BAB II
Profil Kota Tidore Kepulauan
II-4
Rencana Program Investas
Jangka Menengah 2016 -2020
Kota Tidore Kepulauan
BAB II
PROFIL KOTA TIDORE
KEPULAUAN
BAB II Profil Kota Tidore Kepulauan
II - 1
2.1 Wilayah Administrasi
2.1.1. Gambaran Administrasi Wilayah
Kota Tidore Kepulauan memiliki daratan dengan luas 1.550,37 Km², meliputi
pulau Tidore yang merupakan pusat pemerintahan kota Tidore Kepulauan
dan beberapa pulau disekitarnya serta sebagian wilayah di pulau Halmahera.
Kota Tidore Kepulauan juga memiliki ciri daerah kepulauan dimana
wilayahnya terdiri dari pulau-pulau yang berjumlah 10 buah pulau. (seperti
terlihat pada table di bawah ini :
Tabel. II.1. Nama – nama Pulau di wilayah Kota Tidore Kepulauan
Seluruh kawasan di wilayah Kota Tidore Kepulauan dikelilingi oleh laut dan
mempunyai batas –batas wilayah sebagai berikut :
Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Halmahera Barat.
Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Wasile Selatan Kabupaten
Halmahera Timur dan Kecamatan Weda Kabupaten Halmahera Tengah. Sebelah selatan berbatasan Kecamatan Gane Barat Kabupaten
Halmahera Selatan.
Sebelah barat berbatasan dengan Kota Ternate
PROFIL WILAYAH
KOTA TIDORE KEPULAUAN
BAB II
NO
NAMA PULAU
NO
NAMA PULAU
1
TIDORE
6
RAJA
2
MARE
7
JOJI
3
FAILONGA
8
GURATU
4
MAITARA
9
TAMENG
BAB II Profil Kota Tidore Kepulauan
II - 2
Secara Geografis letak wilayah Kota Tidore Kepulauan berada pada batasastronomis :
0º - 20º LU hingga 0º - 50º LS
127010’ - 127045’Bujur Timur
Dilihat dari letak geografis tersebut, Kota Tidore Kepulauan berada hampir di
tengah – tengah wilayah Provinsi Maluku Utara sehingga memiliki aksesibilitas yang
hampir merata keseluruh kawasan propinsi.
Di Kecamatan Oba Utara Kota Tidore Kepulauan, terdapat Pusat Pemerintahan
Propinsi yang terpusat di kelurahan Sofifi, sebagian besar sarana dan prasarana
perkantoran pemerintahan Propinsi diarahkan pembangunannya di kawasan
tersebut.
Kedekatan dengan Kota Ternate di Pulau Ternate juga mempermudah aksesibilitas
dari Tidore ke Ternate yang terdapat sejumlah sentra jasa dan perdagangan serta
pelabuhan dan bandar udara yang memadai untuk pelayanan dalam skala
Nasional. Dari dua kota yang ada di Provinsi Maluku Utara, Kota Tidore Kepulauan
merupakan Kota yang terluas, tetapi konsentrasi penduduk tidak terlalu besar di
wilayah Kota Tidore Kepulauan. Dengan konsentrasi penduduk yang tidak terlalu
besar saat ini, memungkinkan penerapan percepatan pembangunan di Kota Tidore
Kepulauan agar konsentrasi penduduk mengalami kenaikan secara signifikan.
Pada Tahun 2008 sesuai dengan Peraturan Daerah No. 13,14,15 dan 16 2007
serta Peraturan Daerah No. 1 tahun 2008, secara administrative, Kota Tidore
kepulauan telah berkembang menjadi 8 kecamatan yang terdiri dari 72
desa/kelurahan. Kecamatan oba dimekarkan menjadi Kecamatan Oba dan
Kecamatan Oba Selatan, sedangkan Kecamatan Oba Utara dimekarkan menjadi
Kecamatan Oba Tengah dan Kecamatan Oba Utara.Dan yang terakhir adalah
kecamatan Tidore dimekarkan menjadi kecamatan Tidore dan Kecamatan Tidore
Timur
Dan sampai dengan tahun 2014, ada beberapa desa di Kota Tidore Kepulauan
yang dimekarkan sehingga menjadi 8 kecamatan dengan 40 kelurahan dan 49
BAB II Profil Kota Tidore Kepulauan
II - 3
Tabel. II.2. Nama – nama Kecamatan, Ibukota Kecamatan dan desa/kelurahandi wilayah Kota Tidore Kepulauan
NO NAMA KECAMATAN IBUKOTA KECAMATAN NAMA DESA NAMA KELURAHAN
BAB II Profil Kota Tidore Kepulauan
II - 4
NO NAMA KECAMATAN
IBUKOTA KECAMATAN
NAMA DESA
NAMA KELURAHAN
BAB II Profil Kota Tidore Kepulauan
II - 5
Tabel. II.3. Luas wilayah dan prosentase serta jumlah desa/kelurahan di wilayah Kota Tidore KepulauanGambar. II.1. Luas Wilayah Per Kecamatan dalam satuan KM² Gambar. II.2. Prosentase (%) Luas Wilayah Per Kecamatan
LUAS WILAYAH PROSENTASE JUMLAH
( KM² ) ( % ) KELURAHAN
1 TIDORE UTARA RUM 37.64 2.43% 4 10
2 TIDORE SELATAN GURABATI 42.40 2.73% 2 6
3 TIDORE TOMAGOBA 36.08 2.33% - 13
4 TIDORE TIMUR TOSA 34.00 2.19% - 7
5 OBA UTARA SOFIFI 376.00 24.25% 11 2
6 OBA TENGAH AKELAMO 424.00 27.35% 13 1
7 OBA PAYAHE 403.67 26.04% 12 1
8 OBA SELATAN LIFOFA 196.58 12.68% 7
-1,550.37 100% 49 40
NO NAMA KECAMATAN IBUKOTA JUMLAH DESA
BAB II Profil Kota Tidore Kepulauan
II - 6
2.1.2. Peta Wilayah Kota Tidore KepulauanBAB II Profil Kota Tidore Kepulauan
II - 8
2.2. Potensi Wilayah Kota Tidore Kepulauan
2.2.1. Potensi Pariwisata
A. Wisata Sejarah
Dalam Sejarah Kesultanan Maluku Utara termasuk Halmahera Tengah
dan Utara, Pulau Tidore tercatat sebagai salah satu pulau yang
bersejarah dengan sebutan kesultanan Tidore, bersama – sama dengan
kesultanan Ternate, Jailolo dan kesultanan Bacan. Keempat kesulanan
ini mempunyai satu garis keturunan atau lebih di kenal sebagai kakak
beradik. Keempat kesultaan ini merupakan satu kesatuan yang tangguh
dalam melawan penjajah dengan nama kerajaan Maluku Kiae
Raha.Perjalanan sejarah kesultanan Tidore yang cukup panjang ini telah
membawa pengaruh sosial yang cukup berarti bagi masyarakat di daerah
ini. Dimana dasar – dasar ke-Islaman berkeluarga maupun dalam struktur
kesultanan merupakan landasan utama.
Salah satu potret sejarah yang perlu digarisbawahi dalam perjalanan
keempat Sulatan tersebut adalah masuknya agama Islam yang pertama
di Maluku bahkan mungkin yang pertama kali di Indonesia. Sendi – sendi
ke-Islaman ini sering muncul dalam istilah”Adat yang bersendikan agama
dan agama bersendikan Kitabullah”....
Masyarakat Tidore juga kaya akan ragam bahasa daerah yang terdiri dari
beberapa suku bangsa. Sikap mental yang sangat menonjol dalam
kehidupan sehari-hari adalah tolong-menolong dalam berbagai hal,
seperti pesta perkawinan maupun bila salah satu kerabat keluarga
mereka mengalami musibah. Sikap ini sangat terpelihara dengan baik,
sehingga dalam kehidupannya nampak suasana keakraban dan
kebersamaan sangat utuh, hal ini nampak pada beberapa adat dan
kebiasaan yang bersifat sosial, seperti:
“Mayae” adalah salah satu bentuk tolong menolong dalam hal
membersihkan kebun dan membangun rumah.
“Bari” dan “Morong” mempunyai arti sama dengan mayae dan
mempunyai bentuk kegiatan yang sama dengan gotong royong.
BAB II Profil Kota Tidore Kepulauan
II - 9
Kedaton Kesultanan Tidore ; merupakan tempat tinggal para sultandan keluarganya.
Mesjid Kesultanan ; dibangun pada tahun 1700 M dan mengalami
beberapa kali renovsi. Selain digunakan sebagai tempat ibadah sultan
dan para-para tokoh kesultanan, juga digunakan sebagai tempat syiar
agama Islam.
Museum Sonyinge Malige ; merupakan museum yang memiliki
koleksi peninggalan Kesultanan Tidore yang diantaranya terdapat Al-Qur’an tulisan tangan oleh Qalem Mansur pada tahun 1657.
Benteng Toreh ; dibangun oleh bangsa Portugis yang terletak di
kelurahan soa-sio kecamatan Tidore. Letaknya 50 meter dari Keraton
Kesultanan Tidore dengan ketinggian ±50 M di atas permukaan laut. Benteng Tahula ; dibangun oleh bangsa Portugis yang terletak di
Spanyol pada tanggal 30 Maret tahun 1993.
Dermaga Kesultanan ; dibangun pada abab ke-16 oleh Sultan
Saifuddin (Jou Kota) setelah perpindahan ibukota Kesultanan dari
Toloa ke Limau Timore Soasio. Dermaga ini juga merupakan tempat
untuk menerima tamu kesultanan dan digunakan Sultan jka bepergain
dengan perahu Kora-Kora
Makam Kesultanan ( Makam Sultan Nuku ) ; adalah Pahlawan
Nasonal dengan nama lengkap adalah sultan Saidul Djehad
Muhammad El-Mabus Amiruddin Sjah Kaitcil Paparangan Jou Barakati
Terdapat juga peninggalan peninggalan Sejarah berupa potensi Budaya
yang dilaksanakan pada jaman dulu dan masih tetap dipertahankan
dengan memperingatinya sampai saat ini. Sejarah berupa potensi budaya
tersebut adalah :
Lufu Kie ; Perjalanan laut Ritual adat “Hongi taumoy Semalofo”
Kesultanan Tidore sebagai rasa syukur SriSultan se Bobato atas
terciptnya keamanan, kedamaian,ketentraman kehidupan rakyat
dengan cara mengilingi pulau Tidore diikuti dengan Ritual Ziarah ke
BAB II Profil Kota Tidore Kepulauan
II - 10
Paji Dama Nyili-nyili (Obor Negeri – negeri) ; Simbol semangat sejarahperjuangan Sultan Nuku dan pasukannya. Kegiatan ini merupakan
rangkaian acara yang dilaksanakan dalam rangka memperingati hari
Ulang tahun Kota Tidore Kepulauan.
Bambu Gila “Baramasuwen” : sebuah aatraksi budaya menggunakan
sebatang bamboo dengan panjang ±4 ruas, sabuk kelapa, kemenyan
dan bara api.
Tarian Soya –Soya ; Tarian yang menceritakan perang yang dilakon
oleh kaum pria diiringi oleh alat music tiva dan gong.
Taji Besi/Ratib ; Pengajian yang berisi puji-pujian kepada para nabi,
rasul dan Khalifah-khalifah yang diiringi tabuhan rebana
Salai Jin ; Ritual prosesi pengobatan tradisional dengan perantara
makhluk jin, yang intinya adalah ucapan rasa syukur kepada Sang
Maha Kuasa atas izinnya dalam penyembuhan dari suatu penyakit.
B. Wisata Alam
Potensi wisata alam di kota Tidore Kepulauan juga sangat
mendukung potensi pariwisata yang merupakan asset yang harus
di jaga dan dilestarikan keberdaannya.
Ada beberapa potens wisata alam yang ada di kota Tidore
kepulauan antara lain :
Pantai Pulau Maitara : terletak di pulau Maitara yang berada d
antara Pulau Tidore dan Pulau Ternate. Pulau maitara ini di
kenal sebagai Pulau yang indah sehingga menjadikannya ikon
uang seribu rupiah.
Pantai Ake Sahu (Air Panas) ; terletak di Kecamatan Tidore
Timur dan dapat dijangkau kurang lebih 15 menit dari pusat
kota.
Pantai Cobo ; yang memiliki panorama hamparan pasir yang
sangat luas yang dilengkapi dengan gojebo/ shelter serta
fasilitas pendukung lainnya.
Kalaodi ; terletak di ketinggian 900 mdpl, terdapat pemukiman
BAB II Profil Kota Tidore Kepulauan
II - 11
keasrian alam seperti air terjun Luku Celeng dan air terjun
Goheba
Gura Bunga ; sebuah kelurahan yang berada dilereng gunung
kie matubu. Dikenal sebagai tempat tinggal sowohi atau
penghubung antara pihak kesultanan Tidore dengan roh para
leluhur. Jarak tempuh kelurahan Gura Bunga ke pusat kota ±15
menit.
Pantai Rum ; memiliki karakteristik air laut yang bersih,
bebatuan kecil dan berpasir halus. Jug terdapat benteng
peninggalan sejarah di pesisir pantai Rum.
Air Terjun Sigela ; terdapat di desa Sigela Kecamatan Oba,
dapat ditempuh ±4 jam perjalanan darat dari Pelabuhan laut
Sofifi dan berjarak 1 Km dari jalan raya.
Dan terdapat beberapa pantai di daratan oba wilayah kota
Tidore Kepulauan yang mempuyai keasrian pantai dan lautnya
dengan pemandangan alam yang sungguh indah dan menarik.
Potensi Pariwisata berupa Potensi Sejarah dan Potesi wisata alam
ini harus didukung juga dengan infrastruktur permukiman yang
memadai antara lain infrastruktur persampahan, infrastruktur air
limbah permukiman, infrastruktu air minum, jalan lingkungan dan
pelestarian ruang terbuka hijau, penataan kawasan pusaka sejarah
dsb. Di samping itu juga perlu kebijakan dan perencanaan
penataan bangunan pusaka melalui penerapan Perda Bangunan
Gedung dan penyusunan RTBL.
2.2.2. Potensi Ekonomi
A. PertanianUsaha peningkatan sector pertanian ditujukan pada perluasan lahan
pertanian tanaman pangan maupun perkebunan serta peningkatan
produksi melalui berbagai program untuk tanaman pangan, perkebunan ,
peternakan dan perikanan.
Usaha Pertanian dan perkebunan masih merupakan mata pencaharian
BAB II Profil Kota Tidore Kepulauan
II - 12
sector pertanian menjadi salah satu factor penting bagi peningkatan tarafhidup dan kesejahteraan masyarakat.
Sektor pertanian yang meliputi Pertanian tanaman pangan, perkebunan,
peternakan dan holtikultura memiliki peran penting memberikan
lapanggan kerja bagi hampir separuh angkatan kerja di wilayah Kota
Tidore Kepulauan khususnya dan angkatan kerja Indonesia umumnya.
Sektor tersebut juga memberikan konstribusi nyata terhadap total nilai
ekspor dan produk Domestik Bruto (PDB).
B. Kelautan dan Perikanan
Berdasarkan data dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Tidore
Kepulauan bahwa Sumber daya Kelautan dan Perikanan sangat
melimpah dan bisa dimanfaatkan untuk peningkatan kesejahteraan
masyarakat serta meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Sumber daya kelautan yang ada diantaranya terumbu karang dengan
luas 685 hektar atau 6,85 Km² yang tersebar di wilayah pesisir dan
pulau-pulau kecil lainnya dengan keanekaragaman ikan karang yang
mendiamai daerah terumbu karang tersebut. Disamping itu juga terdapat
sumber daya hutan mangrove dengan luas 19.38 Km² atau 1.937,7
hektar yang tersebar di seluruh kecamatan.
Usaha perikanan di Kota Tidore kepulauan terdiri dari perikanan tangkap
dan perikanan budidaya. Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal
Perikanan Tangkap Kementrian Kelautan dan Perikanan yang dirilis
dalam profil Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Tidore Kepulauan
menunjukkan bahwa produk ikan di WPP RI 715 (termasuk perairan di
Kota Tidore Kepulaun) adalah ikan cakalang 88,6 ribu ton, ikan laying
63.9 ribu ton, iakng madidihang 27,1 ribu ton, ikan teri 23,2 ribu ton, ikan
tongkol 19,3 ribu ton dan ikan selar 17,6 ribu ton. Sedangkan armada
penangkap ikan yang digunakan nelayan tahun 2014, sejauh ini masih
didominasi oleh penggunaan motor tempel dengan kapasitas mesin 1- 10
PK. Yang menggunakan perahu tanpa motor mengalami penurunan dari
tahun 2013 sebanyak 269 armada menjadi 211 armada, diperkirakn
sisanya telah beralih menggunakan motor tempel.
Untuk perikanan Budidaya, saat ini giat dikembangkan dan memiliki
prospek yang sangat menjanjikan dimana kualitas peraran di kota Tidore
BAB II Profil Kota Tidore Kepulauan
II - 13
seperti di kelurahan Cobo (Pulau Tidore), Pulau Maitara, Pulau Mare,lokasi hutan Mangrove Kelurahan Guraping Oba Utara dan gugusan
pulau-pulau Woda. Berdasarkan data dari Dinas Kelautan dan Perikanan
Kota Tidore Kepulauan menunjukkan bahwa bididaya perikanan di Kota
Tidore Kepulauan menggunakan keramba jarring apung, budidaya
udang, tambak, budidaya rumput laut dan budidaya ikan air tawar.
C. Kehutanan
Luas hutan Kota Tidore Kepulauan cukup besar. Luas hutan
tersebut terbagi menjadi 4 areal hutan dengan luas masing-masing
adalah sebagai berikut ;
Hutan Konservasi dengan luas areal 38.712 hektar
Hutan Lindung dengan luas areal 17.320 hektar
Hutan Produksi terbatas dengan luas areal 25.320 hektar
Hutan Konversi dengan luas areal 49.900 hektar
Dalam kawasan hutan tersebut diatas, terdapat potensi kehutanan
berupa berg=bagai jenis kayu yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi,
baik untuk perdagangan di dalam wilayah Kota Tidore Kepulauan
maupun di luar Kota Tidore Kepulauan. Selain kayu, jug terdapat potensi
kehutanan lainnya seperti rotan, damar, kulit lawing dan lain-lain.
Potensi-potensi kehutanan ini dapat memberikan kontribusi bagi PDRB kota
Tidore Kepulauan.
D. Pertambangan dan Energi
Wilayah Kota Tidore Kepulauan memiliki potensi bahan galian
mineral yang menjanjikan.Potensi Pertambangan dan energy ini juga
dapat memberikan konstribusi untuk menopang PDRB Kota Tidore
Kepulauan.
Bahan galian dan mineral tersebut adalah mineral logam yang terdiri
dari pasir pantai, tanah urug, batu apung, pasir batu, dan pasir gali yang
tersebar di kecamatan Tidore Timur, Tidore Utara, Tidore, Kecamatan
Oba Utara, Oba Tengah dan Oba Selatan. Mineral batuan yang
penyebarannya berada di kecamatan Tidore, Tidore Utara, Tidore
Selatan, Oba Utara, Oba Tengah, Oba dan kecamatan Oba Selatan.
Selain mineral non logam dan mineral batuan terdapat juga mineral
BAB II Profil Kota Tidore Kepulauan
II - 14
endapan bahan galian emas terdapat di daratan Oba tepatnya diKecamatan Oba Tengah Desa Noamake, Akedotilou, Aketobololo dan
Kelurahan Akelamo, di Kcamatan Oba Utara terdapat Desa Kaiyasa,
namun belum ada hasil dan di Kecamatan Oba Selatan terdapat di desa
Nuku. Sedangkan bahan galian nikel di Kota Tidore Kepulauan berada
tepatnya di desa Woda Kecamatan Oba dan desa Hager Kecamatan Oba
Selatan.
E. Industri.
Perkembangan perekonomian Kota Tidore Kepulauan tidak terlepas
dari peran kegiatan industry, perdagangan UMKM dan Koperasi
sertalembaga keuangan lainnya.Nilai tambah yang dihasilkan kegiatan
industry pengolahan di daerah ini direalisasikan dalam berbagai usaha
industry skala besar, skala kecil dan menengah maupun industry rumah
tangga tentunya memiliki nilai strategis. Aktifitas Usaha tersebut dapat
mengoptimalkan pemanfaatan bahan baku local, meningkatkan kapasitas
produksi daerah dan menyerap tenaga kerja Industri yang ada di
Kota Tidore Kepulauan lebih banyak didominasi oleh industry kecil dengn
tenaga kerja antara 5 sampai 9 orang dan industry rumah tangga dengan
tenaga kerja sekitar 1 sampai 4 orang. Pada tahun 2011 jumlah unit
usaha industry kecil adalah 772 dengan total tenaga kerja 2728 orang
sedangkan pada tahun 2012 mengalami peningkatan unit usaha industry
kecil menjadi 804 namun tenaga kerja mengalami penurunan menjadi
2335 orang.
F. Perdagangan
Perdagangan baik barang maupun jasa merupakan sector penting
bagi perkembangan sebuah kota, namun sejauh ini sector perdagangan
belum berkembang secara baik sehingga belum mampu memberikan
konstrbusi yang signifikan bagi pertumbuhan ekonomi dan membuka
lapangan pekerjaan. Dengan demikian perlu upaya secara serius untuk
mengembangkan sector perdagangan sebagai salah satu sector
unggulan untuk menunjang perkembangan ekonomi kota Tidore
Kepulauan.
BAB II Profil Kota Tidore Kepulauan
II - 15
Faktor utama untuk kelancaran perhubungan darat adalahtersedianya sarana jalan karena merupakan prasarana pengangkutan
darat yang paling penting untuk memperlancar kegiatan perekonomian.
Dengan makin meningkatnya jumlah peduduk dan aktifitas pembangunan
maka akan menuntut peningkatan pembangunan jalan untuk
memudahkan mobilitas penduduk dan memperlancar lalulintas barang
dari satu daerah ke daerah lainnya. Sampai dengan akhir tahun 2014
telah terdapat jalan aspal sepanjang 212.250,19 Km dan dengan kondisi
jalan baik sepanjang 234.653,23 Km.sedangkan untuk transportasi laut,
Perhubungan laut merupakan transportasi utama untuk menghubungkan
masyarakat antar puau. Sarana tersebut tersebar di semua kecamatan
dalam wilayah Kota Tidore Kepulauan dan selelu diupayakan sarana
pendukung lainnya untuk dapat memudahkan mobilitas masyarakat
antar pulau. Dari data kantor Pelabuhan Soa Sio perkembangan jumlah
kegiatan Operasional Pelabuhan Goto Kota Tdore Kepulauan tahun
2014, dimana tercatat ±1.913 kunjungan kapal dengan muatan bongkar
berkisar 21.294 ton dan muatan muat berkisar 27.004.063 ton dengan
jumlah penumpang turun sebanyak 46.996 orang dan penumpang naik
sebanyak 22.189 penumpang.
H. Keuangan dan Harga
Roda Pemerintahan dan pembangunan di derah tidak akan pernah
bergerak kalau tidak didukung Anggaran Pendapatan dan Belanja yang
memadai. Sesuai dengan syarat Pembangunan yang berkelanjutan,
maka Pemeritah Daerah akan senantiasa meningkatkan anggaran
pendapatan dan belanja daerahnya.
Pelaksanaan Otonomi Daerah dan Desentralisasi Fiskal telah
meningkatkan peran dan tanggung jawab Pemerintah Daerah dalam
mengelola pembangunan dan meningkatkan kesejahteraan
masyarakatnya.Sebagai konsekuensi pembebanan tugas dan tanggung
jawab ke daerah yang semakin besar, kepada derah telah diserahkan
sumber pendanaan yang terus meningkat yang signifikan dari tahun ke
tahun, baik melalui skema transfer maupun penyerahan kewenangan
perpajakan daerah dan retribusi daerah. Pengelolaan dana tersebut
sudah seharusnya dilaksanakan sebai-baiknya sehingga dapat
BAB II Profil Kota Tidore Kepulauan
II - 16
dana tersebut benar-benar dimanfaatkan untuk program dan kegiatanyang memiliki nilai tambah besar bagi masyarakat.
Struktur ekonomi suatu wilayah dapat dilihat melalui konstribusi
masing-masing lapangan usaha. Indicator ini berperan penting dalam mengetahui
kategori lapangan usaha apa saja yang menjadi penyumbang terbesar
dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Dengan kata lain kategori
lapangan usaha yang menyumbang PDRB terbesar merupakan sector
ekonomi yang menjadi penopang dari perekonomian suatu Wilayah..
Struktur ekonomi Kota Tidore Kepulauan sangat ditentukan oleh
besarnya peranan masing-masing sektor ekonomi dalam memproduksi
barang dan jasa di wilayah ini.
PDRB dapat memberikan informasi penting tentang potensi ekonomi
local, konstribusi setiap sector ekonomi, pertumbuhan ekonomi setiap
sector sekaligus dapat memberikan gambaran ekonomi dalam 1 tahun
dan melihat peluang prospek ekonomi ke depan. Pemerintah Kota
Tidore Kepulauan dapat menggunakan informasi tersebut agar tahap
demi tahap pembangunan dapat menggali potensi ekonomi di wilayah ini.
Kalangan swasta jug dapat menggunakan informasi dari angka PDRB
berikut turunannya untuk mencari peluang bisnis yang berpotensi
memberikan nilai tambah maksimal yang dapat menciptakan lapangan
pekerjaan.
Nilai PDRB Kota Tidore Kepulauan atas dasar harga tahun 2014 sebesar
Rp.1.869.689,1 dengan konstribusi terbesar diberikan oleh Administrasi
Pemerintahan, Pertahanan dan jaminan social wajib yakni sebesar
Rp.712.762,2 atau hampir 50% dari total PDRB sedangkan nilai PDRB
atas dasar harga konstan (adhk) tahun 2013 sebesar Rp.322.871,01
dengan laju pertumbuhan ekonomi sebesar 6,11%.
Tabel Berikut menunjukkan prosentase peranan PDRB menurut
BAB II Profil Kota Tidore Kepulauan
II - 17
Tabel. II.4. Prosentase peranan PDRB Kota Tidore Kepulauan menurut Lapangan Usaha tahun 2010 - 20142010 2011 2012 2013* 2014**
A Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 27.69 26.86 27.02 26.35 25.36
B Pertambangan dan Penggalian 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06
C Industri Pengolahan 4.75 4.49 4.29 4.24 4.24
D Pengadaan listrik dan gas 0.08 0.08 0.08 0.06 0.08
E Pengadaan air, Pengelolaan Sampah, limbah dan daur ulang 0.15 0.14 0.13 0.14 0.14
F Konstruksi 6.6 6.44 6.63 6.41 6.27
G Perdagangan besar dan eceran, Reparasi mobil dan sepeda motor 9.6 9.54 9.49 9.83 9.86
H Transportasi dan pergudangan 3.44 3.29 3.25 3.42 3.57
I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17
J informasi dan Komunikasi 3.56 3.41 3.24 3.24 3.22
K Jasa Keuangan dan Asuransi 1.82 2.13 2.29 2.35 2.55
L Real Estate 0.09 0.09 0.08 0.08 0.08
M,N Jasa Perusahaan 0.45 0.42 0.40 0.40 0.38
O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan sosial wajib 34.54 36.14 36.44 36.92 38.12
P Jasa Pendidikan 4.41 4.25 4.00 3.95 3.80
Q Jasa kesehatan dan kegiatan sosial 1.98 1.94 1.86 1.87 1.91
R, S, T, U Jasa lainnya 0.63 0.58 0.56 0.53 0.50
Catatan : * Angka sementara/preliminart Figures Sumber ; Tinjauan PDRB Kota Tidore Kepulauan 2014
** Angka sangat sementara/Very preliminart Figures
PROSENTASE PDRB ( %)
BAB II Profil Kota Tidore Kepulauan
II - 18
Tabel Berikut ini menunjukkan Laju Pertumbuhan Riil PDRB menurut Lapangan Usaha tahun 2011-2014.
Tabel.II.5. Prosentase Laju Pertumbuhan Riil PDRB Kota Tidore Kepulauan menurut Lapangan Usaha tahun 2011 - 2014
*Angka Sementara/Preliminary Figures
Sumber : Tinjauan PDRB Kota Tidore Kepulauan 2014**Angka sangat Sementara / very Preliminary Figure
2011 2012 2013* 2014**
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
A Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 3.33 5.86 3.03 2.09
B Pertambangan dan Penggalian 5.77 7.80 3.20 3.12
C Industri Pengolahan 1.99 3.11 5.79 8.88
D Pengadaan listrik dan gas 18.92 20.14 -6.33 48.04
E Pengadaan air, Pengelolaan Sampah, limbah dan daur ulang 2.96 5.82 5,24 10.72
F Konstruksi 6.65 12.65 3.75 3.96
G Perdagangan besar dan eceran, Reparasi mobil dan sepeda motor 6.00 7.97 12.34 10.03
H Transportasi dan pergudangan 4.60 7.45 7.11 9.02
I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 4.00 5.87 2.52 5.16
J informasi dan Komunikasi 5.81 5.26 8.97 8.97
K Jasa Keuangan dan Asuransi 25.56 10.21 8.48 3.31
L Real Estate 7.17 5.56 4,23 5.86
M,N Jasa Perusahaan 2.89 3.57 6.28 4.52
O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan sosial wajib 9.00 5,72 7,04 9.79
P Jasa Pendidikan 6,23 3,71 3.52 4.63
Q Jasa kesehatan dan kegiatan sosial 6.59 5.59 7.93 7.82
R, S, T, U Jasa lainnya 1.21 3.40 3.25 5.13
6.43 6.35 6.11 6.89
KATEGORI URAIAN PROSENTASE PDRB ( %)
BAB II Profil Kota Tidore Kepulauan
II - 19
2.3. Demografi dan Urbanisasi
2.3.1. Jumlah Penduduk dan Sebaran Penduduk Kota Tidore Kepulauan
Jumlah penduduk Tidore Kepulauan tahun 2014 diperkirakan sekitar 95.813
jiwa yang terdiri dari 48.282 laki-laki dan 47.531 perempuan. Apabila
dibandingkan dengan luas wilayah Kota Tidore Kepulauan, maka rata-rata
jumlah penduduk per Km² atau kepadatan penduduk adalah 62 jiwa per Km².
selanjutnya bila kita lihat penyebaran penduduk di tiap kecamatan, maka
Kecamatan Tidore yang paling banyak penduduknya dengan jumlah 18.660
jiwa dan kecamatan yang berpenduduk paling sedikit adalah kecamatan Oba
Selatan dengan jumlah penduduk sebesar 5.220 jiwa.
Bila kita lihat dari kepadatan penduduk maka kecamatan Tidore merupakan
kecamatan yang paling terpadat penduduknya dengan jumlah 517 jiwa/Km²,
disusul kecamatan Tidore Utara dengan kepadatan 390 jiwa/km² dan
kecamatan yang paling jarang penduduknya adalah kecamatan Oba Tengah
dengan kepadatan 21 jiwa/km².
Jumlah angkatan kerja Kota Tidore Kepulauan tahun 2014 adalah sebanyak
44.880 jiwa atau meningkat sebanyak 550 jiwa dibandingkan dengan tahun
2013. Dari angkatan kerja tersebut, jumlah penduduk yang bekerja pada
tahun 2014 adalah sebanyak 42.259 jiwa atau berkurang sebanyak 1.244 jiwa
dibandingkan dengan tahun 2013. Berkurangnya jumlah penduduk bekerja
2014 juga diikuti dengan peningkatan tingkat pengangguran terbuka (TPT)
Kota Tidore Kepulauan menjadi 3,69% atau meningkat menjadi 97,32%
dibandingkan dengan tahun 2013.
Dari 42.259 penduduk yang bekerja di Kota Tidore Kepulauan di tahun 2014,
sebanyak 17.042 jiwa atau 41% diantaranya bekerja di sector pertanian,
perkebunan, kehutanan, perburuan dan perikanan, sedangkan sebanyak
8.565 jiwa atau 20% bekerja di sector jasa kemasyarakatan, social dan
perorangan. Dan pendudukyang bekerja disektor perdagangan, rumah
BAB II Profil Kota Tidore Kepulauan
II - 20
Gambar II.5.Sebaran Penduduk Kota Tidore Kepulauan berdasarkan Kecamatan
Sumber : Kota Tidore Kepulauan Dalam Angka 2015
Tabel. II.6. Jumlah Penduduk dan Sebaran Penduduk Kota Tidore Kepulauan berdasarkan Kecamatan tahun 2014
KEPADATAN
KM² PERSEN (%) JIWA PERSEN (%) PENDUDUK
1 TIDORE UTARA 37.64 2.43% 14,684 15.33 390
2 TIDORE SELATAN 42.40 2.73% 13,226 13.80 312
3 TIDORE 36.08 2.33% 18,660 19.48 517
4 TIDORE TIMUR 34.00 2.19% 8,104 8.46 238
5 OBA UTARA 376.00 24.25% 15,718 16.40 42
6 OBA TENGAH 424.00 27.35% 9,101 9.50 21
7 OBA 403.67 26.04% 11,100 11.59 27
8 OBA SELATAN 196.58 12.68% 5,220 5.45 17
1,550.37 100% 95,813.00 100% 62
LUAS WILAYAH PENDUDUK
BAB II Profil Kota Tidore Kepulauan
II - 21
Gambar II.6.Laju Pertumbuhan Penduduk Kota Tidore Kepulauan berdasarkan Kecamatan
Sumber :
Kota Tidore Kepulauan Dalam Angka 2015
Tabel. II.7. Laju Pertumbuhan Penduduk Kota Tidore Kepulauan berdasarkan Kecamatan
2013 2014
1 2 3 4
1 TIDORE UTARA 15,274 14,684
2 TIDORE SELATAN 13,768 13,226
3 TIDORE 19,357 18,660
BAB II Profil Kota Tidore Kepulauan
II - 22
I ANGKATAN KERJA 26,209 17,671 43,880
1. Bekerja 24,828 17,431 42,259
2. Pengangguran 1,381 240 1,621
II BUKAN ANGKATAN KERJA Sekolah, Mengurus Rumah tangga dan lainnya
32,862 32,878 65,740
79.75 53.75 66.75
5.25 1.36 3.69
NO JENIS KEGIATAN UTAMA PEREMPUAN JUMLAH
6,653 15,207 21,860
Jumlah / Total
LAKI-LAKI
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
Penduduk berumur 15 tahun ke atas menurut Jenis Kegiatan Utama
Tabel II.10.
Penduduk yang bekerja menurut Status Pekerjaan
Sumber :Kota Tidore Kepulauan Dalam Angka 2015 Sumber :Kota Tidore Kepulauan Dalam Angka 2015
LAKI-LAKI PEREMPUAN JIWA
1 TIDORE UTARA 7,338 7,346 14,684 100
2 TIDORE SELATAN 6,533 6,693 13,226 99
3 TIDORE 9,325 9,335 18,660 100
4 TIDORE TIMUR 4,071 4,033 8,104 101
5 OBA UTARA 8,018 7,700 15,718 104
1 Berusaha sendiri 5,228 3,556 8,784
Berusaha di bantu buruh tdk tetap/buruh tidak dibayar Berusaha di bantu buruh tetap/buruh dibayar
4 Buruh/Karyawan/Pegawai 9,074 5,792 14,866
5 Pekerja Bebas 1,541 169 1,710
6 Pekerja Keluarga 1,536 6,077 7,613
BAB II Profil Kota Tidore Kepulauan
II - 23
Tabel II.11.Klasifikasi Keluarga Per Kecamatan di wilayah Kota Tidore Kepulauan tahun 2014
Tabel II.13.
Indeks Kedalaman dan Keparahan Kemiskinan di Kota Tidore Kepulauan 2011-2014 Tabel II.12.
Garis Kemiskinan dan Penduduk Miskin Kota Tidore Kepulauan tahun 2010-2014
Sumber :Kota Tidore Kepulauan Dalam Angka 2015
I II III III+
1 TIDORE UTARA 185 465 1,284 1,813 194 3,941
2 TIDORE SELATAN 84 482 604 2,186 276 3,632
BAB II Profil Kota Tidore Kepulauan
II - 24
2.3.2. Proyeksi Jumlah Penduduk dan Pertumbuhan Penduduk 5 Tahun Ke depanDengan berasumsi bahwa tahun awal data (2010) sampai dengan tahun akhir data (2014) pertumbuhan penduduk meningkat
sama untuk dua puluh tahun ke depan, maka proyeksi penduduk yang mendekati tren pertumbuhan penduduk Kota Tidore
Kepulauan eksisting adalah proyeksi penduduk eksponensial.
Tabel II.14. Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Kota Tidore Kepulauan Gambar II.7. Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Kota Tidore Kepulauan
Tahun 2010, 2015 dan 2020, 5 tahun ke depan (2015 - 2020)
No. Kecamatan Proyeksi Jumlah PenduduK
2010 2015 2020
1 Tidore 21.534 23.516 25.680
2 Tidore Selatan 15.791 17.714 19.871
3 Tidore Utara 16.711 18.104 19.614
4 Tidore Timur 7.907 8.634 9.429
5 Oba 10.426 11.371 12.403
6 Oba Utara 11.044 11.885 12.790
7 Oba Selatan 5.186 5.656 6.169
8 Oba Tengah 6.630 7.135 7.678
Kota Tidore Kepulauan 95.146 103.689 112.998
Sumber: Analisis Studio
0 5 10 15 20 25 30
Penduduk 2015
BAB II Profil Kota Tidore Kepulauan
II - 25
Rata-rata pertumbuhan penduduk di Kota Tidore Kepulauan sebesar 1,72%.Rata-rata pertumbuhan tertinggi sebesar 12,18% di Tidore Selatan.
Tabel II.15. Rata-rata Pertumbuhan Penduduk Kota Tidore Kepulauan
No. Kecamatan Rata-Rata Pertumbuhan
Penduduk (%)
Kota Tidore Kepulauan 1,72
Dinamika penduduk tersebut menjadi landasan perkiraan jumlah
penduduk pada tahun perencanaan.Jumlah penduduk selama tahun
perencanaan terhitung April 2010 – Maret 2030 direncanakan mengalami
perkembangan alami.Khusus untuk Oba Utara yang di dalamnya terdapat
Kota Sofifi direncanakan pertumbuhan penduduknya dua kali lebih dari
pertumbuhan tertinggi di Kota Tidore Kepulauan. Pertumbuhan penduduk
sebanyak dua kali lebih besar didasari perencanaan bahwa Kota Sofifi
akan menjadi ibukota provinsi dengan fenomena perpindahan penduduk
yang tinggi. Tahun 2015 rencana jumlah penduduk Kota Tidore Kepulauan
sebesar 106.926 jiwa dan tahun 2030 direncanakan jumlah penduduk
bertambah menjadi 150.360 jiwa. Rencana pertumbuhan penduduk
rata-rata diperkirakan sebesar 1,99%. Perkiraan distribusi penduduk lebih
banyak tersebar di Pulau Tidore khususnya Kecamatan Tidore.Kepadatan
tertinggi diperkirakan berada di Kecamatan Tidore dan kepadatan
terendah di Kecamatan Oba Tengah.Dengan proyeksi jumlah penduduk
tersebut maka perkiraan luas lahan untuk permukiman terbanyak di
Kecamatan Tidore Kepulauan.Kondisi tersebut dapat dikatakan sebagai
BAB II Profil Kota Tidore Kepulauan
II - 26
Tabel II. 16. Rencana Jumlah Penduduk Tahun 2015 dan 2030 (Jiwa)No. Kecamatan
Kota Tidore Kepulauan 106.926 150.360 Sumber: Hasil Analisis Studio
Ketidakmerataan jumlah penduduk di Kota Tidore Kepulauan dikarenakan
adanya ketidakmerataan fasilitas pelayanan dan lokasi yang dipisahkan
oleh laut sedangkan jalan darat tidak dapat mengakomodasi secara
maksimal.Ketidakmerataan jumlah penduduk juga menyebabkan
perbedaan terhadap perkembangan wilayah.Sehingga dengan tujuan agar
tercipta pemerataan pembangunan maka perlu adanya arahan
pengembangan dan distribusi penduduk di Kota Tidore Kepulauan.
Dengan tujuan pengembangan perencanaan yaitu menyamaratakan
pembangunan terutama di daerah tertinggal, maka strategi
pengembangan penduduk dilakukan pada upaya pemerataan distribusi
penduduk.Dalam pengembangannya, distribusi penduduk di wilayah
perencanaan diarahkan untuk menempati peruntukan kawasan
permukiman.Hal ini untuk menjaga optimalisasi pemanfaatan lahan
dengan mengalokasikan distribusi penduduk pada permukiman dan
menghambat pertumbuhan permukiman pada kawasan lindung dan rawan
bencana.Skenario dan arahan pengembangan distribusi penduduk
bertujuan untuk mencapai pembangunan wilayah yang merata dan sesuai
dengan daya dukung lingkungan.Untuk itu, pengembangan distribusi
jumlah penduduk memperhatikan beberapa aspek, seperti aspek
lingkungan dan arahan pengembangan wilayah.
Arahan distribusi penduduk di Kota Tidore Kepulauan antara lain adalah
BAB II Profil Kota Tidore Kepulauan
II - 27
Pusat-pusat kegiatan dan pusat kegiatan baru diarahkan mempunyai kepadatan penduduk tinggi.
Pusat kegiatan yang telah berkembang menjadi area terbangun diupayakan mempunyai kepadatan penduduk sedang.
Kawasan-kawasan rentan bencana geologi diupayakan memiliki kepadatan penduduk rendah.
Secara umum, terdapat tiga tindakan yang dilakukan terkait dengan
rencana distribusi penduduk, yaitu:
Menghambat Laju Pertumbuhan Penduduk
Langkah ini dilakukan di kawasan permukiman dengan resiko bencana
geologi tinggi dan kawasan lindung, seperti di bagian pulau Tidore yang
rawan bencana gunung api. Tindakan menghambat laju distribusi
penduduk di kawasan ini antara lain dilakukan dengan pembatasan
pengembangan permukiman di lokasi tersebut dan tidak mengembangkan
fasilitas pelayanan pada daerah tersebut.
Mengontrol Perkembangan Distribusi Penduduk
Definisi mengontrol distribusi penduduk di sini adalah dengan membatasi
perkembangan penduduk, khususnya terkait dengan pertumbuhan lahan
permukiman pada peruntukkan permukiman di wilayah terkait.Hal ini untuk
memastikan pertumbuhan penduduk yang ada tidak menimbulkan efek
negatif minimal bagi wilayah perencanaan.Langkah ini banyak dilakukan di
bagian perkotaan khususnya pulau Tidore.Upaya ini dilakukan pada
beberapa daerah pengembangan dengan kepadatan penduduk
tinggi.Sehingga wilayah permukiman menjadi kompak, mengumpul dan
tidak menyebar di peruntukan lahan hutan lindung.
Memacu Pertumbuhan Penduduk
Langkah memacu pertumbuhan penduduk dilakukan di kawasan dengan
kriteria jumah penduduk sedikit dan ketersediaan lahan kosong masih
luas.Penerapan langkah ini dapat dilakukan dengan upaya merangsang
kawasan terkait agar lebih sesuai bagi peruntukkan perkotaan, baik
dengan rekayasa teknologi, maupun dengan tindakan insentif dan
disinsentif oleh pemerintah. Langkah ini diterapkan pada wilayah Kota
BAB II Profil Kota Tidore Kepulauan
II - 28
pengembangan kegiatan lokal di Gita-Payahe dan ibukota-ibukotaKecamatan Loleo-Akelamo dan Lifofa.
Dalam implementasinya, pengembangan distribusi penduduk ini juga
harus disertai dengan pengembangan sarana prasarana pendukung,
khususnya fasilitas pendukung permukiman untuk memacu tumbuhnya
permukiman di beberapa lokasi yang dipacu untuk memiliki laju
pertumbuhan penduduk pesat.
Gambar 7. 1 Skema Rencana Skenario Distribusi Penduduk
Perhitungan distribusi penduduk optimum disesuaikan dengan skenario
distribusi penduduk. Hasil perhitungan distribusi penduduk optimum
sesuai dnegan skenario dapat diketahui bahwa penduduk Kota Tidore
Kepulauan terdistribusi ke Kota Sofifi dan Oba Utara sebanyak 27,05%.
Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk hasil rencana, maka dapat
diketahui bahwa jumlah penduduk yang direncanakan di Kota Sofifi
masih dapat ditampung karena jumlah penduduk optimum tahun 2030
diperkirakan sebesar 32.323 jiwa. Sedangkan jumlah penduduk rencana
Pulau Tidore melebihi jumlah penduduk optimum. Sehingga dalam
perencanaan distribusi penduduk dapat diarahkan ke wilayah Kota
BAB II Profil Kota Tidore Kepulauan
II - 29
Tabel II.17. Distribusi penduduk 2008 dan Perkiraan Distribusi Penduduk DanKepadatan Optimum Tahun 2030
Tabel II.18.Perbandingan Jumlah Penduduk Rencana dengan Jumlah Penduduk Optimum Th 2030
No. Kecamatan
1 Tidore 30.625 9.129 Melebihi jumlah penduduk optimum 2 Tidore Selatan 25.005 14.621 Melebihi jumlah penduduk optimum 3 Tidore Utara 23.021 20.606 Melebihi jumlah penduduk optimum 4 Tidore Timur 11.244 3.671 Melebihi jumlah penduduk optimum
5 Oba 14.755 12.565 Melebihi jumlah penduduk optimum
6 Oba Utara 29.480 32.323 Belum melebihi jumlah penduduk optimum 7 Oba Selatan 7.339 10.075 Belum melebihi jumlah penduduk optimum 8 Oba Tengah 8.892 16.521 Belum melebihi jumlah penduduk optimum Kota Tidore Kepulauan 150.360 119.511
Sumber: Hasil Analisis Studio
Untuk mencapai tujuan pemerataan distribusi penduduk di Kota Tidore
Kepulauan, maka dilakukan beberapa upaya berikut ini:
Pembatasan KDB dan ketinggian bangunan di kawasan padat perkotaan Pulau Tidore yang bertujuan untuk membatasi
pertumbuhan bangunan agar menjadi kota sehat.
Penetapan Pajak Bumi dan Bangunan yang relatif lebih tinggi di Pulau Tidore untuk menghambat laju permukiman di kawasan tersebut.
Menerapkan PBB yang relatif rendah pada beberapa tahun awal
pembangunan untuk memacu pertumbuhan kawasan di pusat-pusat
layanan kegiatan baru dan di kawasan yang telah ditetapkan dalam
BAB II Profil Kota Tidore Kepulauan
II - 30
permukiman yang kondisinya masih tertinggal untuk memacupertumbuhan blok terkait.
Pada daerah yang ditetapkan sebagai pusat layanan kegiatan
berskala kecamatan diberikan kemudahan ijin dan administrasi
sebagai pemacu pertumbuhan di kawasan tersebut.
Pada kawasan rawan bencana, tidak diberikan ijin bagi pengembangan permukiman yang kurang sesuai dengan standar
bangunan anti gempa dan memiliki KDB maupun KLB tidak sesuai
dengan rencana tata ruang.
Tidak diberikan ijin pembangunan kompleks permukiman baru oleh pengembang bagi kawasan yang perlu dihambat pertumbuhan
penduduknya.
Peningkatan layanan sarana prasarana dan angkutan umum untuk
mendorong tumbuhnya wilayah pinggiran agar sesuai dengan arahan
penataan ruang
2.4. Isu Strategis Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan
2.4.1. Data Perkembangan PDRB dan Potensi Ekonomi
2.4.1.1. Pertanian Kehutanan dan Perikanan
Kategori/Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikan Lapangan
usaha ini terdiri an merupakan penyumbang terbesar kedua
pada perekonomian Kota Tidore Kepulauan tahun 2014 yaitu
sebesar 25,36%. Lapangan usaha ini terdiri atas 3 sub
kategori yaitu Pertanian; Peternakan; Perburuan dan jasa
BAB II Profil Kota Tidore Kepulauan
II - 31
Tabel II.19.Prosentase Peranan Lapangan Usaha terhadap PDRB Kategori Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian Tahun 2010 - 2014
No. Lapangan Usaha 2010 2011 2012 2013* 2014**
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian 66,08 66,30 68,13 69,29 64,48
2. Kehutanan dan Penebangan Kayu 4,52 4,34 4,04 3,08 3,36
3 Perikanan 29,40 29,35 27,83 27,91 27,66
Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 100 100 100 100 100
*Angka sementara/Preliminary Figures
** Angka sangat sementara/Very Preliminary Figures
Tabel di atas terlihat bahwa dalam kurun waktu 2010 – 2014, sub kategori Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa
Peranian cenderung mengalami peningkatan dalam menyumbang kategori Pertanian, Kehutanan dan Perikanan. Sub
kategori ini juga memberikan konstribusi terbesar pada sector Pertanian, Kehutanan dan Perkanan di bandingkan
dengan subkategori lainnya. Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa masih menjadi lapangan usaha tumpuan
masyarakat Kota Tidore Kepulauan terutama apada tananman Perkebunan tahunan. Pada subkategori kedua yang
memberikan sumbangan besar adalah perikanan sebesar 27,66 pada tahun 2014. Sejak tahun 2010 terlihat bahwa
prosentase distribusi pada subkategori Perikanan ini dari tahun ke tahun semakin menurun. Hal tersebut diindikasikan
oleh banyaknya nelayan tidore yang beralih profesi pada kategori konstruksi dan subsector Pertanian. Namun
demikian subkategori perikanan ini sebenarnya masih memiliki potensi untuk dapat berkembang mengingat ikan
BAB II Profil Kota Tidore Kepulauan
II - 32
2.4.1.2. Pertambangan dan Pengglian
Tabel II.20.
Prosentase Peranan Lapangan Usaha terhadap PDRB Kategori Pertambangan dan Penggalian
No. Lapangan Usaha 2010 2011 2012 2013* 2014**
(1) - - - -
-1. Pertambangan Minyak, Gas dan Panas Bumi - - - -
-2. Pertambangan Batu Bara dan Lignit - - - -
-3 Pertambangan biji logam - - - -
-4 Pertambangan dan Penggalan lainnya 100 100 100 100 100
Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 100 100 100 100 100
*Angka sementara/Preliminary Figures
** Angka sangat sementara/Very Preliminary Figures
Kategori pertambangan dan penggalian lainnya hanya terdapat subkategori pertambangan dan penggalian lainnya
karena di wilayah Kota Tidore Kepulauan tidak terdapat pertambangan minyak, gas dan panas bumi, batubara dan
lignit maupun biji logam. Pertambangan dan penggalian lainnya yaitu berupa pertambangan pasir dan batu yang
sebagian besar digunakan untuk bangunan. Perusahaan penggalian dengan skala yang agak besar berada di daratan
Oba Utara dimana hasilnya biasa dikirim juga ke daerah lain seperti di Ternate dan Halmahera Utara. Pertumbuhan
subkategori ini pada tahun 2012 mengalami kenaikan bila dibandingkan tahun 2011. Akan tetapi pada tahun
selanjutnya yaitu tahun 2013-2014 sub kategori ini terus mengalami peurunan.
BAB II Profil Kota Tidore Kepulauan
II - 33
Tabel II.9.Prosentase Peranan Lapangan Usaha terhadap PDRB Kategori Pertambangan dan Penggalian
2.4.1.3. I
ndustry Pengolahan
Kombinasi Industri Pengolahan terhadap nilai PDRB Kota Tidore Kepulauan
hanya sekotar 4% dalam rentang tahun 2010-2014. Selama kurun waktu
terebut menunjukkan penurunan konstribusi di sector ini yaki dari 475 di
tahun 2010 menjadi 4,24 di tahun 2014. Namun jika dilihat dari laju
pertumbuhannya menunjukkan tren yang naik. Industry makanan dan
minuman serta industry kayu, barang dari kayu dan gabus dan barang
anyaman dari bambu, rotan dan sejenisnya merupakan sector yang
dominan dalam kategori industry pengolahan ini.
Gambar II.10.
Prosentase Peranan Lapangan Usaha terhadap PDRB Kategori Industri Pengolahan
BAB II Profil Kota Tidore Kepulauan
II - 34
2.4.1.4. Pengadaan Listrik dan GasListrik merupakan sector penting yang berperan dalam
Pembangunan wilayah. Selain sebagai kebutuhan dasar rumah
tangga, sector yang juga merupakan factor produksi ini menentukan
laju pertumbuhan di sector lain seperti industry, jasa pendidikan,
Kesehatan dan lainnya. Konstribusi pengadaan listrik dan gas pada
PDRB Kota Tidore Kepulauan relative kecil yaitu antara 0,06 – 0,08%
sepanjang 2010 hingga 2014. Meskipun memberikan share yang
kecil namun laju pertumbuhan PDRB pengadaan listrik dan gas
tergolong cukup besar pada tahun 2014 sebesar 48,04%. Adanya
pembangunan pembangkit listrik tenaga uap di rum Tidore
diharapkan memberikan andil besar dalam pemenuhan kebutuhan
listrik di wilayah Tidore Kepulauan serta daerah sekitarnnya.
Tabel II.21.
Prosentase Peranan Lapangan Usaha terhadap PDRB KategoriPengadaan Listrik dan Gas tahun 2010-2014
** Angka sangat sementara/Very Preliminary Figures
2.4.1.5. Pengadaan Air, Pengolahan Sampah, Limbah dan Daur Ulang
Cakupan dari kategori pengadaan air, pengolahan sampah, limbah
dan air limbah meliputi kegiatan ekonomi pengmupulan, pengolahan
dan pendistribusian air melalui berbagai saluran pipa untuk
kebutuhan rumah tangga dan industry. Peranan kategori ini
padaPDRB Kota Tidore Kepulauan Selama tahun 2010 – 2914
rata-rata sebesar 0,14%. Hal tersebut dipengaruhi oleh karena wilayah
Tidore Kepulauan dimana 70% masyarakatnya memanfaatkan air
BAB II Profil Kota Tidore Kepulauan
II - 35
Meskipun memberikan konstribusi yang relative kecil, akan tetapilaju prtumbuhan pada kategori ini memlki tren yang relative semakin
meningkat dari tahun ke tahun. Pertumbuhan tertinggi di kategori ini
dicapai pada tahun 2014 sebesar 10,72%, naik 2 kali lipat
dibandingkan dengan tahun tahun sebelumnya
Gambr II.11.
Prosentase Laju Pertumbuhan PDRB Kategori Pengadaan Air, Pengolahan sampah,Limbah dan Daur Ulang tahun 2010-2014
2.4.1.6. Konstruksi
Sebesar 6,27% Perekonomian Kota Tidore Kepulauan ditopang oleh
kategori ini, yang di tahu 2014 lebih rendah yaitu 0,14%
dibandingkan dengan tahun 2013. Secara umum dalam kurun waktu
2010 -2014 konstribusi kategpri konstruksi cenderung mengalami
penurunan. Laju pertumbuhan sector konstruksi pada tahun 2012
mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan tahun 2011, akan
tetapi pada tahun 2013 sektor ini mengalami penurunan hingga di
level 3,75%. Pada thun 2014 laju pertumbuhan sedikit mengalami
kenaikan disbanding tahun sebelumnya yatu menjadi 3,96%.
Berikut ini Gambar Peranan Kategori Konstruksi terhadap PDRB.
BAB II Profil Kota Tidore Kepulauan
II - 36
Peranan Kategori Konstruksi terhadap PDRBtahun 2010-2014
2.4.1.7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
Kategori yang meliputi perdagangan mobil, sepeda motor serta
perdagangan besar dan eceran (bukan mobil dan sepeda motor)
merupakankategori penyumbang terbesar ketiga pada perekonomian
Kota Tidore Kepulauan. Pada tahun 2010 hingga 2012 peranan
kategori ini sedkit mengalami penurunan, tetapi di tahun 2013 -2014
konstribusinya mengalami peningkatan walaupun masih pada kisaran
9 %.
Di bawah ini gambar Peranan Kategori Perdagangan besar dan
eceran; reparasi mobil dan sepeda motor terhadap PDRB tahun 2010
BAB II Profil Kota Tidore Kepulauan
II - 37
Gambr II.13.Peranan Kategori Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor terhadap PDRB tahun 2010-2014
Tabel II.22.
Peranan Lapangan Usaha terhadap Kategori Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor tahun 2010-2014
No. Lapangan Usaha 2010 2011 2012 2013* 2014**
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
100 100 100 100 100
1. Perdagangan Mobil, Sepeda Motor dan Reparasinya 3,43 3,44 3,46 3,30 3,34
2. Perdagangan Besar dan Eceran, Bukan Mobil dan Sepeda Motor
BAB II Profil Kota Tidore Kepulauan
II - 38
selama kurun waktu 5 tahun, sub kategori perdagangan besar daneceran, bukan mobil dan sepeda motor merupakan penyumbang
utama dari kategori dengan kisaran 96%. Laju pertumbuhan ekonomi
kategori ini tahun 2011 sampai 2013 cenderung terus meningkat
hingga mencapai pertumbuhan sebesar 12,34% di tahun 2013, akan
tetapi pertumbuhan di tahun 2014 terjadi penurunan menjadi 10,3%
2.4.1.8. Transportasi dan Pergudangan
Kategori transportasi dan perdagangan terdiri dari 6 sub kategori
yaitu subkategori Angkutan darat, Angkutan laut, Angkutan sungai,
danau dan penyeberangan, sukategori Angkatan Udara serta Sub
Kategori Pergudangan dan Jasa penunjang angkutan. Kaegori ini
menyumbang 3,25 – 3,57% terhadap perekonomian Kota Tidore
Kepulauan selama tahun 2010 – 2014. Sub Kategori angkutan darat
mendominasi 50% lebih dalam menyumbang kategori ini selama 5
tahun terakhir. Penyumbang terbesar kedua pada kategori ini
adalah angkutan sungai, danau dan penyeberangan diman tiap
tahunnya cenderung meningkat.
Perpindahan kantor Ibukota Propinsi Maluku Utara ke Sofifi
mendorong peningkatan laju pertumbuhan transportasi dan
Pergudangan ini karena masih banyaknya komuter dari pegawai
Kantor propinsi dan dinas-dinas terkait yang masih berdomisili di
Kota Ternate. Terbukti bahwa dalam kurun waktu 2011 – 2014 laju
pertumbuhan ekonomi disektor ini cenderung terus meningkat hingga
mencapai pertumbuhan 9,02 persen di tahun 2014.
Gambar II.14.
BAB II Profil Kota Tidore Kepulauan
II - 39
2.4.1.9. Penyedia Akumodasi dan Makan MinumMeskipun memiliki konstribusi yang terhitung kcil, yaitu sebesar 0,17%, kategori penyedia akomodasi dan makan minum
ini tercatat sebagai pertumbuhan ekonomi yang selalu positif. Pada tahun 2014 Pertumbuhan ekonomi pada kategori ini
adalah sebesar 5,16%, dimana mengalami kenaikan bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Gambr 2.15.
BAB II Profil Kota Tidore Kepulauan
II - 40
2.4.1.10. Informasi dan KomunikasiKategori Informasi dan Komunikasi terdiri atas produksi dan Distribusi informasi dan produk kebudayaan, persediaan
alat untuk mengirimkan atau mendistribusikan produk-produk ini serta data atau kegiatan komunikasi, informasi,
tekhnologi informasi dan pengolahan data serta kegiatan jasa informasi lainnya. Pada tahun 2014 peranan kategori
informasi dan komunikasi terhadap total PDRB Kota Tidore Kepulauan adalah sebesar 3,22 %, mengalami penurunan
disbanding tahun-tahun sebelumnya.
Gambar II.16.
Peranan Kategori Informasi dan Komuikasi terhadap PDRB tahun 2010-2014
Sebaliknya bila ditinjau dari segi laju pertumbuhan Ekonomi pada kategori ini terlihat bahwa dalam kurun waktu 2011
BAB II Profil Kota Tidore Kepulauan
II - 41
2.4.1.11. Jasa Keuangan dan AsuransiKategori jasa keuangan dan asuransi terdiri atas 4 subkategori yaitu Jasa Perantara Keuangan, Asuransi dan Dana
Pension, Jasa keuangan lainnya serta jasa penunjang keuangan. Peranan kategori ini terhadap total PDRB Kota Tidore
Kepulauan dalam kurun waktu 5 tahun terakhir adalah sekitar 1,82 hingga 2,35 persen. Meskipundemikian, jasa
keuangan dan asuransi merupakan kategori yang memiliki peran yang penting bagi pembangunan ekonomi suatu
daerah khususnya sebagai fungsi penyediaan dana. Kategori jasa keuangan dan asuransi didominasi oleh
subkategori jasa perantara keuangan. Laju pertumbuhan ekonomi kategori ini ditahun 2011 tercatat 25,56% kemudian
melambat pada tahun-tahun berikutnya hingga di level 3,31 persen di tahun 2014. (Terlihat pada gambar di bawah ii)
Gambar II.17.
BAB II Profil Kota Tidore Kepulauan
II - 42
2.4.1.12. Real EstateReal Estate yang diartikan sebagai property berupa tanah dan bangunan meliputi kegiatan persewaan, agen dan atau
perantara dalam penjualan atau pembelian real estate serta penyediaan jasa real estate lainnya bias dilakukan atas
milik sendiri atau milik orang lain yang dilakukan atas dasar balas jasa kontrak. Kategori Real Estate memberikan
konstribusi sebesar 0,08% terhadap total perekonomian pada tahun 2012 hingga tahun 2014 sedikit mengalami
perlambatan jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yakni 0,09%. Laju pertumbuhan ekonomi tertinggi pada
kategori ini tercatat di tahun 2011 sebesar 7,17% dan terus mengalami perlambatan hingga di tahun 2013 di level
4,23%. Namun kategori ini bergairah kembali pada tahun 2014 dengan mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar
5,86%
Gambr II.18.
BAB II Profil Kota Tidore Kepulauan
II - 43
2.4.1.13. Jasa PerusahaanKategori yang memiliki konstribusi rata-rata 0,4 persen terhadap perekonomian
Kota Tidore Kepulauan ini memiliki laju pertumbuhan yang selalu positif selama
kurun waktu 5 tahun terakhir. Pada tahun 2011-2013 laju pertumbuhan terus
mengalami peningkatan hingga di titik 6,28 persen, sebaliknya di tahun 2014 sedikit
mengalami perlambatan menjadi 4,52 persen.
2.4.1.14. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
Penopang utama dari perekonomian Kota Tidore Kepulauan adalah kategori ini,
dimana kegiatannya meliputi kegiatan yang bersifat pemerintahan yang umumnya
dilakukan oleh administrasi Pemerintahan. Peranannya sebesar 34,54 persen
ditahun 2010 dan terus meningkat sampai 38,12 persen di tahun 2014.. Dominasi
oleh kate gori ini dipengaruhi oleh adanya kantor-kantor pemerintah Propinsi yang
berada di wilayah Kota Tidore Kepulauan. Laji pertumbuhan pada tahun 2012
mengalami prlambatan sebesar 5,72 persen bila dibandingkan dengan tahun 2011
yaitu 9 persen. Akan tetapi setelah tahun 2012, kategori administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib initerus meningkat hingga di tahun 2014
yaitu sebesar 9,79 persen.
2.4.1.15. Jasa Pendidikan
Peranan jasa pendidikan pada perekonomian Tidore Kepulauan pada tahun 2014
adalah sebesar3,8peren. Sejak tahun 2010 hingga 2014 peranan kategori ini
cenderung mengalami penurunan setiap tahunya.Jasa pendidikan mencakup
kegiatan pendidikan pada berbagai tingkatan, baik negeri maupun swasta. Laju
pertumbuhan ekonomi pada kategori pendidikan ini di tahun 2011 hingga tahun
2013 terus mengalami perlambatan dari 6,33 persen turun sampai titik 3,52 persen.
Namun tahun 2014 mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan tahun
seblumnya yaitu 4,63 persen.
2.4.1.16. Jasa Kesehatan dan kegiatan social
Jasa kesehatan dan kegiatan social memberikan konstribusi terhadap PDRB tota
Kota Tidore Kepulauan ebesar 1,9 persen selama kurun waku 5 tahun terakhir.
Kategori yang menckup pelayanan kesehatan dan kegiatan social ini memiliki laju
pertumbuhan yang positif dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2014. Laju
pertumbuhan pada tahun 2013 tercatacsbagai tingkat pertumbuhan tertinggi
selama kurun waktu 4 tahun yaitu sebesar 7,93 persen, tetapi di tahun 2014
BAB II Profil Kota Tidore Kepulauan
II - 44
2.4.1.16. Jasa Lainnya.Jasa lainnya mencakup kesenian, hiburan dan rekreasi; jasa reparasi computer dan
barang keperluan pribadi dan perlengkapan rumah tangga; jasa perorangan yang
melayani rumah tangga; kegiatan yang menghasilkan barang dan jasa oleh rumah
tangga yang digunakan sendiri untuk memenuhi kebutuhan; dan jasa swasta
lainnya. Konstribusi kategori ini tergolong cukup kecil terhadap perekonomian Kota
Tidore Kepulauan yakni sebesar 0,5 – 0,63 persen selama 2010-2014. Tahun 2014
peranan kategori ini tercatat hanya 0,5 persen dengan laju pertumbuhan 5,13
persen. Tren laju pertumbuhan kategori jasa lainnya cukup fluktuatif selama
2011-2014; di tahun 2011 sebesar 1,21 peren, kemudian mengalami peningkatan di
tahun 2012 sebesar 3,40 persen. Namun pada thun 2013 sedikit mengalami
perlambatan menjadi 3,25 persen dan kembali mengalami kenaikan di tahun 2014.
2.4.2. Data Pendapatan Per Kapita danProporsiPenduduk Miskin
PDRB Perkapita
PDRB perkapita diartikan sebagai gambaran rata-rata pendapatan yang
diterima oleh setiap penduduk elama satu tahun di suatu
wilayah/daerah.Perhitungan secara rumus diuraikan sebagai nilai PDRB
dibagi jumlah penduduk alam suatu wilyah per periode tertentu. Pada
PDRB per kapita atas dasar harga berlaku, menunjukkan PDRB per
kepala atau per satu orang penduduk, sedankan PDRB per kapita atas
dasar harga konstan bdrguna untuk mengatahui pertumbuhan nyata
ekonomi per kapita penduduk suatu Negara.
PDRB Per kapita penduduk Kota Tidore Kepulauan tahun 2010-2014
mengalami kenaikan setiap tahunnya baik atas dasar harga berlaku
maupun konstan. Pada thun 2014 pendapatan per kapita harga berlaku
yang I terima penduduk Tidore sebesar 19,51 juta dalan setahun, jika
dihtung rata-rata dalam sebulan adalah 1,6 juta. Akan tetapi jika ingin
melihat nilai riil pendapatan per kapita yakni tanpa di pengaruhi kenaikan
harga barang dan jasa atau inflasi yaitu pada PDRB perkapita atas dasar
harga konstan (ADHK) sebesar 15,86 juta rupiah diterima penduduk
Tidore selam setahun atau rata-rata 3,32 juta rupiah per bulan selama
BAB II Profil Kota Tidore Kepulauan
II - 45
Gambar II.18.PDRB Per Kapita Kota Tidore Kepulauan (Juta Rupiah) tahun 2010 - 2014
Perlu diketahui bahwa indikator PDRB Per Kapita tidak sepenuhnya
menggambarkan tingkat pendapatan perkapita penduduk. Indikator ini
lebih tepat digunakan untuk menilai apakah upaya pembangunan
ekonomi di suatu wilayah mampu meningkatkan capaian nilai tambah
bagi masyarakat meelalui kreatifitas usaha dalam pemanfaatan sumber
daya yang tersedia. Namun dengan segala keterbatasannya, indikator
PDRB per kapita dapat menunjukkan tingkat kesejahteraan masyarakat
BAB II Profil Kota Tidore Kepulauan
II - 46
2.4.3. Data Kondisi Lingkungan Strategis2.4.3.1. Topografi
Berdasarkan peta topografi yang dikeluarkan oleh badan Kartografi Direktoral Geologi 197 bahwa tingkat kemiringan
lereng kota Tidore Kepulauan dapat diklasifikasikan ke dalam :
Daerah datar dan agak landai kemiringan lerengnya 0 – 8 %
Daerah landai, kemiringan lerengnya 8 – 15 %
Daerah mering, kemiringan lerengnya 15 – 40 %
Daerah terjal, kemiringan lerengnya > 40%
Berdasarkan hasil pemetaan, tampak bahwa di P. Tidore maupun di Kecamatan Oba dan Oba Utara ( P. Halmahera),
lahan dengan kemiringan 8 – 15 % adalah yang terbesar, yang potensial digunakan sebagai lahan dengan fungsi
permukiman dan pertanian.
Tabel II.20.
Luas Pemanfaatan Ruang di Pulau Tidore dan Daratan Oba
Kemiringan Standar Fungsi / Pemanfaatan Ruang P. Tidore Oba
km2 Ha % km2 ha %
0 – 8 % Permukiman, Industri, Pertanian 39.63 3963.17 26% 172.26 17226.33 11%
8 – 15 % Permukiman, Pertanian, Perkebunan 49.24 4923.94 33% 715.45 71544.85 46%
15 – 40 % Permukiman Terbatas, Perkebunan,
Hutan Produksi, Penyangga Konservasi 44.44 4443.55 30% 400.10 40009.55 26%
40 – 60 % Hutan Produksi Terbatas, Hutan Penyangga Konservasi, Hutan Konservasi
12.01 1200.96 8% 262.56 26256.27 17%
BAB II Profil Kota Tidore Kepulauan
II - 47
Penyebaran dataran terdiri dari pulau – pulau vulkanis dan pulaukarang dengan beraneka ragam jenis tanaman yang dominan antara
lain: Tanah kompleks, Brown,Forestacil,Mediteran, Latosol, dan
Renzina. Ciri tanah yang beraneka ragam ini dapat di klasifikasikan
karena adanya faktor – faktor perbedaan tinggi dan kemiringan pada
permukaan tanah atau lereng. Maka Daerah Kota Tidore Kepulauan
dapat di golongkan pada enam klasifikasi konsepsi Wilayah Tanah
Usaha (WTU), yaitu :
1. Wilayah Tanah Usaha I. A dan B dengan ketinggian 7 m sampai
25 m dari permukaan laut dengan berlereng 3 % sampai 15 %
biasa disebut dataran rendah sampai landai merupakan Daerah
yang paling sesuai untuk kegiatan penduduk berupa permukiman,
pertanian tanaman pangan maupun perkebunan.
2. Wilayah Tanah Usaha I. C dengan ketinggian 25 m sampai 100 m
dari permukaan laut, berlereng 15 % sampai 25 % untuk disebut
landai. Wilayah ini menyediakan tanah pertanian tanaman kering,
tegalan, lading dan perkebunan. Komoditi yang cocok di Daerah
ini adalah kelapa, coklat, cengkeh, kelapa sawit dan pala.
3. Wilayah Tanah Usaha I. D dengan ketinggian 100m sampai 500m
dari permukaan laut berlereng 25% sampai 40% atau di sebut
miring dan bergelombang. Wilayah ini cocok untuk perkebunan
seperti kopi, cokelat, cengkih, dan apel namun pada daerah ini
berpelukan usaha pencegahan erosi.
4. Wilayah Tanah Usaha II mempunyai ketinggian 500 m sampai 750
m dari permukaan laut dengan berlereng agak curam dan
berbukit-bukit Daerah beriklim panas (tropis) dengan beriklim
sedang, biasanya wilayah ini banyak hujan dibandingkan dengan
wilayah bawahannya, sehingga perlu diadakan usaha-usaha
pencegahan erosi.
5. Wilayah Tanah Usaha Terbatas II mempunyai ketinggian 750 m
sampai 1.000 m. Tanah ini tidak boleh digunakan dan sebaiknya
ditetapkan sebagai kawasan hutan lindung.
6. Wilayah Lindung mempunyai ketinggian diatas 1.000 m. Daerah ini