• Tidak ada hasil yang ditemukan

1 < % Tidak Tuntas % Tuntas JUMLAH %

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "1 < % Tidak Tuntas % Tuntas JUMLAH %"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

29 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Kondisi Awal Pra Siklus

Sebelum diadakan penelitian, terlebih dahulu diadakan pengamatan subjek. Observer mengamati kegiatan belajar mengajar mata pelajaran Matematika oleh guru kelas IV. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, selama proses pembelajaran berlangsung masih banyak siswa yang kurang memperhatikan pelajaran. Mereka berbicara sendiri dengan teman dan mengabaikan penjelasan dari guru. Guru kelas IV masih menggunakan model pembelajaran konvensional, yaitu ceramah yang kurang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran. Pemahaman siswa yang rendah terlihat ketika siswa diminta mengerjakan soal, mereka masih bingung padahal guru sudah memberikan contoh dengan penyelesaian yang runtut dan jelas. Pemahaman siswa yang rendah tersebut mengakibatkan nilai ulangan siswa materi melakukan operasi perkalian dan pembagian dengan batas KKM 70 masih banyak yang tidak tuntas. Data ketuntasan belajar mata pelajaran matematika pra siklus dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1

Nilai Pra Siklus Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri Manggihan Getasan No NIlai Jumlah Siswa Persentase Keterangan 1 <70 18 64% Tidak Tuntas 2 ≥70 10 36% Tuntas JUMLAH 28 100%

Dari tabel 4.1 tersebut dapat diketahui bahwa ada 18 siswa yang nilai

matematikanya masih dibawah KKM dan ada 10 siswa yang nilainya sudah diatas KKM dan dinyatakan tuntas. Data ketuntasan hasil belajar pra siklus siswa kelas IV juga dapat dilihat dalam gambar 4.1

(2)

30

Gambar 4.1

Diagram ketuntasan hasil belajar matematika pra sklus siswa kelas IV

Dalam diagram tersebut dapat kita lihat persentase ketuntasan belajar matematika pra siklus siswa kelas IV pada mata pelajaran matematika adalah 64% siswa tidak tuntas dan 36% siswa tuntas.

4.2 Pelaksanaan Siklus I 4.2.1 Perencanaan Tindakan

Pelaksanaan Siklus I menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Manggihan Getasan. Persiapan yang dilakukan observer pada Siklus I adalah :

1) Mengidentifikasi masalah-masalah yang dihadapi guru dan siswa dalam pembelajaran

2) Merumuskan tujuan pembelajaran

3) Menyiapkan materi pembelajaran tentang perkalian

4) Menyiapkan alat dan media pembelajaran yang diperlukan

10 36% 18 64% 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 PRA SIKLUS

(3)

31

5) Merancang pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

6) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

7) Menyiapkan Lembar Kerja Siswa 1 berupa amplop bilangan 8) Menyusun dan menyiapkan lembar observasi

9) Menyusun soal-soal tes evaluasi

4.2.2 Pelaksanaan Tindakan

Siklus I dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan dengan alokasi waktu 70 menit tiap pertemuan. Materi yang diajarkan yaitu melakukan operasi perkalian. Rincian pelaksanaan tindakan pembelajaran yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Pertemuan Pertama

Siklus I pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 23 Agustus 2016. Materi yang akan diajarkan adalah melakukan perkalian dua bilangan dengan cara bersusun panjang. Guru menggunakan media pembelajaran berupa Power Point tentang perkalian bersusun panjang dan amplop bilangan yang berisi gambar tempel dan Lembar Kerja Siswa. Sesuai dengan langkah-langkah pada Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD pelaksanaan tindakan dimulai dengan salam dan berdoa, presensi, dan motivasi yang diberikan kepada siswa agar selalu bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. Setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran perkalian bersusun panjang dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang akan disampaikan.

Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok heterogen, dengan 4 kelompok beranggotakan 5 siswa dan 2 kelompok beranggotakan 4 siswa. Setelah masuk kedalam kelompok, siswa menyimak penjelasan materi perkalian bersusun panjang suatu bilangan dengan satu angka melalui media power point yang sudah disiapkan oleh guru. Beberapa

(4)

32

siswa yang ditunjuk, mengerjakan soal yang ada dipapan tulis bersama dengan guru. Setelah itu siswa kembali dalam kelompok dan menyimak penjelasan guru tentang perkalian bersusun panjang suatu bilangan dengan dua angka melalui media power point. Beberapa siswa kemudian ditunjuk untuk mengerjakan soal yang ada dipapan tulis bersama dengan guru. Setelah itu siswa kembali menyimak penjelasan guru tentang perkalian bersusun panjang suatu bilangan dengan tiga angka melalui media power point. Beberapa siswa yang lain ditunjuk untuk mengerjakan soal dipapan tulis bersama dengan guru. Kemudian guru membagikan amplop bilangan yang didalamnya terdapat gambar tempel berupa soal perkalian bersusun panjang dan Lembar Kerja Siswa kepada masing-masing kelompok. Guru menjelaskann sedikit mengenai tata cara mengerjakan amplop bilangan, setelah itu siswa aktif bekerja dalam kelompoknya masing-masing. Setelah semua kelompok selesai mengerjakan tugasnya, salah satu siswa mewakili kelompoknya untuk maju kedepan mempresentasikan hasil kerja diskusi kelompok. Kelompok yang lain menanggapi hasil diskusi kelompok yang sedang presentasi. Guru mendampingi siswa mengoreksi hasil diskusi kelompok. Guru memberikan penghargaan berupa bintang kepada kelompok yang jawabannya benar semua dan memberikan motivasi kepada kelompok lain yang jawabannya belum benar semua. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum jelas.

Siswa bersama guru menyimpulkan pelajaran tentang perkalian bersusun panjang. Kemudian siswa bersama guru juga merefleksikan pembelajaran tentang perkalian bersusun panjang. Guru memberikan umpan balik kepada siswa dengan memberikan tugas rumah serta menyampaikan materi apa yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.

(5)

33 2. Pertemuan Kedua

Siklus I pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 24 Agustus 2016. Materi yang akan diajarkan adalah melakukan perkalian dua bilangan dengan cara bersusun pendek. Guru menggunakan media pembelajaran berupa Power Point tentang perkalian bersusun pendek dan amplop bilangan yang berisi gambar tempel dan Lembar Kerja Siswa. Sesuai dengan langkah-langkah pada Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD yang sudah lebih baik dari pertemuan pertama pelaksanaan tindakan dimulai dengan salam dan berdoa, presensi, dan motivasi yang diberikan kepada siswa agar selalu bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. Guru menanyakan kepada siswa tentang materi yang sudah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran perkalian bersusun pendek dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang akan disampaikan.

Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok heterogen, dengan 4 kelompok beranggotakan 5 siswa dan 2 kelompok beranggotakan 4 siswa. Setelah masuk kedalam kelompok, siswa menyimak penjelasan materi perkalian bersusun pendek suatu bilangan dengan satu angka melalui media power point yang sudah disiapkan oleh guru. Beberapa siswa yang ditunjuk, mengerjakan soal yang ada dipapan tulis bersama dengan guru. Setelah itu siswa kembali dalam kelompok dan menyimak penjelasan guru tentang perkalian bersusun pendek suatu bilangan dengan dua angka melalui media power point. Beberapa siswa kemudian ditunjuk untuk mengerjakan soal yang ada dipapan tulis bersama dengan guru. Setelah itu siswa kembali menyimak penjelasan guru tentang perkalian bersusun pendek suatu bilangan dengan tiga angka melalui media power point. Beberapa siswa yang lain ditunjuk untuk mengerjakan soal dipapan tulis bersama dengan guru. Kemudian guru membagikan amplop bilangan yang didalamnya terdapat gambar tempel berupa soal perkalian bersusun pendek dan Lembar Kerja Siswa

(6)

34

kepada masing-masing kelompok. Guru menjelaskann sedikit mengenai tata cara mengerjakan amplop bilangan, setelah itu siswa aktif bekerja dalam kelompoknya masing-masing. Setelah semua kelompok selesai mengerjakan tugasnya, salah satu siswa mewakili kelompoknya untuk maju kedepan mempresentasikan hasil kerja diskusi kelompok. Kelompok yang lain menanggapi hasil diskusi kelompok yang sedang presentasi. Guru mendampingi siswa mengoreksi hasil diskusi kelompok. Guru memberikan penghargaan berupa bintang kepada kelompok yang jawabannya benar semua dan memberikan motivasi kepada kelompok lain yang jawabannya belum benar semua. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum jelas.

Siswa bersama guru menyimpulkan pelajaran tentang perkalian bersusun pendek. Kemudian siswa bersama guru juga merefleksikan pembelajaran tentang perkalian bersusun pendek. Kemudian siswa mengerjakan soal evaluasi siklus I secara individu tentang perkalian bersusun panjang dan perkalian bersusun pendek. Setelah selesai mengerjakan soal evaluasi, guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya yaitu tentang pembagian tanpa sisa. Guru menutup pembelajaran dengan salam.

4.2.3 Hasil Pengamatan

Dari hasil pengamatan proses tingkah laku siswa diperoleh catatan masih adanya siswa yang kurang aktif selama proses pembelajaran berlangsung. Masih ada siswa yang kurang aktif dalam menjawab pertanyaan dari guru maupun aktif bertanya kepada guru tentang materi yang belum dimengerti. Selama guru menjelaskan materi tentang perkalian ada beberapa siswa yang kurang memperhatikan. Pada saat guru membagi siswa ke dalam kelompok, siswa cenderung memilih kelompok yang disukai, tetapi guru memberikan penjelasan pada siswa bahwa siswa harus belajar dalam kelompok yang sudah ditentukan oleh guru.

(7)

35

Pada siklus I persentase ketuntasan hasil belajar matematika siswa mengalami peningkatan, hal ini dapat dilihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2

Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa Siklus I

No NIlai Jumlah Siswa Persentase Keterangan 1 <70 5 18% Tidak Tuntas 2 ≥70 23 82% Tuntas JUMLAH 28 100%

Dalam tabel 4.2 dapat dilihat bahwa persentase hasil belajar matematika siswa yang dinyatakan tuntas mengalami peningkatan hingga mencapai 82% siswa, yang belum tentas 18% siswa.

4.2.4 Refleksi

Berdasarkan hasil observasi yang diperoleh pada pelaksanaan tindakan siklus I dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Proses

1) Masih banyak siswa yang belum aktif selama proses pembelajaran berlangsung

2) Belum semua siswa aktif dalam menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru

3) Belum semua siswa memperhatikan saat guru sedang menjelaskan materi pembelajaran

4) saat siswa harus bekerja dalam kelompok masih ada siswa yang tidak ikut bekerjasama dalam kelompoknya

5) Saat kelompok lain sedang mempresentasikan hasil kerja kelompoknya, ada beberapa siswa yang tidak menyimak 6) Belum semua siswa bersama-sama menyimpulkan hasil

(8)

36 b. Hasil Tes

Hasil nilai tes evaluasi matematika siklus I sudah mengalami peningkatan ketuntasan dari 36% siswa menjadi 82% siswa. Tetapi masih ada beberapa siswa yang hasil belajarnya belum dapat dikatakan tuntas dengan persentse sebanyak 18% siswa.

c. Aktivitas mengajar guru

Guru sudah melaksanakan langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan tahapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, tetapi belum berjalan secara maksimal dalam hal penyajian materi pembelajaran, serta guru masih belum melaksanakan pembelajaran sesuai alokasi waktu yang sudah direncanakan. Selain itu guru terkadang masih belum menggunakan bahasa lisan secara baik dan lancar, seringkali guru menggunakan bahasa sehari-hari sesuai di lingkungannya mengajar.

4.3 Pelaksanaan Siklus II 4.3.1 Perencanaan Tindakan

Hasil penelitian yang dilaksanakan pada siklus I ternyata masih kurang optimal, sehingga perlu adakan perbaikan-perbaikan pada siklus II. Persiapan yang dilakukan observer pada Siklus II adalah :

1) Mengidentifikasi masalah-masalah yang dihadapi guru dan siswa dalam pembelajaran sesuai yang telah diamati pada siklus I

2) Merumuskan tujuan pembelajaran

3) Menyiapkan materi pembelajaran tentang pembagian 4) Menyiapkan alat dan media pembelajaran yang diperlukan

5) Merancang pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

(9)

37

6) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang sudah diperbaiki dari siklus I

7) Menyusun Lembar Kerja Siswa 2 berupa amplop bilangan 8) Menyusun dan menyiapkan lembar observasi

9) Menyusun soal-soal tes evaluasi

4.3.2 Pelaksanaan Tindakan

Siklus II dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan dengan alokasi waktu 70 menit tiap pertemuan. Materi yang diajarkan yaitu melakukan operasi pembagian. Rincian pelaksanaan tindakan pembelajaran yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Pertemuan Pertama

Siklus II pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 26 Agustus 2016. Materinya adalah melakukan pembagian tanpa sisa. Guru menggunakan media pembelajaran berupa Power Point tentang pembagian tanpa sisa dan amplop bilangan yang berisi gambar tempel dan Lembar Kerja Siswa. Pelaksanaan tindakan dimulai dengan salam dan berdoa, presensi, dan motivasi yang diberikan kepada siswa agar selalu bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran pembagian tanpa sisa dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang akan disampaikan.

Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok heterogen, dengan 4 kelompok beranggotakan 5 siswa dan 2 kelompok beranggotakan 4 siswa. Setelah masuk kedalam kelompok, siswa menyimak penjelasan materi pembagian tanpa sisa suatu bilangan dengan satu angka melalui media power point yang sudah disiapkan oleh guru. Beberapa siswa yang ditunjuk, mengerjakan soal yang ada dipapan tulis bersama dengan guru. Setelah itu siswa kembali dalam kelompok dan menyimak penjelasan guru dengan sungguh-sungguh tentang pembagian tanpa

(10)

38

sisa suatu bilangan dengan dua angka melalui media power point. Beberapa siswa kemudian ditunjuk untuk mengerjakan soal yang ada dipapan tulis bersama dengan guru. Siswa kembali dalam kelompok. Kemudian guru membagikan amplop bilangan yang didalamnya terdapat gambar tempel berupa soal pembagian tanpa sisa dan Lembar Kerja Siswa kepada masing-masing kelompok. Guru menjelaskann sedikit mengenai tata cara mengerjakan amplop bilangan, setelah itu siswa aktif bekerja dalam kelompoknya masing-masing. Setelah semua kelompok selesai mengerjakan tugasnya, salah satu siswa mewakili kelompoknya untuk maju kedepan mempresentasikan hasil kerja diskusi kelompok. Kelompok yang lain aktif menanggapi hasil diskusi kelompok yang sedang presentasi. Guru mendampingi siswa mengoreksi hasil diskusi kelompok. Guru memberikan penghargaan berupa bintang kepada kelompok yang jawabannya benar semua dan memberikan motivasi kepada kelompok lain yang jawabannya belum benar semua. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi pembagian tanpa sisa yang belum jelas.

Siswa bersama guru menyimpulkan pelajaran tentang pembagian tanpa sisa. Kemudian siswa bersama guru juga merefleksikan pembelajaran tentang pembagian tanpa sisa. Guru memberikan umpan balik kepada siswa dengan memberikan tugas rumah serta menyampaikan materi apa yang akan dipelajari pada perteuan berikutnya yaitu pembagian dengan sisa.

2. Pertemuan Kedua

Siklus II pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 27 Agustus 2016. Materi yang akan diajarkan adalah melakukan pembagian dengan sisa. Guru menggunakan media pembelajaran berupa Power Point tentang pembagian tanpa sisa dan amplop bilangan yang berisi gambar tempel dan Lembar Kerja Siswa. Sesuai dengan langkah-langkah pada Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD yang

(11)

39

sudah diperbaiki dari siklus II pertemuan pertama, pelaksanaan tindakan dimulai dengan salam dan berdoa, presensi, dan motivasi yang diberikan kepada siswa agar selalu bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. Setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran pembagian dengan sisa dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang akan disampaikan.

Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok heterogen, dengan 4 kelompok beranggotakan 5 siswa dan 2 kelompok beranggotakan 4 siswa. Setelah masuk kedalam kelompok, siswa menyimak penjelasan materi pembagian dengan sisa melalui media power point yang sudah disiapkan oleh guru. Beberapa siswa yang ditunjuk, mengerjakan soal yang ada dipapan tulis bersama dengan guru. Siswa kembali dalam kelompok. Kemudian guru membagikan amplop bilangan yang didalamnya terdapat gambar tempel berupa soal pembagian dengan sisa dan Lembar Kerja Siswa kepada masing-masing kelompok. Guru menjelaskann sedikit mengenai tata cara mengerjakan amplop bilangan, setelah itu siswa aktif bekerja dalam kelompoknya masing-masing. Setelah semua kelompok selesai mengerjakan tugasnya, salah satu siswa mewakili kelompoknya untuk maju kedepan mempresentasikan hasil kerja diskusi kelompok. Kelompok yang lain menanggapi hasil diskusi kelompok yang sedang presentasi. Guru mendampingi siswa mengoreksi hasil diskusi kelompok. Guru memberikan penghargaan berupa bintang kepada kelompok yang jawabannya benar semua dan memberikan motivasi kepada kelompok lain yang jawabannya belum benar semua. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi pembagian dengan sisa yang belum jelas.Siswa bersama guru menyimpulkan pelajaran tentang pembagian dengan sisa. Kemudian siswa bersama guru juga merefleksikan pembelajaran tentang pembagian dengan sisa. Kemudian siswa mengerjakan soal evaluasi siklus II secara individu tentang pembagian tanpa sisa dan

(12)

40

pembagian dengan sisa. Setelah siswa selesai mengerjakan soal evaluasi guru menutup kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam.

4.3.3 Hasil Pengamatan

Hasil observasi yang dilakukan pada siklus II adalah siswa sudah dapat beradaptasi pada model pembelajaraan kooperatif tipe STAD. Ketika pembelajaran berlangsung sebagian besar siswa sudah bertanggungjawab dengan pekerjaan yang diberikan oleh guru dan mau bekerja sama dengan teman satu kelompoknya, siswa menjadi lebih aktif dalam bertanya kepada guru maupun menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Dan alokasi waktu pembelajaran sudah tepat waktu sesuai yang direncanakan.

Pada siklus II persentase ketuntasan hasil belajar matematika siswa mengalami peningkatan, hal ini dapat dilihat pada tabel 4.3.

Tabel 4.3

Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa Siklus II

No NIlai Jumlah Siswa Persentase Keterangan 1 <70 - - Tidak Tuntas 2 ≥70 28 100% Tuntas JUMLAH 28 100%

Dalam tabel 4.3 100% siswa kelas IV dinyatakan tuntas hasil belajarnya pada mata pelajaran matematika.

4.3.4 Refleksi

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil ini diperoleh dari tes evaluasi siklus II persentase ketuntasan siswa mencapai 100%. Siswa juga dapat mengikuti setiap langkah pembelajaran dengan baik. Siswa selalu aktif dalam pembelajaran. Guru juga sudah menggunakan bahasa yang baik dan lancar selama proses pembelajaran

(13)

41

berlangsung. Indikator keberhasilan siswa pada penelitian tindakan ini sudah dapat tercapai pada siklus II sehingga penelitian tindakan kelas dikatakan selesai.

4.4 Analisis Data

Setelah dilaksanakan perbaikan pembelajaran matematika siklus I dan siklus II ternyata dari hasil belajar siswa menunjukkan peningkatan. Peningkatan ini ditunjukkan dari hasil analisis nilai tes evaluasi seluruh siswa kelas IV SD Negeri Manggihan Getasan pembelajaran matematika siklus II yaitu sebanyak 28 siswa mendapat nilai diatas 70 dan sudah mencapai KKM, sehingga tidak perlu lagi dilaksanakan perbaikan pembelajaran siklus III. Persentase ketuntasan nilai hasil belajar matematika siswa pra siklus, siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel 4.4.

Tabel 4.4

Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

NO. Jumlah Siswa

Pelaksanaan Ketuntasan Persentase

Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas 1 28 Pra Siklus 10 18 36% 64% 2 28 Siklus I 23 5 82% 18% 3 28 Siklus II 28 - 100% -

Dalam tabel 4.4 dapat diamati persentase ketuntasan hasil belajar matematika siswa pra siklus 36% siswa tuntas dan 64% siswa tidak tuntas. Pada siklus I 82% siswa tuntas dan 18% siswa tidak tuntas. Dan pada siklus II persentase hasil belajar matematika siswa mengalami peningkatan yaitu 100% siswa tuntas. Persentase ketuntasan hasil belajar siswa dapat digambarkan dalam diagram pada gambar 4.2

(14)

42

Gambar 4.2

Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

Dalam gambar 4.2 dapat dilihat dengan jelas ketuntasan hasil belajar matematika siswa dari mulai pra siklus dengan 36% siswa tuntas, siklus I 82% siswa tuntas dan siklus II 100% siswa tuntas.

4.5 Pembahasan

4.5.1 Hasil Perbaikan Pembelajaran Matematika Siklus I

Pelaksanaan aktivitas perbaikan pembelajaran siklus I sebagai berikut : 1. Pembahasan materi secara sistematis dan jelas

Pembahasan materi secara lebih terperinci, runtut dan sistematis. Penjelasan materi pembelajaran menggunakan bahasa yang jelas dan mudah dipahami oleh siswa.

2. Penggunaan media pembelajaran yang menarik

Media pembelajaran yang digunakan guru sesuai dengan materi pembelajaran yang dikemas menarik melalui media power point sehingga membengkitkan minat belajar siswa didalam kelas.

3. Keterlibatan siswa dalam pembelajaran

0 5 10 15 20 25 30

Pra Siklus Siklus I Siklus II

Tuntas Tidak Tuntas %Tuntas %Tidak Tuntas

(15)

43

Siswa ikut aktif dalam tanya jawab selama proses pembelajaran berlangsung. Selain itu juga siswa aktif dalam menyampaikan pendapatnya didalam kelas.

4. Pemberian bimbingan pada siswa dalam mengambil kesimpulan

Memberikan motivasi kepada siswa untuk mengambil kesimpulan dari pembelajaran yang sudah dilaksanakan dengan cara merangsang siswa untuk berani berpendapat.

5. Pemberian latihan-latihan

Memberikan latihan baik secara individu maupun kelompok.

4.5.2 Hasil Perbaikan Pembelajaran Matematika Siklus II

Pelaksanaan aktivita sperbaikan pembelajaran Matematika siklus II berjalan dengan baik dan terjadi peningkatan yang memuaskan. Pelaksanaan aktivitas perbaikan pembelajaran siklus II tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

1. Pembahasan materi secara sistematis dan jelas

Pembahasan materi secara lebih terperinci, runtut dan sistematis. Penjelasan materi pembelajaran menggunakan bahasa yang jelas dan mudah dipahami oleh siswa. Penggunaan bahasa mengajar yang digunakan oleh guru sudah lebih baik dari bahasa yang digunakan saat pelaksanaan siklus I.

2. Penggunaan media pembelajaran yang menarik

Media pembelajaran yang digunakan guru sesuai dengan materi pembelajaran yang dikemas menarik melalui media power point sehingga membangkitkan minat belajar siswa didalam kelas. Dan pada perbaikan siklus II siswa sudah lebih berani untuk aktif dalam penggunaan media pembelajaran.

3. Keterlibatan siswa dalam pembelajaran

Siswa ikut aktif dalam tanya jawab selama proses pembelajaran berlangsung. Selain itu juga siswa aktif dalam menyampaikan

(16)

44

pendapatnya didalam kelas. Siswa tidak ragu-ragu atau takut lagi saat ditunjuk guru untuk mengerjakan soal didepan kelas.

4. Pemberian bimbingan pada siswa dalam mengambil kesimpulan

Memberikan motivasi kepada siswa untuk mengambil kesimpulan dari pembelajaran yang sudah dilaksanakan dengan cara merangsang siswa untuk berani berpendapat.

5. Pemberian latihan-latihan

Memberikan latihan baik secara individu maupun kelompok.

4.5.3 Pembahasan Singkat Hasil Perbaikan Pembelajaran

Perbaikan pembelajaran Matematika di kelas IV SD Negeri Manggihan Getasan berjalan dengan baik karena itu hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan. Perbaikan pembelajaran terjadi karena secara sungguh-sungguh guru melaksanakan aktivitas perbaikan yang direncanakan. Hal ini membuktikan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini kemungkinan model pembelajaran kooperatif tipe STAD memiliki kelebihan seperti yang dikemukakan menurut Slavin (2002), yaitu :

1) Meningkatkan kecakapan individu 2) Meningkatkan kecakapan kelompok 3) Meningkatkan komitmen

4) Menghilangkan prasangka buruk terhadap teman sebaya 5) Tidak bersifat kompetitif

6) Tidak memiliki rasa dendam.

Dan dengan kelebihan-kelebihan tersebut kemungkinan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Penelitian Tindakan Kelas ini relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sri Sugiyarti dari Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Siswa Kelas IV SD Negeri

(17)

45

Keputon 01 Kec. Blado Batang Semester I Tahun pelajaran 2013-2014” dan mendukung penelitian yang dilakukan oleh Widowati mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga dengan judul “Upaya Peningkatan Hasil Belajar Matematika dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Siswa Kelas IV SDN Kalisari Kecamatan Blado Kabupaten Batang Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012”.

Referensi

Dokumen terkait

Septictank harus ada resapan (rembesan) dan letak septictank sebelum digali harus seijin direksi lapangan terlebih dahulu. Perbaikan/ penggantian keran-keran yang rusak

menunjukkan nilai sebesar 0,102 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel independen yaitu kepemilikan institusional, komite audit, audit tenure, leverage, dan

Beberapa jenis spons kelas Demospongiae memiliki distribusi yang luas yaitu pada habitat padang lamun di rataan terumbu hingga habitat terumbu karang pada kedalaman 7 meter hingga

Menimbang uraian diatas, unsur pembaruan pada penelitian ini adalah proses ekstraksi oleoresi kayu manis dengan menggunakan ekstraktor berbantu gelombang mikro

Dalam hal pembongkaran reklame yang dilakukan oleh para pemilik reklame, hal tersebut telah diatur dalam Pasal 40 ayat 1 Peraturan Walikota Surabaya Nomor 21 Tahun

(2) Hasil dari observasi pada aktivitas siswa pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran menulis karangan naskah pidato dengan metode drill and practice rata-rata siklus awal 4,60%

Memiliki surat keputusan tentang penetapan sebagai TUK dari Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK). Memiliki surat Rekomendasi dari LSK.. Memperoleh surat Rekomendasi dari

Alat ukur tinggi badan manusia portabel yang dibuat pada penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan ukuran tinggi badan seseorang sesuai dengan hasil selisih dari dua buah sensor