• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh RATRI DYAH SABATIANA NPM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KARYA TULIS ILMIAH. Oleh RATRI DYAH SABATIANA NPM"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI KASUS PADA Sdr. “A” UMUR 21 TAHUN YANG MENGALAMI

MASALAH KEPERAWATAN NYERI AKUT DENGAN DIAGNOSA MEDIS

POST ORIF ANTEBRACHII DEXTRA DI RUANG FLAMBOYAN RSUD

GAMBIRAN KOTA KEDIRI

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh

RATRI DYAH SABATIANA

NPM. 12.2.05.01.0033

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI

2015

(2)
(3)
(4)

Universitas Nusantara PGRI Kediri

STUDI KASUS PADA Sdr. “A” UMUR 21 TAHUN YANG MENGALAMI

MASALAH KEPERAWATAN NYERI AKUT DENGAN DIAGNOSA MEDIS

POST ORIF ANTEBRACHII DEXTRA DI RUANG FLAMBOYAN RSUD

GAMBIRAN KOTA KEDIRI

Ratri Dyah Sabatiana 12.2.05.01.0033

Fakultas Ilmu Kesehatan-Prodi D3 Keperawatan Ratridyah@yahoo.com

Pembimbing 1 : Ns.M. Mudzakkir, M.Kep Pembimbing 2 : Norma Risnasari, S.Kep, Ns UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI

ABSTRAK

Studi Kasus Pada Sdr. “A” Umur 21 Tahun Yang Mengalami Masalah Keperawatan Nyerti Akut Dengan Diagnosa Medis Post ORIF Antebrachii Dextra Di Ruang Flamboyan RSUD Gambiran Kota Kediri, Ratri Dyah Sabatiana (2015).

PembimbingI : Ns. M.

Mudzakkir,M.Kep

PembimbingII : Norma Risnasari, S.Kep., Ns

Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang, yang disebabkan oleh pukulan langsung, gaya meremuk, gerakan punter mendadak, dan bahkan kontraksi otot ekstrem.(smeltzer, 2006). Tujuan penulisan adalah untuk mempelajari dan mempraktikan asuhan keperawatan pada pasien dengan diagnosa medis post ORIF antebrachii dextra melalui pendekatan proses keperawatan secara komprehensif.

Metode yang digunakan dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini adalah deskriptif dengan pendekatan studi kasus yaitu post ORIF antebrachii dextra yang dirawat di Ruang Flamboyan RSUD Gambiran Kota Kediri.

Hasil studi kasus pada Sdr.A

yang dilakukan yaitu mengajarkan teknik relaksasi dan teknik distraksi, mengatur posisi pasien senyaman mungkin, serta melakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat santagesik 30 mg secara IV. Setelah 3 hari tindakan pasien berangsur membaik dan hari terakhir tindakan pasien diperbolehkan pulang, masalah teratasi sebagian, intervensinya melakukan tindakan untuk mengurangi nyeri dan berkolaborasi dalam pemberian analgesik.

Nyeri akut pada Sdr.A dikarenakan adanya pergeseran fragmen tulang dan bekas tindakan pembedahan.Nyeri akut jika diabaikan akan mengakibatkan peningkatan respirasi, peningkatan tekanan darah. Penanganan yang lamban pada post ORIF antebrachii dextra akan menyebabkan kehilangan fungsi ekstremitas secara permanen.

Diharapkan pasien bisa menghin dari dari komplikasi fraktur seperti kekakuan sendi dan harus mematuhi diet rendah lemak dan

(5)

I. Latar Belakang

Fraktur atau patah tulang merupakan masalah yang sangat menarik perhatian masyarakat. Banyak kejadian yang tidak terduga yang menyebabkan terjadinya fraktur, baik itu fraktur tertutup maupun fraktur terbuka. Terjadinya kecelakaan secara tiba-tiba yang menyebabkan fraktur seringkali membuat orang panik dan tidak tahu tindakan apa yang harus dilakukan. Ini disebabkan tidak adanya kesiapan dan kurangnya pengetahuan terhadap fraktur tersebut. Seringkali untuk penanganan fraktur ini tidak tepat mungkin dikarenakan kurangnya informasi yang tersedia. Salah satunya fraktur antebrachii yaitu fraktur pada tulang radius ulna. Oleh karena itu kita harus mengetahui paling tidak bagaimana penanganan pada korban fraktur, penanganan pada fraktur memerlukan pengetahuan mengenai anatomi fisiologi, patofisiologi tulang normal, dan kelainan yang terjadi pada pasien dengan fraktur antebrachii (Price & Wilson, 2006).

Pada kelompok usia muda umumnya fraktur lebih sering terjadi karena trauma, sekitar umur 45 tahun kebawah dan sering terjadi pada laki-laki daripada perempuan baik fraktur karena olahraga, pekerjaan atau luka yang disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas. Menurut World Health Organization (WHO) mencatat di tahun 2014 terdapat lebih dari 6 juta orang meninggal dikarenakan insiden kecelakaan dan sekitar 1,3 juta orang mengalami kecacatan fisik. Berdasarkan data dari Departemen Kesehatan RI tahun 2012 di Indonesia didapatkan sekitar 10.349 kasus, tahun 2013 sebanyak 57.726 kasus dan pada tahun 2014 sebanyak 61.606 kasus. Hasil survey tim Depkes RI di dapatkan 25% penderita fraktur mengalami kematian, 45% mengalami cacat fisik, 15% mengalami stress psikologi karena cemas dan bahkan depresi, dan 10% mengalami kesembuhan baik. Data dari Dinas Kesehatan Jawa Timur pada tahun 2014 sebanyak 25.000 kasus. Berdasarkan data yang diperoleh dari Rekam Medik RSUD Gambiran Kota Kediri jumlah pasien fraktur antebrachii yang rawat inap di Ruang Flamboyan pada tahun 2012 sebanyak 48 Kasus, tahun 2013 sebanyak 50 kasus, tahun 2014 sebanyak 65 kasus.

Penyebab dari fraktur antebrachii yaitu trauma langsung seperti benturan dan pukulan, trauma tidak langsung seperti pasien jatuh dengan lengan dalam keadaan ekstensi dan trauma ringan seperti bila tulang itu sendiri rapuh. Fraktur antebrachii perlu ditangani dengan penanganan yang cepat dan tepat serta menggunakan teknik sterilisasi. Hal tersebut dimungkinkan karena pada fraktur antebrachii dapat menyebabkan kelainan pada tulang. Seringkali dijumpai bahwa fraktur antebrachii

(6)

Universitas Nusantara PGRI Kediri menyebabkan kecacatan permanen karena penanganan yang kurang tepat, lingkungan yang kurang mendukung dan kurangnya pengetahuan. Penanganan pada pasien dengan fraktur antebrachii itu sendiri mobilisasi fraktur, rehabilitasi, penatalaksanaan konservatif, imobilisasi dengan bidai eksterna dan penatalaksanaan pembedahan. Penyembuhan pada fraktur antebrachii secara keperawatan dapat dilakukan dengan mengobservasi keadaan luka pasien, merawat luka pasien secara berkala. Selain itu pada pasien dengan fraktur antebrachii dianjurkan banyak mengkonsumsi makanan dan minuman yang banyak mengandung kalsium seperti susu, kalium seperti tomat, pisang, jeruk, kentang dan buncis, vitamin D seperti ikan salmon, sarden, udang, susu kedelai, hati dan juga kuning telur, fosfor seperti susu, yoghurt, daging sapi, vitamin C seperti jeruk, stroberi, jeruk dan paprika, magnesium seperti bayam, buncis dan polong-polongan.

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik mengambil judul “Studi Kasus Pada Pasien Dengan Diagnosa Medis Post ORIF Antebrachii Dextra di Ruang Flamboyan RSUD Gambiran Kota Kediri.

II. METODE

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu penelitian. (Nursalam,2006).

Tehnik pengumpulan data menggunakan 1. Wawancara.

Wawancara adalah menanyakan atau tanya jawab yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi klien dan merupakan suatu komunikasi yang direncanakan.

2. Observasi

Mengamati perilaku dan keadaan pasien untuk memperoleh data tentang masalah kesehatan dan keperawatan pasien.

3. Pemeriksaan Fisik.

Pemeriksaan fisik adalah suatu tindakan keperawatan yang dipergunakan untuk memperoleh data obyektif dari riwayat keperawatan pasien.

4. Studi Dokumentasi

Bukti pencatatan dan pelaporan yang dimiliki perawat dalam melakukan pencatatan perawatan yang berguna untuk kepentingan klien, perawat dan tim kesehatan dalam

(7)

pengkajian, dokumentasi diagnose keperawatan, dokumentasi rencana keperawatan, dokumentasi tindakan keperawatan, dan dokumentasi evaluasi (Hidayat, 2010).

III. HASIL DAN KESIMPULAN

Hasil studi kasus pada Sdr.A ditemukan masalah keperawatan utama yaitu nyeri akut, tindakan yang dilakukan yaitu mengajarkan teknik relaksasi dan teknik distraksi, mengatur posisi pasien senyaman mungkin, serta melakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat santagesik 30 mg secara IV. Setelah 3 hari tindakan pasien berangsur membaik dan hari terakhir tindakan pasien diperbolehkan pulang, masalah teratasi sebagian, intervensinya melakukan tindakan untuk mengurangi nyeri dan berkolaborasi dalam pemberian analgesik.

Setelah mengetahui gambaran yang jelas tentang proses perawatan pada Sdr. A dengan kasus Post ORIF Antebrachii Dextra baik secara teori dan kasus sebenarnya dialami di rumah sakit, maka dapat di simpulkan sebagai berikut :

1. Dalam pengkajian didapatkan hasil pengkajian pasien yang mendukung diagnosa utama adalah: pasien mengeluh nyeri pada tangan kanan, nyeri saat digerakan, nyeri menjalar dari area patah sampai kesiku skala nyeri 7 nyeri timbul terus-menerus.

2. Diagnosa keperawatan yang muncul pada Sdr. A adalah Nyeri Akut berhubungan dengan terputusnya jaringan kontinuitas ditandai dengan pasien mengatakan nyeri pada tangan kanan, nyeri saat digerakan, nyeri menjalar dari area patah sampai siku skala nyeri 7 nyeri timbul terus-menerus .

3. Rencana tindakan yang dilakukan oleh perawat pada pasien Sdr. A adalah sebagai berikut : 1) observasi tanda – tanda vital pasien, 2) kaji skala nyeri pasien, 3) ajarkan teknik relaksasi, 4) kolaborasi pemberian analgesik

4. Tindakan keperawatan yang dilakukan oleh perawat pada pasien Sdr.A adalah sebagai berikut : 1) TD 110/90mmHg, S 37 C, 2) skala nyeri 3, 3) teknik relaksasi nafas dalam, 4) injeksi santagesik 1x250 mg (iv).

5. Pada tahap evaluasi selama 3 hari didapatkan hasil pada masalah keperawatan pada Sdr. A dapat teratasi karena secara umum kondisi pasien yang sudah pulih dan atau membaik. IV. DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, LJ. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan edisi 6 . Jakarta: EGC

Doenges, Marilyn E, (2007),Rencana Asuhan Keperawatan, Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, edisi 3. Jakarta

Johnson, M., et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition. New Jersey: Upper Saddle River

(8)

Universitas Nusantara PGRI Kediri [Kemenkes RI] Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Profil Kesehatan

Indonesia 2012. Jakarta : Kemenkes RI.

Mahode AA, Halim MJ, Bourman V, Hartanto YB, 2012. Terapi dan rehabilitasi fraktur. Jakarta: EGC

Mc Closkey, C.J., et all. 1996. Nursing Interventions Classification (NIC) Second Edition. New Jersey: Upper Saddle River

NANDA,(2013), Nursing Diagnosis and Classification, philadelphia lippincot

Pemeriksaan Rontgen & Ultrasonografi (USG) . 2009. Diunduh dari

http://www.rsabharapankita.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id =17&Itemid=136, diunduh tanggal 15 Maret 2014

Nursalam, 2009. Konsep dan Penerapan Metode Penelitian Ilmu keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Rasjad C, 2007. Pengantar ilmu bedah ortopedi. Jakarta: Yarsif Watampone

Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006. Jakarta: Prima Medika

Suratun, Heryati, Manurung S, Raenah E, Jakarta: EGC; 2008 Klien gangguan sistem muskuloskeletal.

Referensi

Dokumen terkait

Tabrakan antara kereta api dan kendaraan umum tidak boleh terjadi, untuk tujuan ini pengendara di jalan umum harus dapat melihat kereta yang datang dari jarak yang cukup jauh, supaya

Apabila didasarkan pada batasan pengertian tentang pornografi, tindak pidana pornografi dapat diberi batasan yang lebih konkret, yakni perbuatan dengan wujud dan

Pada tahun 2015 ini, komponen Sistem Informasi Manajemen Akuntabilitasi (SIMA) belum melakukan realisasi kegiatan karena masih dalam proses lelang untuk : (1)

Bila terdapat batuan dengan tekstur forfiri, mineral penyusun dapat dilihat dengan mata telanjang, berwarna cerah, dengann komposisi plagioklas lebih dominan dan tidak

Perusahaan memperoleh Penghargaan Konstruksi Indonesia dari Menteri Pekerjaan umum (PU) di bulan Nopember 2011.. Penghargaan Kinerja Proyek di bulan Nopember 2011 juga

Jumlah tenaga kesehatan yang menjadi peserta dalam pertemuan peningkatan kapasitas pengelola program dalam pelayanan antenatal

Pantai Apai: terletak sekitar 1 km dari pemukiman desa Bitunuris, penyu hijau bertelur terlihat terakhir oleh warga pada September 2015, tumbuhan di sekitar

Shock merupakan komponen yang digunakan untuk meredam getaran dan goncangan yang berlebih pada jetski ketika kendaraan ini berjalan di darat.Jenis shock yang