• Tidak ada hasil yang ditemukan

OPTIMALISASI BIAYA DAN WAKTU DENGAN METODE TIME COST TRADE OFF PADA PROYEK REVITALISASI GEDUNG BPS KOTA GORONTALO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "OPTIMALISASI BIAYA DAN WAKTU DENGAN METODE TIME COST TRADE OFF PADA PROYEK REVITALISASI GEDUNG BPS KOTA GORONTALO"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

OPTIMALISASI BIAYA DAN WAKTU DENGAN METODE TIME COST TRADE OFF

PADA PROYEK REVITALISASI GEDUNG BPS KOTA GORONTALO Nurhadinata Buluatie

Arfan Utiarahman, Komang Arya Utama

Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Negeri Gorontalo INTISARI : Berbagai hal dapat terjadi dalam pelaksanaan proyek konstruksi yang bisa

menyebabkan bertambahnya waktu pelaksanaan sehingga penyelesaian proyek menjadi terlambat. Oleh karena itu dibutuhkanlah suatu percepatan untuk mengoptimalkan waktu dengan memperhitungkan faktor kenaikan biaya.

Mempercepat suatu proyek dapat dilakukan dengan menggunakan penambahan jam kerja lembur ataupun dengan penambahan pekerja. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menganalisis pengaruh percepatan proyek terhadap biaya yang harus dikeluarkan adalah dengan metode Time Cost Trade Off (TCTO). Dalam TCTO akan dapat diketahui/dihitung percepatan yang paling maksimum dan biaya yang paling minimum.

Pada Proyek Revitalisasi Gedung Badan Pusat Statistik Gorontalo direncanakan dengan penambahan jam kerja lembur dan penambahan jumlah pekerja. Hasil penelitian diperoleh adanya pertambahan biaya langsung yang diakibatkan oleh jam lembur maupun penambahan jumlah pekerja. Durasi normal dari perencanaan proyek 180 HK dengan biaya total sebesar Rp 1.385.945.709. Berdasarkan penelitian penambahan jam kerja lembur dan penambahan pekerja memiliki efisiensi waktu optimum proyek selama 170 HK atau 6,67%. Untuk efisiensi biaya jam kerja lembur optimum didapatkan sebesar Rp 4.230.875 atau 0,305%. Sedangkan untuk penambahan jumlah pekerja memiliki efisiensi biaya optimum sebesar Rp 8.112.500 atau 0,586%. Dari hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa penambahan pekerja lebih efisien dibandingkan penambahan jam kerja lembur dengan keuntungan biaya yang lebih besar.

Kata Kunci : Optimalisasi, Time Cost Trade Off, Kerja Lembur, Penambahan Tim Pekerja.

ABSTRACT :Various things can happen in the execution of construction projects that could lead to increased execution time so that the completion of the project to be delayed. Therefore in need of an acceleration to optimize the time to take into account the increased cost.

Increase the project could be finished by adding overtime work or adding the laborer. One famous method which has been used to analize the influence of increasing project rapidly which how much the cost to be spent is Time Cost Trade Off Method (TCTO). In this method it can be counted the maximum increase and the minimum cost.

On the revitalization building project of Statistic Center Corporate in Gorontalo has been planned by adding overtime work or adding amount of laborer. The result of the research has been found that there is increasing direct cost because of adding overtime work or the amount of worker. The normal duration from the planning project is 180 HK with the total cost is Rp.1.385.945.709. Based on the research found that adding overtime work or adding the laborer have the efficiency optimum time project which spent 170 HK or 6,67%. However, the optimum cost in the overtime work is Rp. 4.230.875 or 0,305%. Furthermore, by adding the amount of laborer has the efficiency optimum cost as Rp. 8.112.500 or 0,586%. Based on the result of the research that adding amount of worker is efficient than adding overtime work which getting more larger profit.

Keys: Optimum, Time Cost Trade Off, Overtime Work, Adding Team Work

(2)

PENDAHULUAN Latar Belakang

Berbagai hal dapat terjadi dalam pelaksanaan proyek konstruksi

yang bisa menyebabkan

bertambahnya waktu pelaksanaan sehingga penyelesaian proyek menjadi terlambat. Penyebab keterlambatan yang sering terjadi adalah akibat situasi di proyek, perubahan desain, pengaruh cuaca, dan kurang terpenuhinya kebutuhan pekerja, material atau peralatan, dan kesalahan perencanaan atau spesifikasi. Keterlambatan pengerjaan proyek dapat diantisipasi dengan melakukann percepatan dalam pelaksanaannya, namun harus tetap memperhatikan faktor biaya.

Pada perencanaan awal suatu proyek, faktor biaya, waktu dan kualitas membentuk tata hubungan yang saling bergantung serta berpengaruh sangat kuat. Salah satu bentuk alternatif optimalisasi untuk mengatasi keterlambatan waktu proyek yang dapat dilakukan adalah melakukan penambahan jam kerja, penambahan material, penambahan alat berat, dan penambahan tenaga kerja. Banyak hal yang terkait

dengan hal tersebut yaitu waktu penyelesaian proyek dan biaya - biaya pekerja pada proyek, serta aktivitas pendukungnya mempunyai hubungan yang erat karena hal tersebut sangat menentukan keberhasilan suatu proyek (Dipohusodo, 1996).

Suatu proyek terdiri dari berbagai macam aktivitas. Dalam aktivitas-aktivitas tersebut terdapat sumber daya yang ditugaskan, peralatan yang dibutuhkan, dan berbagai metode pelaksanaan sehingga dapat diperkirakan durasi dan biaya untuk menyelesaikan tiap aktivitas. Penambahan sumber daya dan peralatan serta perubahan metode pelaksasnaan dapat memperpendek waktu pelaksanaan proyek, akan tetapi disisi lain biaya pelaksanaan proyek akan meningkat.

Metode pertukaran waktu dan biaya (time cost trade off method) memberikan alternatif kepada perencana proyek untuk dapat menyusun perencanaan yang terbaik sehingga upaya mengoptimalkan waktu dan biaya dalam menyelesaikan suatu proyek, penyelesaian penugasan sumber daya

(3)

untuk meng-efisiensikan alokasi sumber daya juga diperlukan, sehingga dapat dihasilkan sumber daya yang diinginkan dengan pertambahan biaya yang paling optimum. Dengan pertambahan biaya yang optimum maka biaya proyek keseluruhan akibat percepatan penyelesaian dapat dikendalikan sehingga dengan demikian pihak owner dapat memperoleh keuntungan dari percepatan pada penyelesaian proyek Revitalisasi Gedung Badan Pusat Statistik Kota Gorontalo.

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka pokok permasalahan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana mengoptimalkan

waktu pada proyek Revitalisasi Gedung Badan Pusat Statistik Kota Gorontalo ?

2. Berapakah biaya yang paling optimum akibat percepatan pada proyek Revitalisasi Gedung Badan Pusat Statistik Kota Gorontalo ?

Batasan Masalah

1. Penelitian ini dilakukan pada proyek Revitalisasi Gedung

Badan Pusat Statistik Kota Gorontalo.

2. Proyek mengalami keterlambatan sehingga dilakukan percepatan dengan metode Time Cost Trade Off.

3. Penyebab keterlambatan dibatasi pada kurangnya tenaga kerja dan keterlambatan material.

4. Eskalasi harga tidak diperhitungkan.

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Mengoptimalkan waktu pada proyek Revitalisasi Gedung Badan Pusat Statistik Kota Gorontalo.

2. Menghitung biaya total akibat percepatan pada proyek Revitalisasi Gedung Badan Pusat Statistik Kota Gorontalo.

Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Sebagai bahan pembelajaran dalam proyek pekerjaan konstruksi untuk lebih

mengetahui cara

mengoptimalkan biaya dan waktu pelaksanaan.

(4)

2. Diharapkan bisa menjadi tolok ukur atau referensi bagi proyek

yang mengalami keterlambatan dalam penyelesaian proyek.

METODE PENELITIAN Lokasi Studi

Langkah yang penting dalam keseluruhan proses penelitian adalah obyek penelitian, sebab kegiatan dalam penetapan obyek penelitian akan sangat menentukan keberhasilan penelitian. Yang menjadi obyek dalam penelitian ini

adalah proyek Revitalisasi Gedung Badan Pusat Statistik Kota Gorontalo, alasan pemilihan tempat penelitian ini karena menurut penulis bahwa lokasi tersebut mudah dijangkau oleh peneliti. Lokasi penelitian ini berada pada titik merah yang tepatnya pada Dewi Sartika seperti yang terlihat pada

Pengumpulan Data

Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah:

1. Normal duration (durasi normal) Durasi normal proyek diperlukan untuk mengetahui waktu yang diperlukan dalam menyelesaikan proyek dan jadwal masing-masing aktivitas pekerjaan dilapangan (biaya normal). 2. Normal Cost (biaya normal)

Normal cost didapat dari biaya tiap-tiap aktivitas, harga satuan, upah, dan sewa peralatan.

3. Rencana anggaran biaya, dan Analisa harga satuan.

Analisa Data

Penyusunan Diagram Panah

Schedule proyek yang

didapatkan berupa diagram balok, sehingga untuk menjadikanya sebuah diagram panah harus dilakukan beberapa langkah untuk menyusunnya antara lain:

1. Menguraikan setiap aktivitas, bila terdapat overlap atau pengerjaanya yang bersamaan pada suatu aktivitas dengan yang lainnya maka aktivitas itu dibagi menjadi beberapa kegiatan sesuai dengan overlapnya.

2. Menentukan durasi tiap-tiap aktivitas.

(5)

3. Menentukan kegiatan yang mendahului kegiatan lainya (logic of network).

4. Menyusun diagram panah sesuai dengan urutannya disertai dengan

elemen-elemen waktu

pendukungnya.

5. Menentukan lintasan kritis. Penerapan Time Cost Trade off

Method

Setelah mengetahui lintasan kritis dapat dilakukan metode pertukaran waktu dan biaya dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Penentuan crash duration untuk

seluruh aktivitas.

2. Penentuan crash cost untuk seluruh aktivitas.

3. Perhitungan cost slope serta pemilihan cost slope terendah pada lintasan kritis.

4. Pertukaran waktu dan biaya (Time Cost Trade off).

Langkah-Langkah Penelitian Langkah-langkahpenelitian :

1. Perumusan masalah, dilakukan untuk lebih mengetahui masalah yang sering dialami pada pelaksanaan proyek konstruksi seperti keterlambatan waktu pelaksanaan yang menyebabkan

pembengkakan biaya

pelaksanaan

2. Studi pustaka, yaitu dengan mencari materi yang berhubungan dengan metode yang akan digunakan sebagai bahan acuan dalam melakukan pengambilan data dan penelitian. 3. Survey pendahuluan, dilakukan

untuk lebih mengetahui masalah di lapangan dan untuk mengidentifikasi secara langsung masalah-masalah yang dihadapi di lapangan.

4. Pengumpulan data, data yang dibutuhkan dalam penelitian yakni Rencana Anggaran Biaya (RAB), Analisa Harga Satuan. 5. Analisis data, menganalisa

normal duration dan normal cost keduanya diperoleh dari pengumpulan data. Menyusun arrow diagram pada tiap-tiap aktifitas (breakdown) dari aktifitas keseluruhan proyek. Mencari crash duration, crash

cost dengan mengasumsikan

penambahan jam kerja, atau jumlah pekerja, atau penambahan peralatan, sehingga didapat durasi percepatan dan biaya

(6)

percepatan dan cost slope diperoleh dari pembagian antara crash cost dikurangi normal cost dibagi dengan normal duration dikurangi dengan crash duration. 6. Penerapan metode pertukaran

waktu dan biaya (Time Cost Trade Off)

7. Menggambar grafik waktu dan biaya, grafik biaya berbanding dengan waktu yang berisi biaya langsung, biaya tak langsung, dan biaya total.

8. Menentukan biaya dan waktu optimum

9. Kesimpulan dan saran. HASIL DAN PEMBAHASAN

Schedule Proyek

Schedule diperlukan untuk mengetahui waktu yang diperlukan dalam menyelesaikan proyek dan mengetahui jadual masing-masing aktivitas pekerjaan di lapangan. Maka schedule proyek membantu dalam menentukan durasi tiap-tiap aktivitas dan waktu penyelesaiannya.

Schedule proyek yang

didapatkan dari lapangan adalah schedule awal proyek. Schedule proyek disini adalah berupa diagram balok. Di dalamnya terdapat nama pekerjaan atau aktivitas, satuan pekerjaan, volume pekerjaan, bobot tiap-tiap pekerjaan, barchart yang menggambarkan kapan pekerjaan dilaksanakan. Diagram balok tersebut diolah untuk kemudian akan menjadi network diagram. Schedule proyek pembangunan Revitalisasi

Gedung Badan Pusat Statistik Gorontalo dapat dilihat pada lampiran.

Rencana Anggaran Biaya

Rencana anggaran biaya proyek diperlukan untuk melakukan pemampatan setelah menyusun network diagram. Rencana anggaran biaya proyek berisi tentang volume, harga satuan dan harga dari tiap-tiap pekerjaan. Selain rencana anggaran proyek diperlukan juga analisa harga satuan. Di dalam analisa harga satuan dapat dilihat jumlah bahan, jumlah tenaga kerja untuk setiap pekerjaan. Rencana anggaran biaya untuk proyek Revitalisasi Gedung Badan Pusat Statisktik Kota Gorontalo dapat dilihat pada lampiran Rab BPS.

Penyusunan Network Diagram Langkah awal dalam metode Time Cost Trade Off adalah

(7)

penyusunan netwok diagram (diagram jaringan). Untuk dapat menyusun diagram jaringan yang dilakukan adalah menganalisa hubungan antar aktivitas dengan dasar time schedule yang telah diperoleh. Untuk dapat mengetahui urutan pekerjaan dan keterkaitan antar ativitas serta durasi tiap-tiap aktivas dapat dilakukan dengan menyusun network diagram.

Selanjutnya dapat dilakukan perhitungan terhadap waktu pada tiap aktivitas yang meliputi saat paling saat paling awal dan paling akhir terjadinya event, saat mulai paling awal dan paling lambat suatu aktivitas, dan lain-lain. Dari perhitungan tersebut dapat diketahui

slack tiap-tiap aktivitas sehingga untuk aktifitas yang mempunyai slack sama dengan nol merupakan lintasan kritis dari urutan aktivitas-aktvitas yang terjadi. Penyusunan network diagram dapat dilihat pada lampiran network diagram.

Untuk menyusun network diagram dapat dilakukan dengan program Microsft Project. Program ini dapat membantu mempercepat dalam proses pembuatan jaringan kerja walaupun jumlah item pekerjaan yang relatif banyak. Dari hasil networok diagram yang dilakukan dengan MS Project akan dapat diketahui daftar-daftar kegiatan kritis, Free Float, dan Total Float.

Total dari biaya langsung sesuai dengan data Rencana Anggaran Biaya (RAB) pada proyek

Revitalisasi Gedung Badan Pusat Statistik Gorontalo sebesar Rp 1.223.945.709,00.

Berdasarkan Tabel 4.3 diatas biaya tidak langsung yang dikeluarkan oleh kontraktor pelaksana sebesar Rp. 27.000.000,00 perbulan, maka total biaya tidak langsung yang dikeluarkan sesuai perencanaan dengan metode CPM 180 hari kerja

adalah Rp. 162.000.000,00. Dengan perhitungan sebagai berikut:

Total Biaya Tidak Langsung =

Total biaya tidak langsung

30 hari (jml hr dalam 1 bln) x 180 HK

Total Biaya Langsung =

Rp. 27.000.000,00

(8)

Total Biaya Langsung = Rp. 162.000.000,00

4.4 Penerapan Metode Time Cost Trade Off

4.4.1 Penambahan Jam Kerja (waktu lembur)

Dalam perencanaan penambahan jam kerja lembur memakai 8 jam kerja normal dan 1 jam istrahat (0.8.00-17.00), sedangkan kerja lembur dilakukan setelah waktu kerja normal (18.00-22.00). Menurut keputusan Menteri

Tenaga Kerja Nomor

KEP.102/MEN/VI/2004 pasal 3, pasal 7 dan pasal 11 standar upah untuk lembur adalah:

1. Waktu kerja lembur hanya dapat dilakukan paling

banyak 3 (jam) dalam 1(satu) hari dan 14 (empat belas) jam dalam 1(satu) minggu. 2. Memberikan makanan dan

minuman

sekurang-kurangnya 1.400 kalori apabila kerja lembur dilakukan selama 3 jam atau lebih.

3. Untuk kerja lembur pertama harus dibayar sebesar 1,5 (satu setengah) kali upah sejam.

4. Untuk setiap jam kerja lembur berikutnya harus dibayar upah sebesar 2 (dua)

kali upah sejam.

5.

Produktifitas kerja lembur diperhitungkan sebesar 75% dari produktifitas normal. Penurunan produktifitas ini disebabkan oleh kelelahan pekerja, keterbatasan pandangan pada malam hari, serta keadaan cuaca yang dingin. Untuk kegiatan-kegiatan kritis yang akan dipercepat dihitung berdasarkan data biaya langsung pekerjaan sehingga

diperoleh pertambahan biaya (cost slope) pekerjaan, untuk pertambahan biaya makanan minuman serta buah

diasumsikan sebesar

Rp.25.000/pekerja, adapun salah satu contoh perhitungannya sebagai berikut:

Pek. Cor Kolom Utama K1 40/40 Lantai 02

(9)

Durasi normal = 10 hari x 8 jam = 80 jam

Crashing = 2 hari

Durasi percepatan = 10 – 2 = 8 hari x 8 jam= 64 jam

Produkrifitas harian normal =

= ,

= 0,19 /jam

Produktifitas harian dipercepat =

=

,

= 0,24 /jam

Waktu lembur perhari = , – ,

, x

8 jam x 75% = 1,5 = 2 jam/hari Tambahan waktu lembur = 2 jam/hari x 2 hari = 4 jam

Biaya lembur perjam :

Tukang : (Rp10.000 x 1,5 ) + (Rp10.000 x 2 ) = Rp. 31.719 Kepala Tukang : (Rp 9.063 x 1,5 ) + (Rp 9.063 x 2 ) = Rp. 35.000 Mandor : (Rp. 6.875 x 1,5 ) + (Rp. 6.875 x 2 ) = Rp. 24.063 Pekerja : (Rp. 5.625 x 1,5 ) + (Rp. 5.625 x 2 ) = Rp. 19.688 Upah lembur : Tukang : 2 x 4 jam x Rp. 31.719 = Rp. 235.750

Kepala Tukang :1 x 4 jam x Rp. 35.000 = Rp. 140.000 Mandor : 1 x 4 jam x Rp. 24.063 = Rp. 96.250 ekerja : 6 x 4 jam x Rp 19.688 = Rp. 472.500 Rp. 568.750

Tambahan biaya makanan, minuman dan buah = Rp. 25.000 x Jumlah Pekerja

Maka, total biaya lembur = Rp. 568.750 + ( Rp.25.000 x 10) = Rp 818.750

Biaya normal = Rp. 48.529.101 Biaya percepatan = Rp. 48.529.101 + Rp 818.750 = Rp. 49.347.851

Slope biaya perhari =

– – = . . . – . . . = Rp. 409.375 Slope biaya setelah crashing = Rp. 409.375 x 2 hari= Rp 818.750

Untuk perhitungan upah lembur dan slope biaya selanjutnya ditabelkan,

seperti yang dapat dilihat pada Tabel 4.5 dan dan Tabel 4.6

(10)

Selanjutnya untuk perhitungan biaya langsung, biaya tidak langsung dan biaya total yang diakibatkan pertambahan jam kerja (lembur) dapat dilihat pada salah satu contoh perhitungan dibawah ini.

Biaya Langsung = Rp 1.223.945.709 + Rp 749.375

= Rp. 1.224.695.084

Biaya Tak Langsung = (Rp. 167.280.000 : 180) x 178 = Rp. 160.200.000 Biaya Total = Rp. 1.224.695.084 + Rp. 160.200.000= Rp1.384.895.084 Untuk selanjutnya, perhitungan Biaya Langsung, Biaya Tidak Langsung dan Biaya Total disajikan dalam Tabel 4.6, Tabel 4.7 dan Tabel 4.8 dibawah ini.

Berdasarkan tabel 4.8 diatas diperoleh total biaya proyek dengan durasi atau umur proyek yang optimal yakni pada umur proyek 170 hari kerja dengan total biaya proyek

yang optimum sebesar

Rp1.381.714.834 dengan persentase efisiensi waktu dan biaya proyek adalah sebagai berikut:

1. Efisiensi waktu proyek

180 HK – 168 HK = 12 hari Atau 180 - 168

180 x 100% = 6,67

%

2. Efisiensi biaya proyek

Rp 1.385.945.709 - Rp1.381.714.834 = Rp 4.230.875 Atau . . . – Rp1.381.714.834 . . . x 100% = 0,305%

Adapun hubungan antara biaya langsung, biaya tidak langsung dan total biaya proyek terhadap waktu dan biaya optimal dapat dilihat pada grafik dibawah ini.

Penambahan Pekerja

Untuk perhitungan penambahan pekerja dilakukan dari kegiatan-kegiatan kritis yang akan dipercepat dan dihitung berdasarkan data biaya langsung pekerjaan

sehingga diperoleh pertambahan biaya (cost slope) pekerjaan, adapun salah satu contoh perhitungannya sebagai berikut:

Pek. Cor Kolom Utama K1 40/40 Lantai 02

(11)

Volume = 15,36 Durasi normal = 10

Kapasitas tenaga kerja per 1 m adalah: Pekerja 3,80 Org/hr @ Rp. 45.000,00 Mandor 0,30 Org/hr @ Rp. 55.000,00 Tukang 1,80 Org/hr @ Rp. 72.500,00

Kepala tukang 0,10 Org/hr @ Rp. 80.000,00 Kapasitas pekerja = 1 3,80 = 0,2632 m /orang.hari Jumlah Pekerja = , 0,2362 x 10 hari = 5,836 = 6 orang

Jadi upah pekerja = 6 orang x Rp. 45.000,00 = Rp. 270.000,00 perhari Kapasitas Mandor = 1 3.80/0.30 = 0,0789 m /orang.hari Jumlah Mandor = 0,0789 x 6 orang = 0.4737 = 1 orang

Jadi upah Mandor = 1 orang x Rp. 55.000,00 = Rp. 55.000,00 perhari Kapasitas tukang = 1 1,80 = 0.556 m /orang.hari Jumlah tukang = . 0.556 x 10 hari = 2,765 = 2 orang

Jadi upah tukang = 2 orang x Rp. 72.500,00 = Rp. 145.000,00 perhari

Kapasitas kepala tukang = 1

1.80 / 0,10 =

0,056 m /orang.hari

Jumlah kepala tukang = 0,056 x 2 orang = 0,111 = 1 orang

Jadi upah kepala tukang = 1 orang x Rp. 80.000,00 = Rp. 80.000,00 perhari

Jadi upah tenaga kerja selama 7 hari durasi normal pekerjaan adalah: (Rp.270.000+ Rp.55.000 + Rp. 145.000+ Rp.80.000) x 10 hari = Rp. 5.500.000,00

Pekerjaan ini akan dipercepat dengan durasi percepatan 2 hari, adapun perhitungannya adalah sebagai berikut:

Kondisi Percepatan Durasi = 8 hari Volume = 15.36 m

Perhitungan biaya tenaga kerja adalah:

Kapasitas pekerja = 1

3,80 =

(12)

Jumlah Pekerja =

,

0,2362 x 8 hari = 7,289 = 8 orang

Jadi upah pekerja = 8 orang x Rp. 45.000,00 = Rp. 360.000,00 perhari Kapasitas Mandor = 1 3.80/0.30 = 0,0789 m /orang.hari Jumlah Mandor = 0,0789 x 8 orang = 0.6316 = 1 orang

Jadi upah Mandor = 1 orang x Rp. 55.000,00 = Rp. 55.000,00 perhari Kapasitas tukang = 1 1,80 = 10,00 = 0.556 m /orang.hari Jumlah tukang = . 0.556 x 8 hari = 3,4 = 3 orang

Jadi upah tukang = 3 orang x Rp. 72.500,00 = Rp. 217.500,00 perhari

Kapasitas kepala tukang = 1

1.80 / 0,10 =

0,056 m /orang.hari

Jumlah kepala tukang = 0,056 x 3 orang = 0.167 = 1 orang

Jadi upah kepala tukang = 1 orang x Rp. 80.000,00 = Rp. 80.000,00 perhari

Jadi upah tenaga kerja selama 5 hari durasi pekerjaan dipercepat adalah: (Rp.360.000 +Rp. 55.000 + Rp.217.500 + Rp.80.000) x 8 hari = Rp.5.700.00,00

Slope biaya akibat percepatan

adalah:

Slope biaya =

Biaya dipersingkat – Biaya normal

Waktu normal-Waktu dipersingkat

= . . . - Rp. 5.500.000

10 - 8

= Rp. 100.000 perhari

Slope biaya untuk percepatan 2 hari = Rp. 100.000 x 2 hari = Rp. 200.000

Untuk selanjutnya, perhitungan slope biaya pekerjaan disajikan dalam Tabel 4.10 dibawah ini.

Berdasarkan perhitungan Tabel 4.10 diatas, diperoleh total durasi percepatan proyek selama 12 hari dengan Slope biaya sebesar Rp. 3.092.500. Setelah diperoleh pertambahan biaya (cost slope ) masing-masing pekerjaan, selanjutnya dilakukan perhitungan kenaikan biaya langsung pekerjaan. 1. Efisiensi waktu proyek

180 HK – 168 HK = 12 hari Atau 180 - 168

180 x 100% = 6,7 %

(13)

Rp 1.385.945.709 – Rp 1.377.823.209 = Rp 8.122.500 Atau Rp. 1.385.945.709 – Rp 1.377.823.209 . . . x 100% = 0,586%

Adapun hubungan antara biaya langsung, biaya tidak langsung dan total biaya proyek terhadap waktu dan biaya optimal dapat dilihat pada grafik-grafik dibawah ini.

Biaya Total Jam Lembur dan Penambahan Pekerja

Dari perhitungan didapatlah perbedaan antara biaya total akibat

penambahan jam lembur dan penambahan pekerja, seperti pada tabel 4.14 dibawah ini.

Tabel 4.14 Biaya total akibat Jam Lembur dan Penambahan Pekerja

Durasi

Biaya Total

(Jam Lembur) (Penambahan Pekerja) 180 Rp 1.385.945.709 Rp 1.385.945.709 178 Rp 1.384.895.084 Rp 1.384.173.209 176 Rp 1.383.913.834 Rp 1.382.533.209 174 Rp 1.383.013.584 Rp 1.380.933.209 172 Rp 1.382.243.334 Rp 1.379.388.209 170 Rp 1.381.714.834 Rp 1.377.823.209 168 Rp 1.381.936.709 Rp 1.378.238.209

Dari tabel 4.14 dapat dilihat bahwa waktu optimal yang didapatkan dari pertambahan jam kerja lembur serta penambahan pekerja selama 170 HK, dengan biaya yang paling optimal yaitu

sebesar Rp 1.377.823.209 pada penambahan pekerja.

PEMBAHASAN

Proyek konstruksi berkembang semakin besar dan rumit dewasa ini baik dari segi fisik maupun biaya. Pada prakteknya suatu proyek Sumber : Hasil Pengolahan Data

(14)

mempunyai keterbatasan akan sumber daya, baik berupa manusia, material, biaya ataupun alat. Hal ini membutuhkan suatu manajemen proyek mulai dari fase awal proyek hingga penyelesaian proyek. Oleh karena itu dibutuhkanlah suatu perencanaan dan pengendalian biaya dan waktu yang merupakan nagian dari manejemen proyek konstruksi secara keseluruhan. Selain penilaian dari segi kualitas, prestasi suatu proyek dapat dinilai dari segi biaya dan waktu. Biaya yang telah dikeluarkan dan waktu yang telah digunakan harus direncanakan seoptimum mungkin tanpa mengesampingkan mutu dan hasil akhir proyek tersebut.

Mempercepat suatu proyek dapat dilakukan dengan menggunakan penambahan jam kerja lembur ataupun dengan penambahan pekerja. Salah satu metode yag dapat digunakan untuk menganalisis pengaruh percepatan proyek terhadap biaya yang harus dikeluarkan adalah dengan metode pertukaran waktu dan biaya ( Time Cost Trade Off Method ). Dalam Time Cost Trade off akan dapat diketahui/dihitung percepatan

yang paling maksimum dan biaya yang paling minimum.

Pada Proyek Revitalisasi Gedung Badan Pusat Statistik Gorontalo direncanakan dengan penambahan jam kerja lembur dan penambahan jumlah pekerja. Dari hasil penelitian didapat adanya pertambahan biaya langsung yang diakibatkan oleh jam lembur maupun penambahan jumlah pekerja. Durasi normal dari perencanaan proyek tersebut adalah 180 HK dengan biaya total adalah sebesar Rp 1.385.945.709. Berdasarkan penelitian penambahan jam kerja lembur dan penambahan pekerja memiliki efisiensi waktu optimum proyek selama 170 HK atau 6,67%. Sedangkan untuk efisiensi biaya Jam kerja lembur optimum didapatkan sebesar Rp 4.230.875 atau 0,305%. Sedangkan untuk penambahan jumlah pekerja memiliki efisiensi biaya optimum proyek adalah sebesar Rp 8.112.500 atau 0,586%. Dari hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa penambahan pekerja lebih efisien dibandingkan penambahan jam kerja lembur dengan keuntungan biaya yang lebih besar.

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Andrianto, T. 2009. Pertukaran Waktu dan Biaya Pada Proyek Pembangunan Gedung Seni Dan Budaya (ex. Gedung Mitra) Kota Surabaya

Badri, S. 1997. Dasar-dasar Network Planing. Jakarta : PT Rika Cipta.

Dipohusodo, I. 1996. Manajemen Proyek Dan Konstruksi Jilid II, Penerbit Kanisius, Jakarta

Ervianto, W. (2004). Manajemen Proyek Konstruksi, Penerbit Andi Offset, Yogyakarta.

Heizer, J,. dan Render B. 2005. Operations Management : Manajemen Operasi. Jakarta : Salemba Empat.

Husen, A. 2011. Manajemen Proyek Edisi I Revisi, Penerbit Andi Offset, Yogyakarta.

Kareth, M. 2012. Analisis Optimalisasi Waktu Dan Biaya Dengan Program Primavera 6.0, Jurnal Sipil Statik Vol.1 No. 1, Hal 54.

Nugraha, P. Ishak, N., dan Sutjipto, R. 1985. Manajemen Konstruksi I, Penerbit Kartika Yudha, Surabaya.

Soeharto, I. 1999. Manajemen Proyek dari Konseptual sampai Operasional Jilid I, Edisi Kedua, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Soeharto, I. 1997. Manajemen Proyek dari Konseptual sampai Operasional Jilid II, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Yana, A. 2006. Pengaruh Jam Lembur Terhadap Biaya Percepatan Proyek Dengan Time Cost Trade Off, Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Jilid II, Hal 177.

Gambar

Tabel 4.14 Biaya total akibat Jam Lembur dan Penambahan Pekerja

Referensi

Dokumen terkait

Dengan menggunakan teknik simulasi dan visualisasi dapat memfasilitasi suatu design yang kompleks untuk mengetahui aliran fluida, injection time, injection pressure, pressure

Pendeteksi dan Pelacakan Keberadaan Manusia Menggunakan Global Positioning System (GPS) Berbasis Android merupakan sebuah aplikasi yang dapat mendeteksi keberadaan target

Berdasarkan hasil analisis citra perempuan dengan tinjauan feminisme sastra, citra perempuan yang terdapat dalam novel Ibuk karya Iwan Setyawan yaitu citra

Pencatatan dan pelaporan rekapitulasi kegiatan yang diselenggarakan setiap triwulan dan tiap tahun adalah pencatatan data untuk semua kegiatan dalam satu triwulan dan satu tahun

Software yang berfungsi untuk membekukan sistem konfigurasi pada komputer.. 93 Adobe Illustrator Aplikasi

Berdasarkan pengujian hipotesis yang telah dilakukan menurut teknik analisis linier berganda, maka dapat disimpulkan bahwa hasil pengujian secara parsial, menunjukan

bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis kebutuhan dosen dan mahasiswa dengan cara menambahkan, mengurangi, menghilangkan, dan memodifikasi materi bahan ajar agar

71 Untuk penelitian jangka panjang yang selanjutnya dapat berupada menemukan penilaian status gizi dengan MNA khusus untuk lansia di panti werdha (karena