• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS IMPLEMENTASI PROSEDUR DAN KOORDINASI IZIN USAHA HOTEL DI KOTA BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS IMPLEMENTASI PROSEDUR DAN KOORDINASI IZIN USAHA HOTEL DI KOTA BANDUNG."

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. LatarBelakang... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. TujuanPenelitian ... 7

D. ManfaatPenelitian ... 8

E. Sistematika Penulisan ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10

A. Kepariwisataan, Dan Hotel ... 10

B. Konsep Prosedur ... 14

1. Konsep Pelayanan Publik ... 16

2. Konsep Kebijakan Publik ... 32

C. Konsep Koordinasi ... 35

D. KerangkaPemikiran ... 38

BAB III METODE PENELITIAN ... 42

A. LokasiPenelitian ... 42

B. Metode Penelitian ... 43

C. Sampel ... 46

D. Analisis Data ... 47

E. Variabel ... 48

(2)

A. Hasil Penelitian ... 51

1. Gambaran Umum Kota Bandung ... 51

2. Sektor Investasi ... 53

3. Alasan Berinvestasi ... 57

4. Kondisi Sarana Prasarana Pariwisata Kota Bandung ... 59

5. Profil Dinas Pariwisata Kota Bandung ... 60

6. Profil Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung ... 67

B. Pembahasan dan Analisis Data……….. 77

1. Prosedur Izin Usaha Hotel Di Kota Bandung……….. 77

1.1 Izin Undang-undang Gangguan/ HO………. 78

1.2 Izin Tanda Daftar Perusahaan (TDP)……… 82

1.3 Izin Usaha Kepariwisataan (IUK)………. 86

1.4 Penggolongan Kelas Hotel……….. 97

l.5 Pembinaan……… 99

1.6 Hasil Analisis Implementasi Prosedur Izin Usaha Hotel……… 106

2. Koordinasi Perizinan Antar Instansi/ Perizinan Satu Atap………….. 109

2.1 Kedudukan………... 110

2.2 Tugas Pokok……….. 110

2.3 Fungsi……… 110

2.4 Susunan Organisasi Unit Satu Atap……….. 110

2.5 Bidang Tugas Unsur Organisasi………... 111

2.6 Hasil Analisis Koordinasi Perizinan Satu Atap………... 116

BAB V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 119

A. Kesimpulan ... 119

B. Rekomendasi ... 120

DAFTAR PUSTAKA ... 123

LAMPIRAN ... 126

(3)

BABI

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pariwisatasudahdiakuisebagaisektorindustriterbesarpadaabadini, dilihatdariberbagaiindikator,

sepertisumbanganterhadappendapatanduniadanpenyerapantenagakerja.Karenabe rbagaikarakteristiknya, pariwisatatelahmenjadisektorandalan di dalampembangunanekonomi(Pitana2005).Selainitukepopuleran pariwisata tampak pada semakin berkembangnya kegiatan kepariwisataan, seperti banyaknya kegiatan orang-orang melakukan kegiatan wisata, dan tersedianya banyak tempat wisata dan fasilitas wisata yang mendukung berjalannya kegiatan wisata.Dengansemakinmeningkatnyakegiatanpariwisata yang mempunyaiarti yang strategisdalampengembanganekonomi, sosial, danbudaya yang dapatmendorongpeningkatanlapangankerjadanpengembangan Indonesia, MakadalamhaliniPemerintahIndonesia mengeluarkanUndang- Undangnomor 10 Tahun 2009 TentangKepariwisataan (UURepublik Indonesia No. 10 Tahun 2009) dengantujuanmengaturpengelolaanpariwisata yang ada di Indonesia.

Kegiatanusaha di

bidangpariwisatabersifatmultidimensiartinyapengembangankepariwisataansanga teratkaitannyadengankeberhasilansektorpembangunandanlainnya.Salah

satuusahapariwisata yang menunjukkanperkembangan yang

(4)

merupakantempatuntukmenyediakansaranadanprasaranapenginapan yang memadaibagiparawisatawan.Dewasainidirasakanbahwausahapariwisata di bidang hotel semakinterlihatbanyak. Hal inidapatdilihatdaribanyaknya hotel- hotel berdiri, baikitu hotel berbintang, sampaidengan hotel melati, baik di daerahkotakecilmaupun di kota- kotabesar. Untukmendukungoperasional hotel baikperuntukanmaupunpelayanannya,

termasukjugafasilitassertauntukmencapaistandarpendirian hotel, makadiperlukanadanyasuatuizinusaha.

Berdasarkan data dariDinasKebudayaandanPariwisata Kota Bandungadasekitar 313 hotel mencakup 96hotel berbintangdansisanya 217hotel kelasmelatidenganjumlahkamarmencapai 15.043 unit (Disbudpar, 2012). Selainitudenganokupansi hotel yang sangatbervariasi, tergantungpadawaktu.Dimanapadasaatharibiasa, okupansi hotel sebesar 50%.Sementaraitu, padaliburakhirpekanmencapai 70% danpadaliburanpanjangmencapai 80%-90% (Disbudpar, 2012).Untuktarif hotel pun bervariasisertadisesuaikandengantempatdansarananya.

Kota Bandung sebagaikotaterbesar di Jawa Barat dansalahsatukotabesar di Indonesiadenganperkembanganekonomi yang sangatbaik, haltersebutsangatdidukungolehperkembangandankemajuan di

bidangpariwisatasehinggabanyakpelakuusaha yang

inginmengadakanusahadalambidangusahaakomodasi hotel ataupenginapan yang

diperuntukankepada orang- orang yang

(5)

diminatiolehparapelakuusaha di Kota Bandung adalahkegiatanusahaakomodasi hotel denganberbagaijenisfasilitas yang ada.Usaha iniselainmemberikankeuntunganbagiparapelakuusahajugadapatmeningkatkanpe ndapatanPemerintah Kota Bandung.Pemerintah Kota Bandung telahmengeluarkanPeraturan Daerah Kota Bandung No. 10 Tahun 2004 TentangPenyelenggaranKepariwisataan (PERDA Kota Bandung No. 10 Tahun

2004), yang didalamnyajugamengaturusahapendirian

hotel.BerdasarkanketeranganDinasKebudayaandanPariwisata Kota Bandung, setelahotonomidaerahdiberlakukanada

12jeniskewenangandibidangperizinanpariwisata yang

seluruhnyaditanganiolehpemerintahkota. Dari izin hotel berbintangsampai hotel melati, tempatrekreasidanhiburan, restorandansebagainya.Hal initerjadikarenagencarnyakemudahanberinvestasidibidangpariwisata di Kota Bandung.Seiringdenganpenyerahan

12jeniskewenanganperizinanpariwisatakepemerintahkota,

halinidimanfaatkansebaik- baiknyauntukmenarik investor khususnyadalambidangindustripariwisataakomodasi hotel.

Tabel1.1

Data Potensi Sarana Wisata dan Occupancy di Kota Bandung

N

o

Potensi 2008 2009 2010 2011 Keterangan

1. Hotel 245 262 272 306 -Bintang

(6)

2. Occupancy 2.638.555 3.096.869 3.205.269 4.076.072 -Wisnus

-Wisman

Sumber: BPS Kota Bandung, 2012

KepalaDinasKebudayaandanPariwisata Kota Bandung menuturkanpihaknyaakanterusmenggenjotpertumbuhan hotel baru di Kota Bandung seiringdengantingginyapermintaankamar, terutamasaatakhirpekan.

Menurutnya, Kota Bandung

[image:6.595.119.514.147.704.2]

merupakandestinasiwisatabagiwisatawanlokalmaupunasingterutamapadamusiml iburan yang banyakmemadatisejumlahobjekwisata di kotakembangitu. Permintaankamarsaat peak season selalutinggi .Untukitu, kami akanterusmemberikanizin hotel baru yang akanberinvestasidisini.

Tabel 1.2

Data Jumlah Hotel di Kota Bandung

No Klasifikasi JumlahPotensi JumlahKamar

1. Bintang 1 10 306

2. Bintang 2 23 1.519

3. Bintang 3 30 2.868

4. Bintang 4 24 3.105

5. Bintang 5 9 1.958

6. Melati 1 58 930

7. Melati 2 71 1.394

8. Melati 3 88 2.963

Jumlah 313 15.043

(7)

DinasKebudayaandanPariwisata Kota Bandung merupakandinas yang berwenangmenertibkan, mengendalikan hotel di wilayahKota Bandung.

Berdasarkankewenangantugas yang

dijalankanolehDinasKebudayaandanPariwisata Kota Bandung adalahmelakukanpengawasanterhadapkegiatanusaha hotel yang dikelolaolehpelakuusahabaik yang berbadanhukummaupunperorangan.

(8)

usaha hotel tentang isi Peraturan Daerah No. 10 Tahun 2004, karena dapat meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) Kota Bandung pada sektor pariwisata. Agar bisa mengoperasionalkan kegiatan usahanya, setiap pelaku usaha hotel harus memiliki izin kegiatan usaha biasanya dalam bentuk Surat Keputusan (SK), karena tanpa adanya izin usaha, kegiatan usaha pariwisata dalam bentuk apapun akan dianggap sebagai bentuk usaha atau kegiatan usaha yang ilegal dan melanggar peraturan.

(9)

pengusaha yang ingin memulai bisnis hotel di Kota Bandung sedangkan lahan untuk pembangunan di Kota Bandung semakin sempit dan jumlah hotel baik itu hotel kelas melati satu sampai tiga dan hotel berbintang satu sampai lima telah banyak berdiri di Kota Bandung, tentu saja hal ini akan berdampak kepada pengusaha hotel di Kota Bandung melalui persaingan perang tarif harga hotel yang menjurus ke persaingan tidak sehat diantara para pengusaha hotel di Kota Bandung. Selain itu penjualan kamar hotel di Kota Bandung yang selalu sepi atau tidak memenuhi target pada saat week day dan penuh pada saat weekend.

Atas dasarpertimbangan diatas, maka

penulissangattertarikuntukmenggalimengenaikasuspelaksanaanizinusaha hotel yang terdapat di Kota Bandung dengan judul “ANALISISIMPLEMENTASI PROSEDUR DAN KOORDINASIIZIN USAHA HOTEL DI KOTA

BANDUNG”

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimanaimplementasiprosedurizinusaha hotel di Kota Bandung? 2. Bagaimana implementasikoordinasiperizinanusaha hotel

antarinstansiataudinas di Kota Bandung yang saatinidisebutdenganistilahperizinansatuatap?

(10)

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penelitian diarahkan untuk memberikan jawaban terhadap permasalahan yang akan diteliti. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasitahap-tahapprosedurizinusaha hotel di Kota Bandung? 2. Mengidentifikasikoordinasiperizinanusaha hotel antarinstansiataudinas di

Kota Bandung yang saatinidisebutdenganistilahperizinansatuatap? D. MANFAAT PENELITIAN

Penelitianinidiharapkandapatmemberikansumbanganpengetahuan yang bergunabagisemuapihak, khususnyabagi:

1. Manfaat akademisi

Diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu pengetahuan kepada pihak-pihak akademisi yang berperan di bidang sektor pariwisata dalam pengembangan konsep-konsep untuk diimplementasikan dalam kegiatan kepariwisataan, khususnya dalam hal usaha perizinan usahahotel.

2. Manfaat praktis a. Bagi masyarakat

Diharapkan agar hasil penelitian ini dapat menjadi masukan kepada masyarakat khususnya para pelaku usaha yang ingin mengelola dan membuka usaha hotel untuk mengetahui prosedur apa saja yang harus dipenuhi dalam mendirikan sebuah hotel serta bagaimana perizinan antar instansi yang saling terkait.

(11)

Diharapkanpenelitianinidapatbermanfaatbagipengembanganilmupe ngetahuankhususnyamengenaiperizinandanprosedur yang harusdipenuhi dalam membangun usaha hotel.

E. SISTEMATIKA PENULISAN

Penulisan skripsi ini mengacu pada Buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia. Adapun sistematika penulisannya adalah:

BAB. I PENDAHULUAN

Mengemukakan segala hal yang berkaitan dengan latar belakang pengambilan judul dengan segala tujuan dan manfaat yang hendak dicapai.

BAB. II LANDASAN TEORITIS

Mengemukakan definisi-definisi istilah yang dipakai dalam proposal untuk membantu dan mendukung penelitian mengenai prosedur dan pelaksanaan izin usaha hotel di Kota Bandung.

BAB. III METODEPENELITIAN

Berisikan cara-cara penulis melakukan penelitian di lokasi penelitian dan menjelaskan bagaimana metode yang dipakai dalam melakukan penelitian. BAB. IV PEMBAHASAN

Dalam pembahasan dikemukakan ulasan tentang aksi atas rencana penulis terhadap lokasi studi dengan segala rencana yang langsung diaplikasikan.

(12)
(13)

BAB III

METODE PENELITIAN

A.LOKASI PENELITIAN

Penelitian ini mengambil lokasi di Kota Bandung (kotamadya) pada kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung, kantor lembaga teknis pemerintah Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT) Kota Bandung. Bandung adalah Ibu Kota Provinsi Jawa Barat. Kota Bandung secara geografis terletak antara 107 Bujur Timur dan 6 55 Lintang Selatan. Wilayah Kota Bandung sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Bandung, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Bandung, sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Bandung sedangkan sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Bandung. Luas wilayah Kota Bandung 167,45 km2 dan terbagi menjadi dua puluh enam kecamatan. Kegiatan perdagangan, hotel dan restoran, menjadi sandaran struktur ekonomi Kota Bandung.

(14)
[image:14.595.121.501.120.446.2]

Sumber: (indotravelers.com)

Gambar 3.1 Peta Kota Bandung

B.METODE PENELITIAN

Menurut Irawan Soehartono (2004:9) metode penelitian adalah cara atau strategi menyeluruh untuk menemukan atau memperoleh data yang diperlukan. Metodologi penelitian merupakan satu hal yang sangat penting dalam melakukan suatu penelitian, dengan menggunakan suatu metode dalam penelitian maka akan dapat mendeskripsikan sumber data yang diperlukan sehingga dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang timbul dalam suatu penelitian, sehingga didapatkan pemecahan masalah yang tepat.

(15)

pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/ kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.

Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan populasi, karena penelitian kualitatif berangkat dari kasus tertentu yang ada pada situasi sosial tertentu dan hasil kajiannya tidak akan diberlakukan ke populasi, tetapi akan ditransferkan ke tempat lain pada situasi sosial yang memiliki kesamaan dengan situasi sosial pada kasus yang diteliti (Sugiono 2011:298)

1. Data Primer adalah

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden atau objek yang diteliti atau yang ada hubungannya dengan objek yang diteliti. (Moh. Pabundu Tika 2005:44). Adapun data primer yang dimaksud dalam penelitian ini meliputi hasil wawancara dengan narasumber yang terkait mengenai jenis-jenis izin untuk mendirikan usaha hotel di Kota Bandung serta wawancara dengan penerima izin, pengelola hotel, para ahli, dan akademisi serta dokumentasi photo yang didapat langsung dari tempat penelitian dengan pejabat yang terkait di Dinas Pariwisata Kota Bandung (Disparta Kota Bandung) dan pejabat yang terkait di Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung (BPPT – BOSS Kota Bandung) Bandung

One Stop Service. Observasi dilakukan pada bidang perizinan dan

(16)

2. Data Sekunder adalah

Data sekunder adalah informasi yang diperoleh tidak secara langsung dari responden tetapi dari pihak ketiga, misalnya dari data pustaka (Wardiyanta 2006:28).

Sedangkan menurut Moh. Tika (2005:44) menyatakan bahwa data sekunder adalah data yang terlebih dahulu dikumpulkan dan dilaporkan oleh orang atau instansi di luar peneliti sendiri, walaupun yang dikumpulkan tersebut adalah data yang asli, data sekunder dapat dari instansi-instansi di perpustakaan.

(17)

C.SAMPEL

Sampel dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan responden, tetapi sebagai narasumber atau partisipan, informan, teman dan guru dalam penelitian. Sampel dalam penelitian kualitatif juga bukan disebut sampel statistik, tetapi sampel teoritis, karena tujuan penelitian kualitatif adalah untuk menghasilkan teori. Sampel dalam penelitian kualitatif juga disebut sebagai sampel konstruktif, karena dengan sumber data sari sampel itu dapat dikonstruksikan fenomena yang semula masih belum jelas (Sugiono 2011:298-299).

Narasumber yang dijadikan sampel dalam penelitian ini oleh penulis adalah: 1. Bpk H Momon Abdurohman selaku Ketua BPC PHRI KOTA Bandung. 2. Bpk Laurensius Darman, S.Sos selaku General Manager La Oma Hotel dan

Restaurant Bandung.

3. Ibu Cita Hepiningtias selaku Direktur Sales dan Marketing G.H. Universal Hotel Bandung.

4. Bpk Drs H Gumelar S Sastrayuda, CTM. selaku dosen UPI Bandung dan ahli pariwisata.

5. Bpk Drs Pramaputra, M.M. selaku Dosen UPI Bandung dan Kepala BAPUSIPDA Kota Bandung.

6. Ibu Yeti selaku petugas bagian Hotel pada kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung.

(18)

8. Bpk Jhon Erwin selaku petugas seksi pelayanan perizinan pariwisata pada kantor BPPT Kota Bandung.

9. Bpk H. Entis Sutisna dan Bpk H. Asep selaku pemohon izin di kantor BPPT Kota Bandung.

D.ANALISIS DATA

Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Pada Saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang diwawancarai. Bila jawaban yang diwawancarai setelah dianalisis terasa belum memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi sampai tahap tertentu, diperoleh data yang dianggap kredibel. Miles and Huberman (1984) mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu:

a. Pengumpulan informasi

Pengumpulan informasi melalui wawancara, maupun observasi langsung. b. Reduksi data (Data reduction)

Langkah ini adalah untuk memilih informasi mana yang sesuai dan tidak sesuai dengan masalah penelitian.

c. Penyajian data (Data display)

(19)

d. Tahap akhir (Conclusion)

Tahap akhir adalah menarik kesimpulan (Miles dan Huberman 1992:18 ) E.VARIABEL

Menurut Saudjana (1987:23), variabel dapat dikatakan sebagai atribut dari suatu individu, objek gejala, dan peristiwa tertentu yang dapat diukur secara kualitatif dan kuantitatif.

(20)
[image:20.595.125.521.108.516.2]

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Jenis Indikator

a. Prosedur Implementasi izin usaha hotel di Kota Bandung

- Ketepatan waktu - Kesopanan dan

keramahan - Kemudahan mendapatkan pelayanan

- Pelayanan yang tepat(reliable)

-

Kompetensi(Competence) - Kejujuran(Credibility) b. Koordinasi Implementasi Koordinasi

Satu Atap di Kota Bandung

Sumber: Peneliti, 2012 (data diolah)

F. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Dalam mengumpulkan data yang dibutuhkan, penulis menggunakan teknik penelitian sebagai berikut:

1. Observasi Lapangan

Teknik observasi lapangan ini digunakan penulis dengan tujuan untuk mendapatkan data mengenai keadaan umum obyek yang akan diteliti, dimana peneliti akan melakukan observasi terhadap variabel-variabel yang ada di lokasi penelitian.

(21)

Wawancara menurut Sugiono (2002:234) adalah “Proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab dan bertatap muka dengan menggunakan alat yang dinamakan panduan wawancara”. Dalam penelitian ini kegiatan wawancara dilakukan kepada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung dan Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT – BOSS) Kota Bandung, serta para pengelola usaha hotel, ahli pariwisata dan akademisi di Kota Bandung.

3. Studi Literatur

Adalah cara pengumpulan data untuk mendapatkan informasi literature mengenai kepariwisataan dan data lain yang berkaitan dengan judul skripsi dengan cara mempelajari buku, jurnal, dan lainnya.

4. Studi Dokumentasi

(22)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. KESIMPULAN

Berdasarkanhasilpenelitiandanpengolahan data padababsebelumnya, makapenulismenarikkesimpulanbahwa:

1. Implementasiprosedurpelayananizinpadasaatinibelumberjalandenganbai kbagisetiappemohonizinusaha hotel di Kota Bandung

karenamasihterdapatoknum-oknum yang

memanfaatkankesempatandaripemohonizinsepertitawar - menawar,izin UUG (HO) yang diberikantidaksesuaidengankriteria, masihterdapatcalo di kantorBadanPelayananPerizinanTerpadu (BPPT-BOSS Kota Bandung), izin yang masihdiproses lama, banyakperizinan yang

harusdilalui, adanyamanipulasi data yang

dilakukanolehkeduabelahpihakbaikitupemohonizindanpemberiizin, danpenyalahgunaanwewenangolehaparaturpemerintahsertapenyelesaiani zin yang tidaksesuaidengan SOP (standard operational procdures) yang telahditentukan.

(23)

dilakukansecaraterpadudanbersamaan, penyederhanaansistem, sertadapatmeningkatkancitrapelayananpublik yang baikbagimasyarakat

yang telahmerasakanpelayananperizinan yang

diberikanolehpemerintahmelaluiaparatur yang ada di kantorlembagateknispemerintahBadanPelayananPerizinanTerpadu (BPPT-BOSS Kota Bandung).

B. REKOMENDASI

1. Ketepatanwaktupelayananperizinanyaituwaktutunggudanwaktu proses menjadikunciutamakualitaspelayananpublik yang diberikanolehaparaturpemerintah.

2. Ketepatanwaktu proses penyelesaianizinharusdisesuaikandengan SOP

(standard Operational Procedure) yang telahditentukan.

3. Kotakaspirasisebagaiwadahkritikdan saran

hendaknyadijadikanwadahsebagaievaluasibersamakinerjaaparaturpemeri ntah di kantor BPPT Kota Bandung danDinasKebudayaandanPariwisata Kota Bandung.

4. Perlu adanya motivasi yang baik diantara kedua belah pihak dalam hal ini aparatur negara dengan pemohon izin agar tercipta kualitas pelayanan yang baik

(24)

6. Peningkatanmutuproduktivitaspelaksanaantugasdanfungsiinstansipemeri ntahdibidangpelayananumumsertamendorongupayamengefektifkansiste mdantatalaksanapelayanan,

sehinggapelayananumumdalammemperolehizinusaha hotel di Kota Bandung dapatdiselenggarakansecaraberdayagunadanberhasilguna. 7. Dari aparatpemerintahdiharapkandituntutadanyakemampuan yang

baikberupapengetahuan, keterampilansertasikapperilaku, dan training yang memadai, sesuaidengantuntutanpelayanansaatini.

8. SistemPelayananadalahkesatuan yang utuhdarisuaturangkaianpelayanan yang salingterkait, bagiandarianakcabangataudarisuatusistempelayanan yang terganggumakaakanmenganggukeseluruhanpelayananitusendiri. Dalamhaliniapabilasalahsatuunsurpelayananmahalbiayanya,

sertakualitasnyarendahataulamanyawaktupengurusanizinmakaakanmerus akcitrapelayanan di Kantor BadanPelayanandanPerizinanTerpadu Kota Bandung (BPPT-BOSS Kota Bandung).

9. Kenyamanandalammemperolehpelayananizin,

kejelasaninformasitentangpelayanan yang diberikan, perlindunganterhadapdampakhasilpelayananizinadalahindikatorsistempe layanan yang menentukankualitaspelayananpublik.

10. PeranPemerintahsebagairegulasiperludioptimalkanlagi agar tidakadapihak yang dirugikandandisalahkan.

(25)
(26)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek.Jakarta:P.T.Rineka Cipta.

Badan Pusat Statistik Kota Bandung. (2009). Data Kunjungan Wisatawan ke Kota

Bandung 2009. Katalog BPS 2009.

Badan Pusat Statistik Kota Bandung. (2010). Data Kunjungan Wisatawan ke Kota

Bandung 2010. Katalog BPS 2010.

Badan Pusat Statistik Kota Bandung. (2011). Data Kunjungan Wisatawan ke Kota

Bandung 2011. Katalog BPS 2011.

Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung. (2010). Buku Panduan

Pelayanan Perizinan pada Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung 2010. Katalog BPPT 2010.

BPPT Kota Bandung. (2011), Syarat, Prosedur, Waktu, dan Biaya Perizinan. Bandung.

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung. (2012). Rekapitulasi dan

Daftar Nama Potensi Hotel di Kota Bandung 2012.

Marpaung.Happy. (2002). Pengantar Kepariwisataan. Bandung: Alfabeta.

Purnama, Ridwan. (2010). Aspek Hukum Dalam Bisnis, Bandung: Pustaka Pribadi.

Pitana, I.G. (2009). Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta: CV. Andi Offset.

(27)

Pitana. I Gde, Surya Diarta, I Ketut (2009). Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta: Andi.

Pendit, Nyoman, S. (2003). Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta: PT. Pradnya Paramita.

Sastrayuda, Gumelar. (2006). Pembangunan Kepariwisataan pada Era Otonomi

Daerah di Jawa Barat. Bandung: Jurnal Manajemen Resort dan Leisure.

Sastrayuda, Gumelar. (2010). Strategi Pengelolaan dan Pengembangan Resort

and Leisure. Bandung: MRL, UPI.

Saefudin Noer, Asep. (2009). Handout Kuliah Manajemen Akomodasi. Bandung: MRL, Universitas Pendidikan Indonesia.

Saefudin Noer, Asep (2009). Handout Kuliah Hukum Bisnis Pariwisata. Bandung: MRL, Universitas Pendidikan Indonesia.

Sugiono, (2006). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 tahun 2009 Tentang

Kepariwisataan.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2007). Pedoman Penulisan karya Ilmiah. Bandung: Universitas pendidikan Indonesia.

Peraturan Daerah Kota Bandung No. 10 Tahun 2004 Tentang Penyelenggaraan

Kepariwisataan.

Peraturan Daerah Kota Bandung No. 02 Tahun 2002 tentang Pembentukan dan

Susunan Unit pelayanan Satu Atap Kota Bandung.

(28)

Website:

http://regionalinvestment.com/sipid/id/displayprofil.php?ia=3273 www.bandungtourism.com

http://id.Wikipedia.org/wiki_publik www.bandung.go.id

www.indotravelers.com

Gambar

Tabel 1.2 Data Jumlah Hotel di Kota Bandung
Gambar 3.1 Peta Kota Bandung
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian setelah pelaksanaan kegiatan bermain sosiodrama peran pedagang untuk melatih mengembangkan kecerdasan sosial emosional anak dengan tema pekerjaan sub tema

Gereja Santo Aloysius Gonzaga Mlati W bumi, bertekuk lutut menghormati Yesus, dan supaya semua orang mengakui: Yesus Kristus adalah Tuhan, untuk memuliakan Allah

Perhitungan dilakukan pada citra hitam putih hasil terakhir dari pemrosesan awal. Tahap perhitungan diawali dengan proses penlabelan dari setiap objek yang terdapat

Setelah pengujan aplikasi dan pengujian dilakukan, dapat dilihat bahwa aplikasi game edukasi “Fire Safety” dapat meningkatkan pengetahuan anak tentang cara

MENINGKATKAN KECERDASAN INTERPERSONAL ANAK USIA DINI MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE BAMBOO DANCING.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

PEMILIKAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAU HUNIAN OLEH ORANG ASING.. YANG BERKEDUDUKAN

MENINGKATKAN KECERDASAN INTERPERSONAL ANAK USIA DINI MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE BAMBOO DANCING.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

bersama – sama (simultan) variabel insentif dan jaminan sosial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap produktivitas kerja pada perusahaan