• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN KELAYAKAN FINANSIAL INVESTASI PEMBANGUNAN PELABUHAN GUNAKSA DI DAWAN KLUNGKUNG -BALI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KAJIAN KELAYAKAN FINANSIAL INVESTASI PEMBANGUNAN PELABUHAN GUNAKSA DI DAWAN KLUNGKUNG -BALI"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PELABUHAN GUNAKSA DI DAWAN KLUNGKUNG -BALI

I Gusti Agung Adnyana Putera

1

, Dewa Ketut Sudarsana

2

, I Wayan Sukra Wija

3

1

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Udayana-Bali Email : apute@yahoo.com

2

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Udayana-Bali Emai : dksudarsana@gmail.com

3

Alumni Program Magister Teknik Sipil, Universitas Udayana-Bali

ABSTRAK

Kabupaten Klungkung provinsi Bali, secara geografis memiliki dua cakupan wilayah, yaitu wilayah daratan dan wilayah kepulauan. Pembangunan pelabuhan Gunaksa di Dawan Klungkung (di daratan), merupakan sandingan dari Pelabuhan Nusa Penida (di wilayah kepulauan). Pelabuhan Gunaksa sangat mendesak direalisasikan untuk mendorong pemerataan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Klungkung khususnya dan provinsi Bali umumnya. Alasan lain karen pelabuhan penyeberangan Padangbai yang digunakan sebelumnya tingkat pelayanannya sudah sangat rendah. Dari kelayakan aspek ekonomi pembangunan pelabuhan Gunaksa ini layak dibangun. Investasi pelabuhan ini memerlukan dana cukup besar sehingga realisasi pembangunan secara keseluruhan tidak dapat rampung dengan cepat. Hal ini diakibatkan anggaran pemerintah yang terbatas. Untuk itu dicoba dikaji dari aspek finansial sebagai pertimbangan penyertaan modal pihak ketiga (investor).

indikator-indikator kelayakan Net Present Value (NPV), Benefit Cost Ratio (BCR) dan Internal

Rate of Return (IRR). Kepekaan investasi diuji dengan analisa sensitivitas. Tarif penumpang dan jasa pelabuhan yang digunakan sebagai acuan adalah tarif dan jasa pelabuhan di Padangbai dan Benoa, Bali.

Hasil analisis didapat bahwa dengan tarif pelabuhan yang berlaku sekarang ini dan masa evaluasi 30 tahun, pembangunan pelabuhan ini belum layak dibanguna ditinjau dari aspek finansial, hal ini ditunjukkan dari indikator NPV= - Rp. 99,98 milyar < 1. Skenario yang diajukan agar investasi ini memiliki kelayakan dari aspek finansial yaitu dengan menaikkan jasa tarif. Dengan kenaikan tarif 35%, didapat investasi ini layak secara finansial, hal ini ditunjukkan dari indikator kelayakan finansial yaitu : NPV= +Rp.87,04 milyar; BCR= 1,55 dan IRR= 28,69%

Kata kunci: Pelabuan Gunaksa, investasi, analisis ekonomi, analisis finansial. 1. PENDAHULUAN

Kabupaten Klungkung, secara geografis memiliki dua cakupan wilayah, yaitu wilayah daratan dan wilayah pulau. Bila dilihat perbandingan komposisi luas wilayahnya terlihat sepertiganya terletak di daratan Pulau Bali (11.216 Ha) dan duapertiganya terletak di Kecamatan Nusa Penida (20.284 Ha). Meskipun secara geografis luas Kecamatan Nusa Penida lebih besar, namun kondisi sosial ekonomi dan pembangunan dirasakan sangat tertinggal dibandingkan dengan kecamatan lainnya yang berada di daratan. Kedua wilayah yang dipisahkan oleh laut ini, mengalami disparitas pertumbuhan (growth disparities ) sosial ekonomi yang menjolok. Disparitas pertumbuhan ini dapat diakibatkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah “keterisolasian” wilayah Nusa Penida yang ditandai dengan rendahnya tingkat aksesibilitas ke kawasan ini. Dengan pertimbangan kesibukan Pelabuhan Penyeberangan Padangbai pada saat ini serta pertimbangan adanya kenaikan frekuensi penyeberangan ke dan dari Nusa Penida akibat adanya kenaikkan permintaan (demand) jasa penyeberangan, Pemerintah Kabupaten Klungkung berinisiatif untuk merencanakan Pelabuhan di Klungkung daratan, tepatnya di Gunaksa, Kecamatan Dawan sebagai pasangan tetap dari Pelabuhan Penyeberangan Nusa Penida.

Kelayakan Pelabuhan Nusa Penida dan Klungkung daratan telah dilakukan oleh LAPI ITB Bandung, tahun 2003. Dari aspek ekonomi baru dianalisis secara ekonomi saja, sedangkan secara finasial belum ada kajian. Mengingat pendanaan yang cukup besar sedangkan anggaran pemerintah terbatas, diperkirakan realisasi proyek ini memerlukan waktu cukup lama. Untuk itu perlu dikaji secara finansial untuk melihat peluang penyertaan investasi dari pihak swasta.

(2)

MK-68 KoNTekS 6 Universitas Trisakti , Jakarta 1-2 November 2012 2. TINJAUAN PUSTAKA

Studi yang pernah dilakukan

Studi yang pernah dilakukan pada rencana pelabuhan Gunaksa adalah studi kelayakan Dermaga/Pelabuhan Nusa Penida dan Klungkung daratan (LAPI-ITB,2003). Hasil yang didapatkan adalah sebagai berikut :

a. Pembangunan Pelabuhan Nusa Penida dan Klungkung daratan layak secara ekonomi dengan IRR = 12,60 %.

b. Pengoperasian kapal ferry antara Nusa penida dan Klungkung daratan layak secara bisnis dengan IRR = 16,32 % dan Payback Period = 25 tahun 9 bulan.

c. Pemerintah Kabupaten Klungkung perlu melakukan langkah-langkah antisipasif berkaitan dengan kemungkinan munculnya dampak negatif akibat pembangunan pelabuhan seperti melakukan sosialisasi sedini mungkin serta mendorong masyarakat yang terkena dampak negatif untuk beralih profesi. Pelabuhan

Pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan ekonomi yang dipergunakan sebagai kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang dan atau bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi (SK MENHUB No. 25 Tahun 2002).

Untuk dapat merealisasikan / mewujudkan suatu pembangunan pelabuhan, maka minimum ada 7 data pokok yang harus dipenuhi (Soedjono Kramadibrata, 1985) yaitu :

1) Asal dan tujuan muatan (original and destination, O/D) dan jenis muatan. 2) Klimatologi, yang meliputi : angin, pasang surut, sifat air laut.

3) Topografi, geologi, struktur tanah.

4) Rencana pembiayaan, ukuran keberhasilan secara ekonomis dilihat dari segi investasi. 5) Pendayagunaan modal ditinjau dari segi operasional, terutama dalam penanganan muatan.

6) Kaitan pelabuhan dengan jenis kapal yang menyinggahinya dan sarana prasarana angkutan lain yang mendukung kegiatan pelabuhan dengan daerah pendukungnya secara keseluruhan.

7) Kaitan pelabuhan dengan pelabuhan lainnya dalam rangka lalu lintas dan sistem jaringan guna mendukung perdagangan.

Ukuran suatu pelabuhan ditentukan berdasarkan panjang dermaga, lebar, kedalaman kolam dan daerah pendukung operasinya. Ke semua ukuran dasar ini menentukan sekali terhadap kemampuan pelabuhan terhadap kapal dan barang yang ditangani di pelabuhan. Ukuran dan bentuk kontruksi menentukan pula besar investasi yang diperlukan, sehingga penentuan yang tepat sangat membantu dalam operasi pelabuhan yang efisien.

Studi Kelayakan.

Suatu studi kelayakan proyek adalah menganalisis tentang layak atau tidaknya suatu investasi proyek dilaksanakan. Tolok ukurnya bergantung pada investor yang mengembangkan proyek bersangkutan. Jika investor dari pihak swasta akan mengembangkan suatu proyek ke arah profitable yang berarti lebih berorientasi pada nilai manfaat ekonomisnya. Sedangkan jika investornya adalah pemerintah disamping nilai ekonomis suatu proyek tentu tidak melupakan aspek nilai sosialnya. Oleh karena itu studi kelayakan merupakan studi yang sangat komplek dan haruslah meninjau dari beberapa aspek seperti : aspek ekonomi, aspek finansial, aspek teknis, dan aspek pasar.

Aspek Ekonomi: menganalisis perekonomian secara makro yaitu pengaruhnya terhadap penghasilan suatu daerah, pengaruhnya terhadap penerimaan devisa, penambahan kesempatan kerja serta pengaruhnya terhadap sektor-sektor yang lainnya. Jadi analisis aspek ekonomi adalah menganalisis keadaan ekonomi seluruh masyarakat atau ekonomi makro dari daerah bersangkutan terhadap keberadaan suatu proyek. Aspek ekonomi juga menganalisis sektor-sektor diluar proyek yang tidak bersentuhan secara langsung dengan proyek tersebut. Dalam hal ini misalnya proyek Pembangunan Pelabuhan Penyeberangan Gunaksa Dawan klungkung bersentuhan langsung dengan sektor jasa transportasi, kemudian yang tidak langsung adalah aspek sektor pertanian, perdagangan, pariwisata sebagai penyedia jasa kebutuhan transportasi. Aspek Finansial: menganalisis suatu proyek dengan menggunakan berbagai macam indek yang disebut dengan indek investasi atau investment creteria. Setiap indek harus menggunakan present velue yang telah di-discount dari arus pembiayaan dan arus pendapatan selama umur suatu proyek. Tidak jarang digunakan

(3)

dua atau lebih kreteria investasi dalam menentukan kemungkinan investasi. Masing-masing kreteria tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

Aspek Teknis: menganalisis yang berhubungan dengan proses pembangunan suatu proyek secara teknis dan pengoperasiannya setelah proyek tersebut dibangun. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui rancangan awal dan penaksiran biaya investasi termasuk biaya eksploitasinya. Hal ini memberikan peluang lebih dari satu tempat untuk dipertimbangkan sebagai lokasi keberadaan suatu proyek atau beberapa alternatif teknologi yang digunakan dalam mewujudkan rencana pembangunannya sehingga layak untuk digunakan. Adanya beberapa pilihan dalam bentuk alternatif-alternatif untuk dikembangkan dalam analisis ini. Aspek Pasar: menganalisis ketertarikan pasar terhadap investasi yang direncanakan. Pada era globalisasi struktur pasar yang awalnya berorientasi pada penjual (sellers market) bergeser menjadi berorientasi pada pembeli (buyer market). Hal ini menyebabkan timbulnya persaingan yang semakin ketat untuk merebut hati pembeli. Selera pembeli selalu berubah dan berkembang secara dinamis yang mengakibatkan ketidak pastian akan suatu sukses. Kondisi ini ditentukan oleh analisis aspek pasar dalam studi kelayakan suatu proyek.

Analisa Investasi Proyek

Konsep analisa investasi menurut Rochmanhadi (1996), dapat dijabarkan dalam bagian-bagian sebagai berikut :

Biaya (Cost): adalah semua barang dan jasa yang mengurangi pendapatan bersih pihak-pihak yang terkait (project participant). Biaya itu sendiri dapat digolongkan dalam beberapa kelompok, yaitu :

a. Biaya investasi (investment cost) adalah biaya modal yang dibutuhkan untuk pelaksanaan proyek.

b. Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang tidak terpengaruh dengan adanya kegiatan-kegiatan proyek, seperti gaji karyawan (tenaga administrasi).

c. Biaya variabel (variable cost) adalah biaya yang langsung berhubungan dengan kegiatan proyek.

d. Biaya tambahan (incremental cost) adalah biaya yang diakibatkan oleh kenaikkan output suatu produk, bisa juga disebut marginal cost.

e. Biaya hilang (sunk cost) adalah biaya yang dikeluarkan pada waktu yang lalu sebelum kepastian pelaksanaan proyek, namun tidak diperhitungkan dalam analisa, seperti biaya survey lapangan.

f. Biaya kesempatan (opportunity cost) adalah biaya yang diakibatkan penggunaan sumber daya karena keterbatasan kesempatan, seperti biaya penyiapan dokumen, administrasi dan lain-lain. Manfaat (Benefit): adalah peningkatan penerimaan barang atau jasa yang meningkatkan pendapatan bersih pihak-pihak terkait. Kemudian manfaat dapat digolongkan menjadi beberapa kelompok, yaitu:

a. Manfaat langsung (direct benefit) yaitu manfaat langsung yang diperoleh sesuai tujuan investasi.

b. Manfaat tidak langsung (direct benefit) yaitu manfaat yang merupakan dampak dari adanya kegiatan investasi tersebut.

Penilaian Investasi

Pada umumnya ada tiga metode yang dipakai untuk mengukur atau menilai suatu investasi. Metode tersebut seperti, Metode Net Present Value (NPV), Metode Internal Rate of Return (IRR) dan Metode Benefit-Cost

Ratio (BCR) (Suad Husnan, et al 2000) yang selengkapnya dijelaskan sebagai berikut :

Net Present Value (NPV): merupakan selisih antara nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang

penerimaan-penerimaan kas bersih dimasa yang akan datang. Secara matematis dapat ditampilkan sebagai berikut :

(

)

=

+

+

=

n t t

r

At

Ao

NPV

1

1

... 1 dimana :

NPV = Nilai Sekarang bersih.

-Ao = Pengeluaran investasi pada tahun ke-0 At = Aliran kas masuk bersih pada tahun ke-t r = Tingkat keuntungan yang diisyaratkan n = Jumlah tahun (usia ekonomis) proyek.

(4)

MK-70 KoNTekS 6 Universitas Trisakti , Jakarta 1-2 November 2012 Mengkaji usulan proyek dengan NPV memberikan petunjuk (indikasi) sebagai berikut: (1) bila NPV > 0 berarti usulan proyek dapat diterima; (2) bila NPV < 0 berarti usulan proyek ditolak.

Benefit Cost Ratio (BCR): konsep BCR menekankan pada segi manfaat (benefit) bagi kepentingan proyek.

Rumus untuk analisis ini adalah sebagai berikut :

(

)

Cf

B

PV

BCR =

………..2 dimana:

BCR = Ratio manfaat terhadap biaya. (PV)B = Nilai sekarang benefit. Cf = Nilai sekarang biaya.

Sebagai indikasi analisis ini adalah bila BCR lebih besar satu, usulan suatu proyek diterima dan bila BCR lebih kecil satu usulan suatu proyek ditolak sedangkan bila BCR sama dengan satu dikatakan proyek tersebut netral.

Internal Rate of Return (IRR): adalah tingkat bunga yang menyamakan present value dari aliran kas

keluar dan present value merupakan tingkat bunga yang masuk (Suad Husnan, Suwarsono Muhammad, 2000). Secara matematis pernyatan diatas dapat ditulis sebagai berikut:

(

1

)

0

0

=

+

= n t t

r

At

... 3 dimana :

At = Aliran kas pada periode t R = tingkat bunga

N = Periode terakhir aliran kas diharapkan

= Jumlah aliran kas yang di ´´discounted´´ kan pada akhir tahun 0 sampai dengan tahun n

Menganalisis suatu usulan proyek dengan IRR akan didapat petunjuk bahwa : (1) IRR > arus pengembalian (i) proyek diterima; (2) IRR < bunga uang, proyek ditolak

3. METODE PENELITIAN Kerangka Penelitian

Kerangka penelitian ini disajikan pada Gambar -1 Lokasi Penelitian.

Penelitian ini dilakukan pada sebuah rencana proyek pembangunan pelabuhan Gunaksa di Dawan Klungkung, provinsi Bali. Prasarana pelabuhan ini adalah pasangan tetap dari pelabuhan penyeberangan Nusa Penida, dimana pelabuhan penyeberangan Padangbai yang digunakan saat ini merupakan pasangan sementara, sebelum dibangunnya pelabuhan Gunaksa Dawan Klungkung. Pembangunan pelabuhan ini berlokasi di kawasan bekas galian- C desa Gunaksa kecamatan Dawan kabupaten Klungkung. Peta Lokasi penelitian disajikan pada Gambar-2.

(5)

Gambar -2 Lokasi p

Analisis Data.

Analisis yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah terhadap beberapa aspek seperti : aspek teknis, aspek pasar dan aspek finasialnya. Analisis Finansial (Analisis Investasi), dengan tahapan :

1) Peramalan produk angkutan 2) Analisa biaya, yang terdiri dari :

i) Biaya pelaksanaan proyek (investasi), yaitu biaya untuk pembangunan fisik Pelabuhan Penyeberangan Gunaksa Dawan Klungkung

ii) Biaya operasional pelabuhan, yang terdiri dari : gaji karyawan, pengadaan keperluan administrasi pelabuhan, biaya pemeliharaan pelabuhan, pengem

pinjaman.

3) Analisa Manfaat (benefit), yang berupa pendapatan dari operasional pelabuhan yang terdiri dari : labuh, jasa sandar, jasa pandu

pelayanan banker, jasa parkir, j

operasional pelabuhan, seperti kegiatan penyediaan perkantoran, penyediaan kawasan kegiatan perdagangan, serta penyediaan sarana umum lainnya.

Penentuan tarif pendapatan ini mengac

Indonesia Ferry (Persero) Cabang Utama Lembar

tarif jasa pelabuhan penyeberangan dan No : KD.48/OP.404/ASDP fasilitas pelabuhan.

4) Pembuatan cash flow

5) Analisa NPV, IRR dan BCR Data prim

Observasi

Untuk mendapatkan nilai manfaat dari proyek

Peramalan Pola Data - Penumpang dan barang

- Trip kapal

Gambar -1. Kerangka Penelitian

2 Lokasi pelabuhan Gunaksa Dawan Klungkung, provinsi Bali

akan dilakukan dalam penelitian ini adalah terhadap beberapa aspek seperti : aspek teknis, aspek pasar dan aspek finasialnya. Analisis Finansial (Analisis Investasi), dengan tahapan :

Analisa biaya, yang terdiri dari :

ksanaan proyek (investasi), yaitu biaya untuk pembangunan fisik Pelabuhan Penyeberangan Gunaksa Dawan Klungkung

Biaya operasional pelabuhan, yang terdiri dari : gaji karyawan, pengadaan keperluan administrasi pelabuhan, biaya pemeliharaan pelabuhan, pengembalian pokok dan bunga Analisa Manfaat (benefit), yang berupa pendapatan dari operasional pelabuhan yang terdiri dari :

asa pandu, jasa pemeliharaan dermaga, pass pelabuhan, pelayanan air bersih , jasa peti kemas dan pengusahaan satu atau lebih jasa yang mendukung operasional pelabuhan, seperti kegiatan penyediaan perkantoran, penyediaan kawasan kegiatan perdagangan, serta penyediaan sarana umum lainnya.

Penentuan tarif pendapatan ini mengacu di Pelabuhan Padangbai, yaitu Keputusan Direksi PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Utama Lembar - Padangbai No : KD.80/OP.404/ASDP

tarif jasa pelabuhan penyeberangan dan No : KD.48/OP.404/ASDP-2006 tentang tarif jasa dan sewa Rumusan Masalah Studi Literatur Pengumpulan Data Kajian Peneliti Kajian Sebelumnya Data primer Observasi Untuk mendapatkan nilai manfaat

dari proyek Data sekunder • Gambar rencana • Biaya perencanaan • Biaya pelaksanaan • Biaya operasional Untuk mendapatkan biaya.

Peramalan Pola Data Penumpang dan barang

Trip kapal

Analisis Aspek Pasar Aspek Teknis Aspek Finansial

Identifikasi Biaya dan Manfaat

Hasil Layak/Tidak Layak

Kesimpulan dan Saran

, provinsi Bali

akan dilakukan dalam penelitian ini adalah terhadap beberapa aspek seperti : aspek teknis,

ksanaan proyek (investasi), yaitu biaya untuk pembangunan fisik Pelabuhan Biaya operasional pelabuhan, yang terdiri dari : gaji karyawan, pengadaan keperluan balian pokok dan bunga Analisa Manfaat (benefit), yang berupa pendapatan dari operasional pelabuhan yang terdiri dari : jasa elayanan air bersih, engusahaan satu atau lebih jasa yang mendukung operasional pelabuhan, seperti kegiatan penyediaan perkantoran, penyediaan kawasan kegiatan u di Pelabuhan Padangbai, yaitu Keputusan Direksi PT. ASDP Padangbai No : KD.80/OP.404/ASDP-2006 tentang 2006 tentang tarif jasa dan sewa

(6)

MK-72

4. HASIL DAN PEMBAHASAN Layout Pelabuhan Gunaksa

Perencanaan layout pelabuhan Gunaksa

laut dan fasilitas darat. Yang termasuk dalam fasilitas laut diantaranya adalah dermaga, fasilitas tambat, fasilitas bongkar-muat, retaining wall

jalan akses kendaraan dan penumpang,

darat diantaranya adalah gedung terminal, kantor administrasi, tempat parkir, jalan, bangunan penunjang lainnya (pos jaga, pos pemeriksaan tiket, rumah genset, toilet umum, dan sebagai fasilitas penunjang operasional seperti air bersih, listrik, BBM, dan telepon.

Gambar-3 Lay Out Pelabuhan Penyeberangan Gunaksa Dawan Klungkung

Analisis Aspek Pasar

Keberadaan Pelabuhan Gunaksa Dawan Klungkung sebagai salah satu pelabuhan

yang akan melayani rute penyeberangan ke Nusa Penida dengan fasilitas yang dimiliki dan lokasi keberadaannya. Sebelum dibangun Pelabuhan Gunaksa Dawan Klungkun

saat ini melalui 4 (empat) titik penyeberangan yaitu Kusamba, Padangbai, Sanur dan Benoa. Melihat kondisi pasar saat ini setelah melalui observasi dilapangan didapat harga tiket penyeberangan ke Nusa Penida dari empat titik lokasi penyeberangan yang ada saat ini yaitu Kusamba, Padangbai, Benoa dan Sanur adalah sebagai berikut :

1) Kusamba dengan menggunakan angkutan sampan tradisional, tiket orang Rp. 15.000,00, kendaraan roda dua Rp. 50.000,00 dengan waktu tempuh 1,5 sampai den

kondisi arus air laut.

2) Padangbai dengan menggunakan boat, tiket orang Rp. 20.000,00, kendaraan roda dua Rp. 50.000,00 dengan waktu tempuh 35 menit

3) Benoa dengan menggunakan kapal cepat, tiket orang Rp. 75.000,00 dengan waktu tempuh 45 menit.

4) Sanur dengan menggunakan angkutan sampan tradisional, tiket orang Rp. 25.000,00, kendaraan roda dua Rp. 75.000,00 dengan waktu tempuh 2 sampai dengan 2,5 jam tergantung kondisi arus air laut.

Analisis Aspek Teknis

Berdasarkan letak geografis pelabuhan Gunaksa Dawan Klungkung, di desa Gunaksa, kecamatan Daw berada dalam kawasan galian C yang sekarang telah ditutup. K

selanjutnya akan dilakukan optimasi pemanfaatan lahan

meningkatkan daya dukung kawasan, serta untuk menjaga estetika lingkungan. dikembangkan sebagai pintu gerbang ke k

Analisis Perencanaan Fasilitas Laut

Analisis pada fasilitas laut yang ada pada perencanaan layout Klungkung terdiri dari (LAPI –ITB,2003):

a. Breakwater yang diperlukan adalah

Tenggara, dan dari arah Selatan-Barat Daya. Lengan

breakwater Timur, hal ini dimaksudkan untuk menutup gelombang dari Selatan b. Tipe Dermaga adalah tipe dermaga yang tidak perlu menjorok ke laut yaitu

putar (turning basin) diambil 2 x panjang keseluruhan kapal (L

KoNTekS 6 DAN PEMBAHASAN

pelabuhan Gunaksa disajikan pada Gambar-3, terdiri dari perencanaan layout

laut dan fasilitas darat. Yang termasuk dalam fasilitas laut diantaranya adalah dermaga, fasilitas tambat, (tembok penahan tanah), breakwater (penahan gelombang), kolam, jalan akses kendaraan dan penumpang, serta rambu-rambu navigasi. Sedangkan yang termasuk fasilitas darat diantaranya adalah gedung terminal, kantor administrasi, tempat parkir, jalan, bangunan

penunjang lainnya (pos jaga, pos pemeriksaan tiket, rumah genset, toilet umum, dan sebagai fasilitas penunjang operasional seperti air bersih, listrik, BBM, dan telepon.

Lay Out Pelabuhan Penyeberangan Gunaksa Dawan Klungkung

Keberadaan Pelabuhan Gunaksa Dawan Klungkung sebagai salah satu pelabuhan yang ada di p

yang akan melayani rute penyeberangan ke Nusa Penida dengan fasilitas yang dimiliki dan lokasi keberadaannya. Sebelum dibangun Pelabuhan Gunaksa Dawan Klungkung penyeberangan ke Nusa Penida saat ini melalui 4 (empat) titik penyeberangan yaitu Kusamba, Padangbai, Sanur dan Benoa. Melihat kondisi pasar saat ini setelah melalui observasi dilapangan didapat harga tiket penyeberangan ke Nusa okasi penyeberangan yang ada saat ini yaitu Kusamba, Padangbai, Benoa dan Sanur Kusamba dengan menggunakan angkutan sampan tradisional, tiket orang Rp. 15.000,00, kendaraan roda dua Rp. 50.000,00 dengan waktu tempuh 1,5 sampai dengan 2 jam tergantung Padangbai dengan menggunakan boat, tiket orang Rp. 20.000,00, kendaraan roda dua Rp. 50.000,00 dengan waktu tempuh 35 menit

Benoa dengan menggunakan kapal cepat, tiket orang Rp. 75.000,00 dengan waktu tempuh 45 Sanur dengan menggunakan angkutan sampan tradisional, tiket orang Rp. 25.000,00, kendaraan roda dua Rp. 75.000,00 dengan waktu tempuh 2 sampai dengan 2,5 jam tergantung kondisi arus air

elabuhan Gunaksa Dawan Klungkung, di desa Gunaksa, kecamatan Daw yang sekarang telah ditutup. Kawasan ini akan direklamasi kembali selanjutnya akan dilakukan optimasi pemanfaatan lahan agar dapat memberikan nilai tamb meningkatkan daya dukung kawasan, serta untuk menjaga estetika lingkungan. Kawasan akan

sebagai pintu gerbang ke kecamatan Nusa Penida sesuai pada rencana detail tata ruang.

ilitas laut yang ada pada perencanaan layout Pelabuhan Gunaksa Dawan ITB,2003):

adalah breakwater 2 lengan untuk mengatasi gelombang dari Timur, Barat Daya. Lengan breakwater Barat lebih panjang dibanding lengan Timur, hal ini dimaksudkan untuk menutup gelombang dari Selatan-Barat Daya.

tipe dermaga yang tidak perlu menjorok ke laut yaitu wharf atau quay diambil 2 x panjang keseluruhan kapal (LOA). Kapal yang digunakan untuk

KoNTekS 6

layout fasilitas laut dan fasilitas darat. Yang termasuk dalam fasilitas laut diantaranya adalah dermaga, fasilitas tambat, (penahan gelombang), kolam, rambu navigasi. Sedangkan yang termasuk fasilitas darat diantaranya adalah gedung terminal, kantor administrasi, tempat parkir, jalan, bangunan-bangunan penunjang lainnya (pos jaga, pos pemeriksaan tiket, rumah genset, toilet umum, dan sebagainya), serta

Lay Out Pelabuhan Penyeberangan Gunaksa Dawan Klungkung

yang ada di pulau Bali yang akan melayani rute penyeberangan ke Nusa Penida dengan fasilitas yang dimiliki dan lokasi g penyeberangan ke Nusa Penida saat ini melalui 4 (empat) titik penyeberangan yaitu Kusamba, Padangbai, Sanur dan Benoa. Melihat kondisi pasar saat ini setelah melalui observasi dilapangan didapat harga tiket penyeberangan ke Nusa okasi penyeberangan yang ada saat ini yaitu Kusamba, Padangbai, Benoa dan Sanur Kusamba dengan menggunakan angkutan sampan tradisional, tiket orang Rp. 15.000,00, gan 2 jam tergantung Padangbai dengan menggunakan boat, tiket orang Rp. 20.000,00, kendaraan roda dua Rp. Benoa dengan menggunakan kapal cepat, tiket orang Rp. 75.000,00 dengan waktu tempuh 45 Sanur dengan menggunakan angkutan sampan tradisional, tiket orang Rp. 25.000,00, kendaraan roda dua Rp. 75.000,00 dengan waktu tempuh 2 sampai dengan 2,5 jam tergantung kondisi arus air

elabuhan Gunaksa Dawan Klungkung, di desa Gunaksa, kecamatan Dawan, awasan ini akan direklamasi kembali dan memberikan nilai tambah, Kawasan akan pada rencana detail tata ruang.

Pelabuhan Gunaksa Dawan 2 lengan untuk mengatasi gelombang dari Timur, Barat lebih panjang dibanding lengan

Barat Daya.

quay. Area ). Kapal yang digunakan untuk

(7)

merencanakan fasilitas laut adalah kapal 1.000 GT dengan LOA = 70,00 m. Dengan demikian diameter

turning basin = 2 x 70,00 m = 140,00 m.

c. Fasilitas tambat dengan bollard sebagai tempat mengikatkan tali untuk mengurangi gerak kapal serta

fender karet untuk meredam benturan kapal dengan dermaga.

d. Tipe Fasilitas Bongkar Muat adalah tipe ponton atau movable bridge (MB)

e. Rambu Navigasi yang dipasang adalah lampu navigasi hijau pada kepala breakwater timur dan lampu navigasi merah di kepala breakwater barat.

f. Retaining Wall dan Revetment dibangun di sebelah utara dermaga dan di sebelah Selatan dermaga sampai ke kaki breakwater Timur. Retaining wall yang menyatu dengan dermaga ini direncanakan sama dengan dermaga yaitu berdinding tegak dari sheet pile beton.

Fasilitas Darat

Analisis pada fasilitas darat yang ada pada perencanaan layout Pelabuhan Gunaksa Dawan Klungkung terdiri dari : Gedung Terminal =360 m2 ; Kantor administrasi = 54 m2; Kantin atau kios = 54 m2; Fasilitas lain (ruang tiket, toilet umum, ruang telepon umum, ruang penyimpanan, dan ruang mesin) = 120 m2; Ruangan umum seperti gang, tangga, dan pintu masuk = 700 m2; tempat parkir = 450 m2 (keberangkatan) dan 400 m2 (penjemputan)

Analisa biaya (Cost)

Untuk melakukan analisis investasi, perlu terlebih dahulu diketahui komponen biaya yang diperhitungkan dalam perencanaan biaya investasi. Komponen biaya tersebut terdiri dari biaya pelaksanaan proyek sampai dengan proyek tersebut beroperasi. Adapun rinciannya adalah: biaya pembangunan dan pengadaan lahan = Rp 215,218,438,263.00 yang dibagi menjadi tiga tahap yaitu masing-masing yaitu tahap-1 sebesar Rp. 111,287,122,051.00, tahap-2 sebesar Rp. 42,347,019,637.00 dan tahap-3 sebesar Rp. 61,584,296,575.00; biaya gaji karyawan tahun pertama operasi Rp. 169.200.000,00. Biaya Administrasi Rp.18.000.000,00. Biaya gaji dan administrasi diasumsikan ada kenaikan 5 % setiap 5 tahun. Biaya pemeliharaan diasumsikan sebesar 0,2 % pertahun dari biaya pembangunan.

Analisa Manfaat ( Benefit )

Komponen manfaat yang nantinya diperhitungkan sebagai pendapatan dalam pembangunan dan operasional pelabuhan ini adalah mengacu di Pelabuhan Padangbai, yaitu Keputusan Direksi PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Utama Lembar – Padangbai No. KD.80/OP.404/ASDP-2006 tentang tarif jasa dan sewa fasilitas pelabuhan dan di Pelabuhan Benoa yaitu Keputusan Direksi PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia III: pelayanan jasa labuh, pelayanan jasa sandar, pelayanan jasa pandu, pass pelabuhan, pelayanan jasa pemeliharaan dermaga, pelayanan air bersih untuk kapal, pelayanan depo bahan bakar, biaya parkir, pengusahaan satu atau lebih jasa pendukung operasional pelabuhan, seperti kegiatan penyediaan perkantoran dan penyediaan kawasan kegiatan perdagangan, serta penyediaan sarana umum lainnya. Proyeksi manfaat/pendapatan pengoperasian Pelabuhan Gunaksa untuk jasa-jasa kepelabuhan selama umur investasi dapat dilihat pada Gambar -4

Gambar-4 Proyeksi Manfaat/Pendapatan Pengoperasian Pelabuhan Gunaksa

-1.000.000.000 2.000.000.000 3.000.000.000 4.000.000.000 5.000.000.000 6.000.000.000 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 Tahun Ke P e n d a p a ta n R p .

Labuh Sandar Pandu

BBM Air Parkir

(8)

MK-74 KoNTekS 6 Universitas Trisakti , Jakarta 1-2 November 2012 Analisis Aspek Finansial

Analisa finansial rencana Pembangunan Pelabuhan Gunaksa Dawan Klungkung dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa asumsi. Analisa ini berdasarkan sudut pandang investor dalam hal ini langsung sebagai pengelola pelabuhan. Adapun asumsi-asumsi yang digunakan adalah sebagai berikut :

a. Jangka waktu investasi : 30 tahun

b. Suku bunga pinjaman : 8 % (SBI)

c. Suku bunga modal : 12 %

d. Perbandingan pinjaman dan modal : 70 % : 30 % e. Cost of Capital (COC) = (0,08 x 0,70) + (0,12 x 0,30) = 9 %

Hasil analisis untuk harga tarif sesuai yang berlaku (peraturan) dan skenario menaikkan tarif disajikan pada Tabel-1. Pada Tabel-1 dapat dijelaskan bahwa jika tariff yang digunakan sesuai dengan yang diberlakukan (peraturan), pembangunan pelabuhan Gunaksa belum layak secara finansial yang ditunjukkan oleh nilai NPV = - Rp. 99.979.314.832,68 < 0.

Untuk mendapatkan kelayakan secara finansial adalah dengan meningkatkan manfaat proyek. Skenario yang memungkinkan adalah menaikkan harga tarif. Tabel-1 dapat dijelaskan dengan kenaikkan tarif sebesar 15 % , didapat nilai NPV masih negatif (NPV < 0) dan BCR < 1. Dengan kenaikkan tarif 19 % didapat NPV > 0, BCR > 0 dan Nilai IRR < 9 %, sedangkan dengan kenaikkan 25 % dan 35 % didapat NPV > 0, BCR > 0 dan Nilai IRR > 9 %, karena investasi ini lama (30 tahun) maka dipilih kenaikkan tarif sebesar 35 %. Hubungan antara manfaat dan biaya dengan skenario kenaikan tarif 35% disajikan pada Gambar-5.

Tabel-1 Ringkasan hasil analisis finansial

Tarif Berlaku Sesuai Peraturan NPV (99.979.314.832,68)

BCR 0,37 IRR -Tarif Naik 15 % NPV (21.748.168.935,23) BCR 0,86 IRR -Tarif Naik 19 % NPV 999.999.998,96 BCR 1,01 IRR 7,22 Tarif Naik 25 % NPV 32.644.840.085,50 BCR 1,21 IRR 16,32 Tarif Naik 35 % NPV 87.037.849.106,23 BCR 1,55 IRR 28,69

Analisa Sensifitas untuk Tarif Berlaku (setelah dinaikkan 35 %)

Biaya Tetap, Manfaat turun 15 % NPV 50.143.302.734,67

BCR 1,32

IRR 20,81

Biaya Naik 15 %, Manfaat tetap NPV 86.325.086.470,73

BCR 1,54

IRR 28,54

Biaya Naik 15 %, Manfaat turun 15 % NPV 49.430.540.099,16

BCR 1,31

IRR 20,62

TARIF NILAI JUMLAH

RP

5. SIMPULAN

Hasil analisa finansial pembangunan pelabuhan Gunaksa di kabupaten Klungkung, Bali dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Dengan skenario tarif jasa pelabuhan yang berlaku saat ini (PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Utama Lembar-Padangbai dan PT. Persero Pelabuhan Indonesia III Benoa) rencana pembangunan pelabuhan Gunaksa Klungkung tidak layak dari aspek finansial, hal ini ditunjukkan oleh indikator investasi NPV = - Rp. 99.979.314.832,68 < 0.

2. Agar memenuhi kelayakan finansial maka skenario yang ditawarkan adalah menaikkan tarif jasa pelabuhan minimal 25 %, hal ini mendapatkan indikator investasi NPV = 32.644.840.085,50 > 0; BCR = 1,21 > 1. Dilihat dari horizon investasi ini cukup lama (30 tahun), maka kenaikkan tarif yag paling aman adalah dengan kenaikkan tarif 35 % dengan nilai IRR = 28,69 %

(9)

Gambar -5 Hubungan antara Manfaat dan Biaya Setelah Tarif Naik 35 % DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2003. Buku Pedoman Penulisan Usulan Penelitian, Tesis, dan Disertasi. Denpasar : Program Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar

Garno, E. Paul De. 1997. Ekonomi Teknik. Jakarta : Penerbit PT. Prenhallindo Gray, Clive, dkk. 1985. Pengantar Evaluasi Proyek. Jakarta : Penerbit PT. Gramedia

Husnan, Suad dan Suwarsono Muhammad. 2000. Studi Kelayakan Proyek. Yogyakarta : UPP AMP YKPN Kartadinata, Abas. 1981. Pembelanjaan. Jakarta : Penerbit Bina Aksara

Keputusan Menteri Perhubungan (KM) No. 53. 2002. Tentang Tatanan Kepelabuhan Nasional Kodoatie, Robert J. 2000. Analisis Ekonomi Teknik. Yogyakarta : Penerbit Andi Yogyakarta Kramadibrata, Soedjono. 1987. Perencanaan Pelabuhan. Bandung : Penerbit Ganesa Excact

Keputusan Direksi PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia III. 2000. Tarif Pelayanan Jasa Kapal, Barang dan

Petikemas pada IPK

Lembaga Penelitian ITB. 2001. Final Report Studi Kelayakan Dermaga/Pelabuhan Nusa Penida dan Klungkung Daratan. Klungkung : LAPI ITB Bandung

Lembaga Penelitian ITB. 2002. Laporan DED Pembangunan Pelabuhan Nusa Penida. Klungkung : LAPI ITB Bandung

Lembaga Penelitian ITB. 2006. DED (Detail Engineering Design) Pelabuhan/Dermaga Gunaksa Dawan. Klungkung : LAPI ITB Bandung

Mubarak. 2001. Analisa Ekonomi Proyek Pembangunan Pelabuhan Penyeberangan Ulee Lheue Banda Aceh (Tesis). Surabaya : ITS Surabaya

PT. ASDP Indonesia Ferry Cabang Utama Lembar. 2006. Tentang Tarif Jasa Pelabuhan Penyeberangan

dan Sewa Fasilitas Pelabuhan

Salim, H.A. Abbas. 1993. Manajemen Transportasi. Jakarta : Penerbit PT. Raja Grafindo Persada Soeharto, Imam. 1999. Manajemen Proyek. Jakarta : Penerbit PT. Erlangga

Umar, Husein. 1997. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta : Penerbit PT. Gramedia Pustaka 0 50.000.000.000 100.000.000.000 150.000.000.000 200.000.000.000 250.000.000.000 300.000.000.000 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 Tahun N il a i M a n fa a t d a n B ia y a Manfaat Biaya

(10)

MK-76 KoNTekS 6 Universitas Trisakti , Jakarta 1-2 November 2012

Gambar

Gambar -1. Kerangka  Penelitian
Gambar -5  Hubungan antara Manfaat dan Biaya  Setelah Tarif Naik 35 %  DAFTAR PUSTAKA

Referensi

Dokumen terkait

(a) orang tersebut tidak akan ditahan, dituntut atau dihukum di Negara Peminta, untuk pelanggaran apapun, atau tidak menjadi pihak dalam perkara perdata apapun,

75,2% artinya variabel promosi dan kualitas pelayanan memberikan pengaruh terhadap minat calon nasabah tabungan Impian iB sebesar 75,2%, sedangkan sisanya 24,8%

• Agent meninggalkan Reservoir, melalui pintu ke luar (portal of exit) • Agent ditransmisikan dengan model tertentu (mode transmisi) agar dapat masuk ke Host melalui pintu

Maksud dan tujuan tulisan ini adalah menyusun suatu analisis sistem struktur yang merupakan sistem portal yang ireguler, atau sistem struktur yang tidak merupakan

Metode persediaan periodik pada umumnya digunakan oleh perusahaan yang harga barangnya relatif rendah namun penjualannya relatif lebih sering. Ketika terjadi pembelian

Dari data tabel 4.7 Untuk sola paket B Terdapat 10 pokok bahasan/sub pokok bahasan atau tema/sub tema yang nilainya masih dibawah 60, nilai terendah pada

Pada Bulan Februari 2014 kelompok-kelompok komoditi memberikan andil/sumbangan deflasi adalah: kelompok Bahan Makanan sebesar -0,51 persen; kelompok Makanan Jadi,