• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Pola Peresepan Antibiotik Pada Resep Rawat Jalan Di Rumah Sakit X Kediri

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Gambaran Pola Peresepan Antibiotik Pada Resep Rawat Jalan Di Rumah Sakit X Kediri"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Gambaran Pola Peresepan Antibiotik Pada Resep Rawat Jalan Di Rumah Sakit X Kediri

Lintang Bismantara G. P.S , Hanugrah Ardya C Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas

Kadiri Jalan Selomangleng No.1 Kota Kediri, Jawa Timur Email: lintangbismantara@unik.ac.id

ABSTRAK

Resistensi antibiotik adalah perubahan kemampuan bakteri hingga menjadi kebal terhadap antibiotik. Berbagai studi menemukan bahwa sekitar 40% - 62% antibiotik digunakan secara tidak tepat antara lain untuk penyakit penyakit yang sebenarnya tidak memerlukan antibotik. Bakteri yang mengalami kekebalan (bakteri resisten) yaitu kondisi dimana bakteri kebal terhadap antibiotik sehingga antibiotik yang awalnya efektif untuk pengobatan infeksi menjadi tidak efektif lagi. Selain berdampak secara klinis, berdampak pula secara ekonomi. Resistensi antibiotik menyebabkan biaya pengobatan lebih tinggi, dan meningkatkan angka kematian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola peresepan antibiotik pada Resep rawat jalan di Rumah Sakit X Kediri. Penelitian ini menggunakan metode observasi, penelitian dilakukan di Unit Pelayanan Farmasi Rawat Jalan RS. X Kediri Data dianalisis meliputi pola peresepan antibiotik yang ada di rumah sakit X Kediri.

Dari keseluruhan total resep yang diperoleh dalam penelitian ini adalah 33.232, resep antibiotik di Rumah Sakit X Kediri yaitu 4.654 resep (14%) dan resep non antibiotik 28.578 resep (86%). Jumlah resep yang mengandung antibiotik tunggal yaitu 3.649 (78%), kombinasi 2 antibiotik 837 (19%) resep, kombinasi 3 antibiotik 177 (2%) resep, kombinasi 4 antibiotik 55 (1%) resep. Kata Kunci : Resep, Antibiotik, Resistensi

(2)

PENDAHULUAN

Resistensi Antibiotik selain berdampak secara klinis, berdampak pula secara ekonomi. Resistensi antibiotik menyebabkan biaya pengobatan lebih tinggi, dan meningkatkan angka kematian. Menurut WHO (2015) data menunjukkan angka kematian akibat resistensi sampai tahun 2014 mencapai 700 ribu pertahun. Resistensi antibiotik adalah perubahan kemampuan bakteri hingga menjadi kebal terhadap antibiotik. Berdasarkan survei yang dilakukan Centers For Disease

Control And Prevention (CDC) pada tahun

2010 di Amerika Serikat, setiap tahun setidaknya 2 juta manusia terkena infeksi bakteri yang resisten terhadap satu atau beberapa jenis antibiotik. Data menunjukkan bahwa sekitar 23.000 orang meninggal setiap tahunnya karena mendapat infeksi bakteri yang telah resisten terhadap antibiotik (CDC, 2010).

Dalam mengendalikan resistensi antibiotik terhadap bakteri adalah dengan penggunaan antibiotik secara rasional. Penggunaan obat rasional termasuk antibiotik menurut WHO adalah Resep mendapatkan pengobatan yang sesuai dengan kebutuhan klinisnya, dalam dosis yang sesuai dan bekerja efektif (Ketut surya, 2014). Berbagai studi menemukan bahwa sekitar 40% - 62% antibiotik digunakan secara tidak tepat antara lain

untuk penyakit penyakit yang sebenarnya tidak memerlukan antibotik (Hadi, 2009). Di Rumah Sakit X Kediri belum dilakukan studi mengenai pola peresepan antibiotik pada Resep rawat jalan sedangkan penggunaan antibiotiknya cukup banyak dengan rata-rata 150 Resep tiap bulan yang mendapatkan terapi antibiotik . Berdasarkan uraian diatas, dalam mewujudkan pelayanan yang efektif dan efisien maka peneliti tertarik untuk mengetahui pola peresepan antibiotik pada Resep rawat jalan di Rumah Sakit X Kediri tahun 2017.

METODE

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif menggunakan metode observasi dengan teknik penggumpulan data menggunakan teknik purposive sampling. Pengambilan data restrospektif dari resep rawat jalan Januari - Desember tahun 2017. Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah pasien yang mendapatkan resep rawat jalan di poliklinik RS. X Kediri. Pasien yang mendapatkan resep rawat jalan yang masuk depo obat BPJS, pasien yang mendapatkan resep rawat jalan di periode bulan Januri – Desember 2018, pasien yang memperoleh resep antibiotik tunggal dan antibiotik kombinasi. Pasien yang mendapatkan resep rawat jalan di poliklinik RS. X Kediri periode Januari – Desember 2018 yang masuk di depo obat umum masuk dalam kriteria eklusi.

(3)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari hasil penelitian yang dilakukan diperoleh data tentang pola peresepan antibiotik pada resep rawat jalan di Rumah Sakit X Kediri periode Januari – Desember 2018.

Gambar 1. Diagram lingkaran persentase peresepan antibiotik di Rumah Sakit X Kediri periode Januari – Desember 2017

Dari keseluruhan total resep yang diperoleh dalam penelitian ini adalah 33.232, total resep antibiotik dalam penelitian ini adalah 14% dan total resep non antibiotik adalah 86%. Resep antibiotik ini tersebar di 17 poliklinik Rumah Sakit X kediri. Peresepan antibiotik bila dilihat dari persentasenya bahwa di rumah sakit X Kediri penggunaan antibiotik tergolong kecil dan itu sesuai dengan Isnaini, 2007 bahwa dari hasil penelitian didapatkan prosentase lembar resep yang mengandung minimal antibiotika terhadap total resep yang masuk di instalasi farmasi Puskesmas Tebet. Penggunaan obat tidak rasional terjadi pada peresepan obat yang berlebih, yaitu

memberikan obat yang sebenarnya tidak diperlukan untuk penyakit tersebut, misalnya pemberian antibiotika pada ISPA non pneumonia yang umumnya penyebab infeksinya oleh virus, peresepan kurang yaitu bila pemberian obat kurang dari yang seharusnya, baik dalam dosis, jumlah maupun lama pemberiaan, yaitu jika memberikan beberapa obat untuk satu indikasi penyakit yang sama, peresepan yang salah. Di Indonesia penggunaan obat tidak rasional terjadi di semua sektor baik publik maupun swasta yang berakibat terjadinya pemborosan biaya obat rutin sebesar 37% - 58% (Thabrany, Hasbullah, 2013). Poli yang paling banyak meresepkan antibiotik yaitu poli bedah. Poli bedah adalah poli yang melayani masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan dalam proses pembedahan, ditangani oleh dokter spesialis bedah yang sudah berpengalaman di bidangnya (permenkes, 2011). Prinsip penggunaan antibiotik di poliklinik rs X Kediri menggunakan antibiotik terapi empiris sesuai dengan permenkes 2011 yang mengatur tentang pedoman umum penggunaan antibiotik. Poliklinik yang tidak meresepkan antibiotik selama periode Januari – Desember 2017 adalah poli psikiatri, karena poli psikiatri hanya bidang medis yang mengkhususkan diri pada kesehatan 14%

86%

Resep Antibiotik Resep Non Antibiotik

(4)

mental mulai dari diagnosis, pengobatan, dan pencegahan. 78% 19% 2% 1% ANTIBIOTIK TUNGGAL ANTIBIOTIK 2 KOMBINASI ANTIBIOTIK 3 KOMBINASI ANTIBIOTIK 4 KOMBINASI

Gambar 2. Diagram lingkaran persentase resep antibiotik tunggal, antibiotik 2 kombinasi dan antibiotik 3 kombinasi

Antibiotik kombinasi adalah pemberian antibiotik lebih dari satu jenis untuk mengatasi infeksi. Tujuan pemberian antibiotik kombinasi adalah Meningkatkan aktivitas antibiotik pada infeksi spesifik (efek sinergis). Memperlambat dan mengurangi risiko timbulnya bakteri resisten (Brunton et al, 2008). Pemakaian antibiotik rasional yaitu pemberian antibiotik yang sesuai dengan diagnosis penyakit dengan pilihan jenis, dosis dan cara pemberian yang tepat, sehingga mencapai sasaran dengan efek seminimal mungkin. Antibiotik harus digunakan secara hati-hati dan penuh kewaspadaan dengan tujuan yang tepat sesuai indikasinya yaitu membunuh atau menghambat pertumbuhan kuman penyebab infeksi. Dalam pemberian antibiotik harus dilakukan evaluasi guna mengehatui kerja dari antibiotik tersebut. Pemilihan antibiotik terdapat suatu sistem

yang dinamakan eskalasi dan de eskalasi, sistem eskalasi adalah sistem pemilihan antibiotik di mana antibiotik ditingkatkan kelas spektrumnya secara bertahap jika respon klinis antibiotik tidak adekuat salah satunya dengan cara mengkombinasikan dengan antibiotik lain, sedangkan sistem de-eskalasi adalah sistem di mana antibiotik dimulai dari spektrum yang paling tinggi kemudian diturunkan secara bertahap jika respon antibiotik sudah adekuat (PPRA RSBK, 2018). Dari keseluruhan antibiotik yang paling banyak diresepkan di rumah sakit X kediri adalah levofloxacin tablet yaitu 821 resep. Jumlah obat antibiotik terbanyak adalah claneksi

tablet yaitu 9002 tablet.

Levofloxacin adalah

obat golongan antibiotik quinolone yang dapat digunakan untuk mengobati infeksi bakteri, seperti infeksi saluran kemih, pneumonia, sinusitis, infeksi kulit, jaringan lunak, dan infeksi prostat (Tjay dan Rahardja, 2015). 0% 5% 10% 15% 20% 25% 30%

Jumlah Resep Obat Antibiotik Levofloxacin

(5)

Gambar 3. Diagram Jumlah Resep Obat Antibiotik Levofloxacin

Escherichia coli merupakan salah

satu bakteri yang menyebabkan infeksi saluran kemih dokter memberikan terapi levofloxacin dikarenakan levofloxacin bekerja membunuh dan mencegah pertumbuhan bakteriLevofloxacin bekerja dengan cara membunuh bakteri dan mencegahnya tumbuh kembali (Tjay dan Rahardja, 2015)

Pada rumah sakit X Kediri penggunan antibiotik adalah dengan terapi empiris, terapi empiris adalah penggunaan antibiotik pada kasus infeksi yang jenis bakteri penyebabnya belum diketahui, di harapkan dengan penggunaan antibiotik pada terapi empiris ini dapat menghambat pertumbuhan bakteri yang diduga menjadi penyebab kasus infeksi. Antibiotika empiris diberikan untuk jangka waktu 48-72 jam. Selanjutnya harus dilakukan evaluasi berdasarkan data mikrobiologis dan kondisi klinis pasien serta data penunjang lainnya.

KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Pola peresepan antibiotik didapatkan jumlah resep antibiotik 14% dan resep non antibiotik 86%.

2. Persentase peresepan obat yang mengandung antibiotik pada resep rawat jalan di Rumah Sakit X Kediri adalah resep antibiotik 14 % dan resep non antibiotik 86%.

3. Jumlah resep yang mengandung antibiotik tunggal dan antibiotik kombinasi pada resep rawat jalan di Rumah Sakit X Kediri yaitu 3649 (78%), kombinasi 2 antibiotik 837 (19%), kombinasi 3 antibiotik 177 (2%), kombinasi 4 antibiotik 55 (1%).

4. Antibiotik yang paling banyak digunakan pada resep rawat jalan di Rumah Sakit X Kediri adalah levofloxacin tablet yaitu 821 (18%). DAFTAR PUSTAKA

Brunton L, et al., Goodman and Gilman (eds) The Pharmacological Basis of Therapeutics, 11th ed. McGraw-Hill Companies, Inc. 2008.p. 1076

Centers for Disease Control and

Prevention, 2010. Get Smart: Know

When Antibiotics Work : CDC.

Hadi U., 2008. Resistensi Antibiotik dalam: Buku Ajara Ilmu Penyakit Dalam Edisi IV Jilid III, Jakarta, 2206:1725-8.

Isnaini, N. (2007). Analisis Utilisasi Resep Antibiotik Pasien Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP) di Puskesmas Tebet Jakarta Selatan Tahun 2005. Jakarta: Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional. 1(6): 268, 273.

(6)

Ketut Surya Negara, 2014. Analisis Implementasi Kebijakan Penggunaan Antibiotika Rasional Untuk Mencegah Resistensi Antibiotika di RSUP Sanglah Denpasar: Studi Kasus Infeksi Methicillin Resistant

Staphylococcus Aureus. Jurnal Arsi:42-50.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 2406. 2011. Pedoman

Umum Penggunaan

Antibiotik.Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

PPRA RSBK , 2018. Panduan Resistensi Umum Resistensi Antibiotik RS X Kediri tahun 2018

Thabrany, Hasbullah, 2005. Pendanaan

Kesehatan dan Alternatif Mobilisasi Dana Kesehatan di Indonesia (edisi 1), PT Raja Grafindo Persada,

Jakarta

Tjay T.H. and Rahardja K., 2015, Obat-Obat Penting Khasiat, Penggunaan dan Efek - Efek Sampingnya, PT Elex Media Komputindo, Jakarta, pp. 523–531.

World Health Organization. 2015.

Antimicrobial Resistancce.

http://www.who.int/mediacentre/fact sheet/fs194/en/. Diakses pada tanggal 15 Desember 2018.

Gambar

Gambar 2.  Diagram lingkaran persentase  resep antibiotik tunggal, antibiotik 2  kombinasi dan antibiotik 3 kombinasi

Referensi

Dokumen terkait

103,90.. Laporan Kinerja Akuntabilitas Instansi Pemerintah 2016 - Ditbinsuslat Berdasarkan data di atas dapat dijelaskan bahwa: Output “Lembaga Kursus yang Tervalidasi”

PELAKSANAAN METODE PRAKTIK PADA PEMBELAJARAN VOKASIONAL OTOMOTIF BIDANG KEAHLIAN MEMBERSIH KAN BUSI DAN GANTI OLI SEPEDA MOTOR BAGI PESERTA DIDIK DIFABEL.. Universitas

Selain itu, tanah dapat didefinisikan lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh & berkembangnya perakaran penopang tegak tumbuhnya tanaman

[r]

Pertumbuhan tertinggi dialami oleh Komponen Net Ekspor Antar Daerah yang tumbuh sebesar 20,81 persen; diikuti Komponen Pengeluaran Konsumsi LNPRT, Pembentukan Modal

Latarbelakang: Keluhan yang disampaikan oleh pasien batu ureter tergantung pada posisi atau letak batu, besar batu, dan penyulit yang telah terjadi. Keluhan

Gedung Rektorat Lantai II Kampus Limau Manis, Padang 25163 Telp./Faks.: 0751-72645, Alamat e-mail: lppm.unand@gmail.com:. Website

Dari hasil analisis hubungan bernilai positif dari variabel pengawasan langsung dan pengawasan tidak langsung terhadap efektivitas kerja maka sudah saatnya pimpinan