• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROPINSI MALUKU UTARA TAHUN 2016 - 2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PROPINSI MALUKU UTARA TAHUN 2016 - 2020"

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

Profil Kota Tidore Kepulauan

II-4

Rencana Program Investas

Jangka Menengah 2016 -2020

Kota Tidore Kepulauan

BAB II

PROFIL KOTA TIDORE

KEPULAUAN

(2)

BAB II Profil Kota Tidore Kepulauan

II - 1

2.1 Wilayah Administrasi

2.1.1. Gambaran Administrasi Wilayah

Kota Tidore Kepulauan memiliki daratan dengan luas 1.550,37 Km², meliputi

pulau Tidore yang merupakan pusat pemerintahan kota Tidore Kepulauan

dan beberapa pulau disekitarnya serta sebagian wilayah di pulau Halmahera.

Kota Tidore Kepulauan juga memiliki ciri daerah kepulauan dimana

wilayahnya terdiri dari pulau-pulau yang berjumlah 10 buah pulau. (seperti

terlihat pada table di bawah ini :

Tabel. II.1. Nama nama Pulau di wilayah Kota Tidore Kepulauan

Seluruh kawasan di wilayah Kota Tidore Kepulauan dikelilingi oleh laut dan

mempunyai batas –batas wilayah sebagai berikut :

 Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Halmahera Barat.

 Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Wasile Selatan Kabupaten

Halmahera Timur dan Kecamatan Weda Kabupaten Halmahera Tengah.  Sebelah selatan berbatasan Kecamatan Gane Barat Kabupaten

Halmahera Selatan.

 Sebelah barat berbatasan dengan Kota Ternate

PROFIL WILAYAH

KOTA TIDORE KEPULAUAN

BAB II

NO

NAMA PULAU

NO

NAMA PULAU

1

TIDORE

6

RAJA

2

MARE

7

JOJI

3

FAILONGA

8

GURATU

4

MAITARA

9

TAMENG

(3)

BAB II Profil Kota Tidore Kepulauan

II - 2

Secara Geografis letak wilayah Kota Tidore Kepulauan berada pada batas

astronomis :

 0º - 20º LU hingga 0º - 50º LS

 127010’ - 127045’Bujur Timur

Dilihat dari letak geografis tersebut, Kota Tidore Kepulauan berada hampir di

tengah – tengah wilayah Provinsi Maluku Utara sehingga memiliki aksesibilitas yang

hampir merata keseluruh kawasan propinsi.

Di Kecamatan Oba Utara Kota Tidore Kepulauan, terdapat Pusat Pemerintahan

Propinsi yang terpusat di kelurahan Sofifi, sebagian besar sarana dan prasarana

perkantoran pemerintahan Propinsi diarahkan pembangunannya di kawasan

tersebut.

Kedekatan dengan Kota Ternate di Pulau Ternate juga mempermudah aksesibilitas

dari Tidore ke Ternate yang terdapat sejumlah sentra jasa dan perdagangan serta

pelabuhan dan bandar udara yang memadai untuk pelayanan dalam skala

Nasional. Dari dua kota yang ada di Provinsi Maluku Utara, Kota Tidore Kepulauan

merupakan Kota yang terluas, tetapi konsentrasi penduduk tidak terlalu besar di

wilayah Kota Tidore Kepulauan. Dengan konsentrasi penduduk yang tidak terlalu

besar saat ini, memungkinkan penerapan percepatan pembangunan di Kota Tidore

Kepulauan agar konsentrasi penduduk mengalami kenaikan secara signifikan.

Pada Tahun 2008 sesuai dengan Peraturan Daerah No. 13,14,15 dan 16 2007

serta Peraturan Daerah No. 1 tahun 2008, secara administrative, Kota Tidore

kepulauan telah berkembang menjadi 8 kecamatan yang terdiri dari 72

desa/kelurahan. Kecamatan oba dimekarkan menjadi Kecamatan Oba dan

Kecamatan Oba Selatan, sedangkan Kecamatan Oba Utara dimekarkan menjadi

Kecamatan Oba Tengah dan Kecamatan Oba Utara.Dan yang terakhir adalah

kecamatan Tidore dimekarkan menjadi kecamatan Tidore dan Kecamatan Tidore

Timur

Dan sampai dengan tahun 2014, ada beberapa desa di Kota Tidore Kepulauan

yang dimekarkan sehingga menjadi 8 kecamatan dengan 40 kelurahan dan 49

(4)

BAB II Profil Kota Tidore Kepulauan

II - 3

Tabel. II.2. Nama nama Kecamatan, Ibukota Kecamatan dan desa/kelurahan

di wilayah Kota Tidore Kepulauan

NO NAMA KECAMATAN IBUKOTA KECAMATAN NAMA DESA NAMA KELURAHAN

(5)

BAB II Profil Kota Tidore Kepulauan

II - 4

NO NAMA KECAMATAN

IBUKOTA KECAMATAN

NAMA DESA

NAMA KELURAHAN

(6)

BAB II Profil Kota Tidore Kepulauan

II - 5

Tabel. II.3. Luas wilayah dan prosentase serta jumlah desa/kelurahan di wilayah Kota Tidore Kepulauan

Gambar. II.1. Luas Wilayah Per Kecamatan dalam satuan KM² Gambar. II.2. Prosentase (%) Luas Wilayah Per Kecamatan

LUAS WILAYAH PROSENTASE JUMLAH

( KM² ) ( % ) KELURAHAN

1 TIDORE UTARA RUM 37.64 2.43% 4 10

2 TIDORE SELATAN GURABATI 42.40 2.73% 2 6

3 TIDORE TOMAGOBA 36.08 2.33% - 13

4 TIDORE TIMUR TOSA 34.00 2.19% - 7

5 OBA UTARA SOFIFI 376.00 24.25% 11 2

6 OBA TENGAH AKELAMO 424.00 27.35% 13 1

7 OBA PAYAHE 403.67 26.04% 12 1

8 OBA SELATAN LIFOFA 196.58 12.68% 7

-1,550.37 100% 49 40

NO NAMA KECAMATAN IBUKOTA JUMLAH DESA

(7)

BAB II Profil Kota Tidore Kepulauan

II - 6

2.1.2. Peta Wilayah Kota Tidore Kepulauan

(8)
(9)

BAB II Profil Kota Tidore Kepulauan

II - 8

2.2. Potensi Wilayah Kota Tidore Kepulauan

2.2.1. Potensi Pariwisata

A. Wisata Sejarah

Dalam Sejarah Kesultanan Maluku Utara termasuk Halmahera Tengah

dan Utara, Pulau Tidore tercatat sebagai salah satu pulau yang

bersejarah dengan sebutan kesultanan Tidore, bersama – sama dengan

kesultanan Ternate, Jailolo dan kesultanan Bacan. Keempat kesulanan

ini mempunyai satu garis keturunan atau lebih di kenal sebagai kakak

beradik. Keempat kesultaan ini merupakan satu kesatuan yang tangguh

dalam melawan penjajah dengan nama kerajaan Maluku Kiae

Raha.Perjalanan sejarah kesultanan Tidore yang cukup panjang ini telah

membawa pengaruh sosial yang cukup berarti bagi masyarakat di daerah

ini. Dimana dasar – dasar ke-Islaman berkeluarga maupun dalam struktur

kesultanan merupakan landasan utama.

Salah satu potret sejarah yang perlu digarisbawahi dalam perjalanan

keempat Sulatan tersebut adalah masuknya agama Islam yang pertama

di Maluku bahkan mungkin yang pertama kali di Indonesia. Sendi – sendi

ke-Islaman ini sering muncul dalam istilah”Adat yang bersendikan agama

dan agama bersendikan Kitabullah”....

Masyarakat Tidore juga kaya akan ragam bahasa daerah yang terdiri dari

beberapa suku bangsa. Sikap mental yang sangat menonjol dalam

kehidupan sehari-hari adalah tolong-menolong dalam berbagai hal,

seperti pesta perkawinan maupun bila salah satu kerabat keluarga

mereka mengalami musibah. Sikap ini sangat terpelihara dengan baik,

sehingga dalam kehidupannya nampak suasana keakraban dan

kebersamaan sangat utuh, hal ini nampak pada beberapa adat dan

kebiasaan yang bersifat sosial, seperti:

“Mayae” adalah salah satu bentuk tolong menolong dalam hal

membersihkan kebun dan membangun rumah.

“Bari” dan “Morong” mempunyai arti sama dengan mayae dan

mempunyai bentuk kegiatan yang sama dengan gotong royong.

(10)

BAB II Profil Kota Tidore Kepulauan

II - 9

 Kedaton Kesultanan Tidore ; merupakan tempat tinggal para sultan

dan keluarganya.

 Mesjid Kesultanan ; dibangun pada tahun 1700 M dan mengalami

beberapa kali renovsi. Selain digunakan sebagai tempat ibadah sultan

dan para-para tokoh kesultanan, juga digunakan sebagai tempat syiar

agama Islam.

 Museum Sonyinge Malige ; merupakan museum yang memiliki

koleksi peninggalan Kesultanan Tidore yang diantaranya terdapat Al-Qur’an tulisan tangan oleh Qalem Mansur pada tahun 1657.

 Benteng Toreh ; dibangun oleh bangsa Portugis yang terletak di

kelurahan soa-sio kecamatan Tidore. Letaknya 50 meter dari Keraton

Kesultanan Tidore dengan ketinggian ±50 M di atas permukaan laut.  Benteng Tahula ; dibangun oleh bangsa Portugis yang terletak di

Spanyol pada tanggal 30 Maret tahun 1993.

 Dermaga Kesultanan ; dibangun pada abab ke-16 oleh Sultan

Saifuddin (Jou Kota) setelah perpindahan ibukota Kesultanan dari

Toloa ke Limau Timore Soasio. Dermaga ini juga merupakan tempat

untuk menerima tamu kesultanan dan digunakan Sultan jka bepergain

dengan perahu Kora-Kora

 Makam Kesultanan ( Makam Sultan Nuku ) ; adalah Pahlawan

Nasonal dengan nama lengkap adalah sultan Saidul Djehad

Muhammad El-Mabus Amiruddin Sjah Kaitcil Paparangan Jou Barakati

Terdapat juga peninggalan peninggalan Sejarah berupa potensi Budaya

yang dilaksanakan pada jaman dulu dan masih tetap dipertahankan

dengan memperingatinya sampai saat ini. Sejarah berupa potensi budaya

tersebut adalah :

 Lufu Kie ; Perjalanan laut Ritual adat “Hongi taumoy Semalofo”

Kesultanan Tidore sebagai rasa syukur SriSultan se Bobato atas

terciptnya keamanan, kedamaian,ketentraman kehidupan rakyat

dengan cara mengilingi pulau Tidore diikuti dengan Ritual Ziarah ke

(11)

BAB II Profil Kota Tidore Kepulauan

II - 10

 Paji Dama Nyili-nyili (Obor Negeri – negeri) ; Simbol semangat sejarah

perjuangan Sultan Nuku dan pasukannya. Kegiatan ini merupakan

rangkaian acara yang dilaksanakan dalam rangka memperingati hari

Ulang tahun Kota Tidore Kepulauan.

 Bambu Gila “Baramasuwen” : sebuah aatraksi budaya menggunakan

sebatang bamboo dengan panjang ±4 ruas, sabuk kelapa, kemenyan

dan bara api.

 Tarian Soya –Soya ; Tarian yang menceritakan perang yang dilakon

oleh kaum pria diiringi oleh alat music tiva dan gong.

 Taji Besi/Ratib ; Pengajian yang berisi puji-pujian kepada para nabi,

rasul dan Khalifah-khalifah yang diiringi tabuhan rebana

 Salai Jin ; Ritual prosesi pengobatan tradisional dengan perantara

makhluk jin, yang intinya adalah ucapan rasa syukur kepada Sang

Maha Kuasa atas izinnya dalam penyembuhan dari suatu penyakit.

B. Wisata Alam

Potensi wisata alam di kota Tidore Kepulauan juga sangat

mendukung potensi pariwisata yang merupakan asset yang harus

di jaga dan dilestarikan keberdaannya.

Ada beberapa potens wisata alam yang ada di kota Tidore

kepulauan antara lain :

Pantai Pulau Maitara : terletak di pulau Maitara yang berada d

antara Pulau Tidore dan Pulau Ternate. Pulau maitara ini di

kenal sebagai Pulau yang indah sehingga menjadikannya ikon

uang seribu rupiah.

Pantai Ake Sahu (Air Panas) ; terletak di Kecamatan Tidore

Timur dan dapat dijangkau kurang lebih 15 menit dari pusat

kota.

Pantai Cobo ; yang memiliki panorama hamparan pasir yang

sangat luas yang dilengkapi dengan gojebo/ shelter serta

fasilitas pendukung lainnya.

Kalaodi ; terletak di ketinggian 900 mdpl, terdapat pemukiman

(12)

BAB II Profil Kota Tidore Kepulauan

II - 11

keasrian alam seperti air terjun Luku Celeng dan air terjun

Goheba

Gura Bunga ; sebuah kelurahan yang berada dilereng gunung

kie matubu. Dikenal sebagai tempat tinggal sowohi atau

penghubung antara pihak kesultanan Tidore dengan roh para

leluhur. Jarak tempuh kelurahan Gura Bunga ke pusat kota ±15

menit.

Pantai Rum ; memiliki karakteristik air laut yang bersih,

bebatuan kecil dan berpasir halus. Jug terdapat benteng

peninggalan sejarah di pesisir pantai Rum.

Air Terjun Sigela ; terdapat di desa Sigela Kecamatan Oba,

dapat ditempuh ±4 jam perjalanan darat dari Pelabuhan laut

Sofifi dan berjarak 1 Km dari jalan raya.

Dan terdapat beberapa pantai di daratan oba wilayah kota

Tidore Kepulauan yang mempuyai keasrian pantai dan lautnya

dengan pemandangan alam yang sungguh indah dan menarik.

Potensi Pariwisata berupa Potensi Sejarah dan Potesi wisata alam

ini harus didukung juga dengan infrastruktur permukiman yang

memadai antara lain infrastruktur persampahan, infrastruktur air

limbah permukiman, infrastruktu air minum, jalan lingkungan dan

pelestarian ruang terbuka hijau, penataan kawasan pusaka sejarah

dsb. Di samping itu juga perlu kebijakan dan perencanaan

penataan bangunan pusaka melalui penerapan Perda Bangunan

Gedung dan penyusunan RTBL.

2.2.2. Potensi Ekonomi

A. Pertanian

Usaha peningkatan sector pertanian ditujukan pada perluasan lahan

pertanian tanaman pangan maupun perkebunan serta peningkatan

produksi melalui berbagai program untuk tanaman pangan, perkebunan ,

peternakan dan perikanan.

Usaha Pertanian dan perkebunan masih merupakan mata pencaharian

(13)

BAB II Profil Kota Tidore Kepulauan

II - 12

sector pertanian menjadi salah satu factor penting bagi peningkatan taraf

hidup dan kesejahteraan masyarakat.

Sektor pertanian yang meliputi Pertanian tanaman pangan, perkebunan,

peternakan dan holtikultura memiliki peran penting memberikan

lapanggan kerja bagi hampir separuh angkatan kerja di wilayah Kota

Tidore Kepulauan khususnya dan angkatan kerja Indonesia umumnya.

Sektor tersebut juga memberikan konstribusi nyata terhadap total nilai

ekspor dan produk Domestik Bruto (PDB).

B. Kelautan dan Perikanan

Berdasarkan data dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Tidore

Kepulauan bahwa Sumber daya Kelautan dan Perikanan sangat

melimpah dan bisa dimanfaatkan untuk peningkatan kesejahteraan

masyarakat serta meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Sumber daya kelautan yang ada diantaranya terumbu karang dengan

luas 685 hektar atau 6,85 Km² yang tersebar di wilayah pesisir dan

pulau-pulau kecil lainnya dengan keanekaragaman ikan karang yang

mendiamai daerah terumbu karang tersebut. Disamping itu juga terdapat

sumber daya hutan mangrove dengan luas 19.38 Km² atau 1.937,7

hektar yang tersebar di seluruh kecamatan.

Usaha perikanan di Kota Tidore kepulauan terdiri dari perikanan tangkap

dan perikanan budidaya. Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal

Perikanan Tangkap Kementrian Kelautan dan Perikanan yang dirilis

dalam profil Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Tidore Kepulauan

menunjukkan bahwa produk ikan di WPP RI 715 (termasuk perairan di

Kota Tidore Kepulaun) adalah ikan cakalang 88,6 ribu ton, ikan laying

63.9 ribu ton, iakng madidihang 27,1 ribu ton, ikan teri 23,2 ribu ton, ikan

tongkol 19,3 ribu ton dan ikan selar 17,6 ribu ton. Sedangkan armada

penangkap ikan yang digunakan nelayan tahun 2014, sejauh ini masih

didominasi oleh penggunaan motor tempel dengan kapasitas mesin 1- 10

PK. Yang menggunakan perahu tanpa motor mengalami penurunan dari

tahun 2013 sebanyak 269 armada menjadi 211 armada, diperkirakn

sisanya telah beralih menggunakan motor tempel.

Untuk perikanan Budidaya, saat ini giat dikembangkan dan memiliki

prospek yang sangat menjanjikan dimana kualitas peraran di kota Tidore

(14)

BAB II Profil Kota Tidore Kepulauan

II - 13

seperti di kelurahan Cobo (Pulau Tidore), Pulau Maitara, Pulau Mare,

lokasi hutan Mangrove Kelurahan Guraping Oba Utara dan gugusan

pulau-pulau Woda. Berdasarkan data dari Dinas Kelautan dan Perikanan

Kota Tidore Kepulauan menunjukkan bahwa bididaya perikanan di Kota

Tidore Kepulauan menggunakan keramba jarring apung, budidaya

udang, tambak, budidaya rumput laut dan budidaya ikan air tawar.

C. Kehutanan

Luas hutan Kota Tidore Kepulauan cukup besar. Luas hutan

tersebut terbagi menjadi 4 areal hutan dengan luas masing-masing

adalah sebagai berikut ;

 Hutan Konservasi dengan luas areal 38.712 hektar

 Hutan Lindung dengan luas areal 17.320 hektar

 Hutan Produksi terbatas dengan luas areal 25.320 hektar

 Hutan Konversi dengan luas areal 49.900 hektar

Dalam kawasan hutan tersebut diatas, terdapat potensi kehutanan

berupa berg=bagai jenis kayu yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi,

baik untuk perdagangan di dalam wilayah Kota Tidore Kepulauan

maupun di luar Kota Tidore Kepulauan. Selain kayu, jug terdapat potensi

kehutanan lainnya seperti rotan, damar, kulit lawing dan lain-lain.

Potensi-potensi kehutanan ini dapat memberikan kontribusi bagi PDRB kota

Tidore Kepulauan.

D. Pertambangan dan Energi

Wilayah Kota Tidore Kepulauan memiliki potensi bahan galian

mineral yang menjanjikan.Potensi Pertambangan dan energy ini juga

dapat memberikan konstribusi untuk menopang PDRB Kota Tidore

Kepulauan.

Bahan galian dan mineral tersebut adalah mineral logam yang terdiri

dari pasir pantai, tanah urug, batu apung, pasir batu, dan pasir gali yang

tersebar di kecamatan Tidore Timur, Tidore Utara, Tidore, Kecamatan

Oba Utara, Oba Tengah dan Oba Selatan. Mineral batuan yang

penyebarannya berada di kecamatan Tidore, Tidore Utara, Tidore

Selatan, Oba Utara, Oba Tengah, Oba dan kecamatan Oba Selatan.

Selain mineral non logam dan mineral batuan terdapat juga mineral

(15)

BAB II Profil Kota Tidore Kepulauan

II - 14

endapan bahan galian emas terdapat di daratan Oba tepatnya di

Kecamatan Oba Tengah Desa Noamake, Akedotilou, Aketobololo dan

Kelurahan Akelamo, di Kcamatan Oba Utara terdapat Desa Kaiyasa,

namun belum ada hasil dan di Kecamatan Oba Selatan terdapat di desa

Nuku. Sedangkan bahan galian nikel di Kota Tidore Kepulauan berada

tepatnya di desa Woda Kecamatan Oba dan desa Hager Kecamatan Oba

Selatan.

E. Industri.

Perkembangan perekonomian Kota Tidore Kepulauan tidak terlepas

dari peran kegiatan industry, perdagangan UMKM dan Koperasi

sertalembaga keuangan lainnya.Nilai tambah yang dihasilkan kegiatan

industry pengolahan di daerah ini direalisasikan dalam berbagai usaha

industry skala besar, skala kecil dan menengah maupun industry rumah

tangga tentunya memiliki nilai strategis. Aktifitas Usaha tersebut dapat

mengoptimalkan pemanfaatan bahan baku local, meningkatkan kapasitas

produksi daerah dan menyerap tenaga kerja Industri yang ada di

Kota Tidore Kepulauan lebih banyak didominasi oleh industry kecil dengn

tenaga kerja antara 5 sampai 9 orang dan industry rumah tangga dengan

tenaga kerja sekitar 1 sampai 4 orang. Pada tahun 2011 jumlah unit

usaha industry kecil adalah 772 dengan total tenaga kerja 2728 orang

sedangkan pada tahun 2012 mengalami peningkatan unit usaha industry

kecil menjadi 804 namun tenaga kerja mengalami penurunan menjadi

2335 orang.

F. Perdagangan

Perdagangan baik barang maupun jasa merupakan sector penting

bagi perkembangan sebuah kota, namun sejauh ini sector perdagangan

belum berkembang secara baik sehingga belum mampu memberikan

konstrbusi yang signifikan bagi pertumbuhan ekonomi dan membuka

lapangan pekerjaan. Dengan demikian perlu upaya secara serius untuk

mengembangkan sector perdagangan sebagai salah satu sector

unggulan untuk menunjang perkembangan ekonomi kota Tidore

Kepulauan.

(16)

BAB II Profil Kota Tidore Kepulauan

II - 15

Faktor utama untuk kelancaran perhubungan darat adalah

tersedianya sarana jalan karena merupakan prasarana pengangkutan

darat yang paling penting untuk memperlancar kegiatan perekonomian.

Dengan makin meningkatnya jumlah peduduk dan aktifitas pembangunan

maka akan menuntut peningkatan pembangunan jalan untuk

memudahkan mobilitas penduduk dan memperlancar lalulintas barang

dari satu daerah ke daerah lainnya. Sampai dengan akhir tahun 2014

telah terdapat jalan aspal sepanjang 212.250,19 Km dan dengan kondisi

jalan baik sepanjang 234.653,23 Km.sedangkan untuk transportasi laut,

Perhubungan laut merupakan transportasi utama untuk menghubungkan

masyarakat antar puau. Sarana tersebut tersebar di semua kecamatan

dalam wilayah Kota Tidore Kepulauan dan selelu diupayakan sarana

pendukung lainnya untuk dapat memudahkan mobilitas masyarakat

antar pulau. Dari data kantor Pelabuhan Soa Sio perkembangan jumlah

kegiatan Operasional Pelabuhan Goto Kota Tdore Kepulauan tahun

2014, dimana tercatat ±1.913 kunjungan kapal dengan muatan bongkar

berkisar 21.294 ton dan muatan muat berkisar 27.004.063 ton dengan

jumlah penumpang turun sebanyak 46.996 orang dan penumpang naik

sebanyak 22.189 penumpang.

H. Keuangan dan Harga

Roda Pemerintahan dan pembangunan di derah tidak akan pernah

bergerak kalau tidak didukung Anggaran Pendapatan dan Belanja yang

memadai. Sesuai dengan syarat Pembangunan yang berkelanjutan,

maka Pemeritah Daerah akan senantiasa meningkatkan anggaran

pendapatan dan belanja daerahnya.

Pelaksanaan Otonomi Daerah dan Desentralisasi Fiskal telah

meningkatkan peran dan tanggung jawab Pemerintah Daerah dalam

mengelola pembangunan dan meningkatkan kesejahteraan

masyarakatnya.Sebagai konsekuensi pembebanan tugas dan tanggung

jawab ke daerah yang semakin besar, kepada derah telah diserahkan

sumber pendanaan yang terus meningkat yang signifikan dari tahun ke

tahun, baik melalui skema transfer maupun penyerahan kewenangan

perpajakan daerah dan retribusi daerah. Pengelolaan dana tersebut

sudah seharusnya dilaksanakan sebai-baiknya sehingga dapat

(17)

BAB II Profil Kota Tidore Kepulauan

II - 16

dana tersebut benar-benar dimanfaatkan untuk program dan kegiatan

yang memiliki nilai tambah besar bagi masyarakat.

Struktur ekonomi suatu wilayah dapat dilihat melalui konstribusi

masing-masing lapangan usaha. Indicator ini berperan penting dalam mengetahui

kategori lapangan usaha apa saja yang menjadi penyumbang terbesar

dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Dengan kata lain kategori

lapangan usaha yang menyumbang PDRB terbesar merupakan sector

ekonomi yang menjadi penopang dari perekonomian suatu Wilayah..

Struktur ekonomi Kota Tidore Kepulauan sangat ditentukan oleh

besarnya peranan masing-masing sektor ekonomi dalam memproduksi

barang dan jasa di wilayah ini.

PDRB dapat memberikan informasi penting tentang potensi ekonomi

local, konstribusi setiap sector ekonomi, pertumbuhan ekonomi setiap

sector sekaligus dapat memberikan gambaran ekonomi dalam 1 tahun

dan melihat peluang prospek ekonomi ke depan. Pemerintah Kota

Tidore Kepulauan dapat menggunakan informasi tersebut agar tahap

demi tahap pembangunan dapat menggali potensi ekonomi di wilayah ini.

Kalangan swasta jug dapat menggunakan informasi dari angka PDRB

berikut turunannya untuk mencari peluang bisnis yang berpotensi

memberikan nilai tambah maksimal yang dapat menciptakan lapangan

pekerjaan.

Nilai PDRB Kota Tidore Kepulauan atas dasar harga tahun 2014 sebesar

Rp.1.869.689,1 dengan konstribusi terbesar diberikan oleh Administrasi

Pemerintahan, Pertahanan dan jaminan social wajib yakni sebesar

Rp.712.762,2 atau hampir 50% dari total PDRB sedangkan nilai PDRB

atas dasar harga konstan (adhk) tahun 2013 sebesar Rp.322.871,01

dengan laju pertumbuhan ekonomi sebesar 6,11%.

Tabel Berikut menunjukkan prosentase peranan PDRB menurut

(18)

BAB II Profil Kota Tidore Kepulauan

II - 17

Tabel. II.4. Prosentase peranan PDRB Kota Tidore Kepulauan menurut Lapangan Usaha tahun 2010 - 2014

2010 2011 2012 2013* 2014**

A Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 27.69 26.86 27.02 26.35 25.36

B Pertambangan dan Penggalian 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06

C Industri Pengolahan 4.75 4.49 4.29 4.24 4.24

D Pengadaan listrik dan gas 0.08 0.08 0.08 0.06 0.08

E Pengadaan air, Pengelolaan Sampah, limbah dan daur ulang 0.15 0.14 0.13 0.14 0.14

F Konstruksi 6.6 6.44 6.63 6.41 6.27

G Perdagangan besar dan eceran, Reparasi mobil dan sepeda motor 9.6 9.54 9.49 9.83 9.86

H Transportasi dan pergudangan 3.44 3.29 3.25 3.42 3.57

I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17

J informasi dan Komunikasi 3.56 3.41 3.24 3.24 3.22

K Jasa Keuangan dan Asuransi 1.82 2.13 2.29 2.35 2.55

L Real Estate 0.09 0.09 0.08 0.08 0.08

M,N Jasa Perusahaan 0.45 0.42 0.40 0.40 0.38

O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan sosial wajib 34.54 36.14 36.44 36.92 38.12

P Jasa Pendidikan 4.41 4.25 4.00 3.95 3.80

Q Jasa kesehatan dan kegiatan sosial 1.98 1.94 1.86 1.87 1.91

R, S, T, U Jasa lainnya 0.63 0.58 0.56 0.53 0.50

Catatan : * Angka sementara/preliminart Figures Sumber ; Tinjauan PDRB Kota Tidore Kepulauan 2014

** Angka sangat sementara/Very preliminart Figures

PROSENTASE PDRB ( %)

(19)

BAB II Profil Kota Tidore Kepulauan

II - 18

Tabel Berikut ini menunjukkan Laju Pertumbuhan Riil PDRB menurut Lapangan Usaha tahun 2011-2014.

Tabel.II.5. Prosentase Laju Pertumbuhan Riil PDRB Kota Tidore Kepulauan menurut Lapangan Usaha tahun 2011 - 2014

*Angka Sementara/Preliminary Figures

Sumber : Tinjauan PDRB Kota Tidore Kepulauan 2014

**Angka sangat Sementara / very Preliminary Figure

2011 2012 2013* 2014**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

A Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 3.33 5.86 3.03 2.09

B Pertambangan dan Penggalian 5.77 7.80 3.20 3.12

C Industri Pengolahan 1.99 3.11 5.79 8.88

D Pengadaan listrik dan gas 18.92 20.14 -6.33 48.04

E Pengadaan air, Pengelolaan Sampah, limbah dan daur ulang 2.96 5.82 5,24 10.72

F Konstruksi 6.65 12.65 3.75 3.96

G Perdagangan besar dan eceran, Reparasi mobil dan sepeda motor 6.00 7.97 12.34 10.03

H Transportasi dan pergudangan 4.60 7.45 7.11 9.02

I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 4.00 5.87 2.52 5.16

J informasi dan Komunikasi 5.81 5.26 8.97 8.97

K Jasa Keuangan dan Asuransi 25.56 10.21 8.48 3.31

L Real Estate 7.17 5.56 4,23 5.86

M,N Jasa Perusahaan 2.89 3.57 6.28 4.52

O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan sosial wajib 9.00 5,72 7,04 9.79

P Jasa Pendidikan 6,23 3,71 3.52 4.63

Q Jasa kesehatan dan kegiatan sosial 6.59 5.59 7.93 7.82

R, S, T, U Jasa lainnya 1.21 3.40 3.25 5.13

6.43 6.35 6.11 6.89

KATEGORI URAIAN PROSENTASE PDRB ( %)

(20)

BAB II Profil Kota Tidore Kepulauan

II - 19

2.3. Demografi dan Urbanisasi

2.3.1. Jumlah Penduduk dan Sebaran Penduduk Kota Tidore Kepulauan

Jumlah penduduk Tidore Kepulauan tahun 2014 diperkirakan sekitar 95.813

jiwa yang terdiri dari 48.282 laki-laki dan 47.531 perempuan. Apabila

dibandingkan dengan luas wilayah Kota Tidore Kepulauan, maka rata-rata

jumlah penduduk per Km² atau kepadatan penduduk adalah 62 jiwa per Km².

selanjutnya bila kita lihat penyebaran penduduk di tiap kecamatan, maka

Kecamatan Tidore yang paling banyak penduduknya dengan jumlah 18.660

jiwa dan kecamatan yang berpenduduk paling sedikit adalah kecamatan Oba

Selatan dengan jumlah penduduk sebesar 5.220 jiwa.

Bila kita lihat dari kepadatan penduduk maka kecamatan Tidore merupakan

kecamatan yang paling terpadat penduduknya dengan jumlah 517 jiwa/Km²,

disusul kecamatan Tidore Utara dengan kepadatan 390 jiwa/km² dan

kecamatan yang paling jarang penduduknya adalah kecamatan Oba Tengah

dengan kepadatan 21 jiwa/km².

Jumlah angkatan kerja Kota Tidore Kepulauan tahun 2014 adalah sebanyak

44.880 jiwa atau meningkat sebanyak 550 jiwa dibandingkan dengan tahun

2013. Dari angkatan kerja tersebut, jumlah penduduk yang bekerja pada

tahun 2014 adalah sebanyak 42.259 jiwa atau berkurang sebanyak 1.244 jiwa

dibandingkan dengan tahun 2013. Berkurangnya jumlah penduduk bekerja

2014 juga diikuti dengan peningkatan tingkat pengangguran terbuka (TPT)

Kota Tidore Kepulauan menjadi 3,69% atau meningkat menjadi 97,32%

dibandingkan dengan tahun 2013.

Dari 42.259 penduduk yang bekerja di Kota Tidore Kepulauan di tahun 2014,

sebanyak 17.042 jiwa atau 41% diantaranya bekerja di sector pertanian,

perkebunan, kehutanan, perburuan dan perikanan, sedangkan sebanyak

8.565 jiwa atau 20% bekerja di sector jasa kemasyarakatan, social dan

perorangan. Dan pendudukyang bekerja disektor perdagangan, rumah

(21)

BAB II Profil Kota Tidore Kepulauan

II - 20

Gambar II.5.

Sebaran Penduduk Kota Tidore Kepulauan berdasarkan Kecamatan

Sumber : Kota Tidore Kepulauan Dalam Angka 2015

Tabel. II.6. Jumlah Penduduk dan Sebaran Penduduk Kota Tidore Kepulauan berdasarkan Kecamatan tahun 2014

KEPADATAN

KM² PERSEN (%) JIWA PERSEN (%) PENDUDUK

1 TIDORE UTARA 37.64 2.43% 14,684 15.33 390

2 TIDORE SELATAN 42.40 2.73% 13,226 13.80 312

3 TIDORE 36.08 2.33% 18,660 19.48 517

4 TIDORE TIMUR 34.00 2.19% 8,104 8.46 238

5 OBA UTARA 376.00 24.25% 15,718 16.40 42

6 OBA TENGAH 424.00 27.35% 9,101 9.50 21

7 OBA 403.67 26.04% 11,100 11.59 27

8 OBA SELATAN 196.58 12.68% 5,220 5.45 17

1,550.37 100% 95,813.00 100% 62

LUAS WILAYAH PENDUDUK

(22)

BAB II Profil Kota Tidore Kepulauan

II - 21

Gambar II.6.

Laju Pertumbuhan Penduduk Kota Tidore Kepulauan berdasarkan Kecamatan

Sumber :

Kota Tidore Kepulauan Dalam Angka 2015

Tabel. II.7. Laju Pertumbuhan Penduduk Kota Tidore Kepulauan berdasarkan Kecamatan

2013 2014

1 2 3 4

1 TIDORE UTARA 15,274 14,684

2 TIDORE SELATAN 13,768 13,226

3 TIDORE 19,357 18,660

(23)

BAB II Profil Kota Tidore Kepulauan

II - 22

I ANGKATAN KERJA 26,209 17,671 43,880

1. Bekerja 24,828 17,431 42,259

2. Pengangguran 1,381 240 1,621

II BUKAN ANGKATAN KERJA Sekolah, Mengurus Rumah tangga dan lainnya

32,862 32,878 65,740

79.75 53.75 66.75

5.25 1.36 3.69

NO JENIS KEGIATAN UTAMA PEREMPUAN JUMLAH

6,653 15,207 21,860

Jumlah / Total

LAKI-LAKI

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)

Penduduk berumur 15 tahun ke atas menurut Jenis Kegiatan Utama

Tabel II.10.

Penduduk yang bekerja menurut Status Pekerjaan

Sumber :Kota Tidore Kepulauan Dalam Angka 2015 Sumber :Kota Tidore Kepulauan Dalam Angka 2015

LAKI-LAKI PEREMPUAN JIWA

1 TIDORE UTARA 7,338 7,346 14,684 100

2 TIDORE SELATAN 6,533 6,693 13,226 99

3 TIDORE 9,325 9,335 18,660 100

4 TIDORE TIMUR 4,071 4,033 8,104 101

5 OBA UTARA 8,018 7,700 15,718 104

1 Berusaha sendiri 5,228 3,556 8,784

Berusaha di bantu buruh tdk tetap/buruh tidak dibayar Berusaha di bantu buruh tetap/buruh dibayar

4 Buruh/Karyawan/Pegawai 9,074 5,792 14,866

5 Pekerja Bebas 1,541 169 1,710

6 Pekerja Keluarga 1,536 6,077 7,613

(24)

BAB II Profil Kota Tidore Kepulauan

II - 23

Tabel II.11.

Klasifikasi Keluarga Per Kecamatan di wilayah Kota Tidore Kepulauan tahun 2014

Tabel II.13.

Indeks Kedalaman dan Keparahan Kemiskinan di Kota Tidore Kepulauan 2011-2014 Tabel II.12.

Garis Kemiskinan dan Penduduk Miskin Kota Tidore Kepulauan tahun 2010-2014

Sumber :Kota Tidore Kepulauan Dalam Angka 2015

I II III III+

1 TIDORE UTARA 185 465 1,284 1,813 194 3,941

2 TIDORE SELATAN 84 482 604 2,186 276 3,632

(25)

BAB II Profil Kota Tidore Kepulauan

II - 24

2.3.2. Proyeksi Jumlah Penduduk dan Pertumbuhan Penduduk 5 Tahun Ke depan

Dengan berasumsi bahwa tahun awal data (2010) sampai dengan tahun akhir data (2014) pertumbuhan penduduk meningkat

sama untuk dua puluh tahun ke depan, maka proyeksi penduduk yang mendekati tren pertumbuhan penduduk Kota Tidore

Kepulauan eksisting adalah proyeksi penduduk eksponensial.

Tabel II.14. Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Kota Tidore Kepulauan Gambar II.7. Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Kota Tidore Kepulauan

Tahun 2010, 2015 dan 2020, 5 tahun ke depan (2015 - 2020)

No. Kecamatan Proyeksi Jumlah PenduduK

2010 2015 2020

1 Tidore 21.534 23.516 25.680

2 Tidore Selatan 15.791 17.714 19.871

3 Tidore Utara 16.711 18.104 19.614

4 Tidore Timur 7.907 8.634 9.429

5 Oba 10.426 11.371 12.403

6 Oba Utara 11.044 11.885 12.790

7 Oba Selatan 5.186 5.656 6.169

8 Oba Tengah 6.630 7.135 7.678

Kota Tidore Kepulauan 95.146 103.689 112.998

Sumber: Analisis Studio

0 5 10 15 20 25 30

Penduduk 2015

(26)

BAB II Profil Kota Tidore Kepulauan

II - 25

Rata-rata pertumbuhan penduduk di Kota Tidore Kepulauan sebesar 1,72%.

Rata-rata pertumbuhan tertinggi sebesar 12,18% di Tidore Selatan.

Tabel II.15. Rata-rata Pertumbuhan Penduduk Kota Tidore Kepulauan

No. Kecamatan Rata-Rata Pertumbuhan

Penduduk (%)

Kota Tidore Kepulauan 1,72

Dinamika penduduk tersebut menjadi landasan perkiraan jumlah

penduduk pada tahun perencanaan.Jumlah penduduk selama tahun

perencanaan terhitung April 2010 – Maret 2030 direncanakan mengalami

perkembangan alami.Khusus untuk Oba Utara yang di dalamnya terdapat

Kota Sofifi direncanakan pertumbuhan penduduknya dua kali lebih dari

pertumbuhan tertinggi di Kota Tidore Kepulauan. Pertumbuhan penduduk

sebanyak dua kali lebih besar didasari perencanaan bahwa Kota Sofifi

akan menjadi ibukota provinsi dengan fenomena perpindahan penduduk

yang tinggi. Tahun 2015 rencana jumlah penduduk Kota Tidore Kepulauan

sebesar 106.926 jiwa dan tahun 2030 direncanakan jumlah penduduk

bertambah menjadi 150.360 jiwa. Rencana pertumbuhan penduduk

rata-rata diperkirakan sebesar 1,99%. Perkiraan distribusi penduduk lebih

banyak tersebar di Pulau Tidore khususnya Kecamatan Tidore.Kepadatan

tertinggi diperkirakan berada di Kecamatan Tidore dan kepadatan

terendah di Kecamatan Oba Tengah.Dengan proyeksi jumlah penduduk

tersebut maka perkiraan luas lahan untuk permukiman terbanyak di

Kecamatan Tidore Kepulauan.Kondisi tersebut dapat dikatakan sebagai

(27)

BAB II Profil Kota Tidore Kepulauan

II - 26

Tabel II. 16. Rencana Jumlah Penduduk Tahun 2015 dan 2030 (Jiwa)

No. Kecamatan

Kota Tidore Kepulauan 106.926 150.360 Sumber: Hasil Analisis Studio

Ketidakmerataan jumlah penduduk di Kota Tidore Kepulauan dikarenakan

adanya ketidakmerataan fasilitas pelayanan dan lokasi yang dipisahkan

oleh laut sedangkan jalan darat tidak dapat mengakomodasi secara

maksimal.Ketidakmerataan jumlah penduduk juga menyebabkan

perbedaan terhadap perkembangan wilayah.Sehingga dengan tujuan agar

tercipta pemerataan pembangunan maka perlu adanya arahan

pengembangan dan distribusi penduduk di Kota Tidore Kepulauan.

Dengan tujuan pengembangan perencanaan yaitu menyamaratakan

pembangunan terutama di daerah tertinggal, maka strategi

pengembangan penduduk dilakukan pada upaya pemerataan distribusi

penduduk.Dalam pengembangannya, distribusi penduduk di wilayah

perencanaan diarahkan untuk menempati peruntukan kawasan

permukiman.Hal ini untuk menjaga optimalisasi pemanfaatan lahan

dengan mengalokasikan distribusi penduduk pada permukiman dan

menghambat pertumbuhan permukiman pada kawasan lindung dan rawan

bencana.Skenario dan arahan pengembangan distribusi penduduk

bertujuan untuk mencapai pembangunan wilayah yang merata dan sesuai

dengan daya dukung lingkungan.Untuk itu, pengembangan distribusi

jumlah penduduk memperhatikan beberapa aspek, seperti aspek

lingkungan dan arahan pengembangan wilayah.

Arahan distribusi penduduk di Kota Tidore Kepulauan antara lain adalah

(28)

BAB II Profil Kota Tidore Kepulauan

II - 27

 Pusat-pusat kegiatan dan pusat kegiatan baru diarahkan mempunyai kepadatan penduduk tinggi.

 Pusat kegiatan yang telah berkembang menjadi area terbangun diupayakan mempunyai kepadatan penduduk sedang.

 Kawasan-kawasan rentan bencana geologi diupayakan memiliki kepadatan penduduk rendah.

Secara umum, terdapat tiga tindakan yang dilakukan terkait dengan

rencana distribusi penduduk, yaitu:

 Menghambat Laju Pertumbuhan Penduduk

Langkah ini dilakukan di kawasan permukiman dengan resiko bencana

geologi tinggi dan kawasan lindung, seperti di bagian pulau Tidore yang

rawan bencana gunung api. Tindakan menghambat laju distribusi

penduduk di kawasan ini antara lain dilakukan dengan pembatasan

pengembangan permukiman di lokasi tersebut dan tidak mengembangkan

fasilitas pelayanan pada daerah tersebut.

 Mengontrol Perkembangan Distribusi Penduduk

Definisi mengontrol distribusi penduduk di sini adalah dengan membatasi

perkembangan penduduk, khususnya terkait dengan pertumbuhan lahan

permukiman pada peruntukkan permukiman di wilayah terkait.Hal ini untuk

memastikan pertumbuhan penduduk yang ada tidak menimbulkan efek

negatif minimal bagi wilayah perencanaan.Langkah ini banyak dilakukan di

bagian perkotaan khususnya pulau Tidore.Upaya ini dilakukan pada

beberapa daerah pengembangan dengan kepadatan penduduk

tinggi.Sehingga wilayah permukiman menjadi kompak, mengumpul dan

tidak menyebar di peruntukan lahan hutan lindung.

 Memacu Pertumbuhan Penduduk

Langkah memacu pertumbuhan penduduk dilakukan di kawasan dengan

kriteria jumah penduduk sedikit dan ketersediaan lahan kosong masih

luas.Penerapan langkah ini dapat dilakukan dengan upaya merangsang

kawasan terkait agar lebih sesuai bagi peruntukkan perkotaan, baik

dengan rekayasa teknologi, maupun dengan tindakan insentif dan

disinsentif oleh pemerintah. Langkah ini diterapkan pada wilayah Kota

(29)

BAB II Profil Kota Tidore Kepulauan

II - 28

pengembangan kegiatan lokal di Gita-Payahe dan ibukota-ibukota

Kecamatan Loleo-Akelamo dan Lifofa.

Dalam implementasinya, pengembangan distribusi penduduk ini juga

harus disertai dengan pengembangan sarana prasarana pendukung,

khususnya fasilitas pendukung permukiman untuk memacu tumbuhnya

permukiman di beberapa lokasi yang dipacu untuk memiliki laju

pertumbuhan penduduk pesat.

Gambar 7. 1 Skema Rencana Skenario Distribusi Penduduk

Perhitungan distribusi penduduk optimum disesuaikan dengan skenario

distribusi penduduk. Hasil perhitungan distribusi penduduk optimum

sesuai dnegan skenario dapat diketahui bahwa penduduk Kota Tidore

Kepulauan terdistribusi ke Kota Sofifi dan Oba Utara sebanyak 27,05%.

Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk hasil rencana, maka dapat

diketahui bahwa jumlah penduduk yang direncanakan di Kota Sofifi

masih dapat ditampung karena jumlah penduduk optimum tahun 2030

diperkirakan sebesar 32.323 jiwa. Sedangkan jumlah penduduk rencana

Pulau Tidore melebihi jumlah penduduk optimum. Sehingga dalam

perencanaan distribusi penduduk dapat diarahkan ke wilayah Kota

(30)

BAB II Profil Kota Tidore Kepulauan

II - 29

Tabel II.17. Distribusi penduduk 2008 dan Perkiraan Distribusi Penduduk Dan

Kepadatan Optimum Tahun 2030

Tabel II.18.Perbandingan Jumlah Penduduk Rencana dengan Jumlah Penduduk Optimum Th 2030

No. Kecamatan

1 Tidore 30.625 9.129 Melebihi jumlah penduduk optimum 2 Tidore Selatan 25.005 14.621 Melebihi jumlah penduduk optimum 3 Tidore Utara 23.021 20.606 Melebihi jumlah penduduk optimum 4 Tidore Timur 11.244 3.671 Melebihi jumlah penduduk optimum

5 Oba 14.755 12.565 Melebihi jumlah penduduk optimum

6 Oba Utara 29.480 32.323 Belum melebihi jumlah penduduk optimum 7 Oba Selatan 7.339 10.075 Belum melebihi jumlah penduduk optimum 8 Oba Tengah 8.892 16.521 Belum melebihi jumlah penduduk optimum Kota Tidore Kepulauan 150.360 119.511

Sumber: Hasil Analisis Studio

Untuk mencapai tujuan pemerataan distribusi penduduk di Kota Tidore

Kepulauan, maka dilakukan beberapa upaya berikut ini:

 Pembatasan KDB dan ketinggian bangunan di kawasan padat perkotaan Pulau Tidore yang bertujuan untuk membatasi

pertumbuhan bangunan agar menjadi kota sehat.

 Penetapan Pajak Bumi dan Bangunan yang relatif lebih tinggi di Pulau Tidore untuk menghambat laju permukiman di kawasan tersebut.

 Menerapkan PBB yang relatif rendah pada beberapa tahun awal

pembangunan untuk memacu pertumbuhan kawasan di pusat-pusat

layanan kegiatan baru dan di kawasan yang telah ditetapkan dalam

(31)

BAB II Profil Kota Tidore Kepulauan

II - 30

permukiman yang kondisinya masih tertinggal untuk memacu

pertumbuhan blok terkait.

 Pada daerah yang ditetapkan sebagai pusat layanan kegiatan

berskala kecamatan diberikan kemudahan ijin dan administrasi

sebagai pemacu pertumbuhan di kawasan tersebut.

 Pada kawasan rawan bencana, tidak diberikan ijin bagi pengembangan permukiman yang kurang sesuai dengan standar

bangunan anti gempa dan memiliki KDB maupun KLB tidak sesuai

dengan rencana tata ruang.

 Tidak diberikan ijin pembangunan kompleks permukiman baru oleh pengembang bagi kawasan yang perlu dihambat pertumbuhan

penduduknya.

 Peningkatan layanan sarana prasarana dan angkutan umum untuk

mendorong tumbuhnya wilayah pinggiran agar sesuai dengan arahan

penataan ruang

2.4. Isu Strategis Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan

2.4.1. Data Perkembangan PDRB dan Potensi Ekonomi

2.4.1.1. Pertanian Kehutanan dan Perikanan

Kategori/Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikan Lapangan

usaha ini terdiri an merupakan penyumbang terbesar kedua

pada perekonomian Kota Tidore Kepulauan tahun 2014 yaitu

sebesar 25,36%. Lapangan usaha ini terdiri atas 3 sub

kategori yaitu Pertanian; Peternakan; Perburuan dan jasa

(32)

BAB II Profil Kota Tidore Kepulauan

II - 31

Tabel II.19.

Prosentase Peranan Lapangan Usaha terhadap PDRB Kategori Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian Tahun 2010 - 2014

No. Lapangan Usaha 2010 2011 2012 2013* 2014**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian 66,08 66,30 68,13 69,29 64,48

2. Kehutanan dan Penebangan Kayu 4,52 4,34 4,04 3,08 3,36

3 Perikanan 29,40 29,35 27,83 27,91 27,66

Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 100 100 100 100 100

*Angka sementara/Preliminary Figures

** Angka sangat sementara/Very Preliminary Figures

Tabel di atas terlihat bahwa dalam kurun waktu 2010 – 2014, sub kategori Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa

Peranian cenderung mengalami peningkatan dalam menyumbang kategori Pertanian, Kehutanan dan Perikanan. Sub

kategori ini juga memberikan konstribusi terbesar pada sector Pertanian, Kehutanan dan Perkanan di bandingkan

dengan subkategori lainnya. Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa masih menjadi lapangan usaha tumpuan

masyarakat Kota Tidore Kepulauan terutama apada tananman Perkebunan tahunan. Pada subkategori kedua yang

memberikan sumbangan besar adalah perikanan sebesar 27,66 pada tahun 2014. Sejak tahun 2010 terlihat bahwa

prosentase distribusi pada subkategori Perikanan ini dari tahun ke tahun semakin menurun. Hal tersebut diindikasikan

oleh banyaknya nelayan tidore yang beralih profesi pada kategori konstruksi dan subsector Pertanian. Namun

demikian subkategori perikanan ini sebenarnya masih memiliki potensi untuk dapat berkembang mengingat ikan

(33)

BAB II Profil Kota Tidore Kepulauan

II - 32

2.4.1.2. Pertambangan dan Pengglian

Tabel II.20.

Prosentase Peranan Lapangan Usaha terhadap PDRB Kategori Pertambangan dan Penggalian

No. Lapangan Usaha 2010 2011 2012 2013* 2014**

(1) - - - -

-1. Pertambangan Minyak, Gas dan Panas Bumi - - - -

-2. Pertambangan Batu Bara dan Lignit - - - -

-3 Pertambangan biji logam - - - -

-4 Pertambangan dan Penggalan lainnya 100 100 100 100 100

Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 100 100 100 100 100

*Angka sementara/Preliminary Figures

** Angka sangat sementara/Very Preliminary Figures

Kategori pertambangan dan penggalian lainnya hanya terdapat subkategori pertambangan dan penggalian lainnya

karena di wilayah Kota Tidore Kepulauan tidak terdapat pertambangan minyak, gas dan panas bumi, batubara dan

lignit maupun biji logam. Pertambangan dan penggalian lainnya yaitu berupa pertambangan pasir dan batu yang

sebagian besar digunakan untuk bangunan. Perusahaan penggalian dengan skala yang agak besar berada di daratan

Oba Utara dimana hasilnya biasa dikirim juga ke daerah lain seperti di Ternate dan Halmahera Utara. Pertumbuhan

subkategori ini pada tahun 2012 mengalami kenaikan bila dibandingkan tahun 2011. Akan tetapi pada tahun

selanjutnya yaitu tahun 2013-2014 sub kategori ini terus mengalami peurunan.

(34)

BAB II Profil Kota Tidore Kepulauan

II - 33

Tabel II.9.

Prosentase Peranan Lapangan Usaha terhadap PDRB Kategori Pertambangan dan Penggalian

2.4.1.3. I

ndustry Pengolahan

Kombinasi Industri Pengolahan terhadap nilai PDRB Kota Tidore Kepulauan

hanya sekotar 4% dalam rentang tahun 2010-2014. Selama kurun waktu

terebut menunjukkan penurunan konstribusi di sector ini yaki dari 475 di

tahun 2010 menjadi 4,24 di tahun 2014. Namun jika dilihat dari laju

pertumbuhannya menunjukkan tren yang naik. Industry makanan dan

minuman serta industry kayu, barang dari kayu dan gabus dan barang

anyaman dari bambu, rotan dan sejenisnya merupakan sector yang

dominan dalam kategori industry pengolahan ini.

Gambar II.10.

Prosentase Peranan Lapangan Usaha terhadap PDRB Kategori Industri Pengolahan

(35)

BAB II Profil Kota Tidore Kepulauan

II - 34

2.4.1.4. Pengadaan Listrik dan Gas

Listrik merupakan sector penting yang berperan dalam

Pembangunan wilayah. Selain sebagai kebutuhan dasar rumah

tangga, sector yang juga merupakan factor produksi ini menentukan

laju pertumbuhan di sector lain seperti industry, jasa pendidikan,

Kesehatan dan lainnya. Konstribusi pengadaan listrik dan gas pada

PDRB Kota Tidore Kepulauan relative kecil yaitu antara 0,06 – 0,08%

sepanjang 2010 hingga 2014. Meskipun memberikan share yang

kecil namun laju pertumbuhan PDRB pengadaan listrik dan gas

tergolong cukup besar pada tahun 2014 sebesar 48,04%. Adanya

pembangunan pembangkit listrik tenaga uap di rum Tidore

diharapkan memberikan andil besar dalam pemenuhan kebutuhan

listrik di wilayah Tidore Kepulauan serta daerah sekitarnnya.

Tabel II.21.

Prosentase Peranan Lapangan Usaha terhadap PDRB KategoriPengadaan Listrik dan Gas tahun 2010-2014

** Angka sangat sementara/Very Preliminary Figures

2.4.1.5. Pengadaan Air, Pengolahan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

Cakupan dari kategori pengadaan air, pengolahan sampah, limbah

dan air limbah meliputi kegiatan ekonomi pengmupulan, pengolahan

dan pendistribusian air melalui berbagai saluran pipa untuk

kebutuhan rumah tangga dan industry. Peranan kategori ini

padaPDRB Kota Tidore Kepulauan Selama tahun 2010 – 2914

rata-rata sebesar 0,14%. Hal tersebut dipengaruhi oleh karena wilayah

Tidore Kepulauan dimana 70% masyarakatnya memanfaatkan air

(36)

BAB II Profil Kota Tidore Kepulauan

II - 35

Meskipun memberikan konstribusi yang relative kecil, akan tetapi

laju prtumbuhan pada kategori ini memlki tren yang relative semakin

meningkat dari tahun ke tahun. Pertumbuhan tertinggi di kategori ini

dicapai pada tahun 2014 sebesar 10,72%, naik 2 kali lipat

dibandingkan dengan tahun tahun sebelumnya

Gambr II.11.

Prosentase Laju Pertumbuhan PDRB Kategori Pengadaan Air, Pengolahan sampah,Limbah dan Daur Ulang tahun 2010-2014

2.4.1.6. Konstruksi

Sebesar 6,27% Perekonomian Kota Tidore Kepulauan ditopang oleh

kategori ini, yang di tahu 2014 lebih rendah yaitu 0,14%

dibandingkan dengan tahun 2013. Secara umum dalam kurun waktu

2010 -2014 konstribusi kategpri konstruksi cenderung mengalami

penurunan. Laju pertumbuhan sector konstruksi pada tahun 2012

mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan tahun 2011, akan

tetapi pada tahun 2013 sektor ini mengalami penurunan hingga di

level 3,75%. Pada thun 2014 laju pertumbuhan sedikit mengalami

kenaikan disbanding tahun sebelumnya yatu menjadi 3,96%.

Berikut ini Gambar Peranan Kategori Konstruksi terhadap PDRB.

(37)

BAB II Profil Kota Tidore Kepulauan

II - 36

Peranan Kategori Konstruksi terhadap PDRB

tahun 2010-2014

2.4.1.7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

Kategori yang meliputi perdagangan mobil, sepeda motor serta

perdagangan besar dan eceran (bukan mobil dan sepeda motor)

merupakankategori penyumbang terbesar ketiga pada perekonomian

Kota Tidore Kepulauan. Pada tahun 2010 hingga 2012 peranan

kategori ini sedkit mengalami penurunan, tetapi di tahun 2013 -2014

konstribusinya mengalami peningkatan walaupun masih pada kisaran

9 %.

Di bawah ini gambar Peranan Kategori Perdagangan besar dan

eceran; reparasi mobil dan sepeda motor terhadap PDRB tahun 2010

(38)

BAB II Profil Kota Tidore Kepulauan

II - 37

Gambr II.13.

Peranan Kategori Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor terhadap PDRB tahun 2010-2014

Tabel II.22.

Peranan Lapangan Usaha terhadap Kategori Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor tahun 2010-2014

No. Lapangan Usaha 2010 2011 2012 2013* 2014**

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

100 100 100 100 100

1. Perdagangan Mobil, Sepeda Motor dan Reparasinya 3,43 3,44 3,46 3,30 3,34

2. Perdagangan Besar dan Eceran, Bukan Mobil dan Sepeda Motor

(39)

BAB II Profil Kota Tidore Kepulauan

II - 38

selama kurun waktu 5 tahun, sub kategori perdagangan besar dan

eceran, bukan mobil dan sepeda motor merupakan penyumbang

utama dari kategori dengan kisaran 96%. Laju pertumbuhan ekonomi

kategori ini tahun 2011 sampai 2013 cenderung terus meningkat

hingga mencapai pertumbuhan sebesar 12,34% di tahun 2013, akan

tetapi pertumbuhan di tahun 2014 terjadi penurunan menjadi 10,3%

2.4.1.8. Transportasi dan Pergudangan

Kategori transportasi dan perdagangan terdiri dari 6 sub kategori

yaitu subkategori Angkutan darat, Angkutan laut, Angkutan sungai,

danau dan penyeberangan, sukategori Angkatan Udara serta Sub

Kategori Pergudangan dan Jasa penunjang angkutan. Kaegori ini

menyumbang 3,25 – 3,57% terhadap perekonomian Kota Tidore

Kepulauan selama tahun 2010 – 2014. Sub Kategori angkutan darat

mendominasi 50% lebih dalam menyumbang kategori ini selama 5

tahun terakhir. Penyumbang terbesar kedua pada kategori ini

adalah angkutan sungai, danau dan penyeberangan diman tiap

tahunnya cenderung meningkat.

Perpindahan kantor Ibukota Propinsi Maluku Utara ke Sofifi

mendorong peningkatan laju pertumbuhan transportasi dan

Pergudangan ini karena masih banyaknya komuter dari pegawai

Kantor propinsi dan dinas-dinas terkait yang masih berdomisili di

Kota Ternate. Terbukti bahwa dalam kurun waktu 2011 – 2014 laju

pertumbuhan ekonomi disektor ini cenderung terus meningkat hingga

mencapai pertumbuhan 9,02 persen di tahun 2014.

Gambar II.14.

(40)

BAB II Profil Kota Tidore Kepulauan

II - 39

2.4.1.9. Penyedia Akumodasi dan Makan Minum

Meskipun memiliki konstribusi yang terhitung kcil, yaitu sebesar 0,17%, kategori penyedia akomodasi dan makan minum

ini tercatat sebagai pertumbuhan ekonomi yang selalu positif. Pada tahun 2014 Pertumbuhan ekonomi pada kategori ini

adalah sebesar 5,16%, dimana mengalami kenaikan bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Gambr 2.15.

(41)

BAB II Profil Kota Tidore Kepulauan

II - 40

2.4.1.10. Informasi dan Komunikasi

Kategori Informasi dan Komunikasi terdiri atas produksi dan Distribusi informasi dan produk kebudayaan, persediaan

alat untuk mengirimkan atau mendistribusikan produk-produk ini serta data atau kegiatan komunikasi, informasi,

tekhnologi informasi dan pengolahan data serta kegiatan jasa informasi lainnya. Pada tahun 2014 peranan kategori

informasi dan komunikasi terhadap total PDRB Kota Tidore Kepulauan adalah sebesar 3,22 %, mengalami penurunan

disbanding tahun-tahun sebelumnya.

Gambar II.16.

Peranan Kategori Informasi dan Komuikasi terhadap PDRB tahun 2010-2014

Sebaliknya bila ditinjau dari segi laju pertumbuhan Ekonomi pada kategori ini terlihat bahwa dalam kurun waktu 2011

(42)

BAB II Profil Kota Tidore Kepulauan

II - 41

2.4.1.11. Jasa Keuangan dan Asuransi

Kategori jasa keuangan dan asuransi terdiri atas 4 subkategori yaitu Jasa Perantara Keuangan, Asuransi dan Dana

Pension, Jasa keuangan lainnya serta jasa penunjang keuangan. Peranan kategori ini terhadap total PDRB Kota Tidore

Kepulauan dalam kurun waktu 5 tahun terakhir adalah sekitar 1,82 hingga 2,35 persen. Meskipundemikian, jasa

keuangan dan asuransi merupakan kategori yang memiliki peran yang penting bagi pembangunan ekonomi suatu

daerah khususnya sebagai fungsi penyediaan dana. Kategori jasa keuangan dan asuransi didominasi oleh

subkategori jasa perantara keuangan. Laju pertumbuhan ekonomi kategori ini ditahun 2011 tercatat 25,56% kemudian

melambat pada tahun-tahun berikutnya hingga di level 3,31 persen di tahun 2014. (Terlihat pada gambar di bawah ii)

Gambar II.17.

(43)

BAB II Profil Kota Tidore Kepulauan

II - 42

2.4.1.12. Real Estate

Real Estate yang diartikan sebagai property berupa tanah dan bangunan meliputi kegiatan persewaan, agen dan atau

perantara dalam penjualan atau pembelian real estate serta penyediaan jasa real estate lainnya bias dilakukan atas

milik sendiri atau milik orang lain yang dilakukan atas dasar balas jasa kontrak. Kategori Real Estate memberikan

konstribusi sebesar 0,08% terhadap total perekonomian pada tahun 2012 hingga tahun 2014 sedikit mengalami

perlambatan jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yakni 0,09%. Laju pertumbuhan ekonomi tertinggi pada

kategori ini tercatat di tahun 2011 sebesar 7,17% dan terus mengalami perlambatan hingga di tahun 2013 di level

4,23%. Namun kategori ini bergairah kembali pada tahun 2014 dengan mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar

5,86%

Gambr II.18.

(44)

BAB II Profil Kota Tidore Kepulauan

II - 43

2.4.1.13. Jasa Perusahaan

Kategori yang memiliki konstribusi rata-rata 0,4 persen terhadap perekonomian

Kota Tidore Kepulauan ini memiliki laju pertumbuhan yang selalu positif selama

kurun waktu 5 tahun terakhir. Pada tahun 2011-2013 laju pertumbuhan terus

mengalami peningkatan hingga di titik 6,28 persen, sebaliknya di tahun 2014 sedikit

mengalami perlambatan menjadi 4,52 persen.

2.4.1.14. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

Penopang utama dari perekonomian Kota Tidore Kepulauan adalah kategori ini,

dimana kegiatannya meliputi kegiatan yang bersifat pemerintahan yang umumnya

dilakukan oleh administrasi Pemerintahan. Peranannya sebesar 34,54 persen

ditahun 2010 dan terus meningkat sampai 38,12 persen di tahun 2014.. Dominasi

oleh kate gori ini dipengaruhi oleh adanya kantor-kantor pemerintah Propinsi yang

berada di wilayah Kota Tidore Kepulauan. Laji pertumbuhan pada tahun 2012

mengalami prlambatan sebesar 5,72 persen bila dibandingkan dengan tahun 2011

yaitu 9 persen. Akan tetapi setelah tahun 2012, kategori administrasi Pemerintahan,

Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib initerus meningkat hingga di tahun 2014

yaitu sebesar 9,79 persen.

2.4.1.15. Jasa Pendidikan

Peranan jasa pendidikan pada perekonomian Tidore Kepulauan pada tahun 2014

adalah sebesar3,8peren. Sejak tahun 2010 hingga 2014 peranan kategori ini

cenderung mengalami penurunan setiap tahunya.Jasa pendidikan mencakup

kegiatan pendidikan pada berbagai tingkatan, baik negeri maupun swasta. Laju

pertumbuhan ekonomi pada kategori pendidikan ini di tahun 2011 hingga tahun

2013 terus mengalami perlambatan dari 6,33 persen turun sampai titik 3,52 persen.

Namun tahun 2014 mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan tahun

seblumnya yaitu 4,63 persen.

2.4.1.16. Jasa Kesehatan dan kegiatan social

Jasa kesehatan dan kegiatan social memberikan konstribusi terhadap PDRB tota

Kota Tidore Kepulauan ebesar 1,9 persen selama kurun waku 5 tahun terakhir.

Kategori yang menckup pelayanan kesehatan dan kegiatan social ini memiliki laju

pertumbuhan yang positif dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2014. Laju

pertumbuhan pada tahun 2013 tercatacsbagai tingkat pertumbuhan tertinggi

selama kurun waktu 4 tahun yaitu sebesar 7,93 persen, tetapi di tahun 2014

(45)

BAB II Profil Kota Tidore Kepulauan

II - 44

2.4.1.16. Jasa Lainnya.

Jasa lainnya mencakup kesenian, hiburan dan rekreasi; jasa reparasi computer dan

barang keperluan pribadi dan perlengkapan rumah tangga; jasa perorangan yang

melayani rumah tangga; kegiatan yang menghasilkan barang dan jasa oleh rumah

tangga yang digunakan sendiri untuk memenuhi kebutuhan; dan jasa swasta

lainnya. Konstribusi kategori ini tergolong cukup kecil terhadap perekonomian Kota

Tidore Kepulauan yakni sebesar 0,5 – 0,63 persen selama 2010-2014. Tahun 2014

peranan kategori ini tercatat hanya 0,5 persen dengan laju pertumbuhan 5,13

persen. Tren laju pertumbuhan kategori jasa lainnya cukup fluktuatif selama

2011-2014; di tahun 2011 sebesar 1,21 peren, kemudian mengalami peningkatan di

tahun 2012 sebesar 3,40 persen. Namun pada thun 2013 sedikit mengalami

perlambatan menjadi 3,25 persen dan kembali mengalami kenaikan di tahun 2014.

2.4.2. Data Pendapatan Per Kapita danProporsiPenduduk Miskin

 PDRB Perkapita

PDRB perkapita diartikan sebagai gambaran rata-rata pendapatan yang

diterima oleh setiap penduduk elama satu tahun di suatu

wilayah/daerah.Perhitungan secara rumus diuraikan sebagai nilai PDRB

dibagi jumlah penduduk alam suatu wilyah per periode tertentu. Pada

PDRB per kapita atas dasar harga berlaku, menunjukkan PDRB per

kepala atau per satu orang penduduk, sedankan PDRB per kapita atas

dasar harga konstan bdrguna untuk mengatahui pertumbuhan nyata

ekonomi per kapita penduduk suatu Negara.

PDRB Per kapita penduduk Kota Tidore Kepulauan tahun 2010-2014

mengalami kenaikan setiap tahunnya baik atas dasar harga berlaku

maupun konstan. Pada thun 2014 pendapatan per kapita harga berlaku

yang I terima penduduk Tidore sebesar 19,51 juta dalan setahun, jika

dihtung rata-rata dalam sebulan adalah 1,6 juta. Akan tetapi jika ingin

melihat nilai riil pendapatan per kapita yakni tanpa di pengaruhi kenaikan

harga barang dan jasa atau inflasi yaitu pada PDRB perkapita atas dasar

harga konstan (ADHK) sebesar 15,86 juta rupiah diterima penduduk

Tidore selam setahun atau rata-rata 3,32 juta rupiah per bulan selama

(46)

BAB II Profil Kota Tidore Kepulauan

II - 45

Gambar II.18.

PDRB Per Kapita Kota Tidore Kepulauan (Juta Rupiah) tahun 2010 - 2014

Perlu diketahui bahwa indikator PDRB Per Kapita tidak sepenuhnya

menggambarkan tingkat pendapatan perkapita penduduk. Indikator ini

lebih tepat digunakan untuk menilai apakah upaya pembangunan

ekonomi di suatu wilayah mampu meningkatkan capaian nilai tambah

bagi masyarakat meelalui kreatifitas usaha dalam pemanfaatan sumber

daya yang tersedia. Namun dengan segala keterbatasannya, indikator

PDRB per kapita dapat menunjukkan tingkat kesejahteraan masyarakat

(47)

BAB II Profil Kota Tidore Kepulauan

II - 46

2.4.3. Data Kondisi Lingkungan Strategis

2.4.3.1. Topografi

Berdasarkan peta topografi yang dikeluarkan oleh badan Kartografi Direktoral Geologi 197 bahwa tingkat kemiringan

lereng kota Tidore Kepulauan dapat diklasifikasikan ke dalam :

 Daerah datar dan agak landai kemiringan lerengnya 0 – 8 %

 Daerah landai, kemiringan lerengnya 8 – 15 %

 Daerah mering, kemiringan lerengnya 15 – 40 %

 Daerah terjal, kemiringan lerengnya > 40%

Berdasarkan hasil pemetaan, tampak bahwa di P. Tidore maupun di Kecamatan Oba dan Oba Utara ( P. Halmahera),

lahan dengan kemiringan 8 – 15 % adalah yang terbesar, yang potensial digunakan sebagai lahan dengan fungsi

permukiman dan pertanian.

Tabel II.20.

Luas Pemanfaatan Ruang di Pulau Tidore dan Daratan Oba

Kemiringan Standar Fungsi / Pemanfaatan Ruang P. Tidore Oba

km2 Ha % km2 ha %

0 – 8 % Permukiman, Industri, Pertanian 39.63 3963.17 26% 172.26 17226.33 11%

8 – 15 % Permukiman, Pertanian, Perkebunan 49.24 4923.94 33% 715.45 71544.85 46%

15 – 40 % Permukiman Terbatas, Perkebunan,

Hutan Produksi, Penyangga Konservasi 44.44 4443.55 30% 400.10 40009.55 26%

40 – 60 % Hutan Produksi Terbatas, Hutan Penyangga Konservasi, Hutan Konservasi

12.01 1200.96 8% 262.56 26256.27 17%

(48)

BAB II Profil Kota Tidore Kepulauan

II - 47

Penyebaran dataran terdiri dari pulau – pulau vulkanis dan pulau

karang dengan beraneka ragam jenis tanaman yang dominan antara

lain: Tanah kompleks, Brown,Forestacil,Mediteran, Latosol, dan

Renzina. Ciri tanah yang beraneka ragam ini dapat di klasifikasikan

karena adanya faktor – faktor perbedaan tinggi dan kemiringan pada

permukaan tanah atau lereng. Maka Daerah Kota Tidore Kepulauan

dapat di golongkan pada enam klasifikasi konsepsi Wilayah Tanah

Usaha (WTU), yaitu :

1. Wilayah Tanah Usaha I. A dan B dengan ketinggian 7 m sampai

25 m dari permukaan laut dengan berlereng 3 % sampai 15 %

biasa disebut dataran rendah sampai landai merupakan Daerah

yang paling sesuai untuk kegiatan penduduk berupa permukiman,

pertanian tanaman pangan maupun perkebunan.

2. Wilayah Tanah Usaha I. C dengan ketinggian 25 m sampai 100 m

dari permukaan laut, berlereng 15 % sampai 25 % untuk disebut

landai. Wilayah ini menyediakan tanah pertanian tanaman kering,

tegalan, lading dan perkebunan. Komoditi yang cocok di Daerah

ini adalah kelapa, coklat, cengkeh, kelapa sawit dan pala.

3. Wilayah Tanah Usaha I. D dengan ketinggian 100m sampai 500m

dari permukaan laut berlereng 25% sampai 40% atau di sebut

miring dan bergelombang. Wilayah ini cocok untuk perkebunan

seperti kopi, cokelat, cengkih, dan apel namun pada daerah ini

berpelukan usaha pencegahan erosi.

4. Wilayah Tanah Usaha II mempunyai ketinggian 500 m sampai 750

m dari permukaan laut dengan berlereng agak curam dan

berbukit-bukit Daerah beriklim panas (tropis) dengan beriklim

sedang, biasanya wilayah ini banyak hujan dibandingkan dengan

wilayah bawahannya, sehingga perlu diadakan usaha-usaha

pencegahan erosi.

5. Wilayah Tanah Usaha Terbatas II mempunyai ketinggian 750 m

sampai 1.000 m. Tanah ini tidak boleh digunakan dan sebaiknya

ditetapkan sebagai kawasan hutan lindung.

6. Wilayah Lindung mempunyai ketinggian diatas 1.000 m. Daerah ini

Gambar

Tabel. II.2.  Nama – nama Kecamatan,  Ibukota Kecamatan dan  desa/kelurahan di wilayah Kota Tidore Kepulauan
Tabel.II.5.  Prosentase Laju Pertumbuhan Riil  PDRB Kota Tidore Kepulauan menurut Lapangan Usaha tahun 2011 - 2014
Tabel. II.7.  Laju Pertumbuhan  Penduduk Kota Tidore Kepulauan berdasarkan Kecamatan
Tabel II.8. Jumlah Penduduk Per Kecamatan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Faktor kelas nilai lahan tinggi dominan penggunaan lahan, fasilitas umum, dan aksesibilitas positif, dan tidak ada aksesibilitas negatif, kelas nilai lahan sedang memiliki 2

Dalam pembuatan bahan aktif ini bagian yang digunakan dalam tanaman binahong adalah daun, dibuat dalam bentuk bubuk daun binahong yang diekstrakan sebagai bahan

Selain itu karena adanya gugus sulfat (hidrofilik) pada natrium lauril sulfat akan berinteraksi kuat dengan senyawa yang bersifat hidrofilik, sehingga penggunaan

Untuk kondisi saat ini penggunaan daya yang digunakan oleh Data Center Diskominfo Pemerintah Kabupaten Bandung Barat secara keseluruhan mulai dari perangkat yang

Penggunaan gedung dan material adalah menggunakan material bekas bangunan lama dan/atau dari tempat lain untuk mengurangi kebutuhan akan bahan mentah yang baru, sehingga

Motor bakar adalah mesin atau pesawat yang mengubah energi kimia dari bahan Motor bakar adalah mesin atau pesawat yang mengubah energi kimia dari bahan bakar menjadi energi Mekanik

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 20 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pedoman Pembentukan dan

1. Pendekatan Deduktif,didasarkan pada prediksi atau analis perkiraan keadaan yang bersumber pada data dan informasi yang telah ada sebagai referensi, sehingga