commit to user BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Untuk mempertahankan eksistensinya SMA Kesatrian 2 juga melakukan beberapa kegiatan dalam rangka untuk terprnuhinya jumlah siswa baru sesuai kapasitas kelas pada setiap tahunnya dan dalam rangka menutup beban operasional sekolah yang tinggi. SMA Kesatrian 2 memberikan layanan dan kegiatan kepada siswanya dan masyarakat sekitar pada umumnya.
Peran Modal sosial dalam mempertahankan eksistensi SMA Kesatrian 2 kota Semarang adalah :
1. Modal Sosial Bonding memiliki peran yang kuat walau tidak sekuat modal sosial bridging . Pengembangan potensi yang dilakukan oleh SMA Kesatrian 2 Semarang adalah dengan mengidentifikasi potensi yang ada di dalam diri sekolah, baik guru maupun siswa. Potensi yang ada di dalam diri anggota sekolah dilihat dari berbagai komponen, mulai dari potensi akademis maupun nonakademis. Potensi akademis yang ada dikembangkan dengan melaksanakan sistem pembelajaran yang lebih menitikberatkan pada proses pembelajaran, Hal tersebut diharapkan dapat meningkatkan out put sekolah, misalnya dalam hal perolehan nilai UN, sedangkan potensi non akademik siswa lebih mengarah pada pengoptimalan latihan rutin ekstrakurikuler yang diselenggarakan sekolah.
commit to user
2. Modal sosial bridging memiliki peran yang paling kuat dibading modal sosial lainnya. Strategi sekolah untuk menjembatani (bridging) hal tersebut adalah dengan melakukan berbagai kerja sama dalam berbagai hal dan berbagai instansi sehingga sekolah semakin dikenal dimasyarakat luas. Kegiatan OSIS yang berupa kegiatan amal semakin mendekatkan siswa kepada masyarakat, Capaian prestasi akademik dan non akademik melalui berbagai lomba dan kegiatan yang diikuti oleh warga sekolah (siswa dan guru) semakin menambah kepercayaan masyarakat untuk menyekolahkan anak-anak mereka di SMA Kesatrian 2 Kota Semarang. Orang tua siswa sebagai salah satu stake holder juga merupakan ujung tombak bagi bertahannya eksistensi SMA Kesatrian 2 Kota Semarang, melalui kegiatan layanan yang diberikan kepada mereka seperti pemberian informasi pendidikan, motivasi dan layanan lain, orang tua akan merasa puas dan akan percaya telah menyekolahkan anaknya di SMA Kesatrian 2 Kota Semarang. Bridging yang dibangun sekolah bukan hanya pada tataran sosial. SMA Kesatrian 2 juga menjembatani potensi sekolah dengan memberikan banyak kesempatan bagi siswa maupun guru untuk selalu mengembangkat bakat dan prestasi di segala bidang dan dengan berbagai pihak.
3. Modal Sosial Linking juga berperan dalam mempertahankan eksistensi SMA Kesatrian 2 Kota Semarang. Sekolah mengembangkan Linking dengan mengadakan lomba dan pertandingan yang diikuti oleh para siswa SLTP diantaranya adalah lomba Paskibra, telling story,
commit to user
pertandingan futsal, bola volley, dan Bola Basket. Disamping itu diadakan pula kerjasama dengan beberapa perguruan tinggi negeri maupun swasta seperti Undip, Unnes, Unika Soegiyopranoto, Universitas Stikubank, Universitas Dian Nuswantoro, Universitas Semarang, Stikes Telogorejo dan lain-lain. SMA Kesatrian 2 juga secara rutin setiap tahun menyelenggarakan try out Ujian Nasional SLTP yang biasanya bekerjasama dengan Lembaga Bimbingan Belajar dan bertempaat di SMA Kesatrian 2, Kegiatan ini selalu mampu menghadirkan peserta hingga lebih dari seribu siswa kelas IX SLTP, Kerjasama dengan perusahaan swasta juga dilakukan oleh SMA Kesatrian 2 diantaranya dengan produsen Kopi Good Day, Bimbingan Psikologi “Kartika” untuk tes peminatan program studi siswa.
4. Modal sosial berperan terhadap eksistensi SMA Kesatriuan 2 Semararg dibuktikan dengan teori yang dikemukakan Coleman bahwa bahwa tiga bentuk modal sosial. Pertama, kewajiban dan harapan yang ditentukan atas tingkat kepercayaan yang ada dalam sebuah lingkungan sosial.
Kedua, potensi informasi untuk mampu mengalir dalam struktur sosial
sehingga dapat dijadikan dasar untuk bergerak. Ketiga, adanya norma yang dilengkapi dengan sanksi yang efektif. Ada beraneka ragam bentuk
trust yang dibangun oleh pihak SMA Kesatrian 2 baik kegiatan internal
berupa pemberian layanan kepada siswa seperti kegiatan pembangunan sarana dan prasarana sekolah, kegiatan ekstrakulikuler yang beraneka ragam, peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia warga sekolah
commit to user
melalui beraneka macam diklat dan ceramah, upaya peningkatan prestasi baik kurikuler maupun non kurikuler, maupun dengan pihak luar. SMA Kesatrian 2 dengan memberikan layanan informasi kepada masyarakat tentang keberadaannya melalui berbagai cara diantaranya dengan mengadakan pertemuan rutin dengan orang tua/ wali siswa tentang informasi kegiatan sekolah, mengadakan sosialisasi kepada siswa-siswa kelas IX SLTP, memberikan layanan Short Massege
Service Gateway kepada siswa,orang tua, dan calon siswa tentang
aktifitas kegiatan sekolah, serta informasi melalui dunia maya dengan media sosial Facebook dan website smakesatrian2.org. Hal-hal tersebut memudahkan siapapun dapat mengakses informasi tentang keberadaan SMA Kesatrian 2. Untuk modal sosial iga, SMA Kesatrian 2 membuat aturan tata tertib guru dan karyawan ( lampiran 2) serta aturan tata tertib siswa (lampiran 3) dimana norma tersebut berlaku efektif dengan adanya sanksi yang dijatuhkan kepada siswa maupun guru/ karyawan yang melanggar
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti, maka dapat diuraikan beberapa implikasi dalam karya ini sebagai berikut:
1. Implikasi Empiris
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Modal Sosial memiliki peranan yang penting dalam eksistensi sekolah. Peranan yang paling dominan terdapat pada modal sosial bridging yang mana SMA Kesatrian 2
commit to user
dapat mempertahankan eksistensinya karena trust yang diberikan masyarakat berdasarkan kegiatan keluar dan capaian prestasi yang diraih oleh guru dan siswa SMA Kesatrian 2 . Temuan ini cocok dengan pendapat Coleman bahwa salah satu bentuk modal sosial adalah kewajiban dan harapan yang tergantung pada keterpercayaan (trust)lingkungan sosial.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Modal Sosial bonding sebagai sarana atau cara yang digunakan oleh SMA Kesatrian 2 memiliki peranan terhadap eksistensi sekolah yang merupakan tujuan yang hendak dicapai oleh SMA Kesatrian 2. Temuan ini cocok pendapat Hasbullah yang menyatakan bahwa perwujudan modal sosial bonding yang kuat sebagai salah satu komponen utama yang membangkitkan kebersamaan, mobilisasi, ide-ide, saling percaya dan saling menguntungkan dalam memperoleh kemajuan bersama.
Modal Sosial linking juga memiliki peranan terhadap eksistensi SMA Kesatrian 2 Semarang karena kerjasama dan jaringan yang dibentuk SMA Kesatrian 2 dapat menghasilkan informasi yang mengalir ke masyarakat tentang keberadaan SMA Kesatrian 2 Semarang. Hal iniu sesuai dengan pendapat Coleman bahwa Modal Sosial memiliki bentuk yang berupa potensi informasi untuk mampu mengalir dalam struktur sosial sehingga dapat dijadikan dasar untuk bergerak.
commit to user 2. Implikasi Teoritis
Bertolak dari judul penelitian mengenai “Peranan Modal Sosial Terhadap Eksistensi Sekolah Menengah Atas (SMA) Kesatrian 2 Kota Semarang”, maka teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Modal Sosial yang dikemukakan oleh Coleman. Menurut Coleman modal sosial merupakan suatu jenis sumber daya tertentu yang tersedia bagi seorang pelaku. Ia membagi tiga bentuk modal sosial yaitu : (1) kewajiban dan harapan (yang tergantung pada keterpercayaan lingkungan sosial), (2) saluran informasi (3) norma-norma sosial yang disertai oleh sanksi-sanksi. Coleman menunjukkan pengaruh modal sosial dalam keluarga dan masyarakat dalam membantu terbentuknya modal manusia dalam wujud peningkatan derajat pendidikan.
3. Implikasi metodologis
Bentuk penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan penggambaran suatu obyek yang diteliti, sehingga menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang diamati perilakunya.
Pertimbangan peneliti menggunakan deskriptif kualitatif adalah untuk mengetahui bagaimana cara orang menjalani kehidupan mereka sehari-hari, serta peneliti dapat memperhatikan proses bagaimana sesuatu terjadi, dalam hal ini untuk mengetahui peranan Modal Sosial terhadap eksistensi SMA Kesatrian 2 Kota Semarang
commit to user
Penelitian deskriptif kualitatif ini meliputi; pra penelitian, penelitian, dan penyusunan laporan penelitian. Dalam penelitian ini data diperoleh dari beberapa sumber data, yaitu data primer yang diperoleh secara langsung dari responden melalui wawancara mendalam terhadap responden. Data sekunder merupakan pelengkap dari data primer yang diperoleh melalui arsip-arsip yang berkaitan dengan permasalahan dalam penelitian ini.
Teknik yang digunakan peneliti adalah Snow Ball sampling Penarikan sampel dengan cara snowball melalui beberapa tahap. Tahap pertama adalah mengidentifikasi seseorang yang kita anggap sebagai responden yang memenuhi syarat sebagai tujuan penelitian. Orang ini yang kita pakai sebagai responden pertama untuk mengidentifikasi orang-orang lainnya lagi yang memenuhi syarat sebagai responden. Orang-orang ini „kelas‟nya ada di bawah responden atau responden yang kita wawancarai pada tahap pertama. Dengan demikian langkah kedua adalah mewawancarai orang-orang lain lagi yang „kelas‟nya ada di bawah mereka (Slamet, 2011; 63). Dalam penelitian ini responden pertamanya adalah Kepala SMA Kesatrian 2, responden tahap duanya adalah Wakil Kepala Sekolah urusan Kesiswaan dan Wakil Kepala Sekolah urusan Hubungan Masyarakat, sedangkan responden tahap ketiga adalah 2 orang guru, 3 orang siswa yang mewakili tiap-tiap jenjang kelas, 2 orang alumni, seorang Pengawas Pendidikan Menengah Dinas Pendidikan Kota Semarang, seorang Sekretaris I Yayasan Pendidikan Kesatrian 67, dan dua orang tua siswa.
commit to user
Untuk keabsahan data, peneliti menggunakan triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data yang diperoleh. Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber.
Selanjutnya adalah adalah analisis data. Analisis data terdiri dari reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Proses kerja analisis ini terdiri dari 3 alur kegiatan, yaitu reduksi data yang merupakan proses seleksi data. Kedua adalah merangkai data yang sudah dileleksi yang sesuai dengan apa yang diteliti agar peneliti dengan mudah memahami apa yang akan dilakukan. Proses akhir dari analisis data adalah penarikan kesimpulan, dimana ketiganya membentuk suatu siklus, sehingga ketiganya terjadi secara bersamaan sebagai sesuatu yang saling berkaitan pada saat sebelum, selama dan sesudah pengumpulan data.
Implikasi dari metode yang digunakan ini, peneliti dapat memperoleh data yang sangat dibutuhkan dari para responden sehingga data penelitian tersebut dapat diperoleh dengan mudah dan hasilnya dapat dipertanggungjawabkan keabsahannya karena diperoleh dari sumber yang dapat dipercaya dan mengerti keadaan yang sebenarnya, serta melalui proses yang panjang sehingga metode ini sangat cocok untuk jenis penelitian studi kasus.
commit to user C. Saran
Kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam penelitian ini perlu diperhatikan sebagai upaya untuk memperbaiki dan menyempurnakan penelitian-penelitian yang akan dilakukan selanjutnya. Terdapat beberapa saran bagi peneliti selanjutnya yang memiliki kaitan dengan peranan Modal Sosial bagi eksistensi sekolah khususnya sekolah swasta.
1. Terdapat multi faktor yang mempengaruhi eksistensi Modal Sosial yang ada di masyarakat yang perlu digali lebih jauh. Akan lebih baik jika dalam penelitian selanjutnya gabungan dari penelitian kualitatif dan kuantitatif bisa menjadi alternatif untuk mengungkap kebertahanan atau eksistensi sekolah-sekolah swasta dengan Modal Sosial sebenarnya telah tersedia.
2. Penelitian ini lebih mengedepankan pendapat individu yang diteliti dan lokasi penelitian yang boleh jadi bila diteliti di lokasi berbeda dengan responden yang berlainan kemungkinan hasil dari penelitian juga akan berbeda.
3. Telaah ini juga hanya menitikberatkan pada Modal Sosial dalam kaitannya dengan eksistensi sekolah swasta. Akan lebih baik jika dalam penelitian selanjutnya modal sosial tidak hanya untuk kebertahanan tetapi bisa digunakan untuk mengembangkan potensi sekolah agar semakin maju
commit to user
4. Penelitian ini menyertakan sedikit faktor eksternal yang memiliki peranan penting terhadap peningkatan Modal Sosial yaitu peran pemerintah dan lembaga-lembaga non pendidikan yang juga dominan bagi sekolah swasta untuk dapat mempertahankan eksistensinya. Akan lebih baik jika dalam penelitian selanjutnya meneliti tentang peran besar pemerintah dan Lembaga-lembaga non kependidikan dalam peningkatan Modal Sosial sekolah swasta
5. Telaah ini juga tidak membahas bagimana merubah pola pikir masyarakat yang masih menjadikan sekolah negeri sebagai pilihan utama anaknya bersekolah dan menjadikan sekolah swasta sebagai alternatif bersekolah anaknya jika tidak diterima di sekolah negeri. Peneliti menghimbau agar dalam penelitian selanjutnya dapat menggali lebih dalam tentang pola pikir masyarakat yang menjadikan sekolah swasta sebagai pilihan utama dalam bersekolah bagi anak-anak mereka.