• Tidak ada hasil yang ditemukan

Membangun Sinergi antar Perguruan Tinggi dan Industri Pertanian dalam Rangka Implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Membangun Sinergi antar Perguruan Tinggi dan Industri Pertanian dalam Rangka Implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Seminar Nasional dalam Rangka Dies Natalis ke-45 UNS Tahun 2021

“Membangun Sinergi antar Perguruan Tinggi dan Industri Pertanian dalam

Rangka Implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka”

[Pengelolaan Ekowisata di Tengah Pandemi COVID-19] : Review

Yuliana

Departemen Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar, Bali

Abstrak

Pandemi COVID-19 telah mengubah seluruh segi kehidupan masyarakat. Pengelolaan ekowisata harus beradaptasi seiring dengan kondisi pandemi COVID-19. Hal yang harus diperhatikan adalah bagaimana cara mengelola ekowisata supaya tetap sesuai dengan protokol kesehatan. Tujuan tulisan ini adalah mengetahui strategi mitigasi yang tepat untuk dilaksanakan dalam beradaptasi mengatasi pandemi COVID-19 bagi kawasan ekowisata. Metode yang digunakan adalah mencari literatur yang sesuai melalui Science Direct dan Google Scholar. Kata kunci yang digunakan adalah COVID-19, ekowisata, pengelolaan. Setelah diskrining berdasarkan judul, abstrak, dan isi teks, maka didapatkan 10 artikel berupa 8 jurnal, 1 prosiding, dan 1 web page. Artikel dipilih berdasarkan kesesuaian dengan isi topik paper ini. Hasil studi literatur menunjukkan bahwa strategi adaptasi yang direkomendasikan adalah secara fisik, ekonomi, dan sosial. Strategi secara fisik artinya kondisi ekowisata harus dibenahi dengan memperbanyak sarana air bersih, toilet, sabun, dan hand sanitizer. Strategi ekonomi berupa memperbanyak dukungan dana dari pemerintah untuk menata kembali kawasan ekowisata dan berusaha memperbanyak iklan daring berupa video yang menarik. Strategi sosial artinya mensosialisasikan perubahan yang baik dari kondisi ekowisata kepada masyarakat serta menerapkan protokol kesehatan bagi masyarakat sekitar supaya menurunkan risiko penularan COVID-19.

Kata kunci: COVID-19, ekowisata, pengelolaan

Pendahuluan

Pandemi COVID-19 telah mengubah seluruh segi kehidupan masyarakat. Ekowisata juga terkena dampak. Kunjungan wisatawan di daerah ekowisata berkurang drastis. Bahkan wisatawan dari mancanegara banyak yang membatalkan tiket pesawat karena COVID-19. Penurunan ini lebih dari 60% berdasarkan barometer turisme dunia dibandingkan dengan tahun 2019. Terjadi pemutusan kerja dan penutupan usaha turisme besar-besaran. Usaha yang terdampak adalah restoran, hotel, transportasi, tempat wisata maupun biro perjalanan (Dewi, 2020).

(2)

The United Nations World Tourism Organization (UNWTO) menyatakan bahwa usaha

pariwisata ini menyumbang 10% pendapatan total sedunia. Jadi, jika bisnis pariwisata terdampak, maka efeknya akan besar sekali. Pembukaan kembali tempat wisata tentunya memerlukan anggaran yang cukup besar, terutama di bidang protokol kesehatan. Usaha yang perlu ditingkatkan adalah pemasaran dan promosi supaya ekowisata kembali ramai seperti sediakala (Fletcher et al., 2020). Pemasaran juga bisa dilakukan lewat promosi melalui tayangan video online (Karlina et al., 2021).

Ada beberapa perubahan akibat COVID-19 terhadap masyarakat dan ekosistem di sekitar tempat ekowisata. Jika sebelum ekowisata dibangun, mata pencaharian masyarakat sebagai petani ataupun pengrajin, maka mereka dapat beralih profesi menjadi pedagang, tukang parkir, ataupun pengelola taman wisata setelah ekowisata dibuka (Syahroni, 2016). Dengan adanya masa pandemi, karena kawasan ekowisata wisata sepi, sebaliknya masyarakat dapat balik beralih ke profesi semula sebagai petani atau pengrajin. Kegiatan beralih menjadi bercocok tanam, menjual hasil bumi, dan update web (Dewi, 2020).

Masyarakat yang awalnya bekerja di sektor pariwisata terutama ekowisata, terpaksa kembali ke mata pencaharian sebelumnya karena adanya pandemi COVID-19. Mereka kembali bertani dan bercocok tanam. Namun, kadang mereka mengeksploitasi alam secara berlebihan karena desakan ekonomi. Misalnya penebangan hutan secara besar-besaran untuk mencari kayu yang bisa dijual (forest logging). Di daerah pantai, bahkan mereka melalukan poaching ataupun wildlife trafficking. Oleh karena itu, ekowisata lokal/domestik digalakkan dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan supaya ekosistem alam tetap terjaga (Cherkaoui et al., 2020). Fungsi ekowisata sebagai konservasi dan rehabilitasi lingkungan harus diutamakan. Jadi walaupun masyarakat terpaksa harus kembali ke profesi sebelumnya karena ekowisata sedang sepi turis, namun tidak boleh sampai mengeksploitasi alam secara besar-besaran (Wahyuni et

al., 2015).

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengambil beberapa langkah penting untuk meningkatkan pariwisata. Berdasarkan Surat Edaran Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nomor 2 Tahun 2020 tentang Tindak Lanjut Imbauan Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease (COVID-19) disingkat SE Menparekraf 2/2020, maka ditujukan kepada dinas yang membidangi sektor pariwisata supaya melaporkan perkembangan pelaksanaan antisipasi dan penanganan dampak penularan kepada Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di daerah. Langkah yang lain adalah dinas pariwisata pada level provinsi memantau dan melaporkan perekmbangan daerah melalui Ketua Manajemen Krisis Kepariwisataan, mengadakan sosialisasi standar operasional prosedur

(3)

berjalannya bisnis sesuai dengan protokol kesehatan, dan mendukung pembelian catering dari hotel dan restoran yang terdampak (Oktavira, 2021).

Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana cara mengelola ekowisata supaya tetap sesuai dengan protokol kesehatan. Hal ini penting untuk dilaksanakan dalam beradaptasi mengatasi pandemi COVID-19 bagi kawasan ekowisata.

Metodologi

Tulisan ini merupakan tinjauan pustaka. Literatur diperoleh dari Google Scholar dan Science Direct. Kata kunci yang digunakan adalah COVID-19, ekowisata, pengelolaan. Setelah diskrining berdasarkan judul, abstrak, dan isi teks, maka didapatkan 10 artikel, di antaranya 8 jurnal, 1 web page, dan 1 prosiding. Artikel dipilih berdasarkan kesesuaian dengan isi topik paper ini dan diutamakan yang membahas mengenai keadaan ekowisata di Indonesia. Artikel belum ada yang terindeks Scopus, namun beberapa sudah terindeks SINTA.

Hasil dan Pembahasan

Ekowisata adalah suatu program wisata yang dilakukan oleh komunitas tradisional (Wiranatha, 2015). Menurut Wiranatha, ekowisata merupakan bentuk alternatif wisata yang akhir-akhir ini dilakukan untuk tujuan ekonomi dan konservasi alam (Wiranatha, 2015). Ekowisata dapat menjadi sarana untuk belajar dan melestarikan alam. Kegiatan ini akan meningkatkan pendapatan masyarakat lokal (Sitorus et al., 2017). Ekowisata dalam bahasa Inggris disebut dengan istilah ecotourism. Ekowisata memiliki tiga fokus utama yaitu ekologi/keberlangsungan alam, edukasi, dan sustainabilitas (Karlina et al., 2021).

Ekowisata melibatkan interaksi antara pengunjung/wisatawan, pengusaha, dan masyarakat lokal. Ekowisata ini harus terus disesuaikan pada perubahan eksternal berdasarkan kondisi sosial, ekonomi, dan ekologi. Pemerintah dan pengusaha merupakan katalis supaya ekowisata bisa lebih berkembang (Singgalen et al., 2019).

Membuka kawasan ekowisata memiliki keuntungan material dan non material. Keuntungan material berupa meningkatnya pendapatan masyarakat setempat. Keuntungan non material adalah terjaganya kawasan hutan maupun alam setempat (ekosistem) yang dijadikan obyek ekowisata (Dewi, 2020; Syahroni, 2016).

(4)

Perubahan karena kondisi COVID-19 terhadap ekosistem adalah lingkungan yang lebih bersih dan bebas polusi. Jumlah penduduk berkurang sekitar 2% karena warga terinfeksi COVID-19. Aspek ekonomi yang paling mengalami dampak adalah hilangnya pekerjaan di bidang pariwisata membuat warga harus beralih profesi. Kebudayaan dan kehidupan sosial menjadi lebih mengutamakan kebersihan, kesehatan, dan keamanan (Dewi, 2020).

Ekowisata dapat menjadi trend karena beberapa hal berikut (Dewi, 2020): kunjungan ke tempat ekowisata meningkatkan pengetahuan, ekowisata bisa digemari oleh semua kalangan umur, ada perubahan pola liburan, kualitas pelayanan yang baik, serta komunikasi dan informasi. Pilihan objek wisata, rasa aman, keamanan, kebersihan, globalisasi ekonomi serta kondisi lingkungan juga menjadi alasan ekowisata lebih digemari (Dewi, 2020).

Pandemi COVID-19 merupakan suatu kesempatan khusus untuk refleksi kebijakan ekowisata yang sesuai. Beberapa hal yang direkomendasikan adalah membuat rencana baru yang lebih sesuai dengan protokol kesehatan, meningkatkan ekowisata di daerah pedalaman demi pertumbuhan sosial ekonomi mereka, memberikan dana pengelolaan sehingga mereka mau menghindari eksploitasi alam, dan meningkatkan klasifikasi area baru yang diproteksi supaya tetap terlindungi. Langkah lain adalah memberlakukan aturan green tax (pajak lingkungan) bagi pengusaha transportasi, akomodasi, dan katering (Cherkaoui et al., 2020).

Adaptasi dalam membangun kawasan ekowisata artinya memerlukan resiliensi untuk bisa mengatasi masalah (Dewi, 2020). Misalnya pada saat pandemi COVID-19, maka harus disediakan lebih banyak tempat cuci tangan, sabun, hand sanitizer, maupun tisu untuk lap. Jika pada umumnya hanya menyediakan tempat berjualan makanan, maka sekarang keperluan protokol kesehatan seperti hand sanitizer, face shield, ataupun masker juga harus disediakan. Toilet harus diupayakan lebih sering dibersihkan dengan sarana air bersih yang memadai. Adaptasi secara spesifik di lingkungan ekowisata adalah memastikan kebersihan kawasan ekowisata, kesehatan para pengelola ekowisata, serta penduduk sekitar (Dewi, 2020).

Kondisi sosial masyarakat sekitar ekowisata juga akan mengalami perubahan. Dengan adanya pandemi COVID-19, maka masyarakat diwajibkan lebih menaati protokol kesehatan. Hal ini untuk mencegah penularan infeksi jika ada wisatawan yang datang berkunjung.

Kesimpulan dan Saran

Pengelolaan ekowisata selama masa pandemi COVID-19 tetap harus memperhatikan protokol kesehatan. Strategi yang digunakan adalah menyediakan lebih banyak tempat cuci tangan, sabun, hand sanitizer, maupun tisu untuk lap. Toilet harus diupayakan lebih sering

(5)

dibersihkan dengan sarana air bersih yang memadai. Resiliensi dan adaptasi masyarakat perlu ditingkatkan untuk menghadapi kondisi pandemi COVID-19 ini. Promosi tempat ekowisata bisa dilakukan melalui tayangan video online yang menunjukkan berbagai kelengkapan protokol kesehatan sehingga masyarakat percaya akan kebersihan tempat itu dan mau berkunjung.

Daftar pustaka

Cherkaoui, S. I., Boukherouk, M., Tarik, L., Aghzar, A., and El Youssfi, L. (2020). Conservation Amid COVID-19 Pandemic : Ecotourism Collapse Threatens Communities and Wildlife in Morocco Conservation Amid COVID-19 Pandemic : Ecotourism Collapse Threatens Communities and Wildlife in Morocco. E3S Web of Conferences, 183, 1–8. Dewi, L. (2020). Resilience Ecotourism in Papua Amid Covid 19 Pandemic. E-Journal of

Tourism, 7(2), 250–264.

Fletcher, R., Massarella, Ka., Buscher, B., and Koot, S. (2020). Ecotourism and conservation under COVID-19 and beyond. Atlas Tourism and Leisure Review, 2, 42–50.

Karlina, N., Muhafidin, D., Susanti, E., dan Padjadjaran, U. (2021). Penerapan Protokol COVID-19 dalam Pandemi. Sawala: Jurnal Pengabdian Masyarakat Pembangunan

Sosial, Desa Dan Masyarakat, 2(1), 28–36.

Oktavira, B. A. (2021). Langkah Pemerintah Atasi Dampak COVID-19 pada Sektor

Pariwisata. Hukum Online.

https://hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt5e8ef4a40a0ac/langkah-pemerintah-atasi-dampak- covid-19-pada-sektor-pariwisata/

Singgalen, Y. A., Sasongko, G., & Wiloso, P. G. (2019). Efforts to Achieve Environmental Sustainability through Ecotourism. Journal of Indonesian Tourism and Development

Studies, 7(2), 111–119.

Sitorus, Y. L. M., Rosyidie, A., & Suhirman. (2017). Challenges in Developing Ecotourism in The Region of Lake Sentani Papua challenges in Developing Ecotourism in The Region of Lake Sentani Papua. E-Journal of Tourism, 4(1), 28–38.

Syahroni, A. (2016). Dinamika Adaptif Masyarakat Wonorejo Terkait Ekowisata Mangrove Wonorejo Kelurahan Wonorejo, Kecamatan Rungkut, Kota Surabaya. AntroUnairdotNet,

V(3), 387–410.

Wahyuni, S., Sulardiono, B., dan Boedi, H. (2015). Strategi Pengembangan Ekowisata Mangrove Wonorejo Kecamatan Rungkut Surabaya. Diponegoro Journal of Maquares

Management of Aquatic Resources, 4(4), 66–70.

Wiranatha, A. S. (2015). Sustainable Development Strategy For Ecotourism at Tangkahan , North Sumatera. E-Journal of Tourism, 2(1), 1–8.

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan malaikat lebih utama daripada lainnya dalam hal ini, baik karena mereka itu mengetahui bahwa Allah adalah Dzat Yang tiada Tuhan selain Dia, dan

Hal ini dapat dilihat apakah dalam pelaksanaannya sistem dan fasilitas parkir yang sudah tersedia dapat memenuhi kebutuhan atau menampung jumlah kendaraan yang akan menggunakan

(1) Apabila DPRD sampai batas waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 ayat (1) tidak mengambil keputusan bersama dengan Bupati terhadap rancangan peraturan daerah

Jika dibandingkan dengan hasil regresi yang menyatakan bahwa UMR memiliki hubungan signifikan positif, hal ini dapat disebabkan karena Indonesia merupakan negara

Hasil dari penelitian ini yaitu membangun suatu sistem aplikasi Shipbroker berbasis web pada PT Samudera Perdana Transpotama, dengan adanya sistem ini user

a. Memahami dan mentaati peraturan Universitas, Sekolah Pascasarjana atau Fakultas, dan Program Studi serta berbagai persyaratan selama masa studi. Mahasiswa memiliki

Penelitian, pengembangan dan perakitan inovasi teknologi dan model usahatani lahan rawa pada tahun 2015 hingga 2019 terdiri atas 7 sub program prioritas, yaitu:

Asesmen skema sertifikasi jabatan Desainer Grafis Muda (Junior Graphic Designer) direncanakan dan disusun untuk menjamin bahwa verifikasi persyaratan skema sertifikasi