• Tidak ada hasil yang ditemukan

KLASIFIKASI CITRA FORMULIR MENGGUNAKAN METODE SUPPORT VECTOR MACHINE (SVM) PADA PROSES DIGITALISASI FORMULIR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KLASIFIKASI CITRA FORMULIR MENGGUNAKAN METODE SUPPORT VECTOR MACHINE (SVM) PADA PROSES DIGITALISASI FORMULIR"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1274

KLASIFIKASI CITRA FORMULIR MENGGUNAKAN METODE SUPPORT

VECTOR MACHINE (SVM) PADA PROSES DIGITALISASI FORMULIR

Dewi Pramudi Ismi 1), Ardiansyah 2) 1

Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Ahmad Dahlan email: dewi.ismi@tif.uad.ac.id

2 Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Ahmad Dahlan

email: ardiansyah@tif.uad.ac.id Abstract

Dalam berbagai keperluan administrasi, pengisian formulir/borang secara manual masih banyak dilakukan di Indonesia. Hal ini menyebabkan terdapat banyak data yang masih tersimpan dalam bentuk kertas (hardcopy). Data-data tersebut perlu diubah ke dalam bentuk digital agar dapat disimpan dan diolah lebih lanjut menggunakan komputer. Pada kondisi saat ini, peng-input-an data dari kertas (hardcopy) ke dalam bentuk softcopy pada komputer pada umumnya dilakukan oleh operator manusia. Proses ini tentunya membutuhkan waktu, tenaga dan biaya yang tidak sedikit jika data yang harus diubah ke dalam bentuk digital berjumlah banyak. Penelitian ini adalah bagian awal dari penelitian besar yang bertujuan untuk melakukan digitalisasi data formulir/borang secara otomatis. Penelitian ini memiliki objektif yaitu melakukan klasifikasi citra hasil scan dokumen formulir/borang. Metode yang digunakan pada klasifikasi ini adalah Support Vector Machine (SVM). Klasifikasi citra dilakukan dengan menggunakan 100 data training dan 50 data testing yang terdiri dari citra formulir/borang dan citra non formulir/borang. Output dari penelitian ini adalah perangkat lunak yang mampu mengidentifikasi citra yang merupakan citra formulir/borang dan citra non formulir/borang. Dari hasil pengujian yang dilakukan, ketepatan klasifikasi citra formulir/borang dengan metode SVM ini mencapai 98%.

Keywords: pengolahan citra, klasifikasi, support vector machine, digitalisasi formulir/borang

1. PENDAHULUAN

Salah satu tujuan dari e-government menurut [1] adalah terciptanya managemen yang efisien bagi pemerintah sehingga dapat menekan biaya operasional, transparansi data, dan meningkatnya kenyamanan birokrasi. Di negara Republik Indonesia kebijakan mengenai e-government tertuang dalam Peraturan Presiden no. 3 tahun 2003 yang meliputi (a) pengembangan pelayanan atau servis yang terpercaya dan dapat dijangkau, (b) restrukturisasi sistem management dan proses kerja pemerintah daerah dan pemerintan pusat, (c) pemanfaatan teknologi informasi yang optimal, (d) peningkatan partisipasi dari sektor bisnis serta

perkembangan industri TIK, (e)

pengembangan sumber daya manusia pada instansi pemerintah dan peningkatan e-literacy, serta (f) pengembangan

e-government yang sistematis, realistis dan terukur.

Peraturan Presiden tersebut dilengkapi dengan guideline tentang pengembangan

e-government yang dikeluarkan oleh

Departemen Komunikasi dan Informatika pada tahun 2003. Guideline yang dikeluarkan tersebut berkaitan dengan (a) pengembangan infrastruktur portal pemerintah, (b) pengelolaan dokumen elektronik pemerintah, (c) rencana pengembangan e-government, (d)

pelatihan TIK untuk mendukung

implementasi e-government, (e) serta implementasi website dari pemerintah daerah.

Berkaitan dengan pengelolaan dokumen elektronik pemerintah, pada berbagai instansi di Indonesia, dokumen-dokumen yang berupa hardcopy masih digunakan. Dalam berbagai keperluan administrasi, pengisian formulir/borang secara manual masih

(2)

1275

dilakukan. Penyebab terbesar penggunaan dokumen hardcopy adalah belum adanya implementasi aplikasi paperless pada instansi-instansi terkait. Sebagai contoh, untuk pembuatan Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang baru atau untuk mengubah informasi pada KTP, seseorang harus mengisi formulir/borang permohonan yang berbentuk hardcopy. Tidak hanya pembuatan KTP, dalam administrasi kependudukan yang

lainnya juga masih menggunakan

formulir/borang hardcopy. Hal ini menyebabkan terdapat banyak data yang masih tersimpan dalam bentuk kertas (hardcopy) pada instansi pemerintah.

Data-data yang berbentuk hardcopy tersebut perlu diubah ke dalam bentuk digital agar dapat disimpan dan diolah lebih lanjut menggunakan komputer. Pada kondisi saat ini, peng-input-an data dari kertas (hardcopy) ke dalam bentuk softcopy pada komputer pada umumnya dilakukan oleh operator manusia. Proses ini tentunya membutuhkan waktu, tenaga dan biaya yang tidak sedikit jika data yang harus diubah ke dalam bentuk digital berjumlah banyak. Pemanfaatan teknologi informasi secara umum, dan sistem cerdas

secara khusus, dapat membantu

menyelesaikan permasalahan digitalisasi formulir/borang secara otomatis.

Penelitian ini merupakan bagian awal dari penelitian besar yaitu membangun sistem yang dapat membaca dan mengekstrak data yang terdapat pada citra hasil scan formulir (digitalisasi formulir /smart paperwork system). Pada penelitian ini, dilakukan klasifikasi citra formulir dan citra non formulir. Hasil yang diharapkan adalah sebuah sistem yang mampu mengindentifikasi citra yang merupakan hasil scan formulir dan citra non formulir.

2. KAJIAN LITERATUR

Pada bagian ini akan dipaparkan kajian teori tentang klasifikasi, metode Support Vector Machine, dan klasifikasi citra.

a. Klasifikasi

Klasifikasi merupakan proses analisis data untuk memperoleh label atau kelas dari data yang belum

diketahui label/kelasnya berdasarkan data-data historis yang telah diketahui label atau kelasnya [2]. Label atau kelas bersifat diskret dan jumlahnya terbatas. Pada klasifikasi, model atau classifier dibagun dengan data-data historis yang diketahui label/kelasnya melalui proses training. Data yang digunakan pada fase training disebut data training.

Setelah model dibentuk,

pengujian dilakukan untuk

mengetahui kualitas model/classifier.

Pengujian dapat dilakukan

menggunakan data-data baru, yaitu data-data yang tidak digunakan pada proses training. Pengujian juga dapat dilakukan dengan data-data yang sudah digunakan pada proses training sejumlah porsi tertentu. Pengujian yang kedua ini disebut sebagai cross validation [3].

b. Support Vector Machine (SVM) Support Vector Machine (SVM) pertama kali diperkenalkan oleh Vladimir Vapnik, Bernhard Boser, dan Isabell Guyon pada tahun 1972.

Konsep dasar SVM adalah

menggunakan garis lurus untuk memisahkan dua kelas data yang berbeda. Karena menggunakan garis lurus, maka dua kelas data yang dapat dipisahkan dengan cara demikian disebut sebagai linearly separable. Sedangkan dua kelas yang tidak dapat dipisahkan dengan menggunakan garis lurus disebut sebagai non linearly separable.

Untuk memisahkan dua kelas data yang berbeda, terdapat banyak garis lurus yang mungkin dibuat. Oleh karena itu, pada SVM dipilih sebuah garis lurus yang dapat memisahkan kedua kelas data dengan minimal kesalahan pengelompokan (mis-classification) yang dihasilkan. Dengan kata lain garis lurus yang dipilih adalah garis lurus yang

(3)

1276

memiliki margin terbesar untuk memisahkan kedua kelas data. Garis lurus yang demikian adalah garis lurus dimana jarak terpendek antara garis tersebut dengan data di kelas pertama sama dengan jarak terpendek garis tersebut dengan data pada kelas kedua. Gambar 1 berikut ini menunjukkan garis lurus yang memiliki margin yang besar dan garis lurus yang memiliki margin yang kecil.

Gambar 1. Garis lurus pemisah dua kelas yang memiliki margin kecil dan margin besar

Pada data yang lebih dari dua dimensi (memiliki lebih dari dua atribut/fitur), maka garis pemisah antar kelas adalah sebuah bidang yang disebut sebagai hyperplane.

Fungsi hyperplane atau garis lurus didefinisikan seperti pada persamaan (1).

w0+w1x1+w2x2 = 0

……….(1)

Kelas pertama berada di atas garis lurus, sedangkan kelas kedua berada di bawah garis lurus.

Persamaan (2) dan persamaan (3) adalah adjustment (lihat garis putus-putus pada Gambar 2) dari persamaan 1 sehingga terlihat margin

yang memisahkan kelas pertama dan kelas kedua:

H1 :w0+w1x1+w2x2 ≤1 untuk yi = +1

..(1)

H2 :w0+w1x1+w2x2 ≤-1 untuk yi = -1

..(2)

Data yang terletak di atas H1 termasuk dalam kategori kelas pertama, sedangkan data yang terletak di bawah H2 termasuk ke dalam kategori kelas kedua.

c. Klasifikasi Citra

Klasifikasi yang dilakukan pada data yang berbentuk citra pada umumnya ditempuh dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Komputasi deskriptor (dense sift descriptor) dari setiap data citra

2. Membangun visual

vocabulary dari data citra yaitu dengan memasukkan sampel dari deskriptor ke dalam k-means clustering

atau kdtree. Visual

vocabulary didapatkan

dengan menggunakan hasil clustering.

3. Komputasi histogram spasial dan feature map dari setiap data citra

4. Feature map digunakan sebagai data training pada model classifier yang digunakan

5. Menguji model klasifikasi yang dibentuk dengan data citra testing

3. METODE PENELITIAN

Penelitian ini dikerjakan melalui tahapan-tahapan berikut ini:

a. Pengumpulan Data Training dan Data Testing

(4)

1277

Data training yang digunakan untuk membangun model classifier adalah citra scan formulir sejumlah 50 citra dan citra non-formulir yang diambil random sejumlah 50 citra. Baik citra formulir maupun citra non formulir yang digunakan pada penelitian ini diambil dari internet. Berikut ini Gambar 2 adalah contoh sebagian dari citra formulir yang digunakan pada penelitian ini.

(a)

(b)

(c)

(d)

Gambar 2. (a)(b)(c)(d) merupakan contoh

data citra formulir yang digunakan untuk training

Sedangkan citra non formulir yang digunakan sebagai data training

adalah gambar yang bukan

merupakan formulir seperti gambar benda-benda.

b. Preprocessing Citra

Sebelum dilakukan pembangunan model SVM, dilakukan preprocessing citra yang akan dipakai sebagai data training. Preprocessing yang dimaksud meliputi tahap-tahap pada Gambar 3 berikut ini:

Gambar 3. Tahap-tahap preprocessing data citra sebelum digunakan untuk training

Pada tahap preprocessing ini, semua

proses dilakukan dengan

menggunakan library vl_feat [4] yang merupakan library untuk pemrosesan citra.

c. Training Model Klasifikasi : SVM Training dilakukan untuk membangun model klasifikasi. Pada penelitian ini model yang akan dibangun untuk klasifikasi citra formulir dan citra non formulir adalah Support Vector

(5)

1278 Machine (SVM), yang tergolong dalam supervised learning. Sehingga, pada saat training, disediakan label untuk masing-masing data citra.

Training dilakukan dengan

menggunakan 100 data citra, terdiri dari 50 citra formulir yang diberi label F, dan 50 citra non formulir yang diberi label NF.

Pada penelitian ini, SVM yang digunakan berasal dari library liblinear

[5].

d. Pengujian Model

Pengujian model classifier pada penelitian ini menggunakan dua metode, yaitu

1. Pengujian menggunakan data di luar data training

Pada pengujian ini digunakan 50 data citra yang terdiri dari 25 citra formulir dan 25 citra non formulir. Semua data citra tersebut tidak termasuk pada data citra yang digunakan untuk training model classifier.

2. Pengujian menggunakan data training dengan metode 10 fold cross validation

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Klasifikasi citra formulir menggunakan metode Support Vector Machine memberikan akurasi yang cukup tinggi yaitu di atas 90%. Hal ini berarti bahwa tingkat kesalahan prediksi citra formulir rendah yaitu kurang dari 10% pada setiap iterasi pengujian.

a. Pengujian dengan 50 Data Citra Di luar Data Training

Hasil pengujian menggunakan 50 citra yang tidak termasuk dalam data training menghasilkan akurasi sebesar 98%. Citra sejumlah 50 ini terdiri dari 25 citra formulir dan 25 citra non formulir. Terdapat satu buah citra formulir yang diklasifikasi sebagai citra non formulir (klasifikasi yang

salah). Confusion matrix untuk hasil pengujian ini pada Tabel 1 sebagai berikut:

Tabel 1 Confusion Matrix Pengujian

Prediksi Formulir Prediksi Non-Formulir Aktual Formulir 24 1 Aktual Non-Formulir 0 25

Citra formulir yang salah diklasifikasikan sebagai non formulir adalah citra berikut:

Gambar 4. Citra formulir yang salah diprediksi sebagai non formulir oleh SVM

Meskipun citra di atas adalah citra formulir namun karena adanya watermark yang dominan pada badan formulir sehingga classifier mengkategorikan citra tersebut pada kelas NF.

b. Pengujian dengan Metode 10 fold cross validation

Selain menggunakan data yang telah digunakan untuk proses training, pengujian juga dilakukan dengan metode 10 fold cross validation. Pada pengujian ini dilakukan 10 iterasi, dimana masing-masing iterasi menggunakan 50% dari data training (50 data citra) yang dipilih secara

(6)

1279

random dan terdiri dari citra formulir dan citra non formulir untuk diprediksi masing-masing kelasnya. Akurasi klasifikasi yang diperoleh melalui pengujian ini seperti pada Tabel 2 sebagai berikut:

Tabel 2 Akurasi Klasifikasi Pengujian 10 Fold Cross Validation

Iterasi ke- Akurasi Klasifikasi 1 100% 2 100% 3 100% 4 100% 5 100% 6 100% 7 100% 8 100% 9 100% 10 100%

Pengujian dengan menggunakan 10 fold cross validation menghasilkan akurasi sempurna yaitu 100%. Hasil ini dapat dipahami karena pengujian dilakukan menggunakan data yang sebelumnya telah digunakan untuk training.

5. KESIMPULAN DAN SARAN

Pada penelitian ini metode Support Vector Machine (SVM) telah digunakan untuk melakukan klasifikasi citra hasil scan formulir dan membedakan citra formulir dan citra non formulir. Akurasi yang didapatkan tinggi yaitu 98%, sehingga Support Vector Machine dapat disimpulkan efektif untuk melakukan klasifikasi citra formulir. Hasil penelitian ini

merupakan langkah awal untuk

pengembangan smart paperwork system. Untuk selanjutnya, penelitian ini dapat dikembangkan dengan melakukan segmentasi nama field dan segmentasi isi field pada citra formulir/borang.

[1] A. Rokhman, E-government Adoption in Developing Countries: the Case of Indonesia, Journal of Emerging Trends in Computing and Information Sciences, Vol.2, No.5, May 2011, pp 228-236.

[2] J. Han, M.Kamber, Data Mining Concepts and Techniques, 2nd Edition, Morgan Kaufmann, San Fransisco: 2006.

[3] E. Alpaydin, Introduction to Machine Learning, 3nd Edition, MIT Press, 2004. [4] VLFeat library: http://www.vlfeat.org/ [5] Liblinear library :https://www.csie.ntu.edu.tw/~cjlin/libli near/ 6. DAFTAR PUSTAKA

Gambar

Gambar 1.  Garis lurus pemisah dua kelas yang  memiliki margin kecil dan margin besar
Gambar 2. (a)(b)(c)(d) merupakan contoh
Tabel 2 Akurasi Klasifikasi Pengujian 10 Fold  Cross Validation

Referensi

Dokumen terkait

Prinsip kerja percobaan ini yaitu merangkai rangkaian kombina- sional dan komparator dari gerbang logika dasar dengan menggunakan IC 7408, IC 7432, dan IC 7485 dengan keluaran

Perubahan ini antara lain terlihat, pada bahasa pengantar yang digunakan, termasuk juga fungsi yang semakin khusus cukup menonjol, misalnya pada saat-saat musim

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dianalisa, maka dapat diketahui bahwa Berita Pendidikan Secara On - line di Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) ANTARA Jawa Barat

Setiap film memiliki esensi yang berbeda-beda, akan tetapi tujuan dalam pembuatan film sendiri agar pesan yang ingin disampaikan kepada penonton dapat ditangkap dan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pestisida nabati lasekiku (lengkuas - serai wangi - kipahit - kunyit), buah bitung (Barringtonia Asiatica), serta

7 Pelaksanaan aturan diversi adalah implementasi atau perbuatan melaksanakan aturan diversi sesuai dengan apa yang telah di rumuskan di dalam peraturan perundang-undangan,

Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya atas nama pemerintah provinsi Kalimantan Tengah mengucapkan selamat kepada seluruh masyarakat Kalimantan Tengah yang.. sedang

menindaklanjuti kendala tersebut, yaitu dengan menyampaikan indikator penilaian yang akan disampaikan pada hari itu, merencanakan dan mengatur dengan baik kegiatan pembelajaran