• Tidak ada hasil yang ditemukan

NILAI-NILAI MORAL DALAM CERITA RAKYAT SABAI NAN ALUIH SADURAN TULIS SUTAN SATI ARTIKEL ILMIAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "NILAI-NILAI MORAL DALAM CERITA RAKYAT SABAI NAN ALUIH SADURAN TULIS SUTAN SATI ARTIKEL ILMIAH"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

NILAI-NILAI MORAL

DALAM CERITA RAKYAT SABAI NAN ALUIH

SADURAN TULIS SUTAN SATI

ARTIKEL ILMIAH

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan (Strata 1)

FITRA WATI

NPM 11080298

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

(2)

Nilai-Nilai Moral Dalam

Cerita Rakyat Sabai Nan Aluih Saduran Tulis Sutan Sati

Oleh

Fitra Wati¹, Eva Krisna², Ninit Alfianika³

1) Mahasiwa STKIP PGRI Sumatra Barat

2) dan 3) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

STKIP PGRI Sumatra Barat

ABSTRAK

Hal yang melatarbelakangi penelitian ini adalah nilai moral dalam diri tokoh yang terdapat pada cerita rakyat Sabai Nan Aluih saduran Tulis Sutan Sati. Hal tersebut terlihat dari: (1) sikap tokoh yang menggunakan perasaan dan akal pikirnya dalam mempertimbangkan suatu permasalahan dalam menjalani kehidupan bermasyarakat; (2) sikap tokoh yang memiliki kewajiban dalam melindungi dan membela kejahatan dalam menjalani kehidupan bermasyarakat; dan (3) sikap tokoh yang mematuhi aturan atau kaidah dalam kehidupan bermasyarakat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan nilai-nilai moral dalam cerita rakyat Sabai Nan Aluih saduran Tulis Sutan Sati. Jenis penelitian dalam cerita rakyat Sabai Nan Aluih saduran Tulis Sutan Sati adalah penelitian kualitatif. Metode penelitian ini adalah metode deskriptif. Data dan sumber data dalam penelitian ini adalah teks yang terkait dengan nilai-nilai moral yang terdapat dalam cerita rakyat Sabai Nan Aluih saduran Tulis Sutan Sati. Sumber data adalah cerita rakyat Sabai Nan Aluih saduran Tulis Sutan Sati edisi revisi yang diterbitkan tahun 2011 dengan panjang dan lebar 14,8X21 cm. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini sebagai berikut: (1) membaca cerita rakyat Sabai Nan Aluih saduran Tulis Sutan Sati; (2) studi kepustakaan, mencari buku atau referensi yang berkaitan dengan penelitian; (3) mengidentifikasi permasalahan dari dalam cerita; (4) menginventarisasikan data berdasarkan nilai-nilai moral yaitu: (a) hati nurani; (b) hak dan kewajiban; serta (c) nilai dan norma; dan (5) mengklasifikasikan data tentang nilai-nilai moral yaitu: (a) hati nurani; (b) hak dan kewajiban; serta (d) nilai dan norma. Hasil penelitian terhadap nilai-nilai moral dalam cerita rakyat Sabai Nan Aluih saduran Tulis Sutan Sati adalah hati nurani, hak dan kewajiban, serta nilai dan norma. Hati nurani, yaitu rasa dan periksa. rasa dan periksa ini terlihat dari sikap tokoh Raja Berbanding dan Sabai Nan Aluih; Hak dan kewajiban, yaitu kebersamaan dan seiya sekata. Kebersamaan ini terlihat hubungan tokoh Raja Berbanding. Seiya sekata ini terlihat pada sikap tokoh Raja Berbanding dan Sabai Nan Aluih. Nilai dan norma, yaitu harga diri dan malu yang tidak dapat dibagi. Harga diri terlihat pada sikap tokoh Raja Berbanding dan Sabai Nan Aluih. Malu yang tidak dapat dibagi terlihat pada tokoh Raja Nan Panjang dan Sabai Nan Aluih.

(3)

MORAL VALUE IN

THE LEGEND STORY SABAI NAN ALUIH

SADURAN TULIS SUTAN SATI

By

Fitra wati¹, Eva Krisna², Ninit Alfianika³

1) Mahasiwa STKIP PGRI Sumatra Barat

2) and 3) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

STKIP PGRI Sumatra Barat

ABSTRACT

The things that the based of this research is moral value in self figure that have on legend story Sabai Nan Aluih Saduran Tulis Sutan Sati. the things can see from: (1) figure attitude that used feel and thing in to consideration a problem in to wolk on to undergo social life; (2) figure attitude that have obliged in to protect and wickedness in to wolk on to undergo social life; and (3) the figure attitude that to obedient the role on social life. The purpose of this research is to describe moral value on legend story Sabai Nan Aluih Saduran Tulis Sutan Sati. The kinds of research on the legend story Sabai Nan Aluih Saduran Tulis Sutan Sati is qualitative research. The method of this research is descriptive method. The data in this research is the text that have relate to moral values that have on legend story Sabai Nan Aluih Saduran Tulis Sutan Sati. The data sources is the legend story Sabai Nan Aluih Saduran Tulis Sutan Sati revision edition that published on the year 2011 with long and wide 14,8X21 cm. The technique of collect the data in this research are: (1) reading the legend sory Sabai Nan Aluih Saduran Tulis Sutan Sati; (2) the library study, the finding the book or the reference that have relate with the research; (3) to identifying the problems from the story; (4) to inventarization the data the based on moral values are: (a) pure heart; (b) tight and obliged; with (c) value and roles; and (5) to clasification the data about moral values are: (a) pure hearth; (b) tight and obliged; with (c) value and roles. The result of research to moral value on legend story Sabai Nan Aluih Saduran Tulis Sutan Sati are pure heart, tight and obliged, with also value and roles. Pure heart is taste and inspect. Taste and ispect can see from the figure attitude Raja Berbanding and Sabai Nan Aluih; tight and obliged is togetherness and remark yes. Togetherness can see from connection figure Raja Berbanding. Remark yes can see on attitude figure Raja Berbanding and Sabai Nan Aluih. Value and roles is self respect and shy that can not to share. Self respect can see on attitude figure Raja Berbanding and Sabai Nan Aluih. The shy is can not to share that can see on figure Raja Berbanding and Sabai Nan Aluih.

(4)

A. PENDAHULUAN

Karya sastra merupakan seni berbahasa hasil dari ciptaan manusia dalam kehidupan sejak dahulu. Sastra diciptakan oleh manusia karena pada dasarnya seorang pengarang ingin mengetahui masalah kemanusiaan dalam realita kehidupan. Selain bermanfaat untuk mengetahui realita yang terjadi dalam kehidupan masyarakat, karya sastra juga memberikan manfaat untuk mendidik dan menghibur. Fungsi menghibur dan mendidik diperoleh dari unsur imajinasi atau khayalan yang terdapat dari nilai-nilai dan permasalahan yang direfleksikan pengarang tersebut. Nilai-nilai dan permasalahan yang terdapat di dalam karya sastra seperti sosial, agama, ekonomi, dan moral.

Moral diartikan sebagai ajaran tentang baik dan buruknya tingkah laku seseorang dalam masyarakat. Tingkah laku tersebut bisa dipengaruhi oleh faktor dari dalam maupun dari luar diri individu. Menurut Nurgiyantoro (2012:320), moral adalah ajaran tentang baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, dan sebagainya. Moral yang terdapat dalam diri tokoh Raja Berbanding, yaitu tanggung jawabnya untuk melindugi anaknya dari Raja Nan Panjang. Selanjutnya, moral pada tokoh Sabai Nan Aluih, yaitu sikapnya yang lemah lembut dalam keseharian. Sabai Nan Aluih juga berani membela kebenaran dan melawan kejahatan.

Cerita rakyat adalah cerita yang ada pada masyarakat atau rakyat sesuai dengan budaya masyarakat yang bersangkutan. Menurut Danandjaya, (2007:3—4), Cerita rakyat adalah suatu bentuk karya sastra lisan yang lahir dan berkembang dari masyarakat tradisional yang disebarkan dalam bentuk relatif tetap dan di antara kolektif tertentu dari waktu yang cukup lama dengan menggunakan kata klise. Selanjutnya, Djamaris dkk. (2010:2) menyatakan bahwa cerita rakyat biasanya disampaikan secara lisan. Ceritanya sederhana, bersifat umum, dan tidak panjang.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penelitian ini difokuskan pada nilai-nilai moral yang terdapat pada tokoh Raja Berbanding dan Sabai Nan Aluih dalam cerita Sabai Nan Aluih saduran Tulis Sutan Sati. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana sikap tokoh Raja Berbanding dan Sabai Nan Aluih dalam cerita rakyat Sabai Nan Aluih Saduran Tulis Sutan Sati. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan moral atau sikap tokoh Raja Berbanding dan Sabai Nan Aluih dalam cerita rakyat Sabai Nan Aluih Saduran Tulis Suta Sati.

B. METODOLOGI PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode penelitian deskriptif analisis. Penggunaan metode deskriptif analisis pada penelitian tentang nilai moral ini bertujuan untuk mendeskripsikan data, berupa deskrispsi nilai moral pada tokoh Raja Berbanding dan Sabai Nan Aluih. Data penelitian ini adalah teks yang terkait dengan nilai-nilai moral yang terdapat dalam cerita rakyat Sabai Nan Aluih saduran Tulis Sutan Sati. Sumber data penelitian ini adalah cerita rakyat yang berjudul Sabai Nan Aluih saduran Tulis Sutan Sati. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, yaitu membaca cerita Sabai Nan Aluih, studi kepustakaan, mencari buku atau referensi yang berkaitan dengan penelitian, mengidentifikasi permasalahan yang ditemukan dalam cerita, menginventarisasikan data berdasarkan nilai-nilai moral, yaitu hati nurani, hak dan kewajiban, serta nilai dan norma, mengklasifikasikan data tentang nilai moral, yaitu hati nurani, hak dan kewajiban, serta nilai dan norma. Teknik pengabsahan data pada penelitian ini menggunakan teknik triangulasi penyidik. Triangulator dalam pengabsahan data penelitian ini adalah Bapak Wahyudi Rahmat, M.Hum. beliau adalah Dosen kesastraan di Program Studi Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesia. Teknik penganalisisan data pada penelitian ini, yaitu mendeskripsikan data berkaitan dengan nilai moral, yaitu hati nurani, hak dan kewajiban, serta nilai dan norma, menganalisis hasil data berkaitan dengan nilai moral, yaitu hati nurani, hak dan kewajiban, serta nilai dan norma, menyimpulkan hasil analisis data, menulis laporan hasil penelitian.

C. HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian

Setelah dilakukan pengempulan dan penganalisisan data, maka dapat ditemukan hasil penelitian sebagai berikut: hati nurani menyangkut rasa dan periksa terdiri atas 14 data. Hak dan kewajiban menyangkut kebersamaan dan seiya sekata berjumlah 6 data, yaitu kebersamaan terdiri atas 1 data dan seiya sekata terdiri atas 5 data. Nilai dan norma menyangkut harga diri dan malu

(5)

yang tidak dapat dibagi berjumlah 11 data, yaitu harga diri terdiri atas 5 data dan malu yang tidak dapat dibagi terdiri atas 6 data.

2. Pembahasan (1) Hati Nurani

Hati nurani dalam kebudayaan Minangkabau terkait dengan rasa dan periksa (raso jo pareso). Rasa dan periksa (raso jo pareso) adalah setiap sesuatu ditimbang dengan ukuran perasaan yang sama dan dengan pemeriksaan yang senilai. Rasa dan periksa (raso jo pareso) yang terdapat di dalam cerita rakyat Sabai Nan Aluih saduran Tulis Sutan Sati ini terlihat dari tokoh Raja Berbanding dan Sabai Nan Aluih. Sikap ini terlihat ketika tokoh tersebut melakukan sesuatu dengan mempertimbangkan ukuran perasaan dan kepantasan dalam menghadapi masalah yang dialaminya.

(2) Hak dan Kewajiban

Hak dan kewajiban dalam kebudayaan Minangkabau terkait dengan kebersamaan dan seiya sekata (saiyo sakato). Kebersamaan adalah menjalin hubungan yang baik antara satu dengan yang lainnya. kebersaamaan dalam cerita rakyat Sabai Nan Aluih saduran Tulis Sutan Sati ini terlihat dari hubungan antara tokoh Raja Berbanding rasa kebersamaan dalam bermasyarakat. Selanjutnya, seiya sekata (saiyo sakato) merupakan bermufakat dengan sungguh-sungguh atau berunding dengan baik-baik dan harus ada keputusan mufakat dari pihak tersebut. seiya sekata (saiyo sakato) yang terdapat dalam cerita rakyat ini terlihat hubungan antara tokoh Raja Berbanding dan Sabai Nan Aluih yang beriya-iya untuk menentukan suatu keputusan.

(3) Nilai dan Norma

Nilai dan norma dalam kebudayaan Minangkabau terkait dengan harga diri dan malu yang tidak dapat dibagi. Harga diri merupakan menilai dirinya sebagai orang yang memiliki kemampuan, bermartabat, dan berharga di depan umum agar dirinya tidak direndahkan oleh orang lain. Harga diri ini terlihat ketika tokoh Raja Berbanding dan Sabai Nan Aluih mempertahankan harga diri mereka masing-masing agar tidak direndahkan dan disepelekan oleh orang lain. Selanjutnya, malu yang tidak dapat dibagi merupakan rahasia yang perlu disembunyikan dari orang lain. Jika malu itu datang karena harga diri dijatuhkan oleh orang lain, maka harus melakukan pembalasan. Memberikan malu kepada orang lain akibat diri sendiri harus berani menanggung resiko. Malu yang tidak dapat dibagi ini terlihat dari tokoh Sabai Nan Aluih yang merasa keluarganya telah dipermalukan.

D. SIMPULAN, IMPLIKASI, dan SARAN 1. Simpulan

Berdasarkan temuan dan pembahasan yang berkaitan dengan nilai-nilai moral dalam cerita rakyat Sabai Nan Aluih saduran Tulis Sutan Sati, maka dapat disimpulkan sebagai berikut. (1) Nilai hati nurani meliputi rasa dan periksa. Rasa dan periksa (raso jo pareso) yang terdapat di dalam cerita rakyat Sabai Nan Aluih saduran Tulis Sutan Sati ini terlihat dari tokoh Raja Berbanding dan Sabai Nan Aluih. Sikap ini terlihat ketika tokoh tersebut melakukan sesuatu dengan mempertimbangkan ukuran perasaan dan kepantasan dalam menghadapi masalah yang dialaminya; (2) Nilai kebebasan dan tanggung jawab meliputi pola awak sama awak. Data tentang kebebasan dan tanggung jawab yang berkaitan dengan pola awak sama awak tidak ditemukan dalam penelitian ini; (3) Nilai hak dan kewajiban meliputi kebersamaan dan seiya sekata. Pertama, nilai kebersaamaan dalam cerita rakyat Sabai Nan Aluih saduran Tulis Sutan Sati ini terlihat dari hubungan antara tokoh Raja Berbanding rasa kebersamaan dalam bermasyarakat. Kedua, nilai seiya sekata (saiyo sakato) yang terdapat dalam cerita rakyat ini terlihat hubungan antara tokoh Raja Berbanding dan Sabai Nan Aluih yang beriya-iya untuk menentukan suatu keputusan dalam bermufakat; dan (4) Nilai dan norma meliputi harga diri serta malu yang tidak dapat dibagi. Pertama, nilai harga diri yang terdapat dalam cerita rakyat ini pada tokoh Raja Berbanding dan Sabai Nan Aluih. Nilai mengenai harga diri ini terlihat ketika tokoh Raja Berbanding dan Sabai Nan Aluih mempertahankan harga diri mereka masing-masing agar tidak direndahkan dan disepelekan oleh orang lain. Kedua, malu yang tidak dapat dibagi. Sikap ini terlihat dari tokoh Sabai Nan Aluih yang merasa keluarganya telah dipermalukan.

(6)

2. Implikasi Terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia

Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia tidak terlepas dari pembahasan mengenai cerita dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di Sekolah Menengah Atas (SMA) kelas X semester I dengan SK (Standar Kompetensi)1, yaitu memahami siaran atau cerita yang disampaikan secara langsung atau tidak langsung. KD (Kompetensi Dasar) 1.2, yaitu mengidentifikasi unsur sastra (intrinsik dan ekstrinsik) suatu cerita yang disampaikan secara langsung melalui rekaman.

3. Saran

Berdasarkan hasil penelitian tentang nilai-nilai moral dalam cerita rakyat Sabai Nan Aluih saduran Tulis Sutan Sati dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut: (1) bagi pembaca agar nilai-nilai moral atau sikap yang dicerminkan oleh tokoh Raja Berbanding dan Sabai Nan Aluih dijadikan pedoman dalam kehidupan bermasyarakat; (2) bagi guru agar menjadikan cerita rakyat Sabai Nan Aluih saduran Tulis Sutan Sati sebagai bahan ajar bidang kesastraan di sekolah. Hal itu dimaksud agar siswa dapat memperoleh pembelajaran dari karya sastra tersebut.

E. KEPUSTAKAAN

Bertens, K. 2011. Etika. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Danandjaya, James. 2007. Folklor Indonesia, Ilmu Gosip, Dongeng, dan Lain-Lain. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.

Djamaris, Edwar dkk. 2010. Antologi Sastra Indonesia Lama I:Sastra Pengaruh Peralihan. Jakarta: Pusat Bahasa.

Navis, A.A. 2015. Alam Terkambang Jadi Guru:Adat dan Kebudayaan Minangkabau. Padang: PT Grafika Jaya Sumbar.

Referensi

Dokumen terkait

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana nilai-nilai pendidikan serta makna pembelajaran nilai yang terdapat dalam cerita rakyat Mencari Guru Sejati

Buku cerita bergambar untuk peningkatan moral anak-anak dengan pendekatan cerita rakyat ini bertujuan untuk membantu anak yang kedua orang tuanya bekerja, sehingga

Skripsi yang berjudul “ Nilai Moral Pada Cerita Rakyat Dari Jawa Tengah” di tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia

Cerita rakyat dapat diartikan sebagai ekspresi budaya suatu masyarakat melalui tutur bahasa yang berhubungan langsung dengan berbagai aspek budaya dan susunan nilai sosial

Bertolak dari pemaparan di atas, pene- litian ini dilakukan untuk mengeks-ploitasi dan mendeskripsikan unsur budaya dan nilai moral yang terkandung dalam cerita rakyat

Kajian ini akan membawa pembaca menelusuri keunggulan cerita rakyat Melayu dengan memberi penekanan terhadap nilai-nilai Islam yang terkandung di dalamnya menerusi beberapa

Cerita PAL merupakan karya sastra sebagai hasil kreatifitas para pendahulu dan diakui sebagai milik bersama. Levi Strauss memandang bahwa karya sastra cerita rakyat

Berdasarkan hasil penelitian bahwa cerita rakyat Kabupaten Sumbawa, memiliki cerita yang sangat unik serta mengandung ajaran dan nilai- nilai moral yang dapat diterapkan dalam kehidupan