• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. KESIMPULAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. KESIMPULAN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

178

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil studi pendahuluan dan pembahasan, diperolehlah jawaban rumusan permasalahan yang merupakan kesimpulan penelitian dan pengembangan model pembelajaran sejarah lokal berbasis arsip koran untuk meningkatkan berpikir historis (historical thinking). Kesimpulan dibagi menjadi tiga bagian guna menjawab rumusan permasalahan, antara lain; 1) pelaksanaan model pembelajaran sejarah lokal yang dilaksanakan di Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Lambung Mangkurat (UNLAM); 2) desain pengembangan model pembelajaran sejarah lokal berbasis arsip koran untuk meningkatkan berpikir historis (historical thinking); 3) efektivitas penggunaan model pembelajaran sejarah lokal berbasis arsip koran untuk meningkatkan berpikir historis (historical thinking).

1. Model Pembelajaran Sejarah Lokal yang Dilaksanakan di Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Lambung Mangkurat (UNLAM) a. Pembelajaran sejarah lokal di Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP

Universitas Lambung Mangkurat

Mata kuliah Sejarah Lokal merupakan merupakan mata kuliah semester genap yaitu semester 6 dan sudah dapat diambil pada semester 4. Perkuliahan dilaksanakan dalam 16 kali pertemuan yang terdiri dari 14 kali pertemuan tatap muka dan 2 kali evaluasi. Satu kali pertemuan dilaksanakan dalam waktu 100 menit atau 2 SKS. Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) mata kuliah Sejarah Lokal disesuaikan dengan peristiwa lokal yang tidak masuk dalam sejarah nasional dan memperkuat esensi dari sejarah nasional.

(2)

Standar Kompetensi (SK) yang ingin dicapai dalam perkuliahan sejarah lokal ialah memahami sejarah lokal Kalimantan Selatan dari masa prasejarah sampai masa Perang Kemerdekaan atau Revolusi Fisik. Adapun Kompetensi Dasar (KD) perkuliahan sejarah lokal terdiri dari 6 kompetensi, antara lain: (1) memahami dan menganalisis sejarah lokal pada masa Prasejarah; (2) memahami dan menganalisis masa Kuno (Hindu); (3) memahami dan menganalisis masa Klasik/Islam (1500-1900); (4) memahami dan menganalisis masa Perintis Kemerdekaan (1901-1942); (5) memahami dan menganalisis masa Pendudukan Jepang (1942-1945); dan (6) memahami dan menganalisis masa Perang Kemerdekaan atau Revolusi Fisik (19450-1949). Sumber bahan ajar yang digunakan disesuaikan dengan KD dan materi perkuliahan. Adapun sumber bahan ajar mata kuliah Sejarah Lokal meliputi buku, buletin, dan jurnal yang relevan.

Proses perkuliahan sejarah lokal meliputi kegiatan awal, inti dan penutup. Kegiatan awal perkuliahan, dosen membacakan tujuan pembelajaran dan memberikan apersepsi sesuai materi yang diajarkan. Pada kegiatan inti perkuliahan, dosen mengajar sesuai dengan materi ajar yang disiapkan. Metode yang digunakan ialah ceramah, diskusi dan tanya jawab. Metode yang sering digunakan adalah ceramah. Pada kegiatan penutup perkuliahan, dosen mengakhiri perkuliahan dengan refleksi berupa sesi tanya jawab dengan mahasiswa. Bentuk evaluasi yang diberikan dosen berupa tugas kelompok dan tugas individu. Tugas tersebut biasanya diberikan setelah mengikuti Praktek Kuliah Lapangan (PKL). Tugas individu biasanya dikumpulkan melalui email, sedangkan tugas kelompok dipresentasi di kelas pada perkuliahan sejarah lokal. Pada mata kuliah Sejarah Lokal, dosen dan mahasiswa mengalami beberapa hambatan. Hambatan tersebut dirasakan pada proses pembelajaran berlangusung, bagi dosen hambatan yang dirasakan antara lain; (1) terbatasnya sumber bahan ajar sejarah lokal; (2) terbatasnya buku sejarah lokal yang berbahasa Indonesia; (3) terbatasnya kemampuan mahasiswa dalam membaca referensi; dan (4) Rendahnya minat baca mahasiswa. Hambatan yang dirasakan

(3)

mahasiswa antara lain; (1) kurangnya bahan bacaan tentang sejarah lokal Kalimantan Selatan; (2) bahan bacaan mahasiswa biasanya bersumber dari internet dan buku; (3) terbatasnya bahan bacaan yang berbahasa Indonesia; dan (4) beberapa sumber sejarah lokal menggunakan bahasa asing seperti bahasa Belanda dan Inggris.

b. Penggunaan model pembelajaran sejarah lokal

Model pembelajaran pernah digunakan pada mata kuliah Sejarah Lokal. Model pembelajaran yang digunakan adalah discovery learning berupa diskusi kelompok pada mahasiswa angkatan 2012 (semester 7). Penggunaan model pembelajaran tersebut sebagai pengganti ujian akhir. Pada proses perkuliahan, dosen cenderung menjadi pusat perkuliahan atau teacher center. Dosen sebagai pusat perkuliahan artinya penyampaian materi perkuliahan dan diskusi di kelas hanya berpusat dari dosen. Metode yang digunakan ialah ceramah, diskusi dan tanya jawab. Metode yang sering digunakan ialah ceramah. Dosen sebagai pusat perkuliahan disebabkan materi sejarah lokal yang diajarkan oleh dosen adalah materi yang tidak terdapat pada sejarah nasional. Mahasiswa belum dapat menjadi student center dikarenakan terbatasnya penguasaan materi dan pengetahuan berkaitan dengan sejarah lokal di Kalimantan Selatan. Materi sejarah lokal merupakan materi baru bagi mahasiswa.

c. Penggunaan koran sebagai sumber pembelajaran dan sejarah

Pada mata kuliah sejarah lokal, dosen belum pernah menggunaan koran baik sebagai sumber pembelajaran maupun sumber sejarah pada proses perkuliahan. Pada mata kuliah lain yaitu Sejarah Nasional VI, mahasiswa pernah diberikan tugas yang bersumber dari koran. Koran yang diminta ialah koran Banjarmasin Post atau BPost pada tahun 1998. Namun, mahasiswa tidak mencari koran yang diminta karena kurangnya informasi tentang tempat yang mengarsipkan koran. Mahasiswa cenderung mencari koran tersebut diinternet.

(4)

d. Pemahaman tentang berpikir historis mahasiswa

Mahasiswa hanya mengetahui berpikir historis sebagai sebuah istilah dan kurang mengetahui berdasarkan pengertiannya. Materi perkuliahan sudah mengajarkan berpikir historis kepada mahasiswa, tetapi tingkat penyerapan dan kemampuan terampil berpikir historis mahasiswa masih kurang. Beberapa mata kuliah lain hanya mengajarkan materi perkuliahan saja kepada mahasiswa, sehingga berpikir historis mahasiswa masih kurang.

2. Desain Pengembangan Model Pembelajaran Sejarah Lokal Berbasis Arsip Koran untuk Meningkatkan Berpikir Historis (Historical Thinking)

a. Hasil uji validasi ahli

Draf model pembelajaran sejarah lokal berbasis arsip koran divalidisi oleh tim ahli yang terdiri dari validasi model pembelajaran dan materi. Berdasarkan hasil validasi model pembelajaran, maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran, Satuan Acuan Perkuliahan (SAP) dan soal menunjukkan kriteria sangat baik untuk diterapkan. Selain hasil validasi, tim ahli model pembelajaran juga memberikan komentar bahwa secara umum model pembelajaran dapat digunakan pada perkuliahan sejarah lokal, hanya memerlukan perbaikan mikro. Saran untuk pengembangan model pembelajaran sejarah lokal berbasis arsip koran ialah model pembelajaran masih perlu diperbaikan. Catatan untuk koreksi model pembelajaran yang dikembangkan ialah pada tahapan sintak, sistem sosial antara pendidik dan peserta didik, serta prinsip reaksi. Pada tahapan sintak perlu diperjelas tentang intruksi yang diberikan kepada mahasiswa, serta peran dosen dan mahasiswa. Jadi, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran sejarah lokal berbasis arsip koran untuk meningkatkan berpikir historis (historical thinking) dinyatakan layak digunakan dengan revisi sesuai saran.

Berdasarkan hasil validasi materi, materi dan Satuan Acuan Perkuliahan (SAP) menunjukkan kriteria yang sangat baik untuk diterapkan. Selain hasil validasi, ahli materi juga memberikan komentar bahwa secara

(5)

umum perangkat pembelajaran sudah siap untuk diujicobakan. Saran untuk pengembangan model pembelajaran sejarah lokal berbasis arsip koran ialah bagaimana menata waktu agar model pembelajaran tersebut dapat dimanfaatkan dengan baik. Catatan untuk koreksi pada model yang dikembangkan ialah berkaitan dengan penataan waktu dan jika bisa peristiwa berita kemerdekan tersebut dijadikan kontekstual dengan kekinian. Jadi, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran sejarah lokal berbasis arsip koran untuk meningkatkan berpikir historis (historical thinking) dinyatakan layak digunakan tanpa revisi.

b. Hasil uji coba model pembelajaran sejarah lokal berbasis arsip koran untuk meningkatkan berpikir historis

Pada penelitian dan pengembangan ini, uji coba model pembelajaran sejarah lokal berbasis arsip koran untuk meningkatkan berpikir historis terbagi menjadi dua tahapan antara lain uji coba kelompok kecil dan uji coba kelompok besar. Uji coba kelompok kecil melibatkan 7 orang mahasiswa yang pernah mengambil mata kuliah Sejarah Lokal. Respon mahasiswa terhadap sumber pembelajaran dan lembar kerja berpikir historis dalah baik. Berdasarkan komentar dari responden, diperolehlah kesimpulan bahwa lembar kerja berpikir historis perlu disederhanakan untuk mempermudah peserta didik memahami dan mengerjakannya.

Uji coba kelompok besar melibatkan 21 orang mahasiswa semester 7 (angkatan 2012) yang pernah mengambil mata kuliah Sejarah Lokal. Alokasi waktu uji coba kelompok besar ialah 2 x 50 menit. Berdasarkan rekapitulasi hasil tes, diperoleh rata-rata hasil pretes dari uji coba kelompok besar adalah 67,79, sedangkan hasil postes diperoleh rata-rata sebesar 70,81. Selisih nilai rata-rata yang diperoleh dengan membandingkan kedua nilai rata-rata antara pretes dan postes adalah 3,01. Dengan demikian, peningkatan yang diperoleh dari hasil pretes dan hasil postes adalah 4,55%. Berdasarkan hasil uji coba kelompok besar tersebut diperoleh kesimpulan bahwa terdapat peningkatan

(6)

hasil tes penguasaan konsep dan berpikir historis dengan menggunakan model pembelajaran yang dikembangkan.

Pembuktian hipotesis yang didapat dalam ujicoba kelompok besar ini dilakukan dengan bantuan SPSS menggunakan metode paired sample t test. Hipotesis yang dibangun dalam pembuktian ini adalah Ho = tidak terdapat perbedaan hasil tes berpikir historis mahasiswa dan H1 = terdapat perbedaan hasil tes berpikir historis mahasiswa. Berdasarkan hasil perhitungan statistik, diperoleh hasil thitung adalah -4,086. Adapun ttabel dengan df sebanyak 20 adalah 2,086. Adapun nilai sig. yang diperoleh adalah 0,001. Berdasarkan cara pengambilan keputusan di atas, maka diketahui bahwa -thitung < -ttabel, yaitu -4,086 < -2,086, sedangkan nilai sig. < 0,05, yaitu 0,001 < 0,05. Berdasarkan kedua perbandingan tersebut diambil keputusan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian, diambil keputusan bahwa terdapat perbedaan hasil pretes dan postes berpikir historis mahasiswa. Keputusan tersebut bersifat kuat dan positif dikarenakan korelasi berada pada angka 0,480.

3. Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran Sejarah Lokal Berbasis Arsip Koran untuk Meningkatkan Berpikir Historis (Historical Thinking)

Uji efektivitas model pembelajaran sejarah lokal berbasis arsip koran untuk meningkatkan berpikir historis melibatkan mahasiswa semester 5 (angkatan 2013) yang pernah mengambil mata kuliah Sejarah Lokal. Alokasi waktu uji efektivitas model pembelajaran ialah 2 x 50 menit. Berdasarkan rekapitulasi hasil tes, diperoleh rata-rata hasil pretes dari uji efektivitas model pembelajaran adalah 69,97, sedangkan hasil postes diperoleh rata-rata sebesar 82,24. Selisih nilai rata-rata yang diperoleh dengan membandingkan kedua nilai rata-rata antara pretes dan postes adalah 12,26. Peningkatan yang diperoleh dari hasil pretes dan hasil postes adalah 17,57%.

Pembuktian hipotesis yang didapat dalam ujicoba kelompok besar ini dilakukan dengan bantuan SPSS menggunakan metode paired sample t test. Hipotesis yang dibangun dalam pembuktian ini adalah Ho = tidak terdapat perbedaan hasil tes berpikir historis mahasiswa dan H1 = terdapat perbedaan

(7)

hasil tes berpikir historis mahasiswa. Berdasarkan hasil perhitungan di atas, diperoleh informasi bahwa thitung adalah -46,241. Adapun ttabel dengan df sebanyak 29 adalah 2,045. Adapun nilai sig. yang diperoleh dari tabel di atas adalah 0,000. Berdasarkan cara pengambilan keputusan di atas, maka diketahui bahwa -thitung < -ttabel, yaitu -46,086 < -2,045, sedangkan nilai sig. < 0,05, yaitu 0,000 < 0,05. Berdasarkan kedua perbandingan tersebut diambil keputusan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian, diambil keputusan bahwa terdapat perbedaan hasil pretes dan postes berpikir historis mahasiswa. Keputusan tersebut bersifat kuat dan positif dikarenakan korelasi berada pada angka 0,581.

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan model pembelajaran sejarah lokal berbasis arsip koran untuk meningkatkan berpikir historis (historical thinking) terdapat beberapa implikasi teoritis dan praktis yang dapat dijabarkans ebagai berikut.

1. Implikasi Teoritis

Hasil penelitian tesis Fandri Minandar (2014) yang berjudul “Model Pembelajaran Sejarah Berbasis Arsip-Dokumen untuk Meningkatkan Kemampuan Eksplanasi Mahasiswa STKIP-PGRI Pontianak Kalimantan Barat” menunjukkan peningkatan pada kemampuan eksplanasi mahasiswa. Hal tersebut dapat dilihat pada hasil uji efektivitas yang menunjukkan hasil perhitungan uji T 2,510 dengan taraf signifikansi 0,016 < 0,02. Dengan demikian penggunaan model pembelajaran sejarah berbasis arsip-dokumen efektif untuk meningkatkan kemampuan eksplanasi mahasiswa.

Hasil tersebut senada dengan hasil penelitian “Model Pembelajaran Sejarah Lokal Berbasis Arsip Koran untuk Meningkatkan Berpikir Historis” yang menunjukkan -thitung < -ttabel, yaitu -46,086 < -2,045. Selain itu terdapat perbedaan hasil pretes dan postes berpikir historis mahasiswa. Perbedaan tersebut bersifat kuat dan positif dikarenakan korelasi berada pada angka 0,581. Berdasarkan hasil

(8)

tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran yang berbasis arsip menunjukkan efektif meningkatkan kemampuan mahasiswa baik eksplanasi maupun berpikir historis.

Hasil penelitian tesis Anyta Khafiyah (2014) tentang penerapan “Metode Inkuiri Dalam Pembelajaran Sejarah Melalui Novel Penakluk Badai Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Historis Pada Siswa Kelas XIII IPS MAN 1 Karanggede” peningkatakan prestasi dan kemampuan berpikir historis siswa dengan menggunakan metode inkuiri melalui novel. Penelitian menunjukkan hasil post test nilai prestasi belajar siswa mengalami peningkatan pada tiap siklusnya yaitu pada siklus I rata kelas 69,5 siklus II 76,5 dan siklus III 81. Selain itu hasil angket kemampuan berpikir historis juga mengalami peningkatan, siswa mampu mengidentifikasi kondisi sejarah, merekonstruksi peristiwa sejarah, dan memiliki kesadaran tentang adanya perbedaan rentang waktu masa lampau. Selain itu dilihat dari angket yang diberikan juga mengalami peningkatan pada siklus I 70,3% siklus II 77,05% dan siklus III 86,30%.

Hal tersebut senada dengan hasil penelitian “Model Pembelajaran Sejarah Lokal Berbasis Arsip Koran untuk Meningkatkan Berpikir Historis” yang menunjuukkan peningkatan pada uji efektivitas penguasan konsep dan berpikir historis. Berdasarkan rekapitulasi hasil tes, diperoleh rata-rata hasil pretes dari uji efektivitas model pembelajaran sejarah lokal berbasis arsip koran adalah 69,97, sedangkan hasil postes diperoleh rata-rata sebesar 82,24. Selisih nilai rata-rata yang diperoleh dengan membandingkan kedua nilai rata-rata antara pretes dan postes adalah 12,26. Peningkatan yang diperoleh dari hasil pretes dan hasil postes adalah 17,57%. Berpikir historis yang digunakan pada lembar kerja meliputi Lembar kerja tersebut meliputi signifikansi sejarah (historical significance), bukti sumber utama (primary sources evidence), kontinuitas dan perubahan (continuity and change), penyebab dan konsekuensi (cause and consequence), mengambil perspektif sejarah (historical perspective-taking) serta dimensi etis sejarah (the ethical dimension of history). Dengan demikian dapat disimpulkan penerapan metode maupun model pembelajaran yang berdasarkan inkuiri dapat

(9)

meningkatkan berpikir historis peserta didik. 2. Implikasi Praktis

Penggunaan model pembelajaran sejarah lokal berbasis arsip koran menunjukkan hasil uji efektivitas yang bersifat positif dan kuat dalam meningkatkan berpikir historis mahasiswa. Pemanfaatan model pembelajaran sejarah lokal berbasis arsip koran dapat dimaksimalkan untuk melatih berpikir historis peserta didik. Pengembangan materi sejarah lokal di Kalimantan Selatan dapat membatu peserta didik memahami sejarah yang terjadi di daerah mereka berasal. Selain itu, pemanfaatan arsip koran dapat menjadi alternatif sumber pembelajaran sejarah lokal di Kalimantan Selatan. Oleh karena itu, penelitian dan pengembangan ini dapat dijadikan rujukan untuk mengembangkan berbagai hal yang khususnya model pembelajaran, pembelajaran berbasis arsip koran .dan berpikir historis.

C. Saran

Adapun saran yang diberikan dalam penelitian dan pengembangan model pembelajaran ini diberikan kepada berbagai pihak yang dijabarkan sebagai berikut.

1. Dosen

Saran yang diberikan kepada dosen agar dapat memanfaatkan model pembelajaran sejarah lokal berbasis arsip koran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Kritik dan saran dari dosen diharapkan dapat menyempurnakan pelaksanaan model pembelajaran ini.

2. Mahasiswa

Mahasiswa diharapkan agar dapat memanfaatkan model pembelajaran sejarah lokal berbasis arsip koran dan perangkatnya sebagai rujukan maupun praktek mengajar di kelas. Selain itu, mahasiswa juga diharapkan untuk memberikan masukan yang dapat menyempurnakan model pembelajaran sejarah lokal berbasis arsip koran.

(10)

3. Institusi

Saran yang diberikan kepada pemegang kebijakan di institusi agar dapat berperan dalam pengambilan kebijakan guna mendukung pengembangan dan pemanfaatan model pembelajaran sejarah lokal berbasis arsip koran. Dengan adanya dukungan tersebut, diharapkan model pembelajaran ini dapat dimanfaatkan tidak hanya di mata kuliah Sejarah Lokal saja.

4. Peneliti dan Pengembang Lain

Keterbatasan pasa sumber pembelajaran yaitu arsip koran, menyebabkan model pembelajaran ini bersifat khusus pada mata kuliah Sejarah Lokal saja. Padahal arsip koran dapat dimanfaatkan pada materi sejarah nasional baik di sekolah maupun di universitas. Selain itu, lembar kerja yang digunakan sebagai tes berpikir historis dapat dikembangkan lebih baik lagi. Diharapkan peneliti dan pengembang lainnya dapat memperluas pengembangan model pembelajaran ini sehingga dapat digunakan semua tenaga pendidik. Selain itu, dihaapkan peneliti dan pengembang lainnya dapat mengembangkan materi sejarah lokal didaerahnya dengan bersumber dari arsip koran. Lembar kerja pada model pembelajaran ini diharapkan dapat menjadi rujukan untuk mengembangkan berpikir historis peserta didik.

Referensi

Dokumen terkait

apa saja yang dapat bermanfaat bagi masarakat umum khususnya dan peneliti merancang yaitu berupa Informasi Pemetaan, penugasan pustu maupun bidan, dan segaligus

Dari gambar diatas dapat di simpulkan bahwa jalur yang paling besar nilainya adalah pengaruh variabel guna lahan terhadap biaya kecelakaan melalui tarikan pergerakan dan

tujuan dari penelitian ini adalah: (1) menguji kualitas aplikasi sistem pakar deteksi kerusakan mesin sepeda motor non matic menggunakan metode McCall (2) Membuat

Pembuatan bahan standar pat- chouli alkohol dilakukan dengan cara meng- isolasi patchouli alkohol yang terdapat dalam minyak nilam dengan menggunakan metode

Hasil yang didapatkan menggunakan metode ANN pada beban puncak siang Penyulang Renon adalah nilai drop tegangan terbesar yang didapatkan sebesar ∆V = 0,3568 kV memiliki

Dengan mengucapkan Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayahnya yang selalu dilimpahkan kepada penulis, serta berkat doa restu kedua orang tua

Di dalam hubungan mempunyai pengaruh positip dan tidak terlalu signifikan.Temuan tersebut memperlihatkan calon mahasiswa masih dalam kondisi transisi (kultur yang