• Tidak ada hasil yang ditemukan

PT MALINDO FEEDMILL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PT MALINDO FEEDMILL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

PT MALINDO FEEDMILL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

Laporan Keuangan Konsolidasi

Untuk Periode Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal

30 Juni 2010 Dan 2009

(2)

PT MALINDO FEEDMILL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Laporan Keuangan Konsolidasi

Untuk Periode Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2010 Dan 2009

Daftar Isi

Halaman Surat Pernyataan Direksi

Neraca Konsolidasi………. 1 – 3 Laporan Laba Rugi Konsolidasi………...………... 4 – 5 Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasi…...………...……….. 6 Laporan Arus Kas Konsolidasi………...………... 7 – 8 Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi... 9 – 49

(3)

Catatan 2010 2009

ASET

ASET LANCAR

Kas dan setara kas 2c,2l,3,26 66.078.734 19.659.871

Piutang usaha

Pihak ketiga 2d,4,9,13 126.291.178 139.492.663

Pihak hubungan istimewa 2d,2e,2l,4,9,13,24,26 6.669.502 527.293

Piutang lain-lain 2.871.148 9.096.076

Persediaan 2f,5,9,13 147.953.197 110.382.444

Hewan ternak produksi -

berumur pendek 2g,6,9,13 71.405.018 63.730.706

Uang muka 8.815.813 20.167.178

Biaya dibayar di muka 2h 3.782.951 4.214.071

Pajak dibayar di muka 12a 402.247 2.205.062

Aset lancar lainnya 7,9,25,26 111.946.466 137.700.000

_____

Jumlah Aset Lancar 546.216.254 507.175.364

__

ASET TIDAK LANCAR

Aset pajak tangguhan - bersih 2n,12c 21.041.888 10.654.726

Piutang hubungan istimewa 2e,2l,24,26 1.768.965 12.653.206

Aset tetap - bersih

(setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar

Rp 282.675.242 dan Rp 254.406.651

masing-masing pada tanggal

30 Juni 2010 dan 2009) 2i,8,9,13,14,15 321.567.232 278.523.583 Biaya dibayar di muka - jangka

panjang 2h 2.054.502 2.999.916

Beban tangguhan - bersih 2j 4.070.797 1.525.659

Taksiran tagihan pajak

penghasilan 12c 2.018.430 14.193.507

Jumlah Aset Tidak Lancar 352.521.814 320.550.597

__

JUMLAH ASET 2p,27 898.738.068 827.725.961

(4)

Catatan 2010 2009

KEWAJIBAN DAN EKUITAS

KEWAJIBAN LANCAR

Hutang bank jangka pendek 2l,9,26 128.752.568 116.043.167

Hutang usaha

Pihak ketiga 2l,11,26 192.632.151 218.625.506

Pihak hubungan istimewa 2e,2l,11,24,26 21.181.871 23.197.655

Hutang lain-lain 2l,16,26 31.264.188 26.910.621

Hutang pajak 2n,12b 4.020.686 2.047.450

Beban masih harus dibayar 15.270.815 10.371.057

Kewajiban jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun

Hutang bank 2l,13 4.283.109 7.418.445

Hutang angsuran 14 4.117.214 1.159.493

Hutang sewa pembiayaan 2i,15 109.105 748.308

Jumlah Kewajiban Lancar 401.631.707 406.521.702

KEWAJIBAN TIDAK LANCAR Kewajiban diestimasi atas

imbalan kerja karyawan 2m 21.441.715 17.013.637

Hutang hubungan istimewa 2e,2l,24,26 23.037.484 30.299.028

Hutang obligasi - bersih 10 297.752.512 296.938.969

Kewajiban jangka panjang - setelah dikurangi dengan bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun

Hutang bank 2l,13 3.733.333 7.803.109

Hutang angsuran 14 1.526.879 791.795

Hutang sewa pembiayaan 2i,15 80.876 320.945

Jumlah Kewajiban Tidak Lancar 347.572.799 353.167.483

JUMLAH KEWAJIBAN 2p,27 749.204.506 759.689.185

HAK PEMEGANG SAHAM MINORITAS ATAS ASET BERSIH ANAK PERUSAHAAN

YANG DIKONSOLIDASIKAN 2b (1.641.750 ) (1.957.030 )

(5)

Catatan 2010 2009 EKUITAS Modal saham - Nilai nominal Rp 100 (Rupiah penuh) per saham Modal dasar - 585.868.160 saham

Modal ditempatkan dan disetor penuh -

339.000.000 saham 17 33.900.000 33.900.000

Agio saham 1d 36.935.784 36.935.784

Selisih nilai transaksi restrukturisasi

entitas sepengendali 2o,17 (137.265.576 ) (137.265.576 )

Saldo laba

Telah ditentukan penggunaannya 500.000 400.000

Belum ditentukan penggunaannya 217.105.104 136.023.598

JUMLAH EKUITAS - BERSIH 151.175.312 69.993.806

JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 898.738.068 827.725.961

(6)

Catatan 2010 2009

PENJUALAN BERSIH 2k,2p,18,24,27 906.863.128 925.776.401 BEBAN POKOK PENJUALAN 2e,2k,2p,19,24 770.055.726 829.786.997

LABA KOTOR 136.807.402 95.989.404

BEBAN USAHA 2k

Penjualan 21 17.923.301 15.091.174

Umum dan administrasi 22 40.496.554 37.669.071

Jumlah Beban Usaha 58.419.855 52.760.245

LABA USAHA 2p,27 78.387.547 43.229.159

PENGHASILAN (BEBAN)

LAIN-LAIN 27

Laba selisih kurs - bersih 2l 4.198.791 10.120.207

Penghasilan bunga 1.774.246 3.080.912

Laba penjualan aset tetap 2i,8 669.127 198.161

Penghasilan sewa - bersih 432.000 432.000

Beban bunga (22.252.193 ) (23.989.986 )

Lain-lain - bersih (2.544.805 ) 1.187.852

Jumlah Beban Lain-lain - bersih (17.722.834 ) (8.970.854 )

LABA SEBELUM MANFAAT (BEBAN) PAJAK

PENGHASILAN 60.664.713 34.258.305

MANFAAT (BEBAN) PAJAK

PENGHASILAN 2n,12c

Kini (18.650.452 ) (11.058.767 )

Tangguhan 7.852.136 1.642.565

Jumlah Beban Pajak

Penghasilan - Bersih 10.798.316 9.416.202

LABA SEBELUM HAK PEMEGANG SAHAM MINORITAS ATAS RUGI (LABA) BERSIH ANAK PERUSAHAAN YANG

(7)

Catatan 2010 2009

HAK PEMEGANG SAHAM

MINORITAS ATAS RUGI (LABA) BERSIH ANAK PERUSAHAAN YANG

DIKONSOLIDASIKAN 2b (501.005) 327.894

LABA BERSIH 2p,27 49.365.392 25.169.997

LABA BERSIH PER SAHAM

(Rupiah penuh) 2q,23 146 74

(8)

Untuk Periode Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2010 Dan 2009 (Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

Selisih Nilai

Transaksi

Restrukturisasi

Entitas

Catatan Modal Saham Agio Saham Sepengendali Saldo Laba Jumlah Ekuitas

Saldo 1 Januari 2009 33.900.000 36.935.784 (137.265.576) 112.609.601 46.179.809

Dividen tunai - - - (1.356.000) (1.356.000)

Laba bersih periode berjalan - - - 25.169.997 25.169.997

Saldo 30 Juni 2009 33.900.000 36.935.784 (137.265.576) 136.423.598 69.993.806

Saldo 1 Januari 2010 33.900.000 36.935.784 (137.265.576) 187.223.712 120.793.920

Dividen tunai - - - (18.984.000) (18.984.000)

Laba bersih periode berjalan - - - 49.365.392 49.365.392

(9)

Catatan 2010 2009

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

Penerimaan dari pelanggan 872.582.613 971.154.600

Pembayaran kepada pemasok (742.104.389 ) (854.044.921 )

Pembayaran pajak penghasilan badan (31.218.850 ) (6.615.964 )

Pembayaran beban operasi (47.784.523 ) (56.245.292 )

Pembayaran beban keuangan (21.845.422 ) (23.989.986 )

Penerimaan operasional lainnya 15.436.060 21.849.748

Kas Bersih Diperoleh dari

Aktivitas Operasi 45.065.489 52.108.185

ARUS KAS UNTUK AKTIVITAS INVESTASI

Hasil penjualan aset tetap 8 719.091 418.932

Perolehan aset tetap 8 (44.931.163 ) (31.509.857 )

Kas Bersih Digunakan untuk

Aktivitas Investasi (44.212.072 ) (31.090.925 )

ARUS KAS DARI (UNTUK) AKTIVITAS PENDANAAN

Pengurangan piutang hubungan istimewa 5.403.454 43.388

Pengurangan hutang bank jangka pendek (7.943.758 ) (27.907.830 ) Pengurangan hutang bank jangka panjang (3.709.222 ) (274.222 )

Penambahan hutang angsuran 1.479.062 691.753

Penambahan hutang sewa pembiayaan 34.008 297.082

Pengurangan hutang hubungan istimewa (4.002.762 ) (4.247.691 )

Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk)

Aktivitas Pendanaan (8.739.218 ) (31.397.520 )

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang

(10)

Catatan 2010 2009

PENURUNAN BERSIH KAS DAN

SETARA KAS (7.885.801 ) (10.380.260 )

Dampak perubahan selisih kurs

terhadap arus kas 4.198.791 10.120.207

KAS DAN SETARA KAS PADA

AWAL PERIODE 3 69.765.744 19.919.924

KAS DAN SETARA KAS PADA

AKHIR PERIODE 3 66.078.734 19.659.871

(11)

1. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

a. Pendirian Perusahaan dan Informasi Umum

PT Malindo Feedmill Tbk (Perusahaan) didirikan dalam rangka Undang-Undang Penanaman Modal Asing No. 1 tahun 1967 yang diperbaharui dengan Undang-Undang No. 11 tahun 1970 berdasarkan Akta Notaris Mirah Dewi Ruslim Sukmadjaya, S.H., No. 17 pada tanggal 10 Juni 1997, yang mengalami perubahan dengan Akta Notaris Mirah Dewi Ruslim, S.H., No. 16 tanggal 13 November 1997. Anggaran Dasar dan perubahannya telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-12.560.HT.01.01.TH.97 tanggal 3 Desember 1997 dan telah diumumkan dalam Lembaran Berita Negara No. 35, tambahan No. 2390 tanggal 1 Mei 1998.

Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta Notaris Ati Mulyati, S.H., Mkn. No. 08 tanggal 17 Juli 2009 mengenai perubahan maksud dan tujuan serta kegiatan usaha Perusahaan. Perubahan tersebut telah diterima dan dicatat dalam Database Sisminbakum Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-49967.AH.01.02.tahun 2009 tanggal 15 Oktober 2009.

Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama adalah berusaha dalam bidang industri pakan ternak dan peternakan anak ayam usia sehari (day old chick) dan pada saat ini Perusahaan bergerak di bidang tersebut. Perusahaan memulai kegiatan komersialnya sejak tahun 1998. Perusahaan berdomisili di Duta Mas Fatmawati, Jalan RS Fatmawati No. 39, Jakarta. Pabrik Perusahaan berada di daerah Cakung-Jakarta dan Gresik-Jawa Timur sedangkan peternakan Perusahaan berlokasi di Purwakarta-Jawa Barat, Wonosari-Gunung Kidul-Yogyakarta dan Probolinggo, Pasuruan serta Lumajang-Jawa Timur.

Anak Perusahaan berkedudukan di Jakarta sedangkan peternakan Anak Perusahaan berlokasi di Subang dan Majalengka-Jawa Barat, serta Deli Serdang-Sumatera Utara.

b. Komisaris, Direksi, Komite Audit dan Karyawan

Pada tanggal 30 Juni 2010 dan 2009, susunan Komisaris dan Direksi Perusahaan adalah sebagai berikut:

2010 2009

__________________________________________________ ________ __________________________________________________________ Presiden Komisaris : Lau Bong Wong Lau Bong Wong

Komisaris : Tan Lai Kai Tan Lai Kai

Komisaris Independen : Yongkie Handaya Yongkie Handaya Presiden Direktur : Lau Chia Nguang Lau Chia Nguang

Direktur : Lau Tuang Nguang Lau Tuang Nguang

: Teoh Bee Tang Teoh Bee Tang

: Ong Beng Siong Ong Beng Siong

: Tang Ung Lee -

Direktur Independen : Dato’ Abdul Azim bin Mohd. Zabidi Dato’ Abdul Azim bin Mohd. Zabidi Jumlah gaji dan kesejahteraan lainnya yang diterima Direksi dan Komisaris Perusahaan dan Anak Perusahaan adalah sebesar Rp 2.564.252 dan Rp 2.800.558, masing-masing untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2010 dan 2009.

(12)

1. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN (lanjutan)

b. Komisaris, Direksi, Komite Audit dan Karyawan (lanjutan)

Pada tanggal 30 Juni 2010 dan 2009, susunan Komite Audit Perusahaan adalah sebagai berikut:

Ketua : Yongkie Handaya Anggota : Koh Kim Chui

: Evyliana Diapari : Rachmad

Perusahaan dan Anak Perusahaan memiliki 2.173 karyawan tetap pada tanggal 30 Juni 2010. c. Struktur Perusahaan dan Anak Perusahaan

Pada tanggal 30 Juni 2010 dan 2009, Perusahaan mempunyai Anak Perusahaan sebagai berikut:

Anak

Perusahaan Kedudukan Tempat Ruang Lingkup Usaha

Tahun Penyertaan Saham Persentase Kepemilikan 30 Juni 2010 dan 2009 Bulan Dimulai Kegiatan Komersial

Jumlah Aset Sebelum Eliminasi (dalam jutaan Rupiah)

2010 2009 Kepemilikan Langsung PT Bibit Indonesia Jakarta Produksi dan Pemasaran Produk Perusahaan 2001 99,00% Agustus 2002 82.381 81.648 PT Prima Fajar

Jakarta Perdagangan dan

Jasa 2007 99,90% September 2007 20.653 21.506 PT Leong Ayamsatu Primadona Jakarta Peternakan Anak Ayam Usia Sehari dan Ayam

Ras Pedaging 2008 99,69% Januari 1997 210.118 188.146 Kepemilikan Tidak Langsung PT Quality

Indonesia Jakarta Peternakan Itik 2008 69,78% Mei 2007 14.824

10.640

(13)

1. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN (lanjutan) d. Penawaran Umum

Saham

Pada tanggal 27 Januari 2006, Perusahaan memperoleh Surat Pemberitahuan Efektif No. S-223/pm/2006 dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) (sekarang menjadi Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK)) untuk mengadakan penawaran umum perdana sebanyak 61.000.000 lembar saham biasa atas nama dengan nilai nominal sebesar Rp 100 (dalam nilai penuh) setiap saham dengan harga penawaran sebesar Rp 880 (dalam nilai penuh) per saham. Selisih lebih antara harga penawaran saham dengan nilai nominal per saham setelah memperhitungkan biaya penerbitan saham dicatat sebagai ’’Agio Saham’’ yang disajikan pada bagian Ekuitas pada neraca konsolidasi. Perusahaan telah mencatatkan seluruh sahamnya di Bursa Efek Indonesia (dahulu Bursa Efek Jakarta) pada tanggal 10 Februari 2006.

Obligasi

Pada tanggal 22 Februari 2008, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Bapepam-LK No. S-1110/BL/2008 tanggal 22 Februari 2008, untuk melakukan Penawaran Umum ”Obligasi I Malindo Feedmill Tahun 2008 sebesar Rp 300.000.000”, berjangka waktu 5 tahun dengan tingkat bunga tetap.

Berdasarkan Surat No. S-01213/BEI.PSU/03-2008 dari PT Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 5 Maret 2008, BEI menyetujui pencatatan Obligasi I Malindo Feedmill Tahun 2008 pada tanggal 10 Maret 2008.

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI

a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi

Laporan keuangan konsolidasi disusun berdasarkan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia, peraturan dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) dan Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan untuk Perusahaan Publik di Industri Peternakan.

Laporan keuangan konsolidasi disusun berdasarkan nilai historis, kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan dasar pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut. Dasar penyusunan laporan keuangan konsolidasi, kecuali untuk laporan arus kas konsolidasi, adalah dasar akrual (accrual basis).

Laporan arus kas konsolidasi disusun dengan menggunakan metode langsung, yang menyajikan penerimaan dan pengeluaran kas dan bank yang diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

Mata uang pelaporan yang digunakan dalam laporan keuangan konsolidasi adalah mata uang Rupiah yang dibulatkan menjadi ribuan Rupiah terdekat, kecuali dinyatakan secara khusus.

(14)

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) b. Prinsip-prinsip Konsolidasi

Laporan keuangan konsolidasi mencakup akun-akun Perusahaan dan Anak Perusahaan dimana Perusahaan memiliki persentase kepemilikan saham di atas 50%.

Seluruh saldo akun dan transaksi yang material antar perusahaan yang dikonsolidasi telah dieliminasi.

Bagian proporsional dari pemegang saham minoritas atas ekuitas pada Anak Perusahaan disajikan sebagai “Hak Pemegang Saham Minoritas Atas Aset Bersih Anak Perusahaan yang Dikonsolidasikan“ pada neraca konsolidasi.

Kerugian yang menjadi bagian dari pemegang saham minoritas pada suatu Anak Perusahaan dapat melebihi bagiannya dalam ekuitas Anak Perusahaan. Kelebihan tersebut dan kerugian lebih lanjut yang menjadi bagian pemegang saham minoritas, harus dibebankan pada pemegang saham mayoritas, kecuali terdapat kewajiban yang mengikat pemegang saham minoritas untuk menutup kerugian tersebut dan pemegang saham minoritas mampu memenuhi kewajibannya. Apabila pada tahun selanjutnya, Anak Perusahaan melaporkan laba, maka laba tersebut harus terlebih dahulu dialokasikan kepada pemegang saham mayoritas sampai seluruh bagian kerugian pemegang saham minoritas yang dibebankan kepada pemegang saham mayoritas dapat dipenuhi.

c. Setara Kas

Deposito berjangka dengan jangka waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatan, tidak dibatasi penggunaannya dan tidak dijadikan jaminan atas hutang atau pinjaman lainnya diklasifikasikan sebagai “Setara Kas”.

d. Penyisihan Piutang Ragu-ragu

Penyisihan piutang ragu-ragu, jika ada, ditentukan berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan akun piutang masing-masing pelanggan pada akhir tahun.

e. Transaksi dengan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

Perusahaan dan Anak Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak tertentu yang mempunyai hubungan istimewa seperti yang disajikan dalam PSAK No. 7, “Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa”.

Seluruh transaksi signifikan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa baik yang dilakukan dengan tingkat harga, persyaratan dan kondisi yang sama dengan atau tidak sama dengan pihak ketiga telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasi. f. Persediaan

Persediaan hewan ternak dalam pertumbuhan termasuk biaya bahan baku, tenaga kerja langsung dan beban pabrikasi langsung.

Persediaan pakan ternak, persediaan obat dan ayam pedaging dinyatakan berdasarkan nilai terendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih dengan metode masuk pertama keluar pertama (first-in-first-out method).

(15)

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) f. Persediaan (lanjutan)

Penyisihan untuk persediaan usang dan tidak lancar ditentukan berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan persediaan pada akhir tahun.

g. Hewan Ternak Produksi – Berumur Pendek

Hewan Ternak Produksi – Berumur Pendek yang berupa ayam pembibit nenek dan induk dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi beban deplesi. Biaya-biaya yang terjadi selama masa pertumbuhan diakumulasikan dan dideplesi sejak dimulainya masa produksi. Deplesi dihitung dengan menggunakan metode berdasarkan umur ekonomis produksi telur dikurangi nilai realisasi bersih. Harga pembelian untuk unggas ditambah dengan biaya pertumbuhan, termasuk biaya bahan baku, tenaga kerja langsung dan beban pabrikasi peternakan dikapitalisasi ke dalam Hewan Ternak Produksi – Berumur Pendek.

h. Biaya Dibayar di muka

Biaya dibayar di muka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method). Bagian tidak lancar dari biaya dibayar di muka disajikan sebagai bagian dari “Aset Tidak Lancar” pada neraca konsolidasi.

i. Aset Tetap

Pemilikan langsung

Sebelum tanggal 1 Januari 2008, aset tetap Perusahaan berupa bangunan dan mesin telah dinilai kembali berdasarkan hasil penilaian yang dilakukan oleh penilai independen sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Perusahaan dan Anak Perusahaan menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2007) tentang “Aset Tetap” yang menggantikan PSAK No. 16 (1994) tentang “Aset Tetap Dan Aset Lain-lain” serta PSAK No. 17 (1994) tentang “Akuntansi Penyusutan”.

Perusahaan dan Anak Perusahaan memilih model biaya sebagai kebijakan akuntansi untuk pengukuran aset tetapnya, maka nilai revaluasi aset tetap milik Perusahaan dianggap sebagai biaya perolehan (deemed cost) dan biaya perolehan tersebut adalah nilai pada saat PSAK No. 16 (Revisi 2007) diterapkan. Seluruh saldo selisih penilaian kembali aset tetap yang masih dimiliki pada saat penerapan pertama kali PSAK No. 16 (Revisi 2007) yang disajikan sebagai bagian dari dalam Neraca Konsolidasi tahun 2007 direklasifikasikan ke akun saldo laba pada tahun 2008 (lihat Catatan 17). Aset tetap dinyatakan berdasarkan nilai tercatat dikurangi akumulasi penyusutan, kecuali untuk tanah yang tidak disusutkan. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut:

(16)

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) i. Aset Tetap (lanjutan)

Pemilikan langsung (lanjutan)

Jenis Aset Tahun

Bangunan 20

Mesin dan peralatan 4-8 Kendaraan 8

Peralatan ternak 8

Perabot dan perlengkapan 4

Instalasi 4

Peralatan kantor 4-8

Masa manfaat ekonomis, nilai residu dan metode penyusutan direview setiap akhir tahun dan pengaruh dari setiap perubahan disesuaikan secara prospektif.

Biaya pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasi pada saat terjadinya pemugaran dan penambahan dalam jumlah besar dikapitalisasi. Aset tetap pemilikan langsung yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual, nilai tercatat serta akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari kelompok aset tetap yang bersangkutan dan laba atau rugi yang terjadi dibukukan dalam laporan laba rugi konsolidasi pada tahun yang bersangkutan.

Aset Dalam Penyelesaian

Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan dan disajikan sebagai bagian dari aset tetap. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke akun aset tetap yang bersangkutan pada saat aset tersebut telah selesai dikerjakan dan telah siap untuk digunakan. Penyusutan mulai dibebankan pada saat aset tersebut siap digunakan.

Sewa

Sesuai dengan PSAK No. 30 (Revisi 2007) tentang “Sewa”, transaksi sewa dikelompokkan sebagai sewa pembiayaan apabila sewa tersebut mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset, jika tidak, akan dikelompokan sebagai sewa operasi. Situasi yang secara individual ataupun gabungan dalam kondisi normal mengarah pada sewa yang dikelompokan sebagai sewa pembiayaan antara lain:

- Sewa mengalihkan kepemilikan aset kepada perusahaan pada akhir masa sewa.

- Perusahaan mempunyai hak opsi untuk membeli aset pada harga yang cukup rendah dibandingkan nilai wajar pada tanggal opsi mulai dapat dilaksanakan sehingga, pada awal sewa dapat dipastikan bahwa opsi memang akan dilaksanakan.

- Masa sewa adalah untuk sebagian besar umur ekonomis aset meskipun hak memiliki tidak dialihkan.

- Pada awal sewa, nilai kini dari jumlah pembayaran sewa minimum secara substansial mendekati nilai wajar aset sewa.

Perusahaan dan Anak Perusahaan mengakui sewa pembiayaan sebagai aset dan kewajiban dalam neraca sebesar nilai wajar aset sewa atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum.

(17)

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) i. Aset Tetap (lanjutan)

Aset sewa disusutkan berdasarkan metode dan taksiran masa manfaat ekonomis yang sama seperti halnya aset tetap dengan pemilikan langsung (lihat kebijakan akuntansi mengenai aset tetap dengan pemilikan langsung).

Penurunan Nilai Aset

Sesuai dengan PSAK No. 48, “Penurunan Nilai Aset”, Perusahaan dan Anak Perusahaan menelaah aset untuk menentukan kemungkinan penurunan nilai aset apabila terdapat kejadian atau perubahan kondisi yang mengindikasi nilai tercatat aset tersebut mungkin tidak dapat diperoleh kembali. Jika nilai tercatat aset melebihi nilai yang dapat diperoleh kembali, kerugian penurunan nilai diakui pada laporan laba rugi konsolidasi tahun berjalan. Nilai yang dapat diperoleh kembali adalah nilai tertinggi antara harga jual neto dengan nilai pakai aset.

Harga jual neto adalah jumlah yang diperoleh dari penjualan aset dalam transaksi antar pihak-pihak bebas, setelah dikurangi biaya yang terkait. Nilai pakai adalah nilai sekarang dari taksiran aliran kas masa depan yang diharapkan akan diterima atas penggunaan aset dan dari penghentian penggunaan aset pada akhir masa manfaatnya. Nilai yang dapat diperoleh kembali ditentukan untuk aset secara individual atau, jika tidak memungkinkan, untuk unit penghasil kas. j. Beban Tangguhan

Berdasarkan PSAK No. 47, “Akuntansi Tanah”, semua biaya yang terjadi sehubungan dengan perolehan hak atas tanah antara lain, biaya perizinan, biaya survei dan pengukuran lokasi, biaya notaris dan pajak-pajak yang berhubungan dengan hal tersebut, ditangguhkan dan disajikan secara terpisah dari biaya perolehan hak atas tanah. Beban tangguhan tersebut, disajikan sebagai bagian dari akun “Aset Tidak Lancar” dalam neraca konsolidasi, dan diamortisasi selama masa berlaku hak atas tanah yang bersangkutan dengan menggunakan metode garis lurus.

k. Pengakuan Pendapatan dan Beban

Pendapatan dari penjualan diakui pada saat penyerahan barang kepada pelanggan dan beban diakui pada saat terjadinya (basis akrual).

l. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing

Transaksi dalam mata uang asing dicatat ke dalam Rupiah berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing disesuaikan ke dalam mata uang Rupiah berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia yang berlaku pada tanggal tersebut. Laba atau rugi kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan pada operasi tahun berjalan.

Kurs yang digunakan per satuan mata uang asing terhadap Rupiah (dalam Rupiah penuh) adalah sebagai berikut:

2010 2009

Euro 11.087 14.432

Dolar Amerika Serikat 9.083 10.225

Dolar Singapura 6.481 7.055

(18)

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) m. Imbalan Kerja Karyawan

Perusahaan dan Anak Perusahaan mencatat kewajiban diestimasi atas imbalan kerja karyawan sesuai dengan Undang-Undang No. 13 tanggal 25 Maret 2003 tentang Ketenagakerjaan (Undang-Undang Ketenagakerjaan).

Berdasarkan PSAK No. 24 (revisi 2004), tentang “Imbalan Kerja“ perusahaan-perusahaan diwajibkan mengakui seluruh imbalan kerja yang diberikan melalui program atau perjanjian formal dan informal, peraturan perundang-undangan atau peraturan industri, yang mencakup imbalan pasca-kerja, imbalan kerja jangka pendek dan imbalan kerja jangka panjang lainnya. Berdasarkan PSAK ini, perhitungan estimasi kewajiban untuk imbalan kerja karyawan berdasarkan Undang-Undang Ketenagakerjaan ditentukan dengan menggunakan metode aktuarial “Projected Unit Credit”.

n. Pajak Penghasilan Badan

Pajak penghasilan badan dihitung untuk setiap perusahaan sebagai badan hukum yang berdiri sendiri.

Perusahaan dan Anak Perusahaan menghitung taksiran pajak penghasilan sesuai dengan PSAK No. 46 “Akuntansi Pajak Penghasilan”. PSAK No. 46 ini mengharuskan penghitungan pengaruh pajak atas pemulihan nilai tercatat aset dan penyelesaian nilai tercatat kewajiban, serta pengakuan dan penilaian atas aset dan kewajiban pajak tangguhan sebagai konsekuensi pajak di masa yang akan datang dari kejadian yang diakui dalam laporan keuangan konsolidasi, termasuk rugi pajak yang dapat dikompensasi.

Aset dan kewajiban pajak tangguhan dihitung berdasarkan tarif yang akan dikenakan pada saat nilai aset direalisasikan atau nilai kewajiban tersebut diselesaikan berdasarkan tarif pajak (dan peraturan pajak) yang berlaku atau berlaku substantif telah diberlakukan pada tanggal neraca. Perubahan terhadap kewajiban perpajakan diakui pada saat Surat Ketetapan Pajak (SKP) diterima atau jika Perusahaan dan Anak Perusahaan mengajukan keberatan, pada saat keputusan tersebut ditetapkan.

o. Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali

Berdasarkan PSAK No. 38 (Revisi 2004), “Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali”, pengalihan aset, kewajiban, saham dan instrumen kepemilikan lainnya di antara entitas sepengendali tidak menimbulkan laba atau rugi bagi seluruh kelompok perusahaan ataupun entitas sepengendali dan tidak mengakibatkan perubahan substansi ekonomi pemilikan atas aset, saham, kewajiban atau instrumen lainnya yang dipertukarkan, maka aset maupun kewajiban yang pemilikannya dialihkan dicatat sesuai dengan nilai buku seperti penggabungan usaha berdasarkan metode penyatuan kepemilikan (pooling of interest).

Dalam menerapkan metode penyatuan kepemilikan, unsur-unsur laporan keuangan dari perusahaan yang direstrukturisasi untuk periode terjadinya restrukturisasi tersebut dan untuk periode perbandingan yang disajikan, harus disajikan sedemikian rupa seolah-olah restrukturisasi telah terjadi sejak awal periode laporan keuangan komparatif disajikan.

(19)

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

o. Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali (lanjutan)

Selisih antara harga pengalihan dengan nilai buku sehubungan dengan transaksi restrukturisasi antara Perusahaan dengan perusahaan lain yang merupakan entitas sepengendali, disajikan sebagai “Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali” pada neraca konsolidasi. Saldo akun “Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali” dapat berubah pada saat adanya transaksi resiprokal antara entitas sepengendali yang sama, peristiwa kuasi reorganisasi, hilangnya status substansi sepengendalian antara entitas yang pernah bertransaksi serta pelepasan aset, kewajiban, saham atau instrumen kepemilikan lainnya yang mendasari terjadinya selisih transaksi restrukturisasi entitas sepengendali ke pihak ketiga. p. Informasi segmen

Sesuai dengan PSAK No. 5 (Revisi 2000) “Pelaporan Segmen”, informasi segmen disajikan berdasarkan segmen usaha dan geografis Perusahaan dan Anak Perusahaan yang masing-masing diidentifikasikan sebagai bentuk primer dan sekunder pelaporan segmen.

q. Laba bersih per saham

Sesuai dengan PSAK No. 56, “Laba Per Saham”, laba bersih per saham dihitung dengan membagi laba bersih dengan rata-rata tertimbang jumlah saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan.

r. Penggunaan Estimasi

Penyajian laporan keuangan konsolidasi sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia mengharuskan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan kewajiban dan pengungkapan aset dan kewajiban kontinjen pada tanggal laporan keuangan konsolidasi serta jumlah pendapatan dan beban selama tahun pelaporan. Hasil yang sebenarnya mungkin berbeda dari jumlah yang diestimasi yang dilaporkan.

3. KAS DAN SETARA KAS

Rincian kas dan setara kas adalah sebagai berikut:

2010 2009 Kas 573.659 508.439 Bank Rupiah

PT Bank Central Asia Tbk 13.123.888 8.611.758

PT Bank CIMB Niaga Tbk 5.082.730 6.994.383

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 684.327 827.191

PT Bank Jasa Jakarta 29.070 27.874

(20)

3. KAS DAN SETARA KAS (lanjutan)

2010 2009

Dolar Amerika Serikat

PT Bank CIMB Niaga Tbk ($AS 347.581 dan $AS 245.755 masing-masing pada

tanggal 30 Juni 2010 dan 2009) 3.157.080 2.512.844 PT Bank Central Asia Tbk ($AS 379.363

dan $AS 13.236 masing-masing pada

tanggal 30 Juni 2010 dan 2009) 3.445.758 135.337 PT Bank Bukopin Tbk ($AS 2.453 dan

$AS 2.567 masing-masing pada

tanggal 30 Juni 2010 dan 2009) 22.285 26.254 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk ($AS 1.214

dan $AS 1.281 masing-masing

pada tanggal 30 Juni 2010 dan 2009) 11.025 13.094 Euro

PT Bank CIMB Niaga Tbk (EUR 265.985) 2.948.912 -

Sub jumlah bank 28.505.075 19.151.432

Deposito berjangka Rupiah

PT Bank CIMB Niaga Tbk 37.000.000 -

Jumlah 66.078.734 19.659.871

Pada tanggal 30 Juni 2010 suku bunga deposito berjangka sebesar 6,25% per tahun.

4. PIUTANG USAHA

Rincian piutang usaha adalah sebagai berikut: a. Berdasarkan pelanggan

2010 2009

Pihak ketiga 126.291.178 139.492.663

Pihak hubungan istimewa (lihat Catatan 24) 6.669.502 527.293

Jumlah 132.960.680 140.019.956

(21)

4. PIUTANG USAHA (lanjutan) b. Berdasarkan umur

2010 2009

Jatuh tempo

dalam waktu 30 hari 86.715.029 77.908.847

31 – 60 hari 25.709.563 31.115.538

61 – 90 hari 20.536.088 30.995.571

Jumlah 132.960.680 140.019.956

c. Berdasarkan mata uang

2010 2009 Rupiah 132.454.827 139.492.663 Ringgit Malaysia 505.853 527.293 Jumlah 132.960.680 140.019.956

Manajemen Perusahaan dan Anak Perusahaan tidak membentuk penyisihan piutang ragu-ragu, karena manajemen berkeyakinan bahwa piutang usaha dapat tertagih seluruhnya.

Pada tanggal 30 Juni 2010 dan 2009, Perusahaan dan Anak Perusahaan menempatkan sebagian piutang usaha sebagai jaminan untuk pinjaman bank (lihat Catatan 9 dan 13).

5. PERSEDIAAN

Rincian persediaan adalah sebagai berikut:

2010 2009

Bahan baku 93.167.497 61.793.220

Barang Jadi:

Hewan ternak dalam pertumbuhan - telur tetas 26.100.313 21.900.791

Pakan 7.864.866 7.888.442 Ayam pedaging 3.053.568 5.108.036 Itik 7.460.980 5.512.657 Sub - Jumlah 44.479.727 40.409.926

Barang dalam proses 875.736 1.339.923

Bahan penolong 9.430.237 6.839.375

Jumlah 147.953.197 110.382.444

Manajemen berpendapat bahwa nilai tercatat persediaan tersebut di atas tidak melebihi realisasi bersihnya dan oleh karena itu, tidak diperlukan penyisihan untuk menyesuaikan nilai tercatat persediaan ke nilai realisasi bersihnya.

(22)

5. PERSEDIAAN (lanjutan)

Pada tanggal 30 Juni 2010 dan 2009, persediaan diasuransikan terhadap segala risiko (all risks) dengan jumlah pertanggungan masing-masing sebesar Rp 95.000.000 dan Rp 90.000.000. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut memadai untuk menutup kemungkinan kerugian atas risiko yang dialami Perusahaan dan Anak Perusahaan.

Pada tanggal 30 Juni 2010 dan 2009, Perusahaan menempatkan sebagian persediaan sebagai jaminan untuk pinjaman bank (lihat Catatan 9 dan 13).

6. HEWAN TERNAK PRODUKSI – BERUMUR PENDEK

Rincian hewan ternak produksi – berumur pendek adalah sebagai berikut:

2010 2009

Telah menghasilkan (masa produksi):

Saldo awal – ayam pembibit nenek 1.612.228 4.192.009 Reklasifikasi dari ayam belum menghasilkan 10.326.318 9.856.947 Beban deplesi dan ayam afkir (lihat Catatan 19) (9.382.328 ) (7.640.646 )

Saldo akhir – ayam pembibit nenek 2.556.218 6.408.310

Saldo awal – ayam pembibit induk 21.671.921 43.558.630 Reklasifikasi dari ayam belum menghasilkan 54.714.926 42.561.994 Beban deplesi dan ayam afkir (lihat Catatan 19) (45.259.269 ) (52.140.893 )

Saldo akhir – ayam pembibit induk 31.127.578 33.979.731

Sub – Jumlah 33.683.796 40.388.041

Belum menghasilkan (masa pertumbuhan)

Saldo awal – ayam pembibit nenek 8.952.997 7.487.193

Kapitalisasi biaya 9.149.041 7.422.336

Reklasifikasi ke ayam telah menghasilkan (10.326.318 ) (9.856.947 )

Saldo akhir – ayam pembibit nenek 7.775.720 5.052.582

Saldo awal – ayam pembibit induk 32.229.518 16.931.741

Kapitalisasi biaya 52.430.910 43.920.336

Reklasifikasi ke ayam telah menghasilkan (54.714.926 ) (42.561.994 )

Saldo akhir – ayam pembibit induk 29.945.502 18.290.083

Sub – Jumlah 37.721.222 23.342.665

Jumlah 71.405.018 63.730.706

Perusahaan dan Anak Perusahaan melakukan penghapusan langsung terhadap hewan ternak produksi setiap tiga bulan sekali bersamaan dengan penghitungan aktual atas hewan ternak produksi – berumur pendek. Beban penghapusan tersebut di catat di akun “Beban Deplesi dan

(23)

6. HEWAN TERNAK PRODUKSI – BERUMUR PENDEK (lanjutan)

Manajemen berpendapat bahwa nilai tercatat hewan ternak produksi – berumur pendek tersebut di atas tidak melebihi nilai realisasi bersihnya dan oleh karena itu, tidak diperlukan penyisihan untuk menyesuaikan nilai tercatat hewan ternak produksi – berumur pendek ke nilai realisasi bersihnya. Pada tanggal 30 Juni 2010 dan 2009, Perusahaan menempatkan sebagian hewan ternak produksi-berumur pendek sebagai jaminan untuk pinjaman bank (lihat Catatan 9 dan 13).

7. ASET LANCAR LAINNYA

2010 2009

Perusahaan:

Rekening Escrow

Rupiah 53.115.058 50.000.000

Dolar Amerika Serikat ($AS 1.776.000) 16.131.408 -

Deposito berjangka Rupiah 22.700.000 67.700.000

Sub Jumlah 91.946.466 117.700.000

Anak Perusahaan (PT Leong Ayamsatu

Primadona): Rekening Escrow 20.000.000 - Deposito berjangka - 20.000.000 Sub Jumlah 20.000.000 20.000.000 Jumlah 111.946.466 137.700.000 Perusahaan

Deposito Berjangka PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB) memiliki tingkat bunga masing-masing sebesar 6,25% dan 10,75% per tahun pada tanggal 30 Juni 2010 dan 2009. Dana-dana tersebut berasal dari penerbitan obligasi yang belum digunakan. Dana-dana tersebut dibatasi penggunaanya untuk keperluan pembangunan pabrik pakan di Cikande – Banten.

Selain itu juga, Perusahaan memiliki deposito berjangka ditempatkan pada CIMB sebagai jaminan atas fasilitas Standby Letter of Credit (SBLC) (lihat Catatan 25). Deposito tersebut memiliki tingkat bunga masing-masing sebesar 6,25% dan 10,75% per tahun pada tanggal 30 Juni 2010 dan 2009. Anak Perusahaan

Pada tanggal 30 Juni 2010, PT Leong Ayamsatu Primadona memiliki escrow account yang ditempatkan di CIMB yang digunakan sebagai jaminan atas fasilitas kredit dari bank tersebut (lihat Catatan 9). PT Leong Ayamsatu Primadona memiliki deposito yang ditempatkan di CIMB dengan tingkat bunga sebesar 5,5% pada tanggal 30 Juni 2009 yang digunakan sebagai jaminan atas fasilitas kredit dari bank tersebut (lihat Catatan 9).

(24)

8. ASET TETAP

Rincian dan mutasi aset tetap adalah sebagai berikut:

2010

________

Saldo Awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Saldo Akhir Biaya Perolehan

Tanah 49.958.414 5.608.669 - - 55.567.083

Bangunan 242.333.375 988.881 - 3.370.358 246.692.614

Mesin dan peralatan 103.811.619 1.299.687 - - 105.111.306

Kendaraan 39.542.158 2.973.426 (883.836 ) - 41.631.748

Peralatan ternak 76.822.369 1.189.463 - - 78.011.832

Perabot dan perlengkapan 4.096.236 278.027 - - 4.374.263

Instalasi 15.949.421 2.733.285 - - 18.682.706

Peralatan kantor 3.452.975 966.154 - - 4.419.129

Aset dalam penyelesaian 24.228.580 28.893.571 - (3.370.358) 49.751.793

Jumlah Biaya Perolehan 560.195.147 44.931.163 (883.836 ) - 604.242.474

Akumulasi Penyusutan

Bangunan 101.032.081 5.843.194 - - 106.875.275

Mesin dan peralatan 73.497.184 3.794.479 - - 77.291.663

Kendaraan 22.263.384 1.730.023 (833.873 ) - 23.159.534

Peralatan ternak 54.701.725 2.535.389 - - 57.237.114

Perabot dan perlengkapan 3.329.344 144.076 - - 3.473.420

Instalasi 11.268.612 1.095.152 - - 12.363.764 Peralatan kantor 2.090.787 183.685 - - 2.274.472 Akumulasi Penyusutan 268.183.117 15.325.998 (833.873 ) - 282.675.242 Nilai Buku 292.012.030 321.567.232 2009 ________

Saldo Awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Saldo Akhir Biaya Perolehan

Tanah 37.540.480 12.780.249 - - 50.320.729

Bangunan 235.385.148 7.643.859 - 964.900 243.993.907

Mesin dan peralatan 140.631.318 1.380.022 - - 142.011.340

Kendaraan 33.476.231 3.108.450 (775.432) - 35.809.249

Peralatan ternak 25.906.818 2.047.252 - - 27.954.070

Perabot dan perlengkapan 3.470.878 295.458 - - 3.766.336

Instalasi 13.649.985 1.520.644 - 38.500 15.209.129

Peralatan kantor 2.820.040 293.073 - - 3.113.113

Aset dalam penyelesaian 9.314.912 2.440.849 - (1.003.400) 10.752.361

Jumlah Biaya Perolehan 502.195.810 31.509.856 (775.432) - 532.930.234

Akumulasi Penyusutan

Bangunan 90.362.735 5.462.628 - - 95.825.363

Mesin dan peralatan 101.454.115 6.068.279 - - 107.522.394

Kendaraan 19.620.750 2.000.517 (554.661) - 21.066.606

Peralatan ternak 12.582.700 2.480.477 - - 15.063.177

Perabot dan perlengkapan 3.049.405 163.352 - - 3.212.757

Instalasi 8.611.373 1.237.286 - - 9.848.659

Peralatan kantor 1.721.601 146.094 - - 1.867.695

Akumulasi Penyusutan 237.402.679 17.558.633 (554.661) - 254.406.651

Nilai Buku 264.793.131 278.523.583

(25)

8. ASET TETAP (lanjutan)

Pada tahun 2005, Perusahaan melakukan penilaian kembali aset tetap untuk bangunan, mesin dan peralatan.

Alokasi pembebanan penyusutan aset tetap pemilikan langsung dan sewa pembiayaan pada laporan laba rugi konsolidasi adalah sebagai berikut:

2010 2009

Beban pabrikasi (Catatan 20) 13.373.515 15.851.606

Beban umum dan administrasi (Catatan 22) 1.728.532 1.499.238

Beban penjualan (Catatan 21) 223.951 207.789

Jumlah 15.325.998 17.558.633

Laba dari penjualan aset tetap adalah sebagai berikut:

2010 2009

Hasil penjualan bersih 719.091 418.932

Nilai buku (49.964 ) (220.771 )

Laba penjualan aset tetap 669.127 198.161

Pada tanggal 30 Juni 2010 dan 2009, Perusahaan dan Anak Perusahaan telah mengasuransikan seluruh aset tetap, kecuali tanah, terhadap segala risiko (all risks) dengan jumlah pertanggungan sebesar Rp 840.257.802 dan Rp 682.146.932. Manajemen Perusahaan dan Anak Perusahaan berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut memadai untuk menutup kerugian atas aset yang dipertanggungkan.

Tanah, bangunan, kendaraan, mesin dan peralatan tertentu dijadikan sebagai jaminan untuk pinjaman bank, hutang obligasi dan hutang angsuran (lihat Catatan 9, 13, 14 dan 25).

Manajemen berpendapat bahwa nilai tercatat dari seluruh aset tetap Perusahaan dan Anak Perusahaan dapat dipulihkan, sehingga tidak diperlukan adanya penurunan nilai atas aset tetap tersebut.

Pada tahun 2008, aset tetap PT Bibit Indonesia mengalami kebakaran. Anak Perusahaan melakukan penghapusan nilai perolehan aset tetap sebesar Rp 1.488.664 dan akumulasi penyusutan sebesar Rp 228.531. Nilai buku aset tetap yang dihapus sebesar Rp 1.260.133 tersebut dicatat ke akun “Beban Lain-lain” pada laporan laba rugi konsolidasi. Anak Perusahaan mengajukan klaim atas kerugian tersebut dan dicatat pada akun “Piutang Lain-lain” dan “Penghasilan Lain-lain” sebesar Rp 1.260.133.

Pada tanggal 3 Juni 2009, PT Bibit Indonesia telah menerima klaim atas kerugian kebakaran aset tetap tersebut di atas sebesar Rp 1.531.617, dan selisih antara klaim yang diterima dengan jumlah yang ditagihkan ke asuransi dicatat pada akun ”Penghasilan Lain-lain” sebesar Rp 271.483.

(26)

9. HUTANG BANK JANGKA PENDEK

Rincian hutang bank jangka pendek adalah sebagai berikut: 2010 2009 PT CIMB Niaga Tbk Pinjaman tetap 98.850.689 111.781.261 Cerukan 6.470.386 2.068.749 Sub - Jumlah 105.321.075 113.850.010

PT Bank Central Asia Tbk.

Pinjaman tetap 15.000.000 - Cerukan 8.431.493 2.193.157 Sub - Jumlah 23.431.493 2.193.157 Jumlah 128.752.568 116.043.167

CIMB – Pinjaman Tetap

Perusahaan

Perusahaan memperoleh Fasilitas Pinjaman Transaksi Khusus II serta Pinjaman Tetap II dan III dari CIMB. Fasilitas pinjaman tersebut akan jatuh tempo pada tanggal 27 Mei 2011. Tingkat bunga yang dibebankan pada tanggal 30 Juni 2010 adalah sebesar 9% dan 11,85% per tahun masing-masing untuk pinjaman dalam mata uang dolar AS dan Rupiah, sedangkan tingkat bunga pada tanggal 30 Juni 2009 adalah sebesar 10,5% dan 14,75% per tahun masing-masing untuk pinjaman dalam mata uang Dolar AS dan Rupiah. Saldo hutang bank jangka pendek - pinjaman tetap pada tanggal 30 Juni 2010 adalah sebesar $AS 829.311 atau setara dengan Rp 7,532,630 dan Rp 40.000.000, sedangkan saldo hutang bank jangka pendek - pinjaman tetap pada tanggal 30 Juni 2009 adalah sebesar $AS 876.597 atau setara dengan Rp 8.963.203 dan Rp 40.000.000.

Perusahaan juga memperoleh fasilitas Pinjaman Tetap Atas Permintaan (PTX-OD) sebesar Rp 33 milyar dan fasilitas Pinjaman Tetap Angsuran Atas Permintaan (PTA-OD) sebesar Rp 7 milyar dari CIMB. Tingkat bunga yang dikenakan untuk PTX-OD dan PTA-OD adalah masing-masing sebesar 11,85% dan 14,75% pada tanggal 30 Juni 2010 dan 2009. Pinjaman PTA-OD dan PTX-OD akan jatuh tempo pada tanggal 27 Mei 2011. Saldo hutang bank jangka pendek tersebut pada tanggal 30 Juni 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp 18.318.059 dan Rp 33.318.058. Fasilitas pinjaman dijamin dengan:

• Hak Tanggungan berdasarkan Akta Pembebanan Hak Tanggungan atas tanah dan bangunan atas Hak Guna Bangunan nomor: 1, atas nama Perusahaan dengan luas tanah / bangunan sebesar 42.335 meter persegi / 15.158 meter persegi yang berlokasi di Desa Sumberrame, Gresik, Jawa Timur.

• Fidusia atas mesin Perusahaan yang terletak dilokasi pabrik di Desa Sumberrame, Gresik, Jawa Timur.

(27)

9. HUTANG BANK JANGKA PENDEK (lanjutan) CIMB – Pinjaman Tetap (lanjutan)

Perusahaan (lanjutan)

Pembatasan-pembatasan kepada Perusahaan (Negative Covenants) antara lain adalah sebagai berikut:

• Mengadakan merger, akuisisi, konsolidasi, menjual, mengalihkan, menghibahkan, menyewakan atau melepaskan hak atas harta kekayaan, kecuali untuk transaksi-transaksi yang umum dalam Perusahaan debitor.

• Mengikat diri sebagai penanggung/ penjamin hutang dan/ atau menjaminkan harta kekayaan debitor kepada pihak lain.

• Mengadakan rapat umum pemegang saham yang acaranya menurunkan modal Perusahaan. • Melakukan tindakan yang melanggar suatu ketentuan hukum atau peraturan yang berlaku. • Membubarkan Perusahaan atau mengajukan permohonan pailit atau permohonan penundaan

pembayaran kepada instansi yang berwenang.

• Merubah kegiatan usaha dan/ atau membuka usaha baru selain usaha yang telah ada; merubah bentuk/ status hukum Perusahaan.

• Melakukan pembayaran hutang sebelum jatuh tempo, kecuali dalam menjalankan kegiatan usaha sehari-hari.

• Mengadakan penyertaan investasi pada Perusahaan lain; dan

• Mengalihkan kepada pihak lain sebagian atau seluruh hak atau kewajiban debitor yang timbul dari Perjanjian Kredit atau Dokuman Agunan.

Berdasarkan Surat CIMB No. 544/CBG/X/07 tanggal 29 Oktober 2007, CIMB menyetujui antara lain penerbitan obligasi dengan jumlah pokok sebesar Rp 300 milyar untuk pembelian 99,69% kepemilikan PT Leong Ayamsatu Primadona (Leong).

Anak Perusahaan

PT Bibit Indonesia memperoleh fasilitas pinjaman tetap berupa kredit modal kerja dengan plafon sebesar Rp 8 milyar yang akan jatuh tempo pada tanggal 27 Mei 2011. Tingkat bunga pada tanggal 30 Juni 2010 dan 2009 adalah sebesar 11,85% dan 14,75%. Saldo hutang bank jangka pendek pada tanggal 30 Juni 2010 dan 2009 adalah sebesar Rp 8.000.000.

Pinjaman dijamin dengan :

• Tanah berikut bangunan dan benda tetap lain diatas SHGB No. 0001, SHGB No. 0002, dan SHGB No. 0003, seluruhnya terdaftar atas nama PT Bibit Indonesia, yang terletak di Desa Kodasari, Kecamatan Ligung, Kabupaten Majalengka-Jawa Barat seluas 141.818 m2 yang akan diikat dengan Hak Pertanggungan peringkat I.

• Tanah berikut bangunan dan benda tetap lain diatas tanah Hak Guna Bangunan Nomor: 1, atas nama Perusahaan, yang terletak di desa kelurahan alun-alun, Kecamatan Ranuyoso, Kabupaten Jawa Timur, seluas 443.179 m2 yang diikat dengan Hak Tanggungan peringkat I. • Piutang PT Bibit Indonesia.

(28)

9. HUTANG BANK JANGKA PENDEK (lanjutan) CIMB – Pinjaman Tetap (lanjutan)

Anak Perusahaan (lanjutan)

Pembatasan-pembatasan kepada PT Bibit Indonesia (Negative Covenants) antara lain adalah sebagai berikut:

• Menjual atau dengan cara lain mengalihkan hak atau menyewakan atau menyerahkan pemakaian atas seluruh atau sebagian kekayaan atau aset PT Bibit Indonesia, baik barang bergerak maupun tidak bergerak, kecuali dalam rangka menjalankan usaha PT Bibit Indonesia sehari-hari, menjaminkan atau mengagunkan dengan cara bagaimanapun kekayaan PT Bibit Indonesia kepada orang atau pihak lain, kecuali menjaminkan atau mengagunkan kekayaan kepada CIMB sebagaimana dinyatakan dalam perjanjian pengikatan jaminan.

• Memberikan pinjaman kepada atau menerima pinjaman dari pihak lain, mengadakan perjanjian yang dapat menimbulkan kewajiban PT Bibit Indonesia untuk membayar kepada pihak ketiga, kecuali dalam rangka menjalankan usaha PT Bibit Indonesia sehari-hari.

• Menjamin langsung maupun tidak langsung pihak ketiga lainnya, kecuali melakukan endorsemen atas surat yang dapat diperdagangkan, untuk keperluan pembayaran atau penagihan transaksi lain yang lazim dilakukan dalam menjalankan usaha.

• Mengadakan perubahan atas sifat dan kegiatan usaha PT Bibit Indonesia seperti yang sedang dijalankan dewasa ini, perubahan susunan pengurus, susunan para pemegang saham, maupun nilai saham PT Bibit Indonesia.

• Melakukan merger atau akuisisi, mengumumkan dan membagikan dividen saham PT Bibit Indonesia.

• Membayar piutang yang sekarang dan/atau di kemudian hari akan dimiliki oleh para Pemegang Saham PT Bibit Indonesia, baik berupa jumlah pokok, bunga dan lain-lain jumlah uang yang wajib dibayar.

PT Leong Ayamsatu Primadona juga memperoleh fasilitas pinjaman tetap atas permintaan (PTX-OD) I sebesar Rp 20 milyar. Pada tahun 2009, PT Leong Ayamsatu Primadona memperoleh pinjaman tetap atas atas permintaan (PTX-OD) II sebesar Rp 5 milyar.

Pinjaman ini dijamin dengan deposito Anak Perusahaan di CIMB. Pinjaman ini akan jatuh tempo pada tanggal 27 Mei 2011. Saldo hutang bank jangka pendek tersebut pada tanggal 30 Juni 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp 25.000.000 dan Rp 21.500.000.

CIMB – Cerukan

Perusahaan

Perusahaan memperoleh fasilitas cerukan dari CIMB sebesar Rp 2.000.000 dengan tingkat bunga pada tanggal 30 Juni 2010 dan 2009 masing-masing sebesar 11,85% dan 14,75% per tahun yang akan jatuh tempo pada tanggal 27 Mei 2011.

Berdasarkan Surat CIMB No. 398/TMS/CBG3-MDC/XI/07 tertanggal 12 November 2007, CIMB menyetujui antara lain rencana Perusahaan untuk menerbitkan obligasi sebesar Rp 300.000.000, dengan catatan CIMB diberikan informasi yang memadai untuk melakukan evaluasi secara lengkap

(29)

9. HUTANG BANK JANGKA PENDEK (lanjutan) CIMB – Cerukan (lanjutan)

Perusahaan (lanjutan)

Saldo hutang cerukan pada tanggal 30 Juni 2010 dan 2009 adalah sebesar Rp 953.790. Fasilitas cerukan akan dipergunakan untuk mengantisipasi liquidity gap serta untuk menunjang kegiatan operasional sehari-hari.

Jaminan-jaminan berikut seluruhnya dijaminkan secara Cross Collateralized untuk menjamin pembayaran kembali seluruh kewajiban terhutang Perusahaan kepada CIMB:

• Sebidang tanah Hak Guna Bangunan dengan SHGB No. 37/Cakung, Jakarta Timur atas nama Perusahaan.

• Hak Tanggungan dengan nilai pertanggungan sebesar Rp 22.662.524 atas sebidang tanah Hak Guna Bangunan dengan SHGB No. 1/Cipeundeuy, Purwakarta, Jawa Barat, atas nama Perusahaan.

• Hak Tanggungan dengan nilai pertanggungan sebesar Rp 15.741.620 atas tiga bidang tanah dengan SHGB No. 00012/Semanu, 00014/Semanu dan 00015/Semanu, Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, atas nama Perusahaan beserta bangunan, konstruksi dan benda tidak bergerak lainnya yang sekarang ada atau yang akan ada dikemudian hari.

• Hak Tanggungan atas sebidang tanah Hak Guna Bangunan dengan SHGB No. 1/Sumberkare, Probolinggo, Jawa Timur, atas nama Perusahaan.

• Akta Jaminan Fidusia atas seluruh mesin dan peralatan Perusahaan baik yang sekarang telah ada maupun dikemudian hari akan ada, yang terletak di tanah dan bangunan yang terletak di Cakung, Jakarta; Purwakarta, Jawa Barat; Wonosari, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Probolinggo, Jawa Timur.

• Akta Fidusia atas seluruh persediaan inventory (stok barang) Perusahaan yang sekarang telah ada maupun dikemudian hari akan ada, yang terletak di Cakung, Jakarta; Purwakarta, Jawa Barat; Wonosari, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Probolinggo, Jawa Timur dengan nilai penjaminan sebesar Rp 15.000.000.

• Akta Fidusia atas piutang usaha Perusahaan.

• Jaminan pribadi dari Lau Chia Nguang dan Lau Tuang Nguang, pihak hubungan istimewa, masing sebesar $AS 1.836.992,25, yang kemudian ditingkatkan menjadi masing-masing sebesar $AS 4.189.933,43.

Pembatasan-pembatasan kepada Perusahaan (Negative Covenants) antara lain adalah sebagai ikut:

• Mengadakan merger, akuisisi, konsolidasi, menjual, mengalihkan, menghibahkan, menyewakan atau melepaskan hak atas harta kekayaan, kecuali untuk transaksi-transaksi yang umum dalam Perusahaan debitor.

• Mengikat diri sebagai penanggung/ penjamin hutang dan/ atau menjaminkan harta kekayaan debitor kepada pihak lain.

(30)

9. HUTANG BANK JANGKA PENDEK (lanjutan) CIMB – Cerukan (lanjutan)

Perusahaan (lanjutan)

CIMB melalui surat tanggal 30 Mei 2005 No: 305/NAT-J2BA/V/05 telah memberikan persetujuan kepada Perusahaan untuk melakukan proses Initial Public Offering (IPO).

Berdasarkan Surat No. 375/NAT-J2BA/VI/05 tanggal 29 Juni 2005, Bank Niaga telah memberikan persetujuan kepada Perusahaan untuk merubah ketentuan mengenai “Negative Covenants” menjadi sebagai berikut:

• Dividen

Ketentuan bahwa Perusahaan tidak boleh mengumumkan dan membagikan dividen kepada pemegang sahamnya tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari CIMB telah dihapuskan. • Susunan Pengurus

Terhadap susunan pengurus Perusahaan wajib memberitahukan secara tertulis kepada CIMB atas setiap perubahan susunan pengurus Perusahaan, paling lambat 1 (satu) bulan setelah tanggal perubahan.

• Struktur Permodalan

Perusahaan wajib memberitahukan secara tertulis kepada CIMB atas perubahan struktur permodalan Perusahaan paling lambat 1 (satu) bulan setelah tanggal perubahan.

Berdasarkan Surat CIMB No. 398/TMS/CBG3-MDC/XI/07 tertanggal 12 November 2007, CIMB: 1. Menyetujui secara prinsip atas rencana Perusahaan untuk menerbitkan obligasi sebesar

Rp 300.000.000, dengan catatan CIMB diberikan informasi yang memadai untuk melakukan evaluasi secara lengkap atas rencana penggunaan dana hasil penerbitan obligasi tersebut, yang antara lain disebutkan untuk pembelian atas 99,69% saham PT Leong Ayamsatu Primadona.

2. Menyetujui untuk mengambil pinjaman modal kerja dari CIMB sebesar Rp 42 milyar termasuk pemberian jaminan sepanjang jaminan tersebut tidak sedang dijaminkan ke CIMB.

3. Menyetujui untuk memperoleh pinjaman dalam bentuk cash advances dari Emerging success Pte. Ltd., dengan catatan pinjaman tersebut tidak memiliki kewajiban untuk membayar bunga dan tanpa pemberian jaminan.

Perusahaan juga memperoleh fasilitas cerukan dengan plafon sebesar Rp 2 milyar dari CIMB. Tingkat bunga pada tanggal 30 Juni 2010 dan 2009 adalah sebesar 11,85% dan 14,75% per tahun. Pinjaman ini akan jatuh tempo pada tanggal 27 Mei 2010. Saldo hutang cerukan pada tanggal 30 Juni 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp 350.000 dan Rp 615.462 .

Anak Perusahaan

PT Leong Ayamsatu Primadona juga memperoleh fasilitas pinjaman rekening koran dengan jumlah maksimum sebesar Rp 7 milyar yang digunakan sebagai modal kerja. Fasilitas ini dijamin dengan jaminan yang sama dengan hutang jangka panjang (lihat Catatan 13). Pinjaman ini akan jatuh tempo pada tanggal 27 Mei 2011 dengan tingkat bunga sebesar 11,85% dan 14,75% masing-masing pada tanggal 30 Juni 2010 dan 2009.

(31)

9. HUTANG BANK JANGKA PENDEK (lanjutan)

Anak Perusahaan (lanjutan)

Pembatasan-pembatasan kepada PT Leong Ayamsatu Primadona (Negative Covenants) antara lain adalah sebagai ikut:

1. Mempertahankan Gearing Ratio Perusahaan tidak lebih dari 3 (tiga) kali sebelum fasilitas kredit lunas.

2. Mempertahankan Current Ratio tidak kurang dari 1 (satu) kali sebelum Fasilitas Kredit lunas. 3. Menggunakan Kredit tersebut sesuai dengan tujuan penggunaan.

4. Membentuk dan memelihara sistem pembukuan, administrasi dan pengawasan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang umum diterima di Indonesia dan yang diterapkan secara terus menerus untuk mencerminkan secara wajar keadaan harta kekayaan, keuangan serta hasil usaha Debitor.

5. Mengaktifkan rekening dan transaksi perbankan, baik domestik maupun internasional di Kreditor.

Saldo pinjaman rekening koran pada tanggal 30 Juni 2010 dan 2009 adalah masing-masing sebesar Rp 5.166.596dan Rp 499.497.

PT Bank Central Asia Tbk. (BCA) – Pinjaman Tetap

Pada tanggal 24 Maret 2010, Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman tetap dari BCA sebesar Rp 15 milyar dengan bunga pinjaman pada tanggal 30 Juni 2010 adalah sebesar 11% per tahun. Pinjaman ini akan jatuh tempo pada tanggal 21 Mei 2011. Saldo pinjaman tetap pada tanggal 30 Juni 2010 adalah sebesar Rp 15.000.000.

Fasilitas pinjaman tetap ini dijaminkan dengan jaminan yang sama dengan fasilitas cerukan yang telah diperoleh sebelumnya sebagaimana dijelaskan berikut ini.

BCA - Cerukan

Perusahaan pada tanggal 24 Maret 2010 mendapatkan tambahan fasilitas cerukan sebesar Rp 10 milyar sehingga total fasilitas cerukan yang diperoleh saat ini adalah sebesar Rp 25 milyar. Fasilitas cerukan ini mempunyai bunga pinjaman pada tanggal 30 Juni 2010 dan 2009 masing-masing sebesar 11,25% dan 13% per tahun. Pinjaman ini akan jatuh tempo pada tanggal 21 Mei 2011.

Fasilitas Cerukan dijaminkan dengan:

• Hak Tanggungan dengan nilai pertanggungan sebesar Rp 3.875.000, atas sebidang tanah Hak Guna Bangunan dengan SHGB Nomor: 1/Tanjung, Subang, Jawa Barat, atas nama Anak Perusahaan, pihak hubungan istimewa, beserta segala bangunan, tanaman dan hasil kerja yang telah ada atau akan ada diatas sebidang tanah tersebut.

• Hak Tanggungan dengan nilai pertanggungan sebesar Rp 2.050.000 atas dua bidang tanah Hak Guna Bangunan dengan SHGB No. 440/Gandaria Selatan dan No. 441/Gandaria Selatan yang terletak di Jl. Rumah Sakit Fatmawati No. 15, Blok G No. 21 dan 22, Jakarta atas nama PT Leo Hupindo, pihak hubungan istimewa, beserta segala bangunan, tanaman dan hasil kerja

(32)

9. HUTANG BANK JANGKA PENDEK (lanjutan)

PT Bank Central Asia Tbk. (BCA) – Cerukan (lanjutan)

• Hak Tanggungan dengan nilai pertanggungan sebesar Rp 650.000, atas tiga bidang tanah Hak Guna Bangunan, berdasarkan SHGB No. 522/Cipete Utara, 523/Cipete Utara dan 524/Cipete Utara yang terletak di Jl. Rumah Sakit Fatmawati Komplek Pertokoan Duta Mas Blok A.1, Nomor 30-32, Jakarta atas nama Anak Perusahaan beserta segala bangunan, tanaman dan hasil kerja yang telah ada atau akan ada di atas sebidang tanah tersebut.

Pembatasan-pembatasan kepada Perusahaan (Negative Covenants) adalah sebagai berikut: 1. Memperoleh pinjaman uang/kredit baru dari pihak lain dan/atau mengikatkan diri sebagai

penanggung/penjamin dalam bentuk dan dengan nama apapun dan/atau mengagunkan harta kekayaan Perusahaan kepada pihak lain;

2. Meminjamkan uang, termasuk tapi tidak terbatas kepada perusahaan afiliasinya, kecuali dalam rangka menjalankan usaha sehari-hari;

3. Melakukan peleburan, penggabungan, pengambilalihan, pembubaran/likuidasi; dan 4. Mengubah status kelembagaan.

Berdasarkan perubahan perjanjian kredit No 720/ADD/W08/KRD/2005 tentang pemberian fasilitas kredit rekening koran dengan maksimum fasilitas sebesar Rp 5.500.000 dan fasilitas kredit investasi dengan maksimum fasilitas sebesar Rp 3.100.000 (lihat Catatan 13), BCA menambahkan pembatasan kepada Perusahaan, yaitu:

• Menambah hutang bank/leasing

• Membayar pinjaman dari pihak terafiliasi dan • melakukan pembagian dividen

Melalui surat tertanggal 3 Januari 2006 No. 119/BKA/X/2006, BCA telah memberikan persetujuan untuk mencabut klausa mengenai kewajiban Perusahaan untuk mendapatkan persetujuan tertulis dari BCA atas pembagian dividen.

Berdasarkan Surat BCA No. 073/SEKR/BKA/XI/2007 tanggal 14 November 2007, BCA memberikan persetujuan sebagai berikut:

1. Penerbitan Obligasi sebesar Rp 300.000.000 dengan jangka waktu 5 tahun yang digunakan untuk perluasan usaha dan untuk mengakuisisi PT Leong Ayamsatu Primadona.

2. Pembelian saham PT Leong Ayamsatu Primadona sebesar 99,69% dengan tujuan untuk menggabungkan PT Leong Ayamsatu Primadona menjadi group Perusahaan sehingga dapat memperluas market share Perusahaan di wilayah Pulau Sumatera Utara yang merupakan area usaha PT Leong Ayamsatu Primadona.

3. Memperoleh fasilitas kredit dari CIMB (dahulu PT Bank Lippo Tbk) sebesar Rp 42 milyar (Rupiah penuh) yang digunakan untuk tambahan modal kerja, investasi penambahan mesin baru, mengantisipasi liquidity gap dan mendukung kegiatan operasional Perusahaan.

4. Memperoleh pinjaman dari pihak Emerging Success Pte. Ltd., dimana Perusahaan tidak memiliki kewajiban pembayaran bunga, pinjaman tanpa jaminan dan dengan jangka waktu pembayaran kembali yang fleksibel.

Saldo hutang cerukan pada tanggal 30 Juni 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp 8.431.493 dan Rp 2.193.157.

Referensi

Dokumen terkait

Dan saya beranggapan kesalahan anak didik dalam berwudhu karena dikelas rendah tidak ditekenkan betul-betul tentang tata cara wudhu yang baik dan benar.. Sehingga

Apa pun yang gue lakukan, Aidan tidak mungkin hidup lagi, yang bisa gue lakukan untuk dia sekarang hanya mengurus makamnya, berdoa supaya dia selalu bahagia di surga sana, jauh

Dapat dikatakan sebagai ultra-high accuracy jaringan CORS yang dilengkap dengan receiver tipe geodetik yang dapat melakukan tracking semua sinyal GPS, monumentasi antena

Medan: Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan, Universitas Sumatera Utara.. Medical Microbiology and Imunology Axamination and Board Review, 7 th

Dalam kurun waktu kurang lebih dua tahun ini, untuk menunjang aktivitas supermarket tersebut dibutuhkan sistem akuntansi yang baik berdasarkan Sistem Pengendalian Intern (SPI)

Hubungan antara variabel jumlah penduduk dengan luas lahan sawah pada tahun 1998 untuk Kabupaten Bekasi tidak ada hubungan, Kabupaten Karawang, Subang, Indramayu dan Cirebon

Ketidakseimbangan vasomotor dianggap sebagai salah satu faktor Ketidakseimbangan vasomotor dianggap sebagai salah satu faktor predisposisi polip hidung karena sebagian penderita

Selama ini dibenak masyarakat perpustakaan dan pustakawan masih dicitrakan sebagai hal yang serba kuno, statis, dan pekerjaan yang sepele (mudah) yang semua orang bias