9
2.1 Pentingnya Sense of Community
Pentingnya sense of community secara umum adalah kemampuan untuk
meningkatkan kualitas hidup dan derajat kemampuan seseorang untuk memenuhi
keinginan dan kebutuhan orang lain, dan secara khusus adalah komitmen pada
organisasi (Rice, 1984).
Commitment can be defined as an unwillingness to change identity as a member of a group or organization (Herek and Glunt, 1995).
Komitmen yang ada di dalam sense of community membuat individu dari
komunitas memiliki identitas social sebagai anggota dari sebuah kelompok atau
organisasi (Herek dan Glunt, 1995).
Dalam kaitannya dengan komunikasi yang menggunakan internet sebagai alat
bantu, Amalia E Maulana dan Giana M Eckhardt (2007) menuturkan bahwa website
memiliki peranan penting dalam mewujudkan kemudahan berkomunikasi dan juga
memiliki peran penting dalam pembentukan sebuah komunitas.
“The manner in which the website helps to develop a community and enable members to keep in touch with each other in a virtual social circle …”
Dalam tataran geografis dan hubungan, sebuah sense of community yang kuat
berkaitan dengan keluaran positif dari individu maupun dari komunitasnya. Dalam
level kehidupan bertetangga, orang-orang yang memiliki sense of community
yangkuat cenderung memiliki perasaan aman yang lebih mendalam, dan lebih banyak
berpartisipasi di dalam acara-acara yang diadakan komunitas (Schweitzer, 1996).
Memiliki sense of community yang kuat meningkatkan kesejahteraan individu,
dalam hal kebahagiaan, pengurangan rasa cemas, dan rasa self efficacy yang tinggi
(Davidson dan Cotter, 1991).
Namun demikian, penting diketahui bahwa sense of community yang kuat
tidak selalu menguntungkan. Studi dari Brodsky (1996) dalam pertahanan orang tua
tunggal yang hidup di lingkungan yang perumahan yang tidak aman, memberikan
argument bahwa sense of community bisa berdampak positif, netral atau negatif.
Brodsky mengatakan bahwa memiliki sense of community yang rendah di dalam
lingkungan perumahan yang tidak aman memberikan dampak keuntungan untuk si
orangtua, dalam hal ini si Ibu dan si anak. Hal ini dilakukan dengan cara menjaga
jarak dengan tetangga dan tidak terlibat dalam kelompok manapun. Sebaliknya,
dengan bergabung dengan salah satu kelompok di dalam kehidupan bertetangga di
mana lingkungannya tidak memberikan rasa aman, bagi si Ibu sama saja dengan
mengorbankan nilai prinsip yang dimilikinya sekaligus membahayakan keluarganya
sendiri. Hal ini adalah satu-satunya studi yang mengemukakan keluaran negatif dari
2.2 Definisi Komunitas Face to Face
Muniz, A.M. Jr and O’Guinn, T.C. (2001) dalam Brand Community, Journal
of Consumer Research, Vol. 27, Maret, pp. 412-32 menjelaskan, “there are three
concepts of community. First, consciousness of kind reflecting a shared sense of connection among members and a feeling of being different from those not part of the community. Secondly, rituals and traditions that reflect community behavioral norms and value. Finally, moral responsibility reflecting a feeling of obligation to the community and its members.”
Ada tiga konsep komunitas, yang pertama adalah kesadaran untuk
merefleksikan hubungan sesama anggota dan perasaan berbeda dari mereka yang
tidak termasuk di dalam komunitas. Kedua, terdapat sebuah ritual dan tradisi yang
merefleksikan norma dan nilai dari perilaku komunitas. Yang ketiga adalah tanggung
jawab moral yang merefleksikan rasa kewajiban pada komunitas dan kewajiban pada
sesama anggota di dalam komunitas.
Nahapiet & Goshal, 1998, p. 243: menjelaskan, “social capital provide the
basis for trust, cooperation, and collective action in social aggregates such as an organization.” Teori sosial capital yang banyak berhubungan dengan teori komunitas menjadi tempat bagi tumbuhnya kepercayaan, kerja sama, dan aksi kolektif di dalam
sebuah organisasi.
Dholakia, Bagozzi, and Pearo, 2004 menjelaskan, “relational dimension
motivations.” Dimensi hubungan dalam sebuah komunitas berpegang pada norma, kewajiban, dan identifikasi sosial yang menumbuhkan motivasi untuk berhubungan.
2.3 Definisi Sense of Community
Seymour Sarason (1974) menerangkan the perception of similarity to others,
and acknowledged interdependence with others, a willingness to maintain this interdependence, . . . a feeling that one is part of a larger dependable and stable structure (p. 157). Yaitu adanya rasa kesamaan antar anggota, kebergantungan satu dengan lainnya dan keinginan untuk mempertahankan kebergantungan ini, lebih jauh
lagi sense of community didefinisikan dengan seorang anggota merupakan bagian
dari sebuah struktur besar yang stabil.
Mc Millan & Chavis (1986) menjelaskan sense of community sebagai “a
feeling that members have of belonging, a feeling that members matter to one another
and to the group, and a shared faith that members’ needs will be met through their
commitment to be together”. Yaitu perasaan yang dimiliki anggota dalam sebuah
komunitas yang meliputi rasa saling memiliki, rasa pentingnya keberadaan anggota di
dalam komunitas dan terhadap anggota lainnya, dan kepercayaan bahwa kebutuhan
anggota akan terpenuhi di dalam komunitas melalui adanya komitmen untuk terus
bersama.
Pada tahun 1993, Westheimer & Kahne menjelaskan “result of interaction
pp. 324-8. Sense of community didefinisikan sebagai sebuah hasil dari interaksi dan
perundingan dari beberapa individu yang memiliki interes dan tujuan yang sama.
Selain dari definisi yang tersebut di atas, Zaff dan Devlin (1998) menemukan
bahwa banyaknya interaksi diantara member di dalam komunitas dan komponen
lingkungan fisik turut mempengaruhi tingginya indeks Sense of Community. Garcia
(1999) dalam studi kualitatifnya menyebutkan bahwa sejarah komunitas merupakan
faktor penting untuk pembentukan SoC.
2.4 Definisi Komunitas Online
Menurut Ferguson et al., 2004, komunitas online adalah sebuah tempat di
mana sekelompok orang berkumpul bersama untuk berbagi sense of community
sebagaimana orang-orang yang tidak saling mengenal memiliki kesamaan
ketertarikan minat, di dalam sebuah situs internet yang menawarkan beberapa layanan
online, meliputi akses kepada lingkungan social, layanan komunitas, informasi resmi,
dan layanan e-commerce kepada penghuninya.
Menurut Komninos, 2002, komunitas online adalah sebuah lingkungan
pembelajaran dan inovasi pada level nyata dan virtual, dan merupakan pusat
pengetahuan, informasi, teknologi, dan inovasi.
Media internet membentuk teori social yang baru. Media ini membentuk
karena diperlukan koneksi atau hubungan karena lokasi yang tersebar jauh (Jones,
1997).
Rheingold, dalam The Virtual Community: Homesteading on the Electronic
Frontier (1993, p. 5) menawarkan definisi sebagai berikut:
“Social aggregation that emerge from the internet when enough people carry on those public discussions long enough, with sufficient human feeling, to form webs of personal relationships in cyberspace. This definition points out the following keywords: (1) social aggregation of members, (2) network communication, (3) discussion on a long time span, (4) emotions, (5) relationship.”
Yaitu agregat social yang berbaur menggunakan media bantu internet, di
mana sekumpulan orang melakukan diskusi public yang cukup panjang, dengan
perasaan manusiawi yang wajar, dan membentuk sebuah jejaring hubungan personal
di dunia maya. Definisi ini menitikberatkan pada agregasi sosial antar anggotanya,
jaringan komunikasi, diskusi pada jangka waktu yang cukup lama, perasaan, dan
hubungan.
Kozinets (2000) membedakan komunitas virtual dari lima aspek sebagai dasar
pembedanya, yaitu:
1. Boards
Berfungsi sebagai papan bulletin elektronik (usenet atau newsgroup)
Yaitu sebuah web yang menjadi aggregator web page lain yang disusun secara
tematik.
3. Lists
Yaitu senarai surat elektronik yang disatukan dalam topic atau minat tertentu.
4. Dungeons
Yaitu sebuah lokasi virtual bertema, di mana interaksi distrukturisasi dengan
peraturan tertentu. Misalnya multi user platform seperti yang terdapat pada
permainan-permainan RPG (Role Playing Game), misalnya Final Fantasy,
Counter Strike, dan lain-lain.
5. Chat rooms
Yaitu lokasi virtual yang tidak bertema, kurang terorganisir, topiknya bisa
bermacam-macam.
Gambar 2.1 - Tipe-tipe komunitas online – sumberL Kozinets, 2000
Fernback dan Thompson (1995) mendefinisikan komunitas online sebagai
hubungan sosial yang terbentuk di dalam media cyberspace melalui kontak yang
berulang-ulang di dalam lingkungan tertentu.
2.5 Definisi Sense of Virtual Community
Sense of virtual community (SOVC) adalah kemunculan yang penting dalam
komunitas virtual. Menurut Blanchard, 2007, SOVC didefinisikan sebagai perasaan
saling memiliki, attachment, identitas dan keterpengaruhan dengan sesama anggota,
di dalam sebuah kelompok atau komunitas yang didukung oleh teknologi
e-collaboration. Namun sampai saat ini, belum ada definsi yang cukup komprehensif
maupun pengukuran yang cukup baik mengenai SOVC.
Lebih jauh lagi, yang membedakan sebuah virtual settlement (Blanchard dan
Markus, 2002) dengan komunitas virtual adalah, dalam virtual settlement yang dinilai
hanyalah aspek-aspek yang berkaitan dengan level interaksi dengan alat bantu
internet, proporsi jumlah anggota yang aktif, dan kontinuitas dari partisipasi.
Sedangkan pada komunitas virtual, aspek-aspek tersebut harus dibarengi dengan
keberadaan sebuah ikatan antara anggotanya.
Roberts (2002) memeriksa Sense of Virtual Community (SoVC) di dalam
sebuah ruang diskusi (chatroom) di mana membernya saling berinteraksi
menggunakan teks atau tulisan. Melalui studi kualitatifnya, ia menemukan bahwa
membernya masih mengalami sense of community seperti yang terdapat pada studi
yang telah dilakukan McMillan dan Chavis (1986).
2.6 Tipologi Komunitas
Menurut Gusfield (1975), tipologi komunitas dapat dibedakan dari segi
teritorial dan relasional. Dimensi relasional di dalam komunitas mencakup aspek
kualitas hubungan antar anggota di dalam sebuah komunitas. Seringkali, sebuah
komunitas tidak memiliki batas demarkasi yang jelas. Misalnya saja sebuah
komunitas yang terdiri dari professional yang bergerak pada suatu bidang tertentu dan
berdomisili di tempat yang berbeda-beda, bahkan tersebar di seluruh dunia.
Komunitas lainnya dapat dibedakan menurut daerah teritorialnya, misalnya
komunitas warga sebuah perumahan.
Senada dengan Gusfield, Riger & Lavrakas menyatakan bahwa komunitas
dapat dikelompokkan menurut ‘social bonding’ dan ‘physical rootness’-nya, yaitu
sesuatu yang erat bertalian dengan segi relasional dan teritorial.
Berbicara tentang konsep komunitas virtual, menurut Arthur Armstrong dan
John Hagel (1996), setidaknya ada dua jenis model komunitas yang dibedakan dari
penggagasnya. Jenis yang pertama yaitu komunitas yang dibentuk oleh seorang atau
beberapa orang yang memiliki ketertarikan pada bidang yang sama (communities of
sebagai sebuah komunitas transaksi. Jenis yang kedua yaitu komunitas yang dibentuk
dari si pemilik brand, yang kemudian membentuk sebuah media online yang
mendorong anggotanya untuk saling bertukar pendapat mengenai brand tersebut,
disebut dengan brand community.
2.7 Alat Ukur Sense of Community
Beberapa alat ukur sense of community telah dibangun pada beberapa
literatur, yang utama adalah studi dari McMillan and Chavis pada tahun 1986. Setelah
studi tersebut, terdapat beberapa pengembangan studi yang dilakukan setelahnya,
yaitu Patricia L. Obst dan Katherine M. White pada tahun 2004, Laura J. Kandziolka
pada tahun 2007, Bill Dueber dan Melanie Misanchuk pada tahun 2001, Satu Suvikki
Kyrolainen pada tahun 2001, Anita L. Blanchard dan M. Lynne Markus pada tahun
2002, serta Matthew K.O. Lee, Christy M.K. Cheung, Kai H. Lim, dan Choon Ling
Tabel 2.1 Studi-Studi Sebelumnya Mengenai Sense of Community
Periset Tahun Jenis Komunitas Konteks Komunitas yang Diteliti
McMillan & Chavis
1986 Komunitas Face to face Kehidupan bertetangga
Patricia L. Obst dan Katherine M. White
2004 Komunitas Face to face Kehidupan bertetangga, Mahasiswa, dan komunitas interes
Laura J. Kandziolka 2007 Komunitas Face to face Komunitas Band Bill Dueber & Mellanie
Misanchuk
2001 Komunitas Online Komunitas kelas jarak jauh
Satu Suvikki Kyrolainen 2001 Komunitas Online Komunitas Interes Berbasis Web Anita L. Blanchard &
M. Lynne Markus
2002 Komunitas Online Komunitas MSN
Matthew K.O Lee, Christy M.K. Cheung, Kai H. Lim, Choon Sing Lia
2006 Komunitas Online Web-based discussion board
2.7.1 Studi McMillan & Chavis Tahun 1986
McMillan dan Chavis merupakan ilmuwan yang paling berpengaruh sekaligus
merupakan titik awal riset-riset mengenai Psychological Sense of Community
(PSOC) di antara banyak teori-teori dari ilmuwan lainnya. Penamaan Sense of
community juga berasal dari kedua ilmuwan tersebut. Mereka menemukan adanya
empat elemen yang membentuk Sense of Community yang menjadi alat ukur
kekuatan sebuah komunitas. Ke-empat elemen ini merupakan elemen yang sudah
of community yang dikembangkan McMillan dan Chavis pada tahun 1986 dalam
konteks kehidupan bertetangga:
Tabel 2.2 SoC McMillan & Chavis (1986) dalam Kehidupan Bertetangga
FAKTOR ITEM Membership Boundaries Emotional Safety A sense of belonging and identification A common symbol system Personal Investment Influence Individual members matter to the group The group matters to the individual Integration & Fulfillment of Needs Individual shared values/ common interest Some rewards to effective reinforcement Reinforcement and fulfillment of needs Shared Emotional Connection Contact hypothesis Quality of interaction Closure to events Effect of honour and humiliation on community member Spiritual Bond 1. Membership
Seseorang yang telah menginvestasikan sebagian dari dirinya untuk
menjadi anggota sebuah komunitas dan mempunyai hak untuk dimiliki.
Faktor membership ini meliputi aspek boundaries (siapa yang termasuk di
dalam anggota dan siapa yang tidak), emotional safety (rasa aman untuk
mengungkapkan perasaan), sense of belonging and identification (perasaan
lainnya), personal investment (konsekuensi di mana setelah memberikan andil
di dalam kelompok, maka akan mendapat tempat di komunitas), common
symbol system (dijelaskan dengan bahasa dan ritual yang mengindikasikan siapa yang tergabung di dalam komunitas dan yang tidak).
2. Influence
Anggota harus memiliki pengaruh yang kuat terhadap sebuah
komunitas, dan sebaliknya. Artinya, sebuah nilai di dalam komunitas bisa
tercermin di dalam perilaku anggotanya.
3. Integration and fulfillment of needs
Pemenuhan kebutuhan yang dihasilkan dari interaksi anggota yang
dapat menghasilkan dinamika hubungan memberi dan menerima.
4. Shared emotional connection
Perasaan yang ada di dalam diri tiap anggotanya karena adanya
kesamaan sejarah. Selain itu juga terdapat kohesi sebagai hasil dari interaksi
yang intens.
2.7.2 Studi Obst Tahun 2004
Sebuah studi kuantitatif yang dilakukan Patricia Obst dan Katherine White
pada tahun 2004 menggunakan acuan studi yang dilakukan McMillan dan Chavis.
pada tiga buah komunitas yang berbeda, yaitu komunitas kehidupan bertetangga,
komunitas mahasiswa, dan komunitas berbasis hobi. Studi ini merevisi ulang item
untuk dikelompokkan pada faktor yang berbeda. Studi ini tidak menemukan
item-item baru yang terdapat pada ketiga konteks yang berbeda. Berikut ini adalah
perbandingan pengelompokan item tersebut pada studi temuan yang dilakukan Obst,
berbanding dengan studi orisinil yang dilakukan McMillan dan Chavis:
Tabel 2.3 SOC Obst dan White (2004)
Item Original Revised I think my neighborhood is a good place for
me to live Needs fulfillment Membership I feel at home in this neighborhood Membership Membership It is important to me to live in this particular
neighborhood Emotional connection Membership People in this neighborhood do not share the
same values Needs fulfillment Needs fulfillment Very few of my neighbors know me Membership Needs fulfillment My neighbors and I want the same thing
from this neighborhood Needs fulfillment Influence I care about what my neighbors think about
my actions Influence
Influence I have almost no influence over what this
neighborhood is like Influence
Influence If there is a problem in this neighborhood
people who live here can get it solved Influence Emotional connection The people who live in this neighborhood get
along well Emotional Connection Emotional connection
2.7.3 Studi Kandziolka Tahun 2007
Studi kualitatif yang dilakukan oleh Kandziolka pada tahun 2007 meneliti
sense of community di dalam komunitas band. Namun sayangnya studi ini hanya
dalam faktor-faktor. Secara kuantitatif, studi ini hanya melakukan analisa perhitungan
deskriptif. Studi ini mengacu pada studi yang dilakukan oleh McMillan dan Chavis
pada tahun 1986. Berikut ini adalah item-item yang terdapat dalam sense of
community sebuah komunitas band:
Tabel 2.4 SoC Kandziolka (2007)
Culture/environment People Music Musicianship Mission/Structure Personal Benefits External Factors
2.7.4 Studi Dueber dan Misanchuk Tahun 2001
Sebuah studi kualitatif yang dilakukan oleh Bill Dueber dan Melanie
Misanchuk pada tahun 2001 mengambil konteks pada komunitas mahasiswa Master
yang mengambil kelas kuliah jarak jauh. Studi ini merupakan pengujian ulang
konstruk Sense of Community yang dilakukan oleh McMillan dan Chavis, dengan
menyesuaikan item-itemnya sesuai dengan konteks yang diteliti, tanpa
mempertimbangkan item baru yang mungkin terdapat pada komunitas online. Berikut
Tabel 2.5 SOOC Dueber dan Misanchuk (2001)
FAKTOR ITEM
Membership Explicitly express that this is a safe space
Offer to help or give information without direct request Display shared symbol system
Give basic verbal support Humor of a personal nature Reference one another by name Member check
General question implying a request for support
Influence Give minority option
Attempt to build/enforce symbol system Ask for/ give neutral/ popular opinions Ask for clarification
Needs Ask for understanding/ apologize
Request basic or immediate information Exhibit experience/ expertise
Express thanks
Be self effacing or express doubts hoping for support Express frustration
Request elaboration Shared emotional event/
connection
References to orientation Ask about shared history Express happiness at group
2.7.5 Studi Kyrolainen Tahun 2001
Kyrolainen (2001) dalam studi kuntitatifnya di dalam komunitas interes
berbasis web mengembangkan empat buah faktor penting yang membentuk Sense of
Online Community dan variabel-variabel yang membentuknya, digambarkan berikut
ini:
2.7.6 Studi Blanchard Tahun 2002
Anita L. Blanchard dan M. Lynne Markus pada tahun 2002 melakukan studi
kualitatif mengenai Sense of Online Community pada komunitas MSN. Komunitas
MSN secara struktur sosial merupakan newsgroup (Kozinets, 2000) yang memiliki
member yang menjual beberapa produk yang berhubungan dengan interest dari
membernya. MSN merupakan contoh komunitas virtual yang yang telah disponsori
oleh pihak bisnis.
Sense of Online Community yang terdapat pada MSN memiliki dimensi yang
berbeda dengan yang terdapat pada komunitas yang interaksinya secara face to face,
yang tidak menggunakan internet. Berikut ini adalah 6 faktor yang digunakan di
dalam MSN untuk mengukur tingkat kekuatan Sense of Virtual Community-nya:
Tabel 2.6 SOOC Blanchard dan Markus (2002)
FAKTOR DESKRIPSI
Recognition Anggota MSN dapat mengenali member lainnya dari nama mereka yang terdapat pada postingan.
Identification Pada level ini, member membuat identitas untuk diri mereka dan mengenali identitas member lain dari respon mereka terhadap sesuatu.
Support Semua member mendapatkan keuntungan dari jawaban atau support member lainnya terhadap suatu pertanyaan.
Relationship Member memiliki personalisasi ketika berinteraksi dengan grup, dan memiliki interaksi yang lebih intim dalam komunikasi privatnya.
Emotional Attachment Hubungan emosional dengan MSN, atau MSN sebagai perantara yang bisa membuat mereka keep intouch dengan orang lain.
2.7.7 Studi Lee Tahun 2006
Sebuah studi eksploratif yang dilakukan Matthew K.O. Lee, Christy M.K.
Cheung, Kai H. Lim, dan Choon Ling Sia pada tahun 2006 yang mengambil konteks
umum pada sebuah web based discussion board menemukan beberapa elemen dan
item yang menjadi alat ukur Sense of Online Community, berikut ini:
Tabel 2.7 SOOC Lee, Cheung, Lim, dan Sia (2006)
FAKTOR ITEM DESKRIPSI
Extrinsic Motivation
Reward The incentive (money or gift) for customer sharing in web-based discussion boards
Image/ Reputation
The recognition received for customer sharing in web-based discussion boards
Reciprocity A sense of mutual indebtedness for customer sharing in web-based discussion boards
Intrinsic Motivation
Enjoyment of Helping
The enjoyment (feeling good, fun, and challenging) for customer sharing in web-based discussion boards
Knowledge self-efficacy
The confidence about the knowledge being shared in web-based discussion boards
Cost Time Spending The time spent in sharing in web-based discussion boards
Effort The effort used in sharing in web-based discussion boards, including reading, writing, or replying messages on the board
Sense of Community
The feeling that members have on belonging, a feeling that members matter to one another and to the group, and a shared faith the members' needs and to the group, and a shared faith the members' needs will be met through their commitment to be together
Ease of Use The degree to which the web-based discussion board is easy to use and helps customers accomplish their tasks
Privacy The web-based discussion board's ability in protecting consumer personal information collected from registration from unauthorized use or disclosure
Usefulness The degree to which customers believes that the use of a web-based discussion forum is useful to them