• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

9   

2.1 Pentingnya Sense of Community

Pentingnya sense of community secara umum adalah kemampuan untuk

meningkatkan kualitas hidup dan derajat kemampuan seseorang untuk memenuhi

keinginan dan kebutuhan orang lain, dan secara khusus adalah komitmen pada

organisasi (Rice, 1984).

Commitment can be defined as an unwillingness to change identity as a member of a group or organization (Herek and Glunt, 1995).

Komitmen yang ada di dalam sense of community membuat individu dari

komunitas memiliki identitas social sebagai anggota dari sebuah kelompok atau

organisasi (Herek dan Glunt, 1995).

Dalam kaitannya dengan komunikasi yang menggunakan internet sebagai alat

bantu, Amalia E Maulana dan Giana M Eckhardt (2007) menuturkan bahwa website

memiliki peranan penting dalam mewujudkan kemudahan berkomunikasi dan juga

memiliki peran penting dalam pembentukan sebuah komunitas.

“The manner in which the website helps to develop a community and enable members to keep in touch with each other in a virtual social circle …”

(2)

Dalam tataran geografis dan hubungan, sebuah sense of community yang kuat

berkaitan dengan keluaran positif dari individu maupun dari komunitasnya. Dalam

level kehidupan bertetangga, orang-orang yang memiliki sense of community

yangkuat cenderung memiliki perasaan aman yang lebih mendalam, dan lebih banyak

berpartisipasi di dalam acara-acara yang diadakan komunitas (Schweitzer, 1996).

Memiliki sense of community yang kuat meningkatkan kesejahteraan individu,

dalam hal kebahagiaan, pengurangan rasa cemas, dan rasa self efficacy yang tinggi

(Davidson dan Cotter, 1991).

Namun demikian, penting diketahui bahwa sense of community yang kuat

tidak selalu menguntungkan. Studi dari Brodsky (1996) dalam pertahanan orang tua

tunggal yang hidup di lingkungan yang perumahan yang tidak aman, memberikan

argument bahwa sense of community bisa berdampak positif, netral atau negatif.

Brodsky mengatakan bahwa memiliki sense of community yang rendah di dalam

lingkungan perumahan yang tidak aman memberikan dampak keuntungan untuk si

orangtua, dalam hal ini si Ibu dan si anak. Hal ini dilakukan dengan cara menjaga

jarak dengan tetangga dan tidak terlibat dalam kelompok manapun. Sebaliknya,

dengan bergabung dengan salah satu kelompok di dalam kehidupan bertetangga di

mana lingkungannya tidak memberikan rasa aman, bagi si Ibu sama saja dengan

mengorbankan nilai prinsip yang dimilikinya sekaligus membahayakan keluarganya

sendiri. Hal ini adalah satu-satunya studi yang mengemukakan keluaran negatif dari

(3)

2.2 Definisi Komunitas Face to Face

Muniz, A.M. Jr and O’Guinn, T.C. (2001) dalam Brand Community, Journal

of Consumer Research, Vol. 27, Maret, pp. 412-32 menjelaskan, “there are three

concepts of community. First, consciousness of kind reflecting a shared sense of connection among members and a feeling of being different from those not part of the community. Secondly, rituals and traditions that reflect community behavioral norms and value. Finally, moral responsibility reflecting a feeling of obligation to the community and its members.”

Ada tiga konsep komunitas, yang pertama adalah kesadaran untuk

merefleksikan hubungan sesama anggota dan perasaan berbeda dari mereka yang

tidak termasuk di dalam komunitas. Kedua, terdapat sebuah ritual dan tradisi yang

merefleksikan norma dan nilai dari perilaku komunitas. Yang ketiga adalah tanggung

jawab moral yang merefleksikan rasa kewajiban pada komunitas dan kewajiban pada

sesama anggota di dalam komunitas.

Nahapiet & Goshal, 1998, p. 243: menjelaskan, “social capital provide the

basis for trust, cooperation, and collective action in social aggregates such as an organization.” Teori sosial capital yang banyak berhubungan dengan teori komunitas menjadi tempat bagi tumbuhnya kepercayaan, kerja sama, dan aksi kolektif di dalam

sebuah organisasi.

Dholakia, Bagozzi, and Pearo, 2004 menjelaskan, “relational dimension

(4)

motivations.” Dimensi hubungan dalam sebuah komunitas berpegang pada norma, kewajiban, dan identifikasi sosial yang menumbuhkan motivasi untuk berhubungan.

2.3 Definisi Sense of Community

Seymour Sarason (1974) menerangkan the perception of similarity to others,

and acknowledged interdependence with others, a willingness to maintain this interdependence, . . . a feeling that one is part of a larger dependable and stable structure (p. 157). Yaitu adanya rasa kesamaan antar anggota, kebergantungan satu dengan lainnya dan keinginan untuk mempertahankan kebergantungan ini, lebih jauh

lagi sense of community didefinisikan dengan seorang anggota merupakan bagian

dari sebuah struktur besar yang stabil.

Mc Millan & Chavis (1986) menjelaskan sense of community sebagai “a

feeling that members have of belonging, a feeling that members matter to one another

and to the group, and a shared faith that members’ needs will be met through their

commitment to be together”. Yaitu perasaan yang dimiliki anggota dalam sebuah

komunitas yang meliputi rasa saling memiliki, rasa pentingnya keberadaan anggota di

dalam komunitas dan terhadap anggota lainnya, dan kepercayaan bahwa kebutuhan

anggota akan terpenuhi di dalam komunitas melalui adanya komitmen untuk terus

bersama.

Pada tahun 1993, Westheimer & Kahne menjelaskan “result of interaction

(5)

pp. 324-8. Sense of community didefinisikan sebagai sebuah hasil dari interaksi dan

perundingan dari beberapa individu yang memiliki interes dan tujuan yang sama.

Selain dari definisi yang tersebut di atas, Zaff dan Devlin (1998) menemukan

bahwa banyaknya interaksi diantara member di dalam komunitas dan komponen

lingkungan fisik turut mempengaruhi tingginya indeks Sense of Community. Garcia

(1999) dalam studi kualitatifnya menyebutkan bahwa sejarah komunitas merupakan

faktor penting untuk pembentukan SoC.

2.4 Definisi Komunitas Online

Menurut Ferguson et al., 2004, komunitas online adalah sebuah tempat di

mana sekelompok orang berkumpul bersama untuk berbagi sense of community

sebagaimana orang-orang yang tidak saling mengenal memiliki kesamaan

ketertarikan minat, di dalam sebuah situs internet yang menawarkan beberapa layanan

online, meliputi akses kepada lingkungan social, layanan komunitas, informasi resmi,

dan layanan e-commerce kepada penghuninya.

Menurut Komninos, 2002, komunitas online adalah sebuah lingkungan

pembelajaran dan inovasi pada level nyata dan virtual, dan merupakan pusat

pengetahuan, informasi, teknologi, dan inovasi.

Media internet membentuk teori social yang baru. Media ini membentuk

(6)

karena diperlukan koneksi atau hubungan karena lokasi yang tersebar jauh (Jones,

1997).

Rheingold, dalam The Virtual Community: Homesteading on the Electronic

Frontier (1993, p. 5) menawarkan definisi sebagai berikut:

“Social aggregation that emerge from the internet when enough people carry on those public discussions long enough, with sufficient human feeling, to form webs of personal relationships in cyberspace. This definition points out the following keywords: (1) social aggregation of members, (2) network communication, (3) discussion on a long time span, (4) emotions, (5) relationship.”

Yaitu agregat social yang berbaur menggunakan media bantu internet, di

mana sekumpulan orang melakukan diskusi public yang cukup panjang, dengan

perasaan manusiawi yang wajar, dan membentuk sebuah jejaring hubungan personal

di dunia maya. Definisi ini menitikberatkan pada agregasi sosial antar anggotanya,

jaringan komunikasi, diskusi pada jangka waktu yang cukup lama, perasaan, dan

hubungan.

Kozinets (2000) membedakan komunitas virtual dari lima aspek sebagai dasar

pembedanya, yaitu:

1. Boards

Berfungsi sebagai papan bulletin elektronik (usenet atau newsgroup)

(7)

Yaitu sebuah web yang menjadi aggregator web page lain yang disusun secara

tematik.

3. Lists

Yaitu senarai surat elektronik yang disatukan dalam topic atau minat tertentu.

4. Dungeons

Yaitu sebuah lokasi virtual bertema, di mana interaksi distrukturisasi dengan

peraturan tertentu. Misalnya multi user platform seperti yang terdapat pada

permainan-permainan RPG (Role Playing Game), misalnya Final Fantasy,

Counter Strike, dan lain-lain.

5. Chat rooms

Yaitu lokasi virtual yang tidak bertema, kurang terorganisir, topiknya bisa

bermacam-macam.

 

Gambar 2.1 - Tipe-tipe komunitas online – sumberL Kozinets, 2000

(8)

Fernback dan Thompson (1995) mendefinisikan komunitas online sebagai

hubungan sosial yang terbentuk di dalam media cyberspace melalui kontak yang

berulang-ulang di dalam lingkungan tertentu.

2.5 Definisi Sense of Virtual Community

Sense of virtual community (SOVC) adalah kemunculan yang penting dalam

komunitas virtual. Menurut Blanchard, 2007, SOVC didefinisikan sebagai perasaan

saling memiliki, attachment, identitas dan keterpengaruhan dengan sesama anggota,

di dalam sebuah kelompok atau komunitas yang didukung oleh teknologi

e-collaboration. Namun sampai saat ini, belum ada definsi yang cukup komprehensif

maupun pengukuran yang cukup baik mengenai SOVC.

Lebih jauh lagi, yang membedakan sebuah virtual settlement (Blanchard dan

Markus, 2002) dengan komunitas virtual adalah, dalam virtual settlement yang dinilai

hanyalah aspek-aspek yang berkaitan dengan level interaksi dengan alat bantu

internet, proporsi jumlah anggota yang aktif, dan kontinuitas dari partisipasi.

Sedangkan pada komunitas virtual, aspek-aspek tersebut harus dibarengi dengan

keberadaan sebuah ikatan antara anggotanya.

Roberts (2002) memeriksa Sense of Virtual Community (SoVC) di dalam

sebuah ruang diskusi (chatroom) di mana membernya saling berinteraksi

menggunakan teks atau tulisan. Melalui studi kualitatifnya, ia menemukan bahwa

(9)

membernya masih mengalami sense of community seperti yang terdapat pada studi

yang telah dilakukan McMillan dan Chavis (1986).

2.6 Tipologi Komunitas

Menurut Gusfield (1975), tipologi komunitas dapat dibedakan dari segi

teritorial dan relasional. Dimensi relasional di dalam komunitas mencakup aspek

kualitas hubungan antar anggota di dalam sebuah komunitas. Seringkali, sebuah

komunitas tidak memiliki batas demarkasi yang jelas. Misalnya saja sebuah

komunitas yang terdiri dari professional yang bergerak pada suatu bidang tertentu dan

berdomisili di tempat yang berbeda-beda, bahkan tersebar di seluruh dunia.

Komunitas lainnya dapat dibedakan menurut daerah teritorialnya, misalnya

komunitas warga sebuah perumahan.

Senada dengan Gusfield, Riger & Lavrakas menyatakan bahwa komunitas

dapat dikelompokkan menurut ‘social bonding’ dan ‘physical rootness’-nya, yaitu

sesuatu yang erat bertalian dengan segi relasional dan teritorial.

Berbicara tentang konsep komunitas virtual, menurut Arthur Armstrong dan

John Hagel (1996), setidaknya ada dua jenis model komunitas yang dibedakan dari

penggagasnya. Jenis yang pertama yaitu komunitas yang dibentuk oleh seorang atau

beberapa orang yang memiliki ketertarikan pada bidang yang sama (communities of

(10)

sebagai sebuah komunitas transaksi. Jenis yang kedua yaitu komunitas yang dibentuk

dari si pemilik brand, yang kemudian membentuk sebuah media online yang

mendorong anggotanya untuk saling bertukar pendapat mengenai brand tersebut,

disebut dengan brand community.

2.7 Alat Ukur Sense of Community

Beberapa alat ukur sense of community telah dibangun pada beberapa

literatur, yang utama adalah studi dari McMillan and Chavis pada tahun 1986. Setelah

studi tersebut, terdapat beberapa pengembangan studi yang dilakukan setelahnya,

yaitu Patricia L. Obst dan Katherine M. White pada tahun 2004, Laura J. Kandziolka

pada tahun 2007, Bill Dueber dan Melanie Misanchuk pada tahun 2001, Satu Suvikki

Kyrolainen pada tahun 2001, Anita L. Blanchard dan M. Lynne Markus pada tahun

2002, serta Matthew K.O. Lee, Christy M.K. Cheung, Kai H. Lim, dan Choon Ling

(11)

Tabel 2.1 Studi-Studi Sebelumnya Mengenai Sense of Community

Periset Tahun Jenis Komunitas Konteks Komunitas yang Diteliti

McMillan & Chavis

1986 Komunitas Face to face Kehidupan bertetangga

Patricia L. Obst dan Katherine M. White

2004 Komunitas Face to face Kehidupan bertetangga, Mahasiswa, dan komunitas interes

Laura J. Kandziolka 2007 Komunitas Face to face Komunitas Band Bill Dueber & Mellanie

Misanchuk

2001 Komunitas Online Komunitas kelas jarak jauh

Satu Suvikki Kyrolainen 2001 Komunitas Online Komunitas Interes Berbasis Web Anita L. Blanchard &

M. Lynne Markus

2002 Komunitas Online Komunitas MSN

Matthew K.O Lee, Christy M.K. Cheung, Kai H. Lim, Choon Sing Lia

2006 Komunitas Online Web-based discussion board

 

2.7.1 Studi McMillan & Chavis Tahun 1986

McMillan dan Chavis merupakan ilmuwan yang paling berpengaruh sekaligus

merupakan titik awal riset-riset mengenai Psychological Sense of Community

(PSOC) di antara banyak teori-teori dari ilmuwan lainnya. Penamaan Sense of

community juga berasal dari kedua ilmuwan tersebut. Mereka menemukan adanya

empat elemen yang membentuk Sense of Community yang menjadi alat ukur

kekuatan sebuah komunitas. Ke-empat elemen ini merupakan elemen yang sudah

(12)

of community yang dikembangkan McMillan dan Chavis pada tahun 1986 dalam

konteks kehidupan bertetangga:

Tabel 2.2 SoC McMillan & Chavis (1986) dalam Kehidupan Bertetangga

FAKTOR  ITEM Membership  Boundaries Emotional Safety  A sense of belonging and identification  A common symbol system  Personal Investment  Influence  Individual members matter to the group  The group matters to the individual  Integration & Fulfillment  of Needs  Individual shared values/ common interest  Some rewards to effective reinforcement  Reinforcement and fulfillment of needs  Shared Emotional  Connection  Contact hypothesis Quality of interaction  Closure to events  Effect of honour and humiliation on community  member  Spiritual Bond  1. Membership

Seseorang yang telah menginvestasikan sebagian dari dirinya untuk

menjadi anggota sebuah komunitas dan mempunyai hak untuk dimiliki.

Faktor membership ini meliputi aspek boundaries (siapa yang termasuk di

dalam anggota dan siapa yang tidak), emotional safety (rasa aman untuk

mengungkapkan perasaan), sense of belonging and identification (perasaan

(13)

lainnya), personal investment (konsekuensi di mana setelah memberikan andil

di dalam kelompok, maka akan mendapat tempat di komunitas), common

symbol system (dijelaskan dengan bahasa dan ritual yang mengindikasikan siapa yang tergabung di dalam komunitas dan yang tidak).

2. Influence

Anggota harus memiliki pengaruh yang kuat terhadap sebuah

komunitas, dan sebaliknya. Artinya, sebuah nilai di dalam komunitas bisa

tercermin di dalam perilaku anggotanya.

3. Integration and fulfillment of needs

Pemenuhan kebutuhan yang dihasilkan dari interaksi anggota yang

dapat menghasilkan dinamika hubungan memberi dan menerima.

4. Shared emotional connection

Perasaan yang ada di dalam diri tiap anggotanya karena adanya

kesamaan sejarah. Selain itu juga terdapat kohesi sebagai hasil dari interaksi

yang intens.

2.7.2 Studi Obst Tahun 2004

Sebuah studi kuantitatif yang dilakukan Patricia Obst dan Katherine White

pada tahun 2004 menggunakan acuan studi yang dilakukan McMillan dan Chavis.

(14)

pada tiga buah komunitas yang berbeda, yaitu komunitas kehidupan bertetangga,

komunitas mahasiswa, dan komunitas berbasis hobi. Studi ini merevisi ulang item

untuk dikelompokkan pada faktor yang berbeda. Studi ini tidak menemukan

item-item baru yang terdapat pada ketiga konteks yang berbeda. Berikut ini adalah

perbandingan pengelompokan item tersebut pada studi temuan yang dilakukan Obst,

berbanding dengan studi orisinil yang dilakukan McMillan dan Chavis:

Tabel 2.3 SOC Obst dan White (2004) 

Item Original Revised I think my neighborhood is a good place for

me to live Needs fulfillment Membership I feel at home in this neighborhood Membership Membership  It is important to me to live in this particular

neighborhood Emotional connection Membership  People in this neighborhood do not share the

same values Needs fulfillment Needs fulfillment Very few of my neighbors know me Membership Needs fulfillment My neighbors and I want the same thing

from this neighborhood Needs fulfillment Influence I care about what my neighbors think about

my actions Influence

Influence  I have almost no influence over what this

neighborhood is like Influence 

Influence  If there is a problem in this neighborhood

people who live here can get it solved Influence  Emotional connection The people who live in this neighborhood get

along well Emotional Connection Emotional connection

2.7.3 Studi Kandziolka Tahun 2007

Studi kualitatif yang dilakukan oleh Kandziolka pada tahun 2007 meneliti

sense of community di dalam komunitas band. Namun sayangnya studi ini hanya

(15)

dalam faktor-faktor. Secara kuantitatif, studi ini hanya melakukan analisa perhitungan

deskriptif. Studi ini mengacu pada studi yang dilakukan oleh McMillan dan Chavis

pada tahun 1986. Berikut ini adalah item-item yang terdapat dalam sense of

community sebuah komunitas band:

Tabel 2.4 SoC Kandziolka (2007)

Culture/environment People Music Musicianship Mission/Structure Personal Benefits External Factors

2.7.4 Studi Dueber dan Misanchuk Tahun 2001

Sebuah studi kualitatif yang dilakukan oleh Bill Dueber dan Melanie

Misanchuk pada tahun 2001 mengambil konteks pada komunitas mahasiswa Master

yang mengambil kelas kuliah jarak jauh. Studi ini merupakan pengujian ulang

konstruk Sense of Community yang dilakukan oleh McMillan dan Chavis, dengan

menyesuaikan item-itemnya sesuai dengan konteks yang diteliti, tanpa

mempertimbangkan item baru yang mungkin terdapat pada komunitas online. Berikut

(16)

Tabel 2.5 SOOC Dueber dan Misanchuk (2001)

FAKTOR ITEM

Membership Explicitly express that this is a safe space

Offer to help or give information without direct request Display shared symbol system

Give basic verbal support Humor of a personal nature Reference one another by name Member check

General question implying a request for support

Influence Give minority option

Attempt to build/enforce symbol system Ask for/ give neutral/ popular opinions Ask for clarification

Needs Ask for understanding/ apologize

Request basic or immediate information Exhibit experience/ expertise

Express thanks

Be self effacing or express doubts hoping for support Express frustration

Request elaboration Shared emotional event/

connection

References to orientation Ask about shared history Express happiness at group  

2.7.5 Studi Kyrolainen Tahun 2001

Kyrolainen (2001) dalam studi kuntitatifnya di dalam komunitas interes

berbasis web mengembangkan empat buah faktor penting yang membentuk Sense of

Online Community dan variabel-variabel yang membentuknya, digambarkan berikut

ini: 

 

(17)
(18)

2.7.6 Studi Blanchard Tahun 2002

Anita L. Blanchard dan M. Lynne Markus pada tahun 2002 melakukan studi

kualitatif mengenai Sense of Online Community pada komunitas MSN. Komunitas

MSN secara struktur sosial merupakan newsgroup (Kozinets, 2000) yang memiliki

member yang menjual beberapa produk yang berhubungan dengan interest dari

membernya. MSN merupakan contoh komunitas virtual yang yang telah disponsori

oleh pihak bisnis.

Sense of Online Community yang terdapat pada MSN memiliki dimensi yang

berbeda dengan yang terdapat pada komunitas yang interaksinya secara face to face,

yang tidak menggunakan internet. Berikut ini adalah 6 faktor yang digunakan di

dalam MSN untuk mengukur tingkat kekuatan Sense of Virtual Community-nya:

Tabel 2.6 SOOC Blanchard dan Markus (2002)

FAKTOR DESKRIPSI

Recognition Anggota MSN dapat mengenali member lainnya dari nama mereka yang terdapat pada postingan.

Identification Pada level ini, member membuat identitas untuk diri mereka dan mengenali identitas member lain dari respon mereka terhadap sesuatu.

Support Semua member mendapatkan keuntungan dari jawaban atau support member lainnya terhadap suatu pertanyaan.

Relationship Member memiliki personalisasi ketika berinteraksi dengan grup, dan memiliki interaksi yang lebih intim dalam komunikasi privatnya.

Emotional Attachment Hubungan emosional dengan MSN, atau MSN sebagai perantara yang bisa membuat mereka keep intouch dengan orang lain.

(19)

2.7.7 Studi Lee Tahun 2006

Sebuah studi eksploratif yang dilakukan Matthew K.O. Lee, Christy M.K.

Cheung, Kai H. Lim, dan Choon Ling Sia pada tahun 2006 yang mengambil konteks

umum pada sebuah web based discussion board menemukan beberapa elemen dan

item yang menjadi alat ukur Sense of Online Community, berikut ini:

Tabel 2.7 SOOC Lee, Cheung, Lim, dan Sia (2006)

FAKTOR ITEM DESKRIPSI

Extrinsic Motivation

Reward The incentive (money or gift) for customer sharing in web-based discussion boards

Image/ Reputation

The recognition received for customer sharing in web-based discussion boards

Reciprocity A sense of mutual indebtedness for customer sharing in web-based discussion boards

Intrinsic Motivation

Enjoyment of Helping

The enjoyment (feeling good, fun, and challenging) for customer sharing in web-based discussion boards

Knowledge self-efficacy

The confidence about the knowledge being shared in web-based discussion boards

Cost Time Spending The time spent in sharing in web-based discussion boards

Effort The effort used in sharing in web-based discussion boards, including reading, writing, or replying messages on the board

Sense of Community

The feeling that members have on belonging, a feeling that members matter to one another and to the group, and a shared faith the members' needs and to the group, and a shared faith the members' needs will be met through their commitment to be together

Ease of Use The degree to which the web-based discussion board is easy to use and helps customers accomplish their tasks

Privacy The web-based discussion board's ability in protecting consumer personal information collected from registration from unauthorized use or disclosure

Usefulness The degree to which customers believes that the use of a web-based discussion forum is useful to them

Referensi

Dokumen terkait

Ketidakharmonisan tersebut menyebabkan setiap makhluk hidup harus berusaha mencari kebutuhan hidupnya agar terpenuhi dan bertahan hidup dikala terjadi kegagalan usaha

Berdasarkan hasil pengujian dan analisis yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa pengujian simulasi tegangan keluaran SIB converter sudah mendekati dengan

Kedua, Imam Malik menganggap bahwa perbuatan liwath adalah perbuatan jarimah (tindak pidana) karena ia sama seperti dengan perbuatan zina yang dikategorikan

Dengan memanfaatkan penyedot debu portebel sebagai mesin utama penghisapnya ditunjang dengan motor DC sebagai motor penggerak roda belakang alat ini, servo

Dari ketentuan Pasal 3 ini, maka khusus untuk tanah-tanah yang tunduk kepada Hukum Adat tetapi tidak terdaftar dalam ketentuan konversi sebagai tanah yang dapat dikonversikan

Tujuan penelitian adalah mengkhaji distribusi dan area sel mukus di lapisan sel epitel usus tikus jantan Wistar (Rattus norvegicus). Sampel dibuat preparat

Nilai impor Sulawesi Tenggara pada bulan Mei 2015 tercatat US$ 36,66 juta atau mengalami peningkatan sebesar 52,24 persen dibanding impor April 2015 yang tercatat US$ 24,08

diminta menandatangani atau cap sidik jari surat pernyataan kesediaan menjadi responden penelitian bagi yang bersedia berpartisipasi dalam kegiatan penelitian. 3)