• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PELAYANAN TAKSI DI KOTA SEMARANG - Unika Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "KAJIAN PELAYANAN TAKSI DI KOTA SEMARANG - Unika Repository"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

KAJI AN PE

DI KOT

Rudatin

Program Studi Te

Unik

Sem

PELAYANAN TAKSI

KOTA SEMARANG

Oleh :

in Ruktiningsih,ST,MT

i Teknik Sipil Fakultas Tekni

ika Soegijapranata

emarang, Tahun 2013

1

SI

(2)
(3)
(4)

4

DAFTAR ISI

Halaman Sampul 1

Surat Pengant ar Penelit ian

2

Surat Tugas 3

Daf t ar Isi 4

Daf t ar Gambar 5

Daf t ar Tabel 6

Kat a Pengant ar 7

Abst rak 8

BAB 1 PENDAHULUAN

1. 1. Lat ar Belakang 9

1. 2. Permasalahan 9

1. 3. Tuj uan dan Manf aat 10

1. 4. Bat asan St udi 10

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2. 1. Transport asi 12

2. 2. Sist em Transport asi Perkot aan

17

2. 3. Taksi 17

BAB 3 METODE PENELITIAN

3. 1. Lokasi Penelit ian 22

3. 2. Dat a Penelit ian 22

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

4. 1. Hasil Penelit ian 24

4. 2. Analisis Dat a 32

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

6. 1. Kesimpulan 42

6. 2. Rekomendasi 43

(5)

5

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1. Lokasi Kegiat an Penelit ian 3

Gambar 2. 1. Fakt or-f akt or Transport asi 13

Gambar 2. 2. Sist emTransport asi

Perkot aan Masa Sekarang

16

Gambar 2. 3. Pergeseran Paradigma dalam Kebij akan

Transport asi Perkot aan

16

Gambar 3. 1. Alur Pikir Kaj ian 23

Gambar 4. 1 Karakt erist ik Responden penumpang t aksi berdasarkan usia

33

Gambar 4. 2. Karakt erist ik Responden penumpang t aksi berdasarkan j enis kelamin

33

Gambar 4. 3. Karakt erist ik Responden penumpang t aksi at as kepemilikan kendaraan bermot or

33

Gambar 4. 4. Karakt erist ik Responden Penumpang t aksi berdasarkan penghasilannya

33

Gambar 4. 5. Tuj uan kegiat an menggunakan Taksi

34

Gambar 4. 6. Tempat Tuj uan perj alanan menggunakan t aksi

34

Gambar 4. 7. Alasan menggunakan t aksi 34

Gambar 4. 8. Tempat Asal perj alanan menggunakan t aksi

34

Gambar 4. 9 Cara mendapat kan layanan t aksi

34

Gambar 4. 10. Penggunaan angkut an lain selain t aksi

34

Gambar 4. 11. Jangkauan Perj alanan 35

Gambar 4. 12. Lama menunggu t aksi 35

Gambar 4. 13 Survey kepada Responden penumpang Taksi

36

Gambar 4. 14 Kepemilikan armada t aksi 36

Gambar 4. 15 St at us Kepegawaian Pengemudi

36

Gambar 4. 16 Penghasilan Pengemudi 37

Gambar 4, 17 kemampuan Pengemudi dalam melayani penumpang

37

Gambar 4. 18 Wawancara dengan responden pengemudi Taksi

(6)

6

DAFTAR TABEL

Tabel 4. 1. Luas Wilayah dan Jumlah Kelurahan per kecamat an

23

Tabel 4. 2. Jumlah Penduduk Kot a Semarang, Pert umbuhan dan kepadat an

24

Tabel 4. 3. Jumlah Penduduk Kot a Semarang perkecamat an 2012

25

Tabel 4. 4. Kondisi Pelayanan Jalan Ut ama di Kot a Semarang

26

Tabel 4. 5 Jumlah Kendaraan diperinci berdasar j enis kendaraan

27

Tabel 4. 6 Jumlah Kecelakaan, Korban dan Kerugian dalam 5 t ahun t erakhir

28

Tabel 4. 7. Indeks Severit as Kecelakaan Lalu lint as 5 t ahun t erakhir

28

Tabel 4. 8. Jumlah Penumpang Penerbangan Domest ik di Bandara A. Yani

29

Tabel 4. 9. Jumlah Penumpang

penerbangan Int ernasional Di Bandara A. Yani Semarang

29

Tabel 4. 10 Jumlah Penumpang Keret a Api

di Kot a Semarang

29

Tabel 4-11 Jumlah Wisat awan yang berkunj ung di Obyek Wisat a Kot a Semarang

30

Tabel 4. 12. Jumlah Hot el di Kot a Semarang

30

Tabel 4. 13. Jumlah Rumah sakit dan pasien di Kot a Semarang

30

Tabel 4. 14 Fasilit as perdagangan di Kot a Semarang

31

Tabel 4. 15. Jumlah armada Taksi di Kot a Semarang

37

Tabel 4. 16. Dat a Jumlah penumpang yang dilayani Tiap Perusahaan Taksi t iap hari

37

Tabel 4. 17 Rasio penduduk t erhadap j umlah armada t aksi

38

Tabel 4. 18. Rasio Penduduk dan Jumlah t aksi Kot a Met ro di Indonesia (2008)

39

Tabel 4. 19 Supply dan Demand Angkut an Taksi di Kot a Semarang

40

Tabel 4. 20 Jumlah penduduk dan kebut uhan t aksi

(7)

7

KATA PENGANTAR

Puj i syukur dipanj at kan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena at as rahmat nya,

laporan kaj ian ini dapat t erselesaikan. Kaj ian ini disusun sebagai upaya unt uk

menget ahui kebut uhan t aksi di Kot a Semarang.

Kaj ian ini dilakukan dalam aspek t ransport asi yang didekat i dengan t eori-t eori yang

t erkait dan dat a-dat a yang berhasil dikumpulkan.

Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membant u hingga

t ersusunnya kaj ian ini. Dan semoga kaj ian ini bermanf aat unt uk membangun

pelayanan angkut an umum bagi masyarakat di Kot a Semarang.

Kiranya kaj ian ini masih j auh dari sempurna, unt uk it u perlu dilengkapi dengan

kaj ian-kaj ian lain t erut ama di bidang angkut an umum sehingga akan saling

mendukung dalam upaya membangun Kot a Semarang.

Semarang, 27 Desember 2013

(8)

8

ABSTRAK

Taksi adal ah angkut an umum t i dak dal am t r ayek di per kot aan yang mempunyai spesi f i kasi t er t ent u dal am mel ayani penumpang. Angkut an i ni ber si f at pr i vat dan mampu member i kan pel ayanan seper t i kendar aan pr i badi . Kot a Semar ang adal ah sal ah sat u Kot a Met r o di Indonesi a t ent unya pel ayanan t aksi sangat di per l ukan.

Ber dasar kan sur vey yang di l akukan t er hadap masyar akat , pengemudi t aksi , i nst ansi pemer i nt ah t er kai t dan per usahaan t aksi maka di per ol eh hasi l bahwa di Kot a Semar ang di but uhkan pel ayanan t aksi kar ena masyar akat pengguna t aksi adal ah masyar akat Kot a Semar ang dal am ber bagai kal angan, sel ai n i t u t uj uan per j al anan menggunakan t aksi adal ah bel anj a, ke r umah saki t dan beker j a. Sedangkan menur ut pengemudi , ar mada adal ah sebagi an besar mi l i k per usahaan, st at us pengemudi adal ah pegawai t et ap dan har us hapal j al an. Sel ai n i t u j uml ah t aksi eksi st i ng di Kot a Semar ang sebanyak 965 ar mada.

Ber dasar kan anal i si s pel ayanan t aksi t er nyat a j uml ah t aksi yang ada di Kot a Semar ang per l u di l akukan penambahan kar ena t i ngkat penggunaan kendar aan t aksi sudah mencapai l ebi h dar i 60% (91%). Juml ah kebut uhan t aksi pada t ahun 2014 sebanyak 721 ar mada.

(9)

9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar belakang

Pert umbuhan ekonomi suat u daerah sangat dipengaruhi oleh sist em t ransport asi

yang ada. Semakin lancar akses t ransport asi suat u wilayah akan berdampak pada

pesat nya kemaj uan ekonomi. Dengan kat a lain ant ara t ransport asi dan ekonomi

merupakan dua sisi koin yang t idak dapat dipisahkan.

Perkembangan ekonomi di Kot a Semarang yang semakin meningkat t erbukt i j umlah

f asilit as perbelanj aan di Kot a semarang semakin banyak dan pembangunan hot

el-hot el baru banyak dilakukan. Hal ini menunj ukkan bahwa perkembangan Kot a

Semarang di bidang ekonomi semakin pesat dan mempunyai daya t arik t inggi bagi

invest or unt uk pengembangan usahanya. .

Kot a Semarang dengan 1, 5 j ut a penduduk saat ini t elah menj adi Kot a Met ropolit an.

Peningkat an j umlah penduduk di suat u wilayah menyebabkan bert ambahnya pula

pergerakan orang dan barang pada suat u wilayah.

Namun pesat nya perkembangan Kot a Semarang t ersebut j ika t idak diimbangi

dengan peningkat an pelayanan t ransport asi umum t ent unya akan menurunkan cit ra

Kot a Semarang sehingga invest asi yang semula cukup baik berkembang akan

menurun. Selain it u buruknya pelayanan t ransport asi akan berdampak pada

peningkat an j umlah kendaraan pribadi sehingga berakibat kemacet an di ruas-ruas

j alan.

1. 2. Permasalahan

Peningkat an pergerakan suat u wilayah t ent unya harus diimbangi dengan

peningkat an sarana dan prasarana karena konsep pergerakan at au t ransport asi

adalah proses pemindahan orang dan barang dari suat u t empat ke t empat lain.

Berdasarkan pengert ian t ersebut , prasarana dalam hal ini unt uk lalu lint as

(10)

10

Salah sat u alat t ransport asi yang diminat i oleh masyarakat adalah t aksi karena

dianggap sebagai alat t ransport asi yang mampu menyaingi kehandalan kendaraan

pribadi (Laborat orium Transport asi, 2012).

Berdasarkan survey pendahuluan (2013), menunj ukkan bahwa j umlah penumpang

yang membut uhkan j asa t aksi di Kot a Semarang t erj adi peningkat an dari 350. 000

orang perbulan pada t ahun 2012 menj adi 450. 000 orang perbulan pada t ahun

2013.

Tingginya permint aan akan layanan t aksi perlu diimbangi dengan penyediaan

angkut an t aksi sehingga ant ara demand dan suppl y harus t erj adi keseimbangan

sehingga kebut uhan yang ada dapat t erlayani dengan baik. Unt uk it u perlu

dilakukan kaj ian pelayanan t aksi di Kot a Semarang

1. 3. Tuj uan dan Manfaat

Tuj uan kaj ian ini adalah :

1. Unt uk menget ahui besarnya permint aan t aksi di Kot a Semarang

2. Unt uk menget ahui f akt or-f akt or yang mempengaruhi permint aan t aksi di Kot a

Semarang

3. Unt uk menget ahui j umlah t aksi yang beroperasi di Kot a Semarang

4. Unt uk menget ahui pelayanan t aksi di Kot a Semarang

Hasil kaj ian ini bermanf aat sebagai salah sat u pert imbangan unt uk melakukan

evaluasi kebut uhan t aksi di Kot a Semarang sehingga mampu melayani masyarakat

dengan sebaik-baiknya.

1. 4. Batasan Studi

Kegiat an st udi dilakukan di Kot a Semarang. Met ode yang digunakan dalam kaj ian

ini adalah analisis diskript if berdasarkan dat a-dat a primer melalui survey lapangan,

dat a sekunder yang berhasil dikumpulkan dari inst ansi t erkait dan dat a-dat a dari

(11)

11

Hasil analisis t ersebut kemudian didekat i dengan t eori-t eori yang t erkait dari sisi

t ransport asi, dengan memanf aat kan dat a-dat a yang ada dan diolah dalam aspek

t eori t ransport asi sehingga diperoleh gambaran yang j elas dan lengkap t ent ang

pelayanan t aksi sebagai salah sat u sarana unt uk melayani kebut uhan angkut an bagi

masyarakat sekarang dan yang akan dat ang,

(12)

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2. 1. Transportasi

Transport asi adalah perpindahan barang dan penumpang dari suat u t empat ke

t empat lain dan mempunyai dua unsur t erpent ing yait u pergerakan (movement )

dan perubahan t empat bagi muat annya ( Salim, 2002). Transport asi mempunyai

pengaruh besar t erhadap perorangan, masyarakat , pembangunan ekonomi dan

sosial ekonomi suat u masyarakat (Salim, 2002).

Kebut uhan akan j asa-j asa t ransport asi t ergant ung dari pert umbuhan penduduk,

pembangunan wilayah dan daerah, perdagangan, indust rialisasi dan penyebaran

penduduk (Salim, 2002). Permint aan (Demand) t ransport asi dipengaruhi oleh

j umlah penduduk, penghasilan, harga, gaya hidup dan kecenderungan sosial

(Reksodiprodj o, 2001).

Semakin besar j umlah penduduk maka kebut uhan akan semakin meningkat

sehingga akt ivit as unt uk pemenuhan kebut uhan semakin meningkat , karena it u

akan berakibat meningkat nya kebut uhan akan alat t ransport asi, demikian pula

dengan adanya pembangunan wilayah dan daerah menyebabkan pert umbuhan

pusat -pusat kegiat an dan pemukiman sehingga akan memperbesar kebut uhan akan

pergerakan. Meningkat nya perdagangan baik komodit as dan j angkauan penyebaran

perdagangan menyebabkan kebut uhan akan j asa t ransport asi semakin meningkat ,

selain it u kemaj uan indust ri baik sekt or komodit as maupun alat t ransport asi ikut

mendorong kebut uhan akan alat t ransport asi (Salim, 2002).

Tuj uan t ransport asi adalah menyelenggarakan pemindahan dengan aman, nyaman

dan ekonomis, aman yang dimaksud disini adalah obyek yang dipindahkan adalah

dalam kondisi sepert i sebelum dipindahkan dan t anpa ada gangguan selama

melakukan proses t ransport asi. Sedangkan nyaman adalah obyek yang berpindah

mendapat kan pelayanan yang sesuai dengan apa seharusnya dalam art i sesuai

dengan st andar yang berlaku. Ekonomis dimaksudkan bahwa ef ekt if it as dan ef isien

(13)

13

sisi biaya dan wakt u karena indikat or ut ama dalam mengukur pelayanan

t ransport asi adalah dari wakt u dan biaya.

Fakt or-f akt or yang mempengaruhi t ransport asi adalah sarana, prasarana, pengguna

(Khist y dan Lall, 2006) namun f akt or lingkungan j uga ikut mempengaruhi

(Rukt iningsih, 2007). Empat f akt or t ersebut saling berkolaborasi, berint eraksi

membent uk suat u sist em t ransport asi, secara skemat ik dapat dilihat pada Gambar

3. 1 di bawah ini,

Gambar 2. 1 Fakt or-f akt or Transport asi (Sumber : Rukt iningsih, 2007)

Sarana adalah alat t ransport asi at au moda t ransport asi yang digunakan sebagai alat

pemindahan, sedangkan prasarana adalah media yang dilalui oleh sarana. User

at au human adalah pelaku t ransport asi sedangkan lingkungan adalah kondisi at au

keadaan yang berkait an dengan kondisi sekit arnya.

Transport asi merupakan bagian yang t idak t erpisahkan dari kehidupan perkot aan.

Transport asi merupakan kebut uhan t urunan yang mut lak dilakukan unt uk

mendukung berbagai akt if it as masyarakat perkot aan. Pergerakan masyarakat

perkot aan berkembang pesat sej alan dengan perkembangan wilayah dan

pert umbuhan wilayah yang semakin hari semakin t inggi. Hal ini menimbulkan

permasalahan dimana kapasit as prasarana t ransport asi unt uk mendukung

pergerakan masyarakat t idak dapat mengant isipasi kebut uhan yang ada.

Sistem

Transportasi

Lingkungan

Prasarana

(14)

14

Permasalahan t ransport asi yang t erj adi adalah penyediaan prasarana t ransport asi

yang t erbat as menj adikan pergerakan t ransport asi yang t erj adi kurang opt imal

yang akhirnya memberikan dampak pada pert umbuhan ekonomi dan perkembangan

wilayah. Idealnya, sebuah kot a harus dapat menyediakan prasarana dan sarana

t ransport asi yang sesuai dengan kebut uhan pergerakan yang ada. Jika t idak, yang

t erj adi adalah adanya ket idakseimbangan suppl y-demand yang akhirnya

memberikan dampak pada akt if it as masyarakat secara keseluruhan.

Penyediaan prasarana dan sarana t ransport asi yang memadai berawal dari

kapasit as angkut yang sesuai dengan kebut uhan. Hal ini merupakan hal umum yang

t erj adi di wilayah perkot aan di negara berkembang dimana penyediaan

t ransport asi masih dif okuskan pada kapasit as angkut . Pada kot a yang lebih maj u,

penyediaan prasarana dan sarana t ransport asi dit unt ut unt uk dapat memberikan

pelayanan pengangkut an yang lebih baik dalam mengakomodir pergerakan.

Kebij akan t ransport asi sebaiknya melepaskan f okus pada kendaraan bermot or dan

memandang sist em t ransport asi secara t erpadu. Tuj uan kebij akan t ransport asi

t erpadu adalah unt uk mencipt akan sist em t ransport asi yang ramah lingkungan

hidup dengan meningkat kan ef isiensi dan kinerj a sist em t ransport asi. Dengan

kenaikan ef isiensi ini penggunaan bahan bakar menurun sehingga subsidi

pemerint ah unt uk BBM diharapkan j uga akan menurun. Sist em t ransport asi it u j uga

bersif at berpihak pada rakyat . Bersamaan dengan it u kerusakan kualit as lingkungan

hidup menurun dan t ingkat keadilan meningkat (Soemarwot o, 2005).

Secara umum, pert umbuhan penduduk di kot a-kot a besar di Indonesia sebesar 5, 5

persen per-t ahun, j auh lebih t inggi j ika dibandingkan dengan angka pert umbuhan

rat a-rat a 1, 8% pert ahun (Bappenas, 2003). Perkembangan wilayah perkot aan di

Indonesia, khususnya dalam sepuluh t ahun t erakhir, menunj ukkan perkembangan

yang mengarah ke perluasan wilayah kot a ke daerah-daerah sekit arnya membent uk

kot a megapolit an. Perluasan wilayah perkot aan sepert i Jabodet abek, Bandung

Met ropolit an Area, Gerbang kert osusilo Surabaya, Aglomerasi Yogyakart a, Mebidang

Medan, Mamminasat a Makassar dan sebagainya. Hal ini ant ara lain disebabkan oleh

(15)

15

murah. Perluasan wilayah t ersebut sert a mert a akan merubah pola pergerakan

masyarakat .

Dengan daya t arik kot a, t erut ama daya t arik ekonomi, menj adikan kot a-kot a besar

t ersebut t et ap menj adi t uj uan urbanisasi dan akhirnya menj adikan penduduk pada

kot a-kot a t ersebut menj adi sangat t inggi. Tercat at pada t ahun 1998/ 1999, j umlah

kot a met ropolit an yang ada di Indonesia sebanyak 12 kot a dengan t ot al j umlah

penduduk mencapai 44, 3 j ut a orang (Inf rast rukt ur Indonesia, Bappenas 2003).

Jumlah ini didominasi oleh penduduk di wilayah Jabodet abek sebesar kurang lebih

20 j ut a orang. Diperkirakan pada t ahun 2020 nant i, j umlah kot a met ropolit an

menj adi sebanyak 23 kot a dengan t ot al penduduk sekit ar 92 j ut a orang.

Idealnya, kot a dengan penduduk lebih dari 1 j ut a orang yang merupakan kot a

met ropolit an harusnya t elah memiliki sist em angkut an umum yang t erint egrasi

dengan kualit as pelayanan yang handal. Dengan demikian, prasarana j

aringan-j aringan yang t erbat as dapat dimanf aat kan secara opt imal.

Kawasan met ropolit an ini akan mempengaruhi pola pergerakan t ransport asi.

Kawasan pemukiman yang umumnya di sekit ar wilayah sub-urban menj adi

pembangkit (pada pagi hari) dan penarik pergerakan (pada sore hari) menj adi

beban bagi penyediaan t ransport asi.

Namun yang t erj adi di perkot aan t erut ama di Indonesia adalah penyediaan

prasarana dan sarana angkut an sangat t erbat as dengan kualit as pelayanan yang

sangat memprihat inkansehingga masih belum dapat memenuhi kebut uhan akan

t ransport asi. Hal ini t erlihat dari masih banyaknya anggot a masyarakat yang t idak

t erlayani oleh angkut an khususnya pada pagi dan sore hari. Selain it u, pelayanan

angkut an umum yang seadanya, baik dari sisi kendaraan maupun j aringan

pelayanan, semakin memperburuk kondisi angkut an umum. Kondisi yang demikian

akan memicu penggunaan kendaraan pribadi pada masyarakat perkot aan dalam

(16)

Kondisi yang demikian menyeba

Jakart a, Bandung, Medan, Sema

akibat kepadat an kendaraan pad

hari. Penyebab ut amanya ada

diakomodir oleh j aringan j alan

dalam bent uk t ert undanya perj

produk ikut an lainnya, sepert i

Oht a ket idakseimbangan ini dibe

Gambar 2.2 Situasi

Gambar 2.3 Pergeseran

Konsep t ersebut di at as adalah

permasalahan t ransport asi yang

penyelesaian ket erbat asan wilay

memat ahkan paradigma lama yan

t ransport asi adalah dengan cara

paradigma lama dij alankan sec

babkan hampir semua kot a besar di Indones

arang, Surabaya dan Makassar, kemacet an

pada j aringan j alan merupakan pemandanga

adalah volume kendaraan yang ada t id

lan yang ada. Akhirnya muncul ket idaksei

erj alanan, polusi (udara dan suara) menin

t i st ress, segala macam penyakit akibat po

iberikan pada ilust rasi sebagai berikut :

asi transportasi perkotaan pada masa sekarang

Sumber: Ohta (1998)

an paradigma dalam kebijakan transportasi perkotaan

Sumber: Ohta (1998)

lah merupakan j awaban bagi upaya meny

ang selama ini t erj adi dan merupakan st rat e

ilayah dan dana. Konsep ini merupakan upa

yang dikenal pada era t ahun 70-an yait u pen

ara meningkat kan kapasit as prasarana. Pad

secara logika sangat lah t idak mungkin kare

16

esia sepert i

n lalu lint as

angan

sehari-idak dapat

kseimbangan

ingkat , dan

polusi. Oleh

taan

enyelesaikan

at egi dalam

upaya unt uk

penanganan

adahal j ika

(17)

17

memenuhi kebut uhan t ersebut dengan t erus membangun j aringan j alan baru

berart i akan menyerap biaya yang sangat mahal dan t erbent ur oleh ket erbat asan

lahan. Selain it u penyediaan j aringan j alan baru akan segera dipenuhi oleh

kendaraan akibat pergerakan yang t ert ekan (supr essed demand) dan akhirnya

hanya akan menimbulkan kemacet an baru.

2. 2. Sistem Transportasi Perkotaan

Dalam usaha merancang sist em t ransport asi perkot aan yang mampu melayani

perkembangan kebut uhan t ransport asi suat u kot a, diperlukan suat a analisis

mengenai kebut uhan pergerakan lalu lint as j alan raya di masa dat ang dengan

mengacu kepada perkembangan sekt or/ subsekt or yang berkait an. Sist em angkut an

perkot aan akan melibat kan berbagai komponen t ransport asi perkot aan baik sisi

prasarana maupun sarana. Unt uk sist em prasarana adanya j alan raya merupakan

komponen yang pent ing bagi sarana yait u kendaraan, namun keduanya merupakan

komponen yang t idak t erpisahkan.

Berbicara masalah kendaraan, t ent unya dapat dibedakan dalam dua golongan besar

yait u kendaraan bermot or dan kendaraan t ak bermot or, sedangkan kendaraan

bermot or dibedakan dalam kendaraan pribadi dan kendaraan umum.

Kendaraan umum adalah set iap kendaraan bermot or yang disediakan unt uk

dipergunakan oleh umum dengan dipungut bayaran baik langsung maupun t idak

langsung (KM No. 35 Tahun 2003). Jenis kendaraan ini dibedakan menj adi dua yait u

umum dalam t rayek dan t idak dalam t rayek. Kedua j enis kendaraan di at as

merupakan komplemen ant ara sat u dan yang lainnya dalam membent uk sist em

t ransport asi perkot aan dalam melayani pergerakan masyarakat .

2. 3. Taksi

Berdasarkan Pasal 152 Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 t ent ang Lalu Lint as

dan Angkut an Jalan menyat akan angkut an t aksi adalah angkut an door t o door

ser vi ce dengan wilayah operasi pada kawasan perkot aan, kawasan perkot aan ini

(18)

18

kot a at au kabupat en dalam sat u wilayah provinsi dan kawasan perkot aan yang

melampaui bat as provinsi. Wilayah operasi dan bat as maksimal kebut uhan t aksi

dit et apkan oleh Pemerint ah.

Taksi adalah salah sat u angkut an umum t idak dalam t rayek merupakan mobil

penumpang umum yang diberi t anda khusus dan dilengkapi dengan argomet er dan

merupakan angkut an yang melayani dari pint u ke pint u (door t o door ser vi ce)

dalam wilayah operasi t erbat as ( KM No. 35 Tahun 2003).

Taksi adalah angkut an yang mempunyai kekhasan t ersendiri yait u melayani dari

pint u ke pint u (door t o door) dengan kualit as pelayanan diat as st andar pelayanan

yang disediakan moda lain dan memang dikhususkan unt uk melayani penumpang

sesuai panggilan (on cal l). Karena karakt erist ik ist imewa ini lah t arif pelayanan

t aksi dit et apkan diat as t arif angkut an umum lainnya. Dengan pert imbangan t arif

diat as harga umum maka calon penumpang pun akan memilah kapan menggunakan

t aksi dan kapan menggunakan moda lainnya.

Tunt ut an at au pengharapan (ekspekt asi) pelayanan yang diat as pelayanan

t ransport asi lainnya maka perusahaan t aksi harus didukung oleh permodalan yang

kuat sert a manaj emen yang memadai. Kunci keberhasilan kepengusahaan t aksi

dengan demikian adalah keef ekt ivan manaj emen kepengusahaan.

Kej elian manaj emen unt uk menempat kan pool -pool armadanya yang dekat dengan

pengguna akan sangat mendukung pengembangan perusahaan karena umumnya

calon penumpang t aksi memang memilih moda ini dengan pert imbangan

ket idakperluan unt uk menunggu sepert i yang harus dilakukannya ket ika

menggunakan moda lainnya. Sist em inf ormasi manaj emen perusahaan dengan

sendirinya mengambil peran yang sangat dominan unt uk semakin mengef ekt if kan

manaj emen perusahaan unt uk pencapaian kepuasan penumpang.

Pasal 29 ayat (1) KM 35 Tahun 2003 menj elaskan ciri-ciri pelayanan angkut an t aksi

sebagai berikut :

(19)

19

b. dilayani dengan mobil penumpang umum j enis sedan at au st at ion wagon dan

van yang memiliki konst ruksi sepert i sedan, sesuai st andar t eknis yang

dit et apkan oleh Direkt ur Jenderal;

c. t arif angkut an berdasarkan argomet er;

d. pelayanan dari pint u ke pint u.

Sebagaimana diket ahui, upaya pengendalian pelayanan angkut an umum baik dalam

t rayek maupun t idak dalam t rayek yang dapat dilakukan pemerint ah dan dapat

dilakukan melalui t iga pendekat an yait u kualit as, kuant it as dan t arif . Mengenai

t arif , ada yang berpandangan bahwa t arif adalah bagian dari kualit as pelayanan

sedangkan sebagian yang lain berpendapat bahwa t arif bukanlah unsur dari kualit as

pelayanan. Kualit as pelayanan memang umumnya dit erj emahkan sebagai st andar

pelayanan minimum. Dari t iga krit eria yang dapat dikendalikan t ersebut ,

pemerint ah kit a t elah memilih unt uk mengat ur ket iga- t iganya. St andar pelayanan

dit et apkan, kuant it as pelayanan diat ur dalam bent uk penet apan j umlah kebut uhan

maksimum yang sering disebut kuot a t aksi, hanya t arif yang diat ur dengan

kelonggaran karena adanya pengat uran t arif bat as at as dan bawah (cei l i ng and

f l oor t ar i f f)

Ruang gerak pengusaha-pengusaha t aksi di Indonesia memang sangat dibat asi

dengan pengat uran t iga hal ini (kualit as, kuant it as dan t arif ). Ent ah disadari at au

t idak, kebij akan “ pengekangan” ini suat u saat akan menunt ut para pengambil

kebij akan unt uk selal u t epat ket ika memprediksikan kebut uhan dan penawaran

yang kemudian diseimbangkannya. Jika pemerint ah gagal menyeimbangkan pasar

maka inef isiensi t et ap t erj adi, hanya penyebabnya saj a yang berbeda, bukan

karena kegagalan pasar(mar ket f ai l ur e) t api karena kesalahan kebij akan

pemerint ah (gover nment f ai l ur e).

Unt uk menj aga keseimbangan pelayanan angkut an dan mengant isipasi

pert umbuhan j umlah penduduk dan perkembangan wilayah maka dilakukan

perencanaan kebut uhan angkut an. Kegiat an perencanaan kebut uhan angkut an

meliput i angkut an dalam t rayek, angkut an t idak dalam t rayek maupun wilayah

(20)

20

Perencanaan kebut uhan t aksi di suat u wilayah yang harus dilakukan adalah

penet apan wilayah operasi t aksi dan evaluasi penambahan kendaraan t idak dalam

t rayek. Dalam upaya penet apan wilayah operasi t aksi perlu mempert imbangkan :

a. kebut uhan j asa angkut an t aksi

b. perkembangan daerah kot a at au perkot aan

c. t ersedianya prasarana j alan yang memadai

Sedangkan evaluasi kebut uhan penambahan kendaraan adalah kegiat an unt uk

menent ukan j umlah kendaraan dalam suat u wilayah. Dalam upaya evaluasi

t ersebut perlu dilakukan :

a. penelit ian mengenai pot ensi bangkit an perj alanan

b. Penent uan variabel yang berpengaruh t erhadap bangkit an perj alanan

c. Penent uan model perhit ungan bangkit an perj alanan

d. penghit ungan bangkit an perj alanan unt uk kondisi sekarang dan t ahun

mendat ang

e. pengkoversian j umlah perj alanan orang menj adi j umlah kendaraan

Dalam melakukan evaluasi kebut uhan penambahan kendaraan umum t idak dalam

t rayek t ermasuk angkut an t aksi harus dilakukan t erhadap t ingkat penggunaan

kendaraan sekurang-kurangnya 60% (KM 35 Tahun 2003), maksudnya dalam hal ini

adalah j ika j umlah armada t aksi mampu melayani permint aan layanan kurang dari

60% maka perlu dilakukan evaluasi penambahan armada t aksi.

Kewenangan dalam penet apan wilayah operasi t aksi dan j umlah maksimal

kebut uhan t aksi diat ur dalam UU RI no. 22 Tahun 2009 t ent ang Lalu Lint as dan

Angkut an Jalan pasal 152 ayat 3 dilakukan oleh :

a. Walikot a, unt uk t aksi yang wilayah operasinya berada di wilayah kot a

b.Bupat i, unt uk t aksi yang wilayah operasinya berada di wilayah kabupat en

c. Gubernur, unt uk t aksi yang wilayah operasinya melampaui wilayah kot a

at au wilayah kabupat en namun masih dalam wilayah sat u propinsi.

d.Ment eri yang bert anggung-j awab di bidang sarana prasarana lalu lint as

dan angkut an j alan, unt uk angkut an t aksi yang wilayah operasinya

(21)

21

Sedangkan pasal 156 pada UU no. 22 Tahun 2009 mengamanat kan bahwa kegiat an

evaluasi wilayah operasi dan kebut uhan angkut an orang t idak dalam t rayek

dilakukan sekurang-kurangnya sat u kali dalam sat u t ahun dan diumumkan kepada

(22)

22

BAB III

METODE PENELITIAN

3. 1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Kaj ian ini dilakukan di Kot a Semarang dan hanya membahas pelayanan t aksi yang

ada di Kot a Semarang, sehingga sebagai dasar st udi adalah dat a-dat a yang ada di

Kot a Semarang. Wakt u pelaksanaan penelit ian dilakukan pada bulan November

sampai dengan Desember 2013.

3. 2. Data Penelitian

Dat a yang digunakan dalam st udi ini adalah berupa dat a primer dan dat a sekunder.

Dat a primer diperoleh dari survey kondisi t aksi di lapangan yang dilengkapi dengan

dokument asi, survey kepada masyarakat umum unt uk menget ahui pengunaan t aksi

dalam melayani pergerakan masyarakat , survey kepada supir t aksi unt uk

menget ahui karakt erist ik pelayanan dan survey kepada perusahaan t aksi unt uk

menget ahui j umlah t aksi yang beroperasi dan karakt erist ik pengoperasiannya

dengan met ode i ndept i nt er vi ew dan alat bant u kuisioner.

Sedangkan dat a sekunder diperoleh dari Badan Pusat St at ist ik (BPS) Kot a Semarang

, Dinas Perhubungan Komunikasi dan Inf ormat ika dan inst ansi t erkait sert a st

udi-st udi t erdahulu.

Dat a yang diperoleh kemudian diolah dan dibahas dengan pendekat an t eori-t eori

t ransport asi sehingga diperoleh gambaran t ent ang pelayanan t aksi bagi Kot a

Semarang saat ini dan di wakt u yang akan dat ang. Secara skemat ik alur pikir

(23)

23

Gambar 3. 1. Alur Pikir Kaj ian

Pengolahan Data

Kondisi Pelayanan

Analisis dan Forcast ing Kebut uhan t aksi di Kot a Semarang

Kesimpulan dan Saran

Survey Kondisi eksisting

taksi di Kota Semarang

Data Sekunder :

1. BPS Kota Semarang

2. DishubKomInfo Kota Semarang

3. Instansi Terkait

4. lain-lain

Data Primer :

1. Persepsi Penumpang

2. Pengemudi

(24)

24

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

4. 1. Hasil Penelitian

Kot a Semarang merupakan Ibu Kot a Provinsi Jawa Tengah. Sebagai ibu kot a

Provinsi, Kot a Semarang merupakan pusat kegiat an perekonomian, pemerint ahan,

sosial dan budaya bagi wilayah lainnya di Provinsi Jawa Tengah. Kot a Semarang

sebagai Ibukot a Jawa Tengah, memiliki sist em kegiat an ut ama perkot aan yang

t erdiri dari perdagangan, perkant oran, t ransport asi, pendidikan, kesehat an,

peribadat an, olahraga, dan rekreasi. Kot a Semarang t erlet ak di ant ara garis 6

°

50’ –

7

°

10’ LS dan garis 109

°

50’ – 110

°

35’ BT. Kot a Semarang dibat asi:

Sebelah Ut ara : Laut Jawa, dengan panj ang garis pant ai 13, 6 kilomet er

Sebelah Timur : Kabupat en Demak

Sebelah Selat an : Kabupat en Semarang

Sebelah Barat : Kabupat en Kendal

Secara administ rat if , Kot a Semarang t erbagi at as 16 wilayah kecamat an, 177

kelurahan. Luas wilayah Kot a Semarang t ercat at 373, 70 kilomet er persegi, t erdiri

dari 40, 03 kilomet er persegi (10, 71 persen) t anah sawah dan 333, 67 kilomet er

persegi (89, 29 persen) bukan lahan sawah. Unt uk lebih lengkapnya, luas wilayah

t iap kecamat an di Kot a Semarang t ersaj i pada Tabel 4, 1, di bawah ini,

Tabel 4. 1 Luas wilayah dan j umlah kelurahan per Kecamat an

No. Kecamat an Jumlah

Kelurahan Luas (km

2

)

1 Mij en 14 57, 55 2 Gunungpat i 16 54, 11 3 Banyumanik 11 25, 69 4 Gaj ahmungkur 8 9, 07 5 Semarang Selat an 10 5, 93 6 Candisari 7 6, 54 7 Tembalang 12 44, 20 8 Pedurungan 12 20, 72

9 Genuk 13 27, 39

(25)

25

13 Semarang Tengah 15 6, 14 14 Semarang Barat 16 21, 74

15 Tugu 7 31, 78

16 Ngaliyan 10 37, 99

Total 177 373, 30 Sumber: BPS Kot a Semarang, 2013

Komposisi penduduk berdasarkan mat a pencaharian di Kot a Semarang bert urut

-t uru-t adalah buruh indus-t ri dengan presen-t ase sebesar 24, 8 persen, PNS/ ABRI

sebesar 14, 1 persen. Lainnya sebesar 12, 2 persen, pedagang sebesar 11, 9 persen,

buruh bangunan 1, 8 persen, pengusaha sebesar 8, 5 persen, pensiunan sebesar 5, 3

persen, pet ani sebesar 4, 3 persen, angkut an sebesar 3, 6 persen, buruh t ani

sebesar 3, 1 persen, dan nelayan sebesar 0, 4 persen. Mayorit as penduduk yang

t inggal di Kot a Semarang adalah penduduk dengan mat a pencaharian sebagai buruh

indust ri, hal ini t erkait dengan banyaknya kawasan indust ri yang t ersebar di Kot a

Semarang.

Semarang merupakan salah sat u kot a besar di Provinsi Jawa Tengah yang menj adi

t uj uan urbanisasi. Sebagai salah sat u kot a besar di Jawa Tengah, Semarang sedang

berkembang menuj u ke arah kemaj uan di segala bidang. Berkembangnya

perindust rian di Kot a Semarang menj adi alasan munculnya minat penduduk

khususnya dari pedesaan unt uk pindah ke Kot a Semarang. Sehingga t idak

mengherankan apabila kot a semarang mengalami laj u pert umbuhan penduduk yang

sangat pesat dari t ahun ke t ahun.

Tabel 4. 2. Jumlah penduduk Kot a Semarang, pert umbuhan dan kepadat an

Tahun 2012 2011 2010 2009 2008 Total (j iwa) 1. 559. 198 1. 544. 358 1. 527. 433 1. 506. 924 1. 481. 640

Pert umbuhan penduduk (%) 0, 96 1, 89 1, 45 1, 49 1, 52 Kepadat an penduduk

(j iwa/ Km² )

4. 172 4. 133 4. 087 4. 032 3965

Sumber : BPS Kot a Semarang yang diolah, 2013

Jumlah penduduk berdasarkan dat a st at ist ik Kot a Semarang pada 2012 sebesar

1. 559. 198 j iwa at au mengalami pert umbuhan sebesar 0, 96% dibanding 2011 yang

t ercat at sebesar 1. 544. 358 j iwa. Sedangkan pert umbuhan rat a-rat a 1, 46% t iap

t ahun. Persebaran penduduk j ika dilihat dari j umlah penduduk pada masing-masing

(26)

26

penduduk yang paling t inggi berada pada wilayah perkot aan ant ara lain Kecamat an

Semarang Selat an, Candisari, Semarang Tengah, Gayamsari, Semarang Ut ara, dan

Semarang Timur. Secara rinci j umlah kepadat an penduduk pada masing-masing

wilayah kecamat an sebagaimana Tabel 4. 3., t erlihat bahwa kepadat an paling rendah berada di wilayah kecamat an yang berada di wilayah pinggiran yang

merupakan wilayah pert anian, t egalan dan t ambakan yakni Kecamat an Tugu,

Kecamat an Mij en, dan Gunungpat i.

Tabel 4. 3. Jumlah penduduk Kot a Semarang per Kecamat an 2012

No Kecamat an Luas (km2) Jumlah Penduduk (Jiwa)

Kepadatan (j iwa/ km2)

1 Mij en 57, 55 56. 570 982 2 Gunungpat i 54, 11 75. 027 1. 387 3 Banyumanik 25, 69 128. 225 4. 990 4 Gaj ahmungkur 9, 07 63. 430 6. 991 5 Semarang Selat an 5, 93 82. 931 13. 963 6 Candisari 6, 54 79. 902 12. 228 7 Tembalang 44, 2 142. 941 3. 193 8 Pedurungan 20, 72 175. 770 8. 488 9 Genuk 27, 39 91. 527 3. 361 10 Gayamsari 6, 18 73. 584 11. 894 11 Semarang Timur 7, 70 78. 889 10. 235 12 Semarang Ut ara 10, 97 127. 891 11. 599 13 Semarang Tengah 6, 14 71. 674 11. 680 14 Semarang Barat 21, 74 158. 981 7. 336 15 Tugu 31, 79 30. 904 955 16 Ngaliyan 37, 99 120. 922 3. 183

Total 373, 70 1. 559. 168 4. 167

Sumber : BPS Kot a Semarang, 2013

Semarang memiliki peranan pent ing di dalam pert umbuhan Jawa Tengah, sebagai

pusat perkembangan t erut ama bidang t ransport asi karena memiliki simpul

t ransport asi ut ama dan t erlengkap di Jawa Tengah yait u Pelabuhan Udara

Int ernasional Ahmad Yani, Pelabuhan Tanj ung Emas, Terminal Terboyo, Terminal

Mangkang, St asiun Poncol dan St asiun Tawang sert a beberapa simpul pendukung

lainnya. Posisi lain yang t idak kalah pent ingnya adalah kekuat an hubungan dengan

luar Jawa, secara langsung sebagai pusat wilayah nasional bagian t engah.

Pelayanan t ransport asi j alan raya memiliki daya hubung (aksesi bi l i t as) t ransport asi

yang sangat baik dibandingkan moda t ransport asi lainnya. Hal ini dikarenakan daya

(27)

27

aksesibilit as prasarana (inf rast rukt ur) yang minim. Selain it u, di dalam sebagai

konsep mult imoda sist em, t ransport asi j alan biasanya berf ungsi sebagai

penghubung sist em mult imoda t ersebut . Daya hubung it u j uga menghubungkan

zona-zona berdasarkan hirarki wilayah yang ada pada wilayah Kot a Semarang

maupun dalam kesat uan wilayah kawasan Kedungsapur, kawasan aglomerasi Jawa

Tengah maupun nasional.

Kot a Semarang sebagai salah sat u Kot a besar, yait u Kot a Met ropolit an memiliki

beragam permasalahan t ermasuk t ransport asi sepert i yang dialami kot a-kot a besar

lainnya. Permasalahan t ransport asi perkot aan di Kot a Semarang hampir dialami di

semua lini aspek perhubungan sepert i permasalahan di t ransporasi baik pada mat ra

darat , laut , dan udara t erut ama yang t erkait dengan t ransport asi i nt er n

perkot aannya. Permasalahan kemacet an, angkut an umum, kecelakaan, pedest rian

dan sebagainya memberikan masukan unt uk segera dicari solusi pemecahannya.

Kapasit as j aringan j alan yang ada di Kot a Semarang relat if cukup t inggi dengan

banyaknya j aringan j alan ut ama memiliki lebar yang cukup besar. Lebar j alan

ut ama Kot a Semarang sendiri rat a-rat a memiliki empat laj ur dengan ukuran lebar

minimum 7-8 met er. Namun dilihat dari kondisi arus pergerakan t ransport asi

perkot aan yang cukup t inggi, pelayanan kinerj a t ransport asi hampir mendekat i

t ingkat kej enuhan. Dari kondisi pergerakan yang ada saat ini j aringan pelayanan

t ransport asi j alan yang ada memiliki kondisi sebagaimana digambarkan pada t abel

3. 5. di bawah ini.

Tabel 4. 4. Kondisi pelayanan j alan ut ama di Kot a Semarang

No. Ruas j alan Volume Kapasitas V/ c ratio

1. Jl. Kaligawe 5176, 25 5750, 16 0, 900

2. Jl. Teuku Umar 4714, 65 5928. 00 0, 795

3. Jl. Siliwangi 5347, 25 7610, 80 0, 703

4. Jl. MT Haryono 2922, 80 4167, 82 0, 701

5. Jl. Gaj ah Mada 3726, 90 5397, 89 0, 690

6. Jl. Jenderal Sudirman 5133, 25 7907, 33 0, 649

7. Jl. Bridj en Sudiart o 5119, 00 8006, 17 0, 639

8. Jl. Imam Bonj ol 3090, 40 5015, 09 0, 618

9. Jl. MH Tamrin 3264, 30 5337, 70 0, 612

10. Jl. Mgr. Soegij opranot o 5161, 75 8525, 09 0, 605

11. Jl. Vet eran 1918, 80 3331, 17 0, 594

12 Jl. Dr Cipt o 2356, 80 5568, 08 0, 423

(28)

28

No. Ruas j alan Volume Kapasitas V/ c ratio

14. Jl. Pemuda 2745, 30 6635, 08 0, 414

15. Jl. Kompol Maksum 1613, 55 4461, 60 0, 362

16. Jl. Set ia Budi 3765, 40 6015, 09 0, 626

17. Jl. Perint is Kemerdekaan 3169, 95 6015, 09 0, 527

18. Jl. Raya Walisongo 4141, 10 6320, 80 0, 650

19. Jl. Dr. Soet omo 2407, 25 5015, 09 0, 480

Sumber: Dinas Perhubungan Kot a Semarang (2009)

Jumlah kepemilikan kendaraan bermot or pribadi di Kot a Semarang dari t ahun ke

t ahun mengalami peningkat an t erut ama sepeda mot or, hal ini

merupakankonsekuensi pert ambahan penduduk yang berakibat bert ambahnya

j umlah pergerakan. Secara t eorit is unt uk t ransport asi perkot aan adalah bahwa

perlu penyediaan alat pergerakan bagi masyarakat yang aman, nyaman, t erj angkau

dan dapat dihandalkan, namun kenyat aan yang t erj adi adalah kegagalan dalam

upaya penyediaan sehingga masyarakat melakukan upaya penyelesaian sendiri

unt uk masalah pergerakan sehingga pert umbuhan kendaraan pribadi semakin t inggi

yang berdampak pada peningkat an kepadat an lalu lint as diperbagai j alan Kot a

Semarang. Adapun j umlah kendaraan yang t ercat at di Kot a Semarang, t erlihat

pada Tabel 4. 5. di bawah ini,

Tabel 4. 5. Jumlah kendaraan diperinci berdasar j enis kendaraan

Jenis Kendaraan 2012 2011 2010 2009 2008

Bis 445 445 443 443 467

Truk 1. 474 1474 913 913 1019

Angkot / mikrolet 1. 355 1. 355 859 859 813

Mobil pribadi 33. 523 33. 523 44. 660 44. 660 34. 625

Sepeda Mot or 151. 286 151. 286 119. 019 119. 019 123. 527

Sumber: BPS Kot a Semarang, 2013

Selain it u t ingkat keselamat an lalu lint as di Kot a Semarang dit unj ukkan dengan

j umlah kej adian kecelakaan yang t erj adi t ernyat a meningkat , demikian j uga

j umlah yang meninggal, luka berat , luka ringan maupun nilai kerugian. Secara

(29)

29

Tabel 4. 6. Jumlah Kecelakaan, korban dan Kerugian dalam 5 t ahun t erakhir

Tahun Jumlah

kecelakaan

Meninggal Luka Berat Luka Ringan Kerugian

Rp. (j ut a)

2012 1049 176 92 1252 1573

2011 484 62 166 469 640

2010 200 19 117 220 355

2009 71 15 31 70 119

2008 812 108 157 812 1848

(Sumber : BPS Kot a Semarang, 2013)

Tabel 4. 7. Indeks Severit as Kecelakaan lalu lint as 5 t ahun t erakhir

Tahun Jumlah kecelakaan Meninggal Indeks Severit as

2012 1049 176 0, 168

2011 484 62 0, 128

2010 200 19 0, 095

2009 71 15 0, 211

2008 812 108 0, 133

(Sumber : BPS Kot a Semarang yang diolah, 2013)

Dari dat a di at as t erlihat bahwa t ingkat kekerasan at au indeks severit as kecelakaan

meningkat , hal ini menunj ukkan bahwa kecelakaan yang t erj adi semakin parah

yang mengindikasikan kecepat an kendaraan pada saat kecelakaan sangat t inggi.

Selain t ransport asi j alan raya yang sangat berperan bagi kemaj uan di Jawa Tengah,

Kot a Semarang mempunyai simpul t ransport asi yang sangat pot ensial dan

memegang peranan pent ing dalam perkembangan perekononomian di wilayah

pant ai ut ara yait u Bandara Ahmad Yani, St asiun Keret a Api (Tawang dan Poncol)

dan Pelabuhan Tanj ung Mas.

Kedua simpul t ransport asi memegang peranan pent ing dalam melayani hubungan

Kot a Semarang dengan kot a-kot a besar di Indonesia dan dunia. Hal ini dibukt ikan

dengan t ingginya j umlah penumpang yang dibangkit kan dari simpul-simpul

t ransport asi t ersebut . Adapun dat a-dat a t ersebut dapat dilihat pada t abel di

(30)

30

Tabel 4. 8. Jumlah Penumpang Penerbangan Domest ik di Bandara A. Yani

Tahun Kedat angan Keberangkat an

Pesawat Penumpang Pesawat Penumpang

2012 11720 1366938 11721 1425328

2011 9701 1212191 9701 1188853

2010 7596 911481 7596 884643

2009 7498 828270 7500 799527

2008 7041 699333 7035 672489

(Sumber : BPS Kot a Semarang, 2013)

Tabel 4. 9. Jumlah penumpang penerbangan Int ernasional

Di Bandara A. Yani Semarang

Tahun Kedat angan Keberangkat an

Pesawat Penumpang Pesawat Penumpang

2012 534 59335 534 56738

2011 208 15201 208 17055

2010 254 18636 254 20023

2009 187 11086 187 12192

2008 233 19571 233 18423

(Sumber : BPS Kot a Semarang, 2013)

Tabel 4. 10. Jumlah Penumpang Keret a Api

di Kot a Semarang

Tahun Jumlah penumpang KA

2012 2293964

2011 1655926

2010 1580192

2009 1593111

2008 1593111

(Sumber : BPS Kot a Semarang yang diolah, 2013)

Pot ensi Kot a Semarang yang lain yang pat ut diket ahui adalah bidang pariwisat a.

Berdasarkan dat a yang ada, Kot a Semarang memiliki 21 obyek wisat a yang t ersebar

di seluruh Kot a Semarang. Obyek-obyek wisat a t ersebut sangat lah lengkap yait u

(31)

31

domest ik maupun manca negara, adapun j umlah wisat awan dapat di lihat pada

t abel di bawah ini,

Tabel 4. 11. Jumlah Wisat awan yang berkunj ung di Obyek Wisat a Kot a Semarang

Tahun Wisat awan domest ik Wisat awan Mancanegara

2012 1457576 3442

2011 1120755 7434

2010 1071063 3597

2009 2105945 7194

2008 589583 7136

(Sumber : BPS Kot a Semarang, 2013)

Selain pot ensi pariwisat a, pot ensi sekt or j asa sangat t inggi hal ini t erlihat dengan

semakin berkembangnya j umlah hot el yang ada di Kot a Semarang. Adapun j umlah

hot el yang ada di Kot a Semarang adalah sebagai berikut di bawah ini,

Tabel 4. 12. Jumlah Hot el di Kot a Semarang

Tahun Jumlah hot el

2012 105

2011 89

2010 85

2009 85

2008 85

(Sumber : BPS Kot a Semarang yang diolah, 2013)

Fasilit as kesehat an di Kot a Semarang meliput i rumah sakit dengan berbagai t ipe

baik swast a maupun milik pemerint ah. Jumlah rumah sakit yang ada di Kot a

Semarang cukup banyak mengingat Kot a Semarang adalah kot a met ropolit an,

adapun j umlah rumah sakit t ot al yang ada di Kot a Semarang adalah sebagai berikut

di bawah ini,

Tabel 4. 13. Jumlah Rumah sakit dan pasien di Kot a Semarang

Tahun Jumlah

rumah sakit

Jumlah pasien

2012 35 1299330

2011 31 1246740

2010 30 1381910

2009 30 1484230

(32)

32

Berdasarkan dat a di at as t erlihat bahwa j umlah rumah sakit di Kot a Semarang

semakin meningkat dan j umlah pasien relat if f lukt uat if namunt erj adi peningkat an

dari t ahun 2011 sebesar 1246740 orang menj adi 1299330 pada t ahun 2012, hal ini

menunj ukkan t ingkat kesadaran yang t inggi unt uk berobat bagi masyarakat Kot a

Semarang.

Peningkat an f asilit as perdagangan di Kot a Semarang j uga t erj adi peningkat an

meskipun t idak t erlalu signif ikan, namun hal t ersebut menunj ukkan adanya

perkembangan invest asi yang baik di Kot a Semarang. Berdasarkan dat a sekunder

yang berhasil dikumpulkan, t erdapat j umlah f asilit as perdagangan yang ada di Kot a

Semarang baik t radisional maupun modern t ersaj i dalam t abel di bawah ini,

Tabel 4. 14. Fasilit as perdagangan di Kot a Semarang

Jenis f asilit as perdagangan

2008 2009 2010 2011 2012

Dept St ore 10 10 10 10 10

Pasar Swalayan 52 52 52 53 53

Pusat Perbelanj aan 2 2 2 2 2

Pasar umum 47 47 47 47 47

Pasar Hewan 1 1 1 1 1

Pasar Buah 1 1 1 1 1

Pasar Sepeda 1 1 1 1 1

Pasar Ikan 2 2 2 2 2

Lain-lain 3 3 3 3 3

Jumlah 119 119 119 120 120

(Sumber : BPS Kot a Semarang, 2013)

4. 2. Analisis Data

4. 2. 1. Analisis Data Responden Penumpang Taksi

Dat a 450 orang penumpang t aksi yang diperoleh dari hasil survey baik dat a primer

maupun dat a sekunder dilakukan kompilasi dan pengolahan sehingga dapat

dipergunakan unt uk analisis. Adapun hasil kompilasi dan pengolahan dat a adalah

(33)

33

Gambar 4. 1. Karakt erist ik Responden penumpang t aksi berdasarkan usia

Gambar 4. 2. Karakt erist ik Responden penumpang t aksi berdasarkan j enis kelamin

Gambar 4. 3. Karakt erist ik Responden penumpang t aksi at as kepemilikan

kendaraan bermot or

Gambar 4. 4. Karakt erist ik Responden Penumpang t aksi berdasarkan

penghasilannya

Berdasarkan Gambar 4. 1 sampai dengan Gambar 4. 4, t erlihat karakt erist ik

responden penumpang t aksi adalah sebagian besar berusia 21 t ahun – 30 t ahun

(40%), berj enis kelamin perempuan (55%), mempunyai lebih dari 1 (sat u)

kendaraan bermot or (63%) dan berpenghasilan ant ara Rp. 1, 5 j ut a sampai Rp. 2

Jut a (30%). Hal ini menunj ukkan bahwa pengguna t aksi didominasi oleh masyarakat

usia produkt if , perempuan, merupakan masyarakat golongan “choi ce user” karena

mempunyai kendaraan bermot or lebih dari 1 (sat u).

Tuj uan perj alanan para responden menggunakan t aksi adalah sebagai berikut di

bawah ini, 10% 40% 19% 18% 13% 10-20 21-30 31-40 41-50 51-60 45% 55% L P 31% h an ya p u n ya 1 ke n daraa

n be rmo t or 63% le bih

d ari 1 ke n daraa

n be rmo t or

6% lain -lain 28% 30% 16% 23% 3%

A. <RP. 1. 500. 000

B. Rp . 1. 500. 000 -Rp . 2. 000. 000 C. Rp . 2. 000. 000 > Rp . 3. 000. 000 D. >Rp . 3. 000. 000

(34)

Gambar 4. 5. Tuj uan kegiat an men

Taksi

Gambar 4. 7. Alasan menggunakan t ak

Gambar 4. 9. Cara mendapat kan

t aksi

26%

37% 21%

16%

A. Be B. Be C. R D. D

46% 13% 3% 11% 4% 22% 1%

A. Pra

B. Tid lain C. Gen

d. Leb

E. Leb

F. Ken

G. Kea

56% 30%

9% 5%

A. Tel e

B. Lam tangan j al an C. Jal a pangka taksi D. Lain

enggunakan Gambar 4. 6. Tempat Tuj uan

menggunakan t aksi

kan t aksi Gambar 4. 8. Tempat Asal

menggunakan t aksi

t kan l ayanan Gambar 4. 10. Penggunaan angkut an

selain t aksi Bekerj a

Bel anj a Rekr easi Dan l ain- l ain

24% 43% 15% 9% 9% A. Banda minal/ B. Super C. Ru D. Ho E. Dan Prakt is

idak ada yg

engsi ebih cepat ebih murah enyamanan eamanan 58% 26% 11% 5%

A. Ru

B. Band term han C. Fa perb

D. da

el ephone

mbaikan an pinggir

l an ke gkal an

in-l ain

10%

69%

21% A. Aum B. K prib C. l

34

perj alanan perj alanan

angkut an lain

ndara/stasiun/ter nal/pelabuhan

permarket/mall

Rumah sakit

Hotel

Dan lain-lain

Rumah

ndara/ stasiun/ rminal / pel abu

Fasil itas rbel anj aan

dan l ain-l ain

. Angkutan mum

(35)

Gambar 4. 11. Jangkauan Perj alanan

Berdasarkan Gambar 4. 5 samp

kegiat an para penumpang mengg

dan rekreasi (21%). Selain it u

Simpul t ransport asi (Bandara, St a

dan kenyamanan (22%) adalah a

biasanya mereka naik t aksi ada

f asilit as perbelanj aan (11%).

Berdasarkan t empat t uj uan per

perbelanj aan dan simpul t ranspo

t uj uan kegiat an perj alanan ada

perbelanj aan digunakan pula se

f asilit as rekreasi t ersedia di f asili

Cara para penumpang mendapat

t elephone (56%), dan menungg

t idak menggunakan layanan t aks

Hal ini menunj ukkan bahwa t

Sedangkan berdasarkan j angkau

perj alanan dalam kot a (66%) d

maksimal 15 menit (79%).

66% 29%

5%

A. D kot a B. L

anan Gambar 4. 12. Lama menunggu t ak

mpai dengan Gambar 4. 12 t erlihat bahw

nggunakan t aksi adalah belanj a (37%), beke

u t empat t uj uan perj alanan adalah ke m

St asiun, t erminal dll) sebesar 24%. Keprakt i

alasan penumpang menggunakan layanan t

dalah dari rumah(58%), simpul t ransport asi

erj alanan t erlihat sebagian besar adalah ke

sport asi (bandara at au st asiun KA), namun j i

dalah belanj a dan rekreasi t erlihat bahwa

sebagai t empat rekreasi karena mengingat

silit as perbelanj aan.

apat kan layanan t aksi adalah sebagian be

ggu di pinggir j alan (30%). Apabila para pe

t aksi mereka memakai layanan mobil priba

t aksi merupakan pesaing dari kendaraan

auan perj alanan, t aksi dipergunakan domin

dan lama menunggu layanan t aksi sebag

. Dalam ot a

. Luar kot a

42%

37% 21%

A. < B. 15 C. >

35

t aksi

ahwa t uj uan

kerj a (26%)

mall (43%),

kt isan (46%)

n t aksi. Dan

si (26%) dan

ke f asilit as

j ika dilihat

wa f asilit as

at berbagai

besar lewat

penumpang

ibadi (69%).

aan pribadi.

inan unt uk

(36)

36

Gambar 4. 13. Survey kepada Responden penumpang Taksi

(Sumber : Hasil Survey, 2013)

4. 2. 1. Analisis Data Responden Pengemudi Taksi

Berdasarkan survey yang dilakukan kepada responden dari kalangan pengemudi

t aksi, diperoleh inf ormasi bahwa sebagian besar t aksi yang dikemudikan berbahan

bakar premium, dengan j umlah bahan bakar yang dikeluarkan t iap hari rat a-rat a 20

lit er. Selain it u j arak t empuh perhari rat a-rat a 200 km, beroperasi rat a-rat a 18

j am/ hari dan dalam sat u bulan rat a-rat a beroperasi selama 21 hari. Umur

kendaraan berkisar 5 t ahun. Karakt erist ik yang lain t ersaj i pada gambar di bawah

ini,

Gambar 4. 14. Kepemilikan armada t aksi Gambar 4. 15. St at us Kepegawaian

Pengemudi

2%

9%

87% 2%

a. Milik sendiri b. Sewa beli c. Milik perusahaan d. Lain-lain

61% 12%

27% a. Pegawai / pengemudi tetap

b. Pengemudi cadangan

(37)

37

Gambar 4. 16. Penghasilan Pengemudi Gambar 4. 17. kemampuan Pengemudi

dalam melayani penumpang

Berdasarkan hasil survey yang t ersaj i dalam gambar di at as t erlihat bahwa

pengemudi memperoleh kesej aht eraan yang cukup dengan penghasilan diat as UMR

(Upah Minimum Regional) Kot a Semarang sehingga mampu melayani penumpang

dengan baik.

Gambar 4. 18. Wawancara dengan responden pengemudi Taksi

(Sumber : Hasil survey, 2013)

4. 2. 1. Analisis Data Jumlah Taksi

Di Kot a Semarang t erdapat 8 perusahaan t aksi yait u At las, Ast ria, Pandu, Kost i,

Sat ria ekspress, Semarang Cit y/ Cent ris, Puri Kencana dan Blue Bird. Masing-masing

perusahaan mempunyai ciri pelayanan t ersendiri.

Berdasarkan dat a – dat a dari Dinas Perhubungan Komunikasi dan Inf ormat ika

(DisHubKomInf o) Kot a Semarang dan Organda Kot a Semarang di peroleh j umlah

t aksi yang ada di Kot a Semarang sebagai berikut di bawah ini,

30%

49% 17%

4% A. < Rp.1.500.000

B. Rp. 1.500.00 -2.000.000

c. Rp. 2.000.000 -3.000.000

d. > Rp. 3.000.000

87% 13%

0%

a. Hapal jalan

b. Tidak hapal jalan

(38)

38

Tabel 4. 15. Jumlah armada Taksi di Kot a Semarang

Nama Taksi Jumlah Armada

2008 2009 2010 2011 2012 2013

At las 174 179 179 175 176 175

Ast ria 25 25 25 25 25 25

Pandu 125 125 25 25 25 25

Kost i 200 200 200 200 200 200

Sat ria ekspress 125 125 125 125 125 125

Semarang cit y/ Cent ris

55 101 76 90 90 90

Puri Kencana 56 38 34 25 25 25

Blue Bird 100 200 200 250 300 300

Tot al 860 984 864 915 965 965

(Sumber : DisHubKomInf o (2012) dan Organda Kot a Semarang (2013))

Berdasarkan t abel diat as, t ernyat a dari t ahun ke t ahun t erj adi peningkat an j umlah

t aksi t ot al berdasarkan dat a yang dikeluarkan oleh DishubKomInf o (Dinas

Perhubungan Komunikasi dan Inf ormat ika) Kot a Semarang (2012) dan Organda Kot a

Semarang (2013). Jumlah t aksi t ersebut adalah berdasarkan masa berlaku ij in

operasional. Sedangkan berdasarkan dat a Uj i KIR kendaraan (penguj ian kendaraan)

di DisHubKomInf o (2013) t aksi yang t erdaf t ar mengikut i uj i sebanyak 925 armada.

Selain j umlah t aksi, dat a yang berhasil dikumpulkan adalah dat a j umlah

penumpang yang dilayani oleh masing-masing perusahaan, adapun dat a t ersebut

adalah sebagai berikut di bawah ini,

Tabel 4. 16. Dat a Jumlah penumpang yang dilayani Tiap Perusahaan Taksi t iap hari

Nama Taksi Jumlah Penumpang/ hari

2008 2009 2010 2011 2012 2013

At las 7854 8128 8402 8676 8950 9224

Ast ria -- -- -- -- -- --

Pandu -- -- -- -- -- --

Kost i -- -- -- -- 181 250

Sat ria ekspress 493 493 493 493 493 493

Semarang cit y/ Cent ris

250 250 250 250 200 170

Puri Kencana 148 133 128 137 74 236

Blue Bird 450 480 540 540 540 540

Tot al 9195 9484 9813 10096 10438 10913

Pert umbuhan (%) 3, 1% 3, 5% 2, 9% 3, 4% 4, 6%

Rat a-rat a

pert umbuhan (%)

3, 5%

(39)

39

Berdasarkan dat a di at as t erlihat bahwa dari t ahun ke t ahun j umlah penumpang

yang harus dilayani oleh armada t aksi di Kot a Semarang t iap harinya meningkat .

Pert umbuhan rat a-rat a penumpang yang harus dilayani t iap hari adalah 3, 5%.

4. 2. 4. Kebutuhan Taksi prespektif Rasio Kondisi Kota

Kebut uhan t aksi di suat u perkot aan dapat didekat i dengan rasio kondisi kot a.

Kondisi kot a yang dimaksud adalah j umlah penduduk, j umlah armada, j umlah

operat or (perusahaan ) t aksi. Adapun hal t ersebut dapat dilihat pada t abel

dibawah ini,

Tabel 4. 17. Rasio penduduk t erhadap j umlah armada t aksi

Tahun

Jumlah penduduk

Kot a Semarang

Jumlah armada t aksi

Berdasar ij in dari

DisHubKomInf o

Rasio

Penduduk dan j umlah

t aksi

2008 1481640 860 1723

2009 1506924 984 1531

2010 1527433 864 1768

2011 1544358 915 1688

2012 1559198 965 1616

(Sumber : Hasil analisis, 2013)

Berdasarkan dat a di at as, t erlihat bahwa di Kot a Semarang set iap t aksi melayani

1723 penduduk pada t ahun 2008 dan menurun pada t ahun 2012 yait u set iap t aksi

melayani 1616 penduduk. Namun dibandingkan dengan dat a dari berbagai Kot a

kat egori Kot a Met ro berdasarkan dat a t ahun 2008 t erlihat sebagai berikut ,

4. 2. 5. Kebutuhan Taksi prespektif Permintaan layanan

Berdasarkan Keput usan Ment eri KM No. 35 Tahun 2003, bahwa evaluasi kebut uhan

t aksi di suat u kot a dilakukan apabila t ingkat penggunaan t aksi sekurang-kurangnya

60% at au dengan kat a lain apabila pelayanan t aksi (suppl y) dibandingkan

permint aan pelayanan (demand) yang direpresent at if kan dengan t ingkat

penggunaan kendaraan kurang dari 60%. Adapun kondisi supply dan demand t aksi

(40)

40

Tabel 4. 18. Supply dan Demand Angkut an Taksi di Kot a Semarang

Tahun Demand Suppl y Suppl y-Demand

Rat i o (SD Rat i o)

%

% t ingkat

penggunaan

kendaraan

2008 9195 860 9, 35 91, 65

2009 9484 984 10, 38 89, 62

2010 9813 864 8, 81 91, 19

2011 10096 915 9, 06 90, 94

2012 10438 965 9, 25 90, 75

2013 10913 965 8, 84 91, 16

(Sumber : hasil analisis, 2013)

Berdasarkan dat a di at as t erlihat bahwa Kot a Semarang perlu dilakukan evaluasi

penambahan j umlah t aksi unt uk melayani pergerakan penumpang. Alasan logis

yang dapat diberikan adalah bahwa t ingkat penggunaan kendaraan t aksi di Kot a

Semarang adalah 91, 16 %. Hal ini sesuai dengan ket ent uan dalam Keput usan

Ment eri Perhubungan yait u KM no. 35 Tahun 2003 yang menyat akan bahwa apabila

t ingkat penggunaan t aksi disuat u kot a lebih dari 60% maka perlu dilakukan evaluasi

penambahan kendaraan.

4. 2. 6. Kebutuhan Taksi

Unt uk perencanaan t ent unya perlu dilakukan prediksi kebut uhan t aksi di masa yang

akan dat ang. Prediksi ini didasarkan pada dat a yang t elah ada dan pert umbuhan

rat a-rat a yang t elah dihit ung. Formula kebut uhan t aksi yang didasarkan pada

bangkit an dan t arikan perj alanan t ersebut yait u Y = 0, 002 X - 1498, 250

(Rukt iningsih, 2013), maka kebut uhan t aksi Kot a Semarang dipengaruhi oleh j umlah

penduduk Kot a Semarang.

maka dat a yang dibut uhkan unt uk menghit ung kebut uhan t aksi adalah dat a

pert umbuhan penduduk. Besarnya pert umbuhan dapat dilihat pada t abel di bawah

(41)

41

Tabel 4. 19. Jumlah dan Pert umbuhan Penduduk

Tahun Penduduk

Jumlah %pert umbuhan

2009 1506924

2010 1527433 1, 36

2011 1544358 1, 1

2012 1559198 0, 96

% Rerat a

Pert umbuhan 1, 14

(Sumber : Hasil analisis, 2013)

Berdasarkan f ormula diat as dengan memasukkan j umlah penduduk baik riil maupun prediksi diperoleh hasil sebagai berikut ,

Tabel 4. 20 Jumlah penduduk dan kebut uhan t aksi

Tahun Jumlah

Penduduk

Jumlah Kebut uhan

Taksi

Ket erangan

2012 1559198 1620 Jumlah penduduk

riil t ercat at

2013 1576973 1656 Jumlah penduduk

riil t ercat at

2014 1594950 1692 Prediksi j umlah

penduduk

2015 1613133 1728 Prediksi j umlah

penduduk

(Sumber : Hasil Analisis, 2013)

Berdasarkan Tabel 4. 20, t erlihat kebut uhan t aksi pada t ahun 2012 sampai dengan

2015, padahal j umlah t aksi riil yang ada di Kot a Semarang sampai dengan t ahun

2013 adalah 965 buah, berart i perlu dilakukan penambahan armada t aksi sebanyak

(42)

42

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5. 1. Kesimpulan

Berdasarkan analisis yang dilakukan pada bab-bab sebelumnya, maka kesimpulan

yang dapat dit arik adalah :

1. Berdasarkan Undang-Undang no. 22 Tahun 2009 t ent ang Lalu Lint as dan Angkut an

Jalan t aksi adalah angkut an orang yang melayani dari pint u ke pint u yang melayani

wilayah perkot aan.

2. Perencanaan kebut uhan t aksi didasarkan pada Keput usan Ment eri Perhubungan RI

yait u KM No, 35 Tahun 2003 t ent ang Kendaraan.

3. Kot a Semarang merupakan salah sat u kot a met ropolit an di Indonesia, sehingga

j umlah pergerakan sangat besar.

4. Hasil Survey yang dilakukan kepada responden penumpang t aksi menunj ukkan

bahwa sebagian besar penumpang adalah ber usia 21-30 t ahun, berj enis kelamin

perempuan (55%), mempunyai lebih dari 1 kendaraan (63%) dan berpenghasilan 1, 5

j ut a sampai dengan 2 j ut a (30%).

5. Berdasarkan t uj uan perj alanan, alasan menggunakan t aksi adalah unt uk berbelanj a

(37%), dengan t uj uan ke mall (43%), dan alasan keprakt isan (46%) dan sebagian

besar bangkit an perj al anan adalah dari rumah (58%). Layanan diperoleh dari

t elephone (56%), wakt u t unggu maksimal 15 menit (79%) dan areal j angkauan

perj alanan adalah dalam kot a (66%).

6. Berdasarkan hasil survey kepada responden pengemudi t aksi diperoleh hasil bahwa

armada t aksi adal ah milik perusahaan (87%), st at us kepegawaian adalah pegawai

t et ap (61%), dengan penghasilan 1, 5 -2 j ut a (49%) dan hapal j alan di Kot a Semarang

(87%).

7. Berdasarkan dat a dari DisHubKomInf o (2012) dan Organda Kot a Semarang (2013)

diperoleh dat a bawa pada t ahun 2012 j umlah t ot al t aksi yang berij in operasi di

Kot a Semarang sebanyak 965 armada, namun ber dasarkan Uj i KIR di DisHubKomInf o

Kot a Semarang t ahun 2013 j umlah Taksi yang melakukan uj i KIR sebanyak 925

buah.

8. Berdasarkan dat a dari perusahaan t aksi di Kot a Semarang, t ernyat a pert umbuhan

j umlah penumpang yang harus dilayani di Kot a semarang rat a-rat a 3, 5 %

9. Berdasarkan analisis rasio j umlah penduduk dengan j umlah t aksi yang sesuai ij in

dari DisHubKomInf o Kot a Semarang, t ernyat a 1 armada t aksi melayani 1616

(43)

43

10.Berdasarkan analisis permint aan pelayanan maka t ingkat penggunaan kendaraan

t aksi di Kot a Semarang adalah sebesar 91, 16 % pada t ahun 2013, art inya perlu

dilakukan evaluasi kebut uhan j umlah t aksi.

11.Berdasarkan prediksi t ahun 2014, kebut uhan t aksi di Kot a Semarang adal ah sebesar

1692 armada.

5. 2. Rekomendasi

1. Berdasarkan prediksi pada t ahun 2014 dan 2015, maka perlu penambahan t aksi

sebesar 727 pada t ahun 2014 didasarkan j umlah t aksi pada t ahun 2013.

2. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Inf ormat ika Kot a Semarang waj ib mendat a,

memant au dan mengat ur j umlah t aksi sesuai kewenangannya agar t erj adi

(44)

44

DAFTAR PUSTAKA

BPS Kot a Semarang, 2013, Kot a Semar ang Dal am Angka 2012, Badan Pusat St at ist ik-Pemerint ah Kot a Semarang, Semarang

Dit j en BSTP Kement erian Perhubungan RI, 2009, Laporan Akhir Perencanaan Teknis Penyusunan Kebut uhan Armada dan Wilayah Operasi angkut an Taksi di Wilayah Perkot aan, Lapor an Penel i t i an, PT Binasiamindo Kharisma, Jakart a.

DisHubKomInf o Kot a Semarang, 2012, Analisa Kebut uhan Taksi Kot a Semarang,

Lapor an Penel i t i an, Semarang.

Dinas Perhubungan Kabupat en Semarang, 2012, Analisa Pot ensi Pengadaan Angkut an Taksi di Kabupat en Semarang, Lapor an Penel i t i an, Semarang.

ITDP, 2011, St udy on Jakar t a Feeder Bus Ser vi ces, Inst it ut e f or Transport at ion & Development Policy, New York-USA.

Rudat in Rukt iningsih, 2013, Kaj ian Kebut uhan Taksi Kot a Semarang, Dinas Perhubungan Komunikasi dan Inf ormat ika Kot a Semarang, Lapor an Penel i t i an, Semarang

REGULASI:

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 t ent ang Lal u Li nt as dan Angkut an Jal an, Pemerint ah Republik Indonesia, Jakart a-Indonesia

________, 2009, Rencana Det ai l Tat a Ruang Kot a (RDTRK) BWK Kot a Semar ang 2009-2030, Pemerint ah Kot a Semarang, Semarang-Indonesia.

Rencana Tat a Ruang Wi l ayah (RTRW) Kot a Semar ang 2011-2031, Pemerint ah Kot a Semarang, Semarang-Indonesia

Keput usan Ment er i Per hubungan RI KM No. 35 Tahun 2003 t ent ang Penyel enggar aan Angkut an Or ang Di Jal an Dengan Kendar aan Umum,

Gambar

Gambar 1.1. Wilayah St udi Kaj ian Kebut uhan Taksi Kot a Semarang
Gambar 2.1 Fakt or-fakt or Transportasi
Gambar 3.1. Alur Pikir Kaj ian
Tabel 4.1 Luas wilayah dan j umlah kelurahan per Kecamat an
+7

Referensi

Dokumen terkait

disampaikan Ayat (2) Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai disampaikan paling lama akhir bulan berikutnya setelah berakhirnya Masa Pajak Berdasarkan

Menghasilkan karya ilmiah berupa hasil pemikiran yang dipublikasikan dalam bentuk buku dengan judul &#34;Ragam Penilaian Otentik dan Evaluasi Pembelajaran&#34;

Pada hari ini Senin Tanggal Dua puluh tiga Bulan Juli Tahun Dua ribu dua belas, Panitia Pengadaan Suku Cadang dan Penunjang Laboratorium Balai POM di Batam

[r]

[r]

Main Idea : Since 1840, American presidents elected in years ending in zero have been destined to die

Syukur Alhamdulillah Penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Penulisan Tugas Akhir guna

Fokus Berkebolehan melakukan pergerakan kaki dalam kemahiran menjejak air dengan