• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN RETAIL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN RETAIL"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM

PERUSAHAAN RETAIL

Vidya Nur Safitri svidya@ymail.com

Sugiyono

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Suarabaya ABSTRACT

The purpose of this research is to analyze the influence of financial performance to the stock price to the retail companies. The financial performance in this research means that the financial performance is measured by using variables of DER, ROA, ROE, BV, EPS. The analysis technique is using multiple linier regression analysis which have the purpose to forecast the regression coefficient value in order to show the influence of financial performance which is measured by using DER, ROA, ROE, BV, EPS both simultaneously and partially to the stock price of the retail companies which are listed in Indonesia Stock Exchange

.

The simultaneous test result shows that the influence of DER, ROA, ROE, BV, EPS are significantly influence the stock price of the retail companies. Partial test result shows that out of 5 variables used in this research model. Variables of EPS, DER, dan ROA are significantly influence the stock price of retail companies. On the other hand, variables BV, and ROE do not have significant influence the stock price of the retail companies.

Keywords: Financial Performance, Stock Price, Simultaneous Influence, and Partial Influence. ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham pada perusahaan retail. kinerja keuangan yang di maksud dalam penelitian ini

yaitu kinerja keuangan yang diukur dengan menggunakan variabel Debt To Equity Ratio

(DER), Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Book Value (BV), Earning Per Share (EPS). Teknik analisa yang digunakan adalah analisa regresi linier berganda yang bertujuan untuk menduga besarnya koefisien regresi guna menunjukkan besarnya pengaruh kinerja keuangan yang diukur melalui DER, ROA, ROE, BV, EPS baik secara simultan maupun secara parsial terhadap harga saham perusahaan retail yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Hasil penelitian secara simultan yang telah dilakukan menunnjukkan bahwa pengaruh DER, ROA, ROE, BV, EPS secara signifikan mempengaruhi harga saham perusahaan ritel. Hasil pengujian secara parsial menunjukkan dari 5 variabel yang digunakan dalam model penelitian. Variabel EPS, DER, dan ROA yang secara signifikan mempengaruhi harga saham perusahaan retail. Dan variabel BV, dan ROE tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap harga saham perusahaan ritel.

Kata Kunci : Kinerja Keuangan, Harga Saham, Pengaruh Simultan, dan Pengaruh Parsial.

PENDAHULUAN

Suatu perusahaan diharapkan dapat terus berkembang. Sementara

pengembangan tersebut membutuhkan modal. Modal itu sendiri menjadi salah satu aspek penting dalam perusahaan baik dalam pembukuan bisnis maupun pengembangannya. Oleh karena itu, perusahaan harus menentukan seberapa

(2)

banyak modal yang diperlukan untuk membiayai perusahaan. Sumber dana bagi perusahaan dapat diperoleh dari dalam maupun luar perusahaan. Dana dari dalam perusahaan, yaitu melalui laba ditahan dan depresiasi serta dana dari luar perusahaan yaitu dana yang berasal dari para kreditur dan investor atau para pemegang saham. Namun dana yang berasal dari pinjaman kreditur, serta investor dirasa masih kurang. Oleh sebab itu banyak perusahaan yang memilih pasar modal sebagai sarana penambah modal mereka.

Pasar modal merupakan wadah alternatif selain bank dan lembaga keuangan non bank bagi para investor untuk melakukan penanaman modal (investasi). Salah satu indikasi bekerjanya pasar modal secara optimal adalah ketersediaan informasi, baik informasi keuangan maupun informasi non keuangan yang bersifat simetris dan dapat diakses oleh semua pihak yang berkepentingan. Informasi tersebut berguna bagi investor sebagai dasar mengadakan penilaian terhadap perusahaan. Oleh karena itu peranan pasar modal menjadi semakin penting, mengingat fungsi pasar modal sebagai tempat bertemunya pihak yang membutuhkan dana, dan pihak yang ingin menanamkan modalnya.

Investasi dalam bentuk saham dianggap lebih menarik oleh sebagian orang karena dalam hal ini investor dituntut untuk lebih hati-hati dan teliti dalam mengambil setiap keputusan investasi. Tujuan yang akan dicapai dalam kegiatan investasi adalah untuk memperoleh keuntungan. Oleh karena itu, sebelum melakukan investasi, investor perlu memastikan bahwa investasi tersebut mampu memberikan tingkat pengembalian yang tinggi dengan tingkat resiko yang kecil. Ada banyak faktor yang mempengaruhi tingkat pengembalian yang diharapkan dan tingkat resiko saham, yaitu terbagi dalam faktor makro ekonomi dan faktor fundamental.

Faktor makro ekonomi yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar perusahaan, misalnya tingkat suku bunga, tingkat inflasi, perubahan nilai kurs, dan lain-lain. Yang dimana biasanya disebabkan oleh situasi perekonomian negara (termasuk juga dari dampak krisis global) (Iqbal, 2003:17). Sedangkan faktor fundamental yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam perusahaan, misalnya kinerja perusahaan seperti tingkat profitabilitas, likuiditas, leverage, dividen, asset growth, ukuran perusahaan, kebijakan-kebijakan perusahaan, dan lain-lain yang tercermin dari laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan untuk periode triwulan, tengah tahun, dan tahunan. Baik laporan yang telah diaudit maupun yang belum diaudit.

Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran dalam kondisi kinerja perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat diketahui baik-buruknya kinerja keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi dalam periode tertentu. Oleh karena itu dalam melakukan investasi, seorang investor tentu akan menanamkan modalnya pada perusahaan yang mempunyai kinerja keuangan yang baik. Kinerja keuangan yang baik menunjukkan bahwa perusahaan dapat meningkatkan kekayaan bagi pemegang sahamnya. Artinya, perusahaan berhasil memberikan tingkat pengembalian sebagaimana yang diharapkan oleh investor yang berupa capital gain atau dividen.

(3)

Jadi, dengan melihat kinerja laporan keuangan perusahaan akan tergambar didalamnya aktivitas perusahaan tersebut. Analisa kinerja laporan keuangan dapat digunakan oleh berbagai pihak. Baik pihak internal dalam hal ini manajemen, maupun pihak eksternal yaitu investor untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan kinerja keuangan perusahaan. Bagi investor yang akan melakukan investasi, analisa laporan dapat digunakan untuk memprediksi laba, dividen, dan harga saham (Brigham dan Houston, 2001:78). Sehingga dapat mengambil kesimpulan tentang apa yang telah dicapai oleh perusahaan dan bagaimana prospek yang akan dihadapi pada masa yang akan datang. Maka untuk mengetahui dan mengukur kinerja keuangan dapat dilakukan menggunakan rasio keuangan.

Menurut Samsul (2006: 204), banyak sekali rasio keuangan yang dapat dianalisis, tetapi tidak semua rasio dibutuhkan oleh investor. Beberapa rasio keuangan mungkin sangat penting bagi manajemen tetapi kurang penting bagi investor. Rasio likuiditas dan rasio aktivitas sangatlah penting bagi manajemen karena besar-kecilnya keuntungan yang didapat oleh perusahaan setiap bulannya tergantung dari pengelolahan dana likuiditas serta persediaan dan piutang. Tetapi investor lebih tertarik pada hasil pengelolahan tersebut dan bukan pada proses pengelolahannya.

Rumusan Masalah : (1) Apakah kinerja keuangan yang terdiri dari DER, ROA, ROE, EPS, dan BV secara simultan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan retail yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? (2) Apakah kinerja keuangan yang terdiri dari DER, ROA, ROE, EPS, dan BV secara parsial berpengaruh terhadap harga saham perusahaan retail yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? (3) Apakah terdapat pengaruh yang dominan diantara kinerja keuangan yang terdiri dari DER, ROA, ROE, EPS, dan BV terhadap harga saham perusahaan retail yang terdaftardi Bursa Efek Indonesia?

Tujuan Penelitian untuk mengetahui pengaruh signifikan kinerja keuangan yang dilihat dari rasio DER, ROA, ROE, EPS, BV secara simultan dan secara parsial terhadap harga saham pada perusahaan retail. Dan untuk mengetahui pengaruh signifikan manakah yang dominan diantara kinerja keuangan yang terdiri dari DER, ROA, ROE, EPS, dan BV terhadap harga saham perusahaan retail.

TINJAUAN TEORETIS DAN HIPOTESIS Pengertian Kinerja Keuangan

Kinerja adalah sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan, atau kinerja merupakan kemampuan kerja. Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi, dan misi organisasi. Adapun dalam pencapaian tujuan tersebut, setiap perusahaan berusaha untuk meningkatkan nilai perusahaan demi kelangsungan hidup perusahaan (Eddy, 2000:111)

.

Untuk mengetahui gambaran tentang kinerja keuangan perusahaan maka perlu dilakukan interprestasi atau analisa. Analisa yang harus diinterprestasikan adalah analisis keuangan. Pengertian dari analisis keuangan adalah suatu proses yang bertujuan menentukan ciri-ciri penting tentang keadaan perusahaan terutama keadaan keuangan berdasarkan data yang ada.

(4)

Investasi

Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa yang akan datang. Tujuan investasi secara umum adalah untuk meningkatkan kesejahteraan investor (Tandelilin, 2006:6). Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lam, dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang (Sunariyah, 2003:4).

Sedangkan investasi menurut Halim (2006:2) adalah penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa yang akan datang. Proses investasi menunjukkan bagaimana seharusnya seorang investor membuat keputusan investasi pada efek-efek yang bisa dipasarkan dan kapan dilakukan.

Pasar Modal

Pengertian pasar modal secara umum menurut keputusan Menteri Keuangan RI No. 1548/KMK/90, tentang peraturan pasar modal adalah suatu sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk didalamnya adalah bank-bank komersial dan semua beredar (Sunariyah, 2003)

.

Pasar modal adalah suatu bidang usaha perdagangan surat-surat berharga seperti saham, sertifikat saham dan obligasi. Pasar modal memberikan jasanya yaitu menjebatani hubungan antara pemilik modal dalam hal ini disebut sebagai investor dengan pinjaman dana dalam hal ini disebut dengan nama emiten (perusahaan yang go public). Para modal meminta instrumen pasar modal untuk keperluan investasi portofolio sehingga akhirnya dapat memaksimumkan penghasilan (Pandji dan Pakarti, 2003:6).

Manfaat Pasar Modal

Menurut Sartono (2003:43), adapun manfaat pasar modal dapat ditinjau dari segi perusahaan atau (emiten), investor, lembaga penunjang dan pemerintah. Manfaat bagi perusahaan (emiten) adalah tidak adanya beban

financial yang tetap, Jumlah dana yang dapat dihimpun berjumlah besar dan dapat sekaligus diterima oleh emiten pada saat pasar perdana, dan Cash flow

hasil penjualan saham biasanya akan lebih besar dari pada harga nominal saham. Manfaat bagi pemodal (investor) adalah sebagai pemegang saham investor memperoleh dividen, dan sebagai pemegang obligasi investor memperoleh bunga tiap tahun. Pemegang saham mempunyai hak suara dalam RUPS dan hak suara dalam RUPO bagi pemegang obligasi. Dapat dengan mudah mengganti instrumen keuangan dan sekaligus melakukan investasi dalam beberapa instrumen keuangan untuk memperkecil risiko terhadap keseluruhan dan memaksimumkan keuntungan. Manfaat bagi pemerintah sebagai sumber pembiayaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sehingga tidak lagi tergantung pada subsidi dari pemerintah. Dan dapat meningkatkan pendapatan dari sektor pajak, penghemat devisa bagi pembiayaan pembangunan serta memperluas kesempatan kerja.

(5)

Saham

Menurut Tandelilin (2001:18), menyatakan bahwa saham merupakan suatu bukti kepemilikan atas asset-asset perusahaan yang menerbitkan saham. Saham merupakan salah satu jenis sekuritas yang cukup populer untuk diperjual-belikan di pasar modal. Jenis-jenis saham dapat dibedakan menjadi dua, yaitu : a Saham Biasa (common stock)

Saham biasa adalah sekuritas yang menunjukkan bahwa pemegang saham biasa tersebut mempunyai hak atas kepemilikan asset-asset perusahaan. Oleh karena itu pemegang saham biasa mempunyai hak suara untuk memilih direktur ataupun manajemen perusahaan dan ikut berperan dalam pengambilan keputusan penting perusahaan dalam rapat umum pemegang saham (RUPS). b. Saham Preferen (preferen stock)

Saham preferen adalah sekuritas yang mempunyai kombinasi karakteristik gabungan dari obligasi maupun saham biasa. Saham preferen memberikan pendapat yang tepat seperti halnya obligasi dan juga mendapatkan hak kepemilikan seperti pada saham biasa. Pemegang saham preferen akan mendapatkan hak terhadap pendapatan dan kekayaan perusahaan setelah dikurangi dengan pembayaran kewajiban pemegang obligasi dan hutang.

Harga Pasar Saham

Menurut Sunariyah (2003:170), harga saham yang diartikan sebagai market value yaitu harga saham yang ditentukan oleh mekanisme modal. Harga saham pada hakikatnya merupakan penerima besarnya pengorbanan yang dilakukan oleh setiap investor untuk penyertaan dalam perusahaan. Tinggi rendahnya harga saham banyak dipengaruhi oleh kondisi emiten. Salah satu faktor yang mempengaruhi harga saham adalah kemampuan perusahaan membayar dividen, besarnya dividen ini akan mempengaruhi harga sahamnya. Apabila dividen yang dibayar tinggi, maka harga saham cenderung tinggi, sehingga nilai perusahaan juga tinggi sebaliknya bila dividen yang dibayarkan kecil, maka harga saham perusahaan tersebut juga akan rendah, sehingga nilai perusahaan rendah(Martono dan Harjito,2010:3).

Laporan Keuangan

Menurut Munawir (2000:2) menyatakan laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data dan aktivitas perusahaan tersebut

Laporan keuangan (financial statement) adalah ikhtisar mengenai keadaan finansial suatu perusahaan, dimana neraca (balanced sheet) mencerminkan nilai aktiva, utang dan modal sendiri pada suatu saat tertentu dan laporan rugi laba (income statement) mencerminkan hasil-hasil yang dicapai selama periode tertentu biasanya meliputi periode satu tahun (Riyanto, 2001:327).

(6)

Tujuan Laporan Keuangan

Menurut Standar Akuntansi Keuangan, tujuan laporan keuangan adalah:

1) Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan.

2) Laporan keuangan disusun untuk memenuhi kebutuhan bersama oleh sebagian besar pemakainya, yang secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dan kejadian masa lalu.

3) Laporan keuangan juga menunjukan apa yang telah dilakukan manajemen atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin melihat apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi. Keputusan ini mencakup, misalnya, keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen. Jenis-jenis Laporan Keuangan

Laporan keuangan yang dikeluarkan oleh perusahaan terdiri dari: a.Neraca

Neraca adalah laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang, dan modal dari suatu perusahaan pada suatu saat tertentu yang menunjukan posisi keuangan (aktiva, hutang, dan modal

b.Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi adalah laporan aktivitas usaha perusahaan untuk periode tertentu yang melaporakan hasil usaha bersih atau kerugian yang timbul dari kegiatan usaha dan aktivitas lainnya.

c.Laporan Perubahan Modal

Laporan perubahan modal adalah laporan yang menunjukan perubahan modal perusahaan yang menggambarkan peningkatan atau penurunan aktiva bersih atau kekayaan selama periode pelaporan.

d..Laporan Arus Kas

Laporan arus kas adalah laporan yang menunjukan penerimaan dan pengeluaran kas dalam aktivitas perusahaan selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

Analisis Rasio

Rasio adalah alat yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua macam data finansial. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (mathematical relationship)antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain (Munawir, 2000:54). Rasio sebenarnya hanyalah alat yang dinyatakan dalam (aritmathical terms) yang dapat digunakan untukmenjelaskan hubungan antara dua macam data finansial (Riyanto, 2001:329). Rasio keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan hubungan antara berbagai macam akun (accounts) dari laporan keuangan yang mencerminkan keadaan keuangan serta hasil operasional perusahaan.

Menurut Samsul (2006:204), banyak sekali rasio keuangan yang dapat dianalisis, tetapi tidak semua rasio dibutuhkan oleh investor.

(7)

Earning Per Share (EPS)

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur pendapatan perlembar saham yang dihitung dari total terhadap jumlah lembar saham yang beredar. Informasi EPS suatu perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan. Jika laba perlembar saham lebih tinggi, maka prospek perusahaan lebih baik, sementara jika laba perlembar saham rendah berarti kurang baik, dan laba perlembar saham negatif berarti tidak baik. Nilai EPS ini dilihat dari jalannya pertumbuhan EPS. Secara matematis, rumus untuk menghitung EPS adalah sebagai berikut (Husnan, 2001:300) : EPS = Harga Saham/Laba Per Saham. Informasi earning per share (EPS) menunjukkan laba bersih perusahaan yang siap dibagikan kesemua pemegang saham perusahaan yang dapat diketahui dari laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan berdasarkan atas prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Book Value (BV)

Pada dasarnya membeli saham berarti sama dengan membeli prospek perusahaan. Dalam metode ini prospek perusahaan dinilai dari sudut pandang nilai buku perusahaan dan tingkat risiko investasi yang dikehendaki (Samsul, 2006:176). Nilai buku suatu saham merupakan kekayaan bersih suatu perusahaan dikurangi dengan nominal saham preferen yang beredar. Dan nilai buku per saham dihitung dengan rumus berikut : BV = Total Ekuitas/Jumlah Lembar Saham.

Debt To Equity Ratio (DER)

Digunakan untuk mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai oleh hutang. Rasio ini dapat menggambarkan struktur modal yang dimiliki perusahaan, sehingga dapat dilihat tingkat risiko tidak tertagihnya hutang. Risiko perusahaan dengan menggunakan Debt To Equty Ratio (DER) yang tinggi akan berdampak negatif pada harga saham yang menyebabkan harga saham perusahaan mengalami penurunan. Dan rumus untuk menghitung DER adalah berikut : DER = Total Hutang/Total Ekuitas.

Return On Assets(ROA)

Merupakan rasio laba bersih terhadap total aktiva yang menunjukkan tingkat keuntungan yang dihasilkan manajemen atas dana yang ditanam baik oleh pemegang saham maupun oleh kreditor. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan bahwa perusahaan semakin efektif dalam memanfaatkan aktiva untuk menghasilkan laba sebelum pajak. Dan ROA dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : ROA = Laba Bersih Sebelum Pajak/Total Asset x 100%.

Return On Equity(ROE)

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih setelah pajak dan bunga terhadap total ekuitas. Dan ROE dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : ROE = Laba Bersih Setelah Pajak/Total Ekuitas x 100%.

(8)

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian dan Gambaran Populasi

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian kuantitatif dengan pendekatan penelitian assosiatif atau hubungan, yang artinya penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2009:61). Adapun populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan retail yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2009-2012.

Teknik Pengambilan Sampel

Menurut Santoso (2009:5), sampel sebagai sekumpulan data yang diambil atau diseleksi dari suatu populasi. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dengan menggunakan dengan metode non probabilitysampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk menjadi sampel. Teknik pengambilan sample yang digunakan yaitu purpose sampling, dengan kriteria-kriteria sebagai berikut : (1) Perusahaan retail yang sudah go public di Bursa Efek Indonesia. (2) Perusahaan retail yang laporan keuangannya dinyatakan dalam rupiah dan mempublikasikan laporan keuangannya per 31 Desember secara lengkap, berturut-turut terutama pada periode tahun 2009-2012. (3)Perusahaan retail yang mempunyai ranking laba terbesar diantara semua perusahaan retail yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Data dan Sumber Data

Data laporan keuangan perusahaan retail periode 2009-2012 dalam penelitian ini adalah rasio solvabilitas, profitabilitas, pasar dan harga saham yang didapat dari data laporan keuangan. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi, yaitu dengan cara mencatat data yang didapat dari Capital Market Directing.

Definisi Operasional Variabel

Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah Earning PerShare(EPS) ,

Book Value PerShare (BV), Dept to Equity Ratio (DER), Return On Asset (ROA),

Return On Equity (ROE), dan Stock Price, dari perusahaan retail yaitu : (1) PT. Ace Hardware Indonesia,Tbk. (2) PT. Hero Supermarket,Tbk. (3) PT. Mitra Adi Perkasa,Tbk. (4) PT. Sumber Alfaria Trijaya,Tbk periode 2009-2012.

(9)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Variabel

1. Debt To Equity Ratio (DER)

Digunakan untuk mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai oleh hutang. Rasio ini dapat menggambarkan struktur modal yang dimiliki perusahaan, sehingga dapat dilihat tingkat risiko tidak tertagihnya hutang. Risiko perusahaan dengan menggunakan Debt To Equty Ratio (DER) yang tinggi akan berdampak negatif pada harga saham yang menyebabkan harga saham perusahaan mengalami penurunan. Dan rumus untuk menghitung DER adalah berikut :

DER

Berikut dibawah ini adalah besarnya DER yang dimiliki keempat perusahaan ritel selama periode 2009-2012:

Tabel 1

Rasio DER Perusahaan Ritel Periode 2009-2012

Nama Perusahaan Tahun

2009 2010 2011 2012

PT. Ace Hardware Indonesia Tbk 0,118 0,142 0,178 0,185

PT. Hero Supermarket Tbk 0,275 0,183 0,138 0,169

PT. Mitra Adiperkasa Tbk 1,624 1,498 1,461 1,757

PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk 2,21 2,929 2,434 1,421

Sumber: Capital Market Directing Tahun 2009-2012.

2. Return On Assets(ROA)

Merupakan rasio laba bersih terhadap total aktiva yang menunjukkan tingkat keuntungan yang dihasilkan manajemen atas dana yang ditanam baik oleh pemegang saham maupun oleh kreditor. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan bahwa perusahaan semakin efektif dalam memanfaatkan aktiva untuk menghasilkan laba sebelum pajak. Dan ROA dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

ROA x 100%

Berikut dibawah ini adalah besarnya ROA yang dimiliki oleh keempat perusahaan ritel selama periode tahun 2009-2012:

(10)

Tabel 2

Rasio ROA Perusahaan Ritel periode tahun 2009-2012 Nama Perusahaan

Tahun

2009 2010 2011 2012

PT. Ace Hardware Indonesia Tbk 21,26% 19,24% 25,55% 28,03%

PT. Hero Supermarket Tbk 8,25% 9,38% 9,74% 7,61%

PT. Mitra Adiperkasa Tbk 8,34% 7,51% 10,97% 9,98%

PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk 7,44% 6,81% 8,18% 7,57%

Sumber: Capital Market Directing Tahun 2009-2012.

3. Return On Equity (ROE)

Return on Equity (ROE) adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba berdasarkan modal saham tertentu. Rasio yang tinggi menunjukkan efisiensi dan efektifitas pengelolaan modal yang berarti semakin baik. ROE dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

ROE

x 100%

Berikut ini adalah besarnya tingkat ROE dari keempat perusahaan ritel selama periode tahun 2009-2012:

Tabel 3

Rasio ROE Perusahaan Ritel periode 2009-2012

Nama Perusahaan Tahun

2009 2010 2011 2012

PT. Ace Hardware Indonesia Tbk 17,80% 17,26% 22,69% 26,50%

PT. Hero Supermarket Tbk 18,54% 19,32% 19,24% 18,26%

PT. Mitra Adiperkasa Tbk 12,73% 13,69% 20,09% 19,92%

PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk 20,92% 23,58% 24,70% 15,52%

Sumber: Capital Market Directing Tahun 2009-2012.

4. Book Value (BV)

Nilai buku suatu saham merupakan kekayaan bersih suatu perusahaan dikurangi dengan nominal saham preferen yang beredar. Dan nilai buku per saham dihitung dengan rumus berikut :

BV

Berikut ini adalah besarnya BV dari keempat perusahaan ritel selama periode tahun 2009-2012:

(11)

Tabel 4

Rasio BV Perusahaan Retail periode 2009-2012 Nama Perusahaan

Tahun

2009 2010 2011 2012

PT. Ace Hardware Indonesia Tbk Rp 723 Rp 858 Rp 1.027 Rp 1.348

PT. Hero Supermarket Tbk Rp 772 Rp 957 Rp 1.185 Rp 1.381

PT. Mitra Adiperkasa Tbk Rp 1.073 Rp 1.224 Rp 1.495 Rp 1.811

PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk Rp 743 Rp 904 Rp 1.217 Rp 2.583 Sumber Data: Capital Market Directing Tahun 2009-2012.

5. Earning Per Share (EPS)

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur pendapatan perlembar saham yang dihitung dari total terhadap jumlah lembar saham yang beredar. Informasi EPS suatu perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan. Jika laba perlembar saham lebih tinggi, maka prospek perusahaan lebih baik, sementara jika laba perlembar saham rendah berarti kurang baik, dan laba perlembar saham negatif berarti tidak baik. Nilai EPS ini dilihat dari jalannya pertumbuhan EPS. Secara matematis, rumus untuk menghitung EPS adalah sebagai berikut (Husnan, 2001:300) :

EPS

Berikut ini adalah besarnya EPS dari keempat perusahaan ritel periode tahun 2009-2012:

Tabel 5

Rasio EPS Perusahaan Ritel periode 2009-2012

Nama Perusahaan Tahun

2009 2010 2011 2012

PT. Ace Hardware Indonesia Tbk Rp 16,4488 Rp 28,4474 Rp 25,1688 Rp 32,8263

PT. Hero Supermarket Tbk Rp 7,6628 Rp 6,3798 Rp 13,253 Rp 47,0109

PT. Mitra Adiperkasa Tbk Rp 6,2626 Rp 22,1074 Rp 23,7327 Rp 25,4789

PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk Rp 9,5711 Rp 38,9001 Rp 37,5833 Rp 40,5218

Sumber Data: Capital Market Directing Tahun 2009-2012.

6. Harga Saham

Harga pasar saham merupakan harga yang terdapat di pasar sekunder dimana pada pasar tersebut terjadi tawar-menawar harga atas suatu efek yang diperjual-belikan dibursa efek. Sedangkan berdasarkan kamus pasar modal memberikan definisi khusus untuk harga pasar saham yaitu nilai pasar sekuritas yang ditentukan berdasarkan kurs resmi terakhir (IAI,2005:21).

(12)

Berikut ini adalah harga saham dari keempat perusahaan ritelselama periode tahun 2009-2012:

Tabel 6

Harga Saham Perusahaan Ritel periode 2009-2012 Nama Perusahaan

Tahun

2009 2010 2011 2012

PT. Ace Hardware Indonesia Tbk Rp 1.510 Rp 2.950 Rp 4.100 Rp 820

PT. Hero Supermarket Tbk Rp 4.000 Rp 4.300 Rp 11.000 Rp 4.325

PT. Mitra Adiperkasa Tbk Rp 620 Rp 2.675 Rp 5.150 Rp 6.650

PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk Rp 520 Rp 2.900 Rp 3.950 Rp 5.250 Sumber Data: Capital Market Directing Tahun 2009-2012.

Uji Asumsi Klasik a. Uji Multikolinieritas

Kriteria bahwa variabel bebas tidak mengalami masalah multikolinieritas adalah jika nilai VIF ≤ 10. Dari hasil uji multikolinieritas diperoleh nilai VIF dari 5 variabel bebas yaitu DER, ROA, ROE, EPS, dan BV nilainya dibawah angka 10 yang berarti kelima variabel tersebut bebas dari masalah multikolinieritas

Menurut Priyatno (2012:151)

. (lihat tabel 7).

Tabel 7 Uji Multikolinieritas

Sumber Data: Hasil Output SPSS (data diolah) b. Uji Heteroskedasitas

Menurut Santoso (2006:210), jika sebaran titik-titik berada diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y dan tidak membentuk pola yang jelas, maka tidak terjadi heteroskedasitas.

Coefficientsa ,547 1,828 ,465 2,150 ,619 1,616 ,778 1,286 ,655 1,527 DER ROA ROE BV EPS Model 1 Tolerance VIF Collinearity Statistics

Dependent Variable: Harga Saham a.

(13)

Gambar 1

Grafik Scatterplot Harga Saham

Berdasarkan keterangan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa grafik

scatterplot yang dihasilkan SPSS terlihat hampir semua titik menyebar diatas dan dibawah angka nol sumbu Y dan tidak membentuk pola yang jelas. Dengan demikian, tidak terdapat masalah heteroskedasitas dalam model regresi ini, sehingga model regresi ini dapat dipergunakan untuk dilakukan pengujian selanjutnya.

c. Uji Autokorelasi

Menurut Santoso (2002:218) deteksi adanya autokorelasi bisa dilihat pada tabelDurbin-Watson, secara umum bisa diambil patokan sebagai berikut:

a. Angka D-W dibawah -2 berarti terdapat autokorelasi positif

b. Angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak terdapat autokorelasi c. Angka D-W diatas +2 berarti terdapat autokorelasi negatif

Dari hasil tabel 8 diatas, diperoleh nilai

Durbin-Watson

sebesar 1,949. Dari

angka tersebut dapat disimpulkan bahwa model regresi yang akan

digunakan tidak terdapat masalah autokorelasi.

Tabel 8 Uji Autokorelasi

Sumber Data: Hasil Output SPSS

d. Uji Normalitas

Tujuan dari uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah variabel independen dan variabel dependen dalam regresi yang memiliki distribusi normal atau tidak. Sifat distribusi normal, bahwa setiap fungsi linier dari

Model Summaryb 1,949 Model 1 Durbin-Watson

Dependent Variable: Harga Saham b.

(14)

variabel-variabel yang distribusikan secara normal. Dasar pengambilan keputusannya, yaitu jika data menyebar disekitar diagonal dan mengikuti arah garis diagonalnya, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Tetapi jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2006:67). Berikut grafik normalitas untuk variabel bebas dan variabel terikat dalam penelitian ini:

Gambar 2

Grafik Normalitas Harga Saham

Uji F

Uji F Digunakan untuk mengetahui apakah model regresi layak atau tidak. Kriteria pengujian secara simultan dengan tingkat signifikan () 5%. Berdasarkan hasil perhitungan uji F dengan menggunakan program SPSS 15 diperoleh hasil seperti di bawah ini

Tabel 9 Hasil Perhitungan Uji F

Sumber Data: Hasil Output SPSS diolah

ANOVAb 7,173 5 1,435 3,615 ,040a 3,969 10 ,397 11,142 15 Regression Residual Total Model 1 Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), EPS, DER, BV, ROE, ROA a.

Dependent Variable: Harga Saham b.

(15)

Berdasarkan data pada tabel 9, diperoleh nilai signifikan 0,040, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi yang dihasilkan ini baik dan dapat dipergunakan dalam analisis selanjutnya, dikarenakan nilai sig 0,040 jauh lebih kecil dari (α) = 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa model regresi ini dapat digunakan untuk memprediksi harga saham perusahaan ritel.

Uji t (Parsial)

Uji t dipakai untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan varian variabel dependen (Ghozali, 2011:98). Pengujian secara parsial dengan tingkat level of significant (α) = 5%.

Tabel 10 Hasil Perhitungan Uji t

Sumber Data: Hasil Output SPSS

Berdasarkan pada tabel 10, variabel EPS menunjukkan t hitung sebesar 2,282 dengan tingkat signifikansi 0,046 yang berarti “signifikan” karena tingkat signifikansi kurang dari 0,05. Dengan demikian, EPS secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham perusahaan ritel. Untuk variabel BV menunjukkan t hitung sebesar 1,072 dengan tingkat signifikansi 0,309 yang berarti “tidak signifikan” karena tingkat signifikansi lebih dari 0,05. Dengan demikian, BV secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham perusahaan ritel.Untuk variabel DER menunjukkan t hitung sebesar -2,329 dengan tingkat signifikansi 0,043 yang berarti “signifikan” karena tingkat signifikansi kurang dari 0,05. Dengan demikian, DER secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham perusahaan ritel. Untuk variabel ROA menunjukkan t hitung sebesar -2,850 dengan tingkat signifikansi 0,017 yang berarti “signifikan” karena tingkat signifikansi kurang dari 0,05. Dengan demikian, ROA secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham perusahaann ritel.Untuk variabel ROE menunjukkan t hitung sebesar 0,873 dengan tingkat signifikansi 0,403 yang berarti “tidak signifikan” karena tingkat signifikansi lebih dari 0,05. Dengan demikian, ROE secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham perusahaan ritel.

Coefficientsa 3,210 3,844 ,835 ,423 ,452 ,198 ,532 2,282 ,046 ,578 ,539 ,229 1,072 ,309 -,522 ,225 -,592 -2,319 ,043 -9,662 3,390 -,789 -2,850 ,017 4,808 5,505 ,210 ,873 ,403 (Constant) EPS BV DER ROA ROE Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig.

Dependent Variable: Harga Saham a.

(16)

Dari analisis diatas, diketahui bahwa variabel EPS, DER, dan ROA secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan ritel. Sedangkan untuk variabel BV dan ROE secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan ritel.

Analisis Regresi Linier Berganda

Dari output SPSS 15 diperoleh persamaan regresi linier berganda sebagai berikut (lihat tabel 11):

Y= 3,210 + 0,452EPS+ 0,578BV–0,522DER –9,662ROA+4,808ROE

Dengan persamaan regresi yang telah didapat, dapat diinterpretasikan sebagai berikut:

1. Konstanta (a) = 3,210 menunjukkan bahwa jika sebelum ada pengaruh dari variabel bebas kinerja keuangan yang diwakili oleh EPS, BV, DER, ROA, dan ROE = 0, maka harga saham perusahaan adalah sebesar 3,210 satuan.

2. Koefisien regresi EPS (b1) = 0,452, menunjukkan arah hubungan positif (searah) antara EPS dengan harga saham perusahaan ritel, hal ini berarti jika variabel EPS naik 1 satuan maka harga saham perusahaan ritel akan naik sebesar 0,452 dengan asumsi variabel yang lainnya konstan.

3. Koefisien regresi BV (b2) = 0,578, menunjukkan arah hubungan positif (searah) antara BV harga saham perusahaan ritel, hal ini berarti jika variabel BV naik 1 satuan maka keputusan harga saham perusahaan ritel akan naik sebesar 0,578 dengan asumsi variabel yang lainnya konstan.

4. Koefisien regresi DER (b3) = -0,522, menunjukkan arah hubungan negatif (berlawanan arah) antara variabel DER dengan harga saham perusahaan ritel, hal ini berarti jika variabelDERnaik 1 satuan maka harga saham perusahaan akan turun sebesar 0,522 dengan asumsi variabel yang lainnya konstan.

5. Koefisien regresi ROA (b4) = -9,662, menunjukkan arah hubungan negatif (berlawanan arah) antara ROA dengan harga saham perusahaan ritel, hal ini berarti jika variabel ROA naik 1 satuan maka harga saham perusahaan ritel akan turun sebesar 9,662 dengan asumsi variabel yang lainnya konstan. 6. Koefisien regresi ROE (b5) = 4,808, menunjukkan arah hubungan positif

(searah) antara ROE dengan harga saham perusahaan ritel, hal ini berarti jika variabel ROE naik 1 satuan maka harga saham perusahaan ritel naik sebesar 4,808 dengan asumsi variabel yang lainnya konstan.

(17)

Tabel 11

Regresi Linier Berganda Pengaruh Hutang Kinerja Keuangan(EPS, BV, DER, ROA, dan ROE) terhadap Harga Saham

Sumber Data: Hasil Output SPSS

Analisis Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien Determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai R2yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas (Ghozali, 2011:97).Hasil koefisien determinasi dengan SPSS 15 dapat dilihat pada tabel 10 berikut:

Tabel 12

Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Harga Saham Perusahaan Ritel

Sumber Data: Hasil Output SPSS

Berdasarkan data pada tabel 12, diperoleh nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,644 atau 64,4% yang artinya variabilitas variabel harga saham perusahaan ritel yang dapat dijelaskan oleh variabilitas EPS, BV, DER, ROA, dan ROE adalah sebesar 64,4%, sedangkan sisanya sebesar 35,1% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model regresi ini.

Koefisien Determinasi Parsial

Model Summaryb ,802a ,644 ,466 ,62999 Model 1 R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Statistics

Predictors: (Constant), EPS, DER, BV, ROE, ROA a.

Dependent Variable: Harga Saham b. Coefficientsa 3,210 3,844 ,835 ,423 ,452 ,198 ,532 2,282 ,046 ,578 ,539 ,229 1,072 ,309 -,522 ,225 -,592 -2,319 ,043 -9,662 3,390 -,789 -2,850 ,017 4,808 5,505 ,210 ,873 ,403 (Constant) EPS BV DER ROA ROE Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig.

Dependent Variable: Harga Saham a.

(18)

Koefisien determinasi parsialdigunakan untuk melihat variabel mana yang berpengaruh dominan antara variabel bebas yang terdiri atas EPS, BV, DER, ROA, dan ROE terhadap harga saham perusahaan ritel.

Tabel 13

Koefisien Determinasi Parsial

Variabel R r2 EPS 0,585 0,342 BV 0,321 0,103 DER -0,591 0,350 ROA -0,670 0,448 ROE 0,266 0,071

Sumber Data: Hasil Output SPSS diolah

Berdasarkan tabel diatas, maka diperoleh koefisien determinasi parsial dengan penjelasan sebagai berikut:

a. Koefisien determinasi parsial variabel EPS sebesar 0,342 yang berarti sekitar 34,2% kontribusi EPS terhadap harga saham perusahaan ritel.

b. Koefisien determinasi parsial BV sebesar 0,103 yang berarti sekitar 10,3% kontribusi BV terhadap harga sahan perusahaan ritel.

c. Koefisien determinasi parsial variabel DER sebesar 0,350 yang berarti sekitar 35% kontribusi DER terhadap harga saham perusahaan ritel.

d. Koefisien determinasi parsial variabel ROA sebesar 0,448 yang berarti sekitar 44,8% kontribusi ROA terhadap harga saham perusahaan ritel.

e. Koefisien determinasi parsial variabel ROE sebesar 0,071 yang berarti sekitar 7,1% kontribusi ROE terhadap harga saham perusahaan ritel.

Dari tabel 13 dapat dilihat, variabel bebas yang mempunyai pengaruh dominan adalah ROAdengan kontribusi 44,8% terhadap harga saham perusahaan ritel. SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang berkaitan dengan pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham perusahaan ritel, dapat diambil simpulan sebagai berikut: (1) Hasil pengujian EPS, BV, ROA, ROE, dan DER secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham perusahaan ritel. (2) Hasil pengujian variabel EPS, DER, ROA secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham perusahaan. Sedangkan variabel BV ROE secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan. (3) Hasil perhitungan koefisien determinasi parsial variabel ROA berpengaruh dominan terhadap harga saham perusahaan ritel karena nilai koefisien determinasi parsialnya paling besar yaitu sebesar 0,448.

Saran

Penggunaan dan pemilihan sampel dengan beberapa kriteria yang terdapat pada penelitian ini dapat menyebabkan bahwa hasil penelitian ini tidak

(19)

mencerminkan kondisi keseluruhan dari populasi. Bagi peneliti berikutnya disarankan untuk menambahkan beberapa variabel independen yang juga dapat mempengaruhi harga saham perusahaan serta menambahkan jumlah sampel dan tahun pengamatan agar hasil yang diperoleh dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan yang tepat untuk kepentingan perusahaan.

Keterbatasan

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, antara lain jumlah variabel bebas yang diambil dalam penelitian ini hanya lima variabel yaitu EPS, BV, DER, ROA, dan ROE, namun masih terdapat beberapa variabel yang dapat mempengaruhi harga saham perusahaan ritel dan jumlah tahun pengamatan yang hanya diambil selama empat tahun periode.

DAFTAR PUSTAKA

Brigham dan Houston, 2001, Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Edisi 10, Buku1. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Djarwanto, 2001, Statistik Sosial Ekonomi, Edisi Ketiga, Yogyakarta: BPFE.

Eddy, S, 2000, Sistem Pengendalian Manajemen dan Pendekatan Praktis, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Ghozali, I, 2006, Aplikasi Analisis Multivariate dengan progam SPSS, Edisi Kedua, Yogyakarta: Universitas Diponegoro.

, 2011, Aplikasi Analisis Multivariate dengan progam SPSS, Badan Penerbitan Universitas Diponegoro, Semarang.

Halim, A, 2006, Analisis Investasi. Edisi Pertama, Jakarta: Salemba Empat. Husnan, S. 2001, Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisi Investasi, Penerbit

UPP-AMP YKPN, Yogyakarta.

Ikatan Akuntansi Indonesia, 2005, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta: Salemba Empat.

Iqbal, A, 2003, Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Rasio Profitabilitas, dan Beta Akuntansi Terhadap Beta Saham di Bursa Efek Jakarta, Seminar Nasional Akuntansi. Martono dan Harjito, A, 2010, Manajemen Keuangan, Edisi Kesepuluh, Penerbit

Ekonosia, Yogyakarta.

Munawir, 2000, Analisis Laporan Keuangan, Edisi Keempat, Cetakan Kesebelas, Yogyakarta: Penerbit Liberty.

Pandji dan P, Pakarti, 2003, Buku Pintar Pasar Modal Indonesia, Jakarta : Mediasoft Indonesia.

Priyatno,D, 2012. Cara Kilat Belajar Analisis Data Dengan SPSS. Penerbit Andi. Yogyakarta

Riyanto, B, 2001, Dasar-Dasar Pembelajaran Perusahaan, Yogyakarta. BPFE. Samsul, M. 2006, Pasar Modal dan Manajemen Portofolio, Surabaya: Airlangga. Santoso, S. 2002, Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik, Jakarta: Elex Media

Komputindo.

, 2006, SPSS Statistik Parametik, Jakarta: PT. Elex Komputindo.

, 2009, Panduan Lengkap Menguasai Statistik dengan SPSS 17, Elex. Media Komputindo, Jakarta.

(20)

Sugiyono, 2008, Metode Penelitian Bisnis, Cetakan keduabelas 2008, Penerbit Alfabeta, Bandung.

, 2009, MetodePenelitian Kuantitatif dan Kualitatif, Bandung: Alfabeta. Sunariyah, 2003, Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, Yogyakarta: UPP-STIM

YKPN.

Tandelilin, E, 2001, Analisis Investasi dan Portofolio, Yogyakarta. BPFE. , 2006, Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio, Edisi Pertama,

(21)

Gambar

Tabel 7  Uji Multikolinieritas
Grafik Normalitas Harga Saham
Tabel 10  Hasil Perhitungan Uji t

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian yang dilakukan, menurut peneliti tidak ada hubungan signifikan antara berat badan lahir rendah dengan perkembangan motorik kasar bayi usia 6-24 bulan karena

Maksud penelitian ini adalah untuk memahami pengaruh pengaruh aspek nilai hubungan (relationship value) yang terdiri dari : biaya produk langsung (direct product cost), kualitas

Thailand terkenal dengan sebutan negara gajah putih, negara gajah putih ini memungut cukai bukan berdasarkan kategori, melainkan langsung menunjuk pada

Bedasarkan penelitian yang telah dilakukan terdapat tiga belas atribut yang akan digunakan pada perceptual map untuk mengetahui posisi dari kedelapan merek lembaga pelatihan dan

Analisa dari skor bobot tersebut adalah fitur teks “kalimat semantik” mempertimbangkan hubungan makna semantik antar kalimat dalam dokumen sehingga fitur teks tersebut memiliki

Kesehatan, setelah dilakukan survey, dari sekitar 65 juta remaja usia 12-24 tahun, hanya 20,6 % yang memiliki pengetahuan komprehensif tentang HIV yang salah satu cara

Benih malapari yang diberi perlakuan yang mempunyai waktu berkecambah terpendek terdapat pada benih yang diturunkan kadar airnya, kemudian diberi perlakuan benih

Tebal tutup dianggap sama dengan tebal shell karena terbuat dari bahan yang sama = 3/16 in...