• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

29

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Diskripsi Pelaksanaan Pra Siklus

Penelitian ini merupakan suatu bentuk PTK yang dilaksanakan oleh guru, perangkat dari permasalahan praktek faktual di kelas,adanya tindakan yang perlu dilakukan untuk memperbaiki proses pembelajaran di kelas yang bersangkutan. Berdasarkan karakteristik PTK tersebut, penelitian tindakan dilakukan bagi siswa kelas V SD N Binangun 01 Kecamatan Bandar Kabupaten Batang dan bertugas sebagai guru kelas.

Pada penelitian ini perlu kerja sama dengan guru kelas guru kelas VI sebagai teman sejawat. Hal ini dilakukan agar penelitian obyektif dan memperoleh masukan-masukan untuk pertimbangan perbaikan pembelajaran selanjutnya. PTK ini dilakukan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri atas tahapan perencanaan, pelaksanaan tindakan dan observasi, dan refleksi. Hasil nilai belajar pada pra siklus dapat dilihat dalam tabel dan grafik di bawah ini:

Tabel 4.1

Distribusi Skor Tes Matematika pada Pra Siklus

Nilai Frekuensi Persentase (%) Jumlah = N*F Ketuntasan

45 2 10 90 Belum Tuntas 50 1 5 50 Belum Tuntas 55 3 15 165 Belum Tuntas 60 5 25 300 Belum Tuntas 65 - - - - 70 6 30 420 Tuntas 75 2 10 150 Tuntas 80 1 5 80 Tuntas Jumlah 20 100 1255 Rata-rata 62,75

(2)

30

Grafik 4.1

Distribusi Skor Tes Matematika pada Pra siklus

Dari tabel 4.1 dan grafik 4.1 di atas menunjukkan bahwa 11 dari 20 siswa (55%) mengalami ketidaktuntasan belajar, sedangkan sisanya 9 dari 20 siswa (45%) mengalami ketuntasan belajar dari KKM ≥65. Nilai rata-rata kelas pada pra siklus yang ditunjukkan adalah 62,75 diantaranya 9 siswa nilainya di atas rata dan 11 siswa di bawah rata-rata. Dari tabel 4.1 terlihat jelas pada rentang nilai yang menunjukkan bahwa nilai terendah adalah 45 dan nilai tertinggi adalah 80, sehingga dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar 11 dari 20 siswa (55%) belum tuntas dalam belajar. Adapun hasil penelitian ini sebagai berikut: siswa kurang memperhatikan materi pembelajaran, siswa kurang berminat dan tidak tertarik mengikuti pelajaran matematika, siswa tidak terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Ketika guru memulai kegiatan pembelajaran kelas nampak sepi, banyak siswa yang diam dan pasif. Tidak ada komunikasi siswa dengan siswa yang berhubungan dengan pelajaran. Banyak siswa yang salah dalam menjawab pertanyaan dari guru. Siswa kurang berani bertanya ketika ada materi yang belum dipahami. Siswa belum mampu menarik kesimpulan. Siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal latihan, sehingga hasil ulangan siswa masih rendah dengan rata-rata 62,75 dan ketuntasan siswa masih 55%.

0 1 2 3 4 5 6 7 45 50 55 60 65 70 75 80 J u m l a h s i s w a

(3)

31

4.1.2 Deskripsi Pelaksanaan Siklus I

Tindakan pertama dilaksanakan pada hari Selasa, 22 Maret 2012 jam 07.15 sampai 08.25 WIB, tindakan kedua dilaksanakan pada hari Kamis, 24 Maret 2012 dan tindakan ketiga dilaksanakan pada hari Sabtu, 26 Maret 2012 di kelas V SD N Binangun 01 kecamatan Bandar kabupaten Batang. Banyaknya siswa yang mengikuti pembelajaran 20 siswa terdiri dari 7 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan, serta dihadiri satu rekan sejawat sebagai observer. Dalam pelaksanaan tindakan ini guru melaksanakan pembelajaran bangun ruang dengan menggunakan pendekatan kooperatif tipe STAD sesuai rencana pada pembelajaran I sampai pembelajaran III dan diobservasi oleh teman sejawat.

Kegiatan observasi dilaksanakan secara kolaboratif dengan melibatkan guru kelas untuk mengamati tingkah laku dan sikap siswa ketika mengikuti pembelajaran. Aspek-aspek yang dinilai dalam observasi meliputi: pengelolaan kelas, penjelasan materi, pemanfaatan alat peraga. Selain itu ada pula aspek yang diteliti yaitu pelaksanaan STAD, keberanian siswa bertanya, pembuatan rangkuman, dan pelaksanaan evaluasi. Berdasarkan hasil observasi dan data yang diperoleh pada pelaksanaan tindakan siklus 1 RPP I, II dan III dapat diuraikan sebagai berikut.

Dilihat dari proses pembelajaran sampai pelaksanaan evaluasi ada beberapa hal yang belum tepat dan perlu perbaikan pada tindakan berikutnya. Hal tersebut antara lain: belum semua anggota kelompok aktif bekerja sama untuk melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru yaitu mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang melalui pendekatan kooperatif tipe STAD. Dalam menyampaikan konsep materi sifat-sifat bangun ruang menggunakan media konkret perlu diperjelas lagi. Hasil nilai belajar pada siklus 1dapat dilihat dalam tabel dan grafik di bawah ini:

(4)

32

Tabel 4.2

Distribusi Skor Tes Matematika pada Siklus I

Nilai Frekuensi Persentase (%) Jumlah = N*F Ketuntasan

52 2 10 104 Belum Tuntas 63 1 5 63 Belum Tuntas 64 1 5 64 Belum Tuntas 68 2 10 136 Tuntas 69 1 5 69 Tuntas 72 2 10 144 Tuntas 73 1 5 73 Tuntas 76 1 5 76 Tuntas 77 2 10 154 Tuntas 78 3 15 234 Tuntas 84 2 10 168 Tuntas 85 1 5 85 Tuntas 88 1 5 88 Tuntas Jumlah 20 100 1460 Rata-rata 73 Grafik 4.2

Distribusi Skor Tes Matematika Pada Siklus I 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 52 63 64 68 69 72 73 76 77 78 84 85 88 J u m l a h s i s w a

(5)

33

Dari tabel 4.2 dan grafik 4.2 di atas menunjukkan bahwa 4 dari 20 siswa (20%) mengalami ketidaktuntasan belajar, sedangkan sisanya 16 dari 20 siswa (80%) mengalami ketuntasan belajar dari ≥KKM 65. Skor rata-rata kelas pada siklus 1 yang ditunjukkan adalah 73 di antaranya 11 siswa skor di atas rata-rata dan 9 siswa di bawah rata-rata. Dari tabel 4.2 terlihat jelas pada rentang skor yang menunjukkan bahwa skor terendah adalah 52 dan skor tertinggi adalah 80.

Hasil tes formatif yang dilakukan pada akhir pembelajaran dalam siklus 1 RPP III adalah :

a. Jumlah skor yang dicapai siswa dalam satu kelas = 1460 b. Jumlah siswa yang mengikuti tes = 20

c. Skor rata-rata kelas adalah = 73

Jadi skor rata-rata kelas pada tes formatif siklus 1 adalah 73

4.1.3 Deskripsi Pelaksanaan Siklus II

Pemberian tindakan pertama dilaksanakan pada hari Selasa, 24 April 2012 jam 07.15 sampai 08.25 WIB, tindakan kedua dilaksanakan pada hari Kamis, 26 April 2012 dan tindakan ketiga dilaksanakan pada hari Sabtu, 28 April 2012 di kelas V SD Negeri Binangun 01. Banyaknya siswa yang mengikuti pembelajaran 20 siswa terdiri dari 7 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan, serta dihadiri satu rekan sejawat sebagai observer. Dalam pelaksanaan tindakan ini guru melaksanakan pembelajaran bangun ruang dengan menggunakan pendekatan kooperatif tipe STAD sesuai rencana pada pembelajaran I sampai pembelajaran III dan diobservasi oleh teman sejawat.

Kegiatan observasi dilaksanakan secara kolaboratif dengan melibatkan guru kelas untuk mengamati tingkah laku dan sikap siswa ketika mengikuti pembelajaran. Aspek-aspek yang dinilai dalam observasi meliputi: pengelolaan kelas, penjelasan materi, pemanfaatan alat peraga. Selain itu ada pula aspek yang diteliti yaitu pelaksanaan STAD, keberanian siswa bertanya, pembuatan rangkuman, dan pelaksanaan evaluasi.

Berdasarkan hasil observasi dan data yang diperoleh pada pelaksanaan tindakan siklus II Rencana Pembelajaran I, II dan III dapat diuraikan sebagai berikut. Dilihat dari

(6)

34

proses pembelajaran sampai pelaksanaan evaluasi pada pembelajaran siklus ke 2, siswa sudah aktif dalam kelompok, siswa saling bekerjasama dalam kelompok, siswa lebih bersemangat dalam pembelajaran sehingga menjadi lebih efektif dan menyenangkan ketika pembelajaran berlangsung. Dalam menyampaikan konsep materi sifat-sifat bangun ruang menggunakan media konkret perlu diperjelas lagi. Perolehan skor tes matematika pada siklus ke 2 dapat dilihat dalam tabel 4.3dan grafik 4.3 di bawah ini:

Tabel 4.3

Distribusi Skor Tes Matematika pada Siklus 2

Skor Frekuensi Persentase (%) Jumlah = N*F Ketuntasan

50 1 5 50 Belum Tuntas 60 1 5 60 Belum Tuntas 70 7 35 490 Tuntas 80 7 35 560 Tuntas 90 4 20 360 Tuntas Jumlah 20 100 1520 Rata-rata 76 Grafik 4.3

Distribusi Skor Tes Matematika Siklus 2 0 1 2 3 4 5 6 7 8 50 60 70 80 90 J u m l a h s i s w a

(7)

35

Dari tabel 4.3 dan grafik 4.3 di atas menunjukkan bahwa 2 dari 20 siswa (10%) mengalami ketidak tuntasan belajar, sedangkan sisanya 18 dari 20 siswa (90%) mengalami ketuntasan belajar dari ≥KKM 65. Skor rata-rata kelas pada siklus 2 yang ditunjukkan adalah 76 diantaranya 11 siswa skornya di atas rata-rata dan 9 siswa di bawah rata-rata. Dari tabel terlihat jelas pada rentang skor yang menunjukkan bahwa skor terendah adalah 50 dan skor tertinggi adalah 90.

Hasil tes formatif yang dilakukan pada akhir pembelajaran dalam siklus 2 RPP III adalah :

a. Jumlah skor yang dicapai siswa dalam satu kelas = 1520 b. Jumlah siswa yang mengikuti tes = 20

c. Skor rata-rata kelas adalah = 76

Jadi skor rata-rata kelas pada tes formatif siklus ke 2 adalah 76

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan, dapat dinyatakan bahwa pembelajaran matematika dengan kompetensi dasar mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang dan menentukan jaring-jaring berbagai bangun ruang sederhana pada siklus 1 dan siklus 2 dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD N Binangun 01 kecamatan Bandar kabupaten Batang semester 2 tahun pelajaran 2011/2012.

Proses pembelajaran pada pra siklus menunjukkan bahwa siswa belum aktif dan masih bekerja secara individual. Siswa tampak jenuh karena pembelajaran belum bervariasi. Kondisi awal peserta didik yang tuntas belajarnya hanya 9 dari 20 siswa sama dengan 45%. Sedangkan skor rata-rata ulangan harian 62,75.

Pada pembelajaran siklus I terbagi menjadi 4-5 kelompok, tiap kelompok menyelesaikan lembar kerja. Hasil belajar yang didapat oleh masing-masing siswa akan disumbangkan pada kelompok masing-masing. Upaya perbaikan siklus I sudah sesuai dengan rencana,meskipun masih terdapat siswa yang belum tuntas. Berdasarkan hasil

(8)

36

ulangan tes formatif siklus 1, maka ketidak tuntasan siswa pada pembelajaran siklus 1dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD 20% yang disebabkan siswa masih ada yang pasif dalam kelompok, belum memperhatikan penjelasan guru dengan baik, siswa kurang bekerja sama dalam kelompoknya. Selain itu siswa belum terbiasa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, siswa belum memahami langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD. Untuk mengatasi hal tersebut, guru melakukan upaya dengan memberikan pengertian siswa dalam berkelompok dan membantu kelompok yang belum paham.

Pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II, ketuntasan siswa pada pembelajaran siklus 2 dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD sudah mencapai 90% atau ketidak tuntasan siswa hanya 10%. Ketidak tuntasan siswa tersebut disebabkan karena dalam pembelajaran merupakan kebiasaan siswa berpikir pada taraf yang rendah, dan guru selalu memberi tes yang menuntut kemampuan kognitif pengetahuan dan pemahaman saja. Pada pembelajaran siklus 2, siswa sudah aktif dalam kelompok, siswa saling bekerjasama dalam kelompok, siswa lebih bersemangat dalam pembelajaran sehingga menjadi lebih efektif dan menyenangkan ketika pembelajaran berlangsung.

Pada siklus 2kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam mata pelajaran matematika dengan kompetensi dasar mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang dan menentukan jaring-jaring berbagai bangun ruang sederhana telah berpengaruh besar dan positif terhadap hasil belajar siswa. Hal tersebut dapat dilihat pada pelaksanaan perbaikan siklus 1 dan siklus 2.

Ketuntasan hasil belajar dianalisis menggunakan analisis deskriptif komparatif, yaitu dengan membandingkan skor tes antar siklus maupun dengan indikator kinerja. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang hasil belajar yang dicapai siswa dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel dan grafik berikut:

(9)

37

Tabel 4.4

Perbandingan Persentase Ketuntasan Belajar Matematika Pada Pra Siklus, Siklus I, Siklus II

Ketuntasan Pra Siklus Siklus I Siklus II

Tuntas ≥ 65 45% 80% 90%

Tidak Tuntas ≤ 65 55% 20% 10%

Grafik 4.4

Persentase Ketuntasan Belajar Matematika Pada Pra Siklus, Siklus I, Siklus II

Dari tabel dan grafik di atas, dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan skor hasil belajar siswa pada masing-masing siklus dan indikator kinerja tercapai. Hal ini dapat diartikan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi bangun ruang dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas V SD N Binangun 01 kecamatan Bandar kabupaten Batang semester 2 tahun pelajaran 2011/2012.

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

Pra Siklus Siklus I Siklus II Tidak tuntas Tuntas

Referensi

Dokumen terkait

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya dengan judul ”SISTEM PENJADWALAN PRAKTIKUM MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA (STUDI KASUS : TEKNIK INFORMATIKA S-1

Berdasarkan analisis di atas, peneliti menyarankan peluang yang dapat dimanfaatkan oleh Koperasi Cipta Usaha Mandiri dari Aspek Hubungan Masyarakat yaitu dengan melakukan

Kompleksitas tugas berkaitan erat dengan kualitas audit. Kompleksitas tugas adalah persepsi auditor tentang kesulitan suatu tugas yang disebabkan oleh terbatasnya

Sektor perikanan merupakan suatu komoditas yang bernilai bagi suatu negara, mengingat konsumsi ikan di merupakan suatu komoditas yang bernilai bagi suatu negara,

Pada umumnya dialami anak-anak kecil usia balita (18–24 bulan) dialami anak- anak yang berasal dari keluarga harmonis, hangat dan akrab yang amat dekat hubungannya dengan

Masyarakat Samberembe berharap Komisi IV DPR RI dan Pemerintah dapat mendukung teknik penanaman jajar legowo mina padi Sleman dapat menjadi rujukan dan dikembangkan

Sistem Informasi Laboratorium Klinik Keperawatan merupakan bagian dari sistem yang ada di institusi pendidikan keperawatan, dimana dalam pembuatan aplikasi sistem

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13, Bidang Pemberdayaan Sosial dan Penanganan Fakir Miskin mempunyai fungsi :a. penyusunan kebijakan teknis