• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri Manggihan Getasan Semester I Tahun

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri Manggihan Getasan Semester I Tahun "

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

29 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1Deskripsi Kondisi Awal Pra Siklus

Sebelum diadakan penelitian, terlebih dahulu diadakan pengamatan subjek. Observer mengamati kegiatan belajar mengajar mata pelajaran Matematika oleh guru kelas IV. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, selama proses pembelajaran berlangsung masih banyak siswa yang kurang memperhatikan pelajaran. Mereka berbicara sendiri dengan teman dan mengabaikan penjelasan dari guru. Guru kelas IV masih menggunakan model pembelajaran konvensional, yaitu ceramah yang kurang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran. Pemahaman siswa yang rendah terlihat ketika siswa diminta mengerjakan soal, mereka masih bingung padahal guru sudah memberikan contoh dengan penyelesaian yang runtut dan jelas. Pemahaman siswa yang rendah tersebut mengakibatkan nilai ulangan siswa materi melakukan operasi perkalian dan pembagian dengan batas KKM 70 masih banyak yang tidak tuntas. Data ketuntasan belajar mata pelajaran matematika pra siklus dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1

Nilai Pra Siklus Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri Manggihan Getasan

No NIlai Jumlah

Siswa

Persentase Keterangan

1 <70 18 64% Tidak Tuntas

2 ≥70 10 36% Tuntas

JUMLAH 28 100%

Dari tabel 4.1 tersebut dapat diketahui bahwa ada 18 siswa yang nilai

(2)

30

Gambar 4.1

Diagram ketuntasan hasil belajar matematika pra sklus siswa kelas IV

Dalam diagram tersebut dapat kita lihat persentase ketuntasan belajar matematika pra siklus siswa kelas IV pada mata pelajaran matematika adalah 64% siswa tidak tuntas dan 36% siswa tuntas.

4.2Pelaksanaan Siklus I 4.2.1 Perencanaan Tindakan

Pelaksanaan Siklus I menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Manggihan Getasan. Persiapan yang dilakukan observer pada Siklus I adalah :

1) Mengidentifikasi masalah-masalah yang dihadapi guru dan siswa dalam pembelajaran

2) Merumuskan tujuan pembelajaran

3) Menyiapkan materi pembelajaran tentang perkalian

4) Menyiapkan alat dan media pembelajaran yang diperlukan 10

36% 18

64% 0

2 4 6 8 10 12 14 16 18 20

PRA SIKLUS

(3)

31

5) Merancang pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

6) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

7) Menyiapkan Lembar Kerja Siswa 1 berupa amplop bilangan 8) Menyusun dan menyiapkan lembar observasi

9) Menyusun soal-soal tes evaluasi

4.2.2 Pelaksanaan Tindakan

Siklus I dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan dengan alokasi waktu 70 menit tiap pertemuan. Materi yang diajarkan yaitu melakukan operasi perkalian. Rincian pelaksanaan tindakan pembelajaran yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Pertemuan Pertama

Siklus I pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 23 Agustus 2016. Materi yang akan diajarkan adalah melakukan perkalian dua bilangan dengan cara bersusun panjang. Guru menggunakan media pembelajaran berupa Power Point tentang perkalian bersusun panjang dan amplop bilangan yang berisi gambar tempel dan Lembar Kerja Siswa. Sesuai dengan langkah-langkah pada Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD pelaksanaan tindakan dimulai dengan salam dan berdoa, presensi, dan motivasi yang diberikan kepada siswa agar selalu bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. Setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran perkalian bersusun panjang dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang akan disampaikan.

(4)

32

siswa yang ditunjuk, mengerjakan soal yang ada dipapan tulis bersama dengan guru. Setelah itu siswa kembali dalam kelompok dan menyimak penjelasan guru tentang perkalian bersusun panjang suatu bilangan dengan dua angka melalui media power point. Beberapa siswa kemudian ditunjuk untuk mengerjakan soal yang ada dipapan tulis bersama dengan guru. Setelah itu siswa kembali menyimak penjelasan guru tentang perkalian bersusun panjang suatu bilangan dengan tiga angka melalui media power point. Beberapa siswa yang lain ditunjuk untuk mengerjakan soal dipapan tulis bersama dengan guru. Kemudian guru membagikan amplop bilangan yang didalamnya terdapat gambar tempel berupa soal perkalian bersusun panjang dan Lembar Kerja Siswa kepada masing-masing kelompok. Guru menjelaskann sedikit mengenai tata cara mengerjakan amplop bilangan, setelah itu siswa aktif bekerja dalam kelompoknya masing-masing. Setelah semua kelompok selesai mengerjakan tugasnya, salah satu siswa mewakili kelompoknya untuk maju kedepan mempresentasikan hasil kerja diskusi kelompok. Kelompok yang lain menanggapi hasil diskusi kelompok yang sedang presentasi. Guru mendampingi siswa mengoreksi hasil diskusi kelompok. Guru memberikan penghargaan berupa bintang kepada kelompok yang jawabannya benar semua dan memberikan motivasi kepada kelompok lain yang jawabannya belum benar semua. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum jelas.

(5)

33 2. Pertemuan Kedua

Siklus I pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 24 Agustus 2016. Materi yang akan diajarkan adalah melakukan perkalian dua bilangan dengan cara bersusun pendek. Guru menggunakan media pembelajaran berupa Power Point tentang perkalian bersusun pendek dan amplop bilangan yang berisi gambar tempel dan Lembar Kerja Siswa. Sesuai dengan langkah-langkah pada Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD yang sudah lebih baik dari pertemuan pertama pelaksanaan tindakan dimulai dengan salam dan berdoa, presensi, dan motivasi yang diberikan kepada siswa agar selalu bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. Guru menanyakan kepada siswa tentang materi yang sudah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran perkalian bersusun pendek dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang akan disampaikan.

(6)

34

kepada masing-masing kelompok. Guru menjelaskann sedikit mengenai tata cara mengerjakan amplop bilangan, setelah itu siswa aktif bekerja dalam kelompoknya masing-masing. Setelah semua kelompok selesai mengerjakan tugasnya, salah satu siswa mewakili kelompoknya untuk maju kedepan mempresentasikan hasil kerja diskusi kelompok. Kelompok yang lain menanggapi hasil diskusi kelompok yang sedang presentasi. Guru mendampingi siswa mengoreksi hasil diskusi kelompok. Guru memberikan penghargaan berupa bintang kepada kelompok yang jawabannya benar semua dan memberikan motivasi kepada kelompok lain yang jawabannya belum benar semua. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum jelas.

Siswa bersama guru menyimpulkan pelajaran tentang perkalian bersusun pendek. Kemudian siswa bersama guru juga merefleksikan pembelajaran tentang perkalian bersusun pendek. Kemudian siswa mengerjakan soal evaluasi siklus I secara individu tentang perkalian bersusun panjang dan perkalian bersusun pendek. Setelah selesai mengerjakan soal evaluasi, guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya yaitu tentang pembagian tanpa sisa. Guru menutup pembelajaran dengan salam.

4.2.3 Hasil Pengamatan

(7)

35

Pada siklus I persentase ketuntasan hasil belajar matematika siswa mengalami peningkatan, hal ini dapat dilihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2

Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa Siklus I

No NIlai Jumlah

Siswa

Persentase Keterangan

1 <70 5 18% Tidak Tuntas

2 ≥70 23 82% Tuntas

JUMLAH 28 100%

Dalam tabel 4.2 dapat dilihat bahwa persentase hasil belajar matematika siswa yang dinyatakan tuntas mengalami peningkatan hingga mencapai 82% siswa, yang belum tentas 18% siswa.

4.2.4 Refleksi

Berdasarkan hasil observasi yang diperoleh pada pelaksanaan tindakan siklus I dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Proses

1) Masih banyak siswa yang belum aktif selama proses pembelajaran berlangsung

2) Belum semua siswa aktif dalam menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru

3) Belum semua siswa memperhatikan saat guru sedang menjelaskan materi pembelajaran

4) saat siswa harus bekerja dalam kelompok masih ada siswa yang tidak ikut bekerjasama dalam kelompoknya

5) Saat kelompok lain sedang mempresentasikan hasil kerja kelompoknya, ada beberapa siswa yang tidak menyimak 6) Belum semua siswa bersama-sama menyimpulkan hasil

(8)

36 b. Hasil Tes

Hasil nilai tes evaluasi matematika siklus I sudah mengalami peningkatan ketuntasan dari 36% siswa menjadi 82% siswa. Tetapi masih ada beberapa siswa yang hasil belajarnya belum dapat dikatakan tuntas dengan persentse sebanyak 18% siswa.

c. Aktivitas mengajar guru

Guru sudah melaksanakan langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan tahapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, tetapi belum berjalan secara maksimal dalam hal penyajian materi pembelajaran, serta guru masih belum melaksanakan pembelajaran sesuai alokasi waktu yang sudah direncanakan. Selain itu guru terkadang masih belum menggunakan bahasa lisan secara baik dan lancar, seringkali guru menggunakan bahasa sehari-hari sesuai di lingkungannya mengajar.

4.3Pelaksanaan Siklus II 4.3.1 Perencanaan Tindakan

Hasil penelitian yang dilaksanakan pada siklus I ternyata masih kurang optimal, sehingga perlu adakan perbaikan-perbaikan pada siklus II. Persiapan yang dilakukan observer pada Siklus II adalah :

1) Mengidentifikasi masalah-masalah yang dihadapi guru dan siswa dalam pembelajaran sesuai yang telah diamati pada siklus I

2) Merumuskan tujuan pembelajaran

3) Menyiapkan materi pembelajaran tentang pembagian 4) Menyiapkan alat dan media pembelajaran yang diperlukan

(9)

37

6) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang sudah diperbaiki dari siklus I

7) Menyusun Lembar Kerja Siswa 2 berupa amplop bilangan 8) Menyusun dan menyiapkan lembar observasi

9) Menyusun soal-soal tes evaluasi

4.3.2 Pelaksanaan Tindakan

Siklus II dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan dengan alokasi waktu 70 menit tiap pertemuan. Materi yang diajarkan yaitu melakukan operasi pembagian. Rincian pelaksanaan tindakan pembelajaran yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Pertemuan Pertama

Siklus II pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 26 Agustus 2016. Materinya adalah melakukan pembagian tanpa sisa. Guru menggunakan media pembelajaran berupa Power Point tentang pembagian tanpa sisa dan amplop bilangan yang berisi gambar tempel dan Lembar Kerja Siswa. Pelaksanaan tindakan dimulai dengan salam dan berdoa, presensi, dan motivasi yang diberikan kepada siswa agar selalu bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran pembagian tanpa sisa dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang akan disampaikan.

(10)

38

sisa suatu bilangan dengan dua angka melalui media power point. Beberapa siswa kemudian ditunjuk untuk mengerjakan soal yang ada dipapan tulis bersama dengan guru. Siswa kembali dalam kelompok. Kemudian guru membagikan amplop bilangan yang didalamnya terdapat gambar tempel berupa soal pembagian tanpa sisa dan Lembar Kerja Siswa kepada masing-masing kelompok. Guru menjelaskann sedikit mengenai tata cara mengerjakan amplop bilangan, setelah itu siswa aktif bekerja dalam kelompoknya masing-masing. Setelah semua kelompok selesai mengerjakan tugasnya, salah satu siswa mewakili kelompoknya untuk maju kedepan mempresentasikan hasil kerja diskusi kelompok. Kelompok yang lain aktif menanggapi hasil diskusi kelompok yang sedang presentasi. Guru mendampingi siswa mengoreksi hasil diskusi kelompok. Guru memberikan penghargaan berupa bintang kepada kelompok yang jawabannya benar semua dan memberikan motivasi kepada kelompok lain yang jawabannya belum benar semua. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi pembagian tanpa sisa yang belum jelas.

Siswa bersama guru menyimpulkan pelajaran tentang pembagian tanpa sisa. Kemudian siswa bersama guru juga merefleksikan pembelajaran tentang pembagian tanpa sisa. Guru memberikan umpan balik kepada siswa dengan memberikan tugas rumah serta menyampaikan materi apa yang akan dipelajari pada perteuan berikutnya yaitu pembagian dengan sisa.

2. Pertemuan Kedua

(11)

39

sudah diperbaiki dari siklus II pertemuan pertama, pelaksanaan tindakan dimulai dengan salam dan berdoa, presensi, dan motivasi yang diberikan kepada siswa agar selalu bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. Setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran pembagian dengan sisa dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang akan disampaikan.

(12)

40

pembagian dengan sisa. Setelah siswa selesai mengerjakan soal evaluasi guru menutup kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam.

4.3.3 Hasil Pengamatan

Hasil observasi yang dilakukan pada siklus II adalah siswa sudah dapat beradaptasi pada model pembelajaraan kooperatif tipe STAD. Ketika pembelajaran berlangsung sebagian besar siswa sudah bertanggungjawab dengan pekerjaan yang diberikan oleh guru dan mau bekerja sama dengan teman satu kelompoknya, siswa menjadi lebih aktif dalam bertanya kepada guru maupun menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Dan alokasi waktu pembelajaran sudah tepat waktu sesuai yang direncanakan.

Pada siklus II persentase ketuntasan hasil belajar matematika siswa mengalami peningkatan, hal ini dapat dilihat pada tabel 4.3.

Tabel 4.3

Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa Siklus II

No NIlai Jumlah

Siswa

Persentase Keterangan

1 <70 - - Tidak Tuntas

2 ≥70 28 100% Tuntas

JUMLAH 28 100%

Dalam tabel 4.3 100% siswa kelas IV dinyatakan tuntas hasil belajarnya pada mata pelajaran matematika.

4.3.4 Refleksi

(13)

41

berlangsung. Indikator keberhasilan siswa pada penelitian tindakan ini sudah dapat tercapai pada siklus II sehingga penelitian tindakan kelas dikatakan selesai.

4.4Analisis Data

Setelah dilaksanakan perbaikan pembelajaran matematika siklus I dan siklus II ternyata dari hasil belajar siswa menunjukkan peningkatan. Peningkatan ini ditunjukkan dari hasil analisis nilai tes evaluasi seluruh siswa kelas IV SD Negeri Manggihan Getasan pembelajaran matematika siklus II yaitu sebanyak 28 siswa mendapat nilai diatas 70 dan sudah mencapai KKM, sehingga tidak perlu lagi dilaksanakan perbaikan pembelajaran siklus III. Persentase ketuntasan nilai hasil belajar matematika siswa pra siklus, siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel 4.4.

Tabel 4.4

Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

NO. Jumlah Siswa

Pelaksanaan Ketuntasan Persentase Tuntas Tidak

Tuntas

Tuntas Tidak Tuntas

1 28 Pra Siklus 10 18 36% 64%

2 28 Siklus I 23 5 82% 18%

3 28 Siklus II 28 - 100% -

(14)

42

Gambar 4.2

Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

Dalam gambar 4.2 dapat dilihat dengan jelas ketuntasan hasil belajar matematika siswa dari mulai pra siklus dengan 36% siswa tuntas, siklus I 82% siswa tuntas dan siklus II 100% siswa tuntas.

4.5Pembahasan

4.5.1 Hasil Perbaikan Pembelajaran Matematika Siklus I

Pelaksanaan aktivitas perbaikan pembelajaran siklus I sebagai berikut : 1. Pembahasan materi secara sistematis dan jelas

Pembahasan materi secara lebih terperinci, runtut dan sistematis. Penjelasan materi pembelajaran menggunakan bahasa yang jelas dan mudah dipahami oleh siswa.

2. Penggunaan media pembelajaran yang menarik

Media pembelajaran yang digunakan guru sesuai dengan materi pembelajaran yang dikemas menarik melalui media power point sehingga membengkitkan minat belajar siswa didalam kelas.

3. Keterlibatan siswa dalam pembelajaran 0

5 10 15 20 25 30

Pra Siklus Siklus I Siklus II

(15)

43

Siswa ikut aktif dalam tanya jawab selama proses pembelajaran berlangsung. Selain itu juga siswa aktif dalam menyampaikan pendapatnya didalam kelas.

4. Pemberian bimbingan pada siswa dalam mengambil kesimpulan

Memberikan motivasi kepada siswa untuk mengambil kesimpulan dari pembelajaran yang sudah dilaksanakan dengan cara merangsang siswa untuk berani berpendapat.

5. Pemberian latihan-latihan

Memberikan latihan baik secara individu maupun kelompok.

4.5.2 Hasil Perbaikan Pembelajaran Matematika Siklus II

Pelaksanaan aktivita sperbaikan pembelajaran Matematika siklus II berjalan dengan baik dan terjadi peningkatan yang memuaskan. Pelaksanaan aktivitas perbaikan pembelajaran siklus II tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

1. Pembahasan materi secara sistematis dan jelas

Pembahasan materi secara lebih terperinci, runtut dan sistematis. Penjelasan materi pembelajaran menggunakan bahasa yang jelas dan mudah dipahami oleh siswa. Penggunaan bahasa mengajar yang digunakan oleh guru sudah lebih baik dari bahasa yang digunakan saat pelaksanaan siklus I.

2. Penggunaan media pembelajaran yang menarik

Media pembelajaran yang digunakan guru sesuai dengan materi pembelajaran yang dikemas menarik melalui media power point sehingga membangkitkan minat belajar siswa didalam kelas. Dan pada perbaikan siklus II siswa sudah lebih berani untuk aktif dalam penggunaan media pembelajaran.

3. Keterlibatan siswa dalam pembelajaran

(16)

44

pendapatnya didalam kelas. Siswa tidak ragu-ragu atau takut lagi saat ditunjuk guru untuk mengerjakan soal didepan kelas.

4. Pemberian bimbingan pada siswa dalam mengambil kesimpulan

Memberikan motivasi kepada siswa untuk mengambil kesimpulan dari pembelajaran yang sudah dilaksanakan dengan cara merangsang siswa untuk berani berpendapat.

5. Pemberian latihan-latihan

Memberikan latihan baik secara individu maupun kelompok.

4.5.3 Pembahasan Singkat Hasil Perbaikan Pembelajaran

Perbaikan pembelajaran Matematika di kelas IV SD Negeri Manggihan Getasan berjalan dengan baik karena itu hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan. Perbaikan pembelajaran terjadi karena secara sungguh-sungguh guru melaksanakan aktivitas perbaikan yang direncanakan. Hal ini membuktikan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini kemungkinan model pembelajaran kooperatif tipe STAD memiliki kelebihan seperti yang dikemukakan menurut Slavin (2002), yaitu :

1) Meningkatkan kecakapan individu 2) Meningkatkan kecakapan kelompok 3) Meningkatkan komitmen

4) Menghilangkan prasangka buruk terhadap teman sebaya 5) Tidak bersifat kompetitif

6) Tidak memiliki rasa dendam.

Dan dengan kelebihan-kelebihan tersebut kemungkinan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

(17)

45

Gambar

Tabel 4.1 Nilai Pra Siklus Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri Manggihan
Gambar 4.1
Tabel 4.2 Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa Siklus I
Tabel 4.3 Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa Siklus II
+3

Referensi

Dokumen terkait

Dengan mengalokasikan MY Salon berada di tempat yangstrategis agar lebih mudah dijangkau.maka akanberdampak kepada pelanggan untuk sering berkunjung ke MY

ke lapangan (Gudang Produsen/Distributor) terhadap ketersedian barang yang ditawarkan dengan Jadwal Pelaksanaan yang akan ditentukan kemudian, jiika saudara tidak

Mahmudi (Pedagang Bandeng), Umi Komsiyah (Pedagang Kios), Setiawan (Pedagang Kelontong), Suroso (Pedagang Sembako), Sri Maryati (Pedagang sembako), Jumiyem

Audiovisual Dalam Penguasaan Keterampilan Pertolongan Persalinan Kala II” adalah proses mental yang berhubungan dengan panca indera yang terjadi pada mahasiswa Program Studi

[r]

HASIL EPROF ECCT 2016 - S1 ILMU KOMUNIKASI Berlaku efektif. BAGIAN PUSAT

Dakwah islam Masyarakat kaum muslim merupakan satu state(negara) dibawah bimbingan nabi muhammad saw yang mempunyai kedaulatan. Ini merupakan dasar bagi usaha

bahwa dalam rangka menyesuaikan nomenklatur Tunjangan Kinerja dan pemberian Tunjangan Kinerja sebagaimana diatur dengan Peraturan Presiden Nomor 156 tentang Tunjangan Kinerja Pegawai