BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Karakteristik Responden
4.1.1 Deskripsi Umum Responden
Pada bagian ini dijelaskan mengenai data-data deskriptif yang diperoleh dari responden. Data deskriptif yang menggambarkan keadaan atau kondisi responden perlu diperhatikan sebagai informasi tambahan untuk memahami hasil penelitian. Responden dalam penelitian ini adalah sebanyak 200 responden. Berdasarkan data yang telah diperoleh dari guru sekolah dasar akan ditampilkan distribusi frekuensi dari jenis kelamin, usia, dan pendidikan terakhir.
4.1.1.1 Jenis Kelamin
Distribusi frekuensi berdasarkan jenis kelamin responden dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin
Data Deskripsi Keterangan Jumlah Persentase
Jenis Kelamin
Laki-Laki 109 54.5%
Perempuan 91 45.5%
Tabel 4.1 menunujukan bahwa responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak 109 orang (54.5%), sedangkan responden berjenis kelamin wanita sebanyak 91 orang (45.5%). Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin laki-laki.
4.1.1.2 Usia
Distribusi frekuensi berdasarkan usia responden dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia
Data Deskripsi Keterangan Jumlah Persentase
Usia < 25 tahun 65 32.5% 26 - 30 tahun 63 31.5% 31 - 35 tahun 33 16.5% > 35 tahun 39 19.5% Total 200 100%
Sumber : Data diolah dengan SPPS Statistic 21
Tabel 4.2 menunjukan bahwa responden berusia ≤ 25 tahun sebanyak 65 orang (32.5%), responden berusia 26-30 tahun sebanyak 63 orang (31.5%), responden berusia 31-35 tahun sebanyak 33 orang (16.5%), dan responden berusia > 35 tahun sebanyak 39 orang (19.5%). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden berusia ≤ 25 tahun.
4.1.1.3 Pendidikan Terakhir
Distribusi frekuensi berdasarkan pendidikan terakhir dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Data Deskripsi Keterangan Jumlah Persentase
Pendidikan Terakhir
D3 41 20.5%
S1 141 70.5%
S2 18 9.0%
Total 200 100%
Sumber : Data diolah dengan SPPS Statistic 21
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa responden berpendidikan D3 sebanyak 41 orang (20.5%), responden berpendidikan S1 sebanyak 141 orang (70.5%), dan responden berpendidikan S2 sebanyak 18 orang (9.0%). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden berpendidikan S1.
4.1.2 Deskripsi Data
Data penelitian kemudian diolah dengan menggunakan SPPS Statistic 21 dengan tujuan untuk mendeskripsikan variable penelitian, adapun hasil olahan data SPSS dalam bentuk deskriptif statistik akan menampilkan karakteristik data
masing-masing variabel, sebagaimana ditunjukkan pada lampiran dan tabel dibawah ini.
Tabel 4.4. Deskripsi Statistik Organizational Citizenship Behavior (OCB) dan Spiritualitas Kerja
Sumber : Data diolah dengan SPPS Statistic 21
Tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa jumlah sampel (n) sebanyak 200 orang. Pada variabel OCB diperoleh (M = 73.22, SD = 5.58). Hal ini menunjukkan bahwa data pada variabel OCB memiliki sebaran yang kecil, karena standard deviasi lebih kecil dari nilai mean-nya.
Pada variabel spiritualitas di tempat kerja diperoleh (M = 64.66, SD = 6.72). Hal ini menunjukkan bahwa data pada variabel STK memiliki sebaran yang kecil, karena standard deviasi lebih kecil dari nilai mean-nya.
4.1.3 Uji Konstruk Validitas
1. Skala Spiritualitas Kerja
Uji validitas konstruk = total skor item dikorelasikan dengan setiap item. Seluruh item pernyataan untuk variabel spriritualitas kerja memiliki nilai r ≥ 0.3, sehingga dapat disimpulkan bahwa item pernyataan tersebut valid dan dapat digunakan untuk penelitian.
N Mean Minimum Maximum Std Dev
OCB 200 73.22 60 84 5.580
2. Skala Organizational Citizenship Behavior (OCB)
Uji validitas konstruk = total skor item dikorelasikan dengan setiap item. Seluruh item pernyataan untuk variabel OCB memiliki nilai r ≥ 0.3, sehingga dapat disimpulkan bahwa item pernyataan tersebut valid dan dapat digunakan untuk penelitian.
4.1.4 Uji Reliabilitas
1. Skala Spiritualitas Kerja
Tabel 4.5. Hasil Uji Reliabilitas Spiritualitas Kerja
Dari hasil uji reliabilitas alat ukur spiritualitas, diperoleh nilai reliabilitas sebesar 0.886. maka dapat dinyatakan bahwa instrumen untuk spiritualitas kerja memiliki tingkat reliabilitas yang sangat baik sehingga memungkinkan atau layak digunakan dalam penelitian.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items
2. Skala Organizational Citizenship Behavior (OCB)
Tabel 4.6. Hasil Uji Reliabilitas Organizational Citizenship Behavior (OCB)
Dari hasil uji reliabilitas alat ukur OCB, diperoleh nilai reliabilitas sebesar 0.878. maka dapat dinyatakan bahwa instrumen untuk OCB memiliki tingkat reliabilitas yang sangat baik sehingga memungkinkan atau layak digunakan dalam penelitian.
4.1.5 Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan analisis korelasi, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik untuk mengetahui terpenuhi atau tidaknya normalitas.
4.1.5.1 Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah suatu variabel normal atau tidak, normal di sini dalam arti mempunyai distribusi data yang normal. Untuk mendeteksi normalitas dapat dilakukan dengan uji statistik antara lain analisis grafik histogram, normal probability plots dan Kolmogrov Smirnov test. Dalam penelitian ini uji normalitas dilakukan menggunakan normal probability plots dan Kolmogrov Smirnov test. Hasil pengujian normalitas selengkapnya pada lampiran dan ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items
Gambar 4.1. Normal P-Plot pada Uji Normalitas pada OCB
Sumber : Data diolah dengan SPPS Statistic 21
Gambar 4.1 menunjukkan bahwa data penelitian (plot-plot) pada variabel OCB menyebar mendekati suatu garis lurus dari kiri bawah, ke kanan atas, maka data penelitian tersebut berasal dari populasi berdistribusi normal.
Gambar 4.2. Normal P-Plot pada Uji Normalitas pada STK
Sumber : Data diolah dengan SPPS Statistic 21
Gambar 4.2 menunjukkan bahwa data penelitian (plot-plot) pada variabel spiritualitas di tempat kerja menyebar mendekati suatu garis lurus dari kiri bawah, ke kanan atas, maka data penelitian tersebut berasal dari populasi berdistribusi normal.
Jadi dapat disimpulkan bahwa variabel OCB dan variabel STK berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Tabel 4.7. One Sample Kolmogrov-Smirnov Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 200
Normal Parameters Mean 0.0000
Std. Deviation 4.3053
Most Extreme Difference Absolute 0.070
Positive 0.055
Negative -0.070
Kolmogorov-Smirnov Z 0.480
Asymp. Sig. (2-tailed) 0.975
Sumber : Data diolah dengan SPPS Statistic 21
Pada tabel 4.7 besarnya nilai Kolmogrov-Smirnov adalah 0.480 dan signifikansi 0.975, hal ini berarti H0 diterima yang berarti data residual terdistribusi normal. Dapat disimpulkan bahwa penelitian ini berdistribusi normal.
4.2 Hasil Pengujian Hipotesis
Untuk menguji apakah terdapat hubungan antara spiritualitas di tempat kerja dengan OCB di kalangan guru, peneliti melakukan uji korelasi dengan menggunakan Product Moment Pearson. Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah nilai signifikansi yang didapatkan signifikan atau tidak pada taraf signifikan yang ditentukan (< 0.01). Uji korelasi antar total skor variabel dan uji korelasi antar dimensi variabel. Uji korelasi dalam penelitian ini dilakukan dengan program SPSS Statistic 21
Tabel 4.8. Correlations Spritualitas Kerja dan
Organizational Citizenship Behavior (OCB) Correlations STK OCB STK Pearson Correlation 1 0.734** Sig. (2-tailed) 0.000 N 200 200 OCB Pearson Correlation 0.734** 1 Sig. (2-tailed) 0.000 N 200 200
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed)
Pada Tabel 4.8 berdasarkan analisis data yang dilakukan diketahui H1 diterima, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara Spiritualitas kerja dan
Organizational Citizenship Behavior (OCB) di Kalangan Guru Sekolah Dasar dengan r (0.734), p ≤ 0.01.
4.3 Analisis Tambahan
4.3.1 Uji Independent-Samples T Test
Uji T Test menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan dari tingkat OCB berdasarkan jenis kelamin dengan t (2.86) p ≤ 0.01 dimana OCB laki-laki lebih besar dari perempuan. Dengan laki-laki ( M = 74.23, SD = 4.56). perempuan ( M = 72.00, SD = 6.41). Sedangkan dari tingkat spiritualitas di tempat kerja tidak terdapat perbedaan yang signifikan.
4.3.2 Uji One-Way Anova
1. Hasil uji anova menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan terhadap spiritualitas di tempat kerja berdasarkan latar belakang usia dengan F(3, 196), 66.29, p < 0.01 dengan hasil post hoc menunjukan bahwa perbedaan rata-rata pada usia < 25 dan < 35 tahun (dilihat pada lampiran). Yang dimana pada latar belakang usia < 35 tahun lebih tinggi pada spiritualitas. Semakin tua usianya maka semakin tinggi pula jiwa spiritualitasnya. Sedangkan pada OCB tidak terdapat perbedaan yang signifikan dengan p > 0.05.
2. Hasil uji anova menunjukan terdapat perbedaan yang signifikan terhadap OCB berdasarkan latar belakang pendidikan dengan F(2, 197), 7.910, p < 0.01 dengan hasil post hoc menunjukkan bahwa perbedaan
rata-OCB. Semakin tinggi tingkat pendidikan semakin tinggi perilaku OCBnya. Sedangkan pada spiritualitas di tempat kerja tidak terdapat perbedaan yang signifikan dengan p > 0.05.
4.3.3 Hasil Korelasi Antar Dimensi Spiritualitas Kerja dengan Dimensi OCB
Tabel 4.9. Hasil Korelasi Dimensi STK dengan Dimensi OCB
Dimensi STK Dimensi OCB Korelasi Sig.(2-tailed) Makna dan Tujuan
Bekerja Altruism 0.216 0.002
Perasaan Terhubung
dengan Komunitas Altruism 0.622 0.000
Kesamaan Nilai Personal dan Organisasi
Altruism 0.367 0.000
Makna dan Tujuan
Bekerja Conscientiousness 0.127 0.074
Perasaan Terhubung
dengan Komunitas Conscientiousness 0.416 0.000
Kesamaan Nilai Personal dan Organisasi
Conscientiousness 0.342 0.000
Makna dan Tujuan
Perasaan Terhubung
dengan Komunitas Sportmanship 0.335 0.000
Kesamaan Nilai Personal dan Organisasi
Sportmanship 0.165 0.020
Makna dan Tujuan
Bekerja Courtesy 0.687 0.000
Perasaan Terhubung
dengan Komunitas Courtesy 0.744 0.000
Kesamaan Nilai Personal dan Organisasi
Courtesy 0.600 0.000
Makna dan Tujuan
Bekerja Civic Virtue 0.561 0.000
Perasaan Terhubung
dengan Komunitas Civic Virtue 0.515 0.000
Kesamaan Nilai Personal dan Organisasi
Civic Virtue 0.598 0.000
Pada tabel 4.9 menunjukkan bahwa aspek pada spiritualitas di tempat kerja berkorelasi lebih kuat dengan courtesy, civic virtue dan altruism dibanding
4.3.4 Hasil Pembahasan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan secara garis besar bahwa hipotesis yang diajukan dapat diterima. Untuk menguraikan hubungan variasi tersebut, selanjutnya diuraikan perpaduan antara temuan empiris dari hasil penelitian sebelumnya sehingga di peroleh suatu konstruk baru dan atau pengembangan teori yang sudah ada. Pada penelitian ini adanya kebaharuan pada penelitian sebelumnya bahwa penelitian kali ini dengan judul “ Hubungan antara spiritualitas kerja dan organizational citizenship behavior (OCB) di kalangan guru sekolah dasar terdapat 2 variabel.
Sheiky dan Tafreshi (2015) dan Porshariati, Dousti, Moosavi (2014), menemukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara spiritualitas di tempat kerja dengan perilaku OCB. Pada penelitian kali ini sesuai dengan penelitian sebelumnya bahwa spiritualitas kerja memiliki hubungan yang signifikan pada OCB. dapat disimpulkan H1 diterima.
Widyarini (2011) dan Kaya (2015) menemukan bahwa spiritualitas kerja memiliki kontribusi terhadap civic virtue yang menunjukkan civic virtue merupakan predictor yang sangat kuat untuk kinerja dalam tugas, dan dalam konteks model teorinya secara utuh menunjukkan bahwa perilaku OCB khususnya civic virtue merupaka mediator antara variabel-variabel level unit kerja yang diteliti. Dari penelitian kali ini sesuai dengan penelitian sebelumnya terlihat bahwa civic virtue, dan ditambah dengan courtesy dan altruism mempunyai korelasi yang besar dengan spiritualitas kerja. Civic virtue, courtesy dan altruism merupakan 3 dimensi dari OCB dari lima dimensi yang pernah
diusulkan oleh Organ (Organ, Podsakoff & Mackenzie, 2006), yaitu altruism, courtesy, sportsmanship, civic virtue dan conscientiousness. Yang dimana civic virtue menunjukkan perilaku yang mengindikasikan tanggung jawab pada kehidupan organisasi, courtesy menunjukkan perilaku yang selalu menjaga hubungan baik dengan rekan kerjanya agar terhindar dari masalah interpersonal. Dan altruism dimana menunjukkan perilaku dalam menolong rekan kerjanya yang mengalami kesulitan dalam situasi yang sedang dihadapi baik mengenai tugas dalam organisasi maupun masalah pribadi.
Pada penelitian ini guru yang memiliki perasaan yang bermakna dalam bekerja, mempunyai perasaan terhubung dengan komunitas dan memiliki keberpihakan kuat antara nilai pribadi dan organisasi akan selalu mempunyai perilaku yang bertanggung jawab pada setiap melakukan pekerjaannya.
Guru yang memiliki perasaan yang bermakna dalam bekerja, mempunyai perasaan terhubung dengan komunitas dan memiliki keberpihakan kuat antara nilai pribadi dan organisasi akan selalu mempunyai hubungan kekerabatan yang sangat kuat dan selalu menjaga hubungan baik dengan rekan kerjanya dan menghargai dan memerhatikan orang lain.
Guru yang memiliki perasaan terhubung dengan komunitas akan selalu mempunyai perilaku tolong menolong sesama rekan kerjanya baik dalam tugas organisasi maupun masalah pribadi.
penilaian; Namun, perempuan dipandang sebagai lebih mungkin untuk berpartisipasi dalam OCBs dibandingkan dengan laki-laki. Pada penelitian ini ditemukan bahwa laki-laki memiliki kontribusi lebih pada OCB dibandingkan dengan perempuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat OCB pada jenis kelamin laki-laki lebih besar dibandingkan dengan perempuan.
Pada penelitian ini menemukan bahwa guru yang lebih tua usianya semakin besar rasa spiritualitas kerjanya sehingga semakin besar juga perilaku OCB yang dapat meningkatkan kinerja. Pada penelitian ini menemukan bahwa guru yang lebih tinggi latar belakang pendidikannya maka semakin besar juga perilaku OCBnya.
Sehingga berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang dilakukan, maka Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini H1 diterima yaitu Terdapat Hubungan yang signifikan antara Spiritualitas Kerja dan Organizational Citizenship Behavior (OCB) di Kalangan Guru Sekolah Dasar.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang dilakukan, maka Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini H2 diterima yaitu Terdapat Hubungan yang signifikan antara dimensi spiritualitas kerja dan dimensi OCB.