~ NI PUTU RIYANI KARTIKA SARI
I I . I
TE.
G 1JEHU' TFRH.\D.\P AKTA OTE'\T11\. ttl l I P ' IBLKTI \. P D,\PERK.\RAPERDAT:\~ ANAK AGUNG ISTRI ARI ATU DEWI, ANAK AGUNG KETUT SUKRANATHA, I GUST. AYU PUTRI KARTIKA, GUSTI AYU KADE KOMALASARI
PfR..\'" SERTAORGA\!ISASI PFto.lHERDAYAAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
(PI\. K I DA LA M t:f'A'YA PEN(TCIAH AN DAl\ PENANGANAN D1NI KORBAN KEK ERASA]\; ~ BENYAMIN TUNGGA
SI'\ERGIT.\S PRI:"SIPBIIlNEKATUNGGAL IKA DENGAN PRINSIP PLL'R.-\U ~~ H Kt M
~ SUKAWATI LANANG PUTRA PERBAWA
TLL R.E 1: I' ~019 (PROBLEM DAN SOLlJSIN'r"A) ~ I NYOMAN PRABU BUANA RUMIARTHA
P LIT II' HLKl'\1 :\CiRARIA PADA TANAH ULAYAT ~ DeWA GDE RUDY
FL\,GSI HUKU~I PARIWIS:\TADALAM PEMBfRDAYAAN USAHA ;"llKRO KECIL DAN ivlENENGAH
~ RIKY SEMB.RING
I\. EADI LAN f';\ ICASILADALAi'I,1 PERSEPEKTIFTEORI KEADILAN ARISTOT-L -S ~ ANAK AGUNG SAGUNG NGURAH INDRADEWI
KEDUDUI\.AN OTORITAS .IASA KE ANGAN PADA PERes HA. , 10DAL VENTURA ASING
ACTUAL
JUSTICE
JUR. AL ILMU IL1VIJAH l\1AGI.STER IL ru HUKUl\1
UNrVERSITAS GURAHRt.\1
Penangoung Ja\\ab
Dr. Luh Nib \VlnarnLSJI ..MH
Ketun
Dr. Cokorde Istri DiaD Laksmi Dcwi,SH .. M 1
Sekretaris
Dr. Ida Ayu
Putu Sri Widnyani,S.Sos .. MAP
Bcndahara
Nyoman
Diah tari Dewi,A.Par..MAP
Dewan Rcdaksi
Dr. Drs. Nyoman Sura Adi Tanaya.M.Si
Dr. Drs. Anak Agung Gedc Raka.M.Si
Redaksi Pelaksanaan
Dr. Benyamin TUllgga,SlLMH
Dr.
Karyoto.SH.,MH
I \Vayan Putu Sucana Aryana.SE.SH.,MH
I Made Artana,SH..
H
Administrasi
d~lnSir'kulasi
. Ii
Made Krusita Dewi.SE
li Kadek overayal1l
Christian Alfi
Raysnanda
PUlu
Gede Rizky Radilya Librav\,'an
Alamat Redaksi
Jalan KrtlllpUS
Universitas
1'gurah Rai
Penatih Denpasar, Telp : (0361) 4713030
Email: pascasmjanaunr@gmailcol1l
Redaksi ""merima !iIllllbangan karangan ilmiah, penlllatan sUallt
karangan illlliah tidak berarti redaksi menyetllju; is;nya,
karangan yang /idak dim"at akan dikemba/ikan, jika (lilengkapi
VISI DAN MISI PROGRAM STUDI MAG.ISTER
O.JJ'1U
BUKUM
Visi Program Studi Magistt'r lImu Hukum Pcrnyataan Visi
""Mcnghasilkan lulusan sebagai ahli hukum berkualitas, yang mampll menyeksaikan kaSllS hllkum
in concrete sesllai porkembangan masyarakal, berlalld<lsbn Tri 11 ita Karalla dan mcnjadi rujllkan di
kawasan Indonesia Timur pada tahun 2030".
Menghasilkan Lulusan Scbagai Ahli Hukum BcrkualHas
Kemajllan snalu bangsa sangat ditentukC:lll oleh kualil.as sllmb<.;r daya manusianya. Scbagaj institusi pendidikan tinggi, program Studi Magister I1mu IIllkum UNR berkeinginan untllk menghasilkan sarjana strate 2 yang ahli dalam bidang huklll11 dan sujana, Smjana yang sujana merupakan reprcsentasi sumber daya manusia unggul yang memiliki kemmllpuan intelektual dalam bidang ilmunya khusllsuya bidang ilmu hukum, kompetensi dalam menangani kaSllskasus hukllm, dan berkepribadjan yang berlandaskao Tri Hita Karana. Scbagai Program Studi lLl1llJ Hukum yang barns bersaing di kawasan Indonesia Timur, rnaka hanls merniliki kelebihan dibandingkan dengan program swdi yang sama. Kelebihan yang ingin diwujudkao Program Stlldi Magister limu HUh.llm Universitas Ngurah Rai mencakupJ13Ihal berikut ini :
a, Pembelajaran dilksanakan berbasis teknologi infonnasi, baik pembelajaran tatap muka mauplln pembelajaran secara on-line.
b. Melakukan penelitian dalam inovasi pembelajaran melalui kerja sama dan/atau mandiri.
c. Melakukan adaptasi teknologi dalam pembelajaran dan praktek hokum yang diaangap layak dikembangkan di Indonesia Timur.
Mampu Menyelesaikan Kasus [IQkum In Concrete
Mendapatkan keadilan bagi masyarakat merllpakan dambaan setiap orang. Sebagai instltllsi pendidikan tinggi, alumni Magister llmu Hllkulll Universitas Ngurah Rai bams mampu menyelesaikan kasus hukum dengan peraturan hukurn yang bedakl1 seperti yang telah ditetapkan oleh pengadilan dalam menyelesaikan kasuskasus hukurn di masyarakat. Yang lebih penting lagi adalah mampll mengkaji terhadap kasus hukllm yang telah diterapkan dan yang belum diterapkan llntuk kepentingan penegak hokum, sehingga nantinya mampll menllmbuhkan rasa keadilan di masyarakat.
Berdasarkan Tri Hita Karana
Pengimplementasian landasan Tri Hita Karana dalam pengelolaan diharapkan dapat menjadikan Magister IlmlllIukum niversitas Ngurah Rai sebagai program stlldi llnggul yang dicirikan oleh hal-hal berikllt ini :
a, Sebagai perguruan tinggi yang memiliki daya saing (compefififiveness) yang tinggi scrta didukung oleh kepercayaan publik secara luas;
b. Mcoghasilkao prodnkproduk ilmiah dan pengabdian masyarakat yang gayllt dcngan nilainilai budaya lokal dan nasional yang dapat membangun hannoni sosiaL
c. Sebagai Program Studi yang dikelola secara modern dengan memperkuat nilainilai budaya dan membangun rasa memiliki (sense a/belonging) antar dan intra sivitas akademika yang didukung masyarakat secara luas, seperti : membangun semangat ngayab, menyama braya dan membanglln cinta lingkungan sebingga terwujud keharmonisan hubungan dengan Tuhan, sesame manusia dan dengan alam tingkungan, untuk membanglln rasa memiliki.
d. Terpola ikatan sosiokultllral yang kokoh dengan stakeholder yang dibuktikan dengan ams komunikasi yang sehat dan terbuka.
DAFTAR lSI
AKlBAT HUKUMTENGENBEWl./STERHADAP AKTA OTENTLK DALArvI HUKUM PEMBUKTIAN PADA PERKA.RA PERDATA
t\i PUlu Riyani Karlik<! Sari 11\
rERAN SERTA ORGANISASI PEJ\1BERDAYAAl' KJ:SL1AlnERA.\!\ KELLARGA (PKK) [)ALAM 'PAYA PFNCEGAIlA, DA PENANGA!\AN DINI
KORBAN KEKERASAN
Anak Agung btri Ali Atll Dewi, Anak Agung Kclut SIlkJ"auatha,
I Gustl Ayu Putri Kartika, (JUst! Ayll Kade Komalasali 923 SIl\ERGlTAS PRINSIP I3HlNEKA TUNGG.l\L. IK.\ DENGAJ": PRll\SII'
PLURALIS\JE HUKUlvl
Bellyamin Ttlngga 2430
P :MILU SERE ITAK 2019 (Prohkm dan Solusinya)
Sllkawati Lanang Pmra Pcrbawa " \ 136
POLITfK IIUKU1\·r A(JRA..RIA PAD. I J\ y()Ill<lll Prabu Sunna Rumiarlha
TANA.H ULAYAT
3743 FUNGSr IftKUl'vl PARIWISATA DALAM P
IvllKRO KFelL DA J MENTJ\CJAH
Dc\va Gde Rudy
MBERDA'{Al\N USAllA
4452 KEADILAN PANCASILA DALAM PERSEPI:KTIF TEOR! KEADILA.N ARlSTOTELES
Riky Selllbmng "... . . "... 3()O KEDUDUKAN OTORITAS JASA KEUAJ\GAN PADA PERUSAHAA.
Y10DAL VENTURA AS]]\G
AJlak Agung Sagul1g Nguf:lh Illdradewi " " () 17] PEMBERATAS.A,.}\ KEJAliATAN rNTERNAS1()NAL I3ERDASARKAN ML:TUAL
LEGAL ASSiSTANCE 'm.fATfES 1)..1LATS)
I 'yolllan Sindbu Gautama 7'2-77
Jurnal Aklual Justice Volume 4 No.1 Mei 2019 ISSN : 2541-6502
FUNGSL
HUKUlVI
PARIWlSATA DALALVI PEI\1BERDAYAAN lJSAHA
MlKRO KECIL DAN l\'fENENGAH
Olch:
Dewa Gde Rudy
Do en fakultas Hukum Universitas Udayana dewarudy 1959@gmail.cotn
Abstmk
Usaha Mikro Keei! dan Mencngah (UMK 1) mempunyai peran yang sangat strategis dalam pembangunan nasional. khusu:mya pcmbangllnan dibidang pariwisala. Fakta menllnjukkan kegiatan usaha yang dijalankan UMKM seringkali kalah bersaing dengan usaha bcsar yang dalam berbagai sisi kedudukannya lebih kual. Terkait d~ngan itu. pemberdayaall UMKM dibidang llsaha pariwisata menjadi hal yang sangat penting untuk dilakllkan.
Pembahasan dan penelitian dalam tulisan ini difokuskao pada dua hal Pertama: bagaimana real itas dan pembcrdayaan UMKM dibidang usaha pariwisata. Kedua . bagaimana fungsi hukum lJariwisata dalam rangka pemberdayaan MKM. Dalam tulisan illi diperglluakan metode pcnelitian bukum lIormatif, yaitu peoclitian bukum kepustakaao d 'ngan mempergllnakan penJekalan pcrllndangundangan (statue approach) dan peodekalan konsep (conceptual approach).
llasil penelitian menl1lljllkkan bahwa realitas UMKM dibidang usaha pariwisata masih dalam posisi tcrmarginalkan dan masih terbatas aksesnya dibidang modal, inforJllasi usaha, pemasaran, dan kesempatall berusaha yang merupakan komponen penting dalam pe,nyelenggaraan kegiataullsaha. Fuugsi hukum pari\.visata dalam konlcks pembenlayaan UMKM adalah Illcnjamin kcpastian pcrlindungan UMKM. sehillgga UMKM mendapatkan berbagai akses terkait lIsaha yang dijalankan untuk dapat berkembang dan bersaing dengan usaha besar.
Kata Kunci : Fungsi Hu!uml. PariHiisata, Pemherdayaall Usaha Mikro Kecil dan Menengah.
Abstract
Micro. Small and MediulII Enterprises (UMKlvf) have a vel)' strategic role in national development. especially de'Felopment in thelield ojtourism. The/act is that business activities carried out by UMKlv[ a/ten fail to compete 'with large businesses which are in a stronger positioll. Related to that, empowering UMKM
in the field oltourism business is a v(1)' important thing to do.
The discussion and research in this paper are jocused on two things. First: how is the reality and empowerment ojl.J'}vfK\;f in the/ield o/tourism business. Second: what is thejimction oftourism law in order to empower UAtfK1Vf In this papel: the normative legal research method is used. name~\' librw)' legal research using a legislation approach ( tatuI! approachj and concep/llal approach (conceptual approach).
The results of the sTudv s17o'l1.; ,hm the reality of UMKlvl in the .field
of
tourism busine.ss is stil! in a marginalized position and slill has limited access to capital. business in/o1'11'10'iOIl. marketing. and businessopportunities 'fvhich are importCint components in conducting business (lctivities. The legal junction of tourism in the crmte...t ofempowering Ulv[Ki\I is ensuring certainty ofthe protection ofUMK}v[, so that UAf1..."M get various accesses related to businesses th'll are rim to be able to develop and compet' with large businesses.
Keywords' I,egal Function, Tourism. Empowerment o/Micl'O. Smal! and Atfedium EnteJprises.
[)~wa Gd"' Rlldj' Fungsl Ilukum PUlA' D31 m f>~1 Ida) an U,ahil :Ilho Kedl dnn M Ilcn'\gah
I. PE 'DAHULli. 1\
Pariwisata merupakan. salah satll andalan dalam perolehan devisa b3g1 pembangunan baik nasional maupun daerah. 1 Pal'lWlsata
merupakan salah satu potensi yang c111111ggulkan llotuk meningkatkan keseJahteaan masyarakat.2 Hal toi sejalan dengan fungsi kepariwisataan scbagaimaoa tecalltUIl1 dalam Pasal 3 Uodang-undang No. 10 Tahun 2009 ten tang Kepariwisataan. yaitu berfungsi untuk meningkatkan pendapatan negara guna mewujudkan kesejahteraan rakyat.
Apabila ditinjau dari segi ekonmoi, sektor pariwisata telah diakui memberikan kontribusi bempa pendapatan terhadap negara dan mampu menunjang pertumbuhan dibidang ckonomi. Tidak dapat dipungkiri sektor pariwisata samrai saat ini masih diharapkan sebagai penghasil devisa yang andal untllk membangun perekonomian Indonesia.
Kepariwisataan nasional yang bertumpll pada masyarakat sebagai kekuatan dasar, menjadikan kcpariwisataan bertumpu pula pada scmua aspek kehidllpan masyarakat, yaitu ideologi politik, ekonomi, sosial budaya, dan Hankam.3
Kepariwisataan mampu membanglln semua aspek kehidupan bangsa, dan pariwisata akan turut mampll membangun ketahanan ckonomi, yaitu kondisi perekonomian bangsa yang berlandaskan ekonomi kerakyatan yang mengandung kemampuan memelihara stabilitas ekonomi, kemampllan daya saing yang tinggi dan mewujudkan kemakmuran rakyat yang adil dan makmur.4
Dengan demikian, kepari wisataan merupakan faktor potensial dalam usaha pembangunan nasional mcnyeluruh dan merata. Keberhasilan sektor wisata itu akan
membe-rikan manfaat yang luas pengaruhnya bagi
pertumbuhan ekonomi. p01itik. sosial budaya scrta penal1anan dan keamanan nasional. Hal ini tercermjn dalam pemerataan pembangul1an pariwjsata.
Dampak pariwis8ta tidak darat dipungkiri rnentbawa man faa t posi ti f bagi pertumbuha n dan pcrkcmbangan dibidang ekonomi. Paling tidak ada bcberapa dampak positif pariwisata bagi pcrkembangan dibidang ckonomi, anlara
Lain:
1. Memperluas dan memberikan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha bagi masyarakat dalam bidang usaha pariwisata. 2. Meningkatkan ekspor dan perdagangan barangbarang kerajinan dan souvenir asli. 3. Turnbuh dan berkembangnya produksi barang kerajinan seni dari kalangan masyarakat.
4. Mcningkatnya daya bcli masyarakat, scbagai salah satu pertanda babwa masyarakat bisa hidup lebih baik.
Pariwisata adalah alat untuk mencapai tujuan kesejahteraan rakyal. Pariwisata bukao tujuan atau terminal terakhir dari pembanglluan. Jumlah wisatawan yang datang, tingkat hUllian hotel, lama tinggal wisata\van bukan lujuan dan keberhasilan pembangunan pariwisata. Tujuan akhirnya adalah peningkatan kesejahteraan rakyat. '
Walallpul1 pernrnbuhan ekonomi tinggi, namunjika tidak ada langkablangkah strategis dan spesifik yang mengatur dan membuat hubungan aotara pariwisata dengan rakyat keeil yang miskin, termasuk usaha keei!' maka pertumbuhan ckonomi tidak ada artinya bagi orang miskin/orang keeil dan hanya meoglllltungkan beberapa geJintir orang yang sudah kaya.6
Mcskipun pertumbuhan ekonomi cukup tinggi, tidak ada arlinya apabila tidak mampll membuat pemerataan, yang artinya bagaimana
1 Made Metu Dahana, 2012, Perfindllngan Hllkllm dun Keamanan Terhadap Wisatawan. Paramita.
Surabaya, h.1 .
1 Ibid.
) Muljadi, A.J., Kepariwisalaan dan Pel)alanan PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, b.3 7.
4 Ibid. h. 3738.
; . lyoman Sutjipta. 2005. Pariwisata Revolllsi di PI/lall Dewala, Universitas Udayana, Denpasar, h. 63.
~ Ibid.
Jurnal Aktual Justice Volume 4 No.1 Mei 2019
pertumbuhan dan kemaj uan ekonomi dapat dinikmati manfaatnya secara merata oleh sernlla lapisan masyarakat, baik oleh usaha besar maupun llsaha yang masuk katagori Usaha Mikro Keeil dan MC1Pngah (liMKMl. lJMK 1 merllpakan fenomena barn dimana eksistensinya dalam perekonomian Indonesia menjadi isu penting sebagai pilar ekonomi disamping BlJM.c , Badan Usaha S\vasta. dan benluk badan usaha laiunya. Namull kenyaraannya, keberad<lan U MKM kllrang mendapat perhatian yaIlg maksimal dari pemerintah bahkan kelompok usaha ini masih terpinggirkan dalarn silllasi kerasnya menghadapl persaingan bisnis domestik maupun intemasional,
Kajian empiris mcnunjukkan bahwa pembangunan pari\visata yang. mengallut paradigma pertumbuhan dengan trickle down
effect-nyu ridak heljalan seperti itu. Pariwisata
dituduh sebagai neokapitalisme yang hanya mengeksploitasi masyarakat lokal, semel1tara manfaat pembangunan pariwisata sebagian tcrscdot kcluar dinikmati olch kaUIll kapltalis. Kesenjangan pendapatan dan kesejahtcraan antar lapisan masyarakat semakin besar. Masyarakat loka] termasuk kelompok usaha mikro dan kecil tennarginalkan ditengah arus kemajuan pariwisata yang ada.'
II. RUMUSAN J\fASALAH
l. Bagaimana meugenai rcalitas dan pcmbcrdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (OtvfKM) dibidang usaha pariwisata ?
2. Bagaimana fllngsi hukuill padwisata dalam pembcrdayaan Usaha Mikro Keeil dan Menengah (UMKM) ?
ISSN: 2541·6502
III. PEMBAHASAN
1. Realitas dan Pemberdayaan UMKiVJ Dibidang US.lha Pariwisata
Rcalilasnya usaha dihldang pari\viata yang dijalank_an oleh UMKM seringkali kalah bersaing dengan llsaha besar yang bermodal kuat. Akses terhadap modal bagi UMKM sangat terbatas. Berbagai jenis llsaha yang dijalankan dan tenaga masyarakat setempat pada umumnya masih berupa usaha mikro, kedl, dan menengah dan tingkatan kerja menengab kebawah. yang seringkali masih banyak kendala ulltuk bisa berkembang, terutama kenda la dari segi permodalan.
Menyikapi hal tersebut, tentunya diharapkan pemerintah dan Pemerintah Daerah untuk lebih besar lagi menarub perhatian unluk melakukan pemberdayaan tcrhadap UMK f baik melalui pengualan modal, pcningkatan keterampilan kerja (skill), pember ian perlindungan (protection), maupun perluasan berbagai akscs, baik akscs informasi maupun akses pasar, masih sangat dibutllhkan.
Usaha mikro, kee·il dan menengah (UMKM) mempllnyai peran yang strategis dalam pembangunan ekooomi nasional, olch karena selain berperan dalam pertum buhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja juga berperan dalam pendistribusian hasilhasil pembaogunan. •
Krisis ekonomi yang terjadi bebcrapa \Vaktu yang lalu. dimana banyak usaha besar yang stagnasi dan bahkan bcrhenti aktivitasnya, sektor UMKM terbukti lebih tangguh dalam menghadapi Iaisis tersebut. Oleh karena iru, pemberdayaan UMKM perlu dilakukan oleh pemerintah agar UMKM dapat Icbib berkembaog dan kompetitif bersama pelaku ekonomi lainoya.9
J I Gedc Pitana, 2002, Apresiasi Krilis Tcrhadap Kepariwisataan Bali, PT. The Works, Dcnpasar, h, 101,
~ I Wayan Wcncgama, Peranan Uwha Keei! dan k/enengah Dalam Penyerapan Tenaga Kelja dan
Tingkm PendapmQn Ma.l'yarakal lv/iskin di Kecamalan Abiansemal Kabupalen Badllng, Buletin Studi Ekonomi, Vol. 18 No.1 Pebruari 2013,
qibid.
Dc'\\';\ Gde Rudy
Dari paparan sebaga imana d·jki~311ukJ:ll ..::.:: ala .. begLtu bcsar peran
dan
~pertllmbuhan dan perkcmbangar di ekonomi. Keburuban [erhadap ~n.:>_e
rill ekonomi bcrasaJ dari . . laID I ll. U fKM juga ban yak men. erap ena~a k.:rja dan karenanya dapa! menekan angka pellggangurall dan kemi kinan.
Fakta menunjukkan babwa b::sempatan kerja yang diciplakan oleh 'dompok UMKM jauh [ebih banyak dibandingkan dengan lenaga kerja yang bisa diserap oleb usaba besar. Karena ilu. kelompok MKM ini diharapkan bisa terus berperan optimal daJam upaya menangulangi pel1gauggurall yang jumlahnya cenderung meningkat seliap tahunnya. Dcngan banyak menyerap tenaga kerja berarti UMKM yang bergcrak di bidang usaha pariwisata mempunyai peran strategis dalam upaya Pemerinlali Daerab memerangi kcmiskinan di daerah.
Selain ilu, keoyataao menunjukkan bahwa sebagian bcsar UMKM di Indonesia berada di pcdesaan, seperti UMKM yang bergerak di bidang bisnis pariwisata. Dialltara mereka ada yang menjadi pedagang acung, pedagang di obyekobyek wisata, para pengerajin atan seniman yang rnenggelar dagangannya di pasarpasar seni yang khusus disediakan untuk ilU, dan kegiatan usaha lainnya.
Kelompok UMKM yang berada di pedesaan llli dapa! menjadi motor penggerak pembangunan dan pertumbuhan ekonomi pedesaan, sclain mcngurangi kesenjangan pembangunan antara perkotaan dan pedesaan. UMKM di pedesaan bisa berperan sebagai pendorong diversifJkasi kegiatan ekonomi diluar sektor pertanian. Hal ini sangat penting mengingat kapasitas peoyerapan tenaga kerja dari sektor pertanian semakin kecil karena lahan pertanian semakin sempit akibat pengaruh perkembangan pariwisata.
UMKM merupakan kekuatan ekonomi kerakyatan. secara umum usaha kecil memiliki karakteristik sebagai usaha yang tergolong
e anomi l~mah. balk dari aspek : pcngetahuan. terampilalL teknologi yang digunakan.
p~rmodalan. p~masaran, promosi, dan juga
kcrjasama masih n:ndah. Kelompok llsalla ini ;;lllil bcrsaing dongan pcrusahaan raksasa. Olcll karcna illl usaha kccil perlu diberdayakan lllltuk mampu beorsaing dati mandiri .10
Tidak terkeCllali UMKJv! yang bergerak dibidang usaha pariwisata, scringkali keslllitan ulltllk mendapatkall berbagai akses te.rutama a kses modal dari perba n ka n dan Iembaga keuangan lainnya. Biasanya mereka dihadapkan pada persyaratan jaminan atau agunan sebagai kendala utamanya. Pemberdayaan bisa dilakukan dengan memfokuskan pada segi
economic empmverment (pem berdayaan ekonomi) dengan focus pcrhatian kepada Clkses terhadap modal dan sumbcr daya"II
KUS11lnahadi mcnyebutkan bahwa suatl! program pembangullan dapat dikatakan sebagai suatu proses pcmberdayaan hila mengandung salah satll clemen yaitu pengembangan kapasitas masyarakat untuk mempunyai akscs yang !cbill baik tcrbadap berbagai sumbcr daya. 12
Tujuan pembangunan pariwisata Indonesia, sebagiamana diamandemenkan dalam Undang-Undang NomoI' 10 tahun 2009 tcntang Kepariwisalaan tidak saja bersifat ekonomi tetapi juga memiliki dimensi memajukan kebudayaan, mengangkat citra bangsa, memupuk rasa cinta tanal1 air, memperkokoh jati diri bangsa, mempererat hubungan an tar-bangsa, serta meleslarikan alam lingkllngan dan kebudayaan (pa~al 4). Sejalan dengan hal ini, pembangunan pariwisata Indonesia sangat mementingkan prinsip pemberdayaan masyarakat sctempat, dan memberi manfaal untuk kescj ahteraan rakyat (pasal 5).
Pemberdayaan masyarakat (komtlnitas setempat) yang berada di destinasi melalui kegiatan usaba kepariwisataan merupakan salah satu model pembangunan yang sedang mendapatkan banyak perhatian dari berbagai kalangan dan akan menjadi agenda penting
10 Oos M. Anwas, 20'13, Pemberdavoon l'v/asvarakal di Era Global, Alfabcta, Bandllng, h. l24.
Ii I Nyoman Danna Putra dan
r
Gede Pitana. 2011, Pemberdayaan dan Hiperdemokrasi Dalam Pembangunan Pariwisata, Pustaka Larasan. Denpasar. h. 5.11 Ibid.
Jurnal Aktual Justice Volume 4 No.1 Mei 2019 ISSN : 2541-6502
dalam proses pembangnnan kepariwisataan ke depan. 1.l
Pembcrdayaan masyarakat menurut bcbcnlpa ahli telah dimcngerti sebagai SlIatu proses yang tidak saja hanya mcngembangkan potensi ekonomi masyarakat yang sedang tidak berdaya, namun demikian juga harus berupaya dapat mcningkatkan harkat dalt martabat, rasa percaya diri dan harga dirinya. serta terpeliharanya tatanan lli lai budaya setempat.l~
2. Fun gsi H u kum Pariwisata Data III Pemberdayaao UMKM
Aktivitas pariwisata sangat membutuhkan adanya instrument hukllm yang nantinya berfllt1gsi lIntuk mengatur aktivitas tcrsebllt, sehingga tercipta adanya ket.ertiban dan keteraturan dalam masyarakat. Komponcn wisata seperti wisalawan. pcmerintah, in 'estor dan masyarakat dalam aktivitasnya berpedoman pada Hukum Pariwisata.
Hu.b..'"Um pari'""isata adalah perangkat kaedah dan azasazas yang mengatur tcntang pem-binaan dan pcnye1enggaraan kcpariwisataan, baik yang menyangkut obyek dan daya tarik wisata, usaha pariwisata peran serta masyarakat, dan pembinaannya.l.\
Mencermati kompleksitas perdagangan jasa pariwisala. maka Hlikum Pariwisata mencakup kajian berbagai bidang hukum seperti; Hukum Perdagangan, Hukum Bisnis, Hukum Investasi. Hukum Pertaoahan, Hukum Kctenagakerjaan, Hukum Imigrasi, Hukum Lingkungall. Hukllm Administra i Negara, Hukum Perusahaan, dan bidangbidang hllkulD lainnya.l~
Eksistensi dari Hllkum Pariwisata dira-sakan semakin penting perannya bila dikaitkan dengan liberalisasi jasa pariwisata dalam kOHtek
persetujllan GATSWTO. Seperti dikell1l1kakan oleh IGN. Parikesit Widiatedja bahwa salah satu strategi jangka pendek yang mendesak perlll disiapkan dalam pcrdagangan j<
'a
pariwisata adalah pcmbuatan kaedah Hukum PariwlsataI)
Keberadaan kaedah hukum tersendiri (sui gel/(!/'is) yang integral, komprcbcnsif dan Ielah memuat transfonnasi Persctujuall GATS, I1lcnjadi titik awal (s(arrillgpoint) yang sangat menentukan sistcm manajemen dan tata kelola pariwisata pada tahaptahap selanjutnya, Proses yang harus melibatkan perao selllrllh pemangku kepentingan ini tidak dapat clile-paskan dati upaya mempertahankan peranan dan kedudukan pariwisats sebagai salah saw mlang punggung perekonomian Lndonesia.
Ditinjau dari pendekatan kedalam (inwQrd
looking), kaedah Hllkum Pariwisata tersebm
harus mampu memdihara dan melindungl kekayaan alam dan buclaya sebagai asset pari,visata yang telah menjadi ciri khas dan identitas Indonesia selama ini.l~ Ditinjau dari pendekatan keluar (oll(w"ard looking), kacdah hukllm tersebut hams pula mencegah proses imemasionalisasi dan komersialisasi pariwisata secara berlebihan sebagal imbas berlaknnya libcralisasi j asa. IO
Dengan memperhatikan keunggulao komperatif Pariwisata Indonesia yang terletak pada eksistensi budaya dan anugerah kekayaan alam, maka dalam rangka pelestaria11nya. keberadaan kaedah huku11l tertulis yang tegas, dan mengatur aktivitas usaha pariwisata dengan tetap mempriorilaSkan keunikan dan sumber daya pariwisata, menjadi salah satu kuncinya. Strategi ini lalu dielaborasi melalui;20
1) Pembuatan kaidah hukum yang mampu mempersatukan keunikan dan kcragaman
11 Bambang SUnaly'O, 2013. Kebijakan Pembangunan Desrinasi Pariwisala Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, Gava Media, Yogyakarta, h. 215.
II Ibid.
I j I Putu Gelgel, 2006, Hukul1t Pariwisala SUtl/u Penganwr, Widya Dharma, U HI, Deupasar, h. 22.
16 Ibid
17 ION. Parikesit Widiatedja, 2011 Kebijakan Liberalisasi Pariwisata Kuntruksi Kunsep Rabam /'vfasalah d(m A!rernal!lSo!usi. Udayalla University Press, Dcnpasar, h. 138.
I~ Ibid. 19 Ibid. ,0 Ibid. h. 139
D~wa Gd Rudv FungSl Hu um Pan\\lS3 ~ I)alam Pemb',da,acm usaha MikTO Kcci.l dilll "kncllagah
daerah,
~ertamamp\.\ n'\eme,['d.ta\<..an
pengembangan llsaha pamvisata banl, baik antar daerah atau al1tar provinsi. sekaligus memberikau am bang batas tertcntu apabila tclah mclampaui litikjcnuh;2) Pembuatal1 kaidah hukum yang mewajibkan para pelaku usaha pariwisata 1l1omprioritaskan dan mclcstarikan kcunikan budaya serta alam yang dimiliki daerah, sekaligus mengikutsertakan peran masyarakat lokal sekitar,
3) Pembualan kaidah hukum yang menetapkan daerah kOllscrvasi alam seperti pamai sllngai. danau. dan hulan. sena warisan blldaya. Nantinya, kaidah huklll11 ini sekaligus pula membatasi kecenderungan alih fungsi lahan produktifmenjadi kawasan aktivitas bisnis yang menyalahj tata letak dan tata ruang di suatu daerah;
4) Pembuatan kaidah hukum yang mensyaratkan adanya even pari wi sata semacam festival pariwisata dcngan mengedepankan atraksiatraksi budaya yang dimiliki, dan melibatkan pula masyarakat internasional sebagai media promosl;
5) Pembuatan kaedab hukum yang memberikan porsi perbatian lebih kepada keberadaan museum. Kita harus menyadari bahwa museum merupakan etalase budaya yang mengabadikan suatu temp at at au paristiwa bcrsejarah tradisi baraogbarang warisan bodaya dan kesenian daerah. Suatu faktor yang seringkali terlewatkan selama ini'
6) Pembuatan kaidah hukum yang mengakomodasi peran rohaniawan dalam menjaga keaslian dan keunikan pariwisata kila sekal igus mcoghindari tereduksinya kesucian kawasankawasan suci akibat akses Iiberalisasi jasa pariwisata'
7) Pembuatan kaidah hukum yang mengikutsertakan peran aktif masyarakat sebagai manifestasi diplomasi total yang menanfaatkan segenap lini kekuatan pariwisata yang kita miliki.
Se\a\\'\
\\\l,
'o\\a
(.\\\\u\)ungk(\\,\ aengan
penyeJengaraan kepari"",'isataan dl era global! 'asi ini dengan segcla dampaknya, maka pembuatan kaedah ] lukum Pariwisata harus dapal memberi pelu3ng bagi lumbuh dan berkcmbangnya ekollol11i kerakyatall yang pada lloumnya di.ialankan oleh LJMKM. Kelompok UMKM ini melalui ketclltuao hukulll yang ada perlu diberikan peluang guna mcmpcroleh bcrbagai akses, baik akses modal maupun akses menjalankan aktivitas usahanya.
Berkaitan dengan penyeJenggaraan kegiatan llsaha dibidang pariwisata melalui perangkat Hukum Pari'wisata, pemerintah perill memberi dorongan agar kegiatan usaha pariwisata dapat memberi peluang dalam pernberdayaan ekotlomi k~rak.·atan. Ji, a ekonomi kerakyatan tidak diberi peluang dan kurang diberdayakan. maka ia akall terglla-karcna k< lall bersaing den-gan k an-kekuatan ekonomi globaL
Undang-Undang . omor 10 Tahun 2009 Tcntang Kaparivvisataan scbagai Hukum Kcpariwisataan mcnunjukkan kcbcrpihakannya terhadap pengembangan UMKM. Ketentuan Pasal 17 Undang-Undang ~ ornor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan I11cngalur tentang kewajiban pernerintah untuk I11cogembangkan dan mdindungi UMKM dan koperasi dalam bidang usaha pariwisata dengan membuat kebijakan pencadangan usaha pariwisata untuk UMKM dan koperasi dan memfasilitasi kemitraan UMKM dcngan usaha skala besar.21
Selcngkapnya ketentuan Pasal 17 dimaksud adalah scbagai berikut;
Pemerintah dan Pemcrintah Daerah wajib mengembangkan daumelindnngi tLsaha mikro, keeil, mencngah dan kopcrasi dalam bidang usaha pariwisata dengan cara;
a) Metnbuat kebijakan pencadangan usaha pariwisata untuk usaba rnikro, keciL menengah dan koperasi, dan
b) Memfasilitasi kemitraan usaba mikro kecll, menengab dan koperasi dengan llsaha skala besar.
~l Violetta Simatupang, 2009. Penganlar Hukul1I Kkepal'iv.'isalaan Indonesia, PT. Alumni Bandung. h. 67.
Jurnal Akluat Justice Volume 4 NO.1 Met 2019
Ketega.san tellt3ngj)emberday3al1 UiVIKM juga dapat dJllhat pada penjelasan lllllllni dari UndangUndang Nomor 10 Tahun 2009tentang Kcpari wisataan. Pcmbangunan kcpariwi~~ataan juga beroricmasi pada upaya pembcrdayaan usaha mikro, kceiLdan menengah didalam dan disekitar dcstinasi pari\visata. Sebagaimana dikclabui bahwa "Ruh" dati UU Pariwisata yang barn (UU No. 10 Tahun 20(9) adalah upaya pemerinlah unluk mendorong usaha keeil dan menengah agar Iebih lLlmbuh dan berkem-bang, sehingga tercipta "Sustainahle Tourism
JndustlY ,. untuk mengurangi kemiskinan. PeratLiran dibidang kepariwisata (UU No. 10 Tahun 2009) memuat teutang penguatan dan pemberdayaan UMKM, 11 a111
lin
yang Jebih penting sekarang adalah implementasi dari Peraluran tersebut perlu pengkajian dan penelitian 1ebib lanjul. Menurut Violetta Sima-tupang, saat iui telab banyak lerlihat mengC'llai kemitraan usahll bcsar dengan usaha mikro dalam aspek makanan dan minuman bagi \, tsata\ an, llamun dalam aspek akomodasi serta Tour OperalorfBiJo Ptrjalanan dan laio-lainnya kiranya perin Isbih banyak dilcmbangkan lagi.-3Hukum Pariwisata itll sendiri cakupaonya tidak hanya Undang- Uodang NomoI' 10 Tahun 2009 tentang Kapariwisataan saja, tetapi juga peraturan-peraturan lainnya yang levelnya dibawab undang-undang sejallb menyangkut aktivitas patiwisata, tak terkecnali juga Persetujuan GATS- WTa dan pcrjanjian-perjanjian internasional dibidallg pariwisata. Semua komponcn pariwisala berpedoman pada Hukum Pariwisata d ldalam menjalankan aktivitasnya.
Pembangunan dibidaug pariwisata memerlllkan adanya ketertiban dan keamanan, guna meningkatkan angka kunjungan wisatawan, dan karena itu ketertiban dan stabilitas keamanan wisata\van hams dijamin. Tanpa itu mustahil pembangunan dibidang pariwisata akan tercapai seperti yang
ISSN : 2541-6502
diharapkan, DengalJ clemikian hllkllllJ Pariwisata baik dari sisi pengaturan dan penegakkannya mempllnyai peranan yang sangat penting.
Hllkum Kcpariwisataan bert\lngsi llntllk mcnjamlll kctcratllran dan ketcrtiban masyarakat. Apabila terjadi kOll.f1ik dalam masyarakat, maka Hukllm Kcpariwisataan di tera pkan l\ntuk menye lcsa ikan kon fl i k terscblll, sehingga tcrwujudnya keamanan kesclamatan, dan ketentraman, yang dijami n oleh para pelaku wisata.
Hukum dan ketcrtiban dapat dikatakan sebagai dua sisi dari salu mata uang yang sama. Hukum dan ketertiban dapat dibedakan salu dengan yang lainnya, uaIDlIn mustahil u11tuk dipisabkan. Dikatakan oleh Kusumadi Pudjosewojo, bahwa tugas pokok dari hukum adalah untuk menciptakan kC'leniban, sebab ketcrtiban itll scndiri merupakan syarat pokok adanya keteraturan dalam masyarakat.H
Schnbangan den,gal1 pembangunan dibidang pariwisata, peranan Huklltn Pariwisata sebagai sosial kOIltrol terasa amat penting. Pembangunan pariwiata mnstahil dapat berlangsung sesuai yang direncanakan tanpa adanya koodisi yang stabil dan tertib sebagai syarat pokoknya. Sulit untuk dimcngerti apabila mengharapkan kelangsutlgao pembangunan tanpa dipenubi terlebih dahulu stabilitas dan ketertiban.24
Selain itu, fungsi Hukum Pariwisata juga untuk mengayomi atau melindungi para pelak'll usaha pariwisata dalam melaksanakan kegiatan usahanya, tidak terkeeuali pclakll usaha yang termasuk katagori UMKM. Dellgan adanya perlindungan itu diharapkan UMKM dapat tllmbuh dan berkembang, seirama dcngan perkcmbangan pariwisata itl! sendiri.
Seperti dikemukakan oleh Suhardjo, Menteri Kehakiman dalam Kabinet Presiden Soekamo, bah\va hukum berfungsi mengayomi atau melindungi manusia dalam bennasyarakat dan berbangsa serta bernegara, baik jiwa dan
221bid
lJ Kusumadi Pudjosewojo 197
i,
Pedoman Pelajaran Tata Hukllm Indonesia. aksara Jakarta, h. 41. 14 Basuki Rekso V,ribowo, Peranan {[ukum Do/am Pemballgunan (Sehuoh Tinjallan Teol'ifik Tenfang Potellsi dan Kelemahannya). Prajustitia, Tahull XII, 1 '0.1 Januari, h. 251D~wn (jd~ Rudy· rUllg,i HukullT Pariwisnt:l Dalam PlO!T1bcrdayaan l,aha Mikro K~cil dan M~n~l1U!!jrh
badannya mallput1 hakhak pribadinya. yaitu hak aza, inya, hak kebendaannya mallplln hak perorangannya. Datam konteks p~llg,embangan
UMKM, perlindllngan dibcrikan mclalui pcraturan perundangllndangan yang ditcrbitkan oleh pemerintah.
Pemerintah mempllllyai kcwajiban lIntllk mcnumbllhkan iklitllllsaha bagi UMKM melalui penctapan peraturan perundangllndangan dan kcbijakan ekonomi mcliputi aspek pendanaan, persaingan, prasarana, informasi, kemitraan. porizinan usaha, dan lainIainnya dalam rangka pengembangan UMKM, sehingga UMKM mempunyai daya saing dikancab perekonomian global.
Satll hal yang kurang memperoleh perbatian serius dari pemerintah pasca orde barn adalah reformasi pranata hllkum dalam pengembangan UMKM dan Koperasi scbagai tindak Janjut dari ketcnluan TAP MPR. Rl No. XVIlMPR!l998 ten tang Demokrasi >' konomi. amun sckarang.
dengan adanya UndangUndang o. 10 Tahun 2009 tenlang Kepariwisataan, UndangUndang omor 20 Tahun 2008 tentang UMKM, dan peraturan perllndangundangan lainnya, perlindungan dan pengembangan UMKM diberikan perhatian serius sebagai bagian dari refounasi hukum.
Mencermati keberadaan UMKM sebagai pihak yang posisi ekonominya lebih lemah bila dibandingkan usaha besar, maka fungsi hukulU, khususnya hukum kepariwisataan yang penting dikembangkan kedepan ada
lab
daJam fungsinya sebagai sarana pemberdayaan UMKM.Selaras apa yang dikcrnukakank oleh A. Mukthie Fajar, bahwa peranan intelcktual hukum dalam menyikapi kemiskinan tcrus berkembang tidak terbatas pada advokasi bagi orangorang tidak mampll, melainkan juga dalam bidang substansi hukllm dan pemfungsian
hukum.~-Selanjutnya menurut A. Mukthle fajar, fungsi hukum yang semula hanya sebagai sarana pengendalian sosial (Ial1i
as a
socia!control) dan sebagai sarana perekayasaan sosial (law as sV'ial engineering). mulai dikembangkan ftlllgsi hukum sebagai sarana pcmbcrdayaan masyarakat (law as a social C:;l1IfJowerin
If''
Rekvan dalam konteks ini adalah huhlln progrcsi f dari Satj ipto Rahardjo yaug wjuamlya adalab uutuk pembebasan. Tujllan ini mcmbawa imperative lain yaitu pi;;;mbcrdayaan. n Pemberdayaan itu tentu saja diarahkan kepada mereka yang lemah. Dari sisi filosofis, gagasan kesedcrajatan dalam hllkum sebenarnya berangkat dari fakta bahwa yang ams kuat selalu melindas yang lemah, hukum rimba yang berlangsung bcrdasarkan arus "ku3tIemah".
IV. PENlJTUP 1. Kcsimpolan
BCt'dasarkan pembahasan ala' permasalahan penelitian.maka dnpat di. impulkan halhal sebagai bcrikut :
I) R'ealitas UMKM dibidang usaha pariwisata berada dalam posisi tidak berdaya dan terbatas akscsnya, baik dibidang modal, pemasaran maupun kesempatan berusaha. Oleh scbab itu. pemberdayaan terhadap UMKM, baik melalui penguatan modal, perluasan akses pasar serta perlindungan hukum terhadap hakhak yang dimilikinya masih sangat diblltuhkan.
2) Fungsl hukum parr\l"isata dalam konteks pemberdayaan UMKM dibidang usaha pariwisata adalah mcngatur ulltuk menjamin adanya keadil.an dan kepastian hllkum pcrlindllngan terhadap UMKM, sehingga UMK1'v1 mendapatkan berbagai akses, baik akSes modal, maupun akses pasar. serta akses untuk. dapat menj alankan kegiatan usaha, sehingga
UMKM
dapat tllmbuhdan
berkembang serta bersaLng dengan usaha besar."5
A. Mukthie Fajar, 2013, Te.o,.i- Teori Httkum I\.omemporer. Selara Press. Malang, h.1 Ihid.
17 Jonaedi Efcndi, 20 I0, Malia Hukuni l'vfengungkap Prakrik Tersembllll, i lua/ Beli Hukum dan Alternatil