• Tidak ada hasil yang ditemukan

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KEHUTANAN DAN POSISI IPTEK HASIL LITBANG KEHUTANAN DI ERA PEMERINTAHAN BARU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KEHUTANAN DAN POSISI IPTEK HASIL LITBANG KEHUTANAN DI ERA PEMERINTAHAN BARU"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh:

Direktur Kehutanan dan Konservasi Sumber Daya Air

Bappenas

Pembahasan Renstra Badan Litbang “Lingkungan Hidup dan Kehutanan” 2015-2019

Bogor, 24 November 2014

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KEHUTANAN

DAN POSISI IPTEK HASIL LITBANG KEHUTANAN DI ERA

PEMERINTAHAN BARU

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

(2)

PROSES PENYUSUNAN RPJMN 2015-2019

Slide - 2 Rancangan Teknokratis RPJMN 2015-2019 Rancangan RPJMN 2015-2019 Rancangan Akhir RPJMN 2015-2019 Visi – Misi Presiden terpilih Musrenbang RPJMN dan Sidang Kabinet Arahan

RPJPN 2005-2025

Isu Strategis Jangka Menengah 2015-2019 (background studies) Evaluasi RPJMN 2010-2014 Aspirasi Masyarakat

(3)

Visi Pembangunan 2005-2025

INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU, ADIL DAN MAKMUR

Slide - 3

PENTAHAPAN PEMBANGUNAN RPJPN 2005-2025:

(4)

DASAR IDEOLOGI

PANCASILA 1 JUNI 1945

DAN

TRISAKTI

(5)

TRISAKTI

• Kedaulatan Dalam Politik, diwujudkan dalam pembangunan

demokrasi politik yang berdasarkan hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan perwakilan. Kedaulatan rakyat menjadi karakter,

nilai, dan semangat yang dibangun melalui gotong royong dan

persatuan bangsa

• Berdikari Dalam Ekonomi, diwujudkan dalam pembangunan

demokrasi ekonomi yang menempatkan rakyat sebagai pemegang

kedaulatan di dalam pengelolaan keuangan negara dan pelaku

utama dalam pembentukan produksi dan distribusi nasional.

Negara memiliki karakter kebijakan dan kewibawaan pemimpin

yang kuat dan berdaulat dalam mengambil keputusan-keputusan

ekonomi rakyat melalui penggunaan sumber daya ekonomi nasional

dan anggaran negara untuk memenuhi hak dasar warga negara

• Kepribadian Dalam Kebudayaan, diwujudkan melalui

pembangunan karakter dan kegotong-royongan yang berdasar pada

realitas kebhinnekaan dan kemaritiman sebagai kekuatan potensi

bangsa dalam mewujudkan implementasi demokrasi politik dan

demokrasi ekonomi Indonesia masa depan.

(6)

V I S I RPJMN 2015 – 2019

TERWUJUDNYA INDONESIA YANG BERDAULAT,

MANDIRI DAN BERKEPRIBADIAN DAN

BERLANDASKAN GOTONG-ROYONG

(7)

M I S I

1.

Mewujudkan

keamanan nasional

yang mampu menjaga

kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan

mengamankan sumber daya maritim, dan mencerminkan

kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan

2.

Mewujudkan

masyarakat maju, berkeseimbangan dan

demokratis

berlandaskan Negara hukum

3.

Mewujudkan

politik luar negeri bebas aktif

dan memperkuat jati

diri sebagai

negara maritim

4.

Mewujudkan

kualitas hidup manusia Indonesia

yang tinggi, maju,

dan sejahtera

5.

Mewujudkan

bangsa yang berdaya saing

6.

Mewujudkan Indonesia menjadi

negara maritim yang mandiri,

maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional

7.

Mewujudkan

masyarakat yang berkepribadian dalam

kebudayaan

(8)

9 AGENDA PRIORITAS

1.

Kami akan menghadirkan kembali Negara untuk melindungi segenap

bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara

2.

Kami akan membuat Pemerintah tidak absen dengan membangun tata

kelola Pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya

3.

Kami akan membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat

daerah-daerah dan desa dalam kerangka Negara Kesatuan

4.

Kami akan menolak Negara lemah dengan melakukan reformasi sistem

dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya

5.

Kami akan meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia

6.

Kami akan meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar

internasional

7.

Kami akan mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan

sektor-sektor strategis ekonomi domestik

8.

Kami akan melakukan revolusi karakter bangsa

9.

Kami akan memperteguh Ke-Bhinneka-an dan memperkuat restorasi

sosial Indonesia

(9)

DRAFT

RPJMN 2015-2019

(10)

RPJMN 2015-2019 BIDANG SDA DAN LH

1. Pemanfaaatan untuk menyediakan kebutuhan kehidupan saat ini dan pelestarian

yang menjaga kelangsungan kehidupan masa mendatang.

2. Memenuhi kebutuhan dasar pangan dan energi dan memanfaatkan daya saing

komparatif SDA dan LH, dan tetap menjaga ketahanan air dan kelestarian SDA dan LH. Pemberantasan Tindakan Penebangan Liar, Perikanan Liar, dan

Penambangan Liar

Peningkatan Hasil Hutan Kayu

Ketahanan Air

(11)

PEMBERANTASAN TINDAKAN PENEBANGAN LIAR

Arah Kebijakan:

Peningkatan instrumen penegakan hukum,

melalui: (i) Penyusunan Satu Peta Tematik Hutan; (ii) Percepatan penyelesaian tata batas dan

pengukuhan kawasan hutan; (iii) Peningkatan

kuantitas dan kualitas SDM pengawas dan penegak hukum.

Peningkatan efektivitas penegakan hukum

melalui: (i) Penyederhanaan prosedur penegakan hukum kasus penebangan liar; (ii) Meningkatkan proses yustisi; (iii) Peningkatan koordinasi dalam pengawasan dan penegakan hukum; (iv)

Pembentukan Lembaga Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan.

Peningkatan efektivitas dan kualitas pengelolaan hutan: (i) Penyelesaian Pembangunan KPH untuk seluruh kawasan hutan; (ii) Peningkatan

keterlibatan masyarakat dalam pengamanan hutan.

(12)

Peningkataan Hasil Hutan dan Kayu

Sasaran:

1. Peningkatan kualitas tata kelola:

a. Mengurangi open access dengan mengembangkan Kesatuan Pengelola Hutan Produksi (KPHP) menjadi 347 unit; b. Meningkatnya penerapan prinsip

pengelolaan hutan produksi lestari untuk KPHP dan hutan produksi di bawah Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu – Hutan Alam (IUPHHK-HA).

2. Peningkatan produksi kayu:

a. Meningkatnya produksi kayu bulat dari hutan alam menjadi 29 juta m3;

b. Meningkatnya produksi kayu bulat dari hutan tanaman menjadi 160 juta m3; c. Meningkatnya produksi kayu hutan rakyat menjadi 100 juta m3;

d. Meningkatnya nilai ekspor produk kayu rata-rata menjadi USD32,5 miliar

(13)

SASARAN KETAHANAN AIR

1. Menyelesaikan status DAS Lintas Negara

2. Mengurangi luasan lahan kritis, melalui rehabilitasi di dalam KPH seluas 5,5

juta hektar.

3. Pemulihan kesehatan 4 DAS prioritas nasional (DAS Ciliwung, DAS Citarum, DAS

Kapuas dan DAS Siak), dan 30 26 DAS prioritas sampai dengan tahun 2019

4. Meningkatkan perlindungan mata air di 4 DAS prioritas nasional dan 30 26 DAS

prioritas sampai dengan tahun 2019.

5. Meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam pemulihan kesehatan DAS

melalui pengembangan HTR, HKm, HD, pengembangan ekowisata skala kecil,

serta hasil hutan bukan kayu.

6. Internalisasi 108 RPDAST yang sudah disusun ke dalam RTRW.

7. Pembangunan embung dan dam pengendali skala kecil dan menengah di

daerah hulu 30 DAS Prioritas.

(14)

SASARAN PENINGKATAN KONSERVASI

DAN TATA KELOLA HUTAN

Peningkatan Konservasi dan Tata Kelola Hutan

Sasaran:

1. Konservasi Hutan

a. Meningkatnya populasi 25 species satwa terancam punah sebesar 10 persen sesuai baseline data tahun 2013

b. Optimalisasi pengelolaan kawasan konservasi seluas 20,63 juta ha

c. Pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dengan cepat dan baik d. Peningkatan kualitas data dan informasi keanekaragaman hayati.

2. Tata Kelola Hutan

a. Penyelesaian pengukuhan/penetapan kawasan hutan 100 persen

b. Penyelesaian tata batas kawasan dan tata batas fungsi sepanjang 40.000 km

c. Operasionalisasi 579 KPH yang terdiri dari 347 KPHP, 182 KPHL dan 50 KPHK bukan TN

d. Peningkatan kemitraan dengan masyarakat dalam pengelolaan hutan melalui pola HTR/HKm/HD dan HR (dari 500 ribu ha pada tahun 2014 menjadi 40 juta ha pada tahun 2019).

(15)

BUKU II

SASARAN POKOK PEMBANGUNAN SDA DAN LH

2015-2019

Slide - 15

 Dukungan SDA dan LH terhadap Perekonomian berbasis SDA

 Peningkatan Kualitas LH

(16)

SASARAN POKOK PEMBANGUNAN SDA DAN LH

No. Sasaran 2015 2016 2017 2018 2019

1. Pertumbuhan PDB pertanian (%, termasuk perikanan dan kehutanan)

3,5 3,6 3,7 3,8 4,0

2. Pertumbuhan PDB Migas dan Pertambangan (%)

0,9 1,1 1,3 1,5 1,8

3. Ekspor hasil perikanan (US$ miliar) 5,86 6,82 7,62 8,53 9,54 4. Ekspor hasil kehutanan (US$ miliar) 6,5 6,5 6,5 6,5 6,5 5. IKLH (skor) 64,0-64,5 64,5-65,0 65,0-65,5 65,5-66,5 66,5-68,5 6. Konservasi Kawasan Perairan(juta

ha)

(17)

ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN SDA LH

Slide - 17

(1) Pengamanan Produksi Untuk Kemandirian dan Diversifikasi Konsumsi Pangan; (2) Pengembangan Agribisnis, Pertanian Berkelanjutan dan Kesejahteraan Petani; (3) Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Perikanan serta Kesejahteraan Nelayan

dan Pembudidaya Ikan;

(4) Peningkatan Tata Kelola Laut, Pengelolaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Serta Pengembangan Ekonomi Kelautan Berkelanjutan;

(5) Peningkatan Produksi Hasil Hutan dan Pengembangan Jasa Lingkungan; (6) PeningkatanKonservasi dan Tata Kelola Hutan serta Pengelolaan DAS;

(7) penguatan Pasokan, Bauran dan Efisiensi Konsumsi Energi;

(8) Peningkatan Nilai Tambah Industri Mineral dan Pertambangan Berkelanjutan; (9) Peningkatan Kualitas LH, SCP dan Pelestarian dan Pemanfaatan Keekonomian

KEHATI sesuai dengan arahan dalam Indonesia Biodiversity Strategy and Action Plan/IBSAP 2003-2020;

(10) Pelaksanaan Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim serta Peningkatan Kualitas Info Iklim dan Kebencanaan.

(18)

Peningkatan Produksi Hasil Hutan dan

Pengembangan Jasa Lingkungan

Slide - 18

1) Pengembangan KPH Produksi dan Produk Kayu

Kontribusi terhadap PDB yg terus menurun, akibat:

- Pemanfaatan kawasan hutan produksi belum optimal

- Belum optimalnya pemanfaatan potensi hutan produksi yg sudah dibebani hak - Kurang berkembangnya industri primer hasil hutan

- Kinerja eksport belum optimal

- Penerapan prinsip pengelolaan hutan berkelanjutan belum dilaksanakan sepenuhnya

(19)

Peningkatan Konservasi dan Tata Kelola Hutan

Serta Pengelolaan DAS

Slide - 19

1) Peningkatan Kinerja Tata Kelola Kehutanan

-

Tata kelola hutan yang baik masih belum berjalan

- Kualitas sumber daya hutan juga semakin menurun

- Deforestasi dan degradasi hutan akibat konversi kawasan hutan untuk kegiatan non kehutanan, perambahan liar, kebakaran hutan, penebangan liar dan perdagangan hasil hutan tanpa izin

2) Peningkatan Konservasi dan Keanekaragaman Hayati

- Keberadaan kawasan konservasi belum berperan secara utuh dalam melindungi keanekaragaman hayati dan ekosistemnya

- Tingginya tekanan dan perambahan kawasan konservasi

- Pelaksanaan kemitraan antara pengelola kawasan hutan konservasi dengan masyarakat masih sangat terbatas

- Rendahnya peran pemerintah dalam penangkaran spesies terancam punah

3) Peningkatan Pengelolaan DAS

(20)

SASARAN BIDANG

Slide - 20

Peningkatan Produksi Hasil Hutan dan Pengembangan Jasa Lingkungan

Pengembangan KPH Produksi dan Produk Kayu

Sasaran:

1. Mengembangkan 347 unit Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP); 2. Meningkatnya produksi kayu bulat dari hutan alam menjadi 29juta m3;

3. Meningkatnya produksi kayu bulat dari hutan tanaman menjadi 160 juta m3; 4. Meningkatnya nilai ekspor produk kayu menjadi USD32,5 miliar.

Pengembangan KPH Lindung dan Hasil Hutan Bukan Kayu

Sasaran:

1. Mengembangkan 182 unit Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) 2. Meningkatnya HKm, HD dan HR

3. Meningkatnya produksi hasil hutan bukan kayu 4. Meningkatnya ekowisata dan jasa lingkungan hutan

(21)

SASARAN BIDANG

Slide - 21

10.2.6. Peningkatan Konservasi dan Tata Kelola Hutan Serta

Pengelolaan DAS

Peningkatan Kinerja Tata Kelola Kehutanan

Sasaran:

1. Penyelesaian pengukuhan/penetapan kawasan hutan 100 persen;

2. Penyelesaian tata batas kawasan dan tata batas fungsi sepanjang 40.000 km;

3. Operasionalisasi 579 KPH yang terdiri dari 347 KPHP, 182 KPHL dan 50 KPHK

Bukan TN;

4. Peningkatan kinerja pengelolaan KPH;

5. Tertanganinya pencegahan dan penangulangan kebakaran hutan;

6. Menurunnya jumlah hotspots kebakaran hutan

(22)

SASARAN BIDANG

Slide - 22

Peningkatan Konservasi dan Tata Kelola Hutan Serta Pengelolaan DAS

Peningkatan Konservasi dan Keanekaragaman Hayati

Sasaran:

1. Meningkatkan kualitas fungsi dan kelestarian hutan konservasi dan kehati di dalamnya. 2. Terbentuknya dan beroperasinya KPHK Non Taman Nasional sebanyak 50 unit.

3. Penyelesaian seluruh tata batas kawasan konservasi khususnya di 50 Taman Nasional. 4. Evaluasi seluruh Rencana Pengelolaan 50 Taman Nasional

5. Terselenggaranya kegiatan penangkaran sekurangnya di seluruh 50 TN untuk 25 jenis spesies langka 6. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan nilai-nilai keekonomian KEHATI.

7. Menyempurnakan panduan mengenai langkah-langkah untuk pengelolaan dan pemanfaatan KEHATI secara berkelanjutan.

8. Meningkatnya kapasitas SDM dalam pemanfaatan keekonomian KEHATI dan jasa lingkungan secara berkelanjutan.

9. Termanfaatkannya produk hasil keanekaragaman hayati dan jasa lingkungan secara optimal, adil, dan lestari bagi kesejahteraan masyarakat.

10. Terwujudnya peluang untuk pengembangan dan pemanfaatan teknologi pada kegiatan konservasi, 11. Meningkatnya jumlah kerja sama jasa lingkungan untuk meningkatkan nilai transaksi dan

penerimaan negara dari pemanfaatan jasa lingkungan kawasan hutan

(23)

SASARAN BIDANG

Slide - 23

Peningkatan Konservasi dan Tata Kelola Hutan Serta Pengelolaan DAS

Peningkatan Pengelolaan DAS

Sasaran:

1. Menyelesaikan status DAS lintas negara

2. Mengurangi luasan lahan kritis, melalui rehabilitasi di dalam KPH seluas 5,5 juta hektar.

3. Memulihkan kesehatan 4 DAS prioritas nasional (DAS Ciliwung, DAS Citarum, DAS Kapuas dan DAS Siak), dan 26 DAS prioritas sampai dengan tahun 2019.

4. Meningkatkan perlindungan mata air di 4 DAS prioritas nasional dan 26 DAS prioritas melalui konservasi sumber daya air.

5. Meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam pemulihan kesehatan DAS melalui pengembangan HTR, HKm, HD maupun pengembangan ekowisata skala kecil.

6. Internalisasi 108 RPDAST yang sudah disusun ke dalam RTRW.

7. Pembangunan embung, dam pengendali, dan dam penahan skala kecil dan menengah di daerah hulu 30 DAS Prioritas

8. Pembinaan dan pengelolaan Hutan Lindung

9. Pembinaan penyelenggaraan pengelolaan 30 DAS prioritas 10. Pengembangan Perbenihan Tanaman Hutan

(24)

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN

Slide - 24

10.3.5. Peningkatan Produksi Hasil Hutan dan Pengembangan Jasa

Lingkungan

Pengembangan KPH Produksi dan Produk Kayu

Arah Kebijakan:

Peningkatan produksi dan produktivitas sumber daya hutan, penerapan prinsip

pengelolaan hutan lestari, penerapan prinsip tata kelola hutan yang baik (good forest governance), pemberian jaminan legalitas hasil hutan kayu dan produk kayu, dan meningkatkan keterlibatan masyarakat sebagai mitra usaha.

Strategi:

1) Meningkatkan tata kelola kehutanan (good forest governance): pemisahan peran administrator (regulator) dengan pengelola (operator)

2) Deregulasi dan de-bottlenecking peraturan perundang-undangan yang birokratis dan tidak pro investasi

3) Optimalisasi pemanfaatan sumber daya hutan sejak industri hulu hingga industri hilir dengan mengembangkan forest based cluster industry

4) Meningkatkan efisiensi dan efektivitas industri hulu dan hilir untuk meningkatkan nilai tambah.

(25)

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN

Slide - 25

10.3.5. Peningkatan Produksi Hasil Hutan dan Pengembangan Jasa

Lingkungan

Pengembangan KPH Lindung dan Hasil Hutan Bukan Kayu

Arah Kebijakan:

Peningkatan akses masyarakat terhadap sumber daya hutan lindung dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat dan kelestarian hutan lindung melalui

pengembangan HKm, HD dan HR. Strategi:

1) Pengembangan dan perluasan HKm dan HD

2) Penegakan hukum dengan pemberlakuan sanksi bagi yang melanggar oleh pihak-pihak yang berwenang

3) Peningkatan kapasitas masyarakat dalam pengelolaan hutan

4) Reboisasi dan penghijauan berkelanjutan yang dilakukan dengan jenis tanaman sesuai keinginan masyarakat dalam pemilihan jenisnya

5) Pengembangan agro-forestry, dan

(26)

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN

Slide - 26

10.3.6. Peningkatan Konservasi dan Tata Kelola Hutan serta

Pengelolaan DAS

Pengembangan Kinerja Tata Kelola Kehutanan

Arah Kebijakan:

Mempercepat kepastian status hukum kawasan hutan melalui inventarisasi sumber daya hutan, penyelesaian tata batas kawasan dan tata batas fungsi kawasan hutan dengan melibatkan semua stakeholders, percepatan penyelesaian pemetaan dan penetapan kawasan hutan, meningkatkan keterbukaan data dan informasi sumber daya hutan, dan mempermudah perizinan dalam melakukan investasi di sektor kehutanan.

Strategi:

1)Melakukan percepatan pengukuhan kawasan hutan yang melibatkan berbagai pihak. 2)Membentuk dan mewujudkan unit manajemen di seluruh areal kawasan hutan.

3)Meningkatkan kapasitas pengelola KPH.

4)Meningkatkan sarana dan prasarana KPH dalam rangka perlindungan hutan. 5)Meningkatkan penelitian dan pengembangan kehutanan untuk mendukung peningkatan hasil hutan kayu.

(27)

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN

Slide - 27

Peningkatan Konservasi dan Keanekaragaman Hayati

Arah Kebijakan:

Memberikan kewenangan dan keleluasan bagi pengelola kawasan HK di tingkat tapak untuk melindungi kawasan, meningkatkan kualitas habitat, mengawetkan spesies serta sumber daya genetik dan mendorong terselenggaranya pemanfaatan jasa lingkungan sehingga dapat memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar dan di dalam kawasan.

Strategi:

1)Menyelesaikan seluruh tata batas dan proses pengukuhan kawasan HK (KPHK) 2)Meningkatkan efektivitas pola Resort Based Management (RBM)

3)Mengembangkan berbagai pola kemitraan, khususnya pada wilayah konflik

4)Meningkatkan sarana dan prasarana KPHK untuk meningkatkan efektifitas pengelolaan 5)Meningkatkan kegiatan litbang di slrh KPHK-TN dan KPHK lainnya

6)Mengembangkan skema pendanaan kawasan konservasi berikut mekanisme pengawasannya

7)Mengoptimalkan kerjasama dengan pihak ke tiga dalam pengelolaan penangkaran tanaman dan satwa liar dan penyelamatan 25 satwa dan tumbuhan langka

(28)

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN

Slide - 28

Peningkatan Pengelolaan DAS

Arah Kebijakan:

1.Percepatan implementasi pemulihan DAS Prioritas Nasional;

2.Mendorong peningkatan keterlibatan masyarakat dalam Pengelolaan DAS; dan 3.Internalisasi dokumen RPDAST yang telah disusun kedalam rencana tata ruang wilayah.

Strategi:

1)Percepatan Implementasi Pemulihan DAS Prioritas Nasional melalui penyelesaian status DAS Lintas Negara, rehabilitasi dan restorasi hutan dan lahan berbasis DAS, pengadaan peralatan dan perlengkapan Stasiun Pengamat Arus Sungai (SPAS), dan peningkatan kapasitas pengelola DAS

2)Mendorong peningkatan keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan DAS

3)Internalisasi dokumen RPDAST yang telah disusun kedalam Rencana Tata Ruang Wilayah melalui peningkatan pemahaman dan kualitas koordinasi pemangku

kepentingan dalam penyusunan dan implementasi rencana tata ruang wilayah

(provinsi/kabupaten/kota) agar berbasis kepada ekosistem DAS dan RPDAST yang telah disusun.

(29)

Elemen utama dalam RPJMN 2015-2019

Sumber Daya Alam

Ilmu Pengetahuan dan

Teknologi Sumber Daya Manusia

Ekonomi yang

kompetitif

Suatu unit organisasi (state/firms) dikatakan memiliki keunggulan kompetitif ketika:

• organisasi tersebut mempunyai sesuatu yang tidak dimiliki pesaing;

• melakukan sesuatu lebih baik dari organisasi lain;

• mampu melakukan sesuatu yang tidak mampu dilakukan oleh organisasi lain.

(30)
(31)

KEMB

ALI

KE KHIT

TAH

KEHUT

ANAN

BUDGET

RE-FOCUS

KPH

POLA BUDGET BARU

2015 <

(32)

INTISARI STRATEGI

KPH

Kemudahan Perizinan Rehabilitasi + restorasi KemitraanH Km, HTR, HD + pemberday aan Forest Based Cluster Industry Supply Chain Penegakan hukum + pengamana n hutan

RAKYAT

Kemitraan Strategis

(33)

KPH

LINGKUNGAN

HIDUP

REFORMA

AGRARIA

KEDAULATAN

PANGAN

ISU STRATEGIS RPJMN DAN KEHUTANAN

GOOD FOREST

GOVERNANCE

(34)

http://www.express-ca.eu/public/content-elements/ssi-ecosystem

STRATEGIC RESEARCH

KPH

BP2

SDM

(35)

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan formasi berpusat terhadap keterampilan servis sepak takraw pada mahasiswa putra UKM Sepak Takraw IKIP PGRI

Pertimbangan hukum dalam putusan hakim Pengadilan Tinggi yang menjatuhkan pidana terhadap anak yang membawa senjata tajam sebagaimana dalam dakwaan jaksa di

yaitu pengambilan sampel dilakukan berdasarkan pertimbangan- pertimbangan atau kriteria tertentu. Penulis menggunakan metode ini guna mendapatkan data dari para

Menurut Bontis (2004) human capital adalah kombinasi dari pengetahuan, skill, kemampuan melakukan inovasi dan kemampuan menyelesaikan tugas, meliputi nilai

Dalam hal penetapan besarnya nilai THR menurut Kesepakatan Kerja (KK), atau Peraturan Perusahaan (PP) atau Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) atau kebiasaan yang telah

Menurut Bafadal (2003:27), perencanaan sarana dan prasarana sekolah harus memenuhi prinsip-prinsip: 1) perencanaan sarana dan prasarana sekolah harus betul- betul merupakan

BAB IV TRADISI MERANTAU PEDAGANG BUBUR KACANG IJO ASAL KUNINGAN DI YOGYAKARTA TAHUN 1950 - 2015 4.1 Awal Mula Tradisi Merantau Pedagang Burjo (Bubur Kacang Ijo) Asal

Metode apa saja yang dapat digunakan dalam program pelatihan yang sasaran pembelajarannya berada di ranah kognitif!. demikian juga jika sasaran pembelajarannya