayanan minimal kawasan perKabupatenan, yang sesuai dengan fungsi kawasan perKabupatenan merupakan tempat permukiman perKabupatenan, termasuk di dalamnya jenis pelayanan bidang keciptakaryaan, seperti perumahan, air minum, drainase, prasarana jalan lingkungan, persampahan, dan air limbah.
10. Kepmen PAN Nomor 75 tahun 2004 tentang Pedoman Perhitungan Kebutuhan Pegawai Berdasarkan Beban Kerja Dalam Rangka Penyusunan Formasi Pegawai Negeri Sipil
Landasan Hukum Penyusunan Renstra Bidang Cipta Karya / Rencana
Aksi Daerah (RAD) 100-0-100 & RPIJM
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 Tentang
Pemerintahan Daerah
Pasal 12 (1) Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2) meliputi:
a. Pendidikan; b. Kesehatan;
c. Pekerjaan umum dan penataan ruang;
d. Perumahan rakyat dan kawasan permukiman;
e. Ketenteraman, ketertiban umum, dan pelindungan masyarakat; dan
f. Sosial.
Pasal 17 (2) Daerah dalam menetapkan kebijakan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), wajib berpedoman pada norma, standar, prosedur, dan kriteria yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Pusat. (3) Dalam hal kebijakan Daerah yang dibuat dalam rangka penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah tidak mempedomani norma, standar, prosedur, dan kriteria sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Pemerintah Pusat membatalkan kebijakan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
11 ayat (3). (2) Pelaksanaan Pelayanan Dasar pada Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berpedoman pada standar pelayanan minimal yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat.
2. Permen PU No.1/2014 ttg SPM Bid. Pekerjaan Umum dan Tata
Ruang
Pasal 4 SPM Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas jenis pelayanan dasar, sasaran, indikator, dan batas waktu pencapaian
Pasal 5 SPM Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dilakukan secara bertahap dengan batas waktupencapaian sampai dengan tahun 2019.
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2005
Tentang Pedoman Penyusunan Dan Penerapan Standar Pelayanan
Minimal
Pasal 9 :
(1) Pemerintahan Daerah menerapkan SPM sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Peraturan Menteri.
(2) SPM yang telah ditetapkan Pemerintah menjadi salah satu acuan bagi Pemerintahan Daerah untuk menyusun perencanaan dan penganggaran penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
(4) Rencana pencapaian SPM sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Strategi Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD).
(5) Target tahunan pencapaian SPM sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dituangkan ke dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD), Kebijakan Umum Anggaran (KUA), Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA-SKPD) sesuai klasifikasi belanja daerah dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah.
6.1.2 Kondisi Kelembagaan Saat Ini
Bagian ini menguraikan secara sistematis tentang kondisi eksisting kelembagaan Pemerintah Kabupaten Deiyai yang menangani bidang Cipta Karya.
A. Kondisi Organisasian Bidang Cipta Karya
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Deiyai dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Deiyai tentang pembentukan Susunan Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Deiyai. Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Deiyai, Sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang melaksanakan sebagian urusan Pemerintah Daerah baik berupa azas desentralisasi, dekonsentrasi maupun tugas pembantuan dibidang pekerjaan umum.
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Deiyai merupakan unsur pelaksana penyelenggaraan pemerintah daerah dengan susunan organisasi sebagai berikut:
Pimpinan : Kepala Dinas
Sekretariat : Sekretaris yang terdiri dari sub bagian-sub bagian Pelaksana : - Bidang-bidang yang terdiri dari seksi-seksi
- Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) - Kelompok Jabatan Fungsional
3. Subbagian Perencanaan b. Bidang Bina Marga, terdiri dari :
1. Seksi Perencanaan Teknis Jalan dan Jembatan
2. Seksi Pembangunan dan Peningkatan Jalan dan Jembatan 3. Seksi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan
c. Bidang Sumber Daya Air terdiri dari
1. Seksi Perencanaan Teknis Sumber Daya Air
2. Seksi Operasi Pemeliharaan dan Bina Manfaat Sumber Daya Air 3. Seksi Pembangunan dan Peningkatan Sumber Daya Air
d. Bidang Cipta Karya, terdiri dari:
1. Seksi Perencanaan Teknis Cipta Karya
2. Seksi Drainase dan Program Penyehatan Lingkungan Permukiman (PLP)
3. Seksi Air Minum
e. Bidang Penataan Ruang dan Bina Jasa Konstruksi, terdiri dari : 1. Seksi Penataan Ruang dan Pemetaan Ruang
2. Seksi Penataan Kota
3. Seksi Bina Jasa Konstruksi f. Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) g. Jabatan Fungsional
Fungsi dan Tugas Organisasi
Umum Kabupaten Deiyai dibentuk dengan uraian tugas dan fungsinya sebagai berikut;
1. Kedudukan
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Deiyai sebagai unit teknis di pimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati Deiyai melalui sekretaris Daerah.
2. Tugas Pokok
Dinas Pekerjaan Umum mempunyai tugas melaksanakan penyelenggaraan urusan otonomi daerah di bidang Pekerjaan Umum.
3. Fungsi
Dinas Pekerjaan Umum mempunyai fungsi :
• Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang Bina
Marga.
• Penyiapan bahan perumusan kebijakan Teknis Tata Ruang
dan Bina Jasa Konstruksi.
• Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang
Sumber Daya Air.
• Penyiapan bahan perumusan kebijakan di bidang Bina Karya.
• Melakukan bimbingan kepada cabang dan UPTD.
Garis Komando
Garis Koordinasi Administratif
SEKRETARIS
SUB BAGI AN UMUM
SUB BAGI AN
PERENCANAAN
SUB BAGI AN KEUANGAN KELOMPOK JABATAN
FUNGSI ONAL
SEKSI
PEMELI HARAAN JALAN DAN JEMBATAN
SEKSI
PEMBANGUNAN DAN PENI NGKATAN SUMBER
DAYA AI R
SEKSI
AI R MI NUM
SEKSI
BI NA JASA KONSTRKSI
KEPALA DINAS
CI PTA KARYA
BI D AN G
PEN ATAAN RU AN G & BI N A
SEKSI
PERENCANAAN TEKNI S JALAN DAN JEMBATAN
SEKSI
PERENCANAAN TEKNI S SUMBER DAYA AI R
SEKSI
PERENCANAAN TEKNI S CI PTA KARYA
SEKSI PENATAAN RUANG DAN PEMETAAN
RUANG
SEKSI
PEMBANGUNAN DAN PENI NGKATAN JALAN
JEMBATAN
SEKSI
OPERASI PEMELI HARAAN DAN
BI NA MANFAAT
SEKSI
DRAI NASE DAN PLP
SEKSI
PENATAAN KOTA
Potensi Organisasi
Dalam rangka menyelenggarakan tugas dan fungsinya, Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Deiyai sampai akhir tahun 2015 didukung oleh Sumber Daya Manusia sebanyak 87 orang Pegawai Negeri Sipil (data per 31 Desember 2015). Jumlah pegawai pada masing-masing unit kerja (sekretaris, bidang, UPTD) disajikan pada gambar 1 berikut ini :
Gambar VI.1.
Grafik Jumlah Pegawai Dinas PU Kab.Deiyai pada Sekretariat
Sumber data: Daftar Nominatif Pegawai Dinas PU Kab.Deiyai
Tabel 6.1
Jumlah Pegawai Dinas PU Kab.Deiyai
berdasarkan Jabatan Struktural
No Jenis Jabatan Jumlah
Org 1 Jabatan Struktural
a. Eselon IIb 1
b. Eselon IIIa 1
c. Eselon IIIb 4
c. Eselon Iva 14
c. Eselon Ivb 1
2 Jabatan Fungsional Umum 66
3
Jabatan Fungsional
Tertentu 0
Jumlah 87
Sumber data: Daftar Nominatif Pegawai Dinas PU Kab.Deiyai
Tabel 6.2
Jumlah Pegawai Dinas PU Kab.Deiyai
berdasarkan Pangkat/Golongan
No Pangkat/Golongan Jumlah
Org 1 Pembina Tingkat I / IV.b 2
2 Pembina / IV.a 2
3 Penata Tingkat I / III.d 7
4 Penata / III.c 14
5 Penata Muda Tingkat I / III.b 18
6 Penata Muda / III.a 10
7 Pengatur Tingkat I / II.d 4
8 Pengatur / II.c 8
9
Pengatur Muda Tingkat I /
10 Pengatur Muda / II.a 5
11 Juru Tingkat I / I.d 2
12 Juru /I.c 1
Jumlah 87
Sumber data: Daftar Nominatif Pegawai Dinas PU Kab.Deiyai
Tabel 6.3
Jumlah Pegawai Dinas PU Kab.Deiyai
Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No Pangkat/Golongan Jumlah
Org
1 Pasca Sarjana 5
2 Sarjana 30
3 Diploma IV 3
4 Diploma III 8
5 SLTA/Sederajat 36
6 SLTP/Sederajat 4
7 SD/Sederajat 1
Jumlah 87
Sumber data: Daftar Nominatif Pegawai Dinas PU Kab.Deiyai
Tabel 6.4
Jumlah Pegawai Dinas PU Kab.Deiyai
Berdasarkan Gender
No Gender Jumlah
Org
1 Pria 65
Kebijakan Umum
Pemerintah Kabupaten Deiyai telah menetapkan kebijakan umum yaitu “Pemihakan, Percepatan dan pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan di segala bidang”. Maka peran pembangunan infrastruktur di Kabupaten Deiyai pada dasarnya sangatlah penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan kualitas lingkungan. Dukungan terhadap pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat dilaksanakan melalui upaya-upaya sebagai berikut : Program – program Pembangunan infrastruktur ke-PU-an dalam rangka penanggulangan kemiskinan dan peningkatan kesempatan kerja;
a. Program – program Pembangunan infrastruktur ke-PU-an untuk mengurangi kesenjangan antar wilayah kecamatan; dan
b. Program – program Pembangunan infrastruktur ke-PU-an yang berbasis pemberdayaan masyarakat.
Sedangkan dukungan terhadap peningkatan kualitas lingkungan dilaksanakan melalui upaya – upaya sebagai berikut : Penerapan prinsip – prinsip Green Construction dalam pelaksanaan seluruh pembangunan infrastruktur;
a. Mendorong pembangunan secara umum dan khususnya pembangunan infrastruktur ke-PU-an yang berbasiskan penataan ruang; dan
Berdasarkan agenda prioritas pembangunan dan arah kebijakan umum pembangunan Kabupaten Deiyai, maka arah kebijakan umum Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Deiyai adalah sebagai berikut :
1. Pembangunan infrastruktur sesuai dengan arah tata ruang wilayah dan pembangunan berkelanjutan di kawasan strategis, tertinggal, perbatasan, daerah terisolir untuk mengurangi kesenjangan wilayah, daerah rawan bencana serta meningkatkan kualitas lingkungan perumahan dan permukiman dan cakupan pelayanan dasar bidang pekerjaan umum untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat yang berkeadilan.
2. Pembangunan infrastruktur sesuai dengan arah tata ruang wilayah dan pembangunan berkelanjutan melalui peningkatan infrastruktur di kawasan pusat produksi dan ketahanan pangan guna mendukung daya saing dan mendorong industry konstruksi untuk mewujudkan pembangunan ekonomi yang berkualitas. 3. Pembinaan penyelenggaraan infrastruktur melalui optimasi peran
pelayanan public bidang ke-PU-an untuk mendukung otonomi daerah dan penerapan prinsip-prinsip perbaikan tata kelola pemerintahan serta mendukung reformasi birokrasi dan mewujudkanGood Governance.
dibangun tetapi belum berfungsi, rehabilitasi pada areal irigasi berfungsi yang mengalami kerusakan dan peningkatan kinerja operasi dan pemeliharaan Pengairan;
• Pengendalian daya rusak air terutama dalam hal
penanggulangan banjir mengutamakan pendekatan non-konstruksi melalui konservasi sumber daya air dan pengelolaan daerah aliran sungai dengan memperhatikan keterpaduan tata ruang wilayah.
2. Kebijakan Pembangunan Prasarana Jalan
• Mempertahankan kinerja pelayanan prasarana jalan yang
telah terbangun dengan mengoptimalkan pemanfaatan prasarana jalan melalui pengembangan teknologi jalan.
• Mengharminisasikan keterpaduan sistem jaringan jalan
dengan kebijakan tata ruang wilayah yang merupakan acuan pengembangan wilayah.
• Meningkatkan koordinasi antara pemerintah pusat,
pemerintah propinsi dan pemerintah kabupaten untuk memperjelas hak dan kewajiban dalam penanganan prasarana jalan.
• Mendorong keterlibatan peran dunia usaha dan masyarakat
dalam penyelanggaraan dan penyediaan prasarana jalan. 3. Kebijakan Pembangunan Infrastruktur Permukiman
a. Air Minum dan Air Limbah
• Meningkatkan Pembangunan sarana prasarana air
rehabilitasi sarana prasarana air minum yang berfungsi yang mengalami kerusakan.
• Meningkatkan pembiayaan melalui Dana Alokasi Khusus
(DAK) untuk membantu pembangunan pelayanan air minum perdesaan.
• Meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan air
limbah yang dikelola langsung oleh masyarakat. b. Bangunan Gedung dan Lingkungan
• Meningkatkan dan memeliharan sarana dan prasarana
gedung dan fasilitas lingkungan.
• Meningkatkan pembinaan pengawasan dan pembinaan
teknis keamanan dan keselamatan gedung.
• Peningkatan pengawasan dan penertiban pelastarian
bangunan gedung dan lingkungan. c. Kebijakan Pengembangan Jasa Konstruksi
• Mengembangkan mekanisme pelayanan teknis dan
administrasi yang efektif, efisien dan terpadu dengan koordinasi antar bidang dilingkungan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Deiyai, serta lembaga lain yang terkait dengan pengembangan jasa konstruksi.
• Melakukan pembinaan penyelenggaraan infrastruktur
system penyelenggaraan konstruksi yang menjamin kehandalan konstruksi.
Selain itu organisasi instansi yang menangani urusan bidang CK di Kabupaten Deiyai adalah Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah, BLHD, serta Dinas Kebersihan dan Pertamanan
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA)
Jumlah pegawai di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dilihat berdasarkan gender di Kabupaten Deiyai berjumlah 50 orang yang terdiri dari jumlah pegawai pria berjumlah 30 orang sedangkan jumlah pegawai perempuan berjumlah 20 orang. Berikut merupakan tabel jumlah pegawai di dinas Bappeda Kabupaten Deiyai
Tabel 6.5
Jumlah Pegawai Bappeda Kab.Deiyai
Berdasarkan Gender
No Gender Jumlah
Org
1 Pria 30
2 Wanita 20
Jumlah 50
Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD)
Jumlah pegawai di Badan Lingkungan Hidup Daerah dilihat berdasarkan gender di Kabupaten Deiyai berjumlah 37 orang yang terdiri dari jumlah pegawai pria berjumlah 26 orang sedangkan jumlah pegawai perempuan berjumlah 11 orang. Berikut merupakan tabel jumlah pegawai pada Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Deiyai
Tabel 6.6
Jumlah Pegawai BLH Kab.Deiyai
Berdasarkan Gender
No Gender Jumlah
Org
1 Pria 26
2 Wanita 11
Jumlah 37
Sumber data: Kab Dalam Angka Kab.Deiyai
Dinas Kebersihan dan Pertamanan
tabel jumlah pegawai pada Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Deiyai
Tabel 6.7
Jumlah Pegawai Dinas Kebersihan Dan Pertamanan
Kab.Deiyai Berdasarkan Gender
No Gender Jumlah
Org
1 Pria 72
2 Wanita 12
Jumlah 84
Sumber data: Kab Dalam Angka Kab.Deiyai
B. Kondisi Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya
Penataan tata laksana merupakan salah satu prioritas program untuk peningkatan kapasitas kelembagaan. Tata laksana organisasi yang dikembangkan adalah menciptakan hubungan kerja antar perangkat daerah dengan menumbuh kembangkan rasa kebersamaan dan kemitraan dalam melaksanakan beban kerja dan tanggung jawab bagi peningkatan produktifitas dan kinerja.
duplikasi program dan kegiatan secara substansial dan menjamin keselarasan program dan kegiatan antar perangkat daerah.
Prinsip-prinsip hubungan kerja yang diuraikan khususnya menyangkut tupoksi dari masing-masing instansi pemerintah bidang keciptakaryaan diuraikan sebagai berikut:
Tabel 6.8
Hubungan Kerja Instansi Bidang Cipta Karya
No. Instansi Peran Instansi dalam
Pembangunan Bidang CK
Unit / Bagian yang Menangani
Pembangunan Bidang CK
1. Bappeda
Merumuskan kebijaksanaan, program dan kegiatan pembangunan daerah bidang Perencanaan Wilayah meliputi sumber daya alam dan
lingkungan hidup,
perumahan dan pemukiman
Bidang Sarana & Prasarana
Komunikasi
2. Dinas PU
1. Menyusun program atau rencana guna melakukan pengembangan
pengembangan perumahan dan
permukiman;
2. Menyusun konsep kebijakan pembinaan teknis dibidang penataan bangunan Kabupaten dan kawasan khusus,
pembangunan perumahan, prasarana lingkungan permukiman, air bersih, drainase,sanitasi dan
1.) Seksi
No. Instansi Peran Instansi dalam Pembangunan Bidang CK
Unit / Bagian yang Menangani
Pembangunan Bidang CK
permukiman, air bersih, drainase,sanitasi dan prasarana lingkungan
3. BLHD
merumuskan kebijakan operasional, melaksanakan pembinaan, evaluasi implementasi program pencegahan dan pengendalian serta pemulihan kualitas lingkungan.
Bidang
Pengendalian Dampak
Lingkungan & Pengelolaan
Menyusun kebijakan kebersihan tempat-tempat umum dan melaksanakan pembangunan sarana kebersihan, mencegah pencemaran lingkungan melalui pemanfaatan sampah, tinja dan air kotor; menyusun kebijakan pertamanan Kabupaten serta memelihara,
memantau dan
mengendalikan pembangunan sarana prasaran pertamanan, penerangan jalan umum
Bidang
Pertamanan & Bidang
Pengolahan Sampah
C. Kondisi Sumber Daya Manusia Bidang Cipta Karya
Secara umum kondisi Sumber Daya Manusia Bidang Cipta Karya sudah memnuhi spesifikasi dan sudah berjalan berdasarkan tupoksi, jumlah pegawai yang ada belum cukup memenuhi kebutuhan. Namun secara keseluruhan masih ada beberapa kegiatan yang dilaksanakan oleh pegawai tertentu yang bukan menjadi tugasnya.
6.1.3 Analisis Kelembagaan
Dengan mengacu pada kondisi eksisting kelembagaan perangkat daerah, maka diuraikan analisis permasalahan kelembagaan Pemerintah Kabupaten Deiyai yang menangani bidang Cipta Karya.
A. Analisis Keorganisasian Bidang Cipta Karya
Sejak Pemerintah Kabupaten Deiyai di beri keleluasaan membentuk Lembaga Daerah Otonom menurut kebutuhannya, muncullah lembaga-lembaga daerah menurut kebutuhan masing-masing daerah. Agar sinkron dengan tugas pokok dan fungsi yang diemban maupun hubungan hierarkhi dengan instansi pada level yang lebih tinggi. Dampak dari hal membuat semakin menguatnya koordinasi, integrasi dan Sinkronisasi dalam pelaksanaan program pembangunan.
dimana tugas dan fungsi organisasi ini dikerjakan sesuai pembagian masing-masing tanggung jawab, namun masih ada masalah umum terkait dengan kinerja kelembagaan ini seperti Kuantitas dan Kualitas Sumber daya manusia yang ada masih jauh dari kebutuhan riil dalam mengemban tugas pokok dan fungsi dinas / lembaga terkait, Terbatasnya Prasarana dan Sarana pendukung seperti alat transportasi, peralatan kantor, peralatan laboratorium teknis dll.
Analisis deskriptif keorganisasian bidang Cipta Karya adalah sebagai berikut:
1. Struktur Organisasi
• Struktur Organisasi perangkat daerah yang menangani Bidang Cipta
Karya sudah sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku untuk mendukung program pembangunan khususnya Bidang Cipta Karya di Kabupaten Deiyai.
• Semua jabatan pada satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang
terkait dengan bidang Cipta Karya telah terisi sehingga tidak ada perangkapan jabatan
2. Tugas dan Fungsi Organisasi
• Pembagian tugas dan fungsi antara satuan kerja telah merata
demikian pula wewenang dan tanggungjawab sudah jelas
• Uraian tugas para pimpinan telah ada yang dirumuskan dalam SK
Bupati sehingga telah jelas dan mampu menghindari kemungkinan tumpang tindih yang tidak perlu
• Dari segi struktur organisasi Pemerintah Kabupaten Deiyai sangat
dipengaruhi dan tergantung kepada Pemerintah Pusat, dalam arti sepenuhnya mengikuti pedoman yang diberikan oleh pemerintah Pusat.
• Bertambahnya jumlah penduduk serta kemampuan APBD Kabupaten
Deiyai sangat mempengaruhi struktur organisasi yang ada 4. Permasalahan Dalam Keorganisasian
• Jumlah dan kualitas SDM yang mempunyai kemampuan di bidang
Cipta Karya masih kurang dan tidak merata di semua satuan kerja.
• Koordinasi external antara lembaga terkait dengan bidang Cipta Karya
masih kurang
• Terbatasnya Prasarana dan Sarana pendukung seperti alat
transportasi, peralatan kantor, peralatan laboratorium teknis
• Dalam pengusulan pengadaan personil kepada instansi atasan
senantiasa ditekankan persyaratan, khususnya latar belakang keahlian dan pendidikan namun sering terjadi alokasi yang kurang sesuai dengan yang di harapkan
• Seringnya terjadi mutasi khususnya SDM yang memiliki kemampuan
di bidang ke Cipta Karyaan ke instansi di luar bidang ke Cipta Karyaan
• Kurangnya sarana dan prasarana bidang Cipta Karya seperti
• Terbatasnya biaya operasi dan pemeliharaan serta biaya
pembangunan untuk sarana dan prasarana sanitasi
• Kurangnya pemahaman masyarakat akan pentingnya sanitasi untuk
kesehatan lingkungan dan masyarakat
B. Analisis Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya
Dalam ketatalaksanaan kelembagaan bidang cipta karya, Perda Penetapan Organisasi Pemerintah Kabupaten Deiyai dapat dikatakan berjalan sesuai dengan tupoksi dari masing-masing dinas. Hal ini sejalan dengan mekanisme hubungan kerja di dalam dan antar instansi terkait bidang CK yang struktural sesuai tupoksi. Keorganisasian bidang CK di Kabupaten Deiyai sudah berjalan sesuai ketentuan dalam PP 41 tahun 2007 dimana Dinas PU terdiri dari 1 sekretariat dan 4 bidang.
Tujuan analisis ketatalaksanaan kelembagaan bidang Cipta Karya adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi maupun keluaran produk RPIJM Bidang Cipta Karya. Analisis deskriptif ketatalaksanaan bidang Cipta Karya di Kabupaten Deiyai adalah sebagai berikut:
1. Perda Penetapan Organisasi Pemerintah
• Perda penetapan organisasi sudah menguraikan tugas pokok dan
fungsi dari masing-masing dinas/unit kerja yang ada. 2. Mekanisme hubungan kerja internal dan eksternal
• Koordinasi internal didalam satuan kerja yang ada sudah dilakukan
3. Acuan PP No. 41 Tahun 2007
• Organisasi bidang ke Cipta Karya-an sudah mengacu pada PP No. 41
Tahun 2007 dan semua sektor bidang Cipta Karya sudah masuk dalam struktur yang ada seperti bidang pengembangan permukiman, penataan lingkungan permukiman, sektor air minum, sektor PLP (air limbah, persampahan dan drainase)
4. Permasalahan dalam ketatalaksanaan perangkat kerja daerah
• Struktur kelembagaan yang ada belum sepenuhnya mengakomodir
tugas pokok dan fungsi yang diemban oleh dinas / lembaga terkait.
• Koordinasi antar instansi/lembaga dipengaruhi oleh faktor-faktor
kemampuan sumber daya manusia, serta prasarana pendukungnya.
• Adanya kesenjangan kemampuan sumber daya manusia antar
intansi/lembaga terkait menghambat terjadinya koordinasi. Demikian pula halnya dengan keterbatasan prasarana mengakibatkan koordinasi tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya.
• Struktur kelembagaan yang ada pada prinsipnya sudah memenuhi
standar minimal kelembagaan daerah di Kabupaten Deiyai. Yang perlu dikembangkan adalah unit-unit pengelola kegiatan seperti Satuan Kerja (Satker) menurut spesifikasi kegiatannya sehingga pengelolaan kegiatan akan lebih efektif.
C. Analisis Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya
Sumber Daya Manusia di bidang cipta karya sangat berpengaruh terhadap kinerja organisasi maupun keluaran produk RPIJM Bidang Cipta Karya. Namun sampai saat ini SDM yang ada di Kabupaten Deiyai khususnya perangkat kerja daerah bidang CK belum memenuhi kebutuhan, baik dari segi jumlah maupun kualitas. Karena terbatasnya tenaga teknis yang ada maka tenaga-tenaga tersebut umumnya melaksanakan tugas rangkap disemua Bidang yang ada. Disamping kurang terselenggaranya pelatihan-pelatihan teknis yang relevan dengan bidang tugas para pengelola kegiatan membuat pelaksanaan tugas menjadi tidak optimal.
Selain itu disiplin dan etos kerja yang rendah disertai kurangnya sarana penunjuang menambah terhambatnya kenerja. Akibatnya dampak yang ditimbulkan adalah bahwa produk yang dihasilkannya pun tentunya kurang maksimal
Tujuan analisis Sumber Daya Manusia adalah untuk mengetahui permasalahan SDM Bidang Cipta Karya yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi maupun keluaran produk RPIJM Bidang Cipta Karya. Analisis deskriptif Sumber Daya Manusia Bidang Cipta Karya di Kabupaten Seruyan adalah sebagai berikut:
1. Ketersediaan SDM
• SDM sudah tersedia namun belum memenuhi kebutuhan baik dari
segi jumlah maupun kualitas dalam satuan kerja perangkat daerah khususnya bidang Cipta Karya
2. Permasalahan dalam manajemen SDM
• Staf teknis yang memahami tugas pokok dan fungsi sangat terbatas
• Rendahnya tingkat kesejahteraan personil, khususnya tenaga
kontrak, tenaga
• Lemahnya motivasi dan disiplin kerja pegawai.
• Belum diterapkanya reward bagi pegawai yang berprestasi dan
funishment kepada pegawai yang melakukan kesalahan
• Tidak meratanya kemampuan pegawai serta kurangnya
pelatihan/bimtek khususnya terkait bidang keciptakaryaan.
• Adanya aparat daerah yang berprestasi pindah ke instansi lain
• Droping pegawai tidak sesuai dengan keahlian dan latar belakang
pendidikan yang dibutuhkan
3. Faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi kualitas dan kuantitas SDM
• Kurangnya pelatihan serta kemauan personil untuk mengembangkan
diri dan berusaha untuk tau dan maju khususnya pada hal-hal terkait dengan pekerjaan yang baru
• Adanya aturan dari Pemerintahan Pusat terkait dengan penerimaan
PNS yang memprioritaskan tenaga honor serta pengadaan tenaga medis dan tenaga guru
D. Analisis Swot Kelembagaan
cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam matriks SWOT.
Strategi yang digunakan adalah bagaimana kekuatan mampu mengambil keuntungan dari peluang yang ada (strategi S-O); bagaimana cara mengatasi kelemahan untuk mengambil keuntungan dari peluang yang ada (strategi W-O); bagaimana kekuatan mampu menghadapi ancaman yang ada (strategi S-T); dan terakhir adalah bagaimana cara mengatasi kelemahan untuk menjawab tantangan yang ada (strategi W-T).
Berdasarkan informasi serta analisis tentang keorganisasian, tata laksana dan SDM bidang Cipta Karya pada sub-bab sebelumnya, beberapa kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) di bidang kelembagaan adalah sebagai berikut ;
Kekuatan (S)
a. Secara kelembagaan, lembaga yang ada dan terkait dengan bidang Cipta Karya mempunyai kewenangan yang kuat karena ditetapkan ber dasarkan Perda
b. Belum tersedianya dokumen perencanaan yg lengkap seperti RPJMD, RISPAM, SSK, SPPIP, KSPD, Bisnis plan PDAM dll
c. Pembagian tugas dan fungsi antara satuan kerja telah merata demikian pula wewenang dan tanggungjawab sudah jelas
Kelemahan (W)
a. Koordinasi external antara lembaga terkait bidang Cipta Karya masih kurang.
b. Kurangnya koordinasi antara pemerintah Kota/ Pusat dengan pihak swasta (developer) dalam pengembangan, penanganan dan pengelolaan kawasan masih kurang.
c. Kinerja lembaga pengelola bidang cipta karya belum maksimal d. Dukungan dana APBD untuk operasi & pemeliharaan serta
pembangunan sanitasi sangat kurang
e. SDM yang tersedia kurang memadai baik dari segi jumlah maupun kualitas khususnya dalam bidang Cipta Karya.
f. Kurangnya sarana dan prasarana bidang Cipta Karya seperti sarana & prasarana persampahan, air limbah, drainase.
g. Jangkauan pelayanan sarana dan prasarana kota belum memadai dan merata.
h. Ketersediaan SDM yang terbatas baik dari segi jumlah dan kualitas
i. Staf teknis yang memahami tugas pokok dan fungsi sangat terbatas
j. Rendahnya tingkat kesejahteraan personil, khususnya tenaga kontrak, tenaga
m. Tidak meratanya kemampuan pegawai serta kurangnya pelatihan/bimtek khususnya terkait bidang keciptakaryaan.
n. Adanya aparat daerah yang berprestasi pindah ke instansi lain. o. Droping pegawai tidak sesuai dengan keahlian dan latar belakang
pendidikan yang dibutuhkan
Peluang (O)
a. Adanya dukungan dana dari pusat dan provinsi untuk menunjang pengembangan sanitasi
b. Pengembangan SPAM untuk seluruh kota
c. Adanya kemungkinan kerjasama dengan pengembang, khususnya pengembangan di perumahan baru
d. Kesempatan kerjasma dg perusahaan swasta dalam memanfaatkan dana CSR
e. Adanya kesempatan untuk mengikuti Bimtek/ pelatihan dari pusat terkait dengan tugas pokok dan fungsi
f. Adanya kesempatan mendapatkan bantuan hibah dari lembaga donor (Ausaid, INDII, IBRD, ADB, WB)
g. Promosi perumahan berwawasan lingkungan
Ancaman (T)
a. Bertambahnya jumlah penduduk
b. Law Inforcementdalam penegakan hukum terkait lingkungan. c. Terbatasnya dana untuk alokasi bidang sanitasi
Selanjutnya dapat dirumuskan Matriks Analisis SWOT Kelembagaan seperti padaTabel VI.9
Tabel 6.9
Matriks Analisis SWOT Kelembagaan
FAKTOR EKSTERNAL
FAKTOR
INTERNAL
PELUANG (O)
a. Adanya dukungan dana dari pusat dan provinsi untuk menunjang pengembangan sanitasi
b. Pengembangan SPAM untuk seluruh kota
c. Adanya kemungkinan kerjasama dengan
pengembang, khususnya pengembangan di perumahan baru
d. Kesempatan kerjasma dg perusahaan swasta dalam memanfaatkan dana CSR e. Adanya kesempatan untuk
pokok dan fungsi f. Adanya kesempatan
mendapatkan bantuan hibah dari lembaga donor (Ausaid, INDII, IBRD, ADB, WB) g. Promosi perumahan
berwawasan lingkungan
e. Secara kelembagaan, lembaga yang ada dan terkait dengan bidang Cipta Karya
f. Tersedianya dokumen perencanaan yg
lengkap seperti
RPJMD, RISPAM, SSK, SPPIP, KSPD, Bisnis plan PDAM dll
a. Segera menyiapkan
persaratan/dokumen yang dibutuhkan pemerintah pusat dan lembaga donor sebagai persaratan untuk mendapatkan bantuan hibah
b.Meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat,
pengembang terkait dengan isu2 lingkungan.
c. Memberikan kesempatan
seluas-luasnya kepada pegawai untuk mengikuti pelatihan/ bimtek
d.Meningkatkan disiplin dan
g. Pembagian tugas dan fungsi antara satuan kerja telah merata demikian pula wewenang dan
tanggungjawab sudah jelas
h.Uraian tugas para pimpinan telah ada yang dirumuskan dalam SK Bupati sehingga telah jelas dan mampu
menghindari tumpang tindih yang tidak perlu.
motivasi kerja kepada pegawai dengan menerapkan sistem reward dan funishment
e. Penempatan personil yang tepat sesuai dengan keahlian dan latar belakang pendidikan
melakukan
a. Koordinasi external antara lembaga terkait bidang Cipta Karya masih kurang.
b.Kurangnya koordinasi
a. Meningkatkan kinerja lembaga-lembaga yang terkait dengan bidang Cipta karya
b.Pengadaan pegawai yang memiliki pendidikan dan
a. Meningkatka n kinerja pegawai dalam
pihak swasta
c. Kinerja lembaga
pengelola bidang cipta karya belum maksimal
d.Dukungan dana APBD untuk operasi &
pemeliharaan serta pembangunan sanitasi sangat kurang
e. SDM yang tersedia kurang memadai baik dari segi jumlah
maupun kualitas khususnya dalam bidang Cipta Karya.
f. Kurangnya sarana dan prasarana bidang Cipta Karya seperti sarana & prasarana
c. Menerapkan reward dan funishment kepada pegawai.
d.Menerapkan program karier pegawai
persampahan, air limbah, drainase.
g. Jangkauan pelayanan sarana dan prasarana kota belum memadai dan merata.
a. Ketersediaan SDM yang terbatas baik dari segi jumlah dan kualitas
b. Staf teknis yang memahami tugas pokok dan fungsi sangat terbatas
c. Rendahnya tingkat kesejahteraan
personil, khususnya tenaga kontrak, tenaga
d. Lemahnya motivasi dan disiplin kerja pegawai.
yang berprestasi dan funishment kepada pegawai yang
melakukan kesalahan
f. Tidak meratanya kemampuan pegawai serta kurangnya pelatihan/bimtek khususnya terkait bidang
keciptakaryaan.
a. Adanya aparat daerah yang berprestasi pindah ke instansi lain
h.Droping pegawai tidak sesuai dengan
6.1.4 Rencana Pengembangan Kelembagaan
Berdasarkan strategi yang dirumuskan dalam analisis SWOT, maka dapat dirumuskan tiga kelompok strategi meliputi strategi pengembangan organisasi, strategi pengembangan tata laksana, dan strategi pengembangan sumber daya manusia. Berdasarkan strategi-strategi tersebut, dapat dikembangkan rencana pengembangan kelembagaan di daerah.
A. Rencana Pengembangan Keorganisasian
Rencana pengembangan keorganisasian dalam rangka mendayagunakan dan meningkatkan kapasitas kelembagaan satuan organisasi Pemerintah Daerah Kabupaten Deiyai, khususnya bidang Cipta Karya adalah Optimalisasi Pelaksanaan fungsi Organisasi seperti :
a. Penataan kembali penempatan personil kerdasarkan kualifikasi kemampuan dan keahliannya disesuaikan dengan bidang tugasnya. b. Membentuk unit-unit pengelola kegiatan sesuai dengan bidang
kegiatan yang ada.
c. Membentuk perangkat hukum yang mengatur posisi dan fungsi kelembagaan demi terjaminnya kualitas dan pola kebijaksanaan.
d. Mengadakan sarana dan prasarana pendukung sesuai dengan analisis kebutuhan yang mendukung peningkatan kinerja.
melalui dana CSR serta lembaga donor untuk meningkatkan pelayanan sanitasi
g. Bekerjasama dengan instansi terkait lainnya untuk melakukan tindakan hukum bagi masyarakat atau badan usaha yang melakukan pelanggaran Perda yang terkait dengan isu-isu lingkungan
h. Bekerjasama dengan instansi terkait lainnya melakukan kegiatan sosialisasi kepada masyarakat terkait isu2 lingkungan termasuk Perda.
B. Rencana Pengembangan Tata Laksana
Rencana pengembangan tata laksana, dengan mengacu pada analisis SWOT diatas antara lain diperlukan untuk evaluasi tata laksana, pengembangan standar dan operasi prosedur, serta pembagian kerja dan program yang jelas antar unit dalam instansi ataupun lintas instansi di lingkungan Pemerintah Daerah, khususnya di bidang Cipta Karya. Adapun rencana pengembangan Tata laksana yang diusulkan adalah :
a. Membuat peraturan Daerah yang terkait dengan penyelenggaraan kegiatan ke-Cipta Karya-an.
b. Menyusun Standard Operating Prosedur (SOP) dan Standard Pelayanan Minimal (SPM) dalam pengelolaan Prasarana dan Srana bidang PU/Cipta Karya
c. Mengembangkan dan merumuskan moral dan etos kerja sebagai pedoman dalam kinerja aparatur.
e. Meningkatkan koordinasi dengan menambah intensitas pertemuan untuk membahas permasalahan sanitasi
C. Rencana Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM)
Rencana pengembangan Sumber Daya Manusia, mengacu pada analisis SWOT, antara lain :
a. Menambah jumlah PNS Dinas Kimpraswil yang berkualifikasi teknis bidang ke-Cipta Karya-an.
b. Melakukan Bimbingan Teknis dan Bantuan teknis dalam rangka
transfer of knowledge baik manajemen pengelolaan prasarana dan Sarana maupun pelatihan-pelatihan teknis bidang PU/Cipta Karya. c. Penerapan sistem pembinaan karier pegawai yang lebih adil sesuai
jenjang karier.
d. Meningkatkan kesejahteraan pegawai dengan melakukan Pembenahan dan penyempurnaan sistem insentif dan disentif dalam rangka memotivasi kinerja.
e. Peningkatan Sarana dan Prasarana Kerja seperti Pengadaan kendaraan operasional sesuai dengan kebutuhan, Pengadaan alat-alat penunjang kegiatan seperti alat ukur digital, peralatan laboratorium teknik
f. Menerapkan reward dan punishment kepada semua pegawai
pelatihan yang diadakan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian PU
Tabel 6.10
Permasalahan, Strategi dan Indikasi Program Kelembagaan Bidang
Cipta Karya
a. Jumlah dan kualitas SDM yang mempunyai kemampuan di bidang Cipta Karya masih kurang dan tidak merata di semua satuan kerja.
b. Koordinasi external antara lembaga terkait dengan bidang Cipta Karya masih kurang c. Terbatasnya Prasarana
dan Sarana pendukung seperti alat
transportasi, peralatan kantor, peralatan laboratorium teknis d. Dalam pengusulan
pengadaan personil kepada instansi atasan senantiasa ditekankan persyaratan,
khususnya latar
belakang keahlian dan pendidikan namun sering terjadi alokasi yang kurang sesuai dengan yang di harapkan
e. Seringnya terjadi
mutasi khususnya SDM
a. Penataan kembali penempatan personil kerdasarkan kualifikasi kemampuan dan
keahliannya disesuaikan dengan bidang tugasnya. b. Membentuk unit-unit
pengelola kegiatan sesuai dengan bidang kegiatan yang ada.
c. Membentuk perangkat hukum yang mengatur posisi dan fungsi
kelembagaan demi
terjaminnya kualitas dan pola kebijaksanaan. d. Mengadakan sarana dan
prasarana pendukung sesuai dengan analisis kebutuhan yang
mendukung peningkatan kinerja.
e. Meningkatkan kinerja manajemen bidang ciptakarya dalam
perencanaan, pelaksanaan dan monev;
f. Mengalokasikan dana APBD yang ada didukung dengan sumber pendanaan lainnya seperti dari APBD Provinsi, APBN Pusat, swasta melalui dana CSR serta lembaga donor untuk
Permasalahan Strategi
kemampuan di bidang ke Cipta Karyaan ke instansi di luar bidang ke Cipta Karyaan
f. Kurangnya sarana dan prasarana bidang Cipta Karya seperti
kurangnya sarana angkutan sampah, fasilitas sarana dan prasarana air limbah, saluran drainase serta masih rendahnya pelayanan air minum g. Terbatasnya biaya
operasi dan
pemeliharaan serta biaya pembangunan untuk sarana dan prasarana sanitasi h. Kurangnya pemahaman
masyarakat akan
g. Bekerjasama dengan instansi terkait lainnya untuk melakukan tindakan hukum bagi masyarakat atau badan usaha yang melakukan pelanggaran Perda yang terkait dengan isu-isu lingkungan
h. Bekerjasama dengan instansi terkait lainnya melakukan kegiatan sosialisasi kepada
masyarakat terkait isu2 lingkungan termasuk Perda.
d. Membentuk tim Penyidik PNS
Aspek Tata Laksana :
a. Struktur kelembagaan yang ada belum
sepenuhnya
mengakomodir tugas pokok dan fungsi yang diemban oleh dinas / lembaga terkait. b. Koordinasi antar
a. Membuat peraturan Daerah yang terkait dengan penyelenggaraan kegiatan ke-Cipta Karya-an.
b. Menyusun Standard Operating Prosedur (SOP) dan Standard Pelayanan
Permasalahan Strategi c. Adanya kesenjangan
kemampuan sumber daya manusia antar intansi/lembaga terkait menghambat terjadinya koordinasi. Demikian pula halnya dengan keterbatasan prasarana mengakibatkan
koordinasi tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya.
d. Struktur kelembagaan yang ada pada
prinsipnya sudah memenuhi standar minimal kelembagaan daerah di Kabupaten Deiyai. Yang perlu dikembangkan adalah unit-unit pengelola kegiatan seperti Satuan Kerja (Satker) menurut spesifikasi kegiatannya sehingga pengelolaan kegiatan akan lebih efektif.
a.
merumuskan moral dan etos kerja sebagai
pedoman dalam kinerja aparatur.
d. Membenahi sistem manajemen dan
administrasi Pemerintah menuju sistem yang transparan. Responsif, efesien dan efektip.
e. Meningkatkan koordinasi dengan menambah
Aspek Sumber Daya Manusia (SDM)
a. Ketersediaan SDM yang terbatas baik dari segi jumlah dan kualitas b. Staf teknis yang
memahami tugas pokok dan fungsi sangat
terbatas
c. Rendahnya tingkat kesejahteraan personil, khususnya tenaga kontrak, tenaga
d. Lemahnya motivasi dan disiplin kerja pegawai.
a. Menambah jumlah PNS Dinas Kimpraswil yang berkualifikasi teknis
bidang ke-Cipta Karya-an. b. Melakukan Bimbingan
Teknis dan Bantuan teknis dalam rangka transfer of knowledge baik
manajemen pengelolaan prasarana dan Sarana maupun pelatihan-pelatihan teknis bidang PU/Cipta Karya.
c. Penerapan sistem
Permasalahan Strategi
Indikasi Program (5 tahun) ke
depan
(1) (2) (3)
e. Belum diterapkanya reward bagi pegawai yang berprestasi dan funishment kepada
pegawai yang melakukan kesalahan
f. Tidak meratanya kemampuan pegawai serta kurangnya pelatihan/bimtek khususnya terkait bidang keciptakaryaan. g. Adanya aparat daerah
yang berprestasi pindah ke instansi lain
h. Droping pegawai tidak sesuai dengan keahlian dan latar belakang pendidikan yang dibutuhkan
pembinaan karier pegawai yang lebih adil sesuai jenjang karier.
d. Meningkatkan
kesejahteraan pegawai dengan melakukan Pembenahan dan
penyempurnaan sistem insentif dan disentif dalam rangka memotivasi kinerja.
e. Peningkatan Sarana dan Prasarana Kerja seperti Pengadaan kendaraan operasional sesuai dengan kebutuhan, Pengadaan alat-alat penunjang
kegiatan seperti alat ukur digital, peralatan
laboratorium teknik f. Menerapkan reward dan
Gambar 6.3 Konsep Bagan Kelembagaan Bidang Persampahan
Gambar 6.5 Konsep Bagan Kelembagaan Bidang Air Limbah
6.2 KERANGKA REGULASI KABUPATEN DEIYAI
Kerangka Regulasi ini berisikan gambaran umum mengenai kerangka regulasi yang sudah ada dan regulasi yang diperlukan Daerah dalam pelaksanaan tugas, fungsi, serta kewenangannya pada pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya di Kabupaten Deiyai.
Langkah-langkah pengisian matriks Kerangka Regulasi :
1. Identifikasi Kerangka Regulasi yang telah disusun di Kab/Kota terkait Pembangunan Infrastruktur Permukiman (SK Bupati/Walikota, Peraturan Daerah, Peraturan Bupati/Walikota);
2. Latar Belakang penyusunan regulasi daerah;